sebuah model penelitian pengembangan sistem keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18...

14
161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan Informasi Akuntansi pada Agribisnis Peternakan Defia Nurbatin 1) , dan Hendy Hermawan 2) 1,2) STIE INDOCAKTI Malang 1) [email protected] Abstract The purpose of this study to produce a model of quality system of accounting in the form of Standard Operating Procedures (SOP) as a guide agribusiness transactions along with its financial reporting to improve the accuracy of accounting information for agribusiness in Blitar. The method used in this study is a research & development models DBR (Design Based Research) on Purwiyanto (2014) were modified. The research phase starting from problem identification, data collection, product formulation, product testing (validation expert) and the refinement of the final product. Data collection techniques that focus group discussions, observation, interviews, and questionnaires (questionnaire). Questionnaire as an instrument of expert validation consists of four aspects, namely ratings aspects of usability, convenience, comprehensiveness and readability. The technique used to analyze the data validation scoring result is the percentage by category using the technique technique interval Before-After. This research has resulted in three quality systems that demonstrate the application of SOP SOP to be effective to implement with evidence of the average percentage of near-perfect and according to user needs. Keywords : Quality System, Standard Operating Procedures, Accounting Information Abstrak Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model sistem mutu akuntansi berbentuk Standard Operating Procedures (SOP) sebagai panduan transaksi agribisnis peternakan beserta pelaporan keuangannya untuk meningkatkan keakuratan informasi akuntansi bagi peternakan di Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research & development model DBR (Design Based Research) dari Purwiyanto (2014) yang dimodifikasi. Tahap penelitian dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data, penyusunan produk, uji produk (validasi ahli) dan penyempurnaan produk akhir. Tehnik pengumpulan data yaitu Focus Group Discussion, observasi, wawancara, dan kuisioner (angket). Angket sebagai instrumen validasi ahli terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu aspek kegunaan, kemudahan, kelengkapan, dan keterbacaan. Tehnik yang digunakan untuk menganalisis data hasil skoring validasi adalah menggunakan tehnik prosentase dengan kategori interval tehnik Before-After. Penelitian ini menghasilkan sistem mutu dalam bentuk tiga SOP yang menunjukkan penerapan SOP dapat berjalan dengan efektif untuk diimplementasikan dengan bukti hasil prosentase rata-rata mendekati sempurna dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kata Kunci : Sistem Mutu, Standart Operating Procedures, Informasi Akuntansi Pendahuluan Ditengah laju pertumbuhan ekonomi yang masih dikatakan belum menentu stabil kepulihannya akibat krisis eko- nomi, subsektor peternakan mempunyai potensi dan peluang yang besar sebagai sumber pertumbuhan baru dalam pereko- nomian Indonesia. Meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat Indonesia serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pemenuhan protein, akan cenderung meningkatkan permin-

Upload: dolien

Post on 10-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

161

Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Informasi Akuntansi pada Agribisnis Peternakan

Defia Nurbatin1), dan Hendy Hermawan2)

1,2)STIE INDOCAKTI Malang

1)[email protected]

Abstract

The purpose of this study to produce a model of quality system of accounting in the form of

Standard Operating Procedures (SOP) as a guide agribusiness transactions along with its

financial reporting to improve the accuracy of accounting information for agribusiness in

Blitar. The method used in this study is a research & development models DBR (Design

Based Research) on Purwiyanto (2014) were modified. The research phase starting from

problem identification, data collection, product formulation, product testing (validation

expert) and the refinement of the final product. Data collection techniques that focus group

discussions, observation, interviews, and questionnaires (questionnaire). Questionnaire as

an instrument of expert validation consists of four aspects, namely ratings aspects of

usability, convenience, comprehensiveness and readability. The technique used to analyze

the data validation scoring result is the percentage by category using the technique

technique interval Before-After. This research has resulted in three quality systems that

demonstrate the application of SOP SOP to be effective to implement with evidence of the

average percentage of near-perfect and according to user needs.

Keywords : Quality System, Standard Operating Procedures, Accounting Information

Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan model sistem mutu akuntansi berbentuk Standard

Operating Procedures (SOP) sebagai panduan transaksi agribisnis peternakan beserta

pelaporan keuangannya untuk meningkatkan keakuratan informasi akuntansi bagi

peternakan di Blitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research &

development model DBR (Design Based Research) dari Purwiyanto (2014) yang

dimodifikasi. Tahap penelitian dimulai dari identifikasi masalah, pengumpulan data,

penyusunan produk, uji produk (validasi ahli) dan penyempurnaan produk akhir. Tehnik

pengumpulan data yaitu Focus Group Discussion, observasi, wawancara, dan kuisioner

(angket). Angket sebagai instrumen validasi ahli terdiri dari 4 aspek penilaian yaitu aspek

kegunaan, kemudahan, kelengkapan, dan keterbacaan. Tehnik yang digunakan untuk

menganalisis data hasil skoring validasi adalah menggunakan tehnik prosentase dengan

kategori interval tehnik Before-After. Penelitian ini menghasilkan sistem mutu dalam

bentuk tiga SOP yang menunjukkan penerapan SOP dapat berjalan dengan efektif untuk

diimplementasikan dengan bukti hasil prosentase rata-rata mendekati sempurna dan sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

Kata Kunci : Sistem Mutu, Standart Operating Procedures, Informasi Akuntansi

Pendahuluan

Ditengah laju pertumbuhan ekonomi

yang masih dikatakan belum menentu

stabil kepulihannya akibat krisis eko-

nomi, subsektor peternakan mempunyai

potensi dan peluang yang besar sebagai

sumber pertumbuhan baru dalam pereko-

nomian Indonesia. Meningkatnya jumlah

penduduk dan taraf hidup masyarakat

Indonesia serta meningkatnya kesadaran

masyarakat akan pemenuhan protein,

akan cenderung meningkatkan permin-

Page 2: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

162 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

taan produk peternakan. Tujuan pemba-

ngunan peternakan pada era globalisasi

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

yang sehat, produktif dan kreatif melalui

peternakan yang tangguh berbasis sumber

daya lokal, sehingga produk ayam lokal

bisa bersaing dengan adanya ayam impor

yang sudah mulai membanjiri Indonesia.

Selain itu menurut Simatupang et al.

(2004) dilihat dari segi peluang pasar,

pengembangan agribisnis peternakan me-

miliki prospek yang baik khususnya da-

lam memenuhi kebutuhan domestik yang

semakin meningkat. Hal tersebut didu-

kung dengan mulai berkembangnya kepe-

milikan peternakan ayam lokal khususnya

di pedesaan, sehingga dapat mendorong

timbulnya usaha baru sekaligus lapangan

kerja bagi masyarakat.

Perkembangan usaha kepemilikan

peternakan ayam lokal di pedesaan dise-

babkan peternakan ayam merupakan usa-

ha yang dapat dibagi sesuai dengan status

produksinya yaitu ayam potong lokal

diawali dengan usaha memproduksi telur

tetas, dilanjutkan dengan usaha menetas-

kan telur, dan terakhir usaha mempro-

duksi ayam siap potong atau menyuplai

daging ayam potong. Segmen-segmen

usaha tersebut dapat di implementasikan

di suatu wilayah atau kelompok tani

ternak yang anggotanya dapat memilih

usaha sesuai dengan keahliannya masing-

masing. Oleh karena pangsa pasar ayam

potong lokal masih terbuka, sehingga

jumlah petani atau peternak yang terlibat

dalam rangkaian usaha tersebut cende-

rung makin meningkat.

Menurut Prasetyo (2012), paradigma

pembangunan peternakan yang mampu

memberikan peningkatan pendapatan pe-

ternak rakyat dan menciptakan daya saing

global produk peternakan adalah paradig-

ma pembangunan agribisnis berbasis pe-

ternakan. Agribisnis secara singkat meru-

pakan kegiatan atau usaha pertanian luas

yang bertujuan untuk menghasilkan keun-

tungan. Namun untuk mencapai keun-

tungan dalam hal ini pencapaian target

laba, bagi UMKM masih merupakan ken-

dala karena sebagian besar UM-KM

khususnya pada usaha agribisnis peter-

nakan ayam potong belum memiliki sis-

tem dengan benar mulai dari pengelolaan

keuangan sampai pelaporan keuangan-

nya. Kendala tersebut karena kelemahan

UMKM dalam penyusunan laporan ke-

uangan disebabkan rendahnya pendidikan

dan kurangnya pemahaman terhadap

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Rendahnya penyusunan laporan ke-

uangaan disebabkan karena tidak adanya

peraturan yang mewajibkan penyusunan

laporan keuangan bagi UMKM. Namun

dengan adanya Peraturan Pemerintah

terbaru yaitu PP no 46 tahun 2013 tentang

pajak penghasilan atas UMKM,

pemerintah akan menetapkan tarif pajak

sebesar 1% bagi para pemilik usaha

UMKM yang memiliki laba kurang dari

4,8 Milyar per tahun. Dengan adanya per-

aturan pemerintah ini, seharusnya bagi

para pemilik UKM menggunakan kaidah

akuntansi yang benar dalam proses pe-

laporan keuangan. Hal ini bertujuan agar

dapat memaksimalkan laba yang ingin

diperolehnya dan tidak terkena peraturan

tentang ketentuan pajak saat ini.

Namun demikian, masih banyak

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

yang belum menyelenggarakan pencata-

tan atas laporan keuangan usahanya. Aki-

batnya, UMKM tersebut sulit mendapat-

kan kredit sehingga sulit mengembang-

kan usahanya lebih baik lagi. Pencatatan

atas laporan keuangan dalam sistem

akuntansi akan memberikan kemudahan

tidak hanya kemudahan dari kreditur, na-

mun juga pengendalian aset dapat dilaku-

kan, kewajiban dan modal serta memu-

dahkan para wiraswasta untuk melakukan

perencanaan pendapatan dan efisiensi

biaya-biaya yang terjadi yang pada akhir-

nya sebagai alat untuk pengambilan ke-

putusan usaha ke depan. Untuk bisa me-

lakukan kegiatan pengelolaan keuangan

Page 3: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....163

dan pelaporan keuangan dalam hal ini sis-

tem akuntansi yang baik sesuai Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) diperlukan

adanya pedoman (panduan) yang berupa

Standard Operating Procedures (SOP).

Penggunaan SOP ini dimaksudkan agar

pelaporan keuangan dapat memiliki kua-

litas (mutu) yang baik. Karena dengan

mutu dapat meningkatkan keuntungan

(laba). SOP akuntansi berisi tentang pro-

sedur-prosedur dalam akuntansi khusus-

nya bagi agribisnis peternakan ayam po-

tong di Blitar.

Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan maka permasalahan yang

diangkat pada penelitian ini adalah ba-

gaimana pengembangan model sistem

akuntansi untuk meningkatkan keakura-

tan informasi akuntansi pada usaha agri-

bisnis peternakan ayam potong di Blitar?

Kajian Literatur

Sistem Mutu

Sistem secara umum merupakan

sekelompok unsur yang erat hubungan-

nya satu dengan yang lain yang berfungsi

bersama-sama untuk mencapai tujuan ter-

tentu. Sebuah sistem memiliki karakteris-

tik atau sifat-sifat tertentu. Karakteristik

sistem yaitu sebagai komponen sistem

(components), sebagai batasan sistem

(boundary), sebagai lingkungan luar sis-

tem (environment), sebagai penghubung

sistem (interface) yang menghubungkan

sistem dengan subsistem lain, sebagai

masukan sistem (input), sebagai keluaran

sistem (output), sebagai pengolahan sis-

tem (proses), dan sebagai sasaran sistem

(objective) (Mulyadi, 2016:2).

Sistem mutu menurut Nurbatin (20-

16) merupakan konsep dan teori dari pe-

ngelolaan kegiatan yang telah dikem-

bangkan sejak awal abad lalu dan men-

dorong dikembangkannya konsep mutu

pengelolaan keuangan dan jasa pelayanan

yang menghasilkan suatu instrumen pe-

ngelolaan bisnis manajemen, oleh karena

itu Standar Operasional Prosedur ber-

landaskan pada sistem manajemen kua-

litas (Quality Management System). Ma-

najemen kualitas adalah sekumpulan pro-

sedur yang terdokumentasi dan praktek-

praktek standar untuk manajemen sistem

yang bertujuan menjamin kesesuaian dari

suatu proses dan produk (barang dan/atau

jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan

tertentu.

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standard Operating Procedure ada-

lah suatu perangkat lunak pengatur yang

mengatur tahapan suatu proses kerja atau

prosedur kerja. Menurut Nurbatin (2016)

SOP adalah prosedur kerja bersifat tetap,

rutin, dan tidak berubah-ubah dan prose-

dur kerja tersebut dibakukan menjadi do-

kumen tertulis. Tujuan dibuatnya SOP

antara lain adalah supaya karyawan selalu

bisa menjaga konsistensi dalam menja-

lanakan pekerjaan sehari-hari. Dengan

adanya SOP, karyawan akan tahu dengan

jelas peran dan tanggung jawabnya kare-

na dalam SOP sudah diterangkan dengan

rinci alur tugas masing-masing. Berdasar-

kan pemahaman tersebut dapat disimpul-

kan bahwa SOP merupakan perangkat

lunak pengatur yang mengatur tahapan

suatu proses atau prosedur kerja tertentu

dengan tujuan mempermudah setiap

proses kerja dan meminimalisir adanya

kesalahan didalam proses pengerjaannya.

Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi dapat digunakan

untuk memberikan informasi keuangan

yang dibutuhkan oleh manajemen suatu

perusahaan guna memudahkan pengelola-

an keuangan perusahaan. Dengan adanya

sistem akuntansi yang baik, maka diha-

rapkan perusahaan akan dengan mudah

untuk mengelola berbagai hal yang ber-

kaitan dengan pengelolaan keuangan pe-

rusahaan.

Sistem akuntansi terdiri dari doku-

men atas bukti transaksi, alat-alat penca-

tatan, laporan dan prosedur yang diguna-

kan perusahaan untuk mencatat transaksi-

transaksi dan kemudian melaporkan ha-

Page 4: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

164 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

silnya. Menurut Rizqisenoaji (2014) ope-

rasional dari sistem akuntansi ada tiga

tahapan yaitu (1) harus mengenal doku-

men bukti transaksi yang digunakan per-

usahaan, baik jumlah fisik maupun jum-

lah nominalnya; (2) berkaitan dengan

transaksi perusahaan; (3) harus menge-

lompokkan dan mencatat data yang ter-

cantum dalam bukti transaksi perusahaan

ke dalam catatan-catatan akuntansi; (4)

harus meringkas informasi yang ada da-

lam catatan akuntansi menjadi laporan

untuk manajemen dan pihak yang ber-

kepentingan lainnya.

Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2009:1), sis-

tem adalah jaringan kerja dari prose-

dur-prosedur yang saling berhubungan,

berkumpul bersama-sama untuk melaku-

kan suatu kegiatan atau menyelesaikan

suatu sasaran tertentu. Sedangkan infor-

masi adalah data yang diolah menjadi

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan

bermanfaat dalam mengambil kepu-tusan

saat ini atau mendatang. Dasar dari

informasi adalah data, kesalahan dalam

mengambil atau memasukkan data, dan

kesalahan dalam mengolah data akan

menyebabkan kesalahan dalam memberi-

kan informasi.

Data yang didapatkan dan diinput-

kan harus valid (benar) hingga bentuk pe-

ngolahannya, agar bisa menghasilkan in-

formasi yang dapat dipercaya. Data ada-

lah representasi fakta dunia nyata yang

mewakili suatu obyek seperti manusia

(pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), ba-

rang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan

dan sebagainya, yang direkam dalam ben-

tuk angka huruf, simbol, teks, gambar,

bunyi atau kombinasinya (Mukhyidin,

2013). Sedangkan basis data adalah him-

punan kelompok data (arsip) yang saling

berhubungan yang diorganisasi sedemi-

kian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan

kembali dengan cepat dan mudah (Shelly,

2007:536).

Dapat disimpulkan bahwa Sistem In-

formasi adalah kumpulan peranti keras,

peranti lunak, data orang dan prosedur

yang saling bekerja sama untuk mencip-

takan informasi yang berkualitas. Oleh

karenanya sistem informasi mendukung

aktivitas harian, jangka pendek dan jang-

ka panjang dari pengguna.

Agribisnis Peternakan

Pada awalnya agribisnis diartikan se-

bagai kegiatan usaha menyangkut subsek-

tor masukan (input) dan subsektor pro-

duksi (on farm). Namun pada perkem-

bangan selanjutnya, agribisnis didefinisi-

kan sebagai kegiatan usaha yang tidak ha-

nya menyangkut subsektor masukan dan

produksi, tetapi juga menyangkut subsek-

tor pascaproduksi, meliputi pemrosesan,

penyebaran, dan penjualan produk (Bu-

diarsa dan Hidayat, 2012). Dengan demi-

kian agribisnis peternakan merupakan ke-

giatan usaha subsektor peternakan yang

dimulai dari penyediaan sarana produksi,

proses produksi (budidaya), penanganan

pascapanen, pengolahan, sampai pemasa-

ran produk ke konsumen.

Agribisnis dalam perekonomian In-

donesia memiliki peranan yang begitu

krusial dalam pengembagan ekonomi se-

cara keseluruhan. Oleh karenanya menu-

rut Prasetyo (2012), peranan agribisnis

yaitu (1) Pembentukan Pendapatan Do-

mestik Bruto (PDB); (2) Agribisnis men-

jadi penyerap tenaga kerja nasional yang

terbesar; (3) Perolehan devisa agribisnis

mampu memberikan net-ekspor secara

konsisten; (4) Penyediaan bahan pangan

baik pangan hewani ataupun pangan na-

bati; (5) kegiatan agibisnis yang berlan-

daskan pada pendayagunaan keanekara-

gaman ekosistem di seluruh tanah air me-

miliki potensi melestarikan lingkungan

hidup.

Berdasarkan hal diatas, agribisnis pe-

ternakan merupakan segala aktivitas bis-

nis yang terkait dengan kegiatan budi

daya ternak, industri hulu, industri hilir

dan lembaga-lembaga pendukung. Agri-

Page 5: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....165

bisnis tersebut merupakan salah satu bi-

dang yang sangat penting bagi hajat hi-

dup masyarakat dan memiliki potensi di-

jadikan sebagai penggerak utama ekono-

mi nasional. Usaha peternakan bahkan

mampu meningkatkan ekonomi pedesaan

dan sekaligus meningkatkan pendapatan

masyarakat desa (Subkhie dan Suryadi,

2012).

Usaha Peternakan Ayam Potong Broi-

ler

Usaha peternakan ayam pedaging

atau ayam broiler pada awalnya merupa-

kan usaha sampingan dari usaha peterna-

kan ayam petelur. Seiring dengan berja-

lannya waktu, industri peternakan ayam

broiler saat ini telah banyak berdiri. Me-

lalui aktivitas bisnisnya yaitu mempro-

duksi ayam pedaging, yang meliputi bu-

didaya ayam broiler (farming operation)

dan industri pengolahan daging ayam, in-

dustri peternakan ayam broiler telah

memberikan peranan yang nyata terhadap

perkembangan sub sektor peternakan di

Indonesia. Usaha peternakan ayam broi-

ler saat ini berkembang sangat pesat, baik

dari segi skala usaha maupun dari segi

tingkat efisiennya. Banyak para pelaku

usaha menekuni usaha peternakan ayam

broiler, baik secara sistem mandiri mau-

pun secara sistem plasma. Alasannya

adalah selain jumlah permintaan daging

ayam yang terus meningkat, perputaran

modal yang sangat cepat merupakan daya

tarik tersendiri bagi para pelaku usaha

untuk menekuni usaha peternakan ayam

broiler ini.

Ayam potong (broiler) adalah jenis

ayam hasil budidaya teknologi peterna-

kan yang memiliki karakteristik ekonomi

dengan ciri khas pertumbuhan yang ce-

pat, penghasil daging dengan konversi

pakan irit dan siap potong pada usia rela-

tif muda, serta pada umumnya ayam broi-

ler ini siap panen pada usia 28-45 hari

dengan bobot tubuh tertentu (Solehah,

2016). Khusus untuk usaha peternakan

ayam potong broiler dengan pola sistem

plasma-inti, faktor-faktor produksi seperti

bibit anak ayam atau DOC (Day Old

Chicken), pakan, obat-obatan, vaksinasi,

dan vitamin tidak harus dibayar langsung

oleh peternak kesil atau plasma ke per-

usahaan inti sebagai pemasok (suplier)

faktor-faktor produksi ternak tersebut.

Faktor-faktor produksi tersebut sudah

bisa dipakai untuk diproduksi selama ma-

sa produksi yaitu selama 30-40 hari dan

baru bisa dibayar setelah ayam broiler

dipanen oleh peternak plasma sebagai

pihak pemelihara ternak.

Usaha peternakan ayam broiler dapat

diusahakan dalam berbagai skala produk-

si, baik skala besar maupun skala kecil.

Saat ini telah banyak para pelaku. usaha

ayam broiler yang menggabungkan bebe-

rapa unit usaha menjadi satu kesatuan

unit usaha yang terintegrasi (integrated).

Misalnya usaha pembibitan ayam ber-

gabung dengan usaha pakan ternak, usaha

beternak ayam broiler komersial, dan

proses pemotongan ayam. Bahkan ba-

nyak diantaranya yang menggabungkan

usahanya dengan usaha pengolahan

ayam, sehingga ayam potong yang dijual

tidak hanya dalam bentuk ayam hidup

ataupun dalam bentuk karkas tetapi bisa

berupa produk hasil olahan seperti fillet

atau nugget. Produk hasil olahan ini

diproduksi berdasarkan permintaan kon-

sumen yang terus berkembang (Rasyaf,

2003 :67).

Usaha peternakan dapat digolong-

kan menjadi beberapa bagian. Menurut

Surat Keputusan Menteri Pertanian

No.472/Kpts/TN.330/6/96, usaha peter-

nakan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu

Peternak rakyat, Pengusaha Kecil Peter-

nakan, dan Pengusaha Peternakan. Peter-

nak Rakyat adalah peternak yang meng-

usahakan budidaya ayam dengan jumlah

populasi maksimal 15.000 ekor per pe-

riode. Pengusaha kecil peternakan adalah

peternak yang membudidayakan ayam

dengan jumlah populasi maksimal 65.000

ekor per periode (Rasyaf, 2003 : 207).

Page 6: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

166 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

Kegiatan usaha peternakan bertujuan

untuk adalah mencari keuntungan dengan

penerapan prinsip-prinsip pengelolaan ke-

uangan dan manajemen pada faktor-faktor

produksi yang telah dikombinasikan secara

optimal. Kegiatan di bidang peternakan da-

pat dibagi atas dua golongan, yaitu peter-

nakan hewan besar seperti sapi, kerbau dan

kuda, sedang kelompok kedua yaitu peter-

nakan hewan kecil seperti ayam, kelinci.

Ayam broiler merupakan ayam penghasil

daging yang memiliki beberapa keunggulan

diantaranya, laju perputaran modal yang

cepat dan waktu pemeliharaan yang singkat

yaitu dalam lima minggu ayam broiler su-

dah dapat dipanen dengan bobot 1,5

kg/ekor. Hal inilah yang mendorong ba-

nyak peternak yang mengusahakan peter-

nakan ayam broiler (Rasyaf, 2003 : 109).

Dengan demikian, peternakan ayam peda-

ging mempunyai prospek yang sangat baik

untuk dikembangkan, baik dalam skala

peternakan besar maupun skala peternakan

kecil (peternakan rakyat) khususnya bentuk

agribisnis ternak dengan skala Usaha Mik-

ro Kecil Menengah (UMKM).

Metode Penelitian

Model Penelitian dan Pengembangan

Sugiyono (2009:407) berpendapat

bahwa penelitian pengembangan adalah

metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan me-

nguji kefektifan produk tersebut. Untuk

dapat menghasilkan produk tertentu digu-

nakan penelitian yang bersifat analisis

kebutuhan (digunakan metode survei atau

kualitatif) dan untuk menguji keefektifan

produk tersebut supaya dapat berfungsi di

masyarakat luas, maka diperlukan pene-

litian untuk menguji kefektifan produk

tersebut (digunakan metode eksperimen).

Penelitian pengembangan merupakan

bagian dari penelitian desain yang digu-

nakan sebagai salah satu metode ilmiah

untuk mencari solusi memperbaiki prak-

tik dari fenomena-fenomena dalam prak-

tik pembelajaran melalui perpaduan pene-

litian dasar (basic research) dengan pene-

litian terapan (applied research). Lebih

lanjut Nurbatin (2016) menyatakan bah-

wa untuk penelitian analisis kebutuhan

sehingga mampu dihasilkan produk yang

bersifat hipotetik sering digunakan meto-

de penelitian dasar (basic research). Se-

lanjutnya untuk menguji produk yang

masih bersifat hipotetik tersebut, diguna-

kan eksperimen atau action research. Se-

telah produk teruji, maka dapat diapli-

kasikan.

Proses pengujian produk dengan

eksperimen tersebut dinamakan peneli-

tian terapan (applied research). Oleh ka-

renanya, salah satu kategori dari pene-

litian terapan adalah penelitian pengem-

bangan. Penelitian pengembangan bertu-

juan untuk menemukan, mengembang-

kan, dan memvalidasi suatu produk. Jadi

penelitian pengembangan bersifat longi-

tudinal (bertahap bisa multi years) dan

merupakan penelitian yang menghasilkan

produk. Produk yang ditemukan bisa be-

rupa model, pola, prosedur, atau sistem.

Berdasarkan hal tersebut diatas,

peneliti menggunakan model penelitian

pengembangan karena peneliti membuat

kerangka berfikir yang didasarkan pada

analisis kebutuhan yang kemudian di-

tuangkan dalam bentuk Standard Opera-

ting Procedure (SOP). Langkah-langkah

pengembangan yang dilakukan oleh pe-

neliti mengikuti pendekatan model Pur-

wiyanto (2014) yaitu Design Based

Research (DBR). Tahapan pendekatan

DBR yaitu (1) Identifikasi Masalah; (2)

Identifikasi kebutuhan, (3) Penyusunan

desain dan struktur isi bahan pelatihan;

(4) Uji Coba; (5) Evaluasi hasil uji coba;

(6) Komunikasi hasil evaluasi dengan re-

visi akhir. Berdasarkan langkah-langkah

tersebut, peneliti melakukan modifikasi

yang disesuaikan dengan tujuan dan

kebutuhan penelitian dengan tahapan

pendekatan yaitu :

1. Identifikasi masalah dan kebutuhan

2. Pengumpulan data dan Informasi

Page 7: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....167

3. Perencanaan dan penyusunan Standar

Operasional Prosedur (SOP)

4. Uji Coba Produk atau validasi oleh

ahli (akademisi dan praktisi)

5. Penyempurnaan produk akhir

Alasan pemilihan pendekatan

DBR, sebagai acuan untuk membuat mo-

difikasi prosedur penelitian pengembang-

an, adalah (1) Langkah-langkah peneli-

tian pengembangannya adalah sederhana

dan mudah diaplikasikan; (2) Proses pe-

ngumpulan data yang dilakukan dapat

membantu peneliti untuk membuat SOP

sesuai kebutuhan agribisnis peternakan;

(3) Urutan tiap tahapan tersusun secara

sistematis sehingga pelaksanaan lebih ter-

kontrol dengan baik; (4) penghematan

waktu, biaya, dan tenaga sehingga me-

nguntungkan bagi peneliti dalam mela-

kukan uji coba produk atau tahap validasi

produk; (5) uji coba pemakaian dan revisi

produk berikutnya tidak digunakan, kare-

na setelah dilakukan revisi produk dari

pihak ahli akademisi dan praktisi lang-

sung dilakukan penyempurnaan produk

akhir atau dicetak berupa buku sistem

mutu berwujud SOP di bidang (unit ker-

ja) Agribisnis, Akuntansi dan Keuangan.

Prosedur Penelitian Pengembangan

Penelitian pengembangan dilakukan

dalam lima tahapan prosedur, yaitu:

1. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan.

merupakan tahap awal dari pengem-

bangan sistem mutu bidang Akuntansi

dan Keuangan melalui observasi dan

wawancara. Dari hasil observasi dan

wawancara dengan pemilik, diperoleh

informasi bahwa agribisnis peterna-

kan plasma belum memiliki sistem

mutu terkait pencatatan laporan ke-

uangan dan pengelolaan keuangan un-

tuk usaha bisnis ternak. Sistem yang

ada adalah tidak tertulis sehingga pe-

ternak mengalami kesulitan dalam hal

pembukuan keuangan sehingga pen-

capaian laba tidak maksimal dari hasil

ternak daging ayam. Oleh karenanya

dilakukan revisi produk terhadap pro-

sedur yang telah ada sebelumnya di

peternakan Blitar. Untuk tujuan di

tahap ini dilakukan tehnik Focus

Group Discussion yang melibatkan

Tim peneliti, Dosen bidang Keuangan

dan Pemilik Peternakan.

2. Pengumpulan Data. Data yang di-

kumpulkan merupakan bahan dalam

pengembangan produk sistem mutu

yang berwujud SOP. Tujuannya agar

peneliti dapat menentukan beberapa

aspek dalam SOP yang kemudian

dikembangkan menjadi produk akhir

yang dapat mengatasi permasalahan

dalam prosedur usaha antara peternak

plasma dengan perusahaan inti (sup-

plier sarana produksi ternak) agar

sama-sama saling menguntungkan

dalam kontrak kemitraan agribisnis

peternakan. Data dikumpulkan de-

ngan cara:

a. Wawancara untuk mendapatkan

gambaran umum permasalahan

yang ada dalam peternakan “Cak

Wanto” sebagai peternak plasma

di Blitar;

b. Pengamatan yang dilakukan de-

ngan melihat aktivitas di lapangan

terkait efektivitas operasional dan

pembukuan peternakan melalui

proses pemeliharaan bibit ayam

hingga siap panen

c. Dokumentasi untuk mengumpul-

kan data yang diambil dari doku-

men fisik terkait operasional dan

pembukuan peternakan; dan

d. Kuesioner (angket) yang dilaku-

kan untuk menguji tingkat validi-

tas (uji coba) dari sistem mutu

yang berwujud SOP.

3. Perencanaan dan Penyusunan SOP.

Bertujuan untuk mendesain dan me-

ngembangkan SOP sebagai hasil akhir

penelitian;

4. Uji Produk/Validasi Ahli. Kegiatan

ini bertujuan untuk mengetahui apa-

kah SOP yang telah dibuat layak pa-

kai. Validator terdiri dari satu akade-

Page 8: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

168 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

misi (Dosen Ekonomi STIE Indocak-

ti) dan satu praktisi lapangan dari pe-

ternakan. Dosen validator merupakan

dosen jurusan ekonomi yang memiliki

keahlian dan pengalaman dalam pe-

nulisan SOP, khususnya bidang ke-

uangan. Praktisi yang menjadi vali-

dator adalah salah satu dari beberapa

peternak ayam di wilayah Blitar yang

juga satu-satunya pemilik peternakan

ayam potong “Cak Wanto” yang

memakai pola kemitraan, yaitu kerja-

sama peternak plasma sebagai peme-

liharaan bibit ayam hingga panen de-

ngan perusahaan inti sebagai supplier

sarana produksi ternak. Dipilihnya

praktisi ini, selain sebagai peternak

telur ayam di Blitar yang menjalan-

kan agribinsis peternakan juga me-

ngetahui informasi alur transaksi jual

beli pola kemitraan peternak plasma

pada umumnya. Berikut adalah iden-

titas dari validator untuk penelitian

ini:

Tabel 1.

Identitas Validator Ahli

No Nama Validator

1. Mohammad Rofiudin, SE.,M.Si

(Dosen STIE Indocakti

Malang)

2. Siswanto

(Peternak Plasma di Blitar)

5. Penyempurnaan Produk Akhir. Ke-

giatan ini merupakan hasil yang dipe-

roleh dari uji lapangan dengan mem-

bandingkan pengelolaan keuangan

dan sistem akuntansi antara sesudah

dengan sebelum adanya pedoman

(SOP) dengan teknik before-after

(Purwiyanto, 2014) dengan pola O1

>< O2. O1 adalah skor angket tingkat

pengelolaan keuangan dan sistem

akuntansi sebelum adanya pedoman

(SOP). O2 adalah skor angket tingkat

pengelolaan keuangan dan sistem

akuntansi setelah adanya pedoman

(SOP). Efektivitas model sistem ma-

najemen keuangan dan sistem akun-

tansi diukur dengan membandingkan

skor O1 dengan O2. Jika skor O2 lebih

besar daripada O1, maka model SOP

dikatakan efektif. Produk ini adalah

akhir dari revisi yang sesuai dengan

saran dari validator, sehingga produk

telah memiliki relevansi dan kesesuai-

an antara isi SOP yang diciptakan

dengan SOP yang dikembangkan se-

hingga dapat bermanfaat bagi agribis-

nis peternakan.

Validasi Produk (Uji Coba Produk)

Validasi produk merupakan kegiatan

untuk menilai dan menguji apakah ranca-

ngan produk, dalam hal ini sistem kerja

baru secara rasional akan lebih efektif

dari yang lama atau tidak (Sugiono, 2009

:302). Uji coba produk ini dilakukan

untuk mengetahui apakah produk yang

telah dirancang dalam penelitian ini yaitu

produk SOP layak digunakan atau tidak.

Uji coba produk ini juga dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana produk ini dapat

mencapai tujuan bagi objek yang diteliti.

Validasi atau Uji coba produk dalam

penelitian ini meliputi tahap-tahap seba-

gai berikut:

1. Desain Validasi. Tahap uji coba pro-

duk pengembangan ini merupakan

tahap dilaksanakannya evaluasi for-

matif yang terdiri atas uji validasi ah-

li. Tujuan dilakukannya tahap ini ada-

lah untuk mengetahui tingkat kegu-

naan, kemudahan penggunaan, dan

kelengkapan produk yang sedang di-

kembangkan sebelum produk diguna-

kan. Hasil akhir dari kegiatan ini be-

rupa desain produk lengkap dengan

spesifikasinya yang kemudian siap

untuk diuji coba. Desain produk yang

disusun berupa sistem mutu dalam

bentuk SOP.

2. Subjek Validasi. Subjek uji coba yang

terkait dengan pengembangan produk

sistem mutu bidang akuntansi dan

Page 9: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....169

keuangan agribisnis peternakan terdiri

dari Pihak Akademisi dan Praktisi.

3. Jenis Data yang diperoleh merupakan

data primer dan data sekunder. Data

Primer merupakan teknik pengambi-

lan data dengan survei yang dilaku-

kan melalui wawancara kepada peter-

nak plasma beserta pihak terkait

usaha peternakan di Blitar. Selain itu

juga dilakukan observasi lapangan

untuk mengumpulkan data pendu-

kung bagi penelitian ini. Sedangkan

data sekunder diambil dari survei

yang dilakukan untuk melengkapi da-

ta primer berupa kajian literatur yang

berkaitan. Pengumpulan data sekun-

der juga diambil berupa data informa-

si alur transaksi jual beli sebelum dan

sesudah masa panen ayam.

4. Instrumen Pengumpulan Data yang

akan digunakan dalam penelitian dan

pengembangan untuk menghasilkan

produk sebagaimana tujuan dilakukan

penelitian ini, yaitu :

a. Focus Group Discussion dengan

Tim peneliti, Dosen bidang Ke-

uangan dan Pemilik/peternak plas-

ma untuk mengidentifikasi masa-

lah dan kebutuhan terkait dengan

alur transaksi hingga pelaporan

keuangan yang terstandar sistem

mutu akuntansi dan keuangan pa-

da agribisnis peternakan ayam po-

tong Cak Wanto di Blitar sebagai

upaya meningkatkan laba hasil

ternak. Berdasarkan hal tersebut

dapat digunakan sebagai acuan

dalam menyusun SOP.

b. Lembar observasi sebagai rubrik

penilaian yang digunakan peneliti

untuk pengamatan dan pencatatan

secara langsung serta sistematik

terhadap sistem dan prosedur agri-

bisnis pola kemitraan peternakan

ayam potong di Blitar.

c. Wawancara dengan peternak plas-

ma yang sekaligus sebagai pemi-

lik agribisnis peternakan. Untuk

melakukan wawancara, peneliti

menggunakan langkah-langkah

antara lain: menentukan topik,

menentukan narasumber lain, dan

menyusun kerangka wawancara

(topik dan susunan pertanyaan).

d. Kuesioner untuk mendapatkan va-

lidasi. Ini merupakan teknik pe-

ngumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan/pernyataan tertulis.

Pernyataan tertulis digunakan un-

tuk memperoleh informasi dari 2

orang nara sumber yaitu seorang

ahli di bidang akademisi ekonomi

dan seorang ahli praktisi lapangan

yaitu peternak plasma sebagai pe-

milik agribisnis peternakan. Lem-

bar validasi akan dianalisis untuk

menentukan kelayakan sistem se-

kaligus sebagai panduan dalam re-

visi produk. Lembar validasi digu-

nakan untuk mengumpulkan data

sebagai aspek penilaian terkait

manfaat SOP, kemudahan peng-

gunaan SOP, kelengkapan SOP,

dan keterbacaan SOP. Adapun

lembar validasi ahli terdiri dari 2

lembar validasi penilaian atau

tanggapan masing-masing untuk

pihak akademisi dan pihak prak-

tisi. Instrumen validasi ahli yang

digunakan adalah perpaduan ang-

ket tertutup dan terbuka. Angket

tertutup adalah angket yang sudah

disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih. Ben-

tuk angket penilaian mengguna-

kan format rating scale terhadap

produk yang dikembangkan. Isi

angket tersebut berupa pernyataan

judul-judul SOP yang terkait

dengan pengelolaan keuangan dan

operasional pelayanan. Rating

scale menggunakan skala Likert

dengan 5 kategori skor. Tiap skor

memiliki bobot yaitu skor 1=

Sangat Rendah; skor 2= Rendah;

Page 10: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

170 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

skor 3= Cukup; skor 4= Tinggi;

dan skor 5= Sangat Tinggi. Ang-

ket tertutup digunakan untuk me-

mudahkan pengisian jawaban

yang praktis dan cepat bagi res-

ponden dan memudahkan bagi pe-

neliti untuk menganalisis data

kuantitaif. Angket terbuka diguna-

kan untuk memberikan data kuali-

tatif berupa revisi, saran, dan ko-

mentar dari responden terkait sis-

tem mutu bidang akuntansi dan

keuangan.

5. Tehnik Analisis Data. Mengukur res-

pon pengguna dan tim ahli terkait de-

ngan kelayakan desain produk. Pe-

ngujian dilakukan dengan teknik pro-

sentase mengikuti model Purwiyanto

(2014) dan Sudarwati (2012) dengan

formula:

Hasil perhitungan dikonversi

pada tabel kategori interval untuk

menunjukkan posisi hasil pada garis

respon (Purwiyanto, 2014) berikut:

Berdasarkan hasil prosentase

membandingkan pengelolaan ke-

uangan dan sistem akuntansi antara

sesudah dengan sebelum adanya pe-

doman (SOP) dengan teknik before-

after dengan pola O1 >< O2. O1 ada-

lah skor angket tingkat pengelolaan

keuangan dan sistem akuntansi sebe-

lum adanya pedoman (SOP). O2 ada-

lah skor angket tingkat pengelolaan

keuangan dan sistem akuntansi sete-

lah adanya pedoman (SOP) . Efek-

tivitas model sistem manajemen ke-

uangan dan sistem akuntansi diukur

dengan membandingkan skor O1 de-

ngan O2. Jika skor O2 lebih besar

daripada O1, maka model dikatakan

efektif.

Hasil dan Pembahasan

Paparan Data Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah usaha

ternak ayam potong “Cak Wanto” yang

dijalankan oleh Siswanto sebagai pemilik

semenjak tahun 2000. Usaha peternakan

ayam potong yang dirintis Siswanto me-

rupakan ayam ras pedaging (ayam broi-

ler). Awal mula dari hobi berternak yaitu

membeli bibit ayam broiler sebanyak 20

ekor di toko peternakan. Seiring waktu

hingga meningkatnya permintaan pasar,

di tahun 2004 peternak Siswanto harus

membangun kandang rumah ayam broiler

yang lebih luas untuk memelihara ayam

ternak hingga 3000 ekor. Rumah kandang

ayam broiler ini berukuran panjang 65

meter, lebar 9,5 meter sehingga total

luasnya adalah 2 x (65+9,5)=149 meter

yang terletak di Desa Pohgajih Keca-

matan Selorejo Kabupaten Blitar. Rumah

kandang di lahan tanah yang cukup luas

tersebut berdekatan dengan rumah pribadi

peternak Siswanto. Oleh karenanya, se-

tiap hari peternak Siswanto dapat me-

ngontrol pertumbuhan ayam broiler,

memberi makanan 3x dalam sehari, me-

nyediakan air minum, menyediakan vita-

min untuk menjaga kekebalan tubuh

ayam broiler dari virus penyakit dan me-

ngupayakan kebersihan kandang ayam

setiap hari.

Peternak ayam selain memelihara

mulai dari bibit ayam hingga siap panen

ayam pedaging, dilakukan seorang diri

meski kadang dibantu para tetangga yang

diupah sebagai karyawan harian bila pa-

nen ternak lebih dari target. Mulai dari

pembelian bibit ayam, penyediaan sarana

produksi ternak dan operasional peme-

liharaan tumbuh kembang bibit ternak

ayam hingga siap panen (dijual) ke

supplier dilakukan sendiri oleh peternak

Siswanto tanpa prosedur yang tersiste-

matis dengan pencatatan alur transaksi

179

Page 11: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....171

yang sangat manual sehingga tidak jarang

kesulitan menghitung pencapaian target

keuntungan penjualan panen. Visi dan

misi usaha ternak ayam potong “Cak

Wanto” ini yaitu menjadi usaha agribisnis

ternak ayam potong yang berkualitas dan

halal serta mampu menciptakan peluang

usaha ternak baru yang menguntungkan

seperti pengembangan agribisnis ayam

petelur kampung yang saat ini dirintis

bersamaan dengan ayam potong pedaging

broiler. Sebagai upaya pencapaian target

laba dengan meminimumkan beban ope-

rasional pemeliharaan ternak, usaha ter-

nak “Cak Wanto” ini menggunakan pola

kerjasama kemitraan yaitu peternak plas-

ma dengan perusahaan inti. Peternak

plasma dalam hal ini adalah Siswanto

yang bertugas memelihara ternak bibit

ayam hingga siap panen, sedangkan PT.

Sinar Sarana Sentosa sebagai supplier pa-

nen ternak yang berperan selain sebagai

penyedia Sarana Produksi Ternak (Sapro-

nak) kepada peternak Siswanto, juga

menjual hasil panen ternak ke pedagang-

pedagang besar di kota misal ke beberapa

franchise bisnis restauran.

Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara dan

observasi peneliti dengan pemilik / peter-

nak, diperoleh informasi bahwa tidak

adanya keakuratan informasi akuntansi

yang terstandar umum yang seharusnya

dijalankan untuk kemajuan agribisnis pe-

ternakan di Blitar. Hal tersebut ditemukan

beberapa hal yaitu:

1. Tidak ada pedoman standar tertulis

terkait pengelolaan usaha agribisnis

ternak saat memulai pemeliharaan dan

tumbuh kembang bibit ayam ternak

(Day Old Chicken) hingga saat panen

ternak sebagai ayam pedaging yang

memiliki standar kualitas jual di pasar;

2. Tidak ada sistem akutansi sebagai in-

formasi pembukuan melalui alur tran-

saksi kas masuk dan kas keluar saat

jual beli. Misalnnya seperti pencatatan

beban operasional yang dikeluar-kan

ke penyedia sarana produksi ter-nak

(kandang dan kebutuhan pakan obat

ternak) saat pemeliharaan serta

pencatatan pendapatan per hasil panen

yang diperoleh saat penjualan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pe-

ngembangan model sistem mutu akun-

tansi pada agribisnis peternakan ayam

“Cak Wanto” di Blitar dengan pola

kemitraan yang diperoleh melalui proses

observasi langsung di lapangan dan

wawancara, maka dihasilkan suatu Sis-

tem Mutu berbentuk Standar Operasional

Prosedur (SOP). Terdapat 3 produk SOP

yang dihasilkan dalam penelitian ini,

yaitu SOP di bidang (unit kerja) Agri-

bisnis, Akuntansi dan Keuangan dengan

masing-masing bentuk format, desain

data flow dan format grafik. Berikut ini

adalah hasil Validasi pada tiga Sistem

Mutu berupa Standar Operating Proce-

dure (SOP) yaitu SOP Perjanjian Jual-

Beli Model Kemitraan antara Perusahaan

Inti dan Plasma Peternak, SOP Sistem

Informasi Akuntansi bidang Akuntansi

dan SOP Bagi Hasil Model Kemitraan

Agribisnis Peternakan Ayam Potong

(Broiler) bidang Keuangan.

Tabel 2

Hasil Analisis SOP Perjanjian Jual-Beli

Model Kemitraan antara Perusahaan Inti

dan Plasma Peternak Aspek Yang

Dinilai Skor Sebelum

ada SOP Skor Setelah

ada SOP

1 Mudah

dimengerti

2 5

2 Mudah

Dilaksanakan

2 4

3 Kelengkapan 1 5

4 Mudah

diubah sesuai

kebutuhan

2 4

Total 7 18

Prosentase (7/20)*100%

=46%

(18/20)*100%=

90%

Hasil Cukup Efektif Sangat Efektif

Sumber : Data Validasi Ahli Praktisi (2016)

Berdasarkan Tabel 2 hitungan nilai

prosentase dari setelah ada uji coba

Page 12: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

172 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

pemakaian Standar Operational Prosedur

(SOP) Perjanjian Jual-Beli Kemitraan

antara Perusahaan Inti dan Plasma

Peternak memiliki prosentase sebesar

90% atau dengan kata lain mendekati

sempurna (100%), yang artinya sesuai

dengan kategori interval bahwa penera-

pan SOP Perjanjian Jual-Beli Kemitraan

antara Perusahaan Inti dan Plasma

Peternak dapat dinyatakan sangat efektif

dalam hal pelaksanaan di Usaha ternak

Ayam Potong “Cak Wanto”. Hal ini

sangat berbeda dengan sebelum ada SOP

Perjanjian Jual-Beli Kemitraan antara

Perusahaan Inti dan Plasma Peternak

yang memiliki prosentase hanya 46% .

Sesuai dengan kategori interval, l hal ini

bisa diartikan bahwa sebelum ada SOP,

Perjanjian Jual-Beli Kemitraan antara Pe-

rusahaan Inti dan Plasma Peternak cukup

efektif untuk dilaksanakan. Secara umum

kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil

diatas adalah model Perjanjian Jual-Beli

Kemitraan antara Perusahaan Inti dan

Plasma Peternak dapat dikatakan efektif

untuk dilaksanakan. Hal ini dapat dilihat

dari skor sebelum adanya SOP dan

setelah adanya SOP yang menunjukkan

hasil bahwa prosentase setelah adanya

SOP lebih tinggi dibandingkan sebelum

ada SOP.

Tabel 3

Hasil Analisis SOP Sistem Informasi

Akuntansi Aspek Yang

Dinilai Skor Sebelum

ada SOP Skor Setelah

ada SOP

1 Mudah dimengerti 1 5

2 Mudah

Dilaksanakan

1 5

3 Kelengkapan 2 5

4 Mudah diubah

sesuai kebutuhan

2 4

Total 6 19

Prosentase (6/20)*100%

=30%

(19/20)*100%=

95%

Hasil Cukup Efektif Sangat Efektif

Sumber : Data Validasi Ahli Praktisi (2016)

Berdasarkan Tabel 3 hitungan nilai

prosentase dari setelah ada uji coba pe-

makaian SOP Sistem Informasi Akuntan-

si memiliki prosentase sebesar 95% atau

dengan kata lain mendekati sempurna

(100%), yang artinya sesuai dengan kate-

gori interval bahwa penerapan SOP Sis-

tem Informasi Akuntansi dapat dinyata-

kan sangat efektif dalam hal pelaksanaan

di Usaha ternak Ayam Potong “Cak

Wanto”. Hal ini sangat berbeda dengan

sebelum ada SOP Sistem Informasi

Akuntansi yang memiliki prosentase

hanya 30% . Sesuai dengan kategori

interval, hal ini bisa diartikan bahwa

sebelum ada SOP, Sistem Informasi

Akuntansi cukup efektif untuk dilaksana-

kan. Secara umum kesimpulan yang da-

pat ditarik dari hasil diatas adalah model

Sistem Informasi Akuntansi dapat dikata-

kan efektif untuk dilaksanakan. Hal ini

dapat dilihat dari skor sebelum adanya

SOP dan setelah adanya SOP yang me-

nunjukkan hasil bahwa prosentase setelah

adanya SOP lebih tinggi dibandingkan

sebelum ada SOP.

Tabel 4

Hasil Analisis SOP Bagi Hasil Model

Kemitraan Agribisnis Peternakan Ayam

Potong Aspek Yang

Dinilai Skor Sebelum

ada SOP Skor Setelah

ada SOP

1 Mudah

dimengerti

2 4

2 Mudah

Dilaksanakan

2 4

3 Kelengkapan 2 4

4 Mudah diubah sesuai

kebutuhan

2 5

Total 8 17

Prosentase (8/20)*100%=40%

(17/20)*100%=85%

Hasil Cukup Efektif Sangat Efektif

Sumber : Data Validasi Ahli Praktisi (2016)

Berdasarkan Tabel 4 hitungan nilai

prosentase dari setelah ada uji coba pe-

makaian SOP Model Kemitraan Agribis-

nis Peternakan Ayam Potong (Broiler)

memiliki prosentase sebesar 85% atau

dengan kata lain mendekati sempurna

(100%), yang artinya sesuai dengan kate-

gori interval bahwa penerapan SOP Mo-

del Kemitraan Agribisnis Peternakan

181

Page 13: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

Nurbatin, Hermawan, Sebuah Model Penelitian....173

Ayam Potong (Broiler) dapat dinyatakan

sangat efektif dalam hal pelaksanaan di

Usaha ternak Ayam Potong “Cak Wan-

to”. Hal ini sangat berbeda dengan sebe-

lum ada SOP Sistem Informasi Akuntansi

yang memiliki prosentase hanya 40% .

Sesuai dengan kategori interval, hal ini

bisa diartikan bahwa sebelum ada SOP,

Model Kemitraan Agribisnis Peternakan

Ayam Potong (Broiler) cukup efektif un-

tuk dilaksanakan. Secara umum kesimpu-

lan yang dapat ditarik dari hasil diatas

adalah Model Kemitraan Agribisnis Pe-

ternakan Ayam Potong (Broiler) dapat

dikatakan efektif untuk dilaksanakan. Hal

ini dapat dilihat dari skor sebelum adanya

SOP dan setelah adanya SOP yang me-

nunjukkan hasil bahwa prosentase setelah

adanya SOP lebih tinggi dibandingkan

sebelum ada SOP.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas

diperoleh hasil bahwa :

a. Model sistem mutu bidang Agribis-

nis yang telah disusun oleh peneliti

yakni SOP Perjanjian Jual-Beli Mo-

del Kemitraan antara Plasma Peter-

nak dan Perusahaan Inti, menunjuk-

kan hasil bahwa setelah adanya pene-

rapan dari SOP tersebut perjanjian

jual beli kemitraan dapat berjalan

dengan sangat efektif untuk dimple-

mentasikan dengan bukti bahwa hasil

prosentase menunjukkan hasil di atas

90% atau mendekati sempurna

(100%), jika dibandingkan dengan

sebelum adanya SOP yang hanya

menunjukkan hasil cukup efektif

(46%)

b. Model sistem mutu bidang Akuntansi

yang telah disusun oleh peneliti

yakni SOP Sistem Informasi

Akuntansi, menunjukkan hasil bahwa

setelah adanya penerapan dari SOP

tersebut, sistem informasi akuntansi

dapat berjalan dengan sangat efektif

untuk diimplementasikan dengan

bukti bahwa hasil prosentase menun-

jukkan hasil di atas 95% atau men-

dekati sempurna (100%), jika diban-

dingkan dengan sebelum adanya SOP

yang hanya menunjukkan hasil cukup

efektif (30%)

c. Model sistem mutu bidang Keuangan

yang telah disusun oleh peneliti

yakni SOP Bagi Hasil Model Kemi-

traan Agribisnis Peternakan Ayam

Potong (Broiler), menunjukkan hasil

bahwa setelah adanya penerapan dari

SOP tersebut, model kemitraan agri-

bisnis peternakan ayam potong dapat

berjalan dengan sangat efektif untuk

diimplementasikan dengan bukti

bahwa hasil prosentase menunjukkan

hasil di atas 85% atau mendekati

sempurna (100%), jika dibandingkan

dengan sebelum adanya SOP yang

hanya menunjukkan hasil cukup

efektif (40%)

Saran

Adapun saran-saran yang perlu pene-

liti sampaikan adalah sebagai berikut :

a. Dengan adanya penelitian yang

menghasilkan model pengembangan

sistem mutu berupa Standar Opera-

sional Prosedur (SOP) bidang Agri-

bisnis, Akuntansi dan Keuangan, ma-

ka usaha ayam potong “Cak Wanto”

dengan pola kemitraan dapat meng-

aplikasikan SOP yang telah dibuat

tersebut sesuai kebutuhan khususnya

bagi peternak plasma (Siswanto) dan

perusahaan inti (supplier), serta dapat

melakukan perbaikan secara terus

menerus terkait SOP yang telah di-

buat.

b. Bagi peneliti selanjutnya dapat me-

nambah atau mengembangkan SOP

seperti SOP Sistem Informasi Admi-

nistrasi (Pendapatan dan Biaya Tran-

saksi) dalam Pola Kemitraan Peter-

nakan Ayam Potong dan SOP peme-

liharaan dan produksi ternak ayam

potong Pola Kemitraan. Dengan pe-

Page 14: Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan ...akuntansi.polinema.ac.id/contents/18 PROSIDING SNA MK, Defia... · 161 Sebuah Model Penelitian Pengembangan Sistem Keakuratan

174 Prosiding SNA MK, 28 September 2016, hlm.161-174

ngembangan SOP tersebut dapat sa-

ling melengkapi dan dijadikan acuan

bagi bisnis sejenis.

Daftar Rujukan

Budiarsana, IGM dan Hidayat, C. 2012.

Model Kemitraan dan Dukungan

Teknologi pada Agribisnis

Peternakan Ayam Lokal.

Workshop dan Jurnal Nasional

Unggas Lokal 2012. Balai

Penelitian Ternak Po Box 221,

Bogor 16002.

Jogiyanto, HM. 2009. Analisis &

Disain Sistem Informasi:

Pendekatan Terstruktur Teori dan

Praktek Aplikasi Bisnis. Penerbit

ANDI: Yogyakarta.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi.

Cetakan ke-4 Edisi Ketiga. Penerbit

Salemba Empat: Jakarta.

Mukhyidi, 2013. Analisa dan Desain

Website sebagai Media Informasi

dan Publikasi pada Pengurus

wilayah Nahdlatul Ulama Daerah

Istimewa Yogyakarta. Skripsi.

Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Komputer

Yogyakarta.

Nurbatin, Defia. 2016. Sebuah Model

Penelitian dan Pengembangan

Sistem untuk Pengelolaan

Keuangan dan Pelayanan Pada

Bisnis Internet. Jurnal Riset dan

Aplikasi Akuntansi dan Manajemen

(JRAAM) Polinema. Vol 1, No 3,

Maret 2016, ISSN 2443 – 3381

Prasetyo, Enggar. 2012. Analisis

Agribisnis Peternakan Ayam

Potong Lokal di Kabupaten Batang.

Tesis. Program Studi Magister

Agribisnis Universitas Diponegoro,

Semarang.

Purwiyanto. 2014. Pengembangan

Scorpion Model Bahan Pelatihan

Memantapkan Niat Berwirausaha.

Disertasi. Universitas Negeri

Malang

Rizqisenoaji, Aditya. 2014. GAP Analisis

Penerapan SAK ETAP Pada

Penyusunan Laporan Keuangan

UKM di Kabupaten Kudus. Skripsi.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Diponegoro, Semarang.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam

Pedaging. Penerbit Swadaya.

Jakarta.

Sudarwati, Ninik. 2012. Pengembangan

Modul Pelatihan Kewirausahaan

Pada Lembaga Kursus

Keterampilan Jasa, Disertasi.

Universitas Negeri Malang.

Sugiono. 2010. Metoda Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Penerbit Alfabeta: Bandung

Shelly. 2007. Discovering Computers,

Menjelajah dunia komputer

Fundamental. Jakarta : Salemba

Infotek.

Simatupang, P., S. Nizwar, dan P. U.

Hadi. 2004. Arah dan Kebijakan

Pengembangan Agribisnis

Peternakan di Indonesia. Seminar

Nasional:Komunikasi Hasil-Hasil

Penelitian Ternak Dan Usaha

Pengembangan Peternakan Dalam

Sistem Usaha Tani Lahan Kering.

BPTP Nusa Tenggara Timur,

Waingapu 23-24 Agustus 2004.

Subkhie, Hasan dan Suryadi. 2012.

Analisis Kelayakan Usaha

Peternakan Ayam Pedaging dengan

Pola Kemitraan di Kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor.

Manajemen IKM, Februari 2012

(54-63); Vol 7, No 1; ISSN 2085-

8418.

Solehah, Halimatus. 2016. Analisis

Perhitungan Harga Pokok Produksi

Ayam Potong (Broiler) dengan

Metode Full Costing pada

Peternakan ABSHAR selaku Mitra

Usaha CV. Mutiara Sinar Abadi

Samarinda. e-Journal Ilmu

Administrasi Bisnis; 4(1): 1-14.

ISSN 2355-5408.