splb

4
LEGIBILITY OF OPEN SPACE IN MEDAN, DOES IT IMPACT FOR MEDAN AS A LIVABLE CITY ? CASE STUDY : MERDEKA SQUARE SHASYA AGITA ELIZABETH LEGIBILITY OF OPEN SPACE IN MEDAN, DOES IT IMPACT FOR MEDAN AS A LIVABLE CITY ? Case Study : Merdeka Square Shasya Agita Elizabeth Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Email: [email protected] Abstract. (dalam Bhs. Inggris) Keywords: Legibility, Open Space, Livable City, Urban Design Quality, Medan PENDAHULUAN Sebuah kawasan atau kota akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Kawasan yang tidak terencana dengan baik akan menyebabkan kualitas kota menurun baik dari segi nilai sosial maupun ekonomi kawasan tersebut. Salah satu elemen dalam perkotaan sebagaimana dinyatakan Shirvani (1985) adalah ruang terbuka (open space). UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mewajibkan penyediaan ruang terbuka minimal sebesar 30% dari luas wilayah kota. Padahal menurut data Dinas Pertamanan (2007) ruang terbuka hijau (RTH) kota ini pada tahun 2007 hanya 0,37% dari luas Kota Medan. Salah satu ruang terbuka yang ada di kota Medan adalah Lapangan Merdeka, yang merupakan titik nol kota Medan yang terletak di pusat Kota Medan. Lahan yang awalnya adalah rawa - rawa ini kemudian oleh Belanda dijadikan ruang terbuka publik yang disebut Esplanade yang hanya digunakan oleh orang Eropa dan bangsawan Melayu, sedangkan rakyat biasa hanya menggunakannya saat ada pasar malam pada tahun 1885 (Loderichs, 1997 dalam Aryatnie, 2014). Seiring perjalannanya, kawasan ini beberapa kali mengalami pergantian nama, yakni Esplanade oleh Belanda pada tahun 1

Upload: benfri-judika

Post on 24-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

arsitektur

TRANSCRIPT

Page 1: SPLB

LEGIBILITY OF OPEN SPACE IN MEDAN, DOES IT IMPACT FOR MEDAN AS A LIVABLE CITY ?CASE STUDY : MERDEKA SQUARE

SHASYA AGITA ELIZABETH

LEGIBILITY OF OPEN SPACE IN MEDAN, DOES IT IMPACT FOR MEDAN AS A LIVABLE CITY ?

Case Study : Merdeka Square

Shasya Agita Elizabeth

Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera UtaraEmail: [email protected]

Abstract. (dalam Bhs. Inggris)

Keywords: Legibility, Open Space, Livable City, Urban Design Quality, Medan

PENDAHULUAN

Sebuah kawasan atau kota akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Kawasan yang tidak terencana dengan baik akan menyebabkan kualitas kota menurun baik dari segi nilai sosial maupun ekonomi kawasan tersebut. Salah satu elemen dalam perkotaan sebagaimana dinyatakan Shirvani (1985) adalah ruang terbuka (open space). UU No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang mewajibkan penyediaan ruang terbuka minimal sebesar 30% dari luas wilayah kota. Padahal menurut data Dinas Pertamanan (2007) ruang terbuka hijau (RTH) kota ini pada tahun 2007 hanya 0,37% dari luas Kota Medan.

Salah satu ruang terbuka yang ada di kota Medan adalah Lapangan Merdeka, yang merupakan titik nol kota Medan yang terletak di pusat Kota Medan. Lahan yang awalnya adalah rawa - rawa ini kemudian oleh Belanda dijadikan ruang terbuka publik yang disebut Esplanade yang hanya digunakan oleh orang Eropa dan bangsawan Melayu, sedangkan rakyat biasa hanya menggunakannya saat ada pasar malam pada tahun 1885 (Loderichs, 1997 dalam Aryatnie, 2014). Seiring perjalannanya, kawasan ini beberapa kali mengalami pergantian

nama, yakni Esplanade oleh Belanda pada tahun 1885, Fukuraidu oleh Jepang pada tahun 1943 hingga akhirnya nama Lapangan Merdeka digunakan sejak 17 Agustus 1945 (Aryatnie, 2014).

Permasalahan dalam studi ini, yaitu "Apakah legibilty berpengaruh terhadap tingkat livable city pada kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan?" Tujuan studi ini yaitu menemukan hubungan keterkaitan antara legibility terhadap tingkat livable city pada kawasan Lapangan Merdeka di Kota Medan. Studi ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan disiplin keilmuan dalam perancangan ruang terbuka publik serta memberikan rekomendasi dalam meningkatkan kualitas dan merancang ruang terbuka publik yang mampu mengakomodasi kebutuhan remaja untuk beraktivitas secara maksimal.

KAJIAN PUSTAKA

Isi

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode mix method. Secara kualitatif, data dikumpulkan melalui observasi lapangan di kawasan kajian.

1

Page 2: SPLB

Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. … no. …, bulan tahun :

(NO. HLM)

Secara kuantitatif, peneliti menyebarkan 100 kuisioner secara random kepada responden yang terdiri dari pengunjung kawasan Lapangan Merdeka tersebut.

Variabel yang digunakan untuk menganalisa kualitas desain kota adalah legibility, imageability, sense, access, continuity. Sedangkan variabel yang digunakan untuk menganalisa tingkat livable city berdasarkan indikatornya adalah :1. Fisik kota

Tata ruang, arsitektur, RTH, ciri dan karakter budaya lokal, kebersihan kota, tingkat pencemaran.

2. TransportasiAksebilitas, angkutan umum, kualitas jalan, waktu tempuh ke tempat aktivitas, pedestrian, sirkulasi.

3. Fasilitas, utilitas dan sosialFasilitas kesehatan, pendidikan, peribadatan,

rekreasi, taman kota, air bersih, listrik, telekomunikasi, ruang kreatif, ruang interaksi sosial, dukungan terhadap orang tua, penyandang cacat serta wanita hamil.

Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan metode triangulasi. Data kualitatif dan kuantitatif akan dianalisa terhadap teori yang dijadikan acuan. Kemudian, secara deskriptif akan diolah dengan SPSS versi 22 yang selanjutnya disajikan dalam tabel dan gambar dengan Microsoft Word dan Microsoft Excel.

Lokasi penelitian ini yakni di Lapangan Merdeka yang terdletak diantara 4 ruas jalan utama di pusat Kota Medan yakni Jl. Balai Kota, Jl. Stasiun, Jl. Bukit Barisan dan Jl. Pulau Pinang (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Peta Kawasan Kajian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil observasi di lapangan, kawasan ini dinilai sangat baik dan jelas pembagian fungsinya. Kawasan ini merupakan jantung Kota Medan, dimana dominansi penggunaan lahan di sini adalah sebagai area perkantoran, hotel, taman kota serta gedung fasilitas umum milik pemerintah (Gambar 4.2).

Page 3: SPLB

LEGIBILITY OF OPEN SPACE IN MEDAN, DOES IT IMPACT FOR MEDAN AS A LIVABLE CITY ?CASE STUDY : MERDEKA SQUARE

SHASYA AGITA ELIZABETH

KESIMPULAN

Isi

SARAN

Isi

DAFTAR PUSTAKA

Aryatnie, Y.E. 2014. Studi Persepsi Remaja Terhadap Fungsi dan Aktivitas di Ruang Terbuka Publik, Studi Kasus : Lapangan Merdeka, Medan. Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 05 no. 02, 13-23.

Shirvani, H. 1985. The Urban Design Process. New York. Van Nostrand Reinhold Company.

3

Gambar 1.2 Peta Guna Lahan Kawasan Kajian

U