prof. dr. fasli jalal, ph. d, sp. gk -...

43
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph. D, Sp. GK

Upload: vukhanh

Post on 14-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph. D, Sp. GK

0

50

100

150

200

250

Po

pu

lasi

dal

am J

uta

Tahun

Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia, 1950-2050

Anak-anak 0-14

Manula 65+

Usia Kerja

Transisi Demografi akan menciptakan Windows of Opportunity pada 2028-20301

Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011

2

Rasio ketergantungan menurut provinsi: Indonesia 2010-2035

3

No. Provinsi 2010 2015 2020 2025 2030 2035 1. Aceh 55,7 51,6 49,5 46,8 46,0 45,9

2. Sumatera Utara 58,8 53,5 50,5 48,2 49,2 50,7

3. Sumatera Barat 60,0 53,7 51,0 49,7 50,6 51,6

4. Riau 55,3 51,1 47,4 44,1 43,9 45,2

5. Jambi 51,5 48,0 45,1 42,5 42,3 43,1

6. Sumatera Selatan 52,0 48,6 46,0 43,8 43,7 44,7

7. Bengkulu 52,4 47,7 44,6 42,4 42,1 43,0

8. Lampung 51,9 47,2 45,2 43,1 43,6 45,3

9. Bangka Belitung 49,5 46,9 44,4 41,4 40,8 41,1

10. Kepulauan Riau 45,9 50,0 49,6 44,3 38,9 38,0

11. DKI Jakarta 36,9 38,4 39,8 39,1 38,2 38,6

12. Jawa Barat 50,9 46,9 44,5 43,3 44,6 46,7

13. Jawa Tengah 50,2 46,5 45,4 45,3 48,3 51,7

14. DI Yogyakarta 45,7 44,0 44,6 44,9 46,5 48,2

15. Jawa Timur 46,2 43,5 43,0 43,9 46,9 49,9

16. Banten 48,5 44,3 41,9 40,3 39,9 40,8

17. Bali 48,0 44,5 41,4 39,3 40,9 44,4

18. Nusa Tenggara Barat 55,5 51,9 49,1 46,6 45,6 45,8

19. Nusa Tenggara Timur 73,0 66,3 60,3 57,2 59,1 60,8

20. Kalimantan Barat 54,6 50,0 45,8 44,2 45,1 46,5

21. Kalimantan Tengah 51,0 46,5 41,9 38,9 38,6 39,5

22. Kalimantan Selatan 48,5 45,3 41,7 39,7 40,4 42,3

23. Kalimantan Timur 49,1 46,6 43,9 41,2 41,4 43,3

24. Sulawesi Utara 50,1 48,7 48,6 50,0 51,0 53,2

25. Sulawesi Tengah 57,9 53,2 47,6 45,1 45,9 48,0

26. Sulawesi Selatan 57,0 52,2 48,5 46,9 47,5 49,1

27. Sulawesi Tenggara 63,4 58,1 53,2 50,1 49,7 50,8

28. Gorontalo 55,3 49,6 45,2 43,4 45,0 47,0

29. Sulawesi Barat 66,7 58,9 51,9 48,6 49,2 50,6

30. Maluku 66,9 60,7 55,4 52,0 52,4 53,1

31. Maluku Utara 62,5 57,2 52,2 48,3 48,3 49,2

32. Papua Barat 55,7 51,4 47,6 43,1 42,5 43,2

33. Papua 56,1 48,4 42,5 39,9 39,7 41,3

Indonesia 51,1 48,2 46,6 45,7 46,0 47,2

Sumber. Bappenas, dkk, 2013,

Proyeksi Penduduk 2010-2035

Prov dengan

periode Bonus

Demografi

panjang: Kepri,

DKI Jakarta, DI

Yogyakarta, Jatim,

Banten, Bali

Prov Sumbar dan

Sultra akan

mendapatkan

Bonus Demografi

dalam waktu amat

pendek

Prov yg tidak akan

mendapatkan

Bonus Demografi:

NTT, Maluku

Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI NEGARA MAJU DAN UNI EROPA, 2012

• TERJADI PENURUNAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA SECARA KONSISTEN

• KEKURANGAN TENAGA KERJA USIA MUDA • KEBIJAKAN IMIGRASI BAGI PENDATANG

4

Source: UN Population Division - 2010 Revision WPP

SITUASI KELOMPOK PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA

• JUSTRU MENGALAMI PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK USIA ANGKATAN KERJA DI INDONESIA, SAMPAI TAHUN 2030 • HARUS DIPASTIKAN TERSERAP DALAM PASAR KERJA • HARUS SESUAI DENGAN SKILL YG DIKUASAI TENAGA KERJA

5

AKAN MENJADI BONUS ATAU BENCANA?

6

BONUS DEMOGRAFI AKAN TEREALISIR BILA:

Suplai tenaga kerja yang besar dan berkualitas akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Perempuan yang semakin terdidik memasuki pasar kerja lebih banyak shg membantu peningkatan pendapatan keluarga

Tabungan masyarakat meningkat dan diinvestasikan secara produktif

Kebijakan investasi pemerintah dan swasta yg membuka lapangan kerja

Negara Ranking IPM

Angka Kematian ibu Usia Harapan Hidup

Jepang 10 5 87.9

Korea Sel. 12 16 79.3

Singapura 18 3 83.8

Malaysia 64 29 74.0

Sri Langka 97 60 75.9

Thailand 103 48 73.9

Indonesia 121 359 71.6

8

Tabel 1. Ranking Ipm Beberapa Negara Tahun 2012

• Kesenjangan APS penduduk usia 13-15 tahun antarkabupaten/ kota masih lebar, yaitu antara 13,1 persen (Pegunungan Bintang, Papua), sampai dengan 100 persen (Kota Yogyakarta dan Kota Kediri).

• Masih terdapat kesenjangan taraf pendidikan antarstatus sosial-ekonomi keluarga. APS penduduk usia 13-15 tahun pada Kuantil 1 sebesar 81,0 persen sedangkan pada Kuantil 5 sebesar 94,9 persen.

APS 13-15 tahun antar provinsi dan kab/kota

APS penduduk usia 7-24 tahun menurut kelompok pengeluaran keluarga, 2012.

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00 Pa

pua

Sula

wes

i Bar

at

Gor

onta

lo

Kepu

laua

n Ba

ngka

Sula

wes

i Ten

gah

Kalim

anta

n Ba

rat

Kalim

anta

n Se

lat

Kalim

anta

n Te

nga

Ria

u

Sula

wes

i Sel

atan

Sula

wes

i Ten

ggar

Jaw

a Ba

rat

Sula

wes

i Uta

ra

Sum

ater

a Se

lata

n

Nus

a Te

ngga

ra T

i

Jaw

a Te

ngah

Lam

pung

Sum

ater

a Ba

rat

Jam

bi

Sum

ater

a U

tara

Mal

uku

Uta

ra

Bant

en

Nus

a Te

ngga

ra B

a

Papu

a Ba

rat

Jaw

a Ti

mur

Beng

kulu

DK

I Jak

arta

Ace

h

Mal

uku

Kepu

laua

n Ri

au Bali

Kalim

anta

n Ti

mur

DI Y

ogya

kart

a

Angka terendah tk kab/kota Rata-rata tk provinsi Angka tertinggi tk kab/kota

Tantangan dalam memenuhi layanan pendidikan dasar yang berkualitas: Meningkatkan pemerataan akses ke layanan pendidikan dengan memberikan peluang yang lebih besar bagi anak dari keluarga yang tidak mampu untuk menurunkan kesenjangan akses pendidikan antardaerah, antarstatus sosial ekonomi, dan antarjenis kelamin.

9

Kesenjangan Tingkat Partisipasi Pendidikan Menengah

27.6

29.9

28.7

42.9

36.8

41.0

43.4

55.2

46.2

50.4

52.4

63.6

55.9

61.4

62.4

68.4

72.0

73.0

72.7

75.3

0

20

40

60

80

100

2000 2006 2009 2012

Kuintil-1 Kuintil-2 Kuintil-3 Kuintil-4 Kuintil-5 0

.2

.4

.6

.8

1

Pel

uang

unt

uk b

erta

han

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Lama sekolah (tahun)

Q-1 Q-2 Q-3 Q-4 Q-5

16-18 Tahun

Anak dari keluarga kayajuga masih banyak yang tidak sampai ke jenjang

menengah

Kohor rata-rata lama sekolah penduduk usia 16-18 tahun menurut kelompok pengeluaran keluarga, 201X

Angka partisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun menurut kelompok pengeluaran keluarga, 2000-2009

Sumber: Susenas

Sumber: Susenas

Kesenjangan partisipasi dan angka melanjutkan ke pendidikan menengah antarkelompok pendapatan, antarwilayah, dan antarjenis kelamin.

10

5. Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini

11

APK PAUD masih rendah.

Jumlah lembaga PAUD masih terbatas (dari 77559 desa, baru terdapat 53.832 desa atau 70% yang sudah memiliki layanan PAUD)

Perkembangan APK PAUD Perkembangan Jumlah Lembaga PAUD, 2000-2011

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Usia 3-4 th Usia 5-6 th Usia 3-6 th

Negeri Swasta Total

2000 2.131 61.136 63.267

2003 2.804 53.184 55.988

2005 3.377 64.398 67.775

2008 3.594 83.984 87.578

2011 3.993 93.087 97.080

Sumber: diolah dari data PODES

Sumber: BPS

Tantangan dalam meningkatkan Pendidikan Anak Usia Dini: • Meningkatkan akses pendidikan anak usia dini terutama untuk masyarakat miskin • Meningkatkan kompetensi guru, guru pendamping, dan pengasuh PAUD melalui pendidikan

dan pelatihan • Memperluas pemenuhan kualitas pelayanan berdasarkan standar PAUD • Meningkatkan koordinasi antar sektor dan pemberdayaan peran swasta dalam

penyelenggaraan PAUD holistik-integratif

What are employers looking for? First, basic skills, thinking skills and behavior

Keep in mind this is survey of medium and large firms (manufacturing and service) and that these workers are already employed for wages

Basic skills (math and language) are the most important

Thinking (problem solving) and behavioral skills (ability to work in teams, attitude) are next and have the biggest gap

12

Source: Indonesia Skills Survey 2008, World Bank (2010)

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Basic skills Thinking skills Behavioralskills

ComputerSkills

English Skills

Identifies as "very important" Identifies as "skill gap in staff"

Types of skills identified as “very important” and “gaps” by employers

SKILL MISMATCHES: ACTUAL SKILLS

0 20 40 60 80

Domestic

Foreign (more than 10%)

Exporters (>10% of sales)

Non-exporter

Small (5-19)

Medium (20-99)

Large (100+)

Share of firms providing formal training

Indonesia

EAP

World

Sumber: World Bank, Enterprise Surveys 2009

Tidak banyak pelatihan yang diberikan

oleh perusahaan, terutama oleh perusahaan kecil dan menengah, dan perusahaan non-export

Kualitas lembaga pelatihan keterampilan / Balai Latihan Kerja (BLK) masih rendah.

Persentase perusahaan yang memberikan pelatihan untuk karyawan

Tantangan dalam meningkatkan keterampilan kerja & penguatan pendidikan orang dewasa:

• Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan

• Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja

• Meningkatkan relevansi pendidikan dan pelatihan kerja dengan kebutuhan pembangunan daerah

• Meningkatkan peluang bagi penduduk usia dewasa untuk mengikuti pendidikan formal maupun non-formal di semua jenjang pendidikan

13

70.40%

22.40%

7.20% Tinggi

Menengah

Dasar

24.30%

56.30%

20.30% Tinggi

Menengah

Dasar

20.40%

39.30%

40.30% Tinggi

Menengah

Dasar

INDONESIA

MALAYSIA

OECD

Diolah dari: Encyclopedia of Nations, http://www.nationsencyclopedia.com/ diakses Januari 2011

F. Jadwal & Organisasi Skenario Pemenuhan Kebutuhan Mencapai Komposisi

14

Perlunya Pendidikan Menengah Universal:

• Partisipasi pendidikan pada jenjang menengah terutama dari kelompok quintil 1 dan 2 masih rendah

• Angka melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi masih rendah, APK SMA/SMK/MA 78,7% sedangkan APK PT 27,9% (2012)

• Sebagian besar penduduk usia muda produktif langsung masuk ke pasar kerja. 2 dari 3 lulusan SMA/SMK/MA (3juta/thn) memilih bekerja dan sisanya melanjutkan ke PT.

• Lulusan SMA/SMK langsung ke pasar tenaga kerja harus disiapkan untuk memasuki pasar tenaga kerja maupun pendidikan lebih lanjut.

Proyeksi mahasiswa: Indonesia 2007-2020 (ribuan)

4,375

4,793 4,888

5,364

6,220 6,263 6,348 6,439 6,542 6,742

7,059

7,488

7,981

8,581

3,805

4,282 4,337

4,788

5,617 5,682 5,766 5,840 5,915 6,068 6,317

6,659 7,053

7,529

1,237

1,748 1,805 1,813 1,816 1,877 1,946 2,013 2,083 2,182 2,321

2,499 2,704

3,012

2,568 2,533 2,532

2,975

3,800 3,805 3,820 3,827 3,832 3,885 3,996 4,160

4,349 4,518

570 511 551 577 604 581 582 599 627 675 743 830 929 1,052

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Mahasiswa PT+PTAI Mahasiswa PT Mahasiswa PT Negeri Mahasiswa PT Swasta Mahasiswa PTAI

Proyeksi Jumlah Sarjana per Bidang Ilmu per Sektor Ekonomi th 2025

SEKTOR Sains Pert Komp Kesh Tek Pddk Sos Ekon Total

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 161,1 805,7 161,1 - 322,3 - 322,3 80,6 1.853,0

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 53,8 35,9 18,0 - 179,5 - - 18,0 305,2

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 215,4 215,4 430,9 215,4 2.154,4 - 215,4 215,4 3.662,4

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 545 ,0 - 545 ,0 545 ,0 5,5 - - 1,1 8,2

5. KONSTRUKSI 29,2 - 29,2 - 292,0 - 29,2 29,2 408,8

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 156,7 156,7 156,7 156,7 313,4 - 1.253,5 1,566,9 3.760,5

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 151,8 - 151,8 - 506,1 - 303,6 303,6 1,417,0

8. KEUANGAN, REAL ESTATE & JASA PERUSAHAAN 16,6 16,6 16,6 - 99,4 - 99,4 165,7 414,2

9. JASA-JASA 141,6 141,6 141,6 2.831,2 141,6 2.831,2 141,6 169,9 6.540,0

TOTAL 926,8 1.371,8 1.106,3 3.203,8 4.014,0 2.831,2 2.365,0 2.550,3

18.369,2

TOTAL (%) 5,1 7,5 6,0 17,4 21,9 15,4 12,9 13,9 100,00 17

Dalam ribu

Pengalaman Negara Lain

•China mengirim lebih dari 700 000 warganya untuk sekolah di LN terutama di AS antara tahun 1978 sampai 2003. Pada akhir tahun 2003, lebih dari 178 000 scholar kembali ke Cina •Brazil mengembangkan “Science without border”

orang mengirim hingga 100,000 orang untuk sekolah di sekolah terbaik di LN hingga tahun 2014- (mengirim 25 000 mahasiswa pertahun)

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Ch

ines

e T

aip

ei

Sin

gap

ore

Ko

rea,

Rep

. o

f

Jap

an

Tu

rkey

Mal

aysi

a

Th

aila

nd

Iran

Sau

di

Ara

bia

Mo

rocc

o

Ind

on

esia

Very Low Low Intermediate

High Advance

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Ch

ines

e T

aip

ei

Ko

rea,

Rep

. o

f

Sin

gap

ore

Jap

an

Tu

rkey

Th

aila

nd

Mal

aysi

a

Iran

Ind

on

esia

Mo

rocc

o

Sau

di

Ara

bia

Very Low Low Intermediate High Advance

Results of Mathematics (8th Grade) 2007 2011

Lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu sampai level menengah,

sementara hampir 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan

advance. Dengan keyakinan bahwa semua anak dilahirkan sama,

kesimpulan dari hasil ini adalah yang diajarkan di Indonesia berbeda

dengan yang diujikan [yang distandarkan] internasional 20

20

21

Proporsi Waktu Yang Digunakan Untuk Berbagai Pendekatan Pengajaran Pada Studi Video TIMMS

di Kelas Matematika, Tahun 2007 Dan 2011

Sumber: hasil studi video TIMMS yang dilaporkan dalam laporan Reformasi guru di Indonesia, 2014, Bank Dunia.

• Proses pembelajaran di kelas umumnya belum berjalan dengan baik – Belum dilakukan secara interaktif (sekitar 74 persen aktivitas kelas dilakukan oleh

guru saja dan hanya sekitar 11 persen yang dilakukan secara bersama dengan siswa) tidak menumbuhkan kreativitas siswa, membangkitkan daya kritis dalam berpikir dan kemampuan analisis siswa

• Hasil belajar masih rendah yg antara lain dilihat dari nilai hasil tes internasional (PISA).

36

7

371 39

3

36

0 38

2

39

5

391

39

3

39

3

371 4

02

38

3

37

5 39

6

38

2

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Matematika Bacaan Sains

2000

2003

2006

2009

2012

Nilai Siswa Indonesia dalam PISA, 2000 - 2012

2. Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Denmark

Indonesia

PISA Score

PISA Reading Test Distribution

Even worse for Tamil Nadu

Countries are not now on track to

achieve anything like OECD

performance

• The typical country is about 100 points behind (Indonesia in PISA math was 375).

• The typical progress is around 1 point a year.

• At this pace your great great great grandchild will receive a globally adequate education.

How is that going to happen?

Country

Average score

across

Reading,

Mathematics

and Science

(OECD average=500)

Average

annual

progress in

points per

year across

the three domains

Years to move

from country

average to

500 at current averge pace

Progress in

points per

year to reach

500 in 25 years

Acceleration

to reach

learning goal

of average

PISA of 500 in 25 years

Average (of

these countries) 404 0.9 91 3.8 2.9

Peru 375 2.5 50 5.0 2.5

Indonesia 384 0.4 317 4.6 4.3

Colombia 393 1.9 55 4.3 2.4

Tunisia 397 3.0 35 4.1 1.1

Argentina 397 0.7 155 4.1 3.5

Jordan 398 -0.7 Forever 4.1 4.8

Brazil 402 2.5 39 3.9 1.4

Uruguay 412 -1.8 Forever 3.5 5.3

Malaysia 413 -0.3 Forever 3.5 3.8

Mexico 417 1.7 49 3.3 1.6

Costa Rica 426 -0.9 Forever 3.0 3.9

Thailand 437 2.0 31 2.5 0.5

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

3,500,000

4,000,000

4,500,000

Tdk/BT SD SD SLTP SMTA Diploma Universitas

Jumlah Pengangguran berdasarkan Pendidikan Tertinggi

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Sumber: SP 1990, 2000, 2010

Masalah Penduduk dan Pengangguran Terdidik

26

• Tingkat pengangguran terbuka pada penduduk berpendidikan jenjang menengah dan tinggi masih cukup besar.

1,5

1

3,0

3

4,2

8

7,7

6

9,6

0

9,8

8

6,2

1

5,9

1

0,6 0,8

0,9 1,1

1,6 1,5

2,3

3,2

-

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Tidak/belumpernah sekolah

Belum/tidak

tamat SD

SD SLTP SLTA Umum

SLTA Kejuruan

Diploma I,II,III/

Akademi

Universitas

Tingkat pengangguran terbuka (%) Rata-rata pendapatan sebulan (Juta Rp)

27

Tingkat Pengangguran terbuka dan Rata-rata Pendapatan per bulan menurut pendidikan yang ditamatkan, 2013

21st Century Skills

Bernie & Charles, 2011

Soft skills/competency

•Sering dikaitkan dengan eq (emotional quotient) • Communication skills • Intra-personal skills

• Inter-personal skills • Entrepreneurial skills

• Initiative • Marketing skills

Betulkah?

cukupkah?

Komponen karakter

keluarga

masyarakat

sekolah

agama

sosial

media masa

Sisi buruk/baik karakter manusia Indonesia (Mochtar Lubis, 1977)

• Hipokrit alias munafik • Tidak mau bertanggung

jawab atas perbuatannya

• Berjiwa feodal • Percaya takhayul • pemboros alias tidak hemat, senang

pesta, suka penampilan bagus, tidak suka kerja keras (kecuali terpaksa atau dipaksa), bermalas-malasan karena dimanja alam, ingin cepat jadi orang kaya secara instan tanpa kerja keras, suka pakai gelar sekalipun harus membeli gelar atau memalsukannya demi prestise, tidak sabar, suka mengeluh, dan iri hati (dengki), suka menyombongkan diri, suka mengamuk, mengeroyok, membunuh, berkhianat

• Berjiwa seni • ramah, mudah tertawa sekalipun

mengalami hal pahit, suka menolong, suka damai, hatinya lembut, sayang keluarga, dan kekuatan ikatan keluarga besar (extended family), mudah belajar, dan cepat belajar keterampilan

Akhlak Terpuji:

• 1) Takut Kepada Allah

• 2) Berharap (rajaa’) & Cinta (hubb) kepada Allah

• 3) Bersandar atau tawakal kepada Allah

• 4) Sabar

• 5) Syukur

• 6) Kembali kepada Allah (inadah)

• 7) Berbuat baik (ikhsan)

• 8) Teguh pendirian (istiqomah), jujur, dan Adil

• 9) Terpercaya (amanah), pemaaf, dan lapang dada

• 10) Silaturahmi dan Islah/ perdamaian

• 11) Meminta ijin dan membaca salam

• 12) Berkata baik dan benar

32

Akhlak tercela

•1) Sombong (Takabbur)

•2) Berbuat kerusakan (fasad)

•3) Ingkar janji

•4) Makar, khianat, riya, dan bermuka dua

•5) Kikir (bakhil)

•6) Berlebihan, foya-foya, dan bermegah-megahan

•7) Mencela, menghina dan mengolok-olok

•8) Su’uzhon, tajassus, ghibah, dan namimah

•9) Iri (Hasud), fitnah (buhtan)

33

PAUD /SD

SMP

PT

SMA

Pendidikan

KARAKTER

“…pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup

anak-anak kita..” (Ki Hajar Dewantoro)

Pendidikan Komprehensif: Ilmu Pengetahuan, Budi Pekerti (Akhlak, Karakter), Kreativitas, Inovatif

Pendidikan

AKADEMIK

DSB

34 34

Pilar-pilar karakter

• Honesty

• Responsibility

• Trustworthiness

• Respect

• Courage

• Fairness/Justice

• Diligence

• Caring

• Integrity

• Citizenship

• Kejujuran

• Tanggung-jawab

• Amanah

• Rasa hormat

• Keberanian

• Adil

• Tekun

• Setiakawan

• Integritas

• Kebangsaan

36

• Karena pendidikan karakter merupakan suatu habit, maka pembentukan karakter seseorang itu memerlukan communities of character yang terdiri dari keluarga, sekolah, institusi keagamaan, media, pemerintahan dan berbagai pihak yang mempengaruhi nilai-nilai generasi muda. Semua communities of character tersebut hendaknya memberikan suatu keteladanan, intervensi, pembiasaan yang dilakukan secara konsisten, dan penguatan. Dengan perkataan lain, pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan, intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus menerus dalam jangka panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan.

Tetangga

Faktor Perkembangan Karakter

Keluarga Sekolah Media Komunikasi

Lingk Sosial/budaya

Teman Lingk Kerja

Figur/Tokoh

Pembangunan Karakter

• “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter …kalau tidak dilakukan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli!”

[Soekarno]

•Keprihatinan (tak hanya di Indonesia):

Modern educators have placed more emphasis on competence than character

[Huitt, et.al., 2000]

Semailah karakter

• “Sow a thought and you reap an action;

sow an act and you reap a habit;

sow a habit and you reap a character;

sow a character and you reap a destiny."

Ralph Waldo Emerson (1803 -

1882)

• “Semailah pikiran kan kau panen perbuatan;

semailah perbuatan kan kau panen kebiasaan;

semailah kebiasaan kan kau panen karakter;

semailah karakter kan kau panen takdirmu."

Ralph Waldo Emerson (1803 -

1882)

Investasi pendidikan dgn skill dan kompetensi

serta ETOS yg tinggi utk penyerapan tenaga kerja

Menurunnya angka kelahiran,

meningkatnya penduduk usia kerja

Bonus demografi dan pertumbuhan

ekonomi

Good governance kondusif utk investasi penciptaan lapangan

kerja

Pekerja sehat produktif dimulai dari kecukupan pangan dan gizi, kespro

Kebijakan ekonomi kondusif utk penciptaan

lapangan kerja dan kredit mikro

Pemanfaatan Bonus Demografi :

Peluang Peningkatan Kualitas Penduduk

Source: SM Adioetomo, diadaptasi dari Population Reference Bureau (PRB), 2013

Peningkatan peluang kerja perempuan dan

tabungan

Hati Hati dengan middle income trap

page 41

Proyeksi PDB per capita - Visi Indonesia 2030

Source: Yayasan Indonesia Forum, team analysis

Lower Middle

Income Country

Upper Middle

Income Country

High

Income Country

1992 2015 2023

Visi Indonesia 2030

3,000

5,300

9,000

14,900

22,500

1,6602,359

3,923

7,231

12,449

18,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

Middle Income Trap

Proyeksi Ekonomi

Indonesia 2011 -

2045

42

43

“Visi tanpa aksi adalah mimpi. Aksi tanpa visi hanya membuang waktu.

Visi yang diikuti aksi baru dapat mengubah dunia.”

NELSON MANDELA (Mantan Presiden Afrika Selatan)

JANGAN SEKEDAR BERWACANA, SEGERALAH BERTINDAK !

44