retrospective study of leprosy reactions in dermatology unit

14
RETROSPECTIVE STUDY OF LEPROSY REACTIONS IN DERMATOLOGY UNIT DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR PERIOD JANUARY 2010-DECEMBER 2012 Rio Oktabyantoro Dr. Afaf Agil Al-Munawar, Sp.KK

Upload: rio-oktabyantoro

Post on 26-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal lepra dalam bentuk slide

TRANSCRIPT

RETROSPECTIVE STUDY OF LEPROSY REACTIONS IN DERMATOLOGY UNIT DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR PERIOD JANUARY 2010-DECEMBER 2012

RETROSPECTIVE STUDY OF LEPROSY REACTIONS IN DERMATOLOGY UNIT DR.WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR PERIOD JANUARY 2010-DECEMBER 2012

Rio Oktabyantoro

Dr. Afaf Agil Al-Munawar, Sp.KK

Abstrak

Latar belakang

Reaksi lepra adalah fenomena imunologi yang terjadi sebelum, saat dan setelah terapi MDT pada lepra

Objektif

Untuk mengetahui tanda reaksi lepra di unit rawat jalan RS dr. Wahidin Sudirohusodo

Metode

Studi retrospektif dengan data rekam medik

Hasil

Jumlah kasus reaksi lepra ada 71, kebanyakan LL, rawat jalan 56 rawat inap 15, 15 pasien mengalami anemia

pendahuluan

Lepra adalah penyakit granulomatous kronik yang menyerang kulit da system saraf

Ada 3 tipe reaksi lepra:

Tipe 1 : RR

Tipe 2 : ENL

Tipe 3 : Fenomena Lucio

TUJUAN PENELITIAN

Untuk menentukan profil pada pasien dengan reaksi lepra di RS dr. Wahidin Sudirohusodo dari Januari 2010-Desember 2012

Bahan dan metode

Bahan penelitian diambil dari catatan medis pasien baru dengan reaksi lepra selama dan setelah terapi MH di klinik RS dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar selama 3 tahun dari Januari 2010 sampai Desember 2012. Kasus yang dimasukkan adalah kasus baru ENL dan RR, dimana kasus yang sudah ada dan kontrol tidak terhitung.

Hasil

`

Diskusi

Berdasarkan rekam medis dari Januari 2010 Desember 2012, didapatkan 71 kasus baru reaksi lepra. Berdasarkan hasil biopsy, terbanyak pasien LL yang berkunjung. Diagnosis ditegakkan menurut gejala klinis, uji kerokan kulit, dan biopsy. Secara teori, ENL terjadi pada pasien LL dan BL, dimana pada studi ini LL lebih banyak dibandingkan BL.

Pasien rawat jalan berjumlah 56 dan rawat inap 15. Rawat inap terjadi karena reaksi primer atau seiring denganpenyakit sistemik. Berdasarkan teori, lepra dengan reaksi harus dirawat supaya mendapatkan terapi lebih baik.

Hasil lab jumlah neutrophil meningkat pada 21 pasien, menurun pada 1 pasien, normal pada 10 pasien, dan 39 tidak teridentifikasi. Menurut teori, basil lepra bereaksi terhadap tubuh membentuk antibody ke antigen. Pada lab selama terapi, didapatkan 15 pasien mengalami anemia, 8 gangguan liver.

Tingkat disability tertinggi pada penelitian ini ada pada derajat 0 dengan 62 kasus dan derajat I dengan 9 kasus.