skripsi - repository.ub.ac.idrepository.ub.ac.id/2379/1/danial%20risaf%c2%a0ashari.pdf · summary ....

77
ANALISIS INTERFERENSI WIRELESS LAN IEEE 802.11n TERHADAP BLUETOOTH PADA FREKUENSI 2,4GHz DENGAN VARIASI JARAK SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK TELEKOMUNIKASI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik DANIAL RISAF ASHARI NIM. 135060301111079 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS INTERFERENSI WIRELESS LAN IEEE 802.11n

    TERHADAP BLUETOOTH PADA FREKUENSI 2,4GHz DENGAN

    VARIASI JARAK

    SKRIPSI

    KONSENTRASI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

    Diajukan untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Teknik

    DANIAL RISAF ASHARI

    NIM. 135060301111079

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS TEKNIK

    MALANG

    2017

    digital2Text Box!iNcLud3.L1b

  • LEMBAR PENGESAHAN

    ANALISIS INTERFERENSI WIRELESS LAN IEEE 802.11n

    TERHADAP BLUETOOTH PADA FREKUENSI 2,4GHz DENGAN

    VARIASI JARAK

    SKRIPSI TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

    Ditujukan untuk memenuhi persyaratan

    memperoleh gelar Sarjana Teknik

    DANIAL RISAF ASHARI

    NIM. 135060301111079 – 63

    Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing

    Pada tanggal 14 Agustus 2017

  • Teriring Ucapan Terima Kasih kepada:

    Ayahanda dan Ibunda tercinta Faruk, S.Pd dan Siti Fatimah

  • RINGKASAN

    DANIAL RISAF ASHARI, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

    Brawijaya, Juli 2017, Analisis Interferensi Wireless LAN IEEE 802.11n Terhadap Bluetooth

    Pada Frekuensi 2,4GHz Dengan Variasi Jarak , Dosen Pembimbing: Sigit Kusmardyanto,

    S.T.,M.T. dan Raden Arief Setyawan, S.T.,M.T.

    Penelitian ini membahas tentang analisis interferensi WLAN 802.11n terhadap

    bluetooth pada frekuensi 2,4 GHz dengan variasi jarak antara laptop user dengan bluetooth

    yang berubah ubah. Penggunaan pita frekuensi yang sama membuat WLAN 802.11n dan

    bluetooth dapat saling interferensi. Pengujian penelitian ini dilakukan pada ruang terbuka

    yang dipastikan tidak ada penggunaan frekuensi 2,4 GHz lainnya selain penguji. Alat

    Spectrum Analyzer digunakan untuk mengetahui kondisi penggunaan frekuensi 2,4 GHz di

    daerah pengujian. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung 3 parameter Quality of

    Service (QoS) yaitu delay, throughput, dan pakcet loss. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

    adanya pengaruh kinerja WLAN 802.11n jika terinterferensi terhadap bluetooth. Nilai delay,

    throughput, dan pakcet loss mengalami perubahan saat terinterferensi oleh bluetooth jika

    dibandingkan dengan jaringan WLAN 802.11n tanpa interferensi. Nilai delay, throughput,

    dan pakcet loss tanpa interferensi adalah sebesar 4,8115 ms, 1820 Kbit/s, 0 %. Sedangkan

    besar nilai delay pada jarak 1m, 2m, 3m, 4m, dan 5m adalah sebesar 7,7526 ms, 7,2608 ms,

    6,5611 ms, 6,3994 ms, 5,5657 ms. Nilai throughput pada jarak 1m, 2m, 3m, 4m, dan 5m

    adalah sebesar 1052,333 Kbit/s, 1149,333 Kbit/s, 1330,333 Kbit/s, 1370 Kbit/s, 1800 Kbit/s.

    Nilai packet loss pada jaringan WLAN 802.11n yang terinterferensi untuk semua jarak

    interferensi masih termasuk kategori sangat bagus (0% ≤ PL < 3%) berdasarkan standart

    TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks).

    Kata Kunci – Interferensi, WLAN 802.11n, Bluetooth, Quality of Service (QoS), TIPHON,

    Throughput, Delay dan Packet Los

  • SUMMARY

    DANIAL RISAF ASHARI, Department of Electrical Engineering, Brawijaya University,

    July 2017, Analysis of Interferance Wireless LAN IEE 802.11n Toward Bluetooth In 2,4GHz

    Frequency With Distance Variation, Advisor: Sigit Kusmardyanto, S.T.,M.T. and Raden

    Arief Setyawan, S.T., M.T.

    This research is discuss about analysis interferance WLAN 802.11n toward bluetooth

    in frequency 2,4 GHz with distance variation between laptop user and changing bluetooth.

    Using the same frequency band makes WLAN 802.11n and bluetooth can interferance each

    other. This research tested in an open space which certainly there is no one using 2.4 GHz

    frequency except researcher. The Spectrum Analyzer tool is used to determine the condition

    of use of the 2,4 GHz in the test area. This research is conducted by counting 3 parameters

    Quality of Service (QoS) that are delay, throughput, and packet loss. The result indicate that

    there is an effect of 802.11n WLAN performance if interference toward bluetooth. The value

    of delay, throughput, and packet loss has change when interference by bluetooth if compared

    with WLAN 802.11n network without interference. The value of delay, throughput, and

    packet loss without interference are 4,8115 ms, 1820 Kbit/s, 0%. Whereas, the value of delay

    in 1m, 2m, 3m, 4m, and 5m distance are 7,7526 ms, 7,2608 ms, 6,5611 ms, 6,3994 ms,

    5,5657 ms. The value of troughput in 1m, 2m, 3m, 4m, and 5m distance are 1052,333 Kbit/s,

    1149,333 Kbit/s, 1330,333 Kbit/s, 1370 Kbit/s, 1800 Kbit/s. The value of packet loss in

    WLAN 802.11n network for all interference distances is still very good (0% ≤ PL

  • KATA PENGANTAR

    Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya.Alhamdulillah, penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Interferensi Wireless LAN IEEE 802.11n

    Terhadap Bluetooth Pada Frekuensi 2,4GHz Dengan Variasi Jarak” yang diajukan untuk

    memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik. Tidak lupa pula shalawat

    serta salam selalu penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW yang

    telah membawa kita menuju ke jalan yang terang.

    Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai

    pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu :

    1. Keluarga tercinta, Mama Fatimah, Ayah Faruk, Mas Riezza, dan Mbak Ratih, Serta

    seluruh keluarga besar. Terima kasih untuk dukungan dan doa yang tak pernah putus

    yang diberikan.

    2. Bapak Sigit Kusmardyanto, S.T.,M.T. dan Bapak Raden Arief Setyawan, S.T.,M.T.

    selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak waktu dan

    tenaganya untuk membimbing dari awal, memberikan saran, nasehat-nasehat, dan

    pelajaran.

    3. Bapak Ir. Retnowati, M.T. selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan

    pengarahan serta bimbingan akademik.

    4. Ibu Rusmi Ambarwati S.T., M.T, selaku KKDK konsentrasi telekomunikasi yang

    banyak memberikan pengarahan dalam hal akademik dan penulisan skripsi.

    5. Bapak Iswanto, ST. selaku laboran yang mendukung dengan menyediakan alat untuk

    eksperimen dalam skripsi.

    6. Bapak dan Ibu dosen serta segenap staf dan karyawan Jurusan Teknik Elektro.

    7. Teman seperjuangan Satrio, Sepvicho, Taufik Adi, dan Wia, dan keluarga besar

    Spectrum 2013 terutama Paket C 2013 terima kasih atas persahabatan, canda tawa,

    semangat, dan untuk segalanya.

    8. Rekan-rekan asisten Laboratorium Telekomunikasi 2011, 2012, 2013, 2014, dan

    2015

    9. Sahabat SYOT dan Konco Kenthel Arif, Septia, Aulia, Putri, Nadea, Dika, Adena,

    Ayu, Faiz, Aldo, Yudha, Yovi, Aga, Bestralaga, Maulana, Hilmy, Ivan, Alif terima

    kasih atas persahabatan sejak kita SMA, pengalaman dan untuk segalanya.

  • 10. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

    Penulis menyadari adanya kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penulisan

    skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    untuk kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat sebagai kajian bidang telekomunikasi.

    Malang, Agustus 2017

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ ix

    RINGKASAN ........................................................................................................... xii

    SUMMARY .............................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2

    1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 2

    1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

    1.5 Sitematika Penulisan.......................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 5

    2.1 Wireless Local Area Network (WLAN)............................................ 5

    2.1.1 Klasifikasi Wireless Local Area Network (WLAN) ................. 6

    2.1.1.1 IEEE 802.11a ................................................................ 6

    2.1.1.2 IEEE 802.11b ............................................................... 6

    2.1.1.3 IEEE 802.11g ............................................................... 7

    2.1.1.4 IEEE 802.11n ............................................................... 8

    2.1.2 Prinsip Kerja WLAN ................................................................ 9

    2.1.3 Topologi WLAN....................................................................... 10

    2.1.3.1 Mode Ad-Hoc ................................................................ 10

    2.1.3.2 Mode Infrastructure ...................................................... 11

    2.2 Wireless Personal Area Network (WPAN) ....................................... 12

    2.2.1 Bluetooth ................................................................................... 13

    2.2.1.1 Topologi Jaringan Bluetooth ........................................ 14

    2.2.1.2 Arsitektur Bluetooth ..................................................... 15

    2.2.1.3 Keamanan Bluetooth.................................................... 16

    2.3 Interferensi ......................................................................................... 17

  • 2.3.1 Pengaruh Interferensi Bluetooth terhadap WLAN 802.11n ..... 18

    2.4 Quality of Service (QoS).................................................................... 18

    2.4.1 Throughput ............................................................................. 19

    2.4.2 Delay ..................................................................................... 19

    2.4.3 Packet Loss ............................................................................ 20

    2.5 Pengaruh Interferensi terhadap QoS .................................................. 21

    2.6 Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) ................... 23

    2.7 Frequency Hoping Spread Spectrum (FHSS) ................................... 23

    2.8 Perangkat Lunak Wireshark .............................................................. 24

    2.9 Perangkat Lunak VLC Media Player................................................. 27

    BAB III METODE PENELITIAN......................................................................... 29

    3.1 Umum ............................................................................................... 29

    3.2 Pengambilan Data .............................................................................. 30

    3.2.1 Pengambilan Data Primer ......................................................... 30

    3.2.2 Pengambilan Data Sekunder ..................................................... 33

    3.3 Kerangka Solusi Masalah .................................................................. 33

    3.3.1 Throughput ............................................................................... 33

    3.3.2 Delay ......................................................................................... 34

    3.3.3 Packet Loss ............................................................................... 35

    3.4 Pengambilan Kesimpulan dan Saran ................................................. 35

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 37

    4.1 Konfigurasi Perangkat dan Instalasi .................................................. 37

    4.1.1 Penggunaan Perangkat Keras ................................................... 37

    4.1.2 Penggunaan Perangkat Lunak .................................................. 38

    4.1.3 Konfigurasi Perangkat .............................................................. 38

    4.1.4 Instalasi Setting Kanal .............................................................. 40

    4.1.5 Instalasi Setting Streaming Video ............................................. 43

    4.1.6 Setting Proses Capturing Data Menggunakan WireShark ....... 46

    4.2 Analisis Data...................................................................................... 48

    4.2.1 Analisis Delay........................................................................... 48

    4.2.2 Analisis Packet Loss ................................................................. 50

    4.2.3 Analisis Throughput ................................................................. 51

    BAB V PENUTUP.................... ............................................................................. 57

    5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 57

  • 5.2 Saran.................................................................................................. 58

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 59

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 61

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 2.1 Spesifikasi 802.11.................................................................................... 5

    Tabel 2.2 Klasifikasi Daya Pancar Radio Bluetooth ............................................... 16

    Tabel 2.3 Kategori Throughput ............................................................................... 19

    Tabel 2.4 Kategori Delay......................................................................................... 20

    Tabel 2.5 Kategori Packet Loss ............................................................................... 20

    Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras .................................................................... 37

    Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak ................................................................... 38

    Tabel 4.3 Nilai Delay Tanpa Interferensi ................................................................ 48

    Tabel 4.4 Nilai Delay Dengan Interferensi .............................................................. 48

    Tabel 4.5 Nilai Packet Loss Tanpa Interferensi ...................................................... 50

    Tabel 4.6 Nilai Packet Loss Dengan Interferensi .................................................... 50

    Tabel 4.7 Nilai Throughput Tanpa Interferensi ....................................................... 52

    Tabel 4.8 Nilai Throughput Dengan Interferensi .................................................... 52

    Tabel 4.9 Modulasi IEEE 802.11n .......................................................................... 55

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Prinsip Kerja WLAN ............................................................................. 9

    Gambar 2.2 Topologi Mode Ad-Hoc ......................................................................... 11

    Gambar 2.3 Topologi Mode Infrastructure ............................................................... 11

    Gambar 2.4 Topologi Bluetooth ................................................................................ 14

    Gambar 2.5 Protokol Bluetooth ................................................................................. 15

    Gambar 2.6 Gambar hubungan S dan N .................................................................... 22

    Gambar 2.7 Spektrum Frekuensi OFDM .................................................................. 23

    Gambar 2.8 FHSS ...................................................................................................... 23

    Gambar 2.9 Contoh Tampilan Wireshark yang Sedang Meng-capture Paket ........... 24

    Gambar 2.10 Logo Wireshark ................................................................................... 25

    Gambar 2.11 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Delay .......... 25

    Gambar 2.12 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Packet Loss 26

    Gambar 2.13 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Throughput 26

    Gambar 2.14 Logo VLC Media Player ..................................................................... 27

    Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Utama ......................................... 29

    Gambar 3.2 Diagram Alir Pengambilan Data Primer ................................................ 30

    Gambar 3.3 Perancangan Jaringan WLAN 802.11n................................................. 31

    Gambar 3.4 Jaringan WLAN 802.11n Tanpa Interferensi ........................................ 31

    Gambar 3.5 Jaringan WLAN 802.11n Dengan Interferensi ...................................... 32

    Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Pengambilan Data Menggunakan Wireshark ...... 32

    Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Mendapatkan Nilai Throughput ........................... 34

    Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Mendapatkan Delay ............................................. 34

    Gambar 3.9 Diagram Alir Proses mendapatkan Nilai Packet Loss ........................... 35

    Gambar 4.1 Jaringan WLAN 802.11n Tanpa Interferensi ........................................ 39

    Gambar 4.2 Jaringan WLAN 802.11n Dengan Interferensi ...................................... 40

    Gambar 4.3 Tampilan Spectrum Analyzer Tanpa Frekuensi 2,4GHz ....................... 41

    Gambar 4.4 Tampilan Spectrum Analyzer Dengan Frekuensi 2,4GHz ..................... 41

    Gambar 4.5 Tampilan Log In AP…........................................................................... 42

    Gambar 4.6 Tampilan User Interface AP................................................................... 42

    Gambar 4.7 Tampilan VLC Media Player............................ .................................... 43

  • Gambar 4.8 Window Streaming............................ ..................................................... 43

    Gambar 4.9 Window Setting Protocol....................................................................... 44

    Gambar 4.10 Window Pilihan Transkoding.............................................................. . 44

    Gambar 4.11 Window Setting Alamat IP.................................................................. . 45

    Gambar 4.12 Tampilan Video Pada User.................................................................. 46

    Gambar 4.13 Cara Setting Interface WireShark........................................................ 46

    Gambar 4.14 Cara Setting Durasi Capturing Wireshark............................................ 47

    Gambar 4.15 Cara Save Data Capture WireShark..................................................... 47

    Gambar 4.16 Grafik Delay......................................................................................... 49

    Gambar 4.17 Grafik Packet Loss............................................................................... 51

    Gambar 4.18 Tampilan DU Meter............................................................................. 53

    Gambar 4.19 Grafik Throughput.............................................................. ................. 54

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1. 300Mbps Wireless N Access Point Model TL-WA801ND ................. 61

    Lampiran 2. Spesifikasi Kabel UTP Model RJ-45 ................................................... 63

    Lampiran 3. Ubiquiti Spectrum Analyzer Model : Airview2-EXT .......................... 65

    Lampiran 4. Perhitungan Delay ................................................................................ 67

    Lampiran 5. Perhitungan Packet Loss ...................................................................... 73

    Lampiran 6. Perhitungan Throughput ................ ..................................................... 83

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Penggunaaan teknologi wireless dalam dunia telekomunikasi saat ini semakin

    berkembang. Dalam perkembangannya yang sering kita kenal adalah teknologi WLAN

    (Wireless Local Area Network) dan WPAN (Wireless Personal Area Network).

    WLAN adalah suatu jenis jaringan komputer yang menggunakan gelombang radio

    sebagai alat atau media transmisi data. Informasi atau data dikirim dari satu komputer ke

    komputer yang lainnya menggunakan gelombang radio. Salah satu contoh dari WLAN

    adalah standar teknologi IEEE 802.11n atau sering disebut Wi-Fi dapat mencapai kecepatan

    72 Mbit/s. IEEE 802.11n adalah peningkatan dari standar sebelumnya yaitu 802.11b dan

    802.11g. Pada standar sebelumnya 802.11n ditambahkan dukungan terhadap MIMO

    (Multiple Input Multiple Output). IEEE 802.11n dapat berjalan pada frekuensi 2,4 GHz atau

    5 GHz. Pada frekuensi 2,4 GHz ada kemungkinan interferensi dengan peralatan lain seperti

    microwave dan bluetooth.

    Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah jaringan wireless dengan jangkauan

    area yang kecil. Salah satu contoh dari WPAN adalah standar teknologi IEEE 802.15.1 atau

    sering disebut bluetooth sebagai teknologi komunikasi wireless (tanpa kabel) yang

    beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical)

    dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan

    layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak

    jangkauan layanan yang terbatas yakni sekitar 10 meter. Bluetooth berupa network interface

    card yang menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.15 dengan jarak layanan yang

    terbatas dan kemampuan data transfer lebih rendah dari kartu untuk Wireless Local Area

    Network (WLAN).

    Karena penggunaan pita frekuensi yang sama pada IEEE 802.11n dan 802.15.1 dapat

    membuat kedua teknologi ini saling interferensi pada jarak yang berdekatan. Berdasarkan

    latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan analisa performansi

    teknologi IEEE 802.11n terhadap interferensi Bluetooth. Pengaruh interferensi Bluetooth

  • 2

    terhadap kinerja WLAN IEEE 802.11n ini lebih ditekankan pada throughput, delay dan

    packet loss yang dihasilkan tanpa dan ada teknologi Bluetooth.

    Pada penelitian kali ini ditekankan pada interferensi WLAN 802.11n terhadap

    Bluetooth, bukan interferensi Bluetooth terhadap WLAN 802.11n. Dilakukan pengujian

    interferensi WLAN 802.11n terhadap Bluetooth dengan skenario satu laptop sebagai user

    dan dua bluetooth dengan variasi pertambahan jarak antar bluetooth.

    1.2 Rumusan Masalah

    Melihat dari masalah yang ada pada latar belakang, maka dapat dirumuskan sebagai

    berikut :

    1. Bagaimana merancang dan mengkonfigurasi jaringan WLAN IEEE 802.11n agar

    terinterferensi oleh bluetooth dengan mengatur jarak pada bluetooth?

    2. Bagaimana pengaruh interferensi bluetooth terhadap performansi jaringan WLAN

    IEEE 802.11n yang meliputi throughput, delay,dan packet loss ?

    1.3 Batasan Masalah

    Untuk menyederhanakan penelitian, maka batasan yang dipakai dalam melakukan

    penelitian sebagai berikut :

    1. Parameter performansi yang diamati adalah throughput, delay dan packet loss.

    2. Pengujian dilakukkan outdoor.

    3. Dipastikan tidak ada pengguna frekuensi 2,4GHz selain peneliti.

    4. Kondisi yang diterapkan yaitu kondisi LoS (Line of Sight).

    5. Rangkaian elektronik pada komponen sistem tidak akan dibahas.

    6. Tidak membahas penurunan rumus.

    7. Hanya menggunakan Access Point tipe IEEE 802.11n.

    1.4 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis performansi jaringan

    jaringan WLAN IEEE 802.11n yang mengalami interferensi dari bluetooth IEEE 802.15

    yang meliputi throughput, delay,dan packet loss.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan dan gambaran untuk setiap bab dalam skripsi ini akan mengikuti

    sistematika sebagai berikut :

  • 3

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah,

    maksud dan tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini berisi tentang konsep dasar WLAN (Wireless Local Area

    Network), klasifikasi WLAN, prinsip kerja WLAN IEEE 802.11, topologi

    WLAN IEEE 802.11, WPAN (Wireless Personal Area Network),

    bluetooth, topologi bluetooth, interferensi, parameter QoS (Quality of

    Service) (throughput, delay, dan packet loss), perangkat lunak Wireshark,

    dan perangkat lunak VLC.

    BAB III METODE PENELITIAN

    Pada bab ini bab ini menjelaskan metode-metode yang digunakan untuk

    menjawab rumusan masalah. Metode yang digunakan adalah metode

    analisis throughput, delay, dan packet loss.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini menjelaskan langkah untuk membangun konfigurasi jaringan

    WLAN IEEE 802.11n, uji coba dan pengambilan data. Kemudian

    membahas performansi jaringan dilihat dari parameter-parameternya yaitu

    throughput, delay, dan packet loss.

    BAB V PENUTUP

    Pada bab ini diuraikan beberapa kesimpulan dari hasil pembahasan, dan

    saran-saran yang mungkin bermanfaat.

  • 4

  • 5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Wireless Local Area Network (WLAN)

    Wireless Local Area Network adalah suatu jaringan area lokal nirkabel yang

    menggunakan gelombang radio sebagai media tranmisinya, link terakhir yang digunakan

    adalah nirkabel, untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh pengguna dalam area

    sekitar. Area dapat berjarak dari ruangan tunggal ke seluruh jaringan luas. Jaringan biasanya

    menggunakan kabel, dengan satu atau lebih titik akses jaringan menyambungkan pengguna

    nirkabel ke jaringan berkabel. WLAN merupakan sistem komunikasi dengan udara sebagai

    media transmisinya. WLAN menggunakan teknologi frekuensi radio sebagai media

    penyimpanan data dan memiliki berbagai kemudahan bagi pengguna dalam penerapannya,

    antara lain :

    1. Mobilitas yang tinggi : Pengguna dapat mengakses informasi dimanapun sepanjang masih

    dalam coverage jaringan WLAN.

    2. Kemudahan dan kecepatan instalasi : Instalasi jaringan WLAN lebih cepat dibandingkan

    jaringan dengan menggunakan kabel karena perangkat yang digunakan tidak terlalu banyak

    dan mudah untuk dikonfigurasikan.

    3. Fleksibel dalam instalasi : Instalasi jaringan dapat dilakukan ditempat dimana jaringan

    LAN (Local Area Network) tidak dapat dipasang karena kendala kondisi geografis.

    4. Skalabilitas : Jaringan WLAN dapat dikonfigurasikan dengan beberapa bentuk topologi

    tergantung kebutuhan pengguna seperti bentuk mode ad-hoc dan mode infratrucure.

    Berdasarkan kemudahan yang didapat dengan menggunakan teknologi WLAN,

    pengguna dapat pula mempertimbangkan kelemahan yang ada pada teknologi tersebut dalam

    implementasinya dimana terdapat pengaruh interferensi radiodan halangan akibat bangunan

    maupun pohon dan lain-lain. (Gede Sukadarmika, 2010).

  • 6

    2.1.1 Klasifikasi Wireless Local Area Network (WLAN)

    Wifi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Ada beberapa jenis spesifikasi dari

    802.11 berdasarkan tingkat kecepatan yaitu 802.11a, 802.11b, 802.11g, dan 802.11n. Untuk

    spesifikasi lebih lanjut dapat di lihat pada Tabel 2.1 :

    Tabel 2.1 Spesifikasi 802.11

    Standar

    Data Rate Jarak Jangkauan

    Frekuensi Kompitabel

    Typical Maximum Indoor Outdoor

    802.11b 4,5 Mbps 11 Mbps 38 meter 125 meter 2,4 GHz 802.11b

    802.11g 19 Mbps 54 Mbps 38 meter 125 meter 2,4 GHz 802.11b/g

    802.11n 74 Mbps 300 Mbps 70 meter 230 meter 2,4 GHz 802.11b/g/n

    (Sumber: Mulyana Sandi, 2013)

    2.1.1.1 IEEE 802.11a

    Disahkan juga oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999, 802. 11a memakai OFDM.

    Dengan kecepatan maksimum data 54 Mbps, dengan throughput sampai setinggi 27 Mbps.

    802.1 la beroperasi di ISM band antara 5.745 dan 5.805 GHz, dan bagian dari UNI band

    diantara 5.150 dan 5.320 GHz. Ini membuatnya tidak cocok dengan 802.11b atau 802.11g,

    dan frekuensi yang lebih tinggi berarti jangkauannya lebih pendek dari pada 802.I1b/g

    dengan daya pancar yang sama. Memang bagian dari spektrumnya relatif tidak dipakai

    dibandingkan dengan 2.4 GHz, sayangnya dia hanya legal digunakan di sedikit negara di

    dunia. Tanyakan kepada pihak yang berwenang sebelum memakai peralatan 802.11a,

    terutama untuk penggunaan di luar ruangan. Peralatan 802.11a sebetulnya relatif murah, tapi

    tidak sepopuler 802.11 b/g. (Mulyana Sandi, 2013).

    2.1.1.2 IEEE 802.11b

    Disahkan oleh IEEE pada tanggal 16 September 1999, 802.11b mungkin adalah

    protokol jaringan nirkabel yang paling populer yang dipakai saat ini. Jutaan alat-alat untuk

    mendukungnya telah dikeluarkan sejak 1993. 802.11b memakai modulasi yang dikenal

    sebagai Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) bagian dari ISM band dari 2.400 sampai

    2.495 GHz. Mempunyai kecepatan maksimum 11 Mbps, dengan kecepatan sebenarnya yang

    bisa dipakai sampai 5 Mbps.

  • 7

    Keuntungan yang biasa didapat dari 802.11b adalah kelengkapan long rangenya.

    802.11b memungkinkan anda mampu mencapai jarak 300 kaki pada sebagian besar fasilitas

    indoor. Rentang yang tinggi mengizinkan penyebaran LAN nirkabel dengan jumlah access

    point yang sedikit agar dapat melindungi sebuah fasilitas sebanding dengan 802.11a.

    Kelemahan dari 802.11b adalah anda dibatasi sampai tiga Channel nonoverlapping pada

    pita 2.4 GHz. Standar 802.11 menetapkan 14 Channel (hanya Channel 1 sampai 11 yang

    tersedia di Amerika Serikat) untuk mengonfigurasi access point. Walaupun demikian,

    masing-masing channel menempati kira-kira sepertiga dari keseluruhan pita 2.4GHz saat

    mengirim sebuah sinyal. Sebagian besar perusahaan hanya menggunakan channel 1, 6, dan

    11 untuk memastikan access point tidak inteferensi satu sama lain. Hal tersebut membatasi

    kapasitas 802.11b sehingga menjadikannya paling sesuai untuk mendukung aplikasi

    performa medium, seperti e-mail. (Mulyana Sandi, 2013).

    2.1.1.3 IEEE 802.11g

    Digunakan mulai pertengahan 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz.

    Maksimum bandwidth yang bisa dicapai sebesar 54 Mbps. Modulasi yang digunakan adalah

    OFDM. Kanal yang tidak overlapping berjumlah tiga buah. Protokol ini kompatibel dengan

    tipe 802.11b. IEEE 802.11g adalah sebuah standar jaringan nirkabel yang bekerja pada

    frekuensi 2,45 GHz dan menggunakan metode modulasi OFDM. 802.11g yang

    dipublikasikan pada bulan Juni 2003 mampu mencapai kecepatan hingga 54 Mb's pada pita

    frekuensi 2,45 GHz, sama seperti halnya IEEE 802.11 biasa dan IEEE 802.11b. Standar ini

    menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari

    gelombang lainnya.

    Masalah utama bahwa radio Wi-Fi yang ada tidak dapat melakukan demodulasi

    transmisi OFDM. Dibawah kondisi normal, semua radio pada kanal yang diberikan akan

    memberikan akses ke udara dengan mekanisme 'listen-before-talk' atau 'dengar-sebelum-

    bicara'. Sebutan teknik untuk mekanisme ini adalah Carrier Sense Multiple Access /

    Collision Avoidance (CSMA/CA). Radio mendengar untuk menentukan jika perangkat

    lainnya sedang ditransmisikan. Setiap radio pada kanal menunggu sampai tidak ada

    transmisi sedang berlangsung sebelum melakukan transmisi. Radio IEEE 802.11g akan

    dapat menerima baik transmisi CCK ataupun OFDM.

  • 8

    Kelebihan dari 802.11g adalah bahwa standar tersebut merupakan kompatibel terbalik

    dari 802.11b. Perusahan dengan keberadaan jaringan 802.11b biasanya dapat meng-upgrade

    access point-nya menjadi 802.11g melalui peng-upgradean firmware sederhana. Hal

    tersebut menyediakan jalur perpindahan yang efektif untuk LAN nirkabel. Permasalahan

    yang muncul adalah kehadiran perangkat klien 802.11b dalam lingkup 802.11g

    membutuhkan mekanisme proteksi yang membatasi performa keseluruhan LAN nirkabel.

    Dengan demikian, perangkat 802.11b tidak mengetahui kapan perangkat 802.11g dikirimkan

    karena perbedaan tipe modulasi. Oleh karena itu, kedua tipe perangkat tersebut harus

    memberitahukan penggunaan yang akan datang pada medium mereka dengan menggunakan

    tipe modulasi yang umumnya telah diketahui. Kelemahan 802.11g, seperti kemungkinan

    interferensi RF dan keterbatasan tiga Channel non-overlapping, masih berlaku pada 802.11g

    dikarenakan pengerjaan di pita 2.4 GHz. Sebagai hasilnya, jaringan 802.11g memiliki

    pembatas kapasitas sebanding dengan 802.11a. (Mulyana Sandi, 2013).

    2.1.1.4 802.11n

    IEEE 802.11n-2009 adalah sebuah perubahan standar jaringan nirkabel 802.11-2.007

    IEEE untuk meningkatkan throughput lebih dari standar sebelumnya, seperti 802.11b dan

    802.11g, dengan peningkatan data rate maksimum dalam lapisan fisik OSI (PHY) dari 54

    Mbps ke maksimum 300 Mbps dengan menggunakan empat ruang aliran di lebar channel

    40 MHz. Sejak tahun 2007,Wi-Fi Alliance telah memberikan sertifikat interoperabilitas

    produk “draft-n” berdasarkan pada draft 2.0 dari spesifikasi IEEE 802.11n. Aliansi telah

    meningkatkan perangkat ini dengan tes kompatibilitas untuk beberapa perangkat tambahan

    yang diselesaikan setelah Draft 2.0. Lebih jauh lagi, telah ditegaskan bahwa semua produk

    bersertifikat draft-n tetap kompatibel dengan produk-produk standar terakhir. IEEE 802.11n

    didasarkan pada standar 802.11 sebelumnya dengan menambahkan multiple-input multiple-

    output (MIMO) dan 40 MHz ke lapisan saluran fisik (PHY), dan frame agregasi ke MAC

    layer. MIMO adalah teknologi yang menggunakan beberapa antena untuk menyelesaikan

    informasi lebih lanjut secara koheren daripada menggunakan satu antena. Dua manfaat

    penting MIMO adalah menyediakan keragaman antenna dan spasial multiplexing untuk

    802.11n. Kemampuan lain teknologi MIMO adalah menyediakan Spatial Division

    Multiplexing (SDM). SDM secara spasial me-multiplexe beberapa stream data independen,

    ditransfer secara serentak dalam satu saluran spektral bandwidth. MIMO SDM dapat

    meningkatkan throughput data seperti jumlah dari pemecahan stream data spatial yang

    ditingkatkan. Setiap aliran spasial membutuhkan antena yang terpisah baik pada pemancar

  • 9

    dan penerima. Di samping itu, teknologi MIMO memerlukan rantai frekuensi radio yang

    terpisah dan analog-ke-digital converter untuk masing-masing antena MIMO yang merubah

    biaya pelaksanaan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan sistem non-MIMO. Saluran 40

    MHz adalah fitur lain yang dimasukkan ke dalam 802.11n yang menggandakan lebar saluran

    dari 20 MHz di 802.11 PHY sebelumnya untuk mengirimkan data. Hal ini memungkinkan

    untuk penggandaan kecepatan data PHY melebihi satu saluran 20 MHz. Hal ini dapat

    diaktifkan di 5 GHz mode, atau dalam 2.4 GHz jika ada pengetahuan yang tidak akan

    mengganggu beberapa 802.11 lainnya atau sistem non-802.11 (seperti bluetooth)

    menggunakan frekuensi yang sama. Arsitektur coupling MIMO dengan saluran bandwidth

    yang lebih luas menawarkan peningkatan fisik transfer rate melebihi 802.11a (5 GHz) dan

    802.11g (2.4 GHz). (Mulyana Sandi, 2013).

    2.1.2 Prinsip Kerja WLAN

    Jaringan Wireless Local Area Networks (WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE

    802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11g, 802.11n saat ini

    sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan

    mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya. Awalnya wifi

    ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dan Jaringan Area Lokal (LAN), namun saat

    ini lebih banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinan seseorang

    dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant (PDA)

    untuk terhubung dengan internet dengan menggunakan titik akses (atau dikenal dengan

    hotspot) terdekat.

    Gambar 2.1 Prinsip Kerja WLAN

    (Sumber: http://jaringankomputer.org/wireless-lan/)

  • 10

    Wireless LAN bekerja dengan menggunakan gelombang radio. Sinyal radio menjalar

    dari pengirim ke penerima melalui free space, pantulan-pantulan, difraksi, line of sight dan

    obstructed tiap sinyal (pada jalur yang berbeda-beda) memiliki level kekuatan, delay dan

    fasa yang berbeda-beda. Mirip dengan jaringan Ethernet kabel, sebuah wireless LAN

    mengirim data dalam bentuk paket. Setiap adapter memiliki no ID yang permanen dan unik

    yang berfungsi sebagai sebuah alamat dan tiap paket selain berisi data juga menyertakan

    alamat penerima dan pengirim paket tersebut. Sama dengan sebuah adapter Ethernet, sebuah

    kartu, wireless LAN akan memeriksa kondisi jaringan sebelum mengirim paket ke

    dalamnya. Bila jaringan dalam keadaan kosong, maka paket langsung dikirimkan. Bila kartu

    mendeteksi adanya data lain yang sedang menggunakan frekuensi radio, maka ia menunggu

    sesaat kemudian memeriksanya kembali.

    Teknologi utama yang banyak digunakan untuk membuat jaringan nirkabel adalah

    keluarga protokol 802.11, dikenal juga sebagai Wi-Fi. Sementara protokol-protokol baru

    seperti 802.16 (dikenal juga sebagi WiMax) sepertinya bias menyelesaikan beberapa

    kesulitan yang tampak pada 802.11.

    2.1.3 Topologi WLAN

    Wireless LAN memungkinkan dua bentuk koneksi, yang dikenal sebagai Ad-Hoc dan

    mode Infrastructure.

    2.1.3.1 Mode Ad-Hoc

    Mode Ad-Hoc adalah suatu kondisi jaringan wireless yang tidak menggunakan access

    point.Artinya, antar client langsung terkoneksi satu dengan yang lainnya. Jika merasa asing

    dengan istilah Ad-Hoc, mungkin istilah Peer-to-peer dapat lebih mempermudah mengenali

    koneksi Ad-Hoc. Prinsip kerjanya sama saja dengan Peer-to-peer. Disini setiap client akan

    saling terkoneksi secara langsung. (Tri Arianto, 2009).

  • 11

    Gambar 2.2 Topologi Mode Ad-Hoc

    (Sumber: Tri Arianto, 2009)

    2.1.3.2 Mode Infrastructure

    Model infrastructure adalah kondisi suatu jaringan dengan menggunakan suatu titik

    pusat yaitu access point. Semua client terhubung ke jaringan harus terkoneksi ke access point

    terlebih dahulu, baru kemudian dapat mengakses resource dari network/client lain yang ada.

    Untuk topologi infrastruktur, tiap PC mengirim dan menerima data dari sebuah titik

    akses, yang dipasang di dinding atau langit-langit berupa sebuah kotak kecil berantena. Saat

    titik akses menerima data, ia akan mengirimkan kembali sinyal radio tersebut (dengan

    jangkauan yang lebih jauh) ke PC yang berada di area cakupannya, atau dapat mentransfer

    data melalui jaringan Ethernet kabel. Titik akses pada sebuah jaringan infrastruktur memiliki

    area cakupan yang lebih besar. (Tri Arianto, 2009)

    Gambar 2.3 Topologi Mode Infrastructure

    (Sumber: Tri Arianto, 2009)

  • 12

    2.2 Wireless Personal Area Network (WPAN)

    Wireless Personal Area Network (WPAN) adalah jaringan wireless dengan jangkauan

    area yang kecil. Contohnya Bluetooth, Infrared, dan ZigBee.

    Teknologi WPAN membolehkan pengguna untuk membangun suatu jaringan nirkabel

    (ad hoc) bagi peranti sederhana, seperti PDA, telepon seluler atau laptop. Ini bisa digunakan

    dalam ruang operasi personal (personal operating space atau POS). Sebuah POS adalah

    suatu ruang yang ada disekitar orang, dan bisa mencapai jarak sekitar 10 meter. Saat ini, dua

    teknologi kunci dari WPAN ini adalah bluetooth dan cahaya infra merah. bluetooth

    merupakan teknologi pengganti kabel yang menggunakan gelombang radio untuk

    mentransmisikan data sampai dengan jarak sekitar 30 feet. Data bluetooth dapat

    ditransmisikan melewati tembok, saku ataupun tas. Teknologi bluetooth ini digerakkan oleh

    suatu badan yang bernama bluetooth Special Interest Group (SIG), yang mana

    mempublikasikan spesifikasi bluetooth versi 1.0 pada tahun 1999. Cara alternatif lainnya,

    untuk menghubungkan peranti dalam jarak sangat dekat (1 meter atau kurang), maka user

    bisa menggunakan cahaya infra merah.Untuk menstandarisasi pembangunan dari teknologi

    WPAN, IEEE telah membangun kelompok kerja 802.15 bagi WPAN. Kelompok kerja ini

    membuat standar WPAN, yang berbasis pada spesifikasi bluetooth versi 1.0. Tujuan utama

    dari standarisasi ini adalah untuk mengurangi kompleksitas, konsumsi daya yang rendah,

    interoperabilitas dan bisa hidup berdampingan dengan jaringan 802.11.

    WPAN memiliki kelebihan antara lain :

    • Konsumsi daya rendah

    • Mobilitas (pergerakan) yang tinggi. WPAN memungkinkan pengguna untuk

    mengakses informasi dimanapun berada selama masih dalam jangkauan wilayah

    WPAN.

    • Kemudahan dan kecepatan instalasi. Instalasi WPAN mudah karena dan cepat karena

    bisa dilakukan tanpa harus menarik dan memasang kabel.

    • Fleksibel. Tekonologi WPAN memungkinkan untuk membangun jaringan dimana

    kabel tidak dapat digunakan atau tidak memungkinkan untuk digunakan.

    • Biaya lebih murah, meskipun biaya instalasi awalnya WPAN lebih mahal dari PAN

    konvensional tetapi biaya pemeliharaanya lebih murah.

  • 13

    • Scalabel. WPAN dapat menggunakan berbagai topologi jaringan sesuai dengan

    kebutuhan.

    Kekurangan dari WPAN adalah sebagai berikut :

    • Jarak jangkauannya pendek hanya sekitar ±10 m.

    • Data rate rendah

    IEEE 802.15 adalah working group nomor 15 dari IEEE 802 spesial untuk WPAN

    (Wireless Personal Area Network) Standard. Terdiri dari 5 sub standard :

    • 802.15.1 tentang WPAN / bluetooth

    • 802.15.2 tentang Coexistance

    • 802.15.3 High Rate WPAN (11‐55 Mbit/s)

    • 802.15.4 Low Rate WPAN (kecepatan rendah dengan high battere long life misalnya

    Zigbee 802.15.5 Mesh Networking). (Nofianti Dwi,2011).

    2.2.1 Bluetooth

    Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area

    networks atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk

    melakukan tukar-menukar informasi di antara peralatan-peralatan. Spesifiksi dari peralatan

    bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok bluetooth Special Interest

    Group. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah

    frequency hopping traceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara

    secara real time antara host-host bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan teknologi ini

    adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan transfer data yang rendah.

    Bluetooth terdiri dari microchip radio penerima/pemancar yang sangat kecil/pipih dan

    beroperasi pada pita frekuensi standar global 2,4 GHz. Teknologi ini menyesuaikan daya

    pancar radio sesuai dengan kebutuhan. Ketika radio pemancar mentransmisikan informasi

    pada jarak tertentu, radio penerima akan melakukan modifikasi sinyal-sinyal sesuai dengan

    jarak yang selaras sehingga terjadi fine tuning. Data yang ditransmisikan oleh chipset

    pemancar akan diacak, diproteksi melalui enskripsi serta otentifikasi dan diterima oleh

    chipset yang berada di peralatan yang dituju.

  • 14

    Teknologi bluetooth dirancang dan dioptimalkan untuk perangkat yang bersifat mobile

    (Mobile Device). Komputer yang bersifat mobile seperti laptop, tablet PC, atau notebook,

    cellular, handset, network access point, printer, PDA, desktop, keyboard, joystick dan device

    yang jangkauannya seperti bluetooth yang bekerja pada jaringan bebas 2,4GHz Industrial-

    Scientific-Medical (ISM) jalur yang terintegrasi didalam sebuah chip.

    Untuk peralatan mobile komsumsi tenaga listrik harus diperhatikan, bluetooth

    memerlukan daya yang rendah yaitu kurang dari 0.1 W dan sejak bluetooth di desain untuk

    kedua keperluan yaitu komputasi dan aplikasi komunikasi. Bluetooth juga didesain untuk

    men-support komunikasi secara bersama suara dan data dengan kemampuan transfer data

    sampai 721 Kbps. Bluetooth juga men-support layanan synchronous dan ansynchronous dan

    mudah diintegrasikan dengan jaringan TCP/IP. Setiap teknologi yang menggunakan

    spektrum ini mempunyai batasan sesuai dengan aplikasinya. Komunikasi bluetooth didesain

    untuk memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya spektrum ini dan mengurangi

    interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi karena bluetooth beroperasi menggunakan level

    energi yang rendah. (Hasad, Andi 2013).

    2.2.1.1 Topologi Jaringan Bluetooth

    Berikut ini adalah Topologi dari jaringan bluetooth :

    Gambar 2.4 Topologi Bluetooth a) Point-to Point b) Piconet c) Scatternet

    (Sumber: Kango Rikan, 2012)

    Dua unit bluetooth yang berkomunikasi , dimana satu unit bertindak sebagai master

    yang mengontrol komunikasi, dan yang lainnya bertindaka sebagai slave ini disebut dengan

    topologi Point to point (1 master, 1 slave). Komunikasi antar bluetooth yang terdiri dari satu

    unit master dan satu atau lebih sebagai slave, ini disebut dengan topologi jaringan piconet

    (1 master, 1> slave). Komunikasi yang melibatkan lebih dari satu topologi piconet disebut

    dengan topologi jaringan scatternet (terdiri dari 1> piconet). (Kango Rikan, 2012)

  • 15

    2.2.1.2 Arsitektur Bluetooth

    Teknologi bluetooth dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu spesifikasi core dan profile.

    Spesifikasi core menjelaskan bagaimana teknologi ini bekerja, sementara itu spesifikasi

    profile bagaimana membangun interoperation antar perangkat bluetooth dengan

    menggunakan teknologi core. Berikut gambaran protokol bluetooth.

    Gambar 2.5 Protokol Bluetooth

    (Sumber: Hasad, Andi. 2013)

    Baseband Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit

    bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan frekuensi

    hopping- spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket pada time slot dan

    frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur pemeriksaan dan paging untuk

    sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock dari perangkat bluetooth yang berbeda.

    Link Manager Protocol (LMP) The Link Manager Protocol adalah perespon, men-

    setting dan menghubungkan kanal antara perangkat keras. Protokol ini dapat meningkatkan

    performa keamanan seperti membentuk autentifikasi, pertukaran, verifikasi, kunci enkripsi

    dan negosiasi ukuran paket baseband.

    Logical Link Control and Adaptation Protocol (L2CAP) Paket L2CAP membawa

    muatan yang penting yang dibawa ke layer protokol yang lebih tinggi.

    Service Discovery Protocol (SDP) Protokol ini digunakan untuk memberikan informasi

    device, pelayanan diperbolehkan untuk mengakses device yang berfungsi.

    Cable Replacement Protocol (RFCOMM) RFCOMM adalah emulasi jalur serial.

  • 16

    Telephony Control Protocol The Telephony Control - Binary (TCS Binary) and

    Telephony Control - AT Commands digunakan untuk menyusun percakapan dan data antara

    device dan mengkontrol mobile phone dan modem.

    Adopted Protocols bluetooth juga men-support protokol PPP, TCP/UDP/IP, OBEX dan

    WAP untuk memaksimalkan interoperabilitasnya.

    Radio Frequency (RF) adalah lapis terendah dari spesifikasi bluetooth. Unit RF

    merupakan sebuah transceiver yang memfasilitasi hubungan wireless antar perangkat

    bluetooth yang beroperasi pada International Scientific and Medical band dengan frekuensi

    2,4GHz. ISM band bekerja dengan frequency-hopping, dan pembagiannya dibuat dalam 79

    hop dengan spasi 1 MHz. (Hasad, Andi 2013).

    Daya yang dianjurkan untuk radio bluetooth ini diklasifikasikan menjadi tiga kelas

    seperti diperlihatkan dalam table 2.2

    Tabel 2.2 Klasifikasi Daya Pancar Radio Bluetooth

    Kelas

    Daya

    Daya Output maksimum

    [mW]

    Jangkauan / Range

    [meter]

    1

  • 17

    Sedangkan kelemahannya adalah :

    1. Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN standar.

    2. Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksi bluetooth yang digunakan, akan

    menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima yang diharapkan.

    3. Banyak mekanisme keamanan bluetooth yang harus diperhatikan untuk mencegah

    kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi.

    4. Di Indonesia, sudah banyak beredar virus-virus yang disebarkan melalui bluetooth

    dari handphone.

    Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan

    secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang

    disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:

    a. Enkripsi data.

    b. Autentikasi user

    c. Fast frequency hopping (1600 hops/sec). Frequency hopping sendiri adalah teknik

    dimana sinyal informasi ditransmisikan dengan cara dilompatkan ke dalam suatu

    spektrum frekuensi, dimana spektrum tersebut sudah dialokasikan menjadi beberapa

    channel.

    d. Output power control

    Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer

    fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang

    lebih tinggi seperti password dan PIN. (Januar, Wayan 2015).

    2.3 Interferensi

    Interferensi adalah sesuatu yang dapat mengganggu atau menghambat kinerja sesuatu

    (dalam hal ini transmisi wireless). Interferensi juga dapat diartikan sebagai kontaminasi oleh

    sinyal lain yang berasal dari pemancar lain. Berikut ini adalah macam-macam interferensi:

    1. Direct Interference, merupakan interferensi yang disebabkan oleh perangkat-

    perangkat 802.11 lain yang beroperasi pada frekuensi atau kanal yang sama dalam

    satu area.

  • 18

    2. Indirect Interference, merupakan interferensi yang disebabkan oleh perangkat-

    perangkat selain 802.11 tetapi bekerja pada spektrum frekuensi yang sama.

    3. Path Interference, dibagi dalam 4 kategori; Reflection, Refraction, Diffraction, dan

    Scattering. Frekuensi radio (terutama pada range 5 Ghz) memiliki kecenderungan

    yang kuat untuk dipantulkan oleh benda-benda logam, cermin, dan benda keras

    lainnya.

    4. Line of Sight Interference, merupakan interferensi yang diisebabkan oleh penyerapan

    sinyal oleh benda-benda yang dilaluinya.

    2.3.1 Pengaruh Interferensi Bluetooth terhadap WLAN 802.11n

    Transmisi WiFi IEEE 802.11n dipengaruhi lebih banyak oleh bluetooth, daripada

    bluetooth dipengaruhi oleh WiFi 802.11n. bluetooth adalah sistem hopping frekuensi cepat,

    1600 hop/detik; dan melawan interferensi dengan berpindah-pindah ke frekuensi lain. Area

    operasi dari WiFi IEEE 802.11n lebih luas daripada area operasi bluetooth, sebagai

    akibatnya daya sinyal transmisi melemah di bawah daya transmitter bluetooth dan menjadi

    sangat rentan terhadap interferensi. Ukuran paket lebih kecil untuk bluetooth, yang berarti

    bahwa sangat kecil data akan hilang dalam tabrakan/bentrokan dan transmisi ulang dari

    paket bluetooth pada frekuensi yang berbeda akan muncul dengan sangat cepat, sementara

    transmisi ulang akan memakan waktu yang lebih lama untuk paket 802.11n.

    2.4 Quality of Service (QoS)

    Quality of Service (QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-

    aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.

    Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya

    masalah throughput, delay/latency dan packet loss, yang dapat membuat efek yang cukup

    besar bagi banyak aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP

    Telephony) serta video streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data

    aplikasi tersebut dialirkan diatas jaringan dengan bandwidth yang tidak cukup, dengan

    latency yang tidak dapat diprediksi, atau packet loss yang berlebih.

    Menurut ITU-T E. 800, QoS adalah : “Sekumpulan efek performansi yang menentukan

    derajat kepuasan pengguna terhadap service yang diperlukan oleh jaringan”. Sedangkan dari

    sudut pandang jaringan telekomunikasi QoS adalah: “Kemampuan suatu jaringan untuk

  • 19

    menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu pada berbagai jenis platform

    teknologi”. (Onno W. Purbo, 2001).

    Pada penelitian ini dimana parameter yang digunakan dalam mengukur kinerja jaringan

    WLAN 802.11n adalah throughput, delay, dan packet loss. Pengukuran parameter ini dengan

    melakukan pengujian langsung dan berdasarkan standard TIPHON. Cara pengukuran untuk

    masing-masing parameter sebagai berikut:

    2.4.1 Throughput

    Pengukuran throughput dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari capture

    traffic jaringan yaitu jumlah paket dan waktu pengiriman. Hasil rata-rata mewakili kinerja

    jaringan WLAN 802.11n yang akan dianalisis. Perhitungan throughput menggunakan

    persamaan :

    𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 = Ʃ 𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡𝑆𝑒𝑛𝑡

    𝑆𝑒𝑛𝑡𝑇𝑖𝑚𝑒 (1)

    Keterangan :

    Σ Packet Sent = Jumlah paket yang dikirimkan

    Sent Time = Waktu pengiriman

    Tabel 2.3 Kategori Throughput

    Kategori

    Throughput

    Throughput (%)

    Sangat Bagus 100

    Bagus 75

    Sedang 50

    Jelek < 25

    (Sumber: Wahyu Patrya, 2011)

    2.4.2 Delay

    Pengukuran delay dilakukan berdasarkan waktu mulai pengiriman sampai paket

    diterima. Data yang digunakan berasal dari capture traffic, caranya dengan mengurangi

    waktu penerimaan paket pertama dengan waktu pengiriman paket pertama kemudian waktu

    penerimaan paket kedua dikurangi waktu pengiriman paket kedua dan seterusnya.

    Perhitungan delay menggunakan persamaan :

  • 20

    𝑫𝒆𝒍𝒂𝒚 = 𝒅𝒖𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏

    𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒄𝒌𝒆𝒕 (2)

    Keterangan :

    Duration = total waktu pengiriman paket

    Total paket = total paket yang dikirim

    Tabel 2.4 Kategori Delay

    (Sumber: Wahyu Patrya, 2011)

    2.4.3 Packet Loss

    Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan

    jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan.

    Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol

    Harmonization Over Networks) (Joesman 2008) sebagai berikut :

    𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝑙𝑜𝑠𝑠 =∑𝑃𝑙

    ∑𝑃𝑡 x 100% (3)

    Keterangan :

    Pt = Paket data yang dikirim

    Pl = Paket data yang hilang

    Tabel 2.5 Kategori Packet Loss

    (Sumber: Aldya Dwiki, 2015)

    Kategori

    Delay

    Besar Delay (ms)

    Sangat Bagus < 150

    Bagus 150 s/d 300

    Sedang 300 s/d 450

    Jelek >450

    Kategori

    Degredasi

    Packet Loss(%)

    Sangat Bagus 0%

    Bagus 3%

    Sedang 15%

    Jelek 25%

  • 21

    2.5 Pengaruh Interferensi terhadap QoS

    Ketika bluetooth dan 802.11n kedua nya bekerja pada frekuensi yang sama, paket akan

    mengalami lost dan throughput akan menurun dan delay akan meningkat. Saat 802.11n

    memancar pada frekuensi tertentu, bluetooth akan melakukan hopping pada frekuensi

    tersebut beberapa kali. Hopping pada bluetooth 600 kali lebih cepat dibandingkan 802.11

    (Patil, 2006), yang mana lompatannya sampai 2.5 lompatan per detik.

    Meskipun kedua teknologi ini mengalami penurunan paket, penurunan paket pada

    802.11n adalah lebih besar jika dibandingkan paket bluetooth. Pada saat penggunaan

    frekuensi pada band yang sama dan dioperasikan pada area dan waktu yang sama terdapat

    overlap dalam domain frekuensi dan waktu yang menyebabkan tabrakan paket pada saat

    transmisi file IEEE 802.11n, dan kemudian paket rusak ini dikirimkan kembali (retransmisi)

    oleh transmitter yang memerlukan waktu transmisi yang lebih lama lagi dalam hal

    pengiriman paket ke Rx.

    Interferensi yang terjadi bisa menurunkan kinerja system IEEE 802.11n dalam

    memancarkan dan menerima sinyal. Sistem akan sedikit kehilangan coding gain, akibatnya

    terjadi error pada bit-bit informasi yang sedang dikirim, dan client penerima menemukan

    error tersebut sehingga menyebabkan delay atau penundaan pengiriman meskipun juga akan

    dikirim lagi data-data yang error tersebut.

    Coding gain adalah jumlah Signal to Noise Ratio (SNR) atau Eb/No yang ditambah

    untuk memperoleh performansi BER yang sama dengan BER pada sinyal yang tidak

    dikodekan. Sebagai contoh, jika sistem BPSK dengan pengkodean dalam lingkungan

    AWGN memiliki nilai BER 10-2 ditingkat SNR 4 dB dan sistem yang menggunakan tanpa

    pengkodean memiliki BER yang sama pada tingkat SNR 2,5 dB, maka dapat dikatakan

    coding gain = 4 dB – 2,5 dB = 1,5 dB, karena penggunaan kode.

  • 22

    Gambar 2.6 Gambar hubungan S dan N

    (Sumber : http://www.wirelesscommunication.nl/reference/chaptr05/cdma/dscdma.htm)

    Pada sistem WLAN 802.11n ini, untuk mengurangi interferensi diperlukan adanya

    coding gain. Dapat dilihat pada gambar 2.6, sebelum diberikan coding gain sinyal noise akan

    lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai signal. Setalh dilakukan pengkodean nilai S

    dapat meningkat dan mengurangi gangguan dari noise. Untuk menaikkan coding gain pada

    sistem ini, pengkodean yang digunakan adalah pengkodean error correcting code. Dimana

    ketika nilai S naik, maka sinyal yang dikirimkan akan tahan terhadap noise sehingga

    informasi yang diterima pada sisi penerima tidak terjadi kesalahan.

    2.6 Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM)

    OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah sebuah teknik transmisi

    yang menggunakan beberapa frekuensi (multicarrier) yang saling tegak lurus (orthogonal).

    Pada Gambar 2.7, overlap antar frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan karena masing-

    masing sudah saling orthogonal. Sedangkan pada sistem multicarrier konvensional untuk

    mencegah interferensi antar frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi

    penghalang (guardband), dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya

    kecepatan transmisi bila dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum

    yang sama. Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi

    dalam pemakaian frekuensi.

  • 23

    Gambar 2.7 Spektrum Frekuensi OFDM

    (Sumber : Rudi Hartono & Agus Purnomo, 2011)

    2.7 Frequency Hoping Spread Spectrum (FHSS)

    IEEE 802.11 FHSS merupakan standar yang menjelaskan tentang metode frequency

    hoping spread spectrum untuk generasi sinyal pada lebar pita 2.40 – 2.48 GHz dengan

    kecepatan laju data 1 atau 2 Mbps. FHSS merupakan metode yang memungkinkan pengirim

    dapat mengirimkan frekuensi pembawa dalam waktu yang singkat, kemudian melompat ke

    frekuensi pembawa yang lain dengan waktu yang sama, dan seterusnya. Sinyal ditransfer

    secara bergantian dengan menggunakan 1 MHz atau lebih dalam rentang sebuah pita

    frekuensi tertentu yang tetap. Setelah N lompatan, putaran akan mengulang lagi. Jika lebar

    pita pada sinyal asli B, alokasi spectrum lebar pita adalah N x B. Ilustrasi dari metode FHSS

    seperti pada Gambar 2.8.

    Gambar 2.8 FHSS

    (Sumber : Rudi Hartono & Agus Purnomo, 2011)

  • 24

    2.8 Perangkat Lunak Wireshark

    Wireshark adalah perangkat lunak open source dan bersifat gratis yang banyak

    digunakan orang-orang di dunia untuk menghitung, menganalisis paket data yang melewati

    suatu perangkat, umumnya komputer atau laptop. Wireshark akan menganalisa paket data

    melalui interface dari perangkat internet seperti wireless adapter maupun LAN adapter.

    Aplikasi ini mampu menganalisa parameter-parameter performansi jaringan seperti delay,

    packet loss dan throughput. Wireshark bekerja pada Application layer. Wireshark

    mempunyai banyak fitur dan kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Aplikasi Wireshark bersifat open source untuk menganalisis paket jaringan.

    2. Mampu menangkap paket data secara langsung dari sebuah network interface.

    3. Mampu menampilkan informasi secara detail mengenai hasil capture pada sebuah

    jaringan.

    4. Mampu menampilkan hasil statistika dari hasil capture pada sebuah jaringan.

    5. Tersedia untuk Linux dan Windows.

    Gambar 2.9 Contoh Tampilan Wireshark yang Sedang Meng-capture Paket

    (Sumber: Perancangan)

    1. Menu : Menu-menu yang tersedia di Wireshark

    2. Display Filter : Sebuah kolom yang dapat diisi dengan sintaks-sintaks untuk membatasi

    paket-paket apa saja yang akan ditampilkan pada list paket.

    3. Daftar Paket : Menampilkan paket-paket yang berhasil ditangkap oleh Aplikasi

    Wireshark, berurutan dari paket pertama yang ditangkap, dan seterusnya.

    4. Detail Paket : Menampilkan detail paket yang terpilih pada daftar paket.

  • 25

    5. Detail Heksa : Menampilkan detail paket yang terpilih yang ditampilkan dalam bentuk

    heksa.

    Pada daftar bagian daftar Paket, terdapat kolom-kolom seperti berikut ini:

    1. Time : Menampilkan waktu saat paket-paket tersebut ditangkap.

    2. Source : Menampilkan alamat IP sumber dari paket data tersebut.

    3. Destination : Menampilkan alamat IP tujuan dari paket data tersebut.

    4. Protocol : Menampilkan protokol yang digunakan pada sebuah paket data.

    5. Info : Menampilkan informasi secara detail tentang paket data tersebut.

    Gambar 2.10 Logo Wireshark

    (Sumber: www.wireshark.org)

    Parameter yang dapat dihitung antara lain delay, packet loss dan throughput. Berikut

    adalah tampilan saat pengambilan data dari delay, packet loss dan throughput :

    1. Delay

    Gambar 2.11 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Delay

    (Sumber: Perancangan)

    Dari data gambar dapat dilihat bahwa nilai delay jika dimasukkan ke persamaan (2)

    maka akan didapatkan nilai :

    𝑫𝒆𝒍𝒂𝒚 = 𝟐𝟗𝟗,𝟕𝟖𝟓

    𝟒𝟔𝟑𝟖𝟓 = 6,46 ms

    http://www.wireshark.org/

  • 26

    2. Packet Loss

    Gambar 2.12 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Packet Loss

    (Sumber: Perancangan)

    Dari data gambar dapat dilihat bahwa nilai packet loss jika dimasukkan ke persamaan

    (3) maka akan didapatkan nilai :

    𝑷𝒂𝒄𝒌𝒆𝒕 𝒍𝒐𝒔𝒔 =185

    34550 x 100% = 0,53%

    3. Throughput

    Gambar 2.13 Contoh Tampilan Wireshark Untuk Menampilkan Nilai Throughput

    (Sumber: Perancangan)

  • 27

    Dari data gambar dapat dilihat bahwa nilai throughput jika dimasukkan ke persamaan

    (1) maka akan didapatkan nilai :

    𝑻𝒉𝒓𝒐𝒖𝒈𝒉𝒑𝒖𝒕 = 50317088

    299,785= 167,843 𝑘𝐵 = 1342,751 𝑘𝑏

    2.9 Perangkat Lunak VLC Media Player

    VLC Media Player adalah perangkat lunak yang dignakan untuk memutar file berbentuk

    musik maupun video. VLC dapat menampilkan berbagai jenis codec video yang ada seperti

    halnya, .MPEG, .MP4, .mkv dan lain-lain. VLC juga dapat digunakan untuk memutar video

    streaming yang ada diserver dengan memasukkan alamat url pada menu pilhan url jaringan.

    Gambar 2.14 Logo VLC Media Player

    (Sumber: http://www.videolan.org/vlc)

  • 28

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Umum

    Jenis penelitian ini bersifat komparatif. Penelitian komparatif bersifat membandingkan.

    Model sistem ini membandingkan antara jaringan WLAN 802.11n yang terinterferensi 2

    bluetooth dengan jarak antara masing- masing bluetooth dengan PC user 1-5 meter dengan

    variasi tiap perhitungannya +1 meter. Penelitian ini memiliki beberapa tahapan meliputi:

    jenis dan cara perolehan data, variabel dan cara analisis data, pembahasan dan hasil yang

    didapatkan serta penarikan kesimpulan dan saran yang disajikan dalam bentuk Gambar 3.1

    Diagram Alir.

    Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Utama

    (Sumber: Perancangan)

    Mulai

    Perancangan dan

    Pengambilan data

    Pengolahan Data

    Analisis Data

    Pembahasan dan Hasil

    Penarikan Kesimpulan

    dan Saran

    Selesai

  • 30

    3.2 Pengambilan Data

    Pengambilan data dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dan data primer. Data

    sekunder didapatkan dari kegiatan studi literartur, buku, jurnal ilmiah dan forum resmi yang

    membahas tentang WLAN 802.11n dan bluetooth. Sedangkan data primer digunakan untuk

    mendapatkan hasil dari pengukuran terhadap sistem kerja.

    3.2.1 Pengambilan Data Primer

    Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil pengamatan kerja sistem, yang

    dibuat. Kinerja sistem yang diukur melalui beberapa parameter QoS yang didapatkan dari

    hasil analisis perangkat Wireshark yang dipasang pada sisi pengguna. Adapun langkah

    dalam pengambilan data ditunjukkan pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.2 Diagram Alir Pengambilan Data Primer

    (Sumber: Perancangan)

    Mulai

    Perancangan dan Konfigurasi

    WLAN dan Bluetooth

    Penentuan Jarak Bluetooth

    Penyusunan Perangkat

    Pengujian Sistem

    Pengambilan Data dan Hasil

    Performansi Sistem

    Throughput,

    Delay, dan

    Packet Loss

    Selesai

  • 31

    Perancangan konfigurasi perangkat berdasarkan bentuk jaringan akan menampilkan

    komponen-komponen perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini. Penentuan jarak

    bluetooth dilakukan agar saling menginterferensi anatara PC user dengan bluetooth.

    Penyusunan perangkat adalah membuat konfigurasi jaringan WLAN yang diinginkan dan

    instalasi perangkat lunak Wireshark pada PC user. Pengujian sistem dilakukan untuk

    mengetahui saat melakukan pengiriman data tidak terjadi masalah.

    Berikut adalah perancangan jaringan WLAN 802.11n yang akan dibuat yang

    ditunjukkan pada Gambar 3.3.

    Gambar 3.3 Perancangan Jaringan WLAN 802.11n

    (Sumber: Perancangan)

    Pengambilan data dilakukan dengan perangkat lunak Wireshark yang telah diinstalasi

    pada PC user. Pengukuran dilakukan di luar ruangan yang bebas dari frekuensi 2,4 GHz

    selain dari peneliti. Access point yang digunakan saat penelitian diletakkan di atas meja

    dan Line Of Sight dengan user. Skenario yang digunakan pada pengukuran ini ada dua

    yaitu :

    1. Pengukuran tanpa ada interferensi, maksudnya tidak ada bluetooth disekitar PC user

    dan data yang diakses dari PC user ke server merupakan data video streaming.

    Gambar 3.4 Jaringan WLAN 802.11n Tanpa Interferensi

    (Sumber: Perancangan)

  • 32

    2. Pengukuran saat ada Interferensi bluetooth disekitar PC user untuk jarak antara

    bluetooth dan Laptop User yang bervariasi mulai dari 1-5 meter dengan perubahan

    tiap pehitungan +1 meter dan data yang diakses dari PC user ke server merupakan

    data video streaming. Pada saat melakukan video streaming, bluetooth 1

    mengirimkan data ke bluetooth 2 sebagai penginterferensi.

    Gambar 3.5 Jaringan WLAN 802.11n Dengan Interferensi

    (Sumber: Perancangan)

    Berikut adalah diagram alir proses pengambilan data dari perangkat lunak Wireshark :

    Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Pengambilan Data Menggunakan Wireshark

    (Sumber: Perancangan)

    Mulai

    Perangkat Keras: Laptop, Smartphone

    (Android), Access Point

    Perangkat Lunak: Wireshark dan VLC

    Proses Capturing Packet

    Data selama 5 menit

    Simpan file media

    library pcap (*pcap)

    File Wireshark library

    *pcap

    Selesai

  • 33

    3.2.2 Pengambilan Data Sekunder

    Pengambilan data sekunder dilakukan dengan cara melakukan studi literatur dengan

    referensi jurnal ilmiah, buku dan forum-forum resmi. Studi literatur yang dilakukan

    bertujuan untuk mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan teori-teori yang mendukung

    dalam perencanaan dan konfigurasi alat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk

    mendapatkan data sekunder adalah sebagai berikut:

    1. Mempelajari konsep dasar dan konfigurasi jaringan Wireless Local Area Network

    (WLAN).

    2. Mempelajari spesifikasi Wireless Local Area Network (WLAN) IEEE 802.11.

    3. Mempelajari konsep dasar dan konfigurasi jaringan Wireless Personal Area

    Network (WPAN).

    4. Mempelajari konsep prinsip kerja bluetooth.

    5. Mempelajari konsep dan perhitungan parameter-parameter kinerja jaringan WLAN

    802.11n.

    3.3 Kerangka Solusi Masalah

    Kerangka solusi masalah dilakukan untuk menyelesaikan masalah dalam bentuk diagam

    alir. Berikut adalah proses-proses yang akan dilakukan untuk mendapatkan performansi

    jaringan yang diinginkan yaitu throughput, delay, dan packet loss.

    3.3.1 Throughput

    Throughput merupakan parameter yang menunjukkan jumlah data yang diterima oleh

    pengguna dengan benar setelah melalui media transmisi. Berikut adalah Gambar 3.7 yang

    menunjukkan proses pengambilan data throughput dengan menggunakan Wireshark :

  • 34

    Gambar 3.7 Diagram Alir Proses Mendapatkan Nilai Throughput.

    (Sumber: Perancangan)

    3.3.2 Delay

    Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim sebuah paket dari sumber menuju

    ke tujuan (ujung ke ujung). Delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirim sebuah

    paket dari sumber ke tujuan. Berikut adalah Gambar 3.8 yang delay dengan menggunakan

    Wireshark:

    Gambar 3.8 Diagram Alir Proses Mendapatkan Delay

    (Sumber: Perancangan)

    Mulai

    Masukkan data Throughput

    dari wireshark

    Hitung rata-rata data

    Tampilkan nilai

    Throughput

    Selesai

    Mulai

    Masukkan data Delay

    dari Wireshark

    Hitung rata-rata data

    Tampilkan nilai Delay

    Selesai

  • 35

    3.3.3 Packet Loss

    Packet Loss adalah paket IP yang hilang selama proses transmisi dari sumber ke tujuan.

    Salah satu penyebab packet loss adalah antrian yang melebihi kapasitas buffer. Berikut

    adalah Gambar 3.9 yang menunjukkan proses pengambilan data packet loss dengan

    menggunakan Wireshark :

    Gambar 3.9 Diagram Alir Proses mendapatkan Nilai Packet Loss

    (Sumber: Perancangan)

    3.4 Pengambilan Kesimpulan dan Saran

    Pada tahapan ini dilakukan pengambilan kesimpulan berdasarkan dari teori, hasil

    pengukuran, dan analisis data, serta dilakukan pemberian saran yang dimaksud kepada

    pembaca yang akan melakukan studi tentang penelitian ini, ataupun sebagai pendukung dari

    penelitiannya.

    Mulai

    Masukkan data Packet

    Loss dari Wireshark

    Hitung rata-rata data

    Tampilkan nilai Packet

    Loss

    Selesai

  • 36

  • 37

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini akan menjelaskan anlisis hasil dan pembahasan dari penelitian dari interferensi

    Bluetooth terhadap IEEE 802.11n. Tahapan yang dilakukan pada pembahasan dan analisis yang

    dilakukan, yaitu :

    1. Perancangan, instalasi dan pengujian sistem.

    2. Perhitungan secara teoritis dan pengukuran data performansi jaringan WLAN 802.11n

    yang terinterferensi terhadap bluetooth yang meliputi throughput, delay, dan packet loss.

    4.1 Konfigurasi Perangkat dan Instalasi

    Konfigurasi perangkat dilakukan untuk mengetahui WLAN 802.11n dan Bluetooth saling

    interferensi yang dapat diketahui dari Spectrum Analyzer. Instalasi pada sistem meliputi instalasi

    perangkat lunak WireShark, VLC Media Player, dan AirView Spectrum Analyzer.

    4.1.1 Penggunaan Perangkat Keras

    Pada pembuatan skripsi ini, dibutuhkan beberapa hardware yang digunakan untuk

    menunjang eksperimen yang akan dilakukan. Berikut adalah spesifikasi dan fungsi dari

    beberapa hardware tersebut, yaitu :

    Tabel 4.1 Spesifikasi Perangkat Keras

    No Perangkat Jumlah Spesifikasi Fungsi

    1 TP-Link TL-

    WA801ND

    1 unit Standards IEEE 802.11n Sebagai Access Point

    2. Laptop Asus

    A555L

    1 unit Intel Core i3 @1.80 GHz,

    HDD 1 TB, RAM 4 GB,

    VGA 2GB

    Sebagai device server /

    pengirim data ke user

    3. Laptop

    A46C

    1 unit Intel Core i5 @2.20 GHz,

    HDD 500 GB, RAM 2 GB,

    VGA 2GB

    Sebagai device user /

    penerima data dari

    server

    4. Handphone

    Xiaomi Redmi

    2

    1 unit Quad-core 1.2 GHz,

    Android 4.4.4 (KitKat),

    RAM 1GB

    Sebagai device yang

    dilengkapi fitur

    Bluetooth yang

    berfungsi sebagai

    penginterferensi sinyal

    wifi

    5. Handphone

    Galaxy Grand

    I9082

    1 unit Dual-core 1.2 GHz, Android

    4.1.2 (Jelly Bean), RAM

    1GB

    Sebagai device yang

    dilengkapi fitur

    Bluetooth yang

  • 38

    berfungsi sebagai

    penginterferensi sinyal

    wifi

    (Sumber: Perancangan)

    4.1.2 Penggunaan Perangkat Lunak

    Pada penelitian ini digunakan beberapa perangkat lunak yang dapat memaksimalkan

    eksperimen yang dilakukan. Berikut adalah spesifikasi dan penggunaan dari beberapa hardware

    tersebut, yaitu :

    Tabel 4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak

    NO Perangkat Lunak Version Penggunaan

    1. Sitem Operasi Windows 10 Sistem operasi yang

    digunakan pada

    laptop server dan

    laptop user

    2. WireShark Win64 2.2.3 Perangkat lunak

    untuk meng-capture

    data

    3. VLC Media Player 2.2.4 Weatherwax Perangkat lunak

    untuk streaming

    video

    4. AirView Spectrum Analyzer Win64 1.0.11 Perangkat lunak

    untuk melakukan

    spectrum analyzer

    (Sumber: Perancangan)

    4.1.3 Konfigurasi Perangkat

    Konfigurasi perangkat yang digunakan pada skripsi ini bertujuan untuk dapat melakukan

    proses pengambilan data. Pengambilan data dilakukan outdoor di Lapangan Universitas

    Brawijaya yang berlokasi di Universitas Brawijaya kampus 2. Skenario yang digunakan pada

    pengukuran ini ada dua yaitu :

    1. Pengukuran tanpa ada interferensi, maksudnya tidak ada bluetooth disekitar PC user

    dan data yang diakses dari PC user ke server merupakan data video streaming.

  • 39

    Gambar 4.1 Jaringan WLAN 802.11n Tanpa Interferensi

    (Sumber: Perancangan)

    2. Pengukuran saat ada Interferensi bluetooth disekitar PC user dan juga jarak jarak antara

    bluetooth dan Laptop User yang bervariasi mulai dari 1-5 meter dengan perubahan tiap

    pehitungan +1 meter dan data yang diakses dari PC user ke server merupakan data video

    streaming.

    AP

    Server

    User

    Bluetooth 1

    Server

    AP

    User

    Spectrum

    Analyzer

    Spectrum

    Analyzer

  • 40

    Gambar 4.2 Jaringan WLAN 802.11n Dengan Interferensi

    (Sumber: Perancangan)

    4.1.4 Instalasi Setting Kanal

    Pada penelitian ini diperlukan adanya interferensi antar kanal bluetooth dengan kanal access

    point yang dapat diketahui dengan Spectrum Analyzer. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

    untuk mengatur agar kanal saling bertumpukan ditunjukkan sebagai berikut,

    1) Penghidupan laptop server

    2) Penghidupan handphone 1 dan handphone 2

    3) Pastikan bahwa tidak ada frekuensi 2,4GHz selain penguji

    4) Lakukan pengecekan frekuensi pada spectrum analyzer

    User

    Bluetooth 1

    Bluetooth 2

  • 41

    Gambar 4.3 Tampilan spectrum analyzer tanpa frekuensi 2,4GHz

    (Sumber: Perancangan)

    5) Kirim satu file dengan ukuran besar dari handphone 1 ke handphone 2 menggunakan

    bluetooth.

    6) Lakukan Reset All Data pada spectrum analyzer, maka akan mucul tampilan

    bandwidth yang digunakan bluetooth saat melakukan proses pengiriman data

    Gambar 4.4 Tampilan spectrum analyzer dengan frekuensi 2,4GHz

    (Sumber: Perancangan)

  • 42

    7) Pilih usage kanal yang tertinggi

    8) Nyalakan router, sambungkan dengan laptop server menggunakan kabel LAN dan buka

    web browser untuk dapat mengkonfigurasi kanal

    9) Tampilan pada web browser akan menampilkan tampilan log in untuk dapat masuk ke

    konfigurasi router. Isi nama pengguna “admin” dan untuk kata sandi “admin”

    Gambar 4.5 Tampilan Log In AP

    (Sumber: Perancangan)

    10) Pilih sub menu Wireless untuk mengatur kanal

    Gambar 4.6 Tampilan User Interface AP

    (Sumber: Perancangan)

    11) Pilih kanal yang sesuai dengan usage kanal yang tertinggi pada spectrum analyzer

    12) Kemudian klik “save”, sehingga router akan melakukan reboot secara otomatis.

  • 43

    4.1.5 Instalasi Setting Streaming Video

    Streaming video dilakukan pada laptop user yang sudah diinstalasi VLC Media Player

    sebagai user dan laptop server yang sudah diinstalasi VLC Media Player sebagai penyedia

    streaming.

    1) Buka perangkat lunak VLC Media Player pada laptop server dan pilih menu “Media”

    lalu pilih submenu “Stream”

    Gambar 4.7 Tampilan VLC Media Player

    (Sumber: Perancangan)

    2) Klik “Tambah” lalu pilih video yang ingin distreaming kan

    Gambar 4.8 Window Streaming

    (Sumber: Perancangan)

  • 44

    3) Setelah video terpilih klik “Stream” lalu klik “Maju”

    4) Pada saat keluar window Output stream, pada pilihan destinasi baru pilih RTSP lalu

    klik “Tambah”

    5) Maka akan keluar window seperti gambar di bawah lalu klik “Maju”

    Gambar 4.9 Window Setting Protocol

    (Sumber: Perancangan)

    6) Setelah itu akan keluar window seperti gambar di bawah lalu klik “Maju” dan

    “Stream”

    Gambar 4.10 Window Pilihan Transkoding

    (Sumber: Perancangan)

  • 45

    7) Saat video sudah mulai distreaming kan tekan Windows+R lalu ketik “cmd” maka

    akan muncul command prompt lalu ketik “ipconfig” untuk mengetahui IP laptop server

    agar dapat diakses oleh laptop user

    8) Buka perangkat lunak VLC Media Player pada laptop user dan pilih menu “Media”

    lalu pilih submenu “Buka Stream Jaringan”

    9) Lalu isi kan alamat IP video streaming pada kotak dialog sesuai dengan alamat IP

    video pada server. Contoh alamat: rtsp://192.168.100.3/skripsi.

    Gambar 4.11 Window Setting Alamat IP

    (Sumber: Perancangan)

    10) Klik “Play” kemudian video akan diputar

  • 46

    Gambar 4.12 Tampilan Video Pada User

    (Sumber: Perancangan)

    4.1.6 Setting Proses Capturing Data Menggunakan WireShark

    Proses capturing data dilakukan pada laptop server dan laptop user dengan network

    analyzer Wireshark. Proses capturing data dilakukan saat video streaming sedang diputar. Cara

    yang dilakukan untuk melakukan proses capturing data adalah sebagai berikut.

    1) Buka Wireshark dan klik “Capture Option” untuk memilih network adapter yang akan

    digunakan. Pada laptop server berikan tanda centang pada “Ethernet” sedangkan pada

    laptop user berikan tanda centang pada “Wi-Fi”

    Gambar 4.13 Cara Setting Interface WireShark

    (Sumber: Perancangan)

  • 47

    2) Klik menu “Options” untuk menentukan waktu durasi proses capturing data dan untuk

    memulai

    Gambar 4.14 Cara Setting Durasi Capturing WireShark

    (Sumber: Perancangan)

    3) Berikan tanda centang pada “5 minutes” dan klik start secara bersamaan pada laptop

    server dan laptop user

    4) Setelah proses capturing data selesai, simpan hasil dengan cara klik “File” lalu “Save

    As” sehingga akan mucul window untuk menyimpan hasil

    Gambar 4.15 Cara Save Data Capture WireShark

    (Sumber: Perancangan)

  • 48

    4.2 Analisis Data

    Data yang diambil menggunakan Network Analyzer WireShark akan menampilkan

    parameter-parameter yang dibutuhkan untuk layanan video streaming. Untuk mengetahui

    apakah Quality of Service pada suatu jaringan WLAN diperlukan parameter acuan yang sudah

    dijelaskan pada skripsi ini yang terletak pada bab 2. Saat pengambilan data dipastikan bahwa

    tidak ada pengguna frekuensi 2,4 GHz selain peneliti.

    4.2.1 Analisis Delay

    Delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mengirim data dari sumber ke penerima.

    Delay dapat dipengaruhi oleh media fisik, jarak, dan noise interferensi. Nilai delay didapatkan

    dari proses capturing pada wireshark. Dari penelitian yang sudah dilakukan didapatkan nilai

    delay seperti tabel 4.3 dan tabel 4.4.

    Tabel 4.3 Nilai Delay Tanpa Interferensi

    Jarak (m)

    Delay (ms)

    Rata-Rata (ms) Percobaan

    1 2 3

    0 (Tanpa

    Interferensi) 5,39191 5,03413 4,0086 4,811547667

    Tabel 4.4 Nilai Delay Dengan Interferensi

    Jarak (m)

    Delay (ms)

    Rata-Rata (ms) Percobaan

    1 2 3

    1 7,56335 8,23622 7,45835 7,752636333

    2 7,06033 7,33039 7,39169 7,260803

    3 6,49771 6,68016 6,50537 6,561082

    4 6,0766 6,67884 6,44282 6,399420333

    5 5,43608 5,26621 5,99491 5,565734333

  • 49

    Gambar 4.16 Grafik Delay

    (Sumber: Perancangan)

    Dari data pada grafik dapat dilihat nilai delay berubah ubah sesuai dengan jarak

    interferensinya, semakin dekat jarak bluetooth semakin besar pula nilai delay nya. Nilai

    tertinggi terdapat pada interferensi bluetooth 1 meter. Hal tersebut dikarenakan penggunaan pita

    frekuensi yang sama pada bluetooth dan WLAN sehingga membuat proses pengiriman data

    pada wifi terganggu. Besar selisih delay dari tanpa interferensi dengan jarak 1 meter pada jarak

    blueetooth adalah sebesar 2,94108866 ms. Sedangkan untuk perubahan dari 1 meter ke 2 meter

    mengalami penurunan sebesar 0,491833 ms. Untuk perubahan nilai delay dari 2 meter ke 3

    meter mengalami penurunan sebesar 0,699721 ms. Perubahan nilai delay dari 3 meter ke 4 meter

    mengalami penurunan sebesar 0,161662 ms. Perubahan nilai delay dari 4 meter ke 5 meter

    mengalami penurunan sebesar 0,83369 ms. Dari grafik dapat dilihat bahwa selisih penurunan

    delay terkecil terletak pada perubahan jarak dari 3 meter ke 4 meter. Semakin jauh jarak

    bluetooth dari laptop user membuat nilai delay semakin membaik dan mendekati nilai delay

    jaringan WLAN tanpa interferensi dengan selisih 0,7541583 ms.

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    TanpaInterferensi

    1 2 3 4 5

    Delay

    Del

    ay(m

    s)

    Jarak (m)

  • 50

    4.2.2 Analisis Packet Loss

    Packet loss merupakan jumlah paket yang data yang hilang pada saat proses transmisi

    paket data. Nilai packet loss didapatkan dari network analyzer WireShark pada menu RTP

    Stream. Packet loss yang didapatkan dari perhitungan pada saat penelitian dapat dilihat pada

    tabel 4.5 dan 4.6.

    Tabel 4.5 Nilai Packet Loss Tanpa Interferensi

    Jarak (m)

    Packet Loss (%)

    Rata-Rata (%) Percobaan

    1 2 3

    0 (Tanpa

    Interferensi) 0 0 0 0

    Tabel 4.6 Nilai Packet Loss Dengan Interferensi

    Jarak

    Packet Loss (%)

    Rata-Rata (%) Percobaan

    1 2 3

    1 2,80 0,90 0,20 1,3

    2 1 1,20 0,10 0,7666

    3 0,50 0 0 0,1666

    4 0,50

    0 0 0,1666

    5 0,10

    0 0 0,0333

  • 51

    Gambar 4.17 Grafik Packet Loss

    (Sumber: Perancangan)

    Dari data grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai packet loss saat tanpa ada interferensi dalah

    sebesar 0%. Nilai packet loss tertinggi terletak pada jarak bluetooth ke laptop user sebesar 1

    meter yaitu sebesar 1,3 %. Pada saat bluetooth berjarak 2 meter dari laptop user nilai packet loss

    sebesar 0,7666 % yang selisihnya 0,5334% dari nilai packet loss jarak 1 meter. Pada saat

    bluetooth berjarak 3 meter dari laptop user nilai packet loss sebesar 0,1666 % yang selisihnya

    0,6% dari nilai packet loss jarak 2 meter. Sedangkan nilai packet loss pada jarak 3 dan 4 meter

    mengalami persamaan yaitu sebesar 0,1666%. Semakin jauh bluetooth, maka nilai packet loss

    semakin kecil mendekati nilai packet loss pada saat tanpa interferensi. Terlihat pada jarak 5

    meter nilai packet loss sebesar 0,0333% yang hanya berselisih kecil dari nilai packet loss tanpa

    interferensi bluetooth 0%.

    4.2.3 Analisis Throughput