the effect of individual characteristic attitude and perception on the entrepreneurship behavior (a...

Download The Effect of Individual Characteristic Attitude and Perception on the Entrepreneurship Behavior (a Study on Small Industry of Handycraft at Lamongan Regency)

If you can't read please download the document

Upload: lucaz-cheezmoo

Post on 29-Jul-2015

127 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, SIKAP DAN PERSEPSI( Studi Pada Industri Kecil kerajinan tangan & Handycraft Di Kabupaten Lamongan)TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAANPUBLIKASI ILMIAHUntuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar MagisterOleh: NURUL BADRIYAH 0820206033PROGRAM STUDI MANAJEMEN MINAT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2010THE EFFECT OF INDIVIDUAL CHARACTERISTIC, ATTITUDE AND PERCEPTION ON THE ENTREPRENEURSHIP BEHAVIOR (A Study On Small Industry Of Handycraft at Lamongan Regency) Nurul Badriyah Universitas Islam Lamongan Margono Setiawan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Wahdiyat Moko Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ABSTRACT The small industry plays important role in the national economic. This industry is made of large, medium and small entrepreneurship activities. It has been managed by any individuals through their idea, personal objective, and ambition to produce good combination of resource. They have different skill from others in the character, attitude and perception on business. The objective of research is (1) to analyze the effect of individual characteristic, attitude and perception simultaneously on entrepreneurship behavior, (2) to analyze the effect of individual characteristic, attitude and entrepreneurship partially on entrepreneurship behavior, and (3) to analyze the dominant variable affecting entrepreneurship behavior. This research is conducted on the entrepreneurs of handicraft industry at Lamongan Regency. Interval data are used. Primary data collection is conducted through questionnaire distributed to 67 handycraft entrepreneurs throughout Lamongan Regency. Three independent variables are analyzed, i.e. individual characteristic, attitude and perception. The dependent variable is entrepreneurship behavior. The collected data are analyzed by multiple linear regression analysis. Result of research indicates that individual characteristic, attitude and perception positively and simultaneously affect entrepreneurship behavior. In partial manner, the dependent variable positively and significantly influences entrepreneurship behavior. Perception is the dominant variable affecting entrepreneurship behavior. Keywords: Individual Characteristic, Attitude, Perception and Entrepreneurship Behavior, and Multiple RegressioniPENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, SIKAP DAN PERSEPSI TERHADAP PERILAKU KEWIRAUSAHAAN ( Studi Pada Industri Kecil kerajinan tangan & Handycraft Di Kabupaten Lamongan) Nurul Badriyah Universitas Islam Lamongan Margono Setiawan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Wahdiyat Moko Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ABSTRAK Industri kecil memiliki peran yang sangat besar bagi perekonomian secara keseluruhan, melalui aktivitas wirausahawan besar, menengah maupun kecil mereka adalah individu yang digerakkan oleh ide, tujuan pribadi dan ambisi dengan memadukan unsur unsur sumber daya, mereka memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain baik karakter, sikap maupun persepsi tentang bisnis. Tujuan penelitian ini adalah: 1. menganalisis pengaruh karakteristik individu, sikap dan persepsi secara simultan terhadap perilaku kewirausahaan 2. menganalisis pengaruh karakteristik individu, sikap dan kewirausahaan secara parsial terhadap perilaku kewirausahaan. 3. menganalisis variabel yang dominan mempengaruhi perilaku kewirausahaan. Penelitian ini dilaksanakan pada para pengusaha industri kerajinan tangan & Handycraft Di kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan data interval sedangkan pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuisioner pada 67 pengusaha kerajinan tangan & Handycraft yang tersebar di Kabupaten Lamongan. Dalam hal ini terdapat tiga variabel independent yang dianalisis yaitu: Karakteristik individu, sikap dan Persepsi. Sementara variabel dependennya adalah Perilaku Kewirausahaan. Selanjutnya data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa karakteristik individu, sikap, dan persepsi secara positif berpengaruh secara simultan terhadap perilaku kewirausahaan. Adapun secara parsial semua variabel dependen berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku kewirausahaan, Persepsi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan Kata Kunci: Karakteristik Individu, Sikap, Persepsi dan Perilaku Kewirausahaan, dan regresi BergandaiiI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku diartikan sebagai suatu aksireaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Notoatmojo,S, (1997 ) Perilaku adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat di pelajari. Robert Kwik, (1974), sebagaimana dikutip oleh Notoatmojo,S (1997) Perilaku manusia pada hakikatnya adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Sri Kusmiyati dan Desminiarti, (1990 ) Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Sunaryo, (2004) Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadangkadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalikperilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktorfaktor itu adalah hak kepemilikan (property right, PR), kemampuan/ kompetensi (competency/ability, C), dan insentif (incentive), sedangkan faktor eksternalnya meliputi lingkungan (environment, E). Dengan demikian perilaku dapat dirubah oleh diri sendiri dan atau oleh adanya tekanan/pengaruh lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam diri sendiri dan dari luar lingkungan bergaul maka tumbuhlah perilaku individu yang spesifik. Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat atau watak, sikap dan persepsi yang dimiliki oleh seseorang. Sifat atau watak, sikap dan persepsi yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat atau watak, sikap dan persepsi yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses , Notoatmojo, S (2003) Sebagai Wirausaha memiliki sikapsikap dasar dan karakteristik yang spesifik. Seorang wirausaha memiliki sikap bertekad bulat ingin berwirausaha. Bukan karena terpaksa. Ia ingin mandiri dan ingin berhasil. Karena ingin berhasil maka ia bersikap positif. Positif terhadap diri sendiri maupun positif terhadap orang lain. Namun dmikian masih ada kemungkinan untuk gagal, tetapi ia tidak gentar. Karena itu ia mau belajar dari pengalaman, termasuk darikegagalannya. Yang pasti ia berani 1 akan menjadi kebiasaan atau mandiri dan memimpin. bersifat langgeng (long lasting). Bertolak pada adanya sikap dasar Notoatmojo,S (2003 ) tersebut diatas kiranya terbentuknya Sebagaimana dalam Sukamadi (2008)Para wirausahawan adalah orang orang memulai usahanya dengan yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi, dalam rangka memiliki kesempatan (peluang). Ia mengumpulkan informasi, maupun mampu segera memanfaatkan peluang menjalin relasi. Dalam situasi usaha itu menjadi sesuatu yang bernilai dan pasti akan selalu terjadi perubahan. berdaya guna untuk dirinya, Untuk itu sebagai seorang wirausaha masyarakat, bangsa dan negaranya harus memiliki sikap terhadap Jika ditelaah dengan lebih seksama , perubahan, sekalipun Perubahan jarang sesungguhnya sikap kewirausahaan dapat diterima secara total oleh setiap yang ada pada individu individu orang yang terlibat. tersebut menurut Meredith et.al ..(2002) Penelitian Rogers (1974) mengemukakan nilai hakiki penting mengungkapkan bahwa sebelum orang dari wirausahawan adalah: mengadopsi perilaku baru (berperilaku 1. Percaya diri ( Self confidence) yaitu baru), didalam diri orang tersebut memahami diri sendiri dalam terjadi proses yang berurutan, yakni. melaksanakan tugas atau pekerjaan 1) Awareness (kesadaran), yakni orang 2. Berorientasi tugas dan hasil yaitu tersebut menyadari dalam arti mengutamakan nilai motif prestasi, mengetahui setimulus (objek) berorientasi pada laba, ketekunan terlebih dahulu Karakteristik tipikal dari wirausahawan dan kerja keras. berhubungan dengan perolehan 2) Interest, yakni orang mulai tertarik yang sukses adalah kemauan 3. Keberanian mengambil Resiko yaitu peluang dan penciptaan organisasi kepada stimulus kemampuan mengambil resiko, lebih suka pada usaha -usaha yang untuk mengejarnya. 3) Evaluation (menimbang nimbang inovativ, pengetahuan bagaimana pasar menantang, dan berusaha individu Dengan Kata lain Individumenghindari situasi resiko manusia yang digolongkan sebagai yang dirinya praktek/keahlian) manufaktur, skill rendah. wirausaha adalah mereka yang 4) Trial, orang telah mulai mencoba dan pemasaran, skill manajemen bisnis, 4. Kepemimpinan Yaitu berbeda dengan memiliki karakter yang memiliki sifat perilaku barubekerja sama, Casson kemampuan pemimpin dalam kepelaporan dan orang kebanyakan wirausahawannya, (1982). Caird (1988) dalam penelitian bahkan melihat jenis usaha apa yang moris (2003) menyebutkan dorongan paling cocok dengan minat dan yang baik untuk bisnis, keinginan untuk kemampuannya. mengambil resiko, kemampuan untuk Penelitian ini menelaah fenomena yang mengidentifikasi kesempatan bisnis, berkaitan dengan karakter, sikap dan dan kemampuan untuk mengoreksi persepsi wirausaha dalam menjalankan error secara efektif, dan kemampuan usahanya pada perusahaan kecil menangkap kesempatan yang menengah kerajinan tangan dan menguntungkan sebagai karakteristik Handycraft. Karena merupakan sektor entrepreneur. Bird (1989) dalam Mutis usaha yang memberikan kontribusi bagi (2005) membagi resiko kedalam lima perekonomian. jenis, empat relevan dengan Konsentrasi penelitian ini di Kabupaten entrepreneur potensial, resiko ekonomi, Lamongan adalah salah satu kawasan resiko hubungan sosial, resiko dalam yang masyarakatnya memiliki keahlian pengembangan karir, plus resiko di bidang usaha kerajinan tangan dan individualitas yang dipicu nilai nilai dari psikologis dan kesehatan. Temuan 1. Apakah karakteristik individu, Handycraft. Berbagai macam produk budaya. Karena itupada kutipan Hamida Brockhaus (1982) perkembangan sikap dan persepsi secara simultan kerajinan tangan dan Handycraft mulai, usaha mereka mulai pesat dan sejak ( 2006) menunjukkan bahwa preferensi tikar, tas,berpengaruh terhadap perilaku sepatu sandal dan hiasan tahun 2002 jenis resiko tertentu tidak untuk satu beberapa negara mulai kewirausahaan. serta hiasan batik yaitu menyebar di2. Apakah karakteristik individu, sebagian kecamatan yang ada di dan Malaysia. Sementara umum, tidak profesional dan populasi itu ekspor sikap dan persepsi secara parsial Kabupaten Lamongan sebagaimana produk perusahaan sukses dan tidak antara kerajinan tangan dan Handycraft berpengaruh terhadap perilaku tercatat pada dinas perdagangan dan naik 10 % dari USD 410 juta menjadi sukses. kewirausahaan perindustrian kabupaten Lamongan USD 450 juta pada tahun 2009. 3. Variabel manakah yang dominan Permintaan produk ini tidak berpengaruh terhadap variabel terpengaruh adanya krisis global perilaku kewirausahaan terutama didalam negeri. Aspek seni 1.3 Tujuan Penelitian dan budaya yang beragam, bahan baku Sejalan dengan permasalahan yang yang melimpah mendukung penciptaan telah dirumuskan diatas, maka produk yang inovatif dan berdaya saing tujuan yang hendak dicapai dalamtinggi.penelitian ini adalah: Berdasarkan paparan tersebut ingin 1. Untuk mengetahui pengaruh mengkaji tentang pengaruh karakteristik individu, sikap dan karakteristik individu, sikap dan persepsi secara simultan terhadap persepsi terhadap perilaku perilaku kewirausahaan. kewirausahaan yang bergerak dalam 2. Untuk mengetahui pengaruh usaha Kerajinan tangan & Handycraft di karakteristik individu, sikap dan Kabupaten Lamongan. Beberapa hal persepsi secara parsial terhadap membedakan penelitian ini dengan perilaku kewirausahaan penelitian sebelumnya adalah berkaitan 3. Untuk mengetahui variabel dengan pengembangan penelitian yang manakah yang dominan ingin melihat variabel karakteristik mempengaruhi perilakukewirausahaan tidak langsung terhadap perilakukewirausahaan. Obyek penelitian ini II. TINJAUAN PUSTAKA adalah perusahaan kerajinan tangan danefek dari perubahan dalam hubungan personal entrepreneur, dan efek dari perubahan hubungan personal entrepreneur pada karakteristik personalitas entrepreneur yang dipelajari. Dalam sebuah lingkungan tindakan yang berubah, perubahan dalam hubungan entrepreneur juga nampak mempengaruhi karakteristik personalitas entrepreneur. Dalam penelitian tersebut menghasilkan bahwa Penurunan pada lokus kontrol eksternal bisa di interprestasikan sebagai hasil pembelajaran wirausaha yang lebih independen, peningkatan kooperasi meningkatkan motivasi pencapaian jiwa wirausaha, Versatilitas dan kelimpahan jaringan kepentingan wirausahawan meningkatkan sumberdaya wirausahawan dengan pelatihan dan pengalaman. Dari dasar tersebut maka dapat dikatakan bahwa wirausahawan dan karakteristik individunya tidak dapat dipisahkan karena menjadi dominasi setiap perubahan usaha yang diikutinya (2) Hasil penelitian SadlerSmith et al. (2000) Penelitian dengan judul Managerialbehavior, Entrepreneurial stile and Small firm perfornance menyimpulkan bahwa gaya kewirausahaan (yang didasarkan pada teori Covin&Slevin)yang diregresikan terhadap enam perilaku manajerial (manging performance; managing proses; managing stakeholders and environment; managing culture; managing vision; managing development) menegaskan bahwa kegiatan managing culture dan managing vision dihubungkan dengan gaya seorang wirausaha, sementara kegiatan managing performance lebih dihubungkan dengan gaya seorang nonwirausaha. Selanjutnya, gaya wirausaha dalam hal ini berbeda dengan perilaku manajerialmemiliki hubungan secara positif dengan probabilitas bahwa suatu perusahaan tersebut merupakan jenis yang high growth type (dalam hal ini dikaitkan dengan kinerja pertumbuhan penjualan (3) Penelitian Patrick Legoherel, Philippe Callot (2004) Dengan judul Personal Characteristics, Attitude Toward Risk, And Decisional Orientation of The Small Business Entrepreneur: A Study of Hospitality Managers menyimpulkan Sumber utama pengaruh pada orientasi keputusan manajer adalah pada sikapnya terhadap pengambilan resiko bersama persepsinya mengenai lingkungan. Pengaruh karakter individu pada perilaku dan pembuatan keputusan manajermempengaruhi pandangan kedalam dan keluar5sebuah perusahaan ( terkait profil manajer) , sikap terhadap masa yang kan datang, flesibilitas, dan kemampuan berkomunikasi, kontrol diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku dan proses pengambilan keputusan pada perusahaan, sedangkan sikap terhadap masa datang memiliki dampak positif pada pengambilan resiko perusahaan (4) Penelitian K.R.G. Nair and anu Pandey ( 2006) Dengan judul Charateristics Of Entrepreneurs: An Empirical Analysis menyimpulkan beberapa factor social ekonomi dan sikap yang umumnya diyakini memacu sesorang untuk melakukan usaha entrepreneur dan melanjutkan sebagai entrepreneur. Studi ini didasarkan pada data primer yang dikumpulkan dari mereka yang melakukan usaha entrepreneur di bidang industri manufaktur tanpa mempertimbangkan apakah usaha tersebut masih berjalan atau sudah tutup dan juga dari orangorang yang tidak pernah mencoba pengalaman ini di daerah Kerala, India. Analisa data primer dengan pandangan yang lebih awal dalam anggapan ini telah memberikan beberapa penemuan yang menarik.yang lebih baik, semakin besar kesempatannya menjalankan usaha entrepreneur dan mensukseskannya. Dalam hal umur, buktinya menunjukkan secara luas bahwa kematangan dalam arti umur, mendukung kesuksesan dalam usaha entrepreneur. Baik pendidikan / pelatihan teknis dan pengalaman kerja dalam bidang yang sama atau terkait juga berdampak pada entrepreneurship. Pandangan Schumpeterian bahwa entrepreneur adalah inovatif dalam sikap mereka didukung dalam studi ini. Dalam hal wirausaha memiliki jiwa kewirausahaan lebih penting dibandingkan hanya sekedar modal6Hasilnya tidak mengindikasikan bahwa ketajaman bisnis tidak turuntemurun dalam keluarga. Dalam hal religius, bukti mengindikasikan bahwa komunitas religius terhadap sesorang yang memeluknya tidak berdampak pada usaha seseorang untuk mengusahakan entrepreneur atau untuk mensukseskannya. Ketika kita mempertimbangkan status ekonomi keluarga, nampaknya ada beberapa bukti bahwa keluarga dengan kondisi ekonomigan budaya kolektif tinggi dan budaya individual tinggi, kewirausahaan dan inovasi justru lebih rendah keberhasilannya. Penelitian ih besar, dan kesempatan juga besar . 2.2. Kajian Teoritis 2.2.1.Karakteristik Individu Menurut Leavitt (2002) manusia itu seru7mencakup struktur biologis ataukepribadian. Tetapi, Ardana jasmaniahnya dan struktur psikis(2009) berpendapat karakteristik atau kejiwaanya.individu terdiri atas ciri pribadi Oleh karena itu setiap manusiaatau biografis seperti usia, jenis memiliki perbedaan. Perbedaan?kelamin, dan status perkawinan, perbedaan tersebut dapat terlihatJumlah Tanggungan, Masa kerja;kepribadian, nilai dan sikap, dan masing-masing. Sehingga dalamtingkat-tingkat kemampuan in teraksi dengan lingkungandasar. dimana manusia itu berada 2.2.2 Karakter Biografis karakteristik-karakteristik yang1. Usia ada pada diri seseorang akanUsia sering dijadikan indikator nampak. Kepribadian merupakanyang cukup penting kriteria suatu struktur totalitas atauseseorang dalam pekerjaan. Juga struktur unitas multipleks,sering dijadikan asumsi layak dimana seluruh aspek aspeknyatidaknya seseorang memulai dan berhubungan erat satu samamengakhiri karir dan pekerjaan. lainnya, yang merupakan satu2.Jenis Kelamin harmoni yang bekerjasamaDalam kehidupan di masyarakat, dengan baik.ada anggapan dan pandangan Menurut Yani (2006) keluarganya. Berbeda dengan 1. Melukiskan kepribadian sebagai bahwa pria lebih mampu pekerja berstatus bujangan yang mengklasifikasikan karakteristik suatu struktur atau organisasi masihmelakukan berbagai pekerjaan sering berpindah-pindah individu dalam dua aspek yaitu: hipotesis an tingkah laku dilihat tempat kerja untuk mencari yangsebagai Aspek psikologi terdiri atasdan 1) sesuatu yang diorganisasi paling sesuai dengan lingkungan diintregasikan oeh kepribadian dilatarbelakangi dengan peran dan suasana kerja ataupun intelegensia, bakat, minat, prestasi 2.Menekankan perlunya memahami arti imbalan pria sebagai pencari nafkah untuk belajar, kepribadian, nilai, hobby, perbedaan-perbedaan individual, 4. Jumlah Tanggungan keluarga. Disamping itu dengan istilah "Kepribadian" ada ketrampilan, masalah dan Nimran dalam Ardana ( 2009) keunikan dari setiap individu bahwa tidak ada informasi yang budaya dan adat istiadat tertentu keterbatasan pribadi. 2) Aspek ternyatakan cukup tentang antara jumlah yang lebih menghargai pria 3. Pentingnya melihat kepribadian dari jasmaniah berupa keadaan bentuk tanggungan seseorang dengan sudutdaripada wanita dalam berbagai "Sejarah Hidup" perkembangan produktifitasnya . tetapi jumlah dan perspektif anak yang dimiliki oleh pekerja 2.2.4 Nilai berhubungan erat dengan tingkat a. Pengertian Nilai absensi dan kepuasan kerjanya Menurut Rokeach (1973) nilai 5. Masa kerja sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang, Menurut Suprihanto (2003) masa dan sebagai sesuatu yang berkaitan kerja seorang karyawan ditempat dengan obyek. Sedangkan England kerja sebelumnya adalah alat yang (1974) berpendapat bahwa nilai baik untuk memprediksi tingkat merupakan suatu kerangka kerja turnover karyawan tersebut perseptual yang secara relatif bersifat ditempat kerjanya sekarang. permanen. Kerangka kerja tersebut2.2.3 Kepribadianmembentuk dan mempengaruhi hakikat Pengertian Kepribadian dan watak perilaku perorangan Pengertian kepribadian yang lebih umumnya. bermakna dan mendalam yang secarailmiah sering digunakan dirumuskan b. Asal Sistem Nilai oleh Gordon Allport sebagaimana Nilai yang diyakini seseorang ditulis Robbins (2008), kepribadian sangat penting diketahui karenaRokeach didasarkan atas lima buah asumsi dasar. Jumlah total dari nilai-nilai yang dimiliki seseorang relatif kecil Semua orang dimaana yang paling dekat atau besar pengaruhnya pada perilaku seseorang dan mana yang kurang berpengaruh. 2.2.5. Sikap Dalamngalaman. Demikian juga dengan pendapat Robbins (2008) sikap bersumber atau diperoleh dari orang tua, guru, dan anggota kelop ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang ?kadang, suatu bentuk sikap merupakan pernyatar (2000). Pendapatnya bahwa memahami bagaimana sikap menerima dan menolak perubahan berangkat dari dasar motivasional si6. ah yang bersangkutan menjadi dewasa. Menjadi pertanyaan bagi kita bagaimanakah prpses terjadinya perubahan sikap? Freedman12mempengaruhi, berbagai kondisi yang mengandalkan masingmasing proses terjadinya pengaruh, dan implikasinya terhadap permanensi perubahan sikap. Bagi Azwar (2000) perubahan sikap dapat dilakukan melalui cara persuasi, yaitu usaha pengubahan sikap individu dengan memasukkan ide, pikiran, bahkan faktor baru lewat pesanpesan komunikatif.2.2.6 Persepsia. Pengertian Persepsi pada dasarnya menyangkut proses informasi pada diri seseorang dalam hubungannya dengan obyek stimulus. Dengan demikian persepsi merupakan gambaran arti atau interprestasi yang bersifat subyektif, artinya persepsi sangat tergantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan. Dalam kamus psikologi persepsi diartikan sebagai proses pengamatan seseorang terhadap segala sesuatu dilingkungannya dengan menggunakan indra yang dimiliki, sehingga menjadi sadar perilaku yang akan dilakukan pada situasi tertentu. Ketika seorang individu melihat sebuahMenurut Ardana ( 2009) faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut: 1Pemberi kesan/ Pelaku persepsi Bila seseorang memandang suatu obyek dan mencoba menginterprestasikan apa yang dilihatnya tersebut, maka interprestasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya dalam hal ini karakteristik si pemberi kesan. 2Sasaran/ Target / Obyek Ciri ciri pada sasaran / obyek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi. Orang yang penampilannya sangat menarik/ tidak menarik lebih mudah untuk dikenal / ditandai. 3Situasi Situasi atau konteks dimana melihat suatu kejadian / obyek juga penting. Unsur unsure lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang. Obyek yang sama pada hari yang13target dan berusaha untuk berbeda bisa menyisakan persepsi menginterprestasikan apa yang dia lihat, interprestasi itu akan dipengaruhi oleh beberapa karakterr pribadi diantaranya ; Wira berarti berani, dan "swasta". sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan yang berbeda harapan seseorang. Menurut Robbins( 2008) Persepsi ( Perception) adalah proses dimana utama atau perkasa.sedangkan individu mengatur dan c. menginterprerstasikan kesan Kesalahan Persepsi kesan sensori mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima dari "swa" dan "sta". swasta terdiri seseorang pada dasarnya bias berbeda dari realitas obyektif. Ada beberapa kesalahan persepsi Walaupun seharusnya tidak perlu ada, perbedaan tersebut sering timbul. Swa artinya sediri dan Sta berarti b. Faktor Yang mempengaruhi persepsisering terjadi, yaitu: yangberdiri. Swasta jika diartikan 1. Berstereotip ( Sterotyping)bersama menjadi berdiri menurut Menilai seseorang atas dasar satu/kekuatan sendiri. Dengan demikian beberapa sifat dari kelompoknya.kewiraswastaan (kewirausahaan) Seperti didasari oleh jenis kelamin,berarti keberanian, keutamaan serta keturunan, umur, agama,keperkasaan dalam memenuhi kebangsaan atas jabatan.kebutuhan serta memecahkan 2. Proyeksipermasalahan hidup dengan Kecenderungan menilai seseorangkekuatan yang ada pada diri sendiri atas dasar perasaan dan sifatnya.. Yani, (2006). Artinya menghubungkan b. Ciri-ciri Kewirausahaan karakteristik sendiri dengan orangHellriegel and Slocum (1996) lainbanyak orang percaya 3. Efek Halowirausahawan dilahirkan bukan Menarik kesan umum terhadapdibentuk atau dipengaruhi oleh seseorang individu berdasarkankeadaan-keadaan lingkungan karakteristik tunggalsukses berwirausaha tidak terjadi secara kebetulan, tetapi ada ciriciri dan sekitarnya. Sedangkan yang lain sifat sifat tertentu yang mereka miliki. Menurut Meredith et al (2000) para wiorausaha adalah individuindividu yang berorientasi kepada tindakan, dan Orang yang ramah, rapi dikesankan bermotivasi timggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya. Mereka memiliki ciriciri dan watak sebagai berikut : percaya bahwa wirausahawanSumber : Meredith (2000)jujur dari yang tampangnya serem.2.2. 7.1. Inovasi Usaha yang sukses dan mampu bertahan lama, akan banyak dipengaruhi oleh memiliki kemampuan Karena itu inovasi yang dilakukan secara terus menerus.menciptakanmenurut Cook dalam Bennis (2002), untuk menjadi perusahaan yang inovatif, kita harus mencari Padahal tak ada hubungan orang inovatorinovator. Kita harus mengumpulkan orangramah yang berbakat dan mempunyai kemauan menciptakan sesuatu yang baru, dan tempatkan mereka dalam suatu lingkungan dimana inovasi diharapkan terjadi. sesuatu yang baik dalam bisnis 2.2.7.2 Pengambilan Resiko Salah satu ciri dari kwewirausahaan adalah berani mengambil resiko. Menurut kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energitic, dan inisiatif. Kemampuan mengambil resiko, suka pada tantangan. Bertingkah laku sebagai pemimpin Dapat bergaul dengan orang lain Menanggapi saran-saran dan kritik Inovatif dan kreatif, fleksibel, punya banyak sumber, s Asad (2004) Wirausahawan adalah orang yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan atas halhal yang akan dikerjakan serta menangani tugastugas yang efektif dengan orang lain. Bagi McClelland dalam Asad (2004) karakteristik tingkah laku dan dinamika yang menonjol pada individu yang mempunyai motif untuk berprestasi yang tinggi adalah selau mereka yang bekerja dengan memperhitungkan resiko. Kemudian pernyataannya yang dikutip Robbins (2008) beranggapan bahwa peraih prestasi tinggi paling baik bila mereka menaksir mempunyai peluang sukses 50 : 50. 2.2.7.3 Proaktif Salah satu ciri yang dimiliki wirausaha adalah kemampuan melihat kemungkinankemungkinan usaha dimasa yang akan datang. Mereka diibaratkan memiliki indera keenam untuk melihat jauh kedepan. Sehingga apa yang tidak terpikirkan dan terbayangkan orang lain, mereka mampu memikirkannya dibanding orang yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan. Menurut Nangoi (2004) kemampuan untuk melihat dan memanfaatkan peluang usaha bisa dicapai oleh naluri bisnis yang tajam. Seorang wirausahawan lebih memikirkan dimana terdapat peluang, bagaimana mengontrol sumber daya tersebut dan15struktur apa yang tepat. Drucker (1985) karakter individu K.R.G Nair and dalam Nangoi (2004) menyatakan Anu Pandey (2006) bahwa wirausahawan selalu mencari 4. Robins (2008) Karakteristik individu perubahan, menanggapinya, dan dengan indikator kepribadian dan mengeksploitasinya sebagai suatu nilai dapat melukiskan kepribadian peluang. sebagai suatu struktur atau organisasi tingkah laku seseorang III. KERANGKA KONSEP PENELITIAN sehingga kita harus memahami perbedaan perbedaan individual. Kerangka Konsep Penelitian 3.1 Beberapa hasil penelitian terdahulu dan Alur pikir dalam penulisan ini landasan teori yang menunjukkan diawali dengan kajian teoritis bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap kewirausahaan , yang dipengaruhi perilaku kewirausahaan adalah: oleh karakteristik individu, sikap dan 1. Hasil penelitian persepsi pengusaha itu sendiri ketika Philippe Callot (2004) menyatakan Patrick Legoherel,mengenai pola perilaku mereka menapaki dunia bisnis.bahwa sikap terhadap masa yang , Beberapa hasil penelitianterdahulu fleksibelitas, dan kemampuan dan landasan teori yang menunjukan berkomunikasi, kontrol diripengaruh yang signifikan antaramemiliki pengaruh yang signifikan karakteristik individu terhadappengambilan keputusan padadan perilaku kewirausahaan, diantaranya adalah: perilaku dan proses1. Terdapat perbedaan yang signifikan perusahaan. 2. skill dan kemampuan berwirausaha wirausahawan, motivasi dan , sikap dan persepsi seseorang karakteristik seseorang memiliki menghadapi tantangan pengaruh yang kuat terhadap mempengaruhi perilaku tidak pastidari nilai dan sikap seorang perilaku kewirausahaan, sedangkannaik turun (2000)kewirausahaan pada proses inovasi, lokus kontrol dapat kreatifitas. Jarna Heinonen and Sari Hannu Litunen Anne Poikkijoki (2006)dan penyelesaian permasalahantergantung karakter wirausahawan.2.Hasil penelitian Patrick Legoherel,3.Suryana (2006) Perubahan pada sikap Phillipe Callot (2004) menunjukan seseorang mempengaruhi perilaku bahwa Karakteristik individu mempengaruhi dalan pengambilankeputusan dan perilaku seorangyang bertujuan di mana manusiabelajar akan suatu harapan dan membawa pada suatu peristiwa atau wirausahawan3.Perilaku Kewirausahaan akan dipengaruhi kondisihal tertentu. Sedangkan hasil penelitian terdahulu keseimbangan dan landasan teori yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang16signifikan antara persepsi terhadap perilaku kewirausahaan. 1Sukamadi (2008) Secara subyektif persepsi sangat tergantung pada kemampuan dan keadaan diri yang bersangkutan yang mempengaruhi interprestasi apa yang dia lihat, proses interprestasi dipengaruhi harapan harapan sehingga mempengaruhi perilaku seseorang. 2Kegiatan managing, persepsi seseorang , performance berhubungan dengan gaya wirausahawan Sadler smith (2000) 3Inovatif dan persepsi memiliki keyakinan lebih besar terhadap kendali atau perilaku wirausaha seseorang. K.R.G Nair and Anu Pandey ( 2006) 4Persepsi seseorang menghadapi tantangan tidak pasti mempengaruhi perilaku kewirausahaan pada proses inovasi, dan penyelesaian permasalahan kreatifitas. Jarna Heinonen and Sari Anne Poikkijoki (2006) Pada hakekatnya perilaku seseorang dipengaruhi dari dalam diri manusia itu sendiri maupun dari luar dirinya.Littunen (2000). Dengan dimilikinya karakteristik pribadi seseorang yang membedakan dirinya dari orang lain. Menurut Robbins (2008) Karakteristik individu lebih cenderung pada kemampuan mental dan fisik sehingga lebih bersifat umum berdasar latar belakang dan demografinya. Sedang sikap sifatnya abstrak tapi implikasinya dapat dirasakan dan persepsi sendiri merupakan pemberian arti terhadap suatu gejala lingkungan. Pengaruh karakteristik individu, sikap dan persepsi terhadap perilaku kewirausahaan dapat dilihat pada kerangka konsep berikut ini pada Gambar 3.1Karakteristik Individu (X1) kepribadian NilaiSikap (X2)Per ilak uPeluang BisnisKe wir aus aha anUsaha Mandiri Ino vati fKepemimpinan 3,6 Me nga mb il Res ikoPerencanaan Pro akti fPengambilan Keputusan Penggunaan WaktuPersepsi (X3) Pengalaman Pengetahuan Penalaran KepercayaanGambar 3.1: Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan: 1Hannu Littunen (2000), MyersBrigs. Robbins (2008)2Sadler Smith et.al (2000) 3Patrick Legoherel, Philippe caliot (2004), Suryana (2008) 4K.R.G Nair and anu pandey (2006), Sukamadi (2008) 5Moris et.al (2003) 6Jarna Heinonen and sari Anne Poikkijoki (2006)173.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep yang telah diungkapkan di atas maka dapat ditarik hipotesis penelitian yang kemudian diuji kebenarannya dengan menggunakan fakta fakta yang ada. Dari kerangka konseptual di atas, maka dapat18Hipotesis 2 Karakteristik individu (X1), Sikap (X2), dan Persepsi (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan (Y) Hipotesis 3 Karakteristik Individu (X1) merupakan variabel yang dominan dalam mempengaruhi perilaku kewirausahaan (Y) IV. METODE PENELITIAN 4.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena menekankan pada pengujian teoriteori melalui pengukuran variabelvariabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei. Penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan menggunakan kegiatan penelitian dengan mengajukan pertanyaan pada orangorang dan merekam jawabannya untuk dianalisis. Singarimbun dan Effendi (1995). Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan maksud explanatory, penelitian explanatory, yaitu penelitian yang menggunakan hubungan kausal antara variabelvariabel penelitian melalui pengujian hipotesa. Singarimbun dan Effendi, (1995). penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh Karakteristik individu , sikap dan persepsi terhadap perilaku kewirausahaan pada pengusaha kecil pengrajinInovatif Mengambil Resiko Proaktifditunjukkan model hipotesis sebagai berikutSikap( X2) Peluang bisnis, Usaha mandiri, Kepemimpinan, Perencanaan, Pengambilan Keputusan, Penggunaan WaktuH.2H.3 dan Persepsi Perilaku Kewirausahaan (Y) (X3)secara simultan Gambar 3.2. Kerangka Hipotesis berpengaruh signifikan Penelitian terhadap Pengaruh Simultan Pengaruh Parsial perilaku kewirausahaan (Y) Pengaruh DominanHipotesis I Karakteristik individu (X1), Sikap (X2),tangan dan Handycraft di kota Lamongan.4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Maka jumlah sampel yang diambil Penelitian ini direncanakan memakan sebanyak 67 orang pengusaha waktu selama dua bulan yang kegiatandiantaranya meliputi konsultasi, proses 4.4 Metode Pengumpulan Data4.4.1 Sumber Data penelitian hingga laporan akhir Data merupakan keterangan-keterangan penelitian. tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu 4.3. Populasi dan Pengambilan Sampel yang diketahui atau anggapan atau juga Populasi adalah wilayah generalisasi suatu fakta yang digambar kan lewat yang terdiri atas: obyek/subyek yang angka, simbol, kode dan lain-lain mempunyai kualitas dan karakteristik Hasan, (2002) sebelum dipakai dan tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dianalisis, data perlu dikelompok? dipelajari dan kemudian ditarik kelompokkan terlebih dahulu. Dalam kesimpulan. Populasi dalam penelitian penelitian ini data diambil atau adalah seluruh pengusaha kecil dikelompokkan menurut sumber dan kerajinan tangan dan seni Handycraft pengambilannya, yaitu: yang ada diKabupaten Lamongan a. Data Primer sebanyak 80 orang pengusaha. Data yang diperoleh secara langsung Disperindagkop Kabupaten Lamongan dengan cara mewawancarai para (2010) responden secara langsung atau dengan Selanjutnya populasi diatas akan diolah bantuan daftar pertanyaan (kuesioner) dengan menggunakan rumus slovin yag telah disusun terlebih dahulu. untuk menentukan jumlah sampel. Sedangkan respondennya adalah Para Adapun alasan menggunakan rumus b. Data Sekunder wirausaha kerajinan tangan dan 4. Data responden mendapatkan slovin adalah untuk dikumpulkan Data yang diperoleh secara tidak Handycraft. Kuesioner, adalah suatu dengan pendekatan cross sectional sampel yang representative dan lebih langsung dari data intern organisasi daftar pertanyaan yang diajukan kepada yaitu data hanya dikumpulkan satu pasti atau mendekati populasi yang ada. maupun data ekstern organisasi. Data responden untuk memperoleh data kali.yang berkaitan dengan penelitian. 4.5 dimaksud Validitas dan yangPengujiansebagai berikut: dintaranya adalah data tentang laporanKuesioner ini dimaksudkan untuk Reliabilitas Data N laporan, sedangkan data ekstern memperoleh data deskriptif dalam 4.5.1 Uji Validitas n = -----------? organisasi diperoleh dari surat kabar menguji hipotesis. Data diperoleh Uji Ne2 1 + validitas data digunakan untuk atau majalah-majalah serta sumber? mengukur keakurtan data-data yang sumber tertulis lainnya. diperoleh dari kuesioner. Validitas 4.4.2 Teknik Pengumpulan Data merujuk kepada sejauh mana uji dapat Pengumpulan data dalam penelitian ini mengukur apa yang sebenarnya ingin dilakukan dengan cara atau teknik diukur Cooper, et al., (1997). Formulasi pengumpulan data dengan observasi uji validitas yang dipakai adalah dengan dan angket. Observasi sebagai teknik menggunakan Pearsons product moment pengumpulan data dilaksanakan coefficient of correlation sebagaiman yang dengan cara mengamati langsung jalan terdapat dalam analisis korelsi. tertentu disertai pendataan. Untuk Sedangkan ukuran validitas yang mendapatkan data-data yang dipakai dalam hal ini adalah: diperlukan, maka peneliti juga a. Jika r hasil positif, serta r hasil > r menggunakan beberapa teknik tabel maka butir atau varibel pengumpulan data lainnya yakni: tersebut valid. Penelitian lapangan (Field Work Research) b. Jika r hasil tidak positif, dan r hsil < tidak terjadi perubahan di lapangan yaitu peneliti langsung kondisi di setiap probabilitas, merupakan teknik statistik r tbel, mak butir atu variabel pengukuran. Alat ukur dikatakan dengan menggunakan: yang digunakan untuk menganalisis tersebut tidak valid memiliki ketepatan apabila alat ukur 1. Penelitian ini menggunakan data sampel dan hasilnya di berlakukan 4.5.2 Uji Reliabilitas tersebut jelas, mudah di mengerti dan kuisioner untuk mengumpulkan untuk populasi, Ghozali (2005). Reliabilitas adalah indeks yang4.6.3 Analisis Regresi Linear Berganda menunjukkan sejauh mana suatu alat dengan sikap perilaku wirausaha. ukur dapat dipercaya atau dapat Setelah dilakukan pengolahan data, Kuesioner pada prinsipnya diandalkan dilakukan analisis data selanjutnya Singarimbun, (1995). Untuk dikembangkan dari indikator 4.6 Metode Analisis Data mencapai tingkat pengaruh variabeluntuk mengetahui kepekaan dan Menurut Singarimbun (1995), variabel bebas terhadap variabel metode analisis merupakan proses terikat/tergantung de ngan penyerdahanaan data ke dalam bentuk menggunakan model analisis regresi yang lebih mudah di baca dan linear berganda (multiple linear regression diinterprestasikan. Dalam penelitian ini analysis) yang dolah melalui program menggunakan analisis data statistik. Di komputer SPSS versi 13. mana salah satu fungsi pokok stastistik 4.7. Uji Asumsi Klasik adalah menyederhanakan data (1) Uji Multikolinieritas penelitian yang amat besar jumlahnya Multikolonieritas merupakan keadaan menjadi informasi yang lebih se derhana adanya korelasi linier yang sempurna dan lebih mudah untuk dapat dipahami. dian tara variabel-variabel independen Sebelum melakukan analisis dalam dalam model. Konsekuensinya apabila formula penyelesaian dengan SPSS versi model regresi mengandung 13, perlu ditetapkan bahwa data yang multikolonieritas merupakan kesalahan dimasukkan total skor serta rata-rata standar estimasi akan cenderung nilai dari tiap sampel untuk setiap meningkat dengan ber tambahnya variabel. Skor dan rata-rata ini variabel independen. Untuk mendeteksi diperoleh melalui suatu proses tabulasi keberadaan multikolonieritas dilakukan terhadap jawaban masing-masingfactor), jika VIF < 10 berarti tidak terjadi Cooper, et al.,( 1997). multikolonieritas Gujarati, (1995) 4.6.1 Analisis Statistik Deskriptif (2) Uji Heteroskedastisitas Analisis ini digunakan untuk Uji ini digunakan untuk mengetahui baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, (2005). (3). Uji Normalitas Uji normalitas betujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel mengikuti pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti telah diketahui distribusi bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual normal Ghozali,(2005). antara variabelvariabel independen terhadap variabel dependen dalam model 4.8 Pengujian Hipotesis regresi berganda. Pengujian dilakukan de ngan cara melihat nilai signifikan Fhitung. Apabila probabilitas yang ditunjukkan melalui angka signifikan lebih kecil dari (1). Uji F 0,05 atau Fhitung lebih kecil dari 0,5 maka telah terjadi pengaruh secara bersama Alat sama (simultan) antara variabelvariabel independen terhadap variabel dependen, demikian ini sebaliknya. pula digunakan (2) Uji t untuk Alat ini digunakan untuk menguji hipotesis perihal pengaruh parsial antara menguji masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen dalam model hipotesis perihal regresi berganda. Guna menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel pengaruh indenpenden maka dibuat simultan nol sebagai berikut : hipotesis a. 0 =Koefisien regresi tidak signifikan, b. 1 =Koefisien regresi signifikanH HSelanjutnyamembandingkant hitung dant tabel pada tingkat kepercayaan (level of significance) = 0,05, sehingga: a. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. b. Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak. (3). Uji Variabel Dominan (Koefisien Standardized Beta) Untuk melihat dominasi variabel independent terhadap variabel depengtdent dapat dilihat dari Koefisien Beta (Beta Coefficient) yajng paling besar nilainya, koefisien tersebut disebut standardized cofficient yang paling besar nilainya . Penelitian ini melihat dominasi variabel karakteristik individu, sikap dan persepsi yang dominan berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan.V. HASIL DAN PEMBAHASAN5.1. Gambaran Umum Perusahaan 5.1.1 Sejarah Perusahaan anyaman dan handycraft di Kab LamonganSebelumnya kerajinan tangan dan anyaman ada diberbagai daerah dikabupaten Lamongan . namun sejak tahun 1980 perusahaan anyaman dan kerajinan rakyat di kabupaten Lamongan mulai berkembang dan mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya dana hibah bagi UMKM. Berawal dari seorang pengusaha lokal yang bernamaH. syamsury yaitu anyaman tikar Elreses dana itu bergulir dan akhirnya membina beberapa masyarakat yang ada disekitarnya dan desa lainnya,22sehingga mereka mampu memproduksi barang sendiri dengan kemampuan dan kreatifitasnya. Menurut Graefland (1869) dalam renwarin (1997) mereka berbakat sebagai pengrajin dan seni, tanpa kesulitan yang berarti mereka mampu menguasai keterampilan dibidang itu.terwujudnya kemajuan perekonomian daerah dan masyarakat Lamongan. 5.3. Deskripsi Karakteristik Responden 5.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dari 67 responden diketahui bahwa 68.6% responden memiliki jenis kelamin lakilaki sedangkan 31.4% responden memiliki jenis kelamin perempuan. 5.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia67 responden diketahui bahwa usia responden yang berada di antara 20 30 tahun sebanyak 7.5% Responden, sedangkan untuk responden yang berusia 31 40 tahun sebanyak 35.8% Responden, dan responden yang berusia 41 50 tahun sebanyak 56.7% Responden5.2.Gambaran Umum Daerah Penelitian 5.2.1Kondisi Geografis Dan Administrasi Kota LamonganSecara geografis Kabupaten Lamongan terletak pada 6 5154 sampai dengan 7 23 6 Lintang Selatan dan diantara garis bujur timur 122 4 4 sampai 122 33 12 Kabupaten Lamongan memiliki luas wilayah kurang lebih 1.812,8km atau +3.78% dari luas wilayah Propinsi Jawa Timur. Dengan panjang garis pantai sepanjang 47 km, maka wilayah perairan laut Kabupaten Lamongan adalah seluas 902,4 km2, apabila dihitung 12 mil dari permukaan laut.5.2.2 Perkembangan ekonomi dan kerajinan tangan di Lamongan Melalui pemikiran yang berwawasan luas (regional dan nasional) yang didukung dengan pemahaman bahwa potensi ekonomi daerah bukanlah sekedar apa yang terkandung dan tersedia di daerah tersebut, tetapi juga meliputi potensi ekonomi di luar teritori Wilayah Lamongan yang dapat mendatangkan manfaat bagi Lamongan. Melalui riset peta potensi unggulan daerah baik yang bersifat internal maupun lingkungan eksternalluar daerah, propinsi bahkan nasional disertai dengan strategi pemasaran daerah, Kab.Lamongan memanfaatkan peluang dan potensi tersebut demi5.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 67 responden diketahui bahwa 7.4% memiliki pendidikan terakhir SMP, kemudian 55.5% responden memiliki pendidikan terakhir SMU/SMEA/STM, 11,9% responden memiliki pendidikan terakhir diploma, dan 20.9% responden memiliki pendidikan terakhir S1 serta 0.04 responden berpendidikan S2. 5.3.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan 67 responden diketahui bahwa responden dengan status belum menikah sejumlah 14.9% responden,23kemudian responden dengan status menikah sejumlah 77.6 % responden, dan responden yang berstatus janda sejumlah 4.5% responden sedangkan duda 3.0% responden. 5.3.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Membuka Usaha 67 responden diketahui bahwa 22.4% responden mulai membuka usaha 5 10 tahun yang lalu, dan 77.6% responden, memulai usaha lebih dari 10 tahun yang lalu. Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memulai usaha lebih dari 10 tahun yang lalu 5.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian 5.4.1. Hasil Uji Validitas Indikator Variabel Penel Hasil uji validitas indikator untuk variabel Sikap terhadap 67 orang wirausahawan pengrajin tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan dengan menggunakan koefisien korelasi menunjukkan bahwa semua item yang diuji adalah valid. Hasil uji validitas indikator untuk variabel persepsi terhadap 67 orang wirausahawan pengrajin tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan dengan menggunakan koefisien korelasi menunjukkan bahwa semua item yang diuji adalah valid. dimana nilai koefisien korelasi pada masingmasing indikator adalah signifikan secara statistik (0,01).Hasil uji validitas indikator untukvariabel perilaku kewirausahaan terhadap 67 orang wirausahawan pengrajin tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan dengan menggunakan koefisien korelasi menunjukkan bahwa semua item yang diuji adalah valid5.4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Peneliti Hasil uji reliabilitas konstruk untuk seluruh variabel penelitian yang dilakukan terhadap 67 orang wirausahawan pengrajin tangan dan handycraft di Kab Lamongan menunjukkan bahwa seluruhnya dinyatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat pada dibawah ini, dimana nilai Alfa Cronbach pada masingmasing variabel lebih besar dari 0,60. 5.5. Uji Asumsi Klasik 5.5.1 Hasil Uji asumsi KlasikHasil uji asumsi klasik yang menjadi dasar kelayakan model regresi dalam penelitian perilaku kewieausahaan pengrajin tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan terdiri dari uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.1. Uji Multikolinearitas Uji mulltikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya hubungan antar variabel independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabelvariabel independennya. Hasil Perhitungan nilai Tolerance juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai24Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi bisa disimpulkan independen karakteristik individu, sikap dan persepsi2bahwa dalam penelitian ini tidak ada multikoloniearitas antar variabel independen dalam model regresi. Tabel 4.1. Model RegresiRegression Studentized Deleted(Press) Residual 10-1-2-3Keterangan Scatterplot Karakteristik Individu 0.235 4.251 DependentMultikolinearitas Variable: Y Bebas Sikap 0.195 5.123 Bebas Multikolinearitas Persepsi 0.139 7.201 Bebas Multikolinearitas-4-2-10 123Regression Standardized Predicted Value2. Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hasil uji Heteroskedastisitas bisa dilihat pada gambar dibawah ini, dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik Gambar 4.1. Grafik Scarterplot 3.Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas ini ditampilkan pada grafik dibawah ini, dengan melihat grafik dan tampilan grafik normal plot di bawah ini, dapatdisimpulkan bahwa grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, demikian pula grafik normal plot di bawah ini bahwa penyebaran data masih berada dekat di sekitar garis diagonal, maka kedua grafik di bawah di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka hal ini bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi variabel perilaku kewirausahaan berdasarkan masukan variabel2 5ini sudah sesuai dengan asumsi normalitas.Tabel 4.2. Hasil Analisis RegersiDependent Variable: Y Expected Cum Prob1.0Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualBerg anda0.80.60.40.20.00.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0Observed Cum ProbUnstandardized Coefficients Standardi zed Coefficie ntsGambar 4.2. Grafik normal plotKeterangan5.5.2. Regresi digunakan penelitianAnalisis Regresi Linier Berganda B linier berganda adalah Std Error yang alat untuk menjawab hipotesis dalam ini dengan mengukur pengaruh variabel independent ;karakteristik individu (X1), Beta sikap (X2), dan persepsi (X3) Karakteristik individu (X1) terhadap variabel ,173 dependent; perilaku kewirausahaan (Y). Baik ,065 0.242 pengaruh secara simultan maupun pengaruh secara parsial. 2.664 0.001 5.5.3 Persamaan Regresi Signifikan Sikap X2) Variabel dependen pada regresi ini adalah perilaku kewirausahaan ,360 adapun (Y) ,133 variabel independenya adalah Variabel 0.269 2.699 karakteristik individu (X1), Variabel sikap 0.009 Signifikan Keterangan: (X2), dan persepsi (X3) Hasil Koefisien Persepsi (X3) Y ,574 Standardized Beta dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: ,145 : Perilaku 0.468 kewirausahaanSignifikan 3.690 0.000X1 : Karakteristik individu X2 : Sikap X3 5.6 Hasil Pengujian Hipotesis : Persepsi Hipotesis ini diuji dengan menggunakan multiple regresion. Tujuannya adalah e untuk mengetahui pengaruh variabel karakteristik individu, sikap dan persepsi : Faktor Pengganggu terhadap perilaku kewirausahaan . Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah :265.6.1 Pengujian Hipotesis Pertama (Uji F) Hiptesis 1 : Pengaruh Signifikan Secara Simultan Variabel karakteristik individu(X1), Sikap (X2) dan Persepsi (X3) Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Y) Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel independent terhadap variabel dependent, maka digunakan uji F. Kriteria pengujian ini adalah jika nilai Signifikansi F lebih kecil () dari Ftabel maka variabel independent secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependent. Dan sebaliknya jika nilai Signifikansi F lebih besar (>) dari 0.05 dan Fhitung lebih kecil ( 2.754) atau Signifikansi F lebih kecil () dari 0.05 dan thtung lebih kecil ( 1.690) atau = = maka digunakan Koefisien Beta (Beta Ho.2.3 ditolak Signifikansi t < 5% (0.010 < 0.05). Coefficient). Dalam Tabel Koefisien Oleh karena itu pengujian hipotesis ini Standardized Beta diketahui bahwa menunjukkan Ho.2.1 ditolak, sehingga variabel yang berpengaruh paling hipotesis penelitian ke 2.1 (Ha.2.1) dominan adalah variabel persepsi , hal diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa ini ditunjukkan dengan hasil nilai variabel karakteristik individu koefisien beta yang paling besar yaitu berpengaruh secara signifikan sebesar 0.468. sehingga hipotesis terhadap perilaku kewirausahaan karakteristik individu yang 5.6.2.2 Variabel sikap (X2) berpengaruh dominan terhadap perilaku kewirausahaan ditolak Jadi Variabel sikap memiliki nilai thitung dapat diambil sebuah kesimpulan sebesar 2.699 dan nilai ttabel sebesar bahwa hipotesis ketiga penelitian ini terhadap 1.690. Nilai thitung lebih besar dari ttabel ditolak. perilaku (2.699 > 1.690) atau Signifikansi t < kewirausahaan. 5% (0.009 < 0.05). Dengan demikian 5.6.2.1 Variabel individu(X1) karakteristiklpengujian menunjukkan Ho.2.2 ditolak, sehingga hipotesis penelitian ke 2.2 (Ha.2.2) diterima. Hasil ini memperlihatkan bahwa variabel sikap berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. 5.6.2.3 Variabel persepsi (X3) Variabel persepsi memiliki nilai thitung sebesar 3.960 dan nilai ttabel sebesar 1.690. Nilai thitung lebih besar dari ttabel (3.960 > 1.690) atau Signifikansi t < 5% (0.000 < 0.05). Dengan demikian pengujian menunjukkan Ho.2.3 ditolak,Menurut Arief (1993) untuk285.7. Koefisien Determinasi Total Sesuai hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS versi 13 diperoleh nilai koefisien determinasi yang bisa dilihat dalam Tabel berikut ini: Tabel 4.5. Regresi Ringkasan ModelBerdasarkan Tabel di atas besarnya Adjusted R Square (AR ) atau koefisien determinasi adalah sebesar 0.872. Artinya variabel perilaku kewirausahaan pada wirausawahan pengrajin tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan dijelaskan oleh ketiga variabel independen (karakteristik individu, sikap dan presepsi) sebesar 87.2%. Sedangkan sisanya (100%87.2%) sebesar 13.8% dijelaskan oleh varibelvariabel lain di luar persamaan model yang tidak Std. Error of The dijelaskan atau dalam kata lain tidak masuk dalam kajian penelitian ini. R sebesar 0.937 artinya hubungan antara variabel karakteristik individu, Estimate 0,937 sikap dan persepsi terhadap perilaku 0,878 kewirausahaan adalah sangat kuat 0,87220.0774805.8.1 Deskripsi Karakteristik Responden Analisa karakteristik responden berdasarkan jenis kalamin menunjukan 68,6% berjenis kelamin lakilaki, pertimbangan secara teori bahwa pengusaha laki laki dianggap lebih dewasa dan memiliki kematangan berfikir dibanding perempuan, hal ini sesuai dengan pendapat Strauss et.al (2003) bahwa peran pria sebagai pencari nafkah masih mendominasi pria sebagai pemimpin perusahaan. Berdasarkan usia responden lebih banyak berkembang pada usia 4150 tahun. Sebagaimana kutipan Nur hamida ( 2006 ) usia tersebut adalah usia matang bagi wirausahawan, mereka cukup mapan pada pangsa pasar dan memiliki karakter arif serta berpengalaman. Serta pada usia ini mereka sudah mulai berfikir kaderisasi /pengganti untuk masa pesiun pada usia 50 tahun. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan 55,2% didominasi oleh tingkat SMU sederajat.5.8. Pembahasan Hasil Penelitian29Walaupun tingkat pendidikan rendah mereka yang mampu berkembang adalah mereka yang mau mencari pendidikan tambahan melalui pelatihan dan pembinaan dari Disperindagkop Kabupaten Lamongan, menurut Sukamadi (2008) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seorang wirausahawan maka dapat dipastikan semakin baik pula tingkat pemahaman dan pola pikir seorang wirausahawan. Hal senada sesuai penelitian ini bahwa tingkat pendidikan Pascasarjana 0,04% adalah mereka yang memang usahanya terbesar di wilayah penelitihan tersebut. Berdasarkan status pernikahan responden terbesar adalah mereka yang sudah menikah yaitu sejumlah 77,6% . sesuai dengan pendapat Jonie lie ( 2005) bahwa pernikahan membawa motivasi mereka dalam melakukan usaha, inspirasi, imajenasi dan inovasi lebih hidup ketika ada keluarga. Karakteristik responden berdasarkan lama membuka usaha ditunjukan bahwa 77, 6% memulai usaha lebih dari 10 tahun. Wirausahawan yang memiliki masa usaha lebih lama akan memiliki kecenderungan untuk memiliki pengalaman yang lebih banyak, tangguh menghadapi tantangan dan resiko serta tanggung jawab, juga memiliki komitmen terhadap usaha itu sendiri 5.8.2 Pengaruh Karakteristik Individu, sikap dan persepsi secara simultan terhadap perilaku kewirausahaan Hasil penelitian pada wirausahawan pengrajin tangan dan Handycraft menunjukkan bahwa variabelkarakteristik individu, sikap dan persepsi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh jonne lie (2005) yang hasilnya juga menyatakan terdapat pengaruh yang simultan antara karakteristik individu dan sikap terhadap perilaku kewirausahaan secara signifikan. Hasil temuan penelitian ini ditunjukkan dengan nilai F hitung 150.930. Nilai Fhitung lebih besar dari F tabel (150.930 > 2.7542) atau Signifikansi F < 5% (0.000 < 0.05). Artinya apabila karakteristik ndividu, sikap dan persepsi secara bersamasama meningkat, maka akan meningkatkan pula perilaku kewirausahaan. Apabila karakteristik ndividu, sikap dan persepsi secara bersamasama menurun akan menurunkan pula perilaku kewirausahaan . Mean variabel karakteristik individu sebesar 4.231343, mean variabel sikap sebesar 4.1614, dan mean variabel persepsi sebesar 4.10597. Mean dari ketiga variabel secara umum hampir sama, yaitu berada dalam antara 4. 10 sampai dengan 4.25. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata jawaban responden adalah baik. Hal ini berarti bahwa karakteristik individu, sikap dan persepsi berpengaruh signifikan terhadap perilaku kewirausahaan pengrajin tangan dan Handycraft Kabupaten Lamongan. Pengusaha kerajinan tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan memiliki karakter kapribadian dan nilai30yang baik bagi seorang pengusaha. Sikap disiplin, inovatif, selalu ingin berubah, memanfaatkan peluang, tekun dan berusaha proaktif dalam menjalin kerjasama adalah salah satu indikator keberhasilan pengusaha. Kepribadian yang kukuh dalam menyelesaikan masalah dan sikap melihat masalah sebagai suatu tantangan serta persepsi yang logis, optimis dalam kegiatan bisnis, menjadikan tantangan sebagai peluang. Hal tersebut sesuai dengan karakter, sikap dan perilaku wirausaha pada umumnya berikut ini:a.Disiplin Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. memperoleh Kedisiplinan terhadap komitmen laba yang akan kualitas pekerjaan dapat kehidupan sehari-hari, hanya akan dibina dengan ketaatan diharapkan. wirausahawan akan komitmen c. Jujurazas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. b. KomitmenTinggi Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi citacita, harapan dan targettarget yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu3 1 menjadi sebuah mimpi.tersebut. Wirausahawan harus taat Gagasan-gagasan yang jenius Kejujuran merupakan landasan umumnya membutuhkan daya moral yang terkadang dilupakan inovasi yang tinggidariwirausahawan yang bersangkutan. Kejujuran dalam berperilaku Kreativitas yang tinggi tetap bersifat kompleks. membutuhkan sentuhan inovasi Kejujuran mengenai karakteristik agar laku dipasar. Inovasi yang produk (barang dan jasa) yang dibutuhkan adalah kemampuan ditawarkan, kejujuran mengenai wirausahawan dalam promosi yang dilakukan, kejujuran menambahkan nilai guna/nilai mengenai pelayanan purna jual manfaat terhadap suatu produk dan yang dijanjikan dan kejujuran menjaga mutu produk dengan mengenai segala kegiatan yang memperhatikan "market oriented" terrkait dengan penjualan produk atau apa yang sedang laku yang dilakukan oleh dipasaran. Dengan bertambahnya wirausahawan. nilai guna atau manfaat pada d. Kreatif dan Inovatif sebuah produk, maka meningkat Untuk memenangkan persaingan, pula daya jual produk tersebut di maka seorang wirausahawan harus mata konsumen, karena adanya memiliki daya kreativitas yang peningkatan nilai ekonomis bagi tinggi. Daya kreatifitas tersebut produk tersebut bagi konsumen. sebaiknya adalah dilandasi oleh 5.8.3 Pengaruh karakteristik individu, cara berpikir yang maju, penuh Handycraft di Kabupaten Lamongan sikap dan secara natural dan berakomodasi persepsi secara parsial dengan gagasan-gagasan baru yang dipengaruhi oleh karakteristik terhadap perilaku kewirausahaan. mudah menyesuaikan dengan berbeda dengandimiliki. Dari hasil individu yang produk-produk Variabel karakteristik individu dalam berbagai situasi yang belum dikenal, yang telah ada pengusaha di pasar. penelitian di selama ini kerajinan penelitian ini terdiri sedangkan introversi sebaliknya dari duaindikator yaitu kepribadian berhubungan dengan keragu dan nilai umumnya tidak dapat dibatasi oleh bahwa secara parsial karakteristik Sedangkan variabel perilaku raguan, refletif, defensif, menarik di ruang, bentuk ataupun waktu. individu berpengaruh signifikan kewirausahaan terdiri dari dari obyek dan sering bersembunyi tiga Justru seringkali ide-ide jenius yang terhadap perilaku kewirausahaan. indikator yaitu inovatif, mengambil dibalik ketidakpercayaan. Selanjutnya memberikan terobosan-terobosan Artinya semakin tinggi karakteristik resiko Jung bahwa tidak ada diungkap oleh dan proaktif. Karakteristik individu wirausahawan akan orang yang murni ektraversi atau menyebabkan semakin baik perilaku introversi. Keduanya mengandung kewirausahaan dan sebaliknya variasi yang kompleks dalam diri semakin rendah karakteristik individu setiap individu. wirausahawan semakin rendah pula Karena itu jika dihubungkan dengan perilaku kewirausahaan . Temuan ini kewirausahaan sebagaimana mendukung hasil penelitian Littunen diungkapkan Drucker (1991) bahwa (2000), penelitian Legoherel (2004) , selama 30 tahun mengamati orang penelitian Moris (2003) juga penelitian orang yang sukses dalam yang diakukan oleh Jonne Lio (2005) kewirausahaan menunjukkan bahwa Variabel karakteristik individu secara orang orang dengan kepribadian dan parsial berpengaruh signifikan temperamen yang amat berbeda satu terhadap perilaku kewirausahaan, hal sama lainnya, berhasil dengan baik ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebagai wirausaha. sebesar 2.664. Nilai thitung lebih besar kewirausahaan namun lebih kepada Senada dengan variabel sikap signifikan antara pendapat lessem dari ttabel (2.664 > yang ditunjukkan komponen kognitif 1.960) atau (2002) yang menganalisis kepribadian terhadap perilaku kewirausahaan . . Signifikansi t < 5% (0.010 < 0.05). Hal ini sebagaimana pendapat pengusaha sukses dengan teori Temuan penelitian ini menyatakan Mean (2008) bahwa variabel Gibson terbesar dalamsebagai jalan spektrum membagi secara parsial bahwa variabel sikapkepribadian atastipe tipe seperti imajinatif, intuisi, berpengaruh signifikan terhadap oleh indikator kepribadian sebesar Variabel sikap terdiri dari enam kewibaan, kemauan, kesosialan dan perilaku kewirausahaan yang 4.239. Hal ini peluang bisnis, indikator yaitu berarti bahwa usaha energi. Dari hasil kajian thitung sebesar ditunjukkan dengan nilai beliau responden yang merupakan mandiri, kepemimpinan, ternyata semua tipe besar dari ttabel 2.699. Nilai thitung lebih dapat berhasil perencanaan, pengambilan keputusan (2.699 > 1.690) atau Signifikansi t < 5% dan penggunaan waktu Sedangkan (0.009< 0.05). variabel perilaku kewirausahaan Mean terbesar dalam variabel sikap terdiri dari tiga indikator yaitu ditunjukkan oleh indikator usaha inovatif, mengambil resiko dan mandiri dengan mean sebesar 4.287. proaktif. Sikap adalah sesuatu yang Hal ini berarti bahwa responden yang ditunjukan secara abstrak dan merupakan wirausahawan pengrajin ditunjukan melalui perilaku. Melalui tangan dan Handycraft memiliki sikap yang diambil seorang pedoman bahwa orang akan berhasil wirausahawan akan mempengaruhi dengan usahanya sendiri. perilaku kewirausahaan yang Mean terkecil dalam variabel sikap lakukan, seperti pendapat Robbins ditunjukkan oleh perencanaan sebesar (2008) bahwa keberhasilan seseorang 3.39. Hal ini berarti bahwa dipengaruhi oleh sikap, mendukung perencanaan dalam sikap hasil temuan Redding (1999) bahwa kompleks dan luas dari proses kewirausahaan masih perlu keberhasilan wirausahawan Cina mendukung penelitian Smith (2000) , interaksi yng sulit, penyusunan dan diperhatikan oleh pengusaha perantauan dipengaruhi oleh latar Panday (2006) dan Henonen (2006) penafsiran. Dalam pembuatan Kerajinan tangan dan Handycraft di belakang sikap yang mereka pegang yang mengungkapkan persepsi keputusan persepsi lebih menekankan Kabupaten Lamongan oleh karena itu baik karena kebudayaannya. seseorang terhadap suatu hal pada ingatannya terhadap penilaian peran pemerintah sebagai pembinatermasuk kewirausahaan akan penilaian obyek. Perilaku dibutuhkan untuk memberikan Kabupaten Lamongan menunjukkan mempengaruhi pengambilan kewirausahaan akan berbeda dan masukan dan kontribusi dalam bahwa secara parsial sikap keputusan dan berperilaku. berubah ketika seseorang memiliki bentuk pelatihan manajemen tentang berpengaruh signifikan terhadap Sedangkan kemampuan berwirausaha persepsi yang tidak sama dengan pentingnya perencanaan. menghadapi tantangan tidak pasti orang lain terhadap usaha yang sama. dibutuhkan institusi pendidikan. Variabel persepsi secara parsial 5.8.3. Pengaruh Karakteristik Individu, berpengaruh signifikan terhadap sikap dan Persepsi secara perilaku kewirausahaan, hal ini dominan terhadap perilaku ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar kewirausahaan 3.960. Nilai thitung lebih kecil dari ttabel Dari Hasil Analisis Regresi Linear (3.960 < 1.690) atau Signifikansi t lebih Berganda yang telah dilakukan, besar dari 5% (0.000> 0.05). Hal diketahui bahwa variabel yang tersebut mengindikasikan bahwa dominan adalah variabel persepsi hal persepsi memiliki peran besar tersebut ditunjukkan dengan nilai terhadap perilaku kewirausahaan koefisien Beta sebesar 0.468. Hasil Mean terbesar dalam variabel persepsi penelitian yang dilakukan di ditunjukkan oleh indikator penalaran wirausahawan pengrajin tangan dan sebesar 4.154. Hal ini berarti bahwa Handycraft di Kabupaten Lamongan responden yang merupakan didukung oleh jawaban responden menunjukkan bahwa item kuisioner berbeda akan produknya sehingga wirausahawan pengrajin tangan dan dalam kuisioner bahwa mereka setuju persepsi memiliki dayadari para yang muncul saing. Handycraft di Kabupaten Lamongan penalaran dari seorang pengusaha telah memberikan Persepsi sesorang perlu sebagian besar memiliki penalaran wirausahawan. kontribusi yang paling besar dalam dibangun dengan dorongan dari luar, cukup tinggi. Menurut Robbins ( 2008) Persepsipengaruhnya terhadap perilaku misalkan peranan pemerintah dalam Mean terkecil dalam persepsi dimana (Perception) adalah proses kewirausahaan. Kondisi ini terlihat memberikan pembinaan terhadap ditunjukkan oleh indikator individu mengatur dan dalam hasil jawaban dari para usaha kecil menengah. Dengan pengetahuan yaitu sebesar 3.976. menginterprerstasikan kesan kesan responden yang sebagian besar keyakinan dan ketekunan yang pengetahuan kurang mendapat sensori mereka guna memberikan arti menjawab rata-rata setuju. dimililki serta keinginan untuk bagi lingkungan mereka. Namun, apa inovasi, proaktif maka usaha kecil yang diterima seseorang pada menengah dapat tumbuh begitupun dasarnya bias berbeda dari realitas dengan pengusaha kerajinan tangan obyektif. Walaupun seharusnya tidak dan Handycraft di Kabupaten perlu ada, perbedaan tersebut sering Lamongan. timbul. Sedangkan Suprihantono ( Hasil penelitian ini membuktikan 2003) mengatakan bahwa setiap orang adanya sejumlah perbedaan dan (individu) di dalam memberi arti persamaan dengan penelitian terhadap lingkungan. Beberapa riset sebelumnya. Hal ini merupakan juga membuktikan bahwa persepsi wujud dari sifat penelitian ini dapat mengatur keyakinan dan (replikasi ?pengembangan) yang tindakan kita. berupaya mengembangkan penelitian Setelah individu melihat hal yang sebelumnya. Perbedaan dan sama dengan cara yang berbeda, dan keberhasilan kewirausahaan. persamaan yang dimaksud simultan. Temuan penelitian iniantara lain karena masing masing individu Penelitian ini juga mendukung sebagai berikut: memiliki kecenderungan yang sama akanpenelitian Littunen (2000), dalam memberikan arti yang berbeda 1. yang dilakukan oleh dengan penelitian Hasil temuan penelitian kepada penelitian tersebut dinyatakan stimuli yang diterimanya. menunjukkan bahwa karakteristik Nur hamidah(2005), Jonne Lie (2005) Persepsi menyangkut penerimaan bahwa terdapat pengaruh signifikan individu, mereka secara umum dimana temuan sikap dan persepsi secara stimuli berupa obyek, symbol, individu antara karakteristiksimultan berpengaruh signifikan menyimpulkan bahwa karakteristik mengorganisasikannya, terhadap perilaku kewirausahaan. terhadap perilaku kewirausahaan, individu, sikap dan persepsi menafsirkannya untuk penelitian ini 2. Hasil temuan temuan ini mendukung penelitian berpengaruh signifikan secara simultan mempengaruhi perilaku secara parsial menunjukkan bahwa Jonne lie (2005). Dalam penelitian terhadap perilaku kewirausahaan. Sudah tepat kiranya bahwa persepsi terdapat pengaruh signifikan dari tersebut dinyatakan bahwa Penelitian ini juga menyatakan secara karakteristik individu, sikap dan parsial bahwa karakteristik individu persepsi terhadap perilaku berpengaruh signifikan terhadap kewirausahaan, temuan ini perilaku kewirausahaan, temuan ini mendukung penelitian Nur selaras dengan hasil penelitian Jonne Lie hamidah (2005) dan Jonne Lie (2005). Dalam hasil penelitian tersebut (2005). dinyatakan bahwa karakteristik 3. Hasil temuan ketiga menyatakan individu berpengaruh signifikan persepsi merupakan variabel terhadap perilaku kewirausahaan. dominan yang berpengaruh Freud terkenal dengan teori kepribadian terhadap perilaku kewirausahaan , dengan hampiran psikoanalisis, dimana temuan ini mendukung penelitian perilaku manusia itu dikuasai oleh Nur hamidah (2005). Dan menolak personalitasnya tau kepribadiannya hasil penelitian Littunen (2000) dan Thoha (2003). Jonne Lie (2005) yang mengungkap Thoha (2003) juga berpendapat, karakteristik individu berpengaruh khas sesuai dengan pandangan kepribadian manusia merupakan dominan terhadap perilaku dengan penelitian yang dilakukan Nur pribadinya. produk interaksi antara Id, ego, dan kewirausahaan hamidah (2005). Dalam penelitian Kemudian secara parsial menyatakan superego.faktor yang mendukung 5.9 Implikasi Hasil Penelitian tersebut dinyatakan bahwa persepsi bahwa sikap berpengaruh signifikan karakteristik individu dalam penelitian Penelitian ini telah menghasilkan seseorang membawa keberhasilanini adalah kepribadian dan nilai. sejumlah implikasi terkait karakteristik berwirausaha. Sukamadi (2008) temuan ini selaras dengan hasil Sedangkan England (1974) berpendapat individu, sikap dan persepsi terhadap memilah persepsi ke dalam beberapa penelitian Jonne Lie (2005). Dalam hasil bahwa nilai merupakan suatu kerangka perilaku kewirausahaan baik dilihat indikator, empat indikator yang penelitian tersebut dinyatakan bahwa kerja perseptual yang secara relatif dari sisi teoritis, empiris, maupun digunakan dalam penelitian ini adalah sikap berpengaruh signifikan terhadap bersifat permanen. Kerangka kerja praktis. Implikasi penelitian yang 1).pengalaman, 2). Pengetahuan perilaku kewirausahaan. Cherrington tersebut membentuk dan 3).penalaran 4). Kepercayaan Apabila (1997) mendefinisikan sikap adalah ditinjau kembali, berdasarkan penelitian perasaan positif atau negatif yang terdahulu dan teori yang ada, persepsi terarah pada suatu tujuan. Sedangkan dapat juga bersifat negatif yang dapat menurut Mitchell (1982) dalam Nimran mengubah perilaku seseorang , namun (1999) sikap dapat dipandang sebagai penelitian yang dilakukan kali ini predisposisi untuk beraksi dengan cara berbeda dengan penelitian sebelumnya. yang menyenangkan atau tidak Disebutkan di atas bahwa dalam terhadap obyek, orang, konsep atau apa penelitian ini, persepsi memiliki saja. Selanjutnya, Nimran (1999) pengaruh yang dominan terhadap menjelaskan ada beberapa asumsi dasar perilaku kewirausahaan. Hal ini bukan yang penting dari pengertian sikap berarti kedua variabel karakteristik diatas yaitu : Pertama, sikap individu dan sikap tidak berpengaruh. berhubungan dengan perilaku; Kedua, Namun pada penelitian di Kabupaten sikap terikat erat dengan perasaan Lamongan Persepsi wirausahaan lebih seseorang dengan suatu obyek: Ke tiga, dominan pengaruhnya terhadap sikap adalah konstruk yang bersifat perilaku kewirausahaan. hipotesis. Dari segi praktis, penelitian ini jugamemberikan beberapa implikasi penting tergambar bahwa sikap individu bagi pemerintah dan wirausahawan dibangun dan terbentuk dari hal-hal agar selalu memberi perhatian secara atau akibat-akibat yang berhubungan berkesinambungan terhadap beberapa masalah perilaku kewirausahaan itu apa saja. Apalagi bagi para sendiri yang indikatornya 1). Inovatif 2) wirausahawan yang bergelut didunia mengambil resiko dan 3) proaktif bisnis yang sulit di prediksi karena adalah hal lain yang perlu dikaji. penuh dengan persaingan dan kondisi Inovatif adalah ciri positif bagi usaha tidak menentu. kecil . seperti yang dikemukakan 5.10. Keterbatasan Sunabar (1998) yaitu fleksibel terhadap Penelitian Perlu disadari bentuk fluktuasi jangkah pendek, bahwa temuan dalam penelitian pemilik pengelola secara mandiri dan ini memiliki keterbatasan yang bebas waktu merupakan tipe usaha perlu dicermati oleh peneliti yang paling cocok untuk mengelola berikutnya, antara lain: 1Instrumen penelitian yang produk, jasa atau proyek perintisan, digunakan lebih banyak yang sama sekali baru atau belum ada menggunakan pernyataan bersifat yang mencoba sedangkan deversifikasi tertutup, sehingga dalam proses usaha terbuka luas sepanjang waktu mendapatkan data maupun informasi melalui kreatifitas pengelola. Hal ini kurang bisa menggambarkan didukung oleh Drucker (1991) dengan fenomena di perilaku kewiurausahaan pada wirausahawan kerajinan tangan pendapat bahwa inovator yang sukses dan Handycraft di Kabupaten harus mulai dengan kecil dan yang Lamongan. paling sederhana. Mengambil resiko 2Pengukuran perilaku kewirausahaan Wirausahawan memilih mengambil dalam penelitian ini hanya resiko yang realistis moderat yaitu yang berdasarkan pendapat para memiliki keberhasilan tinggi Oleh Mc wirausahawan kerajinan tangan dan Handycraft di Kabupaten Lamongan, Clelland dalam Asad (2000), sehingga memungkinkan adanya karakteritik tingkah laku dan dinamika subjektivitas jawaban, untuk yang menonjol pada individu yang penelitian ke depan sebaiknya perlu mempunyai motif untuk berprestasi ditambahkan pengukuran perilaku yang tinggi adalah sellau mereka yang kewirausahaan berdasarkan jawaban bekerja dengan memperhitungkan dari masyarakat sebagai konsumen yang merasakan langsung hasil resiko sedang (moderate) sebanding produk kerajinan tangan dan dengan kemampuan sendiri. Pendapat ini didukung Meredith et.al (1999) Handycraft. wirausaha menghindari situasi resiko 3. Pengambilan sampel rendah karena tidak ada tantangannya terhadap populasi yang dan menjauhi situasi resiko tinggi jawaban responden, generalisasi kurang dari 100 responden karena mereka ingin berhasil. Mereka karena karakteristik menyukai tantangan yang dapat responden yang homogen dicapai. Proaktif sangat menurunkan perilaku penting bagi diharapkan mampu orang orang yang ingin memiliki untuk penelitian selanjutnya mewakili efektifitas yang tinggi dalam profesi39kewirausahaan. Apabila sikap pengambilan sampel dengan sistemmeningkat baik maka akansensus.meningkatkan perilakuVI. KESIMPULAN DAN SARANmenurun akan menurunkan 6.1. Kesimpulanperilaku kewirausahaan. Apabila Penelitian mengenai pengaruhpersepsi baik tentang wirausaha karakteristik individu, sikap danmaka akan meningkatkan perilaku persepsi terhadap perilakukewirausahaan dan apabila persepsi kewirausahaan telah menghasilkansemakin rendah akan menurunkan sejumlah kesimpulan yangperilaku kewirausahaan. didasarkan pada temuan-temuan 3. Variabel persepsi adalah variabel empiris sebagaimana tertera dalamyang berpengaruh dominan pembahasan, maka dapat ditarikterhadap perilaku kewirausahaan. kesimpulan sebagai berikut:Hasil penelitian menunjukkan 1. Dari hasil temuan penelitianbahwa ada kesesuaian persepsi menyatakan terdapat pengaruhyang sebenarnya di wirausahawan yang signifikan secara simultan daripengrajin tangan dan Handycraft di variabel karakteristik individu,Kabupaten Lamongan dengan sikap dan persepsi terhadapjawaban responden mengenai item perilaku kewirausahaan. apabilakuisioner persepsi. Persepsi variabel karakteristik individu,mengubah cara pandang sebagian sikap dan persepsi ditingkatkanpengusaha terhadap apa yang secara bersama-sama, maka a. Persepsi seseorang muncul karena dalam hasil jawaban dari para adanya stimulus dari organisasi dan responden yang sebagian besar selama ini. Melalui dijalankan gaya persuasi, Robins (2008) melalui menjawab ratarata setuju. perilaku kewirausahaan ikut teori tersebut pemerintah diharapkan 6.2. Saran mampu memberikan ransangan bagi 1. Bagi Usaha Kecil di Kabupaten pengusaha berbentuk pelatihan, Lamongan: Hasil penelitian pendidikan pengalaman, pengetahuan yang berkesinambungan menyimpulkan bahwa karakteritik meningkat , Dan sehingga mengubah persepsi tentang sebaliknya apabila individu, sikap dan persepsi wirausahawan. berpengaruh signifikan secara b. Ada baiknya para pengusaha kecil simultan terhadap perilaku menengah khususnya kerajinan kewirausahaan, sehingga para tangan & Handycraft untuk wirausahawan berusaha untuk membentuk paguyuban/ perkumpulan meningkatkan pengaruh luar yang yang memudahkan informasi tentang dapat mengubah pola pikir, sikap, manajemen dan persaingan pasar. karakter dan persepsi terhadap dunia usaha Dengan terbentuknya nilai DAFTAR PUSTAKA nilai yang baik, akan memudahkan pemerintah dalam proses pembinaan Ardana Komang, Ni Wayan Mujiati, Anak serta mengambil keputusan baik Agung ayu S, 2009, Perilaku strategis maupun operasional. Keorganisasian, Graha Ilmu, 2. Bagi para praktisi: Yogyakarta. a. Bagi peneliti bidang Sumber Daya Manusia perlu mempertimbangkan Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur hasil penelitian ini untuk Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. diimplementasikan secara nyata pada Jakarta. Rineka Cipta. perusahaan. b. Penelitianpenelitian sejenis dapat Asad, Moh , 2004, Psikologi Inustri. dikembangkan dari hasil penelitian ini, Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. seperti dilakukan pada objek lain yang Azwar, saifuddin, 2000, Sikap manusia berhubungan dengan karakteristik Teori dan pengukurannya, Edisi ke 4 individu, sikap dan persepsi misalnya Pustaka Pelajar, Yogyakarta. dalam bidang sosial dan budaya karena sangat mungkin hasil penelitian yang didapatkan akan Bennis, Warrant . 2002 Leaders on leadership interviews with top berbeda. executive, Harvard Business Review 3. Bagi pemerintahBook series, Boston.41Bygrave, William D, 2006 The Portable MBA Entrepreneurship. Terjemahan Dyah Ratna Permatasari. Binaputra Aksara, Jakarta. Cherrington, David, J 1997, Organizational Behavior, Second Edition, Allyn an Bacon Needham Heights, Massachusetts. Dalimunthe. F. Ritha ,2002, Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha Serta Keberhasilan Usaha, Desertasi, Airlangga, Surabaya Dananjaja, Andreas A, 1986, Sistem Nilai Manajer Indonesia. PT Pustaka Binaman, Presindo, Jakarta. England, G, W,O, P Dhingra, and N.C. Agarwal , 1974, The manager and the man: A Cross Cultural Study Of managerial Values. Kent state University Press. Kent, Ohio. Ferdinand Agusty , 2006. Metode Penelitian Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang Flippo, Edwin B. 2002 Manajemen personalia . Jilid ! terjemahan Moh Masud. Penerbit Erlangga, Jakarta. Ghozali, Imam . 2005. Analisis Multivariat., Undip Semarang Gujarati , Damodar, 1995 Basic econometric. McGraw Hill. New York Hamida Nur 2006., Pengaruh strategi Bisnis dan kemajuan dalan kewirausahaan, Tesis UB malangJames, L John M, Ivancevich, dan James H Donnelly, Gibson2008, Organissai perilaku, Struktur, proses, edisi ke duapuluh satu Jilid I. Bina Aksara, Jakarta. Jarna Heinonen and Sari Anne Poikkijoki, 2006 An entrepreneurial directed approach to entrepreneurship education: mission impossible, Journal Of Management Development , pp 8084 Jonne Lie (2006), Pengaruh karakteristik Individu, Sikap terhadap perilaku kewirausahaan, UNIBRAW, Malang Kartono, Kartini 2005, Teori Kepribadian, Mandar Maju, Bandung. Kempton, John . 1999 Human Resource and Development Current Issues and Themes, MacMillan Press Ltd, London. Kotey, Bernice and G.G. Meredith , 1997, Relationship among Owner/Manager Personal Values, Business strategies, and Enterprise Performance, Journal Of Small Business Management: 37 64 Koeswara, E. 1999 Teori teori kepribadian, Eresco, bandung K.R.G. Nair and Anu Pandey, 2006 . Characteristic Of entrepreneurs: An Empirical Analysis, Journal Of Entrepreneurship, 15.1New Dhelhi, DOI: 10.1177 Leavitt. Harold J. 2002. Psikologi Manajemen. Terjemahan muslichah zarkasi. Erlangga Jakarta. Lessem, Ronnie 2002 Intrausaha: Analisis Pribadi Pengusaha Sukses. Terjemahan. Lianna Sutiono. PT Pustaka Binawan Pressindo, Jakarta.Hellriegel, Don and John, W. Slocum ( 1996) Management. Seventh Edition, South Western College Publishing Cincinnati, Ohio Hisrich, Robert D. dan Michel P. Peters (1990) Entrepreneurship, Starting. Developing and Managing a New Enterprise. Boston, Richard D Irwin,inc. Hofstede. G. H, 1980, Cultures Consequences: Internasional Difference in Work Related Values. Soge Publications, London.42Lithunen Hannu, 2000: Entrepreneurship and the characteristics of the entrepreneurial personality., Journal Entrepreneurship. MCB University Press, 13552554 pp 295309 Luthans, F .2002. Organizational Behavior. Ninth Edition, singapura: Mc. Graw Hill Book Co. Meredith, Geoffrey, G. Robert E. Nelson, and Philip a. Neck. 2000, Kewirausahaan: Teori dan praktek. Terjemahan andre asparsayogi. PT. Pustaka Binawan presindo, Jakarta. Mitchell, Terrence, R. and James, R. Larson. Jr, 1988, people In Organization: An Introduction to Organization Behavior. Third edition. Mc. Graw hill Book Company, ney York. Moris, Michael,H, Ramon A, Avila, and Jeffrey, Allen 1993 Individualism and the Modren Corporation: implications for Innovation and Entrepreneurship, Journal of Management 19, 595612 Muhammad Fadel(2008) Laporan Utama Jiwa Kewirausahaan, Gemari Edisi 93, Oktober Mutis, Thoby , 2005, Kewirausahaan yang berproses. Grasindo, Jakarta. Nangoi . 2004. pengembangan Produksi dan sumber daya manusia, PT Raja Grafindo persada., Jakarta. Nasir., M. 1998. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia Nimran, Umar,1999, Perilaku Organisasi. Citra Media, Surabaya Notoatmojo, S (1997), Pendekatan Manusia danCharacteristic Entrepreneur, A Study Of Hospitality Managers Journal Of Hospitality & Tourism Research Vol 28 Peters, Shepherd, Hisrich, 2008 Entrepreneurship, Kewirausahaan., Salemba 4 Jakarta.Peppard, Joe, and Philip, Rowland 1999 The Essence of Business Process Re Engineering. Terjemahan Fandi Tjiplono, simon dan Schurter (Asia) Pte. Ltd. Penerbit Andi, Yogyakarta. Pickle, Hall, B and Royce L. Abrahamson, 1989, Small Business Management Fourth. Organisasi John wiley & Sons, Singapore. Edition. terhadap kinerja, Pinchot, Gifford,S. (2003) Intrapreneuring. Terjemahan Zulkifli Kasip. Penerbit Erlangga, Jakarta, Jakarta. penerbit Gunung Agung. Rallapalli, Kumar.c.at.al. 2000 marketers Norms and personal Values an emperial Study Of Patrick Legoherel, Philippe callof. 2004 marketing. Personal Robbins, Stephen,P, 2008 perilaku Organisasi: konsep, Kontroversi, aplikasi. Terjemahan Hadyana Pujaatmaka. PT Prenhallindo, Jakarta. Rogers (1974) Analisis Pengaruh nilai nilai Pribadi dari Pemilik terhadap Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Surabaya, Tesis, Universitas Brawijaya Malang Rokeach (1973) , The Nature Human Values the Free Press., MC. Millan, Publ. co. Inc.New York. Ridwan (2004), Dasar dasar pembelanjaan, Yogyakarta, Penerbit BPFE SadlerSmith.et.al, 2003 . Managerial Behavior, Entrepreneurial style, and Small Firm Performance, Journal of Small Business Management 41(1), pp 4767Santoso Singgih, 2004. SPSS Mengolah Data statistic Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Data statistic Secara Profesional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.43Schermerhorn, John, R. james G. Hunt, and Richard D. Osborn, 2000, Managing Organizational Behavior, Fourth Edision, John Wiley and Sons. Inc, New York Shichihei, Yamamoto ,1995, Perbandingan Asal Usul Kapitalisme jepang dan etika Protestan Max Weber. Dalam Manajemen dan Kewirausahaan Jepang. (Ed B. N. marbun) hal 120. PT Pustaka Binaman presindo, Jakarta. Siegel, Sydney. 1998. Statistik Nonparametrik untuk ilmu ilmu sosial, Jakarta. PT Gramedia.dan Imbalan, FIA Unibraw, malang. Thoha , Miftah, 1996, Perilaku Organisasi: Konsep dasar dan aplikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tosi et.al ( 1990) Strategic Management, Concept and Cases. Eleventh edition, Homewood, lllinois. Ricchard D.Irwin, Inc.Umar, Husein (2005) . Riset Sumber Daya Manusia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama Utsch. A.A Rauch., R. Rothufub and M Frese. 1999. Who Becomes a Small Scale Entrepreneur in a post socialist Environment: On The Differences between Entrepreneurs and Managers in East Germany. Journal of Small Business Management. 37 (3). P. 3142 Villages, Bernando .1998. Small Business The Biggest Idea In World Executives Digests.PP 14 16 Juli 1998 Yani, Mustofa , 2006, Tehnik Wiraswasta Dalam Keluarga . Rineka Cipta, Jakarta.Singarimbun M dan Effendi, 1995 Metodelogi Penelitian Survey. Jakarta LPPES. Smith, Peter, B and Jyuji Misumi, 1997 Japanese Managementa Sun rising in The West?. In Exploring Management Across The World, (Ed David J. Hickson), pp. 360403. Selected reading, penguin Books, London. Soekidjo, N (1993) Perilaku manusia terhadap lingkunganya, Sinar baru Bandung Straus, George and Leonard sayles 2003, Manajemen Personalia: Segi manusia dalam organisasi, Jilid II Terjemahan hadikusuma dan hamzah. PT Pustaka Binaman Presindo. Jakarta. Sri kusmiyati, Desminiarti (1990) Manajemen dan Perilaku Organisasi, Erlangga, Jakarta.Suprihanto John, 2003, Perilaku Organisasi, Aditya Media, Yogyakarta.Sugiyono, 2005. Metodelogi Penelitian Bisnis. Bandung: CV alfabeta. Sukamadi, Imam Hudaya, Parlan Sulistiyono ( 2008) Menjadi wirausaha handal teori dan aplikasi, Humaniora Bandung. Swasto, Bambang, 1996, Pengembangan SDM pengaruhnya terhadap kinerja44 ........................................ .. .. .. ...................