the spiderwick chronicles 3-rahasia-lucinda

Upload: sri-wahyuni

Post on 06-Jul-2018

317 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    1/39

    The Spiderwick Chronicles: LUCINDA'S SECRET

    Copyright 2003

    by Tony DiTerlizzi and Holly Black

    Published by arrangement with Simon & Schuster Books for "young

    Readers, an imprint of Simon & Schuster Children's Publishing Division

    All rights reserved.

    The Spiderwick Chronicles: RAHASIA LUCINDA

    Alih bahasa: Donna Widjajanto

    GM 106 04.010 Hak cipta terjemahan Indonesia: PT Gramedia Pustaka

    Utama Jl. Palmerah Barat 33-37 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama

    kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota KAPI, Jakarta,

    Oktober 2004

    Cetakan kedua: Februari 2008

    136 him.; ilustrasi; 18 cmISBN-10: 979 - 22 -1073 - 3 1SBN-13: 978 - 979 - 22 -1073 - 6

    Dicetak oleh Percetakan Ikrar Mandiriabadi, Jakarta

    Isi di luar tanggung jawab percetakan

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    2/39

    Untuk nenekku, Melvina, yang mengatakan aku seharusnya menulis buku

    seperti ini

    dan kepada siapa kukatakan aku takkan melakukannya

    -H.B.

    Untuk Arthur Rackham, semoga kau terus memberi inspirasi kepada

    orang lain seperti yang kaulakukan kepadaku

    -T.D.

    Daftar Ilustrasi Sehalaman Penuh

    Surat dari Holly Black

    Surat dari Anak-Anak Keluarga GracePeta Spiderwick Estate

    Bab Satu: KETIKA Banyak Hal Diputar-Balik

    Bab Dua: KETIKA Banyak Orang Gila

    Bab Tiga: KETIKA

    Kisah-Kisah Diceritakan dan Pencuri Ditemukan

    Bab Empat: KETIKA

    Anak-Anak Keluarga Grace Mencari Teman 61 Bab Lima: KETIKA

    Banyak Teka-Teki dan Sedikit Jawaban 81Bab Enam: KETIKA

    Jared Mewujudkan Ramalan si Phooka 97

    Bab Tujuh: KETIKA

    Jared Akhirnya Senang Punya Saudara Kembar 115 Tentang Tony

    DiTerlizzi dan Holly Black 128

    Peta Spiderwick Estate dan Daerah Sekitarnya. 12

    Pltar-baliklah. 16

    Air itu ditembus cahaya. 20"Kita butuh Panduan Lapangan." 26

    Lebih mirip istana daripada rumah sakit jiwa. 30

    "Katakan padaku, apa yang terjadi." 42

    "Kemarilah, sayangku." 44

    Makhluk-makhluk seukuran buah walnut. 52

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    3/39

    "Kau tidak akan memakannya, kan?" 56

    Mereka masuk perpustakaan Arthur. 60

    Byron tidur. 69

    Dia bahkan tidak tampak baik. 73

    Anak-anak lelaki berjongkok. 76

    Angin musim panas bertiup di bukit. 80

    "Kebanyakan tidak bisa datang sejauh ini." 88

    Mereka berhenti di padang. 94

    Tiga makhluk muncul. 96

    Seluruh tubuhnya mulai gemetar. 104

    Gambar buatan Jared Grace. 113

    "Jared, tolong!" teriak Jared. 114Mereka berbalik dan memandanginya. 118

    Dia mendengar suara tawa. 122

    Bab Satu

    KETIKA Banyak Hal Diputar-balik

    JARED GRACE membalik kaus merahnya, dan mengenakannya terbalik.Dia berusaha melakukan hal yang sama dengan jinsnya, tapi ternyata

    sangat sulit. Panduan Lapangan Arthur Spiderwick bagi Dunia Fantastis

    di Sekitarmu tergeletak di atas bantalnya, terbuka pada halaman

    tentang alat-alat pertahanan diri. Jared telah membaca buku itu dengan

    teliti, tapi tidak yakin apakah pertahanan diri itu bisa banyak

    membantu.

    Sejak pagi ketika anak-anak keluarga Grace pulang bersama si griffin,

    Thimbletackselalu berbuat jahil pada Jared. Dia sering bisa mendengar si brownie di

    dalam dinding. Sekali-sekali Jared sempat melihatnya. Tapi sering kali,

    Jared hanya menjadi korban keisengan baru si brownie. Sejauh ini bulu

    matanya dicukur, sepatunya diisi lumpur, dan sesuatu telah mengencingi

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    4/39

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    5/39

    "Apa itu?" tanya Jared sambil menatap daging itu.

    "Untuk Byron," kata Simon, menjatuhkan onggokan daging itu ke

    mangkuk besar dan menambahkan corn flakes. "Kondisinya pasti

    membaik. Dia selalu lapar."

    Jared nyengir. Orang lain pasti takut pada griffin selalu lapar yang

    sedang menyembuhkan diri di rumah kereta mereka. Tapi Simon tidak.

    "Ayo," kata Mallory. "Minum."

    Jared minum seteguk dan tersedak. Cairan itu membakar mulutnya dan

    dia meludahkan setengahnya ke lantai. Sisanya meluncur ke

    tenggorokannya, panas seperti api.

    "Kalian gila, ya?" jeritnya sambil terbatuk-batuk. "Apa itu?"

    "Air dari keran," kata Mallory. "Semuanya terasa seperti itu.""Lalu mengapa kalian menyuruhku meminumnya?" tanya Jared.

    Mallory bersedekap. "Menurutmu mengapa semua ini terjadi?"

    "Apa maksudmu?" tanya Jared.

    "Maksudku hal-hal aneh mulai terjadi saat kita menemukan buku itu, dan

    tidak akan berakhir sampai kita membuangnya."

    "Hal-hal aneh sudah terjadi sebelum kita menemukannya!" Jared

    keberatan.

    "Masa bodoh," kata Mallory. "Para goblin menginginkan PanduanLapangan. Kurasa kita seharusnya memberikannya pada mereka."

    Dapur sunyi beberapa saat. Akhirnya Jared berhasil berbisik tak

    percaya, "Apa?"

    "Kita harus membuang buku bodoh itu," ulang Mallory, "sebelum ada

     yang terluka- atau bahkan sesuatu yang lebih buruk terjadi."

    "Kita kan belum tahu airnya kenapa." Jared melirik wastafel, kemarahan

    serasa membakar perutnya.

    "Memangnya siapa yang peduli?" kata Mallory. "Ingat apa yangdikatakan Thimble-tack pada kita? Panduan Lapangan Arthur terlalu

    berbahaya!"

    Jared tidak ingin memikirkan Thimbletack. "Kita membutuhkan buku

    Panduan Lapangan ini," katanya. "Kita tidak akan tahu ada brownie dalam

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    6/39

    rumah ini kalau bukan karena buku ini. Kita tidak akan tahu tentang

    troll, goblin, atau yang lain-lain."

    "Dan mereka tidak akan tahu tentang kita," kata Mallory.

    "Buku ini milikku," kata Jared.

    "Jangan begitu egois!" bentak Mallory.

    Jared mengertakkan rahangnya. Bagaimana bisa kakaknya menyebutnya

    egois? Mallory hanya terlalu takut untuk menyimpan buku itu. "Aku yang

    memutuskan apa yang akan terjadi pada buku ini, titik!"

    "Titik, enak saja!" Mallory maju selangkah mendekati adiknya. "Kalau

    bukan karena aku, kau sudah mati!"

    "Memangnya kenapa?" kata Jared. "Kalau bukan karena aku, kau juga

    sudah mati!"Mallory menarik napas panjang. Jared nyaris bisa membayangkan uap

    keluar dari hidung kakaknya. "Tepat sekali. Kita semua bisa mati karena

    buku itu."

    Mereka bertiga menatap "buku itu" yang berada dalam genggaman

    tangan kiri Jared. Jared berpaling pada Simon dengan marah. "Kau juga

    setuju dengan pendapat Mallory?"

    Simon mengangkat bahu dengan sikap kaku. "Panduan Lapangan

    membantu kita mencari tahu tentang Thimbletack dan tentangbatu yang membantu kita melihat makhluk-makhluk seperti peri."

    Jared tersenyum penuh kemenangan.

    "Tapi," lanjut Simon dan senyum Jared lenyap, "bagaimana kalau ada

    lebih banyak goblin di luar sana? Aku tak tahu apakah kita bisa melawan

    mereka. Bagaimana kalau mereka masuk rumah? Atau menangkap Mom?"

    Jared menggeleng. Kalau Mallory dan Simon menghancurkan Panduan

    Lapangan, semua yang sudah mereka lakukan menjadi sia-sia! "Bagaimana

    kalau kita mengembalikan Panduan Lapangan tapi mereka tetapmengejar kita?"

    "Kenapa mereka melakukan itu?" tanya Mallory.

    "Kita tetap tahu tentang keberadaan buku itu," kata Jared. "Dan kita

    tetap tahu bahwa makhluk-makhluk sejenis peri itu benar-benar ada.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    7/39

    Mereka bisa saja berpikir kita akan membuat buku Panduan Lapangan

     yang baru."

    "Aku akan memastikan kau tidak membuatnya," kata Mallory.

    Jared berpaling pada Simon, yang sedang mengaduk potongan daging

    dan sereal dengan sendok kayu. "Dan bagaimana dengan si griffin? Para

    goblin menginginkan Byron, kan? Apakah kita akan mengembalikannya

     juga?"

    "Tidak," kata Simon, memandang ke halaman di balik gorden tua. "Kita

    belum bisa melepaskan Byron. Kondisinya belum pulih benar."

    "Tidak ada yang mencari Byron," kata Mallory. "Ini tidak sama."

    Jared berusaha memikirkan cara untuk meyakinkan saudara-saudaranya,

    sesuatu yang akan membuktikan bahwa mereka membutuhkan PanduanLapangan. Dia tidak lebih mengerti tentang makhluk-makhluk sebangsa

    peri daripada Simon atau Mallory. Dia bahkan tidak tahu mengapa

    makhluk-makhluk itu menginginkan buku ini saat satu-satunya

    hal dalam Panduan Lapangan tersebut adalah tentang diri mereka.

    Apakah para peri hanya tidak ingin manusia membacanya? Satu-satunya

    orang yang tahu jawabannya adalah Arthur dan dia sudah lama

    meninggal. Jared tersentak saat memikirkan itu.

    "Ada seseorang yang bisa kita tanyai- seseorang yang mungkin benar-benar tahu apa yang harus dilakukan," kata Jared.

    "Siapa?" tanya Simon dan Mallory bersamaan.

    Jared menang. Buku itu aman-paling tidak untuk sekarang.

    Dia menyeringai. "Bibi Lucinda."

    Bab Dua

    KETIKA Banyak Orang Gila

    KALIAN manis sekali mau mengunjungi bibi kalian," kata Mom,

    tersenyum lewat kaca spion kepada Jared dan Simon. "Aku tahu dia

    akan menyukai kue-kue yang kalian buat."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    8/39

    Di luar jendela mobil, pepohonan berlalu, daun-daunnya kuning dan

    merah di antara cabang-cabang yang gundul.

    "Mereka tidak membuat kue-kue itu," kata Mallory. "Mereka hanya

    mengatur adonan beku di atas loyang."

    Jared menendang bagian belakang tempat duduknya, keras.

    "Hei," kata Mallory, berbalik dan berusaha meraih adiknya. Jared dan

    Simon menyeringai. Kakak mereka takkan bisa meraih mereka saat

    memakai sabuk pengaman.

    "Well, itu lebih berarti daripada yang sudah kaulakukan," kata ibu

    mereka. "Kau masih dihukum, nona muda. Kalian bertiga masih dihukum

    seminggu lagi."

    "Aku kan latihan anggar," kata Mallory sambil mengenyakkan diri ditempat duduknya dan memutar bola matanya. Jared tidak yakin, tapi

    sepertinya ada yang aneh karena telinga kakaknya memerah saat bicara

    tadi.

    Tanpa sadar Jared menyentuh ranselnya, merasakan bagian luar

    Panduan Lapangan di dalamnya, aman, terbungkus handuk. Selama dia

    membawa buku itu ke mana pun dia pergi, tidak mungkin Mallory

    menyingkirkannya dan tidak mungkin para makhluk aneh mengambilnya.

    Lagi pula, mungkin BibiLucinda tahu sesuatu tentang Panduan Lapangan. Mungkin dialah yang

    menyembunyikan buku itu dalam bagian dasar palsu peti untuk

    ditemukan Jared. Kalau memang begitu, mungkin Bibi Lucy bisa

    meyakinkan Mallory dan Simon bahwa buku itu cukup penting untuk

    disimpan.

    Rumah sakit tempat bibi mereka tinggal sangat besar. Bangunan itu

    lebih mirip istana daripada rumah sakit jiwa, dengan dinding-dinding

    bata merah kokoh, lusinan jendela, dan lapangan rumput yangterpangkas rapi. Jalan batu putih yang lebar berpagar bunga krisan

    merah karat dan kuning emas menuju jalan masuk batu. Paling tidak

    sepuluh cerobong asap menjulang dari atap yang hitam.

    "Wow, tempat ini tampak lebih tua daripada rumah kita," kata Simon.

    "Lebih tua," kata Mallory, "tapi kalah menyeramkan."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    9/39

    "Mallory!" kata ibu mereka memperingatkan.

    Kerikil bergemeretuk di bawah ban mobil saat mereka memasuki

    lapangan parkir. Ibu mereka memilih tempat di sebelah mobil tua

    berwarna hijau dan mematikan mesin.

    "Apakah Bibi Lucy tahu kita akan datang?" tanya Simon.

    "Aku sudah menelepon," kata Mrs. Grace,

    membuka pintu mobil dan meraih tasnya. "Tapi aku tidak tabu seberapa

    banyak yang mereka katakan padanya, jadi jangan kecewa kalau Bibi

    Lucy tidak sedang menunggu-nunggu kita."

    "Aku berani bertaruh kita orang pertama yang mengunjunginya setelah

     jangka waktu lama," kata Jared.

    Ibunya menatapnya sambil melotot. "Pertama-tama, itu bukan hal yangbaik untuk dikatakan, dan kedua, kenapa kau mengenakan kausmu

    terbalik?"

    Jared menunduk dan mengangkat bahu.

    "Grandma mengunjunginya, ya kan?" tanya Mallory.

    Ibu mereka mengangguk. "Dia datang berkunjung, tapi selalu be rat

    baginya. Lucy lebih seperti kakaknya sendiri daripada sepupu. Kemudian

    saat dia

    mulai... mengalami kemunduran... Grandma-lah yang harus mengurussegalanya."

    Jared ingin bertanya apa artinya itu, tapi sesuatu membuatnya ragu-

    ragu.

    Mereka berjalan melalui pintu kayu walnut lebar institusi itu. Ada meja

    di ruang depan, tempat pria berseragam duduk di baliknya, membaca

    koran. Dia mendongak menatap mereka dan meraih telepon warna

    kuning.

    "Tolong isi ini." Dia mengangguk ke arah buku yang terbuka. "Kalian akanmenengok

    siapa?"

    "Lucinda Spiderwick." Ibu mereka membungkuk di atas meja dan

    menuliskan nama-nama mereka.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    10/39

    Saat mendengar nama Bibi Lucy, pria itu mengerutkan dahi. Saat itu

    Jared langsung merasa dia sama sekali tidak menyukainya.

    Dalam beberapa menit seorang perawat berkaus merah muda polkadot

    muncul. Dia mengantar mereka melalui lorong-lorong putih berliku-liku

     yang pengap dan agak

    beraroma zat antiseptik. Mereka melewati kamar-kamar kosong tempat

    televisi berkedip-kedip, dan entah di mana di dekat mereka terdengar

    tawa geli. Jared mulai memikirkan rumah sakit jiwa dalam film-film dan

    membayangkan orang-orang dengan mata nanar dalam jaket pengaman,

    menggigiti ikatan mereka. Dia mengintip melalui jendela pintu-pintu yang

    mereka lewati.

    Dalam satu kamar, seorang pemuda mengenakan jubah mandi sedangtertawa melihat buku yang terbalik, sementara dalam kamar lain

    seorang wanita sedang terisak di dekat jendela.

    Jared berusaha mengalihkan pandangannya dari pintu-pintu itu, tapi dia

    mendengar seseorang berseru, "Pasangan dansaku sudah datang!" Dia

    mengintip lagi dan melihat pria berambut putih menekankan wajahnya ke

     jendela pintu.

    "Mr. Byrne!" Si perawat melangkah ke antara Jared dan pintu.

    "Itu semua salahmu," kata pria itu, menunjukkan giginya yang kuning."Kau tidak apa-apa?" tanya Mallory.

    Jared mengangguk, berusaha berpura-pura tidak gemetar.

    "Apakah itu sering terjadi?" tanya Mrs. Grace.

    "Tidak," jawab si perawat. "Aku sangat menyesal. Dia biasanya sangat

    pendiam."

    Sebelum Jared bisa memutuskan apakah kunjungan ini ide bagus atau

    tidak, si perawat berhenti di depan pintu tertutup, mengetuk dua kali,

    dan membukanya tanpa menunggu jawaban. Kamar itu kecil dan warnanyaputih kusam seperti warna cat di lorong. Di

    tengah kamar ada tempat tidur rumah sakit dengan kepala besi, dan

    duduk di atasnya, dengan kaki terbungkus selimut, adalah salah satu

    wanita tertua yang pernah dilihat Jared. Rambutnya yang panjang

    seputih gula. Kulitnya juga pucat, nyaris transparan. Punggungnya

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    11/39

    bungkuk dan menekuk ke satu sisi. Pada gantungan besi di sisi tempat

    tidurnya terkait sekantong cairan dengan tube panjang yang terhubung

    dengan infus di tangannya. Tapi matanya, saat menatap Jared, sangat

    cerah dan sadar.

    "Jendelanya kututup saja ya, Miss S.?" Tanya si perawat, bergerak

    melewati meja samping tempat tidur yang penuh foto-foto antik dan

    pernak-pernik. "Kau bisa kena flu."

    "Tidak!" bentak Lucinda, dan si perawat berhenti di tengah langkahnya.

    Kemudian dengan suara yang lebih lembut bibi tua mereka melanjutkan.

    "Biarkan saja. Aku buruh udara segar."

    "Halo, Bibi Lucy," kata Mom ragu-ragu. "Kau ingat aku? Aku Helen."

    Wanita tua itu mengangguk kecil, sepertinya berhasil menenangkan diri."Tentu saja. Putri Melvina. Ya ampun. Kau lebih tua daripada yang

    kuingat."

    Jared melihat ibunya tidak terlalu menyukai pengamatan itu.

    "Ini putra-putraku, Jared dan Simon," kata Mrs. Grace. "Dan ini

    putriku, Mallory. Kami tinggal di rumahmu dan anak-anak ingin

    menemuimu."

    Bibi Lucy mengerutkan kening. "Rumah? Kalian tidak aman tinggal di

    sana.""Kami sudah memanggil tukang untuk mengadakan perbaikan," kata Mom.

    "Dan lihat, anak-anak membawa kue."

    "Baik sekali." Wanita tua itu memandang piring kue seolah terisi penuh

    dengan tumpukan kecoak.

    Jared, Simon, dan Mallory berpandangan.

    Si perawat mendengus. "Tidak ada yang

    bisa kalian lakukan," katanya pada Mrs. Grace, sepertinya tidak peduli

    Bibi Lucy bisa mendengarnya. "Dia tidak mau memakan apa pun saat adakita."

    Bibi Lucy menyipitkan matanya. "Aku tidak tuli, tahu."

    "Kau tidak mau mencoba satu?" tanya Mom, membuka penutup kue

    bersalut gula itu dan mengajukan piring tersebut kepada Bibi Lucinda.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    12/39

    "Sayang sekali tidak," kata wanita tua itu. "Aku rasa aku cukup kenyang

    saat ini."

    "Mungkin kita bisa bicara di lorong," bisik ibu mereka pada si perawat.

    "Aku tidak tahu keadaannya seburuk ini." Dengan ekspresi khawatir dia

    meletakkan piring kue

    itu dan meninggalkan kamar bersama si perawat.

    Jared nyengir pada Simon. Ini bahkan lebih baik daripada yang mereka

    harapkan. Sekarang paling tidak mereka bisa sendirian beberapa menit.

    "Bibi Lucy," kata Mallory cepat-cepat. "Saat Anda bilang pada ibu kami

    bahwa rumah itu berbahaya, maksud Anda bukan konstruksi

    bangunannya, kan?"

    "Maksud Anda makhluk-makhluk seperti peri," kata Simon."Tidak apa-apa membicarakannya dengan kami. Kami sudah melihat

    mereka," sambung Jared.

    Bibi mereka tersenyum pada mereka, tapi senyumnya sedih. "Makhluk-

    makhluk itulah yang kumaksudkan," katanya, menepuk sisi tempat

    tidurnya. "Kemarilah. Duduklah kalian bertiga. Katakan padaku, apa yang

    terjadi."

    Bab Tiga

    KETIKA kisah-kisah Diceritakan dan Pencuri Ditemukan

    KAMI sudah melihat goblin, troll, dan griffin," kata Jared memberitahu

    bibinya dengan penuh semangat saat mereka duduk di kaki tempat tidur

    rumah sakit itu. Rasanya melegakan sekali ada yang memercayainya.

    Sekarang kalau saja Bibi Lucy bisa menjelaskan betapa pentingnya

    Panduan Lapangan, semuanya akan baik-baik saja."Dan Thimbletack," sambung Mallory, mengambil kue dan menggigit.

    "Kami sudah melihatnya, meskipun kami tidak yakin dia termasuk

    brownie atau boggart."

    "Benar," kata Jared. "Tapi kami perlu menanyakan sesuatu yang penting

    kepadamu."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    13/39

    "Thimbletack?" tanya Bibi Lucinda, menepuk-nepuk tangan Mallory. "Aku

    sudah lama sekali tidak melihatnya. Bagaimana penampilannya sekarang?

    Sama saja, kurasa. Mereka selalu sama saja, kan?"

    "Aku... aku tidak tahu," kata Mallory.

    Bibi Lucy meraih laci di meja samping tempat tidurnya dan

    mengeluarkan kantong kain hijau lusuh dengan sulaman bintang-bintang.

    "Thimbletack suka ini."

    Jared mengambil kantong itu dan mengintip ke dalamnya. Biji-biji bekel

    serta beberapa kelereng batu dan tanah liat berkilau di dalamnya. "Ini

    miliknya?"

    "Oh, tidak," kata Bibi Lucy. "Itu milikku, atau dulu begitu, saat aku

    cukup muda untuk memainkannya. Aku ingin memberikannya padaThimbletack. Makhluk malang, sendirian di rumah tua itu. Dia pasti

    senang kalian datang."

    Jared merasa Thimbletack tidak sesenang itu, tapi tidak tidak

    mengatakannya.

    "Apakah Arthur ayah Anda?" tanya Simon.

    "Ya. Ya, dia ayahku," kata Bibi Lucy sambil mendesah. "Apakah kalian

    sudah melihat lukisannya di rumah?"

    Mereka mengangguk."Dia artis berbakat. Dia biasa membuat ilustrasi iklan untuk minuman

    soda pop dan stoking wanita. Dia membuat boneka kertas untuk Melvina

    dan aku. Kami punya semap penuh boneka, dengan pakaian berbeda untuk

    tiap musim. Aku ingin tahu ke mana semua itu."

    Jared mengangkat bahu. "Mungkin ada di loteng."

    "Bukan masalah. Ayahku sudah pergi begitu lama sekarang. Aku tidak

     yakin aku ingin melihat benda-benda itu."

    "Kenapa tidak?" tanya Simon."Membuka lagi kenangan lama. Ayahku meninggalkan kami, tahu." Bibi

    Lucy memandangi tangannya yang kurus. Kedua tangan itu gemetar.

    "Ayahku pergi jalan-jalan suatu hari dan tak pernah kembali. Ibuku

    bilang sudah tahu ayahku akan pergi sejak lama."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    14/39

    Jared kaget. Dia tidak pernah benar-benar memikirkan seperti apa

    Paman Arthur. Dia mengingat-ingat wajah tegas berkacamata dalam

    lukisan di perpustakaan. Dia ingin menyukai paman buyutnya, yang bisa

    melukis dan melihat makhluk-makhluk seperti peri. Tapi kalau yang

    dikatakan Lucinda benar, Jared sama sekali tidak menyukai Arthur.

    "Ayah kami juga pergi," kata Jared.

    "Aku hanya ingin tahu kenapa." Bibi Lucy memalingkan wajah, tapi Jared

    merasa melihat kilauan air di matanya. Wanita tua itu

    saling menekan kedua tangannya supaya berhenti gemetar.

    "Mungkin dia harus pindah demi pekerjaannya," kata Simon. "Seperti

    ayah kami."

    "Oh, ayolah, Simon," kata Jared. "Kau tak mungkin memercayaikebohongan itu, kan?"

    "Diamlah, bodoh." Mallory memelototi kedua adiknya. "Bibi Lucy,

    bagaimana Anda bisa berada di rumah sakit ini? Maksud saya, Anda kan

    tidak gila."

    Jared berjengit, yakin Bibi Lucy akan marah, tapi wanita tua itu hanya

    tertawa. Kemarahan Jared menyurut.

    "Setelah Ayah pergi, Ibu dan aku pindah ke kota sebelah untuk tinggal

    bersama saudara laki-lakinya. Aku tumbuh dewasa di sisi sepupukuMelvina-nenek kalian. Aku menceritakan padanya tentang Thimbletack

    dan tentang para sprite kecil, tapi kurasa dia tidak terlalu

    memercayaiku.

    "Ibuku meninggal saat aku berusia enam belas. Setahun kemudian aku

    kembali pindah ke Spiderwick Estate. Aku berusaha menggunakan

    uangku yang sedikit untuk memperbaiki tempat itu. Thimbletack masih

    ada di sana, tentu saja, tapi ada makhluk-makhluk lain juga. Kadang-

    kadang aku melihat sosok-sosok mengendap-endap dalam kegelapan.Kemudian suatu hari mereka berhenti bersembunyi. Mereka pikir aku

    punya buku ayahku. Mereka mencubitku, memukulku, dan berkeras

    supaya aku memberikan buku itu kepada mereka. Tapi aku tidak

    memilikinya. Ayah pasti membawa buku itu bersamanya. Dia tak mungkin

    meninggalkannya."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    15/39

    Jared mau mulai bicara, tapi bibinya tenggelam dalam kenangan dan

    tidak memerhatikannya.

    "Suatu malam, makhluk-makhluk itu membawakanku sepotong buah -

    benda kecil - seukuran anggur dan semerah mawar. Mereka berjanji

    tidak akan menyakitiku lagi. Betapa bodohnya aku, aku mengambil buah

    itu dan memastikan nasibku."

    "Apakah itu racun?" tanya Jared, teringat pada Putri Salju dan buah

    apel beracun.

    "Sejenis itu," kata Bibi Lucy sambil tersenyum aneh. "Rasanya lebih

    enak daripada makanan apa pun yang pernah kubayangkan. Mungkin

    rasanya sama dengan bayanganku tentang rasa bunga. Mungkin rasanya

    seperti lagu yang tak bisa kaubayangkan judulnya. Setelah itu, makananmanusia-makanan normal-terasa seperti serbuk gergaji dan abu. Aku

    tak bisa memaksa diriku memakannya. Aku bisa saja mati kelaparan."

    "Tapi Anda tidak mati kelaparan," kata Mallory.

    "Terima kasih pada para sprite yang bermain denganku saat aku kecil.

    Mereka memberiku makan dan terus menjagaku." Bibi Lucy tersenyum

    anggun dan mengulurkan sebelah tangannya. "Izinkan kuperkenalkan.

    Kemarilah, sayangku, datanglah dan temui keponakan-keponakanku."

    Ada suara dengung di luar jendela kamarnya dan apa yang sepertinyadebu mengambang di cahaya tiba-tiba menjadi makhluk-makhluk

    seukuran walnut, terbang dengan sayap-sayap tembus cahaya. Mereka

    mendekati wanita tua itu, berayun-ayun pada rambutnya yang putih, dan

    merangkak ke kepala tempat tidur.

    "Mereka manis, kan?" tanya bibi mereka. "Teman-teman kecilku yang

    manis."

    Jared mengenali mereka - sprite, seperti yang di hutan-tapi tetap saja

    rasanya tetap mengerikan melihat makhluk-makhluk itu bermain-main disekeliling bibinya. Simon, entah bagaimana, tampak terpesona.

    Mallory bicara, memecahkan keheningan yang melingkupi mereka. "Saya

    masih tidak

    mengerti siapa yang memasukkan Anda ke

    sini."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    16/39

    "Oh ya, rumah sakit ini," kata Bibi Lucy. "Nenek kalian Melvina menjadi

     yakin aku tidak baik-baik saja. Pertama-tama dia melihat memar-memar

    lalu kurangnya nafsu makanku. Kemudian sesuatu terjadi. Aku tidak ingin

    menakuti kalian-tidak, itu tidak benar. Aku memang ingin kalian takut.

    Aku ingin kalian mengerti betapa pentingnya kalian keluar dari rumah

    itu.

    "Lihat tanda-tanda ini?" Wanita tua itu mengulurkan sebelah tangannya

     yang kurus. Bekas luka tampak membekas dalam dagingnya. Simon

    tersentak. "Suatu malam para monster datang. Makhluk-makhluk hijau

    kecil dengan gigi menyeramkan memegangiku, sementara makhluk

    raksasa menanyaiku. Aku memberontak, dan cakar-cakar mereka

    melukai tangan dan kakiku. Aku memberitahu mereka tidak ada buku,ayahku membawanya, tapi tidak ada kata-kata yang bisa mengubah apa

    pun. Sebelum malam itu, punggungku tegak. Sejak itu, aku harus

    berjalan membungkuk.

    "Tanda-tanda ini adalah yang terakhir bagi Melvina. Dia percaya aku

    melukai diriku sendiri. Dia tak bisa mengerti... jadi dia mengirimku ke

    sini."

    Salah satu sprite, yang hanya mengenakan daun hijau bergerigi, terbang

    mendekat dan menjatuhkan sepotong buah di selimut dekat Simon.Jared mengerjapkan mata-dia begitu terpesona dengan kisah bibinya,

    sehingga nyaris melupakan makhluk-makhluk itu. Buah itu tercium

    seperti rumput segar dan madu. Kulitnya seperti kertas, tapi di bawah

    kulit itu Jared bisa melihat dagingnya yang merah. Bibi Lucinda

    menatapnya dan bibirnya mulai gemetar.

    "Untukmu," kata para sprite kecil dengan bisikan kompak. Simon

    mengambil buah itu dan memegangnya.

    "Kau tidak akan memakannya, kan?" tanya Jared. Melihat buah itu sajasudah membuat air liurnya menetes.

    "Tentu saja tidak," kata Simon, tapi matanya berkilau serakah.

    "Jangan," kata Mallory.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    17/39

    Simon memegang buah peri itu lebih dekat ke mulutnya, memutar-

    mutarnya. "Satu gigit, hanya satu gigit tidak akan membuatku sakit,"

    katanya lembut.

    Tangan Bibi Lucinda bergerak cepat dan meraih buah itu dari jari-jari

    Simon. Dia memasukkannya ke mulut dan memejamkan mata.

    "Hei," kata Simon kesal, terlompat. Kemudian dia memandang ke

    sekeliling, bingung. "Apa yang terjadi?"

    Jared menatap bibi buyutnya. Tangan wanita tua itu gemetar, meskipun

    dia menyatukan keduanya di pangkuan.

    "Maksud mereka baik," katanya. "Mereka hanya tidak mengerti rasa

    lapar. Bagi mereka buah itu hanya makanan."

    Jared menatap sprite-sprite kecil itu. Dia tidak yakin apa saja yangmereka ketahui atau tidak.

    "Tapi sekarang kalian sudah tahu mengapa rumah itu terlalu berbahaya

    bagi anak-anak seperti kalian. Kalian harus membuat ibu kalian mengerti,

    dan pindah. Kalau mereka tahu kalian di sana, mereka akan berpikir

    kalian memiliki Panduan Lapangan dan mereka tidak akan membiarkan

    kalian hidup tenang."

    "Tapi kami memang memiliki Panduan Lapangan," kata Jared. "Itulah

     yang ingin kami tanyakan pada Anda."Bibi Lucy tersentak. "Kalian tidak mungkin - "

    "Kami mengikuti petunjuk dalam perpustakaan," kata Jared

    menjelaskan.

    "Lihat, dia menua kita harus menghancurkannya!" kata Mallory.

    "Perpustakaan? Itu berarti...," Bibi Lucy memandang Jared dengan

    ketakutan. "Kalau kalian memiliki Panduan Lapangan, kalian harus keluar

    dari rumah itu. Segera! Kalian mengerti?"

    "Panduan Lapangan-nya ada di sini." Jared membuka ranselnya danmengeluarkan buku terbungkus handuk itu. Tapi saat dia membukanya,

    bukan Panduan Lapangan yang muncul. Mereka semua menatap buku

    resep tua yang lusuh, Microwave Magic-Keajaiban Microwave.

    Jared berbalik ke arah Mallory. "Kau! Kau mencurinya!" Dia menjatuhkan

    ranselnya dan menyerang kakaknya dengan kedua tinju.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    18/39

     

    Bab Empat

    KETIKA Anak-Anak Keluarga Grace Mencari Teman

    JARED menekan wajahnya ke kaca jendela mobil dan berusaha berpura-

    pura dia tidak menangis. Air mata berlinang, terasa panas di pipinya. Dia

    membiarkan air mata itu membasahi kaca yang dingin.

    Dia tidak memukul Mallory. Simon meraih tangannya sementara Mallory

    terus berkeras dia tidak mengambil Panduan Lapangan. Teriakan-

    teriakan mereka membuat ibu mereka kembali ke kamar. Dia menyeret

    anak-anaknya keluar dari sana, sambil minta maaf pada perawat danbahkan pada Bibi Lusy, yang harus diberi obat penenang. Dalam

    perjalanan kembali ke mobil, ibunya berkata Jared beruntung orang-

    orang di institusi itu tidak mengurungnya.

    "Jared," bisik Simon, menyentuh punggung saudara kembarnya.

    "Apa?" gumam Jared tanpa berpaling.

    "Mungkin Thimbletack yang mengambil-nya.'

    Jared bergerak di tempat duduknya. Seluruh tubuhnya menegang. Saat

    mendengarnya, dia tahu itu pasti benar. Itu keisengan Thimbletack yangterakhir dan balas dendamnya yang terbaik.

    Perutnya terasa seolah baru disiram air dingin. Kenapa dia tidak bisa

    menduganya sendiri? Kadang-kadang dia begitu marah sehingga

    membuat dirinya sendiri takut. Rasanya seolah pikirannya menjadi

    kosong dan tubuhnya mengambil alih kendali.

    Saat mereka sampai di rumah, Jared keluar dari mobil dan duduk di

    tangga belakang bukannya masuk rumah mengikuti ibunya. Mallory duduk

    di sampingnya."Aku tidak mengambilnya," katanya. "Ingat saat kami memercayaimu?

    Sekarang lebih baik kau memercayaiku."

    "Aku tahu," jawab Jared, menunduk. "Kupikir ini perbuatan Thimbletack.

    Aku... aku minta maaf."

    "Kaupikir Thimbletack mengambil Panduan Lapangan?" tanya kakaknya.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    19/39

    "Simon merasa begitu," kata Jared. "Itu masuk akal. Tbimbletack terus

    mengerjaiku. Ini yang terburuk sejauh ini."

    Simon duduk di sebelah Jared di tangga. "Tidak apa-apa. Kita akan

    menemukannya."

    "Dengar," kata Mallory, menarik benang yang lepas dari hem sweternya.

    "Mungkin ini yang terbaik."

    "Tidak, tidak mungkin," kata Jared. "Bahkan kau pun bisa melibat ini

    bukan yang terbaik. Kita tidak bisa memberikan apa yang tidak kita

    miliki. Para peri tidak memercayai Bibi Lucinda saat dia bilang dia tidak

    memiliki buku itu-kenapa mereka mau memercayai kita?"

    Mallory mengerutkan kening dan tidak menjawab.

    "Aku tadi berpikir," kata Simon. "Bibi Lucy bilang ayahnya meninggalkanmereka, benar kan? Tapi kalau Panduan Lapangan masih tersembunyi

    dalam rumah, mungkin Arthur tidak meninggalkannya dengan sengaja.

    Bibi Lucy bilang ayahnya tidak pernah pergi tanpa buku itu."

    "Kalau begitu bagaimana bisa buku itu masih tersembunyi?" tanya

    Jared. "Kalau para peri menangkapnya, dia kan bisa mem-beritahu di

    mana buku itu."

    "Mungkin dia lari sebelum ada peri yang bisa menangkapnya," kata

    Mallory. "Membiarkan Bibi Lucy yang kena batunya. Mungkin ayahnyatahu masalah besar itu."

    "Arthur tidak akan melakukan itu," kata Jared. Tapi begitu

    mengatakannya, dia bertanya-tanya apakah itu benar.

    "Ayolah," kata Simon. "Kita takkan pernah bisa tahu jawabannya. Ayo,

    kita kunjungi Byron. Dia mungkin sudah lapar lagi, dan mengurusnya bisa

    membuat kita melupakan Panduan Lapangan."

    Mallory mendengus. "Yeah, mengunjungi griffin yang tinggal di rumah

    kereta kita pasti bisa membuat kita melupakan buku tentang makhluk-makhluk supranatural."

    Jared tersenyum samar. Dia tak bisa berhenti memikirkan buku itu, Bibi

    Lucy dan Arthur, dan dirinya sendiri, Mallory, dan kemarahan yang dia

    tak tahu harus diapakan.

    Jared menatap kakaknya. "Aku minta maaf tadi hendak memukulmu."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    20/39

    Mallory mengacak-acak rambut adiknya dan berdiri. "Pukulanmu toh

    seperti pukulan cewek."

    "Tidak," kata Jared, tapi dia berdiri dan mengikuti Mallory dan Simon

    ke dalam sambil menyeringai.

    Potongan kertas yang sudah tua dan menguning tergeletak di meja

    dapur. Jared melangkah mendekat. Di atasnya tertulis puisi.

    "Thimbletack," kata Jared.

    Anak gegabah yang merada pintar Mencari bukumu? Mungkin aku

    merobek-robeknya sampai tersebar Atau menyembunyikannya di tempat

    tak mungkin ketemu.

    "Wow, dia benar-benar marah," kata Simon.

    Perasaan Jared antara lega dan takut. Buku itu ada di tanganThimbletack, tapi apa yang dilakukan boggart itu? Apakah buku itu

    sudah dihancurkan?

    "Hei, aku tahu," kata Mallory penuh harap. "Mainan bekel dan kelereng

    Bibi Lucy. Kita bisa meninggalkannya untuk Thimbletack."

    "Aku akan menulis pesan." Simon membalik kertas itu dan menulis

    sesuatu di baliknya.

    "Apa pesanmu?" tanya Mallory.

    "Kita menyesal," kata Simon.Jared menatap pesan itu dengan perasaan tak yakin. "Aku tidak yakin

    itu dan sekantong mainan tua akan cukup baik."

    Simon mengangkat babu. "Thimbletack tidak bisa marah terus-terusan."

    Jared takut makhluk itu bisa melakukannya.

    Byron sedang tidur saat mereka datang menengoknya, sisi tubuhnya

     yang berbulu bergerak naik-turun mengikuti napasnya. Matanya

    bergerak-gerak di balik kelopak yang menutup. Simon berkata sebaiknya

    mereka tidak membangunkan makhluk itu, jadi mereka meninggalkansepiring daging lagi di samping paruhnya dan kembali ke rumah.

    Mallory mengusulkan suatu permainan, tapi Jared terlalu gugup untuk

    melakukan apa pun kecuali berusaha mencari tahu di mana Thimbletack

    menyembunyikan Panduan Lapangan. Dia mondar-mandir di ruang duduk,

    berusaha berpikir.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    21/39

    Mungkin itu seperti teka-teki, dan ada cara memecahkannya. Jared

    memikirkan pesan itu lagi, membolak-baliknya dalam pikiran, mencari

    petunjuk.

    "Tidak mungkin dalam dinding." Mallory duduk menyilangkan kaki di sofa.

    "Buku itu terlalu besar. Bagaimana dia bisa memasukkannya ke sana?"

    "Ada banyak ruangan yang bahkan belum pernah kita masuki," kata

    Simon sambil duduk di samping kakaknya. "Banyak tempat yang belum

    kita lihat."

    Jared berhenti di tengah langkahnya. "Tunggu. Bagaimana dengan yang

    ada di depan kita?"

    "Apa?" tanya Simon.

    "Dalam perpustakaan Arthur! Ada begitu banyak buku di sana, buku itubisa saja terlewat oleh kita."

    "Hei, itu benar," kata Mallory.

    "Yeah," kata Simon. "Dan bahkan kalau Panduan Lapangan tidak ada di

    sana-siapa tahu kita menemukan sesuatu yang lain."

    Mereka bertiga naik ke lorong atas dan membuka lemari baju. Sambil

    merangkak, Jared melalui jalan rahasia di bawah rak terbawah dan

    masuk ke perpustakaan Arthur. Dinding-dindingnya penuh rak buku,

    kecuali dinding tempat tergantung lukisan besar paman buyut mereka.Meskipun mereka sudah sering berkunjung ke perpustakaan itu, debu

    masih menyelimuti sebagian besar rak buku, bukti betapa sedikit buku

     yang sudah dilihat dengan saksama.

    Mallory dan Simon merangkak di belakangnya.

    "Kita mulai di mana?" tanya Simon, melihat ke sekelilingnya.

    "Kau mulai di meja," kata Mallory. "Jared, kau mulai di rak buku itu, dan

    aku di rak buku yang ini."

    Jared mengangguk dan berusaha menyingkirkan debu di rak pertama.Buku-bukunya sama anehnya seperti yang dia ingat dari kunjungan-

    kunjungan awal ke perpustakaan: Fisiognomi Sayap, Pengaruh Skala pada

    Otot, Racun-Racun di Dunia, dan Detail Draconite. Saat pertama kali

    Jared melibatnya, ada kekaguman yang sekarang tidak ada. Dia mati

    rasa. Panduan Lapangan hilang, Thimbletack membencinya, dan Arthur

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    22/39

    ternyata tidak seperti bayangannya. Ini semua tipuan-semua keajaiban

    ini. Sepertinya begitu hebat, tapi di baliknya, keajaiban ini sama

    mengecewakannya seperti segala hal lain.

    Jared melirik lukisan Arthur yang tergantung di dinding. Bagi Jared,

    pria itu bahkan tidak tampak baik lagi. Arthur dalam lukisan berbibir

    tipis dengan kerutan di antara alisnya yang menurut Jared sekarang

    menyebalkan. Pria itu mungkin bahkan sudah memikirkan akan

    meninggalkan keluarganya.

    Pandangan Jared mengabur dan matanya terasa panas. Bodoh sekali

    menangis karena orang yang belum pernah ditemuinya, tapi dia tak bisa

    menahan diri.

    "Kau menggambar ini?" tanya Simon dari arah meja tulis.Jared mengelap wajahnya dengan lengan bajunya, berharap saudara

    kembarnya tidak melihat air matanya. "Buang saja."

    "Tidak," kata Simon. "Gambar ini bagus. Benar-benar mirip Dad."

    Belajar menggambar adalah ide bodoh yang lain. Kegiatan itu hanya

    membuatnya terlibat kesulitan di sekolah karena sibuk mencoret-coret

    bukan bekerja. Jared berjalan ke meja dan merobek gambar itu

    menjadi dua, meremasnya dalam genggaman. "Buang saja!"

    "Guys, " kata Mallory. "Ke sini deh."Mallory membawa beberapa gulungan kertas dan dua tube metal

    panjang. "Lihat." Dia berjongkok dan mulai membuka gulungan kertas itu

    di lantai.

    Jared dan Simon berjongkok di sampingnya. Pada kertas itu, tergambar

    dengan pensil dan diwarnai dengan cat air, ada peta daerah sekitar

    mereka. Beberapa tempat tam-

    pak tidak tepat-ada lebih banyak rumah dan jalan sekarang-tapi ada

    banyak tempat yang masih mereka kenali. Tapi catatan yangmenyertainya merupakan kejutan.

    Ada lingkaran tipis mengelilingi hutan di belakang rumah mereka, dengan

    huruf-huruf tertulis dalam lingkaran itu.

    "Daerah Perburuan Troll," baca Simon.

    Mallory mengeluh. "Kalau saja kita punya ini sebelumnya!"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    23/39

    Di sepanjang jalan dekat tambang tua tertulis, dwarf?, sementara

    pohon tidak jauh dari rumah dengan jelas ditandai sprite.

    Tapi yang paling aneh adalah catatan di ujung bukit-bukit, dekat rumah

    mereka. Sepertinya ditulis dengan terburu-buru, karena tulisan

    tangannya berantakan. Tulisan itu berbunyi, "14 September. Pukul

    17.00. Bawa sisa buku."

    "Menurutmu ini apa?" tanya Simon.

    "Mungkinkan buku' ini maksudnya Panduan Lapangan?" tanya Jared

    keras-keras.

    Mallory menggeleng. "Mungkin saja, tapi Panduan Lapangan tetap ada di

    sini waktu itu."

    Sesaat mereka saling memandang dalam diam."Kapan Arthur menghilang?" tanya Jared akhirnya.

    Simon mengangkat bahu. "Mungkin hanya Bibi Lucy yang ingat."

    "Jadi entah dia pergi ke pertemuan itu dan tak pernah kembali," kata

    Mallory, "atau dia pergi begitu saja dan tak pernah datang ke

    pertemuan itu."

    "Kita harus menunjukkan ini pada Bibi Lucinda," kata Jared.

    Kakaknya menggeleng. "Ini tidak membuktikan apa-apa. Bisa jadi malah

    membuatnya lebih kesal.""Tapi mungkin Arthur tidak bermaksud pergi," kata Jared sambil

    mengerutkan kening. "Tidakkah kalian pikir Bibi Lucy harus tahu itu?"

    "Kita pergi dan lihat sendiri yuk," kata Simon. "Kita bisa mengikuti peta

    dan melihat ke mana jalan ini menuju. Mungkin ada petunjuk tentang apa

     yang sebenarnya terjadi."

    Jared ragu-ragu. Dia ingin pergi. Dia sudah nyaris mengusulkannya

    sendiri sebelum Simon bicara. Tapi sekarang dia tak bisa berhenti

    memikirkan apakah ini sejenis jebakan."Mengikuti peta ini bisa jadi tindakan yang benar-benar bodoh," kata

    Mallory. "Apalagi kalau kita menduga sesuatu memang terjadi pada

    Arthur di luar sana."

    "Peta ini begitu tua, Mallory," kata Simon. "Apa yang bisa terjadi?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    24/39

    "Kata-kata terakhir yang terkenal," kata Mallory, tapi dia mengikuti

    bukit-bukit dalam peta dengan hati-hati dengan jari-jarinya.

    "Ini satu-satunya cara kita bisa menemukan sesuatu," kata Jared.

    Mallory mendesah. "Kurasa kita bisa melihat. Selama masih terang. Tapi

    begitu ada yang aneh, kita kembali. Setuju?"

    "Setuju," kata Jared sambil tersenyum.

    Simon mulai menggulung peta itu. "Setuju," katanya.

    Bab Lima

    KETIKA Banyak Teka-Teki dan Sedikit Jawaban

    JARED terkejut ketika ibu mereka mengizinkan mereka berjalan-jalan

    se-bentar. Dia merasa anak-anaknya sering ber-tengkar karena

    terkurung dalam rumah, tapi satu tatapan galak ke arah Jared membuat

    ketiga anak berjanji kembali sebelum gelap. Mallory meraih anggarnya,

    Jared membawa ranselnya juga catatan baru, dan Simon membawa

     jaring penangkap kupu-kupu dari perpustakaan.

    "Untuk apa itu?" tanya Mallory saat mereka menyeberangi Dulac Drive,

    mengikuti peta."Menangkap sesuatu," kata Simon, tanpa menatap kakaknya.

    "Sesuatu macam apa? Bukankah kau sudah punya cukup banyak hewan

    peliharaan?"

    Simon mengangkat bahu.

    "Kalau kau membawa hewan baru satu lagi, aku akan membuatnya jadi

    makanan Byron."

    "Hei," kata Jared menyela mereka. "Ke arah mana?"

    Simon mempelajari peta, lalu menunjuk.Simon, Mallory, dan Jared mulai mendaki bukit curam itu. Pepohonan

    berdiri jarang-jarang, batang-batang mereka tumbuh miring di antara

    petak-petak rumput dan batu-batu besar berlumut. Beberapa lama

    mereka hanya mendaki, tanpa bicara. Jared merasa ini tempat yang

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    25/39

    bagus untuk menggambar suatu saat nanti-tapi kemudian dia ingat dia

    sudah berhenti menggambar.

    Di dekat puncak bukit, tanah menjadi datar dan pepohonan semakin

    rapat. Simon berbalik tiba-tiba dan mulai memimpin mereka kembali

    menuruni bukit.

    "Kita mau ke mana?" tanya Jared.

    Simon melambaikan peta itu kepadanya. "Ini jalannya," katanya.

    Mallory mengangguk seolah dia tidak menganggap aneh mereka kembali

    ke arah mereka baru saja datang.

    "Kau yakin?" tanya Jared. "Kurasa kok tidak."

    "Aku yakin," kata Simon.

    Saat itu angin musim panas bertiup di bukit, dan Jared merasamendengar suara tawa dari bawah kaki mereka. Dia tersandung dan

    nyaris jatuh.

    "Kalian dengar, tidak?"

    "Apa?" tanya Simon, memandang ke sekeliling dengan gugup.

    Jared mengangkat bahu. Dia yakin dia mendengar sesuatu, tapi

    sekarang suasana hening.

    Sedikit setelah berjalan turun, Simon berganti arah lagi. Dia mulai

    berjalan menanjak ke arah kanan. Mallory mengikuti dengan patuh."Sekarang kita ke mana?" tanya Jared. Mereka mendaki lagi, menuju

    puncak bukit yang pertama, yang terasa benar-Tapi mereka berjalan

    pada sudut sedemikian rupa sehingga Jared merasa mereka tidak

    mungkin berada di dekat tempat pertemuan dalam peta.

    "Aku tahu apa yang kulakukan," kata Simon. Mallory mengikuti tanpa

    bertanya, ini membuat rasa khawatir Jared nyaris sama besarnya

    dengan yang disebabkan pola zig-zag yang diambil Simon. Dia berharap

    memegang Panduan Lapangan saat ini. Dia berusaha membuka halaman-halaman buku itu dalam pikirannya, mencari penjelasan. Dia mengingat

    sesuatu tentang orang yang kehilangan arah, bahkan saat begitu dekat

    dengan rumah.... Jared mulai menendangi rumput yang diinjaknya dengan

    sepatunya. Segerombol rumput tinggi bergeser.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    26/39

    "Stray sod-rumput sesat!" Jared mengingat-ingat keterangan dalam

    Panduan Lapangan. Tiba-tiba jelas bahwa hanya dia yang memerhatikan

    bahwa mereka pergi ke arah yang salah. "Simon! Mallory! Balik kaus

    kalian seperti aku!"

    "Tidak," kata Simon. "Aku tahu arahnya. Kenapa kau selalu menyuruh-

    nyuruhku?"

    "Ini tipuan peri!" teriak Jared.

    "Lupakan saja. Coba sekali-sekali kau yang mengikutiku!"

    "Lakukan saja, Simon!"

    "Tidak! Kau tidak dengar, ya? Tidak!"

    Jared menabrak saudaranya, membuat mereka berdua terjatuh di

    rumput. Jared berusaha membuka sweter saudaranya, tapi Simonmelipat tangannya ke sisi tubuhnya. "Hentikan, kalian berdua !" Mallory

    memisahkan adik-adiknya. Kemudian, Jared terkejut melihat kakaknya

    itu menduduki Simon dan melepaskan sweter adiknya. Jared melihat

    Mallory sudah membalik sweternya sendiri.

    Ekspresi aneh menyelimuti wajah Simon saat sweternya yang terbalik

    dimasukkan lewat kepalanya. "Wow. Di mana kita?"

    Suara tawa terdengar dan atas kepala mereka.

    "Kebanyakan tidak berhasil sejauh ini- atau sedekat ini, tergantung,"kata makhluk yang bertengger di atas kepala mereka. Tubuhnya seperti

    monyet dengan bulu-bulu cokelat berbintik-bintik pendek dan ekor

    panjang yang melingkar pada cabang tempatnya duduk. Bulu tebal

    mengeliling lebernya, tapi wajahnya mirip kelinci dengan telinga panjang

    dan kumis.

    "Tergantung apa?" tanya Jared. Dia tidak yakin harus terpesona atau

    takut.

    Tiba-tiba makhluk itu mengayun kepalanya sampai terbalik sehinggatelinganya menyentuh perutnya dan dagunya mengarah ke langit. "Pintar

    seperti selalu pintar."

    Jared melompat.

    Mallory mengayunkan anggarnya di depannya. "Tetap di tempatmu!"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    27/39

    "Ya ampun, hewan berpedang," desis makhluk itu. Mengayun kepalanya

    kembali ke posisi semula, dia berkedip dua kali. "Aku ingin tahu apakah

    dia gila. Pedang kan sudah nggak zaman lagi!"

    "Kami bukan hewan," kata Jared membela diri.

    "Kalau begitu apa dong?" tanya makhluk itu.

    "Aku anak laki-laki," kata Jared. "Dan, well, itu kakakku. Anak

    perempuan."

    "Tidak ada anak perempuan," kata makhluk itu. "Mana roknya?"

    "Rok kan sudah nggak zaman lagi," kata Mallory sambil menyeringai.

    "Kami sudah menjawab pertanyaanmu," kata Jared. "Sekarang jawab

    pertanyaan kami. Kau ini apa?"

    "Anjing Hitam Malam," kata makhluk itu dengan bangga, sebelumkepalanya berputar lagi, menatap mereka dengan satu mata tertutup.

    "Keledai atau mungkin sekadar sprite."

    "Apa artinya itu?" tanya Mallory. "Kedengarannya bodoh."

    "Kurasa ini phooka!" kata Jared. "Ya, aku ingat sekarang. Mereka bisa

    berganti wujud."

    "Mereka berbahaya, nggak?" tanya Simon.

    "Sangat!" kata si phooka, mengangguk penuh semangat.

    "Aku tidak yakin," kata Jared sambil berbisik. Kemudian, setelabberdeham, dia bicara pada makhluk itu. "Kami mencari tanda-tanda

    keberadaan paman buyut kami."

    "Kalian kehilangan paman kalian! Betapa cerobohnya."

    Jared mendesah dan berusaha memutuskan apakah si phooka segila

    kelihatannya. "Well, sebenarnya dia sudah lama hilang. Nyaris tujuh

    puluh tahun. Kami hanya berharap bisa mencari tahu apa yang terjadi

    padanya."

    "Siapa pun bisa hidup selama itu-mereka hanya berjaga-jaga supayatidak mati. Tapi aku tahu manusia hidup lebih lama dalam penangkapan

    daripada saat mereka hidup bebas."

    "Apa?" tanya Jared.

    "Saat mencari sesuatu," kata si phooka, "kau harus yakin kau ingin

    menemukannya."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    28/39

    "Oh, sudahlah!" kata Mallory. "Ayo, kita terus saja."

    "Tanyakan padanya apa yang ada di bukit di atas," kata Simon.

    Mallory memutar matanya. "Oh, yeah, seolah kata-katanya masuk akal

    saja."

    Simon mengabaikan kata-kata Malory. "Bisakah kau memberitahu kami

    apa yang ada di depan? Kami mengikuti peta ini sampai kami disesatkan

    rumput yang bisa bergerak."

    "Kalau rumput bisa bergerak," kata si phooka, "anak laki-laki bisa saja

    tiba-tiba tertanam di tanah."

    "Tolong, berhentilah mengajaknya bicara," kata Mallory.

    "Elf," kata si phooka, menatap Mallory seolah dirinya dihina. "Apakah

    aku harus jujur saat mengarahkan kalian pada jalur para elf?""Apa yang mereka inginkan?" tanya Jared.

    "Mereka memiliki apa yang kalian inginkan dan mereka menginginkan apa

     yang kalian miliki," kata si phooka.

    Mallory mengeluh keras-keras.

    "Tadi perjanjiannya kan kembali bila situasinya menjadi aneh." Mallory

    menunjuk si phooka dengan anggarnya. "Dan saat ini situasinya sudah

    sangat aneh."

    "Tapi tidak terlalu jelek." Jared menatap bukit-bukit. "Ayo pergisedikit lebih jauh."

    "Wah, nggak tahu deh," kata Mallory. "Bagaimana dengan makhluk-

    makhluk rumput itu dan kondisi kita yang sudah tersesat sekarang?"

    "Si phooka bilang para elf punya apa yang kita inginkan!"

    Simon mengangguk. "Kita sudah dekat, Mal."

    Mallory mengeluh. "Aku tidak suka ini, tapi aku lebih suka kita yang

    mendatangi mereka."

    Mereka mulai menuruni bukit, menjauhi jalan."Tunggu! Kembali," panggil si phooka. "Ada sesuatu yang harus

    kukatakan pada kalian."

    Mereka berbalik.

    "Apa itu?" tanya Jared.

    "Bonny nonny bonny," kata si phooka dengan tepat.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    29/39

    "Itu yang mau kaukatakan pada kami?"

    "Tidak, sama sekali bukan," kata si phooka.

    "Kalau begitu apa?" tanya Jared.

    "Apa yang tidak diketahui si pengarang bisa jadi satu buku sendiri,"

    kata si phooka. Dengan itu, tubuhnya melenting ke atas pohon sampai

    hilang dari pandangan.

    Ketiga anak itu berjalan menuruni sisi lain bukit perlahan-lahan. Saat

    pepohonan merapat lagi, mereka memerhatikan betapa hening hutan itu.

    Tidak ada burung yang berkicau di pepohonan. Sepertinya hanya ada

    suara gemeresik rumput dan gemeretak ranting di bawah kaki mereka.

    Mereka berhenti di padang yang dikelilingi pohon. Di tengahnya, satu

    pohon berduri yang tinggi berdiri, dikelilingi jamur merah-putih yanggemuk-gemuk.

    "Uh," kata Jared.

    "Benar. Aneh. Ayo pergi dari sini," kata Mallory.

    Tapi saat mereka berbalik, pepohonan saling terjalin, ranting-ranting

    saling melilit, membentuk pagar dedaunan yang rapat sampai ke tanah

    lapangan itu.

    "Oh, sial," kata Mallory.

    Bab Enam

    KETIKA Jared Mewujudkan Ramalan si Phooka

    Di seberang lapangan, ranting-ranting membuka dan tiga makhluk muncul

    dari belakang pepohonan. Mereka kira-kira sebesar Mallory, dengan

    kulit berbintik-bintik cokelat terbakar matahari. Yang pertama wanita

    dengan mata hijau apel dan kemilau hijau di pundak dan dahinya.Dedaunan tersangkut pada rambutnya yang kusut. Yang kedua pria

    dengan apa yang tampak seperti tanduk kecil pada alisnya. Kulitnya

    berwarna hijau lebih tua daripada kulit si wanita dan dia membawa

    tongkat berbonggol-bonggol.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    30/39

    Elf ketiga memiliki rambut merah tebal dengan jalinan beri merah dan

    dua kulit biji-bijian besar berdiri di kedua sisi kepalanya. Kulitnya

    cokelat, berbintik-bintik merah pada tenggorokannya.

    "Ini elf?" tanya Simon.

    "Sudah begitu lama tidak ada yang mengikuti jalur ini," kata elf bermata

    hijau seolah tidak ada yang bicara. Kepalanya mendongak seperti sikap

    seseorang yang biasa dipatuhi. "Semua yang mungkin datang ke daerah

    ini sudah disesatkan. Tapi di sinilah mereka. Betapa aneh."

    "Rumput," bisik Jared pada saudaranya.

    "Mereka pasti memilikinya," kata elf berambut merah pada teman-

    temannya. "Bagaimana lagi mereka bisa datang ke sini? Bagaimana lagi

    mereka bisa tetap pada jalannya?" Dia berpaling kepada ketiga anak."Aku Lorengorm. Kami akan melakukan pertukaran dengan kalian."

    "Untuk apa?" tanya Jared, berharap suaranya tidak gemetar. Para elf

    itu sangat indah, tapi satu-satunya emosi yang bisa dibacanya pada

    wajah mereka adalah rasa lapar aneh yang membuatnya takut.

    "Kalian menginginkan kebebasan kalian," kata elf yang sepertinya

    memiliki tanduk. Jared sadar bahwa sebenarnya itu daun. "Kami ingin

    buku Arthur."

    "Kebebasan untuk apa?" tanya Mallory.Elf bertanduk daun menunjuk pagar pepohonan dengan sebelah tangan

    dan tersenyum jahat. "Kami akan menjadi tuan rumah kalian sampai

    kalian bosan pada keramahan kami."

    "Arthur tidak memberikan buku itu padamu. Mengapa kami harus

    melakukannya?" Jared berharap mereka tidak tahu dia hanya menebak-

    nebak.

    Elf bertanduk daun mendengus. "Kami sudah lama tahu manusia itu

    brutal. Pernah, paling tidak, manusia bersikap masa bodoh. Sekarangkami ingin menyimpan pengetahuan tentang keberadaan kami dari kalian,

    untuk melindungi diri kami sendiri. "

    "Kalian tidak bisa dipercaya. Kalian menghancurkan hutan." Lorengorm

    mengerutkan dahi dan matanya berbinar. "Meracuni sungai-sungai,

    memburu griffin dari langit, dan serpent dari lautan sarang ular-ular

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    31/39

    itu. Bayangkan apa yang akan kalian lakukan bilang mengetahui semua

    kelemahan kami."

    "Tapi kami tak pernah melakukan hal-hal itu!" kata Simon.

    "Dan bahkan tidak ada yang percaya pada peri lagi," kata Jared. Dia

    memikirkan Lucinda. "Orang yang waras, paling tidak."

    Tawa Lorengorm terdengar mengerikan. "Ada terlalu sedikit peri yang

    tersisa untuk

    dipercayai. Kami tinggal di hutan-hutan yang tersisa bagi kami. Tak lama

    lagi bahkan itu pun akan hilang."

    Elf bermata hijau mengangkat sebelah tangan menuju dinding ranting

     yang terjalin. "Biar kutunjukkan."

    Jared melihat berbagai macam peri duduk di lingkaran pepohonan,mengintip dan celah-celah kayu. Mata mereka yang hitam berkilauan,

    sayap-sayap mereka mendengung, dan mulut-mulut mereka bergerak,

    tapi tidak ada yang memasuki lapangan itu. Situasi terasa seperti

    persidangan, dengan para elf bertindak sebagai hakim dan juri

    sekaligus. Lalu beberapa cabang terurai dan sesuatu melangkah masuk.

    Makhluk itu putih seukuran rusa. Bulunya berwarna gading dan surainya

     yang panjang terurai kusut. Tanduk yang tumbuh di dahinya terpilin

    sampai ke ujungnya yang tampak tajam. Dia mengangkat hidungnya yangbasah dan mengendus udara. Saat makhluk itu mendekat, lembah

    menjadi hening. Bahkan langkah makhluk itu pun tak bersuara. Makhluk

    itu sama sekali tidak tampak jinak.

    Mallory maju mendekatinya, memiringkan kepalanya sedikit,

    mengulurkan tangan.

    "Mallory," kata Jared memperingatkan.

    "Jangan..."

    Tapi kakaknya tidak mendengar, dia mengulurkan tangan untuk mengelusbulu makhluk itu. Makhluk itu berdiri diam, dan Jared bahkan takut

    bernapas saat Mallory membelai sisi tubuh unicorn itu, kemudian

    menyusupkan tangannya pada surainya. Saat Mallory melakukannya,

    tanduk unicorn itu menyentuh dahinya dan mata Mallory terpejam.

    Kemudian seluruh tubuhnya gemetar.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    32/39

    "Mallory!" kata Jared.

    Di balik kelopaknya, mata Mallory bergerak-gerak, seolah dia bermimpi.

    Kemudian Mallory jatuh berlutut.

    Jared berlari untuk meraih kakaknya. Simon hanya selangkah di

    belakangnya. Saat Jared menyentuh Mallory, dia melihat bayangan itu.

    Semuanya hening.

    Jalinan sesemakan blackberry. Orang menunggang kuda. Anjing-anjing

    dengan lidah merah. Sekelebatan warna putih, dan seekor unicorn lari

    melintasi lapangan, kakinya sudah dikotori lumpur. Panah-panah terbang,

    tertancap pada daging yang putih. Unicorn itu menjerit dan jatuh di

    atas tumpukan daun. Gigi anjing-anjing itu merobek. Seorang pria

    berpisau memotong tanduk dan kepalanya sementara unicorn itu masihbergerak.

    Bayangan datang semakin cepat, lebih terpotong-potong.

    Seorang gadis dengan gaun tanpa warna, disuruh para pemburu, menarik

    perhatian unicorn supaya mendekat: panah nyasar membuatnya

    terjatuh. Gadis itu rubuh, tangannya yang pucat memeluk bulu yang

    pucat. Keduanya diam. Kemudian ratusan tanduk mengerikan, dibentuk

    menjadi pil, dihancurkan menjadi jimat dan bubuk. Bulu-bulu putih

    ternoda darah, ditumpuk dikelilingi Lalat-lalat hitam.Jared membebaskan diri dari bayangan itu, perutnya mulas. Dia

    terkejut melihat Mallory menangis, air matanya membuat bulu putih itu

    tampak lebih gelap. Simon menyentuh sisi unicorn itu dengan kaku.

    Unicorn itu menunduk, mencium rambut Mallory dengan bibirnya.

    "Dia benar-benar menyukaimu," kata Simon. Dia tampak agak sebal.

    Biasanya binatang-binatang lebih menyukainya.

    Mallory mengangkat bahu. "Aku perempuan."

    "Kami tahu apa yang kalian lihat," kata elf bertanduk daun. "BerikanPanduan Lapangan pada kami. Buku itu harus dihancurkan."

    "Bagaimana dengan para goblin?" tanya Jared.

    "Bagaimana dengan mereka? Para goblin menyukai duniamu," kata

    Lorengorn. "Mesin-mesin dan racun-racun kalian sangat mereka sukai."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    33/39

    "Kau sepertinya tidak keberatan menggunakan goblin untuk mengambil

    buku itu dari kami," kata Jared.

    "Kami?" tanya elf bermata hijau, matanya melebar dan bibirnya

    mengeras. "Kalian pikir kami akan mengirim makhluk seperti itu?

    Mulgarath-lah yang menyuruh mereka."

    "Siapa Mulgarath?" Mallory berdiri, masih mengelus si unicorn tanpa

    sadar.

    "Ogre - raksasa jahat," kata Lorengorm. "Dia mengumpulkan goblin dan

    membuat perjanjian dengan dwarf. Kami rasa dia menginginkan Panduan

    Lapangan Arthur Spiderwick untuk dirinya sendiri."

    "Kenapa?" tanya Jared. "Tidakkah kalian tahu semua isinya?"

    Para elf bertukar pandangan tidak nyaman. Akhirnya elf bertanduk daunbicara. "Kami membuat seni. Kami tidak merasakan kebutuhan untuk

    membedah sesuatu untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Apa yang

    dilakukan Arthur Spiderwick tidak akan dilakukan makhluk-makhluk

    seperti kami."

    Elf bermata hijau memegang bahu elf yang lain. "Maksudnya adalah

    mungkin ada hal-hal dalam Panduan Lapangan yang tidak kami ketahui."

    Jared berpikir sejenak. "Jadi kalian tidak benar-benar peduli kalau

    manusia memiliki Panduan Lapangan Arthur. Kalian hanya tidak inginMulgarath memilikinya!"

    "Buku itu berbahaya di tangan siapa pun," kata elf bermata hijau. "Ada

    terlalu banyak pengetahuan di dalamnya. Berikanlah pada kami. Buku itu

    akan dihancurkan dan kalian akan diberi hadiah."

    Jared mengulurkan tangan. "Kami tidak memilikinya," katanya. "Kami

    tidak bisa memberikannya pada kalian kalaupun kami mau melakukannya."

    Elf bertanduk daun menggeleng dan mengentakkan tongkatnya.

    "Bohong!""Kami benar-benar tidak memilikinya," kata Mallory. "Kami tidak

    bohong."

    Lorengorm mengangkat sebelah alisnya yang merah. "Kalau begitu di

    mana buku itu?"

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    34/39

    "Kami rasa brownie yang tinggal di rumah kami mengambilnya," kata

    Simon. "Tapi kami tidak yakin."

    "Kalian menghilangkannya?" elf bermata hijau tersentak.

    "Mungkin Thimbletack memilikinya sekarang," kata Jared pelan.

    "Kita harus berpikir pelan-pelan," kata elf bertanduk daun. "Manusia tak

    bisa dipercaya."

    "Tidak bisa dipercaya?" ulang Jared. "Bagaimana kami tahu kami bisa

    memercayai kalian?." Dia meraih peta dari Simon dan mengacungkannya

    supaya bisa dilihat para elf. "Kami menemukan ini. Ini milik Arthur.

    Sepertinya dia datang ke sini dan kurasa dia menemui kalian. Aku ingin

    tahu apa yang kalian lakukan padanya."

    "Kami bicara pada Arthur," kata elf bertanduk daun. "Dia mau menipukami. Dia bersumpah akan menghancurkan Panduan Lapangan, dan datang

    ke pertemuan dengan tas berisi kertas terbakar dan abu. Tapi dia

    berbohong. Dia membakar buku yang lain. Panduan Lapangan tetap utuh."

    "Kami menghormati kata-kata kami," kata elf bermata hijau. "Meskipun

    pahit, kami memenuhi janji kami. Kami tidak bersimpati pada mereka

     yang menipu kami."

    "Apa yang kalian lakukan?" tanya Jared.

    "Kami menjaganya supaya tidak melakukan kerusakan lebih besar," kataelf bermata hijau.

    "Sekarang kalian datang," kata elf bertanduk daun. "Dan kalian akan

    membawakan Panduan Lapangan bagi kami."

    Lorengorm melambaikan tangan, dan akar-akaran tumbuh dari tanah.

    Jared menjerit, tapi suaranya tertelan kertakan cabang-cabang dan

    gemeresik dedaunan. Pepohonan terurai, cabang-cabang mereka kembali

    ke bentuk asalnya. Tapi akar-akaran kotor berambut memanjat kaki

    Jared dan mencengkeramnya."Bawakan Panduan Lapangan bagi kami atau saudaramu akan

    terperangkap selamanya dalam dunia peri," kata elf bertanduk daun.

    Jared yakin sekali elf itu tidak main-main.

    Bab Tujuh

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    35/39

     

    KETIKA Jared Akhirnya Senang Punya Saudara Kembar

    MALLORY melompat ke depan, mengacungkan anggarnya. Simon

    memegang jaringnya dengan sikap mengikuti kakaknya dengan canggung.

    Unicorn itu menggeleng, surainya berkibar saat dia berlari tanpa suara

    ke dalam hutan.

    "Oh ho!" kata elf bertanduk daun. "Sekarang kami melihat karakter

    sejati manusia!" "Lepaskan adikku!" jerit Mallory. Tiba-tiba Jared

    mendapat ide. "Jared, tolong!" teriak Jared, berharap Simon dan

    Mallory mengerti.

    Simon menatapnya bingung. "Jared," kata Jared, "kau harus menolong-ku."

    Kemudian Simon tersenyum padanya, matanya berbinar mengerti.

    "Simon, kau baik-baik saja?"

    "Aku baik-baik saja, Jared." Jared menarik kakinya dari cengkeraman

    akar sekuat tenaga. "Tapi aku tak bisa bergerak."

    "Kami akan kembali membawa Panduan Lapangan, Simon," kata Simon,

    "kemudian mereka harus membebaskanmu."

    "Tidak," kata Jared. "Kalau kalian kembali, mereka bisa saja menawankita semua. Buat mereka berjanji!"

    "Kata-kata kami adalah janji kami," dengus elf bermata hijau.

    "Kalian belum berjanji," kata Mallory, menatap kedua adiknya dengan

    kewaspadaan semakin besar.

    "Berjanjilah Jared dan Mallory bisa meninggalkan daerah ini dengan

    selamat dan kalau mereka kembali, mereka tidak akan ditahan di luar

    kemauan mereka," kata Jared.

    Mallory tampak siap protes, tapi dia tetap diam.Para elf menatap kakak-beradik itu dengan ragu. Akhirnya Lorengorm

    mengangguk. "Terjadilah demikian. Jared dan Mallory boleh pergi dari

    daerah ini. Mereka tidak akan ditahan di luar kemauan mereka sekarang

    atau nanti. Kalau mereka tidak membawa Panduan Lapangan, kami akan

    menahan saudara mereka, Simon, sepanjang masa. Dia akan tetap

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    36/39

    bersama kami, tidak bertambah tua, di bawah bukit, untuk seratus kali

    seratus tahun-dan kalau dia pergi, selangkah di atas tanah akan

    langsung membawa semua tahun-tahun yang hilang kepadanya."

    Simon yang asli menggigil dan melangkah mendekat kepada Mallory.

    "Pergilah," kata elf itu.

    Mallory menatap Jared dengan pandangan bertanya-tanya. Ujung

    anggarnya telah mengarah ke bawah, tapi dia masih memegangnya di

    depan tubuhnya dan sama sekali tidak bergerak pergi. Jared berusaha

    tersenyum memberi semangat, tapi dia takut dan tahu perasaan itu

    tampak pada wajahnya.

    Sambil menggeleng, Mallory mengikuti Simon. Setelah beberapa langkah

    mereka ber-balik dan menatap saudara mereka, lalu mulai mendaki bukit yang curam itu. Dalam beberapa menit mereka sudah menghilang di

    antara dedaunan. Jared bicara.

    "Kalian harus membebaskanku," katanya.

    "Mengapa begitu?" tanya elf bertanduk daun. "Kau sudah mendengar

     janji kami. Kami tidak akan membebaskanmu sampai saudara-saudaramu

    membawakan Panduan Lapangan bagi kami."

    Jared menggeleng. "Kalian bilang kau tidak akan membebaskan Simon.

    Aku Jared.""Apa?" tanya Lorengorm.

    Elf bertanduk daun maju selangkah ke arah Jared, tangannya

    membentuk cakar.

    Jared menelan ludah. "Kata-kata kalian adalah janji kalian. Kalian harus

    membebaskanku."

    "Buktikan dirimu, Nak," kata elf bermata hijau. Bibirnya menipis.

    "Ini." Jared melepaskan ranselnya dengan tangannya yang gemetar. Di

    sana, di bagian atas, tiga huruf tertulis pada kanvas merahnya: JEG."Lihat. Jared Evan Grace."

    "Pergilah," kata elf bertanduk daun, menyemburkan kata itu seolah

    kutukan. "Semoga kebebasanmu membuatmu senang kalau kami bertemu

    denganmu atau saudara-saudaramu yang penipu itu lagi."

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    37/39

    Dengan kata-kata itu, akar-akaran terurai dari kaki Jared. Dia lari dari

    lapangan itu secepat dia bisa. Dia tidak menengok ke belakang.

    Saat mencapai puncak bukit, dia mendengar suara tawa.

    Dia memandang pepohonan terdekat, tapi tidak ada tanda-tanda

    keberadaan si phooka. Tapi Jared hanya setengah terkejut saat suara

     yang sekarang terasa akrab itu bicara. "Aku lihat kau tidak menemukan

    pamanmu. Sayang sekali. Kalau kau sedikit lebih tidak cerdas, mungkin

    kau lebih sukses."

    Jared menggigil dan buru-buru menuruni sisi lain bukit itu, cukup cepat

    sehingga dia nyaris tidak bisa berhenti berlari sampai ke tengah jalan.

    Dia menyeberang jalan dan lari ke pagar besi memasuki balaman

    rumahnya sendiri, terengah-engah.Mallory dan Simon menunggunya di tangga. Kakaknya tidak mengatakan

    apa-apa hanya memeluknya dengan cara yang sangat-tidak-Mallory.

    Jared membiarkan dirinya dipeluk.

    "Aku tidak tahu apa yang akan kaulakukan," kata Simon sambil tertawa.

    "Itu tipuan yang bagus."

    "Terima kasih karena mengikuti kata-kataku," kata Jared sambil

    tersenyum. "Phooka itu mengatakan sesuatu padaku dalam perjalanan

    pulang.""Sesuatu yang masuk akal?" tanya Mallory.

    "Well, aku jadi berpikir," kata Jared. "Ing saat para elf bilang akan

    menahanku di dunia peri?"

    "Menahanmu?" tanya Simon. "Mereka bilang Simon."

    "Yeah, tapi pikirkan apa yang akan mereka lakukan. Mereka akan

    menahanku selamanya. Tidak bertambah tua, ingat? Selamanya."

    "Jadi kaupikir...," suara Mallory semakin pelan.

    "Saat aku pergi, si phooka bilang kalau aku sedikit lebih tidak cerdas,aku mungkin lebih sukses menemukan pamanku."

    "Maksudmu Arthur mungkin terperangkap bersama para elf?" tanya

    Simon saat mereka menaiki tangga masuk rumah.

    "Kurasa begitu," kata Jared.

    "Kalau begitu dia masih hidup," kata Mallory.

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    38/39

    Jared membuka pintu belakang dan melangkah ke ruang tempat

    menyimpan sepatu kotor. Dia masih menggigil karena pertemuannya

    dengan para elf, tapi senyumnya semakin lebar. Mungkin Arthur tidak

    lari meninggalkan keluarganya. Mungkin dia tawanan pada elf. Dan

    mungkin-kalau Jared cukup cerdas-Arthur bisa diselamatkan.

    Melamunkan penyelamatan itu, Jared nyaris tidak melihat kilauan perak

    di kakinya sebelum dia terjatuh. Sesuatu yang tajam menekan paha dan

    tangan Jared yang terulur. Simon juga terjatuh, menabrak Jared dan

    Mallory, hanya beberapa langkah di belakang, menimpa kedua

    saudaranya.

    "Sial!" teriak Jared, melihat ke sekeliling. Lantai penuh mainan bekel

    dan kelereng."Auw," kata Simon, berusaha membebaskan diri dari kakaknya. "Bangun

    dariku. Mal."

    "Kaupikir aku sedang bersenang-senang?" kata Mallory, bangkit berdiri.

    "Aku akan membunuh boggart kecil itu." Dia berhenti.

    "Tahu nggak, Jared? Kalau kita menemukan Panduan Lapangan Arthur,

    menurutku lebih baik kita simpan saja."

    Jared menatap kakaknya. "Benar?"

    Mallory mengangguk. "Aku tidak tahu bagaimana perasaan kalian berdua,tapi aku sudah capek disuruh-suruh peri."

    -END-

    Baca Lanjutannya di Buku 4

    Spiderwick Chronicles:

    Pohon Besi

    Ucapan Terima Kasih

    Tony dan Holly ingin berterima kasih kepada Steve dan Dianna untuk

    ide-ide mereka, Starr untuk kejujurannya, Myles dan Liza untuk

    http://inzomnia.wapka.mobi

    Koleksi ebook inzomnia

  • 8/16/2019 The Spiderwick Chronicles 3-Rahasia-lucinda

    39/39

    berbagi pengalaman, Ellen dan Julie untuk membantu menjadikan ini

    nyata,

    Kevin untuk antusiasmenya yang tak kenal lelah Dan kepercayaannya

    kepada kami, Dan terutama kepada Angela dan Theo - Tidak ada cukup

    banyak pujian Yang bisa mendeskripsikan kesabaran kalian Dalam

    menjalani malam-malam panjang Diskusi tentang Spiderwick.

    http://inzomnia.wapka.mobi