sex education: what to say, what to do
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
what to say, what to do sex education:
what to say, what to do sex education:
Sejak kecil, hindari penyebutan alat kelamin dengan nama-nama “lucu”.
Sebutkan nama aslinya seperti vagina dan penis.
Bahas kapan pun dan di mana pun. Manfaatkan saat yang tepat, saat mandi atau menemani
buang air kecil, melihat adegan di TV.
Bahas berulang kali sepanjang anak masih kecil.
Bahas tentang baju seksi dan kepantasan yang berkaitan dengan penampilan
sejak anak masih kecil.
Monitor celetukan anak. Jika berkaitan dengan seks, bahas bahwa tidak semua celetukan
ia tahu artinya dan boleh diucapkan.
Monitor teman main anak. Main bersama teman tidak di kamar.
Be available. Jangan menunda menjawab ketika anak bertanya.
Berikan informasi secara bertahap sesuai apa yang anak inginkan dan butuhkan.
Bagaimana orangtua tahu apa yang diinginkan dan dibutuhkan anak?
Amati perilaku dan dengarkan pertanyaan anak.
Klasifikasi pertanyaan anak.
Pada saat ia bertanya, “Kapan aku boleh berpacaran dan berciuman?”
Hal pertama yang harus dilakukan adalah bertanya balik, “Menurut kamu, pacaran itu apa?”
Cara ini membantu orangtua mengetahui seberapa banyak yang anak sudah tahu
tentang topik yang ditanyakannya.
Saat menjawab, orangtua dapat bercerita tentang apa yang ingin diketahui anak.
Berikan jawaban yang singkat, tapi memenuhi rasa ingin tahunya saat itu.
Jangan khawatir jika anak menanyakan hal yang sama beberapa hari kemudian. Mungkin anak memiliki pemahaman
atau informasi baru yang ingin dibahas lagi.
Pertanyaan berulang dari anak menunjukkan bahwa ia memikirkan apa yang disampaikan
dan tidak segan mengkomunikasikannya.
Setiap percakapan seks selalu berkaitan dengan nilai moral dan ajaran agama yang dijunjung dalam keluarga.
Ingatkan anak bahwa sebagai seseorang yang beriman, perilaku seks diatur dalam tuntunan berperilaku sesuai
kepercayaan kita.