(sop) pascapanen pepaya - bimpapah.com · nip. 19560429 198203 1 001 . standard operating procedure...
TRANSCRIPT
STANDARD OPERATING
PROCEDURE
(SOP)
PASCAPANEN
PEPAYA
Direktorat Budidaya dan Pascapanen Buah
Direktorat Jenderal Hortikultura
Kementerian Pertanian
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan YME atas izin-Nya maka
buku Standard Operating Procedure (SOP) Pascapanen
Pepaya ini akhirnya dapat diselesaikan. Pepaya salah satu buah
nasional yang banyak digemari oleh masyarakat, untuk
menghadirkan buah pepaya yang bermutu dan aman
dikonsumsi merupakan tantangan bagi petani dan pelaku usaha
di tanah air. Pada umumnya, sebagian besar penanganan
pascapanen belum dilaksanakan oleh pelaku usaha/petani
dengan baik.
Sesuai amanat UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang
Hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 73 Tahun
2013 tentang Pedoman Panen, Pascapanen, dan Pengelolaan
Bangsal Pascapanen Hortikultura yang Baik, maka penanganan
pascapanen merupakan proses yang integral di dalam usaha
agribisnis buah.
Buku ini memberikan informasi yang dapat dijadikan
panduan oleh petani, kelompoktani, gapoktan, asosiasi maupun
pedagang/pemasok tentang penanganan pascapanen pepaya,
dimulai dari tahap perencanaan penanganan panen dan
pascapanen hingga pepaya siap dikirim ke tangan konsumen.
Ruang lingkup pembahasan dalam buku ini adalah untuk
penanganan pascapanen pepaya di Provinsi Jawa Tengah,
seperti Kabupaten Tegal, Kabupaten Cilacap, Kabupaten
Kebumen, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Purworejo.
Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar
sarana pascapanen untuk memudahkan pembaca agar mengerti
dan memahami fungsi dari alat-alat tersebut.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan SOP
Pascapanen Pepaya ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran untuk perbaikan dari pihak yang
berkepentingan sangat kami harapkan. Tidak lupa kami
sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini. Harapan
kami, semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, Mei 2014
Direktur Budidaya dan
Pascapanen Buah
Ir. Rahman Pinem, MM
NIP. 19560429 198203 1 001
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PASCAPANEN PEPAYA
Penyusun
1. Tri Erza Apriyadi, S.TP
2. Yulius Y.M. Nggaro, SP, M.Si
3. Henni Kristina Tarigan, SP, ME
4. Efa Krisna Dewi, A.Md
5. Katmo
Penyunting
1. Ir. Rahman Pinem, MM
2. Ir. Mardiyah Hayati, MM.
3. Ir. Iis Herlawati
4. Indra Husni, S.TP, MM
Kontributor
1. Dr. Ir. Y. Aris Purwanto, M.Si (Pusat Kajian Hortikultura
Tropika – IPB)
2. Suyanti, B.Sc (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian)
3. Petugas Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah
1) Murindra, SP
2) Zainal Arifin, SP
4. Kasman (BPTPH Provinsi Jawa Tengah)
5. BPTP Provinsi Jawa Tengah
1) Ir. RR Sri Catur Budisetyaningrum
2) Ir.Dwi Nugraheni, M.Si
6. Ir. Marwanti (Petugas Dinas Pertanian Kota Surakarta)
7. Petugas dan Petani Dinas Pertanian Kabupaten Tegal
1) Slamet Sugiyono
2) Martiko Priyadi, SP
3) Widjanarko B.W.Amd
4) Tohadi
8. Petugas dan Petani Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap
1) Ratin
2) Fika Anggraeni Purwanti, A.Md
3) Tugino
9. Petugas dan Petani Dinas Pertanian Kabupaten Kebumen
1) Ir. Moch. Machasin
2) Santoso, SE.
3) Ruslan
4) Sudaryono
5) Wahidin
10. Petugas dan Petani Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali
1) Ir. Supardi
2) Sri Haryanti, SP.MM
3) De Anggara Sakti, S.Si
4) Suyadi
5) Suyatmin
11. Petugas dan Petani Dinas Pertanian Kabupaten Purworejo
1) Ir. Eko Anang S.W.MMA
2) Junedi
3) Suwardi, SP
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................. i
PENYUSUN SOP PASCAPANEN PEPAYA ....... iii
DAFTAR ISI ........................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................... ix
PENDAHULUAN ................................................... 1
TARGET MUTU ..................................................... 2
SOP PASCAPANEN PEPAYA............................. I-1
I. Perencanaan Penanganan Panen dan
Pascapanen.................................................... I-1
II. Pemungutan Hasil/Pemanenan ................... II-1
III. Pengumpulan dan Penyejukan
(Precooling) ............................................... III-1
IV. Pengangkutan dan Bongkar Muat.............. IV-1
V. Pengumpulan di Bangsal Pascapanen......... V-1
VI. Penyortiran................................................. VI-1
VII. Pembersihan.............................................. VII-1
VIII. Pengkelasan ............................................ VIII-1
IX. Pelabelan ..................................................... X-1
X. Pengemasan ............................................... XI-1
XI. Penyimpanan ............................................ XII-1
XII. Pengangkutan.......................................... XIII-1
XIII. Pencatatan dan Dokumentasi .................. XIV-1
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Indeks Kematangan Pepaya ..... I-3
Gambar 2. Sarung Tangan Kain ........................... II-3
Gambar 3. Aneka Alat Bantu Pemetik Buah ....... II-5
Gambar 4. Penggunaan Keranjang Panen ............ II-6
Gambar 5. Pengumpulan dan Precooling Pepaya
di Lahan............................................. III-3
Gambar 6. Pengangkutan secara curah ............... IV-3
Gambar 7. Pengangkutan dengan keranjang ....... IV-4
Gambar 8. Pengumpulan di Bangsal Pascapanen V-3
Gambar 9. Penyortiran ........................................ VI-3
Gambar 10. Sarung Tangan Karet ...................... VII-3
Gambar 11. Berbagai Cara Pencucian Pepaya ... VII-4
Gambar 12. Pengeringanginan ........................... VII-5
Gambar 13. Penimbangan Pepaya ................... VIII-3
Gambar 14. Contoh Label Pepaya ...................... IX-3
Gambar 15. Aneka Pengemasan Pepaya .............. X-6
Gambar 16. Peti Kayu untuk Pengemasan
Curah ................................................ X-7
Gambar 17. Timbangan Duduk ............................ X-7
Gambar 18. Penyimpanan Pepaya ...................... XI-3
Gambar 19. Pengangkutan Pepaya ..................... XII-3
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Form Isian .......................... LI-1
Lampiran 2. SNI Pepaya .................................... LII-1
PENDAHULUAN
Penanganan pascapanen adalah rangkaian kegiatan
yang dimulai dari pengumpulan hasil panen, proses
penanganan pascapanen hingga produk siap dihantarkan ke
konsumen. Penampilan merupakan syarat mutu utama yang
harus diperhatikan oleh petani agar produk buah yang
dihasilkan tersebut terlihat bagus dan menarik sehingga mampu
meningkatkan daya jual dari produk tersebut. Sedangkan daya
tahan, dengan penanganan pascapanen yang baik akan mampu
meningkatkan daya simpan dan daya tahan buah pada proses
pengangkutan dan waktu tunggu sampai produk tersebut
terjual. Saat ini penanganan pascapanen baru dapat menekan
kehilangan hasil antara 2 – 5%, padahal bila petani
memperhatikan dan menilai penting penanganan pascapanen
maka daya jual dapat ditingkatkan dan tingkat kehilangan dapat
ditekan secara optimal.
Oleh karena itu, peningkatan penanganan pascapanen
merupakan hal penting yang perlu dilakukan oleh petani dan
pemangku kepentingan lainnya, yang didukung oleh
pemerintah. Salah satu bentuk peningkatan penanganan
pascapanen adalah dengan menerapkan Standart Operating
Procedure (SOP) pada penanganan pascapanen tersebut.
Buku ini merupakan salah satu contoh SOP dalam
penanganan pascapanen, yang dikhususkan untuk komoditas
pepaya.
TARGET MUTU
Target standar buah yang akan dicapai dalam kerangka
penerapan Standard Operating Procedure (SOP) Pascapanen
Pepaya pada saat buah siap petik adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Ketentuan Target Mutu Minimum*
No Ketentuan
Minimum
Batasan Kelas
Super A B
1 Kadar gula Minimal 11
Brix
100% 90% 85%
2 Aroma Khas aroma
pepaya
100% 100% 100%
3 Bentuk buah Sesuai
varietas
100% 90% 85%
4 Warna kulit Sesuai
varietas
100% 90% 8 %
5 Bercak getah Kulit buah
tidak terkena
getah
90% 80% 70%
6 Kebersihan Bebas
kotoran
95% 80% 75%
7 Keseragaman Ukuran 90% 80% 70%
8 Hama dan
penyakit
Bebas 100% 100% 100%
9 Kerusakan Cacat fisik
pada kulit
0% 10% 20%
*) Berdasarkan hasil kesepakatan peserta pertemuan di Jawa
Tengah (varietas MJ9, Carisya, Calina, Dampit, Bangkok, dan
Jingga)
Keterangan:
Sesuai dengan SNI Pepaya No. 4230 Tahun 2009, terdapat
toleransi kelas mutu sebagai berikut:
- Batas toleransi mutu kelas super, yang diperkenankan
tidak memenuhi ketentuan mutu, maksimum 5% dari
jumlah atau bobot pepaya, tetapi masih termasuk dalam
kelas A.
- Batas toleransi mutu kelas A, yang diperkenankan tidak
memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10% dari jumlah
atau bobot pepaya tetapi masih termasuk dalam kelas B.
- Batas toleransi mutu kelas B, yang diperkenankan tidak
memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10% dari jumlah
atau bobot buah pepaya tapi masih memenuhi persyaratan
minimum.
SOP PASCAPANEN PEPAYA
Standard Operating
Procedure
Perencanaan
Penanganan Panen
dan Pascapanen
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.I
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
I. Perencanaan Penanganan Panen dan Pascapanen
A. Definisi
Perencanaan penanganan panen dan pascapanen adalah
merencanakan kegiatan penentuan waktu panen, luas area
yang dipanen, termasuk mempersiapkan alat dan bahan
yang perlu digunakan saat proses panen, serta menghitung
kebutuhan tenaga kerja.
B. Tujuan
Tujuan dari perencanaan penanganan panen dan
pascapanen adalah menentukan tahapan pekerjaan panen
agar berjalan baik sehingga didapatkan buah pepaya
dengan mutu yang optimum untuk proses penanganan
pascapanen selanjutnya.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure
Perencanaan
Penanganan Panen
dan Pascapanen
SOP.PP.PEPAYA.I April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
D. Alat dan Bahan
a. Jadwal atau agenda kerja
b. Kalender panen
E. Fungsi
a. Jadwal atau agenda kerja berfungsi untuk perencanaan
dan dokumentasi pekerjaan.
b. Kalender panen digunakan untuk menentukan umur
dan waktu panen buah pepaya.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Tentukan waktu panen sesuai dengan indeks
kematangan dan jenis varietas, serta tujuan pasar.
b. Perhatikan ketersediaan tenaga kerja, sarana panen,
dan alat transportasi.
c. Tetapkan kriteria panen berupa adanya semburat
merah pada kulit buah pepaya.
Standard Operating
Procedure
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.I
Tanggal
April 2014
Perencanaan
Penanganan Panen
dan Pascapanen
Halaman
3/3
Revisi
….
(a)
(b)
Gambar 1. Contoh Indeks Kematangan Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Halaman
1/6
Revisi
….
II. Pemungutan Hasil/Pemanenan
A. Definisi
Pemanenan adalah proses pengambilan buah dari
pohonnya.
B. Tujuan
Panen merupakan upaya untuk mendapatkan mutu buah
terbaik yang sesuai dengan standar dan tujuan pasar. Mutu
buah terbaik hasil produksi yang baik, harus dipetik
melalui pemanenan yang baik dan benar.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan kain
b. Alat bantu pemetik buah (gunting, pisau, songgok)
c. Foam net/bantalan kertas
Standard Operating
Procedure
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Halaman
2/6
Revisi
….
d. Keranjang panen
E. Fungsi
a. Sarung tangan kain digunakan untuk mencegah
kerusakan pada buah. Selain itu, sarung tangan juga
berfungsi melindungi tangan pekerja.
b. Alat bantu pemetik buah digunakan untuk
menghindari kerusakan pada pangkal buah dan/atau
membantu mengambil buah pada pohon yang cukup
tinggi.
c. Foam net/bantalan kertas digunakan untuk mencegah
kerusakan mekanis pada buah hasil panen.
d. Keranjang panen digunakan untuk tempat buah hasil
panen.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pemanenan pada pagi hari pukul 07.00 –
10.00 atau sore hari pukul 15.00 – 17.00, dalam cuaca
tidak hujan.
b. Lakukan panen dengan cara memilih buah yang telah
memenuhi kriteria panen. Hindari penggunaan
pakaian berwarna merah karena dapat menimbulkan
bias visual saat mengamati warna kulit buah.
Standard Operating
Procedure
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Halaman
3/6
Revisi
….
c. Petik buah pepaya dengan hati-hati menggunakan alat
bantu petik dan sarung tangan, usahakan getah tidak
mengotori kulit buah.
d. Letakkan buah pada keranjang yang telah dialasi
bantalan kertas.
e. Untuk keperluan pasar khusus, lakukan panen pilih
berdasarkan grade
Gambar 2. Sarung Tangan Kain
Standard Operating
Procedure
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Halaman
4/6
Revisi
….
(a)
(b)
Standard Operating
Procedure
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Halaman
5/6
Revisi
….
(c)
(d)
Gambar 3. Aneka Alat Bantu Pemetik Buah
Standard Operating
Procedure
Pemungutan
Hasil/Pemanenan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.II
Tanggal
April 2014
Halaman
6/6
Revisi
….
Gambar 4. Penggunaan Keranjang Panen
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan dan
Penyejukan
(Precooling)
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.III
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
III. Pengumpulan dan Penyejukan (Precooling)
A. Definisi
Pengumpulan dan penyejukan (precooling) adalah
kegiatan melokalisasi buah hasil panen di lokasi panen
yang bersifat sementara sebelum dilakukan pengangkutan.
Proses ini sekaligus digunakan untuk penyejukan hasil
panen.
B. Tujuan
Tujuan pengumpulan dan penyejukan adalah agar buah
tidak terpencar-pencar sehingga mudah saat akan
dilakukan pengangkutan, serta terhindar dari panas yang
dapat menurunkan mutu buah.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Tempat yang teduh
b. Alas dari daun/terpal/plastik
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan dan
Penyejukan
(Precooling)
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.III
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
c. Gerobak sorong
E. Fungsi
a. Tempat yang teduh berfungsi untuk melindungi buah
dari sengatan matahari langsung.
b. Alas dari daun/terpal/plastik berfungsi sebagai alas
agar buah tidak terkontaminasi dengan tanah dan
lainnya.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Kumpulkan pepaya pada tempat yang teduh terhindar
dari sinar matahari langsung, bersih, kering, dan
beralas, dan harus dihindari penetesan getah dari
tangkai buah yang dapat menodai kulit buah pepaya
(tangkai pada posisi di bawah). Proses ini sekaligus
sebagai proses penyejukan.
b. Angkut buah dari tempat pengumpulan ke bangsal
pascapanen untuk proses selanjutnya.
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan dan
Penyejukan
(Precooling)
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.III
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
Gambar 5. Pengumpulan dan Precooling Pepaya di Lahan
Standard Operating
Procedure
Pengangkutan dan
Bongkar Muat
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IV
Tanggal
April 2014
Halaman
1/4
Revisi
….
IV. Pengangkutan dan Bongkar Muat
A. Definisi
Pengangkutan dan bongkar muat adalah proses
memindahkan hasil panen dari lahan ke tempat bangsal
pascapanen.
B. Tujuan
Pengangkutan dan bongkar muat bertujuan untuk
memindahkan buah hasil panen ke bangsal pascapanen
sehingga dapat ditangani dengan baik.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Keranjang plastik/bambu
b. Daun kering/Bantalan busa/kertas
c. Alat transportasi
Standard Operating
Procedure
Pengangkutan dan
Bongkar Muat
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IV
Tanggal
April 2014
Halaman
2/4
Revisi
….
E. Fungsi
a. Keranjang plastik/bambu digunakan sebagai wadah
untuk mengangkut/memindahkan buah pepaya.
b. Daun kering/Bantalan busa/kertas digunakan untuk
mengurangi gesekan antara buah dengan keranjang.
c. Alat transporatasi digunakan untuk mengangkut
pepaya.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pengangkutan dengan menggunakan
kendaraan dalam wadah keranjang atau secara curah
dengan hati-hati untuk mengurangi benturan.
b. Gunakan daun kering/bantalan busa/kertas sebagai
alas untuk menghindari kerusakan buah.
Standard Operating
Procedure
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IV
Tanggal
April 2014
Halaman Revisi
Pengangkutan dan
Bongkar Muat
3/4 ….
(a)
(b)
Gambar 6. Pengangkutan secara curah
Standard Operating
Procedure
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IV
Tanggal
April 2014
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan di
Bangsal Pascapanen
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.V
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
V. Pengumpulan di Bangsal Pascapanen
G. Definisi
Pengumpulan ini adalah kegiatan melokalisasi buah hasil
panen pada suatu tempat khusus atau yang telah ditentukan
(bangsal pascapanen).
H. Tujuan
Tujuan pengumpulan adalah untuk mempermudah
penanganan pascapanen selanjutnya pada satu tempat
khusus yang tidak terpencar-pencar.
I. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
J. Alat dan Bahan
d. Tempat pengumpulan beratap, berlantai, dan aman
dari gangguan
e. Terpal/alas
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan di
Bangsal Pascapanen
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.V
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
K. Fungsi
c. Tempat pengumpulan beratap, berlantai, dan aman
dari gangguan berfungsi untuk melindungi buah dari
sengatan matahari langsung dan siraman air hujan,
serta dari kontak langsung dengan tanah.
d. Terpal berfungsi sebagai alas agar buah tidak
terkontaminasi dengan tanah dan lainnya.
L. Prosedur Pelaksanaan
a. Keluarkan buah dari keranjang maupun curah yang
diangkut dari lahan dengan hati-hati.
b. Letakkan buah pada tempat yang bersih, kering, dan
beralas.
Standard Operating
Procedure
Pengumpulan di
Bangsal Pascapanen
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.V
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
Standard Operating
Procedure
Penyortiran
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VI
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
VI. Penyortiran
A. Definisi
Penyortiran adalah kegiatan menyeleksi dan memisahkan
pepaya yang baik dengan pepaya yang kurang baik, cacat,
atau busuk.
B. Tujuan
Sortasi dilakukan untuk mendapatkan pepaya yang baik
untuk dipasarkan.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan kain
E. Fungsi
a. Sarung tangan kain digunakan untuk mencegah
kerusakan pada buah. Selain itu, sarung tangan juga
berfungsi melindungi tangan pekerja.
Standard Operating
Procedure
Penyortiran
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VI
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Gunakan sarung tangan.
b. Pisahkan buah yang bersih dengan yang kotor atau
rusak.
c. Segera keluarkan buah pepaya yang terkena kotoran
dan atau mengalami kerusakan dari tempat sortasi.
(a)
Standard Operating
Procedure
Penyortiran
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VI
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
(b)
(c)
Gambar 9. Penyortiran
Standard Operating
Procedure
Pembersihan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VII
Tanggal
April 2014
Halaman
1/5
Revisi
….
VII. Pembersihan
A. Definisi
Pembersihan dan/atau pencucian adalah kegiatan untuk
menghilangkan berbagai macam kotoran, getah, dan benda
asing lainnya dari pisang dengan menggunakan air.
B. Tujuan
Pembersihan dan/atau pencucian dilakukan untuk
memperoleh produk pepaya yang bersih dan memenuhi
standar yang dibutuhkan pelanggan, serta membuat
penampilan agar lebih baik. Pencucian juga berguna untuk
membekukan getah agar mudah terlepas dari kulit.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Sarung tangan karet
b. Lap kain
Standard Operating
Procedure
Pembersihan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VII
Tanggal
April 2014
Halaman
2/5
Revisi
….
c. Bahan pembersih untuk pangan (food grade)
d. Alat ukur (timbangan meja dan gelas ukur)
e. Bak/ember
f. Kipas angin
g. Tempat peniris
E. Fungsi
a. Sarung tangan karet digunakan sebagai pelindung
kerja.
b. Lap kain digunakan untuk membersihkan permukaan
kulit buah pepaya.
c. Bahan pembersih untuk pangan (food grade) berfungsi
membunuh mikroorganisme pembusuk pada kulit
pepaya.
d. Alat ukur digunakan untuk pengaturan dosis bahan
pembersih.
e. Bak/ember berfungsi sebagai tempat mencuci. Bak
pencuci lebih baik bila menggunakan air mengalir.
f. Kipas angin berfungsi untuk alat pengering-anginan.
g. Tempat peniris digunakan sebagai tempat untuk
penirisan setelah pencucian.
Standard Operating
Procedure
Pembersihan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VII
Tanggal
April 2014
Halaman
3/5
Revisi
….
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pembersihan dengan menggunakan lap kain
basah yang bersih, atau lakukan pencucian dalam
bak/ember dengan bahan pembersih yang food grade.
b. Tiriskan buah sampai kering angin dengan posisi
berdiri.
Gambar 10. Sarung Tangan Karet
Standard Operating
Procedure
Pembersihan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VII
Tanggal
April 2014
Halaman
4/5
Revisi
….
(a)
(b)
Gambar 11. Berbagai Cara Pencucian Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pembersihan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VII
Tanggal
April 2014
Halaman
5/5
Revisi
….
(a)
(b)
Gambar 12. Pengeringanginan
Standard Operating
Procedure
Pengkelasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VIII
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
VIII. Pengkelasan
A. Definisi
Pengkelasan adalah kegiatan mengelompokkan buah
pepaya berdasarkan kriteria mutu yang ditentukan.
Kegiatan pengkelasan dimaksudkan untuk membedakan
mutu atau kualitas pepaya yang dihasilkan dengan merujuk
pada standar atau persyaratan tertentu. Pengkelasan
dilakukan sesuai dengan permintaan pasar, bobot, atau
ukuran buah. Salah satu standar kelas mutu pisang yang
telah dibakukan adalah SNI (Standar Nasional Indonesia)
Pepaya 4230-2009
B. Tujuan
Pengkelasan bertujuan untuk memperoleh kelas-kelas
produk pepaya sesuai kriteria pasar yang akan dituju.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
Standard Operating
Procedure
Pengkelasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VIII
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
D. Alat dan Bahan
a. Timbangan meja
b. Sarana grading
E. Fungsi
a. Timbangan meja berfungsi untuk mengukur berat
buah pepaya.
b. Sarana grading berfungsi sebagai tempat untuk proses
pengkelasan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Timbang pepaya untuk menentukan beratnya (per
buah). Serta dilakukan pengamatan secara visual
sesuai kriteria mutu..
b. Kelompokkan buah pepaya berdasarkan grade/standar
kelas (Super, A, dan B) di tempat terpisah.
Standard Operating
Procedure
Pengkelasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.VIII
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
Gambar 13. Penimbangan Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pelabelan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IX
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
IX. Pelabelan
A. Definisi
Pelabelan adalah pemberian label pada buah pepaya.
Pelabelan bertujuan untuk menunjukkan identitas produk.
Label ditempelkan pada buah sebagai identitas buah.
Secara umum petunjuk pelabelan ini juga dinyatakan
dalam SNI Pepaya 4230-2009.
Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat label adalah
faktor keamanannya, baik keamanan dari tinta yang
digunakan, maupun keamanan perekat yang digunakan.
B. Tujuan
Tujuan pelabelan adalah untuk memberi identitas pada
buah pepaya yang akan dilepas ke pasar.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Label/stiker
Standard Operating
Procedure
Pelabelan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IX
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
E. Fungsi
a. Label/stiker berfungsi sebagai identitas buah pepaya.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Tempelkan label/stiker identitas produk pada buah
pepaya yang sudah dipilih sesuai kelas.
(a)
Standard Operating
Procedure
Pelabelan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.IX
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
(b)
Gambar 14. Contoh Label Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
1/7
Revisi
….
X. Pengemasan
A. Definisi
Pengemasan adalah kegiatan penyusunan produk dalam
suatu kemasan sesuai dengan permintaan pelanggan.
B. Tujuan
Untuk mempertahankan mutu, mempermudah transportasi,
dan meningkatkan nilai estetika komoditas pepaya.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Boks karton
b. Keranjang plastik
c. Timbangan duduk
d. Foam net/ kertas
e. Lakban
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
2/7
Revisi
….
E. Fungsi
a. Boks karton dan keranjang plastik berfungsi sebagai
wadah pengemas pepaya.
b. Timbangan duduk berfungsi untuk mengukur berat
buah terkemas.
c. Foam net/ kertas berfungsi membantu menahan
benturan dan gesekan dalam kemasan.
d. Lakban berfungsi untuk merekatkan bagian penutup
pada boks karton.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan boks karton atau keranjang plastik yang
bersih dan berventilasi.
b. Bungkus buah pepaya dengan menggunakan foam
net/kertas.
c. Susun pepaya yang telah dibungkus ke dalam boks
karton atau keranjang plastik dengan posisi berdiri dan
tangkai di bagian bawah.
d. Tutup bagian atas kemasan boks karton dan dilakban.
e. Untuk kemasan keranjang, tutup bagian atas dengan
kertas dan ikat dengan tali.
f. Timbang tiap boks karton atau keranjang plastik.
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
3/7
Revisi
….
g. Cantumkan label/catatan pada kemasan yang berisi
keterangan (nama varietas, kelas mutu, berat total, asal
daerah, produsen, pemasar/ pemasok, dan waktu
pengiriman) untuk mempermudah identifikasi produk.
h. Susun kemasan pepaya yang telah terisi di atas
tatakan/pallet kayu dengan rapi dan aman.
(a)
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
4/7
Revisi
….
(b)
(b) (c)
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
5/7
Revisi
….
(d)
(e)
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
6/7
Revisi
….
(f)
(g)
Gambar 15. Aneka Pengemasan Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pengemasan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.X
Tanggal
April 2014
Halaman
7/7
Revisi
….
Gambar 16. Peti Kayu untuk Pengemasan Curah
Gambar 17. Timbangan Duduk
Standard Operating
Procedure
Penyimpanan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XI
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
XI. Penyimpanan
A. Definisi
Penyimpanan adalah proses penundaan pemasaran buah
untuk sementara waktu dengan cara dilokaliasi pada suatu
tempat yang dapat melindungi buah dari berbagai macam
kerusakan.
B. Tujuan
Tujuan penyimpanan adalah untuk menjaga pasokan buah
ke pasar sehingga dapat menjaga kestabilan harga.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Tempat/sarana penyimpanan
b. Alat angkut
c. Termohigrometer
Standard Operating Nomor Tanggal
Procedure
Penyimpanan
SOP.PP.PEPAYA.XI April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
E. Fungsi
a. Tempat/sarana penyimpanan adalah lokasi dan
fasilitas yang digunakan untuk penyimpanan buah.
b. Alat angkut digunakan untuk memindahkan buah dari
satu lokasi ke lokasi lainnya dalam tempat
penyimpanan.
c. Termohigrometer digunakan untuk mengontrol
kondisi tempat penyimpanan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Gunakan tempat atau ruang penyimpanan yang
kering, terang dan berventilasi baik, serta bebas hama
dan penyakit pascapanen.
b. Susun boks karton/ keranjang dengan baik dan rapi
sesuai kemampuan tumpukan.
c. Gunakan alat angkut untuk memindahkan boks
karton/keranjang
d. Apabila dilakukan penyimpanan dingin, lakukan pada
suhu 13º C dengan kelembaban 85-90 %.
Standard Operating
Procedure
Penyimpanan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XI
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
Gambar 18. Penyimpanan Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pengangkutan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XII
Tanggal
April 2014
Halaman
1/3
Revisi
….
XII. Pengangkutan
A. Definisi
Pengangkutan adalah kegiatan pengiriman produk dari
tempat penanganan ke pelanggan dengan menggunakan
alat pengangkutan.
B. Tujuan
Untuk mendistribusikan produk sesuai permintaan
pelanggan dan menjaga kesegaran produk serta sesuai
dengan jadwal yang telah ditetapkan pelanggan.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Alat angkut (gerobak dorong)
b. Kendaraan pengangkut (dengan atau tanpa pendingin)
c. Dokumen pengiriman
Standard Operating
Procedure
Pengangkutan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XII
Tanggal
April 2014
Halaman
2/3
Revisi
….
E. Fungsi
a. Alat angkut (gerobak dorong) berfungsi untuk
memindahkan pepaya dari satu tempat ke tempat
lainnya atau ke dalam kendaraan angkut.
b. Kendaraan pengangkut (dengan atau tanpa pendingin)
berfungsi untuk pengiriman pepaya kepada pelanggan.
c. Dokumen pengiriman berfungsi sebagai pengantar
produk yang didistribusikan.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Pindahkan dan letakkan boks karton atau keranjang
plastik dengan hati-hati dari tempat penyimpanan ke
dalam kendaraan pengangkut.
b. Gunakan kendaraan berpendingin apabila buah telah
disimpan dalam ruang berpendingin.
c. Siapkan dokumen pengiriman (surat jalan).
Standard Operating
Procedure
Pengangkutan
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XII
Tanggal
April 2014
Halaman
3/3
Revisi
….
(a)
(b)
Gambar 19. Pengangkutan Pepaya
Standard Operating
Procedure
Pencatatan dan
Dokumentasi
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XIII
Tanggal
April 2014
Halaman
1/2
Revisi
….
XIII. Pencatatan dan Dokumentasi
A. Definisi
Pencatatan dan dokumentasi adalah kegiatan mencatat
setiap aktivitas yang terjadi selama proses penanganan
pascapanen pepaya, serta mendokumentasikan catatan
tersebut dengan baik.
B. Tujuan
Untuk mempermudah proses identifikasi dan telusur balik
terhadap komoditas buah pepaya.
C. Validasi
Pengalaman petani, petugas, dan pelaku agribisnis.
D. Alat dan Bahan
a. Alat tulis
b. Catatan
Standard Operating
Procedure
Pencatatan dan
Dokumentasi
Nomor
SOP.PP.PEPAYA.XIII
Tanggal
April 2014
Halaman
2/2
Revisi
….
E. Fungsi
a. Alat tulis berfungsi sebagai media pencatatan dan
dokumentasi.
b. Catatan berfungsi sebagai alat untuk identifikasi dan
telusur balik.
F. Prosedur Pelaksanaan
a. Lakukan pencatatan dan dokumentasikan setiap
tahapan kegiatan dengan baik.
Lampiran 1
CONTOH FORM ISIAN
Form isian dimaksudkan untuk memudahkan pelacakan dan
konfirmasi setiap kegiatan penangnanan panen dan
pascapanen. Pembuatan dan pengisian form sebaiknya
berdasarkan blok.
Berikut ini contoh form isian sebagai check list yang dapat
digunakan dan dimungkinkan untuk dimodifikasi sesuai
kebutuhan di lapangan.
I. Panen dan Pengumpulan
Nama Petani : Sojo
Varietas : Calina
Catatan Kegiatan Panen dan Pengumpulan
Tanggal
Panen
Blok/
Lokasi
kebun
Luas (Ha)/
Jumlah
Pohon
Jumlah
Hasil
Panen
(kg)
Nama
Petugas
Panen
29 April
2014
Blok
ngalur
1 / 2.000 2.000 Widodo
II. Sortasi
Catatan Kegiatan Sortasi
Tanggal
Jumlah
Hasil
Panen (kg)
Jumlah hasil
sortasi (kg) Keterangan
29 April
2014
2.000 1.750 250 kg BS
III. Pengkelasan
Nama Pemasok : Ruslan Abdul Ghani
Catatan Kegiatan Pengkelasan
Tanggal
Jumlah
Buah Hasil
Pengkelasan
(kg)
Jumlah Kelas (kg)
Keterangan
Super A B
29 April
2014
1.750 800 500 450
IV. Pengemasan
Nama Petugas : Nur Halimah
Catatan Kegiatan Pengemasan
Tanggal
Jenis
Kemasan
Jumlah
yang
Dikemas
(Kg)
Jumlah
Boks
karton/
keranjang
(Unit)
Keterangan
29 April
2014
Box
Karton
800 52 Pemasok
Keranjang
(Kelas A)
500 14 Pasar luar
kota
Keranjang
(Kelas B)
450 12 Pasar luar
kota
Daftar isi
Daftar isi
Prakata
1. Ruang lingkup
2. Acuan normatif
3. Istilah dan definisi
4. Ketentuan mengenai mutu
5. Ketentuan mengenai ukuran
6. Ketentuan mengenai toleransi
7. Ketentuan mengenai penampilan
8. Penandaan dan pelabelan
9. Rekomendasi
10. Higienis
11. Metode pengambilan contoh
12. Metode pengujian
Lampiran A (normatif) Batas maksimum cemaran logam berat
pada buah
Bibliografi
Tabel 1- Kode ukuran berdasarkan bobot
Tabel A1 - Batas maksimum logam berat pada buah
Prakata
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu buah yang
banyak dikonsumsi dan disajikan di hotel dan restoran yang
menuntut mutu yang tinggi. Selain untuk memenuhi pasar
dalam negeri, pepaya juga diekspor ke mancanegara. Untuk
meningkatkan daya saing, pepaya Indonesia perlu peningkatan
mutu sesuai tuntutan pasar.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4230-1996 Pepaya
malang segar direvisi berdasarkan usulan dari seluruh
pemangku kepentingan sebagai upaya untuk menghasilkan
pepaya berkualitas sesuai permintaan pasar.
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-03 Pertanian
dan telah dibahas dalam rapat-rapat teknis dan terakhir
disepakati dalam rapat konsensus di Bogor pada tanggal 20
September 2007 dan 21 September 2007 yang dihadiri oleh
anggota Panitia Teknis. Standar Nasional Indonesia (RSNI)
pepaya disusun dengan harapan buah pepaya Indonesia
memiliki standar yang dapat diterima, baik di pasar domestik
maupun mancanegara.
Standar ini juga telah melalui tahap jajak pendapat pada
tanggal 7 April 2008 sampai dengan 7 Juni 2008 dan
pemungutan suara pada tanggal 5 Februari 2009 sampai dengan
5 April 2009 dengan hasil akhir RASNI.
Pepaya
1. Ruang lingkup
Standar ini menetapkan ketentuan tentang mutu, ukuran,
toleransi, penampilan, pengemasan, pelabelan, rekomendasi
dan higienis pada buah pepaya (Carica papaya L.).
Standar ini berlaku untuk varietas komersial dari pepaya
(Carica papaya L.) famili Caricaceae yang dipasarkan untuk
konsumsi segar setelah penanganan dan pengemasan. Pepaya
untuk kebutuhan industri/olahan tidak termasuk dalam standar
ini.
2. Acuan normatif
SNI 7313:2008, Batas maksimum residu pestisida pada hasil
pertanian.
CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999, 2001, 2003,
2005 and 2008, Codex general standard for the labelling of
prepackaged food.
CODEX STAN 228-2001, General methods of analysis for
contaminants.
CAC/GL 21-1997, Principles for the establishment and
application of microbiological criteria for food.
CAC/GL 50-2004, General guidelines on sampling.
CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-2003, Recommended international
code of practice general principles of food hygiene.
CAC/RCP 44-1995, Amd.1-2004, Recommended international
code of practice for packaging and transport of tropical fresh
fruit and vegetables.
CAC/RCP 53-2003, Code of hygienic practice for fresh friuts
and vegetables.
OECD, 2005, Guidance on objective tests to determine quality
of fruits and vegetables and dry and dried produce.
Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil pertanian,
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Departemen Pertanian,
2006.
3. Istilah dan definisi
3.1
utuh
buah sempurna tidak cacat (kecuali memar) yang
mempengaruhi penampilan umum
3.2
cacat
kerusakan fisik pada buah
3.3
cacat sangat kecil
kerusakan fisik pada buah yang sangat sedikit sehingga tidak
mempengaruhi mutu dan penampilan buah secara umum
3.4
cacat kecil
sedikit kerusakan fisik pada buah yang sedikit mempengaruhi
mutu dan penampilan buah secara umum
3.5
tampilan segar
keadaan fisik buah yang tidak menunjukkan keriput akibat
berkurangnya kandungan air
3.6
layak konsumsi
buah tidak busuk atau rusak
3.7
bersih
buah bebas dari kotoran dan benda asing lainnya
3.8
bebas dari hama dan penyakit
buah tidak terkontaminasi hama dan penyakit dan atau
mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh hama dan
penyakit
3.9
bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang
ekstrim
buah bebas dari kerusakan akibat perubahan temperatur yang
mencolok dalam penyimpanan
3.10
bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal
buah bebas dari penyimpanan pada lingkungan yang
mengalami perubahan kelembaban yang sangat tinggi yang
dapat menyebabkan kerusakan fisik atau kimia buah
3.11
bebas dari aroma dan rasa asing
buah bebas dari aroma dan rasa selain khas pepaya
3.12
tingkat kematangan
kondisi perkembangan fisiologis buah
3.13
pengkelasan
penggolongan buah berdasarkan mutu dengan
mempertimbangkan toleransi yang ditentukan
3.14
kode ukuran
penggolongan buah berdasarkan bobot buah
4. Ketentuan mengenai mutu
4.1 Ketentuan minimum
4.1.1 Untuk semua kelas buah pepaya, ketentuan minimum
yang harus dipenuhi adalah:
- utuh;
- penampilan buah segar;
- padat (firm);
- layak konsumsi,
- bersih, bebas dari benda-benda asing yang tampak;
- bebas dari hama dan penyakit (kecuali untuk kelas B)
- bebas dari memar;
- bebas dari kerusakan akibat temperatur rendah dan atau
tinggi;
- bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal, kecuali
pengembunan sesaat setelah pemindahan dari tempat
penyimpan dingin;
- bebas dari aroma dan rasa asing;
- tangkai buah panjangnya tidak lebih dari 3 cm.
4.1.2 Buah pepaya harus dipetik secara hati-hati dan telah
mencapai tingkat kematangan sesuai dengan kriteria ciri
varietas dan atau jenis komersial dan lingkungan tumbuhnya.
Tingkat kematangan panen harus dapat mendukung
penanganan, pengangkutan dan distribusi buah sehingga dapat
sampai ditujuan sesuai dengan yang diinginkan.
4.2 Pengkelasan
Pepaya digolongkankan dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu:
- kelas super,
- kelas A,
- kelas B.
4.2.1 Kelas super
Pepaya bermutu paling baik (super) yaitu mencerminkan ciri
varietas/tipe komersial, bebas dari kerusakan, kecuali
kerusakan sangat kecil.
4.2.2 Kelas A
Pepaya bermutu baik yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe
komersial, dengan kerusakan kecil yang diperbolehkan sebagai
berikut:
- sedikit penyimpangan pada bentuk;
- sedikit kerusakan pada kulit buah (seperti memar akibat
benturan, terbakar sinar matahari dan/atau kena getah).
- total kerusakan tidak lebih 10 % dari luas permukaan kulit
dan tidak mempengaruhi daging buah.
4.2.3 Kelas B
Pepaya bermutu baik yaitu mencerminkan ciri varietas/tipe
komersial dengan kerusakan yang diperbolehkan sebagai
berikut:
- penyimpangan pada bentuk;
- penyimpangan warna;
- kerusakan pada kulit buah (seperti memar akibat benturan,
terbakar sinar matahari dan
atau kena getah);
- sedikit bekas serangan hama dan penyakit.
- total kerusakan maksimum 15 % dari luas permukaan kulit
dan tidak mempengaruhi daging buah.
5. Ketentuan mengenai ukuran
Kode ukuran ditentukan berdasarkan bobot buah dengan bobot
minimum buah 200 gram, sesuai dengan Tabel 1.
Tabel 1 - Kode ukuran berdasarkan bobot
Kode ukuran Berat
(gram)
1 > 2500
2 2001 - 2500
3 1501 - 2000
4 1101 - 1500
5 801 - 1100
6 701 - 800
7 601 - 700
8 501 - 600
9 401 - 500
10 301 - 400
11 200 - 300
6 Ketentuan mengenai toleransi
6.1 Toleransi mutu
6.1.1 Kelas super
Batas toleransi mutu kelas super, yang diperkenankan tidak
memenuhi ketentuan mutu, maksimum 5 % dari jumlah atau
bobot pepaya, tetapi masih termasuk dalam kelas A.
6.1.2 Kelas A
Batas toleransi mutu kelas A, yang diperkenankan tidak
memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau
bobot pepaya tetapi masih termasuk dalam kelas B.
6.1.3 Kelas B
Batas toleransi mutu kelas B, yang diperkenankan tidak
memenuhi ketentuan mutu, maksimum 10 % dari jumlah atau
bobot buah pepaya tapi masih memenuhi persyaratan
minimum.
6.2 Toleransi ukuran
Untuk semua kelas, batas toleransi ukuran yang dibolehkan
adalah 10 % berdasarkan jumlah atau bobot pepaya di atas atau
di bawah kisaran ukuran yang ditentukan.
7. Ketentuan mengenai penampilan
7.1 Keseragaman
Isi setiap kemasan pepaya harus seragam dan berasal dari
kawasan, kelas mutu dan ukuran yang sama. Pepaya yang
tampak pada kemasan atau yang curah harus mencerminkan
keseluruhan isi.
7.2 Pengemasan
Pepaya harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi
buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan
harus bersih dan memiliki mutu yang cukup untuk mencegah
kerusakan eksternal maupun internal buah. Penggunaan bahan-
bahan terutama kertas atau label spesifikasi buah yang dicetak
masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang
tidak beracun. Pepaya dikemas dalam kontainer sesuai dengan
rekomendasi internasional untuk pengemasan dan
pengangkutan buah dan sayuran segar (CAC/RCP 44-1995,
Amd.1-2004).
Kemasan harus bermutu, bersih, berventilasi dan tahan selama
pengangkutan, distribusi dan menjaga kesegaran buah.
Kemasan harus bebas dari bahan dan aroma benda asing untuk
menjamin kesesuaian penanganan dan pengiriman untuk
mempertahankan mutu.
8. Penandaan dan pelabelan
8.1 Kemasan untuk konsumen
Penandaan dan pelabelan pada kemasan harus memenuhi
standar kemasan CODEX STAN 1-1985, Adopted 1991, 1999,
2001, 2003, 2005 and 2008.
Apabila isi kemasan tidak tampak dari luar, maka kemasan
harus diberi label yang berisi informasi mengenai nama buah
dan ditulis sebagai nama varietas.
8.2 Kemasan bukan eceran
Setiap kemasan dalam kontainer harus menggunakan tulisan
pada sisi yang sama, mudah dibaca dan tidak dapat dihapus,
serta tampak dari luar atau ditunjukkan pada dokumen yang
menyertai pengiriman barang. Untuk buah yang diangkut
dalam bentuk curah, label harus ditunjukkan pada dokumen
yang menyertai buah.
Pelabelan sekurang-kurangnya mencantumkan:
- nama dan varietas buah;
- nama dan alamat perusahaan eksportir, pengemas dan atau
pengumpul;
- asal buah;
- kelas;
- ukuran (kode ukuran atau kisaran bobot dalam gram);
- jumlah buah.
9. Rekomendasi
9.1 Cemaran logam berat
Pepaya harus memenuhi syarat di bawah batas maksimum
cemaran logam berat sesuai dengan Lampiran A.
9.2 Residu pestisida
Pepaya harus memenuhi syarat dibawah batas maksimum
residu pestisida sesuai dengan SNI 7313:2008.
10. Higienis
10.1 Pepaya dianjurkan untuk memenuhi syarat higienis sesuai
prinsip dasar higienis makanan (CAC/RCP 1-1969, Rev. 4-
2003, CAC/RCP 53-2003) atau ketentuan lain yang relevan.
10.2 Pepaya harus memenuhi syarat mikrobiologi sesuai
dengan ketentuan standar mikrobiologi untuk makanan
(CAC/GL 21-1997) atau ketentuan lain yang relevan.
11. Metode pengambilan contoh
11.1 Uji organoleptik
Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus
sesuai CAC/GL 50-2004.
11.2 Uji residu pestisida
Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus
sesuai Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil
pertanian.
11.3 Uji cemaran logam berat
Pengambilan contoh yang digunakan dalam ketentuan ini harus
sesuai CAC/GL 50-2004.
12. Metode pengujian
12.1 Uji organoleptik
Pengujian organoleptik dalam ketentuan ini harus sesuai
dengan pedoman pengujian organoleptik pada buah (OECD,
2005).
12.2 Uji residu pestisida
Pengujian residu pestisida dalam ketentuan ini harus sesuai
dengan Pedoman pengujian residu pestisida dalam hasil
pertanian.
12.3 Uji cemaran logam berat
Pengujian cemaran logam berat dalam ketentuan ini harus
sesuai dengan CODEX STAN 228-2001.
Lampiran A
(normatif)
Batas maksimum cemaran logam berat pada buah
Tabel A.1 - Batas maksimum logam berat pada buah
No. Jenis logam berat Batas maksimum
(mg/kg)
1 Arsen (As) 0,25
2 Kadmium (Cd) 0,2
3 Merkuri (Hg) 0,03
4 Timbal (Pb) 0,5
5 Timah (Sn) 40
Bibliografi
CODEX STAN 183-1993, Rev 1- 2001, Amd. 1-2005, Codex
standard for papaya.
Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan
No. 03725/B/SK/VII/1989 tentang Batas Maksimum Cemaran
Logam dalam Pangan.
RSNI4 7387:2008, Batas maksimum cemaran logam berat
dalam pangan.
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045;
e-mail : [email protected]