sproul, r. c. - literatur saat

14

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sproul, R. C. - Literatur Saat
Page 2: Sproul, R. C. - Literatur Saat

Sproul, R. C.

Kaum Pilihan Allah / R. C. Sproul––Alih bahasa, Rahmiati Tanudjaja, Jenny Wongka––Cet. 8––Malang: Literatur SAAT, 2020.

204 hlm. ; 21 cm.

Judul asli: Chosen by God

ISBN 979-9532-14-0

KAUM PILIHAN ALLAHOleh: R. C. Sproul

Diterbitkan oleh

LITERATUR SAATJalan Anggrek Merpati no. 12, Malang 65141Telp. (0341) 490750website: www.literatursaat.com

Originally published by Tyndale House Publishers as Chosen by God. Copyright © 1995 by R. C. Sproul. Translated and printed by permission of Tyndale House Publishers, Inc., Wheaton Illinois, 60189, U.S.A. All rights reserved.

Penulis : R. C. SproulAlih Bahasa : Rahmiati Tanudjaja, Jenny WongkaPenyunting : Chilianha JusufPenata Letak : Yusak Paulus, Deril C. WaluyoGambar Sampul : Lie Ivan Abimanyu

Edisi terjemahan telah mendapat izin dari penerbit buku asli.Cetakan Pertama : 1995Cetakan Kedua : 1996Cetakan Ketiga : 1998Cetakan Keempat : 2001

Dilarang memproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

Cetakan Kelima : 2003Cetakan Keenam : 2011Cetakan Ketujuh : 2014Cetakan Kedelapan : 2020

Page 3: Sproul, R. C. - Literatur Saat

DAFTAR ISI

Pasal 1 Pergumulan ............................................................

Pasal 2 Predestinasi dan Kedaulatan Allah .............................

Pasal 3 Predestinasi dan Kehendak Bebas ..............................

Pasal 4 Kejatuhan Adam dan Kejatuhanku .............................

Pasal 5 Kematian Rohani dan Kehidupan Rohani: Kelahiran Baru dan Iman ........................................

Pasal 6 Prapengetahuan (Foreknowledge) Allah dan Predestinasi ............................................

Pasal 7 Predestinasi Ganda .................................................

Pasal 8 Apakah Kita Dapat Mengetahui Bahwa Kita Selamat? ................................................................

Pasal 9 Pertanyaan dan Bantahan di Sekitar Predestinasi .....

Kesimpulan ..........................................................................

1

11

41

69

91

117

129

151

179

203

Page 4: Sproul, R. C. - Literatur Saat

PERGUMULAN

1

Baseball, Hot dogs, Apple pie, Chevrolet. Semuanya itu adalah barang-barang yang berbau Amerika. Untuk menyempurnakan perpaduan itu kita harus tambahkan semboyan Amerika yang berbunyi: “Kita tidak akan mendiskusikan agama atau politik.”

Sama dengan peraturan-peraturan lain yang dibuat dan kemu- dian dilanggar, demikian pula dengan semboyan di atas. Dari sekian banyak peraturan yang dibuat di Amerika, kelihatannya semboyan di atas yang paling sering dilanggar orang. Hal ini terbukti dengan seringnya kita terlibat dalam diskusi mengenai agama dan politik. Dan ketika topik itu beralih kepada masalah agama, maka sering sekali pembicaraan itu difokuskan pada masalah predestinasi (Predestinasi secara sederhana dapat dijelaskan sebagai doktrin yang mengajarkan bahwa Allah memilih manusia yang diselamatkan-Nya sesuai dengan kedaulatan-Nya dalam rencana keselamatan-Nya sebelum dunia dijadikan). Diskusi tentang masalah predestinasi ini sering kali mengakibatkan perdebatan yang sangat panas. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi.

Pembicaraan mengenai predestinasi memang tidak dapat dielak- kan. Topik ini sangat menarik. Oleh karena memberikan kesem- patan kepada kita untuk mengkaji pemikiran kita secara filosofis. Tatkala masalah ini semakin memuncak, maka tiba-tiba kita dapat menjadi seorang super-patriotik, di mana kita berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan hak kebebasan manusia. Allah di dalam kemahakuasaan-Nya menjadi begitu menakutkan bagi kita sehingga membuat kita berseru, “Berikan aku kehendak bebas atau berikan aku kematian!”

Page 5: Sproul, R. C. - Literatur Saat

KAUM PILIHAN ALLAH 2

Kata “predestinasi” biasanya dikaitkan pada konotasi yang tidak menyenangkan, yaitu fatalisme. Fatalisme dimengerti sebagai kea- daan di mana manusia dianggap sebagai boneka yang tidak dapat berbuat apa-apa. Sehingga Allah dilihat sebagai Pribadi yang kejam, yang dapat berbuat sewenang-wenang dalam kehidupan kita. Kita sepertinya dipaksa untuk takluk pada suatu ketetapan yang sangat menakutkan, yang sudah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan. Oleh karena itu orang lebih memilih suatu kehidupan yang diatur oleh bintang-bintang, sebab paling tidak, setiap hari kita mendapat- kan petunjuk dari ramalan bintang kita untuk mengetahui nasib kita.

Kata “predestinasi” ini lebih menakutkan lagi oleh karena dikaitkan dengan seorang guru yang terkenal yakni: John Calvin. John Calvin dilukiskan sebagai seorang yang bermuka tegang dan tidak ramah, yang dengan kejam telah membakar seseorang yang dianggap bidat yaitu: Ichabod Crane, pada abad XVI. Hal ini menyebabkan kita menyetujui untuk tidak mendiskusikan masalah agama dengan politik dan menarik diri dari diskusi-diskusi dengan topik-topik agama dan politik.

Topik ini merupakan topik yang tidaklah menyenangkan untuk dibicarakan. Oleh karena itu mengherankan jika kita mau mendiskusikannya. Mengapa kita mau membicarakan hal tersebut? Apakah karena kita menikmati hal yang tidak menyenangkan? Tentu saja tidak. Kita mendiskusikannya sebab kita tidak dapat menghindarkan diri dari topik ini. Predestinasi merupakan doktrin yang dipaparkan di Alkitab. Kita berbicara tentang predestinasi sebab Alkitab membicarakan predestinasi. Jikalau kita berkeinginan untuk membangun teologi kita atas dasar Alkitab, maka haruslah kita melibatkan diri dengan konsep ini. Dan kita akan menemukan bahwa John Calvin tidaklah mengada-ada dalam masalah ini. Sebenarnya, semua gereja Kristen memiliki semacam pengajaran atau doktrin predestinasi.

Page 6: Sproul, R. C. - Literatur Saat

3PERGUMULAN

Yang pasti, doktrin predestinasi yang ditemukan dalam Gereja Roma Katolik berbeda dengan Gereja Presbiterian. Demikian juga halnya Lutheran yang mempunyai pandangan yang berbeda dalam doktrin predestinasi dengan Episcopalian.

Fakta tentang adanya berbagai pandangan predestinasi dalam gereja Kristen menunjukkan bahwa apabila kita memakai Alkitab sebagai dasar kita berpikir, maka doktrin predestinasi tidak akan terlewatkan. Kita tidak dapat mengabaikan ayat-ayat terkenal seperti ini:

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadi- kan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya . . . (Ef. 1:4-5)

. . . di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya. (Ef. 1:11)

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gam- baran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu menjadi yang sulung di antara banyak saudara. (Rm. 8:29)

Apabila kita alkitabiah, maka masalahnya bukan apakah kita harus berpegang pada doktrin predestinasi atau tidak, melainkan pada doktrin predestinasi yang bagaimana yang harus kita pegang. Oleh karena Alkitab adalah firman Allah, bukannya sekedar hasil dari spekulasi manusia, dan Allah sendiri menyatakan ada doktrin predestinasi, maka itu berarti mau tidak mau kita akan memegang semacam doktrin predestinasi.

Page 7: Sproul, R. C. - Literatur Saat

KAUM PILIHAN ALLAH 4

Apabila kita mengikuti jalan pemikiran di atas, maka kita harus melangkah lebih lanjut. Sebab tidaklah cukup bagi kita untuk hanya mempunyai semacam pandangan predestinasi. Kita bertanggung jawab untuk mencari pandangan predestinasi yang benar. Apabila kita tidak melakukannya, maka kita bersalah dalam hal menyelewengkan atau mengabaikan ajaran firman Allah. Di sinilah mulainya pergumulan itu, yaitu pergumulan untuk secara akurat mencari dan menganalisa semua pengajaran Alkitab tentang predes- tinasi ini.

Pergumulan saya dengan doktrin predestinasi mulai pada awal kehidupan kekristenan saya. Saya mengenal profesor filsafat di College yang mengaku sebagai seorang Calvinist. Ia mengemuka- kan pandangan predestinasi dari sudut pandangan teologi yang disebut “Reformed”. Saya sama sekali tidak menyukai pandangan teologi Reformasi itu. Oleh karena itu saya berusaha dengan gigih untuk melawan pandangannya selama saya di College.

Saya lulus dari College dengan tidak terpengaruh oleh pemikiran predestinasi dari sudut pandang teologia reformasi atau Calvinisme. Namun kemudian saya memasuki seminari di mana salah seorang tokoh Calvinisme, yaitu John H. Gerstner mengajar di tempat itu. Gerstner dikaitkan dengan predestinasi sama dengan Einstein dikaitkan dengan fisika, dan Arnold Palmer dikaitkan dengan golf. Saya lebih suka menantang Einstein dalam hukum relativitasnya atau bertanding golf dengan Palmer daripada menantang Gerstner Namun, biasanya orang bodoh cepat-cepat melangkah masuk ke tempat di mana para malaikat pun takut memasuki tempat itu.

Saya terus menantang Gerstner di kelas. Saya lakukan hal itu lebih dari satu tahun. Akhirnya sampailah saya pada titik akhir pertahanan saya. Suatu titik yang tidak menyenangkan. Titik itu dimulai tatkala saya praktik dalam suatu gereja. Selama praktik itu saya menulis suatu catatan bagi diri saya sendiri. Saya menem- patkan catatan itu pada meja belajar agar dapat saya lihat secara terus-menerus:

Page 8: Sproul, R. C. - Literatur Saat

5PERGUMULAN

ENGKAU DITUNTUT UNTUK PERCAYA, MEMBERITAKAN, DAN MENGAJARKAN KEBENARAN YANG DIKATAKAN ALKITAB. ENGKAU BUKAN DITUNTUT UNTUK PERCAYA, MEMBERITAKAN, DAN MENGAJARKAN KEBENARAN YANG ENGKAU INGIN SUPAYA DIKATAKAN OLEH ALKITAB.

Catatan tersebut terus menghantui saya. Krisis itu berakhir pada tahun terakhir kuliah saya. Saya mengikuti satu mata kuliah dengan 3 SKS (satuan kredit semester) mengenai Jonathan Edwards. Sepanjang semester itu kami mempelajari buku Jonathan Edwards yang paling terkenal, yaitu The Freedom of the Will. Kuliah ini diajarkan oleh Gerstner. Pada waktu yang sama saya mengikuti mata kuliah eksegesis surat Roma. Saya adalah mahasiswa satu-satunya dalam mata kuliah tersebut. Oleh karena itu saya seorang diri harus berhadapan dengan profesor Perjanjian Baru (PB) itu. Saya tidak dapat melarikan diri dari profesor itu.

Kombinasi dari pengajaran tersebut benar-benar menguasai saya. Gerstner, Edwards, profesor PB dan rasul Paulus merupakan suatu kelompok yang terlalu kuat bagi saya untuk tetap berdiri teguh pada pendirian saya. Pasal sembilan dari surat Roma merupakan titik penentuan. Saya sungguh tidak dapat menemukan jalan untuk menghindarkan diri dari pengajaran rasul Paulus dalam pasal ter- sebut. Dengan berat hati saya menyerah, namun hanya pada akal budi saya saja, tidak dengan hati saya. “Baiklah saya percaya akan hal ini, tetapi itu tidak berarti saya menyukainya.”

Saya kemudian segera menemukan bahwa Allah telah mencip- takan kita sedemikian rupa sehingga hati kita harus mengikuti akal budi kita. Berdasarkan kebebasan saya, saya tidak dapat mengasihi sesuatu dengan akal budi saya tetapi membencinya di dalam hati saya. Sekarang saya mulai melihat kekuatan dari doktrin itu dan ruang lingkup aplikasinya. Mata saya dibuka untuk mengerti kemurahan anugerah Allah dan penghiburan besar dari kedaulatan Allah. Saya sedikit demi sedikit mulai menyukai doktrin predestinasi ini, sampai suatu saat doktrin predestinasi ini telah membakar jiwa saya, sebab

Page 9: Sproul, R. C. - Literatur Saat

KAUM PILIHAN ALLAH 6

doktrin tersebut menyatakan kedalaman dan kekayaan kemurahan Allah.

Saya tidak lagi ditakuti oleh setan-setan fatalisme atau pikiran buruk bahwa saya telah dijadikan semacam boneka. Kini saya bersukacita di dalam Juruselamat yang penuh rahmat, kekal, tidak kelihatan, dan satu-satunya Allah yang bijaksana.

Mereka berkata bahwa tidak ada orang yang lebih menjengkel- kan daripada seorang pemabuk yang bertobat. Ini dapat disama-kan dengan seorang penganut ajaran arminianisme yang bertobat. Orang yang berpaling dari ajaran arminian cenderung menjadi seorang penganut calvinisme yang berapi-api. Seorang yang rela berjuang mati-matian untuk mempertahankan predestinasi. Sau- dara sekarang ini sedang membaca hasil karya tulisan dari petobat semacam itu.

Pergumulan saya telah mengajarkan beberapa hal dalam hidup ini. Contohnya: Pertama, saya telah belajar bahwa tidak semua orang Kristen berapi-api dalam hal predestinasi seperti saya; Kedua, ada banyak orang yang lebih baik dari saya yang tidak sependapat dengan saya. Saya melihat bahwa banyak orang salah mengerti akan doktrin predestinasi. Saya juga telah belajar dari kepahitan menjadi orang yang memiliki pemikiran yang salah.

Tatkala saya mengajarkan doktrin predestinasi, saya sering frus- trasi terhadap mereka yang dengan keras kepala menolak untuk menerima doktrin ini. Saya ingin berteriak: “Tidakkah Saudara menyadari bahwa saudara sedang menolak firman Allah?” Dalam kasus ini paling tidak saya berdosa dalam minimal satu dari dua kemungkinan dosa yang ada. Pertama, jika pengertian saya akan predestinasi itu benar, berarti saya tidak sabar terhadap orang- orang yang memiliki pergumulan yang pernah saya alami. Lebih celaka lagi, yaitu saya telah menjadi sombong dan meremehkan atau merendahkan mereka yang tidak sependapat dengan saya.

Page 10: Sproul, R. C. - Literatur Saat

7PERGUMULAN

Kedua, jika pengertian saya akan predestinasi itu tidak benar, maka dosa saya ganda, sebab saya akan memfitnah orang kudus yang melawan pandangan saya. Sehingga teramat besarlah hukuman yang akan dijatuhkan atas diri saya di dalam hal ini.

Pergumulan tentang predestinasi sangat membingungkan sebab banyak pemikir besar tidak sependapat satu dengan yang lain ten- tang hal tersebut. Para sarjana teologia dan pemimpin gereja, baik pada masa lampau maupun sekarang, memiliki pendirian yang berbeda-beda. Pandangan sekilas atas sejarah gereja menyatakan bahwa perdebatan tentang predestinasi bukanlah antara kaum liberal dan konservatif atau antara orang percaya dan orang tidak percaya. Perdebatan tentang predestinasi adalah perdebatan di antara orang percaya, yaitu di antara orang-orang Kristen yang tulus dan saleh.

Saya pikir akan sangat membantu kalau kita dapat melihat jajaran para guru besar yang memperdebatkan predestinasi dari zaman ke zaman.

PANDANGAN“REFORMASI”

PANDANGAN YANG MELAWAN

St. Augustine Pelagius

St. Thomas Aquinas Arminius

Martin Luther Philip Melanchthon

John Calvin John Wesley

Jonathan Edwards Charles Finney

Page 11: Sproul, R. C. - Literatur Saat

KAUM PILIHAN ALLAH 8

Ini nampaknya seperti saya sedang menyusun kartu. Melalui susunan ini pembaca dapat melihat bahwa pemikir-pemikir yang dianggap sebagai tokoh-tokoh besar dalam sejarah teologia kekris- tenan ada di kolom pandangan “Reformasi.” Saya meyakini fakta sejarah ini tidak boleh diabaikan. Memang tidak dapat disangkali bahwa ada kemungkinan Agustinus, Aquinas, Luther, Calvin dan Edwards mempunyai pendapat yang salah dalam masalah tersebut. Sebab orang-orang ini memang tidak sependapat satu dengan yang lain dalam doktrin-doktrin yang lain. Mereka semua, baik secara pribadi maupun secara kolektif bukanlah manusia yang tidak dapat melakukan kesalahan.

Kita tidak dapat menentukan kebenaran berdasarkan jumlah orang yang menyetujui suatu pendapat. Para pemikir besar masa lampau dapat melakukan kesalahan. Namun sangat penting bagi kita untuk mengerti bahwa Calvin bukanlah orang yang pertama kali merumuskan doktrin predestinasi dari sudut teologi Reformasi. Semua pandangan John Calvin tentang predestinasi telah dikemu- kakan sebelumnya oleh Luther dan Agustinus. Kemudian para Lutheranisme tidak mengikuti pandangan Luther, mereka mengikuti pandangan Melanchthon, yang berubah pandangannya setelah kematian Luther. Perlu diketahui bahwa John Calvin, dalam bukunya yang terkenal “The Institutes of the Christian Religion,” menulis topik predestinasi Ini dibahas secara ringkas. Luther menulis lebih banyak tentang predestinasi daripada Calvin.

Fakta bahwa orang-orang yang sedemikian terpelajar sepakat dalam topik yang sulit ini, perlu mendapat perhatian yang serius dari kita. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa kesepakatan mereka itu tidaklah menjamin doktrin predestinasi mereka pasti benar. Namun hal ini telah menarik perhatian kita. Kita tidak dapat memisahkan pandangan Reformasi dari pandangan Presbiterian. Saya menyadari bahwa selama pergumulan besar saya dalam predestinasi ini, saya sungguh sangat terganggu dengan kesepakatan ajaran predestinasi dari para sarjana Kristen yang merupakan tokoh-tokoh besar dalam sejarah teologi Kristen. Sekali lagi saya tekankan bahwa mereka

Page 12: Sproul, R. C. - Literatur Saat

9PERGUMULAN

bukanlah orang yang tidak dapat melakukan kesalahan, namun mereka berhak mendapatkan penghargaan kita dan pendapat mereka patut didengarkan secara objektif.

Di antara para pemimpin Kristen yang sezaman dengan mereka, kita melihat adanya keseimbangan antara yang sepakat dengan yang tidak sepakat (kesepakatan dan ketidaksepakatan ini dilihat secara umum, sebab ada perbedaan-perbedaan yang sangat hakiki baik di antara mereka yang masuk kelompok yang sepakat maupun yang tidak sepakat).

PANDANGAN“REFORMASI”

PANDANGAN YANG MELAWAN

Francis Schaeffer C. S. Lewis

Cornelius Van Til Norman Geisler

Roger Nicole John Warwick Montgomery

James Boice Clark Pinnock

Philip Hughes Billy Graham

Saya tidak tahu di mana posisi dari Bill Bright, Chuck Swindoll, Pat Robertson, dan para pemimpin lainnya. Jimmy Swaggart menyatakan sendiri di mana posisinya dengan mengatakan bahwa pandangan Reformasi sebagai bidat yang berasal dari setan. Serangan-serangan Swaggart atas doktrin predestinasi dari sudut pandang Reformasi tersebut dinilai tidak bertanggung jawab. Serangan-serangan Swaggart sama sekali tidak merefleksikan penghargaan dan ketulusan yang dimiliki oleh pemimpin-pemimpin yang berada dalam kolom “pandangan yang berlawanan” di atas. Semua pemimpin-pemimpin, yang berada dalam dua kolom yang berbeda itu, adalah

Page 13: Sproul, R. C. - Literatur Saat

KAUM PILIHAN ALLAH 10

pemimpin-pemimpin yang pandangan-pandangannya layak menda- patkan perhatian khusus dari kita.

Saya berharap kita semua akan terus memikirkan dengan serius mengenai hal ini. Kita seharusnya jangan pernah berasumsi bahwa kita telah sampai pada suatu penyelesaian yang tuntas. Memang tidak ada manfaatnya kalau kita hanya semata-mata bertumpu pada skeptikisme. Kita akan memandang dengan curiga kepada mereka yang selalu belajar, tetapi tidak pernah mendapatkan penge- tahuan kebenaran. Allah berkenan atas kaum pria dan wanita yang mempunyai keyakinan yang kokoh. Tentu saja Ia mengharapkan supaya keyakinan kita itu berdasarkan pada kebenaran. Mari ber- gumul bersama saya. Saya akan memulai untuk menjalani pemi- kiran yang sulit mengenai doktrin predestinasi ini. Saya berharap perjalanan ini akan berguna bagi kita sekalian.

Page 14: Sproul, R. C. - Literatur Saat