proposal tak pk copyan

32
Ari Eko Blogging NOV 10 PROPOSAL TAK STIM ULASI PERSEPSI RPK PROPOSAL TAK STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN DISUSUN OLEH : TINGKAT II NONREG II A. SYAMSUL BAHRI (12200081) ADAM BAYU SETIADI (12200082) APRILIANTI S. (12200083) ARI EKO PUTRA (12200084) ARIF RISKI A. (12200085) FAJAR KURNIAWAN (12200086) FEBRI C.T.P. (12200087) FISMA NOPINI (12200088) FITRA RIZKYANDI (12200089) FRISCHA OKTAVIA (12200090) HERA P. (12200091)

Upload: rha-rha

Post on 02-Jul-2015

206 views

Category:

Data & Analytics


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal tak pk copyan

Ari Eko Blogging

NOV

10

PROPOSAL TAK STIM ULASI PERSEPSI RPK

PROPOSAL

TAK STIMULASI PERSEPSI : PERILAKU KEKERASAN

DISUSUN OLEH :

TINGKAT II NONREG II

A. SYAMSUL BAHRI (12200081)

ADAM BAYU SETIADI (12200082)

APRILIANTI S. (12200083)

ARI EKO PUTRA (12200084)

ARIF RISKI A. (12200085)

FAJAR KURNIAWAN (12200086)

FEBRI C.T.P. (12200087)

FISMA NOPINI (12200088)

FITRA RIZKYANDI (12200089)

FRISCHA OKTAVIA (12200090)

HERA P. (12200091)

Page 2: Proposal tak pk copyan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2013

RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. Topik : TAK STIMULASI PERSEPSI : Perilaku Kekerasan

2. Latar Belakang

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif. Terapi aktivitas kelompok ini secara signifikan memberi perubahan terhadap ekspresi kemarahan kearah yang lebih baik pada klien dengan riwayat kekerasan. Pernyataan ini dapat dibuktikan dengan adanya penurunan ekspresi kemarahan setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok sebesar 60,4%.

Page 3: Proposal tak pk copyan

Pada terapi aktivitas stimulasi persepsi ini klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi, dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

Terapi aktivitas kelompok ini memberi hasil : kelompok menunjukkan loyalitas dan tanggung jawab bersama, menunjukkan partisipasi aktif semua anggotanya, mencapai tujuan kelompok, menunjukkan teerjadinya komunikasi antaranggota dan bukan hanya antara ketua dan anggota.

4. Landasan Teori : Terlampir

5. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

· Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan.

· Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik.

· Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial.

· Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual.

· Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat.

6. Klien

1. Karakteristik/Kriteria

a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan perawat.

b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

2. Proses Seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.

Page 4: Proposal tak pk copyan

d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi : menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main dalam kelompok.

I. Kriteria Hasil

· Evalusi Struktur

a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya

· Evalusi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

· Evalusi Hasil

Diharapkan 80% dari kelompok mampu :

Page 5: Proposal tak pk copyan

a. Memperkenalkan diri

b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.

c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.

d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.

e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.

7. Pengorganisasian

· Waktu Pelaksanaan

a. Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Oktober 2013

b. Waktu : 08.30 s/d selesai

c. Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit) Terapi kelompok (25 menit) Penutup (10 menit)

d. Tempat : Demonstrasi Room

e. Jumlah klien : Enam

· Tim Terapis

1. Leader : Ari Eko Putra

Uraian tugas :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Memimpin jalannya terapi kelompok.

3. Memimpin diskusi.

2. Co-leader : Febri Christian T.P

Uraian tugas :

1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

Page 6: Proposal tak pk copyan

3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.

4. Menggantikan leader jika ada berhalangan.

3. Observer : Arif Riski Alfarisi

Uraian tugas :

1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara.

2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan evaluasi kelompok.

4. Fasilitator : 1. Ahmad Syamsul B.

2. Adam Bayu S

3. Aprilianti S.

4. Fajar Kurniawan

5. Fisma Nopini

6. Fitra Rizkyandi

7. Frischa Oktavia

8. Hera Purwaningsih

Uraian tugas :

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

· Metode dan Media

Page 7: Proposal tak pk copyan

1. Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whitebord

2. Kapur/ spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

5. Bantal

2. Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

8. PROSES PELAKSANAAN

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

· Tujuan :

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan gejala marah).

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (prilaku kekerasan).

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

· Setting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

Keterangan :

: leader & co-leader

: klien

Page 8: Proposal tak pk copyan

: perawat sebagai fasilitator

: observer

· Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whitebord

2. Kapur/ spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

· Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Page 9: Proposal tak pk copyan

· Langkah Kegiatan :

1. Persiapan

a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

1. Salam teraupetik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Perkenalkan nama panggilan terapis kepeda klien (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama panggilan semua klien (beri papan nama)

2. Evaluasi /validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

2. Menjelaskan aturan main berikut :

- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.

- Lama kegiatan 45 menit.

- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap Kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah

1. Tanyakan pengalaman tiap klien marah

2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi

Page 10: Proposal tak pk copyan

1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)

2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard

c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, menciderai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)

1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah

2. Tulis di papan tulis tulis/flipchart/whiteboard

d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk diperagakan.

e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dan klien yang melakukan perilaku kekerasan).

f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.

g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan

1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan

2. Tuliskan di papan tulis /flipchart/whiteboard

h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat

j. Beri kesimpulan penyebab, tanda dan gejala, perilaku kekerasan, dan akibat perilaku kekerasan

k. Menanyakan kesedian klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan

4. Tahap Terminasi

· Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.

· Tindak lanjut

Page 11: Proposal tak pk copyan

1. Menganjurkan klien memulai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang terjadi, serta akibat perilaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien mengingat penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.

· Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut :

Sesi 1 TAK

Stimilasi perilaku Kekerasan

Kemampuan Psikologi

No.

Nama klien

Penyebab PK

Memberi Tanggapan Tentang

Tanda & gejala PK

Page 12: Proposal tak pk copyan

Perilaku kekerasan

Akibat PK

Mempraktekkan cara mengontrol PK dengan nafas dalam

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan, serta mempraktekkan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan nafas dalam. Beri tanda (+) jika mampu dan beri tanda (-) jika tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : Klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan (”gregeten” dan ”deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa), dan cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan tarik nafas dalam. Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Page 13: Proposal tak pk copyan

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan

3. Klien dapat mendemontrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama membentuk segi empat

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Bantal

2. Sound musik

3. Papan tulis

4. Buku catatan dan pulpen

5. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Permainan

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut Sesi 1

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

Page 14: Proposal tak pk copyan

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut :

1) Klien Bersedia mengikuti TAK

2) Berpakaian rapi dan bersih

3) Peserta tidak diperbolehkan makan, minum atau merokok selama pelaksanaan TAK

4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapi

5) Lama kegiatan 45 menit

6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Tahap kerja

Melakukan pemilihan peserta yang akan di lakukan tahap kerja dengan permainan sederhana yaitu diputarkan musik, kemudian klien memutar bola yang di pegang, bila musik di hentikan dan ada peserta TAK yang masih memegang bola berarti dia adalah peserta yang terpilih untuk dilakukan tahap kerja selanjutnya.

a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasanya dilakukan oleh klien.

1. Tanyakan kegiatan : rumah tangga, harian, dan olah raga yang biasa silakukan oleh klien.

2. Tulis dipapan tulis/flipchart/whiteboard

Page 15: Proposal tak pk copyan

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola,senam, memukul gendang.

c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukan.

d. Bersama klien mempraktekan dua kegiatan yang dipilih.

e. Terapis mempratekkan.

f. Klien melakukan redemontrasi.

g. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktekan cara penyaluran kemarahan.

h. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

3. Memberitahukan kemajuan masing – masing klien dalam mencapai hasil tiap sesi.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab perilaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien malatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Page 16: Proposal tak pk copyan

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang di harapakan adalah dua kemampuan mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 2:

Stimulasi Persepsi Perilaku Kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

No

Nama klien

Mempraktekkan cara fisik yang pertama

Mempraktekkan cara fisik yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktekkan 2 cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda (+) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu

Page 17: Proposal tak pk copyan

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan, klien mampu mempraktekkan tarik nafas dalam, tetapi belum mampu mempraktekkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien mempraktekkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3 : Mencegah perilaku kekerasan Sosial

· Tujuan :

1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa

2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan

· Seting :

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenang

· Alat :

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode :

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran / simulasi

· Langkah kegiatan :

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Page 18: Proposal tak pk copyan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi /Validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah,tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan yaitu,” Saya perlu/ingin/minta...., yang akan saya gunakan untuk....”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin c.

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

Page 19: Proposal tak pk copyan

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada orang lain, yaitu,”Saya tidak dapt melakukan...”atau”Saya tidak menerima dikatakan .....”atau” Saya kesal dikatakan seperti...”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin d.

i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah melakukan TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakn kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif secara teratur.

3. Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian pasien.

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses Tak berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi

Page 20: Proposal tak pk copyan

perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut:

Sesi 3: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan social

No

Nama Klien

Memperagakan cara meminta tanpa paksa

Memperagakan cara menolak yang baik

Mamperagakan cara mengungkapkan kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Petunjuk :

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

Page 21: Proposal tak pk copyan

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3 TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 4 : Mencegah Perilaku Kekerasan spiritual

· Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/ stimulasi

· Langkah kegiatan

Page 22: Proposal tak pk copyan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. Menyiapkan alat dan tempat.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

Page 23: Proposal tak pk copyan

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2. Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.

3. Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

d. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati untuk balajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan Sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan adalah perilaku 2 kegiatan ibadah untuk mencegah kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan spiritual

Page 24: Proposal tak pk copyan

No

Nama klien

Mempraktikkan kegiatan ibadah pertama

Mempraktikkan kegiatan ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara social : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 4, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Patuh Mengonsumsi Obat

Page 25: Proposal tak pk copyan

· Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat

2. Klien dapat menyebutkan akibat/ kerugian tidak patuh minum obat

3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat

· Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

2. Ruangan nyaman dan tenang.

· Alat

1. Papan tulis/ flipchart/whiteboard dan alat tulis

2. Buku catatan dan pulpen

3. Jadwal kegiatan klien

4. Beberapa contoh obat

· Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

· Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi.

b. menyiapkan alat dan tempat

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien

Page 26: Proposal tak pk copyan

2. Klien dan terapis pakai papan nama

b. Evaluasi/ validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta perilaku kekerasan.

3. Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu petuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut:

· Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis.

· Lama kegiatan 45 menit.

· Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien : nama dan warna (upayakan tiap klien menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dan b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat secara bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat(catat di whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

Page 27: Proposal tak pk copyan

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah perilaku kekerasan/ kambuh.

j. Menjelaskan akibat/ kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian perilaku kekerasan/ kambuh.

k. Minta klien menyebutkaa kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian tidak patuh minum obat.

l. Memberikan pujian setiap kali klien benar.

3. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3. Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial asertif kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2. Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan dan disepakati jika klien perlu TAK yang lain.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Page 28: Proposal tak pk copyan

Sesi 5: TAK

Stimulasi persepsi perilaku kekerasan

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan

dengan patuh minum obat

No

Nama klien

Menyebutkan lima benar minum obat

Menyabutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan akibat tidak patuh minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik, mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda (х) jika klien tidak mampu.

Page 29: Proposal tak pk copyan

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 5, TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan keuntungan minum obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat

PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

2. Penyebab Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan

kekerasan.

Hilangnya harga diri: pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.

Page 30: Proposal tak pk copyan

3. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

1. Menyerang atau menghindar (fight of flight)

Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.

2. Menyatakan secara asertif (assertiveness)

Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien.

3. Memberontak (acting out)

Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku “acting out” untuk menarik perhatian orang lain.

4. Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan

4. Tanda dan gejala :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi).

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).

3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).

4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. (Budiana Keliat, 1999)

Page 31: Proposal tak pk copyan

5. Akibat dari Perilaku Kekerasan

Resiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain, seseorang dengan resiko perilaku kekerasan dimana dia mengalami kegagalan yang menyebabkan frustasi yang dapat menimbulkan respon menentang dan melawan seseorang melakukan hal sesuai dengan keinginannya akibatnya dia menunjukkan perilaku yang mal adaptif yang menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

· Tanda dan Gejala :

1. Memperlihatkan permusuhan.

2. Mendekati orang lain dengan ancaman.

3. Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai.

4. Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan.

5. Mempunyai rencana untuk melukai.

6. Rentang Respon Perilaku Kekerasan.

a. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai ancaman. Kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tampa menyakiti orang lain akan memberikan kelegaan dan tidak menimbulkan masalah. Kegagalan yang menimbulkan frustasi dapat menimbulkan respon pasif dan melarikan diri atau respon melawan dan menentang.

b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan.

c. Pasif adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialami untuk menghindari, suatu tuntutan nyata.

d. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.

e. Amuk atau kekerasan adalah perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Individu dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

f. Bunuh diri.

Page 32: Proposal tak pk copyan

7. Tindakan keperawatan pada klien perilaku kekerasan

Keliat dkk. (2002) mengemukakan cara khusus yang dapat dilakukan keluarga dalam mengatasi marah klien yaitu :

1. Tindakan Keperawatan

a. Berteriak, menjerit, dan memukul.

Terima marah klien, diam sebentar, arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak seperti bantal, kasur.

b. Cari gara-gara.

Bantu klien latihan relaksasi misalnya latihan fisik maupun olahraga, Latihan pernafasan 2X/ hari, tiap kali 10 kali tarikan dan hembusan nafas.

c. Bantu melalui humor.

Jaga humor tidak menyakiti orang, observasi ekspresi muka orang yang menjadi sasaran dan diskusi cara umum yang sesuai.

2. Terapi Medis

Psikofarmaka adalah terapi menggunakan obat dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala gangguan jiwa.

Diposkan 10th November 2013 oleh ari eko

0 Tambahkan komentar

Memuat