pt. bank of india indonesia - amazon web services · 2017. 9. 20. · merupakan mata uang...
TRANSCRIPT
PT. BANK OF INDIA INDONESIA, TBK. LAPORAN KEUANGAN
PER 31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 SERTA PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2015 DAN 2014
~ 1 ~
PT.BANK OF INDIA INDONESIA, TBK. LAPORAN KEUANGAN DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN Laporan Posisi Keuangan 31 Maret 2015 1-2
(dengan angka pembanding 31 Desember 2014) Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 Laporan Perubahan Ekuitas 4 Laporan Arus Kas 5 Catatan Atas Laporan Keuangan 6-67
~ 1 ~
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014
~ 2 ~
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014
~ 3 ~
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR
31 MARET 2015 DAN 2014
~ 4 ~
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PER 31 MARET 2015 DAN 31 MARET 2014
~ 5 ~
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. LAPORAN ARUS KAS
PERIODE 1 JANUARI S/D 31 MARET 2015 DAN 2014
~ 6 ~
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum PT. Bank of India Indonesia (dahulu PT. Bank Swadesi Tbk). (Bank) didirikan pada tahun 1968 berdasarkan akta No. 20 tanggal 28 September 1968 dari Njoo Sioe Liep, SH, notaris di Surabaya, dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/35/8 tanggal 3 Pebruari 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 19 tanggal 5 Maret 1976, Tambahan No. 162. Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar Bank dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 26 tanggal 9 Juni 2014 yang dibuat dihadapan notaris Aryanti Artisari, S.H., M.Kn notaris di Jakarta sehubungan dengan perubahan modal dasar. Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat keputusan No. AHU-03743.40.20.2014 tanggal 9 Juni 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-03743.40.20.2014 tanggal 9 Juni 2014. Kantor pusat Bank di Jalan H. Samanhudi No. 37, Jakarta Pusat. Bank mempunyai 8 kantor cabang, 6 kantor cabang pembantu dan 3 kantor kas. Jumlah karyawan Bank pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing 265 dan 260 karyawan.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan/menyelenggarakan dan mengusahakan kegiatan yang berhubungan dengan perbankan.
Bank mendapat ijin usaha sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989. Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/68/KEP/DIR tanggal 12 Oktober 1994, Bank memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Bank Devisa.
Induk perusahaan Bank adalah Bank Of India yang didirikan di India
Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 13/91A/KEP.GBI/2011 tanggal 17 November 2011. Bank Indonesia telah menyetujui :
1. Perubahan nama PT Bank Swadesi Tbk menj adi PT Bank of India Indonesia Tbk.
2. Izin usaha Bank sebagai bank umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 906/KMK.013/1989 tanggal 16 Agustus 1989 tetap berlaku bagi PT. Bank of
India Indonesia Tbk. Susunan pengurus Bank pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama : Ny. Iyer Vijayalakshmi Rajaram *) Komisaris : Tn. Prakash Rupchand Chugani Komisaris Independen : Tn. Leland Gerrits Rompas Komisaris Independen Komisaris Independen
: :
Tn. Handadjaja Sulaiman Tn. Monesh Dileep Armanani *)
Direktur Utama : - Wakil Direktur Utama : Tn. Payllore Lakshman Ramachandran Iyer Direktur : Tn. Ferry Koswara Direktur : Tn. Gopinathan Ekamurthy Direktur : Tn. Primasura Pandu Dwipanata
*) Berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan/ atau ketentuan lain yang berlaku
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 7 ~
Jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan kepada komisaris, direksi, komite audit dan pemantau risiko Bank pada 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 masing-masing sebesar Rp 1.148.059.621 dan Rp 1.013.798.011.
b. Penawaran Umum Saham Bank
Pada tanggal 12 April 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-75/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum atas 60.000.000 saham biasa atas nama kepada masyarakat. Nilai nominal per saham Rp 200 dengan harga penawaran Rp 250. Pada tanggal 1 Mei 2002 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta.
Pada tanggal 24 Juni 2008, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( Bapepam.LK) dengan suratnya No. S-4071/BL/2008 untuk melakukan penawaran umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham sejumlah 558.000.000 ( lima ratus lima puluh delapan juta ). Saham–saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Juli 2008.
Berdasarkan surat pernyataan efektif dari Otoritas Jasa keuangan (OJK) No.S-500/D.04/2014 tanggal 3 Desember 2014, Bank telah melakukan Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 173.600.000 lembar saham dari tanggal 17 Desember 2014 sampai dengan tanggal 6 Januari 2015 dengan harga penawaran sebesar Rp 2.800 per saham. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, masing-masing sejumlah 868.000.000 dan 868.000.000 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Dasar penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interprestasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (“DSAK”) termasuk Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008 dan Peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK.
Laporan keuangan juga disusun dan disajikan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK NO. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. Dasar penyusunan laporan keuangan Bank, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar
akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah
mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan Bank disusun berdasarkan nilai historis,
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan
dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara
kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada
bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang jatuh tempo dalam
waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak
dibatasi penggunaannya.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 8 ~
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di ndonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi :
Penerapan kebijakan akuntansi,
nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan
jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapan
Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan telah diterapkan secara konsisten, kecuali bagi penerapan beberapa SAK yang telah direvisi seperti yang diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan ini.
c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing
i. Mata uang penyajian Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Bank.
ii. Transaksi dan saldo dalam mata uang
Kebijakan akuntansi atas transaksi dan saldo dalam mata uang asing didasarkan pada peraturan BAPEPAM-LK No. VIII.G.7 dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”). Bank mengacu pada Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) dimana transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kurs tengah yang merupakan rata-rata kurs beli dan kurs jual berdasarkan Reuters pada pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat yang berlaku pada tanggal tersebut.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Selisih penjabaran mata uang asing atas efek utang dan aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagian bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran kedalam Rupiah pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 yang menggunakan kurs tengah Reuters (Pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat) :
31 Mar 2015 31 Des 2014
Pound Sterling Inggris 19,301.15 19,288.40
Euro 14,020.56 15,053.35
Dolar Amerika Serikat 13,074.00 12,385.00
Dolar Singapura 9,503.88 9,376.19
Dolar Hongkong 1,686.12 1,596.98
Rupee India 208.94 195.91
Yen Jepang 108.82 103.56
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 9 ~
d. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai dengan ketentuan Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”:Dalam
laporan keuangan ini, istilah pihak- pihak berelasi digunakan sesuai dengan PSAK No. 7
(Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang
tersebut : i. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
entitas induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah
entitas asosiasi dari entitas ketiga v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah
satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a);
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a)(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak berelasi, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
e. Aset keuangan
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No.
55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK
No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip- prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non- keuangan. PSAK ini, antara lain menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tambahan atas pengukuran nilai wajar dan risiko likuiditas. Pengukuran nilai wajar terkait pos yang dicatat pada nilai wajar disajikan berdasarkan
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 10 ~
sumber input dengan menggunakan tiga tingkatan hirarki nilai wajar untuk setiap kelas instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar. Sebagai tambahan, PSAK ini mewajibkan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir untuk pengukuran nilai wajar tingkat 3, demikian pula pengungkapan transfer antar tingkatan dalam hirarki nilai wajar. PSAK ini juga menjelaskan lebih lanjut persyaratan pengungkapan risiko likuiditas transaksi derivatif dan aset yang digunakan untuk pengelolaan likuiditas. Pengungkapan risiko likuiditas tidak terpengaruh secara signifikan oleh PSAK ini.
Aset keuangan dalam ruang lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga tanggal jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Aset keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar, dan dalam hal aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman yang diberikan dan piutang
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasikan dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika :
penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidak- konsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau
aset keuangan merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, yang dikelola dan kinerjanya berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Bank dan anak perusahaan, dan informasi tentang kelompok tersebut disediakan secara internal kepada manajemen kunci; atau
merupakan bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan PSAK 55 (revisi 2006) memperbolehkan kontrak gabungan (aset atau liabilitas) ditetapkan
sebagai FVTPL.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 2g.
Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank dan anak perusahaan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 11 ~
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan ini diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok ini disajikan sebagai pendapatan keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif. Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank dan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 12 ~
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas keuangan
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangannya sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan biaya perolehan yang diamortisasi.
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) Kategori ini terdiri dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Bank dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
g. Nilai wajar instrumen keuangan
Bank melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimilikinya berdasarkan hirarki berikut :
1. Harga kuotasi dalam pasar aktif untuk instrumen yang serupa. Untuk aset keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah bid price (harga penawaran). Sedangkan untuk liabilitas keuangan yang dimiliki, nilai wajar yang digunakan adalah ask price (harga permintaan). Jika instrumen keuangan tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif, maka digunakan teknik penilaian dalam menentukan nilai wajarnya.
2. Teknik penilaian yang berdasarkan pada input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam
kategori ini adalah instrumen yang dinilai menggunakan: harga kuotasi pada pasar aktif untuk instrumen yang serupa; harga kuotasi untuk instrumen serupa pada pasar yang dianggap kurang aktif; atau teknik penilaian dimana semua input yang signifikan didapatkan secara langsung atau tidak langsung dari data pasar yang diobservasi.
3. Teknik penilaian menggunakan input yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen dimana input untuk teknik penilaian yang digunakan tidak berdasarkan pada data yang dapat diobservasi dan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi memiliki dampak yang signifikan terhadap penilaian instrumen. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi untuk instrumen serupa dimana penyesuaian atau asumsi yang tidak dapat diobservasi
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 13 ~
secara signifikan diperlukan untuk menggambarkan perbedaan antara instrumen-instrumen yang ada.
h. Reklasifikasi aset keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan dari atau ke kelompok aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi atas aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo (atau sebaliknya). Untuk aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo, reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan maka sisa investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasikan menjadi investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual (tainting rule). Apabila terdapat reklasifikasi dari klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo ke tersedia untuk dijual, maka aset keuangan tersebut akan dihitung nilai wajarnya dan selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat harus dicatat pada ekuitas.
i. Saling hapus instrumen keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam lapor an keuangan jika, dan hanya jika, Bank : - saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah
yang telah diakui tersebut; dan - berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
j. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain
Giro pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Giro pada Bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
k. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk Call Money dan Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI). Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif. Penempatan pada bank lain disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
l. Efek – efek
Efek-efek terdiri dari obligasi korporasi, obligasi Republik Indonesia, dan wesel impor/ekspor. Efek-efek pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan efek-efek, dan selanjutnya pengukuran dilakukan berdasarkan klasifikasi efek-efek ke dalam kelompok aset keuangan tertentu dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai
m. Tagihan dan liabilitas derivatif
Tagihan dan liabilitas derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif dengan tujuan bukan untuk lindung nilai. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dihitung dari selisih antara nilai kontrak dan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal laporan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Keuntungan atau kerugian dari instrumen
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 14 ~
derivatif yang tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai diakui sebagai laba rugi tahun berjalan.
n. Kredit
Kredit diakui sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Untuk kredit yag direstrukturisasi, kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai kredit yang tercatat sebelum restrukturisasi. Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit dan kebijakan mitigasi risiko menentukan jenis agunan yang dapat diterima oleh Bank. Umumnya jenis agunan yang diterima Bank untuk memitigasi risiko kredit diantaranya adalah giro, tabungan deposito berjangka, tanah dan bangunan, logam mulia, kendaraan bermotor, piutang, mesin dan persediaan barang.
Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit („secondary source of credit repayment‟) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur. Kredit dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh bank. Kriteria penghapusbukuan kredit kepada debitur adalah sebagai berikut: a. Kredit yang memiliki kualitas macet; a. “Loss” loan category; b. Fasilitas kredit telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset sebesar 100% dari
pokok kredit; c. Hapusbuku dilakukan terhadap seluruh liabilitas kreditnya, sehingga penghapusbukuan
tidak boleh dilakukan pada sebagian kreditnya (partial write-off); d. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan pemulihan, namun tidak berhasil; e. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau kinerja debitur buruk atau tidak ada
kemampuan membayar.
o. Tagihan dan utang akseptasi Tagihan akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, sedangkan liabilitas akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
p. Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut :
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan; atau
penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 15 ~
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 1 (satu ) dan 12 (dua belas) bulan, dan untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk aset keuangan yang signifikan secara individual, Bank melakukan penilaian secara individual untuk kredit yang diberikan diatas Rp 1.000.000.000 serta kolektif untuk aset yang secara individual tidak signifikan atau secara individual signifikan namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan dikelompokkan pada kelompok aset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas masa depan dari kelompok aset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank dan anak perusahaan harus menghitung:
Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank apabila terjadi tunggakan fasilitas pinjaman yang diberikan/ pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah hutang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model Perhitungan LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
PD, LGD diperoleh dari observasi data pinjaman yang diberikan/piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun.
Bank mulai menerapkan statistical model analysis method yaitu migration analysis method dengan menggunakan data historis kerugian kredit minimal 3 tahun dan mempertimbangkan hal - hal berikut ini dalam menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit secara kolektif :
Data historis probability of default,
Waktu pemulihan
Jumlah kerugian yang terjadi (loss given default), dan
Pertimbangan pengalaman manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang didasarkan pada pengalaman historis.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai yang sebelumnya diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur) harus dipulihkan, baik secara langsung maupun dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Sehubungan dengan kepatuhan terhadap Bank Indonesia, Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang “Penilaian Kualitas Aset Bank Umum” sebagai panduan untuk menghitung minimum Penyisihan Penghapusan Aset Produktif (PPAP) yang wajib dibentuk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 16 ~
Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, obligasi pemerintah dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit.
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif yang harus dihitung sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia adalah sebagai berikut :
a) 1% dari aset produktif yang digolongkan Lancar, di luar penempatan pada Bank Indonesia, Obligasi Pemerintah, instrument hutang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan asset produktif yang dijamin dengan agunan tunai;
b) 5% dari aset produktif yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus setelah dikurangi agunan;
c) 15% dari aset produktif yang digolongkan Kurang Lancar setelah dikurangi agunan;
d) 50% dari aset produktif yang digolongkan Diragukan setelah dikurangi agunan; dan
e) 100% dari aset produktif yang digolongkan Macet setelah dikurangi agunan.
Kriteria penilaian nilai agunan yang dapat dikurangkan dalam penghitungan penyisihan penghapusan aset sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia
Saldo aset produktif dihapusbukukan pada saat manajemen Bank berpendapat bahwa aset
produktif tersebut tidak dapat tertagih. Ketika pinjaman yang diberikan tidak tertagih, kredit
tersebut dihapusbukukan dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai.
Pinjaman yang diberikan tersebut dapat dihapusbukukan setelah semua prosedur yang
diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian atas pinjaman yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan non-operasional lainnya. Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari asset tersebut akan diestimasi.
Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut. Cadangan penurunan nilai diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan. Cadangan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika cadangan penurunan nilai tidak pernah diakui.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 17 ~
Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas komitmen dan kontinjensi yang memiliki risiko kredit berdasarkan selisih antara nilai amortisasi (nilai tercatat) dan present value atas pembayaran liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan tersebut menjadi probable). Bank menentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas agunan yang diambil alih berdasarkan pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai bersih yang dapat direalisasi (net realizable value).
q. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
r. Aset Tetap
Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini mengatur akuntansi tanah dan mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”.
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah nilai tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo-menurun ganda (double-declining balance method), kecuali untuk bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ( straight-line method ), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan 20 Perlengkapan dan peralatan kantor 4 – 8 Kendaraan bermotor 4 – 8 Renovasi Sewa 4 Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/ diperpanjang pada saat jatuh tempo.
Bank menerapkan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang dikeluarkan ketika tanah diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap” dan tidak diamortisasi. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 18 ~
Aset dalam penyelesaian disajikan dalam “Aset Tetap” dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan untuk aset dalam penyelesaian akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
s. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud terdiri dari perangkat lunak yang dibeli Bank dan biaya perpanjangan Hak atas Tanah.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Pengeluaran untuk pengembangan perangkat lunak secara internal diakui sebagai aset ketika Bank dapat mendemostrasikan maksud dan kemampuannya untuk menyelesaikan pengembangan dan memakai perangkat lunak tersebut dalam menghasilkan keuntungan ekonomis dimasa mendatang, dan dapat secara handal mengukur biaya untuk menyelesaikan pengembangan. Biaya yang dikapitalisasi dari pengembangan perangkat lunak secara internal mencakup semua biaya yang dapat diatribusikan langsung yang dinyatakan pada biaya yang dikapitalisasi dikurangi akumulasi amortisasi dan penurunan nilai.
Pengeluaran selanjutnya untuk perangkat lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan di masa mendatang. Semua pengeluaran lainnya dibebankan pada saat terjadinya.
Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang masa manfaat dari perangkat lunak tersebut, dari tanggal perangkat lunak tersebut tersedia untuk dipakai. Estimasi masa manfaat dari perangkat lunak adalah empat tahun.
Sebagaimana dijelaskan pada butir r di atas, efektif tanggal 1 Januari 2012, Bank menerapkan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaruan legal hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomik tanah, mana yang lebih pendek.
Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual ditelaah pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan jika dianggap tepat.
Aset takberwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan dari penggunaan atau pelepasannya.
t. Agunan yang Diambil Alih
Agunan yang diambil alih (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun “Aset lain-lain” pada laporan posisi keuangan.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo pinjaman yang diberikan di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih yang telah diterima pada saat pinjaman yang diberikan diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan pinjaman yang diberikan. Sedangkan selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo pinjaman yang diberikan, agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo pinjaman yang diberikan dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif bank. Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan. Beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 19 ~
u. Aset lain-lain Aset lain-lain terdiri dari agunan yang diambil alih, pendapatan bunga yang akan diterima, beban yang ditangguhkan dan lainnya.
v. Liabilitas segera Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya kewajiban atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera dicatat sebesar biaya perolehan diamortisasi.
w. Liabiliat Imbalan Pascakerja
Bank menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”. Revisi PSAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada periode berjalan ke dalam pendapatan komprehensif lain. Bank tidak memilih metode ini dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuaria, karenanya PSAK revisi ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan Bank. Menurut PSAK No. 24 (Revisi 2010), beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan metode penilaian aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Kelebihan yang timbul diakui sebagai keuntungan atau kerugian aktuarial diakui dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja. Selanjutnya, biaya jasa lalu yang timbul saat pengenalan program imbalan pasti atau saat perubahan imbalan terhutang pada program imbalan pasti yang ada harus diamortisasi selama periode sampai dengan imbalan tersebut menjadi hak pekerja. Bank menghitung liabilitas diestimasi atas imbalan pasca kerja sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010) ”Imbalan Kerja”. Liabilitas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari estimasi jumlah liabilitas imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset program dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unitcredit. Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama ratarata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Porsi imbalan pasca kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi komprehensif.
x. Simpanan nasabah
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Termasuk didalamnya adalah giro, tabungan dan deposito berjangka.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 20 ~
Pada saat pengakuan awal simpanan diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengn biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
y. Simpanan dari bank lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik lokal maupun luar negeri, dalam bentuk giro, interbank call money dangn periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari dan deposito berjangka.
Pada saat pengakuan awal simpanan diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
z. Biaya emisi Saham
Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam ”Pendapatan Bunga” dan ”Beban Bunga” di dlan laporan laba rugi menggunakan suku bunga efektif.diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Pada saat pinjaman yang diberikan diklasifikasikan sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum tertagih akan dibatalkan pengakuannya. Selanjutnya bunga yang dibatalkan
tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi Penerimaan tunai atas pinjaman yang diberikan yang diklasifikasikan sebagai diragukan atau macet dipergunakan terlebih dahulu untuk mengurangi pokok pinjaman yang diberikan. Kelebihan penerimaan dari pokok pinjaman yang diberikan diakui sebagai pendapatan bunga dalam laporan laba rugi.
bb. Pengakuan pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perpinjaman yang diberikanan atau jangka waktu tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai denagn jangka waktunya dengan menggunakan suku bunga efektif.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 21 ~
Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan / atau komisi yang ditangguhkan diakui pada saat pinjaman yang diberikan dilunasi. Provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan dan jangka waktu, ataupun tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dangan kegiatan perpinjaman yang diberikanan dan jangka waktu, ataupun tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
cc. Pajak penghasilan
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, dalam laporan laba rugi komprehensif periode berjalan.
Beban pajak kini untuk tahun berjalan dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam periode yang bersangkutan. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara dasar pelaporan komersial dan pajak atas aset dan liabilitas dan akumulasi rugi fiskal. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dipinjaman yang diberikankan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dipinjaman yang diberikankan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima, atau jika mengajukan banding, pada saat keputusan atas banding tersebut telah ditetapkan.
dd. Laba per saham dasar
Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
ee. Informasi segmen
Informasi segmen disajikan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan keuangan.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 22 ~
Segmen geografis adalah komponen Bank yang secara jelas operasionlanya dapat dibedakan mengenai aset, kinerja dan aktivitas suatu wilayah dengan wilayah lain dalam Bank. Bank menyajikan segmen berdasarkan laporan internal bank yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional sesuai PSAK No. 5 (Revisi 2009). Pengambil keputusan operasional Bank adalah Direksi.
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
3. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan dimana dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan liabilitas
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan
liabilitas atas tahun keuangan satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang
diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang didasarkan standar yang berlaku.
Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman
masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas
kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi
semula. Pengungkapan ini melengkapi pengungkapan pada manajemen risiko keuangan.
a. Sumber Utama Ketidakpastian Estimasi
a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Kondisi spesifik komponen counterparty yang mengalami penurunan nilai dalam
pembentukan cadangan kerugian atas aset keuangan dievaluasi secara individu
berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai kini arus kas yang diharapkan
akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas tersebut, manajemen membuat pertimbangan tentang situasi keuangan counterparty dan nilai realisasi bersih dari
setiap agunan.
Perhitungan cadangan penurunan nilai kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat
dalam portofolio aset keuangan dengan karakteristik ekonomi yang sama ketika
terdapat bukti objektif penurunan nilai terganggu, tetapi penurunan nilai secara individu
belum dapat diidentifikasi.
Dalam menilai kebutuhan untuk cadangan kolektif, manajemen mempertimbangkan
faktor-faktor seperti kualitas kredit dan jenis produk. Guna membuat estimasi cadangan
yang diperlukan, manajemen membuat asumsi untuk menentukan kerugian yang
melekat, dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan
pengalaman masa lalu dan kondisi ekonomi saat ini. Keakuratan penyisihan tergantung pada seberapa baik estimasi arus kas masa depan untuk cadangan counterparty tertentu
dan asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan cadangan
kolektif.
a.2. Imbalan kerja karyawan
Present value atas imbalan kerja karyawan tergantung dari banyaknya factor yang
dipertimbangkan oleh aktuari berdasarkan beberapa asumsi. Perubahan atau asumsi-
asumsi tersebut akan mempengaruhi carrying amount atas imbalan kerja karyawan.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 23 ~
Asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya atau pendapatan untuk imbalan kerja
termasuk tingkat diskonto. Bank menentukan tingkat diskonto yang tepat pada setiap
akhir tahun. Ini merupakan tingkat suku bunga yang digunakan untuk menentukan
present value atas arus kas masa depan yang diestimasi akan digunakan untuk
membayar imbalan kerja. Dalam menentukan tingkat diskonto yang tepat, Bank
mempertimbangkan tingkat suku bunga atas surat berharga pemerintah yang
mempunyai jatuh tempo yang menyerupai jangka waktu rata-rata sisa masa kerja
karyawan.
b. Pertimbangan Akuntansi Yang Penting Dalam Penerapan Kebijakan
Akuntansi Bank
Pertimbangan akuntansi penting yang dibuat dalam menerapkan kebij akan akuntansi
Bank meliputi :
b.1. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Kebijakan akuntansi Bank memberikan ruang atas aset dan liabilitas keuangan, pada
saat awal pengakuan, untuk diklasifikasikan ditentukan kedalam kategori berbeda dalam
kondisi tertentu.
Dalam mengklasifikasi aset keuangan sebagai ”dimiliki hingga jatuh tempo”, Bank telah
menetapkan bahwa Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset
keuangan tersebut hingga tanggal jatuh tempo seperti yang dipersyaratkan.
b.2. Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable)
pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan.
Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang
dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di
masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan.
4. KAS
31 Maret 2015 31 Des 2014
Rupiah 20,451,251,425 19,161,279,200
Mata uang asing 2,950,187,322 6,739,433,985
Jumlah 23,401,438,747 25,900,713,185 Kas diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar dari kas adalah nilai tercatatnya. Saldo dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri) sejumlah nihil pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Cash in Safe dan Cash in Transit diasuransikan terhadap risiko kebongkaran kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (pihak ketiga), PT Asuransi Wahana Tata (pihak ketiga), PT Asuransi Rama Satria Wibawa (pihak ketiga) dan PT Asuransi Eka Llyod Jaya (pihak ketiga). Manajemen Bank berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko tersebut.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 24 ~
5. GIRO PADA BANK INDONESIA
31 Maret 2015 31 Des 2014
Rupiah 282,745,256,019 252,414,686,309
Mata uang asing 107,206,800,000 91,649,000,000
Jumlah 389,952,056,019 344,063,686,309 GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dibentuk oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari DPK. GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau excess reserve, yang besarnya ditetapkan BI sebesar persentase tertentu. GWM LDR adalah tambahan simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro pada Bank Indonesia, jika LDR Bank dibawah minimum LDR target Bank Indonesia (78%) atau diatas LDR target (92%) dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank lebih kecil dari KPMM insentif Bank Indonesia sebesar 14%. Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing- masing sebesar 39.01% dan 18.82% untuk mata uang Rupiah serta sebesar 8.19% dan 8.20% untuk marta uang asing. GWM Bank dalam Rupiah pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 sebesar 39.01 % dan 18.82% terdiri dari GWM Primer sebesar 8.32 % dan 8.41% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada BI dan GWM Sekunder sebesar 30.69 % dan 10.41% dengan menggunakan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dan excess reserve. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, Bank telah memenuhi Giro Wajib Minimum sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 25 ~
6. GIRO PADA BANK LAIN
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Pihak berelasi
Bank Of India
Mata uang asing 2,438,703,806 400,177,152,577
Cadangan kerugian penurunan nilai - -
Bersih 2,438,703,806 400,177,152,577
Pihak ketiga
Rupiah 9,354,077,866 8,348,656,522
Mata uang asing 21,659,995,781 27,532,530,166
Jumlah 31,014,073,647 35,881,186,688
Cadangan kerugian penurunan nilai (146,257,855) (157,031,580)
Bersih 30,867,815,792 35,724,155,108
Jumlah Giro Pada Bank Lain - Bersih 33,306,519,598 435,901,307,685
Kualitas giro pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 dikelompokkan lancar, kecuali Indover dikelompokkkan macet sebesar Euro 10.431,67 atau Rp. 146.257.855 pada 31 Maret 2015. Giro pada bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar dari giro pada bank lain adalah nilai tercatatnya. Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN Seluruh penempatan pada bank lain dilakukan dengan pihak ketiga. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar dari penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah sebesar nilai tercatatnya. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut :
Tingkat bungaJangka waktu rata-rata
(hari) per tahun Jumlah
Rupiah
Penempatan pada Bank Indonesia Fasilitas Simpanan Bank Indonesia 1 5.50% 190,000,000,000
Jumlah Cadangan kerugian penurunan nilai -
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain- bersih 190,000,000,000
31 Maret 2015
Jenis penempatan
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 26 ~
Tingkat bungaJangka waktu rata-rata
(hari) per tahun Jumlah
RupiahCall Money 2 6.07% 60,000,000,000 Penempatan pada Bank Indonesia
Fasilitas simpanan Bank Indonesia 2 5.75% 176,971,738,195 Cadangan kerugian penurunan nilai -
Penempatan pada Bank Indonesia Intervensi - bersih 236,971,738,195
31 Desember 2014
Jenis penempatan
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, seluruh penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 digolongkan sebagai lancar. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak ada penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dijadikan jaminan oleh Bank. Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Lebih dari Kurang dari 1 bulan s.d
1 bulan 12 bulan Jumlah
Rupiah
FASBI - Bank Indonesia 190,000,000,000 - 190,000,000,000
Jumlah 190,000,000,000 - 190,000,000,000
Mata uang asing
Call money - - -
Jumlah 190,000,000,000 - 190,000,000,000
31 Maret 2015
Jenis penempatan
Lebih dari Kurang dari 1 bulan s.d
1 bulan 12 bulan JumlahRp
Rupiah
Call money 60,000,000,000 - 60,000,000,000
FASBI - Bank Indonesia 176,971,738,195 - 176,971,738,195
Jumlah 236,971,738,195 - 236,971,738,195
31 Desember 2014
Jenis penempatan
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang mengalami penurunan nilai pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 27 ~
8. EFEK-EFEK
Transaksi efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi efek-efek dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Rp Peringkat Rp Peringkat
Dimiliki hingga jatuh tempo :
Rupiah
Sertifikat Bank Indonesia - setelah
dikurangi diskonto yang belum
diamortisasi sebesar 10.116.003.287
pada 31 Maret 2015 dan 1.896.090.329
pada 31 Desember 2014 243,344,996,713 - 112,842,909,671 -
Sertifikat Deposito Bank Indonesia -
setelah dikurangi diskonto yang
belum diamortisasi sebesar
15.861.852.680 pada 31 Maret 2015
dan 2.774.237.018 pada
31 Desember 2014 789,138,147,320 187,225,762,982
Obligasi Jasa Marga JORR II
tahun 2005:
Tranche A 129,464,555 idAA 129,464,555 idAA
Tranche B 129,464,555 idAA 129,464,555 idAA
Tranche C 172,619,407 idAA 172,619,407 idAA
Obligasi Suboirdinasi Bank Mandiri I
tahun 2009 17,764,370,004 id AA+ 17,864,037,995 id AA+
Pinjaman yang diberikan dan piutang :
Rupiah
Promes 203,492,840,600 80,525,000,000
Dollar Amerika Serikat
Diskonto wesel ekspor 198,394,802,957 - 355,387,853,662 -
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Efek-efek - bersih 1,452,566,706,111 754,277,112,827
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Efek-efek di atas telah diperingkat oleh Pefindo, PT Fitch Rating Indonesian. Berdasarkan efek pemerintah dan bukan pemerintah :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Efek pemerintah - bersih 1,032,483,144,032 300,068,672,653
Efek bukan pemerintah 420,083,562,079 454,208,440,174
Jumlah 1,452,566,706,111 754,277,112,827
Cadangan kerugian penurunan nilai - -
Efek-efek bersih 1,452,566,706,111 754,277,112,827
Menurut jangka waktunya, efek-efek dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 300,000,000 -
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan 61,283,255,000 -
Lebih dari 3 s.d. 60 bulan 1,174,392,729,632 380,593,672,653
Lebih dari 60 bulan 18,195,918,522 18,295,586,512
Jumlah 1,254,171,903,154 398,889,259,165
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan 2,336,033,688 -
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan 186,991,748,275 342,073,482,643
Lebih dari 3 s.d. 60 bulan 9,067,020,994 13,314,371,019
Jumlah 198,394,802,957 355,387,853,662
Jumlah 1,452,566,706,111 754,277,112,827
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Efek-efek - Bersih 1,452,566,706,111 754,277,112,827
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 28 ~
Klasifikasi efek-efek berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Rupiah
Kurang dari 1 bulan 149,652,855,632 264,713,672,653
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan 100,840,383,400 134,002,967,105
Lebih dari 3 s.d. 60 bulan 1,003,506,044,715 -
Lebih dari 60 bulan 172,619,407 172,619,407
Jumlah 1,254,171,903,154 398,889,259,165
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan 82,430,236,846 -
Lebih dari 1 s.d. 3 bulan 113,292,240,511 123,665,681,476
Lebih dari 3 s.d. 60 bulan 2,672,325,600 231,722,172,186
Jumlah 198,394,802,957 355,387,853,662
Jumlah 1,452,566,706,111 754,277,112,827
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Efek-efek - Bersih 1,452,566,706,111 754,277,112,827
Nilai wajar dari aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo adalah berdasarkan harga pasar atau harga kuotasi dari pedagang perantara/penjual. Apabila informasi ini tidak tersedia, maka nilai wajar diestimasi menggunakan harga kuotasi pasar untuk efek dengan karakteristik kredit, jatuh tempo, dan pengembalian yang serupa. Nilai wajar dari efek-efek pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Dimiliki hingga jatuh tempo
Rupiah
Obligasi Subordinasi Bank Mandiri I - Tahun 2009 17,764,370,004 17,535,500,000
Sertifikat Bank Indonesia 243,344,996,713 112,842,909,671
Sertifikat Deposito Bank Indonesia 789,138,147,320 187,225,762,982
Obligasi Jasa Marga JORR II 431,548,517 431,548,517
Sub Total 1,050,679,062,554 318,035,721,170
Pinjaman dan piutang
Rupiah
Promes 203,492,840,600 80,525,000,000
Dolar Amerika Serikat
Diskonto Wesel Ekspor 198,394,802,957 355,387,853,662
Sub Total 401,887,643,557 435,912,853,662
1,452,566,706,111 753,948,574,832
Obligasi Jasa Marga JORR I tahun 2003 jatuh tempo pada tanggal 19 Nopember 2013 dengan tingkat bunga yang dihitung berdasarkan rata-rata tingkat bunga SBI 3 bulanan selama 6 bulan. Bunga obligasi dibayar setiap 6 bulanan. Obligasi Jasa Marga JORR II tahun 2005 dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tranche A jatuh tempo pada tanggal 5 Januari 2016 dengan tingkat bunga untuk 5 tahun pertama sebesar 11,50% dan 5 tahun berikutnya sebesar 15,25%. Bunga obligasi dibayar setiap 6 bulanan.
Tranche B jatuh tempo pada tanggal 5 Januari 2018 dengan tingkat bunga untuk 5 tahun pertama sebesar 12,50% dan tahun keenam sampai jatuh tempo sebesar 15,25%. Bunga obligasi dibayar setiap 6 bulanan.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 29 ~
Tranche C jatuh tempo pada tanggal 5 Januari 2021 dengan tingkat bunga untuk 5 tahun pertama sebesar 13,50% dan tahun keenam sampai jatuh tempo sebesar 15,50%. Bunga obligasi dibayar setiap 6 bulanan.
- Obligasi JORR I dan II ini diperoleh dari penyelesaian sebagian pinjaman yang diberikan milik
PT Marga Nurindo Bakti yang merupakan anak perusahaan dari Jasa Marga (Persero) yang telah dihapusbukukan.
Obligasi Subordinasi Bank Mandiri I Tahun 2009 jatuh tempo pada tanggal 11 Desember 2016 dengan tingkat bunga sebesar 11,85%. Bunga obligasi dibayar setiap 3 bulanan Pada tanggal 15 Desember 2010, bank melakukan perubahan tujuan investasi terhadap obligasi Subordinasi dengan nilai nominal sebesar Rp. 29.405.032.149 dari klasifikasi “tersedia untuk dijual” ke klasifikasi “dimiliki hingga jatuh tempo”. Manajemen berpendapat memiliki kemampuan dan berkeinginan untuk memiliki obligsi subordinasi tersebut hingga jatuh tempo. Nilai wajar obligasi subordinasi pada tanggal perpindahan menjadi nilai buku awal obligasi subordinasi dalam klasifikasi “dimiliki hingga jatuh tempo”. Laba yang belum direalisasi atas obligasi yang dipindahkan sebesar Rp 2.425.580.370 dicatat sebagai bagian dari keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek tersedia untuk dijual di ekuitas dan diamortisasi sampai dengan tanggal jatuh tempo dari obligasi komprehensif dengan metode suku bunga efektif. Laba yang belum direalisasikan atas obligasi yang dipindahkan tersebut pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp. 764.370.005 dan Rp. 864.037.996. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 tidak ada efek-efek yang dijadikan sebagai jaminan oleh bank. Manajemen berpendapat bahwa tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai efek-efek yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing. Kontrak berjangka valuta asing merupakan komitmen kepada penjual atau pembeli kontrak untuk menjual dan membeli sejumlah mata uang tertentu pada tanggal di masa mendatang dengan harga yang telah ditentukan terlebih dahulu. Transaksi perangkat moneter derivatif di atas menimbulkan risiko pasar dan risiko pinjaman yang diberikan. Risiko pasar dari transaksi perangkat moneter derivatif timbul sebagai akibat dari adanya fluktuasi dalam tingkat bunga dan kurs mata uang. Sedangkan risiko pinjaman yang diberikan timbul dalam hal pihak lain tidak memenuhi liabilitasnya kepada Bank. Jangka waktu dari transaksi perangkat moneter derivatif Bank berjangka valuta asing berkisar antara 1 sampai 188 hari. Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori nilai wajar melalui laba rugi. Nilai wajar dari tagihan dan liabilitas derivatif adalah sebesar nilai tercatat.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 30 ~
Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Jumlah nosional Tagihan dan liabilitasderivatif
Transaksi Beli Jual Tagihan Kewajiban
Tidak terkait instrumen lindung nilai
Pihak ketiga
Kontrak - Forward
Dollar Amerika Serikat
PT Essar 57,901,540,970 133,839,619 432,747,781
PT Global V 19,665,975,000 44,855,940 99,158,375
PT Kharisma 644,250,000 9,388,127
PT Laxmirani 650,800,000 2,899,114
PT Nasco 8,348,725,000 173,043,069 23,710,382
PT Oorja 33,087,750,000 642,182,571 66,844,206
PT Plantex 10,415,250,000 82,908,485 38,864,868
PT Radi Logam 26,275,400,000 99,851,088 223,825,431
PT Rainbow 19,397,000,000 213,037,546
PT Shakuntala 1,325,000,000 17,565,082
PT Sunrise 33,157,500,000 311,989,966 130,605,358
PT Van Aroma 19,665,975,000 44,855,940 99,158,375
HSBC 2,564,400,000 50,337,466
Standard Chartered Bank 58,077,074,000 172,469,550,000 1,243,029,018 1,683,156,084
Jumlah 230,710,699,000 232,935,490,970 3,001,880,483 2,865,973,408
Kontrak - SWAP
Dollar Amerika Serikat
Standard Chartered Bank 58,821,500,000 52,419,859 63,980,449
HSBC Bank - 65,378,000,000 87,887,640 79,975,561
Jumlah - 124,199,500,000 140,307,499 143,956,010
Bersih 230,710,699,000 357,134,990,970 3,142,187,982 3,009,929,418
31 Maret 2015
Jumlah nosional Tagihan dan liabilitasderivatif
Transaksi Beli Jual Tagihan Kewajiban
Tidak terkait instrumen lindung nilai
Pihak ketiga
Kontrak - Forward
Dollar Amerika Serikat
PT Essar Indonesia - 38,931,441,483 229,269,427 238,447,093
PT Sunrise Bumi Textile 33,016,850,000 - 59,236,557 253,929,012
PT Global Vision Impex 20,509,275,000 - 42,743,245 115,733,925
PT Nasco 11,505,870,000 - 56,439,709 92,353,082
PT Jaya Internationall 2,210,625,000 - - 43,109,171
PT Jaya 936,000,000 - - 7,101,143
PT Oorja Indo KGS 43,367,000,000 - 370,025,668 384,106,323
PT Plantex Sembada International 9,319,600,000 - 35,034,449 65,431,250
PT Van Aroma 20,509,875,000 - 42,144,203 115,733,925
PT Matrix 6,371,250,000 - - 178,126,172
Standard Chartered Bank 39,292,525,000 322,157,550,000 1,868,984,256 771,459,559
HSBC - 195,919,500,000 852,586,580 -
BOI Mumbai 369,420,800,008 - - 1,145,086,356
Jumlah 556,459,670,008 557,008,491,483 3,556,464,094 3,410,617,011
Kontrak - SWAP
Dollar Amerika Serikat
HSBC - 68,950,200,000 832,200,495 -
Standard Chartered Bank - 131,517,500,000 1,473,590,936 -
Jumlah - 200,467,700,000 2,305,791,431 -
Bersih 556,459,670,008 757,476,191,483 5,862,255,525 3,410,617,011
31 Desember 2014
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 31 ~
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Beli Jual Beli Jual
Kontrak - Forward
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan 127,538,449,000 129,653,877,378 446,679,650,008 447,219,916,868
Lebih dari 1 s.d 3 bulan 79,679,000,000 79,759,838,592 86,079,670,000 86,068,974,615
Lebih dari 3 s.d 60 bulan 23,493,250,000 23,521,775,000 23,700,350,000 23,719,600,000
Jumlah 230,710,699,000 232,935,490,970 556,459,670,008 557,008,491,483
Kontrak - SWAP
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan 124,199,500,000 - 200,467,700,000
Lebih dari 1 s.d 3 bulan - - - -
Jumlah - 124,199,500,000 - 200,467,700,000
Bersih 230,710,699,000 357,134,990,970 556,459,670,008 757,476,191,483
Menurut jangka waktu :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Beli Jual Beli Jual
Kontrak - Forward
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan 1,977,300,000 1,979,025,000 374,795,800,008 375,601,925,000
Lebih dari 1 s.d 3 bulan 166,877,774,000 168,730,790,970 110,465,725,000 110,217,241,868
Lebih dari 3 s.d 60 bulan 61,855,625,000 62,225,675,000 71,198,145,000 71,189,324,615
Jumlah 230,710,699,000 232,935,490,970 556,459,670,008 557,008,491,483
Kontrak - SWAP
Dollar Amerika Serikat
Kurang dari 1 bulan - 124,199,500,000 - 200,467,700,000
Lebih dari 1 s.d 3 bulan - - - -
Lebih dari 3 s.d 60 bulan - - - -
Jumlah - 124,199,500,000 - 200,467,700,000
Bersih 230,710,699,000 357,134,990,970 556,459,670,008 757,476,191,483
Seluruh tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 digolongkan lancar. Pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat tagihan derivatif yang mengalami penurunan nilai.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 32 ~
10. KREDIT Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Estimasi nilai wajar kredit ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang menggunakan suku bunga efektif. a. Jenis Kredit
Dalam perhatian
Lancar khusus Kurang lancar Diragukan Macet JumlahCurrent Special mention Substandar Doubtful Loss Total
Pihak berelasi
Rupiah
Modal kerja 135,751,879,246 - - - - 135,751,879,246
Investasi 5,500,000,000 - - - - 5,500,000,000.00
Konsumsi 102,545,833 - - - - 102,545,833.00
Karyawan 156,851,805 - - - - 156,851,805
Jumlah 141,511,276,884 - - - - 141,511,276,884
Cadangan Kerugian
penurunan nilai (27,308,256) - - - - (27,308,256)
Bersih 141,483,968,628 - - - - 141,483,968,628
Dollar Amerika Serikat
Modal Kerja 4,249,050,000 - - - - 4,249,050,000
Cadangan Kerugian
penurunan nilai (849,810) - - - - (849,810)
Bersih 4,248,200,190 - - - - 4,248,200,190
Jumlah pihak berelasi 145,732,168,818 - - - - 145,732,168,818
Pihak ketiga
Rupiah
Modal kerja 1,976,888,808,045 15,111,455,791 443,929,930 12,791,494,800 13,708,059,809 2,018,943,748,375
Investasi 242,593,893,740 3,817,888,064 532,765,228 2,177,716,180 3,692,478,174 252,814,741,386
Konsumsi 89,065,827,875 1,970,806,330 - - 3,515,598,629 94,552,232,834
Karyawan 1,465,721,777 - - - - 1,465,721,777
Jumlah 2,310,014,251,437 20,900,150,185 976,695,158 14,969,210,980 20,916,136,612 2,367,776,444,372
Cadangan kerugian
penurunan nilai (1,886,273,141) (1,089,242,346) (802,239,340) (3,207,218,209) (14,399,992,174) (21,384,965,210)
Bersih 2,308,127,978,296 19,810,907,839 174,455,818 11,761,992,771 6,516,144,438 2,346,391,479,162
Dollar Amerika Serikat
Modal kerja 854,349,334,097 - - - - 854,349,334,097
Investasi 103,066,054,895 9,904,153,143 - - - 112,970,208,038
Konsumsi 125,667,288 - - - - 125,667,288
Jumlah 957,541,056,280 9,904,153,143 - - - 967,445,209,423
Cadangan kerugian
penurunan nilai (170,883,952) (496,198,072) - - - (667,082,024)
Bersih 957,370,172,328 9,407,955,071 - - - 966,778,127,399
Jumlah pihak ketiga 3,265,498,150,624 29,218,862,910 174,455,818 11,761,992,771 6,516,144,438 3,313,169,606,561
Jumlah Pinjaman - Bersih 3,411,230,319,442 29,218,862,910 174,455,818 11,761,992,771 6,516,144,438 3,458,901,775,379
Tingkat bunga rata-rata per tahun
Rupiah 14.04%
Dollar Amerika Serikat 8.10%
31 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 33 ~
Dalam perhatian
Lancar khusus Kurang lancar Diragukan Macet JumlahCurrent Special mention Substandar Doubtful Loss Total
Pihak berelasi
Rupiah
Modal kerja 123,061,087,610 - - - - 123,061,087,610
Investasi 5,500,000,000 - - - - 5,500,000,000
Konsumsi - - - - - 0
Karyawan 164,541,366 - - - - 164,541,366
Jumlah 128,725,628,976 - - - - 128,725,628,976
Cadangan Kerugian
penurunan nilai (35,372,338) - - - - (35,372,338)
Bersih 128,690,256,638 - - - - 128,690,256,638
Dollar Amerika Serikat
Modal kerja 4,025,125,000 - - - - 4,025,125,000
Konsumsi - - - - - -
Jumlah 4,025,125,000 - - - - 4,025,125,000
Cadangan Kerugian
penurunan nilai (1,151,878) - - - - (1,151,878)
Bersih 4,023,973,122 - - - - 4,023,973,122.00
Jumlah pihak berelasi 132,714,229,760 - - - - 132,714,229,760
Pihak ketiga
Rupiah
Modal kerja 1,865,105,798,053 19,695,134,767 13,379,496,729 1,263,547,917 12,942,884,809 1,912,386,862,275
Investasi 229,278,490,629 71,228,423,057 2,042,206,675 331,645,845 3,359,207,386 306,239,973,592
Konsumsi 82,298,949,162 2,610,017,435 244,833,629 - 3,275,185,719 88,428,985,945
Karyawan 1,715,415,840 - - - - 1,715,415,840
Jumlah 2,178,398,653,684 93,533,575,259 15,666,537,033 1,595,193,762 19,577,277,914 2,308,771,237,652
Cadangan kerugian
penurunan nilai (2,494,672,499) (5,767,563,535) (3,875,868,514) (263,693,643) (14,296,398,755) (26,698,196,946)
Bersih 2,175,903,981,185 87,766,011,724 11,790,668,519 1,331,500,119 5,280,879,159 2,282,073,040,706
Dollar Amerika Serikat
Modal kerja 599,829,108,374 - - - - 599,829,108,374
Investasi 106,430,458,374 9,624,577,688 - - - 116,055,036,062
Konsumsi - 20,814,107 - - - 20,814,107
Jumlah 706,259,566,748 9,645,391,795 - - - 715,904,958,543
Cadangan kerugian
penurunan nilai (171,654,370) (653,591,794) - - - (825,246,164)
Bersih 706,087,912,378 8,991,800,001 - - - 715,079,712,379
Jumlah pihak ketiga 2,881,991,893,563 96,757,811,725 11,790,668,519 1,331,500,119 5,280,879,159 2,997,152,753,085
Jumlah Pinjaman - Bersih 3,014,706,123,323 96,757,811,725 11,790,668,519 1,331,500,119 5,280,879,159 3,129,866,982,845
Tingkat bunga rata-rata per tahun
Rupiah 13.92%
Dollar Amerika Serikat 8.13%
31 Desember 2014
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 34 ~
b. Sektor Ekonomi
Dalam perhatian
Lancar khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah
Current Special mention Substandar Doubtful Loss Total
Rupiah
Perdagangan 1,115,170,963,117 12,225,125,568 976,695,158 1,064,922,534 4,060,346,131 1,133,498,052,508
Jasa bisnis 136,519,976,462 1,432,525,949 137,952,502,411
Jasa pelayanan sosial 8,689,639,414 - - - - 8,689,639,414
Industri 529,447,996,801 70,847,202 13,904,288,446 5,828,530,962 549,251,663,411
Transportasi 121,294,894,090 1,873,345,622 6,518,000,000 129,686,239,712
Konstruksi 47,237,945,399 876,329,802 48,114,275,201
Pertanian 25,537,365,833 - - - - 25,537,365,833
Pertambangan 169,927,659,170 - - - - 169,927,659,170
Lain-lain 297,699,088,035 4,421,976,042 - - 4,509,259,519 306,630,323,596
Jumlah 2,451,525,528,321 20,900,150,185 976,695,158 14,969,210,980 20,916,136,612 2,509,287,721,256
Cadangan kerugian
penurunan nilai (1,913,581,397) (1,089,242,346) (802,239,340) (3,207,218,209) (14,399,992,174) (21,412,273,466)
Bersih 2,449,611,946,924 19,810,907,839 174,455,818 11,761,992,771 6,516,144,438 2,487,875,447,790
Dollar Amerika Serikat
Perdagangan 333,197,463,009 - - - - 333,197,463,009
Jasa bisnis 57,686,532,109 - - - - 57,686,532,109
Industri 517,227,243,514 - - - - 517,227,243,514
Pertambangan 37,241,750,979 9,904,153,143 - - - 47,145,904,122
Transportasi 9,805,500,000 - - - - 9,805,500,000
Jasa pelayanan sosial - - - - - -
Lain-lain 6,631,616,669 - - - - 6,631,616,669
Jumlah 961,790,106,280 9,904,153,143 - - - 971,694,259,423
Cadangan kerugian
penurunan nilai (171,733,762) (496,198,072) (667,931,834)
Bersih 961,618,372,518 9,407,955,071 - - - 971,026,327,589
Jumlah Pinjaman - Bersih 3,411,230,319,442 29,218,862,910 174,455,818 11,761,992,771 6,516,144,438 3,458,901,775,379
31 Maret 2015
Dalam perhatian
Lancar khusus Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah
Current Special mention Substandar Doubtful Loss Total
Rupiah
Perdagangan 1,167,124,522,044 70,918,616,330 1,201,140,050 1,595,193,763 2,962,852,552 1,243,802,324,739
Jasa bisnis 136,022,959,860 992,453,752 - - - 137,015,413,612
Jasa pelayanan sosial 8,397,816,534 116,612,459 - - - 8,514,428,993
Industri 429,417,967,703 95,531,148 14,220,563,352 - 5,827,030,962 449,561,093,165
Transportasi 122,435,920,667 36,174,382 - - 6,518,000,000 128,990,095,049
Konstruksi 55,171,930,840 - - - - 55,171,930,840
Pertanian 22,136,429,098 - - - - 22,136,429,098
Pertambangan 124,285,114,316 16,654,045,332 - - - 140,939,159,648
Lain-lain 242,131,621,598 4,720,141,857 244,833,629 - 4,269,394,400 251,365,991,484
Jumlah 2,307,124,282,660 93,533,575,260 15,666,537,031 1,595,193,763.00 19,577,277,914 2,437,496,866,628
Cadangan kerugian
penurunan nilai (2,530,044,837) (5,767,563,535) (3,875,868,514) (263,693,643) (14,296,398,755) (26,733,569,284)
Bersih 2,304,594,237,823 87,766,011,725 11,790,668,517 1,331,500,120 5,280,879,159 2,410,763,297,344
Dollar Amerika Serikat
Perdagangan 215,700,033,239 - - - - 215,700,033,239
Industri 398,233,589,045 - - - - 398,233,589,045
Pertambangan 17,859,772,732 9,624,577,688 - - - 27,484,350,420.00
Transportasi 13,004,250,000 - - - - 13,004,250,000
Jasa Bisnis 55,585,546,752 - - - - 55,585,546,752
Jasa pelayanan sosial - - - - - 0
Lain-lain 9,901,499,980 20,814,107 - - - 9,922,314,087
Jumlah 710,284,691,748 9,645,391,795 - - - 719,930,083,543
Cadangan kerugian
penurunan nilai (172,806,248) (653,591,794) - - - (826,398,042)
Bersih 710,111,885,500 8,991,800,001 - - - 719,103,685,501
Jumlah Pinjaman - Bersih 3,014,706,123,323 96,757,811,726 11,790,668,517 1,331,500,120 5,280,879,159 3,129,866,982,845
31 Desember 2014
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 35 ~
c. Jangka Waktu
Jangka waktu kredit yang diberikan diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit yang diberikan dan waktu yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya. Berdasarkan Periode Perjanjian Pinjaman yang diberikan :
Dollar Amerika Dollar Amerika
Rupiah Serikat Rupiah Serikat JumlahRupiah U.S. Dollar Rupiah U.S. Dollar Jumlah/Total
Sampai dengan 1 tahun 139,501,879,246 4,249,050,000 1,660,764,815,563 670,073,520,382 2,474,589,265,191
Lebih dari 1 s.d 2 tahun 1,750,000,000 - 222,466,453,839 93,695,916,077 317,912,369,916
Lebih dari 2 s.d 5 tahun 102,545,833 - 143,507,899,390 41,279,743,710 184,890,188,933
Lebih dari 5 tahun 156,851,805 - 341,037,275,580 162,396,029,254 503,590,156,639
Jumlah 141,511,276,884 4,249,050,000 2,367,776,444,372 967,445,209,423 3,480,981,980,679
Cadangan kerugian
penurunan nilai (27,308,256) (849,810) (21,384,965,210) (667,082,024) (22,080,205,300)
Bersih 141,483,968,628 4,248,200,190 2,346,391,479,162 966,778,127,399 3,458,901,775,379
31 Maret 2015
Pihak berelasi Pihak ketiga
Dollar Amerika Dollar Amerika
Rupiah Serikat Rupiah Serikat JumlahRupiah U.S. Dollar Rupiah U.S. Dollar Jumlah/Total
Sampai dengan 1 tahun 72,869,281,050 1,548,125,000 1,677,102,909,784 497,290,881,181 2,248,811,197,015
Lebih dari 1 s.d 2 tahun 55,691,806,558 2,477,000,000 101,384,701,864 22,905,749,980 182,459,258,402
Lebih dari 2 s.d 5 tahun - - 148,343,613,452 43,001,087,098 191,344,700,550
Lebih dari 5 tahun 164,541,366 - 381,940,012,554 152,707,240,284 534,811,794,204
Jumlah 128,725,628,974 4,025,125,000 2,308,771,237,654 715,904,958,543 3,157,426,950,171
Cadangan kerugian
penurunan nilai (35,372,338) (1,151,878) (26,698,196,946) (825,246,164) (27,559,967,326)
Bersih 128,690,256,636 4,023,973,122 2,282,073,040,708 715,079,712,379 3,129,866,982,845
31 Desember 2014
Pihak berelasi Pihak ketiga
Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo:
Dollar Amerika Dollar Amerika
Rupiah Serikat Rupiah Serikat JumlahRupiah U.S. Dollar Rupiah U.S. Dollar Jumlah/Total
Sampai dengan 1 tahun 141,251,879,246 4,249,050,000 1,896,135,985,486 767,442,182,000 2,809,079,096,732
Lebih dari 1 s.d 2 tahun - 75,649,275,570 37,695,085,776 113,344,361,346
Lebih dari 2 s.d 5 tahun 259,397,638 - 282,470,385,118 158,890,959,837 441,620,742,593
Lebih dari 5 tahun - - 113,520,798,198 3,416,981,810 116,937,780,008
Jumlah 141,511,276,884 4,249,050,000 2,367,776,444,372 967,445,209,423 3,480,981,980,679
Cadangan kerugian
penurunan nilai (27,308,256) (849,810) (21,384,965,210) (667,082,024) (22,080,205,300)
Bersih 141,483,968,628 4,248,200,190 2,346,391,479,162 966,778,127,399 3,458,901,775,379
30 Maret 2015
Pihak berelasi Pihak ketiga
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 36 ~
Dollar Amerika Dollar Amerika
Rupiah Serikat Rupiah Serikat JumlahRupiah U.S. Dollar Rupiah U.S. Dollar Jumlah/Total
Sampai dengan 1 tahun 128,561,087,610 4,025,125,000 1,794,610,656,520 526,438,028,874 2,453,634,898,004
Lebih dari 1 s.d 2 tahun - - 43,029,631,788 4,205,294,544 47,234,926,332
Lebih dari 2 s.d 5 tahun 164,541,366 - 346,929,180,473 180,435,323,314 527,529,045,153
Lebih dari 5 tahun - - 124,201,768,870 4,826,311,811 129,028,080,681
Jumlah 128,725,628,976 4,025,125,000 2,308,771,237,651 715,904,958,543 3,157,426,950,170
Cadangan kerugian
penurunan nilai (35,372,337) (1,151,878) (26,698,196,946) (825,246,164) (27,559,967,325)
Bersih 128,690,256,639 4,023,973,122 2,282,073,040,705 715,079,712,379 3,129,866,982,845
31 Desember 2014
Pihak berelasi Pihak ketiga
Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank termasuk pengurus dibebani bunga 11% per tahun untuk tahun 2015 dan 2014 dengan jangka waktu pelunasan berkisar antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun dan dibayar kembali melalui pemotongan gaji bulanan.
Kredit yang diberikan yang diberikan dijamin dengan benda bergerak dan/atau tidak bergerak dengan pengikatan secara hak tanggungan dan hipotik atau akta pembe rian hak tanggungan dan surat kuasa memasang hipotik atau surat kuasa untuk menjual, atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank. Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, rincian kredit yang diberikan bermasalah (klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet) menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut :
Kredit bermasalah Minimum penyisihan Kredit bermasalah Minimum penyisihan
Nonperforming Minimum allowance Nonperforming Minimum allowance
loans for losses loans for losses
RupiahPerdagangan 6,101,963,823 (4,554,323,338) 5,759,186,368 (4,037,652,162) Industri 19,732,819,408 (4,618,327,076) 20,047,594,314 (5,274,868,384) Lain-lain 11,027,259,519 (9,236,799,309) 11,032,228,029 (9,123,440,366) Bersih 36,862,042,750 (18,409,449,723) 36,839,008,711 (18,435,960,912)
Jumlah 36,862,042,750 (18,409,449,723) 36,839,008,711 (18,435,960,912)
30 Maret 2015 31 Desember 2014
Dari jumlah kredit yang diberikan bermasalah tersebut, pinjaman yang diberikan dalam proses penyelamatan pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing Rp 17.004.853.165,- dan Rp 17.014.287.446,-
d. Rasio Non Performing Loan (NPL) pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kedit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, tidak terdapat pinjaman yang diberikan yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.
2015 2014
NPL Gross 1.06% 1.78%
NPL Neto 0.53% 1.13%
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 37 ~
e. Mutasi penyisihan penghapusan pinjaman yang diberikan adalah sebagai berikut :
Rupiah Mata uang Jumlah/Total
asingRupiah Foreign currency Jumlah/Total
Saldo awal tahun 26.733.569.284 826.398.042 27.559.967.326Penyisihan (pemulihan) selama
tahun berjalan (5.321.295.818) (197.325.072) (5.518.620.890)Penerimaan kembali pinjaman
yang telah dihapusbukukan - - - Selisih kurs penjabaran - 38.858.864 38.858.864Penghapusan selama tahun berjalan - - -
Saldo 31 - 03 -2015 21.412.273.466 667.931.834 22.080.205.300
31 Maret 2015
Rupiah Mata uang Jumlah/Total
asingRupiah Foreign currency Jumlah/Total
Rp Rp Rp
Saldo awal tahun 12,511,850,476 9,496,867,573 22,008,718,049
Penyisihan (pemulihan) selama
tahun berjalan 14,221,718,808 (7,993,569,653) 6,228,149,155
Penerimaan kembali pinjaman
yang telah dihapusbukukan - - -
Selisih kurs penjabaran - (676,899,878) (676,899,878)
Penghapusan selama tahun berjalan - - -
Saldo akhir tahun 26,733,569,284 826,398,042 27,559,967,326
31 Desember 2014
Manajemen berpendapat bahwa kredit yang diberikan yang diberikan telah dijamin dengan cukup dan jumlah penyisihan kerugian pinjaman yang diberikan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya pinjaman yang diberikan. h. Mutasi pinjaman yang diberikan yang dihapusbuku adalah sebagai berikut :
2015 2014
Saldo awal tahun 10,464,013,893 10,464,013,893
Penghapusbukuan pinjaman
dalam tahun berjalan - -
Penerimaan kembali pinjaman
yang telah dihapusbukukan - -
Pinjaman yang telah dilakukan
hapus tagih - -
Saldo akhir 10,464,013,893 10,464,013,893
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 38 ~
11. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI a. Tagihan Akseptasi
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Pihak ketiga
Rupiah - 8,928,670,190 Dollar Amerika Serikat 82,414,964,274 116,267,423,824 Euro - 4,955,562,820
Tagihan Akseptasi 82,414,964,274 130,151,656,834
Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif. Estimasi nilai wajar dari tagihan akseptasi yang merupakan instrument tanpa suku bunga adalah jumlah yang akan dibayarkan debitur kepada Bank. Sedangkan estimasi nilai wajar dari liabilitas akseptasi yang juga merupakan instrument tanpa suku bunga adalah jumlah yang harus dikembalikan saat ada permintaan. Nilai wajar dari tagihan akseptasi dan liabilitas akseptasi adalah sebesar nilai tercatatnya.
Pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014, tidak terdapat tagihan akseptasi yang mengalami penurunan nilai. Manajemen Bank berpendapat bahwa tidak ada cadangan kerugian penurunan nilai tagihan akseptasi yang perlu dibentuk pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
b. Utang Akseptasi
Utang akseptasi berdasarkan counterparty Rp 82.414.964.274 dan Rp 130.151.656.834 masing-masing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014. Utang akseptasi dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Estimasi nilai wajar dari utang akseptasi yang juga merupakan instrument tanpa suku bunga adalah jumlah yang harus dikembalikan saat ada permintaan. Berdasarkan jangka waktu akseptasi :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Tagihan Akseptasi Utang Akseptasi Tagihan Akseptasi Utang Akseptasi
Mata uang Rupiah
Kurang dari 1 bulan - - - -
Lebih dari 1 s.d 3 bulan - - 3,444,180,190 3,444,180,190
Lebih dari 3 s.d 6 bulan - - 3,984,490,000 3,984,490,000
Lebih dari 6 bulan - - 1,500,000,000 1,500,000,000
Jumlah - - 8,928,670,190 8,928,670,190
Tagihan Akseptasi Utang Akseptasi Tagihan Akseptasi Utang AkseptasiMata uang asing Kurang dari 1 bulan 260,041,860 260,041,860 - - Lebih dari 1 s.d 3 bulan 28,086,399,482 28,086,399,482 50,515,911,001 50,515,911,001 Lebih dari 3 s.d 6 bulan 54,068,522,932 54,068,522,932 47,887,295,688 47,887,295,688 Lebih dari 6 bulan - - 22,819,779,955 22,819,779,955
Jumlah 82,414,964,274 82,414,964,274 121,222,986,644 121,222,986,644
Jumlah - Bersih 82,414,964,274 82,414,964,274 130,151,656,834 130,151,656,834
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 39 ~
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Tagihan Akseptasi Utang Akseptasi Tagihan Akseptasi Utang Akseptasi
Mata uang Rupiah
Kurang dari 1 bulan - - - -
Lebih dari 1 s.d 3 bulan - - 5,294,180,190 5,294,180,190
Lebih dari 3 s.d 6 bulan - - 2,134,490,000 2,134,490,000
Lebih dari 6 bulan - - 1,500,000,000 1,500,000,000
Jumlah - - 8,928,670,190 8,928,670,190
Mata uang asing
Kurang dari 1 bulan 25,057,132,765 25,057,132,765 - -
Lebih dari 1 s.d 3 bulan 52,070,282,334 52,070,282,334 41,036,065,033 41,036,065,033
Lebih dari 3 s.d 6 bulan 5,287,549,175 5,287,549,175 57,643,805,545 57,643,805,545
Lebih dari 6 bulan - - 22,543,116,066 22,543,116,066
Jumlah 82,414,964,274 82,414,964,274 121,222,986,644 121,222,986,644
Jumlah - Bersih 82,414,964,274 82,414,964,274 130,151,656,834 130,151,656,834 Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, seluruh tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 digolongkan lancar. Manajemen Bank berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 tidak diperlukan.
12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
Biaya dibayar dimuka pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 terdiri dari :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Asuransi 2,139,811,865 164,048,544
Emisi saham 1,850,684,240 1,241,502,080
Sewa gedung 1,553,309,260 1,743,073,148
Iklan dan Promosi - 45,243,750
Lain-lain 3,558,967,398 1,052,087,031
Jumlah 9,102,772,763 4,245,954,553
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 40 ~
13. ASET TETAP
1 Januari 31 Maret2015 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2015
Biaya perolehan:Pemilikan langsung
Tanah 5,046,115,250 - - - 5,046,115,250
Bangunan 21,975,936,121 - - 100,650,001 22,076,586,122
Perlengkapan dan
peralatan kantor 15,793,363,958 2,471,375 67,365,300 (100,650,001) 15,627,820,032
Kendaraan bermotor 6,302,207,308 - - - 6,302,207,308
49,117,622,637 2,471,375 67,365,300 - 49,052,728,712
Aset dalam penyelesaian 6,042,206,500 - - (6,042,206,500) -
Jumlah 55,159,829,137 2,471,375 67,365,300 (6,042,206,500) 49,052,728,712
Akumulasi penyusutan:Pemilikan langsung
Bangunan 12,009,538,724 185,040,558 - - 12,194,579,282
Perlengkapan dan
peralatan kantor 12,167,935,643 412,012,611 67,365,295 - 12,512,582,959
Kendaraan bermotor 5,130,073,027 93,928,656 - - 5,224,001,683
Jumlah 29,307,547,394 690,981,825 67,365,295 - 29,931,163,924
Jumlah Tercatat 25,852,281,743 19,121,564,788
1 Januari 31 Desember2014 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2014
Biaya perolehan:Pemilikan langsung
Tanah 5,046,115,250 - - - 5,046,115,250
Bangunan 21,414,436,121 195,778,688 - 365,721,312 21,975,936,121
Perlengkapan dan
peralatan kantor 13,835,519,734 2,475,356,152 517,511,928 - 15,793,363,958
Kendaraan bermotor 7,310,757,308 - 1,008,550,000 - 6,302,207,308
47,606,828,413 2,671,134,840 1,526,061,928 365,721,312 49,117,622,637
Aset dalam penyelesaian 365,721,312 6,042,206,500 - (365,721,312) 6,042,206,500
Jumlah 47,972,549,725 8,713,341,340 1,526,061,928 - 55,159,829,137
Akumulasi penyusutan:Pemilikan langsung
Bangunan 10,990,727,692 1,018,811,032 - - 12,009,538,724
Perlengkapan dan
peralatan kantor 11,240,925,849 1,444,521,633 517,511,839 - 12,167,935,643
Kendaraan bermotor 5,640,385,168 416,708,870 927,021,011 - 5,130,073,027
Jumlah 27,872,038,709 2,880,041,535 1,444,532,850 - 29,307,547,394
Jumlah Tercatat 20,100,511,016 25,852,281,743
Beban penyusutan adalah sebesar Rp 690.981.825 periode 1 Januari s/d 31 Maret 2015 dan Rp 604.507.780 periode 1 Januari s/d 31 Maret 2014, yang disajikan sebagai beban umum dan administrasi. Bank memiliki beberapa bidang tanah yang digunakan sebagai kantor pusat dan cabang dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2011 sampai dengan 2029. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai. Aset tetap, kecuali tanah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko kerugian lainnya kepada PT Munich Lloyd International Brokers (pihak ketiga) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) (pihk ketiga). Berdasarkan penilaian manajemen Bank, tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan niali asset tetap pada tanggal-tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 41 ~
14. ASET TIDAK BERWUJUD
1 Januari 31 Maret
2015 Penambahan Pengurangan Reklas 2015
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak 1,355,758,191 333,850,000 - 6,042,206,500 7,731,814,691
Hak guna Bangunan 172,484,336 - - - 172,484,336
Jumlah 1,528,242,527 333,850,000 - 6,042,206,500 7,904,299,027
Akumulasi amortisasi :
Pemilikan langsung
Perangkat lunak 1,309,014,687 5,647,624 - - 1,314,662,311
Hak guna Bangunan 42,909,808 2,156,054 - - 45,065,862
Jumlah 1,351,924,495 7,803,678 - - 1,359,728,173
Jumlah Tercatat 176,318,032 6,544,570,854
1 Januari 31 Desember
2014 Penambahan Pengurangan Reklas 2014
Biaya perolehan:
Pemilikan langsung
Perangkat lunak 1,355,758,191 - - - 1,355,758,191
Hak guna Bangunan 172,484,336 - - - 172,484,336
Jumlah 1,528,242,527 - - - 1,528,242,527
Akumulasi amortisasi :
Pemilikan langsung
Perangkat lunak 1,262,271,197 46,743,490 - - 1,309,014,687
Hak guna Bangunan 34,285,591 8,624,217 - - 42,909,808
Jumlah 1,296,556,788 55,367,707 - - 1,351,924,495
Jumlah Tercatat 231,685,739 176,318,032
Beban amortisasi untuk periode 1 Januari s/d 31 Maret 2015 dan 1 Januari s/d 31 Maret 2014, adalah sebesar Rp 7.803.678 dan Rp 13.841.927 yang dibebankan dalam beban umum dan administrasi. 15. ASET LAIN-LAIN
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Agunan yang diambil alih 38,367,346,269 45,488,371,456
Pendapatan yang masih harus diterima 36,544,502,806 34,422,442,262
Uang muka asuransi - 16,801,156,642
Beban ditangguhkan 874,123,208 1,028,567,221
Tolakan kliring 17,793,567,070 3,114,430,600
Barang cetakan 475,452,482 433,156,538
lainnya 599,934,691 426,197,015
Jumlah 94,654,926,526 101,714,321,734 Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambil alih merupakan jaminan kredit berupa tanah dan bangunan yang telah diambil alih oleh Bank. Untuk memenuhi Peraturan Bank Indonesia, bank telah melakukan upaya penyelesaian atas agunan yang diambil alih.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 42 ~
Manajemen berpendapat bahwa saldo agunan yang diambil alih merupakan nilai bersih yang dapat direalisasi.
16. LIABILITAS SEGERA
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Rupiah
Bunga yang masih harus dibayar 369,602,666 236,788,356
Kiriman Uang 153,399,491 6,671,980,379
Biaya yang masih harus dibayar 2,643,026,761 22,285,000
Lainnya - 559,038,479
3,166,028,918 7,490,092,214
Dollar Amerika Serikat
Bunga yang masih harus dibayar 302,741,283 738,372,398
Kiriman Uang 525,955,940 418,447,984,549
Biaya yang masih harus dibayar 807,797,485 287,092,474
Jumlah 1,636,494,708 419,473,449,421
Jumlah 4,802,523,626 426,963,541,635
17. SIMPANAN
Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan, diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Estimasi nilai wajar dari simpanan tanpa jangka waktu, termasuk simpanan tanpa suku bunga adalah jumlah yang harus dikembalikanpada saat ada permintaan. Estimasi nilai wajar dari simpanan dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga dari hutang baru dengan jangka waktu yang sama. Simpanan terdiri dari :
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah 98,372,717,505 3,528,783,387,223 3,627,156,104,728
Giro 5,088,886,296 149,476,935,758 154,565,822,054
Tabungan 1,657,631,615 143,714,166,614 145,371,798,229
Deposito berjangka 63,939,358,548 2,961,799,326,765 3,025,738,685,313
Sub Jumlah 70,685,876,459 3,254,990,429,137 3,325,676,305,596
Dollar Amerika Serikat
Giro 1,709,819,289 156,158,078,188 157,867,897,477
Deposito berjangka 34,433,358,957 566,984,060,458 601,417,419,415
Sub Jumlah 36,143,178,246 723,142,138,646 759,285,316,892
Jumlah 106,829,054,705 3,978,132,567,783 4,084,961,622,488
31 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 43 ~
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah
Giro 941,911,184 161,848,988,869 162,790,900,053
Tabungan 1,772,427,896 166,743,516,329 168,515,944,225
Deposito berjangka 82,012,043,158 2,573,437,459,732 2,655,449,502,890
Sub Jumlah 84,726,382,238 2,902,029,964,930 2,986,756,347,168
Dollar Amerika Serikat
Giro 5,703,723,622 154,223,146,027 159,926,869,649
Deposito berjangka 2,841,946,690 435,820,320,698 438,662,267,388
Sub Jumlah 8,545,670,312 590,043,466,725 598,589,137,037
Jumlah 93,272,052,550 3,492,073,431,655 3,585,345,484,205
31 Desember 2014
a. Giro terdiri atas :
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah 5,088,886,296 149,476,935,758 154,565,822,054
Dollar Amerika Serikat 1,709,819,289 156,158,078,188 157,867,897,477
Jumlah 6,798,705,585 305,635,013,946 312,433,719,531
31 Maret 2015
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah 941,911,184 161,848,988,869 162,790,900,053
Dollar Amerika Serikat 5,703,723,622 154,223,146,027 159,926,869,649
Jumlah 6,645,634,806 316,072,134,896 322,717,769,702
31 Desember 2014
2015 2014
Tingkat bunga Giro rata-rata per tahun
Rupiah 1.05% 1.08%
US Dollar 0.54% 0.49%
b. Tabungan terdiri atas :
Pihak berelasi Pihak
ketiga Jumlah
Rupiah
Tabungan Star 386,202,528 29,174,685,296 29,560,887,824
Tabungan Si Boss 911,739,017 92,739,650,516 93,651,389,533
Tabungan Lainnya 359,670,070 21,744,657,024 22,104,327,094
Tabunganku 20,000 55,173,778 55,193,778.00 0Jumlah 1,657,631,615 143,714,166,614 145,371,798,229
31 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 44 ~
Pihak berelasi Pihak
ketiga Jumlah
Rupiah
Tabungan Star 481,449,742 37,278,243,318 37,759,693,060
Tabungan Si Boss 936,653,371 105,776,749,960 106,713,403,331
Tabungan Lainnya 354,324,783 23,668,523,051 24,022,847,834
Jumlah 1,772,427,896 166,723,516,329 168,495,944,225
31 Desember 2014
c. Deposito berjangka terdiri atas:
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah 63,939,358,548 2,961,799,326,765 3,025,738,685,313
Dollar Amerika Serikat 34,433,358,957 566,984,060,458 601,417,419,415
Jumlah 98,372,717,505 3,528,783,387,223 3,627,156,104,728
31 Maret 2015
Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
Rupiah 82,012,043,158 2,573,437,459,732 2,655,449,502,890
Dollar Amerika Serikat 2,841,946,690 435,820,320,698 438,662,267,388
Jumlah 84,853,989,848 3,009,257,780,430 3,094,111,770,278
31 Desember 2014
2015 2014
Tingkat bunga Deposito rata-rata per tahun
Rupiah 10.34% 10.43%
Mata uang asing
Dollar Amerika Serikat 3.37% 3.41%
2015 2014
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
Rupiah 4.08% 4.00%
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 45 ~
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan jangka waktu dan sisa umur jatuh tempo :
Berdasarkan periode deposito berjangka :
Dalam Dalam Dalam Dalam
Rupiah Mata uang asing Rupiah Mata uang asing Jumlah
Sampai dengan 1 bulan 60,304,622,614 3,645,994,623 926,978,764,222 420,071,856,891 1,411,001,238,350
1 s.d 3 bulan 2,611,513,530 - 1,313,732,389,964 91,035,834,149 1,407,379,737,643
3 s.d 6 bulan 1,023,222,404 1,923,728,756 452,325,852,320 39,854,315,381 495,127,118,861
6 s.d 12 bulan - 28,863,635,578 268,762,320,259 16,022,054,037 313,648,009,874
Jumlah 63,939,358,548 34,433,358,957 2,961,799,326,765 566,984,060,458 3,627,156,104,728
Dalam Dalam Dalam Dalam
Rupiah Mata uang asing Rupiah Mata uang asing Jumlah
Sampai dengan 1 bulan 6,460,000,000 - 5,545,143,357 4,954,000,000 16,959,143,357
1 s.d 3 bulan 73,124,543,158 2,841,946,690 1,965,453,870,548 353,812,831,043 2,395,233,191,439
3 s.d 6 bulan 2,420,000,000 - 390,836,424,245 39,893,290,184 433,149,714,429
6 s.d 12 bulan 7,500,000 - 211,602,021,582 37,160,199,471 248,769,721,053
Jumlah 82,012,043,158 2,841,946,690 2,573,437,459,732 435,820,320,698 3,094,111,770,278
31 Maret 2015
31 Desember 2014
Pihak berelasi Pihak ketiga
Pihak berelasi Pihak ketiga
Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo :
Dalam Dalam Dalam Dalam
Rupiah Mata uang asing Rupiah Mata uang asing Jumlah
Sampai dengan 1 bulan 60,418,222,614 3,645,994,623 1,394,962,126,179 443,068,809,392 1,902,095,152,808
1 s.d 3 bulan 3,511,513,530 1,923,728,756 1,079,216,786,602 85,256,972,137 1,169,909,001,025
3 s.d 6 bulan 9,622,404 24,349,477,779 297,456,800,540 15,645,104,731 337,461,005,454
6 s.d 12 bulan - 4,514,157,799 190,163,613,444 23,013,174,198 217,690,945,441
Jumlah 63,939,358,548 34,433,358,957 2,961,799,326,765 566,984,060,458 3,627,156,104,728
Dalam Dalam Dalam Dalam
Rupiah Mata uang asing Rupiah Mata uang asing Jumlah
Sampai dengan 1 bulan 79,584,543,158 - 29,875,718,817 10,192,943,553 119,653,205,528
1 s.d 3 bulan - 2,841,946,690 2,174,908,585,749 361,831,712,315 2,539,582,244,754
3 s.d 6 bulan 2,427,500,000 - 236,195,568,345 45,384,985,207 284,008,053,552
6 s.d 12 bulan - - 132,457,586,821 18,410,679,623 150,868,266,444
Jumlah 82,012,043,158 2,841,946,690 2,573,437,459,732 435,820,320,698 3,094,111,770,278
31 Maret 2015
31 Desember 2014
Pihak berelasi Pihak ketiga
Pihak berelasi Pihak ketiga
Deposito berjangka yang dijadikan jaminan pinjaman yang diberikan sebesar Rp 543.868.016.891 dan USD 6.775.976 pada 31 Maret 2015 dan Rp 498.063.000.000 dan USD 7.069.826 pada 31 Desember 2014.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 46 ~
18. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Simpanan dari bank lain berdasarkan jenis dan mata uang terdiri dari :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Pihak berelasiRupiah Giro 88,793,554 249,393,554
Valuta asingInterbank Call money 366,072,000,000 346,780,000,000
Deposito Berjangka 30,787,364,334 28,758,781,465 396,948,157,888 375,788,175,019
Pihak ketiga
Rupiah Giro 3,524,592,968 2,181,003,470
Valuta asingInterbank Call money - -
Deposito Berjangka 48,754,613,982 62,400,000,000
Jumlah 52,279,206,950 64,581,003,470
Total simpanan dari bank lain 449,227,364,838 440,369,178,489
19. UTANG PAJAK 31 Maret 2015 31 Desember 2014
Taksiran pajak (net) 7,905,282,595 -
Pajak penghasilan :
Pasal 4 (2) 6,036,373,708 5,371,825,870
Pasal 21 94,382,434 406,295,873
Pasal 23/26 60,344,151 23,035,748
Pasal 25 - 2,954,750,500
Pasal 29 - 1,385,894,325
Pajak lainnya 4,830,000 3,860,000
Jumlah 14,101,212,888 10,145,662,316
20. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Bank menghitung imbalan pascakerja karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pascakerja tersebut pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebanyak 265 karyawan. Mutasi liabilitas manfaat karyawan adalah sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Saldo awal 16,801,156,644 14,499,092,956
Penambahan tahun berjalan 414,000,000 3,422,420,338
Pembayaran selama tahun berjalan - (1,120,356,650)
Kontribusi DPLK Manulife (16,801,156,644) -
Saldo akhir 414,000,000 16,801,156,644 Pada tanggal 17 Desember 2014 Bank melakukan Perjanjian Pengelolaan Program Pensiun dengan DPLK Manulife Indonesia, Perjanjian tersebut berlaku terhitung mulai 1 Januari 2015 dengan total Kontribusi disetahunkan sebesar Rp. 16.801.156.644.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 47 ~
Usia Pensiun normal : 55 tahun
Tingkat diskonto : 8,00%
Tingkat proyeksi kenaikan gaji : 10,00%
Tingkat kematian : 100% TMI2
Tingkat Pengunduran diri : 7 % sampai dengan umur 40, kemudian menurun
hingga 0 % di umur 55, kemudian tetap.
Tingkat Pensiun normal : 100%
Tingkat Pemutusan yang lain : Nihil
21. LIABILITAS LAIN-LAIN 31 Maret 2015 31 Desember 2014
Bunga yang masih harus dibayar 24,166,255,336 21,774,256,080
Setoran jaminan 755,500,000 755,500,000
Tolakan Kliring 11,469,839,030 -
lainnya 945,330,576 463,141,656
Jumlah 37,336,924,942 22,992,897,736
Bunga yang Masih Harus Dibayar Merupakan bunga yang masih harus dibayar atas simpanan dan simpanan dari bank lain
Setoran Jaminan Merupakan setoran jaminan safe deposit box dan letter of credit. Setoran jaminan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Bank harus melakukan pengungkapan atas nilai wajar dari liabilitas keuangannya. Estimasi nilai wajar dari liabilitas lain-lain yang merupakan liabilitas tanpa suku bunga dan tanpa jangka waktu adalah jumlah yang harus dikembalikan saat ada permintaan. Pada tanggal 31 Maret 2015, nilai wajar dari liabilitas lain adalah sebesar nilai tercatatnya.
22. MODAL SAHAM
Persentase Jumlah
Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Modal Saham
lembar % Rp
Bank of India 659,680,000 76.00% 131,936,000,000
PT Panca Mantra Jaya 148,609,500 17.12% 29,721,900,000
Tn Prakash Rupchand Chugani 14,000,000 1.61% 2,800,000,000
Masyarakat (pada Simpanan KSEI) 45,710,500 5.27% 9,142,100,000
Jumlah 868,000,000 100.00% 173,600,000,000
31 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 48 ~
Persentase Jumlah
Pemegang Saham Jumlah Saham Pemilikan Modal Saham
lembar % Rp
Bank of India 659,680,000 76.00% 131,936,000,000
PT Panca Mantra Jaya 148,609,500 17.12% 29,721,900,000
Tn Prakash Rupchand Chugani 14,000,000 1.61% 2,800,000,000
Masyarakat (pada Simpanan KSEI) 45,710,500 5.27% 9,142,100,000
Jumlah 868,000,000 100.00% 173,600,000,000
31 Desember 2014
Dalam Pernyataan Keputusan Pemegang Saham yang didokumentasikan dalam Akta Notaris No. 26 tanggal 9 Juni 2014 yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari,S.H.,M.Kn., notaris di Jakarta, pemegang saham Bank menyetujui untuk meningkatkan modal dasar sebesar Rp 290.000.000.000 (nilai penuh) dari semula Rp 400.000.000.000 (nilai penuh) menjadi Rp 690.000.000.000 (nilai penuh) dengan cara menerbitkan 1.450.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh). Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat keputusan No. AHU-03743.40.20.2014 tanggal 9 Juni 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-03743.40.20.2014 tanggal 9 Juni 2014.
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Agio saham Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan penawaran umum saham Bank pada tahun 2002 dan Right Issue tahun 2008 dengan perincian sebagai berikut :
Rp
Jumlah yang diterima dari pengeluaran 618.000.000 saham 154.500.000.000 Jumlah yang dicatat sebagai modal disetor 123.600.000.000
Bersih 30.900.000.000
Biaya emisi saham atas penawaran umum (1.997.994.946)
Tambahan modal disetor – Agio saham 28.902.005.054
Dana Setoran Modal Akun ini merupakan Dana Setoran Modal, berdasarkan Surat Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.5.500/D.04 tanggal 3 Desember 2014. Bank telah melakukan Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dana setoran Modal belum dibukukan dalam akun Modal disetor dan Agio karena menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK).
Perhitungan Dana setoran Modal dari hasil Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) adalah sebagai berikut :
Jumlah saham ( lembar ) 173,600,000
Harga Penawaran per lembar saham Rp 2,800
Jumlah Rp 486,080,000,000
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 49 ~
24. PENDAPATAN BUNGA
Mata uang Mata uang
Rupiah asing Jumlah Rupiah asing Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit 97,916,457,182 17,163,091,746 115,079,548,928 71,650,263,111 11,339,212,380 82,989,475,491
Efek-efek 17,068,266,637 6,115,340,072 23,183,606,709 2,581,777,395 4,727,278,570 7,309,055,965
Penempatan pd BI dan
Bank lain 6,352,862,354 - 6,352,862,354 3,096,275,239 - 3,096,275,239
Jumlah 121,337,586,173 23,278,431,818 144,616,017,991 77,328,315,745 16,066,490,950 93,394,806,695
31 Maret 2015 31 Maret 2014
25. BEBAN BUNGA
Mata uang Mata uang
Rupiah asing Jumlah Rupiah asing Jumlah
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Deposito Berjangka 76,329,479,068 4,849,504,009 81,178,983,077 44,783,275,858 2,810,267,698 47,593,543,556
Tabungan 1,352,451,848 - 1,352,451,848 1,358,204,350 - 1,358,204,350
Jasa Giro 774,294,009 212,043,119 986,337,128 491,515,473 179,161,740 670,677,213
Call Money - 831,601,041 831,601,041.00 - 666,756,246 666,756,246.00
Lain-lain 205,588,639.00 - 205,588,639 - - -
Jumlah 78,661,813,564 5,893,148,169 84,554,961,733 46,632,995,681 3,656,185,684 50,289,181,365
31 Maret 2015 31 Maret 2014
26. BEBAN TENAGA KERJA DAN TUNJANGAN
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Gaji 5,250,573,506 5,020,023,844
Tunjangan 1,674,119,074 1,682,181,239
Lainnya 1,647,439,600 1,672,145,300
Jumlah 8,572,132,180 8,374,350,383
Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris dan komite audit adalah sebagai berikut :
Jumlah Pejabat Gaji Tunjangan Jumlah
Komisaris 1 103,500,000 111,919,100 215,419,100
Direksi 4 611,958,921 300,194,100 912,153,021
Komite Audit 2 19,500,000 987,500 20,487,500
Jumlah 7 734,958,921 413,100,700 1,148,059,621
31 Maret 2015
Jumlah Pejabat Gaji Tunjangan Jumlah
Komisaris 3 124,807,500 111,463,845 236,271,345
Direksi 4 457,973,138 295,966,028 753,939,166
Komite Audit 3 22,500,000 1,087,500 23,587,500
Jumlah 10 605,280,638 408,517,373 1,013,798,011
31 Maret 2014
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 50 ~
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
31 Maret 2015 30 Maret 2014
Komunikasi 1,344,388,786 1,043,740,132
Pendidikan dan pelatihan 1,332,737,658 298,670,390
Barang cetak dan keperluan kantor 735,112,383 756,537,551
Penyusutan & Amortisasi 698,785,502 618,349,707
Transportasi 682,334,983 367,736,344
Perbaikan dan pemeliharaan 515,559,591 383,707,631
Sewa 374,210,486 328,381,220
Honorarium tenaga ahli 275,810,000 288,515,000
Pajak dan perizinan 144,152,777 80,220,132
Asuransi 75,683,443 48,967,867
Iklan dan promosi 57,030,165 187,249,505
Lain-lain 564,837,919 507,122,296
Jumlah 6,800,643,693 4,909,197,775
28. TAKSIRAN PAJAK
31 Maret 2015
LABA TAHUN BERJALAN 56,311,797,549
Tarif Pajak Yang Berlaku
Rp. 3.523.580.068,00 x 30% = Rp. 1.057.074.021,0056,311,797,549 x 25% = Rp. 14,077,949,387
Taksiran Pajak Penghasilan Badan 14,077,949,387
LABA SETELAH PAJAK 42,233,848,162
31 Maret 2014
LABA TAHUN BERJALAN 37,245,713,080
Tarif Pajak Yang Berlaku
Rp. 3.523.580.068,00 x 30% = Rp. 1.057.074.021,0037,245,713,080 x 25% = Rp. 9,311,428,270
Taksiran Pajak Penghasilan Badan 9,311,428,270
LABA SETELAH PAJAK 27,934,284,810
29. LABA PER SAHAM Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar :
31 Maret 2015 31 Maret 2014
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar 42,233,848,162 27,934,284,810
Lembar Lembar
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk
menghitung laba per saham dasar 868,000,000 868,000,000
Laba / saham 49 32
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 51 ~
30. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI
Sifat Pihak Berelasi Pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasi adalah direksi dan komisaris Bank serta perusahaan-perusahaan yang memiliki pemegang saham dan pengurus yang sama dengan Bank. Transaksi Pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasia. Menurut manajemen Bank, transaksi-transaksi tersebut dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga lainnya. Transaksi-transaksi tersebut meliputi : a. Pemberian Pinjaman yang diberikan
Pada tanggal laporan posisi keuangan persentase pinjaman yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terhadap jumlah keseluruhan pinjaman yang diberikan adalah kurang lebih 4,19% dan 4,32% masing-masing untuk Maret 2015 dan Desember 2014. Tingkat bunga per tahun untuk pinjaman yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah antara 10% - 21% untuk mata uang Rupiah dan 8% - 9% per tahun untuk mata uang asing masing-masing untuk Maret 2015 dan antara 10% - 15% untuk mata uang Rupiah dan 8% - 9% untuk mata uang asing masing-masing untuk Desember 2014.
b. Penempatan dana dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam bentuk simpanan
- Giro
Pada tanggal laporan posisi keuangan persentase rekening giro pihak yang mempunyai hubungan istimewa tahun 2015 dan 2014 masing-masing 2,18 % dan 2,06% dari jumlah rekening giro. Untuk rekening giro Rupiah, tingkat bunga yang diberikan adalah 1,05 % untuk tahun 2015 dan 1.08 % untuk tahun 2014. Sedangkan untuk mata uang asing adalah 0,54 % untuk tahun 2015 dan 0,49% untuk tahun 2014.
- Tabungan Pada tanggal laporan posisi keuangan persentase tabungan pihak yang mempunyai hubungan istimewa tahun 2015 dan 2014 masing-masing 1,14 % dan 1,05 % dari jumlah tabungan. Tingkat bunga yang diberikan adalah 4,08 % dan 4,00 % masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014.
- Deposito Berjangka Pada tanggal laporan posisi keuangan persentase deposito berjangka pihak yang mempunyai hubungan istimewa tahun 2015 dan 2014 masing-masing 2.71 % dan 2,74 % dari jumlah deposito berjangka. Untuk deposito berjangka Rupiah, tingkat bunga rata-rata yang diberikan adalah 10,34 % dan 10,43 % masing-masing untuk tahun 2015 dan 2014. Untuk mata uang asing adalah 3,37 % dan 3,41 % untuk tahun 2015 dan 2014.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 52 ~
Saldo giro pada bank lain, pinjaman yang diberikan dan simpanan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
31 Maret 2015 31 Desember 2014
Giro pada bank lain
Bank of India 2,438,703,806 400,177,152,577
Persentase giro pada bank lain dari jumlah aset 0.04% 7.70%
Kredit
Ananthachari Sampathkumar 1,634,250,000 1,548,125,000
Classic Automotiver M, PT 350,000,000 -
Classic Prima Carpet PT - 70,182,493
Deepak Rupo Chugani 7,698,438,262 7,976,926,164
Dilip R Chugani - -
Metro Global Services PT. 2,900,000,000 4,400,000,000
Multindo Velvet Industries PT. 70,413,743,005 65,668,805,559
Narwani Prakash Kotumal 5,500,000,000 5,500,000,000
Putra Mahkota Perkasa PT. 42,580,000,000 42,580,000,000
Ramesh Shamdas Khubani - 3,058,318,410
Universal Carpet and Rugs PT. 14,424,497,979 -
Lainnya 259,397,638 -
Jumlah 145,760,326,884 130,802,357,626
Persentase kredit dari jumlah aset 2.53% 2.52%
Simpanan
Giro 6,798,705,585 6,645,634,806
Tabungan 1,657,631,615 1,772,427,896
Deposito berjangka 98,372,717,505 84,853,989,848
Jumlah 106,829,054,705 93,272,052,550
Persentase simpanan dari jumlah liabilitas 2.28% 2.01%
Simpanan dari bank lain
Giro 88,793,554 249,393,554
Interbank Call Money 366,072,000,000 346,780,000,000
Deposito 30,787,364,334 28,758,781,465
Jumlah 396,948,157,888 375,788,175,019
Persentase simpanan dari bank lain
dari jumlah liabilitas 8.48% 8.10%
Pendapatan bunga
Kredit 7,548,690,142 16,431,988,776
Persentase pendapatan bunga
kredit dari jumlah pendapatan bunga 5.21% 3.73%
Beban bunga
Giro 14,380,892 36,357,094
Tabungan 12,099,164 34,476,859
Deposito berjangka 1,660,397,910 3,791,323,283
Jumlah 1,686,877,966 3,862,157,236
Persentase beban bunga
simpanan dari jumlah beban bunga 2.00% 1.45%
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 53 ~
31. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Bank memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi sebagai berikut:
31 Maret 2015 31 Desember 2014
KOMITMEN
Tagihan Komitmen
Rupiah
Lainnya - -
Mata uang asing
Pembelian valuta asing tunai yang belum
diselesaikan 7,190,700,000 -
Pembelian valuta asing berjangka yang belum
diselesaikan 231,958,908,000 554,681,384,223
Lainnya 170,430,911,776 145,056,586,078
Jumlah Tagihan Komitmen 409,580,519,776 699,737,970,301
Liabilitas Komitmen
Rupiah
Fasilitasi kredit kepada nasabah yang belum
digunakan 530,464,704,012 552,610,372,808
Fasilitasi kredit kepada bank lain yang belum
digunakan - -
L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam
rangka ekspor dan impor - -
Mata uang asing
Fasilitasi kredit kepada nasabah yang belum
digunakan 82,908,324,654 77,999,634,299
L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam
rangka ekspor dan impor 170,430,911,776 145,056,586,078
Penjualan valuta asing tunai yang belum
diselesaikan 23,533,200,000 3,096,250,000
Penjualan valuta asing berjangka yang belum
diselesaikan 358,249,267,017 753,243,239,699
Jumlah Liabilitas Komitmen 1,165,586,407,459 1,532,006,082,884
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih 756,005,887,683 832,268,112,583
KONTINJENSI
Tagihan kontinjensi
Rupiah
Garansi yg diterima 228,806,436,503 228,262,759,703
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 3,816,526,581 3,166,711,407
Lainnya - -
Mata uang asing
Garansi yg diterima 15,528,643,500 14,710,283,750
Pendapatan bunga dalam penyelesaian - -
Jumlah Tagihan Kontinjensi 248,151,606,584 246,139,754,860
Liabilitas Kontinjensi
Rupiah
Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi 228,806,436,503 228,262,759,703
Mata uang asing Liabilitas Kontinjensi
Penerbitan jaminan dalam bentuk bank garansi 15,528,643,500 14,710,283,750
Jumlah Liabilitas Kontinjensi 244,335,080,003 242,973,043,453
Tagihan Kontinjensi - Bersih 3,816,526,581 3,166,711,407
Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi 752,189,361,102 829,101,401,176
LAIN-LAIN
Titipan kliring 260,106,323,577 109,076,850,540
Titipan Inkaso - -
Jumlah 260,106,323,577 109,076,850,540
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 54 ~
32. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS
Analisa jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 31 Maret 2015 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
Jutaan Rp
Lain-lain s/d 1 Bulan >1bl s/d 3 bl >3bl s/d 12 bl>1 th s/d 2 th>2 th s/d 5 th >5 th Jumlah
Aset
Kas - 23,401 - - - - - 23,401
Giro pada Bank Indonesia - 389,952 - - - - - 389,952
Giro pada bank lain - 33,453 - - - - - 33,453
- CKPN Giro pada bank lain (146) - - - - - (146)
Penempatan pada BI dan bank Lain 190,000 - - - - - 190,000
- PPAP Penempatan bank lain - - - - - - - -
Efek-efek - 232,083 214,133 988,285 17,764 129 173 1,452,567
- CKPN Efek-efek - - - - - - - -
Tagihan derivatif - 1,689 1,139 314 - - - 3,142
- CKPN Tagihan derivatif - - - - - - - -
Kredit - 873,907 409,635 1,525,537 113,344 441,621 116,938 3,480,982
-CKPN Kredit (22,080) - - - - - (22,080)
Tagihan Akseptasi 25,058 52,070 5,287 82,415
-CKPN Akseptasi - -
Beban dibayar dimuka 9,103 9,103
Aktiva Tetap - bersih 25,665 - - - - - - 25,665
Aktiva Pajak Tangguhan - - - - - - - -
Aktiva Lain-lain 94,655 - - 94,655
Jumlah Aset 107,197 1,769,543 676,977 2,519,423 131,108 441,750 117,111 5,763,109
Liabilitas
Liabilitas segera 4,802 4,802
Simpanan
* Giro - 312,434 - - - - - 312,434
* Tabungan - 145,372 - - - - - 145,372
* Deposito - 1,902,095 1,169,909 555,152 - - - 3,627,156
Simpanan dari bank lain - 376,717 43,646 28,864 - - - 449,227
Liabilitas derivatif - 1,678 1,046 286 - - - 3,010
Liabilitas Akseptasi 25,058 52,070 5,287 - - 82,415
Hutang pajak - 14,101 - - - - - 14,101
Estimasi kerugian komitmen -
dan kontinjensi - - - - - - - -
Pendapatan diterina dinuka 2,240 2,240
Liabilitas Imbalan pasca kerja 414 - - - - - - 414
Liabilitas lain-lain 37,337 - - - - - - 37,337
Jumlah Liabilitas 39,991 2,782,257 1,266,671 589,589 - - - 4,678,508 -
Selisih 67,206 (1,012,714) (589,694) 1,929,834 131,108 441,750 117,111 1,084,601
Secara umum, likuiditas Perseroan tetap terjaga dengan baik. Primary dan secondary reserve Perseroan relatif besar karena Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun dan belum sepenuhnya dapat disalurkan ke pinjaman yang diberikan, untuk sementara ditempatkan di SBI. Meskipun sumber pendanaan lebih banyak terfokus pada sumber dana jangka pendek sehingga secara administratif terlihat mismatch, namun dalam kenyataannya dana yang disimpan tersebut terus menerus diperpanjang oleh nasabah (evergreen). Dengan demikian kondisi pendanaan di Perseroan relatif stabil dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kondisi likuiditas Bank. Komite Manajemen Dana (ALCO) melakukan pertemuan secara berkala untuk membahas dan menetapkan arah, kebijakan, strategi, manajemen struktur laporan posisi keuangan, likuiditas, suku bunga, profitabilitas dan pertumbuhan sesuai dengan prinsip kehati-hatian termasuk namun tidak terbatas pada analisa dan pembahasan gap analysis.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 55 ~
33. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing pada 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 akun adalah sebagai berikut :
Mata Uang Ekuivalen dalam Mata Uang Ekuivalen dalam
Asing Rp Asing Rp
Aset
Kas USD 225,653.00 2,911,036,527 544,161.00 6,739,433,985
Giro pada Bank Indonesia USD 8,200,000.00 105,784,100,000 7,400,000.00 91,649,000,000Giro pada Bank Lain USD 1,732,945.09 22,355,858,134 34,445,600.67 426,608,764,298
SGD 15,573.17 147,624,152 1,397.87 13,106,695HKD 33,218.53 55,288,257 72,169.33 115,252,977JPY 421,010.35 45,435,437 93,000.00 9,631,080EUR 35,710.09 487,466,654 17,438.14 262,502,425GBP 2,686.56 50,987,094 14,175.59 273,424,450INR 3,062,199.72 632,772,950 2,179,576.43 427,000,818
Penempatan pada Bank USD - - - - Lain USD - - - - Efek-efek USD 15,174,759.29 195,761,982,221 28,695,022.50 355,387,853,662 Kredit USD 74,322,644.90 958,799,280,532 58,129,195.28 719,930,083,542Cadangan kerugianpenurunan nilai USD (51,088.56) (659,067,968) (66,725.72) (826,398,042)
EUR (10,431.67) (142,399,285) (10,431.67) (157,031,580)Tagihan akseptasi USD 6,074,266.81 78,361,078,982 9,387,761.31 116,267,423,824
EUR - - 329,200.00 4,955,562,820 Aset lain-lain USD 478,687.23 6,175,304,611 365,612.01 4,528,104,744
Jumlah Aset 1,370,766,748,297 1,726,183,715,697
Liabilitas Liabilitas segera
USD 522,121.17 6,735,624,154 33,586,860.00 415,973,265,435 INR 818,562.46 169,147,747 (466,956.89) (91,481,524) EUR - - (1,030.01) (15,505,101) SGD - - (4,440.61) (41,636,003) JPY - - (9,300.35) (963,144) GBP - - (40.00) (771,536)
SimpananGiro USD 12,074,950.09 155,772,893,636 12,912,948.70 159,926,869,650Deposito berjangka USD 46,001,026.42 593,436,241,331 35,418,834.67 438,662,267,388
Liabilitas pada bank lain USD 30,354,854.24 391,592,797,123 30,322,065.52 375,538,781,465 Liabilitas akseptasi USD 6,074,266.81 78,361,078,982 9,387,761.31 116,267,423,824
EUR - - 329,200 4,955,562,820 Liabilitas lain-lain USD 37,516.44 483,980,834.22 391,929 4,854,038,560
INR 9,456.26 1,954,042EUR 30.00 409,520 30 451,601
Jumlah Liabilitas 1,226,554,127,369 1,516,028,303,434
Aset ( Liabilitas ) - bersih 144,212,620,928 210,155,412,263
31 Desember 201431 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 56 ~
Posisi Devisa Neto
Berikut ini adalah posisi devisa neto Bank pada 31 Maret tahun 2015 dan 31 Desember 2014 :
Mata uang
Mata uang Mata uang Mata uang
original Ekuivalen (Rp) original Ekuivalen (Rp) original Ekuivalen (Rp)
Dollar Amerika Serikat 138,655,525.18 1,788,725,602,585 138,460,775.29 1,786,213,231,629 194,749.89 2,512,370,956
Dollar Singapura 15,573.17 147,624,152 - - 15,573.17 147,624,152
Yen Jepang 421,010.35 45,435,437 - - 421,010.35 45,435,437
Dollar Hongkong 33,218.53 55,288,257 - - 33,218.53 55,288,257
Euro Eropa 130,800.13 1,785,509,411 105,551.71 1,440,851,561 25,248.42 344,657,849
Pound Inggris 2,686.56 50,987,040 - - 2,686.56 50,987,040
Dollar Australia - - - - - -
Ringgit Malaysia - - - - - -
India Rupee 12,227,985.74 2,526,790,973 9,993,804.74 2,065,119,811 2,234,181.00 461,671,162
Jumlah 1,793,337,237,855 1,789,719,203,001 3,618,034,853
Modal 1,046,322,000,000
Persentase PDN terhadap modal 0.35%
Mata uang Mata uang Mata uang Mata uang
original Ekuivalen (Rp) original Ekuivalen (Rp) original Ekuivalen (Rp)
Dollar Amerika Serikat 196,246,986.35 2,430,518,925,945 195,725,135.64 2,424,055,804,901 521,850.71 6,463,121,043
Dollar Singapura 5,838.48 54,742,698 - - 5,838.48 54,742,698
Yen Jepang 102,300.35 10,594,224 - - 102,300.35 10,594,224
Dollar Hongkong 72,169.33 115,252,977 - - 72,169.33 115,252,977
Euro Eropa 336,206.47 5,061,033,665 328,200 4,940,509,319 8,006.48 120,524,346
Pound Inggris 14,215.59 274,195,986 - - 14,215.59 274,195,986
Dollar Australia - - - - 0.00 0
Ringgit Malaysia - - - - 0.00 0
India Rupee 25,683,193.13 5,031,594,366 23,036,660 4,513,112,023 2,646,533.32 518,482,343
Jumlah 2,441,066,339,861 2,433,509,426,244 7,556,913,617
Modal 499,037,000,000
Persentase PDN terhadap modal 1.51%
Aset Liabilitas Bersih - absolut
31 Maret 2015
31 Desember 2014
Aset Liabilitas Bersih - absolut
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 57 ~
34. INFORMASI SEGMEN USAHA
Bank beroperasi di dua wilayah geografis utama yaitu Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI Jakarta. Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen geografis :
DKI Luar DKIJakarta/ Jakarta/
Eliminasi Jumlah
PENDAPATAN
Pendapatan bunga 126,825,773,952 17,790,244,039 - 144,616,017,991
Pendapatan lainnya 19,602,304,393 399,824,146 - 20,002,128,539
146,428,078,345 18,190,068,185 - 164,618,146,530
HASIL
Hasil segmen 126,825,773,952 (3,869,374,930) - 122,956,399,022
Laba sebelum pajak 60,004,599,859 (3,692,802,310) - 56,311,797,549
Laba bersih 42,233,848,162
INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank Indonesia dan bank lain -
bersih 613,257,410,191 1,165,426 - 613,258,575,617
Efek-efek - bersih 1,452,566,706,111 - - 1,452,566,706,111
Kredit - bersih 2,948,907,237,909 509,994,537,469 - 3,458,901,775,378
Aktiva tetap - bersih 16,337,864,478 2,783,700,310 - 19,121,564,788
Aktiva lainnya 410,353,039,679 428,077,890,885 (619,170,069,417) 219,260,861,147
Jumlah Aktiva 5,441,422,258,368 940,857,294,090 (619,170,069,417) 5,763,109,483,041
KEWAJIBAN
Simpanan 3,250,033,766,349 834,927,856,140 - 4,084,961,622,489
Kewajiban lainnya 1,103,094,251,652 109,622,240,261 (619,170,069,417) 593,546,422,496
Jumlah Kewajiban 4,353,128,018,001 944,550,096,401 (619,170,069,417) 4,678,508,044,985
Pengeluaran modal 334,950,000 1,371,375 336,321,375
Penyusutan dan amortisasi 588,796,885 109,988,617 - 698,785,502
31 Maret 2015
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 58 ~
DKI Luar DKIJakarta/ Jakarta/
Eliminasi Jumlah
PENDAPATAN
Pendapatan bunga 224,011,357,297 51,169,397,557 - 275,180,754,854
Pendapatan lainnya 20,940,666,867 7,001,449,957 - 27,942,116,824
244,952,024,164 58,170,847,514 - 303,122,871,678
HASIL
Hasil segmen 94,935,763,494 15,066,429,477 - 110,002,192,971
Laba sebelum pajak 91,944,185,717 17,639,193,928 - 109,583,379,645 Laba bersih 81,495,346,240
INFORMASI LAINNYAASETPenempatan pada Bank Indonesia dan bank lain -
bersih 207,982,755,509 - - 207,982,755,509
Efek-efek - bersih 278,304,754,249 - - 278,304,754,249
Kredit - bersih 2,142,913,728,252 404,396,603,173 - 2,547,310,331,425
Aktiva tetap - bersih 16,745,752,250 3,354,758,766 - 20,100,511,016
Aktiva lainnya 731,258,904,830 223,159,110,648 (406,780,501,059) 547,637,514,419
Jumlah Aktiva 3,377,205,895,090 630,910,472,587 (406,780,501,059) 3,601,335,866,618
KEWAJIBAN
Simpanan 2,239,430,385,097 500,783,744,992 - 2,740,214,130,089
Kewajiban lainnya 700,101,148,251 112,939,547,174 (406,780,501,059) 406,260,194,366
Jumlah Kewajiban 2,939,531,533,348 613,723,292,166 (406,780,501,059) 3,146,474,324,455
Pengeluaran modal 5,238,988,042 608,245,180 5,847,233,222
Penyusutan dan amortisasi 1,809,651,928 781,615,583 - 2,591,267,511
31 Desember 2014
35. MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko di PT. Bank of India Indonesia mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum No. 5/8/PBI/2003 yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009, Surat Edaran BI No. 5/21/DPNP dan Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
Penerapan manajemen risiko pada Bank merupakan suatu proses yang meliputi kegiatan identifikasi, pengukuran, pengendalian dan pemantauan risiko, yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi Pengawasan aktif yang dilakukan Dewan Komisaris, antara lain berupa pengawasan terhadap kebijakan strategis, pengendalian intern, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, kebijakan investasi dan divestasi, target kinerja, kebijakan SDM, pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme serta Undang -Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (UU-TPPU), kebijakan manajemen risiko serta pelaksanaan prinsip prinsip tata kelola perusahaan dalam setiap kebijakan usaha Bank.
Untuk aktivitas perkreditan, bentuk pengawasan aktif yang dilakukan antara lain melalui pemberian persetujuan terhadap setiap keputusan kredit kepada pihak terkait dengan Bank serta dalam jumlah nominal tertentu. Disamping itu, sesuai Kebutuhan dan apabila dipandang perlu, Dewan Komisaris dapat melakukan rapat-rapat langsung dengan organ organisasi dalam rangka untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk pengawasan.
Pengawasan aktif yang dilakukan oleh Direksi antara lain melalui rapat-rapat seperti rapat Marketing, rapat Cabang /dan Cabang Pembantu, rapat Legal & Remedial, rapat pembahasan temuan SKAI, rapat antar Divisi, rapat operasional, rapat ALCO serta rapat Komite Manajemen Risiko. Disamping itu Direksi juga turut menyetujui kebijakan dan prosedur kerja Bank, menyetujui dan mengevaluasi pencapaian rencana bisnis Bank. Sebagai anggota komite kredit, Direksi terlibat dalam proses keputusan pemberian kredit dan pemberian persetujuan terhadap transaksi operasional lainnya.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 59 ~
Pemaparan profil risiko Bank setiap tiga bulanan dalam rapat Direksi dan rapat Komite Pemantau Risiko merupakan bentuk pengawasan menyeluruh dan berkala dari Direksi dan Dewan Komisaris atas seluruh aktivitas yang memiliki risiko maupun potensi risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bisnis Bank ke depan.
Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur dan penetapan limit yang cukup sesuai dengan strategi bisnis dan ukuran bank, walaupun dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Disamping itu sejalan dengan adanya perubahan peraturan dan/atau adanya peraturan baru, Bank telah melakukan penyempurnaan dan melengkapi kebijakan dan prosedur yang ada.
Cakupan kebijakan dan prosedur pengelolaan risiko dipandang cukup memadai, antara lain mencakup seluruh produk/transaksi yang mengandung risiko, penetapan limit, penetapan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian secara jelas, sistem pelaporan dan dokumentasi, serta sistem pengendalian intern.
Dalam rangka pemantauan risiko, Bank juga telah menetapkan batasan-batasan (limit) yang terdiri dari limit transaksi, limit pinjaman nasabah dan counterparty, limit pihak terkait, limit penempatan antar bank, limit PDN dan limit lainnya. Sejalan dengan penyempurnaan penerapan manajemen risiko, penetapan limit akan terus dievaluasi secara berkala.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko
Proses identifikasi dan pengukuran Proses identifikasi dan pengukuran risiko dilakukan terhadap seluruh produk/aktivitas, seperti pemberian kredit dan penempatan dana antar Bank dilakukan melalui suatu proses analisa kredit dan penetapan peringkat debitur (credit rating), penarikan dana melalui proses identifikasi untuk memastikan keabsahan warkat, ketersediaan dana dan kewenangan penarik. Pengukuran risiko dilakukan dalam penetapan kualitas kredit, laporan hasil pengawasan bulanan terhadap kegiatan operasional, dan penyusunan profil risiko.
Proses pemantauan risiko Pemantauan terhadap eksposur risiko, dilakukan oleh divisi atau satuan kerja yang independen terhadap unit pengambil risiko yaitu Divisi Manajemen Risiko, Satuan Kerja Audit Intern, dan Divisi Kepatuhan serta Komite Manajemen Dana (ALCO).
Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen masih belum seluruhnya terintegrasi, dimana pelaporan diperoleh dari berbagai divisi terkait, seperti divisi teknologi dan informasi, divisi accounting dan financial control, divisi kepatuhan, divisi administrasi dan pelaporan kredit, divisi trade finance, divisi treasury, divisi manajemen risiko, satuan kerja audit intern dan divisi strategic planning, bussiness development, BPR dan productivity. Meskipun demikian, Direksi dan Dewan Komisaris serta unit kerja yang berkepentingan menerima laporan-laporan secara rutin dan relatif tepat waktu serta melakukan evaluasi terhadap laporan dimaksud dan memberikan arahan/rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan.
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Struktur organisasi Bank telah menggambarkan secara jelas pemisahan fungsi antara unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional dengan yang melaksanakan pengendalian, Bank juga telah memiliki serangkaian nilai-nilai (corporate value) perusahaan yang telah dikomunikasikan
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 60 ~
kepada setiap jenjang jabatan dalam organisasi. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) telah melaksanakan fungsinya untuk melakukan pemeriksaan atas semua transaksi, laporan-laporan serta kinerja dari masing-masing unit kerja yang melaksanakan aktivitas operasional maupun yang melaksanakan pengawasan dan pengendalian seperti divisi kepatuhan dan manajemen risiko.
Hasil audit didokumentasikan dan dimonitor tindak lanjutnya. Temuan yang belum ditindaklanjuti disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris serta menjadi evaluasi bagi SKAI dalam menilai sistem pengendalian intern suatu unit kerja atau divisi dan sebagai acuan dalam pemeriksaan selanjutnya. Seluruh kinerja SKAI sepanjang tahun dievaluasi efektivitasnya oleh Komite Audit dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
Untuk menjamin ketaatan pemenuhan peraturan perundangan yang berlaku serta memastikan telah dipatuhinya kebijakan dan prosedur internal Bank, Direktur kepatuhan dan Divisi Kepatuhan telah menjalankan fungsinya untuk menjalankan aktivitas pencegahan dan juga melakukan sosialisasi terhadap ketentuan internal maupun eksternal Bank (Bank Indonesia/instansi lain). Sepanjang periode triwulan I tahun 2015, pengenaan denda terkait dengan kesalahan pelaporan ke Bank Indonesia dinilai relatif sedikit
Penerapan manajemen risiko secara khusus mencakup pengelolaan atas 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Bank of India Indonesia secara berkala melakukan penilaian terhadap 8 jenis risiko di atas. Hasil penilaian tertuang dalam profil risiko yang secara garis besar menggambarkan peringkat risiko (komposit) dari masing-masing jenis risiko dan juga peringkat komposit dari risiko keseluruhan. Peringkat risiko dikelompokkan ke dalam 5 (lima) kategori, yakni “Low, Low to Moderate, Moderate, Moderate to High, High”. Penilaian perjenis risiko dilakukan terhadap risiko inheren dan terhadap kualitas penerapan Manajemen Risiko. Penilaian profil risiko secara keseluruhan berdasarkan hasil self assessment per 31 Maret 2015 berada pada tingkat komposit 2 atau “Low to Moderate”. Hal tersebut dikarenakan Risiko Inheren Bank dinilai pada peringkat “Low to Moderate” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dalam peringkat “Fair”. Upaya pengendalian risiko yang dilakukan oleh Bank of India Indonesia, dijelaskan sebagai berikut: Risiko Kredit Risiko kredit timbul dari kemungkinan kegagalan counterparty dalam memenuhi liabilitasnya kepada Bank. Dalam pengelolaan risiko kredit Bank fokus pada beberapa unsur utama yang meliputi penetapan struktur organisasi yang telah menggambarkan secara jelas pemisahan antara unit kerja yang mengajukan permohonan kredit, penilaian agunan, penilaian terhadap risiko hukum, memberikan peringkat kredit, dan melakukan analisa kredit; SDM yang sadar risiko; kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehati hatian; proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit; penanganan kredit bermasalah secara efektif dan efisien: kriteria dan alat ukur risiko yang jelas; penyebaran risiko yang merata; administrasi dan dokumentasi yang lengkap; pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai yang cukup serta pengawasan kredit secara berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul. Secara struktur, pengelolaan risiko kredit di Bank of India Indonesia dilakukan oleh Divisi Kredit, Divisi Adminsitrasi & Pelaporan Kredit, Divisi Treasury & International Banking, Divisi Trade Finance, SME & Retail Trade serta Divisi Legal & Remedial. Namun untuk aktivitas yang memiliki eksposur risiko dalam jumlah tertentu juga dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko dan Kepatuhan. Untuk memitigasi risiko konsentrasi kredit, Bank melakukan pengelolaan risiko konsentrasi kredit melalui penetapan limit antara lain mencakup, limit untuk debitur inti, sektor usaha, sektor industri, valuta asing, serta eksposur perseorangan dan grup usaha. Penetapan limit-limit tersebut
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 61 ~
didasarkan pada suatu tingkat risiko/risk appetite dan risk tolerance yang bisa diterima serta dilakukan evaluasi paling kurang setiap satu tahun sekali. Bank mengukur risiko kredit dengan menggunakan metode standar sesuai dengan SE BI No. 13/6/DPNP perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Untuk keperluan internal, Bank mengembangkan pengukuran berdasarkan internal rating yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan kredit. Pengukuran terhadap risiko kredit secara keseluruhan dilakukan oleh Divisi Manajemen Risiko dengan melakukan penghitungan terhadap parameter risiko kredit. Hasil pengukuran selanjutnya dikomunikasikan kepada Direksi untuk diambil tindakan perbaikan. Untuk memitigasi potensi kerugian yang diakibatkan terjadinya penurunan kualitas nilai kredit pada suatu waktu, Bank membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dengan mengacu kepada ketentuan PSAK 50/55. CKPN dibentuk berdasarkan selisih antara nilai tercatat kredit dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif. Bank tidak diperbolehkan membentuk CKPN melebihi jumlah yang dapat dikaitkan pada kredit individual atau kelompok kredit kolektif dan tidak didukung dengan bukti obyektif penurunan nilai. Pembentukan CKPN dilakukan secara Individual maupun kolektif. CKPN Individual dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokan ke dalam kredit yang dievaluasi secara individual, yakni kredit individual dengan plafond diatas Rp1 milyar dan kredit yang direstrukturisasi. Sementara itu untuk CKPN kolektif, dibentuk dari kredit-kredit yang dikelompokan berdasarkan kantor cabang, produk dan jangka waktu tunggakan pokok dan atau bunga. Pendekatan perhitungan collective impairment secara statistik menggunakan parameter:
a. Probability of Default (PD), yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban,
yang diukur berdasarkan pendekatan Migration Analysis. b. Loss Given Default (LGD), yaitu tingkat kerugian yang diakibatkan dari kegagalan debitur
memenuhi kewajibannya. Untuk mendapatkan persentase LGD yang wajar, maka diperlukan analisa data historis selama 5 tahun terakhir.
Bank dalam melakukan perhitungan ATMR untuk risiko kredit, mengacu kepada SE Bank Indonesia No. 13/6/DPNP/2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Secara umum, perhitungan ATMR Risiko Kredit didasarkan pada hasil peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang diakui Bank Indonesia sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/31/DPNP/2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia.
Penggunaan peringkat dalam perhitungan ATMR risiko kredit untuk saat ini, hanya diterapkan untuk jenis tagihan kepada Entitas Sektor Publik dan Bank.
Mitigasi risiko kredit
Jenis agunan utama yang diterima Bank adalah berupa agunan yang memiliki nilai likuiditas relatif tinggi sehingga dapat segera dicairkan pada saat pinjaman debitur/grup debitur masuk dalam kategori bermasalah, yakni berupa kas (cash collateral) dan agunan kebendaan seperti tanah & bangunan, kendaraan dan emas. Disamping jenis agunan di atas, Bank dapat juga menerima agunan lainnya di luar hal di atas namun bersifat tambahan.
Penilaian agunan untuk fasilitas kredit di bawah Rp 5 milyar dapat dilakukan oleh penilai intern Bank atau penilai Independen. Sedangkan untuk fasilitas kredit di atas Rp 5 milyar harus dilakukan oleh keduanya.
Semua agunan yang diserahkan kepada Bank (kecuali tanah kosong), wajib diasuransikan pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh Bank. Apabila pada saat pengajuan kredit, barang agunan telah diasuransikan oleh pemiliknya, maka atas asuransi dimaksud harus ditambahkan Banker‟s Clausule (Bank of India Indoneasia). Nilai asuransi/pertanggungan untuk setiap jenis barang jaminan ditetapkan minimal sebesar nilai likuidasi barang jaminan.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 62 ~
Sebelum permohonan kredit diajukan ke Komite Kredit, Account Officer melakukan analisis terhadap kelayakan dari debitur dan pihak-pihak utama pemberi jaminan/garansi termasuk kualitas atas agunan yang dijaminkan. Kelayakan pemberian kredit diputuskan oleh Komite Kredit sesuai dengan batas wewenang memutus kredit setelah mempertimbangkan pendapat dari Divisi Adminsitrasi & Pelaporan Kredit, Divisi Legal dan Remedial, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Kepatuhan.
Penggunaan teknik mitigasi kredit berfokus pada agunan yang termasuk dalam jenis agunan utama. Selain itu untuk memitigasi risiko kredit yang mungkin terjadi, portofolio kredit telah terdiversifikasi dengan baik, secara kategori kredit maupun industri/sektor ekonomi.
Hasil penilaian terhadap risiko kredit (self assessment) untuk posisi 31 Maret 2015, secara komposit dinilai ”Low to Moderate”, relatif sama dengan periode penilaian 31 Desember 2014. Namun meskipun demikian terjadi kenaikan pada peringkat kualitas penerapan manajemen risiko kredit dari ”Fair” ke "Satisfactory". Perbaikan tersebut antara lain dikarenakan Bank telah melakukan penyempurnaan terhadap beberapa kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengendalian risiko kredit, Bank juga telah memiliki seorang Direktur yang khusus membawahi bidang perkreditan dan Internasional Banking serta rencana untuk melakukan penambahan modal.
Dari sisi risiko inhenren, meskipun secara peringkat tidak mengalami perubahan namun secara penilaian mengalami sedikit penurunan sebagai dampak meningkatnya risiko konsentrasi (rasio debitur inti) dan rasio AYDA terhadap total aset, dari sebesar 27,39% dan 0,96% menjadi sebesar 43,41% dan 2,23%. Sementara itu, di sisi lain terjadi perbaikan penilaian yang diakibatkan oleh adanya perbaikan/penurunan rasio NPL (gross) dan rasio kredit kualitas rendah, yakni dari sebesar 1,40% dan 4,19% menjadi sebesar 0,93% dan 3,91%.
Risiko Pasar
Risiko pasar adalah potensi timbulnya kerugian yang diakibatkan oleh gejolak pasar seperti perubahan tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing.
Bank of India Indonesia melakukan penilaian terhadap risiko pasar dengan mengacu kepada SE Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Meskipun Bank tidak termasuk dalam kategori yang wajib memperhitungkan risiko pasar dalam perhitungan nilai rasio kewajiban penyediaan modal minimum (CAR), namun Bank tetap mengukur risiko pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) untuk posisi 31 Maret 2015 terhadap risiko Pasar, secara komposit Risiko Pasar dinilai “Low to Moderate” sama dengan posisi 31 Desember 2014. Hal tersebut dikarenakan Risiko Inheren dinilai “Low” dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair”. Risiko inheren dinilai “Low” dikarenakan risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif dan spot dinilai rendah dan aktivitas bisnis bank terkait dengan trading dan posisi di pasar dinilai masih relatif sedikit. Disamping itu berdasarkan hasil stress test, kemampuan bank untuk mengcover potensial loss karena fluktuasi suku bunga dan nilai tukar dinilai “Low”. Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko pasar.
Pemantauan terhadap risiko pasar dilakukan melalui rapat ALCO dan juga oleh Divisi Manajemen Risiko antara lain dengan melakukan stress testing secara berkala dengan mengambil level of confidence berkisar dari 64% s/d 99,99%.
Risiko Operasional Risiko operasional merupakan potensi kerugian akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 63 ~
Dalam pengelolaan risiko operasional, masing masing unit usaha bertanggung jawab untuk mengelola risiko yang terjadi pada kegiatan operasional sehari-hari dengan mengacu pada kebijakan dan prosedur, pengendalian dan pengawasan rutin. Selain itu, pengelolaan risiko operasional juga meliputi hal-hal yang terkait dengan pengembangan produk, sistem, sumber daya manusia dan prinsip “Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme” sebagai aspek pencegahan terhadap kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan.
Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan terhadap risiko operasional dan menyampaikan hasilnya kepada Direksi dan Komite Pemantau Risiko untuk ditindaklanjuti dalam rangka untuk memitigasi risiko operasional ke depan. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) per 31 Maret 2015, Risiko Operasional secara komposit mengalami perbaikan dibandingkan penilaian per 31 Desember 2014, yakni dari peringkat ”Moderate” ke peringkat ”Low to Moderate”. Penurunan risiko antara lain sebagai dampak membaiknya Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yakni dari peringkat “Fair” ke peringkat “Satisfactory” dan peringkat risiko inheren dari ”Moderate” ke ”Low to Moderate”. Hal tersebut antara lain disebabkan Bank telah memiliki seorang Direktur Operasional yang khusus untuk menangani urusan operasional dan tidak merangkap sebagai Direktur yang juga membawahi bidang Kepatuhan. Bank juga telah menambah beberapa SDM yang berkompeten untuk mengisi pos-pos strategis yang masih kosong dalam rangka untuk mengurangi human error akibat perangkapan dan menumpuknya pekerjaan serta lambatnya layanan kepada nasabah.
Disamping itu karekteristik dan kompleksitas bisnis Bank dinilai belum terlalu kompleks, rasio turn over karyawan masih dibawah angka 5%, tidak ada fraud dan nilai kerugian risiko operasional sepanjang periode triwulan I tahun 2015 ini yang berasal dari denda-denda yang terjadi dinilai rendah apabila dibandingkan dengan beban modal risiko operasional dari rata-rata gross income Bank selama 3 tahun terakhir. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah potensi kerugian yang dapat terjadi akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Pengelolaan likuiditas di Bank of India Indonesia selain meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat harian oleh Divisi Tresuri tetapi juga mencakup pengelolaan likuiditas pada suatu rentang waktu tertentu melalui Asset and Liability Committee (ALCO). Divisi Manajemen Risiko secara berkala juga melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan terhadap risiko likuiditas melalui analisis komposisi aset, liabilitas dan transaksi rekening administratif, konsentrasi dari aset dan liabilitas, kerentanan pada kebutuhan pendanaan serta kemampuan akses Bank pada sumber-sumber pendanaan. Pemantauan terhadap risiko likuiditas juga dilakukan dengan melakukan pengukuran dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko likuditas yang ada.
Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Maret 2015, Risiko Likuiditas secara komposit untuk posisi Maret 2015, dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko likuiditas dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain rasio aset likuid primer dan sekunder dibandingkan dengan pendanaan non inti, aset likuid primer dan sekunder terhadap pendanaan non inti jangka pendek dan rasio pendanaan non inti terhadap total pendanaan, dinilai tinggi. Namun di sisi lainnya, kerentanan Bank pada kebutuhan pendanaan dinilai rendah dikarenakan rasio Net Cash Out Flow Bank terhadap Dana Pihak Ketiga berada di atas angka 9% dan akses bank terhadap sumber-sumber pendanaan dinilai sangat baik karena ditunjang dengan nama Bank of India selaku ultimate share-holder yang memiliki reputasi internasional yang baik, dan memiliki kemampuan finansial yang kuat terlebih didukung oleh pemerintah India selaku pemilik mayoritas. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai cukup aktif dalam memantau perkembangan risiko likuiditas melalui beberapa perangkat yang ada.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 64 ~
Peringkat risiko likuiditas secara komposit tidak mengalami perubahan dibandingkan periode penilaian 31 Desember 2014. Meskipun terdapat sedikit penurunan penilaian peringkat risiko inheren, yang disebabkan meningkatnya rasio konsentrasi dana jangka pendek (dana jatuh tempo sampai dengan 14 hari) terhadap total dana pihak ketiga. Namun secara keseluruhan, hal tersebut tidak mendorong terjadinya penurunan peringkat pada peringkat yang lebih rendah. Risiko Hukum Risiko hukum merupakan potensi kerugian yang disebabkan akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pengelolaan terhadap risiko hukum dilakukan oleh Bank dengan memastikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha Bank dengan semua pihak telah sesuai dan didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank dari segi hukum. Bank telah menetapkan Divisi Legal & Remedial, Divisi Kepatuhan dan SKAI untuk melaksanakan pengelolaan risiko hukum terhadap aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan usaha Bank. Divisi Manajemen Risiko melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan secara keseluruhan terhadap risiko hukum melalui analisis yang mendalam atas faktor litigasi, kelemahan perikatan dan ketiadaan/perubahan perundang-undangan dari setiap produk atau transaksi yang telah dilaksanakan oleh Bank. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Maret 2015, Risiko Hukum secara komposit tidak mengalami perubahan peringkat dibandingkan periode penilaian 31 Desember 2014, yakni secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko hukum dinilai "Fair”. Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain tidak terdapat beberapa tuntutan berkaitan dengan permasalahan hukum yang dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi Bank. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, Bank belum memiliki kebijakan khusus mengenai penanganan pengendalian risiko hukum. Kebijakan pengendalian risiko hukum Bank tertuang dalam kebijakan dan prosedur operasional per masing-masing produk. Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko hukum yang terjadi atas Bank. Risiko Stratejik Risiko Stratejik merupakan potensi kerugian akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Pengelolaan risiko stratejik dilaksanakan secara langsung oleh Direksi dengan dibantu oleh para Pejabat Eksekutif Bank of India Indonesia. Kebijakan pengelolaan risiko stratejik tertuang dalam Rencana Bisnis Bank dan disampaikan setiap tahunnya kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan persetujuan. Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan pengukuran, penilaian dan pemantauan secara menyeluruh terhadap risiko stratejik melalui analisis terhadap kesesuaian penetapan sasaran strategis dengan kondisi lingkungan bisnis, posisi Bank di pasar, efisiensi dalam melaksanakan kegiatan usaha, kondisi makro ekonomi serta jumlah kompetitor di mana Bank melaksanakan kegiatan usaha. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Maret 2015, Risiko Stratejik secara komposit dibandingkan periode penilaian 31 Desember 2014 relatif tetap, yakni secara komposit dinilai ”Low to Moderate” dikarenakan peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dan kualitas penerapan manajemen risiko stratejik dinilai "Fair". Peringkat risiko inheren dinilai "Low to Moderate" dikarenakan antara lain Pasar dimana Bank melaksanakan kegiatan usaha dinilai "Low to Moderate" (loyal) dan jumlah kompetitor yang masuk ke pasar ini dinilai tidak banyak. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, pembahasan mengenai pencapaian realisasi rencana bisnis Bank secara komperhensif hanya dilakukan setiap 3 bulan sekali (terkait pelaporan kepada Bank Indonesia). Namun Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko stratejik yang terjadi atas Bank antara lain melalui evaluasi terhadap pencapaian realisasi Rencana Bisnis Bank yang dilakukan melalui rapat rutin setiap bulan.
Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan merupakan potensi kerugian yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan risiko kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan dengan memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 65 ~
ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang serta mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank. Risiko inheren dari risiko kepatuhan Bank pada posisi 31 Maret 2015 dinilai “Moderate”. Hal-hal yang melandasi penilaian ini, antara lain adalah :
1) Pada periode penilaian terdapatnya beberapa posisi manajemen Bank yang masih kosong, yaitu : a) Bank didapati masih belum menindaklanjuti hasil temuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
terkait penerapan ketentuan Good Corporate Governance (GCG) khususnya pemenuhan jabatan Komisaris Utama yang telah tertunda cukup lama;
b) Pengunduran diri Ibu Ningsih Suciati selaku Direktur Utama efektif per tanggal 24 Maret 2015.
2) Selama periode penilaian, Bank masih terkena denda-denda terkait pelaporan yang belum sesuai dengan ketentuan regulator. Secara nominal total denda yang dibayarkan Bank per Triwulan I 2015 relatif rendah jika dibandingkan dengan perolahan laba Bank; yaitu sebesar 0,04% dibandingkan dengan laba kotor 31 Maret 2015).
Kualitas penerapan manajemen risiko dari risiko kepatuhan Bank pada posisi 31 Maret 2015 dinilai “Low to Moderate”. Hal-hal yang melandasi penilaian ini, antara lain adalah :
1) Bank dinilai telah melakukan upaya pemenuhan berbagai ketentuan dari regulator, sehingga tidak didapati teguran/sanksi yang fatal bagi Bank.
2) Bank juga dinilai kooperatif dengan menindaklanjuti berbagai permintaan data dan/ atau dokumen yang diperlukan oleh regulator yang melakukan pemeriksaan pada Triwulan I 2015.
3) Terkait dengan pengunduran diri Direktur Utama, Manajemen Bank telah melakukan pemberitahuan kepada stakeholder terkait dan kepada masyarakat umum (public) melalui publikasi pada koran Media Indonesia tanggal 2 April 2015.
4) Bank dinilai juga memadai di dalam menyampaikan laporan-laporan terkait publikasi; misalnya laporan publikasi keuangan, laporan Rapat Umum Pemegang Saham.
Risiko Reputasi Risiko Reputasi adalah merupakan potensi kerugian yang timbul akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui Divisi Sekretaris Perusahaan dan unit pelayanan nasabah yang ada di seluruh kantor operasional Bank of India Indonesia. Risiko Reputasi Bank dikelola dengan memperhatikan keluhan nasabah serta dengan cepat merespon setiap berita yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi Bank. Pemberian pelayanan terbaik kepada nasabah, pembentukan unit pengaduan nasabah merupakan upaya yang terus dilakukan Bank untuk meningkatkan citra di masyarakat. Berdasarkan hasil penilaian (self assessment) Bank per 31 Maret 2015, Risiko Reputasi secara komposit dinilai ”Low to Moderate”, relatif sama dengan periode penilaian 31 Desember 2014. Namun terjadi perbaikan pada peringkat risiko inheren dari ”Low to Moderate” ke "Low" dikarenakan antara lain sepanjang triwulan 1 tahun 2013 tidak ditemukan adanya publikasi negatif terkait dengan pemberitaan mengenai Bank of India Indonesia. Sementara itu, dari sisi Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dinilai “Fair” antara lain dikarenakan, pengendalian risiko reputasi belum sepenuhnya didukung dengan SDM yang cukup dan adanya standar penanganan publikasi negatif. Bank telah memiliki unit corporate secretary untuk mengelola risiko reputasi dan Direksi dan Dewan Komisaris dinilai sangat aktif dalam memantau perkembangan risiko reputasi yang terjadi atas Bank. Penerapan manajemen risiko pada Bank juga mencakup pengelolaan risiko produk dan aktivitas baru. Bank juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang independen terhadap Satuan Kerja Operasional maupun Satuan Kerja Audit Intern (“SKAI”) dengan harapan pengelolaan risiko secara keseluruhan dapat dilakukan secara terpadu, terarah,
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 66 ~
terkoordinir dan berkesinambungan. Selanjutnya untuk memantau efektifitas dari pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko, Bank membentuk Komite Pemantau Risiko yang bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Komisaris. Selama Triwulan I tahun 2015, Komite Pemantau Risiko telah melaksanakan rapat sebanyak 1 kali.
36. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Keputusan Ketua Unit Pelaksana Penjaminan Nomor Kep-003/UP3/04/2005 tentang “Petunjuk Pelaksanaan Pemberian Jaminan Pemerintah terhadap Liabilitas Pembayaran Bank Umum”, dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin liabilitas bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan pinjaman antar bank. Jaminan tersebut diatas berlaku sejak tanggal 5 April 2005, Pembayaran Bank atas jaminan ini untuk bulan yang berakhir tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Maret 2014 masing-masing sebesar Rp. 1.469.740.666 dan Rp. 1.239.085.321.
PT. BANK OF INDIA INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 (Lanjutan)
~ 67 ~
37. INFORMASI LAINNYA Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar 31.98% dengan rincian sebagai berikut :
Jutaan Rp
I 1,037,379
1 Modal Inti Utama (CET 1) 1,037,379
1.1 Modal disetor (Setelah dikurangi Saham Treasury) 173,600
1.2 Cadangan Tambahan Modal 1) 863,779
1.2.1Agio / Disagio 28,902
1.2.2Modal sumbangan -
1.2.3Cadangan umum 18,000
1.2.4Laba/Rugi tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan 335,021
1.2.5Laba/Rugi tahun berjalan yang dapat diperhitungkan 42,234
1.2.6Selisih lebih karena penjabaran laporan keuangan -
1.2.7Dana setoran modal 486,080
1.2.8Waran yang diterbitkan -
1.2.9Opsi saham yang diterbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis saham -
1.2.10Pendapatan komprehensif lain -
1.2.11Saldo surplus revaluasi aset tetap -
1.2.12Selisih kurang antara PPA dan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset produktif (43,792)
1.2.13Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) atas aset non produktif yang wajib dihitung (2,666)
1.2.14 -
1.3 Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan -
1.4 Faktor Pengurang Modal Inti Utama 1) -
1.4.1Perhitungan pajak tangguhan -
1.4.2Goodwill -
1.4.3Aset tidak berwujud lainnya -
1.4.4Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang -
1.4.5Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi -
1.4.6Eksposur sekuritisasi -
1.4.7Faktor Pengurang modal inti lainnya -
1.4.8Investasi pada instrumen AT1 dan Tier 2 pada bank lain 2) -
2 Modal Inti Tambahan (AT-1) 1) -
2.1 Instrumen yang memenuhi persyaratan AT-1 -
2.2 Agio / Disagio -
2.3 Faktor Pengurang: Investasi pada instrumen AT1 dan Tier 2 pada bank lain 2) -
II 19,887
1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan -
2 Agio atau disagio yang berasal dari penerbitan instrumen modal inti tambahan -
3 Cadangan umum aset produktif PPA yang wajib dibentuk (maks 1,25% ATMR Risiko Kredit) 37,651
4 Cadangan tujuan -
5 Faktor Pengurang Modal Pelengkap 1) (17,764)
5.1 Sinking Fund -
5.2 Investasi pada instrumen Tier 2 pada bank lain 2)
(17,764)
1,057,266
ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO RASIO KPMM 31.98
ATMR RISIKO KREDIT 3)
3,012,089 Rasio CET1 31.38
ATMR RISIKO PASAR . Rasio Tier 1 31.38
ATMR RISIKO OPERASIONAL 293,713 Rasio Tier 2 0.60
TOTAL ATMR 3,305,802 Rasio total 31.98
PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Modal Inti (Tier 1)
BANK OF INDIA INDONESIA
31 MARET 2015
Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan dalam trading
book
Modal Pelengkap (Tier 2)
Total Modal
KETERANGAN
Perhitungan pajak penghasilan dan hutang pajak
Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 15.27%.