sianletsutrisno - ugm

10
Slarnet SutftSno, {JIl.\,l/r-IfIl.\'Ur lJNSlJI{-IJNSlJI{ 1«(·:FII.-ISAI?A'rAN l)ftALAM 8lJI(lJ "8lrrlll.-lllrrlll. IJlJI)AYA ,JAWA" 1'he />hi/o,\'ophica/ h'/efnenls Ilook "Fiufir-131ftir Rlu/aya .JaliJa" Sianlet Sutrisno j,'aku/tas jf'il.\'a.!al l/niversitas (Ja((jah Mada A ItA 1'his research investigated the book "lJutir-13utir Hudaya tfalva, " 1990, 205 p. 1'he ainl this stuc{y is to .'}'(}und out the possibility the philosophical values l?!' 'he hook 1o the cour,'ie (?!'branch thaI is, Melaphy.\'ic/()ntolo(gy; o/u/ IJo.. 1:'lhic.\'. T'hl.\' research also studietf the specific contents philosophy, .thr exatl1ple are the [J!zilosophy social and politics; IJhilosophy philosophy aile/ ,!leo(/ierae, I/eurtherlnore, it lvill IIJ! 10 eslilnate SOI11e contents (?I'philosoph,Y in order to express the implicit tenets (?!',Javanese culture. l'his research lvill he able 10 give /\'1'0 important bene.!its covered the deve!opnlent anc! aca(/enlie bene.fil. on the ,\'COj7e (?l'national develoj71nent this research lvill sup/7orl a naliona! elhos al"/(/ (lepe!o!JlUenl ethic,..,'. in ternl aC(f(jelnic it can expand the contents (?/'phi/osophvv and Indonesian or j>ancasila /7h il 7 t his research enlphasize on the literary study lvhich analysis data carried out hwY qualitalire Inelhotl by a!Jp(vin(.{J the herll1eneutic- interpretation concerning the text. rthe research .tin(linrts ShOlV that the six thefnes -- Relie.!' in the .. Supren1e Crod; Ffl.unanil)!; NationhoolJ; and ()n Inalerial CJoods -- contained the three elel11ents (?/' IJhi/osophJ' luentioned above. T'he book also eX/7ressecl the naunce tenets HJisdo/n, anel al.\'o the elenlents existentialistic and pra(.gfnatic thought. l'he three elenlents philosophy lvere not made up separated.ti)rnl but to SOfne in/errelation so that eX1Jressed the lvhole tenets. I. AR Penlbangunan ekonolni yang berlangsung selanla ini telah tnelahirkan bcrbagai kesenjangan, Versi kesenjangan nlendasar sebagai fokus penelitian ini ialah internallTI2LnnSIa ..., ..... "-"c..... Masalah ini bersifat i radikal karen a 111enyangkut tata hubungan atau fonnat tuenyeluruh cipta, rasa dan karsa selaku kOlnponcn baku a.kal hudi Inanusia. 'l'iga jcnis kcsenjangan dalatn struktur akal budi tersebut ialah: (i) fraglnentasi keulanlpuan akal budi yang disintegratif; (ii) degradasi ketnatTI1)uan cipta, rasa dan karsa 19 oleh kultus terhadap salah satu dari ke tiga unsur tersebut, ialah kultus rasionalitas; dan (iii) proses peruyakan keselarasan, keserasian dan keseitnbangan dalrnn praksis tnanusia dan pada gilirannya peluyakan yang sarna dalatTI fOllnat hidup tuasyarakat. Diasumsikan bahwa pendorong terpenting dari pennasalahan itu adalah diskrcpansi antara filsafat pClnhangunan dengan nllsanlh hidup rnasyarakat ·Indonesia. Ketidakcocokan sedelnikian akan nlengakibatkan tergusumya jatidiri kebangsaan oleh proses tTIodernisasi sebagai ... .Iurllall;ilsqfat, 15'eri ke-29, .Juni 1999

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SianletSutrisno - UGM

Slarnet SutftSno, {JIl.\,l/r-IfIl.\'Ur

lJNSlJI{-IJNSlJI{ 1«(·:FII.-ISAI?A'rAN l)ftALAM 8lJI(lJ "8lrrlll.-lllrrlll. IJlJI)AYA,JAWA"

1'he />hi/o,\'ophica/ h'/efnenls (~t'1'he Ilook (~t' "Fiufir-131ftir Rlu/aya .JaliJa"

Sianlet Sutrisno

j,'aku/tas jf'il.\'a.!all/niversitas (Ja((jah Mada

A I~srl'ItA(.~'r

1'his research investigated the book (~t' "lJutir-13utir Hudaya tfalva, " 1990, 205 p. 1'heainl (~/' this stuc{y is to .'}'(}und out the possibility (~!'lran.~'fiJrn1ingthe philosophical values l?!''he hook 1o the cour,'ie (?!'branch (~f'philosophy, thaI is, Melaphy.\'ic/()ntolo(gy; l~pislemology

o/u/ IJo..~ic; 1:'lhic.\'. T'hl.\' research also studietf the specific contents (~t~ philosophy, .threxatl1ple are the [J!zilosophy (~l' social and politics; IJhilosophy (~!'lalFs; philosophy (~l'nlan

aile/ ,!leo(/ierae, I/eurtherlnore, it lvill IIJ! 10 eslilnate SOI11e contents (?I'.\~VSlenl (?I'philosoph,Yin order to express the implicit tenets (?!',Javanese culture.

l'his research lvill he able 10 give /\'1'0 important bene.!its covered the deve!opnlent anc!aca(/enlie bene.fil. l/iI~~t(v, on the ,\'COj7e (?l'national develoj71nent this research lvill sup/7orl a

··"r(~/erel1ce (~( naliona! elhos al"/(/ (lepe!o!JlUenl ethic,..,'. ~\'e('on(J!y, in ternl (~f' aC(f(jelnicI(/l()lrle{(~e it can expand the contents (?/'phi/osophvv (~/'cul(ure and Indonesian or j>ancasila/7h ilo'~'OI)h)l.

7t

his research enlphasize on the literary study lvhich analysis data carried out hwYqualitalire Inelhotl by a!Jp(vin(.{J the herll1eneutic- interpretation concerning the text.

rthe research .tin(linrts ShOlV that the six thefnes -- Relie.!' in the ..Supren1e Crod;~)l)iriluali~y; Ffl.unanil)!; NationhoolJ; and ()n Inalerial CJoods -- contained the three elel11ents(?/' IJhi/osophJ' luentioned above. T'he book also eX/7ressecl the naunce (~l'severalspec~lic

I)hilosop/~y, tenets (~l' HJisdo/n, anel al.\'o the elenlents (~l' existentialistic and pra(.gfnaticthought. l'he three elenlents (~t' philosophy lvere not made up separated.ti)rnl but to ShO~1J

SOfne in/errelation so that eX1Jressed the lvhole (~t'~favanese tenets.

I. I)ENGi~N'-rARPenlbangunan ekonolni yang

berlangsung selanla ini telah tnelahirkanbcrbagai kesenjangan, Versi kesenjangannlendasar sebagai fokus penelitian ini ialah

internallTI2LnnSIa ...,..... "-"c.....~'u..11

Masalah ini bersifat i radikal karena111enyangkut tata hubungan atau fonnattuenyeluruh cipta, rasa dan karsa selakukOlnponcn baku a.kal hudi Inanusia.

'l'iga jcnis kcsenjangan dalatn strukturakal budi tersebut ialah: (i) fraglnentasikeulanlpuan akal budi yang disintegratif; (ii)degradasi ketnatTI1)uan cipta, rasa dan karsa

19

oleh kultus terhadap salah satu dari ke tigaunsur tersebut, ialah kultus rasionalitas; dan(iii) proses peruyakan keselarasan, keserasiandan keseitnbangan dalrnn praksis tnanusia

dan pada gilirannya peluyakanyang sarna dalatTI fOllnat hidup tuasyarakat.

Diasumsikan bahwa pendorongterpenting dari pennasalahan itu adalahdiskrcpansi antara filsafat pClnhangunandengan nllsanlh hidup rnasyarakat ·Indonesia.Ketidakcocokan sedelnikian akannlengakibatkan tergusumya jatidirikebangsaan oleh proses tTIodernisasi sebagai

... .Iurllall;ilsqfat, 15'eri ke-29, .Juni 1999

Page 2: SianletSutrisno - UGM

Slamet ..... llTrfClr',... lJnsur-unsur KejUlS4Cllafan

isi pokoknya pelnbangunan.Maka itu penelitian ini melihat urgensi

untuk lebih serius Inengelnbangkan jatidiribangsa. Secara khusus terlihat arti pentingguna sClllakin lllellgaktualisasikan nilai-nilaikebangsaan ditengah proses pelnbngunannasional. Lebih-lebih lagi tTIodernisasidewasa ini telah terangkat dalmn globalisasi,yang isinya secara Inendasar aclalahglobalisasi budaya.

Mengingat. kebudayaan Jawa Inetnangterasa dOlllinan dalanl prosespengindonesiaan selalna ini, ada alasan kuatmeletakkan fokus pengaktualisasian nilai­nilai kebangsaan tersebut pada nilai-nilaibudaya Jawa, yang sebagian terpentingterkandung datam J<.awruh. Inilah rasionalitaspokok dari usaha untuk Inelakukan penelitianterhadap sebuah' buku "Butir-Butir BudayaJawa" (BBBJ) yang disunting oleh Sit1­Hardiyanti H.uklnana, 1990, 205 halalnan.13f3f3J bcrisi "Pituduh" dan "We\valcrn yangterdiri atas ratusanbutir pepatah dan katalTIutiara Jawa.

BBBJ, dengan delnikian Inengandungfalsafah.Drengson (1982) nlenyatakanadal1ya tiga tin'gkatan filsafat, yakni: (I)filsafat yang tCtTIyatakan tidak eksplisit, atauyang disebut falsafah; (ii) sistetTI filsafat yangbercili akadelnik; dan (iii) filsafat kreatif:yang Inelnbebaskan orang dari ikatandoktTiner fllsafat teltentu.

Nasroen (1967) Inenyatakan bahwa hasildari falsafah dalaln alanl kenyataan adalahkebudayaan. Baik teori Drengson tnaupunteori Nasroen luelnbantu 111elnahaluikenyataan-kenyataan aktual dalalll

khususnya

akanteljelaskan lebih lengkap dengan teoriS.Takdir Alisjahbana yang tnClllandaugbahwa secara UlTIutTI. tipologi budayakebangsaan tersebut. tergolong ke dalalTIaspek ekspresif: sClnentara dalalll kontekspelTI,bangunan lebih lllembutuhkankebudayaan dalatn aspek progresif.

.y. .Jurnall1'ilsqlat, 5'er; ke- 29, .fun; 1999

Oi sisi lain, Ineski aspek progresifkebudayaan penting dibangun bagirelevansinya terhadap tuntutanpelubangunan, aspek ekspresif pun kini tidakkurang perlunya (Iiperkuat. Mudji SutrisnoITlisalnya menyal~~kan, "dalmTI bahasa danekspresi konteks budaya tradional dapatdiungkapkan ba.hwa dibutuhkan jalanpenghayatan 'rasa' sebagai "a new feltknowledge" dari logos yang. menimbangtidak hanya konseptual tetapi juga denganhati dan intuisi" (1995).

oel11ikian juga Agazzi (1990)Illcnjelaskan bahwa dewasa ini dibutuhkansemaCalTI ITlental planeter sebagai caraberpikir berdilnensi global gunaInelnecahkan setiap issu besar berhubungtidak memadainya kebudayaan tradisionalluana pun. Sedemikian rupa, di saat yangsalna seluluh jenis tradisi akan mClnilikikontribusinya guna turut Inetnecahkantnasalah-rnasalah aktual.

[I.. CARA PENELITIAN'Penelitian ini Inerupakan penelitian

literatur. Selain BBBl sebagai sasaran pokokdikaji juga buku-buku dalam bidang filsafat,budaya Jawa dan sejarah.

Metodologi yang dipcrgunakan ialah"nlodel penelitian historis faktual mengenaiteks naskah", (Bakker dan' Zubair, 1990).Analisis hasil dilakukan secara deskriptif­kuantitatif. f-Iatnbatan penting yang dihadapiadalah kurangnya waktu, sehingga kurangInemadai bagi pemcnuhan rencanasebagailuana teltuang dalatu rancangan,misalnya tidak terlaksana wawancara tokoh­tokoh yang dianggap perlu. Selain

wak.tu penelitian

III.. HASIL PENEL.lTIAN DANPEIVIBAH.ASAN

Ae Pengertian tentang FilsafatDari sudut asal-usul kata, fllsafat berasal

dari kronologi scbagai berikut: philosophy;philosophia;philein yang berarti cinta dan

20

Page 3: SianletSutrisno - UGM

Slalnet Sutrisno, l JI1...;llr-UIlSUr f\.e;'II.\'I.JllLtOIl...

sO/Jhia yang berarti kebijaksanaan. Secaraetilllologis filsafat art-jnya adalah cintakebijaksanaan.

Selanjutnya filsafat berkelnbang sebagaiihnu pengetahuan yang awallllulanya tilnbuldi tanah YunaniKttno, sekitar abad ke 5/6sebelulTI Masehi. Filasfat dalam attiankeiltlluan ini tnenggunakan rasio tnanusiasebagai sarananya, sekaligus Inenjadi jenispengetahuan sistematik yang berlainan datijenis pengetahuan yang sudah berkelnbangsebelutnnya, yakni Initologi. Filsafat, denganlain perkataan adalah pengetahuan fasional,bukan pengetahuan tuitos.

Fllsafat pada tuulanya tnelakukanperenungan terhadap alalTI sCluesta atau yangdisebut dengan fl1safat alain. Berikutnyafilsafat lnelakukan perenungan terhadapInanusia beserta bidang-bidang kegiatannya.Filsafat politik, filasfat hukurn, filsafatpendidikan adalah contoh perkenlbanganbaru dari pengctahuan filsafat.

l'iga bidang sasaran klasik yang tnenjadifokus p'~nelitian ini adalah rvletafisika ataukhususnya .Ontologi; FilsafatPengetahuanatau EpistelTIologi; dan FiIsafat Moral atauEtika-- hal ini sejalan dengan aspek tinjauanyang dipilih dalarn kajian terhadap bukuBBBJ.

1. Met~lfisilOl/OntologiI(attsoff (1996;75) tnenjelaskan, dua

pertanyaan bercorak luetafisik ialah selnisal:(a) "apakah saya ini tidak berbeda denganbatu karang?" Pettanyaan pertalna tennasuk

dalalTI bidang Jnetafisika yang disebutontologi, sedangkan pertanyaan" ke duateIlnasuk dalaUl Maka itu

.......... !.-'-'.... J.~JI ... ,.'-•. tentang/

2. Filsafat Pengetahuan atauEllistenlologiDari sudut asal-usul kata, epistenlologi

berasal dari kata epistetne yan.g beraltipengetahuan. Pranaka (1987;3) tuenerangkanb.ahwa ~pistelnologi Inell1pakan pengetahuanslstetnattk lTIengenai pengetahuan.

21

EpistelTIologi, Inaka itu adalah pengetahuan(filosofis) tentang pengetahuan. Titus(1984;25) melnandang epistemologi sebagaicabang filsafat yang tnempelajari sUlnber­sunlber, watak, dan kebenaran atau validasipengetahuan. Veuger (1970:10) Inenjelaskanepistemologi itu tnenerangkan,Inelnpeltitnbangkan dan tnelnpertanggungja­wabkan pengetahuan kita pada ulnulnnya.

3. Filsafat Moral atauEtikaKattsoff (1996; 80) Inenjelaskan bahwa

dalalTI 111elakukatl pilihan Inanusia tnengacupada istilah baik-buruk, kebajikan, kejahatan,yang setTIuanya itu merupakan predikatkesusilaan atau etik. Seperti dirangkum olehde Vos (1987;1) etika adalah ihnupengetahuan tentang kesusilaan atau moral.Sell1entara itu Sidney Hook (1976;9)Inenjelaskan bahwa masalah etis yangsesungguhnya, jikaseseorang tnetnbiarkanpcngalalnan Inorilnya sendiri, dirunluskantidak sebagai pertentangan antara baik danburuk, melainkan sebagai pertentangan antarabaik dan baik, benar dan benar, selia antarayang baik dan yang benar.

B. lJnsur-U"nsurKefilsafatan dalam. BBBJ"Sepetti diketahui sistelnatika dalam

buku BBBJ terdiri atas kelotnpok "Pituduh"dan kelolnpok "Wewaler", yang masing­lnasing kelompok tersebut mencakup bidang­bidang: (i) Ketuhanan Yang MahaEsa,dengan "pituduh" berjumlah 42 dan"wewaler"-nya 4 buah. (ii) Kerohanian,dengan "pituduh" berjutnlah 25 dan"wewaler"-nya ada 5 buah. (iii)Kelnanusiaan, dengan jutulah "pituduh" 174

"wewaler" ada 75 buah.47

dan "wcwaler" ...nya berjlunlah 2 buah. (v)Kekeluargaan, "pituduh"-nya berjumlah 58dan "wewaler"-nya ada 7 buah. (vi)Kebendaan, denganjunllah "pituduh" ada 20dan "wewaler" ada 8 buah.

t. .l(etuhanan Yang Maha Esa a). UnsurMetafisil{s/Ontologi (1 ).Pangeran iku siji,

.:r.. .Iurnal fils'ajat, .Serike-29, .Juni 1999

Page 4: SianletSutrisno - UGM

ana Ing ngendi papan. langgeng, sIngnganakake jagad iki salSlne, dadiseselnbahane wong saalaln. (2). Pangeraniku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpasenggolan. (3).Purwa Inadya wasana. (4).Pangeran iku ora ana sing padha, Illula ajanggaInbar-nggatnbarake wujuding Pangeran.(5). l~itah alus Ian titah kasat Inata iku kabehkelebu saka Pangeran, mula aja nyetnbahtitah .kang kasat Inata dene liyane kelebu titahalus.(6). SalTIubarang kang katon iku kalebutitah kang kasat lnata dene liyane kelebutitOO alus.(7).Aja darbe pangira yen mungpiyandelira iku kang sakaPangeran. Kabehpiyandel iku asale saka Pangeran. lng ngendipapan Pangeran iku ana (wewaler).

b. UnsurEpistemologi dan Logika (1).Pangeran iku ana· iug ngendi papan, anengsira uga ana Pangeran,· nanging aja sirangaku Pangeran. (2). Pangeran iku bisatnaujud, nanging wewujudan iku duduPangeran. (3). I'>angeran iku ora sare. (4).Bener iku asale saka Pangeran latTIun ora'darbe sipat angkara lnurka Ian senenggawe sangsarane liyan.(5). Ing donya iki anarong warna kang diarani bener, yakuwi benerlTIungguhing Pangeran lanbener saka kanglagi kuwasa.(6). Bener saka kang lagi kuwasaiku uga' ana rong warn~ yakuwi kang cocokkaro benering Pangeran Ian bener saka kanglagi kuwasa. (7). Pangeran lnaringi kawruhInarang tnanungsa bab anane titah alus lnau.(8). Sakabehing ngehnu iku asale sakaPangeran Kang Maha Kuwasa.

c. lJnsur Pangeran iku Maha(2). Pasrah .ILll.ll'foA.ll~.IlJl~

ora ora nyatnbutgawe, nangingpercaya yen Pangeran ikuMaha Ku\vasa. Dene kasillanorane apa kangkita tuju kuwi saka karsaning Pangeran. (3).Pangeran nitahake sira ik-u lantaran biyungir~

lllula kudu ngurtnat biyungira. (4). Ala Ianbecik iku gandhengane, kabeh kuwi sakakarsaning Pangeran. (5). Sing sapa gelelTInglakoni kabecikan Ian uga geleul lelaku, ingtelnbe bakal talnpa kanugrahaning Pangeran.

eTe Jurllall/ilsqfal, /-,>'eri ke- 29, JUlli 1999

Slamet Sutrisno, l!fl5,'Ur-Un!)'ur Kejtlls4alalan

d. PembahasanDari aspek ontologis falsafah Jawa

Inengajarkan adanya kenyataan yang bercirispiritual, luelalui kepercayaan kepada TuhanYang Maha Esa. Tuhan adalah causa pritna,gaib, tidak terjangkau oleh akal budi1l1anusia. Kemahaesaan Tuhan dalamkepercayaan ini menunjukkan ciri ketuhananInonoteistik. Tuhan adalah sem sekalianalaln. Ada muatan epistetnologis dalamajaran ketuhanan tersebut, terlihat tnisalnyadalam distingsi sUlnber-sulnber pengetahuanyang ilahi dan yang akali. lni Inirip denganpelnikiran filosofis Ibnu Rusyd (Yamin,1958) yang Inengajarkan bahwa pengetahuansejati terdiri atas pengetahuan keilahian danpengetahuan akali. Sumber dari segalasUlnber pengetahuan dalam falsafah Jawaadalah Tuhan.

Ada juga muatan logika dalam ajaran'ketuhanan, lnisalnya yang dinyatakan bahwaTuhan itu bisa -mewujud akan tetapi yang\vujud bukanlah Tuhan.

Ajaran etis dalatTI falsafah Jawalnelnesankan beberapa ilnplikasi kesadarandan persepsi lTIoral, tnisalnya: Tuhan adalahMaha Saleh; tuanusia hendaknya bersikaptahu diri terhadap Tuhannya dan tahu diriterhadap ibunya; ciri "ying-yang" darikebaikan; dan tindakan tnanusia ataskebaikan bakal tnembahagiakan dan tidaklllubazir.

20 Kerohaniana. Unsur Metafisika/Ontologi (I).Gurusejati bisa l1uduhake endi leletnbut singInitulungi Ian endi sing nyilakani. (2). Lamun

mikani anane alamira pribadi, alamkalanggengan iku cedhak tanpa

senggolan adoh tanpa wangenan. (3). Lamunsira durung wikan kadangira pribadi, cobadulunen sira ptibadi. (4). Kadangira ptibadiora beda karo sira pribadi gelem nyambutgawe. (5). Laillun sira wus bisa caturankaro lelembut, Inesthi sira ora bakal ngala-alaInarang· wong kang wus bisa caturankarolelelnbut. (6). Ajadarbe pangira yen lelelnbutiku Inesthi alane, jalaran sing apik hiya ana,

Page 5: SianletSutrisno - UGM

Slanlct Sutrisno, lln.\'ur-ull,\'ur Ke;'IL\'l'1!al(au...

sing ala hiya ana, ora beda kaya dene 3. (emanusiaanInanungsa (wcwalcr).

b. lJnsur Epistenlologi dan l,ogika (1).Yen sira wus lllikani alatnira pribadi, luarasira IIlulanga Inarang wong kang durungwikan.(2). Lanlun sira durungwikan alarnirapribadi, luara takona luarang wong kang wuswikan. (3). Aja sira nacad luarangpiyandeling liyan, jalaran durung luesthi yenpiyandelira iku sing bener dhewe

c. U'nsur Etika (1). Dadining Slra ikulantaran saka biyungira. (2). Gusti ikudUlTIUnung ana atining 111anungsa kangbecik, lTIula iku diarani Gusti iku bagusingati. (3). Sing sapa nyulllurupi datingPangeran lku ateges nyutnurupi awakedhewe. Dene kang durung lnikalli awakedhewe durung Inikani dating Pangeran. (4).Kahanan kang ana iki ora suwe tnesthingalalni owah ging Sir,lTIula aja la1i luarangsapadha-padhaning tUluitah. (5). Latnun sirakepengin wikan Inarang alanl kalanggengan,sira kudu weruh alatnira pribadi. Latnun siradurung weruh alatnira pribadi adohketelnune.

23

a. lJ nsurM.etafisika/Ontologi (1). Singsapa durung wikan Inarang anane jalTIankelanggengan iku aja ngaku dadi janlnalinuwih. (2). Sapa kang Illung ngakoni barangkang luung kasat lnata wae iku durung weruhjatining Pangeran. (3). Aja kaget Ian gmTIunlnarang samubarang gUlnelaring donya(wewaler). (4). Aja nggege mangsa(wewaler). (5). Aja nyenyamah wong suci,lllundhak nalnpa siku dhendha (wewaler).

b. lJnsur Epistemologi dan Logilm (1).Ngehnu kang nyata karya reseping ati. (2).N·gundhuh wohing pakarti. (3). Sing sapalena bakal kena. (4). Sapa salah seleh. (5).TUlnrap wong kang putus ngelmu, sesaji ikuperlu kanggo rehayuning jagad. (6). JanInalinuwih iku bisa nyumufupi anane jatnankalanggengan tanpa pralaya disik. (7).Ngelmu pari saya isi saya tumungkul (8).Balilu tau pinter durung nglakoni. (9). Abotentheng saka penggawene dhewe. (10).Kawruh kang tnarakuk reseoing atiningsasatna iku kawruh donya kang lllupangati.(11). Kaduk wani kurang deduga. (12). Ajadadi wong pinter keblinger (wewaler).

c. lJnsur Etika (I). M.anungsa sadennanglakoni kaya wayang upamane. (2). Ngudi1aku utama kanthi sentosa ing budi. (3). AlaIan becik iku dUluunung ana awakedhewe. (4). Andhap asor. (5). Sing prasaja.(6). Nandur kabecikan. (7). TUluindak kanthiduga Ian prayoga. (8). Sing sapa gelell1 gaweseneng lnarang liyan iku bakal oleh weIaskang luwih gedhe ketimbang apa kang wisditindakake. (9). Turuten pituture wong tuwa.(10). Dudu becik lamun ora mawasInarang diri pribadille. (11).. Sing sapa arepmenange dhewe, kuwi nemahi cilaka.

(~atalan:

Untuk bidang kemanusiaan ini butir­butir tersebut hanyalah cuplikan mengingatanlat banyaknya jU1l1lah butir falsafah yangada.

.,. .Iurnal Pllsqfat, ,5'eri ke-29, .Juni 1999

Page 6: SianletSutrisno - UGM

d. I>embahasan:Dalarn bidang ketnanusiaan terkandung

ajaran 111ctafisik ialah kebenaran alaln gaibdengan segala kemisteriusannya. Preskripsiagar orang tidak galnpang Inerasa kagetIIIClnberi tahu periha) Inistcri alatTI. danperistiwa-peristiwanya, tennasuk peristiwatnanusia scndiri. Ada ajaran berditnensikOSlTIologis tnisalnya dalatn fenolnena"lnangsa kala" atau ke-waktu-an, d.clnikianpula dilnensi gaib yangmuncul Inelaluihukutllan yang disebut "welak" dan sikudhendha".

Ajaran ketnanusiaan yang berinlplikasiketentuan logis ada juga terutanl~l yangInuncul dari kaidah kausalitas, Inisalnya:llgundhuh wohing pakarti; sing sahih seleh;abot entheng saka panggawene dhewe.

Kalldungan epistelnologis terdapatdalatn cukup banyak butir Ineliputi sutnber­sUlnber pengetahuan; kedalanlanpengetahuan; etika pengetahuan serta aspekclnpiris dan praglnatis dari pengetahuan.Sebagai penuntun kehidupan sangat jelasnyabahwa falsafah Jawa Inenelnpatkan (ihnu)pengetahuan pada peringkat tinggi.Yangcukup tegas juga adalah penting dan perlunyapeillilikan (ihnu) pengetahuan sekaligus.pengalatnannya.

4. Kebangsaan

a. lJnsurMetafisika/Ontologi (1). Negarakang kasuwur iku kasinungan kanugrahaningPangeran~ . Inaujud tatanan batm kangtllurakabi rahayulling bangsa, wadyabalanekuwat Ian kawulane suyud. (2). Watakinglnanungsa iku kepengin kuwasa, nanging

kuwasa tniturut karsaningpribadi. (3). N·egara kuwat marga sakawadyabalane kuwan lall kawulane SU)Tud.

Negara kang kuwat iku kalebu kasinungankanugrahan denin.g Kang Maha Kuvvasa. (4).Kuwasa Inarga. diangkat dening kancanedhewe uta\va sedulure kang lagi ku\vasa, ikungibaratake melu payu.Dene darbepanguawsa tnarga kapinteran Ian kasinungannugraha .dening Pangeran ikuora kalebu

tnelu payu. (5). JanIna iku tan kena kinirakinayangapa, mula aja sira seneng Ilgaku IanrUlnangsa pinter dhewe.

b. U·nsur Epistemologi dan Logika (1).Para llludha aja ngungkurake kawruh kangnyata alnrih katyaungguling bangsa Ian bisagawe rahayuning sasama. (2). Jaman orakepenak tumrap kawula bakal ilang lamunwusana janma kang sabar sarana mulangngelrnu marang kawula kanggo katentemanejagad. (3). Aja seneng yen lagi darbepanguasa, serik yen lagi ora darbepanguwasa, jalaran. iku bakal ana bebendhunedhewe-dhewe.

c.Unsur Etika (1). Ratu kang lnurang sarakiku aja diajeni, jalaran ratu kang kayaInangkobo iku gawe rusaking negara.(2). Sing sapa ora geleln gawe becik marangliyan, aja sira ngarep-arep yen bakal olehpitulunganing liyan. (3). Wong ala lanlunkuwasa aja dicedhaki, sebab mbilaeni, sayatnundhak angkara murkane, Ian mooeh bakal

. dienggo srana Inenoogake kang ala mau. (4).Wong ala yen bisakuwasa, kang ala ikudiarani becik, kosok haline yen wong becikkang kuwasa, kang becik iku kangditindakake.

d.Pembahasan:Unsur Inetafisik dalam bidang kenegara­

bangsaan cukup mencolok dalam ajaran1'alsa1'ah Jawa. lIli terwujud dalam isikerahmatan ilam dalalll kepenguasaan danjalannya negara. Swnber kek~asaan dankepenguasaan sejati dengan begitu bukanlahfenOITlena fisik, Inelainkan metafisik.

dengan ajaran tersebut, subjekpemangku kekuasaan yakni manusiaInelniliki lluallsa misteri (tan kena kinirakinayangapa). Implikasi etik dan statusInetafisik selnacatn ini ialah bahwa manusia,sekalipun ia seorang penguasanegarajanganlah lnerasa paling pandai.

Unsur epistel11.o1ogis dalam bidangkenegara-bangsaan terkandung dalamajarantentang arti "kawruh" (pengetahuan, ibnu

A ./urnal

Page 7: SianletSutrisno - UGM

Slanlct Sutrisno, (}nSUr-Ull.\'Ur Ke)f/[Sl1fallan...

b. UnsurEpistemologi dan I-iogika (1).Sing sapa wedi Inarang bandhakang ala, ikuateges manungsa linuwih. (2). Bandha ikudadi kanca Ian uga dadi mungsuh. (3). Wongkang sugih bandha sugih anak Ian sugihkapinteran iku luwih lnulya katimbang ratu.

asal-usul tnanusia. Manusia sebagai luakhlukdiciptakan oleh Tuhan 'rnelalui lantaran'orangtuanya.

Perintah etis berbakti pada orangtuaberitnplikasi Inetafisik sebagai bakti kepadaTuhan. Ada ditegaskan ontologi kelnatiansedemikian IUPa, sehingga tnaterialitaskehidupan hilang begitu mati menghampiritnanusia.

Unsur epistemologis dalam falsafahkekeluargaan Inuncul dalam butir-butirtatahubungan orangtua dan anak, yaknidalatTI arti penting pendidikan sebagai tnedanditaburkannya nilai-nilai pengetahuan. Makaitu pengetahuan melniliki kedudukan pentingdalaln konteks pendidikan-- lebih. daripe\varisan kebendaan. Detnikian jugaditekankan- arti penting pengetahuan sebagaisarana tnenuju keberhasilan hidup.

Butir-butir falsafah kekeluargaan palingbanyak tnenekatlkan ajaran etik, yangInellcakup: hubungan batill orangtua dananak, sualni dan istcri, unsur genetik dansikap tahu diri yang keselnuanya ituterangkum dalatn ajaran tentang budipekelti.Dalall1 ajaran falsafah Jawa berbudipekertiyang baik salna dengan Inembangun wahanabagi keselnpumaan hidup.

6. (ebendaana. Unsur Metafika/Ontologi (1). Darbebandha iku pratandha bisa nguwasanikahanan donya, lTIUng wae udinenkatentrelnan njaba-njero, Iahir kaJawan batin.(2). Kadonyan kang ala iku ateges mungngangsa-angsa golek bandha donya, oralnikirake kiwa tengene, uga ora Inikirakekahanan batin. (3). Bandha iku anane anengdonya, yen. tnati ora digawa.

d.PembahasanUnsur tnetafisik dalaln falsafah

kekeluargaan terungkap dalatTI ajaran tel~tang c. IJnsur Etika (1).· Sandha iku gawe mulya

c. UnsurEtika (1). Sing sapa seneng uriptetanggan kelebu jaulna linuwih. Tangga ikuperiu dicedhaki nanging aja ditresnani. (2).Mikul dhuwur Inendhetn jero. (3). Ora anakatresnan kang ngluwihi katresnane wongtuwa, Inarang anak. (4). Darbe putra utatna

janlna. (5).galwa rujuk gendhon rukon

sakarone. (6). Yen Inetnulang In~arang garwaiku sing sabaI' drana. (7). Golek jodho ajalIlburu endah iug wama. Sanajan ayu utawa~agus yen atine dUljana ora Wluung disirikiItyan.

b. UnsurEIJistemologi dan Logika (1).Wong tuwa kudu lnelnulang kang prayogaInarang anak. (2). Anak iku minangkaterusanc wong tuwa. (3). Kudu pintertnenlulang tnarang anak. (4). Satnangsa anawarga kang kurang becik kudu dikandhani,tnundhak nulari. (5). Titikane wong kangputus ngelnlu, kang bisa gawe tentTem Ianbungahing liyan. (6). Wong kang linuwih. ikukudu bisa apek ati lan bungahing liyan (7).Kapinteran iku sarana ngupa boga.

pengetahuan, pengertian) khususnya bagikaurn lnuda.

Unsur etika paling Inencolok dalalnfalsafah tcntang kcnegara-bangsaan ialahdalatn . tckanan budipeketti yang baikterutama bagi para· penguasa negara.Kebaikan dan kerusakan negara atTIatdipengaluhi oleh budipekerti tersebut.

5. Kekeluargaana. Unsur Metafiska/Ontologi (1). Bapabiyung iku Ininangka lantaran ulip ing alamdonya. (2). Sing sapa tali Inarang wongtuwane prasasat lali Inarang Pangeran.Ngabektia lnarang wong tuwa. (3). Aja lnungngegungake pangkat Ian bandha, jalaranpangkat Ian bandha luau bisa sima sadurungesira pralaya (wewaler).

~ .Jurnall?i/safat, S'eri ke-29, Juni 1999

Page 8: SianletSutrisno - UGM

2

6

6

Kemanusia- Kebangsaan

BBBJ an

Bidang

l)ragnlulislue

I':ksistcnsialisrnc

Jenis Aliran

Slamet Unsur-unsur

Fils. 2 2 9 4lIukunl

Fils. 4 2 5 3 2

Manusia

Fils.Kc- 4 0 5

luhanan

D. Kandungan Aliran Filsafat dalamBBBJ

Ajaran falsafah dalatTI buku BBBJtetnyata lTIetnuat unsur-unsur aliran filsafatyang berpeluang bagi konstruksi dna aliranpenting, yakni eksistensialislne danpraglnatislne.

Secara kuantitatif kandungan tersebutadalah sebagai berikut:

3. Filsafat Manusia:a. Pangeran iku kuwasa dene Inanungsa iku

bisa.b. JanIna tan kena kinira kinayangapa.

2. FilsafatHukum:a. Ngundhuh wohin,g pakarti.b. Desa tnawa cara negara Inawa tata.

4. Ifilsafat Ketuhanan:a. Pangeran iku langgeng, tan kena killaya

ngapa, sangkan paraning dUlnadi.b. Ati suei marganing rahayu.

(~ontoh:

I. Filsafat Sosial Politik:a. Beda-beda pandmnaning dumadhi.b. Cakra Inanggilingan.

c. I(andungan Filsafat Khusus dalamBBBJ

Selain lllengandung unsur-unsur........."Cl.f- .... -I-1!r<1!I,... nJcr:.J~\c,'\~'-~~r~l .. epistemologi dan logika,

teIl1yata t11cngandungyang

khusus. Secara kuantitatifC'a..·\~1l1... n1 berikut:

d.Pembahasan:Falsafah jiwa tentang alaln kebendaan

Inengajarkan' eksistensi alal11 Inetafisiksepelti kehidupan batin sebagai ekspresikeilahian.Keseitnbangan antara dunia lahirdengan dunia batin amat ditekankan, terlebihlagi penekanan akan alam kClnatian yangbakal dialatni seorang tnanusia. KctnatianInelnberitahu betapa nisbinya alalnkebendaan, Inaka itu' dalalTI peniktnatankebendaan harus dikenal batas-batas agarterhindar dari bahaya pendewaan.

lJnsur epistenlologis dalatn falsafilhkebendaan ditunjukkan dalmn istilah"lnanungsa linuwih" yang berartitnanusiaberpengetahuan tinggi. Pengetahuan yangtinggi ini tnelTIungkinkan seseorangt11enghindarkan diri dari perolehanharta yangkotor.

Unsur etis dalatTI falsafah kebendaanditegaskan dalam bentuk nilai-nilai kearifandan keutaluaan. dari suatu harta benda yang disitu terbaur dalatll proses pelnbentukanwatak. Ajaran falsafah Ja\va tnengutanlakansikap hidup kebajikan dan Incnjauhkankesotllbongan dari pelnilikan suatu hartabenda.

Ian uga gawe cilaka. Gawe tTIulya yen saka .barang kang becik, gawe eilaka lalTIUn sakabarang kang ala. (2). Sing sapa ngegungakebandhane, wirang lalTIUn sirna bandhane.

Jcnis KcL Kcro- KClna- Kcbang- Kekc-

Bidang YME khani- nUSIaan saan luarga-

an an

Fils.

Sospol 7 5 31 13 11

Contoh:

1. Eksistensialisme:a. Tentrenl iku sarananing urip ing donya.b. KatTIulyaning urip iku dutnunung ana

tentretuing ati.

.to .Jurnall/il.\'qfat, 5'eri ke- 29, Juni /999

Page 9: SianletSutrisno - UGM

SIan1et Sutrisno, lJllsur-lillSUr Kej'IlS(~lta,ta/l...

2. Pragmatisme: 1954;275).a. Ngehnuiku kelakone kanthi laku, sanajan Falsafah Jawa yang lnengajarkan:

akeh ngehnune nanging ora ditangkarake "ngelmu iku kelakone kanthi laku", "cocokIan ora digunakake, ngehnu iku tanpa karo tUlnindake", misal.nya tnetnberitahukanguna. kandungan unsur pragInatis dalatn ajaran

b. Angren'1buga kang perlu kewala. tersebut.

3. Pembahasan: .Manusia tTIodeI'n adalah tuanusia risau,

resall dan gelisah, dengall akibat berpeluangbesar sebagai "lnanusia krisis".Eksistensialislne Inerupakan petnberontakanterhadap alalTI iJnpersonal jatnan industrilnodern serla pcnlbcrontakan lcrhadap

. gerakan Inassa jalnan. sekarang (1'itus,et.al,1984;382).

Obsesi ketentratuan hidup dalam ajaranfalsafah Jawa agaknya tnemiliki relevansikuat yang luengantisipasi kegelisahanInanusia lTIodelTI. Walaupun bukaneksistensialislne, ideal hidup tenteraln yangInencolok dalaln falsafah Ja'Ya mestitlyatTIcngandung 111uatan eksistensialistik.Ketenteral11an sebagai datnbaan hidupseringkali berlangsul1g dalam nuansaketidakrasionalan. Ini bisa cocok denganeksistensialisIne yang kelnunculannyasebagai filsafat ingin tnelawan dOlninasirasionalislne ihniah. Beerling (1966;210)Inenjelaskan bahwa kauln eksistensialisadalah ahli pikir yang berlainan sekalidengan kauln neopositivis, mereka lebihlincah, lebih dratnatis, lebih problematis danlebih irrasional.

Selanjutnya kandungan unsurpragtnatislne dalatn ajaran falsafah Jawatersimpul dalatll aspek-aspek penekananterhadap tindakan, kecocokatl dengan

Ke~~un;aandankeperluan. Titus (1954;274)

n1enjelaskan bahwa "the tenn pragtnatislTICOlnes froill. the Greek word praglna,1ueaning 'at thing done, a fact, that which ispractical or Inatter of facf. HDijelaskan juga:Upraglnatislll is an attitude a Inethod and aphilo~ophy which place· eJ~phasis u~on thepr~ctIcal and the useful or upon which hassattsfactolY consequences" (Titus,

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan1. Data dan analisis dalatn penelitian iniInenunjukkan bahwa:a. KeenalTI bidang tematik dalam buku BBBJ

kcscluruhannya l11cngandung unsur-unsurllletafisika / ontologi, epistemologi danetika.

b. Unsur lilsafat sosial politik terkandungdalatn ke enaln bidang tematik bukuBBBJ. Unsur filsafat hukwn terkandungdalatTI ke lima bidang tematik bukuBBBJ,kecuali bidang kekeluargaan. Unsurfilsafat manusia terkandung dalam kelinla bidang tetnatik buku BBBJ, kecualibidang kebendaan. Unsur filsafatketuhanan terkandung dalatn bidangtematik Ketuhanan Yang Maha Esadanketnanusiaan.

2. Terungkap bahwa kandungan unsur-unsurkefilsafatan Inetafisikl ontologis,cpistenlologis dan etis tersebut bukanlahtnenunjukkan keterpisahanantar-unsur,melainkan ada interaksinya. Ajaran dalamfalsafah Jawa dengan demikian berciriholistik yang berjangkar. pada dimensikerohanian. Sumber tanggapan dan gerakbatin budaya· Jawa adalah rasa, tegasnyarasa hati. Sejarah kebudayaan masyarakatJawa tnenunjukkan bahwa dalatn

pengaluhBudha, kelnudian Islam tasawufkuat dalam kebudayaan Jawa.

B. SaranDengan hasil penelitian tersebut,

aktualisasi lebih tegas dari unsur rasa dalmn.kehidupan Inasyarakat Indonesia masa kiniakan bisa sekurangnya Inenahan lajukesenjangan internal manusia sebagai subjek,

eft .lurnall~lll\'{lfat, Seri ke-29, .!uni 1999

Page 10: SianletSutrisno - UGM

sejalan dengan konsep 111anusia seutuhnya.I(onscpsi pClnbangunan dan gerakanlTIodenlisasi harns disesuaikan benar dengancara berpikir, alalll falsafahnya bangsasendiri, ditnana cara berpikir dan alatufalsafah Jawa merupakan substansi peIlting.

DAFTAR PUSTAKAAgazzi, Evandro, 1991, I Traditional C7ullure,

[)hilosophy and The l~-'uture,Philosoph~y

and TThe }/uture (~t' Humanity, V 01. 1,No.1, JanualY, 1991, 19-31

Alisjahbana, S.Takdir, 1986, AnlropologiIJaru, terbitan ke 1. haI.278-284, Jakarta

Beerling, R.F., 1966, }/ilsqjat IJelvasa Ini,terbitan ke 1, hal. 209-253, Jakarta

Bakker, Anton dan A.Ch31Tis Zubair, 1990,lYfetodologi })enelilian F"Yilsa!at, terbitanke 1, hal.ll-20; 67-72, Yogyakat1a

;. .Jurnal F/ilsafat. 5Yeri ke- 29, Juni 1999

Slamet Sutrisno, lfnLf:,,.ur-un.\'Ur l\.ej'lls~':lla'an

de Vos, 1-1.., Pengantar Etika, terbitan ke 1,hal. 1-17, Jakarta Drcngson, 1982, "FourPhilosophies ofTechno!ogy", j>hilosopyl'oday., SUlnlner 1982, hal.l03-115

Kattsof£: 1986., !Jenganlar }'''ih;afat, 3-7; 135­150; 215-231, Yogyakarta.

Mudji-SutTisno, 1995, F"ilsa.fat Sastera danBuda.ya., ha1.21-35., Yogyakarta.

Pranaka, A.M.W.., Epistemologi Dasar,terbitan ke 1, hal. 1-19, Jakrnta

Ruklnana, Siti Hardiyanti, 1990., Butir-ButirBudaya .Jan/a., terbitan ke 1, 1-205,Jakarta

Titus, Slnith, Nolan., 1984, IJersoalan­JJersoalan l?ilsqjat., terbitan ke 1,ha1.471-498, Jakarta

Yamin, Mohmnmad, 1967, ..'}istema [?ilsajah})antja Sila, terbitan ke-l, hal. 1-37.,Yogyakarta

28