study guide semester vi blok clinical dental skill v 15 … · 2017. 6. 4. · study guide clinical...

24
STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 Pebruari 4 April 2016 School of Dentistry Faculty of Medicine Udayana University 2015

Upload: others

Post on 14-Apr-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

STUDY GUIDE

Semester VI

BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V

15 Pebruari – 4 April 2016

School of Dentistry

Faculty of Medicine Udayana University

2015

Page 2: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

1

~ KOMPETENSI YANG INGIN DICAPAI ~

DOMAIN

III : Pemeriksaan Fisik Secara Umum dan Sistem Stomatognatik

IV : Pemulihan Fungsi Sistem Stomatognatik

KOMPETENSI UTAMA

9.3 Menggunakan rekam medik sebagai acuan dasar dalam melaksanakan perawatan

gigi dan mulut

10.1 Menegakkan diagnosis dan menetapkan prognosis penyakit / kelainan gigi dan mulut

melalui interpretasi, analisis dan sintesis hasil pemeriksaan pasien

11.1 Mengembangkan, mempresentasikan dan mendiskusikan rencana perawatan yang

didasarkan pada kondisi, kepentingan dan kemampuan pasien.

11.2 Menentukan rujukan yang sesuai

12.1 Mengendalikan rasa sakit dan kecemasan pasien disertai sikap empati

KOMPETENSI PENUNJANG

9.3.1 Membuat rekam medik secara akurat dan komprehensif (C1, P3, A4 )

9.3.2 Mengelola rekam medik sebagai dokumen legal dengan baik (C3,P3,A4).

9.3.3 Merencanakan perawatan medik kedokteran gigi berdasarkan catatan medik

yang tertulis pada rekam medik (C3,P3,A4).

10.1.8 Menjelaskan keadaan kehilangan gigi yang memerlukan tindakan rehabilitatif

(C2, P3, A4).

10.1.9 Menjelaskan keadaan akibat kelainan oklusal dan gangguan fungsi mastikasi dan

kondisi yang memerlukan perawatan (C4,P4,A4).

10.1.10 Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial (C4,P4,A4).

10.1.11 Menjelaskan hubungan kebiasaan buruk pasien dengan adanya kelainan

oromaksilofasial (C2,P3,A2).

10.1.14 Menganalisis dan menentukan derajat risiko penyakit rongga mulut dalam segala

usia guna menetapkan prognosis (C2,P3,A2).

10.1.15 Memastikan kelainan kongenital dan herediter dalam rongga mulut (C3,P4,A3).

11.1.1 Menganalisis derajat risiko penyakit gigi dan mulut (C4,P3,A2).

11.1.2 Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang

berkaitan dengan pelaksanaan perawatan (C3,P3,A3).

11.1.4 Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien

(C3,P3,A3).

11.1.5 Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional

berdasarkan diagnosis (C3,P3,A3).

11.1.8 Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat

(C4,P3,A3).

11.2.1 Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/

kelainan pasien (C3,P3,A3).

11.2.2 Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang

terkait (C3,P3,A3).

12.1.3 Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa sakit (control of pain)

untuk prosedur restorasi dan bedah (C4,P4,A4).

Page 3: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

2

PLANNERS TEAM

NO. NAMA NOMOR HP KET.

1. drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714 Ketua

2. drg.Putu Lestari Sudirman, M.Biomed 081239885740 Sekretaris

3. drg. Cinthia Hutomo, Sp.Ort 085857373714 DEU

4 drg. I Gst. Ayu Ari Widiastuti 081916124396

5 drg. Nyoman Sidi Wisesa 081933109818

6 Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes. 08179787972

7 drg. I Gst. Agung Dyah Ambarawati 081805598066

8 drg. I G A Sri Pradnyani 082147123898

9 dr. I Gst. Agung Utara Hartawan, Sp. An. 08123868126

10 drg. Luh Wyn. Ayu Rahaswanti, Sp.

KGA. 0818322169

11 drg. Steffano Aditya Handoko, MPH. 085715857393

12 drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp. Ort. 085868935557

13 drg. Stefanus Agung Triwibowo, Sp. BM. 08122966758

14 drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp. KGA. 081750553626

15 drg. Desak Ari Susanti, M.Kes. 08179767114

16 drg. Ni Kd Fiora Rena P, M.Biomed 081805333658

Page 4: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

3

FACILITATORS

NO. NAMA NOMOR HP

1. drg. Hartiningsih Saidi 081237456931

2. drg.I G A Sri Pradnyani 082147123898

3. drg. Desak Ari Susanti, M.Kes 08179767114

4. drg. Dyah Ambarawati 081805598066

5. drg. Ni Kd Fiora Rena P, M.Biomed 081805333658

STUDENT PROJECT TOPICS

1.

2.

3.

4.

5.

Keterangan :

Topik Student Project akan diundi dan pembimbing penyusunan makalah langsung

dilakukan oleh pembimbing SGD masing-masing kelompok.

Presentasi dan diskusi Student Project akan dinilai oleh dosen dari bidang

bersangkutan.

Page 5: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

4

TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V

DAY/

DATE TIME ACTIVITY VENUE

PERSON IN

CHARGE

I 08.00 - 09.00 Introduction ( 1 ) R. Kul lt 3

skill lab

drg. Ari

widiastuti

09.00 - 10.00 Farmakologi obat anasthesi ( 2 ) Dr. dr. Jawi

Mon 10.00 - 11.00 Farmakologi vasokonstriktor ( 3 ) Dr. dr. Jawi

15-Feb-

16 11.00 - 12.00 Break

12.00 - 13.00 IL

13.00 - 15.00 SP

II 08.00 - 09.00 Indikasi dan Kontraindikasi

Anasthesi Lokal ( 4 ) R. Kul lt 3

skill lab

drg. Lestari

Tues 09.00 - 10.00 Armamentarium Anasthesi ( 5 ) drg. Sidi

16-Feb-

16 10.00 - 11.00 SGD 2 R. SGD

gedung

FK

fasilitator

11.00 - 12.00 SGD 3

12.00 - 13.00 Break

13.00 - 14.00 IL

14.00 - 15.00 SP

III 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 10.00 Penatalaksanaan Anasthesi Topikal

( 6 )

R. Kul lt 3

skill lab

drg. Ayu

Wed

17-Feb-

16 10.00 - 11.00 Penatalaksanaan Anasthesi Pada

Maksila ( 7 )

drg.Dyah

11.00 - 12.00 Penatalaksanaan Anasthesi Pada

Mandibula ( 8 )

drg. Gung Sri

12.00 - 13.00 Break

13.00 - 15.00 SP

IV 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 10.00 Plenary 2 R. Kul lt 3

skill lab Dr. dr. Jawi

Thu 10.00 - 11.00 Plenary 3

18-Feb-

16 11.00 - 12.00 Break

12.00 - 14.00

Quiz Grup I (4,5,6,7,8) R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

14.00 - 15.00 SP

V 08.00 - 10.00

SGD Grup I R. SGD

gedung FK Fasilitator

10.00 - 11.00 IL

Mon 11.00 - 12.00 Break

22-Feb- 12.00 - 14.00 Plenary Grup I (4,5,6,7,8) R. Kul lt 3 team lecture

Page 6: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

5

16 skill lab

14.00 - 15.00 SP

VI 08.00 - 09.00 Penatalaksanaan Anasthesi Lokal

Pada Pasien Dengan Masalah

Sistemik ( 9 )

R. Kul lt 3

skill lab

dr. Utara

Wed

24-Feb-

16 09.00 - 10.00

Penatalaksanaan Anasthesi Lokal

Pada Pasien Penderita Alergi ( 10 )

10.00 - 11.00 Penatalaksanaan Anasthesi Lokal

Pada Pasien Anak ( 11 )

drg. Ayu

11.00 - 12.00 Break

12.00 - 13.00 IL

13.00 - 15.00 SP

VII 08.00 - 10.00 Kegagalan dan Komplikasi

Anasthesi Lokal ( 12 )

R. Kul lt 3

skill lab

drg. Lestari

Fri 10.00 - 12.00 SGD Grup II R. SGD

gedung FK fasilitator

26-Feb-

16 12.00 - 13.00 Break

13.00 - 15.00 SP

VIII 08.00 - 10.00

Quiz Grup II (1,9,10,11,12) R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

10.00 - 11.00 IL

Mon 11.00 - 12.00 Break

29-Feb-

16 12.00 - 14.00 Plenary Grup II (1,9,10,11,12)

R. Kul lt 3

skill lab team lecture

14.00 - 15.00 SP

IX 08.00 - 10.00 Armamentarium Bedah Mulut (13 ) R. Kul lt 3

skill lab

drg. Sidi

10.00 - 12.00 Penatalaksanaan Pencabutan Gigi (

Simple /Close Method )( 14 )

drg. Ika

Wed

2-Mar-

16 12.00 - 13.00 Break

13.00 - 14.00 IL

14.00 - 15.00 SP

X 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00 Penatalaksanaan Pencabutan Gigi (

Kompleks /Open Method ) ( 15 )

R. Kul lt 3

skill lab drg. Cinthia

Fri

4-Mar-

16 11.00 - 13.00 SGD Grup III dan IV

R. SGD

gedung FK Fasilitator

13.00 - 14.00 Break

14.00 - 15.00 SP

XI 08.00 - 09.00 Penatalaksanaan Gigi Impaksi (16)

09.00 - 10.00 Penatalaksanaan Kelaianan

Kelenjar Liur (17A) R. Kul lt 3

skill lab drg. Stefanus

Mon

7-Mar-

16 10.00 - 11.00 Penatalaksanaan Insisi Abses( 17B )

Page 7: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

6

11.00 - 12.00 Break

12.00 - 14.00

Quiz Grup III dan IV R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

14.00 - 15.00 SP

XII 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00 Quiz Grup V dan VI R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

Fri 11.00 - 12.00 Break

11-

Mar-16 12.00 - 14.00 Plenary Grup III dan IV

R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

14.00 - 15.00 SP

XIII 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00

SGD Grup V dan VI R. SGD

gedung FK Fasilitator

Mon 11.00 - 12.00 Break

14-

Mar-16 12.00 - 14.00 Plenary Grup V dan VI

R. Kul lt 3

skill lab team lecture

14.00 - 15.00 SP

XIV 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00 Penatalaksanaan Bedah

Preprosthetik ( 18 )

R. Kul lt 3

skill lab drg. Fano

Wed

16-

Mar-16 11.00 - 12.00

Penatalaksanaan Bedah Persiapan

Osseo-Integrated Dental Implant (

19 )

12.00 - 13.00 Break

13.00 - 15.00 SP

XV 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00

Quiz Grup VII dan VIII R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

Fri 11.00 - 12.00 Break

18-

Mar-16 12.00 - 14.00 SGD Grup VII dan VIII

R.SGD

gedung FK fasilitator

14.00 - 15.00 SP

XVI 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 10.00 Tehnik Suturing / Hecting ( 20 )

R. Kul lt 3

skill lab

drg. Cinthia

Mon 10.00 - 11.00

Penatalaksanaan Pasien Post - Op (

21 )

drg. Desak

21-

Mar-16

11.00 - 12.00 Break

12.00 - 14.00

Penary Grup VII dan VIII R. Kul lt 3

skill lab team lecture

14.00 - 15.00 SP

XVII 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00

Quiz Grup IX R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

Page 8: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

7

Tues 11.00 - 12.00 Break

22-

Mar-16 12.00 - 14.00 SGD Grup IX

R. Kul lt 3

skill lab pengurus blok

14.00 - 15.00 SP

XVIII 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00

Pengisian Status Bedah Mulut dan

Inform consent

R. Kul lt 3

skill lab drg. Fiora

Wed

23-

Mar-16 11.00 - 12.00 Break

12.00 - 14.00

Plenary Grup IX R. Kul lt 3

skill lab team lecture

14.00 - 15.00 SP

XIX 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 11.00

Kapita Selekta R. Kul lt 3

skill lab team lecture

Mon 11.00 - 12.00 Break

28-

Mar-16 12.00 - 13.00 Kapita Selekta

R. Kul lt 3

skill lab team lecture

13.00 - 15.00 SP

XX 08.00 - 09.00 IL

09.00 - 10.00 SP 1

R. Kul lt 3

skill lab Penguji

Wed 10.00 - 11.00 Sp 2

30-

Mar-16 11.00 - 12.00 SP 3

12.00 - 13.00 Break

13.00 - 14.00 SP 4 R. Kul lt 3

skill lab Penguji

14.00 - 15.00 SP 5

Mon ASSESSMENT

ruang CBT

lt 4 FK pengurus blok

dan team CBT

4-Apr-

16

Page 9: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

8

ABSTRACTS

drg. I G A Ari Widiastuti

Ruang lingkup riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan evaluasi laboratorium pada

pasien yang dirawat bedah dentoalveolar berbeda dari pasien yang bedah biasa. Seorang

dokter gigi harus bisa mencari riwayat kesehatan yang dapat mempengaruhi perawatan gigi

yang akan dilakukan. Dokter gigi dididik dalam ilmu-ilmu dasar dan praklinis ilmu

kedokteran, khususnya yang berkaitan dengan area maksilofasial. Keahlian khusus ini dalam

topik medis yang berkaitan dengan anamnesa langsung sehingga seorang dokter gigi mampu

bekerja dalam tim. Tanggung jawab ini yang menunjukkan bahwa seorang dokter gigi

mampu mengenali dan memberikan perawatan yang tepat untuk kondisi rongga mulut

patologis. Tujuannya agar membantu menegakkan diagnosa dan membuat rencana

perawatan. Untuk menjaga keahlian ini, seorang dokter gigi harus mengetahui perkembangan

baru dalam kedokteran, menjadi waspada ketika merawat pasien dan siap berkomunikasi luas

namun memberikan evaluasi singkat dari kesehatan mulut pasien bagi praktisi kesehatan

lainnya.

Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes.

Menghilangkan atau mengurangi rasa sakit sangat bermanfaat dalam melakukan .

tindakan medis terutama bagi dokter gigi. Obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan

rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran disebut anestesi lokal atau anestetik local. Anestesi

local atau regional semakin berkembang dan meluas pemakaiannya, mengingat berbagai

keuntungannya yaitu antara lain relatif lebih murah, pengaruh sistemik yang minimal,

menghasilkan analgesi yang adekuat dan kemampuan mencegah respon stress secara lebih

sempurna. Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu

golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam perbedaan

tempat metabolisme, dimana golongan ester terutama dimetabolisme oleh enzim pseudo-

kolinesterase di plasma sedangkan golongan amide terutama melalui degradasi enzimatis di

hati. Perbedaan ini juga berkaitan dengan besarnya kemungkinan terjadinya alergi, dimana

golongan ester turunan dari p-amino-benzoic acid memiliki frekwensi kecenderungan alergi

lebih besar. Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di negara kita untuk golongan ester adalah

prokain, sedangkan golongan amide adalah lidokain dan bupivakain. Mekanisme kerja obat

anestesi local mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan menghambat

pengiriman ion natrium melalui celah ion natrium pada membrane saraf. Kegagalan

permeabilitas celah ion natrium untuk meningkatkan perlambatan kecepatan depolarisasi

sehingga ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial aksi tidak disebarkan. Obat

anestesi lokal tidak mengubah potensial istirahat transmembran atau ambang batas potensial.

Farmakokinetik obat meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Komplikasi

obat anestesi lokal yaitu efek samping lokal pada tempat suntikan dapat timbul hematom dan

Lecture 1

Introduction

Lecture 2 dan 3

Farmakologi Obat Anastesi dan Farmakologi vasokontriktor

Page 10: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

9

abses sedangkan efek samping sistemik antara lain neurologis pada Susunan Saraf Pusat,

respirasi, kardiovaskuler, imunologi ,muskuloskeletal dan hematologi Beberapa interaksi obat

anestesi lokal antara lain pemberian bersamaan dapat meningkatkan potensi masing-masing

obat. penurunan metabolisme dari anestesi lokal serta meningkatkan potensi intoksikasi.

Penggunaan anestesi Lokal

Metode Penggunaan Jenis lokal anestesi

Anestesi

Superficial

Hidung, mukosa mulut, cabang bronkus

(dalam bentuk spray, kornea mata, saluran

kencing. (tidak efektif untuk kulit)

Lidokain, tetrakain,

benzokain

Anestesi

Infiltrasi

Di injeksikan secara langsung ke jaringan

agar sampai ke cabang – cabang syaraf.

Untuk operasi yang sederhana.

Sebagian besar

Lokal anestesi bisa

digunakan

Anestesi

Regional

Intravena

Lokal anestesi di injeksikan langsung secara

intravena kedalam pembuluh darah. Untuk

operasi limb

Sebagian besar

lidokain & prilokain

Nerve- block

Anestesi

Lokal anestesi di injeksikan dekat dengan

cabang syaraf agar dapat menghilangkan

sensasi yang ada.

Digunakan pada operasi dan kedokteran gigi

Sebagian besar

Lokal anestesi bisa

digunakan

Spinal

Anestesi

Untuk operasi perut, kaki, atau operasi –

operasi yng tidak dapat menggunakan

General anestesi

Sebagian besar

lidokain

Epidural

Anestesi

Untuk menghilangkan sakit pada ibu – ibu

yang akan melahirkan

Sebagian besar

lidokain &

bupivakain

Learning Task

Seorang dokter gigi akan melakukan tindakan di tempat praktek. Dokter gigi tersebut

memberian obat anestesi prokain yang dikombinasi dengan adrenalin.

1. Dikusikan mekanime kerja adrenalin dalam memperpanjang efek anestesi local.

2. Jelaskan efek samping dan kontraindikasi dari kombinasi tersebut.

3. Apakah perbedaan lidokain dengan prokain sehingga lidokain dapat menimbulkan

efek anesthesia yang lebih panjang?

Page 11: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

10

drg. Putu Lestari Sudirman, M.Biomed

Pada dunia kedokteran gigi kerap dijumpai tindakan – tindakan yang membutuhkan

anastesi lokal untuk membebaskan rasa nyeri akibat tindakan yang akan dilakukan. Dalam

pengerjaannya wajib diketahui indikasi dan kontra indikasinya. Indikasi dari tindakan

anastesi lokal adalah segala tindakan yang akan mengakibatkan rasa nyeri pada pasien dan

tidak memiliki kondisi – kondisi yang dapat menjadikan kondisi pasien lebih buruk.

Pada prakteknya tentu setiap dokter gigi wajib mengetahui kondisi – kondisi yang

dapat mengakibatkan penurunan kondisi pasien dan ketidak mampuan kerja dari obat anastesi

lokal yang akan dipergunakan dalam anasthesi tersebut.

Learning Task :

1. Seorang pasien laki – laki, umur 20 thn. mengeluh kesakitan pada rahang bawah kiri,

tampak kondisi ekstra oral ada pembengkakan pada pipi kiri bawah, warna

kemerahan. pada intra oral tampak buccal fold terjadi peninggian, gigi 48 tampak

tertutup sebagian oleh gusi, jika ditekan dengan ujung kaca mulut tampak ada pus

yang keluar dari sulcus. pada hasil foto panoramik tampak gigi 48 miring dan tidak

cukup tempat untuk erupsi. Pasien mengeluh kesakitan dan minta agar giginya segera

dicabut, karena sudah kesakitan sejak 3 hari yang lalu.

a. Apakan rencana perawatan untuk pasien tersebut?

b. Dalam tindakan tersebut apakah indikasi dilakukan anasthesi lokal?, alasannya?

c. Teknik anasthesi tepat dilakukan?

2. Seorang pasien wanita umur 65 thn. datang untuk membuat gigi palsu karena

kesulitan mengunyah, pada kondisi intra oral tampak OH pasien buruk dan banyak

gigi yang sudah hilang dan sisa akar terutama pada gigi – gigi posterior. Kondisi

umum diperoleh : tensi 170/80 mmHg, Pada anamnesa pasien mengatakan tidak ada

kelainan sistemik yang menyertai dan sudah pernah melakukan pencabutan gigi

sebelumnya.

a. Apakah pasien indikasi untuk dilakukan anasthesi lokal?, utarakan alasannya.

b. Apa yang harus anda lakukan untuk merawat pasien tersebut pada kunjungan

pertama ini?

c. Apakah rencana selanjutnya yang akan kalian kerjakan dalam penatalaksanaan

pasien tersebut?

d. Apakah pemilihan teknik anastesi yang kalian lakukan untuk gigi RB posterior?,

mengapa?

e. Pemilihan obat anastesi apa sebaiknya dipergunakan dalam anastesi pasien ini?,

alasannya?

Lecture 4 :

Indikasi dan Kontraindikasi Anastesi Lokal

Page 12: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

11

drg. I Nym. Sidi Wisesa

Armamentarium anastesi dalam kedokteran gigi terdiri syringe, cartridges dan

needles. Penggunaan bagian-bagian di atas dapat dibagi menjadi beberapa sub bagian.

Syringe dikenal ada 2 macam : syringe dan citojet. Syringe di kedokteran gigi digunakan

untuk blok anastesi dan infiltrasi, sedangkan untuk citojet berfungsi untuk anastesi infiltrasi

atau intraligamen. Cartridges ini terbuat dari bahan kaca dan tercetak nama, komposisi dan

vasokonstriksi dari anestesi lokal, expired date. Needles dibagi menjadi 3 bagian tergantung

ukurannya, ukuran needles terdiri dari 12mm, 25mm dan 36mm. Penggunaan armamentarium

anastesi oleh operator disesuai dengan diagnosa yang ditentukan.

drg. Luh Wyn. Ayu Rahaswanti, Sp.KA

Di bidang Kedokteran Gigi, aplikasi anestesi topikal biasanya dilakukan sebelum

tindakan injeksi anestesi lokal untuk meminimalkan rasa nyeri akibat insersi jarum injeksi.

Selain itu, anestesi topikal juga dilakukan sebelum pencabutan geligi desidui yang goyang

derajat 3, karena geligi desidui tersebut telah mengalami resorbsi akar oleh geligi permanen

pengganti.

Selain digunakan sebelum tindakan pencabutan gigi, anestesi topikal juga dapat

digunakan untuk meminimalkan rasa nyeri akibat terjadinya cedera ringan pada gingiva dan

mukosa rongga mulut, dan mengurangi reflek muntah pada pasien sensitif saat dilakukan foto

rontgen periapikal atau pencetakan gigi.

Penatalaksanaan aplikasi bahan anestesi topikal di mukosa rongga mulut tergantung

dari bentuk sediaan yang digunakan. Namun, biasanya selalu didahului dengan pengeringan

daerah yang akan dianestesi, karena adanya saliva akan menghambat atau mengurangi efek

dari bahan anestesi yang diaplikasikan di daerah tersebut.

drg. I G A Dyah Ambarawati

Istilah anastesi di perkenalkan pertama kali oleh O. W. Holmes yang artinya tidak ada

rasa sakit. Anastesi di bagi menjadi 2 kelompok yaitu anastesi lokal dan anastesi umum.

Anastesi lokal adalah hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran dan anastesi

umum adalah hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Anastesi lokal di definisikan

sebagai suatu tindakkan yang menyebabkan hilangnya sensasi rasa nyeri pada sebagian tubuh

Lecture 7 :

Penatalaksanaan Anasthesi pada Maksila

Lecture 6 :

Penatalaksanaan Anastesi Topikal

Lecture 5 :

Armamentarium Anastesi

Page 13: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

12

secara sementara yang disebabkan adanya depresi eksitasi di ujung saraf atau menghambat

proses konduksi pada saraf perifer.

Teknik anastesi infiltrasi adalah metode untuk kontrol nyeri atau untuk anastesi dengan cara

mendepositkan larutan anastesi di dekat serabut terminal saraf dan akan terinfiltrasi

disepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan dan menimbulkan efek anastesi dari

daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut.

Teknik blok anastesi adalah teknk yang digunakan dengan tujuan satu kali suntikan dapat

mencakup area kerja yang luas, sehingga dapat menpersingkat waktu dan memberi

kenyamanan pada pasien yang disesuaikan denyan nervus pada rahang atas.

drg. I G A Sri Pradnyani

Anastesi lokal didefinisikan sebagai kehilangan sensasi pada area tertentu dan

terbatas yang dipersarafi oleh nervus tertentu pada tubuh akibat depresi eksitasi ujung serabut

saraf ataupun karena inhibisi pada proses konduksi nervus perifer. Aestesi lokal memastikan,

untuk satu hal, bahwa tindakan invasif pada gigi menjadi pengalaman yang nyaman dan tanpa

rasa sakit untuk pasien. Hal ini memungkinkan dokter gigi melakukan perawatan dengan

tenang dan terkonsentrasi .

Penggunaan anestesi lokal dalam kedokteran gigi untuk orang dewasa dan anak-

anak membutuhkan pengetahuan mendalam tentang anatomi, farmakologi dan di mana

anestesi harus diberikan. Selain itu dokter gigi dituntut memiliki pengetahuan tentang

komplikasi local dan sistemik dan penggunaan anastesi lokal pada pasien berisiko.

Istilah injeksi supraperiosteal digunakan untuk menunjukkan tempat di dalam

jaringan, dimana anastetikum dideponir dalam hubungannya dengan periosteum.

Anastetikum yang dideponir di atas periosteum setinggi apeks gigi akan mengalir ke dalam

periosteum dan tulang melalui proses difusi, berpenetrasi ke dalam serabut saraf yang masuk

ke apeks gigi. Teknik ini juga disebut “infiltrasi”.

Istilah “injeksi blok” berarti bahwa anastetikum dideponir pada suatu titik diantara

otak dan daerah yang akan diterapi, yang akan menembus batang saraf atau seraut saraf pada

titik tempat anastetikum dideponir sehingga memblok sensasi yang dating dari distal.

Tulang korteks bukal pada premolar dan molar rahang bawahmenghambat difusi

cairan anestesi ke apikal gigi, sehingga hanya terpusat di tulang rahang. Pada pasien dewasa

dibutuhkan anastesi mandibula blok untuk anestesi yang efektif. Di daerah caninus dan

incicivus rahang bawah, tulang korteks lebih tipis dan akar gigi terletak di sisi bukal rahang.

Di sini, anestesi infiltrasi efektif bila dilakukan.

Nervus mentalis meninggalkan rahang melalui foramen mentalis dan menginervasi

mukosa bukal dan gingiva, bibir bawah dan kulit dagu . Oleh karena itu , anaesthesi n.

mentalis tidak akan menganaesthesi gigi pada orang dewasa.

Sisi lingual mandibula dipersarafi oleh nervus lingualis. Saraf ini dapat dianastesi

baik oleh blok anestesi ataupun infiltrasi. Dokter gigi harus menghindari menusuk dasar

mulut terlalu sering karena hal ini meningkatkan risiko hematoma dan transportasi bakteri

melalui jarum suntik. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dasar mulut.

Lecture 8 :

Penatalaksanaan Anasthesi Pada Rahang Bawah

Page 14: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

13

Blok anestesi nervus bukalis mungkin dilakukan. Saraf ini berjalan di daerah lingual

melintasi sisi depan ramus mandibula di atas occlusal plane. Kemudian n. bukalis berjalan

caudo-ventral menginervasi mukosa bukal dan gingiva di daerah M3 hingga P2 rahang bawah.

Karena ketinggian di mana n. bukalis melintasi mandibula bervariasi, anestesi infiltrasi di

daerah bukal untuk masing-masinggigi juga merupakan teknik yang sangat baik untuk

anaesthesi gingiva dan mukosa.

dr. I Gst Agung Utara Hartawan, Sp. An.

Tujuan :

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami farmakologi obat anestesi lokal dan obat

vasokonstriktor.

2. Mahasiswa memahami perubahan yang terjadi pada pasien dengan penyakit

sistemik.

3. Mahasiswa memahami penggunaan obat anestesi lokal pada pasien dengan

penyakit sistemik.

4. Mahasiswa memahami penggunaan obat anestesi lokal dengan vasokonstriktor

pada pasien dengan penyakit sistemik.

Lidokain (Xylocaine/Lignocaine) adalah obat anestesi lokal kuat yang digunakan

secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. Lidokain disintesa sebagai anestesi lokal

amida oleh Lofgren pada tahun 1943. Lidokain menimbulkan hambatan hantaran yang lebih

cepat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain.

Lidokain mudah diserap dari tempat suntikan, dan dapat melewati sawar darah otak

Sekitar 70% (55-95%). Lidokain dalam plasma terikat protein, hampir semuanya dengan alfa

1 – acid glycoprotein. Distribusi berlangsung cepat, volume distribusi adalah 1 liter per

kilogram; volume ini menurun pada pasien gagal jantung. Tidak ada lidokain yang diekskresi

secara utuh dalam urin. Penyakit hepar yang berat atau perfusi yang menurun ke hepar yang

dapat terjadi selama anestesi, menurunkan kecepatan metabolisme lidokain. Bersihan

lidokain mendekati kecepatan aliran darah di hepar, sehingga perubahan aliran darah hepar

akan mengubah kecepatan metabolisme. Bersihan lidokain dapat menurun bila infus

berlangsung lama. Lidocaine dimetabolisme dengan cepat oleh hati, dan metabolit dan obat

tidak berubah diekskresikan oleh ginjal. Karena tingkat yang cepat di mana lidokain

dimetabolisme, setiap kondisi yang mempengaruhi fungsi hati dapat mengubah kinetika

lidokain. Waktu paruh dapat diperpanjang dua kali lipat atau lebih pada pasien dengan

disfungsi hati. Disfungsi ginjal tidak mempengaruhi kinetika lidokain tetapi dapat

meningkatkan akumulasi metabolit.

Penggunaan vasokonstriktor ( epinephrine 1 :200.000 ) menimbulkan vasokotriksi

pada tempat injeksi sehingga jumlah obat yang diabsobsi ke sirkulasi menurun sedangkan

pengambilan oleh sel saraf akan meningkat sehingga meningkatkan kualitas dan durasi dari

blok saraf serta mengurangi efek samping ( semakin banyak yang diabsorbsi semakin besar

resiko keracunan obat ). Disamping itu epinephrine juga dapat memperpanjang durasi

Lecture 9 :

Penatalaksanaan Anasthesi Lokal pada Pasien dengan Masalah Sistemk

Page 15: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

14

analgesia dengan perangsangan reseptor Alpha-2 adrenergik. Penambahan epinephrine pada

lidokain akan memperpanjang durasi dari lidokaine sampai 50%. Sedangkan penambahan

epinephrine pada bupivacaine kuran bermanfaat karena durasinya tergantung pada ikatannya

dengan protein ( protein binding ). Sifat dari obat itu sendiri juga berpengaruh terhadap

absorsi obat tersebut. Lidokaine yang memiliki efek vasodilatasi akan lebih cepat diabsorbsi

sehingga durasinya lebih pendek.

Selain menghalangi hantaran sistem saraf tepi, lidokain juga mempunyai efek penting

pada sistem saraf pusat, ganglia otonom, sambungan saraf otot dan semua jenis serabut otot.

Efek obat lidokain terhadap tubuh manusia berupa:

Sistem saraf pusat

Semua obat anestesi lokal merangsang sistem saraf pusat menyebabkan kegelisahan

dan tremor yang mungkin berubah menjadi kejang klonik. Secara umum, makin kuat suatu

anestetik, makin mudah menimbulkan kejang. Perangsangan ini akan diikuti depresi, dan

kematian biasanya terjadi karena kelumpuhan nafas.

Sistem kardiovaskular

Pengaruh utama lidokain pada otot jantung ialah menyebabkan penurunan

eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi. Lidokain juga menyebabkan

vasodilatasi arteriol. Efek terhadap kardiovaskular biasanya baru terlihat sesudah dicapai

kadar obat sistemik yang tinggi, dan sesudah menimbulkan efek pada sistem saraf pusat.

Otot polos

In vitro maupun in vivo, lidokain berefek spasmolitik dan tidak berhubungan dengan

efek anestetik. Efek spasmolitik ini mungkin disebabkan oleh depresi langsung pada otot

polos, depresi pada reseptor sensorik, sehingga menyebabkan hilangnya tonus refleks

setempat.

Learning Task

1. Laki-laki, 50 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan sakit pada gigi

belakang bawah kanan, setelah dievaluasi didapatkan gigi impaksi pada gigi 48 dan

anda rencanakan untuk odontektomi. Dari anamnesa, anda dapatkan pasien dengan

riwayat penyakit jantung yang diderita sejak 2 tahun yang lalu dan saat ini masih

mengkonsumsi obat pengencer darah.

a. Lakukan analisis pada pasien tersebut diatas.

b. Bagaimana dengan penggunaan obat anestesi local pada pasien diatas?

c. Bagaimana hubungan obat pengencer darah dengan tindakan odontektemi?

2. Perempuan, 50 tahun, datang ke tempat praktek dengan keluhan sakit pada gigi

belakang kanan atas. Setelah dilakukan evaluasi dan rawat harus dilakukan ekstraksi

pada gigi. Pasien dengan riwayat diabetes mellitus sejak 5 tahun yang lalu dan tidak

teratur minum obat.

a. Lakukan analisis pada pasien tersebut diatas.

b. Bagaimana dengan penggunaan obat anestesi local pada pasien diatas?

c. Bagaimana hubungan diabetes mellitus dengan obat anestesi local dan tindakan

ekstraksi?

3. Perempuan, 30 tahun datang ke tempat praktek dengan keluhan sakit gigi. Setelah

anda evaluasi, anda dapatkan pasien dengan periodontitis pada gigi 46 dan setelah

Page 16: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

15

anda rawat harus dilakukan ekstraksi. Dari anamnesa didapatkan saat ini pasien

mengandung anak kedua dengan usia kehamilan 20-21 minggu.

a. Lakukan analisis pada pasien tersebut diatas.

b. Bagaimana dengan penggunaan obat anestesi local pada pasien diatas?

c. Bagaimana hubungan kehamilan dengan obat anestesi local?

d. Obat apa yang harus dihindari pada wanita hamil?

dr. I G A Utara Hartawan, Sp.An.

Tujuan :

1. Mahasiswa memahami reaksi alergi dari obat anestesi lokal.

2. Mahasiswa memahami toksisitas sistemik dari obat anestesi lokal.

3. Mahasiswa memahami penanganan toksisitas sistemik obat anestesi lokal.

Efek samping anestetik lokal terjadi akibat adanya reaksi alergi dan toksisitas sistemik

akibat dari kelebihan konsentrasi obat pada plasma dan konsentrasi obat pada jaringan.

Terjadinya kejang pada anestesia regional sekitar 1-4 pasien per 1.000 pasien yang

mendapatkan terapi anestetik lokal, bupivacaine merupakan obat yang paling sering

dihubungkan dengan kejadian ini.

Kejadian reaksi alergi adalah jarang meskipun seringnya penggunaan obat anestetik

lokal. Diperkirakan efek samping akibat obat anestetik lokal (kurang dari 1 %) adalah

mekanisme alergi. Reaksi alergi lebih sering terjadi pada penggunaan anestetik lokal ester

yang menghasilkan metabolit paraaminobenzoic acid. Reaksi alergi akibat penggunaan

anestetik lokal juga dapat disebabkan oleh methylparaben atau zat yang serupa yang sering

digunakan sebagai pengawet untuk sediaan anestetik lokal. Struktur dari bahan pengawet ini

mirip dengan paraaminobenzoic acid.

Injeksi obat anestetik lokal secara langsung ke dalam intravaskular adalah penyebab

tersering terjadinya konsentrasi obat berlebihan di dalam plasma. Besarnya absorpsi sistemik

tergantung pada (1) dosis yang dimasukkan ke dalam jaringan, (2) vaskularisasi di daerah

injeksi, (3) kandungan epinephrine dalam larutan, dan (4) sifat fisio-kimia dan obat.

Penambahan 5 ug epinephrine pada setiap larutan obat anestetik lokal (contoh; larutan 1 :

200.000) akan mengurangi absorpsi sebanyak sepertiganya. Toksisitas sistemik oleh obat

anestetik lokal akan melibatkan sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.

LEARNING TASK

Pasien laki-laki, 36 tahun datang ke tempat praktek anda dengan keluhan sakit gigi. Setelah

anda evaluasi dan rawat, anda memutuskan harus dilakukan ekstraksi. Pasien mempunyai

berat badan 85 kg dan tinggi badang 155 cm. pasien mempunyai banyak alergi obat tetapi

lupa dengan nama obat.

1. Hal-hal apa yang anda harus perhatikan jika pasien mempunyai kecurigaan alergi

terhadap obat anestesi local yang anda gunakan? Dan jika terjadi syok anafilaktik, apa

yang anda harus kerjakan?

Lecture 10 :

Komplikasi obat anestesi lokal dan pencegahannya

Page 17: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

16

2. Jika anda perlu menggunakan obat anestesi local lidokain, toksisitas apa saja yang

mungkin terjadi pada pasien tersebut diatas?

3. Bagaimana manajemen pasien dengan toksisitas obat anestesi local?

4. Bagaimana mekanisme kejadian alergi obat anestesi local?

drg. Luh Wyn Ayu Rahaswanti, Sp.KGA.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pasien anak akan mengalami rasa takut bila akan

dianestesi. Dokter gigi harus mengadapi kondisi tersebut dengan berbagai cara disesuaikan

dengan kondisi psikologis masing-masing anak dan memilih metode penatalaksanan anestesi

local yang sesuai tanpa rasa nyeri, sehingga pasien anak bersedia menjalani tindakan anestesi.

Kunci dari keberhasilan dari penatalaksanaan anestesi lokal adalah memperlakukan pasien

anak dengan empati.

Pasien anak cenderung membutuhkan perasaan aman dan dukungan oleh orang-orang

yang dikenal saat menjalani tindakan perawatan oleh dokter gigi terutama pada saat

kunjungan pertama ke dokter gigi. Pasien anak harus diberi penjelasan dengan bahasa atau

istilah yang mudah dimengerti oleh anak-anak mengenai prosedur tindakan yang akan

dilakukan dan rasa yang akan akan dialami oleh pasien anak yang bersangkutan. Teknik

penatalaksanaan prosedur anestesi lokal juga dipilih yang menimbulkan rasa nyeri paling

minimal sehingga pasien anak yang bersangkutan merasa lebih nyaman saat prosedur tersebut

dilaksanakan.

drg. Putu Lestari Sudirman, M.Biomed.

Dalam bidang kedokteran gigi sering dipergunakan anastesi lokal sebagai prosedur

penanganan pasien dengan kasus – kasus tertentu. Pada tindakan ini kerap dijumpai

kegagalan – kegagalan yang secara garis besarnya dibedakan menjadi 2 faktor, yaitu : faktor

pasien dan faktor operator.

Faktor pasien dapat dijabarkan menjadi beberapa hal yang terkait dengan, variasi

anatomi, patofisiologis dan psikologis, sedangkan pada faktor operator sendiri dapat

dijabarkan menjadi kesalahan memilih teknik, kesalahan pelaksanaan teknik, kerusakan pada

alat/armamentarium yang dipergunakan.

Pada topik ini dilakukan pembbahasan mengenai faktor – faktor yang dapat menyebabkan

kegagalan anastesi lokal, manifestasi yang kerap dijumpai dan cara menanggulangi.

Learning Task :

Lecture 11 :

Penatalaksanaan Anasthesi Lokal pada Pasien Anak

Lecture 12 :

Kegagalan dan Komplikasi Anasthesi Lokal

Page 18: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

17

1. Seorang pasien dengan rencana pencabutan setelah dilakukan anastesi mandibulla

blok, merasakan kesemutan pada pipi dan lidahnya setelah dilakukan test dengan

sonde pada sulkus gingival yang mengelilingi gigi tersebut, pasien menyatakan tidak

sakit, namun setelah dilakukan proses elevasi pasien menyatakan rasa sakit yang tidak

tertahankan pada bagian lingual.

a. Apa kemungkinan penyebab kegagalan dari anastesi tersebut ? alasannya?

b. Tindakan apa yang dilakukan dalam kasus ini?.

2. Pasien laki – laki 34 thn. mengalami kecelakaan tunggal dini hari, datang ke UGD

RSPTN dengan kondisi mulut berbau alkohol, gigi 11 dan 12 avulsi dan gingiva

dibagian labialnya tampak robek, setelah dikonsulkan ke poliklinik gigi direncanakan

perawatan replantasi pada 11,12 dan rekonstruksi gingiva dibagian anterior setelah

dilakukan anastesi, pasien masih tetap merasakan kesakitan, dilakukan penambahan

obat anastesi sampai sebanyak 2 ampul, namun pasien tetap merasakan kesakitan.

a. Anamnesa anda untuk kasus ini?

b. Apa kira – kira penyebab terjadinya kegagalan pada kasus ini?, alasan?

c. Bagaimana cara menanggulanginya?

Self assessment :

1. Teknik – teknik anastesi lokal

2. Persarafan pada rahang atas dan rahang bawah

drg. Mia Ayustina Prasetya, Sp.KGA.

Tindakan bedah mulut minor seperti pencabutan gigi, insisi, menjahit jaringan

maupun beragam tindakan lainhya merupakan tindakan yang kompleks, tidak hanya

memerlukan dasar pengetahuan yang handal namun juga ketrampilan memilih alat apa saja

yang digunakan. Setiap mahasiswa dokter gigi harus mengetahui instumen apa saja yang

harus digunakan agar ketika berhadapan langsung tidak merasa asing lagi.

Dalam perkuliahan ini akan dibahas pengenalan instumen bedah mulut minor dan

kegunaannya. Beberapa contoh instrument yang akan dipelajari :

- Instumen untuk memotong

Scalpel.

Lecture 13 :

Armamentarium Bedah Mulut

Page 19: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

18

- Instrumen untuk menggengam

Needle holder

drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp. Ort.

Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan gigi utuh atau akar gigi, tanpa rasa

sakit dengan trauma minimal terhadap jaringan pendukung gigi, sehingga bekas pencabutan

dapat sembuh dengan sempurna.

Indikasi untuk pencabutan gigi antara lain karena karies, nekrosis pulpa, penyakit

periodontal, alasan ortodontik, gigi malposisi, fraktur mahkota atau akar gigi, gigi impaksi,

gigi supernumerary, gigi dengan lesi patologis, gigi yang terlibat dalam fraktur rahang,

pasien radioterapi, indikasi preprosthetic dan presurgical dan faktor ekonomi. Kontraindikasi

pencabutan meliputi faktor sistemik dan lokal.

Lecture 14 :

Penatalaksanaan Pencabutan Gigi (Simple/Close Method)

Page 20: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

19

Evaluasi klinis dan radiografi diperlukan sebelum dilakukan pencabutan gigi untuk

mengetahui kemungkinan kesulitan dalam pencabutan. Instrumen utama yang digunakan

dalam pencabutan gigi adalah forceps/tang dan elevator, dengan teknik-teknik tertentu yang

harus diperhatikan untuk tiap gigi yang akan dicabut. Pasca pencabutan gigi perlu

diperhatikan cara perawatan soket dan pemberian instruksi pasca pencabutan pada pasien.

drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.KGA

Pencabutan gigi geligi yang telah erupsi biasanya dilakukan dengan tehnik close

method, tetapi kadang-kadang tehnik ini tidak dapat menyelesaikan masalah. Pencabutan gigi

melalui operasi atau open method merupakan tehnik yang digunakan untuk pengambilan akar

gigi baik yang berupa sisa akar maupun fraktur gigi yang terjadi selama proses pencabutan

yang tidak dapat di ambil dengan menggunakan tehnik biasa untuk berbagai alasan. Selain itu

tehnik open method juga digunakan pada proses pencabutan banyak gigi, dimana setelah

pencabutan biasanya dilakukan flap untuk rekonturing dan penghalusan tulang.

Pada kuliah ini akan mempelajari mengenai pencabutan gigi melalui operasi yang

meliputi prinsip-prinsip desain flap, development, management serta suturing pada

pencabutan terbuka gigi geligi akar tunggal dan agar ganda, sehingga meningkatkan

pengetahuan mahasiswa terutama pada saat menangani pasien dengan fraktur akar gigi yang

sering kali terjadi ketika proses pencabutan.

drg. Stefanus Agung Triwibowo, Sp.BM.

Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi ke dalam lengkung rahang dalam

waktu tertentu. Etiologi gigi impaksi antara lain, letak gigi geligi di sebelahnya, kepadatan

tulang dan ketebalan jaringan lunak di atasnya serta abnormalitas genetika, dan etiologi yang

paling sering adalah panjang lengkung rahang yang lebih pendek dibandingkan dengan

panjang total panjang lengkung gigi. Karena gigi impaksi tidak akan erupsi maka gigi

tersebut akan tinggal di dalam rahang pasien seumur hidup kecuali dilakukan pengambilan

melalui tindakan operasi. Gigi yang paling sering impaksi adalah M3 Ra dan RB diikuti oleh

C Ra dan P2 RB, hal ini disebabkan karena gigi M3 dan C RA merupakan gigi yang erupsi

pada urutan terakhir. Demikian juga dengan P2 RB yang erupsi setelah M1 RB sehingga

sering terjadi kekurangan ruang.

Secara umum, semua gigi impaksi idealnya diambil kecuali tindakan operasi

merupakan kontraindikasi. Tindakan pencabutan harus segera dilakukan sesegera mungkin

setelah dokter gigi mendiagnosa bahwa pada pasien terdapat gigi impaksi. Pengambilan gigi

impaksi akan semakin sulit dengan bertambahnya umur karena kepadatan tulang. Apabila

Lecture 16 :

Penatalaksanaan Pengambilan Gigi Impaksi

Lecture 15 :

Penatalaksanaan Pencabutan Gigi (Kompleks/Open Method)

Page 21: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

20

gigi impaksi dibiarkan sampai timbul masalah maka pasien akan berpotensi kehilangan

jaringan lunak, gigi dan tulang disekitar gigi impaksi lebih banyak lagi.

Topik ini akan membahas mengenai penatalaksanaan gigi impaksi meliputi prediksi

tingkat kesulitan dan persiapan tehnik operasi sehingga mahasiswa paham dan dapat

mempersiapkan tehnik operasi yang sesuai kondisi gigi impaksi.

drg. Stefanus Agung Triwibowo, Sp.BM.

A. PENATALAKSANAAN KELAINAN KELENJAR LIUR MINOR

Para dokter gigi sering kali dihadapkan pada kewajiban untuk memeriksa dan

merawat kelainan kelenjar liur. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan yang memadai di

bidang embriologi, anatomi dan patofisiologi untuk dapat merawat pasien-pasien dengan

kelainan tersebut. Topik ini akan membahas mengenai penataksanaan kelainan kelenjar liur

termasuk sialolithiasis dan penyumbatan kelenjar seperti mucocelle dan ranula, infeksi

kelenjar liur dan kronis, kelainan kelenjar liur karena trauma.

B. PENATALAKSANAAN INFEKSI ODONTOGEN

Penanganan infeksi odontogen merupakan salah satu tindakan tersulit di dalam bidang

kedokteran gigi. Infeksi odontogen ditimbulkan oleh gigi dan memiliki flora khusus. Karies,

penyakit periodontal dan pulpitis merupakan infeksi awal yang dapat menyebar ke area di

atas gigi yaitu prosessus alveolaris dan ke jaringan – jaringan wajah, rongga mulut, kepala

dan leher yang lebih dalam. Tingkat keparahan dari infeksi tersebut dari ringan terlokalisir

sehingga hanya diperlukan penanganan minimal sampai parah yaitu yang terjadi pada deep

facial space dan dapat menyebabkan kematian. Meskipun sebagian besar infeksi odontogenik

dapat diatasi dengan prosedur operasi minor dan pengobatan antibiotik, para dokter gigi tetap

harus waspada bahwa terkadang infeksi odontogen dapat menjadi parah dalam waktu dekat

dan menyebabkan kematian. Topik ini akan membahas tehnik penanganan infeksi odontogen

khususnya yang sudah menyebar ke jaringan lunak dan deep facial space yang meliputi

prosedur intra oral dan ekstra oral drainage serta kuretase.

drg. Steffano Aditya Handoko, MPH.

Bedah preprostetik adalah bagian dari bedah mulut dan maksilofasial yang bertujuan

untuk membentuk jaringan keras dan jaringan lunak yang seoptimal mungkin sebagai dasar

dari suatu protesa. Meliputi teknik pencabutan sederhana dan persiapan mulut untuk

Lecture 18 :

Penatalaksanaan Bedah Prostetik

Lecture 17 :

Penatalaksanaan Kelenjar Liur Minor dan Insisi Abses

Page 22: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

21

pembuatan prothesa sampai dengan pencangkokan tulang dan implan alloplastik. (Stephens,

1997).

Bedah preprostetik lebih ditujukan untuk modifikasi bedah pada tulang alveolar dan

jaringan sekitarnya untuk memudahkan pembuatan dental prothesa yang baik, nyaman dan

estetis. Ketika gigi geligi asli hilang, perubahan akan terjadi pada alveolus dan jaringan lunak

sekitarnya. Beberapa dari perubahan ini akan mengganggu kenyamanan pembuatan gigi

tiruan. Evaluasi intra oral jaringan lunak yang mendukung gigi tiruan secara sistematis dan

hati-hati sebaiknya dilakukan sebelum mecoba melakukan rehabilitasi pengunyahan dengan

geligi tiruan. (Panchal et al, 2001).

Meskipun dengan adanya kemajuan teknologi memungkinkan dilakukannya

pemeliharaan terhadap gigi tiruan, masih diperlukan restorasi prostetik dan rehabilitasi sistem

pengunyahan pada pasien yang tidak bergigi atau bergigi sebagian. Bedah preprostetik yang

objektif adalah untuk membentuk jaringan pendukung yang baik untuk penempatan gigi

tiruan.

Karakteristik jaringan pendukung yang baik untuk gigi tiruan (Tucker, 1998) :

1. Tidak ada kondisi patologis pada intra oral dan ekstra oral.

2. Adanya hubungan/relasi rahang yang baik secara antero posterior, transversal dan

dimensi vertical.

3. Bentuk prosesus alveolar yang baik.

4. Tidak ada tonjolan tulan atau jaringan lunak atau undercut.

5. Mukosa yang baik pada daerah dukungan gigi tiruan.

6. Kedalaman vestibular yang cukup.

7. Bentuk alveolar dan jaringan lunak yang cukup untuk penempatan implant.

Tujuan dari bedah preprostetik membantu untuk (Mattew et al, 2001) :

1. mengembalikan fungsi rahang (seperti fungsi pengunyahan, berbicara, menelan).

2. Memelihara atau memperbaiki struktur rahang.

3. Memperbaiki rasa kenyamanan pasien.

4. Memperbaiki estetis wajah.

5. Mengurangi rasa sakit dan rasa tidak menyenangkan yang timbul dari pemasangan

protesa yang menyakitkan dengan memodifikasi bedah pada daerah yang mendukung

protesa.

6. Memulihkan daerah yang mendukung protesa pada pasien dimana terdapat kehilangan

tulang alveolar yang banyak.

Secara umum ada tiga golongan dari bedah preprostetik :

1. Bedah jaringan lunak yang mengalami hyperplasia.

2. Vestibuloplasty.

3. Tahapan pembentukan tulang.

Kata kunci : Bedah preprostetik, vestibuloplasty, frenektomi, alveolektomi, oral tori, torus

palatinus, torus mandibularis.

drg. Steffano Aditya Handoko, MPH.

Implan adalah perangkat medis yang diproduksi untuk menggantikan struktur biologis

hilang, mendukung struktur biologis yang rusak, atau meningkatkan struktur biologi yang

Lecture 19 :

Penatalaksanaan Bedah Persiapan Osseo Integrated Dental Implant

Page 23: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

22

ada. Implan gigi adalah "akar" gigi, biasanya terbuat dari titanium, yang digunakan dalam

kedokteran gigi untuk mendukung restorasi yang menyerupai gigi atau sekelompok gigi

untuk mengganti gigi yang hilang. Implan gigi dapat digunakan untuk mendukung sejumlah

prostesis gigi, termasuk mahkota, jembatan implan didukung atau gigi palsu. Implan juga

dapat digunakan sebagai penjangkaran untuk pergerakan gigi ortodontik.

Kata kunci : Implan dental.

drg. L. Cinthia Hutomo, Sp.KGA.

Penyembuhan luka merupakan rangkaian beberapa proses yang meliputi inflamasi,

proliferasi sel, deposisi matriks dan remodeling jaringan yang terkoordinasi dengan sangat

baik. Sutures memiliki peranan penting pada proses penyembuhan luka setelah operasi. Oleh

sebab itu, pemilihan bahan suture terutama yang akan digunakan di dalam rongga mulut

harus dilakukan secara hati-hati, karena rongga mulut berbeda dengan bagian tubuh yang

lain. Pada rongga mulut terdapat saliva, spesifik mikroba, vaskularisasi yang tinggi juga

fungsinya yang berhubungan dengan bicara, pengunyahan dan menelan.

Tujuan utama dari dental suturing adalah memfiksasi surgical flaps sehingga proses

penyembuhan dapat berjalan secara optimal. Apabila dilakukan dengan tepat, surgical

sutures mampu memegang tepi flap pada posisi yang benar sampai proses penyembuhan luka

selesai dan jaringan kembali dapat menerima tekanan fungsional secara normal. Ketika

dilakukan tehnik sutures yang tepat dengan pemilihan jenis benang dan diameter yang sesuai

maka akan terjadi tekanan pada tepi luka, hal ini memicu terjadinya proses penyembuhan

primer. Posisi flap yang akurat sangat mempengaruhi kenyamanan pasien, hemostasis dan

mencegah kerusakan tulang. Apabila posisi tepi luka tidak baik akan menyebabkan

hemostasis yang tidak adekwat sehingga darah dan serum akan menumpuk di bawah flap,

kondisi ini akan memisahkan flap dengan tulang dibawahnya sehingga menghambat proses

penyembuhan.

Mempelajari bagaimana cara menjahit luka dan laserasi memerlukan pengertian yang

menyeluruh mengenai teori perawatan luka dan prinsip-prinsip dasar suturing. Oleh karena

itu, dengan mempelajari hal ini akan meningkatkan pengetahuan kita mengenai perawatan

luka pada pasien .

drg. Desak Ari Susanti, M.Kes.

Tindakan pembedahan di dalam rongga mulut diperlukan untuk kasus - kasus tertentu

seperti impaksi, pencabutan dengan kasus kompleks, kista dan lain sebagainya. Pasien sering

merasa takut dan khawatir saat harus diambil tindakan operasi, pertama khawatir akan apa

Lecture 21:

Penatalaksanaan Pasien Post Op

Lecture 20 :

Tehnik Suturing/Hecting

Page 24: STUDY GUIDE Semester VI BLOK CLINICAL DENTAL SKILL V 15 … · 2017. 6. 4. · Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016 4 TIME TABLE CLINICAL DENTAL SKILL V DAY/ DATE TIME

Study Guide Clinical Dental Skill V 2015 - 2016

23

yang terjadi saat proses operasi, dan yang kedua khawatir akan apa yang terjadi setelah

operasi nantinya. Oleh karena itu diperlukan suatu penjelasan terhadap pasien sehingga

kekhawatiran pasien terhadap tindakan bedah teratasi. Disamping itu penatalaksanaan

setelah tindakan pembedahan juga perlu diketahui untuk menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan seperti perdarahan, trismus maupun rasa sakit yang berkepanjangan.