studi kenyamanan termal ruang kelas tk … arsitektur/seminar... · dari kaca nako terdapat pada...

14
1 STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT Tuti Purwaningsih dan M Syarif Hidayat Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRACT Every building must be provided thermal comfort for users, especially educational buildings. Thermal comfort is very influential for students activities in the class rooms. Therefore, whether the calassrooms in kindergarten Tunas Muda X IKKT already provide thermal comfort for its users and what is the temperature comfortable and convenient temperature range that provides comfort in this building. This research for to know how the thermal state of classrooms in kindergarten education building Tunas Muda X IKKT West Jakarta and to know whether the building is already providing thermal comfort for its users, an then to determine a comfortable temperature and the temperature range that provides thermal comfort in this building. This reasearh will doing with knowing the thermal comfort is a way to measure air temperature, humidity and wind speed and measure temal sensation of respondents in the building by distributing questionnaires and interviews filed. Time measurement for two days from 07.00 am to 12.00 pm. To measure the thermal comfort of respondents using software thermal comfort estimator. Results of the study showed that seven of the respondents chose comfortable (20%), while seven respondents (20%), twenty- one respondents (60%) stated selection option stated above neutral sensation under neutral sensation. All respondents feel comfortable at a temperature of 30,5ºC. All respondents feel comfortable at a temperature range 30,3ºC to 30,8ºC and value have a correlation of R = 0.69. The average temperature in the building tends to heat the amount of 30,8ºC, respondents feel comfortable at a temperature of 30,5ºC. All respondents men feel comfortable at a temperature of 30,7ºC, with a comfortable temperature range 30,5ºC to 30,6ºC and the correlation value of R = 0.57. All respondents women feel comfortable at a temperature of 30,4ºC with a comfortable temperature range 30,1ºC to 30,6ºC correlation value of 0.87. Measurement results with the average height is 1.22 PMV and PPD measurement results low at 37.47, which means the higher the lower the value of PMV and PPD values then the building has not reached thermal comfort for the respondents. Keywords: Thermal Comfort, Kindergarten, PMV, PPD. ABSTRAK Setiap bangunan dianjurkan untuk memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya, terutama bangunan pendidikan. Kenyamanan termal sangat berpengaruh dalam aktifitas para murid-murid di dalam ruang kelas. Oleh karena itu apakah ruang kelas pada sekolah TK Tunas Muda X IKKT ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya dan berapakah suhu nyaman dan rentang suhu nyaman yang memberikan kenyamanan pada bangunan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan termal dari ruang kelas pada bangunan pendidikan TK Tunas Muda X IKKT Jakarta Barat dan untuk mengetahui apakah bangunan ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya, serta untuk mengetahui suhu

Upload: nguyenhanh

Post on 01-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

1

STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK TUNAS MUDA X IKKT JAKARTA BARAT

Tuti Purwaningsih dan M Syarif Hidayat

Program Studi Arsitektur, Universitas Mercu Buana, Jakarta-Indonesia e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Every building must be provided thermal comfort for users, especially educational buildings. Thermal comfort is very influential for students activities in the class rooms. Therefore, whether the calassrooms in kindergarten Tunas Muda X IKKT already provide thermal comfort for its users and what is the temperature comfortable and convenient temperature range that provides comfort in this building. This research for to know how the thermal state of classrooms in kindergarten education building Tunas Muda X IKKT West Jakarta and to know whether the building is already providing thermal comfort for its users, an then to determine a comfortable temperature and the temperature range that provides thermal comfort in this building. This reasearh will doing with knowing the thermal comfort is a way to measure air temperature, humidity and wind speed and measure temal sensation of respondents in the building by distributing questionnaires and interviews filed. Time measurement for two days from 07.00 am to 12.00 pm. To measure the thermal comfort of respondents using software thermal comfort estimator. Results of the study showed that seven of the respondents chose comfortable (20%), while seven respondents (20%), twenty-one respondents (60%) stated selection option stated above neutral sensation under neutral sensation. All respondents feel comfortable at a temperature of 30,5ºC. All respondents feel comfortable at a temperature range 30,3ºC to 30,8ºC and value have a correlation of R = 0.69. The average temperature in the building tends to heat the amount of 30,8ºC, respondents feel comfortable at a temperature of 30,5ºC. All respondents men feel comfortable at a temperature of 30,7ºC, with a comfortable temperature range 30,5ºC to 30,6ºC and the correlation value of R = 0.57. All respondents women feel comfortable at a temperature of 30,4ºC with a comfortable temperature range 30,1ºC to 30,6ºC correlation value of 0.87. Measurement results with the average height is 1.22 PMV and PPD measurement results low at 37.47, which means the higher the lower the value of PMV and PPD values then the building has not reached thermal comfort for the respondents.

Keywords: Thermal Comfort, Kindergarten, PMV, PPD.

ABSTRAK

Setiap bangunan dianjurkan untuk memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya, terutama bangunan pendidikan. Kenyamanan termal sangat berpengaruh dalam aktifitas para murid-murid di dalam ruang kelas. Oleh karena itu apakah ruang kelas pada sekolah TK Tunas Muda X IKKT ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya dan berapakah suhu nyaman dan rentang suhu nyaman yang memberikan kenyamanan pada bangunan ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan termal dari ruang kelas pada bangunan pendidikan TK Tunas Muda X IKKT Jakarta Barat dan untuk mengetahui apakah bangunan ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para penggunanya, serta untuk mengetahui suhu

Page 2: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

2

nyaman dan rentang suhu yang memberikan Kenyamanan Termal pada bangunan ini. Penelitian dilakukan dengan cara mengukur suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin serta mengukur sensasi temal dari responden didalam ruang kelas dengan membagikan kuesioner, dan mengajukan wawancara. Waktu pengukuran selama dua hari dari pukul 07:00 WIB sampai Pukul 12:00 WIB. Untuk mengukur kenyamanan termal dari responden dengan menggunakan software thermal comfort estimator. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa tujuh responden memilih netral (20%), sementara tujuh responden (20%), dua puluh satu responden (60%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral menyatakan pilihan dibawah sensasi netral. Seluruh responden merasa nyaman pada suhu 30,5ºC. Seluruh responden merasa nyaman pada rentang suhu 30,3ºC sampai 30,8ºC dan nilai memiliki korelasi sebesar R = 0,69. Suhu rata-rata didalam bangunan cenderung panas yaitu sebesar 30,8ºC. Seluruh responden laki-laki merasa nyaman pada suhu 30,7ºC, dengan rentang suhu nyaman 30,5ºC sampai 30,6ºC dan nilai korelasi sebesar R = 0,57. Seluruh responden perempuan merasa nyaman pada suhu 30,4ºC dengan rentang suhu nyaman 30,1ºC sampai 30,6ºC dengan nilai korelasi 0,87. Hasil dengan pengukuran rata-rata PMV tinggi yaitu 1,22 dan hasil pengukuran PPD rendah yaitu 37,47 yang artinya semakin tinggi nilai PMV dan semakin rendah nilai PPD maka bangunan belum mencapai kenyamanan termal bagi para responden.

Kata Kunci: Kenyamanan Termal, Taman Kanak-kanak, PMV, PPD.

1. PENDAHULUAN

Pada setiap bangunan dianjurkan untuk memberikan kenyamanan bagi para penggunanya, seperti bangunan pendidikan yaitu sekolah. Salah satu kenyamanan yang diperlukan adalah kenyamanan termal. Menurut ASHRAE (American Society of Heating, Refrigerating and Airconditioning Engineers, 1989), kenyamanan termal merupakan perasaan dimana seseorang merasa nyaman dengan keadaan temperatur lingkungannya, yang dalam konteks sensasi digambarkan sebagai kondisi dimana seseorang tidak merasakan kepanasan maupun kedinginan pada lingkungan tertentu.

Kenyamanan termal harus dipenuhi agar para murid-murid yang sedang menjalankan kegiatan didalam lingkungan tersebut bisa lebih produktif dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan di sekolah. Terutama murid-murid yang masih berusia dini atau murid-murid pada jenjang pendidikan taman kanak-kanak, menurut Hurlock (1993:38) mengatakan masa usia prasekolah (3-6 tahun) merupakan periode keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak, karena diusia ini anak mengalami kemajuan fisik, intelektual, sosial maupun emosional yang menakjubkan. Oleh karena itu, kenyamanan termal sangat penting sebagai salah satu penunjang mereka. Untuk mencapai kenyamanan termal yang baik terdapat beberapa faktor seperti suhu udara, kecepatan angin, serta kelembaban yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal.

Kenyamanan Termal adalah kondisi yang mengungkapkan kepuasan terhadap lingkungannya. Kondisi lingkungan yang diperlukan untuk mencapai kenyamanan termal tidak sama untuk semua orang, ada enam faktor utama yang mempengaruhi kenyamanan termal faktor-faktor tersebut terdiri dari tingkat metabolisme, insulasi pakaian, suhu udara, suhu radian, Kecepatan udara, dan kelembaban (ASHRAE, 2004)

Menurut Fanger (2005) menyatakan aspek yang berpengaruh dalam kenyamanan termal adalah:

Rentang temperatur : (24-28)˚C, Kelembaban (RH) : (40-60)%, Aliran udara (air velocity) : 0 – 0,20 m/dtk, Laju metabolisme tubuh/aktivitas, Insulasi pakaian

Page 3: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

Berdasarkan ISO 7730: 1994, PMV (Predicated Mean Vote) merupakan indeks yang memprediksi nilai rata-rata dari penilaian beberapa oranPMV ini terdiri dari ketentuan 7 point (dingin), -1 (sejuk), 0 (netralnetralitas termal tapi bukan berarti

PPD (Predicated Precentage of Dissatisfied) adalah untuk mengetahui berapa banyak orang yang tidak puas dengan kondisi lingkunganbanyak yang tidak puas (ASHRAE, 2004).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditentukan penyataan masalah yaitu ruang kelas pada sekolah TK Tunas Muda X IKKT ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para pengguna dari bangunan ini?memberikan kenyamanan pada bangunan ini?bagaimana keadaan termal dari ruang kelas pada bangunan pendidikan TK Tunas Muda X dan untuk mengetahui apakah bangunan ini sudah memberikan kenyamanan terpara penggunanya. Serta untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu yang memberikan Kenyamanan Termal pada bangunan ini.

2. BAHAN DAN METODE

Lokasi penelitian ini adalah TNI Sukabumi Utara Jakarta Barat. didirikan pdiresmikan pada tahun 1981 oleh Ibu Sudomo

Lokasi ini dipilih sebagai lokasi studi kasus karena bangunan ini tidak menggunakan AC (air conditioning) sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kenyamanan termal pada bangunan ini, karena ratakenyamanan termal yang cukup baik.

Pada penelitian kali ini lokasi ruangan yang akan diteliti difokuskan pada ruang Kelas A untuk murid berusia 4-5 tahun dan ruang Kelas ruang kelas tersebut memiliki dua macam vdari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan utara bangunan dan ventilasi mekanik. Ventilasi mekanik yang digunakan pada kelas ini adalah kipasUntuk material atap yang digunakan pada bangunan ini adalah asbes.

Gambar 1: Lokasi Studi KasusSumber: www.google.com/maps

Berdasarkan ISO 7730: 1994, PMV (Predicated Mean Vote) merupakan indeks yang rata dari penilaian beberapa orang mengenai lingkungannya. Indeks

PMV ini terdiri dari ketentuan 7 point skala kenyamanan termal dari -3 (sangat dingin)0 (netral), +1 (hangat), +2 (panas), +3 (panas sekali). Nilai nol adalah

netralitas termal tapi bukan berarti kenyamanan termal.

PPD (Predicated Precentage of Dissatisfied) adalah untuk mengetahui berapa banyak orang yang tidak puas dengan kondisi lingkungan. Semakin besar presentase PPD makin banyak yang tidak puas (ASHRAE, 2004).

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditentukan penyataan masalah yaitu ruang kelas pada sekolah TK Tunas Muda X IKKT ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi para pengguna dari bangunan ini? Berapakah suhu nyaman dan rentang suhu yang

kan kenyamanan pada bangunan ini?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan termal dari ruang kelas pada bangunan pendidikan TK Tunas Muda X dan untuk mengetahui apakah bangunan ini sudah memberikan kenyamanan ter

Serta untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu yang memberikan Kenyamanan Termal pada bangunan ini.

Lokasi penelitian ini adalah TK Tunas Muda X IKKT berada di lingkungan komplek Mabes TNI Sukabumi Utara Jakarta Barat. didirikan pada tahun 1980 oleh Denma Mabes ABRI dan diresmikan pada tahun 1981 oleh Ibu Sudomo.

Lokasi ini dipilih sebagai lokasi studi kasus karena bangunan ini tidak menggunakan AC sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kenyamanan

termal pada bangunan ini, karena rata-rata bangunan yang sudah menggunakan AC memilikikenyamanan termal yang cukup baik.

Pada penelitian kali ini lokasi ruangan yang akan diteliti difokuskan pada ruang Kelas A 5 tahun dan ruang Kelas B untuk murid berusia 5-6 tahun. Pada kedua

memiliki dua macam ventilasi, ventilasi alami yaitu jendelapada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan utara bangunan entilasi mekanik yang digunakan pada kelas ini adalah kipasdigunakan pada bangunan ini adalah asbes.

Gambar 1: Lokasi Studi Kasus Sumber: www.google.com/maps

Gambar 2: Siteplan

3

Berdasarkan ISO 7730: 1994, PMV (Predicated Mean Vote) merupakan indeks yang g mengenai lingkungannya. Indeks

3 (sangat dingin), -2 . Nilai nol adalah

PPD (Predicated Precentage of Dissatisfied) adalah untuk mengetahui berapa banyak Semakin besar presentase PPD makin

Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditentukan penyataan masalah yaitu Apakah ruang kelas pada sekolah TK Tunas Muda X IKKT ini sudah memberikan kenyamanan termal

Berapakah suhu nyaman dan rentang suhu yang untuk mengetahui

bagaimana keadaan termal dari ruang kelas pada bangunan pendidikan TK Tunas Muda X dan untuk mengetahui apakah bangunan ini sudah memberikan kenyamanan termal bagi

Serta untuk mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu yang

TK Tunas Muda X IKKT berada di lingkungan komplek Mabes ada tahun 1980 oleh Denma Mabes ABRI dan

Lokasi ini dipilih sebagai lokasi studi kasus karena bangunan ini tidak menggunakan AC sehingga akan lebih mudah untuk mengetahui bagaimana kenyamanan

rata bangunan yang sudah menggunakan AC memiliki

Pada penelitian kali ini lokasi ruangan yang akan diteliti difokuskan pada ruang Kelas A 6 tahun. Pada kedua

entilasi, ventilasi alami yaitu jendela yang terbuat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan utara bangunan entilasi mekanik yang digunakan pada kelas ini adalah kipas angin.

Gambar 2: Siteplan

Page 4: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptifmenggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas yang terdiri suhu udara, kecepatan angin, serta variabel terikat yaitu kenyamanan termal responden. metode dalam penelitian ini, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisa data. Berikut adalah penjabaran dari metode tersebut:

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari smemperoleh oleh informasidalam melakukan penelitian.dengan mendatangi dan mresponden serta mengukur lkuesioner, dengan cara memberikan kanak untuk memperoleh data pada saat pmengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh data dan informasi tambahan untuk penelitian tersebut.

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode grafik. Data primer dan digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal: suhu udara (Tkelembaban udara (RH) serta suhu nyaman dan rentang suhu nyaman responden dari bangunan yang diteliti.

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier yang disajikan dalam tulisan ini dihitung dengan menggunakan pr2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol),kenyamanan termal pengunjung,didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal (antara hangat dan nyaman).

Peralatan Penelitian

Thermometer (untuk mengukur suhu udara) Hygrometer (untuk mengukur kelembaban) Anemometer (untuk mengukur kecepatan angin) Thermal Comfort Thermome

responden)

Gambar 3

penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas yang terdiri suhu udara, kelembaban dan

serta variabel terikat yaitu kenyamanan termal responden. metode dalam penelitian ini, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisa data. Berikut adalah penjabaran dari metode tersebut:

data dilakukan dengan cara mencari studi literatur yaitu memperoleh oleh informasi-informasi tambahan untuk melengkapi kebutuhan datadalam melakukan penelitian. Selanjutnya melakukan observasi, hal ini dilakukan peneliti dengan mendatangi dan mengamati secara langsung bagaimana persepsi dari para responden serta mengukur langsung pada lokasi studi kasus. Selanjutnya memberikan kuesioner, dengan cara memberikan lembar pertanyaan kepada responden taman kanakkanak untuk memperoleh data pada saat penelitian. Kemudian dilakukan wawancaramengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh

dan informasi tambahan untuk penelitian tersebut.

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode grafik. Data primer dan digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal: suhu udara (Ta), kecepatan udara (Va),

) serta suhu nyaman dan rentang suhu nyaman responden dari

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier yang disajikan dalam tulisan ini dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol), dan hubungan (korelasi, r) antara suhu udara dengan kenyamanan termal pengunjung, sedangkan ‘batas suhu nyaman’ (comfort range) didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal –0.5 (antara sejuk dan nyaman) dan +0.5 (antara hangat dan nyaman).

Thermometer (untuk mengukur suhu udara) Hygrometer (untuk mengukur kelembaban) Anemometer (untuk mengukur kecepatan angin) Thermal Comfort Thermometer (software untuk mengukur PMV

Gambar 3: Denah Ruang Kelas Yang Akan Diteliti

4

Pada penelitian ini kelembaban dan

serta variabel terikat yaitu kenyamanan termal responden. Terdapat dua metode dalam penelitian ini, yaitu metode pengumpulan data dan metode analisa data.

literatur yaitu untuk informasi tambahan untuk melengkapi kebutuhan data-data

dilakukan peneliti engamati secara langsung bagaimana persepsi dari para angsung pada lokasi studi kasus. Selanjutnya memberikan

lembar pertanyaan kepada responden taman kanak-awancara dengan

mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada responden untuk memperoleh

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode grafik. Data primer dianalisis dan digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang

kecepatan udara (Va), ) serta suhu nyaman dan rentang suhu nyaman responden dari

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier

ogram Microsoft Excel 2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal

asi, r) antara suhu udara dengan sedangkan ‘batas suhu nyaman’ (comfort range)

0.5 (antara sejuk dan nyaman) dan +0.5

ter (software untuk mengukur PMV dan PPD dari

Page 5: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

Lokasi Titik Pengukuran

Keterangan:

: Titik pengukuran pada ruangan

: Titik pengukuran responden dan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran dilakukan selama dua hari12:00 siang. Untuk pengukuran dan pembagian kuesioner dilapenelitian. Dari kedua ruang kelas yang diteliti,udara, kelembaban dan kecepatan angin

Gambar 4: Thermometer

Gambar 6: Anemometer

: Titik pengukuran pada ruangan

: Titik pengukuran responden dan pembagian kuesioner

DAN PEMBAHASAN

lakukan selama dua hari setiap satu jam sekali dari pukul 7:00 pagi sampai Untuk pengukuran dan pembagian kuesioner dilakukan satu kali per hari

penelitian. Dari kedua ruang kelas yang diteliti, didapat hasil rata-rata dari pengukuran suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin pada hari pertama sebagai berikut:

Gambar 4: Thermometer Gambar 5: Hygrometer

Gambar 7: Software Thermal Comfort Estimator: Anemometer

Gambar 8: Titik Pengukuran

5

dari pukul 7:00 pagi sampai kukan satu kali per hari rata dari pengukuran suhu

: Software Thermal Comfort Estimator

Page 6: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

6

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan suhu udara di dalam ruang kelas A dan B lebih besar dibandingkan dengan pergerakan suhu udara di koridor. Mulai pagi hari suhu udara di ruang kelas A dan B mencapai 28°C. Sedangkan suhu di koridor mencapai 29°C. Dengan berjalannya waktu suhu udara ruang kelas A dan B naik, puncaknya pada pukul 10:00 mencapai 32°C. Sedangkan suhu udara di koridor mencapai 32.5%. Namun pada siang hari pada pukul 11:00-12:00 suhu udara kembali turun mencapai 29.4°C. Sedangkan suhu udara di koridor mencapai 30.5°C. Hal ini disebabkan keadaan cuaca yang sedang hujan pada saat pengukuran. Rata-rata pengukuran dari suhu udara adalah 29,9°C untuk ruang kelas A dan B sedangkan untuk koridor adalah 30,5°C. Jadi, suhu udara koridor lebih panas karena berhubungan langsung dengan ruang luar dan radiasi matahari. Sedangkan suhu didalam ruang kelas lebih rendah karena sudah terhalang oleh dinding, atap, jendela dan pintu.

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan Kelembaban ruang kelas A dan B lebih tinggi, dibandingkan dengan kelembaban koridor. Pada pagi hari mulai pukul 07:00-08:00 kelembaban ruang kelas A dan B mencapai 78%, sedangkan di koridor kelembaban mencapai 77%. Menenjelang siang kelembaban pun turun mencapai 63%. Sedangkan di koridor kelembaban mencapai 61%. Namun dengan berjalannya waktu kelembaban pun naik kembali, pada pukul 12:00 mencapai 71% untuk ruang kelas A dan B, sedangkan di koridor kelembaban mencapai 72%. Rata-rata dari pengukuran kelembaban adalah 70,6% untuk ruang kelas A dan B sedangkan untuk koridor adalah 69,6%. Hal ini terjadi karena, jika suhu udara tinggi maka kelembaban akan turun. Namun jika suhu udara rendah maka kelembaban

akan tinggi.

24

26

28

30

32

34

36

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Su

hu

Ud

ara

(ºc

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

40

50

60

70

80

90

100

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Kele

mb

ab

an

(%

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

Gambar 9: Suhu Udara dalam Ruang Kelas

Gambar 10: Kelembaban dalam Ruang Kelas

Page 7: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

7

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan kecepatan angin di dalam ruang kelas A dan koridor lebih besar dibandingkan dengan ruang kelas B. Mulai pukul 07:00 kecepatan angin di ruang kelas A dan koridor mencapai 0,3 m/s, sedangkan di ruang kelas B kecepatan angin rendah mencapai 0,2 m/s. Namun dengan berjalannya waktu kecepatan angin di ruang kelas A dan B relatif sama. Kecepatan angin tertinggi di koridor pada pukul 08:00 mencapai 0,6 m/s. Pada siang hari kecepatan angin di ruang kelas A pada pukul 11:00-12:00 cukup tinggi 0,5 m/s, sedangkan kecepatan angin di ruang kelas B mencapai 0,18 m/s. Namun kecepatan angin pada koridor mengalami penurunan mencapai 0,2 m/s. Hal ini terjadi karena keadaan cuaca yang sedang hujan. Rata-rata dari pengukuran kecepatan angin adalah 0,3 m/s untuk ruang kelas A, 0,2 m/s untuk ruang kelas B dan 0,36 m/s untuk koridor.

Dari kedua ruang kelas yang diteliti, didapat hasil rata-rata dari pengukuran suhu udara, kelembaban dan kecepatan angin pada hari pertama sebagai berikut:

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan suhu udara pada ruang kelas A dan B lebih rendah dibandingkan dengan suhu udara di koridor. Mulai pukul 07:00 suhu udara di ruang kelas A adalah 28,7ºC dan 28,6ºC untuk ruang kelas B sedangkan pada koridor mencapai 28,5ºC. Seiring berjalannya waktu suhu udara pada ruang kelas dan koridor mengalami kenaikan setiap jamnya. Mulai dari pukul 08:00 sampai pukul 12:00 suhu udara pada koridor mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu udara pada ruang kelas. Hingga mencapai suhu udara tertinggi yaitu 34ºC untuk ruang kelas A, 33,9ºC untuk ruang kelas B dan 34,5ºC untuk koridor. Rata-rata dari pengukuran suhu udara adalah 31,9ºC untuk ruang kelas A dan B, sedangkan untuk di koridor adalah 31,7ºC. Secara keseluruhan pengukuran suhu udara di koridor lebih panas dibandingkan dengan di ruang kelas, karena suhu udara di luar atau koridor berhubungan langsung dengan panas matahari

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Kece

pa

tan

g A

ng

in (

m/s

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

24

26

28

30

32

34

36

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Su

hu

Ud

ara

(ºc

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

Gambar 11: Kecepatan Angin dalam Ruang Kelas

Gambar 12: Suhu Udara dalam Ruang

Page 8: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

8

sedangkan suhu di dalam ruang kelas lebih rendah karena sudah terhalang oleh dinding, atap, jendela dan pintu.

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan kelembaban pada ruang kelas A dan B, serta koridor tidak terlalu jauh berbeda. Pada pagi hari mulai pukul 07:00 kelembaban pada ruang kelas A adalah 82%, 81,8% untuk ruang kelas B dan 83% untuk koridor. Menenjelang siang hari kelembaban mengalami penurunan tiap jamnya, hingga mencapai kelembaban terendah pada pukul 12:00 yaitu 52,4% untuk ruang kelas A, 54,8% untuk ruang kelas B dan 56% untuk Koridor. Hal ini karena, jika suhu udara semakin tinggi maka kelembaban akan turun. Namun jika suhu udara rendah maka kelembaban akan tinggi. Rata-rata dari pengukuran kelembaban adalah 69% untuk ruang kelas A, 68,9% untuk ruang kelas B 69,8% untuk koridor.

Secara umum dari gambar di atas bahwa pergerakan kecepatan angin pada ruang kelas A dan koridor lebih besar dibandingkan dengan ruang kelas B. Mulai pukul 07:00 kecepatan angin di ruang kelas A dan koridor mencapai 0,3 m/s, sedangkan di ruang kelas B kecepatan angin rendah mencapai 0,2 m/s. Seiring berjalannya waktu kecepatan angin di ruang kelas B dan koridor relatif sama. Namun kecepatan angin tertinggi terdapat pada ruang kelas A pada pukul 11:00 mencapai 0,36 m/s. Pada siang hari pukul 11:00-12:00 kecepatan angin pada ruang kelas A mengalami penurunan menjadi 0,24 m/s, untuk ruang kelas B mgalami kenaikan menjadi 0,2 m/s dan kecepatan angin pada koridor masih stabil yaitu 0,3 m/s. Rata-rata dari pengukuran kecepatan angin adalah 0,3 m/s untuk ruang kelas A, 0,18 m/s untuk ruang kelas B dan 0,2 m/s untuk koridor.

40

50

60

70

80

90

100

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Kele

mb

ab

an

(%

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

7:00 8:00 9:00 10:00 11:00 12:00

Kecep

ata

n A

ng

in (

m/s

)

Waktu (Jam)

Ruang Kelas A

Ruang Kelas B

Koridor

Gambar 13: Kelembaban dalam Ruang

Gambar 14: Kecepatan Angin dalam Ruang

Page 9: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

Dalam pengukuran pada Ruang Kelas TK Tunas Muda X rata-rata dari kedua kelas pada hari kamis dan jumat adalah 30,828ºC untuk suhu terendah dan 34,569,77% dengan kelembaban terendah 51% dan tertinggi 83%. Kecepatan Angin rata0,30 m/s dengan kecepatan angin terendah 0,1 m/s dan tertinggi 1,4 m/s.

Distribusi Sensasi Termal dari Responden

Hasil Pengukuran Kenyamanan Termal

Dari gambar 16 menunjukanatau netral, sementara 5dingin, tidak ada yang memilih dingin sekali, responden (23%) memilih panas, tidak ada responden yang memilih panas sekalidiatas memperlihatkan secara rata“panas” dibandingkan merasakan “dingin”, dalam data ini menunjukan suhu di dalRuang Kelas TK Tunas Muda.

Suhu Nyaman dan Rentang Nyaman

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier yang disajikan dalam tulisExcel 2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Ysuhu udara dengan kenyamanan termal pengunjung, (comfort range) didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal nyaman) dan +0.5 (antara hangat da

(0%)

Dalam pengukuran pada Ruang Kelas TK Tunas Muda X ini diperoleh hasil pengukuran dari kedua kelas pada hari kamis dan jumat adalah 30,8ºC untuk suhu rata

untuk suhu terendah dan 34,5ºC untuk suhu tertinggi. Untuk kelembaban rata69,77% dengan kelembaban terendah 51% dan tertinggi 83%. Kecepatan Angin rata0,30 m/s dengan kecepatan angin terendah 0,1 m/s dan tertinggi 1,4 m/s.

Distribusi Sensasi Termal dari Responden

Hasil Pengukuran Kenyamanan Termal

Dari gambar 16 menunjukan bahwa 7 orang responden (20%) memberikan 5 responden (14%) memilih sejuk, 2 responden (5,7%) memilih

k ada yang memilih dingin sekali, dan 13 responden (37%) memilihresponden (23%) memilih panas, tidak ada responden yang memilih panas sekalidiatas memperlihatkan secara rata-rata, bahwa lebih banyak responden yang merasakan “panas” dibandingkan merasakan “dingin”, dalam data ini menunjukan suhu di dalRuang Kelas TK Tunas Muda.

Suhu Nyaman dan Rentang Nyaman

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi linier yang disajikan dalam tulisan ini dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol), dan hubungan (korelasi, r) antara suhu udara dengan kenyamanan termal pengunjung, sedangkan ‘batas suhu nyaman’ (comfort range) didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal –0.5 (antara sejuk dan nyaman) dan +0.5 (antara hangat dan nyaman).

(37%)

(20%)

(14%)

(5.7%)

(23%)

(0%)(0%)

Gambar 15: Sensasi Termal Responden

9

peroleh hasil pengukuran untuk suhu rata-ratanya,

untuk suhu tertinggi. Untuk kelembaban rata-ratanya 69,77% dengan kelembaban terendah 51% dan tertinggi 83%. Kecepatan Angin rata-ratanya

%) memberikan pilihan “0” 2 responden (5,7%) memilih

) memilih hangat, 8 responden (23%) memilih panas, tidak ada responden yang memilih panas sekali. Data

rata, bahwa lebih banyak responden yang merasakan “panas” dibandingkan merasakan “dingin”, dalam data ini menunjukan suhu di dalam

Penghitungan suhu netral dan batas suhu nyaman dilakukan dengan menggunakan regresi (persamaan) linier dari sensasi termal responden terhadap suhu. Semua regresi

an ini dihitung dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007, grafik regresi linier dibuat dengan menggunakan program Scatter chart Microsoft Excel 2007. Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu

(korelasi, r) antara sedangkan ‘batas suhu nyaman’

0.5 (antara sejuk dan

(0%)

Page 10: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

10

Hasil Pengukuran Sensasi Kenyamanan Termal Terhadap Suhu Udara Secara

Kesluruhan.

HASIL PENGUKURAN KESELURUHAN

TEMPERATUR NYAMAN RENTANG NYAMAN (-0.5) RENTANG NYAMAN (0.5) KORELASI

y = 0 y = -0.5 y = 0.5 R2 = 0.489

y = 2.047x - 62.62 (-0.5) = 2.047x - 62.62 0.5 = 2.047x - 62.62 R = √ 0.489

62.62 + 0 = 2.047x 62.62 - 0.5 = 2.047x 62.62 + 0.5 = 2.047x R = 0.699

62.62 = 2.047x 62.12 = 2.047x 63.12 = 2.047x

x = 65.17 / 2.127 x = 62.12 / 2.047 x = 63.12 / 2.047

x = 30.5 x = 30.3 x = 30.8

Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol), dan hubungan (korelasi, r) antara suhu udara dengan kenyamanan termal pengunjung, sedangkan ‘batas suhu nyaman’ (comfort range) didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal –0.5 (antara sejuk dan nyaman) dan +0.5 (antara hangat dan nyaman).

Pada tabel 1 memperlihatkan hasil perhitungan sensasi termal responden dan pengukuran suhu di dalam bangunan, bahwa suhu nyaman/netral, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai pada angka 30,5ºC suhu udara (Ta). Sedangkan rentang suhu nyaman, dimana keseluruhan responden merasa nyaman, dicapai antara 30,3ºC sampai 30,8ºC. Dan R (regresi) menunjukan angka 0,699 yang berarti sangat baik atau berkorelasi cukup tinggi antara sensasi termal responden dengan suhu udara di dalam bangunan, karena angka 0,699 hampir mendekati angka 1 yang berarti sangat berkorelasi (korelasi positif).

Kenyamanan Termal Untuk Laki-Laki dan Perempuan

Responden yang berpatisipasi dalam penelitian ini, ada 35 orang. Terdiri dari 20 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Dari jumlah responden inilah analisa apakah kedua kelompok tersebut memilih suhu netral (nyaman) yang berbeda.

y = 2.047x - 62.62R² = 0.489

-3

-2

-1

0

1

2

3

30 31 32S

en

sasi

Te

rmal

Suhu Udara (ºC)

Series1

Linear (Series1)

Gambar 16: Regresi Linier Senasi Kenyamanan Termal Hasil Penelitian Terhadap Suhu Udara

Tabel 1: Hasil Pengukuran Sensasi Termal Suhu Udara Untuk Keseluruhan

Page 11: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

11

Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki.

Hasil Pengukuran Sensasi Termal Terhadap Suhu Udara Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan.

HASIL PENGUKURAN LAKI-LAKI

TEMPERATUR NYAMAN RENTANG NYAMAN (-0.5) RENTANG NYAMAN (0.5) KORELASI

y =0 y = -0.5 y = 0.5 R2 = 0.329

y = 2.625x - 80.72 (-0.5) = 2.625x - 80.72 0.5 = 2.625x - 80.72 R= √ 0.329

80.72 + 0 = 2.625x 80.72 - 0.5 = 2.625x 80.72 + 0.5 = 2.625x R = 0.573

80.72 = 2.625x 80.22 = 2.625x 81.22 = 2.625x

x = 80.72 / 2.625 x = 80.22 / 2.625x x = 81.22 / 2.625

x = 30.7 x = 30.5 x = 30.6

y = 2.625x - 80.72R² = 0.329

-3

-2

-1

0

1

2

3

30 30.5 31 31.5 32S

en

sa

i T

erm

al

Suhu Udara (ºC)

Series1

Linear (Series1)

y = 1.998x - 60.78R² = 0.763

-3

-2

-1

0

1

2

3

30 30.5 31 31.5 32

Sen

sai T

erm

al

Suhu Udara (ºC)

Series1

Linear (Series1)

Gambar 17: Regresi Linier Senasi Kenyamanan Termal Hasil Penelitian Terhadap Suhu Udara Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-Laki

Gambar 18: Regresi Linier Senasi Kenyamanan Termal Hasil Penelitian Terhadap Suhu Udara Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan

Tabel 2: Hasil Pengukuran Sensasi Termal Suhu Udara untuk Laki-laki

Page 12: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

12

HASIL PENGUKURAN PREMEPUAN

TEMPERATUR NYAMAN

RENTANG NYAMAN (-0.5) RENTANG NYAMAN (0.5) KORELASI

y =0 y = -0.5 y = 0.5 R2 = 0.763

y = 1.998x - 60.78 (-0.5) = 1.998x - 60.78 0.5 = 1.998x - 60.78 R= √ 0.763

60.78 + 0 = 1.998x 60.78 - 0.5 = 1.998x 60.78 + 0.5 = 1.998x R = 0.873

60.78 = 1.998x 60.28 = 1.998x 61.28 = 1.998x

x = 60.78 / 1.998 x = 60.28 / 1.998 x = 61.28 / 1.998

x = 30.4 x = 30.1 x = 30.6

Suhu netral (neutral temperature) didefinisikan sebagai suhu dimana sensasi termal (comfort vote, Y) adalah 0 (nol), dan hubungan (korelasi, r) antara suhu udara dengan kenyamanan termal pengunjung, sedangkan ‘batas suhu nyaman’ (comfort range) didefinisikan sebagai selang antara sensasi termal –0.5 (antara sejuk dan nyaman) dan +0.5 (antara hangat dan nyaman).

Dari hasil tabel 2 dan tabel 3 yaitu memperlihatkan hasil pengukuran sensasi termal responden laki-laki dan perempuan dalam pengukuran suhu di dalam bangunan, bahwa suhu nyaman/netral, dimana keseluruhan responden pria merasa nyaman pada angka 30,7ºC dan keseluruhan responden wanita merasa nyaman pada angka 30,4ºC. Sedangkan rentang suhu nyaman keseluruhan responden laki-laki merasa nyaman pada suhu 30,5ºC sampai 30,6ºC yang memiliki nilai regresi (korelasi) R = 0,573 dan rentang suhu nyaman keseluruhan responden wanita merasa nyaman pada suhu 30,4ºC sampai 30,6ºC yang memiliki nilai regresi (korelasi) sebesar R = 0,873.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa suhu nyaman responden laki-laki adalah 30,7ºC sementara suhu nyaman responden perempuan adalah 30,2ºC. Suhu nyaman responden perempuan adalah 0.5ºC lebih rendah dibanding dengan suhu nyaman responden laki-laki.

Hasil Pengukuran Kenyamanan Sensasi Termal Dengan Menggunakan Software Thermal Comfort Estimator

Berikut adalah tabel dari hasil pengukuran sensasi kenyamanan termal terhadap responden dengan menggunakan software thermal comfort estimator untuk mengetahui besar dari PMV dan PPD.

Pengukuran Ta RH Va PMV PPD %

1 31.2 66 0.2 1.43 47.08 %

2 31.2 66 0.2 1.43 47.08 %

3 31 66 1 1.11 30.91 %

4 31 66 1 1.11 30.91 %

5 31 66 1 1.11 30.91 %

6 31 66 1 1.11 30.91 %

7 31 66 1 1.11 30.91 %

8 31 66 1 1.11 30.91 %

9 31.5 66 0.1 1.65 59.32 %

10 31.5 66 0.1 1.65 59.32 %

11 31.5 66 0.2 1.58 55.16 %

Tabel 4: Hasil Pengukuran Dengan Software

Tabel 3: Hasil Pengukuran Sensasi Termal Suhu Udara Untuk Perempuan

Page 13: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

13

12 31.5 66 0.2 1.58 55.16 %

13 31.2 66 0.1 1.51 51.62 %

14 31.2 66 0.2 1.43 47.08 %

15 30.7 73 0.9 1.09 29.88 %

16 30.7 73 0.9 1.09 29.88 %

17 30.7 66 0.4 1.08 29.45 %

18 30.7 66 0.4 1.08 29.45 %

19 30.7 66 0.1 1.28 39.15 %

20 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

21 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

22 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

23 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

24 31.5 66 0.1 1.65 59.32 %

25 31.2 66 0.1 1.51 51.62 %

26 30.7 66 0.1 1.28 39.15 %

27 30.7 73 0.2 1.31 40.82 %

28 30.7 73 0.2 1.31 40.82 %

29 30.7 73 0.2 1.31 40.82 %

30 30.1 73 0.9 0.75 16.91 %

31 30.1 73 0.9 0.75 16.91 %

32 30.1 73 0.9 0.75 16.91 %

33 30.1 73 0.9 0.75 16.91 %

34 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

35 30.7 66 0.2 1.18 34.37 %

MIN 30.1 66 0.1 0.75 16.91 %

MAX 31.2 73 0.9 1.65 59.32 %

RATA-RATA 30.86 67.8 0.44 1.22 37.47 %

Keterangan :

PMV (Predicated Mean Vote) prediksi rata-rata sensasi termal responden PPD (Predicted Precentage Dissatisfied) prediksi presentase ketidak nyamanan Ta (Suhu)Aliran udara (air velocity): 0 – 0,20 m/dtk RH (Kelembaban) Va (kecepatan angin)

Hasil dari pengukuran rata-rata untuk suhu udara adalah 30,86ºC, kelembaban

67,8%, kecepatan angin 0,44 m/s, sedangkan untuk PMV memiliki nilai yang tinggi yaitu 1,22 dan hasil pengukuran PPD rendah yaitu 37,47% yang artinya semakin tinggi nilai PMV dan semakin rendah nilai PPD maka bangunan belum mencapai kenyamanan termal bagi para responden. Semakin tinggi nilai PMV semakin banyak responden yang menyatakan tidak nyaman, karena rentang nyaman PMV dari -0,5 sampai 0,5. Semakin rendah nilai PPD semakin rendah ketidak kenyamanan yang di nyatakan responden.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengambil beberapa kesimpulan yaitu dua puluh satu responden (60%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral (hangat, panas, panas sekali), tujuh responden memilih nyaman (20%), sementara tujuh responden (20%) menyatakan pilihan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin

Page 14: STUDI KENYAMANAN TERMAL RUANG KELAS TK … ARSITEKTUR/Seminar... · dari kaca nako terdapat pada kedua sisi dinding pada bagian selatan dan ... Untuk material atap yang digunakan

14

sekali). Suhu rata-rata didalam bangunan cenderung panas yaitu sebesar 30,8ºC. yang menyebabkan 21 responden (60%) menyatakan pilihan diatas sensasi netral karena seluruh responden merasa nyaman pada suhu 30,5ºC. Seluruh responden merasa nyaman pada suhu 30,5ºC dengan rentang suhu nyaman adalah 30,3ºC sampai 30,8ºC dan memiliki nilai korelasi sebesar R = 0,69. Seluruh responden laki-laki merasa nyaman pada suhu 30,7ºC, dengan rentang suhu nyaman adalah 30,5ºC sampai 30,6ºC dan memiliki nilai korelasi sebesar R = 0,57.

Seluruh responden perempuan merasa nyaman pada suhu 30,4ºC, dengan rentang suhu nyaman adalah 30,1ºC sampai 30,6ºC dan memiliki nilai korelasi sebesar R = 0,87. Hasil dari pengukuran rata-rata untuk suhu udara adalah 30,86ºC, kelembaban 67,8%, kecepatan angin 1,22 m/s, sedangkan untuk PMV memiliki nilai yang tinggi yaitu 1,22 dan hasil pengukuran PPD rendah yaitu 37,47% yang artinya semakin tinggi nilai PMV dan semakin rendah nilai PPD maka bangunan belum mencapai kenyamanan termal bagi para responden. Semakin tinggi nilai PMV semakin banyak responden yang menyatakan tidak nyaman, karena rentang nyaman PMV dari -0,5 sampai 0,5. Semakin rendah nilai PPD semakin rendah ketidak kenyamanan yang di nyatakan responden.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran yaitu apabila bangunan sudah mempunyai cukup banyak ventilasi sebaiknya dipergunakan dengan baik karena pada bangunan ini ventilasi tidak digunakan secara maksimal. Bangunan disarankan mengunakan AC (air conditioning) karena pada kelas ini hanya menggunakan kipas angin, dan kecepatan angin yang tersedia dari kipas tersebut tidak merata ke seluruh kelas hanya di titik tengahnya saja. Sebaiknya bangunan ini mengganti atap dengan menggunakan atap dari genting, karena pada bangunan ini atap yang digunakan adalah asbes sehingga suhu udara yang masuk kedalam ruangan akan semakin tinggi.

6. DAFTAR PUSTAKA ANSI/ASHRAE 55-2004, ASHRAE Standard Thermal Environmental Conditions for Human

Occupancy, ASHRAE, 2004, USA ASHRAE, “Handbook of Fundamental Chapter 8” Physiological Principles, Comfort, and

Health ASHRAE, USA,1989.

Fanger, P.O. 2005. Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan.

http://www.google.com/kenyamanan+termal/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15895/1/sti-jul2005-%2520(26).pdf. Program Studi Arsitektur USU. Sumatera Utara. 13 September 2014

Hurlock, Elizabeth B., 1993. Perkembangan Anak Jilid 2 (terjemahan Meitasari Tjandrasa).

Jakarta: Erlangga. ISO, International Standard 7730-1994, ModerateThermal Environments-Determinationof the

PMV and PPD Indices and Specification of the Conditions for Thermal Comfort, ISO, Geneva, 1994.

ISO, International Standard 7730:2005, Egronomics of the thermal environment – Analitycak

determination and interpretation of thermal comfort using calculation of the PMV and PPD indices and local thermal comfort criteria, 2005