robust cascade control design and its application for pressure control trainer "feedback...

98
TESIS RE-2099 DISAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER KASKADE ROBUST PADA SISTEM PRESSURE CONTROL TRAINER FEEDBACK 38-714 RISFENDRA 2205202602 DOSEN PEMBIMBING Ir. Katjuk Astrowulan, MSEE Ir. Ali Fatoni, M.T. PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SISTEM PENGATURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008

Upload: risfendra-mt

Post on 12-Apr-2017

476 views

Category:

Engineering


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

TESIS RE-2099

DISAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER KASKADE ROBUST PADA SISTEM PRESSURE CONTROL TRAINER FEEDBACK 38-714 RISFENDRA 2205202602 DOSEN PEMBIMBING Ir. Katjuk Astrowulan, MSEE Ir. Ali Fatoni, M.T. PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK SISTEM PENGATURAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2008

Page 2: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

THESIS RE-2099

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF ROBUST CASCADE CONTROLLER FOR PRESSURE CONTROL TRAINER FEEDBACK 38-714 RISFENDRA 2205202602 SUPERVISOR Ir. Katjuk Astrowulan, MSEE Ir. Ali Fatoni, M.T. MASTER PROGRAM SUB DEPARTEMENT OF CONTROL SYSTEM DEPARTEMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING FACULTY OF INDUSTRIAL TECHNOLOGY SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA 2008

Page 3: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

ii

Page 4: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

iii

DISAIN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER KASKADE ROBUST PADA SISTEM PRESSURE CONTROL TRAINER

FEEDBACK 38-714

Nama mahasiswa : Risfendra NRP : 2205202602 Pembimbing I : Ir. Katjuk Astrowulan, MSEE Pembimbing II : Ir. Ali Fatoni, MT

ABSTRAK

Penelitian ini membahas disain dan implementasi kontroler kaskade pada sistem Pressure Control Trainer Feedback 38-714. Peralatan ini sudah dilengkapi dengan kontroler PID yang merupakan struktur kontroler single-loop yang telah digunakan secara luas di industri. Kelebihan kontroler tersebut adalah mudah diimplementasikan dan relatif mudah pula untuk ditala, namun di sisi lain tidak mampu mereduksi pengaruh gangguan pada beban (load disturbance). Dalam sistem pengendalian proses, masalah gangguan beban menjadi perhatian utama. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka teknik kontrol kaskade (cascade control) dapat digunakan. Untuk menjamin kestabilan sistem closed-loop saat terjadi perubahan parameter plant akibat gangguan beban, maka kontroler kaskade yang digunakan dalam penelitian ini didisain memenuhi kriteria robust H-infinity.

Disain kontroler kaskade pada penelitian ini menggunakan pendekatan metoda klasik. Obyektif disain mempertahankan kestabilan dan performansi sistem closed-loop saat terjadi gangguan. Kontroler yang diperoleh disimulasikan dan implementasikan pada Pressure Control Trainer Feedback 38-714. Hasil simulasi menunjukkan, bahwa sistem closed-loop yang didisain telah memenuhi kriteria robust stability berdasarkan small gain theorem, sehingga kestabilan sistem dapat dijamin pada perubahan parameter plant. Hasil implementasi menunjukkan bahwa sistem mampu mengikuti setpoint dengan baik untuk perubahan paramenter plant saat terjadi gangguan. Kata kunci : kontroler kaskade, pressure control trainer, robust H-infinity

Page 5: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

iv

DESIGN AND IMPLEMENTATION OF ROBUST CASCADE CONTROLLER FOR PRESSURE CONTROL TRAINER

FEEDBACK 38-714

By : Risfendra Student Identity Number : 2205202602 Supervisor : Ir. Katjuk Astrowulan, MSEE Co-Supervisor : Ir. Ali Fatoni, MT

ABSTRACT

This research aim to design and implement cascade controller in pressure control trainer, Feedback 38-714. The device has been equipped with PID controller which is a single-loop controller structure applied widely in industry. The controller is easily implemented and relatively easy in tuning. However, in the other hand, it is unable to reduce load disturbance effect. In process control system, load disturbance becomes a main problem. Cascade control can be used to overcome the problem. To guarantee closed-loop system stability while plant parameters changing happen due to load disturbance, the cascade controller is designed to achieve robust H-infinity criterion.

Cascade control design in this research uses classical method approach. The objective design is to guarantee closed-loop system stability and performance while load disturbance occurs. The controller gained is simulated and implemented to the real plant Pressure Control Trainer Feedback 38-714.

The simulation result shown that design of closed-loop system has achieved robust stability criteria based on small gain theorem. So, the system stability can be guaranteed due to plant parameters changing. The implementation result shown that closed-loop system was able to reach set-point while plant parameters changing happen due to load disturbance.

Key words : cascade control, H-infinity, pressure control trainer, robust,

uncertainty

Page 6: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memuliakan

dan meninggikan derajat orang-orang yang terlibat dalam proses mempelajari dan

memanfaatkan ilmu pengetahuan, sebagaimana firman-Nya:

”...Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (QS.Al-Mujaadilah:11).

Shalawat dan salaam ke haribaan baginda Rasulullaah SAW yang telah

menuntun dan memberi teladan dalam menjalani serta menghadapi kehidupan ini.

Rasululullah telah memberi arah dan tujuan dalam setiap kegiatan ilmiah dan

amaliah, yakni mencapai segala sesuatu yang bermanfaat dan dapat dimanfaatkan

untuk kemaslahatan umat manusia.

Penelitian ini merupakan bahagian dari proses pembelajaran dan latihan

dalam mempersembahkan sesuatu yang bermanfaat, khususnya bagi diri penulis.

Pelaksanakan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab

itu ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Ayahanda Ramli bin Sidi Ali beserta Ibunda Asmi binti Sidi M.Isa. Terima

kasih atas cinta, kasih sayang, pengorbanan dan keikhlasan do’a yang telah

dicurahkan untuk Penulis

2. Terima kasih buat seluruh staf pengajar Teknik Sistem Pengaturan ITS: Bapak

Muhammad Nuh, Abdullah Alkaff, Mochammad Rameli, Ari Santoso,

Josaphat Pramudijanto, Joko Susila, Trihastuti Agustinah dan Zulkifli

Hidayat, khususnya terima kasih kepada Bapak Katjuk Astrowulan,

Rusdhianto EAK, dan Ali Fatoni yang telah banyak memberikan bimbingan

kepada penulis selama melaksanakan tugas belajar di ITS.

Page 7: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

vi

3. Teman-teman SP2 ’05 yang banyak memberikan inspirasi dan bantuan. Pak

Yusuf, pak Sahal, Mr. Jamiin, pak uwo Anton, om Isa, om Eka, bu Sri dan bu

Rini. Special thanks buat sufi-ku mas Arif Sastro. Juga terima kasih buat

rekan-rekan Lab-Sistem dan Lab-Kontrol atas motivasi dan bantuan kalian

semua: Ahmad, Deni, Angga, Ipank.

Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk peningkatan

kualitas penelitian dan penulisan dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT

pemilik segala ilmu mencurahkan hidayah dan bimbingan-Nya kepada kita semua.

Surabaya, Februari 2008

Penulis,

Risfendra.

Page 8: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

vii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i Lembaran Pengesahan ..................................................................................... iii Abstrak ............................................................................................................ v Kata Pengantar ................................................................................................ ix Daftar Isi ......................................................................................................... xi Daftar Gambar ................................................................................................. xiii Daftar Tabel .................................................................................................... xv BAB 1. PENDAHULUAN

1.1...............................................................................................Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2...............................................................................................Perumusan Masalah ........................................................................... 3

1.3...............................................................................................Pembatasan Masalah ............................................................................ 3

1.4...............................................................................................Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

1.5...............................................................................................Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

1.6...............................................................................................Sistematika Penulisan ........................................................................ 4

BAB 2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pressure Control Trainer Feedback 38-714 .............................. 6 2.2 Akuisisi Data dan Pengkondisian Sinyal ................................... 7

2.2.1 Konversi Analog ke Digital .............................................. 7 2.2.2 Konversi Digital ke Analog .............................................. 8 2.2.3 Konversi Tegangan ke Arus ............................................. 9 2.2.4 Konversi Arus ke Tegangan ............................................. 9 2.2.5 Konversi Tegangan ke Arus ............................................. 10

2.3 Identifikasi Plant ......................................................................... 11 2.3.1 Pseudo Random Binary Sequence (PRBS) ...................... 11 2.3.2 Model Auto Regresive eXogenus (ARX) ......................... 14

2.4 Sistem Kontrol Umpan-balik ..................................................... 14 2.5 Kontroler Kaskade ...................................................................... 16 2.6 Teori Kontrol Robust H-infinity ................................................. 17

2.6.1 Kestabilan dan Performansi ............................................. 19 2.6.2 Ketidakpastian Model ...................................................... 20 2.6.3 Disain Struktur Kontrol .................................................... 22 2.6.4 Kekokohan Stabilitas ........................................................ 23 2.6.5 Kekokohan Performansi ................................................... 24

Page 9: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

viii

BAB 3. METODA PENELITIAN 3.1 Identifikasi Plant ......................................................................... 28

3.1.1 Diagram Pengawatan ........................................................ 30 3.1.2 Sinyal Uji .......................................................................... 30 3.1.3 Respon Plant .................................................................... 31 3.1.4 Model Matematik Plant ................................................... 32

3.2 Disain Kontroler.......................................................................... 33 3.2.1 Ketidakpastian Parameter Model ..................................... 33 3.2.2 Model State Space Sistem ................................................ 34

3.2.2.1 Model Plant Tekanan .......................................... 35 3.2.2.2 Model Plant Laju Aliran ..................................... 38

3.2.3 Spesifikasi Disain Sistem Closed-loop ............................ 42 3.2.3.1 Stabilitas dan Performansi Nominal .................... 42 3.2.3.2 Kekokohan Stabilitas ........................................... 42 3.2.3.3 Kekokohan Performansi ...................................... 43

3.2.4 Parameter Kontroler ......................................................... 45 BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Respon Sistem Open-loop dengan Masukan Step ................ 48 4.2 Pengujian Fungsi Pembobot........................................................ 51 4.3 Pengujian Respon Closed-loop ................................................... 52

4.3.1.....................................................................................Pengujian Inner Loop ............................................................... 53

4.3.2.....................................................................................Pengujian Outer Loop ............................................................... 54

4.4 Implementasi Kontroler .............................................................. 56 BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................ 63 5.2 Saran ........................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 64 Lampiran A ..................................................................................................... A-1 Lampiran B ..................................................................................................... B-1 Lampiran C ..................................................................................................... C-1 Lampiran D ..................................................................................................... D-1 BIOGRAFI PENULIS

Page 10: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Panel Depan Pressure Control Trainer Feedback 38-714.......... 6 Gambar 2.2 Rangkaian ADC .......................................................................... 8 Gambar 2.3 Rangkaian DAC .......................................................................... 8 Gambar 2.4 Rangkaian Konversi Tegangan ke Arus...................................... 9 Gambar 2.5 Rangkaian Konversi Arus ke Tegangan...................................... 10 Gambar 2.6 Rangkaian Pengkondisi Sinyal.................................................... 10 Gambar 2.7 Pembangkitan PRBS Panjang 210-1=1023 Periode Sampling .... 11 Gambar 2.8 Pemilihan Durasi Maksimum Pulsa PRBS ................................. 12 Gambar 2.9 Pembangkitan Proses Random ARX........................................... 14 Gambar 2.10 Diagram Blok Sistem Kontrol Umpan Balik .............................. 15 Gambar 2.11 Diagram Blok Sistem Kontrol Kaskade...................................... 16 Gambar 2.12 Definisi Norm H∞ Suatu Diagram Bode ..................................... 18 Gambar 2.13 Deskripsi Unstructured Uncertainty Multiplikatif...................... 20 Gambar 2.14 Diagram Sistem Kontrol Secara Keseluruhan............................. 21 Gambar 2.15 Diagram Sistem Koneksi Tiga Blok ........................................... 22 Gambar 2.16 Diagram Blok untuk Analisa Kestabilan .................................... 24 Gambar 2.17 LFT dari Gangguan Sistem Secara Keseluruhan ........................ 25 Gambar 3.1 Sistem Pengendalian Proses Tekanan Udara .............................. 27 Gambar 3.2 Konfigurasi Fisik Identifikasi Plant............................................ 28 Gambar 3.3 Diagram Pengawatan Pengendalian Sistem Proses Tekanan...... 30 Gambar 3.4 Sinyal Uji PRBS untuk Identifikasi ............................................ 31 Gambar 3.5 Respon Plant Tekanan Hasil Identifikasi.................................... 31 Gambar 3.6 Respon Plant Laju Aliran Hasil Identifikasi ............................... 32 Gambar 3.7 Diagram Blok Model Plant Tekanan .......................................... 34 Gambar 3.8 Model Plant Tekanan dengan Ketidakpastian Parameter ........... 35 Gambar 3.9 Diagram Blok Input / Output dari Plant Tekanan....................... 36 Gambar 3.10 Diagram Bode Plant Tekanan dengan Ketidakpastian Parameter ........................................................... 37 Gambar 3.11 Diagram Blok Model Plant Laju Aliran ..................................... 38 Gambar 3.12 Model Plant Laju Aliran dengan Ketidakpastian Parameter ...... 39 Gambar 3.13 Diagram Blok Input / Output dari Plant Laju Aliran.................. 40 Gambar 3.14 Diagram Bode Plant Laju Aliran dengan Ketidakpastian Parameter ........................................................... 41 Gambar 3.15 Struktur Sistem Closed-loop ....................................................... 43 Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Pengendalian Proses Tekanan ................. 47 Gambar 4.2 Diagram Simulink Open-loop dengan Masukan Step.................. 48 Gambar 4.3 Respon Tekanan dengan Masukan Step 2,5................................ 49 Gambar 4.4 Respon Tekanan dengan Diagram Bode..................................... 49 Gambar 4.5 Respon Laju Aliran dengan Input Step 2,5 ................................. 50 Gambar 4.6 Respon Laju Aliran dengan Diagram Bode ................................ 50 Gambar 4.7 Hasil Plot Singular Value dari 1/wpf ........................................... 51 Gambar 4.8 Hasil Plot Singular Value dari 1/wpp ........................................... 52 Gambar 4.9 Fungsi Sensitivitas Inner Loop dengan 1/|wpf| ............................ 53

Page 11: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

x

Gambar 4.10 Respon Inner Loop dengan Gcflow............................................... 54 Gambar 4.11 Fungsi Sensitivitas Outer Loop dengan Gcpres ............................ 55 Gambar 4.12 Respon Outer Loop dengan Gcpres ............................................. 55 Gambar 4.13 Respon Sistem dengan Kontroler Kaskade ................................ 56 Gambar 4.14 Flowchart Implementasi Kaskade Kontroler .............................. 58 Gambar 4.15 Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NTN ......... 59 Gambar 4.16 Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NKN ......... 59 Gambar 4.17 Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NTK ......... 60 Gambar 4.18 Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NTN ...................... 61 Gambar 4.19 Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NKN ..................... 61 Gambar 4.20 Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NTK ..................... 61

Page 12: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembangkitan Panjang Maksimum PRBS ......................................... 12 Tabel 3.1 Fungsi Alih Model Plant Hasil Identifikasi ....................................... 32 Tabel 4.1 Performansi Sistem Terhadap Perubahan Beban .............................. 60

Page 13: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem kontrol pneumatik tekanan rendah secara luas telah diterapkan

pada teknologi sistem kontrol industri. Adapun alasan pemakaian yang luas ini

termasuk antara lain sifat tahan ledakan, kesederhanaan dan perawatan yang

mudah (Ogata,1997).

Katup pneumatik banyak digunakan untuk pengaturan aliran fluida pada

berbagai industri proses. Hal ini karena konstruksinya yang memungkinkan untuk

melakukan aksi kontrol yang baik. Katup pneumatik bekerja dengan mengatur

tekanan sehingga dapat melakukan aksi buka tutup.

Perkembangan teknologi sistem kontrol proses di industri dewasa ini

menuju penerapan teknologi elektro-pneumatik, yaitu pengendalian komponen

pneumatik melalui sinyal listrik. Dengan demikian pengendalian dapat dilakukan

secara elektrik dengan bantuan rangkaian elektronik atau komputer.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, maka tuntutan

akan performansi dari sistem pengendalian proses di industri tersebut semakin

meningkat pula. Adapun performansi yang diharapkan adalah (Liaw,1993):

1. Sistem tetap stabil apabila terjadi perubahan parameter plant.

2. Setelah terjadi perubahan parameter plant, sistem mampu kembali ke nilai

set point dengan cepat.

3. Error steady state selama mengikuti set point dan setelah ada perubahan

beban adalah kecil

Kendala yang ditemui dalam mencapai performansi ideal tersebut di atas

adalah efek variabilitas dan ketidak-pastian pada model proses tersebut

(Ogunneike,1994). Perubahan parameter aliran dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor diantarannya : gesekan antara fluida dengan pipa atau yang dikenal dengan

friction losses, kebocoran pada sambungan pipa ataupun katup serta sifat dari

fluida itu sendiri. Oleh sebab itu diperlukan suatu disain kontroler dengan

Page 14: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

2

performansi yang baik, yang memiliki sifat kekokohan stabilitas (robust stability)

dan mampu mengeliminasi pengaruh gangguan (disturbance).

Struktur kontroler single loop, khususnya PID (proportional integral

derivative), telah menjadi standar otomasi industri. Kelebihan kontroler tersebut

adalah mudah diimplementasikan dan relatif mudah pula untuk ditala, namun di

sisi lain tidak mampu mereduksi pengaruh gangguan pada beban (load

disturbance) dan tidak mampu mempertahankan kriteria yang diinginkan ketika

terjadi perubahan parameter dalam sistem proses.

Struktur kontrol kaskade sangat efektif dalam mereduksi efek gangguan

yang terjadi pada sistem proses (Luyben,1997). Di samping itu, kontrol kaskade

juga memiliki kelebihan untuk meningkatkan respon sistem (Shinskey,1979).

Sebagai contoh dalam aplikasi, apabila tekanan suplai udara meningkat, maka

tekanan tersebut akan mengakibatkan katup kontrol membuka lebih lebar,

sehingga kecepatan aliran juga meningkat. Dengan menggunakan kontroler single

loop, hal tersebut tidak dapat dikoreksi, dengan demikian maka sistem akan

terganggu dengan perubahan nilai tekanan suplai udara. Dengan menerapkan

sistem kontrol kaskade, kontroler tekanan dari sistem akan segera mengetahui

terjadinya peningkatan tekanan udara dan akan mengendalikan katup kembali

kepada nilai setpoint kecepatan aliran udara yang diinginkan. Dengan demikian

maka sistem tidak terlalu terpengaruh oleh gangguan dari suplai tekanan

(Luyben,1997).

Seiring perjalanan waktu, akan terjadi perubahan-perubahan sistem

secara fisik, hal ini juga berarti perubahan pada parameter plant, struktur kontroler

kaskade tidak mampu mengoreksinya, sehingga sistem tidak lagi berada pada

kriteria disain yang diinginkan. Oleh sebab itu diperlukan suatu sistem kontrol

yang kokoh (robust control), yaitu suatu kontroler yang tidak peka (insensitivity)

terhadap perubahan parameter, kesalahan model dan gangguan (Karray,2004).

Salah satu metoda untuk mengatasi sistem kontrol dengan ketidak-pastian

parameter plant adalah kontrol robust H-infinity (Peter,2006).

Page 15: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

3

1.2 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, dirumuskan suatu penyelesaian untuk mengatasi

permasalahan yang telah dikemukakan pada latar belakang. Rumusan tersebut adalah bagaimana mendisain dan mengimplementasikan kontroler kaskade robust memenuhi kriteria H-infinity yang memiliki kekokohan terhadap perubahan parameter plant. Dengan demikian kendala-kendala yang telah dikemukakan pada latar belakang dapat dikoreksi.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, ada beberapa tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:

1. Merancang dan membuat rangkaian interface untuk keperluan identifikasi dan pengendalian.

2. Memperoleh model matematis Pressure Control Trainer Feedback 38-714 melalui identifikasi

3. Merancang kontroler kaskade yang memenuhi kriteria robust H-infinity. 4. Mengimplementasikan hasil disain kontroler pada Pressure Control

Trainer Feedback 38-714 5. Menganalisa kekokohan respon sistem closed-loop terhadap perubahan

parameter plant.

1.4 Pembatasan Masalah Plant diasumsikan beroperasi sebagai penyuplai tekanan, sehingga

apabila katup membuka disebut sebagai beban bertambah dan apabila katup menutup disebut sebagai beban berkurang. Dalam penelitian ini penyelesaian masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Model matematik plant diperoleh melalui identifikasi. 2. Variabel proses yang dikendalikan adalah tekanan udara (pressure). 3. Perancangan kontroler kaskade menggunakan pendekatan metoda klasik,

sehingga persoalan dapat diselesaikan dengan sistem SISO (single input single output).

4. Perancangan kontroler Robust menggunakan metoda H-infinity. 5. Analisa robustness yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada

small gain theorem.

Page 16: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

4

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dan kontribusi penelitian yang dilaksanakan ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengembangkan sistem pengendalian untuk Pressure Control Trainer

Feedback 38-714

2. Meningkatkan kestabilan sistem pengendalian proses pneumatik terhadap

perubahan parameter plant.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan tesis ini disusun dalam lima (5) bab sebagai berikut:

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan,

manfaat dan sistematika dalam penulisan tesis ini.

2. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Memberi gambaran secara umum mengenai konsep teori yang mendasari

perancangan tesis ini, meliputi teori process control trainer Fedback 38-

714, akuisisi data, identifikasi, sistem kontrol umpan balik single loop

dan kaskade, serta teori kontrol robust.

3. BAB 3 METODA PENELITIAN

Menjelaskan secara detail tentang proses identifikasi plant, permodelan

sistem, perancangan sistem dan desain kontroler.

4. BAB 4 SIMULASI DAN ANALISA

Simulasi dan analisa membahas mekanisme pengujian kontroler yang

telah dirancang pada Bab 3. Pengujian dilakukan dengan perubahan

beban secara simulasi dan dilanjutkan dengan implementasi.

5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan

mengemukakan saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 17: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

5

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian

yang dilaksanakan. Sebelum pembahasan teori-teori tersebut, akan dikemukakan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini, antara

lain:

1. Penelitian pada sistem proses yang sama (Subiantoro,2006) menggunakan generalized predictive control (GPC) swa-tala, dengan nilai parameter penala λGPC = 2 dan N2 = Nu = 3 sanggup mengendalikan sistem process control trainer dengan baik untuk setiap perubahan titik kerja dilihat dari aspek ketepatan antara sinyal acuan dan keluaran proses serta respon transien untuk setiap perubahan nilai sinyal acuan.

2. Penelitian dengan judul Robust Design of Caskade Control (Maffezzoni,1990), dalam penelitian tersebut dinyatakan bahwa kontrol kaskade merupakan salah satu struktur yang paling populer untuk kontrol proses. Sifat robust untuk kontrol kaskade yang dirancang Maffezzoni tersebut diperoleh dengan meminimalisasi pengaruh masing-masing loop yang dikaskadekan. Disain kontroler diimplementasikan pada kontrol temperatur uap, dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa kontroler kaskade yang didisain dan diimlplementasikan pada kontrol temperatur uap tersebut mampu mencapai kombinasi performansi yang baik dalam kondisi nominal dengan meningkatkan robustness untuk parameter proses yang bervariasi, robustness diperoleh dengan menyempurnakan pemisahan disain antara dua atau lebih loop kontrol.

3. Penelitian berikutnya adalah tentang kontrol kaskade (Zhuang,1994),

dalam penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa teknik kontrol kaskade

merupakan teknik yang sering digunakan pada rekayasa kontrol proses

karena memiliki performansi kontrol yang lebih baik dibandingkan

kontroler single loop. Penelitian ini menerapkan metoda kontroler auto-

tuning PID. Hasil yang diperoleh menunjukkan performansi closed-loop

yang bagus dengan overshoot yang kecil dan settling time yang singkat.

Page 18: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

6

2.1 Pressure Control Trainer Feedback 38-714

Procon 38 Series System adalah peralatan yang digunakan untuk

menunjukkan segala sesuatu tentang pengendalian proses. Pada trainer ini

terdapat peralatan standar industri. Panel depan trainer diperlihatkan pada

Gambar 2.1.

Pada panel depan trainer terdapat skema yang menunjukkan komponen-

komponen utama dan instalasinya dalam notasi pneumatik. Pada trainer terdapat

pneumatic control valve, orifice block, dan pressure tappings yang terhubung

pada saluran pipa udara. Setelah melewati keseluruhan proses, aliran udara dapat

dibuang langsung keluar atau ditampung ke air receiver yang terdapat pada

bagian belakang trainer untuk pengamatan respon proses yang lebih lambat.

Pemasangan air receiver dapat dilakukan secara seri atau paralel.

Pengoperasian process control trainer 38-714 memerlukan beberapa

peralatan pendukung lainnya yaitu Process Interface 38-200, Process Controller

38-300, Pressure Transmitter 38-461, Differential Pressure Transmitter 38-462,

Digital Display Module 38-490 dan Compressor Unit 38-820.

Gambar 2.1. Bagian Depan Pressure Control Trainer Feedback 38-714 (Feedback,2003)

Page 19: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

7

Katup pneumatik pada trainer dioperasikan dari current to pressure converter (I/P) yaitu alat konversi sinyal listrik menjadi sinyal pneumatik. I/P Converter menerima sinyal kontrol sebesar 4-20 mA dari process interface 38-200 dan mengubahnya menjadi sinyal pneumatik sebesar 3-15 psi.

Berikutnya adalah sensor direct pressure untuk mengukur tekanan udara dan sensor differential pressure sebagai pengukur aliran udara (flowrate). Masing-masing sensor tersebut sudah dilengkapi dengan rangkaian pengkondisi sinyal (signal conditioning 38-461 dan 38-462). Keluaran pengkondisi sinyal berupa arus listrik dengan besaran 4-20 mA, agar sesuai dengan arus kerja Process Interface 38-200.

2.2 Akuisisi Data dan Pengkondisian Sinyal

Prinsip dasar dari konversi dan pengkondisian sinyal adalah penyesuaian level sinyal dari sensor dan sinyal menuju aktuator. Sinyal yang umum digunakan adalah (1) arus listrik, biasanya 4-20 mA; (2) tekanan pneumatik, biasanya 3-15 psi atau 20-100 kPa; dan (3) sinyal digital, biasanya level tegangan TTL 0-5 Volt.

Pada penelitian ini, informasi dari sensor dan informasi menuju aktuator adalah sinyal arus listrik dengan besaran 4-20 mA. Akuisisi dan pengolahan data dengan PC menggunakan level tegangan TTL 0-5 Volt. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa rangkaian elektronik tambahan untuk menyesuaikan bentuk dan level sinyal informasi.

2.2.1 Konversi Analog ke Digital

Konversi Analog ke Digital atau ADC (Analog to Digital Converter) yang digunakan adalah ADC0804. ADC ini termasuk konverter A/D jenis Successive Approximation Register (SAR), dengan waktu konversi 100 μs, memiliki input untuk tegangan diferensial analog (Vin+ dan Vin-), on-chip clock generator (clock internal), dan memiliki jumlah data output sebanyak 8 bit sehingga resolusi yang dihasilkan untuk tegangan referensi sebesar 5 Volt adalah 19,6 mVolt.

Rangkaian resistor dan kapasitor pada pin CLK IN dan CLK R digunakan sebagai self clocking pada A/D, di mana :

RC 1,11fCLK ≅ ....................................................................................................(2.1)

Page 20: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

8

Gambar 2.2. Rangkaian ADC (Johnson,2003)

2.2.2 Konversi Digital ke Analog

DAC yang digunakan adalah DAC0808 merupakan DAC 8-bit yang

dapat diantarmukakan secara langsung dengan IC TTL maupun CMOS. Keluaran

DAC ini berupa arus listrik sehingga diperlukan rangkaian konversi arus ke

tegangan.

Gambar 2.3. Rangkaian DAC (Johnson,2003)

Besar tegangan keluaran Vout pada rangkaian Gambar 3.8 adalah :

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +++++++=

256128643216842. 01234567 DDDDDDDD

RRV

Vref

frefout ..........................(2.2)

Page 21: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

9

Vout maksimum terjadi ketika semua bit (D0-D7) bernilai ‘1’, sehingga :

⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ +++++++=

2561

1281

641

321

161

81

41

21.

(max)ref

frefout R

RVV

ref

fref

ref

frefout R

RVR

RVV

.. 996,0(max) ≈= .................................................................(2.3)

2.2.3 Konversi Tegangan ke Arus

Sinyal pada pengendalian proses ditransmisikan dalam bentuk arus listrik

4-20 mA, sedangkan sinyal kendali dari PC dalam level tegangan TTL 0-5 Volt.

Dengan demikian diperlukan konversi tegangan ke arus dengan karakterisitik

linier yang tetap ketika terjadi perubahan beban. Fungsi ini dapat dipenuhi dengan

suatu rangkaian op-amp seperti yang diperlihatkan pda Gambar 2.4. Hubungan

antara arus dan tegangan dinyatakan dengan persamaan:

inVRR

RI

31

2−= ....................................................................................................(2.4)

pemilihan nilai resistansi sebaiknya memenuhi persamaan:

42531 )( RRRRR =+ ...........................................................................................(2.5)

Gambar 2.4 Rangkaian Konversi Tegangan ke Arus (Johnson,2003)

2.2.4 Konversi Arus ke Tegangan

Sinyal informasi dari sensor sistem proses ditransmisikan dalam bentuk

arus listrik 4-20 mA. Akuisisi data menggunakan PC menggunakan level

tegangan TTL 0-5 Volt. Oleh karena itu diperlukan rangkaian elektronik untuk

Page 22: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

10

melakukan konversi dari arus ke tegangan. Fungsi ini dapat diperoleh dengan

suatu rangkaian op-amp seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.5. Tegangan

keluaran rangkaian dapat dihitung melalui persamaan

IRVout −= ..........................................................................................................(2.6)

Gambar 2.5 Rangkaian Konversi Arus ke Tegangan (Johnson,2003)

2.2.5 Pengkondisi Sinyal

Berdasarkan Persamaan 2.6, jika sinyal masukan adalah 4-20 mA dan

100=R Ohm, maka tegangan yang dihasilkan dari rangkaian konversi arus ke

tegangan yang terdapat pada Gambar 2.5 tersebut adalah 0,4-2 Volt. Tegangan

yang diperlukan untuk akuisisi data menggunakan ADC adalah 0-5 Volt.

Dengan demikian diperlukan rangkaian untuk mengkondisikan tegangan 0,4-2

Volt menjadi tegangan 0-5 Volt. Tegangan masuk 0,4 Volt dikondisikan menjadi

0 Volt (zero) dan tegangan masuk 2 Volt dikuatkan menjadi 5 Volt (span). Skema

rangkaian untuk pengkondisi sinyal diperlihatkan pada Gambar 2.6. Hubungan

antara masukan dan keluaran dapat dinyatakan dengan persamaan:

Binout VKVV += .................................................................................................(2.7)

Gambar 2.6 Rangkaian Pengkondisi Sinyal (Johnson,2003)

Page 23: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

11

2.3 Identifikasi Plant

Perancangan kontroler suatu sistem diawali dengan mengetahui

karakteristik plant. Hal ini dapat diketahui dari model matematis plant. Model

matematis diperoleh dengan penurunan matematis berdasarkan sifat fisik plant

atau proses identifikasi. Penurunan model matematis sistem proses tekanan

dilakukan dengan identifikasi secara langsung untuk mendapat data input-output

sistem. Berdasarkan data input-output tersebut, diturunkan model matematis untuk

disain kontroler.

2.3.1 Pseudo Random Binary Sequence (PRBS)

PRBS adalah deretan pulsa kotak yang termodulasi lebarnya, menyerupai

white noise diskrit, sehingga mempunyai spektral yang berisi banyak komponen

frekuensi. Deret ini bernama pseudo random, karena kenyataannya ditandai

dengan panjang deret, dengan variasi lebar pulsa secara random, tetapi lebih dari

waktu batas, deret ini periodik. Periode didefinisikan oleh panjang deret.

PRBS dibangkitkan oleh shift register dengan umpan balik

(diimplementasikan pada hardware dan software). Panjang maksimum deret

adalah 2N-1 dengan N adalah jumlah sel pada shift register. Gambar 2.2

menggambarkan pembangkitan PRBS panjang 210-1=1023, didapat dengan

menggunakan sebuah shift register 10 sel. Perhatikan bahwa sekurangnya satu sel

dari N sel shift register seharusnya mempunyai nilai logika tidak sama dengan nol

(satu secara umum membuat semua nilai awal dari N sel sama dengan logika 1).

Tabel 2.1 memberikan aturan panjang maskimum PRBS yang akan dibangkitkan

untuk jumlah sel berbeda-beda.

Gambar 2.7. Pembangkitan PRBS Panjang 210-1=1023 Periode Sampling

Page 24: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

12

Perhatikan bahwa satu karakteristik elemen yang sangat penting dari

PRBS adalah durasi maksimum impuls PRBS yaitu sama dengan N (jumlah sel).

Sifat ini harus dipertimbangkan saat memilih PRBS untuk identifikasi sistem.

Untuk identifikasi gain steady state plant dengan tepat, durasi dari sekurangnya

satu pulsa (durasi maksimum pulsa) harus lebih besar dari rise time respon plant.

Durasi maksinun pulsa NTs. Syarat berikut ini mengharuskan :

N.Ts > tR ..............................................................................................................(2.8)

Dari syarat di atas, pertama tentukan N dan kemudian panjang deret

adalah 2N-1

Tabel 2.1. Pembangkitan Panjang Maksimum PRBS (Landu,1990)

Jumlah sel (N)

Panjang deret (l=2N-1)

Bit yang dijumlah Bi dan Bj

2 3 1 dan 2 3 7 1 dan 3 4 15 3 dan 4 5 31 3 dan 5 6 63 5 dan 6 7 127 4 dan 7 8 255 2 (3,4)dan 8 9 511 5 dan 9 10 1023 7 dan 10

Lebih jauh lagi untuk melingkupi seluruh spektrum frekuensi dibangkitkan

dengan PRBS tertentu, panjang dari tes harus ≤ panjang deret.

Gambar 2.8. Pemilihan Durasi Maksimum Pulsa PRBS (Landu,1990)

Page 25: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

13

Pada banyak kasus, durasi tes L dipilih = panjang deret. Jika durasi tes ditentukan

maka harus dipastikan bahwa :

(2N-1).Ts < L ......................................................................................................(2.9)

Perhatikan bahwa syarat tersebut dapat menghasilkan nilai-nilai yang lebih besar

dari N yang berhubungan dengan panjang deret dari durasi yang dilarang. Ini

karena T terlalu besar atau karena sistem yang diidentifikasi dapat disusun selama

durasi tes. Inilah sebabnya mengapa pada banyak situasi praktis, frekuensi

submultiple sampling dipilih sebagai frekuensi clock untuk PRBS. Jika :

pff s

PRBS = , p = 1,2,3... ..................................................................................(2.10)

maka Persamaan 2.7 menjadi :

p.N.Ts > tr ........................................................................................................(2.11)

Pendekatan ini lebih menarik daripada perluasan panjang deret (dengan

kenaikan N) untuk memenuhi Persamaan 2.8. Sesungguhnya jika N = N + 1,

durasi maksimum dari pulsa berubah dari N.Ts menjadi (N + 1)Ts tetapi durasi

deret berlipat menjadi L’=2L. Sedangkan jika 2

sPRBS

ff = dipilih durasi

maksimum pulsa berubah dari N.Ts menjadi 2N.Ts untuk durasi berlipat L’=2L.

Dari perbandingan dua pendekatan ini diketahui bahwa pendekatan

kedua (pembagian frekuensi) mengijinkan suatu pulsa dengan durasi lebih besar

untuk didapatkan pada durasi yang identik dari deret dan dari tes. Jika p adalah

integer pembagi frekuensi, akan mempunyai kasus pembagian frekuensi clock

(dmax = durasi maksimum pulsa):

dmax = p.N.T , L’ = 2L , p=1,2,3... .................................................................(2.12)

Meningkatkan N dengan (p-1) maka panjang deret tanpa mengubah frekuensi

clock PRBS akan mengurangi jangkauan frekuensi yang berhubungan dengan

kerapatan spektral konstan. Secara umum, ini tidak mempengaruhi kualitas

identifikasi karena pada banyak kasus ketika solusi ini dipertimbangkan, plant

yang diidentifikasi mempunyai low band pass atau karena efek atau reduksi dari

sinyal atau noise ratio pada frekuensi tinggi dapat dikompensasi menggunakan

teknik identifikasi yang sesuai.

Page 26: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

14

2.3.2 Model Auto Regresive eXogenus (ARX)

Model ARX merupakan model yang digunakan untuk menunjukan efek

dari kontrol dan disturbance pada output dari plant. ARX artinya proses AR

dengan exogenus (eksternal) input, dalam kasus ini u(t). Pembangkitan proses

ARX diilustrasikan sebagai berikut :

∑=

+−−=n

ii tetyaty

1)()1()( ...............................................................................(2.13)

Persamaan tersebut dapat ditulis : A(Q-1)y(t)=e(t)

Gambar 2.9. Pembangkitan Proses Random ARX (Landu,1990)

Dengan ∑=

−− +=n

iiQaQA

1

11 1)( merupakan suatu polinominal sehingga semua

akar-akarnya yang terletak dalam unit circle (A(Z-1) = 0→│Z│<1).

Struktur model ARX dapat dijelaskan sebagai berikut :

A(Q)y(t)=B(Q)u(t-nk)+e(t) ..............................................................................(2.14)

Melalui bantuan software Matlab, model ARX diperoleh menggunakan estimasi

dengan metode least square. Dengan

A(Q) = 1 + a1Q-1 + .... + anQ-n,

dan

B(Q) = 1 + b1Q-1 + ... + bnQ-n.

2.4 Sistem Kontrol Umpan Balik

Kontroler otomatis membandingkan nilai sebenarnya dari keluaran sistem secara keseluruhan dengan mengacu pada sinyal acuan (nilai yang dikehendaki), menentukan penyimpangan, menghasilkan sinyal kontrol yang akan mengurangi penyimpangan menjadi nol atau nilai yang kecil.

Page 27: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

15

Sinyal keluaran sistem yang dibandingkan dengan sinyal acuan itulah yang disebut dengan sinyal umpan balik. Oleh sebab itu sistem kontrolnya dinamakan sistem kontrol umpan balik. Sedangkan upaya untuk membuat kesalahan sekecil mungkin tersebut dinamakan aksi kontrol.

Gambar 2.10. Diagram Blok Sistem Kontrol Umpan Balik (Oliveira,2006)

Suatu sistem kontrol umpan balik terdiri dari proses yang akan dikendalikan (G), alat ukur, pembanding, kontroler (Gc), dan elemen kontrol akhir. Diagram blok sistem kontrol umpan balik diilustrasikan pada Gambar 2.10. Pada proses ada dua masukan yaitu sinyal dari elemen kontrol (u) dan gangguan (d). Gangguan d (disturbance, juga dikenal sebagai load atau process load) berubah-ubah dengan kelakuan yang tidak dapat diramalkan (unpredictable manner), oleh karena itu tujuan pengendalian proses yang akan dilakukan adalah menjaga nilai keluaran y tetap pada suatu nilai yang diinginkan. Secara rinci, aksi kontrol tersebut dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (Manurung,___):

1. Mengukur nilai keluaran menggunakan peralatan pengukur (sensor) yang sesuai. Nilai yang ditunjukan sensor dinotasikan sebagai y.

2. Membandingkan nilai keluaran hasil pengukuran sensor dengan nilai keluaran yang diinginkan r (reference atau setpoint). Hasil perbandingan dinyatakan sebagai penyimpangan (error) yang dinotasaikan sebagai

yre −=

3. Nilai penyimpangan e disampaikan kepada perangkat pengendali (controller). Pengendali melakukan aksi kontrol dengan memberikan sinyal kontrol u sedemikian rupa sehingga memperkecil penyimpangan e. Biasanya kontroler tidak mengubah nilai u secara langsung, tetapi melakukannya melalui peralatan lain yang disebut elemen pengendali akhir (final control element).

Page 28: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

16

2.5 Kontroler Kaskade

Kontroler kaskade (Cascade controler) merupakan teknik kontrol yang

sering digunakan pada pengendalian proses karena memungkinkan untuk

memperoleh performansi kontroler yang lebih baik bila dibandingkan dengan

kontroler tunggal (single controller) (Zhuang,1994). Ada dua tujuan dari kontroler

kaskade: (1) untuk mengeliminasi pengaruh gangguan (2) meningkatkan atau

memperbaiki kedinamisan performansi sistem kendali (Luyben,1997).

Gambar 2.11. Diagram Blok Sistem Kontrol Kaskade (Tsui,2004)

Diagram blok dari sistem kontrol kaskade diilustrasikan pada Gambar

2.11. Kontroler yang terdapat pada outer loop, Gc1, biasanya disebut sebagai

master atau primary controller (kontroler utama) dan yang terdapat pada inner

loop, Gc2, disebut sebagai auxiliary atau secondary controller (kontroler

pembantu). Dengan kata lain dapat diilustrasikan, bahwa karakteristik dasar dari

kontrol kaskade adalah konfigurasi dari dua kontroler di mana output kontroler

yang pertama merupakan setpoint untuk kontroler berikutnya.

Secara umum, sistem kontrol kaskade memiliki beberapa kelebihan dari

sistem kontroler single loop, yaitu (Shinskey,1979)

1. Gangguan yang terjadi pada inner loop dapat dikoreksi melalui auxiliary

controller sebelum berpengaruh terhadap variabel y1 yang dikendalikan.

Koreksi yang dilakukan akan menjadi lebih baik apabila respon inner

loop lebih cepat dari pada outer loop.

2. Kecepatan respon sistem dapat ditingkatkan apabila kecepatan respon

yang dihasilkan auxiliary control loop melebihi kecepatan respon proses

G2.

Page 29: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

17

3. Karena keberadaan auxiliary feedback control, maka variasi parameter

yang terjadi pada proses G2 dapat dikoreksi langsung pada inner loop

tersebut.

Dari Gambar 2.11, fungsi alih dari inner loop, yang dinotasikan sebagai

Gi, memiliki persamaan

22

22

2

2

1 GGGG

RYG

C

Ci +

== ......................................................................................(2.15)

dengan demikian maka fungsi alih yang dimiliki sistem closed-loop tersebut

menjadi

212122

2121

11

11

1

1

1

1

GGGGGGGGGGGGG

GGGRY

G

CCC

CC

Ci

Cip

++=

+==

.........................................................................(2.16)

Untuk sistem yang diberi gangguan, misalkan pada d2 yaitu gangguan

pada inner loop, dan d1 = 0, maka fungsi alih keluaran sistem adalah

212122

1

2

1

1 GGGGGGG

DY

CCC ++= ......................................................................(2.17)

Jika umpan balik pada inner loop ditiadakan maka tentulah kontroler GC2

tidak diperlukan, maka fungsi alih keluaran sistem menjadi

211

1

2

1

1 GGGG

DY

C+= ...........................................................................................(2.18)

terdapat perbedaan pada penyebut Persamaan 2.17 dan 2.18, hal ini berarti bahwa

tardapat perbedaan respon terhadap gangguan antara sistem kontrol kaskade

dengan sistem single loop.

2.6 Teori Kontrol Robust H-infinity

Dalam pemodelan suatu sistem, biasanya menggunakan asumsi-asumsi

untuk mendapatkan model matematis dari sistem yang sebenarnya. Hal ini

tentunya akan berpengaruh dalam perancangan suatu sistem kontrol. Dengan

adanya asumsi-asumsi ini, model yang yang dirancang akan mengandung

ketidakpastian terhadap model sistem yang sesungguhnya. Oleh karena itu perlu

Page 30: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

18

dirancang suatu sistem kontrol yang dapat mengantisipasi ketidakpastian model

tersebut. Selain itu, kontroler harus mampu mengatasi perubahan parameter dan

gangguan.

Suatu sistem dikatakan mamiliki sifat robust apabila berada pada suatu

titik di mana sistem tersebut memiliki kemampuan bertahan terhadap keadaan

disekitar titik tersebut. Jadi, suatu sistem kontrol yang robust adalah sistem

kontrol yang mampu bekerja dengan baik (mempertahankan kestabilan),

walaupun terdapat ketidaktepatan dalam pemodelan maupun terhadap gangguan

yang tidak diketahui karakteristiknya.

Konsep kontrol robust H-infinity (selanjutnya ditulis H ∞ ) yang pertama

kali digagas G.Zames, merupakan metoda optimasi yang berorentasi pada bidang

frekuensi dengan memperhatikan kekokohan pada suatu sistem. Konsep

pengendalian robust H∞ dikategorikan sebagai perancangan minimasi yang

berdasakan kepada prinsip norm. Dikatakan demikian, karena proses perhitungan

kontroler berdasarkan perhitungan minimasi norm dari karakteristik fungsi alih

yang dibentuk berdasarkan spesifikasi perancangan yang diharapkan, di mana

norm tersebut merupakan harga maksimum penguatan dari suatu komponen

sistem.

Norm H∞ dari kepastian transfer input-output adalah mengukur

penguatan suatu sistem. Hal ini dapat direpresentasikan dengan suatu nilai

maksimum dari perbandingan energi sinyal keluaran ke energi sinyal masukan.

Pemahaman sederhana tentang fisik norm H∞ secara siknifikan dapat diketahui

dengan melihat nilai respon-frekuensi dari suatu fungsi alih skalar yang

digambarkan pada nilai diagram Bode-nya seperti yang diilustrasikan pada

Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Definisi Norm H∞ Suatu Diagram Bode (Grimble,1994)

Page 31: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

19

2.6.1 Kestabilan dan Performansi

Tinjau kembali Gambar 2.10 yang terdapat hubungan Sryr =− ,

Try = , SrGu c ⋅= yang akan dijadikan matrik alih dari r ke masing-masing dari

keluaran yre −= , y dan u, dengan 1))()(()( −+= sGsGIsS c ..................................................................................(2.19)

)())()()(()()( 1 sSIsGsGIsGsGsT cc −=+= − ...............................................(2.20)

di mana G(s) merupakan plant nominal dan Gc(s) adalah kontroler. Adapun matrik S adalah sebagai matrik sensitivitas dan T sebagai matrik komplemen sensitivitas. Karena e = Sr, maka matrik sensitivitas S menentukan prilaku keadaan mantap (steady state) dari suatu sistem umpan balik.

Hubungan Sdy = dan iSGdy = diperoleh dari Gambar 2.10 yang

menyatakan bahwa matrik sensitivitas S juga menentukan dalam mengurangi gangguan. Dengan demikian, untuk menggambarkan peredaman gangguan dan spesifikasi keadaan mantap, maka diperlukan rincian batas atas (upper bound) dari norm S(jω), yaitu

ωωωσ ∀≤ − ,)())(( 11 jWjS ...........................................................................(2.21)

di mana ))(( ωσ jS adalah nilai singular maksimum dari S(jω), dan W1 merupakan

batas pada ))(( ωσ jS yang menunjukkan pelemahan gangguan yang diinginkan

untuk setiap frekuensi ω. Dengan demikian pengaruh gangguan dapat ditekan dengan baik melalui Persamaan 2.21, terutama di daerah frekuensi rendah, di mana d dan di biasanya terdapat (secara siknifikan) di daerah frekuensi tersebut.

Jika 1)( >>cGGσ , sehingga 1)( −≈ cGGS dan dari Persamaan 2.21 diperoleh

1)( WGGc ≥σ dengan )( cGGσ adalah nilai singular minimum yang dapat

didefinisikan dari invers nilai singular maksimum matrik GGc yaitu

)(1))(( 1cc GGGG σσ =− .

Fungsi alih dari input r ke kontrol u dinyatakan dengan R(s) = Gc(s)S(s). Dengan demikian gangguan yang terdapat pada sinyal kontrol u dapat dikenali

melalui batas yang terdapat pada ))()(( ωωσ jSjGc yang lebih jelas lagi dapat

dinyatakan sebagai

)())()(( 12 ωωωσ jWjSjGc−≤ .........................................................................(2.22)

dengan W2(jω) adalah suatu fungsi bobot yang dijadikan spesifikasi disain.

Page 32: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

20

2.6.2 Ketidakpastian Model

Sistem fisik secara kusus mengalami gangguan yang bervariasi, oleh sebab itu terdapat ketidakpastian (uncertainty) pada model matematik dari suatu sistem, secara umum digambarkan sebagai gangguan terhadap plant nominal. Suatu ketidakpastian dikatakan tak-terstruktur (unstructured) apabila bentuk yang diketahui hanya batas atas (upper) dan batas bawah (lower) dan dikatakan terstruktur (structured) apabila diketahui bentuk modelnya secara rinci.

Untuk sekumpulan gangguan Δ(s) memenuhi norm tak-hingga ||Δ||∞ ≤ 1, plant yang terganggu dapat dimodelkan dalam bentuk ketidakpastian tak-terstruktur multiplikatif, yang hubungannya terhadap plant nominal G adalah sebagai berikut:

Δ=ΔΔ+=Δ uMM WIGP ),( ........................................................................(2.23)

dengan Wu adalah fungsi alih stabil yang menjadi karakteristik struktur frekuensi

dari ketidakpastian. Gambar 2.13 merupakan ilustrasi pendekatan ketidakpastian

model.

Gambar 2.13. Deskripsi Unstructured Uncertainty Multiplikatif (Oliveira,2006)

Pada umumnya, apabila pengoperasian suatu sistem dengan gangguan maka diperlukan pengujian terhadap kekokohan stabilitas sistem closed-loop. Pengujian dapat mengindikasikan kondisi terburuk pengoperasian yang berkenaan dengan model gangguan yang lebih khusus. Jika sistem yang terdapat pada Gambar 2.13 dengan Δ = 0 adalah stabil, maka ukuran kestabilan ΔM(s) terkecil untuk sistem yang menjadi tak-stabil dapat dinyatakan dengan

))((1))((

ωσωσ

jTjM =Δ . ...............................................................................(2.24)

Hasil kekokohan stabilitas pada Persamaan 2.24 dinyatakan dalam bentuk nilai singular dari gangguan multiplikatif dan komplemen matrik

Page 33: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

21

sensitivitas. Untuk nilai )(( ωσ jT yang lebih kecil akan berpengaruh pada nilai

minimum yang lebih besar untuk ketidakpastian multiplikatif menjadi tak-stabil, sehingga batas kestabilan menjadi lebih besar. Sebagai akibatnya, maka biasanya batas atas pada ||T(s)|| dapat dirinci sebagai berikut:

)())(( 13 ωωσ jWjT −≤ .....................................................................................(2.25)

di mana W3 adalah fungsi pembobot yang digunakan untuk menyesuaikan kondisi kestabilan sistem. Dengan demikian, kekokohan yang baik dan reduksi gangguan yang diperlukan dapat dipenuhi pada Persamaan 2.25, terutama pada daerah frekuensi tinggi yang biasanya terdapat noise dan kesalahan pemodelan. Jika

1)( <<cGGσ , sehingga cGGT ≈ dan dari Persamaan 2.25 diperoleh

13)( −≤ WGGcσ .

Kegunaan dari fungsi pembobot sangat penting pada suatu sistem kontrol untuk memodelkan spesifikasi yang diiginkan. Dalam hal ini terdapat fungsi pembobot W1 untuk menggambarkan spesifikasi kesalahan keadaan mantap dan menghilangkan pengaruh gangguan, W2 untuk menggambarkan gangguan input kontroler serta W3 sebagai gambaran kondisi kestabilan, sebagai berikut:

1. W1 adalah pembobot dari sensitivitas sistem S yang menggambarkan spesifikasi performansi;

2. W2 adalah pembobot GcS yang menggambarkan gangguan input kontrol; 3. W3 sebagai pembobot komplemen sensitivitas T menyesuaikan kondisi

kestabilan.

Gambar 2.14. (a) Sistem Keseluruhan dengan Fungsi Pembobot (b) Diagram Blok yang Disederhanakan

Page 34: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

22

Gambar 2.14(a), P(s) menyatakan sistem secara keseluruhan, di mana w

dan u sebagai input serta z dan y sebagai output. Output z adalah vektor variabel

yang diatur, w adalah sama dengan masukan referensi r dan y sama dengan sinyal

kesalahan e pada diagram dasar sistem umpan balik yang terdapat pada Gambar

2.10. Secara matematis, pemetaan input-output sistem pada Gambar 2.14 dapat

dinyatakan sebagai:

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡uw

PPPP

uw

Pyz

2221

1211 , .........................................................................(2.26)

ysGu c )(= .......................................................................................................(2.27)

Substitusi Persamaan 2.26 ke Persamaan 2.25, matrik alih dari w ke z diperoleh

211

221211 )( PGPIGPPT cczw−−+= . ...................................................................(2.28)

Persamaan 2.28 biasanya disebut juga sebagai LFT (linier fractional

transformation) dengan notasi Fl(P, Gc), dengan subscript ” l” sebagai notasi LFT

bawah (lower LFT). Transformasi ini ditujukan untuk memposisikan sistem dari

struktur loop umpan-balik menjadi struktur loop langsung (direct loop) dua-blok.

2.6.3 Disain Struktur Kontrol

Dalam memodelkan sistem secara umum dapat dimisalkan dengan sistem

yang dihubungkan dalam struktur tiga blok seperti Gambar 2.15(a) yang

mengandung blok ketidakpastian Δ. Dengan menggunakan LFT Fl( )(sP , K(s)),

Gambar 2.15. (a) Sistem dengan Struktur Blok Umum (b) Sistem dengan Struktur M - Δ

Page 35: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

23

maka bentuk sistem yang dikoneksikan dalam tiga blok dapat direduksi menjadi

struktur dua blok M – Δ yang diilustrasikan Gambar 2.15(b), secara matematis

dapat dinyatakan sebagai

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡w

wMMMM

ww

Mz

z ddd

2221

1211

dd zw Δ=

z = Fu(M, Δ)w wMMIMM ])([ 121

112122−Δ−Δ+= ..........................................(2.29)

di mana subscript ”u” menyatakan LFT atas (upper LFT). Dari Persamaan 2.29,

maka matrik alih dari vektor output z ke referensi atau gangguan w dapat dihitung,

yaitu Tzw = Fu(M, Δ). Adapun pemetaan P yang terdapat pada Gambar 2.15

berbeda dengan pemetaan P pada Gambar 2.14 dalam hal jumlah input dan

output, karena input wd dan output zd sudah ditambah dengan model gangguan

sistem.

Untuk deskripsi gangguan yang lebih umum, analisa untuk persoalan

kekokohan dapat diformulasikan dalam kerangka kerja yang disatukan

mengunakan LFT dan structured singular value (SSV). Misalkan suatu gangguan

dalam bentuk diagonal dan blok diagonal

Δ = {diag[δ1Ir1 , … , δsIrs , Δ1, … , ΔF]: δi ∈ C/ , Δj ∈ jj mmC ×/ }

di mana subscript S adalah banyaknya skalar dan subscript F adalah fullblock.

Suatu bagian dari sekumpulan Δ didefinisikan sebagai BΔ ={Δ ∈ Δ : σ (Δ) ≤ 1}

2.6.4 Kekokohan Stabilitas

Stabilitas suatu sistem merupakan persoalan gangguan Δ yang dihitung

melalui analisa sistem umpan balik pada Gambar 2.15(b). Misalkan sistem umpan

balik nominal stabil, beberapa pole tak-stabil adalah solusi dari

0))()(det( 11 =Δ− ssMI ...................................................................................(2.30)

Kekokohan stabilitas dievaluasi melalui gangguan Δ terkecil yang menjadikan

sistem tak-stabil yang dihasilkan Persamaan 2.30 pada sumbu imajiner.

Gangguan Δ terkecil didefinisikan dalam bentuk )(Δσ sebagai berikut

[{ )(mininf ΔΔ∈Δ

σBw

sedemikian rupa sehingga ]}0)det( 11 =Δ− MI .

Page 36: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

24

Ukuran ganguan Δ terkecil yang menjadikan sistem tak-stabil dinyatakan dalam

bentuk SSV dan dinotasikan sebagai μΔ. Ukuran μ dapat dipandang sebagai batas

kestabilan yang berhubungan dengan ketidakpastian Δ.

Sebagaimana telah diketahui bahwa teorema small-gain menjadikan M(s)

stabil internal dan untuk seluruh gangguan yang memenuhi Δ∈BΔ, adapun sistem

umpan balik pada Gambar 2.15 adalah stabil internal jika dan hanya jika

1))((sup 11 <Δ ωμω jM . Sama dengan kestabilan M(s), maka ketidak stabilan

hanya dapat disebabkan oleh gangguan Δ yang analisa kestabilannya dapat

diilustrasikan dengan Gambar 2.16.

Gambar 2.16. Diagram Blok untuk Analisa Kestabilan

2.6.5 Kekokohan Performansi

Stabilitas merupakan hal yang sangat mendasar dalam suatu sistem

kontrol, namun kelayakan kontroler juga tergantung kepada keperluan spesifikasi

performansi. Khusus untuk model interkoneksi pada Gambar 2.10, matrik alih

dari z ke w yang dinotasikan dengan Tzw dapat diperoleh dengan T

zw TKSWSWWT ][ 321= . ...................................................................................(2.31)

Dari Persamaan 2.21, 2.22 dan 2.25, dengan mudah dapat diketahui

spesifikasi performansi tersebut dapat digambarkan menggunakan batas atas yang

diberikan dalam bentuk nilai singular dari matrik alih yang terdapat pada

Persamaan 2.31. Oleh karena itu, maka spesifikasi desain yang diperlukan

biasanya dinyatakan dalam bentuk norm tak-hingga

1<∞zwT . ........................................................................................................(2.32)

Page 37: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

25

Pada (2.32), motivasi untuk mengadakan matrik alih dari Tzw adalah hubungan

antara kontrol robust dan masalah mengurangi pengaruh gangguan pada w untuk

gangguan masukan.

Kondisi kekokohan performansi menjamin spesifikasi performansi sistem

untuk semua gangguan yang memenuhi. Suatu sistem umpan balik memperoleh

kekokohan performansi jika sistem dijaga pada kondisi stabil internal dan keadaan

Persamaan 2.32 memadai untuk semua gangguan yang memenuhi. Dari teorema

small-gain dan kondisi Persamaan 2.32, maka kondisi-kondisi kekokohan

performansi tersebut diperoleh dengan

1))((sup 11 <Δ ωμ jMw

......................................................................................(2.33)

Persoalan performansi yang robust dapat diformulasikan sebagai sesuatu yang

ekivalen dengan persoalan stabilitas yang robust yaitu dengan menambahkan

sebuah blok ketidakpastian virtual pada sistem keseluruhan. Blok ketidakpastian

ini menghubungkan keluaran performansi ke masukan plant keseluruhan.

Misalkan blok gangguan virtual sebagai Δf, M sebagai fungsi alih yang

stabil, w ∈ Rq2 dan z ∈ Rp2, maka struktur ketidakpastian secara keseluruhan

adalah

:0

0

⎪⎭

⎪⎬⎫

⎪⎩

⎪⎨⎧

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡Δ

Δ=Δ

fP Δ∈BΔ, Δf ∈ 22 pqC ×/ ..........................................................(2.34)

dengan ||Δf||∞ ≤ 1.

Gambar 2.17. LFT dari Gangguan Sistem Secara Keseluruhan

Sistem yang terdapat pada Gambar 2.17 akan memenuhi kondisi

kekokohan Persamaan 2.32 dan Persamaan 2.33 jika dan hanya jika sistem

tersebut stabil internal.

Page 38: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

26

BAB 3

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap utama. Pertama,

memperoleh model matematis plant melalui proses identifikasi. Kedua,

menentukan parameter kontroler untuk memperoleh respon sistem yang sesuai

dengan spesifikasi disain yang diinginkan. Tahap ketiga adalah

mengimplementasikan kontroler yang telah didisain pada plant yang sebenarnya,

yaitu Process Control Trainer Feedback 38-714.

Gambar 3.1 merupakan ilustrasi dari sistem Process Control Trainer

Feedback 38-714 yang dikendalikan dengan kontroler kaskade robust. Sistem

proses dioperasikan menggunakan air receiver (V1, V2 dibuka dan V3 ditutup)

dengan beban yang divariasikan pada tiga keadaan, yaitu:

1) Beban normal ; V4 dibuka, V5 dibuka, V6 ditutup

2) Beban bertambah ; V4 dibuka, V5 dibuka, V6 dibuka

3) Beban berkurang ; V4 dibuka, V5 ditutup, V6 ditutup

Gambar 3.1. Sistem Pengendalian Proses Tekanan Udara Feedback 38-714 dengan Kontroler Kaskade

Page 39: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

27

3.1 Identifikasi Plant

Kendala yang sering dijumpai dalam pembelian peralatan dari luar negeri, baik untuk keperluan laboratorium maupun untuk keperluan industri adalah bahwa pihak vendor asing hanya menyertakan dokumen manual pemakaian alat. Tidak disertai transfer ilmu yang dapat berupa model matematis peralatan dan cara menala parameter pengendali, untuk memenuhi target pengendalian yang diinginkan (Subiantoro,2006). Oleh sebab itu diperlukan identifikasi untuk memperoleh model matematis plant.

Sebagaimana yang telah dibahas pada Sub-bab 2.1, bahwa plant menggunakan katup pneumatik yang dioperasikan melalui current to pressure converter (I/P). Dengan kata lain, sistem ini memanfaatkan pengolahan arus listrik, sedangkan proses akuisisi data dengan ADC dan DAC memerlukan pengolahan tegangan listrik agar dapat dibaca komputer. Oleh sebab itu, dalam proses identifikasi ini diperlukan pengubah arus ke tegangan dan sebaliknya. Adapun konfigurasi fisik sistem identifikasi plant diilustrasikan pada Gambar 3.2

Gambar 3.2. Konfigurasi Fisik Identifikasi Plant

Berikut ini merupakan penjelasan fungsi masing-masing blok yang

terdapat pada Gambar 3.2, yaitu:

• Plant

Pada penelitian ini plant yang dikendalikan adalah Process Control

Trainer Feedback 38-714. Penjelasan yang lebih lengkap tentang plant

telah dikemukakan pada Kajian Pustaka yang terdapat pada Bab 2. Pada

plant terdapat dua sensor yaitu sensor tekanan dan sensor laju aliran, dan

sebuah aktuator yaitu katup pneumatik. Sinyal dari sensor dan menuju

aktuator ditransmisikan sebagai arus dengan skala 4 sampai 20 mA.

Page 40: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

28

• Voltage to Current Converter Voltage to Current Converter atau disingkat V/I converter merupakan bagian yang berfungsi mengubah besaran tegangan analog 0 sampai 5 Volt menjadi besaran arus dengan skala 4 sampai 20 mA. Skema rangkaian terdapat pada Gambar 2.4.

• Current to Voltage Converter Current to Voltage Converter adalah pengubah arus ke tegangan atau sering disingkat dengan I/V converter. Bagian ini diperlukan untuk menyesuaikan sinyal dari sensor agar dapat di akuisisi dengan analog to digital converter. Pada bagian ini, sinyal yang ditransmisikan dari sensor (4 sampai 20 mA) diubah menjadi besaran tegangan analog dengan skala 0 sampai 5 Volt. Skema rangkaian terdapat pada Gambar 2.5.

• Current to Pressure Converter Current to Pressure Converter atau disingkat I/P converter, merupakan bagian yang penting. Pada bagian ini, sinyal arus listrik level rendah 4 sampai 20 mA diubah menjadi sinyal pneumatik dengan rentang tekanan 3 sampai 15 psi. Sinyal pneumatik 3 sampai 15 psi digunakan pada katup untuk melakukan aksi membuka penuh sampai menutup penuh.

• Analog to Digital Converter Analog to Digital Converter atau disingkat ADC, berfungsi untuk mengubah sinyal analog dari I/V converter menjadi sinyal digital, agar dapat dibaca dan diolah pada PC . Penelitian ini menggunakan ADC 8 bit ADC0804 dengan multiplexer CD4051. Skema rangkaian terdapat pada Lampiran B.

• Digital to Analog Converter Digital to Analog Converter atau disingkat DAC, merupakan bagian yang berfungsi untuk mengubah kembali sinyal digital dari PC menjadi sinyal analog. Sinyal analog yang dihasilkan diubah menjadi besaran arus oleh V/I converter, dan selanjutnya dikonversikan lagi menjadi sinyal pneumatik pada I/P converter. Dalam penelitian ini digunakan DAC 8-bit DAC0808. Skema rangkaian terdapat pada Lampiran B.

• Personal Computer Personal Computer atau disingkat dengan PC, merupakan bagian utama pengolahan data, baik dari plant (ukur) maupun menuju plant (atur). Pada

Page 41: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

29

proses identifikasi, PC berfungsi untuk membangkitkan sinyal uji PRBS, serta memonitor dan menyimpan respon keluaran plant. Pada pengendalian, PC berfungsi sebagai kontroler, penyimpan data serta alat peraga respon plant. Komunikasi data dilakukan melaui port paralel LPT1 (DB25). Penelitian ini menggunakan PC dengan spesifikasi Processor Pentium III / 700 MHz, RAM 256 Mb, OS Windows XP SP2

• Software

Software atau perangkat lunak yang digunakan dalam proses identifikasi

dan pengendalian adalah Delphi 6.0. Listing program dan tampilan layar

saat program diaktifkan terdapat pada Lampiran C.

3.1.1 Diagram Pengawatan

Terdapat beberapa konversi bentuk dan level sinyal dalam pengendalian

sistem proses ini. Konversi sinyal yang dilakukan dapat dilihat lebih jelas pada

diagram pengawatan. Diagram pengawatan pengendalian sistem proses tekanan

diperlihatkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Diagram Pengawatan Pengendalian Sistem Proses Tekanan

3.1.2 Sinyal Uji Sinyal uji yang digunakan untuk identifikasi adalah sinyal PRBS 10 bit

dengan kombinasi 1-1-1-0-0-0-1-0-1-0. Tegangan 3 Volt untuk logika 1 dan

tegangan 2 Volt untuk logika 0. Grafik sinyal PRBS yang digunakan diperlihakan

pada Gambar 3.4.

Page 42: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

30

Gambar 3.4. Sinyal Uji PRBS untuk Identifikasi

Gambar 3.5. Respon Tekanan Hasil Identifikasi

3.1.3 Respon Plant Data yang diperoleh berupa kumpulan variasi hasil pembacaan tegangan

sensor tekanan dan sensor laju aliran. Respon plant terhadap masukan sinyal uji

PRBS diperlihatkan pada Gambar 3.5 dan Gambar 3.6.

Page 43: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

31

Gambar 3.6. Respon Laju Aliran Hasil Identifikasi

3.1.4 Model Matematik Plant

Untuk memperoleh model matematik plant, maka pengukuran respon

plant (tekanan dan laju aliran) terhadap sinyal uji dilakukan secara bersamaan.

Katup kontrol dioperasikan disekitar 50 persen, sinyal uji adalah sinyal PRBS

(pseudo random binery sequence) 10 bit dengan urutan 1-1-1-0-0-0-1-0-1-0.

Tegangan 3 Volt untuk logika ’1’ dan tegangan 2 Volt untuk logika ’0’. Proses

identifikasi dilakukan pada tiga keadaan beban. Model matematis plant masing-

masing respon diperoleh dengan program Matlab, struktur model yang digunakan

adalah ARX dengan time sampling 0,2 detik untuk model laju aliran dan 1,66

detik untuk model tekanan. Model yang dipilih merupakan model yang memiliki

norm error terkecil, yaitu 11,64 untuk model tekanan dan 17,30 untuk model laju

aliran. Model matematik plant untuk masing-masing keadaan beban tersebut

diperlihatkan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Fungsi Alih Model Plant Hasil Identifikasi

FUNGSI ALIH MODEL BEBAN PLANT Laju aliran (flowrate), GM2(s) Tekanan (pressure), GM1(s)

Normal 4,375

18,2622 ++

+ss

s

13827,1+s

Bertambah 7,266

98,12,612 ++

+ss

s

13086,0+s

Berkurang 3,484

38,28,622 ++

+ss

s

14678,1+

Page 44: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

32

3.2 Disain Kontroler

Pada penelitian ini digunakan pendekatan metoda klasik, yaitu disain

kontroler dilakukan secara terpisah (decouple) antara kontroler primer (outer

loop) dan kontroler sekunder (inner loop). Pertama, kontroler sekunder didisain

untuk inner loop agar memenuhi kriteria robust. Berikutnya, dilanjutkan dengan

disain kontroler primer. Karena respon inner loop sangat cepat bila dibandingkan

dengan outer loop, maka saat disain kontroler primer, inner loop dapat dianggap

sebagai konstanta 1 (konstsanta ideal) (Maffezzoni,1990).

Tujuan utama kontroler robust adalah menjaga respon plant, agar tetap

memiliki performansi dan kestabilan yang sesuai dengan spesifikasi disain saat

terjadi gangguan dan perubahan parameter plant. Oleh sebab itu kontroler harus

memiliki penguatan tinggi pada frekuensi rendah dan penguatan yang cukup

rendah pada saat melewati frekuensi crossover (Ogunneike,1994).

Penyelesaian persoalan matematik untuk disain kontroler robust dalam

penelitian ini, sebagian besar menggunakan bantuan mu-toolbox yang disediakan

pada program Matlab 6.5.

3.2.1 Ketidakpastian Parameter Model

Variasi parameter model pada setiap perubahan beban dinamakan

sebagai ketidakpastian parameter model (model parameter uncertainty).

Ketidakpastian yang diakibatkan oleh adanya variasi parameter pada dinamika

plant tersebut dinamakan ketidakpastian terstruktur (structured uncertainty).

Masing-masing model plant dengan beban normal dipilih menjadi plant nominal.

Bentuk umum fungsi alih model plant tekanan dinyatakan dalam

Persamaan 3.1.

1)(1 +

=sksGM τ

..................................................................................................(3.1)

Dari Tabel 3.1 diketahui bahwa terdapat parameter model tekanan yang

bervariasi untuk setiap perubahan beban, yaitu:

78,186,0 ≤≤ k (nominal 1,27)

4630 ≤≤ τ (nominal 38)

Page 45: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

33

Bentuk umum fungsi alih model plant laju aliran dinyatakan sebagai

122

3

122 )(

asasabsb

sGM +++

= ..................................................................................(3.2)

dengan variasi parameter:

8,622,61 2 ≤≤ b (nominal 62)

38,298,1 1 ≤≤ b (nominal 2,18)

8466 2 ≤≤ a (nominal 75)

3,47,2 1 ≤≤ a . (nominal 3,4)

3.2.2 Model State Space Sistem Sebelum memodelkan secara rinci dari sistem yang digunakan dalam

penelitian ini, terlebih dahulu tinjau kembali diagram blok umum dari sistem yang

menggunakan struktur kontroler kaskade, yang ditunjukkan Gambar 2.10. Pada

penelitian ini yang dijadikan plant primer adalah model plant tekanan (GM1) dan

plant sekunder adalah model plant laju aliran (GM2). Dengan kata lain, keluaran

plant laju aliran (y2) menjadi masukan plant tekanan. Variabel yang dikendalikan

adalah tekanan udara yang terdapat pada plant.

3.2.2.1 Model Plant Tekanan

Persoalan diselesaikan dalam bentuk state space. Ilustrasi Persamaan 3.1 dalam bentuk state space diperlihatkan pada Gambar 3.7

Gambar.3.7. Diagram Blok Model Plant Tekanan

Dari Persamaan 2.23, maka ketidakpastian parameter yang terdapat plant

tekanan dapat ditulis dalam persamaan:

)1( ττ δττ p+= ..................................................................................................(3.3)

)1( kkpkk δ+= .................................................................................................(3.4)

Page 46: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

34

di mana τ , k adalah nilai nominal dari parameter τ dan k . Adapun pτ, pk, δτ dan

δk merupakan gambaran atau persentase dari ketidakpastian masing-masing

parameter plant. Dari proses identifikasi diketahui pτ = 0,210; pk = 0,323; dan -1 ≤

δk, δτ ≤ 1. Hal ini merepresentasikan bahwa terdapat 21% ketidakpastian pada

parameter τ dan 32,3% ketidakpastian pada parameter k.

Masing-masing blok konstanta yang terdapat pada Gambar 3.7 dapat

dijadikan blok yang memiliki ketidakpastian parameter seperti yang terdapat pada

Gambar 3.8. Kuantitas τ1 dan k dapat direpresentasikan sebagai upper linier

fractional transformation (ULFT)

)1(11

ττ δττ p+=

1)1(1 −+−= ττττ δδ

ττp

p

),( ττ δiU MF= .

Tinjau kembali bentuk Fu(M,Δ) ])([ 121

112122 MMIMM −Δ−Δ+= seperti yang

terdapat pada Persamaan 2.29, maka diperoleh:

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

=ττ

τττ 1

1

pp

M i ................................................................................................(3.5)

Dengan cara yang sama, untuk

)1( kpkkk δ+=

),( kkU MF δ=

diperoleh

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

kpk

Mk

k0

. .................................................................................................(3.6)

Gambar.3.8. Model Plant Tekanan dengan Ketidakpastian Parameter

Page 47: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

35

Melalui substitusi pada semua masukan dan keluaran yang berhubungan

dari blok ketidakpastian parameter pada Gambar 3.8, diperoleh persamaan untuk

plant tekanan

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

=⎥⎦

⎤⎢⎣

τ

τ

ττ

ττ

xuvku

pp

xyt

1

1

&; ⎥

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

2

0yu

kpk

vy k

kk

k

τττ δ yu = ; kkk yu δ=

Jika dimisalkan yx = dan xx &=2 , maka diperoleh

)(1 xvupx k −+−= τττ& )(1 xvupy k −+−= ττττ

2ykyk =

2ykupv kkk +=

Dengan mengeliminasi variabel vk, maka persamaan yang menyatakan

perilaku dinamika plant tekanan adalah sebagai berikut:

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢

−−−−

=

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

2

1

1

1 0001000

yuux

kpp

yyyx

k

kp

kp

k

k

k

τττττ

ττττ

τ

&

; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

kkk yy

uu τττ

δδ0

0................................(3.7)

Bila Gpres dinotasikan sebagai dinamika input / output dari plant tekanan,

maka secara diagram blok dapat digambarkan seperti yang terdapat pada Gambar 3.9. Gpres memiliki tiga masukan (uτ, uk, u), tiga keluaran (yτ, yk, y) dan memiliki satu state (x).

Gambar.3.9. Diagram Blok Input / Output dari Plant Tekanan

Page 48: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

36

Persamaan state space yang merepresentasikan plant Gpres adalah

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

22212

12111

21

DDCDDCBBA

Gpres ...................................................................................(3.8)

di mana

τ1

−=A

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡−=

ττkppB1 ;

τkB =2

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

0

1

1τC ; 12 =C ;

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−=

0011ττ

kppD ; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

kD

12 ; [ ]0021 =D ; 022 =D .

Diagram Bode untuk plant tekanan dengan variasi parameter

1 ≤ ≤ k , 1- δδτ diperlihatkan pada Gambar 3.10. Garis merah menunjukkan respon

plant nominal dan garis biru merupakan respon plant dengan variasi parameter

yang mungkin.

Gambar.3.10. Diagram Bode Plant Tekanan dengan Ketidakpastian Parameter

Page 49: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

37

3.2.2.2 Model Plant Laju Aliran

Seperti pada model plant tekanan. Untuk plant laju aliran, Persamaan 3.2

dapat digambarkan dalam bentuk state space seperti yang terdapat pada Gambar

3.11.

Gambar.3.11. Diagram Blok Model Plant Laju Aliran

Ketidakpastian yang terdapat pada masing-masing parameter plant laju aliran

dinyatakan dengan persamaan berikut

)1( 2222 bbpbb δ+= )1( 1111 bbpbb δ+=

)1( 2222 aapaa δ+= )1( 1111 aapaa δ+=

di mana 2b , 1b , 2a dan 1a adalah nilai nominal dari parameter 2b , 1b , 2a dan 1a ,

sedangkan pb2, pb1, pa2, pa1, δτ, δk, δb2, δb1, δa2, dan δa1 merupakan gambaran dari

ketidakpastian masing-masing parameter plant.

Dari proses identifikasi diketahui pb2 = 0,013; pb1 = 0,092; pa2 = 0,120;

pa1 = 0,206 dan -1 ≤ δb2, δb1, δa2, δa1 ≤ 1. Hal ini merepresentasikan bahwa

terdapat 1,3% ketidakpastian pada parameter b2, 9,2% ketidakpastian pada

parameter b1, 12% ketidakpastian pada parameter a2, dan 20,6% ketidakpastian

pada parameter a1.

Masing-masing blok konstanta pada Gambar 3.11 dapat dijadikan blok

yang mengandung ketidakpastian parameter seperti yang terdapat pada Gambar

3.12 dengan yb2, yb1, ya2, ya1 dan ub2, ub1, ua2, ua1 adalah sebagai keluaran dan

masukan dari δb2, δb1, δa2, δa1. Kuantitas 2b , 1b , 2a dan 1a dapat direpresentasikan

sebagai suatu upper linier fractional transformation (ULFT):

Page 50: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

38

),()1( 222222 bbU MFbpbbb δδ =+= ),()1( 111111 bbU MFbpbbb δδ =+=

),()1( 222222 aaU MFapaaa δδ =+= ),()1( 111111 aaU MFapaaa δδ =+=

dengan

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

22

22

0bpb

Mb

b ; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

11

11

0bpb

Mb

b ; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

22

22

0apa

Ma

a ; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

11

11

0apa

Ma

a

Gambar.3.12. Model Plant Laju Aliran dengan Ketidakpastian Parameter

Melalui substitusi pada semua masukan dan keluaran yang berhubungan

dari blok ketidakpastian parameter pada Gambar 3.12, diperoleh persamaan untuk

plant laju aliran

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡u

ubpb

vy b

bb

b 2

22

2

2

2 0 ; ⎥

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡u

ubpb

vy b

bb

b 1

11

1

1

1 0

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

1

2

22

2

2

2 0x

uapa

vy a

aa

a

&; ⎥

⎤⎢⎣

⎡⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=⎥

⎤⎢⎣

⎡x

uapa

vy a

aa

a 1

11

1

1

1 0

222 bbb yu δ= ; 111 bbb yu δ=

222 aaa yu δ= ; 111 aaa yu δ= Jika dimisalkan 1xx = , 12 xxx && == dan 1xy = , maka 12 xxx &&&&& == , sehingga

diperoleh persamaan-persamaan berikut:

Page 51: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

39

221 bvxx +=& )( 1212 aab vvvx +−=&

ubyb 22 = ubyb 11 =

222 xaya = 111 xaya =

ubupv bbb 2222 += ubupv bbb 1111 +=

22222 xaupv aaa += 11111 xaupv aaa +=

12 xy =

Dengan mengeliminasi variabel vb2, vb1, va2, dan va1, maka persamaan

yang menyatakan perilaku dinamika plant laju aliran adalah sebagai berikut

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

⎡−−−−

=

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

uuuuuxx

aa

bbbpppaabp

yyyyyxx

a

a

b

b

aab

b

a

a

b

b

1

2

1

2

2

1

1

2

1

2

112121

22

2

1

2

1

2

2

1

0000001000000000000

000000000000

000010

&

&

;

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

=

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

000000000000

a

a

b

b

a

a

b

b

a

a

b

b

yyyy

uuuu

δδ

δδ

Bila Gflow dinotasikan sebagai dinamika input / output dari plant laju

aliran, maka secara diagram blok dapat digambarkan seperti yang terdapat pada

Gambar 3.13. Gflow memiliki lima masukan (ub2, ub1, ua2, ua1, u), lima keluaran

(yb2, yb1, ya2, ya1, y) dan memiliki dua state (x1, x2).

Gambar.3.13. Diagram Blok Input / Output dari Plant Laju Aliran

Page 52: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

40

Persamaan state space yang merepresentasikan plant Gflow adalah

⎥⎥⎥

⎢⎢⎢

⎡=

22212

12111

21

DDCDDCBBA

G flow ...................................................................................(3.9)

di mana

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

=21

10aa

A

⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−−

=121

21 0

000

aab

b

pppp

B ; ⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡=

1

22 b

bB ;

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

=

00

0000

1

21

aa

C ; [ ]012 =C ; 4411 0 ×=D ; ⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

=

001

2

12bb

D ; 4121 0 ×=D ; 022 =D .

Diagram Bode untuk plant laju aliran dengan variasi parameter

1 ≤ ≤ 1212 ,, , 1- aabb δδδδ diperlihatkan pada Gambar 3.14. Garis merah

menunjukkan respon plant nominal dan garis biru merupakan respon plant dengan

variasi parameter yang mungkin.

Gambar.3.14. Diagram Bode Plant Laju Aliran dengan Ketidakpastian Parameter

Page 53: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

41

3.2.3 Spesifikasi Disain Sistem Closed-loop Sasaran disain dalam penelitian ini adalah memperoleh suatu sistem

kaskade yang linier serta memperoleh keluaran kontroler umpan balik

)()()( sysGsu C= , yang menjamin beberapa kondisi sistem closed-loop berikut

ini.

3.2.3.1 Stabilitas dan Performansi Nominal

Kontroler yang dirancang harus mampu menempatkan sistem closed-loop

pada keadaan stabil secara internal. Spesifikasi performansi pada sistem closed-

loop harus memenuhi untuk model plant nominal Gpres dan Gflow. Pada penelitian

ini, kriteria performansi untuk sistem closed-loop dikatakan sebagai disain S pada

KS yang dinyatakan dengan

1)(

)(

1<⎥

⎤⎢⎣

∞presup

prespp

GSKWGSW

dan 1)(

)(

2<⎥

⎤⎢⎣

∞flowuf

flowpf

GSKWGSW

......................................(3.10)

di mana 11 )()( −+= GcGIGS prespres dan 1

2 )()( −+= GcGIGS flowflow adalah

keluaran fungsi sensitivitas dari masing-masing plant nominal. Wpp dan Wup

adalah fungsi pembobot untuk plant tekanan, yang dipilih untuk melihat

karakteristik frekuensi saat plant diberi gangguan dan tingkat kebutuhan

performansi. Gambaran dari pertidak-samaan norm di atas mengindikasikan

bahwa sistem closed-loop dapat mereduksi pengaruh gangguan pada level yang

dapat diterima, dan memenuhi spesifikasi performansi yang diinginkan.

3.2.3.2 Kekokohan Stabilitas

Sistem closed-loop dapat memenuhi kekokohan stabilitas jika sistem

closed-loop adalah stabil secara internal untuk semua kemungkinan model plant

dari ),( ppresU GFG Δ= dan ),( fflowU GFG Δ= . Dengan kata lain, sistem harus

tetap stabil terhadap semua variasi parameter pada batas 78,186,0 ≤≤ k ;

4630 ≤≤ τ ; 8,622,61 2 ≤≤ b ; 38,298,1 1 ≤≤ b ; 8466 2 ≤≤ a ; dan 3,47,2 1 ≤≤ a .

Page 54: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

42

Kekokohan stabilitas sistem closed-loop untuk semua ),( Δ= presU GFG

dan ),( Δ= flowU GFG , harus memenuhi kriteria performansi

1)(

)(1

1

11 <

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

++

GcGIKWGcGIW

presup

prespp dan 1)(

)(1

2

12 <

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

++

GcGIKWGcGIW

flowuf

flowpf ...........(3.11)

dengan Wpp dan Wpf adalah fungsi pembobot performansi untuk masing-masing

plant tekanan dan plant laju aliran. Wup dan Wuf adalah fungsi pembobot kontrol

untuk masing-masing plant tekanan dan plant laju aliran.

3.2.3.3 Kekokohan Performansi

Kekokohan performansi sangat ditentukan oleh fungsi pembobot yang

dipilih, yaitu harus memenuhi kriteria performansi yang terdapat pada Persamaan

3.11. Diagram blok sistem closed-loop dengan fungsi pembobot dan model

ketidakpastian diperlihatkan pada Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Struktur Sistem Closed-loop

Blok dengan garis putus-putus pada Gambar 3.15 adalah fungsi alih

matrik G. Di dalam blok tersebut terdapat model nominal Gpres dan matrik

ketidakpastian ∆. Matrik ketidakpastian ∆ diasumsikan stabil, walaupun tidak

diketahui namun memenuhi kondisi norm 1<Δ∞

. Variabel d merupakan

gangguan pada keluaran sistem, yang memiliki hubungan seperti Persamaan 3.12.

Page 55: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

43

dGGIKW

GGIWee

Cup

Cpp

up

pp

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

++

=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡−

1

1

)()(

......................................................................(3.12)

Kriteria performansi yang merupakan fungsi alih dari d ke epp dan eup

harus kecil dalam ukuran ∞

⋅ , untuk setiap matrik alih ketidakpastian ∆ yang

mungkin. Fungsi pembobot Wpp dan Wup digunakan untuk merefleksikan

performansi yang diinginkan pada setiap range frekuensi yang berbeda. Fungsi

pembobot Wpp dan Wup dipilih berdasarkan karakteristik open-loop plant dalam

domain frekuensi (diagram Bode).

Dalam penelitian ini fungsi pembobot performansi merupakan fungsi

skalar, sehingga untuk plant tekanan Wpp(s) = wpp(s) dipilih:

01,04,118,1296,0)( 2

2

++++

=ssssswpp

yang menjamin performansi yang baik. Fungsi pembobot kontrol plant tekanan

wup dipilih 1.0=upw untuk mencegah sinyal kontrol yang terlalu besar.

Supaya performansi yang diinginkan mampu mereduksi gangguan, maka

harus memenuhi 1)( 1 <+∞

−Cpp GGIW . Karena Wpp merupakan fungsi skalar,

maka Singular Value dari fungsi sensitivitas 1)( −+ CGGI di setiap range

frekuensi harus berada di bawah daerah ppw1 . Dengan kata lain

ppw1 diambil sebagai

upper bound. Hal ini mengindikasikan 1)( 1 <+∞

−Cpp GGIW jika dan hanya jika

untuk semua frekuensi [ ] )()()( 11 ωωσ jjGGIpwC <+ − .

Persamaan 3.11 dan 3.12 juga berlaku sama untuk plant laju aliran,

sehingga untuk plant laju aliran Wpf(s) = wpf(s) dipilih:

92

2

1012231,0)( −++

++=

ssssswpf

yang menjamin performansi sistem closed-loop yang didisain memenuhi syarat

yang terdapat pada Persamaan 3.11. Fungsi pembobot kontrol plant laju aliran wuf

dipilih 01.0=ufw . Pengujian untuk masing-masing fungsi pembobot yang dipilih

dibahas pada Bab 4.

Page 56: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

44

3.2.4 Parameter Kontroler

Perhitungan disain kontroler diselesaikan menggunakan bantuan software Matlab dengan mendefinisikan seluruh model dan interkoneksi sistem yang telah dibuat pada Sub-bab 3.2.2.

Pemodelan sistem dalam bentuk state space didefinisikan dalam Matlab, sehingga diperoleh matrik sistem keseluruhan sama dengan Persamaan 3.8 dan 3.9. Kode Matlab untuk mendefinisikan model ini terdapat pada Lampiran A, dengan nama file a01_mod_flow.m dan a01_mod_pres.m. Selanjutnya adalah mendifinisikan fungsi pembobot menjadi bentuk matrik, kode Matlab disimpan dengan nama file a04_wts_flow.m dan a04_wts_pres.m. Sebelum menghitung parameter kontrol, maka struktur sistem closed-loop yang terdapat pada Gambar 3.15 juga didefinisikan dalam Matlab seperti yang terdapat pada Lampiran A dengan nama file a05_sim_flow.m dan a05_sim_pres.m.

Parameter kontroler untuk masing-masing loop diperoleh dengan fasilitas yang terdapat pada mu-toolbox Matlab. Hasil yang diperoleh untuk kontroler sekunder dalam bentuk matrik state space:

⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−−−−

−−−

=⎥⎦

⎤⎢⎣

0000000074,6348,13982,1874741,2024169,01000024169,000000015,20885,2890599,198604,0405455,25701,5901,10099,75

KfKf

KfKf

DCBA

Dalam bentuk fungsi alih, kontroler untuk inner loop dapat dinyatakan dengan

007-1,785e 90,34s 165,5s 77,16ss114,6 2590s s1407s 18,3

234

23

+++++++

=flowGc

Hasil yang diperoleh untuk kontroler primer dalam bentuk matrik state space:

⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢

−−−

−−−

=⎥⎦

⎤⎢⎣

00000004179,02842,35119,706398,3399,110136,0004634,00136,00009,003001679,01319,03280,0

KpKp

KpKp

DCBA

Dalam bentuk fungsi alih, kontroler untuk outer loop dapat dinyatakan dengan

0,00328 3,75s s73,11s 0,4608 17,51s 0,0006262s

23

2

+++++

=presGc

Page 57: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

45

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan metodologi dan proses komputasi yang telah dilakukan pada

Bab 3, maka berikutnya adalah menganalisa hasil disain dan dilanjutkan dengan

implementasi pada sistem yang sesungguhnya (actual plant). Secara keseluhan,

diagram blok sistem pengendalian kaskade untuk pressure control trainer

diperlihatkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Diagram Blok Sistem Pengendalian Proses Tekanan dengan Kontroler Kaskade

Dengan hasil disain kontroler yang telah diperoleh, maka fungsi alih dari

kontroler primer (Gcpres) dan sekunder (Gcflow) seperti yang terdapat pada Gambar

4.1. adalah sebagai berikut :

Kontroler primer Gcpres (s) untuk plant primer Gpres(s) :

0,00328 3,75s s73,11s 0,4608 17,51s 0,0006262s

23

2

+++++

=presGc

Kontroler sekunder Gcflow (s) untuk plant sekunder Gflow(s) :

007-1,785e 90,34s 165,5s 77,16ss114,6 2590s s1407s 18,3

234

23

+++++++

=flowGc

Page 58: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

46

4.1 Pengujian Respon Sistem Open-loop dengan Masukan Step

Model matematis yang diperoleh melalui hasil identifikasi, digunakan

untuk menganalisa perilaku sistem open-loop (tanpa kontroler). Untuk melihat

respon plant dalam domain waktu, maka masing-masing model plant diberi sinyal

uji step 2,5.

(a) (b)

Gambar 4.2. Diagram Simulink Open-loop dengan Masukan Step (a) plant tekanan (b) plant laju aliran

Respon open-loop masing-masing model untuk setiap perubahan beban

diperlihatkan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. Dari respon open-loop tersebut

terlihat bahwa untuk masing-masing keluaran model plant terdapat perbedaan

respon yang signifikan, oleh karena itu diperlukan kontroler yang mampu menjaga

kestabilan dan performansi sistem pada setiap variasi beban.

Respon plant tekanan terhadap masukan step 2,5 dalam domain waktu

yang terdapat pada Gambar 4.3, memberikan informasi bahwa tanpa kontroler

keluaran plant melebihi referensi saat beban normal dan beban berkurang. Dengan

demikian diperlukan kontroler yang memiliki redaman pada respon transiennya.

Dari respon domain frekuensi yang diperlihatkan Gambar 4.4 diketahui

bahwa pada plant tekanan terjadi variasi parameter yang sangat dominan pada

daerah frekuensi rendah yaitu dibawah 0,02 rad/s. Oleh karena itu kontroler yang

didisain harus memiliki kekokohan stabilitas dan kekokohan performansi

disekitar frekuensi tersebut.

Page 59: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

47

Gambar 4.3. Respon Tekanan dengan Masukan Step 2,5

Gambar 4.4. Respon Tekanan dengan Diagram Bode

Respon laju aliran berlawanan dengan respon tekanan, realitas tersebut

dapat dilihat pada pengujian plant laju aliran dalam domain waktu dan domain

frekuensi yang diperlihatkan pada Gambar 4.5 dan Gambar 4.6. Pada plant

tekanan, respon turun ketika beban bertambah dan naik apabila beban berkurang.

Sebaliknya, untuk plant laju aliran respon turun apabila beban bertambah dan naik

ketika beban berkurang.

Page 60: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

48

Gambar 4.5. Respon Laju Aliran dengan Masukan Step 2,5

Gambar 4.6. Respon Laju Aliran Dengan Diagram Bode

Respon laju aliran yang diperlihatkan Gambar 4.6 memiliki variasi

parameter plant pada daerah frekuensi rendah yang lebih lebar, yaitu dari

frekuensi 0,001 rad/s sampai frekuensi 30 rad/s.

Page 61: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

49

4.2 Pengujian Fungsi Pembobot

Hasil pengujian sistem open-loop yang telah dibahas pada Sub-bab 4.1,

menjadi acuan untuk menentukan fungsi pembobot yang menjadi spesifikasi

disain yang diinginkan.

Grafik nilai singular pfw1 dari fungsi pembobot yang telah dipilih untuk

inner loop sebagaimana pada Sub-bab 3.2.3 diperlihatkan pada Gambar 4.7.

Fungsi pembobot performansi yang dipilih untuk inner loop menunjukkan bahwa

pada frekuensi rendah, sistem closed-loop dapat meredam gangguan yang terdapat

pada keluaran sistem. Redaman pada gangguan mencapai 0,003. Keadaan

performansi ini terus menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi. Pada

Gambar 4.7 terlihat bahwa dari frekuensi 0,3 rad/s gangguan tidak diredam lagi.

Oleh karena itu respon domain waktu inner loop yang terdapat pada Gambar 4.10,

terlihat bahwa pengaruh gangguan pada keluaran sistem tidak diredam

sepenuhnya sampai beberapa saat berikutnya.

Gambar 4.7. Hasil Plot Singular Value dari 1/wpf

Untuk outer loop, grafik nilai singular ppw1 dari fungsi pembobot yang

telah dipilih sebagaimana pada Sub-bab 3.2.3 diperlihatkan pada Gambar 4.8. Fungsi pembobot performansi yang dipilih untuk outer loop menunjukkan bahwa

Page 62: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

50

pada frekuensi rendah, sistem closed-loop dapat meredam gangguan yang terdapat pada keluaran sistem. Redaman pada gangguan mencapai 0,01. Keadaan performansi ini terus menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi. Pada Gambar 4.7 terlihat bahwa dari frekuensi 0,15 rad/s gangguan tidak lagi diredam. Oleh karena itu, respon damain waktu outer loop seperti yang terdapat pada Gambar 4.13, menunjukkan bahwa masih terdapat pengaruh gangguan pada keluaran sistem yang dikendalikan.

Gambar 4.8. Hasil Plot Singular Value dari 1/wpp

4.3 Pengujian Respon Closed-loop

Bila ditinjau kembali hubungan fungsi pembobot performansi dengan fungsi sensitivitas closed-loop yang terdapat pada pembahasan sebelumnya

1)(

)(

1<⎥

⎤⎢⎣

∞presup

prespp

GSGcWGSW

dan 1)(

)(

2<⎥

⎤⎢⎣

∞flowuf

flowpf

GSGcWGSW

.....................................(4.1)

dengan 11 )()( −+= GcGIGS prespres dan 1

2 )()( −+= GcGIGS flowflow . Dalam

persamaan yang lain dapat juga dituliskan:

ωω

ω ∀< ,)(

1)(jw

jSP

.....................................................................................(4.2)

1,1 <⇔∀<∞

SwSw PP ω ...........................................................................(4.3)

Page 63: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

51

Hal ini berarti bahwa magnitudo sensitivitas sistem (S) untuk setiap frekuensi, harus berada dibawah nilai invers fungsi pembobot performansi (1/wp).

4.3.1 Pengujian Inner Loop

Pada inner loop terdapat kontroler sekunder Gcflow, pada Gambar 4.9

terlihat bahwa fungsi sensitivitas closed-loop mengikuti dan tidak melebihi pfw1

untuk setiap frekuensi. Berdasarkan persyaratan yang terdapat pada Persamaan

4.2, dapat dikatakan bahwa respon inner loop memenuhi kriteria performansi

disain. Jika dihitung, diketahui ||wpfS||∞ = 0,7531 < 1, berarti syarat robust

stability juga terpenuhi.

Pengujian inner loop dalam domain waktu dilakukan dengan Simulink

Matlab. Respon inner loop dalam domain waktu diperlihatkan pada Gambar 4.10.

Respon inner loop dengan kontroler sekunder dapat mencapai nilai setpoint

kurang dari 10 detik, dengan kesalahan keadaan mantap (ess) mendekati nol. Pada

detik ke-40 terjadi penambahan beban dan pada detik ke-60 terjadi pengurangan

beban. Terlihat pada masing-masing perubahan beban, respon keluaran inner loop

terganggu sebesar 12 persen dari nilai keadaan mantap.

Gambar 4.9. Fungsi Sensitivitas Inner Loop dengan 1/|wpf|

Page 64: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

52

Gambar 4.10. Respon Inner Loop dengan Gcflow

4.3.2 Pengujian Outer Loop

Respon keluaran sistem outer loop dikendalikan dengan kontroler primer

Gcpres , yang mengendalikan besaran tekanan agar selalu sesuai dengan nilai yang

diinginkan. Pengujian outer loop dalam domain frekuensi diperlihatkan pada

Gambar 4.11. Dari gambar respon frekuensi tersebut terlihat bahwa fungsi

sensitivitas S outer loop dapat mengikuti spesifikasi disain, dan tidak melebihi

batas atas ||/1 pfw untuk setiap frekuensi ω. Dengan demikian, hasil disain

kontroler primer untuk outer loop sudah dapat dikatakan memenuhi kriteria

performansi yang diinginkan.

Dari hasil pengujian, outer loop juga memiliki nilai syarat robust stability

yang memenuhi yaitu ||wppS||∞ = 0,9854 < 1.

Respon closed-loop untuk plant tekanan dalam domain waktu, dengan

perubahan beban pada detik ke-664 (beban bertambah) dan detik ke-996 (beban

berkurang) diperlihatkan pada Gambar 4.13.

Page 65: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

53

Gambar 4.11. Fungsi Sensitivitas Outer Loop dengan 1/|wpp|

Gambar 4.12. Respon Outer Loop dengan Gcpres

Respon sistem domain waktu untuk pengendalian tekanan secara

keseluruhan diperagakan pada Gambar 4.13. Respon sistem keseluruhan yang

terdapat pada Gambar 4.13 mendekati respon outer loop yang terdapat pada

Gambar 4.12. Hal tersebut menandakan bahwa asumsi disain kaskade dengan

pendekatan metoda klasik dapat dibuktikan.

Page 66: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

54

Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem tetap stabil untuk setiap

perubahan parameter yang ada. Hal ini menandakan bahwa sistem yang didisain

memenuhi kriteria robust stability. Di samping itu sistem yang didisain juga

memenuhi kriteria robust performance, yang ditandai dengan kemampuan sistem

kembali ke nilai setpoint setelah terjadi perubahan parameter akibat perubahan

beban.

Di sisi lain, sistem yang didisain masih memiliki sensitivitas yang cukup

besar, sehingga pengaruh gangguan masih dominan pada keluaran sistem. Untuk

inner loop, hasil simulasi menunjukkan pengaruh gangguan sebesar 12 persen dari

keluaran keadaan mantap. Untuk outer loop dan sistem keseluruhan, hasil

simulasi menunjukkan pengaruh gangguan sebesar 36 persen dari keluaran

keadaan mantap.

Gambar 4.13. Respon Sistem dengan Kontroler Kaskade

4.5. Implementasi Kontroler

Kontroler yang didisain diimplementasikan dengan menggunakan PC.

Untuk dapat diimplementasikan pada PC terlebih dulu fungsi alih kontroler

ditransformasikan dalam bentuk diskrit, kemudian ditransformasikan menjadi

bentuk persamaan beda.

Page 67: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

55

• Kontroler primer

Fungsi alih kontroler primer dinyatakan dalam persamaan diskrit dengan

time sampling 1,66 sec:

009-3,495e z 0,5793 + z 1,579 - z

0,08013 - z 1,761 - z 1,927)( 23

2

−=zK pres

Dengan persamaan beda, kontroler primer dinyatakan dengan:

X(z) 08013,0X(z) z761,1X(z) z927,1009Y(z)-3,495e Y(z) 5795,0Y(z) 1,579z-Y(z) z

2

23

−−=

−+

X(z) z08013,0X(z) z761,1X(z) 927,1Y(z) 009z-3,495e Y(z) z 5795,0Y(z) 1,579z-Y(z)

3-2-1

-3-2-1

−−=

−+−z

3)-X(k 0,080132)-X(k 761,11)-X(k 927,13)-Y(k 009-3,495e 2)-Y(k 5795,01)-Y(k 579,1Y(k)

−−++−=

• Kontroler sekunder

Fungsi alih kontroler sekunder dinyatakan dalam persamaan diskrit dengan

time sampling 0,18 sec:

007-9,293e + z 0,674 - 6z 2,31 + z 2,642 - z005-6,472e z 2,276 + z 5,466 - z 3,198)( 234

23 +=zK flow

Dengan persamaan beda, kontroler sekunder dinyatakan dengan:

X(z) 005472,6 X(z) z276,2X(z) 5,466z-X(z) z198,3Y(z)007-e293,9Y(z) 0,674zY(z) z316,2Y(z) 2,642z -Y(z) z

23

234

−++=

+−+

e

X(z) 005472,6 X(z) z27,2X(z) 5,466z-X(z) z198,3Y(z)007293,9Y(z) 0,674zY(z) z316,2Y(z) 2,642z -Y(z)

43-2-1-

4-3-2-1

−++=

−+−+

zeze

4)-005X(k-6,472e 3)-X(k 27,22)-X(k 5,466-1)-X(k 198,34)-Y(k007293,93)-0,674Y(k2)-Y(k316,21)-Y(k 2,642 Y(k)

+++−−+−= e

Masing-masing kontroler diimplementasikan menggunakan PC (Personal

Computer). PC melakukan perhitungan sinyal kontrol berdasarkan tegangan input

dari masing-masing sensor. Sensor tekanan (pressure) untuk kontroler primer dan

sensor laju aliran (flowrate) untuk kontroler sekunder.

Page 68: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

56

Dalam implementasinya kontroler merupakan suatu persamaan beda yang

terdiri atas beberapa suku. Algoritma kontroler terdiri atas operasi aritmatika dasar

(perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan), sehingga dapat

diimplementasikan menggunakan PC. Adapun flowchart dari kontroler kaskade

yang diimplementasikan tersebut diperlihatkan pada Gambar 4.14.

Gambar 4.14. Flowchart Implementasi Kaskade Kontroler

Page 69: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

57

Pengujian implementasi dilakukan terhadap beberapa variasi perubahan

beban, yaitu dari normal ke bertambah kembali ke normal (NTN), dari normal ke

berkurang kembali ke normal (NKN) serta dari normal ke bertambah langsung ke

berkurang (NTK). Respon hasil pengujian implementasi diperlihatkan pada

Gambar 4.15 sampai Gambar 4.20.

Gambar 4.15. Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NTN

Gambar 4.16. Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NKN

Page 70: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

58

Gambar 4.17. Perbandingan Respon Plant dengan Variasi Beban NTK

Perbandingan performansi respon plant terhadap masing-masing perubahan

beban yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Secara umum dapat dinyatakan

bahwa diperoleh peningkatan performansi yang siknifikan untuk sistem closed-

loop.

Tabel 4.1. Performansi Sistem Terhadap Perubahan Beban

PERFORMANSI

Open-loop Closed-loop KONDISI BEBAN

tr (s) ts (s) ess (%) tr (s) ts(s) ess (%) MP (%)N 100 150 10 25 100 4 30

N ke T 50 100 40 10 75 2 16 NTN T ke N 100 150 10 15 50 4 4

N 100 150 10 25 100 6 30 N ke K 125 200 60 15 75 6 6 NKN K ke N 100 150 10 15 50 4 10

N 100 150 10 25 100 6 36 N ke T 50 100 40 15 40 2 14 NTK T ke K 125 200 60 15 60 4 16

Page 71: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

59

Gambar 4.18. Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NTN

Gambar 4.19. Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NKN

Gambar 4.20. Respon Inner Loop terhadap Variasi Beban NTK

Page 72: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

60

Pada kajian teori telah dibahas bahwa karakteristik dasar dari kontrol

kaskade adalah konfigurasi dari dua kontroler, di mana output kontroler yang

pertama merupakan setpoint untuk kontroler berikutnya. Gambar 4.18 sampai

Gambar 4.20, merupakan data pengukuran hasil implementasi yang menunjukkan

respon inner loop (PV2) dengan keluaran kontroler primer (CV1) sebagai

setpoint.

Dari pengujian secara implementasi diketahui pula bahwa kontroler

sekunder mampu mencapai setpoint (CV1) untuk setiap perubahan parameter

plant yang terjadi saat adanya perubahan beban.

Page 73: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

61

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari tahap demi tahap penelitian yang telah dilaksanakan, dapat

diperoleh beberapa kesimpulan serta saran.

5.1 Kesimpulan Secara umum dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan sudah

mencapai tujuan. Secara khusus kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Rangkaian interface yang dirancang dapat berfungsi dengan baik, sehingga tujuan identifikasi dan pengendalian dapat dicapai sesuai kriteria disain.

5. Model matematik yang diperoleh dari identifikasi dapat mewakili karakteristik plant yang sesungguhnya, sehingga hasil disain dapat diimplementasikan dengan baik.

6. Hasil disain closed-loop dengan kaskade kontrol dalam penelitian ini, telah memenuhi syarat robust stability dan syarat robust performance berdasarkan small gain theorem, sehingga kestabilan dan performansi sistem dapat dipertahankan saat terjadi perubahan parameter plant.

7. Pendekatan metoda klasik dapat digunakan untuk disain kaskade kontroler robust, sehingga penyelesaian dapat menggunakan perhitungan sistem SISO (single input single output)

8. Pengujian implementasi menunjukkan hasil yang baik, sehingga performance robustness dan stability robustness dapat dipertahankan saat terjadi perubahan parameter plant.

5.2 Saran

Penyelesaian persoalan matematik dalam penelitian ini menggunakan pendekatan SISO untuk masing-masing loop yang dikaskadekan, sehingga masing-masing loop diselesaikan terpisah. Penelitian berikutnya dapat menggunakan pendekatan multivariable dengan penyelesaian sistem MIMO (multi input multi output).

Page 74: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

62

DAFTAR PUSTAKA

Dorf, Richard C., (2001), Modern Control System-9th ed, Prentice-Hall, New

Jersey. Feedback instrument Ltd, (2003), PROCON Pressure Control Trainer 38-714

Instruction Manual, Feedback instrument Ltd., UK Green, M., David L.,(1995), Linier Robust Control, Prentice-Hall, New Jersey Grimble, Michael J., (1994), Robust Industrial Control: optimal design approach

for polynomial systems, Prentice-Hall, New Jersey Gu, D-W., (2005) Robust Control Design With Matlab, Springer-Verlag

London.Ltd, Germany Johnson, Curtis D.,(2003), Process Control Instrumentation Technology-7th ed,

Prentice-Hall, New Jersey Landu, Ioan Dore, (1990), System Identification and Control Design Using P.I.M

+ Software, Prentice Hall Inc. Liaw, Chang M., (1993), Design & Implementation Controler for High

Performance Induction Motor Drive, IEEE Transaction System, Man and Cybernetics, Vol 140 no. 4

Luyben, William L., (1997), Essentials Process Control, McGraw-Hill, Singapore Maffezzoni, Claudio, Nicola Schiavoni, dan Glanni Ferretti, (1990), Robust

Design of Cascade Control, IEEE Control Systems Magazine Manurung, (_____), Catatan Kuliah Pengendalian Proses, ITB, Bandung Martin, Thomas E., (2000), Process Control: Designing Process and system for

dynamic performance, 2nd edition, McGraw-Hill, Singapore. Ogata, Katsuhito, (1997), Modern Control Engineering, Prentice-Hall, New

Jersey. Ogunneike, Babatunde A., (1994), Process Dynamic Modelling and Control,

Oxford University press, New York. Oliveira, Vilma A., dkk, (2006) Robust Controller Enhanced With Design and

Imlementation Processes, IEEE Transactiion Education Vol.49 No.3 August Peter, Karsten, dkk., (2006), Robust Cascade Control for Servo H-Optima1 by a

Drive Applications Solved Genetic Algorithm, IEEE Control Systems Magazine

Shinskey, F.G., (1979), Process Control Systems-2nd ed, McGraw-Hill, New York Skogestad, Sigurd, (1996), Multivariable Feedback Control: Analysis and Design,

Jhon Willey&Son, New York Subiantoro, Aries, (2006), “Disain dan Implementasi Pengendali GPC Swa-tala

Pada Sistem Pressure Process Rig”, Proceedings of International Electronics Seminar, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS

Tsui, Chia-chi, (2004), Robust Control System Design, Marcel Dekker. Inc, New York

Zhuang, M dan Atherton, D.P., (1994), Optimum Cascade PID Controller Design For SISO System, IEEE Conference Publication No.389 21-24 March

Page 75: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

A

% nama file : a01_mod_flow.m % matrik model state space sistem dengan uncertainty %================================================================= b2 = 62; b1 = 2.18; a2 = 75; a1 = 3.4; pb2 = 0.013; pb1 = 0.092; pa2 = 0.120; pa1 = 0.206; A = [ 0 1 -a1 -a2]; B1 = [ pb2 0 0 0 0 pb1 -pa2 -pa1]; B2 = [ b2 b1]; C1 = [ 0 0 0 0 0 a2 a1 0 ]; C2 = [1 0]; D11= [ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 ]; D12= [ b2 b1 0 0 ]; D21= [0 0 0 0]; D22= 0; Gflow = pck(A,[B1,B2],[C1;C2],[D11 D12;D21 D22]);

% nama file : a02_sys_flow.m % model diagram state space sistem dengan uncertainty %================================================================= b2 = 62; b1 = 2.18; a2 = 75; a1 = 3.4; pb2 = 0.013; pb1 = 0.092; pa2 = 0.120; pa1 = 0.206; mat_b2 = [0 b2; pb2 b2]; mat_b1 = [0 b1; pb1 b1]; mat_a2 = [0 a2; pa2 a2]; mat_a1 = [0 a1; pa1 a1]; int1 = nd2sys([1],[1 0]); int2 = nd2sys([1],[1 0]); systemnames = 'mat_b2 mat_b1 mat_a2 mat_a1 int1 int2'; sysoutname = 'Gflow'; inputvar = '[ub2;ub1;ua2;ua1;u]'; input_to_mat_b2 = '[u;ub2]'; input_to_mat_b1 = '[u;ub1]'; input_to_mat_a2 = '[ua2;int1]'; input_to_mat_a1 = '[ua1;int2]'; input_to_int1 = '[mat_b1(2)-mat_a2(2)-mat_a1(2)]'; input_to_int2 = '[int1+mat_b2(2)]'; outputvar='[mat_b2(1); mat_b1(1); mat_a2(1); mat_a1(1); int2]'; sysic;

A-1

Page 76: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

% nama file : a03_sys_flow.m % Frequency responses of the perturbed plants %================================================================= a02_sys_flow omega = logspace(-3,1,100); [delta1,delta2,delta3,delta4] = ndgrid([-1 0 1],[-1 0 1],[-1 0 1],[-1 0 1]); for j=1:81 delta = diag([delta1(j),delta2(j),delta3(j),delta4(j)]); olp = starp(delta,Gflow); olp_ic = sel(olp,1,1); olp_g = frsp(olp_ic,omega); figure(1) vplot('bode',olp_g,'b-') subplot(2,1,1) hold on subplot(2,1,2) hold on end figure(1) subplot(2,1,1) olp_ic = sel(Gflow,5,5); olp_g = frsp(olp_ic,omega); vplot('bode',olp_g,'r--') subplot(2,1,1) title('BODE PLOTS OF PERTURBED FLOWRATE PLANTS') hold off subplot(2,1,2) hold off % nama file : a04_wts_flow.m % mendefinisikan fungsi pembobot Wpf dan Wuf %================================================================= nuWp = [2 2 1]; dnWp = [1 1 0.000000001]; gainWp =0.31; Wp = nd2sys(nuWp,dnWp,gainWp); nuWu = 1; dnWu = 1; gainWu = 10^(-2); Wu = nd2sys(nuWu,dnWu,gainWu); omega = logspace(-3,1,100); Wp_g = frsp(Wp,omega); Wpi_g= minv(Wp_g); figure(2) vplot('liv,lm',Wpi_g) title('Inverse of Performance Weighting Function Flowrate Plant') xlabel('Frequency (rad/sec)') ylabel('Magnitude')

A-2

Page 77: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

% nama file : a05_olp_flow.m %================================================================= % membuat variabel sys_ic systemnames = ' Gflow Wp Wu '; inputvar = '[ pert{4}; dist; control ]'; outputvar='[ Gflow(1:4); Wp; -Wu; -Gflow(5)-dist ]'; input_to_Gflow = '[ pert; control ]'; input_to_Wp = '[ Gflow(5)+dist ]'; input_to_Wu = '[ control ]'; sysoutname = 'sys_ic'; cleanupsysic = 'yes'; sysic % analisa sistem open-loop minfo(sys_ic) spoles(sys_ic) spoles(Wp) % nama file : a06_sim_flow.m % membuat variabel sim_ic untu Gflow %================================================================= systemnames = ' Gflow '; inputvar = '[ pert{4}; ref; dist; control ]'; outputvar = '[ Gflow(1:4); Gflow(5)+dist; ref-Gflow(5)-dist ]'; input_to_Gflow = '[ pert; control ]'; sysoutname = 'sim_ic'; cleanupsysic = 'yes'; sysic % nama file : a07_hin_flow.m % membuat variabel sim_ic untuk Gflow %================================================================= nmeas = 1; ncon = 1; gmin = 0.1; gmax = 77; tol = 0.001; hin_ic = sel(sys_ic,5:7,5:6); [K_flow,clp] = hinfsyn(hin_ic,nmeas,ncon,gmin,gmax,tol); hinfnorm(clp) minfo(K_flow) spoles(K_flow) omega=logspace(-10,10,100); clp_g=frsp(clp,omega); figure(3) vplot('liv,lm',vsvd(clp_g)) title('Singular Value Plot of clp') xlabel('Frequency (rad/sec)') ylabel('Magnitude') [Ac,Bc,Cc,Dc]=unpck(K_flow); [Num_K,Den_K]=ss2tf(Ac,Bc,Cc,Dc); Kontroler_TF=tf(Num_K,Den_K)

A-3

Page 78: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

% nama file : a01_mod_pres.m % matrik model state space sistem dengan uncertainty %================================================================= k = 1.27; tou = 38; pk = 0.323; ptou= 0.210; A = - 1/tou; B1 = [-ptou pk/tou]; B2 = k/tou; C1 = [- 1/tou 0 ]; C2 = 1; D11= [-ptou pk/tou 0 0 ]; D12= [k/tou k ]; D21= [0 0]; D22= 0; Gpres = pck(A,[B1,B2],[C1;C2],[D11 D12;D21 D22]); % nama file : a02_sys_pres.m % model diagram state space sistem dengan uncertainty %================================================================= k_nom = 1.27; tou_nom = 38; p_k = 0.323; p_tou = 0.210; mat_toui = [-p_tou 1/tou_nom; -p_tou 1/tou_nom]; mat_k = [0 k_nom; p_k k_nom]; int = nd2sys([1],[1 0]); systemnames = 'mat_toui mat_k int'; sysoutname = 'Gpres'; inputvar = '[utou; uk; u]'; input_to_mat_toui = '[utou; mat_k(2)-int]'; input_to_mat_k = '[uk; u]'; input_to_int = '[mat_toui(2)]'; outputvar='[mat_toui(1); mat_k(1); int]'; sysic; % nama file : a03_pfr_pres.m % Frequency responses of the perturbed plants %================================================================= a01_mod_pres omega = logspace(-3,1,100); [delta1,delta2] = ndgrid([-1 0 1],[-1 0 1]); for j=1:9 delta = diag([delta1(j),delta2(j)]); olp = starp(delta,Gpres); olp_ic = sel(olp,1,1); olp_g = frsp(olp_ic,omega); figure(2) vplot('bode',olp_g,'c-') subplot(2,1,1)

hold on subplot(2,1,2) hold on end

A-4

Page 79: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

subplot(2,1,1) olp_ic = sel(Gpres,3,3); olp_g = frsp(olp_ic,omega); vplot('bode',olp_g,'r--') subplot(2,1,1) title('BODE PLOTS OF PERTURBED PRESSURE PLANTS') hold off subplot(2,1,2) hold off % nama file : a04_wts_pres.m % mendefinisikan fungsi pembobot Wpp dan Wup %================================================================= nuWp = [1 2 1.8]; dnWp = [1 11.4 0.01]; gainWp = 0.96; Wp = nd2sys(nuWp,dnWp,gainWp); nuWu = 1; dnWu = 1; gainWu = 0.1; Wu = nd2sys(nuWu,dnWu,gainWu); omega = logspace(-8,4,100); Wp_g = frsp(Wp,omega); Wpi_g= minv(Wp_g); figure(5) vplot('liv,lm',Wpi_g) title('Inverse of Performance Weighting Function Pressure Plant') xlabel('Frequency (rad/sec)') ylabel('Magnitude') % nama file : a05_olp_pres.m %================================================================= % membuat variabel sys_ic untuk Gpres systemnames = ' Gpres Wp Wu '; inputvar = '[ pert{2}; dist; control ]'; outputvar='[ Gpres(1:3); Wp; -Wu; -Gpres(3)-dist ]'; input_to_Gpres = '[ pert; control ]'; input_to_Wp = '[ Gpres(3)+dist ]'; input_to_Wu = '[ control ]'; sysoutname = 'sys_ic'; cleanupsysic = 'yes'; sysic % analisa sistem Gpres openloop minfo(sys_ic) spoles(sys_ic) spoles(Wp) % nama file : a06_sim_pres.m % membuat variabel sim_ic untuk Gpres %================================================================= systemnames = ' Gpres '; inputvar = '[ pert{2}; ref; dist; control ]'; outputvar = '[ Gpres(1:3); Gpres(3)+dist; ref-Gpres(3)-dist ]'; input_to_Gpres = '[ pert; control ]'; sysoutname = 'sim_ic'; cleanupsysic = 'yes'; sysic

A-5

Page 80: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran A

% nama file : a07_hin_pres.m % membuat variabel sim_ic %================================================================= nmeas = 1; ncon = 1; gmin = 0.1; gmax = 3; tol = 0.001; hin_ic = sel(sys_ic,3:6,3:4); [K_pres,clp] = hinfsyn(hin_ic,nmeas,ncon,gmin,gmax,tol); hinfnorm(clp) minfo(K_pres) spoles(K_pres) omega=logspace(-10,10,100); clp_g=frsp(clp,omega); figure(6) vplot('liv,lm',vsvd(clp_g)) title('Singular Value Plot of clp') xlabel('Frequency (rad/sec)') ylabel('Magnitude') [Ak_P,Bk_P,Ck_P,Dk_P] = unpck(K_pres); [NumK_pres,DenK_pres] = ss2tf(Ak_P,Bk_P,Ck_P,Dk_P); Ktrl_Primer = tf(NumK_pres,DenK_pres)

A-6

Page 81: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran B

Gambar Skema Rangkaian ADC dan DAC

B-1

Page 82: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran B

Gambar Skema Rangkaian Konverter V/I dan Konverter I/V

B-2

Page 83: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran B

B-3

Page 84: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

unit ENDpressure; interface uses

Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms, Dialogs, Grids, TeEngine, Series, ExtCtrls, TeeProcs, Chart, StdCtrls, ComCtrls, jpeg;

type TForm1 = class(TForm) SaveDialog1 : TSaveDialog; GroupBox1 : TGroupBox; Start : TButton; Stop : TButton; Reset : TButton; Exit : TButton; GroupBox3 : TGroupBox; Label1 : TLabel; Label2 : TLabel; ScrollSetPoint: TScrollBar; Edit2 : TEdit; ScrollMV : TScrollBar; GroupBox2 : TGroupBox; Automatic : TButton; Manual : TButton; Chart1 : TChart; Series1 : TLineSeries; Series2 : TLineSeries; Series4 : TLineSeries; Chart2 : TChart; Series3 : TLineSeries; Tabel : TStringGrid; GroupBox4 : TGroupBox; Simpan : TButton; CheckBox1 : TCheckBox; Edit3 : TEdit; Edit4 : TEdit; Edit5 : TEdit; Edit6 : TEdit; Label3 : TLabel; Label4 : TLabel; Label5 : TLabel; Series5 : TLineSeries; Label6 : TLabel; Edit1 : TEdit; Label7 : TLabel; TimerText : TTimer; Chart3 : TChart; StatusBar1 : TStatusBar; TimerOuter : TTimer; LineSeries1 : TLineSeries; TimerInner : TTimer; Edit7 : TEdit; Edit8 : TEdit; Edit9 : TEdit; Edit10 : TEdit; Edit11 : TEdit; Edit12 : TEdit;

C-1

Page 85: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

procedure FormShow(Sender: TObject); procedure StartClick(Sender: TObject); procedure StopClick(Sender: TObject); procedure ExitClick(Sender: TObject); procedure ResetClick(Sender: TObject); procedure FormCreate(Sender: TObject); procedure ScrollSetPointChange(Sender: TObject); procedure ScrollMVChange(Sender: TObject); procedure SimpanClick(Sender: TObject); procedure AutomaticClick(Sender: TObject); procedure ManualClick(Sender: TObject); procedure CheckBox1Click(Sender: TObject); procedure TimerTextTimer(Sender: TObject); procedure TimerOuterTimer(Sender: TObject); procedure TimerInnerTimer(Sender: TObject); procedure Edit1Change(Sender: TObject); procedure Edit2Change(Sender: TObject); private{ Private declarations } public{ Public declarations } end; var Form1 : TForm1; SP,CV1,CV2,t,k1,k2,MV : extended; PV1,PV2,output : extended; kk,tt : word; z : longint ; k,n,number,x : integer; status,status2 : byte; dataadc,dataadc2,datadac : word; dataL, dataM, dataH : word; dataL2, dataM2, dataH2 : word; dL0, dL1, dL2, dL3 : word; dL20, dL21, dL22, dL23 : word; dH0, dH1, dH2, dH3 : word; dH20, dH21, dH22, dH23 : word; atas, bawah : word; atas2, bawah2 : word; vin, vin2,vout : extended; aktif : boolean; aktif_outer,aktif_inner : boolean; SP_Array : array [1..100000] of double; CV1_Array, CV2_Array : array [1..100000] of double; PV1_Array, PV2_Array : array [1..100000] of double; ep,ep1,ep2,ep3,yp,yp1,yp2,yp3 :extended; ef,ef1,ef2,ef3,ef4,yf,yf1,yf2,yf3,yf4 :extended; implementation {$R *.dfm} procedure PortOut(Port : Word; Data : Byte); stdcall; external 'io.dll'; function PortIn(Port : Word) : Byte; stdcall; external 'io.dll';

C-2

Page 86: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

procedure TForm1.FormShow(Sender: TObject); begin n:=0; with tabel do begin cells[0,0]:='No'; cells[1,0]:='SP'; cells[2,0]:='PV1'; cells[3,0]:='PV2'; cells[4,0]:='CV1'; cells[5,0]:='CV2'; end; end; procedure delay(ms : longint); var TheTime : LongInt; begin TheTime := GetTickCount + ms; while GetTickCount < TheTime do Application.ProcessMessages; end; //inisialisasi ADC //logika high pin 11 IC4 procedure buka_ADC; begin PortOut(890,7); delay(1); end; //ADC mulai mengambil data //logika low pin 11 IC4 procedure tutup_ADC; begin PortOut(890,3); delay(1); end; //mengambil data low Nibble //logika high pin 1 IC1 procedure ADC_A; begin PortOut(890,7); delay(1); end; //mengambil data high Nibble //logika low pin 1 IC1 procedure ADC_B; begin PortOut(890,5); delay(1); end;

C-3

Page 87: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

//pengambilan data dengan ADC untuk Channel 1 (pressure) procedure adc; begin tutup_ADC; buka_ADC; {PortOut(888,48); //RD=1 WR=1 C=0 B=0 A=0 PortOut(888,32); //RD=1 WR=0 C=0 B=0 A=0 PortOut(888,48); //RD=1 WR=1 C=0 B=0 A=0} PortOut (888,54); //RD=1 WR=1 C=0 B=1 A=1 portOut (888,38); //RD=1 WR=0 C=0 B=1 A=1 portOut (888,54); //RD=1 WR=1 C=0 B=1 A=1 repeat status:=PortIn(889); status := status and $08; until status = 8; {PortOut(888,16); //RD=0 WR=1 C=0 B=0 A=0} portOut(888,22); //RD=0 WR=1 C=0 B=1 A=1 ADC_A; dataL :=PortIn(889); ADC_B; dataH :=PortIn(889); {PortOut(888,48); //RD=1 WR=1 C=0 B=0 A=0 PortOut(888,54); //RD=1 WR=1 C=0 B=1 A=1 dataL := dataL and $f0; dataL := dataL shr 4; dL0 := dataL and 1; dL1 := dataL and 2; dL2 := dataL and 4; dL3 := dataL and 8; dL3 := not dL3; dL3 := dL3 and 8; bawah := dL0+dL1+dL2+dL3; dataH := dataH and $f0; dH0 := dataH and 16; dH1 := dataH and 32; dH2 := dataH and 64; dH3 := dataH and 128; dH3 := not dH3; dH3 := dH3 and 128; atas := dH0+dH1+dH2+dH3; delay(1); tutup_ADC; dataadc := atas + bawah; vin := (dataadc * 0.0196078431); end; //pengambilan data dengan ADC untuk Channel 2 (flowrate) procedure adc2; begin tutup_ADC; buka_ADC; PortOut(888,50); //RD=1 WR=1 C=0 B=0 A=1 PortOut(888,34); //RD=1 WR=0 C=0 B=0 A=1 PortOut(888,50); //RD=1 WR=1 C=0 B=0 A=1 repeat status2 :=PortIn(889); status2 := status2 and $08; until status2 = 8;

C-4

Page 88: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

PortOut(888,18); ADC_A; dataL2 :=PortIn(889); ADC_B; dataH2 :=PortIn(889); PortOut(888,50); dataL2 := dataL2 and $f0; dataL2 := dataL2 shr 4; dL20 := dataL2 and 1; dL21 := dataL2 and 2; dL22 := dataL2 and 4; dL23 := dataL2 and 8; dL23 := not dL23; dL23 := dL23 and 8; bawah2 := dL20+dL21+dL22+dL23; dataH2 := dataH2 and $f0; dH20 := dataH2 and 16; dH21 := dataH2 and 32; dH22 := dataH2 and 64; dH23 := dataH2 and 128; dH23 := not dH23; dH23 := dH23 and 128; atas2 := dH20+dH21+dH22+dH23; delay(1); tutup_ADC; dataadc2 := atas2 + bawah2; vin2 := (dataadc2 * 0.0196078431); end; //mengeluarkan data DAC ke alamat 888 port parallel //logika high pin 11 IC2 procedure buka_DAC; begin PortOut(890,2); end; //data ADC tidak dikeluarkan //alamat 888 port parallel digunakan untuk ADC //logika low pin 11 IC2 procedure tutup_DAC; begin PortOut(890,3); end; //konversi digital ke analog //mengkondisikan data DAC yang dikeluarkan procedure dac; begin If output >= 5 Then output := 5 else if output <= 0 then output := 0.03 else output := output; vout := (5-output); datadac := round(vout * 50); tutup_DAC; buka_DAC; PortOut(888,datadac); tutup_DAC; end;

C-5

Page 89: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

procedure in_out; begin PV1 := vin*2; PV2 := vin2*2; if aktif = false then output := MV/20 else output := CV2 end; procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject); begin Series1.Clear; Series2.clear; Series3.Clear; Series4.clear; Series5.Clear; ScrollSetPoint.Position:=250; ScrollMV.Position:=0; StatusBar1.Panels[0].text:='BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM'; StatusBar1.Panels[2].text:=DateToStr(date); StatusBar1.Panels[3].text:=TimeToStr(time); number:=0; end; procedure TForm1.StartClick(Sender: TObject); var y :array[1..5] of double; c,d :longint; sinput :string; sinput2 :string; ssp,spv1,spv2,scv1,scv2 :string; begin z:=1; PortOut(888,0); Start.Enabled:=false; Stop.Enabled:=true; Reset.Enabled:=false; Simpan.Enabled:=false; Exit.Enabled:=false; StatusBar1.Panels[0].text:='PROGRAM DIJALANKAN'; with tabel do begin cells[0,0]:='No'; cells[1,0]:='SP'; cells[2,0]:='PV1'; cells[3,0]:='PV2'; cells[4,0]:='CV1'; cells[5,0]:='CV2'; end; while z=1 do begin adc2; adc; in_out; dac; kk:=kk+1; n:=n+1; sinput:=format('%.4f',[PV1]);

C-6

Page 90: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

sinput2:=format('%.4f',[PV2]); Edit1.Text:=FloatToStr(SP); Edit2.Text:=FloatToStr(MV); Edit3.Text:=FloatToStr(PV1); Edit4.Text:=FloatToStr(PV2); PV1:=StrToFloat(sinput); PV2:=StrToFloat(sinput2); y[1]:= SP; y[2]:= PV1; y[3]:= PV2; y[4]:= CV1; y[5]:= CV2; for c := 0 to chart1.seriescount-1 do with chart1.Series[c] do add(y[c+1],'',clteecolor); with chart1.BottomAxis do begin automatic := false; maximum := series1.xvalues.last; minimum := maximum - 100; end; for d := 0 to 1 do with chart2.Series[d] do add(y[d+4],'',clteecolor); with chart2.BottomAxis do begin automatic := false; maximum := series2.xvalues.last; minimum := maximum - 100; end; with chart3.Series[0] do add(MV,'',clteecolor); with chart3.BottomAxis do begin automatic := false; maximum := series3.xvalues.last; minimum := maximum - 100; end; with tabel do begin cells[0,n]:=inttostr(n); Edit7.Text:=FloatToStr(n); cells[1,n]:=floattostr(sp); ssp:=format('%.4f',[sp]); Edit8.Text:=ssp; cells[2,n]:=floattostr(PV1); spv1:=Format('%.4f',[PV1]); Edit9.Text:=spv1; cells[3,n]:=floattostr(PV2); spv2:=Format('%.4f',[PV2]); Edit10.Text:=spv2; cells[4,n]:=floattostr(CV1); scv1:=Format('%.4f',[CV1]); Edit11.Text:=scv1; cells[5,n]:=floattostr(CV2); scv2:=Format('%.4f',[CV2]); Edit12.Text:=scv2; end;

C-7

Page 91: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

SP_Array[n]:=SP; CV1_Array[n]:=CV1; CV2_Array[n]:=CV2; PV1_Array[n]:=PV1; PV2_Array[n]:=PV2; tabel.RowCount:=n+1; end; end; procedure TForm1.StopClick(Sender: TObject); begin PortOut(888,0); Start.Enabled:=true; Stop.Enabled:=false; Reset.Enabled:=true; Simpan.Enabled:=true; Exit.Enabled:=true; StatusBar1.Panels[0].text:='PROGRAM DIHENTIKAN'; aktif:=false; aktif_outer:=false; aktif_inner:=False; z:=0; end; procedure TForm1.ExitClick(Sender: TObject); begin PortOut(888,0); halt; end; procedure TForm1.ResetClick(Sender: TObject); var i,j : integer; begin FormCreate(sender); Automatic.Enabled:=true; Manual.Enabled:=false; Start.Enabled:=true; Simpan.Enabled:=false; PortOut(888,0); edit1.Text:='0'; edit2.Text:='0'; edit3.Text:='0'; edit4.Text:='0'; //edit5.Text:='0'; //edit6.Text:='0'; edit7.Text:='0'; edit8.Text:='0'; edit9.Text:='0'; edit10.Text:='0'; edit11.Text:='0'; edit12.Text:='0'; StatusBar1.Panels[0].text:='DATA DIRESET'; Chart1.BottomAxis.Minimum := 0; Chart1.BottomAxis.Maximum := 100; Chart2.BottomAxis.Minimum := 0; Chart2.BottomAxis.Maximum := 100; Chart3.BottomAxis.Minimum := 0; Chart3.BottomAxis.Maximum := 100;

C-8

Page 92: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

with tabel do begin cells[0,0]:='No'; cells[1,0]:='SP'; cells[2,0]:='PV1'; cells[3,0]:='PV2'; cells[4,0]:='CV1'; cells[5,0]:='CV2'; end; for i:=1 to n+1 do begin for j:=0 to 5 do begin with tabel do begin cells[j,i]:=''; end; end; end; tabel.RowCount:=10; n:=0; end; procedure TForm1.ScrollSetPointChange(Sender: TObject); begin SP := (ScrollSetPoint.Position)/50; kk :=0; end; procedure TForm1.ScrollMVChange(Sender: TObject); begin MV := (ScrollMV.Position)/5; kk :=0; end; //menyimpan data dalam *.txt procedure TForm1.SimpanClick(Sender: TObject); var toF : TextFile; k_data : integer; begin if SaveDialog1.Execute then { Display Save dialog box} begin AssignFile(ToF, SaveDialog1.FileName + '.txt'); Rewrite(ToF); // Write a couple of well known words to this file Writeln(toF,'RISFENDRA'); Writeln(toF,''); Writeln(toF,'Control System-ITS, '+DateTimeToStr(Now)); Writeln(toF,''); Writeln(toF,'Pengambilan Data'); Writeln(toF,''); WriteLn(ToF,'No'+#9+'SP'+#9+'PV1'+#9+'PV2'+#9+'CV1'+#9+'CV2'); Writeln(toF,''); for k_data:=1 to n do begin WriteLn(ToF,IntToStr(k_data)+#9+FloattoStr(SP_Array[k_data])+#9+FloattoStr(PV1_Array[k_data])+#9+FloattoStr(PV2_Array[k_data])+#9+FloattoStr(CV1_Array[k_data])+#9+FloattoStr(CV2_Array[k_data])); end;

C-9

Page 93: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

// Close the file CloseFile(ToF); end; end; procedure TForm1.AutomaticClick(Sender: TObject); begin ScrollMV.Enabled:=False; Edit2.Enabled:=False; Chart2.Visible:=True; Chart3.Visible:=False; Automatic.Enabled:=false; Manual.Enabled:=true; StatusBar1.Panels[0].text:='KONTROLER SUDAH DIAKTIFKAN (AUTOMATIC MODE)'; aktif:=True; aktif_outer:=true; aktif_inner:=true; end; //kontroler digital untuk innerloop Ts = 0.2 detik procedure TForm1.TimerInnerTimer(Sender: TObject); var uu:extended; begin if aktif_inner=true then begin if x=0 then begin cv1:=0;ef:=0; ef1:=0; ef2:=0; ef3:=0; ef4:=0; yf:=0; yf1:=0; yf2:=0; yf3:=0; yf4:=0; end; if x=4 then ef4:=ef3;ef3:=ef2;ef2:=ef1;ef1:=ef; ef:=cv1-pv2; yf4:=yf3;yf3:=yf2;yf2:=yf1;yf1:=yf; yf :=(2.642*yf1)-(2.316*yf2)+(0.674*yf3)+(3.198*ef1)-(5.466*ef2)+(2.276*ef3)+(0.00012*ef4); uu:=(yf*0.05); CV2:=uu; output:=CV2; inc(x); Edit6.Text:=FloatToStr(CV2); end; end; //kontroler digital untuk outerloop Ts = 1.66 detik procedure TForm1.TimerOuterTimer(Sender: TObject); var u:extended; begin if aktif_outer=true then begin if k=0 then begin ep:=0; ep1:=0; ep2:=0; ep3:=0; yp:=0; yp1:=0; yp2:=0; yp3:=0; end; if k=3 then ep3:=ep2;ep2:=ep1;ep1:=ep;

C-10

Page 94: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

ep :=sp-pv1; yp3:=yp2;yp2:=yp1;yp1:=yp; yp :=(1.579*yp1)-(0.5793*yp2)+(1.927*ep1)-(1.761*ep2)-(0.08013*ep3); u:=yp; CV1:=u; inc(k); Edit5.Text:=FloatToStr(CV1); end; end; procedure TForm1.ManualClick(Sender: TObject); begin ScrollMV.Enabled:=True; Edit2.Enabled:=True; Chart2.Visible:=False; Chart3.Visible:=True; Automatic.Enabled:=True; manual.Enabled:=False; StatusBar1.Panels[0].text:='KONTROLER TELAH DIPADAMKAN (MANUAL MODE)'; aktif:=false; aktif_outer:=false; aktif_inner:=False; end; //menampilkan grafik 3 dimensi procedure TForm1.CheckBox1Click(Sender: TObject); begin if CheckBox1.Checked=true then begin Chart1.View3D:=true; Chart2.View3D:=true; Chart3.View3D:=true; end else begin Chart1.View3D:=false; Chart2.View3D:=false; Chart3.View3D:=false; end; end; //membuat kalimat berjalan dari kiri ke kanan procedure TForm1.TimerTextTimer(Sender: TObject); begin Label7.Left:=Label7.Left-2; if Label7.Left=-1412 then Label7.Left:=750 end; //memasukkan nilai setpoint procedure TForm1.Edit1Change(Sender: TObject); begin if Edit1.Text<>'' then begin sp:=StrToFloat(Edit1.Text); ScrollSetPoint.Position:=round(sp*50); end else begin

C-11

Page 95: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran C

Application.MessageBox('Masukkan Nilai SetPoint 0-10 ','Error',MB_ICONWARNING); sp:=sp; ScrollSetPoint.Position:=round(sp*50); Edit1.Text:=FloatToStr(sp); end; end; //memasukkan nilai bukaan katup secara manual, tanpa kontroler procedure TForm1.Edit2Change(Sender: TObject); begin if Edit2.Text<>'' then begin mv:=StrToFloat(Edit2.Text); ScrollMV.Position:=round(mv*5); end else begin Application.MessageBox('Masukkan Bukaan Valve 0-100 persen ','Error',MB_ICONWARNING); mv:=mv; ScrollMV.Position:=round(mv*5); Edit2.Text:=FloatToStr(mv); end; end; end.

C-12

Page 96: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran D

DOKUMENTASI

Gambar 1. Sistem Keseluruhan Gambar 2. Kalibrasi Parameter Sistem

Gambar 3. Unit Kompresor Gambar 4. Sensor

Gambar 5. I/P Converter Gambar 6. Katup Pneumatik

D-1

Page 97: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

Lampiran D

Gambar 7. Peraga Digital Gambar 8. Pressure Gambar 9. Flowrate Transmitter Transmitter

PROCESS CONTROL ADAPTER

Gambar 10. Tampak Depan Terbuka Gambar 11. Tampak Atas Terbuka

Gambar 12. Tampak Depan Gambar 13. Tampak Atas Terbuka

D-2

Page 98: Robust Cascade Control Design and its Application for Pressure Control Trainer "FEEDBACK 38-714"

BIOGRAFI PENULIS

Risfendra dilahirkan pada tanggal 13 Februari 1979 di Air Molek – Indragiri Hulu provinsi Riau, yang merupakan anak ke-lima (enam bersaudara) dari pasangan H. Ramli bin Sidi Ali (almarhum) dengan Hj. Asmi binti M.Isa. Masa kecil hingga Sekolah Dasar (SDN 001) ditempuh di desa kelahirannya. Pada tahun 1991 melajutkan pendidikan menengah pertamanya pada SMP Babussalam di Pekan Baru yang merupakan ibu kota provinsi Riau.Pada tahun 1994 pindah ke kota Padang provinsi Sumatera Barat untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Pratama) dengan bidang

keahlian Elektronika. Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) diperoleh dari Universitas Negeri Padang pada tahun 2004 dengan bidang keahlian elektronika. Hingga memasuki tahun 2005 penulis dipercaya menjadi pengajar disalah satu SMK swasta di kota Padang.

Pada awal tahun 2005 penulis memulai karirnya sebagai salah seorang staf pengajar pada Jurusan Teknik Elektro-Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Pada tahun yang sama langsung ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan pada Program Pascasarjana Jurusan Teknik Elektro di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan bidang keahlian Teknik Sistem Pengaturan (control system engineering). Pada tahun yang sama pula penulis memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Elvira Nur binti Nurdin, A.Md (15 Juli 2005). Alhamdulillaah, pada tanggal 21 April 2006 penulis dianugerahi seorang putri yang diberi nama Siti Hana Maysuroh.

Ranah keilmuan dan topik penelitian yang ditekuni penulis adalah elektronika digital, sistem otomasi dan sistem kendali terapan.