red camarade - alkohol
TRANSCRIPT
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 1/46
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan
panjang peradaban manusia. Bangsa mesir kuno percaya bahwa bouza, sejenis bir,
merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan sekaligus minuman. Anggur
juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan dipergunakan untuk perayaan atau upacara
keagamaan dan sekaligus sebagai obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur
dianggap sebagai minuman kaum ningrat (aristocrat ) dan bir adalah minuman rakyat jelata
(masses). Di negeri kita juga banyak dijumpai produk minuman tradisonal yang
mengandung alkohol seperti tuak, arak dan lain-lain. Setelah melalui perjalanan sejarah
yang amat panjang, barulah pada paruh pertengahan abad 18 pada dokter di Inggris
menemukan adanya efek buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya
melahirkan suatu peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol yang disebut
sebagai Gin Act tahun 1751 (Widianarko, 2000).
Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara diseluruh
dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi
sosio kultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol
di tiap negara. Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka prevalensi pecandu
alkohol di negara-negara maju namun angka prevalensi pecandu alkohol ini justru
meningkat pada negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO)
memeperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang,
dengan angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya,
terdapat lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol dengan 25%
diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita. Kelompok usia tertinggi pengguna
alkohol di negara ini adalah 20 - 30 tahun, sementara kelompok usia terendah pengguna
alkohol adalah di atas 60 tahun, dan rata-rata mereka mulai mengkonsumsi alkohol
semenjak usia 15 tahun. Sementara di Canada tercatat sekitar 1 juta orang mengalami
kecanduan alkohol, jumlah pecandu pria dua kali lipat dari wanita dengan kelompok umur
pengguna alkohol tertinggidalah 20 - 25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan di Russia
di mana terdapat data yang menunjukkan bahwa 40% pria dan 17% wanita di negara ini
adalah alkoholik (Encarta Encyclopedia, 2006)
1
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 2/46
Tabel I.1. Total Recorded Alcohol per Capita Consumption (Litres of Pure Alcohol)
Country Total Country Total Country Total Country Total
Iran 0.00 Madagascar 1.38 Yugoslavia 4.12 Caledonia 7.83
Kuwait 0.00 Samoa 1.42 Lebanon 4.13 Gabon 7.97
Libyan Arab 0.00 Malawi 1.44 Barbuda 4.24 Belarus 8.12
Saudi Arabia 0.00 Turkey 1.48 Burkina Faso 4.38 Canada 8.26
Somalia 0.00 Uzbekistan 1.52 China 4.45 Thailand 8.47
Bangladesh 0.00 Eritrea 1.54 Belize 4.50 USA 8.51
Mauritania 0.01 Ghana 1.54 Guam 4.50 Argentina 8.55
Pakistan 0.02 Guatemala 1.64 Mexico 4.62 Bosnia 8.62
Algeria 0.03 Central African 1.66 Peru 4.68 Poland 8.68
Nepal 0.08 Kiribati 1.66 Zimbabwe 5.08 Venezuela 8.78
Comoros 0.08 Mozambique 1.67 Tanzania 5.29 Italy 9.14
Yemen 0.08 Fiji 1.69 Brazil 5.32 Australia 9.19
Indonesia 0.10 Cote d’Ivoire 1.71 Botswana 5.38 Dominica 9.19
Egypt 0.10 Maldives 1.72 Costa Rica 5.45 Bahamas 9.21
Nigeria 0.11 Kenya 1.74 Kyrgyzstan 5.50 Greece 9.30
Jordan 0.11 Lesotho 1.83 Korea 5.68 Latvia 9.31Sri Lanka 0.18 Mongolia 1.96 Iceland 5.74 Burundi 9.33
Iraq 0.20 Israel 1.99 Norway 5.81 Swaziland 9.51
Chad 0.23 Ecuador 1.99 Suriname 5.82 Netherlands 9.74
Sudan 0.27 Congo 2.01 Guyana 5.84 New Zealand 9.79
Cambodia 0.36 Gambia 2.27 Colombia 5.92 Estonia 9.85
Myanmar 0.36 Honduras 2.28 Chile 6.02 Antilles 9.94
Morocco 0.41 Congo 2.36 Panama 6.04 Nigeria 10.04
Tajikistan 0.41 Namibia 2.39 Sao Tome 6.07 Belgium 10.06
Qatar 0.44 Georgia 2.41 Dominican 6.11 UK 10.39
Senegal 0.48 Albania 2.51 Haiti 6.51 Finland 10.43
Mali 0.49 Nicaragua 2.53 Slovenia 6.55 Saint Lucia 10.45
Brunei 0.49 Bahrain 2.63 Grenadines 6.58 Russia 10.58Bhutan 0.57 Singapore 2.73 Sierra Leone 6.64 Switzerland 11.53
Syrian Arab 0.62 Arab Emirates 2.75 Paraguay 6.66 Hungary 11.92
Micronesia 0.64 Guinea Bissau 2.76 Cyprus 6.67 Denmark 11.93
Tunisia 0.65 Kazakhstan 2.89 Barbados 6.70 Spain 12.25
Turkmenistan 0.77 Angola 2.91 Lao's Republic 6.72 Lithuania 12.32
India 0.82 Zambia 3.02 Malta 6.74 Slovakia 12.41
Solomon 0.86 Liberia 3.12 Rwanda 6.80 Portugal 12.49
Equat Guinea 0.90 Mauritius 3.16 Sweden 6.86 Austria 12.58
Ethiopia 0.91 Trinidad 3.22 Azerbaijan 6.94 Croatia 12.66
Togo 0.95 Jamaica 3.37 Uruguay 6.96 Germany 12.89
Papua 1.01 Bolivia 3.43 Bulgaria 7.13 Bermuda 12.92
Malaysia 1.06 El Salvador 3.45 Japan 7.38 Reunion 13.39
Djibouti 1.08 Seychelles 3.61 Grenada 7.39 France 13.54
Vanuatu 1.11 Cuba 3.65 Saint Kitts 7.62 Moldova 13.88
Benin 1.22 Cameroon 3.66 Romania 7.63 Ireland 14.45
Armenia 1.23 Cape Verde 3.72 Polynesia 7.68 Czech Republic 16.21
Oman 1.32 Philippines 3.75 South Korea 7.71 Luxembourg 17.54
Vietnam 1.35 Ukraine 4.04 South Africa 7.81 Uganda 19.47
Sumber : WHO Global Status Report on Alcohol 2004
Pada pertemuan yang digelar oleh World Health Organization - South East Asia
Regional Office (WHO SEARO) Juni 2002 di Bali dengan dihadiri 174 negara anggota,
didapatkan beberapa fakta menarik terkait masalah penggunaan alkohol di dunia.
2
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 3/46
• Penggunaan alkohol untuk konsumsi dilarang di 7 negara di dunia
• Peraturan tentang usia minimum untuk konsumsi alkohol hanya terdapat pada 67
negara
•Monopoli untuk produksi alkohol dilakukan 19 negara
• Model lisensi produksi alkohol dilakukan di 50 negara
• Pelarangan periklanan alkohol di berlakukan hanya pada 37 negara
• Konsumsi alkohol mengalami penurunan di banyak negara maju namun mengalami
peningkatan drastis di negara-negara berkembang
• Alkohol menjadi penyebab kematian tertinggi setelah rokok dan narkoba
• Sekitar 774.000 kematian terjadi di seluruh dunia tiap tahun akibat penyalahgunaan
alkohol
• Alkohol diproduksi dan diekspor oleh negara maju untuk negara-negara berkembang
• Alkohol mampu menyumbang pendapatan negara sekitar 2 - 4% di negara-negara
maju, dan mencapai 24% untuk negara-negara berkembang
• Peranan Public Health Technology dalam menurunkan prevalensi pengguna alkohol
lebih dominan di negara-negara maju daripada di negara-negara berkembang
• Kebijakan dan regulasi alkohol mendapatkan tantangan serius dari reformasi pasar
bebas
• Monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan alkohol masih sangat kritis dan
perlu untuk ditingkatkan
• Rekomendasi bagi semua negara anggota WHO untuk mengadopsi suatu program
nasional penganganan masalah penyalahgunaan alkohol yang komprehensif (education,
treatment, and regulation) dengan disesuaikan dengan budaya yang ada pada tiap-tiap
negara
Di Indonesia sendiri penyalahgunaan alkohol juga menjadi masalah kesehatan yang
cukup serius. Sering munculnya pemberitaan tentang tata niaga miras (minuman keras)
setidaknya merupakan indikasi bahwa minuman beralkohol banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di negara dengan mayoritas penduduk muslim ini. Sudah sering terungkap
bahwa miras hanya akan memberikan efek negatif (mabuk) bagi peminumnya bahkan pada
beberapa kasus justru berakibat pada kematian, namun setiap tahun jumlah pecandu miras
justru semakin meningkat. Bagi banyak kalangan mabuk dianggap sebagai sarana untuk
3
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 4/46
unjuk kegagahan atau kejantanan. Harus disadari bahwa tidak ada manfaat positif dari
kebiasaan minum-minuman beralkohol.
Menurut laporan WHO, di Indonesia tahun 1986 tercatat 2,6% pria pengkonsumsi
alkohol yang berusia rata-rata 20 tahun ke atas, sementara untuk wanita tercatat sekitar
0,8%. Pada tahun 1998 di Indonesia tercatat lebih dari 350.000 orang meninggal karena
penyakit khronis akibat konsumsi alkohol. 58% angka kriminalitas terjadi antara tahun
1999 - 2000 ditenggarai akibat pengaruh minuman keras. Di Bali sepanjang tahun 2001
tercatat 39 kasus kematian pada remaja karena Hepatitis B yang terkait erat dengan
dampak pengkonsumsian alkohol (alcoholic cirrhosis, alcoholic cancer, chronic pancreas
inflamation, and heart diseases). Pada tahun 2000 diinformasikan di Indonesia terdapat
lebih dari 13.000 pasien penderita penyakit terkait penyalahgunaan alkohol dan obat-
obatan terlarang, sementara di tahun 2001 terdapat 50% dari total 65 kasus keracunan
alkohol meninggal di Manado dan Minahasa (WHO SEARO, 2002).
Di Indonesia pada tahun 1995 berdiri 588 alcoholic beverage factories, 2 perusahaan
importir, dan 82 perusahaan distributor induk produk minuman keras. Selain itu juga
terdapat dua perusahaan besar produsen minuman beralkohol yang mendapatkan lisensi
dari dua perusahaan bir raksasa internasional. BIR BINTANG (Tanggerang dan Mojosari)
yang menjadi kepanjangan dari International HEINEKEN Beer Company, serta ANKER
BIR (Jakarta dan Bekasi) di bawah naungan International ANCHOR Beer Company.
Sementara sepanjang tahun 2008 tercatat lebih dari 40 kematian akibat keracunan
alkohol (intoxicaty), ini merupakan dampak langsung dari penyalahgunaan alkohol. Di
Surabaya 9 orang tewas di tiga lokasi berbeda setelah mengkonsumsi miras, 11 orang
meninggal di Indramayu Jawa Barat, 14 orang meninggal di Merauke karena
mengkonsumsi minuman keras jenis sopi yang dicampur infus dan minyak babi,
sementara belasan korban tewas akibat miras lainnya tersebar di beberapa daerah seperti
Pasuruan Jawa Timur, Deli Serdang, dan Jaya Pura.
Minuman keras (miras) beracun masih beredar luas di masyarakat. Miras penebar maut yang dikenal dengan Vodka Blending itu kembali merenggut 11 nyawa warga
Indramayu. Pada saat malam lebaran (Hari Raya Idul Fitri 1429 H) ratusan nelayandi Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Indramayu mengadakan pesta
mnuman keras. Hal semacam itu memang kerap dilakukan warga setelah pulang berlayar. Acara malam itu semakin ramai dengan bergabungnya para pemudik didesa tersebut. Pesta miras itu mulai memakan korban pada Jumat pagi (3/10). Satudemi satu nyawa peserta pesta miras terenggut. Hingga tadi malam, korban mencapai
11 orang. Selain itu, lebih dari 200 orang lainnya dengan puluhan di antaranyadinyatakan kritis dan dirawat di RS Permata Medical Center (PMC) Indramayu, RSU
4
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 5/46
Pantura MA Sentot, serta RS Bhayangkara, di mana dua di antara korbannya adalah perempuan (suarakarya online, oktober2008).
Sembilan nyawa melayang dalam kurun dua hari, diduga kuat penyebabnya sama yakni minuman keras merek Raja Jemblung. Setelah diusut ternyata minuman
beralkohol itu didapatkan dari Toko Rejo di kawasan Wonokromo. Pesta miras diManyar Sabrangan dan Pasar Manyar juga demikian. Berdasarkan hasil
penyelidikan Polsek Mulyorejo, para peserta pesta mendapat miras dari seseorang bernama Pratik Utomo 44, warga Jalan Menur. Pria ini sudah diperiksa tim Reskrim
Polsek. Dalam penyidikan, dia mengaku mendapatkan miras dari Toko Rejo.Sedangkan pesta di Pasar Manyar, polisi mendapatkan pengakuan jika miras dibelidari Pratik. Artinya, asal usul miras tersebut sama dengan pesta miras di Manyar Sabrangan. Hasil laboratorium forensik terhadap korban tewas minum-minumankeras (miras) Raja Jemblung, menunjukkan jika di tubuh para korbannya terdapat kandungan alkohol sebesar 42 persen. Sementara di tubuh mereka ditemukankandungan alkohol yang masuk zona tiga. Zona tiga ini merupakan zona di atasambang batas normal (indopos online, Mei 2008).
Apa jadinya jika minuman keras jenis sopi dicampur infus dan minyak babi kemudianditenggak beramai-ramai. Kematian. itulah yang terjadi pada 14 orang di Merauke
yang berpesta minuman keras Senin 28 Juli 2008 malam. Dari ke empat belas korban,hanya satu warga lokal Merauke bernama Rafael, sedangkan sisanya adalah wargaThailand. Nasib nahas itu terjadi setelah para warga Thailand yang bekerja sebagaianak buah kapal KM Cisadane 08 dan KM Mega Jaya itu berpesta minuman keras
sejak beberapa hari terakhir. Dikabarkan sedikitnya 24 orang ABK larut dalam pestaminuman keras di atas kapal itu. Mereka satu persatu tumbang sejak dilarikan ke
rumah sakit. Sampai tadi malam korban baru berjumlah tujuh orang, lima sudahditemukan tewas di lokasi kejadian. Sementara itu, menurut petugas RS Merauke saat
ini korban berjumlah 14 orang (okezone, Juli 2008).
Tiga kutipan berita media masa yang diterbitkan sepanjang tahun 2008 di atas,
kiranya cukup untuk menunjukkan bahaya langsung pengkonsumsian alkohol (intoxicaty),
yang berdampak pada kematian. Belum lagi dampak menahunnya yang berujung pada
penyakit khronis, atau juga dampak tidak langsung seperti maraknya kriminalitas,
perkelahian, tindakan asusila, serta kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban
baik dari pengguna maupun anggota masyarakat lainnya, karena pengaruh dari alkohol
(mabuk).
I.2. Kajian Masalah
Permasalahan penyalahgunaan alkohol di Indonesia tidak bisa dianggap remeh,
banyak sekali faktor yang terkait di dalamnya sehingga strategi dan upaya penanganannya
pun harus dilakukan secara komprehensif. Banyak pihak beranggapan masalah
penyalahgunaan alkohol semata-mata terkait dengan perilaku individu, sehingga
5
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 6/46
penanganannya hanya difokuskan pada upaya perubahan perilaku. Sangatlah tidak
bijaksana bila masalah ini hanya dipandang sebagai masalah perilaku individu, karena pada
kenyataannya hal ini merupakan masalah sosial yang multi dimensi.
Berikut ini merupakan bagan alur faktor determinan dari penyalahgunaan alkohol
beserta dampak dari alkohol itu sendiri terhadap penggunanya.
Bagan I.1. Determinant Factors of Alcohol Abuse
Keterangan :
1. Problem (Alkoholic)
Tingkat ketergantungan dan bagaimana dampak dari alkohol terhadap pengguna
tergantung pada kondisi fisiologis pengguna termasuk juga fungsi kekebalan tubuhnya,
kondisi psikologis dan kejiwaan pengguna, personalitas, serta pola konsumsi alkohol
6
ALKOHOLIC
Kondisi FisiologisKondisi PhsikologisPengetahuanPersonalitasPola Konsumsi
ECONOMIC
Kekuatan EkonomiMasyarakat
Mekanisme Harga Pasar Pendapatan Negara
ENVIRONMENT
UU dan RegulasiKetersediaan Produk Media Periklanan
Promosi Kesehatan
CULTURAL
Tradisi dan AdatSistem Kepercayaan dan
AgamaMythology
SOCIAL
PrestigePergaulan dan Lifestyle
Norma dan Sistem Nilai
NEUROLOGICAL
DISORDERS
KecanduanImsoniaGangguan KepribadianMasalah KepribadianDepressiondll
PHYSICAL
DISEASES
IntoxicatyKerusakan HatiKanker Darah TinggiStrokeGangguan Fungsi
PencernaanGangguan Fungsi Ginjaldll
OTHER RELATED
EFFECT
KecelakaanKriminalitas
Kemiskinandll
d e t er m
i n a n t s
e f f e c t s
e f f e c t s
d e t er m i n a n t s
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 7/46
dari si pengguna (frekwensi, volume intake, moment, dan lainnya). Selain itu faktor
pengetahuan juga merupakan suatu faktor internal yang ikut mempengaruhi pola
konsumsi alkohol dari si pengguna.
2. Determinant (Social, Economic, Cultural, and Environment)
Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol ( social, economic,
cultural, and environment ) yang mana peranannya sangat kompleks dan saling terkait
satu sama lainnya.
• Social
Penggunaan alkohol sering kali diasari oleh motif-motif sosial seperti meningkatkan
prestige, ataupun adanya pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu
faktor sosial lain seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga
menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alkohol.
• Economic
Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja
meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga dapat diasosiasikan
dengan faktor keterjangkauan harga minuman beralkohol (import atau lokal) dengan
daya beli atau kekuatan ekonomi masyarakat. Dan secara makro, industri minuman
beralkohol baik itu ditingkat produksi, distribusi, dan periklanan ternyata mampu
menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara (tax,revenue, dan
excise).
• Cultural
Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga menjadi
sangat kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal minuman beralkohol
yang merupakan warisan tradisional (arak, tuak, badeg, dll) dan banyak dikonsumsi
oleh masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut
dikaitkan dengan sisi agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum
muslim yang notabene melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja menjadi sangat
bertolak belakang.
• Environment
Peranan negara dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan
alkohol menjadi sangat vital. Bentuk peraturan dan regulasi tentang minuman
beralkohol, serta pelaksanaan yang tegas menjadi kunci utama penganan masalah
7
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 8/46
alkohol ini. Selain itu yang tidak kalah penting adalah peranan provider kesehatan
dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi di
tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker .
3. Effect (Phisycal, Neurological, and Other Related Effect)
Dampak negatif dari alkohol bagi penggunanya dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu
dampak fisik (intoxicaty, kerusakan hati, kanker, darah tinggi, srroke), dampak
neurology dan psychologi (kecandiuan, imsonia, gangguan kepribadian) juga dampak
negatif lain secara sosial (kriminalitas, kemiskinan).
I.3. Rumusan Masalah
Dalam penulisan paper ini hanya akan difokuskan secara mendalam pada uraian
kritis mengenai faktor determinan utama permasalahan penyalahgunaan alkohol di
Indonesia. Sementara untuk pola perilaku alkoholic serta dampak dari penyalahgunaan
alkohol baik dalam konteks kesehatan individu maupun konsekwensi sosialnya akan
disinggung secara terbatas.
Permasalahan penyalahgunaan alkohol di Indonesia dapat dirumuskan melalui
bebarapa pertanyaan penting yang terkait dengan faktor determinan utamanya ( social,
economic, cultural, and environment ).
1. Social
• Bagaimana peranan faktor pergaulan dan perubahan gaya hidup dalam membentuk
perilaku penyalahgunaan alkohol...?
• Bagaimana peranan serta fungsi sistem nilai dan norma (keluarga dan masyarakat)
dalam kaitannya dengan masalah penyalahgunaan alkohol...?
2. Economic
• Bagaimana penanganan masalah penyalahgunaan alkohol bila dikaitkan dengan
peranan industri alkohol (produksi, distribusi, dan advertising) dalam pembangunan
ekonomi secara makro, terkait dengan sumbangan industri alkohol terhadap devisa
negara setiap tahunnya dan realitas bahwa jutaan rakyat Indonesia mengantungkan
hidupnya pada industri alkohol...?
• Bagaimana korelasi antara mekanisme harga pasar produk-produk minuman
beralkohol dengan daya beli masyarakat...?
3. Cultural
8
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 9/46
• Bagaimana peranan agama dalam memberikan pedoman normatif terhadap
permasalahan penyalahgunaan alkohol...?
• Bagaimana peranan adat dan tradisi lokal masyarakat dalam kaitannya dengan
penyalahgunaan alkohol...?4. Environment
• Bagaimana peranan pemerintah dalam menyikapi permasalahan alkohol melalui
pemberlakuan peraturan dan regulasi...?
• Bagaimana keberpihakan peraturan dan regulasi pemerintah mengenai alkohol
terkait dengan dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi...?
• Bagaimana peranan perangkat penegak hukum dan perangkat kelembagaan formal
dalam menyikapi permasalahan alkohol...?
• Bagaimanan peranan media baik media komersial maupun media promosi kesehatan
dalam kaitannya dengan permasalahan penyalahgunaan alkohol...?
9
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 10/46
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi Akohol
Alkohol adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah golongan zat
yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat menimbulkan perubahan pada
perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang. Sedangkan adiksi atau adiktif
adalah suatu keadaan kecanduan atau ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang
yang menggunakan alkohol mempunyai rentang respon yang berfluktuasi dari kondisi yang
ringan sampai yang berat.
Alkohol juga merupakan zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah
kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam
alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau
umbi umbian. Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk konsumsi adalah miras,
kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, dan lain sebagainya. Minuman
beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol (1% -
10% alkohol), martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan minuman keras import yang
biasa disebut sebagai whisky dan brandy (20% - 50% alkohol).
Ethanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol merupakan salah satu contoh
dari senyawa non esensial yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan yang kita konsumsi
bukanlah sekedar kombinasi zat hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral saja,
tetapi ada ribuan senyawa lain yang terkandung dalam makanan dan masuk ke tubuh kita
mekipun kadarnya sangat rendah. Senyawa inilah yang dikenal sebagai senyawa non
esensial. Pada kasus alkohol, meskipun tubuh dapat mempergunakan sekitar 7 kalori per
dari setiap gram alkohol yang dikonsumsi, tetapi sebenarnya kalori dapat diperoleh dari
banyak bahan lain yang lebih berguna. Pada kenyataannya tidak ada satupun proses
biokimiawi tubuh manusia yang membutuhkan alcohol (Sundeen, 1997).
10
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 11/46
3 Golongan Minuman Keras :
• Golongan A berkadar alkohol 0,1% - 05%
• Golongan B berkadar alkohol 0,5% - 20%
• Golongan C berkadar alkohol 20% - 50%
II.2. Pengguna Alkohol
Meskipun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat keamanan
untuk konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana peminum alkohol dapat
digolongkan ke dalam 3 kelompok, yang meliputi peminum ringan, peminum sedang, dan
peminum berat.
•Peminum Ringan (Light Drinker)
Yaitu mereka yang mengkonsumsi antara 0,28 - 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum
1 botol bir atau kurang
• Peminum Menengah (Moderate Drinker)
Kelompok ini mengkonsumsi antara 6,2 - 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 - 4
botol bir per hari
• Peminum Berat (Heavy Drinker)
Yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir
setiap harinya
Indikator terbaik untuk efek minuman beralkohol adalah ukuran tingkat kandungan
alkohol dalam darah. Indikator ini sering dipergunakan oleh para polisi lalu-lintas di
beberapa negara untuk menindak pelanggaran di jalan raya. Konsentrasi alkohol dalam
darah dicapai dalam 30 - 90 menit setelah diminum. Ketika kandungan alkohol darah
mencapai 5% (5 bagian alkohol per 100 bagian cairan darah) maka si peminum akan
mengalami sensasi positif, seperti persaan relaks dan kegembiraan (euphoria). Dan padakandungan di atas 5% maka si peminum akan merasa tidak enak dan secara bertahap akan
kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan emosi.. Jika kandungan alkohol dalam darah
dinaikkan lagi sampai 0,1% maka si peminum akan mabuk total. Kemudian pada tingkat
0,2% beberapa orang sudah pingsan. Jika mencapi 0,3% sebagian orang akan mengalami
koma, dan jika mencapai 0,4% si peminum kemungkinan besar tewas.
11
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 12/46
Gangguan penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori utama
menurut rentang respon serta motif individu terhadap pemakaian alkohol itu sendiri
(Sundeen, 1997).
1. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental.
Kondisi penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin tahu dari
seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, remaja selalu ingin
mencari pengalaman baru atau sering juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga
mencoba menggunakan alkohol.
2. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional.
Penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya, misalnya
pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya.
Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.
3. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat situasional.
Seseorang mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu
sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan
ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress dan frustasi.
4. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat penyalahgunaan.
Penggunaan alkohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin,
paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan. Sudah terjadi penyimpangan perilaku,
mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan
atau pekerjaan.
5. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan.
Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma putus
zat (alkohol). Suatu kondisi dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif
(alkohol) secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan
atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat
yang digunakan.
Dari rentang respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti tersebut
diatas, dampak yang diakibatkan oleh indidvu yang sudah berada pada fase
penyalahgunaan dan ketergantungan adalah paling berat. Individu yang sudah berada pada
fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat berperilaku anti sosial. Perilaku
agresif, emosional, acuh, dan apatis terhadap permasalahan dan kondisi sosisalnya adalah
12
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 13/46
sifat-sifat yang sering muncul pada orang dengan penyalahgunaan dan ketergantungan
terhadap alkohol. Sedangkan pada fase eksperimental, rekreasional dan situasional,
dampak yang muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai
alkohol pada tahap ini. Kebut-kebutan di jalan, pesta pora, aktivitas seksual, perkelahian,
dan tawuran adalah perilaku yang sering ditunjukkan oleh kelompok remaja pemakai
alkohol pada tahap awal ini.
Masa di mana seseorang pertama kali mencoba mengkonsumsi alkohol adalah masa
remaja. Masa ini sangatlah kirtis di mana pada periode yang inilah merupakan pintu masuk
pertama penyalahgunaan alkohol. Beberapa faktor penyebab penyalahggunaan alkohol
pada remaja dapat diidentifikasikan berikut ini (Mason, 2002).
• Motif Ingin Tahu
Pemberian informasi yang tidak tepat bisa mempengaruhi perkembangan remaja. Pada
masa remaja seseorang akan mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, termasuk
keingintahuan terhadap alkohol.
• Adanya Kesempatan
Remaja mengenal alkohol bisa dikarenakan faktor kurangnya perhatian orang tua dan
kurangnya rasa kasih sayang keluarga. Kontrol yang lemah dari orang tua akan
menjadikan remaja cenderung mencari suatu pengalihan yang mampu menyenangkan
dirinya, termasuk juga pada penggunaan alkohol.
• Sarana dan Prasarana
Remaja bisa mengkonsumsi alkohol karena orang tua memberikan fasilitas dan uang
yang berlebihan, ini merupakan sebuah pemicu penyalahgunaan uang tersebut. Selain
itu juga peredaran alkohol yang merajalela di perkotaan sampai ke pelosok desa akan
mempermudah remaja untuk mendapatkan alkohol.
• Kepribadian
Kepribadian yang labil dan pengaruh teman pergaulan di masyarakat ataupun di
lingkungan sekolah bisa menjadikan remaja terjerat dalam lingkaran penyalahgunaan
alkohol.
• Emosi dan Mental Lemah
Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan
negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan alkohol.
13
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 14/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 15/46
• Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak
jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan,
kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan neurosis lainnya.
3. Dampak Sosial• Gangguan sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana perasaan pengguna
alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian terhadap lingkungan menjadi
terganggu. Kondisi ini menekan pusat pengendalian diri sehingga pengguna menjadi
agresif, bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan yang melanggar norma
bahkan memicu tindakan kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan.
Sedangkan pengaruh penggunaan alkohol menurun kisaran waktu (periode)
pemakaiannya dibedakan menjadi 2 kategori (Woteki, 1992).
• Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun terdapat hubungan
antara konsentrasi alkohol di dalam darah Blood Alkohol Concentration (BAC) dan
efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan
meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk)
merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan kesadaran seperti
koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga nafas terhenti
hingga kematian. Selain itu efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya
produktifitas kerja. Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai
70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan
lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol
• Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan
penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan hati,
kanker saluran pencernaan, gangguan pencernaan lain (misalnya tukak lambung),
impotensi dan berkurangnya kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara,
kesulitan tidur, kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan,
sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.
Pengaruh alkohol bervariasi tergantung pada beberapa faktor :
• Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi
15
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 16/46
• Usia, berat badan, dan jenis kelamin
• Makanan yang ada di dalam lambung
• Pengalaman seseorang dalam minum alkohol
• Situasi dimana orang minum alkohol
Penggunaan alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan
ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil
menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan
adalah keadaan dimana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak
waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan
bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara
menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
Seseorang yang mengalami ketergantungan alkohol akan mengalami gejala putus
alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala biasanya terjadi
mulai 6 - 24 jam setelah konsumsi alkohol yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung
selama 5 hari, diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi, berkeringat yang banyak,
sakit kepala, dan sulit tidur (berlangsung beberapa minggu). Gejala putus alkohol sangat
berbahaya. Orang yang masuk dalam kategori peminum alkohol berat dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk berhenti minum, ini bertujuan untuk
mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi (Woteki, 1992).
II.4. Pemanfaatan Alkohol
Rekaman sejarah penggunaan alkohol sebagai behan bakar kendaraan dimulai dari
Samuel Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin dengan bahan bakar alkohol dan
terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860, mempergunakan alkohol sebagai salah satu
bahan bakar mesin. Otto dikenal baik dengan pengembangan mesin pembakaran internal
(Otto Cycles) di tahun 1876. Pada tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana
mobil dapat mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau kombinasi dari
keduanya.
Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran menghasilkan CO2
dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung oksigen pada sistem bahan bakar akan
mengurangi emisi gas CO yang sangat beracun dari sisa pembakaran. Penggunaan alkohol
16
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 17/46
murni dibanding dengan bensin secara umum akan mengurangi kadar CO 2 hingga 13%
karena merupakan hasil dari pertanian. Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas
CO2 untuk metabolismenya. Penggunaan alkohol bukan tanpa masalah pada lingkungan
hidup, dimana VOC atau komponen bahan organik mudah menguap meningkat, kebutuhan
lahan pertanian dikhawatirkan akan mengurangi jumlah hutan dan tentunya akan bersaing
dengan kebutuhan makanan.
Penggunaan dan produksi etanol di Amerika Serikat (AS) terus meningkat
sehubungan dengan meningkatnya harga minyak bumi. Baru 0,4% dari stasiun pompa
bensin di AS yang menjual E85 yaitu 85% etanol dan 15% bensin dan hanya ada di daerah
Midwest dan California. Sejak Juni 2006 investasi besar-besaran dilakukan untuk
memproduksi 8,4 juta m3 etanol per tahun.
Penggunaan etanol di Brasil dimulai sejak tahun 1980 dengan bahan baku sari tebu
atau sisanya sebagai gula tetes. Sejak tahun 2004 menjadi produsen dan konsumer terbesar
alkohol untuk bahan bakar. Brasil memproduksi sekitar 14,8 juta m3 per tahun, dengan
harga jual Rp.2.700 per liter. Penggunaan alkohol untuk bahan bakar merupakan kebijakan
pemerintah, bensin harus mengandung 20% - 25% alkohol. Mobil baru di Brasil dapat
dijalankan dengan bahan bakar campuran bensin alkohol, atau alkohol murni. Kebijakan
ini telah mengurangi ketergantungan negara pada minyak bumi, memperbaiki kualitas
udara dan memberikan hasil samping energi listrik.
Program bahan bakar alkohol di Kolumbia dimulai sejak tahun 2002 ketika
pemerintah menetapkan peraturan peningkatan kadar oksigen dalam bahan bakar. Pada
awalnya kebijakan ini untuk mengurangi emisi gas CO kendaraan. Regulasi selanjutnya
adalah pengurangan pajak etanol sehingga lebih murah dari bensin, Di Kolumbia harga
bensin dan alkohol dikontrol oleh pemerintah. Melengkapi program etanol juga dilakukan
program biodiesel untuk menambah kandungan oksigen bahan bakar diesel dan produksi
biodiesel dari minyak tumbuhan. Pemerintah perlahan merubah suplai bahan bakar dengan
campuran 10% alkohol. Produksi alkohol di Kolumbia berasal dari ubi kayu dan tebu, ini
dimulai tahun 2005 dengan 300 m3 per hari, pada tahun 2006 meningkat menjadi 1050 m3
per hari. Dengan total investasi 100 juta USD pada tahun 2007 diharapkan dapat
menghasilkan 2500 m3 per hari untuk keperluan 10% etanol dalam bensin.
Belajar dari keberhasilan Brasil, China juga mempunyai program alkohol untuk
bahan bakar. Selain untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan membantu petani menjaga
harga gandum agar dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi polusi udara. Etanol
17
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 18/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 19/46
pendekatan etik bersifat lebih obyektif, dapat diukur dengan berbagai ukuran dan indikator
tertentu (Sumarni, 2002).
Asumsi dari pendekatan emik adalah bahwa subyek lebih tahu tentang apa-apa yang
terjadi pada dirinya daripada orang lain. Dan pengetahuan tentang proses mental ini
diperlukan untuk memahami mengapa seseorang melakukan suatu tindakan atau mengapa
dia menolak melakukan tindakan tersebut. Pendekatan etik dilakukan bila hasil
pengamatan itu cocok dengan penghayatan si subyek dan yang lebih penting lagi jika hasil
pengamatan terhadap indikator antara beberapa peneliti ternyata sama, walaupun studi
dilaksanakan secara terpisah. Dengan demikian pendekatan etik memberikan gambaran
umum dan ramalan tentang perilaku masyarakat dalam situasi tertentu.
II.6. Nilai dan Norma Masyarakat
Masyarakat mempunyai kepercayaan yaitu, sikap untuk menerima suatu pernyataan
atau pendirian, tanpa menunjukkan sikap pro atau anti. Artinya, jika orang percaya bahwa
merokok dan minum-minuman keras tidak baik untuk kesehatan, maka dianggapnya hal itu
adalah benar, terlepas dari apakah dia suka atau tidak suka merokok atau minum-minuman
keras. Seringkali suatu kepercayaan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dimana
anggota-angotanya mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Tidak jarang pula
kepercayaan kelompok ini ( group belief ) ditumbuhkan oleh pihak yang berwenang atau
pemimpin dan tokoh masyarakat yang kemudian disebarluaskan ke anggota masyarakat
lainnya.
Seperti yang terjadi dengan penyalahgunaan minuman keras, para tokoh agama dan
tokoh masyarakat telah berulangkali memberikan nasehat bahwa minum-minuman keras
itu dilarang agama dan akan berdampak buruk pada kesehatan. Namun yang terjadi,
walaupun sudah ada kepercayaan dan pandangan yang sama mengenai dampak buruk
minum-minuman keras, tetaplah masih ada yang melakukannya juga. Kepercayaan tentang
apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik salah disebut nilai. Nilai sosial
mencerminkan budaya suatu masyarakat dan berlaku bagi sebagian besar anggota
masyarakat penganut kebudayaan tersebut. Jika individu menerima suatu nilai tertentu, dia
dapat menjadikannya sebagai tujuan hidupnya. Guna mengatur perilaku individu dalam
kelompok agar sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dibuatlah norma-norma tertentu,
berupa peraturan yang disetujui oleh anggota masyarakat, yang menguraikan secara rinci
tentang perilaku yang harus atau justru tidak boleh dilakukan dalam suatu keadaan atau
19
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 20/46
kedudukan tertentu. Norma sosial kadang juga mencakup jenis sangsi atau imbalan yang
akan diberikan kepada mereka yang melanggar atau mematuhi peraturan tersebut. Jadi
norma sosial ini digunakan sebagai mekanisme kontrol terhadap perilaku individu dalam
masyarakat (Sarwono,1993).
Norma sosial mengenai kebiasaan minum-minuman keras adalah menyatakan bahwa
hal tersebut tetaplah tidak bisa dibenarkan dari sudut ajaran agama maupun dampak
buruknya bagi kesehatan. Namun karena norma lama yang diturunkan dari jaman nenek
moyangnya, maka jenis sangsi dan konsekwensi sosial bagi indvidu yang melakukannya
juga masih sangat longgar. Stigma masyarakat mengenai kebiasaan seseorang minum-
minuman keras adalah bentuk sangsi yang paling sering terlihat.
II.7. Konsep Umum Perilaku
Perilaku manusia adalah keseluruhan keadaan (subyek) manusia dalam berfikir,
bersikap, dan bertindak untuk memberikan respon terhadap situasi atau keadaan tetrtentu di
luar subyek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif tanpa adanya tindakan nyata, ataupun
respon aktif yang disertai dengan tindakan nyata (Notoatmodjo, 1997). Secara operasional
dimensi perilaku ini dikelompokkan menjadi 3 bagian.
• Pengetahuan
Pengetahuan merupakan segala bentuk pemahaman individu terkait dengan proses
berfikir oleh situasi dan rangsangan.
• Sikap
Tanggapan atau respon batin terhadap situasi dan rangsangan yang belum termanivestasi
dalam bentuk tindakan.
• Tindakan
Segala bentuk perbuatan dan tindakan nyata (visible) dari individu sebagai respon
terhadap situasi dan rangsangan
Bloom dalam buku Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan
(Notoatmodjo, 1997), menyebutkan bahwa ada tiga proses perubahan perilaku, yang
dimulai dengan perubahan pengetahuan (kognitif) kemudian perubahan sikap (afektif) dan
yang terakhir adalah perubahan perilaku (psikomotor). Sementara Lawrence W.Green
menyebutkan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor perilaku
dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
20
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 21/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 22/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 23/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 24/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 25/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 26/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 27/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 28/46
disebut “badeg” tidak akan sulit untuk ditemukan hampir di setiap rumah di
sepanjang pesisir pantai utara ini Pulau Jawa ini. Sementara di Manado penyajian
minuman keras dalam setiap acara pesta sudah merupakan hal yang wajib, budaya
hasil akulturasi antara tradisi lokal dan budaya Portugis ini tetap dipelihara hingga
saat ini.
Adat dan tradisi lokal memiliki karakteristiknya sendiri, dan memiliki pengaruh yang
berbeda dalam pembentukan perilaku. Bentuk budaya dan tradisi merupakan
pedoman bagi sistem nilai dan norma masyarakat, hal ini berpengaruh terhadap
penilaian baik dan buruk secra subyektif, dengan derajat yang berbeda unruk setiap
daerah (Sarwono,1993). Dari sini tentu saja masalah penyalahgunaan alkohol pada
masyarakat kita dapat ditelusuri melalui konteks budaya, namun untuk
penanganannya tentu saja membutuhkan usaha yang jauh lebih kompleks karena
kultur dominan di tiap-tiap daerah tentu saja beragam.
Pada saat malam lebaran (Hari Raya Idul Fitri 1429 H) ratusan nelayan di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Indramayu mengadakan pestamnuman keras. Hal semacam itu memang kerap dilakukan warga setelah
pulang berlayar. Acara malam itu semakin ramai dengan bergabungnya para pemudik di desa tersebut. Pesta miras itu mulai memakan korban pada Jumat pagi (3/10). Satu demi satu nyawa peserta pesta miras terenggut. Hingga tadi
malam, korban mencapai 11 orang (suarakarya online, oktober2008).
Kutipan berita di atas bisa memberikan contoh tentang bagaimana masyarakat kita
masih marak mengkonsumsi alkohol atas dasar tradisi dan kebiasaan yang telah
dilakukan sejak lama.
Kultur dan tradisi tidaklah mungkin dapat diberikan label penilaian negatif atau
positif apapun bentuknya, karena setiap daerah memiliki akar sejarah yang berbeda
dan berpengaruh terhadap apa yang diyakini. Pendekatan masalah penyalahgunaan
alkohol dengan perangkat budaya tidak akan mampu memberikan hasil yang optimal,
karena sama seperti etika, nilai, dan sistem kepercayaan, mekanisme kontrol perilaku
terkait penyalahgunaan alkohol melalui perangkat kultur hanya akan memberikan
kerangka etis normatif tanpa ada kerangka positif dengan pertanggungjawaban nyata.
Pendekatan melalui tradisi dan adat lokal pada masalah penyalahgunaan alkohol
hendaknya lebih ditujukan sebagai pintu masuk untuk memahami karakter dan
28
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 29/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 30/46
Di Indonesia banyak dikeluarkan produk perundangan yang mengatur tentang
masalah alkohol, baik itu regulasi mengenai produksi dan distribusinya, maupun
peraturan tentang penggunaannya untuk konsumsi.
UU dan PP terkait masalah alkohol :
- UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
Pada pasal 21, UU 23 Tahun 1992 ini disebutkan secara tegas peraturan tentang
pengamanan produk makanan dan minuman yang beredar dalam masyarakat.
1. Pengaman makanan dan minuman diselenggarakan utuk melindungi
masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai
standar dan atau persyaratan kesehatan.
2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi :
a. bahan yang dipakai
b. komposisi setiap bahan
c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa
d. ketentuan lainnya
3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,
dan disita untuk dimusnakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
- UU RI Nomor 05 Tahun 1997 Tentang Psikotropika
Undang Undang ini memuat informasi tentang berbagai jenis zat psikotropika
berbahaya termasuk alkohol, beserta peredarannya.
- UU RI Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai
Undang Undang ini berisikan peraturan mengenai barang-barang kena cukai,
serta hak dan kewajiban industri barang yang terkena cukai.
Pada pasal 4, UU 11 Tahun 1995 disebutkan tentang cukai minuman
beralkohol.
30
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 31/46
1. Cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari :
a. etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang
digunakan dan proses pembuatannya.
b. minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar berapa pun,
dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses
pembuatannya, termasuk konsentrat yang mengandung etil alkohol.
Pada pasal 5, UU 11 Tahun 1995 disebutkan tentang tarif cukai minuman
beralkohol.
1. Barang kena cukai yang dibuat di Indonesia dikenai cukai berdasarkan tarif
setinggi-tingginya :
a. dua ratus lima puluh persen dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah harga jual pabrik
b. lima puluh lima persen dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah harga jual eceran
2. Barang kena cukai yang diimpor dikenai cukai berdasarkan tarif setinggi-
tingginya :
a. dua ratus lima puluh persen dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah nilai pabean ditambah bea masuk
b. atau lima puluh lima persen dari harga dasar apabila harga dasar yang
digunakan adalah harga jual eceran
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1996 Tentang Izin
Pengusaha Barang Kena Cukai
PP RI 25 Tahun 1996 ini mengatur tentang perijinan untuk industri barang
yang terkena cukai, termasuk didalamnya produk minuman beralkohol.
1. Izin Usaha Pabrik
2. Izin Usaha Tempat Penyimpanan
3. Izin Usaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol dan Minuman
Mengandung Etil Alkohol
4. Izin Usaha Importir Barang Kena Cukai
31
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 32/46
Di Indonesia banyak sekali ditemukan pelangaran terhadap peraturan perundangan
terkait minuman keras (beralkohol). Penjualan produk minuman keras lokal dan
tradisional tanpa kemasan yang menginformasikan kandungan alkohol dan tanggal
kadaluwarsa, tentu saja melanggar UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 21.
Banyak industri minuman lokal lebih memilih untuk beroprasi secara ilegal
dikarenakan pemberlakuan Pasal 5 UU 11 Tahun 1995, yang mengatur besaran tarif
cukai antara 50% - 250% dari harga dasar.
Di Indonesia juga diatur mengenai larangan penjualan minuman beralkohol untuk
konsumen di bawah usia 21 tahun, dan lagi-lagi peraturan ini sekedar menjadi
peraturan. Dan sangat disayangkan bahwa pemerintah kita tidak mengatur tentang
batas maksimum kandungan alkohol dalam minuman konsumsi. Yang ada hanyalah
peraturan mengenai penjualan dan distribusi jenis minuman keras berdasarkan
kandungan alkohol didalamnya.
Peraturan Daerah mengenai masalah alkohol :
- Perda Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Larangan Minuman Beralkohol, di
Banjarmasin
- Perda Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman
Keras, di Tasikmalaya
- Perda Nomor 13 tahun 2002 Tentang Larangan Peredaran Minuman beralkohol,
di Kabupaten Malinau
- Perda Nomor 7 tahun 1953 Tentang Izin Penjualan dan Pemungutan Pajak
Minuman Keras, di Daerah KotaprajaYogyakarta
Setiap peraturan yang diberlakukan di daerah tergantung pada karakteristik dan
kepentingan masing-masing daerah. Motif ekonomi sering menjadi pertimbangan
dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan daerah ini. Di Bali misalnya
peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol tentu saja sangatlah toleran,
mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali lebih banyak dari sektor pariwisata
yang akrab dengan pengkonsumsian alkohol.
Di beberapa daerah memang sering terdengar tentang razia penertiban dan
penangkapan pelaku minuman keras (alkohol), baik itu produsen, distributor,
maupun di tingkat konsumennya. Namun upaya penegakan hukum ini juga
32
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 33/46
terkesan musiman, tidak didasari oleh kesungguhan, dan hanya dilakukan pada
tataran tentatif saja. Bahkan pada beberapa dearah, sering dijumpai pelanggaran
penyalahgunaan minuman beralkohol justru dilakukan oleh aparat penegak hukum
itu sendiri.
• Ketersediaan Produk
Faktor lain yang mempengaruhi masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia
adalah ketersedian produk minuman beralkohol yang bisa diakses oleh siapapun dari
semua kelompok umur. Produk minuman keras beralkohol sangat mudah untuk
ditemukan dimanapun baik secara legal maupun ilegal. Saat ini satu-satunya hal yang
membatasi keterjangkauan produk minuman beralkohol terhadap akses masyarakat
adalah mekanisme harga pasar.
Bagi kalangan middle high class, produk-produk minuman keras (import dan
terdaftar) sangatlah mudah diperoleh di swalayan ataupun club-club hiburan malam,
pada tempat-tempat ini minuman beralkohol dengan kadar di atas 50% pun ( Rhum
dan Brandy) bisa diperjual belikan secara legal. Sementara untuk masyarakat kelas
bawah, minuman keras lokal dan tidak terdaftar yang dijual secara ilegal diberbagai
tempat, lebih menjadi pilihan utama.
• Media Periklanan
Iklan memiliki fungsi dalam menginformasikan produk yang diproduksi secara masal
kepada masyarakat, agar masyarakat tergerak untuk membeli atau mengkonsumsi
produk tersebut. Iklan cenderung menciptakan hasrat dalam diri konsumen,
menyarankan pada konsumen untuk melengkapi sesuatu yang kurang dalam dirinya,
dan menawarkan produknya sebagai jawaban (Noviani, 2002).
Dalam kasus penyalahgunaan alkohol di Indonesia, paparan iklan komersial untuk
produk minuman beralkohol ini memang tidaklah gencar dilakukan di media. Namun
beberapa iklan mengenai minuman yang mengandung ethil alkohol dan minuman
carbon dengan kandungan zero alcohol masih sering dijumpai baik pada media cetak
maupun media elektronik. Hal ini disadari atau tidak dapat menumbuhkan keinginan
dalam diri masyarakat untuk mengkonsumsi produk minuman yang diiklankan
tersebut, dan lambat-laun keinginan tersebut aklan berkembang pada keinginan untuk
mengkonsumsi produk minuman beralkohol. Hal ini bisa terjadi terutama pada
remaja yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, selalu ingin mencari
33
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 34/46
pengalaman baru atau sering mencoba sesuatu yang baru, termasuk juga mencoba
mengkonsumsi minuman beralkohol (Sundeen, 1997).
Dalam pedoman periklanan makanan dan minuman yang dikeluarkan Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI (BPOM) Tahun
1994, disebutkan pada salah satu pasal mengenai periklanan produk minuman keras
(beralkohol) bahwa :
1. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai minum
minuman keras
2. Iklan minuman keras tidak boleh menggambarkan penggunaan minuman keras
dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi (perlu informasi bahwa
penggunaannya dapat membahayakan keselamatan)
3. Iklan minuman keras tidak boleh ditujukan terhadap anak dibawah usia 16 tahun
dan atau wanita hamil, atau menampilkan mereka dalam iklan
4. Minuman keras golongan C (dengar kadar alkohol 20% sampai dengan 55%)
dilarang diiklankan.
• Promosi Kesehatan
Peranan provider kesehatan dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah
alkohol baik itu sosialisasi di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan
decision maker menjadi sangat vital. Promosi kesehatan melalui iklan layanan
kesehatan terbukti mampu memberikan rangsangan terhadap perubahan perilaku
individu dan masyarakat (Ewles, 1998). Namun di Indonesia program promosi
kesehatan serta keberadaan iklan layanan kesehatan masyarakat terkait masalah
alkohol masih sangat minim dan harus ditingkatkan.
Dalam konteks permasalahan penyalahgunaan alkohol, program promosi kesehatan
ini merupakan bentuk upaya transfer informasi dan pengetahuan kesehatan pada
masyarakat (sosialisasi) dan pada pembuat kebijakan (advokasi) mengenai dampak
negatif dari pengkonsumsian alkohol, ditinjau dari segi kesehatan maupun segi
sosial. Diharapkan dengan pengoptimalan fungsi promosi kesehatan maka di satu
sisih masyarakat dapat secara sadar untuk menghindari penyalahgunaan alkohol, dan
pada sisih lain pemerintah (decision maker ) mampu merumuskan dan melaksanakan
peraturan mengenai minuman beralkohol yang lebih berpihak terhadap bidang
kesehatan.
34
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 35/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 36/46
- Sulit bekerja dan berfikir tanparokok
- Merasa terisolir
- Kurang peduli nyeri badan
- Bekerja dengan energik - Merasa terisolir
- Tak peduli nyeri badan
Dampak Ekonomi
- Biaya 11% dari income harian(golongan bawah dan menegah di
Indonesia)- Biaya perawatan penyakit akibat
rokok > dari pendapatan cukairokok
- Rokok luar negeri lebih disukai- 35% - 40% APBN dari cukai
rokok
- Biaya 30% - 53% dari incomeharian (golongan menegah dan
atas di Indonesia)- Mirasmerk luar negeri lebih
disukai- 10% - 12% APBN dari cukai dan
pendapatan pajak industri miras(Indonesia)
Ketrkaiatn dengan Narkoba
- Rokok pintu gerbang menuju
narkoba- Bisa dicampur dengan narkoba
- Rokok adalah awal penggunaan
alkohol, dan berlanjut padanarkoba
- Bisa dicampur dengan narkoba
Awal Penggunaan- Usia Sekolah Dasar (Indonesia) - Usia 15 tahun (Eropa 1993 -
1994)
Sakau -Mulai ringan - sedang
- Perokok berat bisa serius-
Mulai ringan - sedang - berat
(perawatan medis)
Jumlah Penggunaan
- Indonesia (posisi 5 perokok
terbanyak di dunia)- 181,958 milyar batang rokok
dihisap pada tahun 2001
- Indonesia relatif tidak diekspos
(negara dengan mayoritasmuslim)
- Konsumsi 0,10 liter percapitatahun 2004 (recorded data)
Kebijakan danPeraturan
- Ada
- Cukai rokok masih dibutuhkan
negara
- Ada
- Larangan MUI
- Cukai dan hasil pajak industri
miras masih dibutuhkan negara
Adiksi
- Mulai ringan - sedang - Mulai ringan - sedang - berat
(terapi medis)
Terapi Adiksi
- Dalam sadar beta, tanpa pesan
spiritual sering kambuh kembalisetelah 6 bulan stop merokok
- IKSAT (dalam sadar alpha theta
dengan pesan spiritual (Mochny,2005)
- Dalam sadar beta, sering kambuh
kembali setelah 3 - 6 bulan stopmiras
- PKBWT (dalam sadar alpha theta
tanpa pesan spiritual (Peniston etal, 1989 - 1995)
IKSAT Intervensi pesan Kuantum dalam Sadara Alpha TethaPKBWT Peniston Kulkosky Brain Wafe Training
Sumber : WHO 1999, Howard 1999, Mochny 2005
III.4. Analisis SWOT
Untuk kepentingan penanganannya maka permasalahan penyalahgunaan alkohol di
Indonesia dapat dianalis melalui metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppurtunities,
Threats).
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
a. Faktor Internal
Kekuatan (Strengths) :
• Mayoritas mayarakat Indonesia adalah kaum Muslim
36
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 37/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 38/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 39/46
Opprtunities :
1. Mekanisme harga pasar sebagai kontrol
peredaran minuman beralkohol
2. Upaya penangananmasalah alkohol skalainternasional (WHO)
Strategi (SO) :
1. Desain kebijakan danregulasi yang berpihak
pada kesehatan sertamemperkuat penegakanhukum
2. Dukungan terhadapupaya global
penanganan alkoholyang disesuaikan dengankarakristik nasional
Strategi (WO) :
1. Intervensi terhadapmekanisme harga pasar domestik untuk produk alkohol
2. Pembatasan peredaran produk minuman kerasmelalui pengawasan
pasar
Threats :
1. Perdagangan bebas danmaraknya produk alkohol import
2. Arus globalisasi dan perang kebudayaan
Strategi (ST) :
1. Regulasi terhadap produk minuman import
2. Memperkuat kultur dan
keyakinan lokal dalammengimbangi arusmasuk globalisasi
Strategi (WT) :
1. Peningkatan pertumbuhan ekonominasional
2. Memperkuat kebijakandan regulasi terhadap
produksi dan distribusiminuman beralkohol
4. Perumusan dan Penilaian Tujuan
Tabel III.5. Perumusan Tujuan Alternatif
Faktor Kunci Keberhasilan
Kelemahan Kunci Internal Kelemahan Kunci Eksternal
Alternatif Tujuan (WT)
1. Perdagangan bebas danmaraknya produk alkohol import
2. Arus globalisasi dan perang kebudayaan
1. Kekuatan ekonomimakro termasuk
pendapatan negara danPCI Indonesia
2. Ketersediaan danketerjangkauan minuman
beralkohol (legal danilegal)
1. Peningkatan pertumbuhan ekonominasional
2. Memperkuat kebijakandan regulasi terhadap
produksi dan distribusiminuman beralkohol
Tabel III.6. Penilaian Tujuan Alternatif
No Strategi Alternatif M KML KMA TN
1 Peningkatan pertumbuhan ekonominasional
5 4 3 12
2 Memperkuatkebijakan dan regulasiterhadap produksi dandistribusi minuman
beralkohol
5 3 5 13
39
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 40/46
Skala Linkert 5 : sangat tinggi4 : tinggi3 : sedang2 : rendah1 : sangat rendah
Keterangan M : manfaatKML : kemampuan mengatasi kelemahan
KMA : kemampuan mengatasi ancamanTN : total nilai
Dua Strategi alternatif untuk penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia
adalah :
• Peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional
• Memperkuat kebijakan dan regulasi terhadap produksi dan distribusi minuman
beralkohol
4. Penetapan Strategi
Tabel III.7. Penetapan Srtaegi
NoStrategi
Alternatif Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Keterangan
1 Peningkatan pertumbuhanekonomi nasional
4 3 2 9 Evaluasi
2 Memperkuatkebijakan danregulasi terhadap
produksi dandistribusiminuman
beralkohol
5 5 4 14 Terpilih
Pilihan utama strategi untuk penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia
melalui analisis SWOT adalah dengan memperkuat kebijakan dan regulasi terhadap
produksi dan distribusi minuman beralkohol
III.5. Pendekatan Metode CARAT
Penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia melalui pendekatan
dengan metode CARAT (Concrete, Ambitious, Realistic, Acceptable, and Time), antara lain
:
40
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 41/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 42/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 43/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 44/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 45/46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol
http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 46/46
4. Indonesia bisa mecontoh program difersivikasi alkohol yang diubah menjadi bahan
bakar alternatif bagi kendaraan seperti yang telah dilakukan oleh Brasil, Amerika
Serikat, China, dan Kolumbia. Tanah Indonesia yang cocok untuk ditanami tebu,
singkong, ubi, kentang, jagung, dan lainnya menjadi aset utama dalam program
difersivikasi ini.
By :
Eko Teguh Pribadi, 2008
031 71440055 or 081 75124748