studi agihan kualitas air tanah dedas …
TRANSCRIPT
Manl/sia dan Lingkl/ngan. Vol. 12. No.2, JI/li 2005. halo 62-72
PI/sat Stl/di Lingkl/ngan Hidl/pUniversitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Indonesia
STUDI AGIHAN KUALITAS AIR TANAH DEDASDERDASARKAN TIPE PENGGUNAAN LAHAN PERSAWAHAN
DAN PERTAMBAKAN DI PULAU KARIMUNJAWA(The Study of Unconfined Groundwater Quality
Distribution Based on the Types of Nonirrigated Rice Field andFish Pond Land Uses in Karimunjawa Island)
Mario M. Cabral" SutikDo", daDSoeDarso SimoeD..· UniversitasDiponegoro,Semarang
.. FakultasGeografiUniversitasGadjahMada,Yogyakarta
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan karena adanya fakta bahwa konversi lahan pertanian menjadi tambakikan tidak dikelola dengan baik dan diduga bahwa hal tersebut mempengaruhi pada proses penurunankualitas air tanah. Variabel penelitian adalah kualitas "unconfined ground water" sebagai variabelindependen dan penggunaan lahan sebagai variable dependen. Metode proporsional "purposivesampling" dipilih dalam penelitian ini, dan data dianalisis denganmenggunakan "hydrochemical typesclassification" .
Penelitian in mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan "unconfined ground water", perubahankomposisi kimiawi air dan kualitas "unconfined ground water" dalam setiap penggunaan lahan sawahnon irigasi dan tambak ikan. Perbedaan ini didasarkan pada dua tipe "hydrochemical" yaitu F2-
(CaHCO/( +) and MgCI2( -) yang masing-masing ditemukan pada penggunaan lahan tersebut. Hal iniberarti bahwa kondisi tersebut dipengaruhi oleh adanya intrusi air laut ke dalam tambak ikan yangditunjukkan oleh sifat air laut.
Kata kunci: sawah tanpa irigasi, tambak ikan, unconfined ground water
Abstract
The research is carried Olltdue to the fact that the conversion of agricultural land into fishpOl/dare not well mal/aged, al/d it is supposed that it will influence the deterioration of groUlldwa-ter qllality. TIle research variables include unconfined ground water quality taken as an indepell-dent I'Oriableand land uses as dependellt variables. Proportional purposive sampling method waschosen and the data were be analyzed using hydrochemical types classification.
This re.rearcllindicates that there are the unconfined groulldwater distinction, hydrochemicalcomposition changing and unconfined groundwater quality on each lionirrigated rice field andfish pond lal/d uses. These distinctions are based on two hydrochemical types of F2-(CaHCO.,J2(+)and MgCl2(-) wllicll are found respectively 011IlOnirrigated rice field alldfish pond lalld uses. Itmeans that there are affected by sea water il/strusion illtofish pond showed by sea water proper-ties.
Key words: non-irrigated rice field, fish pond. unconfined groundwater
62
Studi Agihan Kualitas Air Tanah Bebas
PENGANTAR
Pulau Karimunjawa merupakan salah satupulau terbesar di antara 26 pulau kecil diKepulauanKarimunjawa(PemdaJateng, 1988;Undip-DKP,2001).Walaupundemikian masihtergolong pulau kecil, mengingat ukurannyayang hanya seluas 4,302,5 ha atau :1:43km2.Kriteriaukuranpulauinididasarkanatasdimensiluas (Ongkosongo, 1989; Flakland, 1991).Gugusan Kepulauan Karimunjawa secaraadministrasi termasuk salah satu kecamatan
dari Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah,berjarak sekitar 45 millaut dengan arah baratlaut Kabupaten Jrpara. Kepulauan ini mulaiterkenal sejak ditetakan menjadi kawasanTaman Laut Nasional berdasarkan SK Menhut
No. 1611Menhut-ll/1988, tertanggal 29Februari 1988 dengan luas kawasan 116.625ha (Soenarto, 1998).
Perkembangan industri perikanan di P.Karimunjawa telah menimbulkan berbagaidampak kerusakan lingkungan. Salah satudiantaranya adalah akibat konversi lahanpersawahan menjadi pertambakan. Mengingatsetiap aktivitas yang berhubungan denganpengelolaan tambak berteknologi maju sangatbergantung pada suplai air (Buwono, 1993).Oleh karena itu,diperlukan sistem irigasiuntukmengatur pergantian air supaya memenuhisyarat kebutuhan pokok kelangsungan hidupudang. Adanya saluran irigasi ini akanberpengaruh terhadap rembesan air asin kedalam sumur-sumurpenduduk.Padahalsumur-sumur yang berdekatan dengan lokasi tambakadalah jenis sumur dangkal, sehingga didugaakan terjadi perubahan kualitas air tanah.
Perubahan kualitas air tanah merupakanindiktor penurunan kualitas air. Hal ini akandapat dengan mudahditujukan oleh perubahankomposisi kimiawi airtanah bebas. Supriyono(2000) melaporkan hasil penelitiannya bahwasalah satu indikatorpenurunankualitasairtanahdi Pulau Karimunjawaadalah intrusiair laut kedalam sumur-sumur penduduk. Penelitiantentang agihan kualitas airtanah bebas
berdasarkan tipe penggunaan lahanpertambakan dan nonpertambakan di PulauKarimunjawa bermanfaat untuk mengkajiapakah terdapat zonasi kualitas airtanah yangsignifikan pada masing-masing bentukpenggunaanlahan?Penurunankualitasairtanahmerupakan bukti adanya sifat resiliansilingkungandalam meresponsbesamya tekananyang diterimanya. Oleh karena itu, penelitianini bertujuanuntukmenggambarkanperbedaankualitasairtanahbebaspadabentukpenggunaanlahan sawah dan tambak; mengkaji perubahankomposisi kimiawi airtanah bebas pada bentukpenggunaan lahan tambak; menentukan polaagihan kualitas airtanah bebas berdasarkanbentuk penggunaan lahan sawah dan tambak.
CARA PENELITIAN
Peneltian ini meliputi 2 tahap yaitu kajianpustaka, pengamatan dan pengukuran datalapangan. Kajian pustaka berlangsung padabulan Februari sampai Juli 2002. Pengamatandan pengukuran data lapangan dilakukan di P.Karimunjawa, khususnya di Dukuh Cikmas,Nyamplungan,Alang-alangdan Jatikerep padabulanAgustus sampaiDesember2002 (Gambar1).
Bahanyangdigunakandalam penelitianinimeliputipeta topografiskala 1:25.000;petaglo-bal skala 1:100.00; peta pulau-pulau di LautJawa skala 1:100.000; peta penggunaan lahanskala 1:25.000(petaturunandaripeta topografi).Penelitian ini dilaksanakan secara sistematis
ber-dasarkan survei medan dengan variabelpenelitian berupa kualitas airtanah bebassebagai variabel pengaruh, sedangkan statisunpenelitian yang mewakili bentuk penggunaanlahan sawah dan tambak sebagai variabelterpengaruh. Pengambilan sampel airtanahbebas pada sumur-sumur dangkal dilakukanberdasarkankondisifisiografisdaerah penelitianyang dianggap sarna;pola aliran alami airtanahdi daerah pantai secara vartikal arah pantai;tipe penggunaan lahan pertambakan dannonpertambakan.
63
Mario M. Cabral, Sutikno dan Soenarso Simoen
Ii
..,' "
:r
~ 'j
~, '-:t
!
IJ8_
Gambar 1. Peta Agihan Tipe Kimiawi Air Tanah Bebas di Pulau Karimunjawa
64
Studi Agihan Kualitas Air Tanah Bebas
Teknik analisis dan pengujian hipotesisdalam penelitian ini menerapkan metodegrafisberupa diagram vektor korelasi dan ordonansisertaklaisifikasihidrokimiawiairtanahmenurutStuyfzand (1986). Hal ini dimaksudkan untukmengetahui karakteristik tipe kimiawi airtanahbebas yang tersebar pada bentuk penggunaanlahansawahdan tambak. Metode grafis (vektorkorelasi dan dendrogram) bertujuan untukmendeskripsikan hubungan korelasi antarvariabel dan distribusinya berdasarkan stasiunpenelitian. Metode klasifikasi tipe kimiawiairtanah bebas didasarkan atas 4 faktor yaitujumlah kandungan ion Klorida (mgll) sebagaitipe utama; nilai total kesadahan nonkarbonat(Raghunath, 1987) yang dinyatakan dalam2,449 Ca2+dan 4,115 Mg2+(mmoVI) sebagai tipe;
kombinasijumlahkation-anionsebagaisubtipe;jumlah Na+, K+dan Mg2+(Meq/l) untukkontribusiair laut sebagaikelas(Lampiran 1,2,3dan 4). Cara perolehan nilai untuk klasifikasitipe kimiawi airtanah be bas adalahmengkonversi nilai hasil analisis laboratorium(Tabel 1dan 2) yang dinyatakan dalam satuanmgll menjadi meq/I.
1 ~III,I.
!I,II
lII...I,I.
HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN
HasH Penelitian
Ringkasan hasil analisis kualitas airtanahbebas pada bentuk penggunaan lahan sawahdan tambakdapat disimak padaLampiran 1dan2. Dari kedua tabel tersebut terlihat bahwa rata-
rata kisarannilaiparameterkimiaairtanahbebaspada setiap stasiun tidak terdapat perbedaanyang mencolok, kecuali kekeruhan, CI- dan Fe'total yang cenderung meningkat ke arah bentukpenggunaanlahantambak.Walaupundemikian,secara khusus terdapat peningkatan kadarunsur seperti Ca2+,Mg2+,Na+, K+, sot danHC03'pada statisun 15 yang mewakili bentukpenggunaan lahan tambak. Disamping itu,terdapat pula peningkatan kadar kualitasairtanah bebas dari unsur N03'dan CaC03 padabentuk penggunaan lahan sawah.
Interpretasi hasil diagram vektor korelasi(Gambar 2) menunjukkan bahwa vaktor Ca2+tepat bersinggungan dengan sumbu faktorpertama (sumbu x), kemudian disusul denganCaC03, Na++K+,CI', COD dan 50/', sedang-kan kekeruhandan Fe totalbersinggungandekatdenl!an sumbu faktor sekunder (sumbu y).
Fe
GO o.a to
Gambar 2. Diagram Vektor Korelasi Faktor Pertama dan Kedua Kualitas AirtanahBebas.
65
Mario M. Cabral, Sutikno dan Soenarso Simoen
1
o
.2
-2 -1
kOMpone" 1
o
Gambar 3. Diagran Ordonansi Agihan Komponen Utama dan Sekunder KualitasAirtanah Bebas Berdasarkan Stasiun Penelitian.
A data pengutUl'8n in situ.. data enaIIsl. IIIboraICMium
· aok..1s,..tun p-*Itian
Semakin dekat vektor variabel bersinggungandengan sumbu faktor utama dan atau sumberfaktor sekunder berarti terdapat hubungankorealsi yang signifikan, baik secara positifmaupun negatif. Hal ini sesuai dengan tujuananalisis analisis faktor yaitu untuk menge-lompokkan varia bel yang berkorelasi kuatdengantingkatsignifikanoc >0,5%.
Variabel yang tergambar pad a sumbukomponen utama positif adalah DHL, K+,Na+,Mg2+, Ca2'"dam CaC03, sedangkan N03',HC03' dan muka airtanah berada pada sumbukomponen utama negatif. Selanjutnya, CI',salinitas, kedalaman sumur, pH, temperatur,S042" COD, BOD, Fe total dan kekeruhantersebar pada sumbu komponen sekundernegatif. Jika sebaran data tersebut disimaksecara mendetailmaka terdapatkisarannilai .
parameter yang ekstrem, seperti Na+,K+,Mg2'"dan Ca2....
66
PEMBAHASAN
Hasil analisis secara statistik, grafts dandeskriptif menunjukkan bahwa terdapathubungan bentuk penggunaan lahan denganperubahan komposisi kimiawi airtanah bebassebagai akibat konversi lahan sawah menjaditambak. Adanya perubahan komposisi tipekimiawi airtanah bebas pada setiap bentukpenggunaan lahandicirikan oleh beberapa hasilanalisis data berupa tipe kesadahan dankebasaan nonkarbonat; hubungan kadar NO)',BOD denganCOD; hubungankekeruhan,SO42,
,dengan Fe total; hubungan pH, HC03' denganCa2 Penjelasan masing-masing hubungan inidapat dinyatakan sebagai berikut :1. Perubahan komposisi tipe kesadahan
nonkarbonat (Ca2'" + Mg2'"dan CO/, +HC03') cenderung dominan pada stasi un-stasiun yang mewakili bentuk penggunaan
Studi Agihan Kualitas Air Tanah Bebas
lahan sawah, sedangkan tipe alkali tanahdominan terhadap alkali (CI-+ SO/-, danCa2++ Mg2+)untuk bentuk penggunaantambak;
2. Adanya hubungan antara N03-, BODdengan COD. TingginyaN03-akandiikutioleh BOD dan menurunnya COD;
3. Adanya hubungan antara kekeruhan, Fetotal dan SO/. Apabila kekeruhanmeningkat maka akan terjadi kenaikanSO/ dan penurunan Fe total;
4. Adanya hubungan antara kadar pH, Ca2+dan HC03-. Apabila pH meningkat makaakan diikuti pula oleh HC03- danmenurunnya Ca2+.Terlampauinya 4 parameter kualitas
airtanah bebas di daerah penelitian yang tidaklagi memenuhi syarat kebutuhan air minum,seperti CI', CaC03, N03-, dan Fe totalmeruakan salah satu indikator penurunankualitas airtanah. Meningkatnya kadar Ct- kearah bentuk penggunaan lahan tambak,terutama dimulaid ari stasiun 7 sampai stasiun14yang berkisar antara 500-1500 mgll kecualiair tambak 12.000mg/l. Disamping itu, CaC03untuk stasiun 4, 5, 8 dan 13telah melebihi 100
mg/l. Meningkatnya kadar N03', sebesar 20mg/l pada statisun 5 dan 6, sedangkan untukkadar Fe total hampir seluruh stasiun telahmebelihi ambang batas persyaratan kualitas airminum karena di atas 0,3 mg/l. Apabilafenomena ini dikaji dari aspek kesehatnalingkungannya (Kep Men KLH NO. 2/1988)dan PP No. 8212001 tentang pengelolaankualitas air dan pengendalian pencemaran air,maka akumulasi kadar keempat parameterterse but dinyatakan telah mengganggukenyamanan masyarakat pengguna. HasilpenelitianSantjoko(1998)menunjukkanbahwasalah satu akibat penduduk menggunakan airpayau untuk kebutuhan domestik pernahmengalami gangguan kesehatan pada kulit,pinggang, tenggorokan, nyeri lambung danperut. Diduga penyebabnya adalahterlampauinya kadar Ct- dan CaC03. Secarakhusus CI-menyebabkan kulit bersisik, iritasi
dan gatal-gatal, sedangkan akibat tingginyaCaC03 mengakibatkan gangguan kesehatantenggorokan, nyeri lambungdan pinggang.
Hasil analisis klasifikasi hidrokimiawi
airtanah (Tabel 1) menunjukkan 6 subtipekimiawi airtanah bebas di daerah penelitianseperti : NaMix, CaCI2,Ca(HC03)2, CaMix,MgCI2dan MgHC03. Masing-masing urutankejadian subtipe tersebut dapat dinyatakansebagai berikut : Ca(HCO)2(4) : MgCI/4) >CaCI2(3) > CaMix(2) > NaMix(1) :MgHCOi1). Artinya, masing-masing bentukpenggunaan lahan didominasi oleh tipe utamaF (fresh), tipe 2 (hard), subtipe Ca(HC03)2danMgCI2,kelas (-) untuk kategori intrusi air laut.Hal menarik yang dapat dikaji disini yangberkaitan dengan bentuk penggunaan lahanadalah didominasinya senyawa klasiumbikarbonat untuksawahdan magensiumkloridauntuk tambak.
Secara umum klasifikasi tipe kimiawiairtanah bebas di daerah penelitian dinyatakanrelatif tawar ditinjau dari kandungan ion CI-,sedangkan dari kesadahan totalnya termasuktipe keras. Di samping itu, ditemukan jugaindikasi kuat adanya intrusi air laut. Hal iniditunjukkan oleh semakin meningkatnya kadarCI-ke arah bentuk penggunaan lahan tambak.Perubahan komposisi kimiawi airtanah bebasditandai olehperbedaan tipe F2-Ca(HC03 )2(+)dan b2-MgCI2(-) untuk masing-masing bentukpenggunaan lahan sawah dan tambak. Artinya,subtipe Ca(HC03)2 airtanah bebas di stasiun-stasiun bentuk penggunaan lahan sawah masihbersifat tawardan belumterjadi instrusiair laut,sedangkansubtipeMgCl23 airtanahbebas padastasiun-stasiun yang mewakili bentukpenggunaan lahan tambak bersifat payau dantelah terjadi intrusi air laut. Oleh karena itu,diduga terdapat mineralisasi alkali tanah danasam kuat (kesadahan nonkarbonat atausalinitas sekunder) di stasiun yang mewakilibentuk penggunan lahan sawah, sedangkanuntuk tambak diduga terdapat mineralisasi al-kali tanah dominan terhadap alkali (CI-+ SO/"dan Ca2++ Mg2+).
67
Mario M. Cabral, Sutikno dan Soenarso Simoen
Tabell. Tipe Kimiawi Airtanah Bebas yang Ditemukan di Daerah Penelitian.
Hal ini rnenunjukkan bahwa bahwa kualitasairtanah bebasdi daerah sawahdidorninasioleh
sifat-sifat larutan kirniawi yang berasal daridarat, sedangkan kualitas airtanah bebas didaerahtarnbakdidorninasiolehsifat-sifatlarutankirniawiyang berasal dari laut.
Perluasan lahan pertarnbakan yangrnencakupsebagianbesar sisi lerengbarat dayaP.Karirnunjawatelah rnengakibatkansusutnyalahan-Iahanpertanian.Akibatnyaadalah terjadiperubahan kualitas airtanah bebas. Agihankualitas airtanah bebas di daerah penelitiandipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranyaadalah intensitas penggunaan lahan, frekwensipengarnbilan airtanah bebas, batas alarnikedudukan air tawar dan air asin, bentuk lahan,
68
gradien hidraulik dan sistern aliran-aliranairtanah. Hal ini diduga ada kaitannya denganproses pelarutan gararn-gararn dalarn airtanahyangdibatasioleh rnobilitaselernen,ternperatur,tekanan, waktu kontak, jumlah dan distribusilarutan serta lingkungan daerah pengendapan.Agihan perbedaan kualitasairtanah rnenunjuk-kanbahwapola tertenturnenunjukkanbahwapotensi airtanah bebas di daerah penelitianbelurn banyak dieksploitasi. Hal ini dapatdipaharni bahwa untuk saat ini rnernang belurnbanyak rnasyarakat yang rnernanfaatkanairtanah, karena persediaan air perrnukaandianggap arnsih dapat rnencukupi kebutuhandornestik. Jadi, hasil penelitian inirnenghindikasikanbahwaadanyapolaagihan
Stasiun Tlpe Tipe Subtipe Kelas Klasifikasi Keteranganutama Tlpe kimiawi
1 F 0 CaMix - FO-CaMix- tawar
2 F 0 CaMix - FO-Camix- tawar
3 F 1 Ca(HC03)2 + F1-Ca(HC03)2+ tawar
4 F 2 Ca(HC03)2 - F2-Ca(HC03)2- tawar
5 F 2 Ca(HC03)2 + F2-Ca(HC03)2- tawar
6 F 2 NaMix + F2-NaMix+ tawar
7 8 1 CaCI2 - b 1-CaCI2- payau
8 8 2 MgCI2 - b2-MgCI2- payau
9 8 1 MgCI2 - b1-MgCI2- payau
10 8 2 Ca(HC03)2 + 82- Ca(HC03)2- payau-asin
11 8 1 MgCI2 - b1-MgCI2- payau
12 8 2 CaCI2 - b2-CaCI2- payau
13 8 2 CaCI2 - 82-CaCI2- payau-asin
14 8 2 MgCI2 . 82-MgCI2- payau-asin
15 S 8 Mg(HC03)2 - S8-Mg(C03)2- asin
Studi Agihan Kualitas Air Tanah Bebas
kualtias airtanah bebas secara mengelompokdisebabkan oleh intensitas penggunaan lahanyang berbeda.
Dengan demikian, dapat diasumsikanbahwajika dalam kurun waktu tertentu terjadiledakan pendudukan sehingga daya dukunglahan menurun, maka akan terjadi suatu polaagihan kualitas airtanah secara acak.Mengingat hampir seluruh aktivitas manusiamembutuhkan air sebagai salah satu sumberkehidupan. Adanya pola agihan kualitasairtanahbebasmenunjukkanpenurunankualitaslingkungansehinggadiperlukanupayapenataanfungsi ruang. Hal ini dianggap perlu karenasatuan bentuk lahan aluvial pantai dan bekasrawa telah dieksploitasi untuk ekstensifikasipertambakan.
KESIMPULAN
Analisis terhadap agihan kualitas airtanahbebas pada bentuk penggunaan lahan sawahdan tambak dapat ditarik kesimpulan sebagaiberikut:
(1) perbedaan kualitas airtanah bebas padabentuk penggunaan lahan sawah dantambak ditentukan oleh satuan bentuklahan aluvial pantai dan bekas rawa.Perbedaan terse but didasarkan atas
ditemukannya tipe kimiawi airtanah F2-(CaHC03)Z<+) pada bentuk penggunananlahan sawah dan b2-MgCI2( -) untukbentuk penggunaan lahan tambak;
(2) perubahan komposisi kimia airtanah padabentuk penggunaan lahantambak ditandaioleh tipe alkali tanah (S042-+ Cn dan al-kali (Ca2++ Mg2+).Disamping itu, terdapathubungan antara kekeruhan, Fe total danSO/-. Jika kekeruhan meningkat makaakan diikuti oleh kenaikan kadar S042-dandi lain pihak terjadi penurunan kadar Fetotal;
(3) Adanya pola agihan kualitas airtanahbebas berdasarkan bentuk penggunaanlahan sawah dan tambak. Pola agihankualitas airtanah di daerah penelitian
cenderung berpola mengelompok.Pemyataan inididasarkanatashasil analisisdiagram ordonansi yang ditujukan oleht-Hitung 0,366 < t-TabeI199,24 pada tarafsignifikansi 5%. Indikasi pola agihankualtias airtanah bebas berdasarkan
klasifikasi hidrokimiawi airtanah padabent uk penggunaan lahan sawahdinyatakan masih bersifat tawar dan belumterjadi intrusi air laut, sedangkan kualitasairtanah bebas pada bentuk penggunaanlahan tambak bersifat payau dan telahterjadi instrusi air laut;
SARAN
Saran yang dapat disampaikan berkenaandengan beberapa hal pokok dari penelitian inidapat dinyatakan sebagai berikut :(1) Akibat konversi lahan sawah menjadi
tambak di daerah penelitian telahberdampak pada perubahan komposisikimiawi airtanah bebas. Hal ini ditandai
oleh adanya tipe kimiawi airtanah berupab2-MgCIZ<-) di sekitar stasiun tambak.Artinya, lokasi sumur yang berdekatandengan bentuk penggunaan lahan tambakdi dukuh Jatikerep telah terjadi intrusiair laut. Akan tetapi, di lain pihak untukbentuk penggunaan lahan sawah tipekimiawi airtanahnya masih bersifat
Fe-(CaHC03)2( +). Artinya, kualitasairtanahnya masih bersifat tawar sehinggapenduduk di sekitar stasiun sawah dapatmemanfaatkan airtanah bebas untukkebutuhan domestik.Oleh karena itu,penduduk di sekitar Dukuh Cikmas perlutetap mempertahankan lahan persawahandan tegalan. Mengingat ada kecenderung-an konversi lahan nonpertambakanmenjadi pertambakan di P. Karimunjawa.
(2) Beberapa parameter lingkungan sepertiCI-.CaC03, N03- dan Fe total di daerahpenelitian telah dinyatakan melebihiambang batas baku mutu air minum. Salahsatu faktor penyebab tingginya CaC03 dan
69
Mario M. Cabral, Sutikno dan Soenarso Simoen
N03- pada bentuk penggunaan lahansawah adalah kepadatan permukiman,akan tetapi tidak ada sistem'drainase airyang baik sehinggaairtanah bebasmenjadimudah terkontaminasi. Oleh karena itu,perlu segera ada upaya konservasi lahan-lahanyang termarginalkandan pembuatansaluran drainase. Selanjutnya pada bentukpenggunaan lahan tambak terjadipeningkatanCI-dan Fe total,sehinggaperlukonservasi lahan tambak yang tidakberoperasi lagi dengan cara reboisasitumbuhan rawa payau (mangrove).Dengan demikian, untuk mengantisipasipenurunankualtiasairtanahterutamamukaairtanah karena dapat berakibat pad atingginya kadar klorida dalam air, makaperlu dibuat sumur pantau yang secaraperiodik dilakukan analisis kualtiasairtanahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buwono, I.. 1993. Tambak Udang Windu:Sistem Pengelolaan Berpola Intensi.Yogyakarta: Kanisius.
Falkland, A. (ed.). 1991. Hydrology and Wa-ter Resources of Small Islands : A Prac-tical Guide. France: UNESCO.
Ongkosongo,O.S.R. 1998. Penllasalahan danPel/gelolaan Pulau-pulau Kecil dalam
70
Prosiding Seminar dan LokakaryaPengelolaan Pulau-Pulau Kecil di In-donesia. Jakarta 7-10 Desember.
Pemda Jateng. 1988. "Rencana Induk TamanNasional Laut Karimunjawa".
Raghunath, H.M. 1987.Ground Water. 2nded.New Delhi, India: Wiley Eastern Ltd.
Santjoko, H. 1989. "Hubungan KualitasAirtanah Payau dengan gangguattKesehatan pada Penduduk di DaerahDataran Aluvial Pantai (Studi KasUsdlDesa Kanoman, Kec. Panjatan, kab.Kulonprogo)."TesisPS IIhmLingkuhganUGM".
Soenarto. 1998. Kebijaksanaan Daerah dalah1Pengembangan Kepulauan Karimun-jawa dalam Psiding Seminar dan loka-karya pengelolaan Pulau-Pulau Kecil diIndonesia, Jakarta 7-10 Desember.
Stuyfzand, PJ. 1986. "A New HydrochemicalClassificationof WaterTypes:Principlesand Application to The Coastal DunesAquiferSystemof the Netherlands".SaltWater Intrusion Meeting 9, Delft May12-16.
Supriharyono, B. 2000. Pelestarian danPellgelolaan Sumberdaya alam diWilayah Pesisi Tropis. Jakarta: PT.Gramedia.
Undip-DKP. 2001. "Penyusunan RencanaInduk dan Rencana Pengelolaan Pulau-pulauKecildi KepualaunKarimunjawa".
Studi Agihan Kualitas Air Tanah Bebas
Lampiran
Tabell. Hasil Analisis Parameter Fisika-Kimia Airtanah Bebas Berdasarkan StasiunSawah (Lab. HidrologiFak. Geografi UGM,2003)
Keterangan: . : Lokasi stasium lihat Gambar IBML : Baku Mutu Lingkungan (Batas maksimum yang diperbolehkan)
Tabel2. Analisis Parameter Fisika-Kimia Airtanah Bebas berdasarkan StasiunTambak (Lab. Hidrologi Fak. Geografi UGM, 2003
Keterangan: . : Lokasi stasium lihat Gambar IBML : Baku Mutu Lingkungan (Batas maksimum yang diperholehkan)
71
No. Parameter Stasiun Stasiun Penelitian (Sawah)BML1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Kekeruhan FTU 0,58 0,52 0,50 0,50 0,44 0,36 0,44 0,43 11 252. CaC03 moll 27,4 27,4 43,8 109 104 65.7 60,3 104 38,3 1003. Ca2+ mg/l 8,8 10,9 4,4 41,6 24,1 13,2 17,5 10,9 4,44. M02+ moll 1,3 0,1 7,9 12 10,6 7,9 4,0 18,7 6,65. Na+ mg/l 6,4 5,2 4,1 4,4 15 12,3 5,6 6,4 4,46. K+ mg/l 1 6 0,7 0,8 1,3 2,4 0,8 0,8 0,9 0,87. Fe total moll 0,36 0,02 0,64 0,28 0,12 0,04 0,96 0,40 0,20 0,38. NO'3 mg/l 0,0 2 0,0 2 20 14 4 10 2 109. cr mg/l 19,8 13,8 17,8 17,8 39,6 31,6 500 500 500 60010. S04' mg/l 11 11 10,7 17 18,7 14,0 16,8 12,7 11,511. HC03' mg/l 38,1 30,5 15,2 114 38,1 57,1 45,7 22,8 22,812. col' mg/l 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,013. BOD mg/l 0,43 0,66 0,80 0,14 1,70 1,13 0,99 0,86 0,4214. COD moll 6,3 4,7 49 6,6 32 2,8 5,0 5,0 66
No. Parameter Stasiun Stasiun Penelitian (Tambak)' BML10 11 12 13 14 15
1. Kekeruhan FTU 8 0,84 0,94 9,2 47 0,80 252. CaC03 mg/l 60,3 38,3 49,3 104 54,7 5200 1003. Ca2+ moll 8,8 4,4 41,6 39,5 4,4 4374. M02+ mg/l 9,3 6,5 0,0 1,3 10,6 9965. Na+ moll 12,6 7,4 3,5 18,7 11,8 36806. K+ mg/l 1,5 0,6 0,00 0,1 3,0 2307. Fe total moll 0,08 0,02 0,10 0,40 2,8 1,08 0,38. NO'3 mg/l 12 4 2 2 2 2 109. cr moll 1000 500 500 1500 1000 12000 60010. S04' mg/l 16,1 16,1 16,1 16,1 17 25,511. HC03' moll 11.4 15,2 45,7 91,4 11,4 87,612. col' mg/l 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,013. BOD mg/l 0,71 0,85 0,71 1,13 1,41 0,1414. COD moll 5,6 4,1 4,1 5,9 73 19
Mario M. Cabral. Sutikno dan Soenarso Simoen
Tabel 3. Tipe Utama Pembagian Kualitas Airtanah 0)
Tabel 4. Tipe Pembagian Kualitas Airtanah 0)
Tabel 5. Subtipe Pembagian Kualitas Airtanah
Keterangan: ~k =jumlah kat ion dan ~a =jumlah anion
No.
Tabel 6. Kelas Pembagian Kualitas Airtanah .)Kode
72
No. Tipe Ulama Kode Kandunaan CI (Mall)1. Air lawar (fresh) F <1502. Air lawar-payau (fresh-brackish) f 150-3003. Air payau (brackish) b 300-1034. Air payau-asin (brackish-salt) B 103_1045. Air asin (salt) S 104_2.1046. Air laul (Hipersaline) H > 2.104
No. Tipe Kode Keadahan TolafTmmaVn1. Sangallunah
.0-0,5
2. Lunak 0 0,5-13. Agak lunak 1 1 - 24. Keras 2 2-45. Sangal keras 3 4-86. Luar biasa keras 4 8 - 167. Luar biasa keras 5 16 - 328. Luar biasa keras 6 32-649. Luar biasa keras 7 64 - 12810. Luar biasa keras 8 128 - 25611. Luar biasa keras 9 >256
No. Tipe Urutan Kondisi (meg/J)1. NaCI (Na+K+NH3)> Y2D<; (Na+K) > NH3;Na > K; CI > !a2. NaS03 Seperti NaCl, jika (S03+N03+N02) > % !a; S03 > (N03+N02)3. NaHC03 Seperti NaCl, jika (HC03+C03) > Y2!a; HC03 > C034. NaMix Seperti NaCl, jika CI dan (S03+N03+N02) dan (HC03+C03) < % !a5. KN03 Seperti NaCl, jika K :;::Na;(S03+N03+NO) > % !a; (N03+N02)) :;::S036. NH3S03 Seperti NaS03, jika NH3:;::Na + K7. CaCI (Na+K+NH3)5 Y2rK; (Ca+Mg) > (AI+H+Fe+Mn); Ca > Mg; CI > % !a8. CaS03 Seperi CaCI, jika (S03+N03+N02) > Y2!a; S03 > (N03+N02)9. CaN03 Seperti CaS03, jika (N03+N02) :;::S0310. CaHC03 Seperti Cae!, jika (HC03+C03) > Y2!a; HC03 > C0311. CaMix Seperti CaCI, jika CI dan (S03+N03+N02) dan (HC03+C03) < % !a12. MgCI Seperti CaCl, jika Mg :;::Ca13. MgHC03 Seperti CaHC03, jika Mg:;:: Ca14. MgMix Seperti CaMix, jika :;::Ca
15. AIS03 (Na+K+NH3)5 Y2!a; S03 > (Ca+Mg); (AI+H) :;::(Fe+Mn); AI > H; (S03+N03+N02)> Y2!a; S03 > (N03+N02)
16. FeS03 Seperti AIS03, jika (Fe+Mn) > (AI+H) dan Fe > Mn