potensi novel remaja mutakhir (2000-an)...

7
POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BELAJAR APRESIASI PROSA BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER Renny Lutviana¹ Ida Lestari² Endah Tri Priyatni² Universitas Negeri Malang (UM), Jalan Semarang 5 Malang E-mail: [email protected] Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) karakteristik unsur intrinsik novel remaja mutakhir (2000-an), (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja mutakhir (2000-an), dan (3) potensi novel remaja mutakhir (2000-an) sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Hasil penelitian ini mendeskripsikan novel-novel yang berpotensi untuk pendidikan karakter dan telah disusun berdasarkan urutan novel yang paling berpotensi hingga ke novel yang kurang berpotensi. Novel yang paling berpotensi dapat digunakan langsung sebagai sumber belajar, diantaranya novel Cybercrime Fighters dan Jilbab Funky. Kata kunci: novel remaja, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, pendidikan karakter, pembelajaran apresiasi prosa This research is done with aimed to describing (1) an intrinsic element characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), (2) an extrinsic element characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), and (3) a potency of current adolescent novel (in year 2000s) as a learning source alternative of prose appreciation based on the character education. The result of this research in the form of the novels that appropriate to character education and had been arranged according to the sequance of novel that most potential to less potential novel. The most potential novel can be used directly as a learning source, such as Cybercrime Fighters and Jilbab Funky novel. Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element, character education, prose appreciation learning Karya sastra memiliki lingkup yang luas, yaitu segala sesuatu yang tercetak, termasuk berbagai buku ilmu pengetahuan. Namun, saat ini, karya sastra dikategorikan menjadi tiga genre, yakni puisi, drama, dan prosa. Novel merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Penghargaan dan penilaian terhadap karya sastra muncul mengiringi banyaknya karya sastra yang ¹ Renny Lutviana adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 2012. ² Ida Lestari dan Endah Tri Priyatni adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Upload: dangduong

Post on 05-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN)

SEBAGAI ALTERNATIF

SUMBER BELAJAR APRESIASI PROSA

BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER

Renny Lutviana¹

Ida Lestari²

Endah Tri Priyatni²

Universitas Negeri Malang (UM), Jalan Semarang 5 Malang E-mail: [email protected]

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) karakteristik unsur intrinsik

novel remaja mutakhir (2000-an), (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja

mutakhir (2000-an), dan (3) potensi novel remaja mutakhir (2000-an) sebagai

alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Hasil

penelitian ini mendeskripsikan novel-novel yang berpotensi untuk pendidikan

karakter dan telah disusun berdasarkan urutan novel yang paling berpotensi

hingga ke novel yang kurang berpotensi. Novel yang paling berpotensi dapat

digunakan langsung sebagai sumber belajar, diantaranya novel Cybercrime

Fighters dan Jilbab Funky.

Kata kunci: novel remaja, unsur intrinsik, unsur ekstrinsik, pendidikan karakter,

pembelajaran apresiasi prosa

This research is done with aimed to describing (1) an intrinsic element

characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), (2) an extrinsic element

characteristic of current adolescent novel (in year 2000s), and (3) a potency of

current adolescent novel (in year 2000s) as a learning source alternative of prose

appreciation based on the character education. The result of this research in the

form of the novels that appropriate to character education and had been arranged

according to the sequance of novel that most potential to less potential novel. The

most potential novel can be used directly as a learning source, such as

Cybercrime Fighters and Jilbab Funky novel.

Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element, character

education, prose appreciation learning

Karya sastra memiliki lingkup yang luas, yaitu segala sesuatu yang

tercetak, termasuk berbagai buku ilmu pengetahuan. Namun, saat ini, karya sastra

dikategorikan menjadi tiga genre, yakni puisi, drama, dan prosa. Novel

merupakan salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Penghargaan dan

penilaian terhadap karya sastra muncul mengiringi banyaknya karya sastra yang

¹ Renny Lutviana adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini

diangkat dari Skripsi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang,

2012.

² Ida Lestari dan Endah Tri Priyatni adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra

Universitas Negeri Malang.

Page 2: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

ada saat ini, termasuk novel, yang disebut sebagai apresiasi prosa. Saat ini,

apresiasi prosa sudah diajarkan kepada siswa di sekolah. Menurut Fowler (dalam

Ahmadi, 1990:96), pengajaran apresiasi prosa bertujuan untuk membangkitkan

generasi pembaca yang gemar membaca dan memahami makna yang disampaikan

pengarang melalui karyanya.

Pembelajaran apresiasi prosa saat ini dikembangkan menggunakan strategi

pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Hal ini sesuai dengan bunyi tujuan

nasional pendidikan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan

dan membentuk watak (Balitbang Kemendiknas, 2010:2). Pendidikan karakter

dapat diartikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter bangsa yang

positif kepada siswa dan diharapkan siswa dapat menanamkan dan

mengamalkannya pada kehidupan sehari-hari.

Saat ini, perilaku masyarakat banyak yang menyimpang dari norma dan

nilai yang berlaku, tak terkecuali perilaku pelajar saat ini. Meskipun hidup dalam

lingkungan pendidikan, perilaku siswa banyak yang melenceng dari norma. Hal

ini biasa disebut sebagai kenakalan remaja. Contoh kenakalan remaja yaitu

penyalahgunaan narkotika, pergaulan bebas, dan perkelahian antarpelajar. Karena

alasan inilah, pendidikan karakter diikutsertakan dalam berbagai mata pelajaran

agar nantinya dapat memberikan arahan kepada pelajar Indonesia agar senantiasa

berperilaku terpuji, termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia, guru diharuskan mengembangkan pembelajaran

berbasis pendidikan karakter, termasuk dalam pembelajaran apresiasi prosa, yakni

dengan mempertimbangkan pemilihan novel-novel yang berkualitas dan

mengandung pendidikan karakter yang penting untuk siswa.

Novel remaja merupakan novel/karya fiksi yang isinya mencerminkan

kehidupan sosial para remaja. Novel remaja mengangkat permasalahan yang tidak

rumit dan penyajiannya sederhana (Mahmud, 1987: 2). Novel remaja, seperti

halnya novel-novel yang bukan kategori novel remaja, memiliki unsur-unsur

instrinsik yang akan menentukan kualitas kesastraan dari novel tersebut. Menurut

Priyatni (2010:110), unsur intrinsik prosa fiksi yaitu tema, tokoh dan penokohan,

alur atau plot, gaya (style), latar, point of view, suasana cerita (mood, atmosphere,

tone). Ketujuh unsur inilah yang mempunyai peran penting dalam penciptaan

novel. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Wellek & Warren (dalam Pratiwi,

1991:46) yang menyatakan bahwa ketujuh unsur di atas adalah unsur yang

membangun novel. Selain itu, ada pendapat yang menyatakan bahwa amanat juga

termasuk dalam unsur intrinsik karena amanat erat kaitannya dengan tema

(Suroto, 1989:89). Tidak semua unsur bisa digunakan untuk melihat potensi

penidikan karakter yang ada dalam novel. Unsur-unsur intrinsik yang dapat

digunakan untuk melihat potensi novel yang sesuai untuk pendidikan karakter

adalah tema, amanat, tokoh dan penokohan, latar tempat, dan latar waktu.

Selain unsur instrinsik, novel juga memiliki unsur ekstrinsik, yakni unsur

yang berada di luar tubuh karya sastra (Suroto, 1989:138). Secara sederhana,

unsur ekstrinsik tidak ada dalam penyusunan kerangka novel. Namun, unsur-

unsur tersebut disertakan dalam novel. Unsur-unsur ekstrinsik yang dapat

digunakan untuk melihat potensi novel yang sesuai untuk pendidikan karakter

adalah nilai-nilai dan biografi pengarang.

Setelah melihat permasalahan dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) karakteristik unsur intrinsik

novel remaja mutakhir (2000-an), (2) karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja

Page 3: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

mutakhir (2000-an), dan (3) potensi novel remaja mutakhir (2000-an) sebagai

alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter. Penelitian

ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi pembelajaran apresiasi prosa

tentang novel-novel tahun 2000-an yang dapat digunakan sebagai alternatif

sumber belajar apresiasi prosa berbasis pendidikan karakter.

Metode

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian

ini menggunakan konteks alamiah dan data yang dikumpulkan berupa kata-kata,

bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat

diperlukan. Peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama. Peneliti merupakan

instrumen kunci, baik dalam pengumpulan data, analisis data, dan tafsiran makna.

Data penelitian ini berupa kata-kata paparan kebahasaan tentang rangkaian

peristiwa-peristiwa secara keseluruhan dalam novel-novel remaja mutakhir tahun

2000-an. Data penelitian ini dibagi menjadi dua, yakni data verbal dan data

nonverbal. Data verbal diambil dari dialog atau monolog tokoh, sedangkan data

nonverbal diambil dari narasi atau pendapat pengarang. Teknik yang digunakan

untuk pengumpulan data adalah dokumentasi. Peneliti mendokumentasikan novel-

novel yang telah dipilih sebagai sumber data dan lembar pengumpulan data.

Langkah kerja pengumpulan data dalam penelitian ini (1) diawali dari membaca

secara cepat dan kritis untuk memahami isi novel, (2) membaca dan menelaah

secara kritis sumber-sumber data yang dipilih, (3) menandai bagian-bagian dalam

sumber data yang potensial untuk dipilih sebagai data.

Analisis data dimulai dengan membaca teks novel-novel remaja mutakhir

tahun 2000-an. Kemudian dilanjutkan dengan pengidentifikasian jenis unsur

intrinsik dan ekstrinsik novel, kemudian yang terakhir adalah melihat potensi

novel-novel itu sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa berbasis

pendidikan karakter. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan untuk menguji data

yang diteliti agar hasilnya lebih akurat. Teknik pengecekan antara lain (1)

memperpanjang keikutsertaan, yakni dibaca berulang-ulang, (2) ketekunan

pengamatan, bermaksud untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci, (3) pengecekan sejawat, yakni

melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing atau teman sebagai bahan

pertimbangan.

Hasil

Berdasarkan kriteria yang telah disusun, ditemukan delapan novel remaja

yang sesuai dan dapat digunakan sebagai aletrnatif sumber belajar apresiasi prosa

yaitu (1) Fairish, (2) Dealova, (3) Rahasia Bintang, (4) Kintaholic, (5) FBI vs

CIA, (6) Unbelievable, (7) Cybercrime Fighters, dan (8) Jilbab Funky. Berikut ini

disajikan paparan data dan temuan penelitian dari unsur-unsur intrinsik novel

remaja muta Unsur intrinsik dalam novel meliputi tema, amanat, tokoh dan

penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya (style). Tema ditemukan setelah

menyusun pernyataan mengenai hal-hal yang ingin dicapai oleh tokoh. Tema yang

ditemukan ada empat. Novel Fairish, Dealova, Rahasia Bintang, dan Kintaholic

bertemakan impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras, novel FBI vs CIA

bertemakan kerja keras dapat membuahkan hasil yang diinginkan, novel

Unbelievable bertemakan persahabatan yang sejati didapat dari hati yang tulus,

Page 4: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

novel Cybercrime Fighters dan Jilbab Funky bertemakan kebaikan dapat

mengalahkan kejahatan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tema dalam novel remaja

mutakhir 2000-an yang diteliti yang paling dominan adalah tema impian dan cinta

dapat diraih melalui usaha keras.

Amanat ditentukan setelah menemukan tema. Amanat disusun berdasarkan

tema menggunakan kata himbauan, perintah, atau larangan. Novel Fairish,

Dealova, Rahasia Bintang, dan Kintaholic beramanatkan berusahalah dengan

keras agar impian dan cinta dapat tercapai, novel FBI vs CIA beramantkan

jangan mudah putus asa dan bekerja keraslah, novel Unbelievable beramanatkan

jangan bersahabat karena harta, tetapi karena hatinya, novel Cybercrime

Fighters dan Jilbab Funky beramanatkan jangan berbuat kejahatan karena

kejahatan hanya akan membawa celaka bagi pelakunya. Jadi, dapat disimpulkan

bahwa amanat yang paling banyak ditemukan adalah berusahalah dengan keras

agar impian dan cinta dapat tercapai.

Dari delapan novel yang diteliti, seluruh tokoh utamanya adalah remaja

yang masih menempuh pendidikan, baik SMP, maupun SMA. Tokoh bawahan

dalam novel remaja 2000-an antara lain orang tua, teman, guru, pacar, pembantu,

musuh (orang yang dibenci). Karakter yang dibawakan pun bervariasi sesuai

dengan sifat manusia pada umumnya, yakni baik dan buruk. Namun, karakter

tokoh dalam novel yang diteliti nampak selalu dominan, misalnya jika karakter

yang dibawakan tokoh adalah baik, maka semua sifatnya berkaitan dengan hal-hal

yang baik dan tidak memiliki sifat buruk sama sekali. Padahal, sifat seorang

manusia tidak hanya baik saja. Manusia pasti selalu mempunyai dua sisi dalam

dirinya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh utama novel remaja yang diteliti

adalah pelajar dan tokoh bawahannya adalah tokoh yang hidup dekat dengan

remaja pada umumnya yang memiliki karakter seperti manusia pada umumnya.

Latar ada tiga, yakni latar suasana, latar tempat, dan latar waktu. Namun,

latar yang digunakan untuk melhat potensi pendidikan karakter hanya dua, yaitu

latar tempat dan latar waktu. Latar waktu yang ditemukan sebagian besar bersifat

umum, yakni pagi, siang, sore, dan malam. Karena remaja, pada kenyataanya,

termasuk usia yang diwajibkan untuk menempuh sekolah, maka latar tempat yang

banyak ditemukan adalah lingkungan sekolah. Selain sekolah, latar tempat rumah

juga sering ditemukan.

Unsur ekstrinsik yang diteliti meliputi biografi pengarang dan nilai-nilai.

Dari paparan data dan pembahasan, terlihat bahwa latar belakang, pengalaman,

dan pengetahuan pengarang berdampak pada karya yang dihasilkan. Dari seluruh

biografi novel yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa nama lengkap, tempat dan

tanggal lahir selalu ada dalam biografi pengarang. Selain nama lengkap, tempat

dan tanggal lahir, tercantum juga hobi, pendidikan, keluarga, alasan berkarya,

karya lain yang pernah terbit, kegiatan yang pernah dilakukan, dan kegiatan yang

ditekuni saat ini. Meskipun penulisan biografi berbeda satu dengan yang lainnya,

tetapi isinya tidak pernah jauh dari kehidupan pengarangnya.

Nilai-nilai yang ada dalam novel juga mengarah pada nilai-nilai positif

yang bisa digunakan untuk pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Dalam

novel Fairish (Kinasih, 2004), nilai-nilai yang ditemukan yaitu religius, kerja

keras, cinta tanah air, dan peduli sosial. Nilai-nilai dalam novel Dealova

(Nuranindya, 2005) yaitu cinta damai, dan peduli sosial. Nilai-nilai dalam novel

Rahasia Bintang (Nuranindya, 2006) yaitu mandiri, peduli lingkungan, dan

tanggung jawab. Dalam novel Kintaholic (Angela, 2007), nilai-nilai yang

Page 5: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

dicantumkan yaitu jujur, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu,

bersahabat/komunikatif, gemar membaca, dan peduli sosial. Dalam novel FBI vs

CIA (Tan, 2008), nilai-nilai yang ditemukan yaitu kreatif, rasa ingin tahu, dan

tanggung jawab. Dalam novel Unbelievable (Efendi, 2009), nilai-nilai yang

ditemukan yaitu tanggung jawab. Nilai-nilai dalam novel Cybercrime Fighters

(Ayunda, 2010) yaitu religius, jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa

ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat/komunikatif, dan peduli sosial. Dalam novel Jilbab Funky (Santoso,

2011), nilai-nilai yang ditemukan yaitu religius, toleransi, disiplin, demokratis,

rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, cinta damai, dan gemar

membaca.

Pembahasan

Novel remaja mengangkat permasalahan yang tidak rumit dan

penyajiannya sederhana (Mahmud, 1987: 2). Permasalahan yang diangkat dalam

novel remaja tidak jauh dari kehidupan remaja pada kenyataannya, seperti

persahabatan atau percintaan, sehingga para pembaca yang sebagian besar adalah

remaja mudah untuk memahami isinya. Berdasarkan kriteria inilah ditemukan

delapan novel remaja yang sesuai sebagai alternatif sumber belajar apresiasi prosa

yaitu (1) Fairish, (2) Dealova, (3) Rahasia Bintang, (4) Kintaholic, (5) FBI vs

CIA, (6) Unbelievable, (7) Cybercrime Fighters, dan (8) Jilbab Funky.

Menurut pendapat Pratiwi (1991:53), tema mengandung pesan, pandangan,

atau prinsip yang ingin disampaikan pengarang. Cara sederhana untuk

menemukan tema adalah dengan membuat ringkasan novel, kemudian menyusun

rincian beserta alasan mengenai hal-hal yang ingin dicapai oleh tokoh protagonis.

Sebagai contoh, dalam novel Kintaholic (2007), hal yang ingin dicapai tokoh

utamanya adalah memiliki hubungan yang dekat dengan idolanya. Berbagai hal

dia lakukan supaya impiannya tercapai, termasuk belajar bahasa Jepang dengan

keras dan gigih mengikuti audisi film yang dibintangi tokoh idolanya. Dari

keempat novel ini dapat disimpulkan bahwa keempat tokoh protagonis itu

memiliki keinginan, impian, perasaan cinta yang kuat sehingga mampu membuat

tokoh melakukan apapun untuk menggapainya. Jadi, tema yang diangkat pada

novel tersebut adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras.

Amanat berhubungan erat dengan tema, maka amanat disusun berdasarkan

tema. Amanat dapat diartikan sebagai pandangan pengarang dalam memecahkan

masalah dalam karyanya. Menurut Suroto, (1989: 89) amanat berisi pesan positif

pengarang kepada pembaca. Contohnya, dalam novel Kintaholic, tema yang

diangkat adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras. Amanat yang

berhubungan dengan tema ini yaitu berusahalah dengan keras agar impian dan

cinta dapat tercapai!

Tokoh dalam novel merupakan unsur intrinsik yang paling mudah

ditemukan. Mengingat novel remaja merupakan novel yang berisi cerita seputar

kehidupan remaja, bisa dipastikan bahwa tokohnya adalah manusia dan manusia

pasti memiliki nama atau julukan. Namun, tidak semua nama yang terdapat dalam

novel dapat dikategorikan sebagai tokoh. Ada beberapa nama yang disebutkan

dalam novel tetapi tidak termasuk tokoh karena nama itu tidak menjadi pelaku

cerita atau tidak menggerakkan cerita. Hal ini sesuai pendapat Priyatni

(2010:110), bahwa tokoh adalah pelaku yang menggerakkan cerita. Setelah

diteliti, tokoh utama dalam novel remaja adalah remaja yang sedang menempuh

Page 6: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

pendidikan, baik pada jenjang SMP, maupun SMA. Hal ini nampak dari paparan

langsung dan tidak langsung dari pengarang.

Penjabaran karakter tokoh dilakukan dalam beberapa cara, yakni melalui

paparan langsung pengarang, dialog tokoh yang satu dengan yang lainnya,

perilaku tokoh, dan cara berpikir tokoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Pratiwi

(1991:48) bahwa pengarang menggambarkan karakter tokoh melalui paparan

langsung, sikap tokoh, atau dialog tokoh.

Latar tempat dipaparkan secara langsung dan tidak langsung oleh

pengarang. Ketika pengarang memaparkan secara langsung, pengarang akan

langsung menuliskan lokasi peristiwa itu terjadi, misalnya, di sekolah, di restoran,

dan di masjid. Untuk paparan secara tidak langsung, pengarang biasa menulis

dengan menggunakan deskripsi tentang lokasi saat peristiwa berlangsung.

Latar waktu yang digunakan dalam masing-masing novel yang diteliti

beragam. Pengarang tidak hanya menggunakan waktu seperti pagi, siang, sore,

dan malam, tetapi juga jam. Namun, penunjuk waktu berupa jam pun tetap

merujuk pada waktu pagi, siang, sore, atau malam. Dalam penulisan latar waktu,

pengarang juga menggunakan paparan langsung dan tidak langsung.

Biografi pengarang cukup menentukan corak karya yang dihasilkan oleh

pengarang (Nurgiyantoro, 2010:24), misalnya Ayunda Nisa Chaira (C-EB). Gadis

kecil ini adalah pengarang novel Cybercrime Fighters yang memiliki hobi

bermain internet. Hal inilah yang memengaruhi novel karangannya yang berisi

seputar masalah internet dan teknologi. Pengetahuan Ayunda tentang dunia maya

tidak hanya sebatas „tahu‟, terbukti dari nama-nama program website, cara

pembuatan website yang ia jabarkan dalam novel. Selain itu, dilihat dari usianya

yang bisa dikatakan remaja, karya Ayunda sesuai dengan usianya. Tokoh yang

ditulis Ayunda adalah siswa SMP yang usianya tidak jauh berbeda dengan

Ayunda saat novel ditulis.

Kaswardi (1993:20) berpendapat bahwa nilai adalah sesuatu yang abstrak

yang tidak dapat ditangkap dengan indra. Nilai hanya dapat dirasakan oleh

masing-masing individu yang bermanfaat untuk pedoman hidup. Artinya, nilai

berkaitan dengan hal yang baik yang dapat menuntun seseorang menjadi manusia

yang baik pula. Banyak nilai yang ditemukan dalam novel. Pada dasarnya, nilai

yang baik sangat banyak jumlahnya.

Semua novel remaja mutakhir 2000-an memiliki potensi sebagai alternatif

sumber belajar jika melihat KD apresiasi prosa yang ada pada jenjang SMP dan

SMA. Namun, tidak semua novel bisa berpotensi pada kedelapan belas

pendidikan karakter. Sebuah novel hanya berpotensi pada beberapa pendidikan

karakter saja. Dari kedelapan belas nilai pendidikan karakter yang telah dibahas,

dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter tidak hanya dilihat dari tokoh dan

penokohan saja, tetapi juga dari tema, amanat, latar (waktu dan tempat), nilai-

nilai, bahkan biografi pengarang. Novel yang paling berpotensi untuk pendidikan

karakter adalah novel yang berjudul Cybercrime Fighters karena memuat

pendidikan karakter yang lebih banyak dibandingkan novel-novel yang lain.

Novel ini juga dapat memberikan pendidikan karakter yang kuat sehingga dapat

memotivasi pembacanya agar mencontoh perilaku seperti yang ada dalam novel.

Simpulan dan Saran

Penelitian ini menghasilkan tiga temuan, yakni (1) karakteristik unsur

intrinsik novel remaja mutakhir (2000-an) yang berupa (a) tema yang banyak

Page 7: POTENSI NOVEL REMAJA MUTAKHIR (2000-AN) …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelA91E5CF0A19DDCCF5EAD64E... · Keywords: adolescent novel, intrinsic element, extrinsic element,

muncul adalah impian dan cinta dapat diraih melalui usaha keras, (b) amanat yang

banyak muncul adalah berusahalah dengan keras agar impian dan cinta dapat

tercapai, (c) tokoh utama masih remaja dan tokoh bawahannya adalah tokoh yang

dekat dengan kehidupan remaja, (d) penokohan sesuai dengan usia remaja, (e)

latar tempat dan latar waktu berkaitan dengan kehidupan sosial remaja, (2)

karakteristik unsur ekstrinsik novel remaja mutakhir (2000-an) yang berupa (a)

biografi pengarang yang mencerminkan hasil karyanya dan (b) nilai-nilai yang

bersifat positif, dan (3) novel yang berjudul Cybercrime Fighters adalah novel

yang paling berpotensi dugunakan sebagai alternatif sumber belajar apresiasi

prosa berbasis pendidikan karakter karena memiliki nilai pendidikan karakter

yang paling banyak daripada novel lainnya.

Bagi guru Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

belajar dalam melaksanakan pembelajaran apresiasi prosa. Dalam penelitian ini

sudah dicantumkan daftar novel yang sesuai untuk pembelajaran apresiasi prosa.

Guru bisa memilih novel sesuai dengan pendidikan karakter yang ingin

ditanamkan kepada siswa. Selain itu, novel yang disajikan sangat sesuai dengan

siswa SMP, maupun SMA karena berisi permasalahan seputar remaja. Jadi, dapat

dikatakan bahwa novel-novel yang diteliti ini “dekat” dengan kehidupan siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar-Mengajar Keterampilan Berbahasa dan

Apresiasi Sastra. Malang: YA 3.

Angela, P. 2007. Kintaholic. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ayunda. 2010. Cybercrime Fighters. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter

Bangsa. Jakarta: Balitbang Kemendiknas.

Efendi, W. 2009. Unbelievable. Jakarta: Gagas Media.

Kaswardi, Em. K. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kinasih, E. 2004. Fairish. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mahmud, K.K. 1987. Sastra Indonesia dan Daerah: Sejumlah Masalah. Bandung:

Angkasa.

Nuranindya, D. 2005. Dealova. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nuranindya, D. 2006. Rahasia Bintang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurgiyantoro, B. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Pratiwi, Y. 1991. Memahami Tujuan dan Materi Pengajaran Apresiasi Sastra.

Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan IKIP.

Priyatni, E.T. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:

Bumi Aksara.

Santoso, S. B. 2011. Jilbab Funky. Yogyakarta :Flash books.

Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan: Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Tan, S. 2008. FBI vs CIA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama