proyeksi stokastik produksi padi di indonesia oleh ...digilib.unila.ac.id/30629/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA
(Skripsi)
Oleh :
Agnesya Dwitia
JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2018
ABSTRACT
THE STOCHASTIC FORECASTING OF PADDY PRODUCTION ININDONESIA
By
AGNESYA DWITIA
Rice is the staple food for Indonesian people. However, Indonesia was in self-sufficiency for rice in 1984. Based on the Agricultural Ministry’s StrategicPlanning for 2015 – 2019, the government will target the self-sufficiency in rice in2019 by 82,078 million tons of the rice production. It is better that the productionis stochastically forecasted in form of the interval of projection possibility withthe certain probability level. Therefore, the objective of this research is to have theknowledge of the growth of rice production and to stochastically forecast it. Thedata used in this research is the production of rice in the period of 1961 – 2015obtained from the Food and Agriculture Organization (FAO), and the CentralBureau of Statistics (CBS), Indonesia. Then, the data are analyzed by using theeconometric method. Hence, the result reveals that the rice production will be at77,487 million tons in 2019 and its 95% confidence interval will be between74,901 And 80,071 million tons. The growth rate of the rice production in 2018 –2020 will be 0,6 percent per year. We can conclude that the government target ofthe rice production is higher than the result of stochastic forecasting.
Key Words: Forecast, Paddy, Production
ABSTRAK
PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA
Oleh
AGNESYA DWITIA
Padi merupakan komoditas pangan pokok masyarakat Indonesia. Namundemikian, Indonesia dapat mencapai swasembada beras pada 1984. BerdasarkanRencana Strategis 2015-2019, Pemerintah menargetkan swasembada pada 2019dengan jumlah produksi padi sebanyak 82,078 juta ton. Target tersebut sebaiknyadiproyeksikan dengan cara stokastik berupa selang kemungkinan proyeksi padatingkat peluang tertentu. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihatperkembangan produksi dan memproyeksikan produksi padi menggunakanpendekatan stokastik. Penelitian ini menggunakan data time series pada periode1961-2015 yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan Food andAgriculture Organization (FAO). Data diolah dengan menggunakan metodeekonometrika. Hasil proyeksi yang diperoleh pada 2019 yaitu 77,487 juta ton,diantara selang bawah dan selang atas sebesar 74,901 juta ton dan 80,071 juta ton,dengan laju pertumbuhan rata-rata pada periode 2018-2020 sebesar 0,6%pertahun. Dapat disimpulkan bahwa target produksi padi oleh pemerintah lebihtinggi dari hasil proyeksi stokastik.
Kata kunci : Padi, produksi, proyeksi
PROYEKSI STOKASTIK PRODUKSI PADI DI INDONESIA
Oleh
AGNESYA DWITIA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Kota Bandar
Lampung pada tanggal 10 Agustus 1992 sebagai anak
kedua dari pasangan Bapak Hi. Novedy Yusufwan,
S.E. dan Ibu Dra. Hj. Syamsidar Hambali.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Trisula I Bandar
Lampung, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Rawa Laut Bandar Lampung pada
tahun 2004, pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 25
Bandar Lampung pada tahun 2007, pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
SMA Negeri 4 Bandar Lampung pada tahun 2010, dan program Diploma I Bahasa
Inggris dan Komputer di LBI-LBPP LIA Bandar Lampung tahun 2011. Penulis
terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lampung pada tahun 2012.
Pada bulan Januari 2013 penulis mengikuti Praktik Mata Kuliah Pengenalan
Pertanian selama 6 hari di Dusun Margodadi Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran, Lampung. Pada bulan Juli-Agustus 2015, penulis melaksanakan
Praktik Umum (PU) selama 40 hari di KUT. Mekar Tani Jaya (Amazing Farm) di
Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Pada bulan Januari-Maret 2016 penulis
mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari di Desa Astra Ksetra,
Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung.
Selama masa perkuliahan, penulis pernah tergabung dalam kegiatan
kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta)
tahun 2012/2013, dan pernah tergabung dalam organisasi Partai Politik Persatuan
Indonesia (PERINDO) DPD Kota Bandar Lampung tahun 2016.
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin, segala puji dan syukur penulis ucapkan
terimakasih atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Proyeksi Stokastik Produksi
Padi di Indonesia” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang teramat tulus
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Agus Hudoyo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing utama, terima
kasih atas waktu, kritik, saran, dukungan, dan kesabarannya selama proses
bimbingan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.Si., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,
arahan, kesabaran, dan nasehatnya kepada penulis.
3. Bapak Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S., selaku pembahas atas masukan, arahan,
saran, serta nasehatnya.
4. Ibu Ir. Begem Viantimala, M.S., sebagai Dosen Pembimbing Akademik, atas
bantuan dan sarannya selama ini.
5. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.P., sebagai Ketua Jurusan
Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., sebagai Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
7. Ayah dan Ibu tercinta, Hi. Novedy Yusufwan SE., dan Dra. Hj. Syamsidar
Hambali, yang tak hentinya memberikan segala motivasi, do’a, serta kasih
sayang berupa moril maupun materil.
8. Kakak dan Adik tersayang, Ika Fitria Novisya SE.,MM., Oktrianisya SE.,
Vonisya Mutia S.Ked, dan Muhammad Haikal Fajri, yang tak henti
menemani dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat yang juga kekasihku, Rido Kurniawan,S.E., terima kasih telah
menemaniku mencapainya. Thanks to everything you give.
10. Sahabat terbaik, Widya Olla Iyya Sarah Terra Ncis Mayang Windi Hari
Ilman, terima kasih atas waktu dan motivasinya selama ini.
11. Teman seperjuangan tercinta, Rahma Audina Adelia Gessa Fernaldi, yang tak
hentinya menghibur dan menyemangati penulis.
12. AH’Squad, Susi dan Yurlia. Terima kasih selalu bersama hingga skripsi ini
terselesaikan. We did it!.
13. Semua teman-teman Jurusan Agribisnis Angkatan 2012 yang tak bisa
disebutkan satu persatu, serta adik dan kakak tingkat keluarga besar Jurusan
Agribisnis Universitas Lampung yang tersayang.
14. Karyawan-karyawan Jurusan Agribisnis: Mba Iin, Mba Ayi, Mba Tunjung,
Mas Bo, Mas Kardi, dan Mas Boim, atas bantuannya.
15. Induk Semang keluarga KKN, dan teman-teman Praktik Umum yang telah
memberikan pengalaman berharga kepada penulis.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan skripsi
ini dapat berguna bagi yang memerlukan. Akhirnya, penulis meminta maaf jika
ada kesalahan dan kepada Allah SWT penulis memohon ampun.
Bandar Lampung, Januari 2018
Penulis
Agnesya Dwitia
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 8
1. Teori Produksi .......................................................................... 8
2. Konsep peramalan proyeksi ..................................................... 11
3. Penelitian Terdahulu ................................................................ 13
B. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 17
III. METODE PENELITIAN
A. Batasan operasional dan Jenis Data ............................................. 20
1. Batasan Operasional ................................................................. 20
ii
2. Jenis Data ................................................................................. 21
B. Prosedur Penelitian ....................................................................... 21
1. Proyeksi Produksi ..................................................................... 22
C. Sumber Data ................................................................................. 24
D. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 24
E. Metode Analisis Data ................................................................... 24
1. Proyeksi Produksi ..................................................................... 25
IV. HASIL PEMBAHASAN
A. Perkembangan produksi padi di Indonesia .................................. 27
1. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1961-1968 31
2. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1969-1979 32
3. Perkembangan produksi padi di Indonesia periode 1980-2015 34
B. Proyeksi produksi padi di Indonesia ............................................ 36
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 44
B. Saran ............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perkembangan luas panen, produktivitas, produksi padi di Indonesia
Tahun 2005-2015 ................................................................................ 2
2. Produsen padi tertinggi di Indonesia tahun 2012-2015 ....................... 3
3. Konsumsi beras, produksi padi, produksi beras, dan impor beras di
Indonesia tahun 2008-201 ................................................................... 3
4. Tabel penelitian terdahulu ................................................................... 15
5. Tabel variabel boneka ......................................................................... 23
6. Tabel estimasi model produksi padi di Indonesia ............................... 37
7. Tabel estimasi peramalan model produksi padi .................................. 39
8. Tabel proyeksi luas panen padi dan benih ........................................... 43
9. Tabel proyeksi produksi padi dan rencana strategis pemerintah ......... 43
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan alir proyeksi produksi padi di Indonesia ..................................... 19
2. Grafik perbandingan produksi dan luas panen padi di Indonesia tahun1961-2015 ............................................................................................ 28
3. Grafik perkembangan produktivitas luas panen padi di Indonesia tahun1961-2015 ............................................................................................ 29
4. Grafik produksi padi periode 1961-1968 ................................................ 32
5. Grafik produksi padi periode 1969-1979 ................................................ 33
6. Grafik uji heteroskedastisitas dengan metode analisis grafik ................ 42
v
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel Lampiran Halaman
11. Tabel jumlah produksi dan faktor-faktor produksi tanamman
padi....................................................................................................... 49
12. Tabel hasil regresi model OLS uji multikolinieritas ........................... 51
13. Tabel hasil regresi model OLS uji heteroskedastisitas ....................... 53
14. Tabel hasil regresi model OLS uji autokorelasi .................................. 54
15. Tabel hasil regresi model FGLS ......................................................... 55
16. Tabel proyeksi produksi padi di Indonesia ......................................... 57
17. Tabel data time series luas lahan panen, padi Indonesia tahun
1961-2015 ........................................................................................... 62
18. Tabel benih tahun 1961-2014 ............................................................. 70
Gambar Lampiran
13. Hasil Regresi Model OLS Uji Heteroskedastisitas ............................. 52
14. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (1,2,1) .......... 59
15. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (2,2,1) .......... 61
16. Grafik ACF & PACF model benih ARIMA (1,2,1) ........................... 65
17. Grafik ACF & PACF model benih ARIMA (2,2,1) ........................... 67
18. Grafik ACF & PACF model luas lahan panen ARIMA (1,2,2) .......... 69
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia membutuhkan pangan sebagai sumber energi untuk kelangsungan
hidupnya. Padi merupakan komoditas pangan yang dapat diolah menjadi
sumber pangan manusia dan pakan hewan. Masyarakat Indonesia masih
menjadikan padi sebagai sumber pangan pokoknya. Ketersediannya sangat
dibutuhkan dan selalu menjadi perhatian khusus oleh pemerintah.
Produksi padi di Indonesia saat ini umumnya berupa Gabah Kering Giling
(GKG), kemudian dari GKG tersebut diolah menjadi beras agar dapat
dikonsumsi oleh manusia. Angka konversi Gabah Kering Giling (GKG)
menjadi beras sebesar 62,74 persen. Angka tersebut merupakan hasil dari
survei susut panen dan pasca panen gabah/beras yang dilakukan oleh BPS
dan Kementerian Pertanian tahun 2005 hingga 2007 yang diintegrasikan.
Angka tersebut selain digunakan untuk memperkirakan beras yang akan
diperoleh juga digunakan untuk menghitung susut penggilingan (Iswadi,
2015).
2
Produksi padi di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan namun
cenderung meningkat, dapat dilihat pada Tabel 1. perkembangan produksi
padi di Indonesia.
Tabel 1. Perkembangan luas panen, produktivitas, produksi padi di Indonesiatahun 2005-2015
Tahun Luas Panen(Juta Ha)
Produktivitas(Ton/Ha)
Produksi Padi/Gabah(Juta ton)
2005 11,839 4,574 54,1512006 11,786 4,620 54,4552007 12,148 4,705 57,1572008 12,309 4,895 60,2512009 12,884 4,999 64,3992010 13,253 5,015 66,4692011 13,204 4,980 65,7572012 13,446 5,136 69,0562013 13,835 5,152 71,2802014 13,797 5,135 70,8462015 14,117 5,341 75,398
Sumber : FAO, BPS 2016, diolah.
Berdasarkan Tabel 1. produksi meningkat seiring meningkatnya luas panen
padi. Jumlah produksi erat kaitannya dengan tingkat konsumsi beras
masyarakat. Ketersediaan beras sangat penting karena menyangkut
kebutuhan akan pangan masyarakat dari waktu ke waktu. Produksi perlu
tersedia dalam jumlah yang cukup agar seluruh lapisan masyarakat dapat
memenuhi kebutuhan konsumsinya. Berikut ini merupakan wilayah produsen
padi tertinggi di Indonesia.
3
Tabel 2. Produsen padi tertinggi di Indonesia tahun 2012-2015
Provinsi Produksi Padi (Juta ton)2012 2013 2014 2015
Sulawesi Selatan 5,003 5,035 5,426 5,471Jawa Tengah 10,232 10,344 9,648 11,301Jawa Timur 12,198 12,049 12,397 13,154Jawa Barat 11,271 12,083 11,644 11,373Sumatera Selatan 3,295 3,676 3,670 4,247Total 69,056 71,280 70,846 75,398
Sumber: BPS, 2016
Penyumbang produksi padi tertinggi di Indonesia tahun 2012 hingga 2015
yaitu Provinsi Jawa Timur. Kondisi lahan sawah di pulau Jawa masih
terbilang cukup luas untuk ditanami oleh komoditas pertanian. Masyarakat di
pulau Jawa masih banyak yang memilih untuk bercocok tanam sebagai mata
pencahariannya.
Jumlah penduduk di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya. Jumlah
penduduk erat kaitannya dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap
pangan. Jika jumlah ketersediaan tidak mencukupi kebutuhan maka akan
berdampak buruk pada kestabilan pangan. Berikut tabel data konsumsi dan
impor beras di Indonesia Tahun 2008 hingga 2012.
Tabel 3. Konsumsi beras, produksi padi, produksi beras, dan impor beras diIndonesia 2008-2012
Tahun Konsumsiberas (ton)
Produksi padi(ton)
Produksiberas (ton)
Impor( ton)
2009 31.799.000 64.398.888 42.954.058 356.6072010 32.195.000 66.469.392 44.335.084 1.046.5532011 33.068.000 65.756.900 43.859.852 4.258.4452012 33.056.000 69.056.128 46.060.437 2.747.6732013 33.047.000 71.279.712 47.543.568 718.241
Sumber : BPS, FAO (diolah)
4
Berdasarkan Tabel 3. tingkat konsumsi beras di Indonesia cenderung
meningkat dan mengalami impor beras dari luar negeri, tertinggi pada tahun
2011 sebanyak 4 juta ton. Meskipun produksi padi telah mencukupi jumlah
kebutuhan konsumsi, namun dapat dikatakan bahwa ketahanan akan pangan
di Indonesia masih perlu diperhatikan.
FAO (1997) menjelaskan bahwa ketahanan pangan sebagai situasi dimana
semua rumah tangga dapat mengakses, baik secara fisik maupun ekonomi
untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya, dan rumah
tangga tidak beresiko untuk mengalami kehilangan kedua akses tersebut.
Artinya bahwa konsep ketahanan pangan mencakup ketersediaan yang
memadai, stabil terhadap akses pangan utama. Stabilitas diartikan sebagai
suatu kemungkinan pada saat situasi sesulit apapun, konsumsi pangan tidak
akan jatuh dibawah kebutuhan gizi yang dianjurkan (Hanafie, 2010).
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Ketahanan Pangan
pada Pasal 1 yaitu ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan
bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi,
merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan,
dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
Indonesia pernah berhasil meningkatkan produksi padi pada 1984, sehingga
dapat membawa Indonesia menjadi swasembada beras. Selanjutnya mulai
5
melemah dikarenakan ketergantungan akan konsumsi beras yang cukup
tinggi, sehingga harus dipenuhi dengan cara impor beras dari luar negeri.
Saat ini Indonesia kembali mengupayakan swasembada beras yang pernah
dicapai salah satunya dengan mengurangi impor beras untuk mencapai
ketahanan pangan melalui beberapa program.
Program Upaya Khusus (Upsus) tiga komoditas utama yaitu padi jagung
kedelai (pajale), merupakan salah satu program yang telah berjalan selama
tiga tahun terakhir yaitu 2015-2017. Melalui program ini pemerintah
bertekad untuk mensukseskan kedaulatan pangan. Strategi dan upaya
tersebut dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan produktivitas di daerah-
daerah sentra produksi pangan. Diharapkan melalui program tersebut,
komoditas pangan pokok yaitu beras dapat memenuhi kebutuhan akan
konsumsi masyarakat dan mengurangi ketergantungan impor beras dari luar
negeri.
Ditegaskan melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 Tentang
Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah,
Diktum Ketujuh Poin 1, menyatakan bahwa Menetapkan kebijakan
pengadaan beras dari luar negeri dengan tetap menjaga kepentingan petani
dan konsumen. Pada Poin 2, menyatakan pengadaan beras sebagaimana
dimaksud pada angka 1, dapat dilakukan jika ketersediaan beras dalam negeri
tidak mencukupi, untuk kepentingan memenuhi kebutuhan stok dan cadangan
beras Pemerintah, dan/atau untuk menjaga stabilitas harga dalam negeri.
6
Oleh karena itu, pemerintah menargetkan swasembada beras untuk
mengurangi ketergantungan impor. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra)
2015-2019, pemerintah menargetkan pada 2019 sebesar 82 juta ton atau tidak
jauh berbeda dari produksi tahun 2015 yaitu 75 juta ton (Kementan, 2015).
Berdasarkan data diatas produksi masih melebihi konsumsi, namun
digunakan sebagai stok cadangan pemerintah untuk mengantisipasi adanya
lonjakan konsumsi. Sehingga untuk memenuhi jumlah konsumsi masyarakat
masih harus melakukan impor beras dari luar negeri. Oleh karena itu,
pemerintah menargetkan untuk berswasembada beras sebagai upaya
mengurangi jumlah impor. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk
melihat perkembangan produksi padi di Indonesia dan memproyeksikan
produksi padi menggunakan pendekatan stokastik.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan produksi padi di Indonesia?
2. Seberapa besarkah Indonesia mampu menghasilkan padi di masa yang
akan datang?
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perkembangan produksi padi di Indonesia
2. Mengetahui proyeksi produksi padi di Indonesia dengan pendekatan
stokastik
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi Pemerintah dalam
menerapkan kebijakan terkait dengan permasalahan pangan di Indonesia
khususnya tanaman padi di masa yang akan datang.
2. Sebagai bahan Informasi bagi pihak industri/pengusaha dalam
merencanakan perkembangan usahanya.
3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dengan penelitian sejenis.
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Teori Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan
suatu barang atau merubah bentuk barang tersebut menjadi barang lain.
Kegiatan produksi bertujuan untuk menambah nilai kegunaan suatu barang
yang dihasilkan sehingga memberikan manfaat dari barang sebelumnya.
Produksi adalah transformasi atau suatu perubahan faktor produksi
menjadi barang produksi, atau proses dimana masukan (input) diubah
menjadi luaran (output). Dapat dikatakan sebagai usaha untuk mencapai
efisiensi produksi yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang
paling rendah untuk suatu jangka waktu tertentu (Suparmoko,1998).
Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan secara individu maupun
kelompok demi menghasilkan suatu barang atau jasa, yang dapat
digunakan untuk orang lain. Produksi yang diteliti dalam penelitian ini
yaitu tentang produksi padi berupa gabah kering giling (GKG).
9
Produksi beras di Indonesia mengalami kenaikan dan penurunan volume
produksi. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh beberapa faktor produksi
yang dapat diketahui dalam fungsi produksi.
Fungsi produksi ialah hubungan teknis antara faktor produksi yang
dihasilkan dalam proses produksi. Bentuk umum fungsi produksi
menunjukan bahwa jumlah barang yang diproduksi tergantung pada
jumlah faktor produksi yang digunakan. Barang produksi merupakan
variabel tidak bebas, dan faktor produksi merupakan variabel bebas
(Suparmoko,1998).
Menurut Sugiarto (2005), Fungsi produksi menunjukan jumlah maksimum
(output) yang dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan
menggunakan teknologi tertentu. Secara matematika fungsi produksi
dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = F(K, L, R, T)
Dimana : Q = Output/jumlah produksi yang dihasilkanK = ModalL = Tenaga kerjaR = Sumber daya alamT = Teknologi
Faktor sumber daya alam merupakan faktor produksi yang disediakan oleh
alam. Pada penelitian ini, lahan merupakan faktor produksi yang
disediakan sebagai tempat untuk membudidayakan tanaman padi.
Modal merupakan faktor yang dimiliki seseorang dalam membangun suatu
usahanya. Modal tersebut digunakan untuk keperluan dalam
10
membeli beberapa faktor produksi, dan perlengkapan demi menunjang
proses produksi. Faktor produksi modal meliputi pupuk, obat-obatan, dan
perlengkapan lain.
Tenaga kerja merupakan faktor yang berperan sebagai pelaku usaha.
Tenaga kerja dalam penelitian ini adalah petani padi. Petani melakukan
kegiatan memproduksi padi dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Teknologi merupakan faktor produksi yang berpengaruh pada suatu proses
produksi. Perkembangan teknologi yang semakin maju dapat membantu
mempercepat waktu kegiatan sehingga proses produksi berjalan lebih
efektif dan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Pada penelitian ini,
teknologi yang ada berupa alat-alat modern seperti traktor untuk
membajak sawah, dan peralatan lain.
Menurut Prathama dan Mandala (2002), Berdasarkan hubungannya dengan
tingkat produksi, faktor produksi dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
produksi tetap, dan faktor produksi variabel. Faktor produksi merupakan
faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada jumlah
produksi. Contohnya yaitu mesin pabrik, ada atau tidaknya kegiatan
produksi, faktor tersebut harus tetap tersedia.
Faktor produksi variabel tergantung pada tingkat produksinya. Semakin
besar tingkat produksi, semakin banyak faktor produksi variabel yang
digunakan, begitu juga sebaliknya. Contoh faktor produksi variabel yaitu
tenaga kerja.
11
Menurut Hessie (2009), keputusan penggunaan faktor produksi baik dalam
kuantitas maupun kombinasi yang dibutuhkan dalam satu tingkat produksi
ditentukan oleh petani. Dalam suatu penelitian biasanya faktor-faktor
yang relatif dapat dikontrol dimasukan kedalam peubah bebas, sedangkan
faktor-faktor yang relatif kurang dapat dikontrol biasanya diperhitungkan
sebagai galat.
2. Konsep Peramalan atau Proyeksi
Proyeksi merupakan suatu cara yang digunakan untuk meramalkan suatu
kondisi di masa yang akan datang. Proyeksi dapat digunakan sebagai
upaya untuk memberikan suatu saran pada kondisi tertentu.
Dalam melakukan analisa pada kegiatan ekonomi, pelaku ekonomi
sebaiknya dapat memperkirakaan kondisi yang akan terjadi dimasa yang
akan datang, dalam kata lain disebut proyeksi atau peramalan.
Manfaat dari proyeksi antara lain sebagai suatu saran dalam suatu
perencanaan, pengambilan keputusan dan kebijakan, serta pemberian
informasi yang dapat digunakan.
Berdasarkan segi penyusunannya, peramalan dapat dibedakan menjadi 2
(dua) macam yaitu peramalan subjektif dan peramalan objektif. Peramalan
subjektif adalah peramalan yang didasarkan oleh perasaan atau intuisi dari
seseorang. Peramalan subjektif seperti dugaan sementara, atau pendapat
seseorang mengenai suatu hal yang akan tejadi. Peramalan objektif adalah
peramalan yang didasarkan atas data-data yang relevan menggunakan
12
teknik dan metode analisa. Peramalan objektif lebih akurat dikarenakan
memiliki data yang nyata.
Dari sifatnya, peramalan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif. Menurut Nurmasyithah
(2008), berdasarkan sifatnya peramalan dibedakan atas 2 macam yaitu :
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
kualitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat
tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena
hasil peramalan ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat
intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari
penyusunnya.
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data
kuantitatif pada masa lalu. Peramalan kuantitatif sangat mengandalkan
pada data historis yang dimiliki. Hasil peramalan yang dibuat sangat
tergantung pada metode yang digunakan dalam peramalan.
Beberapa metode peramalan dengan menggunakan variabel waktu atau
analisa deret waktu (time series), yaitu:
1. Metode (Smoothing) dan rata-rata bergerak (Moving Average).
2. Metode Box Jenkins (ARIMA)
3. Metode Proyeksi trend dengan regresi
Ketiga metode tersebut sering digunakan untuk peramalan jangka pendek
dan jangka panjang. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu
metode ketiga, metode proyeksi trend linear dengan kuadrat terkecil.
13
3. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang diambil sebagai bahan kajian dan referensi untuk
memproyeksikan produksi padi di Indonesia Tahun 2016-2030 merupakan
penelitian tentang proyeksi dan peramalan produksi. Penelitian yang
dilakukan oleh Wahni (2008) dalam penelitiannya mengenai peramalan
kebutuhan konsumsi beras di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2010,
menggunakan analisis data time series, dengan metode trend linier kuadrat
terkecil.
Metode proyeksi yang serupa juga digunakan Mityas (2015) mengenai
proyeksi produksi dan konsumsi telur ayam ras menggunakan analisis data
time series, dengan metode trend linear. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi telur ayam ras di Provinsi Lampung dalam
proyeksi terdiri dari populasi ayam petelur, luas lahan, pakan, bibit ayam,
obat-obatan, tenaga kerja, dan teknologi. Sedangkan faktor konsumsi nya
yaitu pendapatan, jumlah penduduk, harga barang, harga barang substitusi,
selera, dan distribusi pendapatan. Hasil proyeksi produksi dan konsumsi
telur ayam ras di Provinsi Lampung periode 2014-2028 mengalami
peningkatan,dan konsumsi telur ayam ras akan tercukupi pada tahun 2026.
Berbeda dengan penelitian Mityas dan Wahni. Penelitian yang dilakukan
oleh Bahri (2009), mengenai peramalan produksi jagung Kabupaten
Simalungun pada Tahun 2012, menggunakan analisis data time series,
metode double exponential smoothing (pemulusan eksponensial ganda).
14
Hasil peramalan tingkat produksi jagung Kabupaten Simalungun
Tahun2012 sebesar 172.544,64 ton.
Serupa dengan yang dilakukan oleh Bahri. Nurmasyithah (2008), juga
menggunakan analisis data time series dan metode eksponensial smoothing
ganda dalam penelitiannya mengenai proyeksi tingkat produksi padi dan
kebutuhan konsumsi beras pada Tahun 2009 di Kabupaten Aceh Timur.
Hasil penelitian yang didapatkan yaitu produksi padi tidak tetap, namun
konsumsi beras penduduk Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009 dapat
terpenuhi.
Menurut Desrina (2009), dalam penelitiannya mengenai proyeksi tingkat
produksi padi dan kebutuhan konsumsi beras pada Tahun 2011 di
Kabupaten Karo juga menggunakan analisis data time series dan metode
eksponensial smoothing ganda. Hasil penelitian yang didapatkan adalah
produksi beras Kabupaten Karo 2011 dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi beras penduduk.
Serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2009),
mengenai peramalan jumlah produksi padi di Kabupaten Dairi untuk
Tahun 2009-2014, dengan menggunakan metode eksponensial smoothing
ganda yaitu metode linier satu parameter brown. Hasil dari penelitian yang
diperoleh yaitu jumlah produksi padi di Kabupaten Dairi Tahun 2009-2014
meningkat dibandingkan data Tahun 2007.
15
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hessie (2009), mengenai analisis
produksi dan konsumsi beras dalam negeri serta implikasinya terhadap
swasembada beras di Indonesia pada tahun 2011, dengan menggunakan model
persamaa simultan 2SLS, dengan hasil penelitian bahwa produksi beras domestik
melebihi konsumsi beras di Indonesia, dengan kata lain Indonesia akan
mengalami surplus beras. Penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4. Tabel penelitian terdahulu
No Nama(Tahun)
Judul Penelitian MetodeAnalisis
Kesimpulan
1 Mityas, A(2015)
Proyeksi produksidan konsumsi telurayam ras diProvinsi Lampung
Analisis timeseries, metodetrend linier
Proyeksiproduksi dankonsumsi telurayam rasperiode 2014-2028mengalamipeningkatan
2 Bahri, S(2009)
Peramalan produksijagung KabupatenSimalungun padaTahun 2012
Analisis timeseries, metodedoubleexponentialsmoothing.
TingkatproduksijagungKabupatenSimalungunTahun2012sebesar172.544,64ton.
3 Nainggolan, J(2009)
Peramalan jumlahproduksi padi diKabupaten Dairidenganmenggunakanmetodeeksponensialsmoothing gandauntuk Tahun 2009-2014
Analisis timeseries, metodeeksponensialsmoothingganda denganmetode liniersatu paramaterbrown.
Jumlahproduksi padidi KabupatenDairimeningkatdibandingkandata Tahun2007.
16
Tabel Lanjutan
4 Wahni, I(2008)
Peramalankebutuhankonsumsi beras diProvinsi SumateraUtara Tahun 2008-2010 denganmenggunakanmetode kuadratterkecil
Analisis timeseries, metodetrend linierdengankuadratterkecil.
Jumlahkebutuhanberas diProvinsiSumateraUtara Tahun2008-2010meningkat.Kebutuhankonsumsiberasdipengaruhioleh waktu.
5 Nurmasyithah(2008)
Proyeksi tingkatproduksi padi dankebutuhankonsumsi beraspada Tahun 2009 diKabupaten AcehTimur
Analisis timeseries, metodedoubleexponentialsmoothing.
produksi paditidak tetap,namunkonsumsiberaspendudukKabupatenAceh TimurTahun 2009dapatterpenuhi.
6
7
Desrina, R(2009)
Hessie, R(2009)
Proyeksi tingkatproduksi padi dankebutuhankonsumsi beraspada Tahun 2011 diKabupaten Karo
Analisis Produksidan KonsumsiBeras dalam NegeriSerta ImplikasinyaTerhadapSwasembada Berasdi Indonesia
Analisis timeseries, metodeeksponensialsmoothingganda.
Modelekonometrika,2 SLS.
Produksi berasKabupatenKaro 2011dapatmemenuhikebutuhankonsumsiberaspenduduk.
Pada tahun2011 produksiberas domestikmelebihikonsumsiberas, dengankata lainIndonesia akanmengalamisurplus beras
17
B. Kerangka Pemikiran
Padi merupakan komoditas tanaman pangan yang dapat diolah menjadi
sumber pangan manusia. Salah satu hasil pengolahan dari tanaman padi yaitu
berupa beras. Beras merupakan sumber pangan utama khususnya di
Indonesia, masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menjadikan beras
sebagai pangan pokok, maka dari itu perlu tersedia dalam jumlah yang cukup
agar seluruh lapisan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan konsumsi
perharinya.
Menurut Malian dalam Hessie (2009), dalam studinya yang bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras,
serta perubahan harga beras domestik dan indeks harga bahan makanan.
Hasil analisis menunjukan bahwa faktor yang teridentifikasi memberikan
pengaruh adalah: (1) Produksi padi dipengaruhi oleh luas panen padi tahun
sebelumnya, impor beras, harga pupuk urea, dan harga beras dipasar
domestik. (2) Konsumsi beras dipengaruhi oleh jumlah penduduk, harga
beras dipasar domestik, impor beras tahun sebelumnya, harga jagung pipilan
di pasar domestik, dan nilai tukar riil. (3) Harga beras di pasar domestik
dipengaruhi oleh nilai tukar riil, harga jagung pipilan dipasar domestik dan
harga dasar gabah.
Menurut Hessie (2009), dalam studinya yang bertujuan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi dan konsumsi beras di Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi (yang direpresentasikan dari luas
areal panen dan produktivitas) padi adalah rasio harga riil gabah di tingkat
18
petani dengan upah riil buruh tani, jumlah penggunaan pupuk urea, luas areal
intensifikasi dan trend waktu.
Merujuk pada penelitian sebelumnya, diduga faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi beras pada penelitian ini yaitu luas lahan panen, dan
benih. Faktor tersebut diduga erat kaitannya dengan hasil produksi. Selain
kedua faktor tersebut, ada pula faktor produksi yang diduga berpengaruh pada
meningkatnya produksi padi. Faktor produksi tersebut berupa variable
dummy. Dummy slope yang berupa peranan teknologi dari program revolusi
hijau. Pemerintah kerap kali menetapkan program-program untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang salah satunya tertuju pada
bidang pertanian.
Selanjutnya, dari faktor-faktor produksi yang diteliti akan dilakukan suatu
proyeksi. Metode ekonometrika digunakan untuk memproyeksikan produksi
beras di Indonesia. Melalui metode tersebut akan diketahui hasil produksi
padi di Indonesia untuk waktu yang akan datang.
Proyeksi produksi dianalisis dengan model kuadrat terkecil yaitu OLS. Dari
hasil estimasi model didapatkan adanya pelanggaran asumsi klasik pada hasil
data berupa autokorelasi sehingga digunakan metode FGLS (Feasible
Generalized Least Square) dengan melihat hasil berupa standar deviasi
terkecil, Signifikan, dan R Square tertinggi. Sedangkan faktor produksi yang
meliputi luas panen dan penggunaan benih diproyeksi dengan model ARIMA.
Berikut merupakan gambar bagan alir proyeksi padi di Indonesia.
19
Gambar 1. Bagan alir proyeksi produksi padi di Indonesia
Proyeksi produksi padi di Indonesia
Estimasi model
Harga barang substitusi
Ekonometrika
Verifikasi (pengujian)
Spefifikasi (merumuskanpersamaan matematis)
Peramalan (proyeksi)Produksi
Produksi padi nasional(y) :
Model FGLS
Uji asumsi klasik dan ujikriteria model terbaik
Model terbaik Proyeksi luas panenpadi dengan modelARIMA
Faktor produksipadi nasional(luas panen,
benih, dummy)
Model ARIMA
20
III. METODE PENELITIAN
A. Batasan Operasional dan Jenis data
1. Batasan Operasional
Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang sangat penting di
Indonesia. Tanaman padi memiliki banyak manfaat baik sebagai pangan
manusia maupun pakan hewan.
Produksi padi adalah hasil pemanenan dari kegiatan budidaya tanaman
padi dalam satuan ton/tahun. Padi yang diproduksi berupa gabah kering
giling (GKG) yang kemudian dikonversikan menjadi beras.
Menurut Ambarinanti, dalam Hessie (2009), Beras adalah hasil olahan dari
produk pertanian yang disebut padi (Oryza sativa). Beras merupakan
komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia,
khususnya di Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan
Myanmar.
Menurut penelitian Asih Mityas (2015), untuk meramalkan suatu produksi
di dukung dengan faktor produksi. Faktor produksi merupakan variabel
yang diduga mempengaruhi suatu produksi.
21
Proyeksi merupakan suatu cara yang digunakan melalui metode-metode
tertentu yang berguna untuk meramalkan kondisi di masa depan
berdasarkan informasi dan data yang telah tersedia.
Proyeksi produksi beras merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
meramalkan bagaimana tingkat produksi beras di Indonesia pada masa
yang akan datang berdasarkan faktor produksi yang mempengaruhinya.
2. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data time series periode
1961 hingga 2015. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan yang telah tersusun dalam arsip. Pada penelitian ini,
data sekunder digunakan dikarenakan cakupan penelitian ini yaitu wilayah
Indonesia, sehingga tidak memungkinkan untuk diteliti secara langsung
melalui data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
data luas panen padi tahun 1961-2015, benih padi tahun 1961-2015,
Produksi padi tahun 1961-2015 yang diambil dari BPS dan FAO. Data
sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan FAO. Data yang
dibutuhkan meliputi data produksi padi (y), luas panen (x1), benih(x2).
B. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian umumnya tidak jauh berbeda dengan penelitian lainnya,
dengan cara memilih dan merumuskan masalah, memilih subyek dan alat
22
pengukuran, memilih konsep penelitian, melaksanakan prosedur,
menganalisis data, dan merumuskan kesimpulan.
1. Proyeksi Produksi
Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam proyeksi produksi
beras. Tahap pertama yaitu pengumpulan data. Pada tahap ini data yang
dikumpulkan yaitu mengenai jumlah produksi padi dan luas lahan panen.
Jenis data yang digunakan berupa data time series (runtut waktu) dari
Tahun 1961 hingga 2015.
Selanjutnya, tahap pengolahan data. Data yang tersedia akan diolah untuk
menentukan model empiris produksi padi. Model empiris berupa model
kuadrat terkecil. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan
merupakan model empiris menggunakan model OLS (Ordinary Least
model yang lebih baik, kemudian model terbaik akan dipilih.
Setelah itu dilakukanlah pengujian pendugaan model dengan
menggunakan data time-series yang memungkinkan terjadinya
pelanggaran asumsi klasik yaitu gejala autokorelasi, untuk itu diperlukan
adanya uji autokorelasi agar hasil proyeksi yang dilakukan lebih nyata dan
memenuhi persyaratan estimasi model secara ekonometrika. Berikut ini
model persamaan proyeksi produksi padi di Indonesia (Gujarati, 1998).
y = a + b1x1t+b2x2t +b3D1t+b4D2t+e1t (1)
Keterangan :Y : Produksi padi (juta ton)a : intersepb1..b4 : penduga koefisien regresi
23
x1 : luas panen padi (juta ton)x2 : jumlah benih padi (juta hektar)D1 : Perubahan teknologi
0= periode 1961-19681= periode 1969-2015
D2 : Perubahan teknologi0= periode1969-19791=1961-1968 & 1980-2015
T : Tahun 1961, 1962,..,2015e1 : galat
Tabel 5. Tabel variabel boneka
PeriodeNilai variabel boneka
D1 D2
1961-1968 0 11969-1979 1 01980-2015 1 1
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan faktor-faktor
produksi secara umum yaitu luas panen, benih, dan teknologi. Penerapan
teknologi dipresentasikan sebagai variabel boneka yang digolongkan
menjadi tiga periode yaitu periode 1961-1968, 1969-1979, dan 1980-2015.
Tahap berikutnya, yaitu memproyeksikan varibel luas panen. Sebelum
memproyeksikan variabel tersebut, terlebih dahulu harus menentukan
model empirisnya menggunakan metode time series yaitu analisis trend
linear. Variabel bebas yang digunakan yaitu variabel waktu, dan variabel
terikatnya yaitu luas panen. Setelah model estimasi didapatkan, maka
proyeksi luas lahan dapat dilakukan.
Tahap terakhir yaitu melakukan proyeksi produksi padi. Pada proyeksi ini,
data luas panen periode 2018- 2020 digunakan sebagai variabel bebas.
24
Selanjutnya, proyeksi produksi padi dilakukan dengan menggunakan
model empiris yang telah dipilih menggunakan proyeksi stokastik berupa
selang pada kemungkinan tertentu.
Hasil proyeksi produksi yang telah didapat dijadikan nilai rata-rata dari
proyeksi produksi padi periode 2018-2020. Kemudian ditentukan nilai
batas bawah dan batas atasnya. Nilai tersebut selanjutnya akan digunakan
dalam penentuan kondisi produksi di masa yang akan datang.
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,
bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS) dan FAO, serta referensi lain
yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di mulai pada Bulan Juni 2016. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan meliputi pengumpulan data, membuat asumsi definisi yang
berkaitan dengan produksi padi dan, pengolahan data, analisis data sementara,
serta pembuatan laporan akhir penelitian dalam bentuk skripsi.
E. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini, data produksi padi pada tahun 1961 hingga 2015 yang
telah ada akan dianalisis secara kuantitatif dengan data time series,
menggunakan metode ekonometrika.
25
Metode pendugaan model proyeksi produksi padi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi berganda yang diduga menggunakan metode
kuadrat terkecil (Ordinary Least Square Method/OLS). Metode ini
memungkinkan untuk dilakukannya pendugaan terhadap parameter-parameter
yang berkaitan. Pendugaan model dengan menggunakan data time series
memungkinkan adanya pelanggaran asumsi klasik yaitu gejala autokorelasi
dan multikolinieritas, untuk itu dalam hal ini diperlukan adanya uji
multikolinieritas dan autokorelasi. Hasil regresi menyatakan adanya
pelanggaran asumsi klasik berupa autokorelasi. Selanjutnya pada penelitian
ini menggunakan model FGLS (Feasible Generaly Least Square) untuk
mengatasi masalah tersebut.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model suatu
regresi linear terdapat adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1(sebelumnya), jika
terjadi korelasi diartikan terdapat pelanggaran asumsi klasik berupa
autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian yaitu menggunakan Durbin
Watson, jika nilai D-W pada model persamaan berada di antara nilai dU
hingga 4-dU (dalam table D-W) berarti tidak terdapat autokorelasi dalam
model yang diuji.
1. Proyeksi produksi
Pada penelitian ini, faktor produksi yang menjadi variable yaitu luas
panen, benih, dan perubahan teknologi. Proyeksi luas lahan padi
menggunakan data time series model OLS dan FGLS. Produksi menjadi
26
variabel terikat, sedangkan luas panen, benih, dan dummy menjadi
variabel bebas. Dapat dilihat model estimasi berikut :
y = a + b1X1 + b2X2 + b3D1X1 + b4D2X1 + u1
keterangan :
y : jumlah produksi padi
a : intercept
b1..b4 : penduga koefisien regresi
X1 : luas panen padi
X2 : jumlah benih padi
D1 : 0 =perubahan teknologi, 1 = lainnya)
D2 : (0 = perubahan teknologi, 1 = lainnya)
u1 : factor kesalahan stokhastik
Proyeksi luas panen dan benih padi dengan time series yaitu analisis
menggunakan model arima. Berikut model estimasinya (Hendranata,
2003) :
xn = β1xt-1 + … + βpxt-p – et – a1et-1 - .. – aqet-q
keterangan :
xn : Variabel terikat (luas panen/benih)
β : parameter AR yang tidak diketahui
a : parameter MA yang tidak diketahui
xt-1 : nilai variable terikat pada periode ke t-1
et-1 : error random pada waktu t-1
et : error random ke - t
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perkembangan produksi padi meningkat dengan laju pertumbuhan
produksi rata-rata pada tahun 1961-2015 sebesar 3,53%, dan sebesar 0,6%
di tahun 2018-2020. Produksi padi tertinggi tahun 2015 pada periode
1961-2015 sebesar 75,398 juta ton.
2. Laju pertumbuhan produksi padi rata-rata pada periode 2018 hingga 2020
diramalkan sebesar 0,6%, dengan hasil proyeksi yang semakin meningkat
pertahunnya. Dengan selang proyeksi produksi rata-rata, batas bawah, dan
batas atas tahun 2018, 2019, 2020 berturut-turut sebagai berikut: 76,356
(73,770-78,940), 77,487 (74,901-80,071), 78,595 (76,009-81,179) juta ton.
Target pemerintah pada tahun 2019 sebesar 82,078 ton melebihi hasil
proyeksi pada penelitian ini.
B. Saran
1. Perlu diperhatikan dan lebih dikembangkan lagi kebijakan pemerintah
guna meningkatkan produksi padi dan produktivitasnya.
2. Pihak swasta/lainnya perlu mengembangkan olahan produksi padi dengan
lebih baik.
3. Perlu dikembangkannya penelitian serupa untuk menemukan teknologi
baru yang dapat meningkatkan hasil produksi padi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, RF. 2014. Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to pay) ProdukHealthy Food Beras Merah Pulen di Serambi Botani Square, Bogor.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Bogor.
Agustien, Y. 2014. Telaah Sosial dan Ekonomi Petani Padi Organik. Skripsi.Fakultas Ekologi Manusia IPB. Bogor
Badan Pusat Statistik. 2015. Perkembangan Luas Panen, Produktivitas danProduksi Padi di Indonesia Tahun 2012 Hingga 2015. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2015. RPJMN Bidang Pangan dan Pertanian 2015-2019.Jakarta.
Bahri, S. 2009. Peramalan Produksi Jagung Kabupaten Simalungan PadaTahun 2012. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Boediono. 1983. Ekonomi makro. BPFE. Yogyakarta.
Budi, AS. 2015. Pengaruh Luas Lahan dan Pupuk Bersubsidi Terhadap ProduksiPadi Nasional. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Desrina, R. 2009. Proyeksi Tingkat Produksi Padi dan Kebutuhan KonsumsiBeras Pada Tahun 2011 di Kabupaten Karo. Skripsi. Universitas SumateraUtara. Medan.
Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Gujarati, Damodar, 1998. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.
Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Andi Yogyakata. Yogyakarta
Hasibuan, M. 2015. Analisis Pola Konsumsi Pangan Non Beras SumberKarbohidrat di Kecamatan Medan Tuntungan. Skripsi. UniversitasSumatera Utara. Medan.
Hendranata, A. 2003. Autoregressive Moving Average (ARIMA). ManajemenKeuangan Sektor Publik Fakultas Ekonomi UI. Jakarta
46
Hessie, R. 2009. Analisis Produksi dan Konsumsi Beras dalam Negeri SertaImplikasinya Terhadap Swasembada Beras di Indonesia. Skripsi. InstitutPertanian Bogor. Bogor.
Lipsey, R. Dan Steiner, P. 1991. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Keenam. RinekaCipta. Jakarta.
Lokollo, E.M. 2002. Adoptionand Productivity Impacts of Modern RiceTechnology in Indonesia. Paper presented on the Workshop on GreenRevolution in Asia and Its Transferability to Africa. Tokyo
Isnawaty, D. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Pola KonsumsiKaryawan PT.ASTRA Credit Companies Medan. Skripsi. UniversitasSumatera Utara. Medan.
Iswadi. 2015. Konversi Gabah Menjadi Beras.Http://www.kompasiana.com/iswadi.suhari/konversi-gabah-menjadi-beras-62-74-persen-tahukah-anda-darimana-angka-itu-berasal_550a08e7a333119e6c2e39b. Diakses Pada Tanggal 25 Maret2016, Pukul 20.32 WIB.
Mityas, A. 2015. Proyeksi Produksi dan Konsumsi Telur Ayam Ras di ProvinsiLampung. JIIA, Vol 3 No 3. Juni. 2015.
Nainggolan, J. 2009. Peramalan Jumlah Produksi Padi di Kabupaten Dairidengan Menggunakan Metode Eksponensial Smoothing Ganda UntukTahun 2009-2014. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Nurmasyithah. 2008. Proyeksi Tingkat Produksi Padi dan Kebutuhan Beras PadaTahun 2009 di Kabupaten Aceh Timur. Skripsi.Universitas SumateraUtara. Medan.
Prathama, Mandala. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi Edisi Revisi. LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Rahmad, D. 2014. Proyeksi Kebutuhan Beras Kabupaten Mandailing Natal.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Republik Indonesia. 2012. Undang-Undang Ketahanan Pangan. SekretariatNegara. Jakarta
Republik Indonesia. 2015. Instruksi Presiden Tentang Kebijakan PengadaanGabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Sekretariat Negara.Jakarta.
Salikin, K A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Kanisius. Yogyakarta.
47
Siti, H. 2014. Analisis Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usaha TaniCabai Merah di Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur.Skripsi. Universitas Lampung. Lampung.
Soekartawi. 1991. Teori Ekonomi Produksi. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.
Sritua, A. 1996. Teori Ekonomi Mikro dan Makro Lanjutan. Raja GrafindoPerkasa. Jakarta.
Sugiarto, Tedy Herlambang. 2005. Ekonomi Mikro Sebuah KajianKomprehensif. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sugito, Y. 1995. Sistem Pertanian Organik Cetakan Pertama. Fakultas PertanianUniversitas Brawijaya. Malang.
Suhardjo. 2006. Perekonomian Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.
Suparmoko, M. 1998. Pengantar Ekonomi Mikro Edisi 3. BPFE-Yogyakarta.Yogyakarta.
Supranto, J. 1984. Ekonometrika. LPFE-UI. Jakarta.
Wahni, I. 2008. Peramalan Kebutuhan Konsumsi Beras di Provinsi SumateraUtara Tahun 2008-2010 dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil.Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.