skripsi_2
TRANSCRIPT
-
LAMPIRAN
-
Lampiran I - Daftar Pertanyaan Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana hubungan yang terjalin antara SMA Taruna Nusantara dan Ikastara?
2. Apa penyebab SMA Taruna Nusantara menjadi berbayar?
3. Apakah ada perubahan kualitas sekolah ketika sistem beasiswa dan berbayar? Jika ya,
bagaimana perubahan yang terjadi?
4. Apakah perbedaan tersebut mempengaruhi citra SMA Taruna Nusantara? Jika ya,
bagaimana pengaruhnya?
5. Siapa saja pihak yang terkait dengan permasalahan ini? Bagaimana kaitannya?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan yang dimiliki SMA Taruna Nusantara dengan situasi
ini?
7. Solusi apa yang diharapkan Ikastara?
8. Apa sasaran program Ikastara?
9. Siapa saja pihak yang harus direspon, dijangkau dan dipengaruhi?
10. Perubahan apa yang dilakukan untuk mencapai sasaran program?
11. Bagaimana pendanaan program?
12. Siapa yang mengawasi pelaksanaan program?
13. Pesan apa yang disampaikan kepada khalayak sasaran? Serta bagaimana
penyampaiannya?
14. Apa indikator efektifitas program?
15. Bagaimana evaluasi program secara keseluruhan?
16. Bagaimana cara penyampaian hasil program disampaikan kepada seluruh anggota
Ikastara dan SMA Taruna Nusantara?
17. Apa harapan untuk strategi public relations Ikastara ke depannya?
-
Lampiran II Transkrip Wawancara
-
Informan 1
Nama : Syarif Syahrial
Jabatan : Ketua Umum PP-Ikastara
Tempat : Mister Bean Coffee, Cilandak Town Square
Waktu : Kamis, 25 November 2010
Pukul : 20.35 WIB
Mungkin dimulai dengan memperkenalkan diri abang dulu ya bang
Ya uda pasti jenis kelamin laki-laki. Umur 32, profesi swasta, staf pengajar juga. Angkatan 5
SMA Taruna Nusantara. Setelah tamat SMA Taruna Nusantara, diterima di Fakultas
Ekonomi UI, S1. S2 uda selesai juga. Sedang S3 tapi sedikit bermasalah. Terus apa lagi?
Jabatan abang sekarang di PP Ikastara periode ini?
Ketua umum.
Boleh sedikit abang mendeskripsikan jabatan abang sekarang?
Oke, deskripsi ya. Ketua umum itu dipilih oleh Musyawarah Nasional Ikastara. Mungkin
salah satu Munas terbesar juga di organisasi tingkat alumni, sama dengan ITB walaupun
usianya baru 14 tahun. Dilakukan di 11 TPS, pemilihan langsung, memilih ketua umum
dalam ajang Munas. Munas adalah organisasi tertinggi di Ikastara. Memilih ketua umum.
Tugas ketua umum adalah bertanggung jawab secara eksekutif atas seluruh kegiatan PP
Ikastara. Mengusulkan untuk pembentukan cabang Ikastara kepada Bamus. Kemudian yang
kedua, melaksanakan seluruh amanat Munas. Selain melaksanakan seluruh program kerja,
AD ART yang telah ditetapkan bersama dengan Bamus. Bamus adalah struktur legislatif dan
tertinggi Ikastara. Dimana setiap angkatan dalam alumni SMA TN diwakili untuk menjadi
anggota Bamus. Terus apa lagi? Membawahi Sekjen, Sekum, dan Bendum. Membawahi
Kerua I dan Ketua II untuk bidang-bidang yang ada dalam tubuh Ikastara.
Sampai saat ini, bagaimana hubungan yang terjalin antara SMA Taruna Nusantara
dengan Ikastara?
Cukup baik. Karena kita melakukan pertemuan rutin. PP Ikastara itu setiap tahun minimal
tiga kali, empat kali ke SMA Taruna Nusantara.
Apa saja yang dibahas dalam pertemuan tersebut?
Ya, misalnya minimal untuk acara formal, untuk pembukaan siswa baru, untuk penutupan
masa basis, yang ketiga prasetya alumni dan studium generale. Mungkin dua yang pertama
tidak terlalu formal, tetapi yang untuk studium generale, itu emotional bonding, karena
membekali calon alumni yaitu kelas tiga untuk bagaimana menentukan pendidikan lebih
lanjut. Ketika prasetya alumni, itu juga menentukan karena terjadinya penerimaan alumni
Apakah ada perbedaan hubungan antara SMA TN dengan Ikastara jaman
kepengurusan yang dahulu dengan sekarang?
-
Kalau dulu lebih informal, sehingga tidak terstruktur. Kalau sekarang lebih formal. Karena
Ikastara juga bagian dari komite sekolah yang berkerja sama dengan orangtua. Diskusi,
minimal satu bulan sekali dengan LPTTN itu terjalin. Baik yang bertemu langsung dalam
rapat, maupun lewat telepon. Tiga bulan sekali kita ketemu dengan komite sekolah, yang ada
unsur LPTTN-nya juga.
Sejauh ini apakah Ikastara berperan dalam pengambilan keputusan di SMA Taruna
Nusantara?
Dimintakan pendapat. Karena PP Ikastara tidak bertanggung jawab terhadap seluruh
keputusan secara pelaksanaan. Dan ini bergantung pada kepada kepala sekolah dan kepala
LPTTN. Tapi kita dimintakan pendapat kalau untuk isu yang krusial.
Sampai sejauh ini, bagaimana kontribusi Ikastara untuk SMA Taruna Nusantara?
Sekarang? Saat ini posisi Ikastara adalah pemberi beasiswa terbesar kepada SMA TN. Yang
terbesar, tentu internal LPTTN memberi. Tapi yang di luar LPTTN, yang memberikan
beasiswa terbesar adalah Ikastara. Walaupun Cuma tiga. Walaupun Cuma tiga, itu yang
paling besar.
Bagaimana ide atau bentuk kepengurusan Ikastara pertama kali, yang diinginkan oleh
alumni?
Kalau dulu mungkin lebih banyak silahturahmi. Kalau sekarang mungkin banyak alumni
yang bertanya manfaat Ikastara untuk dirinya itu apa? Pertama, di dalam tubuh Ikastara,
alumni SMA Taruna Nusantara, itu beragam keinginan. Oleh karena itu di periode ini
strateginya membentuk banyak organisasi peminatan yang berbeda-beda. Itulah lewat Badan
Semi Otonom. Kemudian, banyak alumni yang menyukai hura-hura lah, tanda petik.
Fotografi, karaoke, futsal, nah itu mereka lakukan sendiri. Tetapi kalau dalam internal
Ikastara sendiri, PP Ikastara melakukan unsur-unsur yang melibatkan banyak peminatan,
tidak diambil oleh organisasi/BSO lainnya. Yang ketiga, yang sifatnya masif, menggerakkan
komponen cabang yang ada di dalam organisasi.
Sampai saat ini sudah ada berapa cabang Ikastara?
24. 25 berarti sekarang.
Ini di seluruh Indonesia?
Di luar negeri ada 4. Singapura, Jepang, Jerman, dan Belanda.
Bagaimana PP-Ikastara periode sekarang?
Periode sekarang? PP ikastara terdiri dari satu sekjen, membawahi dua sekretaris. Satu
bendahara umum membawahi dua bendahara. Dan dua ketua. Ketua I, Wicaksono Aji
membawahi Bidang Litbang dan SDM Bangor. Kemudian Ketua I mengkoordinir BSO.
Kemudian Ketua II membawahi Humas, Beasiswa, dan Soskemor. Kemudian ada juga
Bendahara Umum. Oh iya, Sekjen juga yang membawahi Sekretaris I dan II.
Hmm, sekarang kan TN uda berbayar bang. Bagaimana kualitas SMA Taruna
Nusantara saat ini? Tentang siswa, pamong, kehidupannya.
-
Kualitas siswa, tentu ada konsekuensi. Akibat publikasi yang tidak berimbang, bahwa adanya
kemungkinan beasiswa dengan tingginya biaya, baik masuk maupun di dalam SMA TN,
banyak orang yang berprestasi secara akademis itu tidak mau masuk. Kedua, persaingan
sekolah yang tinggi. Dan yang ketiga.. E, yang pertama gini. Pamong-pamong itu secara
idealisme mungkin masih ada. Tetapi pamong baru, mungkin menjadi bias perolehan nilai-
nilai tentang SMA TN. Saya rasa perlu ada pendadaran lah sebelum masuk itu.
Abang kan sudah merasakan kehidupan siswa yang dahulu dan mengetahui kehidupan
siswa sekarang seperti apa. Apakah ada perbedaan kualitas SMA TN yang dahulu
dengan yang sekarang, terutama semenjak SMA TN menjadi berbayar?
Jelas ya. Posisi tawar orangtua itu semakin kuat. Padahal dulu tidak ada. Dulu tidak ada
tawar-menawar.
Berarti peran komite sekolah besar?
Iya, besar. Daya juang siswa juga menurun. Itu yang ketahuan. Secara prestasi, untuk
olimpiade tidak mengalami penurunan. Jadi gini, siswa yang memiliki nilai rendah itu
semakin besar proporsinya dibanding dulu. Kalau dulu paling rendahnay itu bisa keterima di
universitas negeri. Kalau sekarang yang tidak mampunya ada 30%. Kalau menurut Pak Pius
itu sekitar dua kelas. Jadi istilahnya kalau ditanya yang paling pintar setiap angkatan tidak
berubah.
Kalau dari sisi kedisiplinan siswa, bang?
Kedisiplinan siswa jauh. Tapi memang karena perubahannya mekanisme hukuman. Kalau
dulu pamong grahanya sedikit, sekarang setiap graha ada satu pamong graha.
Mengawasinya. Tetapi pamong grahanya nggak ditakuti, kalau dulu ditakuti. Terus paling
gampang, yang kasat mata, rak handuk graha hancur-hancuran gitu ya. Kalau dulu kurvey
sering, kalau sekarang disuruh kurvey takut capek, nggak mengikuti pendidikan.
Mungkin karena semakin besar peran orangtua itu juga ya bang?
Ya betul. Orangtua banyak yang takut anaknya kecapekan, nggak bisa belajar. Padahal dulu
kita disiplin jutsru semakin belajar.
Menurut abang, perubahan sistem SMA TN yang sekarang berbayar apakah menjadi
permasalahan bagi SMA TN?
Ya, karena tidak bisa menerapkan proses seleksi yang baik. Baik di tingkat siswa maupun
pamong.Kalau dulu proses seleksi tidak melihat berapa penghasilan orangtua. Siapa yang
mampu, itu yang diambil. Sekarang memeprtimbangkan. Kalau menerima terlalu banyak
beasiswa, mengakibatkan dana pendidikan tidak ada.
Apakah permasalahan tersebut berpengaruh kepada citra SMA Taruna Nusantara?
Sebenarnya bukan masalah berbayarnya. Tetapi masalah perilaku orang yang ada di
dalamnya. Jadi ada suatu kesadaran yang nggak di dapat oleh orangtua, bahwa ia bayar itu
bayar kedisiplinannya. Bukan untuk menawar disiplin itu. Mungkin itu aja.
Bagaimana Ikastara melihat perubahan itu?
-
Kalau ditanya, kalau kami pribadi, saya pribadi pernah mengusulkan dalam proses seleksi.
Sayang sekali proses seleksi itu di bawah kekuasaan LPTTN. Kita diajak rapat, terutama
mengenai beasiswa yng dibayar oleh Ikastara. Tetapi sebelum penerimaan yang lalu kita
juga ikut rapat memberikan masukan gitu ya. Bagaimana proses seleksi, seperti misalnya
kita memberikan usulan agar dalam proses seleksi itu diumumkan sebesra-besarnya bahwa
terdapat juga beasiswa dan sekolah itu nari beasiswa sebesar-besarnya. Dulu BUMN
nawarin 100 beasiswa, tapi nggak pernah dimanfaatin. Sehingga sekarang nggak dapat
satupun beasiswa dari BUMN.
Kalau dari selentingan-selentingan yang abang dengar, bagaimana secara umum citra
SMA Taruna Nusantara di masyarakat?
Saya rasa banyak juga masyarakat yang tidak bisa membedakan mana yang sekarang, mana
yang dulu. Apakah dulu atau sekarang berbayar, tidak bisa dibedakan. Secara flat, menurut
data statistik, memang tidak ada perbedaan prestasi setelah kelulusan. Walaupun
permasalahan berbayar ini menjadi suatu hal yang mengurangi nilai jual SMA TN. Tetapi
banyak orang, misalnya teman saya di IBM waktu itu cerita, ketemu dengan kliennya, dia
bilang ketika kliennye dari Telkomsel bilang kamu dari mana? SMA TN? SMA TN yang dulu
atau sekarang? Berarti kan untuk kalangan tertentu terlihat bedanya, baik dari sisi
intelenjesia maupun dari sisi kepribadian. Tapi itu tidak agregasi. Tidak dapat disimpulkan
secara keseluruhan. Justru karena itu, harus kita perangi tuh orang-orang yang berpendapat
bahwa SMA TN tuh berbeda antara yang lama dengan yang baru. Caranya gimana? Kami ke
sekolah, kami bilang ke kepala sekolahnya, Pak kalau misalkan kualitas SMA TN ini buruk,
maka nilai jual alumninya menurun. Sebaliknya, kualitas alumni menurun, kualitas SMA TN
menurun. Oleh karena itu banyak juga, kita berusaha ya. Sekarang gini, kalau ditanya kita
juga harus menggugah bahwa nilai jual alumni tuh tinggi, supaya nilai jual SMA TN tetap
terpelihara.
Apakah permasalahan ini menjadi concern Ikastara?
Ya jelas. Kalau kita percaya teori, kalau diambil semuanya tanpa melihat beasiswa atau
tidak beasiswa, di tes antar SMP, ini teori ekonomi mengatakan, maka orang kaya lah yang
akan menjadi yang diterima paling banyak. Kenapa? Karena orang kaya punya probabiliti
yang besar untuk menjadi pintar. Nah mungkin untuk SMP ke SMA, kalau SMA ke universitas
presentase yang miskin keterima UMPTN secara fairness itu mungkin lebih kecil daripada
presentase SMP ke SMA. Karena variannya belum jauh. Ini teori ni. Sehingga jika diberikan
beasiswa 30% bagi siswa, di tes saja, tanpa melihat beasiswa atau tidak, pasti orang kaya itu
ada 70%, bisa lebih. Sehingga menurut kami, PP Ikastara selalu bilang sudah, coba cari
beasiswa ke BUMN-BUMN. Nah sayangnya, BUMN ni Cuma masu ngasih ke lembaga, tidak
ke organisasi alumni.
Dengan kondisi SMATN yang sekarang berbayar, apa saja kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki oleh SMA TN?
Pertama, SMA TN bisa dijual atas dasar kedisiplinannya. Bisa dijual atas prestasi. Bisa jual
atas lingkungan pendidikan yang lebih ideal. Itu satu. Tetapi kelemahannya banyak
masyarakat yang tidak bisa mencapai level itu. Pendidikan 2,5 juta, sekarang mungkin 3,5
juta. 3 juta lebih lah. Tiap bulan banyak yang tidak bisa mendapatkan itu. Sehingga banyak
calon potensial siswa tidak bisa mendaftar. Yang kedua, kelemahan yang terbesar adalah
banyak sekolah bagus juga yang bisa memberikan pendidikan dan dekat dengan lingkungan
-
orang yang memiliki uang. Misalnya pada siswa Jakarta yang potensial, lebih baik sekolah
di Jakarta daripada Magelang. Persaingannya juga semakin ketat.
Kemudian peluang dan tantangan apa yang dimiliki dan dihadapi SMA TN?
Peluang dan tantangan. Peluang ya. Peluang kalau kita berbayar, kita bisa secara mandiri
untuk menentukan kebijakan sekolah. Itu peluang terbesar. Kedua, bisa fund raising untuk
kepentingan pembiayaan sekolah. Kalau dimanfaatkan oleh LPTTN tentunya ya. Yang ketiga,
itu bisa meningkatkan kualitasnya sehingga membuat nilai jualnya naik sehingga orang yang
berbayar pun mau masuk. Konsekuensi dari itu. Tantangan. Ya itu tadi. Mungkin bisa jadi
persaingan dengan kompetitor tinggi. Banyak juga potensi-potensi siswa yang sebenarnya
mampu secara akademik menjadi enggan untuk mendaftar.
Solusi seperti apa yang diharapkan oleh Ikastara?
Dua hal yang dilakukan. Satu, Ikastara fund raising sendiri secara internal untuk
memberikan beasiswa. Nah itu sudah kita lakukan. Waktu tahun pertama periode saya jadi
ketua Ikastara, itu 1 orang. Tahun kedua, 2 orang. Tahun ketiga, 3 orang, Jadi selalu terjadi
peningkatan. Sekarang sudah 3 orang. Kedua, kita mencoba mengendorsekan eksternal
fundraising. Sekarang sedang dipelajari oleh teman-teman Ikastara yang di perbankan untuk
membuat reksa dana Taruna Nusantara. Kemaren uda kita ketemu dengan orang Bank
Mandiri kita juga uda mempertemukan ketua LPTTN dengan Direktur Bank Mandiri untuk
memunculkan ini. Tapi ini masih progress. Yang ketiga, mendorong LPTTN untuk meminta
beasiswa kepada BUMN-BUMN yang memiliki channel alumni. Itu uda kita lakukan. BRI,
PLN, Pertamina.
Pendapat masyarakat seperti apa yang diharapkan Ikastara terhadap SMA TN?
Pendapat yang mengatakan bahwa SMA TN ini harapan bagi Indonesia. Itu satu. SMA TN
itu sekolah SMA terbaik di Indonesia yang memberikan aspek kepribadian, pendidikan
karakter.
Untuk mencapai solusi yang diharapkan oleh Ikastara, pihak mana saja yang harus
direspon, dijangkau oleh Ikastara?
Stakeholder ya. Seluruh stakeholder. Satu, ketua LPTTN. Dua, YKPP. Ya tentu, Menhan.
Tentu, user alumni terbesar. Departemen Keuangan yang tinggi. Terus BUMN yang memiliki
dana PKBL, Program Kemitraan Pembinaan Lingkungan. Terus, tentu internal sekolah,
pamong, pengurus. Mungkin itu. Dan alumni sendiri ya.
Apakah ada pihak yang mengawasi pelaksanaan program-program Ikastara?
Ada, Bamus.
Bagaimana pelaksanaannya?
Pengawasannya, seharusnya mereka melakukan rapat rutin ya. Sayang Bamus ini memang
belum tercerahkan. Jadi agenda untuk beikutnya tuh penguatan Bamus.
Dalam melaksanakan programnya, apakah Ikastara bekerja sama dengan SMA TN?
-
Ya, kalau kegiatan itu melibatkan SMA TN. Sebagi contoh, Merapi. Ada bencana Merapi,
saya pribadi telepon ketua LPTTN yang ada di Magelang untuk kasih mobil, pemadam
kebakaran, ngasih semua peralatan, siswa untuk memberikan bantuan kepada korban
pengungsi. Termasuk Ikastara ngeluarin uang juga di situ. Ada sekitar 35 juta untuk dana
Merapi.
Darimana saja sumber pendanaan untuk kegiatan-kegiatan ikastara?
Dari internal, satu. 30% lah kurang lebih, more or less. Sisanya, setiap panitia kegiatan
mencari sponsorship. Ya tentu, dulu semuanya tidak dalam satu account. Sekarang itu single
account, yaitu rekening Ikastara. Sehingga semua transaksi yang ada di Ikastara harus
tervalidasi dengan rekening Ikastara.
Dalam rangka meningkatkan nilai jual SMA TN, apakah ada perubahan internal atau
eksternal yang dilakukan oleh Ikastara?
Ya tentu, kita juga berusaha lah di periode ini untuk eksternalnya walaupun tidak banyak,
tapi ada. Kita publikasi, Majalah Visi kita publikasi. Kita publikasi buku Bocah-Bocah
Pirikan saat HUT 20 tahun yang lalu. Berisi cerita alumni yang berprestais di bidangnya
masing-masing. Juga kita publikasi di web Ikastara. Ya intinya kita publikasi. Tapi menurut
saya, kerasnya publikasi SMA TN itu melalui dunia maya. Lebih masif di situ.
Bagaimana dengan perubahan internal?
Kalau kita bertemu dengan kepala sekolah, kita memberikan saran. Tentu tidak bisa kita
samakan persis, tapi kita berikan juga hal-hal yang penting. Misalnya penegakan Kode
Kehormatan. Kepala sekolah uda mau, Cuma dalam diskusi juga dia uda bersedia untuk
mengembalikan nilai-nilai SMA TN.
Kegiatan apa saja yang dilakukan Ikastara untuk mempublikasikan SMATN?
Pertama, studium generale, acara 20 tahun kemaren. Kita mengundang wartawan lokal ya
setiap ada acara alumni di Magelang. Itu satu hal. Kita juga mengundang pers untuk datang
ke acara-acara Ikastara. Sehingga secara tidak langsung, kalau pelaksanaannya di SMA TN,
itu secara langsung mempublikasikan SMA TN. Kalau di Jakarta, secara tidak langsung
mempublikasikan SMA TN. Untuk memaksimalkan dampak masifnya, kita juga melakukan
kegiatan yang melibatkan cabang. Misalkan donor darah, serentak seluruh Indonesia. Happy
morning run, di seluruh Indonesia. Pernah kan kita lakukan.
Apakah dalam melaksanakan program-program tersebut, Ikastara bekerja sama
dengan pihak-pihak luar?
Misalnya kita kemaren dengan Ary Suta Center, untuk kegiatan Balairung. Terus kita juga
pernah buka puasa bersama dengan Wakil Ketua BIN, Pak Asad Said Ali misalnya untuk
tahu tentang perkembangan intelijen, untuk mencakup hal-hal yang strategis. Selain itu, yang
ketiga, kita juga pernah membuat PP Ikastara bekerja sama dengan BSO-nya. Itu juga
dilakukan.
Berarti dengan siapa Ikastara bekerja sama itu tergantung dari jenis kegiatannya ya
bang
Ya, betul. Kalau dipublikasikan, otomatis membuat nilai jual SMA TN meningkat.
-
Menurut abang sebagai ketua Ikastara, bagaimana pelaksanaan program-program
Ikastara sejauh ini?
Sejauh ini, ee, ini kan dibandingkan dengan janji waktu Munas yang lalu. Selama ini tidak
ada yang miss. Kecuali ada target untuk kartu anggota yang belum tercapai. Sisanya
terpenuhi.
Bagaimana hasil dari program-program tersebut?
Secara internal, Ikastara uda kuat. Jadi kalau ditanya target utama, internal uda kuat, target
tercapai. So, the next ketua Ikastara harus memikirkan publikasi acara eksternal. Sekarang
ini memang memperkuat internal. Mungkin banyaklah anggota yang lain gemes misalkan lo
kok ketua Ikastara nggak moncer-moncer. Ya memang kita jadi ketua Ikastara ngeliatnya
adalah memperkuat internal. Kalau ingin memperkuat eksternal jangan sendiri seharusnya.
Ya itu pilihan kan.
Bagaimana cara penyampaian hasil program kepada anggota Ikastara?
Dulu, news flash. Setiap bulan ada news flash dalam bentuk file yang disebar ke seluruh
media Ikastara. Lewat facebook, lewat dan lain-lain. News flash isinya berita apa saja
kegiatan yang dilakukan oleh Ikastara selama satu bulan terakhir. Sayang sekarang hilang
ya, agak berkurang gitu. Sekarang kita punya Majalah Visi yang diterbitkan setiap enam
bulan sekali. Dulu tuh janji kampanyenya Cuma satu kali setahun.
Pertanyaan terakhir ini bang, apa harapan abang dari program-program yang menjadi
strategi kehumasan Ikastara selanjutnya?
Ke depan ya. Pertama kita harus bikin kegiatan yang memanggil news maker. Untuk itu
memang membutuhkan anggaran, untuk kegiatan itu. Sehingga tim yang bekerja untuk
mencari anggaran itu harus kuat. Makanya, bagusnya kita punya kantong-kantong, adek-
adek kita. Ini ni saling berkait. Kalau ditanya kepada saya bagaimana publikasi Ikastara
supaya kuat? Manggilah news maker datang ke acara Ikastara. Untuk memanggil news
maker ke acara Ikastara, membutuhkan anggaran. Karena biaya mahal, mungkin di hotel,
dan lain. Ada kelemahan setahun terakhir, karena Balai Diklat Dephan itu direnov. Sehingga
kita nggak bisa pinjam. Biasanya sering mengadakan kegiatan Ikastara di situ. Akibatnya,
kita perlu tim yang teknis untuk mencari anggarannya. Ini yang masih kurang. Makanya kita
melibatkan adek-adek angkatan 17 gitu ya, yang masih tingkat dua kuliah untuk ikut tim
teknis ini. Kalau ditanya ke depan, kita bikin acara mengundang news maker. Itu, kalau
ditanya bagaimana supaya efek beritanya bagus. Tapi memang, mengingat SMA TN ini
menguasai juga, ada satu hal juga pertimbangan saya, ada pertimbangan internak yang saya
pikir masak-masak. Karena kita punya TNI Polri. Kalau kita terlalu nonjolin, bisa jadi TNI
Polri teman-teman kita terpengaruh, dianggap eksklusif. Padahal itu nggak baik gitu.
Sehingga kadangkadang kalau saya pribadi ditanya. Merasa belum saatnya lah. Dilematis.
Oleh karena itu, pilihannya menguatkan internal. Jangan sampai kita di luar moncer, tapi di
dalamnya rapuh. Oleh karena itu, sekarang kalau ditanya, saat ini uda kuat internal. Besok
2011, pilihlah yang moncer ke luar.
Oke bang. Tadi adalah pertanyaan terakhir dari saya. Terimakasih atas waktunya
untuk wawancara.
Oke Diana, sama-sama.
-
Informan 2
Nama : Cahyadi Indrananto
Jabatan : Kepala Bidang Humas Ikastara
Tempat : J-Co, Plaza Semanggi
Waktu : Minggu, 28 November 2010
Pukul : 20.29 WIB
Ceritakan dong sedikit tentang diri abang..
Nama saya Cahyadi Indrananto. Umur saya 31 tahun. Pendidikan, saya sedang menjalankan
S2 di bidang komunikasi di Universitas Indonesia. Saat ini saya juga sedang bekerja di
sebuah konsultan PR juga. Saya salah satu angkatan senior di SMA Taruna Nusantara.
Hahaha. Angkatan 6. Sekarang saya tinggal di Setiabudi, tempat yang strategis antara
Sudirman dan Kuningan.
Apa jabatan abang sekarang di PP Ikastara?
Saya adalah Kabid Humas.
Tolong deskripsikan dong jabatan abang tersebut..
Tentunya saya sebagai humas memastikan terjalin komunikasi yang lancar, terbuka, efisien
dan efektif di antara semua anggota Ikastara, baik secara organisasi maupun secara
individu. Sehingga memastikan adanya komunikasi yang lancar, baik dari pihak organisasi
kepada anggotanya maupun dari satu anggota ke anggota yang lain. Harus dilakukan
dengan berbagai metode, baik kualitatif maupun kuantitatif. Yang kualitatif adalah
sebenarnya dengan mengadakan acara-acara dan memastikan acara tersebut berjalan
dengan baik sehingga akan terjalin hubungan antar mereka. Sedangkan yang kuantitatif
tentunya dengan menerbitkan media-media yang dapat diukur hasilnya, efektifitasnya.
Contohnya antara lain adalah Majalah Visi Media Ikastara. Itulah metode kuantitatifnya.
Menurut abang, apa sih yang membedakan Ikastara dengan ikatan alumni lainnya?
Bahwa sebenarnya Ikastara itu keakrabannya jauh lebih tinggi dibandingkan ikatan alumni
lainnya. Karena nilai-nilai persamaannya lebih tinggi. Jadi Ikastara itu akan menyatukan
alumni SMA Taruna Nusantara yang pada dasarnya telah memiliki ikatan kekeluargaan dan
persamaan fundamental yang sangat kuat, yang tidak banyak dimiliki oleh SMA-SMA lain.
Memang banyak, ada beberapa organisasi yang memiliki titik awal-awal seperti Ikastara,
misalnya adalah militer biasanya. Karena ada momen dalam kehidupan setiap anggota
militer hidup bersama sekurang-kurangnya 3 atau 4 tahun. Itulah yang dianuti oleh SMA
Taruna Nusantara dalam hal, selanjutnya Ikastara yaitu kita pernah hidup bersama sehingga
ke depannya akan selalu terbentuk ikatan yang sangat kuat dan di luar sekedar persamaan,
apa ya, persamaan organisasi ya atau persamaan sejarah. Tapi memang ada sense of
belonging, ada part of me dalam Ikastara tersebut. Dari SMA-SMA yang saya tau,
kebetulan kebanyakan SMA yang saya tau itu tidak berasrama. Apakah yang membuat unik
dari SMA TN? Itulah, pernah tinggal bersama. Mungkin SMA lain yang berasrama juga
memiliki ikatan yang sama. Tapi itu masih mungkin, karena memang tidak ada yang tahu.
-
Bagaimana bang hubungan yang terjalin antara SMA Taruna Nusantara dengan
Ikastara sekarang?
Saya rasa hubungannya tambah dekat, tambah akrab, tambah mesra. Hahahaha. Gini,
bahwa memang ada perbaikan hubungan, umm semakin besarnya jumlah alumni, semakin
banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh alumni dan juga ditujukan untuk SMA
Taruna Nusantara, sehingga mau tidak mau secara natural memang hubungannya tambah
akrab. SMA Taruna Nusantara sendiri juga mendapatkan keuntungan dari hubungan
baiknya dengan Ikastara. Karena memang semakin terbuka networknya bagi SMA TN-nya.
Dan memang kita mempunyai program-program yang mendekatkan kedua insitusi, misalnya
adalah Studium Generale, kemudian baru saja berlalu pada Juli 2010 lalu, adalah acara 20
Tahun SMATN. Jadi tahun ini ada acara 20 Tahun TN. Itu banyak sekali kerja kolaborasi
yang baik untuk meningkatkan kerjasama. Ya kira-kira begitu.
Saat ini Ikastara berperan nggak sih bang dalam pengambilan keputusan di SMATN?
Kalau mengambil keputusan, saya rasa tidak. Tetapi memang tidak dipungkiri bahwa ada
koordinasi dan kolaborasi yang semakin erat meskipun belum sampai tahap pengambilan
keputusan.
Koordinasi dan kolaborasi yang seperti apa?
Karena semakin membesarnya Ikastara, dan semakin teraturnya organisasi Ikastara, itu
menyebabkan bahwa bargaining power Ikastara terhadap SMA TN menjadi meningkat. Kita
sudah bisa mempengaruhi tetapi karena kita sering ketemu dengan pihak lembaga, sering
ketemu dengan komite sekolah, dan sering ketemu dengan institusi SMA TN itu sendiri, maka
mereka akan semakin mendengarkan apabila ada masukan-masukan yang berharga dari
Ikastara, khususnya mengenai kehidupan berasrama, khususnya mengenai bagaimana
SMATN ke depannya, SMA TN harius mengyikapi perubahan jaman, dan sebagainya.
Kolaborasi atau suara yang diberikan oleh Ikastara kepada SMATN terakhir adalah ketika
ada Merapi ini. Bencana Merapi ini kemudian menyebabkan salah satu BSO Ikastara,
Ikastara Medical Society, I-Med, dapat memberikan masukan kepada SMA TN untuk
menjadikan kampus SMA TN sebagai posko pengungsian.
Bagaimana kehidupan SMA TN waktu abang bersekolah di sana?
Saya rasa semuanya itu gratis ya di sana, hahahha. Itu yang saya ingat dan saya sangat
berkesan. Hahaha. Setiap langkah, setiap gerakan, setiap kehidupan, sangat-sangat diwarnai
dengan nuansa gratis. Hahahaha, nggak. Mmm, kehidupannya sangat bagus, disiplin,
mengembangkan kekeluargaan, membangun korsa atau jiwa kerja sama di antara anak
didiknya dan juga membangun ikatan antara anak didik dan pamongnya.
Nah kalau sekarang karena berbayar. Bagaimana kualitas SMA TN sekarang?
Saya rasa memang ketika TN menjadi berbayar, tentunya banyak hal yang berubah seiring
dengan perkembangan jaman. Dan juga dengan. Perubahannya masih wajar. Perubahan
itu masih dalam tahap yang wajar, karena memang akan terus-menerus ada perbaikan dan..
Saya tidak mau bilang tarik-menarik, tapi memang ada satu, akan ada perbedaan-perbedaan
kepentingan dari pihak-pihak yang menjadi stakeholder SMA TN, termasuk alumni. Oleh
karena itu, memang perubahan itu akan terus berubah. Hahaha. Ada sesuatu yang solutif.
Hahaha. Jadi memang akan ada selalu pergeseran, dinamika, sesuai dengan tarik-menarik
kepentingan tersebut di atas.
-
Apa yang menyebabkan TN menjadi berbayar?
Karena situasi sudah berubah. Yang berubah sih memang, satu, asal muasal beasiswa itu
sendiri kan berasal dari Depham. LPTTN yang berada di bawah Departemen Pertahanan
yang saat ini sudah tidak dapat lagi memberikan beasiswa. Karena aturannya tidak
memperbolehkan lagi. Hahaha. Karena memang peraturannya sudah berubah, tidak
mengizinkan lagi SMA TN mendapatkan beasiswa dari para pemberi beasiswa yang lampau.
Apakah masalah tersebut ada kaitannya dengan citra SMA TN?
Tentunya begitu. Ya berkurangnya bargaining power tadi akan berdampak pada berubahnya
sistem SMA TN yang sampai saat ini saya mengindikasikan adanya penurunan kualitas dari
outputnya. Sehingga itu mempengaruhi imagenya tentunya. Bahwa ternyata SMA TN sudah
tidak lagi menelurkan bibit-bibit unggul.
Bagaimana pendapat masyarakat terhadap TN yang sekarang berbayar?
Bagaimana pendapat masyarakat, seperti yang saya sudah bilang, tentunya pendapat
masyarakat berubah. Ada yang tetap optimis, seperti alumninya saya rasa masih optimis ya
bahwa SMA TN masih bisa diperbaiki. Ada juga yang berpikir SMA TN menjadi sekolah
berbayar biasa yang kualitasnya menurun, jadi ya sudahlah sama saja dengan SMA-SMA
lainnya. Begitu.
Darimana abang mengetahui pendapat masyarakat tersebut?
Saya tentunya berbincang-bincang dengan orang-orang yang mengetahui bahwa saya SMA
TN. Ada yang wah, SMA TN ya. Hebat. Tapi sekarang sudah berbayar ya. Ada yang
seperti itu.
Bagaimana Ikastara memandang perubahan tersebut?
Ikastara memandang perubahan tersebut dengan sangat berdebar-debar namun sangat
optimis. Hahahaha. Tentunya Ikastara memandang perubahan tersebut dengan sangat hati-
hati, karena di satu sisi itu akan mempengaruhi kualitas input Ikastara. Karena outputnya
TN adalah inputnya Ikastara. Dan seperti yang berulang kali saya tekankan kepada
masyarakat dan juga kepada seluruh elemen bangsa ini, adalah bahwa TN itu Cuma tiga
tahun, tapi Ikastara itu seumur hidup. Sehingga kalau inputnya TN selama tiga tahun jelek,
yang kena getahnya adalah Ikastara seumur hidup Ikastara. Oleh karena itulah kami merasa
waswas, berdebar-debar, khawatir. Hahahaha.
Siapa aja sih bang pihak yang terkait dengan permasalahan citra ini?
Jadi sebenarnya yang terlibat adalah semua stakeholder Ikastara ya. Yang terpengaruh
adalah semua stakeholder Ikastara yang Yang pertama tentunya dari pihak SMA TN,
dimana citra SMA TN jadi jelek. Kemudian itu mempengaruhi juga bagi pengajar SMA TN,
karena mereka menjadi tidak termotivasi lagi mungkin karena dulu mereka punya
kebanggaan untuk mengajar anak-anak terbaik di seluruh bangsa tapi sekarang tidak lagi.
Kemudian ada juga stakeholderinyda dari para orangtua. Orangtua yang punya harapan
tinggi tidak memasukkan anaknya ke TN, itu saya rasa karena TN tidak seperti dulu lagi.
Namun yang paling terkena adalah alumni. Kenapa? Karena alumni yang pada akhirnya
harus hidup bersama-sama dengan kualitas output SMA TN yang lain, apapun itu, bagus
atau jelek. Kita harus terima itu, harus terima jadi. Oleh karena itu, apabila jelek maka akan
-
berpengaruh kepada kualitas Ikastara alumni secara keseluruhan. Bagaimana Ikastara mau
jadi solid, jadi satu bila terjadi perpecahan di dalamnya, hanya karena kualitasnya yang
berbeda-beda. Jadi siapa saja yang terkena dampaknya, ya semuanya tadi terkena. Tapi
alumni terkena dampaknya paling besar.
Dengan SMA TN yang sekarang berbayar, menurut abang apa saja yang menjadi
kelebihan dan kelemahan SMA TN dibanding SMA lainnya?
Tentunya kelebihan SMA TN dia masih dikenal di publik dan sudah memiliki nama yang
sudah dibangun sejak lama di publik sebagai salah satu SMA terbaik di nusantara, di
Republik ini. Tantangannya adalah bagaimana kita mempertahankan pendapat tersebut.
Kelemahannya ya karena berbayar itu. Jadi kalau sekolah lain mencari competitive
advantage dari SMA TN tersebut dari kondisi sekarang.
Kalau peluang dan tantangannya?
Tantangannya tentunya semakin banyak lagi SMA-SMA lain yang juga berasrama
mengadopsi juga konsep yang sama, dan dengan konsep yang berbeda-beda tapi dengan
tujuan yang sama yaitu menciptakan putra-putri terbaik bangsa juga. Itu tantangannya.
Kesempatannya adalah bahwa masih banyak sekali kesempatan yang terbuka untuk TN untuk
mengembalikan kualitasnya seperti dulu. Karena struktur-struktur yang terjadi di TN itu
sudah sangat kuat sekali. Antara lain bahwa TN memiliki alumni yang cukup besar, yang
sudah duduk di berbagai lini dan bidang yang sedikit banyak dapat membantu TN untuk
kembali mewujudkan idealismenya yang selama ini terkubur karena Hahaha
Solusi apa yang diharapkan Ikastara dalam permasalahan citra ini?
Solusinya tentu adanya win-win solution dari seluruh pihak yang berkepentingan untuk
menciptakan kembali TN yang memiliki kualitas seperti dulu namun hidup dalam jaman
sekarang. Itu aja sih. Solusinya bukan lagi solusi romantis, apa ya, artinya oh TN harus
bersubsidi penuh lagi dan segala macam, karena memang situasi sudah berubah. Tapi
solusinya harus lebih reaktif menghadapi perkembangan jaman yang ada. Jadi memang akan
selalu ada perubahan dengan kepentingan-kepentingan itu. Yang harus dicari sekarang
adalah, yang diharapkan Ikastara adalah, secraa institusi ya bukan secara individu tentunya,
bagaimana mencari jalan tengah dengan kondisi seperti sekarang bagaimana mencapai
idealisme yang diterapkan oleh pendiri TN waktu itu.
Citra apa yang diharapkan Ikastara tentang SMA TN di masyarakat?
Tentunya Ikastara berharap bahwa publik masih memiliki optimisme terhadap SMATN. Ya
masih ada optimisme ya, masih ada harapan dan paham mengapa SMA TN seperti itu. Citra
bahwa SMA TN masih mampu menelurkan alumni-alumni yang berkualitas. Tapi ini tentunya
juga harus dibarengi dengan kemauan dan kesungguhan dari berbagai pihak khususnya para
stakeholder langsung SMA TN dalam hal ini adalah komite sekolah.
Untuk mencapai citra yang diharapkan tersebut, siapa saja pihak yang harus direspon,
dijangkau gitu?
Komite sekolah, lembaga, dan SMA TN tentunya. Dan juga, itu kan tadi di layer pertama. Di
layer kedua ada juga pihak-pihak terselubung yang juga berkepentingan, misalnya
Departemen Pertahanan, Depdiknas, kemudian juga Pemda-Pemda yang mampu
-
memberikan beasiswa, kemudian juga perusahaan-perusahaan yang mampu memberikan
beasiswa.
Dalam pelaksanaan program Ikastara, siapakah yang menjadi pengawas pelaksanaan
program?
Ikastara memang memiliki fungsi yang sangat komprehensif, kami memiliki struktur yang
sangat lengkap, yang menyebabkan adanya mekanisme check and balances. Jadi saling
adanya pengawasan dan juga mekanisme untuk adanya terjadinya timbal balik informasi
yang membangun dan konstruktif sehingga dapat mencapai tujuan Ikastara dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang. Pihak pengawas itu adalah Bamus. Bamus bertugas untuk
mengawasi dan meyakinkan bahwa kepentingan para anggota Ikastara terpenuhi dengan
tercapainya program-program kerja yang telah digariskan oleh Pengurus Pusat Ikastara dan
juga pengurus cabang.
Faktor apa saja yang menjadi indikator efektivitas untuk mencapai citra yang
diharapkan tersebut?
Umm, gimana ya. Indikatornya mungkin, kalau mau dibilang idealisnya, semakin banyak
pendaftar SMA TN. Masalah siapa yang masuk nggaknya itu belakangan, yang penting
pendaftarnya semakin banyak. Semakin banyak orang yang berminat, paham bahwa SMA TN
tuh sudah punya sistem yang berjalan baik. Tapi sebenarnya tidak ada indikator khusus
sebenarnya.
Darimana sih bang pendanaan kegiatan-kegiatan Ikastara?
Pendanaan Ikastara adalah dari alumni yang membayar iuran dan juga patungan dari
kegiatan-kegiatan alumni, baik kita mencari sponsor dan juga dengan swadaya.
Apakah ada perubahan eksternal dan internal yang dilakukan Ikastara untuk
mencapai citra SMA TN yang diharapkan?
Mungkin kalau untuk eksternal, kita nggak banyak ya. Karena kan emang sasaran utamanya
internal. Tapi ya, kita mulai-mulai lah kerjasama dengan eksternal dalam melaksanakan
kegiatan.. Kaya waktu 20 tahun SMA TN kemaren kan kita mencari sponsor, bahwa
eksistensi alumni tuh penting. Makanya mereka mau membiayai proyek-proyek kita. Terus
juga dengan Garuda Food, Jababeka, Unilever, Coca Cola, dan segala macam. Kalau untuk
internal, ya kita dengan semua kegiatan kita bertujuan untuk menguatkan internal ya.
Pesan seperti apa yang dikomunikasikan Ikastara melalui kegiatan-kegiatan Ikastara?
Bahwa alumni itu ada untuk memberikan karya yang terbaik bagi masyarakat, bangsa,
negara, dan dunia.
Bagaimana strategi kehumasan yang selama ini dilakukan oleh Ikastara untuk
menyampaikan pesan tersebut?
Strateginya tentu dengan cara yang agresif namun juga berhati-hati dan kalkulatif.
Hahahahahaha. Strateginya kita mencari media-media yang efektif yang banyak
menjangkau, sebanyak mungkin menjangkau alumni sebagai target audiens utama. Kita
memanfaatkan metode-metode media sosial. Kita menggunakan sebanyak mungkin media
massa supaya efektif, media massa yang kita tahu akan menyentuh alumni sebanyak
-
mungkin. Bisa lewat SMS, lewat website, facebook, mailing list, lewat publikasi-publikasi
lainnya.
Kegiatan apa saja sih bang yang dilakukan Ikastara untuk mencapai sasaran program?
Tentunya dengan sebanyak-banyaknya mengadakan kegiatan yang bermanfaat bagi alumni.
Salah satunya adalah kegiatan yang menghubungkan alumni dengan calon alumni, yaitu
adalah Studium Generale yang sudah berlangsung sekian lama, kurang lebih satu dekade
lebih. Dan manfaatnya sudah dirasakan oleh banyak sekali alumni dan juga pihak SMA TN
sendiri, dan juga masyarakat Magelang. karena acaranya terbuka untuk umum. Dan ada
juga 20 Tahun SMA TN sendiri merupakan acara yang kami adakan juga untuk menampilkan
eksistensi alumni dan juga menonjolkan karir, ee apa ya, peran alumni yang sudah ada di
masyarakat. Dan semua itu juga terangkum dalam sebuah buku yang berjudul Bocah-Bocah
Pirikan.
Dari program-programnya Ikastara, kegiatan apa saja yang dilakukan Ikastara
bekerja sama dengan SMA TN?
Tentunya kami melakukan banyak sekali kegiatan yang melibatkan SMA TN dan Ikastara
sebagai stakeholder yang dapat meningkatkan hubungan keakraban antara kedua belah
pihak. Yang terbesar adalah 20 tahun SMA TN. Dimana kegiatan itu benar-benar melibatkan
kerja sama yang sangat intensif dari pihak alumni maupun dari pihak sekolah dan juga para
siswa. Pembagian tugasnya disesuaikan dengan kapasitas masing-masing. Karena dari pihak
SMA TN sebagai host acara, mereka menjadi tuan rumah yang baik, menyediakan tempat,
dan juga alumni sebagai penggagas acara itu menyediakan dana dan juga menyediakan
logistik dan sebagainya. Selain itu juga kami bekerja sama dengan TN dalam hal Merapi,
yaitu membuka posko pengungsian yang dapat membantu masyarakat yang membutuhkan.
Di situlah sekali lagi SMA TN sebagai host, menyediakan tempat, menyedian man power, dan
alumni yang membantu dalam pendanaan dan juga sebagai technicel expert consultantnya.
Kami menyediakan dokter-dokter yang dikirim dari Jogjakarta dan Solo dan daerah sekitar
Magelang untuk turut serta membantu di SMA TN.
Selain SMA TN, apakah Ikastara juga pernah bekerja sama dengan pihak lain dalam
melaksanakan kegiatan?
Salah satunya adalah Ary Suta Center. Itu adalah salah satu institusi di Jakarta, kami
bekerja sama untuk mengerjakan Balairung. Itu adalah acara bukti Ikastara untuk
membangun tempat diskusi bagi para alumni mengenai hal-hal yang sedang dibahas di masa
kini. Hahaha. Jadi Balairung adalah satu wahana, satu wadah bagi alumni untuk berdiskusi
mengenai current issue.
Bagaimana menurut abang pelaksanaan kegiatan Ikastara selama ini?
Saya rasa sudah cukup efektif. Tentunya masih ada ruangan-ruangan yang harus diperbaiki.
Jadi masih ada tempat-tempat yang masih harus dibenahi. Namun secara keseluruhan sudah
cukup efektif karena sudah bisa at least bisa membantu menghimpun alumni beberapa persen
dari alumni yang memang sudah memiliki waktu luang untuk, dan juga memiliki kapasitas
dan kemauan untuk bergabung dan berkontribusi kepada komunitasnya kembali.
Lalu bagaimana dengan strategi komunikasi yang sudah dilakukan?
-
Saya rasa strateginya sudah cukup bagus. Kita sudah menyentuh berbagai media yang
populer yang banyak sekali menyentuh alumni. Saya rasa humas telah mampu menyentuh
misalnya SMS, komunikasi melalui SMS, bisa menyentuh 4000 sekian alumni yang tersebar
di seluruh penjuru dunia. Itu adalah mekanisme komunikasi yang sangat efektif yang hanya
ada di periode saat ini. Walau sebenarnya SMS ini bukan tanggung jawab humas, tetapi
tanggung jawab SDM.
Bagaimana proses penyampaian hasil kegiatan Ikastara kepada seluruh anggota?
Hasil program ya. Ya tentunya kalau ngomong tentang program, punya program sebanyak
itu bukanlah humas seluruhnya, tetapi ada juga SDM dan Litbang. Tetapi tentunya humas
memiliki pekerjaan sendiri, yaitu adalah Majalah Visi. Majalah Visi sendiri sebenarnya
adalah salah satu media komunikasi yang sangat efektif, sangat penuh dengan kegiatan-
kegiatan dan penuh dengan efektivitas. Humas mengumpulkan dan mengkomunikasikan
kegiatan-kegiatan tersebut. Majalah Visi sendiri sudah tersebar ke seluruh cabang Ikastara
yang berjumlah 25 cabang. Dan juga sudah ada versi onlinenya di
www.ikastara.or.id/visimedia03. itulah Majalah Visi versi online. Versi cetaknya kemaren
juga sudah dicetak sebanyak kurang lebih 1500 eksemplar.
Pertanyaan terakhir nih bang, apa yang abang harapkan dari program-program yang
menjadi strategi kehumasan Ikastara ke depannya?
Ke depannya, saya harap program-program ini efektif dalam menciptakan image Ikastara
dan SMA TN di mata masyarakat. Mengembalikan image SMA TN yang bagus dan juga
dapat benar-benar diciptakan didirikan untuk menghasilkan bibit-bibit unggul yang
memberikan karya yang terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Saya rasa
image itu patut dan penting untuk selalu ditekankan dan ditonjolkan oleh SMA TN dan
Ikastara selaku kumpulan alumninya siap membantu SMA TN untuk menjalani.
Oke. Terimakasih bang atas wawancaranya.
Sama-sama. Terimakasih juga. Sukses untuk skripsinya ya.
-
Informan 3
Nama : Moh. Arif Widarto
Jabatan : Pendiri Ikastara
Tempat : PT Esa Mandiri Teknologi
Waktu : Jumat, 26 November 2010
Pukul : 14.14 WIB
Tolong ceritakan sedikit tentang diri abang..
Nama saya Mohammad Arif Widarto. Saya alumni SMA Taruna Nusantara angkatan
pertama. Asal dari Panda 11 Yogyakarta. Nosis 90.0126. Saya lulus tahun 1993. Kemudian
m eneruskan kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen di Universitas Pelita Harapan
tahun 1994 sampai 1995. Saat ini bekerja di PT Esa Mandiri Teknologi, bersama beberapa
alumni TN yang lain. Domisili saya di Kabupaten Tangerang, Graha Sevilla blok E02 no.15.
Apakah abang memegang sebuah jabatan di PP Ikastara periode sekarang?
Kalau untuk PP yang sekarang, tidak ya. Kalau untuk di struktur Ikastara pusat, tidak. Tapi
saya saat ini menjadi Ketua Ikastara cabang Tangerang. Dan saat periode kepemimpinan
Takwa yang kedua, itu saya sempat sekitar setahun menjabat sebagai Ketua Bidang
Pengembangan Organisasi. Kalau untuk yang kepemimpinan Syarif Syahrial ini, saya hanya
menjadi ketua cabang saja.
Bagaimana deskripsi jabatan abang sekarang sebagai Ketua Ikastara Tangerang?
Oke, kalau sebagai Ketua Ikastara cabang Tangerang, kita tentu sebenarnya fungsinya
koordinatif ya. Sebagai koordinator bagi kawan-kawan alumni yang berada di wilayah
Tangerang yang terdiri dari Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, dan Tangerang
Selatan. Jadi kita sebagai pengurus, mengkoordinir dan mencoba membuat program dari
Ikastara Tangerang agar Ikastara Tangerang itu bisa aktif. Ya alhamdulillah sih kita ada
memiliki kegiatan rutin yang berupa donor darah. Kalau pertemuan tadinya kita agendakan
tiga bulan sekali, tapi itu kadang masih sporadis lah. Belum bisa tertib untuk tiga bulan
sekali, tapi kalau donor darah kita masih jalan. Kecuali kalau bulan puasa kadang kita
masih sulit mencari jadwal yang pas, apakah mau pagi sekalian atau malam sekalian
menjelang buka. Nah ini sudah dua kali bulan puasa kita miss gitu.
Abang sebagai alumni angkatan pertama, tentunya berperan juga sebagai pendiri
Ikastara. Bisa tolong abang ceritakan bagaimana awal pembentukan Ikastara?
Jadi pada waktu itu setelah lulus SMA Taruna Nusantara, kebetulan kan saya belum
meneruskan studi kemana-mana, jadi lulus tahun 93 itu masih di rumah. Kemudian pada
kurun waktu tersebut sering di ajak kawan-kawan untuk melakukan pertemuan-pertemuan.
Saya ingat waktu itu ada pertemuan di rumah Made Rimbawa, di daerah Janji di Jogja, nah
itu agendanya adalah membahas mengenai pendirian ikatan alumni. Waktu itu kita masih
dalam taraf perintisan, apakah kita perlu mendirikan ikatan alumni. Pada saat itu, saat
pertemuan itu kita sepakat. Mungkin sebenarnya kalau misalnya ada pertemuan-pertemuan
informal yang sebelumnya, beberapa alumni yang tinggal di situ, mungkin ada. Tetapi waktu
itu yang saya ingat adalah beberapa pertemuan itu. Dari situ kemudian kita membicarakan
-
namanya, sehingga muncul namanya Ikastara. Kemudian merumuskan logonya, kalau tidak
salah itu dulun yang mendesain logo itu ada M. Khoiri, sekarang ada di Jakarta juga, dulu di
teknik sipil UGM bersama dengan Anang, ketua umum Ikastara yang pertama. Dari situ
kemudian kita membentuk tim untuk merumuskan AD ART. Merumuskan, kemudian diikuti
dengan beberapa pertemuan dan akhirnya kemudian kita melakukan musyawarah di Ruang
Baca Perpustakaan di kampus tahun 1994. Nah di situ kita membahas AD ART, menetapkan
AD ART yang pertama. Kemudian memilih ketua Ikastara pertama waktu itu, terus terpilih
Anang. Jadi inisiatif untuk membuat ikatan alumni itu datang dari alumni. Karena kita yang
berkepentingan kan. Akan tetapi kita waktu itu perwakilan tuh sering berkonsultasi kepada
pamong-pamong SMA Taruna Nusantara, termasuk nanti kedudukannya dimana, segala
macam. Jadi pertama yang dulu itu pusatnya Ikastara tu ada di Jogjakarta. Sampai pada
saatnya pindah ke Jakarta itu pada saat Takwa menjadi ketua Ikastara yang periode yang
pertama.
Mengapa abang-abang TN1 merasa perlu mendirikan Ikastara?
Kita gini ya, di samping banyak dari sekolah lain yang memiliki ikatan alumni, kita juga
merasa perlu mendirikan itu sebagai pengikat pemersatu alumni. Karena setelah lulus dari
SMA TN itu kan alumni tersebar. Ada yang masuk ke Akademi TNI, Akademi Polri, ada yang
kuliah, bahkan ada yang langsung bekerja. Itu kan setelah tersebar kembali ke seluruh
pelosok negeri ini kan kita harus memiliki wadah untuk tetap bersama, ya kan. Insya Allah
akan menjadi sebuah ikatan alumni yang kuat. Waktu itu kita berpikiran seperti itu karena
kita berpikiran bahwa kita yang sekolah di SMA Taruna Nusantara ini ikatannya beda lah
dengan kawan-kawan yang sekolah di tempat lain. Mungkin mereka setelah lulus itu tidak
memiliki panggilan untuk selalu bersatu bertemu. Tapi kalau kita, nah itu punya cita-cita
bahwa pada suatu saat nanti kita harus bersinergi.
Jadi tujuan didirikannya Ikastara adalah menjadi wadah pemersatu alumni?
Betul. Jadi karena apabila alumni yang tersebar ini tidak ada satu wadah yang menjadi
tempat mereka bernaung, itu mereka akan tersebar begitu saja. Nah itu sayang kan melihat
potensi kawan-kawan yang besar tanpa disatukan dalam wadah yang ebrguna bagi kita
semua.
Apa yang menjadi dasar atau landasan pendirian Ikastara?
Kalau dasar cita-cita, itu tadi, supaya kita memiliki wadah untuk berkumpul bersilahturahim,
menyatukan potensi dan juga untuk mendukung pelaksaan sumpah alumni kita, memberikan
karya yang terbaik bagi masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Jadi ide dasarnya tuh di
situ.
Apakah ada keterlibatan SMA TN dalam pendirian Ikastara?
Keterlibatan dalam arti konsultatif ada ya. Karena kita juga sebagai alumni angkatan
pertama waktu itu baru lulus, itu kita juga memposisikan diri untuk selalu berkonsultasi
dengan pihak SMA Taruna Nusantara, terutama dalam nanti hubungannya akan seperti apa
ini Ikastara. Kalau kita sendiri alumni kan pengen ikatan alumni ini independen. Jadi
terlepas dari SMA Taruna Nusantara dan LPTTN, kita masing-masing itu berdiri sendiri
tetapi kita juga tidak bisa melupakan bahwa SMA TN itu adalah almamater kita. Jadi
independen dalam arti kepengurusan, tidak ada garis komando, kegiatan mandiri, termasuk
merumuskan AD ART, apa segala macam itu, kita mandiri begitu.
-
Menurut abang, apa yang membedakan Ikastara dengan ikatan alumni lainnya?
Kalau menurut saya, secara emosional ya, seperti yang saya sampaikan di depan, itu alumni
SMA Taruna Nusantara sudah berbeda dengan alumni SMA lain. Kita memiliki suatu ikatan
yang sangat kuat sejak nama SMA Taruna Nusantara. Sehingga kalau kita lihat, dimana pun
orang yang belum pernah bertemu, asal dia sudah saling mengetahui bahwa sesama lulusan
dari SMA Taruna Nusantara mungkin hubungannya lebih erat ya secara emosional itu
memiliki ikatan batin. Nah itu yang membuat Ikatan Alumni SMA TN ini menjadi berbeda
dengan yang lainnya karena ada ikatan batin yang kuat ini sehingga pada saat kita bertemu,
merumuskan kegitan itu bisa lebih baik dari SMA lain. Nah itu kita sudah buktikan beberapa
kali dalam beberapa kegiatan Ikastara. Walaupun dalam posisi ini, kita masih memiliki
kendala ya. Karena lulusan dari SMA Taruna Nusantara sendiri angkatan pertama aja baru
lulus 17 tahun ya. Mereka masih dalam posisi-posisi yang masih di tengah-tengah lah,
middle ya. Mungkin ada beberapa mereka sudah ada di puncak. Tetapi secara rata-rata kan
kita juga masih di level yang menengah. Bahkan kawan-kawan aja yang TNI Polri yang
angkatan pertama Mayor, bentar lagi, mungkin ada beberapa yang Letkol, nah itu jadi di
level ini karena kawan-kawan masih pada posisi yang belum terlalu settle, kita masih
memiliki beberapa kendala. Jadi kalau kita pelajari dalam struktur organisasi, ada
developing, nah kita masih ada di situ lah. Jadi kita belum lagi masuk ke tahap mature,
belum. Karena kita masih sebagai sebuha ikatan alumni itu kita masih sangat muda,
dibandingkan dengan ikatan alumni ITB misalnya, IA-ITB. 70 angkatan yang terkenalnya.
Kalau dari 70, sekarang mereka sudah 30 tahun lebih. Hampir 40 tahun malah. Nah iya
kan, kita masih sangat muda. Dan kalau saya sendiri optimis, mungkin dalam waktu 5-10
tahun lagi kita akan lebih bisa bicara banyak lah, di kancah nasional.
Bagaimana pendapat abang terhadap PP Ikastara periode sekarang?
Kalau saya lihat untuk periode Syarif ini yang paling bagus lah ya daripada periode
sebelumnya, baik saat dipegang oleh Anang maupun Takwa. Kalau waktu dipegang oleh
Anang, ya kita bisa memaklumi waktu itu kondisinya kan kita masih terlalu muda. Isinya
masih mahasiswa semua, kemudian sarana telekomunikasi juga tidak secanggih saat ini.
Terus kita juga waktu itu kebetulan belum memiliki proyek-proyek besar, iya kan,
dibandingkan dengan pada saat kepemimpinan Syarif ini kan ada event 20 tahun SMA TN
kan. Itu waktu kita dulu tidak ada. Tetapi saya sendiri sebagai mantan pengurus yang pernah
ada di Kabid Bangor ya melihat bahwa banyak apa yang sebenernya tuh saya ingin Ikastara
melakukan pada saat saya ada di dalam itu, itu sekarang udah banyak yang dilakukan oleh
periodenya Syarif ini. Jadi Ikastara ni memiliki cita-cita untuk membuat sebuah basis alumni.
Nah cara yang paling mudah ya itu, setiap tahun kita jemput. Uda pasti tuh nanti kita tinggal
melakukan updating. Tetapi untuk collecting yang sudah lulus waktu itu, misalnya TN12
sampai TN1, saya yakin untuk mencapai 70% ya bahkan 50% saja untuk collecting data itu
susah. Makanya harus kita siasati dengan cerdas lah. Hahaha. Dan saya kira juga, saya kira
di periode kepemimpinan Syarif ini menonjol ya dibanding periode yang lain. Ya mohon
maaf karena saya pernah berada di dalam struktur organisasi itu. Itu roda organisasi
berjalan di kepemimpinan Syarif. Jadi banyak yang bekerja. PP itu ada beberapa posisi, ya
itu masing-masing pengurusnya bisa bekerja sesuai dengan posisi dan jobdesc masing-
masing. Kemudian juga cabang baru bertambah, menjadi 25. Nah itu saya kira menjadi
percepatan yang luar biasa. Karena saya sendiri dulu sampai akhir periode kepemimpinan
Takwa saja hanya menargetkan minimal 10. Sekarang sudah 25, itu sudah bagus sekali.
Kemudian juga BSO-BSO udah banyak beridir, ada TANDEF, ada IBC, ada IPC. Ya kan,
sama yang sekarang lagi dalam proses itu mungkin Ikastara Leadership Forum. Terus sama
-
Koperasi, koperasi dalam arti koperasi yang punya badan hukum ya. Bukan koperasi yang
sebelumnya.
Sejauh mana kontribusi Ikastara terhadap SMATN di awal pembentukan Ikastara?
Kontribusi mungkin sebatas membantu pihak sekolah, terutama berkaitan dengan adik-adik
yang mau lulus. Jaqdi semacam itu, memberikan bimbingan-bimbingan kelanjutan studi, ya
kan. Atau membantu pihak sekolah apabila pihak sekolah membutuhkan bantuan, baru itulah
yang bisa kita lakukan.
Menurut abang, bagaimana kualitas SMA Taruna Nusantara sekarang?
Kalau kualitas ya, secara individual, itu saya sendiri melihat bahwa SMATaruna Nusantara
itu memiliki prestasi yang bagus lah ya. Secara individual kita ngelihat juga top achievers
dari SMA Taruna Nusantara juga bagus. Tetapi kalau yang saya lihat itu adalah justru
prestasi kolektif. Itu yang menurun. Kita kalau misalnya ini bisa bicara data lah, data
peringkat sekolah. Itu nggak bisa boong. Kita bisa melihat peringkat SMA TN secara
nasional. Kabupaten, kemudian propinsi, maupun kecamatan. Itu kalau ada yang
mengatakan bahwa prestasi SMA TN tetap bagus, oke ayo kita cari bersama datanya seperti
apa. Ya kan. Itu yang saya sebut sebagai prestasi kolektif. Prestasi SMA Taruna Nusantara,
itu dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lain ya. Kalau secara individual, saya
mengakui bahwa tetap, banyak top achievers yang menonjol. tetapi secara kolektif, itu
menjadi kurang bagus. Seperti yang baru lulus kemaren, di tingkat kabupaten peringkat
berapa. Pada saat angkatan pertama baru lulus itu menduduki kalau tidak salah peringkat
ke-2 di Jawa Tengah. Dan itu yang saya katakan mengapa secara kolektif itu menurun, itu
dari nilai rata-ratanya. Jadi kalau dulu itu antara nilai yang tertinggi dengan yang terendah
itu, gap-nya tidak terlalu besar lah, karena memang secara input-nya secara rata-rata
garisnya sama pada saat itu dengan berpatokan dengan nilai IQ. Setelah itu kan semua
siswa MSATN itu angkatan pertama itu pada di tingkat superior secara IQ, ada beberapa
yang jenius, tetapi rata-rata itu superior. Kalau sekarang, itu saya melihat itu gap-nya
antara yang top achievers dengan mereka yang terendah itu jauh sekali. Jadi standar
deviasinya tuh sangat lebar, begitu. Nah itu yang membuat presntasi kolektif SMA Taruna
Nusantara menjadi menurun. Kalau saya sendiri itu sebagai alumni, sebenarnya kalau cita-
cita untuk membuat SMA Taruna Nusantara menjadi gratis kembali, mungkin it takes maybe
years. Tetapi paling tidak itu kita ini SMA Taruna Nusantara berani menjadi sebuah SMA
berbayar yang mengatakan bahwa SMA Taruna Nusantara adalah sekolah yang terbaik.
Siapapun yang mau masuk ke sini harus mengikuti peraturan. Seperti itu. karena kita bukan
bicara ngawur ya. Kita memiliki perbandingan-perbandingan sekolah-sekolah yang mahal.
Misalnya Sekolah Pelita Harapan. Apakah lebih mutrha dari SMA Taruna Nusantara? Tidak
kan. Tetapi mereka punya standar sendiri, Sekolah Pelita Harapan itu seperti ini, punya
peraturan begini-begini, akan membuat siswa jadi begini-begini. Sheingga pada saat
orangtua memasukkan anaknya ke sana, sudah tahu batasan-batasannya. Berbeda dengan
kasus SMA Taruna Nusantara ini. dimana posisi Komite Sekolah itu semakin kuat, sehingga
bisa mempengaruhi pihak yayasan untuk memberi toleransi kepada peraturan-peraturan
yang seharusnya itu ditegakkan. Kalau yang prinsip itu tidak boleh ditawar Tetapi sesuatu
yang memang fleksibel atau memang harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, itu
boleh lah kita itu.. tetapi sesuatu yang prinsip itu, itu kan tidak boleh. Nah itu yang, kalau
saya sendiri, melihat yang harus ditegakkan oleh SMA Taruna Nusantara.
Apa yang menyebabkan SMA TN menjadi berbayar?
-
Kalau sepanjang yang saya tahu ya, itu pada saat dulu kita itu SMA Taruna Nusantara itu
kan mendapatkan banyak donatur ya. Karena pada saat itu kan perkekonomian Indonesia
kan prestasinya sudah membagus waktu itu, pertumbuhan anggaran 7-8% waktu itu banyak
konglomerat yang prestasi usahanya bagus, itu banyak donatur dari grup-grup ekonomi yang
memberikan donasi untuk SMA Taruna Nusantara, di samping juga mungkin ada dana non-
budgeter diterima. Dan pada saat itu kan bisnis TNI masih ada. Jadi TNI atau Dephan waktu
itu masih memiliki modal untuk mendapatkan dana guna menyokong keberlangsungan
pendidikan di SMA Taruna Nusantara. Akan tetapi kalau kita jga melihat kapan sih SMA
Taruna Nusantara itu mulai berbayar, itu adalah pasca krisis tahun 98 kan. Pada saat itu,
yang dimulai dari krisis mata uang, mata uang kita anjlok, dari kurs kita terhadap dolar
waktu itu di sekitar 2500-an hingga mencapai 15000 itu kan kiamat nilai tukar kan. Sehingga
banyak konglomerat kita yang memang memiliki hutang dalam bentuk dolar itu langsung
bangkrut berarti. Mereka untuk membayar hutangnya saja kesulutan, apakagi harus
memberikan donasi. Ya kan, kita ingat misalnya grup BCA saja masuk ke BPPN kan.Kurang
gede apa grup BCA kan. Itu aja masuk ke BPPN, terus dari grup-grup lain juga yang saya
tahu memberikan donasi, walaupun tidak sebesar dari BCA, itu grup Lippo waktu itu. Nah
itu juga menghentikan donasinya tentu saja kejadiannya seperti itu. Terus ditambah lagi
presiden Soeharto sudah jatuh. Pendaan non-budgeter sudah tidak ini lagi. Nah saya kitra di
situ lah untuk ininya lah ya. Akan tetapi itu hanya pandangan yang saya dapat dari
mengamati keadaan.
Apakah abang melihat bahwa penurunan kualitas ini menjadi suatu masalah bagi SMA
TN?
Bagi SMATN-nya sendiri di dalam, saya tidak tahu. Akan tetapi kita melihat dengan adanya
beberapa peraturan yang diubah sesuai dengan keinginan Komite Sekolah itu, ya kan,
kemudian yang membuat itu juga menjadi parah adalah, mungkin proses seleksi siswa yang
tidak transparan. Sehingga membuat pening para pamong di SMA TN sendiri. Karena yang
saya sebutkan tadi, gap antara yang yang tertinggi dan terendah itu kan sangat jauh.
Sehingga setiap tahun itu menjelang ujian nasional. Semua pihak di SMA Taruna Nusantara
stres. Nah itu fakta. Kita mendapatkan cerita itu kan dari para pamong sendiri. Jadi di
samping beberapa nilai-nilai pokok ya di SMA Taruna Nusantara yang seharusnya
diajarkan kepada siswa, membuat prestasi kolektif itu menurun. Dan ya, jujur saja sih kalau
individually itu masyarakat melihat bahwa SMA Taruna Nusantara itu masih bagus. Tapi
kita sebagai alumni melihat itu sebagai penurunan prestasi. Karena apa? Kita kan yang
mengetahui, dulunya bagaimana sekarang bagaimana. Kalau masyarakat melihat bahwa
lulusan SMA Taruna Nusantara juga mereka meneruskan pendidikan dimana-mana
ibaratnya, nggak ada yang nganggur, nggak ada yang ngganggur kenapa? Ya mereka
orangtuanya pada punya duit. Ibaratnya nggak keterima negeri juga bisa sekolah di swasta.
Bahkan nggak sekolah di dalam negeri, sekolah di luar negeri bisa. Coba kalau dulu
angkatan pertama. Kalau misalnya lulus, banyak orang yang punya pilihan saya pokoknya
harus masuk Akabri atau saya pokoknya harus ngambil beasiswa Garuda atau saya masuk
ke STAN atau masuk STPDN. Karena apa? Mereka itu tidak bisa membayangkan apabila
kalau kuliah itu bayarnya gimana. Tapi kalau sekarang kan no issue, nggak jadi masalah
kan. Jadi tidak kelihatan di mata masyarakat, tapi kelihatan di mata alumni.
Apakah ada kaitannya masalah ini dengan citra SMA TN?
Ya gimana ya, mungkin di tingkat Magelang aja kita udah di ejek kali oleh SMA-SMA yang
dulu kita kalahkan. Ya itu nanti terserah gimana Diana menyimpulkan, apakah hahaha
yang ditanyakan itu bagaimana. Cuma kita udah menjadi ejekan gitu di tingkat Magelang
-
sendiri, jadi guyonan gitu. Ya kebetulan kan mantan pamong kita, Pak Asep, kan menjadi
kepala sekolah di Magelang. itu cerita SMA TN itu sudah menjadi guyonan kalau mereka
melakukan pertemuan di para ya.. itu uda jadi guyonan. Ya gimana, kaya gitu. Hahaha.
Karena harusnya kan kalau tingkat Magelang saja kita juara satu, sekarang nomor lima kali,
atau sebelas. Saya nggak tau tuh. Tapi yang jelas kalau di tingkat propinsi saja sudah 20-an
kan prestasi kita.23 atau berapa
Apakah permasalahan citra ini menjadi concern Ikastara?
Ya, concern. Kalau menjadi concern Ikastara itu jelas. Pada saat Ikastara mengetahui
bahwa ada indikasi penurunan kualitas SMA Taruna Nusantara, pada saat itu kita sudah
berusaha untuk mencari tahu apakah benar terjadi itu dan kita mencari tahu kira-kira apa
penyebabnya. Dan itu seudah dimulai saat kepemimpinan Takwa. Karena waktu itu sudah
seperti itu, itu sudah dimulai. Dan Ikastara tentu berkepentingan agar SMA Taruna Nusnatar
ini tetap memiliki prestasi yang bagus, di tingkat kabupaten, propinsi, nasional. Kalau bisa
sih internasional ya. Tetapi saya kira, kita bisa jadi ranking 1 di nasional saja itu sudah
sangat bagus. Jadi ya kita mulailah berbicara dengan pihak sekolah, kita mulai berbicara
dengan pihak lembaga, kita juga berbicara dengan Komite Sekolah, yang pada intinya
adalah kita ini menginginkan agar SMA Taruna Nusantara itu tetap bisa kembali cemerlang
namanya, walaupun sistemnya sudah berbayar, itu kita usahakan terus. Dan sampai-sampai
pihak LPTTN itu menjadi takut kepada Ikastara. Haha. Karena kita sangat ini, dan yang
membuat mereka takut itu apa, kita ini bisa menerobos sampai ke Dephan, ke Depdiknas, itu
yang mungkin mereka nggak membayangkan bahwa kita punya jalur sebebas itu. Tapi itu
yang bener-bener pada saat periode yang lalu itu, LPTTN itu takut kalau ketemu dengan
PP Ikastara. Nggak tau kalau sekarang ya. Hahaha.
Dalam keadaan sekarang dimana SMA TN berbayar, apa saja kelebihan dan
kelemahan yang dimiliki oleh SMA TN?
Kalau kelebihan, jelas bahwa SMA Taruna Nusantara itu mewarisi citra yang sudah
dibangun oleh pada pendiri, kemudian juga prestasi para alumni yang sebelumnya.
Kemudian SMA Taruna Nusantara termasuk sebagai sebuah SMA yang favorit. Itu nilai
lebih yang dimiliki SMA Taruna Nusantara. Itu yang mestinya citra yang diwarisi dari para
pendiri, ya kan, termasuk alumni yang sebelumnya masih beasiswa itu, harus bisa menjadi
nilai jual SMA Taruna Nusantara kepada pasarnya, dalam hal ini adalah siswa-siswi SMP
se-Indonesia. Kita bisa jual prestasi, bahkan apabila kita sekarang ini sudah bisa dengan
tepat mengatakan berapa orang doktor, dalam arti kata alumni, S3 lah, doktor, Phd, dan
segala macamm berapa orang yang udah. Itu kemudian berapa orang mayor yang kita
miliki, berapa kapten, berapa lettu, berapa letda, dan polisi yang pangkatnya setara.
Kemudian berapa orang yang jadi pengusaha, kira-kira itu akan menjadi nilai lebih. Dan
nilai lebih itu kan didapatkan dari alumninya. Artinya keberhasilan SMA Taruna Nusantara
juga untuk mencetak alumni yang berwawasan tinggi itu.. Bukannya lebihnya karena
berbayar ya, tetapi nilai jual apa yang dimiliki SMA Taruna Nusantara untuk dijual kepada
masyarakat. Kalau salah satu lagi kelebihannya yang sebenarnya dengan kondisi sekarang,
berbayar itu, berbayar ada subsidi silang ya, kondisi berbayar itu, SMATaruna Nusantara
mempunyai nilai lebih bahwa ia memiliki sebuah yayasan yang mandiri dan tidak merecoki
keuangan negara. Dan apa, itu bisa membuat sebenarnya SMA Taruna Nusantara itu
memberikan harganya sendiri. Apakah harganya itu BOP-nya itu sebulan 1,8 juta, atau
harganya 3,5 juta misalnya. Itu kan bergantung kepada bagaimana SMA TN bisa mengemas.
Apabila ia bisa mengemas dengan baik, dan pastikan bahwa apa yang ia jual itu kualitasnya
benar seperti yang dijanjikan, saya kira orang, walaupun 1,8 juta atau 3,5 juta itu kan, kalau
-
kualitasnya setara dengan harga itu, saya kira sih orang mau-mau saja. Kekurangannya
ketika berbayar, itu posisi orangtua siswa yang semakin kuat. Intervensi komite sekolah yang
sangat kuat terhadap LPTTN atau yayasan dalam mengambil keputusan. Semua itu kenapa
bisa terjadi, itu yang sangat disayangkan, yang saya sebut tadi, kepicikan, mereka takut
tidak akan ada yang mau sekolah di SMA TN itu kaku, rigid dalam hal mempertahankan
nilai-nilai. Padahal nonsense saya bilang, justru apabila SMA Taruna Nusantara itu bisa
membuktikan bahwa SMA Taruna Nusantara itu adalah sekolah yang mempunyai nilai-nilai
yang tinggi, lulusannya nanti akan seperti ini, saya kira tetap banyak yang mau masuk TN.
Bukan Cuma 7000 tiap tahunnya mungkin, tapi bisa mencapai mungkin 15.000 bahkan,
apabila memang terbukti. Bahkan sampai sekarang pun saya juga, di blog pribadi saya juga
kan suka mempublikasikan apabila ada pengumuman pendaftaran, di facebook juga. Itu
masih kadang-kadang saya mendapatkan pesan bagaimana caranya suoaya saya, kalau
siswa SMP atau orangtua, bagaimana caranya supaya anak saya dapat masuk ke sana, apa
saja yang harus dipersiapkan. Itu saya kira masih banyak orangtua yang mereka melihat
nilai lebih dari pendidikan berasrama, dan dididik untuk mandiri. Itu saya kira masih
menjadi nilai jual yang tinggi. Cuma ya saya nggak tau apakah benar saat alumni masih
menjadi mandiri. Hahaha.
Kemudian kalau peluang dan tantangannya?
Peluang.. saya kira kita memiliki peluang yang, SMA Taruna Nusantara memiliki peluang
yang sama dengan SMA-SMA lain untuk berprestasi, baik di tingkat nasional maupun
internasional peluangnya sama. Saya kira. Kalau potensi, saya kira SMA Taruna Nusantara
itu memiliki potensi yang bagus. Terbukti individually selama ini kan kita, siswa kan masih
berprestasi. Alumni juga berprestasi. Nah, tantangannya adalah bagaimana individual,
prestasi individual itu bisa menjadi prestasi bersama SMA Taruna Nusantara. Itu
tantangannya. Bagaimana kemudian adalah SMA Taruna Nusantara ini kembali menduduki
peringkat terhormat di jajaran sekolah-sekolah di tingkap kabupaten, propinsi, nasional,
kalau bisa internasional. Itu tantangannya. Yang tentang guyonan itu yang cerita Pak Asep,
karena dia kepala sekolah. Dan prestasi sekolahnya Pak Asep sendiri kalau tidak salah lebih
tinggi dari SMA TN. Gitu lho. Hahaha.
Solusi apa yang diharapkan?
Saya kira mungkin, tadi saya sudah sampaikan pihak yang bertanggungjawab adalah
yayasan, LPTTN. Solusinya bagaimana? Solusinya adalah pihak LPTTN itu harus mengubah
cara berpikir mereka. Sehingga apabila SMA Taruna Nusantara ini me-rigid, berangkat
orangtua siswa, maka tidak akan ada lagi yang mau lagi sekolah di SMA Taruna Nusantara,
itu saya kira pikiran picik. Pikiran bodoh. Padahal bisa kita lihat beberapa sekolah yang
lain yang mahal, bahkan lebih mahal dari SMA Taruna Nusantara juga peminatnya masih
banyak. Karena apa, masing-masing itu ada pasarnya. Dan saya kira untuk SMA Taruna
Nusantara sendiri banyak orangtua yang berpikir ke depan, mengapa mereka menginginkan
anaknya masuk ke situ, SMA Taruna Nusantara. Pasarnya ada, nah itu yang harus di.. Jadi
pertama orang-orang LPTTN itu mengubah cara berpikirnya. Kemudian yang kedua adalah
mengembalikan nilai-nilai SMA Taruna Nusantara itu kepada apa yang dirumuskan oleh
para pendiri SMA Taruna Nusantara. Kenapa? Karena itu terbukti selama SMA Taruna
Nusantara belum berbayar, itu berhasil mencetak alumni yang memiliki prestasi secara
individual maupun kolektif yang bagus. Kemudian yang ketiga adalah memperbaiki proses
seleksi siswa. Menurut saya, sebenarnya lebih melihat bahwa akan lebih pantas dilakukan
apabila seleksi itu dilakukan oleh pihak sekolah, seleksi calon siswa. Karena yayasan ini kan
sebagai pemilik. Apabila ia sudah sebagai pemiliki itu membuat kebijakan, kemudian
-
mengeksekusi sendiri kebijakannya, dia tidak punya pihak lain yang untuk disalahkan. Ya
nggak? Berbeda kalau SMA Taruna Nusantara membuat kebijakannya bahwa proses seleksi
harus dilakukan begini-begini-begini, pihak sekolah hanya melakukan. Apabila pihak
sekolah tidak melakukan itu, yayasan bisa menyalahkan sekolah. Yayasan sekarang sebagai
organisasi, bagaimana yayasan sebagai pembuat kebijakan, ia tidak sebagai pelaksana
kebijakan. SMA Taruna Nusantara kan nonton doang gitu ya, pihak sekolah nonton doang
dan dia menjadilebih bingung. Nah kemudian dari pihak sekolah sendiri juga dia juga harus
berani menyampaikan kepada lembaga apabila itu membuat pusing mereka. Saya nggak tau
tuh apa yang menjadi hambatan buat pamong-pamong SMA TN sekarang. Apakah begit
sayangnya kepada SMA Taruna Nusantara, atau Bagaimana sehingga mereka itu tiap
harus stres sendiri, mereka terima aja. Jadi ada berapa tadi, empat ya. Itu saya kira itu. Dan
kita sebagai alumni siap bantu. Kita juga sebagai alumni saya yakin sudah siap, kita menjadi
pengurus LPTTN atau pengurus sekolah, dan pamong, saya yakin banyak ya alumni yang
mau membantu.
Citra apa yang terbentuk di masyarakat yang diharapkan Ikastara tentang SMA TN?
Kalau saya, jelas sebenarnya tidak bergantung sebagai alumni angkatan pertama saja gitu.
Tapi kita semua sebagai alumni bercita-cita agar SMA Taruna Nusantara memiliki citra
yang baik di masyarakat. Citra yang baik yang dihasilkan dari prestasi riil dari siswa
maupun alumninya. Bukan citra yang dihasilkan dari pencitraan. Tetapi citra yang benar-
benar datang dari prestasi, nilai baik prestasi sekolah maupun alumninya. Sehingga efeknya
bagi kita semua sebagai alumni itu kita akan semakin dihargai oleh masyarakat. Dihargai
selain karena kita sendiri sudahmemiliki kualitas pribadi yang bagus juga ditambah dengan
citra almamater kita yang bagus itu. saya kira itu akan menjadi multi layer efek lah bagi kita
sendiri ke depannya. Saya kira bukan alumni angkatan pertama saja yang memiliki cita-cita
itu, tetapi kita semua alumni SMA Taruna Nusantara bercita-cita seperti itu. Mungin
formulasi kalimatnya berbeda, tapi saya yakin niatnya sama.
Lalu untuk mencapai citra tersebut, siapa saja pihak yang harus direspon, dijangkau,
atau dipengaruhi?
Kalau sekarang ya kita harus saling bersentuhan, pihak yayasan, LPTTN, kemudian pihak
sekolah, terus alumni juga, termasuk komite sekolah untuk yang saat ini sedang berkuasa ya.
Maksudnya mereka yang anak-anaknya sedang bersekolah. Dan juga mungkin kita meminta
bantuan dari pihak-pihak lain, baik dari Dephan Depdiknas mungkin, sama DPR. Itu yang
sampai sekarang kita ke Dephan kita sudah masuk, Depdiknas juga sudah, mungkin yang
akan kita dorong adalah ke DPR. Karena kita memandang bahwa SMA Taruna Nusantara
ini sebagai aset bangsa. Dan harus mendapatkan perhatian pemerintah.
Apakah abang-abang TN1 berperan sebagai pengawas kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh PP Ikastara?
Eee, kalau kita secara langsung untuk pengawasan program PP Ikastara itu kita wakilkan
kepada Bamus ya. Karena kita juga tidak memiliki. Akan tetapi kita juga kalau misalnya
memang ada yang perlu kita diskusikan, internal angkatan pertama itu kan mendiskusikan
dan menitipkan kepada Bamus untuk disampaikan. Karena kan mekanisme organisasinya
seperti itu. Jadi ya mungkin kita sih bisa melontarkan kritik ya. Tapi kan itu tidak memiliki
kekuatan hukum, hanya mungkin kekuatan moral saja. Misalnya kalau ada angkatan pertama
yang ini kok begini, secara moral mungkin dia bisa menyampaikan. Tetapi secara mekanisme
organisasi kan harus lewat Bamus. Jadi kalau sudah di dalam itu kan kita juga kepada PP
-
kan menjadi anggota ya, kepada Ikastara kan kita menjadi anggota. Dan mungkin ya kita
sebagai anggota juga bisa menggunakan fungsi itu. Karena pada akhirnya kan, pada nanti
Munas kan pengurus bertanggung jawab kepada anggota.
Untuk mencapai citra yang diharapkan, apakah selama ini Ikastara melakukan
perubahan? Baik perubahan internal maupun eksternal.
Kalau dari segi Ikastara sendiri untuk PP sendiri saya kira banyak lah yang dikerjakan.
Kalau perubahan dari sisi eksternal sendiri di luar Ikastara, saya kurang paham lah untuk
ininya ya yang saya lihat.. Karena kan kita kan sekarang berada di kepengurusan Syarif ya,
dan ini kan tidak pernah ada perubahan struktur. Kalau dalam hati perubahan internal itu
perubahan struktur. Perubahan itu dalam hal peningkatan dari segi Ikastara sendiri, saya
kira itu sudah berubah ya, sudah semakin bagus. Saya justru takut nanti pengurus yang
selanjutnya tidak bisa mempertahankan peningkatan yang sudah dicapai oleh periode PP
sekarang. Nah kalau eksternal dalam hubungan kita dengan pihak sekolah, saya lihat itu
juga intens. Berkomunikasi dengan mereka atau mengkomunikasikan apa yang menjadi
concern alumni terhadap sekolah. Terhadap yayasan pun demikian. Bahkan terhadap
organisasi atau institusi lain yang kita anggap dapat mempengaruhi kebijakan LPTTN atau
sekolah pun harus kita lakukan. Jadi kalau perubahan itu yang dimaksud, ya kita sudah
melakukan itu dalam arti mungkin menambah frekuensi berkomunikasi atau menambah jalur
komunikasi. Itu sudah kita lakukan. PP juga semakin giat menghimpun potensi alumni.
Karena potensi alumni itu sangat besar. Saya sendiri optimis lah bahwa alumni ini memiliki
potensi yang bagus. Secara individual, kita sudah matang. Banyak alumni yang sukses lah.
Tinggal kita bagaimana caranya prestasi individual itu kita daya gunakan, kita sinergikan
untuk prestasi kita bersama. Tapi memang masing-masing pribadi alumni masih mengejar
untuk bisa kesuksesan secara individual ya. Tapi ketika mereka sudah pada tahap
aktualisasi diri, pada tahap itulah potensi yang selama ini dimiliki oleh individu, mulai
kelihatan lah secara kolektif.
Bagaimana dengan keseluruhan program yang dilaksanakan oleh PP Ikastara?
Saya kira tidak ada komentar lah. Saya juga sebagai Ketua Ikastara Tangerang mengetahui
betul bagaimana sulitnya untuk mengajak kawan-kawan, bersama. Saya kira apa yang
dilakukan oleh kepengurusan Syarif sudah bagus lah, dibandingkan, seperti saya sendiri
pada waktu masih di struktur itu kebetulan ya tidak ada proyek besar dilakukan. Ini sekarang
sudah bagus lah, terutama untuk BSO yang sudah jalan mandiri. Kita lihat IBC melakukan
program kegiatan sendiri, TANDEF melakukan kegiatan sendiri, IPC juga, yang belum ini
kan memang belum resmi, Ikastara Leadership Forum. Saya kira mungkin bagus lah,
terlepas bahwa banyak kegiatan yang sifatnya memang masih internal, begitu, untuk alumni,
itu saya kira sudah dilakukan dengan baik. Tapi mungkin ya bagusnya kita mulai untuk
bergerak keluar. Misalnya apa, misalnya kita menyosialisasikan SMA Taruna Nusantara ke
sekolah-sekolah di sekitar kita, ke SMP SMP. Itu kan belum pernah kita lakukan. Mungkin
kita bisa memprogramkan itu. Mungkin nanti kita bisa minta ijin kepada sekolah untuk
membantu mempromosikan lewat Ikastara. Dan saya kira itu lebih bagus lagi kalau
didukung material oleh PP ya, supaya apa yang disampaikan itu bisa sama. Kan ada video
profil, mungkin untuk materi yang kita presentasikan, power point, atau kalau misalnya vide
presentasi atau apa. Hal kecil tapi dampaknya besar, seperti Gerakan 1000 Buku untuk SMA
TN. Kecil memang, satu alumni satu buku, tapi bagi SMA TN itu merupakan sesuatu yang
besar. Dan itu saya kira bisa, walaupun sifatnya internal tapi bisa dilakukan terus secara
reguler tiap tahun.
-
Bagaimana pendapat abang terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh PP
Ikastara sekarang?
JSudah bagus ya. Sekarang bisa kita lihat bagaimana responsifnya Ketua Ikastara terhadap
isu-isu yang bergulir di milis, dibandingkan dengan Ketua Ikastara sebelumnya yang kadang
kurang responsif. Kemudian juga selain di milis juga Ikastara pro-aktif menghubungi pihak-
pihak mungkin kalau ada yang melempar isu, apa, PP Ikastara juga akan langsung
menghubungi yang bersangkutan, klarifikasi dulu. Saya kira bagus lah strategi komunikasi
terhadap anggota maupun strategi komunikasi ke luar. Kalau melihat jalannya organisasi
sekarang, saya kira komunikasi di internal PP Ikastara sendiri juga bagus. Saya kira.
Bagaimana PP Ikastara menyampaikan hasil-hasil program yang dijalankan kepada
anggotanya?
Ya yang paling ini, laporan program selama ini kan dilemparnya melalui milis. Kalau
mungkin melalui website juga ikastara.org. Tapi nggak tau juga karena saya juga jarang
buka. Karena kan harus pake laptop. Tapi kalau email, milis, bisa lewat perangkat genggam.
Jadi yang saya tahu itu media komunikasinya lewat mailing list Ikastara untuk laporan
kegiatannya. Kalau untuk media yang lain berupa misalnya cetakan, melalui Majalah Visi.
Seperti itu.
Kemudian untuk pertanyaan terakhir ni bang, secara keseluruhan, apa yang abang
harapkan dari program-program yang dilakukan oleh PP Ikastara untuk
meningkatkan citra SMA TN ke depannya?
Eee, ke depan, saya mengharapkan untuk PP Ikastara, siapa pun nanti ya yang akan terpilih
pada 2011, atau mungkin kalau bisa mulai dari sekarang, PP bisa membuat suatu kegiatan
yang lebih terprogram lagi dalam hal keluar. Artinya, untuk SMA Taruna Nusantara sendiri,
PP harus bisa menggolkan beberapa policy yang kita pilih untuk meningkatkan citra atau
memperbaiki prestasi SMA TN. Nah di samping itu mungkin yang saya harapkan adalah PP
Ikastara mulai memperbanyak sosialisasi tentang SMA Taruna Nusantara. Dengan begitu,
akan banyak orang yang semakin paham tentang kualitas SMA Taruna Nusantara. Walaupun
pada masa sekarang seperti yang saya bilang tadi, prestasi masih kurang begitu. Itu saya
kira ya. Saya kira itu saja.
Terimakasih banyak abang atas waktunya wawancara. Abang banyak sekali
memberikan saya informasi baru untuk skripsi saya.
Hahaha, ya sama-sama Diana.
-
Informan 4
Nama : Usdiyanto
Jabatan : Kepala Humas SMATaruna Nusantara
Tempat : P28, Komplek SMATaruna Nusantara - Magelang
Waktu : Sabtu, 20 November 2010
Pukul : 17.05 WIB
Jadi selamat sore, Pak Us. Pertama-tama, Bapak mungkin bisa tolong menceritakan
sedikit tentang diri Bapak.
Saya, Pak Usdiyanto, Drs Usdiyanto, M. Hum. Saya Pamong Pengajar Pengasuh Bahasa
Indonesia, merangkap Kepala Humas. Saya sudah bekerja di SMA Taruna Nusantara sejak
tahun 1991. Jadi, sudah 19 tahun lebih, hampir 20 tahun. Saya mengajar kelas 1, kelas 2,
kelas 3 Bahasa Indonesia, memberikan ekstrakurikuler sebagaimana layaknya pamong yang
lain.
Baik, apa jabatan Bapak sekarang di SMA Taruna Nusantara?
Sampai sekarang, status saya resminya masih Pamong Pengajar Pengasuh, dan gaji saya
juga masih Pamong Pengajar Pengasuh. Tapi, tugas saya rangkap, merangkap Kepala
Humas SMA Taruna Nusantara sudah lima tahun.
Lalu, bagaimana deskripsi kerja Bapak sebagai Humas SMA Taruna Nusantara?
Sebenarnya sangat berat karena mestinya humas itu dipegang oleh seorang Wakil Kepala
Sekolah Humas yang mempunyai waktu cukup, kewenangan cukup, sehingga humas itu
menjadi ujung tombak bagi peningkatan citra SMA TN. Dengan situasi saya harus mengajar,
mengajar saya masih full seperti pamong yang lain. Kalau kurang dari 24 jam, saya tidak
bisa naik pangkat sebagai pegawai negeri, tidak bisa mendapatkan sertifikasi. Sehingga, mau
tidak mau, saya harus berjuang keras bagaimana humas bisa berjalan tetapi mengajar tetap
sukses, seperti itu.
Apa saja tugas Bapak sebagai Humas SMA Taruna Nusantara?
Yang pertama, kan, humas itu memegang pucuk komunikasi. Komunikasi,
mengkomunikasikan program sekolah ke luar dan menangkap aspirasi serta komunikasi dari
dalam kepada SMA Taruna Nusantara. Untuk ke luar, humas itu sesungguhnya wajah, citra,
sosialisasi, promosi, memperkenalkan apa saja yang ada di SMA Taruna Nusantara
sehingga khalayak/masyarakat memberikan trust/kepercayaan kepada SMA Taruna
Nusantara. Itu tugas yang sangat berat.
Bapak tolong ceritakan sedikit mengenai pendirian SMA Taruna Nusantara.
SMA Taruna Nusantara itu sesungguhnya ide yang luar biasa. Yang bermula sebenarnya ide
Pak Benny pada tahun 85, kemudian setahap demi setahap beliau melontarkan gagasan itu,
mendapat reaksi plus dan minus dari kalangan masyarakat, para ahli, dan sebagainya.
Akhirnya, realisasi itu baru tahun 89 ketika Pak Try Sutrisno selaku Panglima TNI dengan
Ki Suratman Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa menandatangani piagam kerja sama
-
untuk mendirikan sebuah lembaga yang mengelola SMA TN namanya Lembaga Perguruan
Taman Taruna Nusantara. Lalu, munculah SMA Taruna Nusantara sebagai anak kandung
LPTTN yang dibuka peresmiannya 14 Juli tahun 90 oleh Pak Try Sutrisno. Prasastinya
ditandatangani sendiri oleh Pak Benny Moerdani. Waktu itu, tahun pertama, menerima siswa
putra seluruhnya dan berbeasiswa penuh.
Kemudian, menurut Bapak, apa yang membedakan SMA Taruna Nusantara dengan
SMA-SMA lainnya?
Ada dua hal yang esensial. Yang pertama, SMA Taruna Nusantara bukan sekolah yang
sekedar mendidik bidang intelektual akademik, tetapi merupakan satu kesatuan utuh untuk
membentuk pribadi generasi muda yang berkarakter yang dibekali dengan kepribadian,
kesamaptaan, dan akademik. Tiga hal yang menjadi satu kesatuan itulah yang membentuk
sosok output SMA TN yang diharapkan nanti menjadi kader pembangunan bangsa yang
handal di masa depan. Yang kedua, SMA Taruna Nusantara untuk menerjemahkan cita-cita
dan gagasan itu tidak bisa sebagai sekolah biasa. Pagi masuk, sore pulang, tidak bisa. Maka,
menjadi sekolah berasrama. Dua ciri besar ini sesungguhnya yang membedakan dengan
sekolah lain. Kalaupun sekolah lain ada yang berasrama, berbeda dengan sasaran di SMA
Taruna Nusantara itu.
Kemudian, bagaimana pendapat SMA TN mengenai organisasi?
Memang, perkembangan dari dulu sampai sekarang, ada dinamika. Ada dinamika, ada plus
minusnya. Karena setiap masa dalam kacamata kami, pasti ada problema sendiri-sendiri.
Ketika Ikastara pada awal yang muncul, kan, semangat-semangat yang tinggi meluap-luap.
Tetapi dari situ juga, kan, mereka masih punya kekurangan. Yah, semakin tahun ada
penyempurnaan dan seterusnya. Saya melihat regenerasi juga semakin baik. Kemudian,
jangkauan yang mereka lakukan, bidang-bidang yang mereka garap, termasuk sampai
menukik, dalam tanda petik ya, balas jasa ke almamaternya sudah semakin tajam.
Sejauh ini, Pak, dari semenjak Ikastara berdiri sampai saat ini, bagaimana hubungan
yang terjalin antara SMA TN dan Ikastara?
Secara umum, sangat bagus. Memang pernah ada ketegangan-ketegangan, dalam tanda
petik, pada masa-masa tertentu, saya tidak perlu menyebut, jadi ketika itu ada era pimpinan
yang ada di sekolah maupun di LPTTN merasakan Ikastara terlalu jauh mengintervensi
sebuah institusi yang resmi seperti SMA TN dan LPTTN. Tetapi, menurut saya, itu hanya
karena kesalahan penafsiran. Semakin ke sini, akhirnya semakin saling memahami.
Bagaimaa Ikastara memahami keberadaan mereka seharusnya, lalu SMA TN dan LPTTN
sendiri bagaimana. Juga bergantung kepada para pimpinan yang memegang di LPTTN dan
SMA TN. Jadi, kadang sangat persona. Walaupun secara organisatoris, sebenarnya tidak
pernah ada friksi, tetapi secara personal barangkali pada era tertentu, pernah ada sedikit
ketegangan lah. Kalau menurut saya bukan friksi, ya, mungkin hanya kurang komunikasi.
Tetapi akhir-akhir ini, saya kira semakin smooth, gitu.
Apakah Ikastara turut berperan dalam pengambilan keputusan di SMA Taruna
Nusantara?
Ya. Banyak hal keputusan-keputusan besar di LPTTN maupun SMA TN yang langsung atau
tidak langsung merupakan buah karya dari perjuangan Ikastara, termasuk ketika menelurkan
atau menggolkan sebuah gagasan atau ide tertentu, maka Ikastara mempunyai sayap yang
-
lebih leluasa daripada