pusat komunitas permainan tradisional melayu di meranti
TRANSCRIPT
JAUR, Vol. 4 (1) Oktober (2020) ISSN: 2599-0179 (Print) ISSN: 2599-0160 (Online)
JOURNAL OF ARCHITECUTRE AND URBANISM RESEARCH
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur
Pusat Komunitas Permainan Tradisional Melayu Di Meranti
Dengan Prinsip Desain Frank O Gehry
The Center of The Malay Traditional Game Community In Meranti With The Principle of Frank O Gehry Design
Rahmat1), Gun Faisal2) & Pedia Aldy3)*
1,2,3)Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau Pekanbaru, Indonesia
Diterima: Juli 2020; Disetujui: Oktober 2020; Dipublikasi: 31 Oktober 2020 *Coresponding Email: [email protected]
Abstrak
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan Kabupaten di Pesisir Timur dengan memiliki potensi yang besar untuk maju dari sektor pariwisata, salah satunya Tradisi Permainan Tradisional. Dengan adanya permainan tradisional membuat daerah tersebut lebih dikenal masyarakat sekitar baik dalam negeri maupun luar negeri, hanya saja di Kabupaten Meranti masih sangat kurang fasilitas penunjang sebagai wadah untuk melaksanakan kegiatan tersebut, dengan akses yang sangat jauh dan terpisah untuk menuju ke masing-masing permainan tersebut sulit bagi wisatawan dan para komunitas untuk ikut serta mendukung adanya permainan tradisional tersebut. Untuk mendukung kegiatan tersebut agar tetap terlaksana dan mudah dijangkau dibutuhkan Pusat Komunitas Permainan Tradisional Melayu sebagai wadah para Komunitas Permainan Tradisional di Meranti untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Dalam perancangan Pusat Komunitas Permainan Tradisional Melayu dengan menggunakan tema rancangan dari Prinsip Desain Frank O Gehry sangat memikirkan hasil perancangan sesuai dengan fungsi yang dimana Frank O Gehry sendiri merupakan salah satu arsitek yang bersifat Postmodern dengan tidak melupakan budaya lokal. Pusat Komunitas Permainan Tradisional Melayu Di Meranti Dengan Prinsip Desain Frank O Gehry ini diharapkan dapat membantu para komunitas di Meranti untuk melaksanakan kegiatan yang dapat memicu majunya daerah tersebut. Luaran yang ingin dicapai adalah sebuah desain yang dapat menampung budaya yang ada dan perkembangan zaman sehingga dapat menghasilkan bangunan yang mempunyai konsep. Kata Kunci: Komunitas; Permainan Tradisional; Frank O Gehry; Melayu; Meranti
Abstract
Kepulauan Meranti Regency is a Regency on the East Coast with great potential to advance from the
tourism sector, one of which is Traditional Game Tradition. With the existence of traditional games, the
area is more well-known by local and foreign communities, it's just that in Meranti Regency there are still
very few supporting facilities as a place to carry out these activities, with very far and separate access to go
to each of these games it is difficult for tourists and communities to participate in supporting the existence of
these traditional games. To support these activities in order to remain implemented and easily accessible,
the Traditional Malay Game Community Center is needed as a forum for the Traditional Game
Communities in Meranti to carry out various activities. In designing the Malay Traditional Game
Community Center using the design theme of the Frank O Gehry Design Principles, the thought of the
design is in accordance with the function in which Frank O Gehry himself is a Postmodern architect by not
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 30-37
31
forgetting the local culture. The Malay Traditional Game Community Center in Meranti With the Frank
O Gehry Design Principles is expected to help the communities in Meranti to carry out activities that can
trigger the advancement of the area. The output to be achieved is a design that can accommodate the
existing culture and the times so that it can produce a building that has a concept.
Keywords: community; Traditional games; Frank O Gehry; Malay; Meranti How to Cite: Rahmat, Gun Faisal, Pedia Aldy (2020). Pusat Komunitas Permaianan Tradisional Melayu Dengan Prinsip Desain Frank O Gehry. JAUR (Journal of Architecture and Urbanism Research). 4 (1): 30-37
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 30-37
31
PENDAHULUAN
Permainan tradisional sangatlah
populer sebelum teknologi masuk ke
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain
dengan menggunakan alat yang seadanya.
Namun kini, mereka sudah bermain
dengan permainan-permainan berbasis
teknologi yang berasal dari luar negeri dan
mulai meninggalkan permainan
tradisional.
Menurut Putri (dalam Darajat, 2018)
Permainan tradisional adalah suatu hasil
budaya masyarakat yang telah tumbuh dan
hidup sampai sekarang, permainan
tradisional merupakan peninggalan nenek
moyang yang dilakukan dengan hati riang
dan gembira dimana permainan tersebut
dimainkan menggunakan bahasa daerah
masing-masing dan harus dilestarikan guna
mempererat jiwa sosial dan memperkokoh
jati diri bangsa. Permainan tradisional
menjadikan seseoarang bersifat trampil,
ulet dan cekatan serta memiliki manfaat
bagi anak.
Permainan tradisional melayu saat
ini sangat sulit ditemukan di Provinsi Riau
maupun di Kabupaten Meranti,
dikarenakan anak-anak dan para remaja
telah terpengaruh oleh teknologi dan
permainan modern.
Kabupaten Meranti memiliki potensi
yang besar untuk maju dari sektor
pariwisata salah satunya yaitu Permainan
Tradisional melayu yang saat ini hampir
terlupakan. Selain permainan tradisional
melayu, Kabupaten Meranti memiliki
permainan tradisional yang hanya
dimainkan didaerah permainan tersebut
berasal. Permainan tradisional melayu
tersebut bisa dijadikan suatu event tahunan
untuk Kabupaten Meranti yang
mengundang banyak para wisatawan dari
luar daerah untuk berkunjung ke Kabupaten
Meranti. hanya saja di Kabupaten Meranti
masih sangat kurang fasilitas penunjang serta
tempat untuk mewadahi kegiatan tersebut.
Untuk itulah diperlukan Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu Di Meranti
yang dapat dijadikan sebagai wadah berupa
Pusat Kegiatan Permainan Tradisional Melayu
Di Meranti.
Pusat Komunitas Permainan Tradisional
Melayu ini adalah suatu wadah bagi
masyarakat meranti untuk mengadakan agenda
tahunan yang mana biasanya agenda tahunan
ini dilaksanakan secara terpisah sesuai
daerahnya masing-masing.
Fungsi dari bangunan Pusat Komunitas
berkaitan erat dengan latar belakang dan tujuan
dari komunitas yang mewadahi didalamnya.
Sebuah bangunan Pusat Komunitas yang satu
dengan yang lainnya akan berbeda tergantung
pada komunitasnya (Putra, 2017). (a) pusat
komunitas yang dibuat oleh pemerintah. (b)
Pusat Komunitas yang dibuat swadaya oleh
masyarakat.
Menurut Hanifah, dkk (2017) Konsep
Dasar Perancangan Frank O Gehry adalah (a)
penggunaan material seng gelombang dan
rantai, kemudian menembus pembungkus
dengan kaca lebar yang diputar sehingga
menimbulkan celah dijadikan material
pembungkus bangunan. (b) dengan konsep
desainnya banyak diperngaruhi oleh seni
membuat kebebasan kepada orang untuk
mengapreasisasi atau mempresepsi secara
berbeda tergantung pada pemahaman masing-
masing. (c) kemampuan berimajinasi frank
gehry yang luar biasa dalam mengotak-atik
bentuk geometri dan menyusun kembali dalam
bentuk yang kompleks. hal ini postmodern,
dangan kebebasan desain yang imajinatif,
inovasi dalam penggunaan material, maupun
struktur dan konstruksi. (d) konsep metafora
Arsitektur merupakan konsep yang digunakan
Rahmat, Gun Faisal & Pedia Aldy, Pusat Komunitas Permianan Tradisional Melayu
32
Frank Gehry dalam perancangan . (e)
Selain itu Frank Gehry juga menyukai
Pluralitas, baginya konsep Pluralism
merupakan sesuatu yang indah. (f) Gehry
mensikapi perkembangan jaman dengan
ekspresi latar belakang budayanya, yang
menurutnya bahwa dunia ini semakin
sibuk. (g) Pendekatan seni dalam
penyelesaian karya Arsitekturnya
merupakan proses dari pencarian dia
terhadap makna seni yang kemudian
mengilhami gagasan-gagasanya
Adapun tujuan penelitian ini adalah
Untuk merencanakan standar fasilitas
penunjang yang terdapat pada Pusat
Komunitas Permainan Tradisional Melayu
Di Meranti, Merancang Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu sebagai
wadah bagi masyarakat Meranti dan
Menerapkan Cirikhas Prinsip Desain
Frank O Gehry pada Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu Di
Meranti.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
perancangan Pusat Komunitas Permainan
Tradisional Melayu Di Meranti Dengan
Prinsip Desain Frank O Gehry ini yaitu
melalui metode Perancangan konsep
Metafora kombinasi Prinsip Desain Frank
O Gehry.
Strategi perancangan Pusat
Komunitas Permainan Tradisional Melayu
Di Meranti Dengan Prinsip Desain Frank
O Gehry adalah Survei, Analisis Site,
Analisis Fungsi, Program Ruang,
Penzoningan, Studi Literatur, Studi
Banding, Konsep, Tatanan Massa, Bentuk
Massa, Sistem Utilitas, Sistem Struktur,
Detail Lansekap, Fasad Dan Hasil Desain.
Dalam proses perancangan terdapat
cara untuk mendapatkan data guna
mendukung suatu proses perancangan
yaitu dengan melakukan metode pengumpulan
data yang bisa dilakukan dengan beberapa cara
adalah (a) Data primer yaitu Survei instansi,
observasi dan dokumentasi. (b) Data sekunder
yaitu Studi pusataka dan studi banding.
Gambar 1. Bagan Alur Perancangan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi tapak dalam perancangan yaitu
berada di Jl. H. Sulaiman, Kel. Selat Panjang
Barat, Kec. Tebing Tinggi, Kab. Kepulauan
Meranti Dengan data fisik sebagai berikut:
Gambar 2. Lokasi Site
Analisa Tapak Analisa Fungsi
Program Ruang
Penzoningan
Prinsip Desain Frank O Gehry
Konsep
Sirkulasi Ruang Dalam Sirkulasi Ruang Luar
Tatanan Ruang Dalam
Bentukan Massa
Sistem Utilitas
Fasad
Bangunan
Sistem Struktur
Tatan Ruang Luar
Detail lansekap
Hasil Perancangan
Feed
Ba
ck
survey
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 30-37
33
(Sumber : https://bit.ly/2VVSTfF)
Lokasi tapak memiliki lahan kosong
dengan lahan± 2 Ha, KDB yang
diharuskan dilokasi tersebut yaitu 50%,
dan tidak terlalu berkontur pada lahan
dengan ketinggian 1m dari air laut.
Analisa kegiatan penggunaan
bangunan dalam kebutuhan ruang yang
diperlukan untuk bangunan Pusat
Komunitas Permainan Tradisional Melayu
Di Meranti agar memaksimal fungsi,
terbagi dalam tabel sebgai berikut:
Tabel 1. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan
ruang Jenis kegiatan
Luasan
(m2)
Ruang
fasilitas
utama
Edukasi dan
rekreasi dan
produksi
4.227,08
m2
Ruang
fasilitas
pendukung
Administrasi,
berbelanja dan
membaca buku
618,02 m2
Ruang
fasilitas
pengelola
Mengelola
bangunan 234 m2
Servis Servis 725,53 m2
Luasan total kebutuhan ruang
bangunan
5.804,63
m2
Penzoningan pada perancangan
Pusat Komunitas Permainan Tradisional
Melayu Di Meranti terbagi beberapa
zonasi sebagai berikut:
Gambar 3. Zonasi Perancangan
Perancangan Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu Di Meranti ini
menerapkan tema prinsip desain Frank O
Gehry yang dijelaskan sebagai berikut :
Bentuk yang abstrak.
Gambar 4. Bentuk yang abstrak
(Sumber : https://bit.ly/2JbnfEy)
Pada penerapan kebangunan, untuk
bentukan massa mengambil bentuk dari ide
atau konsep awal yang dimana garis abstrak,
lengkung mengalir dan menerus dijadikan
penerapan kebangunan sehingga menghasilkan
bentuk yang abstrak sesuai prinsip yang Frank
Gehry sering gunakan.
Bentuk Tidak Kaku dan Bebas.
Gambar 5. Bentuk tidak kaku dan bebas
(Sumber : https://bit.ly/2jZJJvm)
Pola Denah, Gubahan Massa dan Shape
yang dirancang tidak melalui penyusunan
komposisi-komposisi geometri dasar.
Melainkan berawal dari pengambilan titik 12
permainan yang tersusun bebas kemudian
Pengambilan titik yang
tersusun bebas
kemudian membentuk
bidang geometri
Rahmat, Gun Faisal & Pedia Aldy, Pusat Komunitas Permianan Tradisional Melayu
34
dengan membentuk bidang geometri di
setiap titik, namun susunan tanggapan
rancangan yang mempengaruhi bentuk
bangunan dan menjadi acuan dalam
perancangan.
Mewujudakan Bentuk dari
Transformasi Simbol dan Bentuk. Konsep
yang diterapkan merupakan ide dari
sebuah simbol yang berkaitan dengan
fungsi perancangan yaitu Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu. Konsep
simbol permainan Gasing ini
ditransformasikan kedalam bentuk desain
berdasarkan dengan petimbangan-
pertimbangan fungsi dan konteks tapak.
Penerapan konsep metafora pada
perancangan Frank O Gehry. Konsep
metafora pada bangunannya memiliki
konsep awal sebagai metafora simbolik.
Konsep metafora dari gasing yang
merupakan permainan dominan daerah
tersebut.
Komposisi Bentuk yang baik dan
Proposional.
Gambar 6. Komposisi Bentuk yang baik
dan Proposional
(Sumber : https://bit.ly/2jZJJvm)
Walaupun dasar bentuk dilakukan
secara abstrak dan bebas tanpa aturan
geometris namun komposisi, irama,
proporsi dan sistem kurva yang
menentukan tinggi rendahnya perletakkan
massa bentuk akan disesuaikan dengan
baik dan juga memperhatikan permainan
skala massa bangunan
Penggunaan Material dan
Perencanaan Struktur. Perancangan Frank
O Gehry dengan menggunakan material
baja yang mengkilap untuk mempermudah
perancangan dan terlihat kontras pada
bangunan ketika menerima pantulan cahaya
matahari. Untuk mendukung penggunaan
material kaca digunakan untuk kesan kontras
yang dihasilkan pada bukaan. Penggunaan
panel titanium yang mengkilap yang sering
digunakan Frank Gehry pada perancangannya
sangat tidak memungkinkan diterapkan pada
perancangan Pusat Komunitas Permainan
Tradisional Melayu Di Meranti namun diganti
dengan material Alumunium Composit (ACP)
yang menyerupai baja, Selain itu untuk struktur
konstruksi dirancang tidak melupakan budaya
yaitu mengambil bentuk dari Cirikhas Budaya
Meran
Gambar 7. Penggunaan Material dan
Perencanaan Struktur.
(Sumber : https://bit.ly/2jZJJvm)
Konsep perancangan pada Pusat
Komunitas Permainan Tradisional Melayu Di
Meranti yaitu metafora dari gasing dengan
menerapkan prinsip desain Frank O Gehry,
yang dijelaskan analisis konsep sebagai berikut:
Gambar 8. Transformasi Konsep
Perancangan
Gasing Gasing beradu besar sebagai gasing uri dan Kecil sebagai
gasing pangkah
Lilitan Tali Gasing
Di transformasikan Menjadi bidang
Garis abstrak,
Lengkung yang mengalir dan menerus
Titik yang menghasilkan bidang geometri yaitu 12 titik yang merupakan Permainan Tradisional Melayu
Bentukan yang runcing dan membentuk tinggi dan rendahnya suatu bidang merupakan transformasi dari
kapasitas pengguna suatu fungsi dengan sistem kurva yang sering digunakan Frank O Gehry dalam perancangan,
kapasitas terbanyak merupakan bidang yang tertinggi.
Sistem kurva yang
menentukan tinggi
rendahnya perletakkan
massa bangunan
Penggunaan material baja yang
mengkilap
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 30-37
35
Konsep penerapan tema kedalam
perancangan dijelaskan dalam analisis
sebagai berikut:
Bentuk yang abstrak
Garis abstrak, lengkung mengalir dan
menerus dijadikan penerapan konsep
perancangan yaitu garis pada lilitan tali.
Gambar 9. Penerapan bentuk yang
abstrak kedalam konsep
Bentuk yang tidak kaku dan bebas
Gambar 10. Penerapan tema dalam
pengambilan titik menjadi bidang geometri
Metafora
Perapan konsep metafora dari gasing
yang merupakan permainan dominan
didaerah tersebut.
Gambar 11. Konsep metafora dari gasing
Komposisi Bentuk yang baik dan
Proposional
Komposisi, irama, proporsi dan Sistem
Kurva yang menentukan tinggi rendahnya
perletakkan massa bentuk.
Gambar 12. Komposisi bentuk yang baik
Penggunaan material dan perencanaan
struktur.
Penggunaan material ACP sebagai
pengganti material titanium agar tetap terlihat
kilap dan kontras.
Gambar 13. Penggunaan material ACP
Struktur portal dan struktur Curved Steel
dengan menggunakan material baja yang sering
digunakan Gehry dalam perancangan.
Pengambilan titik yang
tersusun bebas kemudian
membentuk bidang
geometri
Rahmat, Gun Faisal & Pedia Aldy, Pusat Komunitas Permianan Tradisional Melayu
36
Gambar 14. Penerapan struktur
Berdasarkan penerapan tema
rancangan terhadap pada rancangan Pusat
Komunitas Permainan Tradisional Melayu
Di Meranti ini yaitu didesain dengan
bentukan fasad secara proporsi dengan
pengulangan fasad yang menyelimuti
bangunan.
Gambar 15. Tampak atas
Gambar 16. Perspektif
Konsep pola lansekap diambil dari
Lilitan tali pada gasing yang terpusat
ketika ingin memutar gasing dijadikan
Konsep Pola Lansekap sebagai pedestrian
pada Perancangan Tapak.
Gambar 17. Konsep lansekap
Konsep zonasi pada Tapak Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu ini sebagai berikut
:
Gambar 18. Konsep zonasi tapak
Perletakan vegetasi didalam site sesuai
dengan kebutuhan dan berdasarkan analisa
vegetasi yang ada. Vegetasi yang digunakan
adalah Vegetasi Peneduh (pohon mahoni),
Penunjuk Arah (pohon palem) dan Pedestrian
(pohon pucuk merah).
Gambar 19. konsep vegetasi
SIMPULAN
Dari hasil perancangan Pusat Komunitas
Permainan Tradisional Melayu Dimeranti dengan
Prinsip Desain Frank O Gehry. Maka dapat
disimpulkan untuk perancangan fungsi Mewadahi
masyarakat untuk bersilaturahim antar
komunitas/kelompok dan mempermudah mereka
dalam mengembangkan bakat dengan
penggabungan lokasi permainan Tradisional
melayu dalam satu lokasi. Konsep yang digunakan
Curved Steel
Zona permainan dilaut Zona fungsi
administrasi dan fungsi pengelola
Zona fungsi rekreatif dan
fungsi edukatif
Tribun penonton permainan yang
berada dilaut
Tribun penonton permainan yang berada didarat
Zona permainan
didarat
Zona taman
lansekap
Zona gazebo
Zona parkir
kendaraan
portal
pohon pucuk merah pohon palem
pohon mahoni
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 30-37
37
dalam perancangan yaitu konsep “Gasing”
kemudian dijabarkan sesuai dengan prinsip
Desain Frank O Gehry.
DAFAR PUSTAKA
Community Center http://en.wikipedia.org/wiki/Community centre, Diakses pada tanggal 4 september 2019
Definisi dan sejarah kabupaten meranti. https://bit.ly/2LgDZvy, diakses pada tanggal 03 juli 2019
Darajat, Erlina Zakiah. (2018). Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Kemampuan Problem Solving Siswa Kelas 3 Sd Islam Sabilul Khoir. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Fungsi Community Center https://en.wikipedia.org/wiki/Community_centre diakses pada tanggal 01 april 2020.
Hernandes, Edgar. (2018). Grha Permainan Tradisional Di Surabaya. Edimensi Arsitektur. VI. 33-40. Diakses dari https://bit.ly/2ZMs6S5
Jenis-Jenis Permainan Tradisional Melayu, https://bit.ly/2LbKrUJ, Diakses pada tanggal 31 agustus 2019.
Permasalah Permainan Tradisional. https://bit.ly/2NUxKQb, diakses pada tanggal 02 juli 2019
Post-modernisme Frank O gehry. https://bit.ly/2khWVzH, Diakses pada 6 september 2019
Prinsip Desain Frank O Gehry. https://bit.ly/2UlmH3o, diakses pada tanggal 05 juli 2019
Putra, Gilang Rizki Fauzi. (2017), Coffee Community Center Di Sleman. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta
Pusat Komunitas. https://bit.ly/3c0uL22, diakses pada 25 februari 2020
Riauwindu, Meyadilah (2017). Frank O Gehry Tokoh Arsitektur Post Modern. Di unduh di https://www.academia.edu/9852114/Frank_O._Gehry_Tokoh_Arsitektur_Post_Modern.
Singgih, Dwijaya Karto. (2018), Community Center Ledhok Timoho Yogyakarta. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Tamba, Erda. 2018, Industri Komik Di Pekanbaru berdasarkan Prinsip Desain Tadao Ando, Seminar Arsitektur, Universitas Riau, Pekanbaru.
Winalda, Yoshua Gilbert. (2019), Pusat Seni Karikatur Di pekanbaru Dengan Prinsip Perancangan Frank O Gehry. Universitas Riau, pekanbaru.
Yandi, Sepli. 2017, Pusat Seni Dan Kebudayaan Di Kuantan Singingi Dengan Pendekatan Arsitektur Tradisional. Universitas Riau, Pekanbaru.