tbi rehab upload slideshare
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Raymond PResiden Rehabilitasi Medik
Stase Bedah SarafPeriode September – Oktober 2012
Rehabilitasi pada
Traumatic Brain Injury
TINJAUAN PUSTAKA
Traumatic Brain Injury Physical Medicine and Rehabilitation
Raymond PResiden Rehabilitasi Medik
Stase Bedah SarafPeriode September – Oktober 2012
Pendahuluan
• Penyebab cacat & kematian >>>• >>> orang muda, sehat + produktif. • Dampak emosi, psikososial & ekonomi• Penanganan tepat + rehabilitasi dini = >>> fungsi
+ mencegah disabilitas & kecacatan• Rehabilitasi terlambat >>> FS, UD & kontraktur– Rusk et al
• Rehabilitasi dini <<< LOS – Cope dan Hall
Definisi
Trauma mekanik terhadap kepala secara langsung ataupun tidak langsung
menyebabkan gangguan fungsi neurologis (fisik, kognitif dan psikososial)
secara temporer atau permanen
• Insiden 200/100.000 penderita tiap tahun.• CDC 2006 Amerika Serikat– 1,4 juta orang mengalami TBI– 50.000 orang meninggal– 475.000 penderita TBI usia 0-14 tahun– 80.000-90.000 disabilitas jangka panjang
• Kelompok Resiko TBI: – Laki-laki : wanita = 2:1– Anak-anak usia 0-4 tahun & usia 15-19– Lansia di atas 75 tahun
Epidemiologi
Epidemiologi
80%
10%
10%
Tingkat Keparahan
Kasus Ringan: tingkat kesembuhan 100%
Kasus Sedang: tingkat kesembuhan 90-95%
Kasus Berat: tingkat kesembuhan 40%
Epidemiologi
28%
20%
19%
11%Penyebab Utama TBI
Jatuh
KLL
Terbentur
Kekerasan
• benturan langsung / tidak langsung – kompresi, akselerasi dan
deselerasi. – coup / contra coup
• cedera otak fokal / difus, w/wo fraktur
• TBI : cedera primer & cedera sekunder. – Cedera primer terjadi kerusakan
pada saat kejadian. – Cedera sekunder terjadi
beberapa saat setelah kecelakaan
Patofisiologi
• Mekanisme cedera: – kontak dengan objek (fokal)
• cedera pada scalp, patah tulang tengkorak, dan kontusio jaringan lunak
– akselerasi-deselerasi – hematom intrakranial– kontusio dan laserasi permukaan otak– diffuse axonal injury– diffuse vascular injury (hemoragi petekia multipel) – cedera pada saraf kranial dan batang pituitari.
• Diffuse axonal injury (DAI)– gaya rotasional otak terputusnya akson pada level
mikroskopik.
Cedera Otak Primer
Cedera Otak Sekunder
Akibat tidak langsung dari trauma, terjadi beberapa jam atau beberapa hari pasca kecelakaan• Perdarahan intrakranial
– hematoma epidural– Subdural– subarachnoid dan intraserebral.
• Edema otak• Peningkatan tekanan intra kranial• Hipoksia• Infeksi intra kranial• Hidrosefalus• Kejang
• Proses lanjutan yang terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi, terutama glukosa.
• gangguan CBF– edema lokal– perdarahan atau peningkatan tekanan intrakranial.
• perfusi yang tidak adekuat gagalnya pompa ion kaskade Ca dan Na penumpukan Ca dan Na kerusakan sel otak.
• Gangguan metabolisme otak udem hernia nekrosis kematian.
Cedera Otak Sekunder
Mekanisme Penyembuhan
Plastisitas
Sprouting
Unmasking
Diaschizis
Mekanisme Penyembuhan
Mekanisme Penyembuhan
Plastisitas• kemampuan otak yang rusak
untuk memperbaiki dirinya sendiri secara morfologis dan fisiologis.
• Dipengaruhi oleh lingkungan, kompleksitas dari rangsang, pengulangan tugas dan motivasi dari pasien itu sendiri
Plastisitas1. Neuronal (collateral) sprouting– Akson yang intak menyebabkan terjadinya koneksi
sinaps melalui dendrit dan sprouting dari akson di area yang mengalami kerusakan.
2. Unmasking Neural Reorganization– Struktur neural sehat yang sebelumnya tidak
dipakai berkembang menggantikan fungsi pada area yang rusak.
Mekanisme Penyembuhan
Diaschisis
Gambar 1. Cedera pada area A akan menghambat fungsi pada area B yang mana tidak mengalami kerusakan dan berada jauh dari lokasi otak yang mengalami kerusakan. Kembalinya fungsi yang diatur oleh area B akan timbulbersamaan dengan kembalinya fungsi yang diatur oleh area A.
Mekanisme Penyembuhan
Peran Rehabilitasi pada TBI
• Fokus KFR : PEMULIHAN KEMANDIRIAN– Aktivitas kegiatan sehari-hari– Fungsi transfer dan ambulasi– Fungsi komunikasi– Fungsi kognitif
• Fasilitasi & Stimulasi gerak fungsional merangsang plastisitas otak.
• Manajemen Spastisitas • Manajemen Gangguan Komunikasi Pasca TBI • Apraksia • Ggg fungsi luhur • Ggg perilaku
Teknik Penilaian dan Prognosis
Cedera Otak
GCSAmnesia pasca
traumaHilang
kesadaran
Ringan 14-15 < 24 jam < 10 menit
Sedang 9-13 ± 7 hari> 10 menit
< 6 jam
Berat 3-8 > 7 hari > 6 jam
• Pemulihan 3-6 bulan pertama, sampai beberapa tahun pasca trauma. • Dampak TBI mengenai fungsi :
– Kesadaran – Sensorimotor – Kognitif dan perilaku
• Pada TBI ringan jarang terjadi defisit neurologis. – keluhan sakit kepala, dizziness, sensitif terhadap rangsang suara dan
cahaya, tinitus, penglihatan dobel, kelelahan, insomnia, gangguan konsentrasi dan memori, lambat berpikir, ansietas dan depresi.
• Pada TBI sedang dan berat – gangguan kognitif dan perilaku lebih banyak dan menetap dibandingkan TBI
ringan. – Perasaan lelah, penurunan atensi, kesulitan belajar dan gangguan memori,
kesulitan problem solving dan berpikir, kurang inisiatif, disosiasi antara pikiran dan tindakan, afasia, epilepsi, depresi dan gangguan perilaku sering terjadi.
Prognosis
FAKTOR PREDIKTOR DESKRIPSI
GCSPrediktor terbaik survival dan fungsional, tergantung derajat keparahan
LOC Waktu dari terjadinya trauma hingga dapat mengikuti perintah
UmurAnak usia sekolah dan dewasa muda (<45 thn) mencapai hasil yang lebih baik daripada bayi dan dewasa >45 thn
PTADapat merupakan prediktor yang lebih baik daripada GCS pada penderita paska cedera otak sedang dan berat
Refleks pupilSatu atau dua pupil yang nonreaktif memberikan hasil yang lebih buruk karena adanya edema otak atau herniasi
Imaging
CT scan merupakan prediktor kuat untuk menentukan hasil pada kasus cedera otak ringan. Pada cedera otak berat, prognosis ditentukan adanya midline shift, herniasi, atau penekanan sisterna oleh edema
Trauma multiple Lesi musculoskeletal dan internal memberikan prognosis yang lebih buruk
Prognosis
PEMANTAUAN TINGKAT KEMANDIRIAN
Self care
Sphincter control
Transfers
Locomotion
Communication
Social Cognition
Memory
FIM Score
PMR INTERVENTIONAkut, sub akut, kronik
Tatalaksana KFR
Fase Akut
Mencegah komplikasi akibat
TBIMencegah komplikasi
akibat
Tirah baring
Fase Akut
Tatalaksana KFRSub Akut
Mengoptimalkan pemulihan neurologis
Intervensi Disabilitas
Meminimalkan komplikasi
Sub Akut
KronisMengoptimal
kan kemampuan
Mempertahankan
kemampuanMencegah komplikasi
Mengoptimalkan kualitas
hidup
Tatalaksana KFR
Mengoptimalkan kemampuan
mengatasi asesibilitas
kembali kerja
resosialisasi
ROM exc
latihan kebugaran
melakukan aktivitas sesuai
derajat kemandirian
Edukasi keluarga
Kronik