proposal rebranding indonesia

10
Proposal Communication Planning Indonesia, Gerak Khatulistiwa Oleh Imam NM Wiratmadja Pinasthika 2010

Upload: imam-wiratmadja

Post on 30-Oct-2014

836 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal rebranding indonesia

Proposal Communication Planning

Indonesia, Gerak Khatulistiwa

Oleh Imam NM Wiratmadja

Pinasthika 2010

Page 2: Proposal rebranding indonesia

Analisis Situasi

Strategi branding sebuah negara perlu diformulasikan untuk memberi citra positif bagi masyarakat dunia dalam kepentingan investasi, prioritas dalam pengadaan servis atau layanan, memberi arah bagi daya kreatif dan kultural, serta terutama memperkuat daya tarik wisata.

Seiring gelombang pasca-digital Web 2.0 yang mengubah cara orang berinteraksi dan bertukar informasi, dunia pariwisata juga berubah. Sebagaimana konsumen tidak mau lagi didefinisikan semata sebagai audiens yang pasif atau pembeli, orang tidak ingin menjalani paket wisata atau menikmati pemandangan layaknya kartu pos.

Setidaknya, ada 3 karakteristik utama dalam paradigma baru ini. Pertama, dorongan untuk menjelajahi dan menemukan, ketimbang disodori dan didikte. Kedua, keinginan untuk mengalami sesuatu yang unik dan personal, ketimbang menjalani sesuatu yang seragam. Ketiga, kemauan dan kemampuan untuk mendokumentasikan dan membagi pengalaman tersebut dengan orang lain. Ketiga karakteristik baru ini erat kaitannya dengan paradigma Web 2.0, sehingga determinannya adalah pola penggunaan internet ketimbang status sosial ekonomi dan besaran pengeluaran mereka; baik itu pelancong berbudget besar maupun para backpacker.

Masyarakat negara post-industri tidak mengharap kemewahan atau kesempurnaan layaknya di negara mereka sendiri. Tatanan ekonomi dan budaya yang mapan sudah melingkupi mereka, dan ternyata tidak selamanya semua itu menyediakan kebahagiaan. Novel mengenai kisah perjalanan Elizabeth Gilbert yang baru-baru ini diluncurkan sebagai film menggambarkan fenomena ini. Pengertian mereka mengenai wisata, bukanlah mencapai suatu tujuan melainkan sebuah perjalanan. Barangkali kekosongan yang ingin diisi. Barangkali ada rasa penasaran yang ingin dijawab.

Indonesia sebagai negara yang masih terus membangun, mampu menawarkan perjalanan semacam ini. Lebih dari sekadar hadirnya keragaman seperti yang didengungkan Malaysia -misalnya, Indonesia sedang dalam jalan menuju bentuk toleransi terhadap keragaman tersebut. Tidak melulu berbicara tentang kekayaan alam sebagaimana adanya, Indonesia sedang mencari harmoni antara eksploitasi, pelestarian, dan penemuan kekayaan alam yang baru. Indonesia juga antusias menyambut teknologi dan telekomunikasi, sebuah fenomena yang sangat menarik. Indonesia sedang belajar berdemokrasi dan mencari keseimbangan tatanan politik, bahkan menjadi contoh bagi negara lain. Di Indonesia kita bisa melihat perbedaan antar generasi, dan daya kreatif generasi muda. Riak dan gejolak Indonesia mungkin tidak menawarkan kesempurnaan, melainkan kisah dan pelajaran yang menarik. Mendatangi Indonesia, artinya bukan duduk dan menonton, melainkan mengalami sendiri dan berpartispasi.

Page 3: Proposal rebranding indonesia

Dengan berusaha menjawab paradigma masyarakat pasca-digital, sudut pandang baru ini sekaligus menyokong diversifikasi. Turisme 2.0 memungkinkan diversifikasi tujuan wisata, serta diversifikasi target wisman -di luar negara utama seperti Australia, Jepang, Singapura dan Malaysia.

Page 4: Proposal rebranding indonesia

Perumusan Masalah

Perlunya suatu strategi dan rumusan yang mampu menggambarkan potensi dan keistimewaan yang khas Indonesia sehingga menyediakan arah bagi pengembangan program dan kebijakan, serta menjadi daya tarik yang relevan dengan kebutuhan dan paradigma pasca-digital.

Ide Besar

Indonesia, gerak khatulistiwa

( Indonesia, the equator motion )

1. Menggambarkan sebuah negara yang sedang bergerak dan membangun dengan percaya diri - bukan gambaran yang dibuat sebagai justifikasi terhadap inferioritas atau kekurangan

2. Menawarkan daya tarik penjelajahan dan pengalaman, yang menjanjikan kisah serta pelajaran3. Mengasosiasikan kembali Indonesia dengan khatulistiwa, lingkar bumi yang secara matematis

bergerak lebih jauh dan cepat dibanding belahan bumi lainnya!

Page 5: Proposal rebranding indonesia

Garis Besar Eksekusi

1. Framing Informasi Mengenai Indonesia

Mendorong dialog dan pembicaraan mengenai Indonesia, serta membantu menyediakan sumber-sumber informasi yang diolah dengan sudut pandang positif. Konsep ‘Indonesia, gerak khatulistiwa’ memungkinkan sudut pandang yang lebih positif bagi aneka ragam berita dan informasi mengenai Indonesia.

Termasuk di dalamnya adalah mengidentifikasi dan menggaet figur-figur yang berpengaruh dalam pembicaraan di wahana digital seperti artis dan selebriti. Termasuk juga pelibatan entitas yang selama ini memang berkiprah dalam misi tersebut misalnya @GNFI dan @pulkam.

Usul lainnya adalah menggunakan jaringan kantor berita dan channel Internasional, dengan membuat program acara / segmen khusus mengenai Indonesia yang dikemas secara positif misalnya di CNN, BBC, dan National Geographic.

Page 6: Proposal rebranding indonesia

2. Penyediaan platform untuk sharing dengan optimalisasi Location-based Service

Salah satu gagasan awal LBS terkemuka seperti Foursquare dan Koprol adalah membantu orang-orang untuk menemukan dan mengenalkan destinasi dan venue yang menarik. Kenyataan bahwa saat ini LBS tersebut banyak digunakan untuk cek-in di lokasi yang trivial dan tidak signifikan perlu mendapat perhatian. Misalnya dengan merapikan kembali venue dengan fokus pada: venue-venue yang unik dan bernilai kultural, serta hotel, kedai, dan toko independen (bukan gerai waralaba).

Diusulkan di sini sebuah agregator bagi cek-in di lokasi-lokasi tersebut, di mana pengguna didorong untuk berbagi bukan hanya cek-in, tetapi juga nilai tambah berupa sharing pengalaman, tips, dan opini review mereka. Venue yang menjadi daya tarik juga diperlengkapi dengan akses IT, serta ambient media yang mendorong orang untuk mau membagi keberadaan mereka di sana.

Aspek kedua ini benar-benar berusaha mengoptimalkan Location-based Service (LBS) sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai titik menarik yang ada di berbagai lokasi di Indonesia, sekaligus memperlihatkan bagaimana geliat penggunaan digital media di Indonesia.

Page 7: Proposal rebranding indonesia

3. Konsolidasi internal : Homestay, Industri Hospitality , Kriya dan Industri Kreatif Lainnya

Pengenalan terhadap konsep “Indonesia, Gerak Khatulistiwa” bagi segenap pihak yang terlibat langsung dalam menciptakan daya tarik Indonesia agar menjadi motivasi, arahan, dan bantuan teknis bagi mereka.

Termasuk dalam aspek ini adalah pelibatan masyarakat luas dengan memungkinkan rumah tangga menjadi Homestay. Konsep homestay / couchsurf memungkinkan interaksi lebih dalam dan pengalaman otentik bagi pelancong, dan pada saat yang sama menumbuhkan percaya diri dan membuka wawasan bagi host rumah tangga yang ditinggali. Konsep ini telah berjalan dalam skala yang kecil, namun sebenarnya sangat potensial untuk dijalankan lebih serius dan skala yang lebih besar. Kota-kota seperti Bandung, Jogjakarta, Medan, dan Makassar memiliki basis demografi anak muda untuk pengembangan program homestay.

Homestay merupakan salah satu kunci utama dalam re-branding Indonesia, gerak khatulistiwa. Interaksi dalam homestay adalah kesempatan bagi pelancong untuk benar-benar menghayati dan mengalami ke- indonesiaan. Melihat kehidupan sosial dan ragam kebiasaan orang Indonesia yang sedang bergerak dan menggeliat.

Termasuk dalam aspek ini juga pemberdayaan usaha kecil dan menengah dalam industri hospitality dan F&B, demi menghadirkan pengalaman yang unik yang tidak mampu ditawarkan hotel jaringan dan kedai kopi waralaba. Aneka kuliner dan jajanan khas Indonesia menyediakan menyediakan bahan perbincangan yang tidak ada habisnya bagi pelancong 2.0

Industri kriya dan industri kreatif lainnya juga dilibatkan dalam re-branding ‘Indonesia,gerak khatulistiwa’ caranya melalui fasilitasi dan sindikasi, technical advisory dalam pengelolaan, serta bantuan akses permodalan. Kriya, batik, dan properti intelektual lainnya juga merupakan daya tarik yang memancing review, obrolan ,dan word-of-mouth.

Page 8: Proposal rebranding indonesia

Alokasi Waktu dan Sumberdaya

Q1 Q2 Q3 Q4Framing Informasi

Menggaet Figur Berpengaruh

Pelibatan Akun-akun Keindonesiaan

Jaringan Berita & Channel Internasional

Optimalisasi LBS

LBS Aggregator

Inventarisasi & Edit Venue

Konsolidasi Industri Pendukung

Homestay

Industri Hospitality

Kriya & Industri Kreatif