print skripsi thermal komposit september - q 80

Upload: ahda-dapong-rizqy-maulana

Post on 26-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    1/78

    i

    ANALISIS TERMAL-MEKANIS KOMPOSIT MATRIK

    POLYESTER DENGAN ADITIF PARTIKEL

    MONTMORILLONITE BERPENGUAT SERAT KENAF ANYAM

    SKRIPSI

    Oleh :

    Nasiruddin101910101002

    PROGRAM STRATA 1 TEKNIKJURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    2/78

    i

    ANALISIS TERMAL-MEKANIS KOMPOSIT MATRIK

    POLYESTER DENGAN ADITIF PARTIKEL

    MONTMORILLONITE BERPENGUAT SERAT KENAF ANYAM

    Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikanProgram Studi Teknik Mesin (S1) dan mencapai gelar Sarjana Teknik

    Oleh :Nasiruddin

    101910101002

    PROGRAM STRATA 1 TEKNIK

    JURUSAN TEKNIK MESINFAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    3/78

    ii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini saya persembahkan untuk:

    1. Kedua Orang tua-ku yang telah menyayangi serta membesarkanku;

    2. Guru-guruku dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi;

    3. Almamater yang saya banggakan Fakultas Teknik Jurusan Teknik Mesin

    Universitas Jember.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    4/78

    iii

    MOTO

    Semua penulis akan meninggal, Hanya karya-Nya lah yang akan abadi sepanjang

    masa. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti

    (Ali bin Abi Thalib)

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    5/78

    iv

    PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Nasiruddin

    NIM : 101910101002

    Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Analisis

    Termal-mekanis Komposit matrik Polyester dengan aditif partikel Montmorillonite

    berpenguat serat Kenaf Anyam adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika

    disebutkan sumbernya dan belum pernah diajukan pada instansi manapun, serta

    bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas kebenaran isinya sesuai dengan

    sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan

    paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika ternyata di

    kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

    Jember, 24 September 2014

    Yang menyatakan

    Nasiruddin

    NIM 101910101002

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    6/78

    v

    ANALISIS TERMAL-MEKANIS KOMPOSIT MATRIK POLYESTERDENGAN ADITIF PARTIKEL MONTMORILLONITE BERPENGUAT

    SERAT KENAF ANYAM

    SKRIPSI

    Oleh

    Nasiruddin

    NIM 101910101002

    Pembimbing:

    Dosen Pembimbing I : Hary Sutjahjono, S.T., M.T.

    Dosen Pembimbing II : Santoso Mulyadi, S.T., M.T.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    7/78

    vi

    PENGESAHAN

    Skripsi berjudul Analisis Termal-mekanis Komposit matrik Polyester dengan

    aditif partikel Montmorillonite berpenguat serat Kenaf Anyam telah diuji dan

    disahkan pada:

    Hari, Tanggal : Selasa, 7 Oktober 2014

    Tempat : Fakultas Teknik Universitas Jember

    Penguji

    Ketua, Sekretaris,

    Hary Sutjahjono, S.T., M.T. Santoso Mulyadi, S.T., M.T.

    NIP 19681205 199702 1 002 NIP 19700228 199702 1 001

    Anggota I, Anggota II,

    Dedi Dwi Laksana S.T., M.T. Ir. F.X. Kristianta M.Eng.

    NIP. 19691201 199602 1 001 NIP. 19650120 200112 1 001

    Mengesahkan

    Dekan Fakultas Teknik Universitas Jember,

    Ir. Widyono Hadi M.T.

    NIP. 19610414 198902 1 001

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    8/78

    vii

    RINGKASAN

    Analisis Termal-Mekanis Komposit Matrik Polyester Dengan Aditif

    Partikel Montmorillonite Berpenguat Serat Kenaf Anyam; Nasiruddin

    101910101002: Program Studi Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

    Universitas Jember.

    Komposit alam berbasis serat akhir-akhir mulai ini menjadi topik bahasan.

    Serat kenaf merupakan salah satu serat alam yang banyak dimanfaatkan sebagai serat

    komposit untuk dijadikan obyek penelitian karena selain produksi yang melimpah

    (penghasil serat nomor satu di dunia), memungkinkan untuk ditanam di daerah

    Jember, juga karena kekuatan mekanis serat yang cukup baik. Penggunaan komposit

    yang luas memungkinkan komposit mengalami paparan panas sehingga dapat

    menyebabkan kebakaran. Selama ini, pengujian kedua sifat sekaligus yaitu sifat

    mekanik dan termal belum banyak dilakukan. Untuk itulah, pengujian termal mekanis

    ini dilakukan guna meningkatkan daya tahan panas/ mempertahankan kekuatan

    khususnya kekuatan tarik setelah komposit tersebut diberi panas selama beberapa

    waktu.

    Metode penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan deskriptif. Standard

    pengujian yang dipakai ialah ASTM D 3039. Variabel yang digunakan yaitu

    pengaruh variasi fraksi berat aditif MMT (0%, 10%, 20%, 30% dan 40%) serta

    pengaruh suhu konduksi (Suhu ruang, 50o

    C, 100 o

    C,200o

    C dan 250o

    C). Pembuatan

    sampel menggunakan metode hand-lay up. Proses pengujian termal mekanis meliputi

    pemasangan sampel pada mesin uji tarik dan pemanas dipasangkan secara konduksi

    pada obyek selama 20 menit . Setelah itu, pengujian tarik dilakukan.Hipotesa penulis ialah semakin tinggi persentase fraksi berat montmorillonite

    maka semakin tinggi sifat daya tahan termalnya namun di sisi lain, kekuatan tariknya

    menurun. Setelah dilakukan pengujian, ternyata berbeda. Penambahan aditif 40%

    MMT dapat meningkatkan kekuatan tarik komposit hingga 50%.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    9/78

    viii

    Dari pengujian ini, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1) Penambahan

    montmorillonite meningkatkan kekuatan tarik komposit, meskipun pada fraksi 10%,

    20% dan 30% kekuatannya dibawah sampel kontrol; 2) Secara umum, semakin tinggi

    suhu yang dipaparkan pada komposit maka kekuatan tarik komposit menurun secara

    drastis mulai 100 o

    C; 3) Daya tahan termal-mekanis terbaik pada komposit fraksi

    berat 40% hingga suhu 100oC; 4) Kondisi morfologi komposit setelah pengujian

    termal-mekanis pada suhu di atas 100 o

    C, komposit mulai mengalami kegagalan

    panas seperti arang, melunak dan degradasi pada matriks dan fiber organik,

    delaminasi dan pecahnya matriks.

    Kata kunci: Kenaf, Montmorillonite, Termal-mekanis, ASTM D 3039.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    10/78

    ix

    SUMMARY

    Thermo-mechanical Analysis of Woven Kenaf F iber Rein for ced Matri c Polyester

    with Aditif M onmori llonite; Nasiruddin 101910101002: Tier One Program Studies

    Department of Mechanical Engineering Faculty of Engineering, University of

    Jember.

    Recently, Nature Fiber Reinforced is trending topic. Kenaf fiber is natural fiber

    which gained research interest because product available (most productly in the

    world) and potentially of jember to grown it. The use of composites in a wide variety

    of applications isapplication of composite due to outstanding thermal properties

    wihich composite is flammable. Termo-mechanical test use for upgrading strength of

    material in fire especially at thermal-tensile durability properties

    Research methodology are used is quantitative dan descriptive analysis.

    Standard Test is ASTM D 3039. Variabel variety is weight fraction aditif MMT ( 0%,

    10%, 20%, 30% and 40%) and conducting treatment (Room temperature, 50o

    C, 100

    oC,200

    oC and 250

    oC). Process of thermal-mechanical test is sample assembly at

    tensile test machine and conducted heater during 20 minutes. After that, tensile test isrunning.

    Writer Hipotesis is the greater persentase of weight fraction montmorillonite the

    thermal properties up but tensile strength down. After research, exactly different. Add

    aditif MMT 40% could upgrading composites tensile strength until 50%.

    From this research, conclusion is :(1) Adding montmorillonite upgrading tensile

    strength, though 10%, 20% and 30% weight fraction make strength under

    reference(0% wt MMT); (2) Gwenerally, the greater temperature which conducted at

    composites then tensile strength down drastically get started from 100 oC.;(3) The

    best of Thermo-mechanical properties at composite 40% MMT weight fraction until

    temperature 100oC; (4) Morfologi composite pasca thermal-mechanical test at

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    11/78

    x

    temperature over 100 o

    C, composites started at thermal defect like char, soften and

    degradation at matriks and organic fiber, delamination and matriks crack.

    Keyword: Kenaf, Montmorillonite, Thermo-mechanical, ASTM D 3039.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    12/78

    xi

    PRAKATA

    Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya

    yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW

    sebagai sumber inspirasi dan panutan umat manusia dalam menjalani kehidupan di

    dunia ini.

    Skripsi yang berjudul Analisis Termal-mekanis Komposit matrik Polyester

    dengan aditif partikel Montmorillonite berpenguat serat Kenaf Anyam ini diajukan

    guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu

    (S1) pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Univertas Jember.

    Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan kepada penulis selama penyusunan

    skripsi ini khususnya kepada :

    1. Kedua orangtua dan keluarga, ayahanda Ahmad Mashuri dan Ibunda Uminidah

    atas segala bentuk kasih sayang, doa dan dukungan yang tak hentinya diberikan

    kepada saya. Kedua saudaraku tercinta, Imam Sholahuddin dan Idatul Fitria yangtelah menjadi guru dan penyemangat tersendiri untuk saya.

    2. Bapak Hary Sutjahjono S.T., M.T. dan Bapak Andi Sanata S.T., M.T. sebagai

    bapak dosen pembimbing utama serta Bapak Santoso Mulyadi S.T., M.T., selaku

    bapak dosen pembimbing anggota yang telah bersedia untuk meluangkan waktu

    dalam membimbing dan mengarahkan saya selama proses penelitian dan

    penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir.

    3. Bapak Dedi Dwi Laksana S.T., M.T. selaku bapak dosen penguji I, dan Ir. F.X.

    Kristianta M.Eng., selaku bapak dosen penguji II yang telah memberikan kritik

    dan saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    13/78

    xii

    4. Seluruh staf pengajar dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

    Jember yang telah banyak memberikan ilmu, pengetahuan, dan wawasan selama

    saya belajar di bangku perkuliahan.

    5. Segenap teman-teman teknik mesin, khususnya angkatan 2010 (Mechanical-X)

    yang telah banyak sekali berbagi ilmu dan pengalaman selama masa perkuliahan.

    6. Teman-teman penghuni kontrakan manggis, penghuni kontrakan brantas 21,

    penunggu kampus patrang yang menemani dan membantu saya selama

    pengerjaan skripsi ini

    7. Semua pihak yang telah membantu proses penelitian dan penyusunan skripsi ini

    Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak lepas kesalahan dan

    kekurangan, oleh karena itu diharapkan adanya kritik, saran, dan ide yang bersifat

    konstruktif demi kesempurnaan karya tulis skripsi ini dan penelitian berikutnya yang

    berkaitan. Semoga hasil dari penelitian pada skripsi ini dapat memberikan manfaat

    kepada berbagai pihak.

    Jember, September 2014

    Penulis

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    14/78

    xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL i

    HALAMANPERSEMBAHAN ................................................................................. ii

    MOTO ......................................................................................................................... iii

    PERNYATAAN .......................................................................................................... iv

    PENGESAHAN .......................................................................................................... vi

    RINGKASAN ............................................................................................................ vii

    SUMMARY ................................................................................................................ ix

    PRAKATA .................................................................................................................. xi

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xv

    DAFTAR TABEL ................................................................................................... xvii

    DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xviii

    BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

    1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 3

    1.4 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 4

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 5

    2.1 Material Komposit .................................................................................... 5

    2.1.1 Komposit Laminate ............................................................................ 8

    2.2 Polyester, Serat Kenaf dan Montmorillonite .......................................... 9

    2. 3 Karakterisasi .......................................................................................... 11

    2.3.1 Pengujian Tarik Material Komposit ................................................. 11

    2.3.2 Pengujian Termal-Mekanis .............................................................. 13

    2.3.3 Pengujian Morfologi ........................................................................ 15

    2.4 Hipotesa ................................................................................................... 16

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    15/78

    xiv

    BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 17

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 17

    3.2 Alat dan Bahan Penelitian ...................................................................... 17

    3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................. 18

    3.3.1 Langkah-langkah pembuatan sampel ............................................... 18

    3.3.2 Langkah-langkah pengujian sampel ................................................ 19

    3.4 Analisa Data ............................................................................................ 20

    3.5 Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 21

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 22

    4.1 Data Hasil Pengujian .............................................................................. 22

    4.2 Pembahasan ............................................................................................. 26

    BAB 5. PENUTUP .................................................................................................... 34

    5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 34

    5.2 Saran ........................................................................................................ 34

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 35

    LAMPIRAN ............................................................................................................... 37

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    16/78

    xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kegagalan panas pada laminate menunjukkan perbedan wilayah

    kerusakan...7

    Gambar 2.2 Grafik pengaruh kenaikan suhu terhadap kekuatan tarik pada laminate

    glass/vinylester, glass/polyester dan glass/polypropylene.8

    Gambar 2.3 Komposit laminate ....8

    Gambar 2.4 Resin polyester (Yukalac 157 BQTN-EX)9

    Gambar 2.5 Tanaman kenaf, benang/serat kenaf dan serat kenaf yang telah

    dianyam...10

    Gambar 2.6 Standar persiapan sampel uji ASTM D 3039..12

    Gambar 2.7 Sampel uji tarik dengan pengukur panas untuk mengukur kekuatan pada

    kenaikan suhu..14

    Gambar 2.8 Skema ideal dari sebuah laminate dibawah pembebanan tarik dengan

    pemodelan dua lapis dan skema pengujian termal-mekanis pada penelitian ini....15

    Gambar 2.9 Bentuk patahan pada komposit ..16

    Gambar 3.1 Model pengujian tarik dengan pemanasan salah satu sisinya.....20

    Gambar 3.2 Diagram alir penelitian21

    Gambar 4.1 Grafik hubungan antara nilai kekuatan tarik dengan variasi suhu pada

    masing-masing persentase fraksi berat montmorillonite.....22

    Gambar 4.2 Pengaruh penambahan aditif MMT terhadap kekuatan tarik komposit

    kenaf pada suhu ruang.23

    Gambar 4.3 Pengaruh suhu terhadap kekuatan tarik komposit pada masing-masing

    kandungan fraksi berat MMT..23

    Gambar 4.4 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan berbagai macam

    variasi fraksi berat (% wt) aditif MMT ..26

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    17/78

    xvi

    Gambar 4.5 Foto makro patahan sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif

    MMT 40% (% wt) pada suhu 150oC, 200

    oC dan 250

    oC. Garis merah menunjukkan

    letak dimana batas arang......28

    Gambar 4.6 Bentuk patahan yang sering terjadi pada pengujian komposit polimer

    .29

    Gambar 4.7 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif MMT 0%

    (%wt) setelah perlakuan suhu uji (dari kiri) 150o

    C, 200oC dan 250

    oC.30

    Gambar 4.8 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif MMT

    20% (%wt) setelah perlakuan suhu uji (dari kiri) 150oC, 200

    oC dan 250

    oC....31

    Gambar 4.9 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif MMT

    40% (%wt) setelah perlakuan suhu uji termal-mekanis......32

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    18/78

    xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Sifat fisik dari serat kenaf dan unsaturated polyester ...10

    Tabel 2.2 Rangkuman hasil penelitian serat kenaf dengan perlakuan panas.....10

    Tabel 2.3 Spesimen geometri yang dibutuhkan......12

    Tabel 2.4 Geometri spesimen yang direkomendasikan...12

    Tabel 2.5 Kode kegagalan uji tarik......16

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    19/78

    xviii

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Tabel data hasil pengujian termal-mekanis

    2. Gambar sampel uji keseluruhan

    3. Perhitungan kekuatan tarik

    4. Tabel konversi mesh ke mikron

    5. Rasio pencampuran larutan matriks

    6. Gambar bahan cetakan serta gambar teknik cetakan komposit

    7. Gambar bahan - bahan untuk membuat sampel uji

    8. Gambar perangkat tambahan penting untuk pembuatan komposit

    9. Gambar perangkat tambahan penting untuk proses pengujian

    10. Standard ASTM D 3039

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    20/78

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada abad ke-21, perkembangan teknologi material komposit sudah mulai

    bergeser menuju pemanfaatan serat alam sebagai pengganti serat penguat sintetis

    (Diharjo, dkk., 2008). Serat alam telah menjadi salah satu alternatif penguat komposit

    polimer yang mendapat perhatian khusus dengan kelebihan materi yang ringan, tidak

    mudah abrasi dalam pemrosesannya, ramah lingkungan serta terbarukan (Issac,

    2012). Berbagai jenis tanaman serat tumbuh subur di Indonesia seperti kenaf, rosella,

    rami dan abaca. Produksi serat kenaf menempati urutan pertama dari produksi serat

    alam di dunia yaitu 970.000 ton/tahun. Salah satu faktor pendukung tingginya

    produksi serat kenaf ialah masa tanam yang pendek (4 bulan) dan tahan di ladang

    marginal, seperti lahan yang sering banjir, gambut dan tadah hujan, sedikit gangguan

    hama dan penyakit serta biaya produksi yang rendah. Ada empat propinsi di

    Indonesia yang memiliki potensi untuk pengembangan budidaya tanaman kenaf,

    salah satunya adalah propinsi jawa timur, dan Jember termasuk daerah yang

    berpotensi untuk mengembangkan tanaman ini (Diharjo, dkk., 2008).Penggunaan material komposit yang sangat luas memungkinkan terkena

    berbagai paparan panas sehingga beresiko terjadinya kebakaran. Beberapa kasus

    kebakaran pada pesawat terbang dan kapal dapat mendeskripsikan pentingnya

    memahami sifat panas terhadap komposit dan kebutuhan akan material polimer tahan

    panas (Mouritz, dkk., 2006). Kestabilan panas dalam sistem komposit dipengaruhi

    oleh suhu, rasio antar matriks, dispersi dan ikatan serat dengan matriks serta suhu

    terlalu tinggi dapat menyebabkan dekomposisi (Onggo, dkk., 2005).

    Terkait dengan aplikasi komposit sebagai panel atau aplikasi khusus lainnya

    sebagai isolator panas misalnya gantungan lampu, sifat hambatan panas menjadi

    sangat penting untuk dikaji. Daya tahan terhadap termal serta kekuatan yang baik

    akan memberikan waktu yang lebih lama pada material untuk mempertahankan diri

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    21/78

    2

    dari kegagalan panas. Hasil riset Cornell University/ National Institute of Standards

    and Technology (NIST) menunjukkan bahwa komposit plastik - lempung dengan

    komposisi 90% : 10% (w/w), dapat mempertahankan diri dari kerusakan akibat

    pembakaran api sebesar 60 80 %. Genteng merupakan produk keramik dari tanah

    liat/lempung yang memiliki kandungan 54,59% SiO2dan 19,92% Al2O3. Lempung ini

    dapat dikategorikan sebagai Montmorillonite karena mempunyai kemampuan

    mengadsorbsi tinggi, sifat liat yang tinggi, berkerut jika dikeringkan dan butirannya

    berkeping halus. Kedua senyawa tersebut merupakan bahan geomaterial yang mampu

    meningkatkan ketahanan panas dan kekuatan komposit. Unsur lain yang terkandung

    (CaO, MgO, K2O dan TiO2) juga dapat meningkatkan tahan panas (Diharjo, dkk.,

    2013). Pada penelitian sebelumnya, perlakuan durasi Termal terhadap kekuatan tarik

    serat kenaf didapatkan nilai kekuatan tarik menurun dari 120 MPa ke 40 MPa pada

    temperatur dari 20oC ke 100

    oC serta durasi waktu 8 dan 24 jam (Khalid, dkk., 2011).

    Penelitian serupa pada rentang suhu yang berbeda 110oC hingga 190

    oC dengan

    variasi waktu 3-9 jam didapatkan kekuatan tarik antara 43,2 MPa sampai 52,5 MPa

    (Du, dkk., 2008). Begitu pula dengan perlakuan Termal mekanis pada komposit kenaf

    menunjukkan penurunan pada Modulus sisa-nya dari 3x10

    9

    Pa hingga 0 Pa (Kuroda,2009).

    Pada penelitian ini akan dilakukan analisis Termal-mekanis terhadap sampel

    uji komposit bermatrik polyester berpenguat serat kenaf dengan aditif partikel

    montmorillonite (limbah genteng) dengan tujuan meningkatkan kinerja komposit

    akibat paparan panas. Keterbatasan kekuatan komposit matrik polimer terhadap efek

    temperatur serta kemampuan partikel montmorillonite dalam menghambat laju

    pemanasan akan menjadi topik penelitian yang menarik dengan menghubungkan sifat

    keduanya.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    22/78

    3

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari penjelasan diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

    1 Bagaimanakah pengaruh variasi fraksi berat aditif montmorillonitepada komposit

    matrik polyester berpenguat serat kenaf terhadap nilai kekuatan tarik?

    2 Bagaimanakah pengaruh variasi suhu terhadap kekuatan tarik komposit matrik

    polyester berpenguat serat kenaf menggunakan aditif partikel montmorillonite?

    3 Bagaimanakah kondisi morfologi komposit matrik polyester berpenguat serat

    kenaf menggunakan aditif partikel montmorillonite setelah dilakukan pengujian

    tarik dengan paparan panas?

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

    1. Polyester yang digunakan merupakan produk Yukalac 157 BQTN-EX.

    2. Serat yang digunakan adalah satu lapisan serat jenis kenaf berbentuk anyam

    orientasi 45o/135

    o.

    3. Aditif partikel montmorilloniteberasal dari limbah genteng dengan ukuran 297

    m atau mesh 50. Variasi aditif menggunakan fraksi berat 0%, 10%, 20%,30%, 40%.

    4. Variasi suhu pengujian Termal mekanis; suhu ruang, 50oC,100

    oC, 150

    oC, 200

    oC,

    dan 250oC dengan waktu pemanasan konduksi selama 20 menit. Luas permukaan

    konduksi pada sampel yaitu 25 mm x 75 mm.

    5. Standar uji sifat mekanis komposit matrik polimer menggunakan ASTM D3039.

    6. Proses pembuatan sampel menggunakan metode hand-lay up.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    23/78

    4

    1.4 Tujuan dan Manfaat

    Adapun tujuan dari penelitian ini ialah :

    1

    Untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi berat aditif montmorillonite pada

    komposit matrik polyester berpenguat serat kenaf terhadap nilai kekuatan tarik.

    2 Untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap kekuatan tarik komposit matrik

    polyester berpenguat serat kenaf menggunaan aditif partikel montmorillonite.

    Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penulisan karya ilmiah ini adalah:

    1 Memberikan informasi mengenai karakteristik Termal-mekanis Komposit Matrik

    Polyester berpenguat Serat Kenaf Anyam dengan penambahan Aditif Partikel

    Montmorillonite.

    2 Memberikan tambahan koleksi pustaka kepada Jurusan Teknik Mesin, Fakultas

    Teknik, Universitas Jember.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    24/78

    5

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Material Komposit

    Material komposit di definisikan sebagai kombinasi antara dua material atau

    lebih yang berbeda bentuk, komposisi kimia, dan tidak saling melarutkan dimana

    material yang satu berperan sebagai penguat dan yang lainnya sebagai pengikat serta

    dapat dilihat perbedaannya secara makroskopis. Komposit disusun dari dua

    komponen yaitu matriks atau resin dan reinforcementatau penguat atau ada juga yang

    menyebut filler. Filler ini nanti akan berfungsi sebagai penguat berupa partikel atau

    serat yang menerima distribusi tegangan dari komposit (Yunus, 2011). Komposit

    polimer mulai fenomenal sejak tahun 1960-an dan sekarang telah berkembang pada

    aplikasi pesawat terbang, pesawat antariksa, perahu, kapal, mobil otomotif,

    infrastruktur sipil, peralatan olahraga dan produk konsumen. Penggunaan komposit

    diberbagai bidang tergantung pada karakteristik fisik, termal, kimia dan mekanisnya.

    Kelebihan komposit terhadap berbagai paduan logam diantaranya ringan, kekakuan

    spesifik yang tinggi dan kekuatan spesifik, ketahanan lelah yang baik, tahan korosi,

    isolasi panas, perambatan panas yang rendah.

    Masalah besar dari penggunaan Polimer berpenguat serat (Fiber Reinforced

    Polymer/ FRP) pada aplikasi struktur teknik adalah derajat dari ketahanan panas dan

    keterbatasan informasi sifat material tersebut ketika mengalami pemanasan. Pada

    suhu yang lebih rendah diantara 100o-200

    oC, FRP akan mengalami pelunakan, creep

    dan terdistorsi menyebabkan kegagalan ketika mengalami pembebanan struktur

    ketika 300o-500

    oC, matriks polimer terdekomposisi, melepaskan panas dan gas

    beracun (Yousif, 2013). Penelitian mengenai sifat Termal-mekanis pada komposit

    silanized-kenaf/polystyrene dengan menggunakan metode DMA (Dynamic

    Mechanical Termal Analysis). Dengan pemberian coupling agent 3-

    methacryloxypropyltriethoxysilane mulai dari 5-15% dan tanpa pemberian coupling

    agent serta polystyrene murni (PS). Hasilnya, modulus sisa tertinggi terdapat pada

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    25/78

    6

    pemberian CA 15% yaitu sebesar 3 GPa pada suhu 50oC lalu cenderung menurun

    pada suhu setelahnya hingga modulus terendah yaitu 0 GPa terletak pada suhu 140oC.

    Nilai terendah didapatkan pada PS dengan modulus sisa sebesar 1 GPa pada suhu

    50oC lalu cenderung menurun pada suhu setelahnya hingga modulus terendah yaitu 0

    GPa terletak pada suhu 130oC (Kuroda, 2009).

    Sifat hambatan panas bahan komposit sangat dibutuhkan untuk aplikasinya

    sebagai isolator termal. Penggunaan material partikel tahan panas pada komposit

    diharapkan dapat meningkatkan hambatan termal. Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa peningkatan kandungan partikel montmorillonite mampu meningkatkan

    hambatan panas komposit matrik bisphenolic. Pada kadar partikel 10% dan 50%

    (v/v), komposit secara berurutan memiliki hambatan panas 0,807x10-2

    K/W dan

    0,939x10-2

    K/W. Hambatan panas untuk komposit dengan ukuran partikel 125-177

    m dan < 74 m masing-masing adalah 0,725x10-2

    K/W dan 0,888x10-2

    K/W.

    Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kandungan partikel dan pengecilan

    ukuran partikel mampu meningkatkan hambatan panas komposit. Komposit ini sangat

    berpotensi digunakan sebagai isolator panas untuk berbagai aplikasi (Diharjo, dkk.,

    2013). Namun, pada umumnya matrik komposit berasal dari bahan organik tidak

    dapat bekerja pada paparan suhu diatas 200oC (Tran Doang Hung, 2011).

    Secara umum, kegagalan panas mengakibatkan laminate menjadi bentuk

    arang, melunak dan degradasi pada matriks dan fiber organik, delaminasi dan

    pecahnya matriks. Gambar 2.1 dibawah menunjukkan gambaran mengenai ketebalan

    komposit yang telah dipanasi hingga menjadi arang pada salah satu sisinya dan

    dampak yang terlihat terjadi di berbagai wilayah pada material. Permukaan panas

    terkena langsung panas pada wilayah pertama sehingga dekomposisi termal menjadi

    arang, yang terlihat lapisan hitam pada gambar. Isi polimer pada wilayah ini adalah

    diabaikan karena matriks seluruhnya terdegradasi dan berbagai residu material

    organik telah memadat menjadi arang. Dibawah wilayah arang yang merupakan

    daerah tipis disebut daerah dekomposisi dimana matriks polimer telah dipanasi yang

    diatas reaksi temperatur dekomposisi tetapi dibawah temperatur bentuk arang. Pada

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    26/78

    7

    daerah ini matriks secara parsial terdegradasi, umumnya dengan pemotongan rantai

    menjadi molekul fragmen berat yang itu sangat berat untuk menguap. Bagaimanapun

    juga, proses dekomposisi tidaklah sempurna dan oleh karena itu matriks tidak

    dikurangi menjadi arang dan gas pembakaran. Dibawah wilayah dekomposisi,

    komposit termasuk delaminasi yang retak diantara lapisan dan retak matriks yang

    baik dalam lapisan. Daerah terdekat permukaan dingin pada laminate tidak

    terpengaruh panas karena temperatur terlalu rendah untuk menyebabkan berbagai

    pelunakan atau dekomposisi pada matriks. Dengan menambah waktu pembakaran,

    wilayah dekomposisi dan wilayah arang bertambah secara progresif pada permukaan

    yang tidak terkena panas sebelumnya dan secepatnya matriks polimer secara

    sempurna menjadi arang (Mouritz, dkk., 2006).

    Gambar 2.1 Kegagalan panas pada laminate menunjukkan perbedan wilayah

    kerusakan (Mouritz, dkk., 2006).

    Pengukuran kekuatan tarik saat komposit dipanasi hingga 400oC pada tiga tipe

    dari laminate anyam: glass/vinyl ester, glass/polyester dan glass/polypropylene

    (Mouritz, dkk., 2006).

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    27/78

    8

    Gambar 2.2Grafik pengaruh kenaikan suhu terhadap kekuatan tarik padalaminate glass/vinylester, glass/polyester dan glass/polypropylene (Mouritz,dkk., 2006).

    2.1.1 Komposit Laminate

    Menurut Wikipedia, Komposit Laminate merupakan gabungan

    dari beberapa lapisan seperti pada komposit berpenguat serat yang dapat

    menyediakan sifat mekanis seperti kekutan geser, kekuatan bending,

    kekuatan dan koefisien termal. Lapisan pada material yang berbeda dapat

    menjadi komposit hybrid. Secara umum, lapisan serat terdiri atas

    orthotropic (dengan arah orthogonal) atau isotropic (dengan arah

    tranversal) dan anisotropic (arah secara acak).

    Gambar 2.3 Komposit laminate (Wikipedia, 2014)

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    28/78

    9

    2.2 Polyester, Serat Kenaf dan Montmorillonite

    Resin polyester (Yukalac 157 BQTN-EX) digunakan sebagai bahan matriks

    dengan sifat densitas 1,215 g/cm3, titik leleh 170

    oC dengan serapan air 0,118% (24

    jam), tensile strength 5,5 kg/mm2 dan perpanjangan putus 1,6% (Mashuri, 2007).

    Polyester ini merupakan jenis Ortho-phthalic Resin dan sangat popular di bidang

    pembuatan kapal di Indonesia. Bidang aplikasi lainnya antara lain: tangki, alat

    saniter, ornamen dan lain-lain. YUKALAC 157 BQTN-EX ber-sertifikat LR

    Register & FDA (Justus, 2011). Ortho-phthalic Resin dapat bekerja dengan baik pada

    suhu sedang hingga rendah dan sering digunakan karena harganya yang murah

    (Pepper, 2012).

    Gambar 2.4 Resin polyester (Yukalac 157 BQTN-EX).

    Kenaf (Hibiscus cannabinus, L. family Malvaceae ) adalah tanaman tahunan

    yang dapat tumbuh dibawah kondisi cuaca yang beragam. Tanaman ini tumbuh lebih

    dari tiga meter selama tiga bulan pada kondisi lingkungan sedang dengan diameter

    tangkai 25-51 mm. Tanaman dikotil ini memiliki tiga lapis yaitu kulit, inti dan non

    ferrous cell (Aji, dkk., 2009).

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    29/78

    10

    Gambar 2.5 Tanaman kenaf, benang/serat kenaf dan serat kenaf yang telah

    dianyam.

    Berikut ini merupakan rangkuman peneltian mengenai sifat fisik serat kenaf

    dan polyester pada tabel 2.1 dan Penelitian tentang efek dari temperatur terhadap

    kekuatan tarik serat kenaf pada tabel 2.2.

    Tabel 2.1Sifat fisik dari serat kenaf dan unsaturated polyester (Osman, dkk., 2012)

    Fiber Density(g/cm

    3)

    Tensilestrength

    (MPa)

    Youngmodulus

    (GPa)

    Fiberdiameter

    (mm)

    FiberLength

    (mm)

    Serat Kenaf 1,04-1,5 110-930 4,3-53 0,024-0,14 1-60

    Unsaturated

    Polyester1.12 39 3.231 - -

    Tabel 2.2Rangkuman hasil penelitian serat kenaf dengan perlakuan panas.

    Serat Temperatur

    (C)

    Pemanasan

    (jam)

    Kekuatan Tarik

    (MPa)

    Referensi

    Kenaf 110-190 369

    2201601755015075

    (Du, dkk., 2008)

    Kenaf 2050

    100

    824824

    824

    12511010570

    6040

    (Khalid, dkk., 2011)

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    30/78

    11

    Genteng merupakan produk keramik dari tanah liat/lempung yang memiliki

    kandungan 54,59% SiO2dan 19,92% Al2O3. Lempung ini dapat dikategorikan sebagai

    Montmorillonitekarena mempunyai kemampuan mengadsorbsi tinggi, sifat liat yang

    tinggi, berkerut jika dikeringkan dan butirannya berkeping halus. Kedua senyawa

    tersebut merupakan bahan geomaterial yang mampu meningkatkan ketahanan panas

    dan kekuatan komposit. Kedua kandungan tersebut menghambat adanya perambatan

    api (flame resistence). Flame resistence merupakan komponen atau kombinasi

    komponen yang dapat menghambat nyala bila ditambahkan pada suatu kandungan

    sehingga dihasilkan suatu material yang memiliki kemampuan hambat nyala.

    (Diharjo, dkk., 2013).

    Pada penggunaan montmorillonite (MMT) modifikasi filler pada komposit

    polyester berpenguat kenaf dapat meningkatkan sifat mekanis sebesar 10% atau lebih.

    Sedangkan penambahan MMT tanpa modifikasi meningkatkan kekuatan tariknya

    dibandingkan dengan tipe yang lain seperti trymethil ammonium bromide-

    montmorillonnite dan alkyl dimethyl benzyl ammonium-montmorillonite

    (Sreenivasan, dkk., 2012). Penambahan tanah liat pada polyamide-6, PA-6, (4,7%)

    menuju sifat mekanis superior dan pemanasan temperatur distorsi bertambah menjadi

    152oC, dimana 87

    oC lebih tinggi dibandingkan PA-6 murni (Mouritz, dkk., 2006).

    2. 3 Karakterisasi

    2.3.1 Pengujian Tarik Material Komposit

    ASTM D 3039 merupakan standard pengujian sifat tarik pada Komposit

    bermatrik polimer. Material komposit terbatas pada serat kontinyu maupun serat

    diskontinyu dengan laminate yang seimbang dan simetris. Metode pengujiannya

    dengan menggunakan sebuah flat strip tipis yang berbentuk persegi panjang

    dengan penampang dipasang pegangan dan beban yang tetap. Kekuatan ultimate

    material dapat ditentukan dari beban maksimum dilakukan sebelum kegagalan.

    Metode pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan kekuatan tarik ultimate.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    31/78

    12

    Gambar 2.5Standar persapan sampel uji ASTM D 3039.

    Tabel 2.3 Spesimen geometri yang dibutuhkan

    Parameter Kebutuhan

    Spesifikasi :

    Bentuk

    Panjang minimal

    Lebar spesimen

    Toleransi lebar spesimen

    Ketebalan spesimen

    Toleransi ketebalan spesimenKerataan spesimen

    Constant rectangular cross-section

    Gripping + 2 times width + gage length

    As needed

    1% dari lebar

    As needed

    4% dari tebalFlat with light finger pressure

    Tabel 2.4 Geometri spesimen yang direkomendasikan

    Fiber orientation Width

    (mm)

    Overall

    length

    (mm)

    Thickness

    (mm)

    Tab Length

    (mm)

    Tab

    Thickness

    (mm)

    Tab Bevel

    Angle

    0ounidirectional

    90ounidirectional

    Balanced & symmetric

    Random-discontinuous

    15

    25

    25

    25

    250

    175

    250

    250

    1.0

    2.0

    2.5

    2.5

    56

    25

    Emery cloth

    Emery cloth

    1.5

    1.5

    -

    -

    7 or 90

    90

    -

    -

    Perhitungan ultimate tensile strength menggunakan persamaan dibawah ini:

    tu=Fmax/ A0 1)

    i=Pi/A 2)

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    32/78

    13

    dimana :

    tu = kekuatan tarik ultimate MPa [psi];

    Fmax=beban maksimum sebelum kegagalan, N [lbf];

    i = tegangan tarik pada data yang ke-, MPa [psi];

    Pi= beban pada data yang ke-, N [lbf];

    A0= luasan seksi silang rata-rata dari lebar x tebal, mm2[in

    2], sebesar 125 mm

    2

    2.3.2 Pengujian Termal-Mekanis

    Pengujian termal-mekanis merupakan pengujian kekuatan mekanis dengan

    diberi pemanasan pada material tersebut. Pada penelitian ini kekuatan mekanis

    yang diukur ialah kekuatan tarik. Pengukuran kekuatan tarik ini mengalami

    beberapa kesulitan karena temperatur sering melewati jarak uji pemanasan dan

    juga masalah mengenai pegangan yang selip atau kegagalan pada pegangan

    selama proses. Satu metode yang dapat mengatasi masalah tersebut dengan

    menggunakan heated gauge length set-up yang tertera pada gambar. Sampel

    konvensional untuk uji tarik dengan temperatur kontrol terdiri atas balok metal

    dan pemanas kartrid dengan desain jepit seperti gambar. Keuntungan dari desain

    ini ialah menjaga pegangan sampel tetap dingin, jadi mencegah keselipan atau

    deformasi. Penambahan penyekatan secara umum dibutuhkan di sekitar

    pegangan atas, untuk mencegahnya menjadi hangat dengan konveksi udara dari

    balok panas (Mouritz, dkk., 2006).

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    33/78

    14

    Gambar 2.6 Sampel uji tarik dengan pengukur panas untuk mengukur kekuatanpada kenaikan suhu (Sumber : Mouritz & Gibson, 2006 dan Easby, dkk., 2007)

    Sampel berbentuk dog bonedigunakan untuk uji tarik pada spesimen,

    ketebalan dimensi 8 mm dan variasi temperature uji antara 25oC hingga 400

    oC

    dengan sebuah box berisi pemanas(Easby, dkk., 2007). Pada referensi lain, uji

    tarik dengan variasi temperatur 20oC hingga 300

    oC dengan spesimen

    berdasarkan ASTM D 3039 berdimensi 150 mm x 25 mm x 4 mm(Feih, dkk.,

    2007).

    Analisis termal-mekanis bisa digambarkan melalui pemodelan dua lapis.

    Model dua lapis (two layer model) digunakan untuk menghitung sifat mekanis

    dari laminate dibawah kombinasi pembebanan tarik dan pemanasan pada satu

    sisi serta model laminasi untuk memprediksi sifat dibawah pengaruh

    pembebanan tarik dan pemanasan pada salah satu sisi. Model diasumsikan

    mengalami pemanasan pada laminate-nya pada kedua lapisannya dimana salah

    satunya tidak terkena panas serta yang lainnya menjadi arang. Skema dari

    kondisi material tertera pada gambar di bawah ini. Secara sederhana, kekuatan

    tarik mempengaruhi lapisan arang diasumsikan konstan. Kekuatan tarik dari

    lapisan yang belum terkena panas tersebut juga diasumsikan konstan dan juga

    nilai kekuatan tariknya berdasarkan suhu kamar meskipun kenyataanya

    kekuatan tarik dari lapisan yang belum terkena panas ialah tidak konstan.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    34/78

    15

    Kekuatannya terendah pada batas arang dan meningkat pada permukaan yang

    tidak terkena panas. Setidaknya pendekatan ini sangat membantu dalam

    menginterprestasikan sifat sisa setelah pemanasan.

    Gambar 2.7Skema ideal dari sebuah laminate dibawah pembebanan tarik

    dengan pemodelan dua lapis (Sumber : Mouritz & Gibson, 2006)dan Skema

    pengujian pada penelitian ini (kanan).

    2.3.3 Pengujian Morfologi

    Pengujian morfologi mengggunakan foto makro dengan kamera biasa

    5 MP. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tampilan tentang cacat yang

    terjadi akibat perlakuan termal mekanis. Berikut kode kegagalan pada

    komposit berikut contohnya berdasarkan ASTM D 3039:

    Gaya Tarik

    Panas

    konduksi

    K = 2.15W/m K

    T = suhu ruang,

    50oC,100oC,150oC,

    200

    o

    C

    o

    C,250

    o

    C

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    35/78

    16

    Tabel 2.5 Kode Kegagalan Uji Tarik

    Karakter Pertama Karakter Kedua Karakter Ketiga

    Tipe Kegagalan Kode Luasan Kegagalan Kode Lokasi Kegagalan KodeSudutDelaminasi

    Grip/ CekamLateralMulti-modeLong splittingExplosive

    Other

    AD

    GLM (xyz)SX

    O

    Didalam Grip/CekamPada Grip/Cekam

    < 1 W dari grip/ cekamGageMultiple AreasVariousUnknown

    IA

    WGMVU

    BottomTop

    LeftRightMiddleVariousUnknown

    BT

    LRMVU

    Gambar 2.8Bentuk Patahan Komposit (Sumber: ASTM D 3039)

    2.4 Hipotesa

    Hipotesis pada penelitian ini ialah bahwa semakin besar persentase fraksi

    berat montmorillonite maka semakin tinggi sifat daya tahan termalnya namun di sisi

    lain, kekuatan tariknya menurun karena penambahan persentase fraksi berat

    montmorillonite tersebut menyebabkan material menjadi getas.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    36/78

    17

    BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan deskriptif.

    Penelitian kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerik. Dengan

    metode kuantitatif akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi

    hubungan antar variabel yang diteliti. Sedangkan penelitian deskriptif melakukan

    analisis hanya sampai pada taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

    secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan

    (Dharminto, 2014). Untuk memudahkan penjelasan, Acuan yang dijadikan rujukan di

    dalam penelitian ini ialah sampel kontrol yaitu sampel komposit tanpa partikel MMT

    (0% wt MMT).

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada Agustus hingga September 2014 di

    Laboratorium Uji Bahan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Jember.

    3.2 Alat dan Bahan PenelitianAlat dan bahan yang digunakan selama penelitian ini berlangsung antara lain:

    Alat :

    1. Universal Machine Testing Merk ESSOM TM 113 30 kN.

    2. Thermocontrol dan Termokopel.

    3. Heater Jacket (pemanas)

    4. Ayakan mesh 50 (Ayakan tepung).

    5. Cetakan Komposit dari Kaca, Plastik Astralon, Plastisin dan Margarin.6. Penggaris dan

    7. Palu dan lumpang besi,

    8. Timbangan digital

    9. Kamera 5 MP

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    37/78

    18

    10. Pencekam khusus komposit polimer

    11. Cutter dan Gunting

    12. Gerinda Tangan

    Bahan :

    1. Serat kenaf anyam.

    2. Resin polyester Yukalac BQTNEX 157.

    3. Partikel Montmorillonite.

    4. Hardener

    3.3 Prosedur Penelitian

    3.3.1 Langkah-langkah pembuatan sampel

    1. Persiapkan cetakan kaca, serta alat pendukung untuk membuat sampel.

    2. Hancurkan partikel genteng, tumbuk dengan lumpang besi lalu ayak dengan

    ayakan tepung (mesh berukuran 50)

    3. Potong serat kenaf anyam sesuai dimensi ASTM D 3039 sebanyak sampel

    yang dibutuhkan yaitu dengan dimensi 30 mm x 150 mm per cetakan sampel.

    4. Ukur dan timbang resin sesuai kebutuhan, tambahkan katalis (hardener) 1%,

    dan timbang montmorillonite. Kemudian campur resin, katalis dan

    montmorillonite dengan persentase sesuai dengan rencana penelitian (lihat

    lampiran). Aduk secara perlahan dengan hitungan pengadukan 100 kali saat

    pencampuran resin dan katalis, lalu aduk 60 kali saat pencampuran resin-katalis

    dengan montmorillonite. Campuran resin, katalis dan montmorillonite selanjutnya

    disebut sebagai larutan campuran matriks.

    5. Lapisi cetakan dengan margarin secukupnya pada permukaan pinggiran

    cetakan kacanya agar memudahkan pelepasannya nanti, kemudian tuangkan

    larutan campuran matriks pada cetakan hingga terisi setinggi 3 mm, lalu letakkan

    serat kenaf anyam diatas larutan campuran matriks, setelah itu tambahkan lagi

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    38/78

    19

    campuran ke dalam cetakan. Tutup cetakan dengan plastik astralon. Pastikan tidak

    terjadi rongga udara (void) saat menutup cetakan.

    6. Tunggu hingga setengah hari, kemudian lepaskan hasil cetakan dari cetakan.

    Potong pada sisi kiri dan kanan yang berlebih pada komposit dengan

    menggunakan gerinda tangan. Kemudian, berikan pemberat kepada sampel uji

    selama 3 hari untuk menghindari komposit mengalami lengkungan.

    3.3.2 Langkah-langkah pengujian sampel

    Sebuah sampel komposit kemudian dipasang pada mesin uji tarik dan

    pemanas dipasangkan pada obyek lalu atur suhunya seperti rencana. Beri

    penanda jarak cekam pada sampel uji agar dapat memberikan ruang saat

    pemanas dipasang. Suhu pada pemanas diukur dengan thermocouple dan diatur

    suhunya menggunakan termokontrol untuk menjaga agar suhu dalam kondisi

    tetap. Panas secara konduksi tersebut dilakukan selama 20 menit. Setelah itu,

    spesimen langsung dilakukan uji tarik dengan menggunakan mesin uji tarik

    sesuai standar ASTM D3039.

    Ketika pengujian tarik siap dilakukan, setel penanda displacement

    dengan meletakkan ujung dasarnya ke dasar mesin uji tarik. Saat penanda

    displacement tidak lagi menyentuh dasar mesin uji tarik, lakukan penyetelan

    ulang dengan mengendorkan pengikatnya dan meletakkan ke dasar mesin uji

    tarik. Hal ini dimaksudkan supaya penanda displacement dapat bekerja dengan

    baik. Reset display saat akan melakukan pengujian tarik. Proses pengujian

    minimal dilakukan oleh dua orang, orang pertama memegang pencekam

    sedangkan yang lainnya mengungkit dengan tuas yang disediakan. Selamaproses, jangan lupa untuk melakukan perekaman. Simpan rekaman video

    tersebut untuk selanjutnya diolah datanya dengan bantuan media player classic

    (untuk melihat data dengan menggunakan arah pada keyboard) dan Microsoft

    excel (untuk membuat grafik).

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    39/78

    20

    Gambar 3.1Pengujian tarik dengan pemanasan salah satu sisinya

    3.4 Analisa Data

    Analisa data dilakukan setelah diperoleh hasil pengujian morfologi, pengujian

    uji tarik dengan perlakuan panas pada salah satu sisi luarnya terhadap komposit

    polyester kenaf-montmorillonite ialah sebagai berikut:

    1 Analisis pengaruh variasi fraksi berat aditif montmorillonite pada komposit

    matrik polyester berpenguat serat kenaf terhadap nilai kekuatan tarik.

    2 Analisis pengaruh variasi suhu terhadap kekuatan tarik komposit matrik polyester

    berpenguat serat kenaf menggunakan aditif partikel montmorillonite.

    3 Analisis morfologi komposit pasca uji termal-mekanis

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    40/78

    21

    Resin Polyester

    +

    Hardener(1%)

    Montmorillonite

    297 m

    Serat Kenaf Anyam (1 layer) orientasi

    45o/ 135

    o

    Fraksi Berat dengan persentase

    Montmorillonite : a. 0 %, b. 10 %,

    c. 20%, d. 30%, e. 40%

    Pembuatan sampel komposit berdasarkan ASTM D 3039

    Persiapan Alat pendukung untuk pengujian

    Pengujian Tarik berdasarkan ASTM D 3039

    Konduksi Panas selama 20 menit

    dengan variasi suhu : a. suhu

    ruang, b. 50o

    C, c. 100o

    C, d. 150o

    C,e. 200

    oC, f. 250

    oC

    Pengujian Makro

    Pengolahan Data

    Penulisan Laporan

    3.5 Diagram Alir Penelitian

    Gambar 3.2 Diagram alir penelitian

    Mulai

    Selesai

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    41/78

    22

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Data Hasil Pengujian

    Prosedur Pengujian termal mekanis meliputi penyiapan bahan uji dan alat uji

    berdasarkan standar uji material komposit polimer ASTM D 3039, proses pengujian

    tarik pada komposit menggunakan pencekam (clamp) khusus untuk material jenis

    komposit polimer. Data hasil pengujian diperoleh melalui pengujian tarik

    menggunakan universal machine testing merk ESSOM TM 113 kapasitas 30 kN di

    laboratorium Uji Bahan teknik mesin Universitas Jember. Sampel uji yang digunakan

    ialah komposit polyester-kenaf dengan variasi penambahan aditif MMT 0%, 10%,

    20%, 30% dan 40%. Pemberian panas dilakukan selama dua puluh menit sebelum

    pengujian tarik berlangsung berupa konduksi panas pada satu sisi dengan variasi suhu

    ruang, 50 o

    C, 100 o

    C, 150o

    C, 200 o

    C dan 250 o

    C untuk memperoleh data pengujian

    termal-mekanis. Hasil data pengujian termal mekanis diperoleh grafik sebagai berikut

    ini :

    Gambar 4.1 Grafik hubungan antara nilai kekuatan tarik dengan variasi suhu

    pada masing-masing persentase fraksi beratMontmorillonite

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    42/78

    23

    Pengaruh variasi fraksi berat terhadap nilai kekuatan tarik

    Gambar 4.2 Pengaruh penambahan aditif MMT terhadap kekuatan tarik

    komposit kenaf pada suhu ruang.

    Pengaruh variasi suhu

    Gambar 4.3 Pengaruh suhu terhadap kekuatan tarik komposit pada masing-

    masing kandungan fraksi berat MMT.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    43/78

    24

    Secara umum, ketahanan panas komposit mulai mengalami penurunan yang

    tajam pada suhu uji 150o

    C dengan penurunan kekuatan tarik rata-rata sebesar 1,6 kali

    lipat. Keadaan morfologi komposit setelah uji termal-mekanis ialah sebagai berikut:

    (a) 0% fraksi berat aditif MMT.

    (b) 10% fraksi berat aditif MMT.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    44/78

    25

    (c) 20% fraksi berat aditif MMT.

    (d) 30% fraksi berat aditif MMT.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    45/78

    26

    (e) 40%. fraksi berat aditif MMT.

    Gambar 4.4 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan berbagai

    macam variasi fraksi berat (% wt) aditif MMT.

    Dari beberapa Foto Makro Sampel Uji Komposit Polyester-Kenaf dengan

    variasi fraksi berat aditif MMT pada suhu dbawah 150o

    C, rata-rata didapatkan letak

    patahan yang di sekitar pencekam. Sedangkan pada suhu antara 150 o

    C hingga 250

    oC, rata-rata letak patahan sampel uji berada di tengah serta komposit mulai

    mengalami delaminasi.

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Analisa Persentase fraksi berat montmorillonite terhadap Kekuatan Tarik

    Semakin tinggi persentase fraksi berat MMT, maka kekuatan tariknya

    semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan dari partikel

    MMT dan serat kenaf meskipun nilai kekuatan tarik komposit fraksi berat 10%,

    20% dan 30% masih berada dibawah kekuatan komposit fraksi berat 0% (tanpa

    aditif MMT). Partikel montmorillonite bekerja dengan baik pada penambahan

    fraksi berat sebesar 40%. Pada fraksi berat 40% inilah, ikatan antara penguat dan

    pengikat melebihi dari kekuatan komposit tanpa aditif MMT.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    46/78

    27

    Meskipun perlakuan dalam hal proses pembuatan sampel sama, komposit

    uji mengalami pembasahan (wetting) yang kurang sempurna pada fraksi berat

    10%, 20% dan 30% antara partikel MMT dengan resinnya. Hal ini dikarenakan

    pada saat proses pembuatan sampel, pengadukan campuran terlalu tergesa-gesa

    sehingga reaksi yang seharusnya berjalan lebih lambat. Sehingga proses

    pembasahan pada komposit kurang sempurna.

    Berdasarkan hipotesis penulis tentang peningkatan pengaruh persentase

    fraksi berat MMT yaitu semakin tinggi kandungan montmorillonite maka

    kekuatan tarik menurun akibat material yang semakin getas, hasil penelitian ini

    menunjukkan hal yang berbeda. Penambahan 40% aditif MMT meningkatkan

    kekuatan tarik komposit sebesar 50% dibandingkan dengan komposit tanpa

    tambahan aditif MMT pada suhu ruang. Hal tersebut sejalan dengan penelitian

    yang dilakukan oleh (Sreenivasan, dkk., 2012), bahwa penambahan partikel

    MMT tanpa modifikasi meningkatkan kekuatan tarik dibandingkan dengan

    penambahan MMT yang disertai modifikasi.

    4.2.2 Analisa Variasi suhu terhadap Kekuatan Tarik

    Pengujian termal pada komposit ini hanya dilakukan pada salah satu sisi

    permukaan komposit dengan luasan permukaan kontak yang dilekatkan pada

    konduksi panas sebesar 75 mm x 25 mm. Secara umum, peningkatan suhu

    menyebabkan penurunan kekuatan tarik komposit (lihat Gambar 4.3). Hal ini

    diakibatkan oleh fenomena pelunakan pada komposit polimer berpenguat serat

    pada suhu yang lebih rendah diantara 100o-200

    oC mengalami pelunakan (Yousif,

    2013) sehingga matrik komposit yang berasal dari bahan organik (termasuk

    polyester) tidak dapat bekerja pada paparan suhu diatas 200oC (Tran Doang

    Hung, 2011). Ketika pengujian tarik, resin dan penguat pada sampel uji tidak

    dapat menahan gaya tarik disebabkan komposit yang mengalami pelunakan.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    47/78

    28

    Menurut (Mouritz, dkk., 2006), Kekuatan terendah komposit saat uji

    termal-mekanis terjadi pada batas arang dan meningkat pada permukaan yang

    tidak terkena panas. Dengan kata lain, kekuatan tarik setelah uji termal ditentukan

    oleh permukaan atau volume komposit yang belum terkena panas (virgin).

    Semakin banyak luasan permukaan virgin, maka semakin besar kekuatan

    komposit tersebut untuk menahan gaya tarik yang diberikan kepadanya. Dari

    penjelasan diatas, komposit polyester-kenaf aditif MMT dengan fraksi berat

    sebesar 40% mampu menahan panas dan kekuatan tariknya melebihi komposit

    polyester-kenaf tanpa MMT akibat banyaknya luas permukaan virgin. Daerah

    batas arang dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

    Gambar 4.5 Foto makro patahan sampel uji komposit polyester-kenaf dengan

    aditif MMT 40% (% wt) pada suhu 150 o

    C, 200 o

    C dan 250 o

    C. Garis merah

    menunjukkan letak dimana batas arang.

    4.2.3 Kondisi Morfologi Komposit setelah Uji termal-mekanis

    Setelah Pengujian termal-mekanis, kondisi morfologi komposit

    meliputi berbagai bentuk patahannya serta efek dari pemanasan itu seperti

    terbentuknya lapisan arang pada komposit penting untuk dikaji. Karena

    melalui kondisi morfologi tersebut dapat menjelaskan mengenai fenomena

    termal-mekanis yang terjadi pada komposit. Selama pengujian yang dilakukan

    Batas arang

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    48/78

    29

    oleh penulis, bentuk patahan dari komposit kurang lebih sama dengan bentuk

    patahan dari ASTM D 3039 seperti dibawah ini :

    Gambar 4.6 Bentuk patahan yang sering terjadi pada pengujian komposit

    polimer .

    Dari gambar diatas, terdapat berbagai macam kode huruf yang perlu

    kita pahami. Huruf pertama menunjukkan tipe kegagalan dari komposit

    polimer, huruf kedua menunjukkan letak area kegagalan dari material tersebut

    sedangkan huruf yang ketiga menjelaskan tentang posisi kegagalan (lihat tabel2.5). Dari kiri dapat kita lihat bahwa pada gambar terdapat kode LGM yang

    berarti komposit mengalami kegagalan tipe lateral dengan luasan di sekitar

    gage dan lokasinya berada di tengahl. Sedangkan untuk kode AIT berarti

    kompsit mengalami tipe kegagalan sudut dengan luasan di dalam cekam

    terletak di lokasi atas. Kode LAT menunjukkan bahwa komposit gagal secara

    lateral pada cekam dan terletak pada lokasi atas. Kode XGM berarti bahwa

    komposit mengalami kegagalan explosive dengan luasan di sekitar gage dan

    posisinya berada di tengah. Kode DGM merupakan bentuk kegagalan

    komposit tipe delaminasi di sekitar gage dan posisinya terletak di tengah.

    Faktor- faktor yang mempengaruhi kegagalan diatas meliputi: (a)

    Kondisi pencekam jika konsentrasi tegangan berada pada pecekam dapat

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    49/78

    30

    dipastikan letak patahannya berada di sekitar pencekam, (b) Seberapa banyak

    rongga udara (void) pada komposit. Semakin banyak rongga udara maka

    kekuatan komposit semakin turun. (c) Besar Suhu Termal. Saat suhu berada di

    atas daya tahan termal komposit, komposit akan melunak saat pengujian tarik

    menyebabkan letak patahan berada di tengah. Hal ini dikarenakan penempatan

    pemanas (heater) pada posisi tengah sampel uji. Selain kegagalan patahan

    pada komposit yang dapat diindentifikasi melalui ASTM D 3039, kegagalan

    pada morfologi juga perlu diperhatikan secara seksama. Berikut ini

    merupakan salah satu bentuk kegagalan komposit setelah diberi perlakuan uji:

    Gambar 4.7 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif

    MMT 0% (%wt) setelah perlakuan suhu uji (dari kiri) 150o

    C, 200o

    C dan 250

    oC.

    Fiber pull out

    Arang (char)

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    50/78

    31

    (a)Penampang patahan

    (b)Letak patahan.

    Gambar 4.8 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif

    MMT 20% (%wt) setelah perlakuan suhu uji (dari kiri) 150 o

    C, 200 o

    C dan

    250oC.

    Fiber Pull Out

    DelaminasiFiber pull out

    Delaminasi

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    51/78

    32

    (a)Penampang patahan (dari kiri) pada suhu ruang, 50o

    C, 100oC, 150

    oC

    (b) Bentukpatahan pada (dari kiri) 150oC, 200

    oC dan 250

    oC

    Gambar 4.9 Foto makro sampel uji komposit polyester-kenaf dengan aditif

    MMT 40% (%wt) setelah perlakuan suhu uji termal-mekanis.

    Kegagalan panas mengakibatkan laminate menjadi bentuk arang,

    melunak dan degradasi pada matriks dan fiber organik, delaminasi dan

    pecahnya matriks (Mouritz, dkk., 2006). Komposit saat pengujian termal-

    mekanis pada penelitian ini umumnya mengalami pelunakan, degradasi

    Fiber break

    fiber pull out

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    52/78

    33

    matriks dan fiber organik, delaminasi serta pecahnya matrik saat dilakukannya

    pengujian termal-mekanis. Kegagalan panas pada morfologi komposit

    menyebabkan permukaannya menjadi arang setelah material dalam kondisi

    dingin.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    53/78

    34

    BAB 5. PENUTUP5.1 Kesimpulan

    Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Penambahan montmorillonite meningkatkan kekuatan tarik komposit matrik

    polyester dengan aditif partikel montmorillonite berpenguat serat kenaf (komposit

    kenaf-polyester aditif MMT), meskipun pada fraksi 10%, 20% dan 30% kekuatannya

    dibawah sampel kontrol.

    2. Secara umum, semakin tinggi suhu yang dipaparkan pada komposit maka kekuatan

    tarik komposit kenaf-polyester aditif MMT menurun secara drastis mulai 100o

    C.

    3. Daya tahan termal-mekanis terbaik pada komposit kenaf-polyester aditif MMT

    ialah fraksi berat MMT 40% dengan ketahanan termal hingga suhu 100oC

    4. Kondisi morfologi komposit kenaf-polyester aditif MMT setelah pengujian termal-

    mekanis mulai mengalami kegagalan panas yang dapat ditunjukkan melalui gambar

    seperti arang, melunak dan degradasi pada matriks dan fiber organik, delaminasi dan

    pecahnya matriks saat pengujian tarik pada suhu di atas 100o

    C.

    5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah:

    1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh sifat termal terhadap sifat

    mekanis yang berbeda seperti kekuatan bending, kekuatan tekan, kekuatan impact.

    2. Penelitian tentang komposit berbasis serat kenaf perlu dikembangkan mengingat

    potensi produksi kenaf yang melimpah di sekitar kita.

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    54/78

    35

    DAFTAR PUSTAKA

    Aji, I. S., S. M. Sapuan, E. S. Zainudin, dan K. Abdan. 2009. Kenaf Fibres as

    Reinforcement for Polymeric Composite a Review. International Journal of

    Mechanical and Materials Engineering (IJMME).4. 239-248.Dharminto. (2014). Metode Penelitian dan Penelitian Sampel. Retrieved 22 maret

    2014, from http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-

    _dharminto.pdfDiharjo, K., R. Afandi, A. Purwanto, N. S. Suharty, S. J. A. Nasir, B. H. Jihad, et al.

    2013. Hambatan Panas Komposit Serbuk Genteng Sokka Bermatrik

    Bisphenolik LP-1Q-EX 1-6.

    Diharjo, K., dan B. K. R. A. P. T. A. R. Andhika. 2013. Pengaruh Kandungan dan

    Ukuran Serbuk Genteng Sokka terhadap Ketahanan Bakar KompositGeopolimer. Jurnal Rekayasa Mesin.4. 27-34.

    Diharjo, K., dan Santoso. (2008, 22 November 2008). Pengaruh Orientasi Anyaman

    dan Density Kenaf Acak Terhadap Kekuatan Tarik Bahan KompositBerpenguat Serat Kenaf Anyam dan Acak. Paper presented at the Prosiding

    Seminar Nasional Teknoin, Yogyakarta.

    Du, Y., J. Zhang, dan Y. A. Xue. 2008. Temperature-duration Effects on TensileProperties of Kenaf Bast Fiber Bundles. Forest Product Journal.58. 59-65.

    Easby, R. C., S. Feih, C. Konstantis, G. L. Delfa, V. U. Miano, A. Elmughrabi, et al.

    2007. Failure Model for Phenolic and Polyester Pultrusions Under Load in

    Fire. Plastics, Rubber and Composites.36. 379-388.

    Feih, S., Z. Mathys, A.G.Gibson, dan A.P.Mouritz. 2007. Modelling the Tension and

    Compression Strengths of Polymer. Elsevier. 551-564.

    Issac, Z. S. M. N. B. K. M. H. D. H. 2012. Composites Laminates Effect of FibreTypes Cold-pressed Kenaf and Fibreglass Hybrid. World of Academy

    Science 71(Engineering and Science). 969-973.

    Justus. (2011). YUKALAC Unsaturated Polyster Resin. Retrieved 15 maret, 2014Khalid, N. H. A., J. M. Yatim, dan W. A. W. A. Rahman. (2011).Temperature Effect

    on Tensile Properties of Kenaf Bast Fiber.Paper presented at the Proceeding

    of 10th International Annual Symposium, Permai Hotel Kuala Terengganu,Kuala Terengganu.

    Kuroda, Y. X. S. K. K. H. T. K. S. 2009. Thermomechanical Properties of the

    Silanized-Kenaf Polystyrene Composites. Express Polymer Letters. 3. 657-

    664.Mashuri. 2007. Efek Termal dan Bahan Penggandeng (Coupling Agent) Silane

    Terhadap Kestabilan Mekanik Bahan Komposit Poliester Dengan Pengisi

    Partikulit SiC. Jurnal Sains Materi Indonesia.9. 40-45.

    Mouritz, A. P., dan A. G. Gibson. (2006). Fire Properties of Polymer CompositeMaterials (Vol. 143,

    http://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/5613/1/METODE_PENELITIAN_-_dharminto.pdf
  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    55/78

    36

    Onggo, H., W. Subowo, dan Sudirman. (2005). Analisis Sifat Termal Komposit

    Polypropylene Kenaf.Paper presented at the Prosiding Simposium Nasional

    Polimer V.Osman, E., A. Vakhguelt, S. Mutasher, dan I. Sbaski. 2012. Effect of Water

    Absorbtion on Tensile Properties of Kenaf Fiber Reinforced Unsaturated

    Polyester Composite. Sunaree J.Sci Technol.20. 183-195.Pepper, T. (2012). Polyester Resins. Ashland Chemical Company.

    Sreenivasan, S., S. Sulaiman, B. T. H. T. Baharudin, M. K. A. Ariffin, dan K. Abdan.

    2012.Recent Developments of Kenaf Fiber Reinforced Thermoset CompositesA Review.

    Tran Doang Hung, P. L., Dora Kroisova,Oleg Bortnovsky,Nguyen Thang Xiem.

    (2011).New generation of geopolymer composite for fire resistance: InTech.

    Wikipedia. (2014, 15 agustus 2014). Composite laminates. Retrieved 8 oktober,

    2014, fromhttp://en.wikipedia.org/wiki/Composite_laminatesYousif, Z. N. A. B. F. (2013). Thermal Degradation Study of Kenaf Fibre-Epoxy

    Composites Using Thermo Gravimetric Analysis. Paper presented at the 3rdMalaysian Postgraduate Conference (MPC2013).

    Yunus, S. (2011). Komposit Proses, Fabrikasi dan Aplikasi Jember: Jember

    University Press.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Composite_laminateshttp://en.wikipedia.org/wiki/Composite_laminateshttp://en.wikipedia.org/wiki/Composite_laminateshttp://en.wikipedia.org/wiki/Composite_laminates
  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    56/78

    37

    LAMPIRAN

    1. Tabel Data Hasil Pengujian Termal-Mekanis

    Aditif

    MMT

    Serat

    Kenaf

    Anyam

    (layer)

    Temperatur

    heaterData Primer tertinggi (kg) Kekuatan Tarik (MPa)

    wt (%) (oC) Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3

    0 1

    suhu ruang 27 82 69 2.12 6.44 5.42

    50 70 100 81 5.49 7.85 6.36

    100 78 69 11 6.12 5.42 0.86

    150 26 4 20 2.04 0.31 1.57

    200 12 11 14 0.94 0.86 1.10

    250 6 4 9 0.47 0.31 0.71

    10 1

    suhu ruang 53 39 29 4.16 3.06 2.28

    50 53 33 85 4.16 2.59 6.67

    100 57 69 52 4.47 5.42 4.08

    150 11 13 18 0.86 1.02 1.41

    200 19 7 9 1.49 0.55 0.71

    250 5 4 9 0.39 0.31 0.71

    20 1

    suhu ruang 18 64 63 1.41 5.02 4.94

    50 51 57 23 4.00 4.47 1.81

    100 44 65 49 3.45 5.10 3.85

    150 26 - 26 2.04 - 2.04

    200 12 11 9 0.94 0.86 0.71

    250 3 3 2 0.24 0.24 0.16

    30 1

    suhu ruang 17 72 69 1.33 5.65 5.42

    50 61 53 69 4.79 4.16 5.42

    100 55 54 51 4.32 4.24 4.00

    150 29 29 12 2.28 2.28 0.94

    200 10 9 9 0.78 0.71 0.71

    250 10 6 4 0.78 0.47 0.31

    40 1

    suhu ruang 121 90 106 9.50 7.06 8.3250 97 44 29 7.61 3.45 2.28

    100 22 42 80 1.73 3.30 6.28

    150 6 17 24 0.47 1.33 1.88

    200 10 4 6 0.78 0.31 0.47

    250 5 9 5 0.39 0.71 0.39

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    57/78

    38

    2. Gambar Sampel Uji Keseluruhan

    0% Aditif

    MMT (% wt)

    10% Aditif

    MMT (% wt)

    20% Aditif

    MMT (%wt)

    30% Aditif

    MMT (% wt)

    40% Aditif

    MMT (% wt)

    Suh

    uruang

    Suhu50oC

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    58/78

    39

    Suhu100oC

    Suhu150oC

    Suhu200oC

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    59/78

    40

    Suhu250oC

    3. Perhitungan Kekuatan Tarik

    Perhitungan kekuatan tarik pada tabel dengan keluaran data primer dengan

    satuan kg. Untuk mendapatkan kekuatan tarik, keluaran data primer harus dikonversi

    terlebih dahulu ke satuan Newton dengan perhitungan rumus sebagai berikut:

    Fmax= m. g (3)

    Dimana :

    Fmax= Gaya tarik tertinggi (N)

    m = gaya tarik pada komposit (kg)

    g = konstanta percepatan gravitasi sebesar 9,81 m/s2.

    Setelah didapatkan perhitungan gaya tarik maksimal, kekuatan tarik maksimal

    didapatkan dari persamaan (1) berikut ini :

    tu=Fmax/ A0 (Lihat halaman 12)

    Contoh :

    1) Diketahui keluaran data primer tertinggi pada komposit polyester-kenaf aditif

    MMT fraksi berat 0% dengan sebesar 27 kg. Berapakah gaya tarik maksimal

    (N) serta Kekuatan tarik yang akan didapatkan (MPa) ?Jawab :

    1) tu=Fmax/ A0

    = (m.g) / A0

    = (27. 9,81 ) / 125 mm2

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    60/78

    41

    tu = 264,87 N/ 125 mm2

    = 2,12 N/mm2

    = 2,12 MPa

    4. Tabel konversi mesh ke micron

    US Sieve Series Opening (m) US Sieve Series Opening (m)

    4

    5

    6

    7

    8

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    25

    30

    35

    4760

    40003360

    28302380

    200016801410

    11901000841707595

    500

    40

    4550

    6070

    80100120

    140170200230270

    325400

    420

    354297

    250210

    177149125

    105

    88746353

    4437

    Sumber :http://www.js-aoxin.com/en/shownews.asp?id=75(diakses 16 maret 2014)

    5. Rasio Pencampuran Larutan Matriks per sampel

    Bahan 0% wt 10% wt 20% wt 30% wt 40% wt

    Resin (ml)

    Hardener(ml)

    MMT (gr)

    32

    0,32

    -

    45

    0,45

    5

    40

    0,4

    10

    35

    0,35

    15

    36

    0.36

    24

    Catatan = Untuk pembuatan sampel dengan jumlah yang lebih banyak tinggal

    mengalikan saja dengan rasio diatas.

    http://www.js-aoxin.com/en/shownews.asp?id=75http://www.js-aoxin.com/en/shownews.asp?id=75http://www.js-aoxin.com/en/shownews.asp?id=75http://www.js-aoxin.com/en/shownews.asp?id=75
  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    61/78

    42

    6. Gambar bahan cetakan serta gambar teknik cetakan komposit

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    62/78

    43

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    63/78

    44

    7. Gambar Bahan - bahan untuk membuat sampel uji

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    64/78

    45

    8. Gambar perangkat tambahan penting untuk pembuatan komposit

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    65/78

    46

    9. Gambar perangkat tambahan penting untuk proses pengujian

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    66/78

    47

    10. Standard ASTM D 3039

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    67/78

    48

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    68/78

    49

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    69/78

    50

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    70/78

    51

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    71/78

    52

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    72/78

    53

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    73/78

    54

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    74/78

    55

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    75/78

    56

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    76/78

    57

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    77/78

    58

  • 7/25/2019 Print Skripsi Thermal Komposit September - Q 80

    78/78

    59