plagiarism checker x originality...

103
Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 17% Date: Sunday, May 03, 2020 Statistics: 4569 words Plagiarized / 26882 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- METODE PEMBELAJARAN PASRAMAN HINDU (Dalam Membentuk Karakter Anak Didik) Oleh: Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag., M.Pd.H Editor : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H Penerbit: Yayasan Gandhi Puri ISBN : 978-623-93011-0-1 Cetakan : 1 Januari 2020 KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puja dan Puji Syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kerta waranugrahaNya buku dengan judul “Metode Pembelajaran Pasraman Hindu (Dalam Membentuk Karakter Anak Didik)”, dapat penulis selesaikan dengan baik. Meskipun penulis akui, bahwa ada beberapa kelemahan dalam buku ini yang sekiranya perlu mendapatkan penyempurnaan dari penulis selanjutnya. Adapun buku ini sesungguhnya adalah hasil penelitian penulis di SMP Gurukula Bangli. Penelitian ini di khususkan menelisik secara mendalam penerapan metode Sad Dharma sebagai salah satu strategi pembelajaran yang berbasis ajaran agama Hindu. Melalui kajian tersebut, penulis berhasil membukukan beberapa hasil kajian yang boleh dikatakan kajian awal dalam pengembangan ilmu pendidikan agama Hindu. Dalam penerapannya, metode Sad Dharma ternyata memiliki kesejajaran dengan penerapan metode pembelajaran modern. Metode ini terdiri dari enam teknik yang dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran. Metode Dharma Wacana adalah metode yang dapat diaplikasikan guru melalui ceramah, Dharma Tula melalui diskusi, Dharma Santi dengn menekankan pada aspek perilaku welas asih, Dharma Gita dengan nyanyian suci Weda, Dharma Yatra yakni dapat dilakukan belajar untuk mengunjungi tempat-tempat suci, dan Dharma Sadhana adalah belajar untuk siswa menjadi peka terhadap lingkungan sosial.Berkenaan dengan hal tersebut, diharapkan nantinya pembelajaran dapat mencapai tujuan sebagaimana yang

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 17%

Date: Sunday, May 03, 2020

Statistics: 4569 words Plagiarized / 26882 Total words

Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.

-------------------------------------------------------------------------------------------

METODE PEMBELAJARAN PASRAMAN HINDU (Dalam Membentuk Karakter Anak Didik)

Oleh: Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag., M.Pd.H Editor : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag.,

M.Pd.H Penerbit: Yayasan Gandhi Puri ISBN : 978-623-93011-0-1 Cetakan : 1 Januari

2020 KATA PENGANTAR Om Swastyastu Puja dan Puji Syukur penulis haturkan

kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, atas asung kerta

waranugrahaNya buku dengan judul “Metode Pembelajaran Pasraman Hindu (Dalam

Membentuk Karakter Anak Didik)”, dapat penulis selesaikan dengan baik.

Meskipun penulis akui, bahwa ada beberapa kelemahan dalam buku ini yang sekiranya

perlu mendapatkan penyempurnaan dari penulis selanjutnya. Adapun buku ini

sesungguhnya adalah hasil penelitian penulis di SMP Gurukula Bangli. Penelitian ini di

khususkan menelisik secara mendalam penerapan metode Sad Dharma sebagai salah

satu strategi pembelajaran yang berbasis ajaran agama Hindu.

Melalui kajian tersebut, penulis berhasil membukukan beberapa hasil kajian yang boleh

dikatakan kajian awal dalam pengembangan ilmu pendidikan agama Hindu. Dalam

penerapannya, metode Sad Dharma ternyata memiliki kesejajaran dengan penerapan

metode pembelajaran modern. Metode ini terdiri dari enam teknik yang dapat

diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.

Metode Dharma Wacana adalah metode yang dapat diaplikasikan guru melalui

ceramah, Dharma Tula melalui diskusi, Dharma Santi dengn menekankan pada aspek

perilaku welas asih, Dharma Gita dengan nyanyian suci Weda, Dharma Yatra yakni dapat

dilakukan belajar untuk mengunjungi tempat-tempat suci, dan Dharma Sadhana adalah

belajar untuk siswa menjadi peka terhadap lingkungan sosial.Berkenaan dengan hal

tersebut, diharapkan nantinya pembelajaran dapat mencapai tujuan sebagaimana yang

Page 2: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

termaktub dalam UU Sisdiknas, dan dalam upaya untuk menumbuhkembangkan potensi

siswa agar cerdas secara holistik. Meskipun demikian, buku ini sangatlah jauh dari

kesempurnaan dalam penulis menganalisis data yang sudah penulis dapatkan.

Untuk itu, kiranya saran dan kritik yang membangun diperlukan guna menyempurnakan

hasil karya ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan, diakhir pengantar ini saya

ucapkan terimakasih kepada semua pihak sehingga buku ini terbit dan dapat

memperkaya kasanah referensi pembaca yang budiman. Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, Januari 2020 Penulis, DAFTAR ISI PENDAHULUAN ~ 1 Pentingnya Metode

Sad Dharma dalam Pembelajaran ~ 1 Metode Sad Dharma ~ 4 Pendidikan Agama

Hindu dan Budi Pekerti ~ 7 BAB II SEKILAS TENTANG SMP GURUKULA BANGLI ~ 10 Visi,

Misi, Tujuan dan Sasaran SMP Gurukula Bangli ~ 10 Kurikulum SMP Gurukula Bangli ~

14 Muatan Lokal ~ 18 Pengembangan Diri ~ 19 Pendidikan Kecakapan Hidup ~ 22

Pengaturan Beban Belajar ~ 31 Ketuntasan Belajar ~ 33 Mutasi Siswa ~ 40 Program

Pengembangan Diri ~ 41 Letak Geografis SMP Gurukula Bangli ~ 45 Keadaan Sekolah

SMP Gurukula Bangli ~ 46 Keadaan Siswa dan Guru SMP Gurukula Bangli ~ 49 BAB III

PENERAPAN METODE SAD DHARMA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

HINDU DAN BUDI PEKERTI ~ 52 Metode Dharma Wacana ~ 53 Metode Dharma Tula ~

56 Metode Dharma Santi ~ 62 Metode Dharma Gita ~ 64 Metode Dharma Sedana ~ 69

Metode Dharma Yatra ~ 75 Penerapan Metode Sad Dharma Melalui Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ~ 78 BAB IV KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM

PENERAPAN METODE SAD DHARMA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

HINDU DAN BUDI PEKERTI ~ 88 Kendala Internal ~ 88 Kendala Eksternal ~ 100 BAB V

IMPLIKASI PENERAPAN METODE SAD DHARMA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI ~ 110 Implikasi Terhadap Sikap Spiritual ~ 110

Implikasi Terhadap Sikap Sosial ~ 122 Implikasi Terhadap Sikap Kognitif ~ 150 Implikasi

Terhadao Sikap Psikomotorik ~ 153 BAB VI SIMPULAN ~ 159 Simpulan ~ 159

Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad

Dharma dalam Pembelajaran Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Bab II merumuskan tentang dasar,

fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam upaya mengembangkan pendidikan di

Indonesia menjadi lebih baik.

Dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Keberhasilan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh banyak faktor, beberapa

faktor yang dapat mendukung keberhasilan tersebut seperti kualitas sumber daya

manusia (SDM), sarana dan prasarana pendukung, serta ketepatan dari kurikulum yang

digunakan.

Page 3: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Dengan adanya pergantian kurikulum tampaknya belum sepenuhnya pendidikan di

negeri ini mampu melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya cerdas secara

intelektual, tetapi juga cerdas secara emosional, spiritual dan sosial bahkan yang

seringkali terjadi pergantian kurikulum ini terkesan kurang diolah atau dipersiapkan

secara matang sehingga pada pelaksanaannya di lapangan terjadi kekacauan atau

banyak kelemahan-kelemahan.

Kurikulum mempunyai peran yang sangat penting dalam pendidikan formal. Bahkan

kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses

pendidikan, serta kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan

dari pendidikan itu sendiri, karena peran kurikulum sangat penting, maka menjadi

tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan (Arifin, 2011 : 13).

Berkaitan dengan perubahan kurikulum, tentu berimplikasi terhadap perubahan standar

isi atau struktur kurikulum, standar proses dan standar penilaian dalam pendidikan.

Dengan adanya perubahan tersebut di dalam proses belajar mengajar di kelas, namun

tidak banyak guru yang paham dan mampu mengimplementasikan perubahan tersebut

dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam penggunaan metode pembelajaranSelain

itu, pemahaman guru tentang setiap perubahan yang ada, kondisi siswa juga sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan pendidikan.

Pada jenjang pendidikan menengah atau SMP, kondisi peserta didik sangat labil,

sehingga menuntut kompetensi guru yang lebih profesional dalam mengahadapi

peserta didik. Salah satu bagian kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik yang

didalamnya memuat tentang penggunaan metode pembelajaran. Setiap guru

menghendaki proses pembelajaran yang dilaksanakan bisa berlangsung secara efektif

dan efisien, namun kenyataan yang ada kadangkala para guru khususnya guru Agama

Hindu mengalami kesulitan untuk menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan efektif.

Banyak faktor yang kurang representative seperti: kualitas sumber daya manusia, minat

belajar siswa, dan metode yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014 tentang struktur

kurikulum tahun 2013 yang didalamnya memuat tentang metode pembelajaran yang

diterapkan dalam pembelajaran pendidikan Agama Hindu dan budi pekerti yang

memuat ada enam strategi yang dalam konsep Agama Hindu di sebut dengan sad

dharma antara lain: dharma wacana, dharma tula, dharma santi, dharma yatra, dharma

gita dan dharma sadhana.

Page 4: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Namun dalam implementasinya belum sepenuhnya metode tersebut diterapkan oleh

guru-guru Agama Hindu. Adanya sebuah perubahan kurikulum yang berimplikasi

terhadap penggunaan metode pembelajaran yang belum mampu menjawab tujuan dari

pembelajaran pendidikan agama Hindu secara utuh menandakan bahwa masih terjadi

sebuah ketumpang tindihan dari perubahan tersebut, artinya belum terjadi sinergi yang

tepat antara perubahan kurikulum dengan keberadaan kurikulum.

Terlebih lagi dengan adanya metode sad dharma ini tentunya sangat berdampak

terhadap situasi pembelajaran di kelas dan mutu pendidikan secara umum. Dalam

penerapan metode yang baru tentu terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi

serta berimplikasi terhadap peserta didik. Secara pragmatis penelitian ini diharapkan

mampu menghasilkan suatu model pengembangan metodologi pendidikan Agama

Hindu dengan menggunakan metode sad dharma yang bisa diterapkan di

sekolah-sekolah umum dan sekolah-sekolah yang bernuansa Hindu serta sekolah

pasraman yang sedang dirancang oleh Direktorat Jenderal Kementerian Agama

Republik Indonesia sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

56 Tahun 2014.

Metode Sad Dharma Metode Sad Dharma sebagai metode pembinaan umat Hindu dan

metode pendidikan Agama Hindu merupakan metode atau cara yang digunakan untuk

menanamkan nilai-nilai pendidikan agama Hindu kepada umat, sehingga nilai-nilai

pendidikan agama adalah menjadi bahagia penting dalam diri setiap umat Hindu. Ada

enam metode pendidikan agama yang disebut dengan istilah Sad Dharma yaitu. 1.

Dharma Wacana merupakan metode penerangan Agama Hindu yang disampaikan

kepada setiap umat Hindu dan berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Kegiatan

penerangan Agama Hindu pada masa lalu disebut dengan Upanisada. Upanisada atau

upanisad mengandung arti yang bersifat “Rahasyapadesa” dan Upanisada merupakan

bagian dari kitab Sruti. 2.

Dharmag?t? berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu dari dua perkataan dharma dan gita.

Dharma adalah kata benda maskulinum yang artinya : kebenaran, kebajikan, agama. Gita

adalah bahasa sanskerta dalam bentuk perfect Passive participle, jenis kelamin netrum

yang berarti nyanyian, atau lagu. Kamus Sanskerta Indonesia (Surada,2011: 99).

Berdasarkan dari arti kata antara kedua perkataan ini maka Dharmag?t? itu dapat

diartikan nyanyian-nyanyian kebenaran atau kebajikan dalam agama Hindu. 3. Dharma

tula adalah metode pendalaman ajaran agama Hindu yang dilakukan melalui diskusi

agama untuk mendapatkan kesamaan persepsi untuk meningkatkan Sradha dan

nilai-nilai yang dianut. Dharma tula adalah tehnik yang di anjurkan oleh PHDI untuk

Page 5: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

menanamkan konsep- konsep pemahaman ajaran agama Hindu (Jendra. 1998).

Adapun kata Tula berasal dari bahasa Sansekerta artinya perimbangan, keserupaan, dan

bertimbang. Dharma Tula berarti bertimbang, berdiskusi atau berembug atau temu

wicara tentang ajaran-ajaran Agama Hindu. 4. Dharma Yatra terdiri dari dua kata yaitu

Dharma dan Yatra.

Dharma artinya kebenaran, atau peraturan- peraturan suci untuk menuntun umat Hindu

dalam mencapai kesempurnaan hidup seperti bertingkah laku yang baik dan budi

pekerti yang luhur. Sedangkan Yatra berarti perjalanan suci. Dharma Yatra merupakan

perjalanan suci dengan diikuti diskusi-diskusi tentang Dharma atau agama, dengan kata

lain dharma yatra perjalanan suci disertai pendidikan tentang dharma.

Dharma Yatra merupakan usaha yang dilakukan dalam meningkatkan pemahaman dan

mengamalkan ajaran Agama Hindu dengan berkunjung ke tempat-tempat suci baik

yang bertempat dipegunungan atau di tepi pantai atau sungai. 5. Dharma Santi adalah

menjalin kebersamaan, menjalin rasa senasib sepenanggungan sebagai umat manusia

yang harus saling menjaga, saling menghormati, itu bisa dilakukan dengan Dharma

Wacana, Dharma Tula dan saling kunjung-mengunjungi.

Dimana tujuan dari dharma santi adal ah mencapai kedamaian dengan jalan kebenaran

sehingga akan memperoleh kesadaran bahwa manusia itu adalah makhluk sosial. 6.

Wirawan (2007: 5) menjelaskan Dharma Sadhana ialah latihan atau pengamalan untuk

merelisasikan suatu keyakinan, atau pembinaan dalam bentuk peraktek ajaran dharma

Agama Hindu, penerapannya ialah ajaran Catur Marga.

Pembagian dari Catur Marga ialah, Bhakti Marga merupakan suatu usaha untuk

menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) dengan

mengutamakan penyerahan diri dan Pencurahan rasa Bhakti, Karma Marga adalah suatu

usaha untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa melalui kerja

tanpa terlalu mengharapkan hasilnya untuk kepentingan diri sendiri, Jnana Marga suatu

usaha untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan

mengutamakan akal untuk membangkitkan kesadaran spiritual, Raja Marga adalah

suatu usaha untuk menghubungkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan

mengutamakan pengendalian diri dan konsentrasi (Tim Penyusun, 2007: 32).

Berdasarkan hal tersebut di atas, Sad Dharma yang dimaksud pada penelitian ini adalah

metode-metode pengajaran agama Hindu yang tujuannya untuk mengaktualisasikan

ajaran-ajaran agama sehingga terciptanya keharmonisan dalam kehidupan beragama,

yangmana pada kurikulum 2013 Sad Dharma dijadikan sebagai strategi pembelajaran

Page 6: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

agama Hindu di sekolah.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Pengertian Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama

dan Pendidikan Keagamaan, pada pasal 2 ayat 1 disebutkan bahwa, “Pendidikan Agama

berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Sang

Hyang Widhi Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian

dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama”.

Pendidikan agama merupakan pendidikan yang berfungsi untuk membentuk karakter

manusia Indonesia yang memiliki ?raddh? dan bhakti. Pendidikan Agama Hindu dan

Budi Pekerti memiliki berbagai konsep untuk meyiapkan peserta didik dalam

menghadapi perkembangan zaman. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa (2008: 215) kata budi mempunyai arti alat batin yang dapat membedakan

yang baik dan buruk.

Adapun kata pekerti berarti tingkah laku, perangai, akhlak. Jadi budi pekerti berarti

suatu tingkah laku yang positif dan mampu menimbang antara yang baik dan buruk. 1.

Kibab suci Veda sebagai sumber pembelajaran Pendidikan Agama Hindu sehingga

peserta didik diharapkan mampu: a. Membentuk peserta didik yang memiliki ?raddh?

dan bhakti yang tercermin dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Dengan mengamalkan

ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membentuk peserta didik yang memiliki karakter yang baik. c. Mencerdaskan

kehidupan bangsa dan menciptakan peserta didik sebagai anggota masyarakat yang

bertanggung jawab. d. Membentuk moral peserta didik dalam menghadapi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Ruang Lingkup Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Adapun Ruang Lingkup

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang Sekolah Menengah Pertama

menekankan pada Tri Kerangka Dasar Agama Hindu seperti Tattwa, Su??la, dan ?cara,

yang diwujudkan melalui proses pembelajaran, dan diintegrasikan dengan menerapkan

konsep Tri Hita Karana sebagai berikut: 1. Hubungan yang harmonis antara manusia

dengan Sang Hyang Widhi. 2. Hubungan yang harmonis antara manusia dengan

manusia. 3.

Hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam lingkungan. Konsep pendidikan

Agama Hindu dan Budi Pekerti dalam penelitian ini adalah salah satu mata pelajaran

yang diterapkan pada kurikulum 2013 dan berfungsi untuk membentuk manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta berakhlak mulia.

Page 7: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

BAB II SEKILAS TENTANG SMP GURUKULA BANGLI Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran SMP

Gurukula Bangli Setiap lembaga pendidikan memiliki visi dan misi yang jelas sebagai

sasaran capaian lembaga pengembangan pendidikan. Visi adalah berhubungan dengan

vision atau tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, dan misi adalah segala upaya yang

dilakukan lembaga pendidikan dalam mencapai visi tersebut. SMP Gurukula Bangli yang

berada di Kabupaten Bangli sebagai lembaga pendidikan memiliki pula visi, misi, tujuan

dan sasaran yang jelas.

Adapun hal tersebut dapat disimak dalam deskripsi berikut. 1) Visi Sekolah Visi

merupakan imajinasi moral yang dijadikan dasar rujukan dalam menentukan tujuan

masa depan khususnya diharapkan oleh sekolah. Visi sekolah harus berada dalam

koridor pembangunan pendidikan secara nasional tetapi disesuaikan dengan potensi

dari sekolah itu sendiri dan aspirasi masyarakat disekitarnya.

Secara sederhana visi SMP Gurukula Bangli adalah: “Terwujudnya Sumber Daya Manusia

Hindu yang Berkualitas, Berdaya Saing Tinggi dan Tangguh Dilandasi Filosofi

“Vasudhaiva Kutumbakam”. Kemudian adapun indikator visi meliputi beberapa hal,

yakni sebagai berikut. 1. Terwujudnya kurikulum sekolah yang relevan dengan

kebutuhan lokal, nasional, dan global; 2. Terwujudnya pendidikan yang bermutu dan

berdaya saing tinggi; 3.

Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, dan efesien; 4. Terwujudnya standar

pendidik dan tenaga kependidikan yang refresentatif; 5. Terwujudnya lulusan yang

cerdas, kompetitif, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa; 6. Terpenuhinya fasilitas

pendidikan yang mendukung pembelajaran yang bermutu; 7. Terwujudnya prestasi

akademik dan non akademik yang kompetitif; 8.

Terwujudnya sikap mental dan moral spiritual yang menjunjung tinggi nilai-nilai

Ketuhanan, toleransi, kebinekaan, dan budaya dengan konsep Vasudaiva Kutumbakam;

9. Terwujudnya standar pengelolaan pendidikan sesuai dengan SNP; 10. Terwujudnya

standar penilaian pendidikan sesuai dengan SNP; 2) Misi Sekolah Misi adalah

penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan

untuk mewujudkan visi tersebut dengan demikian misi dapat dikatakan bentuk layanan

untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan berbagai indikator.

1. Terwujudnya pengembangan kurikulum sesuai dengan standar Isi; 2. Terwujudnya

mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan masyarakat. 3.

Terwujudnya mutu lulusan agar mampu berkompetisi dalam menghadapi kehidupan

nyata. 4. Terwujudnya potensi dalam bidang ekstrakurikuler sesuai dengan potensi yang

Page 8: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dimiliki. 5.

Menyelenggarakan program pendidikan yang senantiasa berakar pada sistem nilai adat

istiadat, agama dan budaya masyarakat dengan tetap mengikuti perkembangan dunia

luar. 6. Membangun intelektualitas dan moralitas umat berdasarkan Tri Hita Karana dan

Tri Kaya Parisudha. 7. Meningkatkan kerukunan dan solidaritas umat berdasarkan

“salunglung sabayantaka, paras paros sarpanaya”.

3) Tujuan Sekolah Bertitik tolak dari visi dan misi SMP Gurukula Bangli dapat

dirumuskan tujuan sekolah. Visi dan misi dapat dikaitkan dengan jangka waktu

menengah yaitu sekitar 4 (empat) tahun. Untuk tercapainya target dari visi dan misi

maka diperlukan tujuan yang diharapkan.

Tujuan pada dasarnya merupakan tahapan langkah- langkah untuk mewujudkan visi dan

misi yang telah dirumuskan. Tujuan tidak mesti mengandung seluruh misi dari pada

sekolah namun sebagian dari misi sekolah dapat dirumuskan sebagai tujuan. Rumusan

tujuan dari SMP Gurukula Bangli antara lain: a.

Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru dan melakukan pembinaan

pada calon siswa terlebih-lebih semua siswa diasramakan. b. Meningkatkan jumlah dan

kualifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran yang

berkualitas. c. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana dan program pendidikan

untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa. d.

Menjalin kerjasama (networking) dengan lembaga, instansi terkait masyarakat dan dunia

usaha/industri dalam rangka pengembangan program pendidikan yang berakar pada

budaya bangsa dan mengikuti perkembangan IPTEK e. PBM yang mengarah pada

program pembelajaran berbasis kompetensi f. Meningkatkan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat siswa 4) Sasaran Berdasarkan

hasil pengamatan atas situasi SMP Gurukula Bangli dapat ditunjukkan tantangan nyata

yang digunakan untuk dirumuskan sasaran dari pada sekolah yang bersangkutan, yang

menggambarkan secara kualitas dapat dicapai dan diukur agar mudah melakukan

evaluasi keberhasilan.

Sasaran sekolah sering disebut tujuan jangka pendek misalnya 1 tahun dengan demikian

perumusan sasaran sekolah adalah tahapan pendek misalnya untuk mencapai tujuan

sekolah dengan pertimbangan-pertimbangan skala prioritas dan situasi serta kondisi

sekolah. SMP Gurukula Bangli menetapkan sasaran untuk tahun 2016/2017 sebagai

berikut: a. Rata-rata pencapaian nilai semesteran 2016/2017 adalah minimal 76 b.

Page 9: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Memantapkan kelompok kesenian dan olahraga yang bisa tampil ditingkat

Kabupaten/Propinsi c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan- kegiatan

Piodalan di pura terkait, Purnama Tilem dan hari Suci Saraswati. Meningkatkan wawasan

berbudi pekerti luhur dan pembelajaran unggulan siswa asrama melalui pemantapan

dan pembinaan materi-materi pelajaran Budi Pekerti, Weda, Bahasa Sanskerta, Yoga dan

lainnya sehingga dapat menghindarkan perilaku menyimpang.

Kurikulum SMP Gurukula Bangli Alat pendidikan berupa kurikulum memiliki peranan

yang penting dalam sistem pendidikan. Kurikulum hadir sebagai origint point (titik

point) penyelenggaraan pendidikan sehingga dalam proses pembelajaran kurikulum

selalu dijadikan basis edukatif di dalam mengupayakan tujuan pembelajaran

(pendidikan).

Berkenaan dengan hal tersebut, banyak para ahli pendidikan menyatakan bahwa

pembelajaran merupakan “implementasi” kurikulum (Dimiyati,2013: 286). Dengan

Kemudian kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran yang di dalamnya ada

recana kegiatan pembelajaran, hasil belajar dan pengalaman belajar (Djamrah, 2013: 65).

Berdasarkan atas hal tersebut kurikulum SMP Gurukula Bangli adalah seperangkat alat

pembelajaran yang di dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran, hasil belajar dan

pengalaman belajar dalam strukturasi yang jelas. 1) Struktur Kurikulum SMP Gurukula

Bangli merupakan sekolah pelaksana kurikulum 2013. Oleh karena itu struktur dan

muatan Kurikulum untuk SMP Gurukula disusun berdasarkan Kurikulum 2013 sebagai

berikut.

Tabel 1 Struktur Kurikulum SMP Gurukula Bangli MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU

BELAJAR PER MINGGU VII VIII IX Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3

3 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 4.

Matematika 5 5 5 5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 7.

Bahasa Inggris 4 4 4 Kelompok B 1. 1.1 Seni Budaya 1.2 Mutan Lokal Bahasa Bali 3 2 3 2

3 2 2.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3 3. Prakarya 2 2 2 4. Bahasa

Sanskerta 2 2 2 Jumlah JP Kelompok A dan B per Minggu 42 42 42 (Sumber: Kurikulum

SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017) 2) Muatan Kurikulum Muatan Kurikulum SMP

Gurukula Bangli adalah meliputi Mata pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri,

Pengaturan Beban belajar, Kreteria Ketuntasan Belajar, ketentuan Mengenai Kenaikan

Kelas dan Kelulusan, Pendidikan kecakapan Hidup dan pendidikan Berbasis keunggulan

Lokal dan Global, Mutasi siswa, serta pendidikan karakter Bangsa Mata Pelajaran Mata

pelajaran beserta alokasi waktu berpedoman pada struktur kurikulum di atas. Adapun

Page 10: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

struktur mata pelajaran meliputi beberapa hal sebagai berikut. a.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Meliputi :Pendidikan Agama Hindu di SMP Gurukula

Bangli menekankan ciri khas ke-Hinduan yang menggunakan konsep Weda didalamnya

(vasu daiva kutumbakam) dunia adalah sebuah kluarga Tujuan :Memberikan

pemahaman terhadap siswa tentang peranan pendidikan agama Hindu dalam

menumbuhkembangkan wujud sradha dan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

berpegang teguh pada norma-norma agama. b.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Tujuan :Memberikan pemahaman terhadap

siswa tentang kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman

rasa persatuan dan kesatuan. c. Bahasa Indonesia Tujuan : Membina keterampilan

berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat

komunikasi dan sarana pemahaman terhadap IPTEK d.

Bahasa Inggris Tujuan :Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara

lisan dan tertulis untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era

globalisasi. e. Matematika Tujuan : Memberikan pemahaman logika dan kemampuan

dasar matematika dalam rangka penguasaan IPTEK. f. Ilmu Pengetahuan Alam Meliputi

:Fisika dan Biologi Tujuan :Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa

untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK. g.

Ilmu Pengetahuan Sosial Meliputi:Sejarah, Ekonomi dan Geografi Tujuan :Memberikan

pengetahuan sosio cultural masyarakat yang majemuk, mengembangkan kesadaran

hidup bermasyarakat serta memiliki ketrampilan hidup secara mandiri. A. Seni Budaya

Meliputi : Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater. Tujuan : Mengembangkan

apresiasi seni, daya kreasi dan kecintaan pada seni budaya nasional. B.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tujuan : Menanamkan kebiasaan hidup

sehat, meningkatkan kebugaran dan ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan

rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan percaya diri pada siswa. C. Prakarya

Meliputi:Ketrampilan dan kerajinan. Tujuan :Memberikan keterampilan di bidang

kerajinan tangan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.

Muatan Lokal Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler yang dilaksanakan untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi yang

dimiliki oleh masing-masing daerah. Muatan lokal yang dipilih adalah Sesuai dengan

keputusan Gubernur Bali dalam melestarikan Budaya Bali, maka Bahasa Bali dan Budi

Pekerti merupakan muatan lokal yang wajib diberikan pada semua jenjang pendidikan,

sedangkan muatan lokal pilihan yaitu Kesenian meliputi Seni Tabuh, Tari dan seni

Page 11: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

lainnya serta Bahasa Sanskerta, merupakan kekhasan dan keunggulan dari SMP

Gurukula Bangli. a. Mulok: Bahasa Bali Tujuan :Untuk mengembangkan kompetensi

berbahasa Bali untuk melestarikan Bahasa Bali b.

Mulok Pilihan : Sanskerta Tujuan :Untuk mengembangkan kompetensi berbahasa

Sanskerta untuk melestarikan bahasa dan mempermudah mempelajari ajaran Weda.

Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar

mata pelajaran sebagai bagian inti dari penerapan kurikulum sekolah yang dilakukan

melalui kegiatan ekstrakulikuler dan lain-lain untuk menggali potensi yang dimiliki oleh

peserta didik.

Pengembangan diri yang diberikan kepada peserta didik disamping berdasarkan minat

dan bakat peserta didik juga didasarkan pada kebutuhan ditingkat sekolah, persiapan

lomba-lomba ditingkat lokal maupun nasional, dan memberi bekal pengentahuan serta

ketrampilan bagi kehidupanya dimasa yang akan datang. Pengembangan diri dalam

bentuk ekstra kurukuler di kelas VII dan VIII terdiri dari ekstra kurikuler wajib yaitu

pramuka dan ekstra kurikuler pilihan berdasarkan minat dan bakat peserta didik.

Adapun pengembangan diri yang diselenggarakan di SMP Gurukula Bangli adalah

sebagai berikut. 1. Kegiatan Terprogram A.

Pelayanan Konseling Meliputi 1) Pengembangan kehidupan pribadi 2) Pengembangan

kemampuan sosial 3) Pengembangan kemampuan belajar 4) Pengembangan wawasan

dan perencanaan karir B. Ekstra kurikuler meliputi: Ekstra kurikuler wajib adalan Pramuka

sedangkan ekstra kurikuler pilihan meliputi: 1) Kelompok seni budaya dan keagamaan a.

Seni tari b. Seni Tabuh c. Seni sastra d. Mejejahitan e. Dharma gita f. Canting Bagawad

Gita g. Bahasa Sanskerta h.

Yoga 2) Kelompok Organisasi sosial kemasyarakatan a. Pramuka b. Paskibra c. KSPAN d.

UKS 3) Kelompok Ilmiah dan krativitas a. Mading b. KIR 4) Kelompok Prestasi Olah raga

a. Pencak silat dan seni beladiri b. Tekwondo c. Tenis Meja d. Catur e. Atletik 5)

Kelompok Prestasi Mapel a. Matematika b. Fisika c. Biologi 6) Kelompok TOGA dan

Perkebunan a. Penanaman Obat-Obatan herbal b. Pertanian dan Perternakan 2. Tidak

Terprogram 1) Kegiatan Rutin a.

Upacara bendera b. Kerja Bhakti c. Sembahyang 2) Kegiatan Spontan a. Kebiasaan

membuang sampah pada tempatnya b. Kebiasaan memberi salam antar warga sekolah

dan tamu dengan mengucapkan panganjali “Om Swastyastu” 3) Kegiatan Keteladanan a.

Berpakaian rapi dan bersih sesuai aturan sekolah b. Berbahasa yang baik c. Rajin

Membaca d. Datang tepat waktu e. Tidak Madat f.

Page 12: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Berpakain adat bali setiap purnama-tilem dan hari sabtu 3. Pelaksanaan Pengembangan

diri terprogram 1) Layanan konseling yang terprogram dilakukan melalui pembinaan

setiap hari sesuai kebutuhan dan hari sabtu dengan membina anak-anak yang

bermasalahdalam mengikuti kegiatan ekstra sesuai laporan yang diterima dari guru

pembina kegiatan tidak terprogram dan ekstra kurikuler.

2) Ekstra kurikuler diselenggarakan dengan teknik tatap muka (bimbingan kelompok)

Pada setiap hari termasuk hari mingu mulai pukul 15.00-18.00 Wita ( sesuai jadwal).

Sedangkan pelaksanaan pengembangan diri secara tidak terprogram dilakukan setiap

saat dengan melakukan penilaian sikap, disiplin, moralitas, kepribadian, ahlak mulia, dan

ketekunan dalam keseharian yang dinilai oleh semua pendidik.

Pendidikan Kecakapan Hidup Kurikulum SMP Gurukula Bangli memasukan pendidikan

kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal, kecakapan

sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional yang merupakan bagian integral

dari pendidikan semua mata pelajaran dan paket yang direncanakan secara khusus.

Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik melalui kegiatan kurikuler,

kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan organisasi siswa (OSIS) dan lain-lain 1) Pendidikan

Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global

merupakan pendidikan yang dilaksanakan dengan memanfaatkan keunggulan lokal

dalam pengembangan kompetensi peserta didik. Kurikulum SMP Gurukula Bangli

memasukan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah : a.

Keunggulan lokal: 1. Pertanian dan Peternakan 2. Seni kerawitan dan tari 3. Dharmagita

4. Upakara Yadnya 5. Bahasa Sanskerta 6. Yoga, Meditasi 7. Susastra Suci Hindu b.

Keunggulan global: 1. Belajar melalui internet 2. Pembelajaran berbasis komputer 2)

Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif Pendidikan Kusus adalah pendidikan bagi peserta

didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena

kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa.

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 5 (ayat 2 dan ayat 4), termuat dalam

PP Nomor 17 tahun 2010 yang mengidentifikasikan jenis peserta didik berkebutuhan

khusus terbagi menjadi dua kelompok: 1) Peserta didik berkebutuhan khusus kategori

berkelainan yang bersifat permanen, terdiri atas: tunanetra (penglihatan), tunarungu

(pendengaran), tunawicara (komunikasi), tunagrahita (inteligensi), tunadaksa (fisik),

tunalaras (perilaku), berkesulitan belajar (hambatan dalam perkembangan otak), lamban

belajar, autis, dan gangguan motorik; 2) Peserta didik berkebutuhan khusus yang

memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

Page 13: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

(Peserta didik berkebutuhan khusus yang bersifat temporer, yaitu anak menjadi korban

penyalah gunaan narkoba, dll.). a. Prinsif-prinsif Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi 1)

Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk

menyusun strategi upaya pemerataan memproleh layanan pendidikan dan peningkatan

mutu.

Pendidikan Inklusif merupakan salah satu strategi upaya pemerataan kesempatan

memperoleh pendidikan, karena lembaga pendidikan inklusif bisa menampung semua

anak yang belum terjangkau oleh layanan pendidikan lainya. 2) Prinsif Kebutuhan

Individual Setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, oleh

karena itu pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan anak.

3) Prinsif Kebermaknaan Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komonitas

kelas yang ramah, menerima keaneka ragaman dan menghargai keberbedaan.

4) Prinsip Keberlanjutan Pendidikan inklusif diselenggarakanberkelanjutan pada semua

tingkat pendidikan. 5) Prinsif Keterlibatan Penyelenggaraan pendidikan inklusi

melibatkan seluruh komponen pendidikan. b. Arah pendidikan Inklusi 1). Semua siswa

diarahkan untuk mengikuti pendidikan reguler walaupun mereka memiliki kebutuhan

khusus 2).

Apabila tidak mungkin, mereka diarahkan untuk mengikuti pendidikan di sekolah

reguler, walaupun dibuatkan kelas khusus, Sekolah khusus adalah pilihan terakhir 3)

Mereka yang berkebutuhan khusus harus memperoleh pendidikan yang setara dengan

pendidikan reguler, dan setara bukan berarti sama. 4) Kesetaraan ditentukan dengan

besarnya hambatan kecerdasannya.

Materi yang diperoleh adalah sama dengan pendidikan reguler yang telah

diperhitungkan kesetaraan berdasarkan hambatannya. c. Pengelolaan pendidikan Inklusi

Salah satu karakteristik dari sekolah inklusi adalah satu komonitas yang kohesif,

menerima dan responsive terhadap kebutuhan individual siswa.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pendidikan inklusi antara

lain: 1) Sekolah harus menyediakan kondisi kelas yang hangat, ramah, menerima

keragaman, dan menghargai perbedaan. Sekolah harus siap mengelola kelas yang

heterogen dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran yang bersifat individual.

Guru harus menerapkan pembelajaran yang interaktif.

2) Guru dituntut melakukan kolaborasi dengan profesi atau sumber daya lain dalam

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 3) Guru dituntut melibatkan orangtua secara

bermakna dalam proses pendidikan. 4) Kepala Sekolah dan Guru (yang nantinya akan

Page 14: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

menjadi GPK= Guru pembingbing Kusus) harus mendapatkan pelatihan bagaimana

menjalankan Sekolah inklusi.

5) GPK mendapat pelatihan teknis mempasilitasi anak ABK. 6) Mengidentifikasikan

hambatlah yang berkaitan dengan kelainan fisik, sosial dan masalah lainya terhadap

akses pembelajaran. 7) Memberikan perhatian kusus pada anak yang memiliki kelainan

dalam proses pembelajaran dengan model dan strategi pembelajaran yang telah

dimodifikasikan atau disederhanakan.

d. Kurikulum Pendidikan Inklusi SMP Gurukula Bangli Kurikulum yang digunakan dalam

penyelenggaraan pendidikan inklusi pada dasarnya menggunakan kurikulum standar

nasional yang berlaku disekolah umum.

Namun demikian, karena ragam hambatan yang dialami peserta didik berkelainan

sangat bervariasi, mualai dari yang sifatnya ringan, sedang sampai yang berat, maka

dalam implementasinya, kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan

standar nasional perlu dilakukan modifikasi (penyelarasan) sedemiakian rupa sesuai

dengan kebutuhan peserta didik. Modifikasi (penyelarasan) kurikulum dilakukan oleh

tim pengembang kurikulum disekolah.

Tim pengembang kurikulum terdiri dari: kepala sekolah, guru mata pelajaran, guru

pendidikan khusus, konselor, psikologi, dan ahli lain yang terkait. Mengingat jenis

pendidikan kekhususan di SMP Gurukula Bangli hanya bersifat lamban belajar saja,

maka pelaksanaan proses pembelajaran tidak dibuatkan struktur dan muatan kurikulum

kelas khusus (inklusi), muatan kurikulum mengacu kepada kurikulum reguler yang

belaku.

Walaupun proses pembelajaran inklusi di SMP Gurukula Bangli mengacu pada

kurikulum reguler bukan berati sama, karena dalam proses pembelajaran dikelas

diadakan modifikasi terhadap perangkat pembelajaran dan penyederhanaan materi ajar,

terutama pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kelas-kelas yang terdapat

siswa kekhususan. Peserta didik yang memiliki kekhususan lamban belajar di SMP

Gurukula selain diberikan penyederhanaan dalam proses pembelajaran dan modifikasi

RPP sesuai dengan tingkat kemampuanya juga diberikan perhatian khusus baik pada

perkembangan pendidikanya maupun prilakunya dengan mengadakan pembinaan,

pengamatan dan evaluasi trus-menerus secara berkesinambungan sejalan dengan

filosofi penilaian autentik.

Integrasi Materi Taman Bumi (Geopark) 1) Tujuan Umum Pengintegrasian materi taman

bumi (geopark) ke dalam kurikulum sekolah bertujuan untuk mensosialisasikan

Page 15: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

keberadaan geopark Kaldera Batur kepada para siswa, guru, serta segenap stake holder

lainnya. 2) Tujuan Khusus a. Memperkenalkan keragaman hayati (biodiveristy)

keragaman budaya (cultural diveristy) serta keragaman geologi (geodiveristy) yang

merupakan tiga elemen penting dalam pembentukan Geopark Kaldera Batur. b.

Mengembangkan wawasan yang lebih luas terkait dengan keberadaan taman bumi

(geopark) Kaldera Batur untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kelangsungan dan

pelestarian bumi. c. Memberikan bekal kepada para siswa tentang pentingnya menjaga

dan melestarikan keragaman hayati, budaya dan geologi sebagai warisan untuk generasi

berikutnya. d. Sebagai wahana sekolah untuk menjadikan geopark Kaldera Batur sebagai

laboratorium alam dalam rangka pengembangan seni saint dan teknologi kebumian.

Mengingat pentingnya menumbuhkan kebanggan terhadap keberadaan taman bumi

(geopark) tersebut maka masing-masing mata pelajaran bisa mengintegrasikan materi

tentang geopark dengan mempertimbangkan dua aspek yakni substansi dan informasi,

seperti dalam tabel berikut. Tabel 2 Pengintegrasian Materi Geopark Kedalam Mata

Pelajaran No Mata Pelajaran Tujuan Pendidikan Materi Esensial dalam geopark

Keragaman Budaya Keragaman Hayati Keragaman Geologi 1. Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti Membentuk peserta didik menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan YME ? 2.

PPKn Membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki wawasan dan rasa

kebersamaan cinta tanah air, bersikap dan berprilaku demokratis ? 3. Bahasa Indonesia

Membentuk peserta didik mampu berkomunikasi dengan efektif dan efisien sesuai etika

yang berlaku baik secara tertulis maupun lisan ? ? ? 4. Matematika Mengembangkan

logika dan kemampuan berpikir siswa ? ? ? 5.

IPA Mengembangkan pengetahuan dan analisis peserta didik terhadap lingkungan dan

sekitarnya ? ? 6. IPS Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman analisis sosial

siswa terhadap lingkungannya ? ? ? 7. Seni Budaya Membentuk karakter peserta didik

sehingga terbentuk manusia yang memiliki cita rasa seni budaya ? ? ? 8.

Penjaskes Membentuk karakter peserta didik sehingga sehat jasmani dan rohani ? ? 9.

Mulok Membentuk peserta didik agar mampu mengenali potensi di lingkungannya ? ? ?

10. Pengembangan diri Mengembangkan peserta didik agar memiliki kemampuan

untuk mengekspresikan diri sesuai dengan minat bakat yang dimiliki ? ? ? (Sumber:

Kurikulum SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017) Pengaturan Beban Belajar Beban

belajar yang diatur pada Kurikulum SMP Gurukula Bangli ditetapkan sesuai kesepakatan

dewan guru yang mengacu pada Standar Isi dan Pedoman penyusunan kurukulum

tingkat satuan pendidikan beban belajar pada satuan pendidikan, beban belajar pada

Page 16: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran. Beban belajar adalah

satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program

pembelajaran di sekolah.

Semua itu dimasukan untuk pencapaian standar kompetensi lulusan dengan

memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik. Model pembelajaran pada

Kurikulum SMP Gurukula Bangli adalah prinsip pembelajaran tuntas, yaitu peserta didik

diharapkan menuntaskan semua standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah

dipaketkan. Apabila ada peserta didik yang tidak tuntas maka perlu diberikan remedial

sesuai standar kompetensi yang tidak dituntaskan.

Pada peserta dididik yang dapat menuntaskan kompetensi Dasar dengan baik, maka

peserta didik dapat diberikan pengayaan sesuai dengan standar proses pada kurikulum

2013, pendekatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan

langkah-langkah pembelajaran dimulai dari mengamati, menanya, mengasosiasi,

mencoba,dan membuat jejaring.

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program

pendidikan yang berlaku disekoalah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem

paket. Adapun beban belajar pada sistem paket tersebut diatur sebagai berikut: a. Jam

pembelajaran pada setiap mata pelajaran dengan sistem paket dialokasikan sebagai

mana tercantum dalam struktur kurikulum.

Pengaturan alokasi waktu pada setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester

ganjil dan genap. Dalam bentu matrik pengaturan beban belajar di SMP Gurukula dapat

dirinci pada tabel berikut ini: Tabel 3 Matrik Pengaturan Beban Belajar Kelas Satu jam

pelajaran tatap muka per menit Jumlah jam pelajaran perminggu Minggu efektif

pertahun pelajaran Jumlah jam pembelajaran per tahun Jumlah jam per tahun @ 40

menit VII 40 42 36 1512 960 VIII 40 42 36 1512 960 IX 40 42 36 1512 960 (Sumber :

Kurikulum SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017) b.

Alokasi waktu penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)

dalam sistem paket untuk SMP adalah maksimal 50% dari waktu kegiatan tatap muka

mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Dengan demikian penugasan terstruktur yang biasanya dalam bentuk pekerjaan rumah

(PR) diperhitungkan waktu pengerjaanya dengan pertimbangan waktu sama dengan ½

dari jumlah jam tatap muka. Ketuntasan Belajar A.

Penentuan Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1) Tingkat kerumitan (kompleksitas)

Page 17: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

setiap indikator/ KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Dalam pelaksanaan tingkat

kompleksitas dikatakan tinggi apabila menuntut: a. Sumber daya Manusia agar memiliki

pemahaman yang lebih tinggitentang kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik,

serta kreaktif, inivatif, dalam melaksanakan pembelajaran. b. Waktu cukup lama karna

perlu pengulangan c.

Penalaran dan kecermatan peserta didik yang tinggi 2) Tingkat kemampuan rata-rata

peserta didik (Intake) Pada umumnya input yang masuk ke SMP Gurukula Bangli dari

sekolah Dasar Negeri, melalui seleksi UN dan US dengan nilai rata-rata baik, tetapi ada

beberapa peserta didik yang diterima melalui jalur prestasi dan jalur miskin, sehingga

dikelompokan melalui berdasarkan kemampuan awal 3) Daya dukung yaitu ketersediaan

tenanga, sarana dan prasarana pendidikan di SMP Gurukula Bangli.

Dari kreteria di atas maka setiap KD dapat saja memiliki KKM yang berbeda. Rata-rata

KKM dari semua KD akan menjadi rata-rata KKM SK/KI, dan rata-rata KKM dari semua

SK/KI akan dijadikan KKM mata pelajaran. Jadi rata-rata KKM indikator menjadi KKM KD,

rata- rata KKM KD menjadi KKM SK/KI, rata-rata KKM SK/KI menjadi KKM Mata Pelajaran

dan rata-rata KKM pelajaran menjadi KKM sekolah. B.

Prosedur Pemberian Nilai 1) Setiap peserta didik dinyatakan tuntas apabila sudah

memperoleh nilai sekurang-kurangnya sama dengan KKM melalui proses pengujian, dan

berhak diberikan pengayaan. 2) Peserta didik yang belum tuntas (memproleh nilai lebih

kecil dari KKM) wajib diberikan remedial sesxuai kebutuhan, dan apabila belum juga

mencapai nilai ketuntasan dapat diberikan nilai tidak tuntas.

3) Apabila nilai yang diperoleh dari hasil remedial melebihi nilai KKM, maka nilai yang

diberikan adalah maksimal dengan nilai KKM c. Daftar nilai KKM semua mata pelajaran

Besarnya nilai KKM untuk semua mata pelajaran yang telah ditetapkan melalui

musyawarah guru mata pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 KKM Mata

pelajaran SMP Gurukula Bangli Tahun Pembelajaran 2016/2017 MATA PELAJARAN

KELAS VII VIII IX Kelompok A 1.

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 70 75 80 2. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 70 74 78 3. Bahasa Indonesia 69 74 78 4. Matematika 68 72 75 5. Ilmu

Pengetahuan Alam 68 72 76 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 69 74 78 7. Bahasa Inggris 68 70

75 Kelompok B 1. 1.1 Seni Budaya 1.2 Mutan Lokal Bahasa Bali 70 70 75 75 78 80 2.

Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 70 74 78 3. Prakarya 70 75 78 4.

Bahasa Sanskerta 68 72 76 Nilai sikap spiritual dan social Minimal dengan deskripsi baik

(Sumber: Kurikulum SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017) Sesuai dengan karakteristik

Page 18: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Kurikulum 2013, maka ketuntasan belajar peserta didik kelas VII, VIII dan IX meliputi

keseluruhan aspek penilaian sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 53 tahun

2015 dan Permendikbud No. 103 tahun 2014.

Cakupan penilaiannya meliputi seluruh Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pada

aspek sikap spiritual (KI-1), aspek sikap sosial (KI-2), aspek pengetahuan (KI-3), dan

aspek keterampilan (KI-4). Penilaian dilakukan sesuai dengan prinsip- prinsip, prosedur,

acuan, dan mekanisme penilaian sebagaimana diatur dalam standar penilaian yang

bersifat autentik dan non autentik dengan mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan

keterampilan.

Capaian kompetensi peserta didik aspek pengetahuan dan ketrampilan sesuai Kurikulum

2013 Permen 53 tahun 2015 dengan angka 0-100 dengan dan Capaian kompetensi

untuk sikap dinyatakan dengan sangat baik (SB), baik (B), cukup(C), dan kurang (K) yang

nilai kuantitatifnya setara dengan aspek KI-3 dan KI-4. Upaya Sekolah dalam

meningkatkan KKM untuk mencapai KKM 1. Meningkatkan kompetensi guru melalui

pelatihan / workshop; 2.

Melengkapi sarana dan prasarana sekolah; 3. Meningkatkan mutu proses pembelajaran

melalui pembelajaran yang efektif dan bermutu; 4. Memberikan matrikulasi pada siswa

kelas 7 dan kelas 8 secara kontinu; 5. Memberikan Pengayaan dan remidi; 6.

Memberikan bimbingan belajar atau tambahan jam pembelajaran untuk kelas 9. Kriteria

Kenaikan Kelas dan Kelulusan a.

Siswa SMP dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat: 1. Menyelesaikan seluruh

program pembelajaran dalam dua semester pada tahun pelajaran yang dikuti 2.

Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

oleh satuan pendidikan. 3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.

4. Memiliki kehadiran 85 % dari jumlah hari efektif; 5.

Tidak memiliki LEBIH DARI dua mata pelajaran yang mendapatkan nilai di bawah KBM/

KKM. a. Seorang siswa naik kelas atautidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan

guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah, seperti minimal kehadiran,

ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang berlaku di sekolah tersebut. b.

Program remidi dan pengayaan Remedial diberikan kepada peserta didik.

yang belum memenuhit Kriteria Ketuntasan Minimal. Oleh karena itu kepada peserta

didik yang bersangkutan wajib diberikan remedial, kemudian dinilai kembali atau sesuai

kebutuhan hingga-batas maksimal yang diperlukan. Pelaksanaan remedial dapat

dilakukan melalui beberapa cara: 1) Dari hasil Ulangan Harian, peserta didik yang belum

Page 19: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

tuntas dianalisa indikator/KD yang mana yang belum tuntas, kemudian kepadanya

diberikan pembelajaran sesuai dengan matode yang belum tuntas dengan cara dan

metode yang berbeda, kemudian dinilai dites kembali hingga mencapai ketuntasan. Jika

dari hasil tes masih belum memenuhi KKM, kegiatan dengan cara ini bisa dilakukan lagi

sesuai kebutuhan.

2) Kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan ditugaskan untuk belajar

kembali indikator/ KD yang belum tuntas nilai PAS-nya kemudian pada waktu yang

telah ditentukan. dites/dinilai kembali hingga mencapai ketuntasan minimal. Jika

dengan cara ke2 (dua) ini hasil tesnya belum mencapai KKM kegiatan remedial melalui

cara ini bisa dilakukan lagi / sesuai kebutuhan selama 1 semester.

3) Jika telah diremedial dengan cara 1 (satu) atau cara 2 (dua) hingga 3 (tiga) kali juga

belum mencapai KKM, penuntasannya bisa dilakukan dengan cara peserta didik yang

bersangkutan diberi tugas tertentu sesuai dengan KD yang belum tuntas, kemudian

dinilai sehingga mencapai ketuntasan 4) Nilai maksimal yang diberikan guru kepada

peserta didik yang mengikuti remedial sesuai dengan batas KKM.

5) Untuk nilai hasil PTS dan atau PAS, jika pencapaian yang diperoleh peserta didik

belum memenuhi KKM, maka guru wajib melakukan kegiatan remedial atau upaya

perbaikan nilai melalui PTS/PAS perbaikan. Pengayaan diberikan kepada siswa yang

sudah mencapai KKM. Dalam ulangan harian berhak mendapatkan pengayaan, misalnya

melalui kegiatan penugasan membaca buku, membuat rangkuman atau membuat

karangan, namun tidak mempengaruhi atau menambah nilai Ulangan Harian, karena

bagi peserta didik yang mendapatkan remedial walaupun nilai yang diperoleh setelah

remedial dan mendapatkan nilai tinggi, yang dimasukan kedalam nilai Ulangan Harian

hanya sebatas nilai KKM.

Akan tetapi karena batas nilai peserta didik yang mengikut remedial hanya sebatas KKM,

maka kegiatan pengayaan tidak merupakan suatu kewajiban untuk dilaksanakan.

Peserta didik yang tidak memenuhi semua persyaratan tersebut di atas dinyatakan tidak

naik kelas yang diputuskan melalui rapat dewan pendidik. c. Kelulusan Siswa Dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun

2015 Tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan

Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan Pada peserta didik

dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

(1) Peserta didik: a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. Memperoleh nilai

sikap/perilaku minimal baik; dan c.

Lulus Ujian Sekolah (2) Kelulusan peserta didik dari Ujian Sekolah sebagaimana

Page 20: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan rapat dewan

Guru. (3) Kelulusan peserta didik ditetapkan setelah satuan pendidikan menerima hasil

UN peserta didik yang bersangkutan. Jika Permen 57 di cabut maka kreteria kelulusan

kls IX mengacu kepada Permendikbud dan atau POS UN terbaru sebelum

dilaksanakanya UN 2016/2017.

Penanganan Terhadap Peserta Didik yang Tidak Naik Kelas dan Tidak Lulus Peserta didik

yang tidak naik kelas, pengambilan buku laporan hasil belajarnya dilakukan

bersama-sama dengan orang tua. Anak tersebut akan diberikan pembinaan secara

mental dan psikologis oleh wali kelas dan guru BK bersama-sama dengan orang tuanya.

Dilakukan evaluasi bersama tentang sebab- sebab tidak naik kelas dan diberi

kesempatan untuk mengulang di kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.

Peserta didik yang tidak lulus, pemberitahuan ketidak lulusanya melalui pemanggilan

orang tua. Orang tua akan diberikan penjelasan tentang sebab-sebab ketidak lulusan

anaknya, Anak tersebut akan diberikan pembinaan secara mental dan psikologis oleh

wali kelas dan guru BK bersama-sama dengan orang tuanya.

Selanjutnya akandiberikan pengayaan tentang matapelajaran yang tidak lulus, serta

diberikan untuk mengikuti uian ulangan sesuai prosedur yang berlaku Mutasi Siswa

Mutasi peserta didik dari luar ke SMP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1)

Sekolah asal harus memiliki status minimal sama dengan status Sekolah. 2) Membawa

surat pindah yang sah sesuai aturan yang berlaku, dan membawa laporan hasil belajar

dengan kehadiran, ahkhlak dan kepribadian secara keseluruhan baik, serta memiliki NIS

Nasional yang sah 3) Nilai mata pelajaran pada laporan pendidikan dari sekolah asal

minimal sama dengan nilai KKM sekolah ini, tetapi bila tidak, maka harus lulus tes

standar KKM sekolah ini yang diuji oleh guru bidang studi untuk mata pelajaran yang

belum mencapai KKM 4) Bersedia mengikuti segala aturan yang berlaku di sekolah ini

yang ditanda tangani oleh yang bersangkutan dan orang tua peserta didik.

5) Bila status sekolah asal peserta didik, lebih rendah dari status sekolah ini, maka nilai

pada laporan pendidikan peserta didik yang datang semuanya harus lebih tinggi atau

sama dengan nilai KKM sekolah ini. Program Pengembangan Diri Dalam program

pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter bangsa

dilakukan melalui pengintegrasian kedalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui

hal-hal berikut. 1. Kegiatan rutin sekolah Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan

oleh peserta didik secara terus menerus.

Kegiatan ini meliputi a. Upacara bendera pada hari Senin, hari hari besar kenegaraan (

nilai kedisiplinan, kerjakeras, nasionalisme) b. Pemeriksaan kebersihan badan (kuku,

Page 21: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

telinga, rambut, dan Iain-lain) setiap hari Senin, c. Bertrisandya ( sembah yang Agama

Hindu) pada saat memulai dan selesai pelajaran (Religius) d.

Mengucapkan Pancasila dan lagu Indonesia Raya untuk mengawali pembelajaran (

Nasionalisme cinta tanah air) 2. Kegiatan spontan Kegiatan spontan adalah kegiatan

yang dilakukan oleh peserta didik secara spontan, apabila terdapat peserta didik yang

berperilaku kurang baik maka guru harus memberikan koreksi terhadap peserta didik

tersebut.

Apabila guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat

itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan melakukan

tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan spontan: a. Membuang sampah pada

tempatnya (tanggungjawab, kedispilinan) b. Bersalaman saat mengakhiri pembelajaran,

mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman. (toleransi, cinta

damai, kesantunan). 3.

Keteladanan Keteladanan merupakan perilaku, sikap guru dan tenaga kependidikan

yang lain dalam memberikan contoh perilaku-perilaku yang baik kepada peserta didik

sehingga peserta didik mencontohnya. 4. Pengkondisian Untuk mendukung

keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa maka sekolah harus

dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu.

Sekolah harus mencerminkan kehidupan nilai-nilai karakter bangsa yang diinginkan.

Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat dan selalu

dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur. 5. Esktra Kurikuler

a.

Kepramukaan Nilai karakter yang dikembangkan: Kejujuran, ketangguhan, kepedulian

kemandirian, demokratis, kerjakeras, tanggungjawab, kedisiplinan, percaya diri,

nasionalisme b. Palang Merah Remaja(PMR) Nilai karakter yang dikembangkan:

kepedulian, gaya hidup sehat, kejujurar ketangguhan, kemandirian, demokratis, kerja

keras, tanggung jawat kedisiplinan, percaya diri, nasionalisme. c. Kelompok Ilmiah

Remaja Nilai karakter yang dikembangkan: kecerdasan, berpikir logis, kritis, kreatif .

dan inovatif, keingintahuan, cinta ilmu. d. KSPAN(Kelompok Siswa Peduli Anti narkoba)

Nilai karakter yang dikembangkan: gaya hidup sehat, patuh terhadap aturan Sosial,

kereligiuasan, kejujuran, ketangguhan, kedemokrasian, kepedulian. e.

Pesantian Nilai karakter yang dikembangkan : menghargai karya dan prestasi orang lain

kereligiuasan, kejujuran, ketangguhan, kedemokrasian, kepedulian. f. Seni Tabuh

Page 22: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai keberagaman,

nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin g. Seni Tari Religius,

jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai keberagaman, nasionalis, dan

menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin. h.

Seni Rupa Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, menghargai beragaman,

nasionalis, dan menghargai karya orang lain, ingin tahu, disiplin. i. Olahraga Prestasi

Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, demokratis, bergaya hidup sehat, kerja keras,

disiplin, percayadiri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain. j.

KerajinanTangan(menulislontar,darmacaruban) Religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli,

demokratis, berpikir logis, kriitis kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan:

menghargai karya orang lain. k. Pelayanan Konseling Nilai karakter yang dikembangkan :

kecerdasan, patuh terhadap ataran sosial, kereligiuasan, kejujuran, ketangguhan,

kedemokrasian, kepedulian.

Pengintegrasian pedidikan karakter bangsa dalam mata pelajaran Pengembangan

nilai-nilai pendidikan karakater bangsa diintegrasikan dalam setiap pokok bahasan dari

setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.

Pengembangan nilai-nilai tersebut dalam silabus dapat dilakukan melalui cara-cara

berikut ini: a.

Mengkaji Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Indikator untuk

menentukan apakah nilai- nilai karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di

dalamnya; b. Menentukan nilai karakter yang akan dikembangkan; c. Mencantumkankan

nilai-nilai karakter bangsa kedalam silabus; d. Mencantumkan nilai-nilai yang sudah

tertera dalam silabus kedalam RPP secara terintegrasi dalam indikator/ tujuan e.

Mengembangkan proses pembelajaran peserta didik secara aktif yang memungkinkan

peserta didik memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya

dalam perilaku yang sesuai. f. Memberikan bantuan kepada peserta didik, baik yang

mengalami kesulitan untuk menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya

dalam perilaku.

Letak Geografis SMP Gurukula Bangli SMP Gurukula Bangli terletak di sebelah Utara Kaki

Bukit Bangli, tepatnya di Wilayah Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli

+ 3 km sebelah Utara Kota Bangli. Dengan lingkungan belajar yang sempurna untuk

membentuk fisik dan mental anak-anak yang sehat, cerdas, disiplin dan beretika.

Keberadaan SMP Gurukula Bangli menjadi satu kompleks dengan kampus Institut Hindu

Dharma Negeri Denpasar di Bangli, SMA Negeri 2 Bangli, SMK Kesenian Negeri Bangli,

Page 23: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

SMP N 2 Bangli, SDN 3 Kubu Bangli, TK Pembina Kabupaten Bangli, TK - SD Model

Standar Nasional bertaraf Internasional, Sport Center.

Kompleks tersebut dirancang sebagai Pusat Pendidikan Widyalaya (Hindu Center).

Keadaan Lingkungan Sekolah SMP Gurukula Bangli Dalam rangka mewujudkan Visi SMP

Gurukula yaitu “Terwujudnya Sumber Daya Manusia yang Berkualitas, Berdaya Saing

Tinggi dan Tangguh dilandasi filosofi “Vasudhaiva Kutumbakam” dimana sejak tahun

ajaran 2006/2007 telah dibuka SMP Gurukula dengan menerima siswa hanya 20 orang

siswa, dan pada tahun pelajaran 2007/2008 menerima siswa sebanyak 26 orang dan

pada Tahun Pembelajaran 2015/2016 telah menamatkan Tujuh kali angkatan.

Adapun fasilitas yang dimiliki oleh SMP Gurukula sebagai berikut : 1) Tempat Suci :

Tersedia 2 unit, yaitu : 1 unit berupa Padmasana setinggi 11,5 m untuk kegiatan

meditasi. 1 unit berupa Pura untuk kegiatan rutin upacara keagamaan. 2) Ruang kelas :

tersedia 5 Ruang yang terpakai untuk kelas 3 ruang dan 2 ruang lainnya dimanfaatkan

untuk ruang lainnya.

3) Ruangan Guru :Tersedia 1 ruang, tetapi masih memanfaatkan gedung kantoran

Yayasaan Pasraman Gurukula. 4) Asrama : Tersedia 4 ruang, dengan kapasitas

masing-masing 20 orang (tempat tidur bertingkat). 5) Dapur : Tersedia 1 unit dengan

memanfaatkan biogas dari limbah sapi perah milik Yayasan Pasraman Gurukula Bangli,

sebagai energi untuk memasak.

6) Wantilan : Tersedia 1 unit, untuk kegiatan yang bersifat incidental, kegiatan

pendukung Pendidikan Formal maupun Non Formal, seperti untuk seminar, diskusi,

pasraman kilat, kursus, penampilan kesenian dan lain-lain. 7) Guest House : Tersedia 1

unit, untuk tempat Guru Suci/ Acarya. 8) Perpustakaan : Tersedia 1 unit, tetapi

memanfaatkan Ruang Kelas.

9) Laboratorium IPA : Tersedia 1 Unit, tetapi memanfaatkan Ruang Kelas Pembelajaran

di SMP Gurukula sama dengan sekolah umum lainnya, namun di SMP Gurukula

menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013,

dan Kurikulum Pasraman. Pembelajaran pagi dimulai pukul 07.30 - 13.00 Wita. Setelah

itu diisi dengan kegiatan pendidikan non formal (kegiatan

ekstrakurikuler/pengembangan diri, menyesuaikan dengan Program Kurikulum

Pasraman).

Hal yang berbeda dengan sekolah-sekolah umum lainnya adalah siswa diasramakan dan

tidak dikenakan biaya apapun atau pendidikan gratis. Tabel 5 Data Kondisi Ruang Kelas

Jumlah Ruang Jumlah Ruang Jumlah Ruang yg Kondisinya Baik Jumlah Ruang yg

Page 24: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Kondisinya Rusak Kategori Kerusakan Ruang Kelas (asli) (a) 5 Ruang Kelas 5 ? Ruang

lainnya yang digunakan untuk/sbg Ruang Kelas (b). Yaitu ruang: .......................

Perpustakaan - R. Kab.

IPA - Keterampilan 1 ? Jml Ruang Kelas Seluruhnya (a + b) 5 Lab. Bahasa - (Sumber:

Profil SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017) SMP Gurukula belum memiliki

laboratorium IPA yang memadai karena masih memanfaatkan ruang kelas. Jadi SMP

Gurukula Bangli memerlukan 1 Ruang Laboratorium IPA dan sarana lainnya.

Keadaan Siswa dan Guru SMP Gurukula Bangli Setiap Tahun Pembelajaran baru dimulai,

banyak masyarakat yang berminat untuk menyekolahkan anak-anaknya di SMP

Gurukula Bangli - Bali. Siswa SMP Gurukula Bangli tidak hanya berasal dari lingkungan

sekitar sekolah melainkan juga berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali serta

daerah-daerah lain di Indonesia Pulau Jawa (Banyuwangi, Malang dan Jember) dan dari

Sulawesi Tengah.

Penerimaan siswa di SMP Gurukula dibatasi karena keterbatasan daya tampung seperti

ruang Kelas, Asrama dan biaya operasional. Hal terpenting juga adalah memudahkan

pembinaan anak-anak secara intensif. Penerimaan siswa diawali dengan pengadaan Test

Seleksi atau Test Pengetahuan Akademik (TPA).

Test Pengetahuan Akademik (TPA) ini dimaksudkan agar terpilihnya siswa yang memiliki

prestasi belajar baik di bidang akademik maupun non akademik. Tabel 6 Data siswa

dalam 4 (empat) tahun terakhir Tahun Ajaran Jml Pendaftar (Calon Siswa Baru) Kelas I

Kelas II Kelas III Jumlah (Kls. I + II + III) Jml Siswa Jml Rombel Jml Sisw Jml Rombel Jml

Siswa Jml Rombel Jml Siswa Jumlah Rombel Belajar Th.

2013/2014 23 org 15 org 1 Rbl 15 org - Rbl 9 org 1 Rbl 39 org 3 Rbl Th. 2014/2015

21org 19 org 1 Rbl 15 org - Rbl 14 org 1 Rbl 46 org 3 Rbl Th. 2015/2016 20 org 13 org 1

Rbl 15 org 1 Rbl 16 org 1 Rbl 46 org 3 Rbl Th. 2016/2017 20 org 16 org 1 Rbl 16 org 1

Rbl 17 org 1 Rbl 49 org 3 Rbl (Sumber: Profil SMP Gurukula Bangli Tahun 2016/2017)

Tabel 7 Data Guru Di SMP Gurukula Bangli Keadaan Guru/Staf SMP Negeri Jumlah

Guru/Staf SMP Swasta Ket.

Guru Tetap (PNS) - org Guru Tetap PNS (DPK) 1 org Guru Diperbantukan - org Guru

Diperbantukan 1 org Guru Tetap - org Guru Tetap - org Guru Bantu - org Guru Bantu -

org Guru Tidak Tetap - org Guru Tidak Tetap (GTT) 1 org Guru Pengabdi org Guru

Pengabdi 10 org Pegawai Tidak Tetap - org Pegawai Tidak Tetap 16 org PTT

Diperbantukan - org PTT Diperbantukan 3 org Pegawai Pengabdi - org Pegawai

Pengabdi 10 org Pesuruh - org Pesuruh 1 org (Sumber : Profil SMP Gurukula Bangli

Page 25: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Tahun 2016/2017) Sistem Pendidikan SMP Gurukula Bangli Sistem pendidikan di SMP

Gurukula Bangli menggunakan sistem boarding school, yaitu dengan mengasramakan

peserta didiknya, yang berdiri pada tanggal 18 Mei 2006, dimana baru menerima siswa

pada tahun pelajaran 2006/2007, tepatnya pada tanggal 27 Juli 2006.

Berdirinya SMP Gurukula dengan siswa tinggal di asrama yang ada di lingkungan

Pasraman Gurukula, dapat dikatakan masih mencari bentuk yang sesuai dengan

pendidikan modern dan sistem pasraman yang nantinya akan disesuaikan dan

diitegrasikan dengan sekolah pasraman formal, yang telah dirumuskan sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007, tentang pendidikan Agama dan Keagamaan, yang

telah ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 56 Tahun 2014

tentang pendidikan keagamaan Hindu.

Sistem pendidikan yang tidak mencerminkan perkembangan budaya Hindu yang

dibarengi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

mengakibatkan kemerosotan motivasi dalam mengikuti pelajaran. BAB III PENERAPAN

METODE SAD DHARMA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI

PEKERTI Sesungguhnya dalam ajaran agama Hindu sangat banyak ajaran yang dapat

dijadikan metode pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti sebagai

upaya menanamkan nilai-nilai ajaran agama Hindu.

Meminjam uraian Tanu (2011: 221), bahwa metode pembelajaran pendidikan agama

Hindu dapat dipergunakan beberapa metode yang disebut dengan Sad Dharma.

Metode pembinaan umat Hindu, dan metode pendidikan agama adalah suatu metode

atau cara serta langkah-langkah yang ditempuh untuk menanamkan ajaran-ajaran

agama Hindu kedalam lubuk hati sanubari siswa seabagi peserta didik dan umat Hindu

umumnya, sehingga ajaran agama benar-benar merupakan bagian yang integral dalam

diri pribadi peserta didik dan umat Hindu.

Upaya penerapan tersebut tentunya melalui Sad Dharma, yakni: (1) Dharma Wacana, (2)

Dharma Tula, (3) Dharma Santi, (4) Dharma Gita, (5) Dharma Yatra dan (6) Dharma

Sadhana. Menariknya penerapan metode Sad Dharma memiliki koherenitas dan

relevansi dengan metode pembelajaran modern. Hal tersebut menandakan bahwa

dalam ajaran agama Hindu banyak terdapat konsep yang dapat direduksi dan

diformulasi menjadi metode dan pendekatan pembelajaran yang disejajarkan dengan

penerapan metode pembelajaran modern.

Sebagaimana metode Sad Dharma diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama

Hindu dan budi pekerti di SMP Gurukula Bangli. Adapun penerapannya dapat

dideskripsikan sebagai berikut. Metode Dharma Wacana Dharma Wacana adalah

Page 26: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

pelaksanaan mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan

menggunakan media visual.

Dalam hal ini peran guru sebagai sumber pengetahuan sangat dominan. Wirawan (2007:

1) menjelaskan bahwa secara depenitif Dharma Wacana terdiri dari dua kata, yaitu

dharma dan wacana. Dharma artinya kewajiban atau swadharma menjalankan

kebenaran, dan Wacana diartikan pernyataan konseptual.

Watra (2008: 2) menjelaskan hal yang sama, bahwa Dharma Wacana adalah metode

penerangan agama Hindu yang disampaikan pada setiap kesempatan umat Hindu yang

berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Berdasarkan hal tersebut, metode Dharma

Wacana ini merupakan metode yang dominan digunakan untuk menyampaikan ajaran

agama Hindu, termasuk juga dalam kegiatan pembelajaran di SMP Gurukula Bangli.

Wiana (2009: 60) menjelaskan bahwa kegiatan penerangan keagamaan semacam

Dharma Wacana dimasa lalu disebut dengan Upanisada.

Terminologi Upanisada atau Upanisad mengandung arti dan sifatnya yang

Rahasyapadesa dan merupakan bagian dari kitab Sruti. Wirawan (2007: 3) menjelaskan

bahwa metode Dharma Wacana dari masa lampau sudah dilakukan oleh guru agung

dalam Upanisad. Istilah Upanisad sendiri dapat diartikan duduk dekat guru untuk

mendengarkan ajaran suci atau pengetahuan spiritual.

Dalam konteks penggunaannya, wacana berarti sekumpulan pernyataan yang dapat

dikelompokan dalam kategori konseptual tertentu. Pengertian tersebut menekankan

kepada upaya untuk mengidentifikasi struktur tertentu dalam wacana yang terdiri dari

beberapa pernyataan. Dengan metode Dharma Wacana ini guru berusaha untuk

memberikan penjelasan secara rinci, yang terkait dengan materi yang dibawakan.

Metode Dharma Wacana ini memiliki kesamaan dengan metode ceramah. Sebab

Rusman (2011 : 90) menjelaskan bahwasannya, metode ceramah adalah suatu cara

mengajar dengan jalan memberikan penjelasan atau keterangan terhadap materi

pelajaran kepada peserta didik. Tujuannya, agar peserta didik dapat menguasai materi

pelajaran yang disampaikan oleh pendidiknya.

Jadi, berdasarkan pada hal tersebut ada kesamaan antara metode Dharma Wacana

dengan metode ceramah. Penerapan metode Dharma Wacana yang paling utama dan

harus jelas ada adalah sumber yang menjadi acuan harus dari kitab susastra suci Hindu

atau Veda. Setelah itu barulah dapat diambil sumber-sumber selanjutnya yang juga

merupakan sumber dari penjabaran Veda.

Page 27: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Belajar agama dengan metode Dharma Wacana dapat memperoleh ilmu agama dengan

mendengarkan wejangan dari guru. Metode Dharma Wacana termasuk dalam ranah

pengetahuan dalam dimensi Kompetensi Inti 3. Kegiatan pembelajaran dengan strategi

Dharma Wacana, merupakan strategi rutin yang dilakukan oleh guru di SMP Gurukula

Bangli setiap mengajar pada semua materi khususnya mengajar mata pelajaran agama

Hindu, seperti tampak pada Foto 5.1 sebagai berikut.

Foto 1 Guru Mengajar dengan menggunakan Strategi Dharma Wacana Penerapan

metode pembelajaran Dharma Wacana oleh guru di SMP Gurukula Bangli memiliki

kesamaan karakteristik dengan penerapan model pembelajaran ceramah. Guru hanya

berupaya menyampaikan materi pembelajaran melalui oral kepada peserta didik. Tetapi,

guru juga dituntut mahir dalam menjelaskan materi agar peserta didik mengerti dan

dalam penerapannya kemampuan retorika guru sangat diperlukan.

Dengan demikian, metode Dharma Wacana juga disebut model ceramah, dan guru

menjadi pusat proses pembelajaran. Artinya guru tidak saja sebagai pilot project dalam

pembelajaran tetapi pula menjadi pusat serta model bagi perserta didik. Model Dharma

Wacana masih cukup efektif dan dibutuhkan untuk: 1.

Menciptakan kondisi kondusif untuk memuja Tuhan dalam rangka persembahyangan

bersama maupun kegiatan keagamaan lainnya. Dharma Wacana sangat dibutuhkan

untuk memberikan kejelasan konsepsi membangkitkan keyakinan dan bhakti. 2. Mengisi

dan melengkapi acara agama. Dharma wacana dibutuhkan untuk mengisi kebutuhan

pengetahuan dan kerohanian umat. 3. Memelihara kesucian hati, keimanan dan

ketaqwaan.

Memelihara kesucian sangat penting dilakukan antara lain dengan siraman melalui

Dharma Wacana secara berulang- ulang. Berdasarkan hal tersebut, maka metode

Dharma Wacana dapat diterapkan dengan baik. Jika seorang guru dapat menerapkan

metode Dharma Wacana dengan baik, maka bukan tidak mungkin lagi, dapat merubah

sikap dan mental murid.

Sebagaimana yang telah terjadi di SMP Gurukula Bangli, dimana penerapan metode

Dharma Wacana telah membawa perubahan sikap dan metal para muridnya, menjadi

lebih baik. Metode Dharma Tula Dharma Tula adalah pelaksanaan mengajar dengan

cara mengadakan diskusi di dalam kelas. Arwati (2009: 1) menjelaskan bahwa Dharma

Tula adalah langkah atau cara pendalaman agama melalui diskusi agama untuk

mendapatkan kesamaan persepsi dalam meningkatkan penghayatan pada nilai-nilai

yang dianut. Kata tula berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti pertimbangan,

keserupaan dan bertimbang.

Page 28: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Wiana (2009: 80) menguraikan secara harfiah Dharma Tula dapat diartikan dengan

bertimbang, berdiskusi, berembug atau temu wicara tentang ajaran agama Hindu dan

dharma. Secara tradisional, Dharma Tula dilaksanakan berkaitan dengan dharma gita.

Biasanya untuk memperoleh pemahaman atau pengertian yang lebih jelas dari dharma

gita yang mengandung ajaran falsafah.

Jadi dalam hal ini, metode Dharma Tula merupakan sebuah metode pembelajaran yang

lebih menekankan peran serta dari dua arah, yaitu antara guru dan murid. Metode

Dharma Tula digunakan karena tiap peserta didik memiliki kecerdasan yang

berbeda-beda. Dharma Tula secara umum berarti bertimbang pikiran, berdiskusi

tentang pelajaran agama untuk mendapatkan pencerahan dan pendalaman Agama

Hindu.

Maswinara (2009: 75) menjelaskan bahwa dalam Nyaya Darsana, metode berdebat atau

berdiskusi disebut dengan Tarka Vada. Metode ini biasanya digunakan dalam mendebat

dan menyanggah sebuah topik permasalahan, sehingga menemukan jawaban final dari

suatu masalah. Jadi, metode Dharma Tula dengan Tarka Vada memiliki pemaknaan yang

sama, yaitu merujuk pada sebuah metode berdiskusi.

Dalam metode pemebelajaran modern, metode Dharma Tula mengandung pengertian

yang sama dengan metode diskusi. Rusman (2011: 97) menjelaskan bahwa metode

diskusi adalah metode dengan langkah atau cara mengemukakan pendapat. Tujuannya,

agar mencapai kesatuan pendapat antar peserta didik.

Biasanya seluruh peserta aktif berperan serta memberikan alasan atau membahas apa

yang menjadi subyek pembicaraan. Dharma Tula sering disamakan artinya dengan

rembug sastra. Hal-hal yang dibahas dalam Dharma Tula adalah masalah tattwa, susila

dan kadang kala juga masalah-masalah yang muncul dimasyarakat yang dirasa tidak

cocok dengan penerapan ajaran Agama Hindu. Hal ini dilakukan untuk melatih

kepekaan terhadap keadaan disekitar lingkungan masyarakat.

Kepekaan terhadap segala kejadian yang terjadi disekitar lingkungan memang perlu

untuk ditanamkan dalam diri murid sejak dini. Selain itu, dengan penerapan metode

Dharma Tula ini nantinya dapat menumbuhkan sikap kritis dari para murid, khususnya

dalam menanggapi berbagai fenomena di masyarakat terkait dengan agama Hindu.

Perlu kiranya untuk menumbuhkan sikap kritis pada setiap murid, untuk menumbuhkan

kepekaan agar tidak saja menerima, tetapi perlu juga dapat memfilterisasi. Ajaran

agama Hindu sangat banyak menunjukkan sebuah diskusi dalam memahami ajaran

Page 29: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

agama atau pengetahuan. Dalam lontar-lontar tattwa di Bali sangat banyak

mengambarkan langkah penanaman ajaran agama melalui sebuah dialog atau diskusi.

Disimak pada lontar Ganapati Tattwa, Bhatara Gana berdiskusi dengan Bhatara Iswara

dalam menemukan ajaran kelepasan. Demikian pula dalam lontra Wrhaspati Tattwa,

yaitu Bhagawan Wrhaspati berdialog dengan Bhatara Iswara tentang ajaran kesejatian,

dan banyak lagi lontar yang menggambarkan hal tersebut, sehingga langkah diskusi

merupakan metode yang sangat efektif dalam menanamkan ajaran agama Hindu.

Tujuan utama dari Dharma Tula adalah untuk mendapat pertimbangan dan pandangan

yang sedalam-dalamnya dan seluas- luasnya melalui mendengarkan pandangan murid.

Wiana (2009: 74) menjelaskan bahwa ada beberapa pedoman berbicara dalam Dharma

Tula, yaitu : 1. Sastra Wada maksudnya adalah hukum-hukum atau ajaran-ajaran agama

yang bersumber dari kitab suci yang telah tertulis. Wada berarti berbicara.

Sastra Wada berarti berbicara dalam Dharma Tula hendaknya berpegang teguh pada

kitab-kitab suci yang tertulis seperti Catur Veda, Dharmasastra, Bhagavadgita,

Sarasamuscaya dan kitab yang lain. 2. Budhi Wada adalah peserta Dharma Tula harus

berbicara bedasarkan kesadaran budhi yang tinggi. Tidak boleh didominasi oleh emosi

atau rasio saja. Berbicara dengan perasaan yang halus, rasionalitas yang tinggi dengan

keyakinan budhi yang mendalam.

Dengan kata lain pembicaraan harus didorong oleh daya nalar yang tinggi. Kata-kata

kasar yang menyindir, menyinggung perasaan , merusak nama baik seseorang,

berbohong, semua itu tidak dibenarkan dalam Dharma Tula. 3. Prema Wada artinya

setiap peserta yang ikut berbicara dalam Dharma Tula tersebut tidak ada yang saling

membenci.

Dharma Tula harus diselenggarakan dengan kasih sayang (prema). Dharma Tula dapat

dilakukan melalui pembahasan umum dari ajaran agama Hindu yag ingin dipahami.

Suasana kasih sayang inilah yang dipakai dasar untuk mengadakan Dharma Tula

tersebut. Kemudian penerapannya di SMP Gurukula Bangli, metode Dharma Tula pada

saat peserta didik mendapat tugas sekolah yang sulit untuk dipecahkan sendiri dan

akhirnya dibahas bersama- sama. Penerapan metode Dharma Tula dapat dilakukan pada

semua materi pelajaran Agama Hindu. Juta Ningrat menyebutkan sebagai berikut.

“Dalam kegiatan pembelajaran di kelas metode dharma tula bisa dilakukan pada semua

materi, karena metode ini dapat membantu siswa dan guru dalam usaha mencapai hasil

belajar yang lebih baik” (Wawancara, 22 April 2017). Dharma Tula merupakan metode

yang mengajak siswa untuk berdiskusi, bertukar pikiran dengan guru maupun dengan

Page 30: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

sesama siswa membahas mengenai ajaran-ajaran dharma, etika atau kesusilaan.

Salah satu kegiatan diskusi atau metode Dharma Tula yang diterapkan pada proses

pembelajaran pendidikan Agama Hindu dan budi pekerti terlihat pada Foto 2 sebagai

berikut. Foto 2 Siswa Sedang Melakukan Kegiatan Dharma Tula Berdasarkan pada

penerapan metode Dharma Tula di SMP Gurukula Bangli, memiliki kontribusi yang

signifikan terhadap tumbuhnya sikap kritis dari para murid, sehingga pengetahuan yang

didapat para murid lebih mendalam.

Pada uraian di atas juga dijelaskan, bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan

dalam melaksanakan pengajaran melalui metode Dharma Tula. Bagi para guru-guru

SMP Gurukula Bangli ketiga hal yang yang dimaksud sudah dapat diaplikasikan secara

optimal. Dalam menanamkan ajaran agama Hindu melalui metode Dharma Tula, guru

selalu menyampaikan materi berdasarkan pada Sastra Wada.

Demikian juga pada saat murid bertanya sangat memperhatikan aspek Budhi Wada,

sehingga diskusi menunjukkan suasana Prema Wada. Metode Dharma Santi Metode

Dharma Santi adalah pelaksanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap saling asah,

saling asih, dan saling asuh yang penuh dengan rasa toleransi. Tim Penyusun (2008: 8)

dalam buku Kesatuan Tafsir Aspek-Aspek Agama Hindu menjelaskan bahwa Dharma

Santhi dapat dilaksanakan sesuai dengan keperluan situasi dan relevansinya dengan

kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan.

Metode Dharma Shanti dalam pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta

didik, untuk saling mengenali teman kelasnya, sehingga menumbuhkan rasa saling

menyayangi. Wiana (2009: 81) menguraikan bahwa metode Dharma Santhi

sesungguhnya adalah langkah pengajaran dengan menanamkan ajaran agama untuk

saling menyayangi antar sesama, dan alam lingkungan. Dalam ajaran agama Hindu

sikap saling menyayangi dan tidak saling menyakiti adalah utama.

Seseorang yang tidak meyakiti orang lain ataupun sesama, maka hidupnya akan

menapatkan kedamian atau santhi. Hal tersebut sudah diamanatkan oleh kitab suci

Bhagavadgita sebagai berikut: Advestha sarva bhutanam maitrah karuna eva ca,

Nirmamo nirahamkarah sama-dukha kshami. (Bhagavadgita XII.13) Terjemahan : Bagi

siapa yang tidak membenci kepada semua makhluk, yang begitu ramah, baik, dan

penyayang.

Ia yang tidak memiliki perasaan menjadi meiliknya dan ia mampu menaggung

kesedihan dan kesenagan dengan keseimbangan, ia yang diberikan perlidungan

(Maswinara, 1999: 122). Berdasarkan kutipan sloka di atas, maka di deskripsikan kembali

Page 31: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

jika melalui metode Dharma Santhi murid akan diajarkan untuk berdamai dengan

dirinya dan orang lain.

Selain itu, melalui langkah ini ajaran cinta kasih (prema swarupa) akan dapat

diaplikasikan. Berkenaan dengan hal tersebut, guru/ pendidik menerapkan metode

Dharma Santhi di SMP Gurukula Bangli menekankan pada perilaku untuk mengasihi

sesama, guru dan semua makhluk.

Dalam rangka mengupayakan siswa agar memiliki perilaku yang demikian, proses

pembelajaran di SMP Gurukula Bangli diarahkan pada pembelajaran berdasarkan atas

pengalaman. Penerapan lain dari metode pembelajaran Dharma Santhi, peserta didik di

SMP Gurukula Bangli dapat menerapkan ajaran Tri Hita Karana adalah tiga hubungan

yang menyebabkan keharmonisan. Dalam penerapan metode pembelajaran Dharma

Santi pembelajaran lebih memfokuskan pada hubungan antar sesama atau Pawongan.

Hubungan dengan sesama diwujudkan dengan saling menghargai antar anak-anak

Pasraman dan para guru yang ada di sekolah. Sehingga sangat tepat metode

pembelajaran Dharma Santhi diterapkan pada SMP Gurukula Bangli ini guna

menumbuhkan rasa persatuan dan saling menghargai serta menghormati. Selain

penerapan metode Dharma Santi, di mana siswa menerapkan ajaran Tri Hita Karana,

guru SMP Gurukula Bangli juga secara rutin mengadakan kegiatan Dharma Santi bagi

keluarga pasraman. Dalam kegiatan tersebut, siswa saling meminta maaf dan

menghormat kepada guru serta semua orang di pasraman.

Kegiatan pembelajaran dengan metode Dharma Santi dapat dilihat pada foto 3 sebagai

berikut. Foto 3 Siswa Sedang Mengikuti Dharma Santi Merujuk pada hal tersebut,

metode Dharma Santi sangat relevan digunakan sebagai langkah-langkah menanamkan

ajaran agama Hindu, khususnya ajaran yang berkenaan dengan cinta kasih. Agama pada

dasarnya adalah cinta kasih itu sendiri.

Narayana (2006:68) menjelaskan bahwa cinta kasih adalah agama yang sesungguhnya,

dan ajaran ini sangat ditekankan dalam ajaran agama Hindu. Metode Dharmag?t?

Metode Dharmag?t? adalah pelaksanaan mengajar dengan pola melantunkan sloka,

palawakya, dan tembang. Guru dalam proses pembelajaran dengan pola Dharma Gita,

melibatkan rasa seni yang dimiliki setiap peserta didik, terutama seni suara atau

menyanyi, sehingga dapat menghaluskan budi pekertinya. Dharma Gita sebagai media

untuk menyampaikan ajaran agama Hindu melalaui seni suara.

Oleh karena itu, penyampaian materi ajaran agama Hindu dijalin sedemikian rupa dalam

bentuk lagu atau irama yang indah dan menawan, mempesona pembaca dan

Page 32: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

pendengarnya. Usaha untuk melestarikan dan mengembangkan Dharmag?t? bertujuan

untuk tetap menjaga dan memelihara warisan budaya tradisional yang diabaikan kepada

keagamaan. Di samping itu melalui Dharmag?t? diharapkan akan mampu memberikan

sentuhan rasa kesucian, kekhidmatan serta kekhusukan dalam pelaksanaan kegiatan

keagamaan.

Wiana (2009: 83) menjelaskan materi Dharmag?t? diambil langsung dari kitab suci serta

sastra-sastra keagamaan yang umumnya menggunakan bahasa Sanskerta maupun

bahasa Jawa Kuno. Untuk mencapai sasaran perlu diberikan terjemahan yang

menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah setempat. Demikian pula

kreasi-kresi Dharmag?t? yang baru tetap membawakan pesan dan tema keagamaan.

Pemakaian bahasa daerah tidak menjadi hambatan bahkan sangat diharapkan rasa ikut

memiliki dan ikut bertanggung jawab. Dharmag?t? atau kirtanam adalah salah satu cara

untuk membangkitkan kekuatan suci yang ada dalam diri. Dharmag?t? adalah nyanyian

tentang dharma. Dharma maksudnya ajaran- ajaran Agama Hindu yang dikemas dalam

bentuk nyanyian spiritual yang bernilai ritus sehingga yang menyanyikan dan yang

mendengarkan sama-sama dapat menghayati serta memperdalam ajarannya. Kemduian

penyampaian materi Dharmag?t? berpadu antara teori dan praktek.

Sehingga penerapan dari metode pembelajaran ini di SMP Gurukula Bangli langsung

mempraktekkan setelah guru menjelaskan dan mencontohkan salah satu nyanyian atau

sloka. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh informan sebagai berikut. “Nyanyian

yang diberikan dalam strategi Dharmag?t? a disesuaikan dengan materi pembelajaran,

kemampuan siswa, dan kemampuan siswa di SMP gurukula Bangli.

Implementasi metode pembelajaran ini yaitu dengan memberikan pemahaman tentang

materi ajar melalui nyanyian-nyanyian suci yang terdapat dalam susastra Hindu. Selain

itu dikatakan bahwa tujuan dari strategi Dharmag?t? adalah disamping sebagai cara

untuk mempermudah memahami materi agama, juga melatih siswa agar terbiasa

melantunkan nyanyian-nyanyian suci keagamaan yang nantinya bisa diimplementasikan

di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Untuk mengetahui makna di dalam setiap nyanyian spiritual tersebut dan diharapkan

mampu menambah wawasan dari peserta didik untuk dijadikan bekal dalam menjalani

kehidupan berlandaskan Dharma” (Juta Ningrat, wawancara 17 April 2017). Penerapan

metode Dharmag?t? di SMP Gurukula Bangli penerapan Dharmag?t? secara langsung

dan tidak langsung sudah diterapkan yaitu dengan belajar sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan dan juga diajarkan nyanyian tentang dharma, yaitu mantra, dan kidung suci

melalui guru Agama Hindu.

Page 33: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Ataupun mendengarnya pada saat melakukan persembahyangan sehari-hari, sehingga

dapat disimpulkan metode pembelajaran ini sudah diterapkan baik di kelas maupun di

Pasraman seperti tampak pada Foto 4 sebagai berikut. Foto 4 Siswa Sedang Dituntun

Belajar Menggunakan Strategi Dharma Gita Sukayasa (2007: 2) menjelaskan bahwa

beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa seni suara atau seni olah vokal

(tembang) adalah kesenian yang paling pertama kali muncul di dunia, barulah seni-seni

yang lain.

Uraian tersebut dalam Veda diisyaratkan untuk manusia melaksanakan ajaran agama

Hindu melalui seni, sebagaimana disebutkan dalam kitab Veda, sebagai berikut. Gayo

sasra wartani ,.... Terjemahan: Kami menyanyikan mantra-mantra Sama Veda dalam

ribuan cara (Titib, 2003 : 466). Dalam kitab Regveda juga dinyatakan tentang pentingnya

seni olah vokal dalam melaksanakan upacara agama, seperti dalam mantram berikut :

Pradaksinid abhi grnanti karavo Vayo vadanta rtuth? sukhantayah Ubhe vacau vadati

s?mag? iva Gayatram ca traistubhyam c?nu r?jati (Rgveda, II.43.1) Terjemahannya:

Semoga burung-burung dari suara hati nurani membimbing kami selamanya dalam

menyatakan sekitar perjalanan sesuai dengan lingkungan, seperti penyanyi lagu pujian

yang cerdik menyatakan tentang kedua jenis pujian seperti penyanyi saman setelah

menguasai metrum-metrum gayatri, usnik, tristyubh, dan jagati (Maswinara, 1999 : 468).

Kitab Reg Weda Mandala IX juga menyatakan pentingnya seni suara untuk

memperindah suasana, seperti mantram barikut.

Sakh?ya ?mi srdata pun?ya Pragayata sisum nayajñaih pari Bhasata ?riye (Rgveda IX.

104.1) Terjemahannya: Ber-stana-lah wahai sahabat, bernyanyilah bagi Soma yang telah

disaring itu, menghiasi dengan menawarkan untuk memperindah suasana, seperti orang

tua yang menghiasi seorang anak (Titib, 2003 : 467).

Dengan beberapa kutipan kitab Veda di atas, tentang pentingnya tembang yang

mengandung pesan keindahan sebagai media siar agama, maka Dharmag?t? menjadi

sangat penting dalam menanamkan ajaran agama Hindu, terutama kepada para siswa,

sebagai generasi muda yang belum tahu banyak tentang ajaran agama Hindu.

Berdasarkan atas mantram Veda tersebut, dalam hal ini guru dapat menanamkan ajaran

agama Hindu kepada siswa dengan metode tembang suci (Dharmag?t?).

Penerapan metode Dharmag?t? dalam pembelajaran juga dapat meminimalisir

pembelajaran yang “membosankan” bagi siswa, sebab metode Dharmag?t? akan

membuat proses pembelajaran lebih menarik dan variatif. Metode Dharma Sadhana

Dharma Sadhana adalah pelaksanaan pembelajaran untuk menumbuhkan kepekaan

sosial peserta didik melalui pemberian atau pertolongan yang tulus ikhlas dan

Page 34: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

mengembangkan sikap berbagi kepada sesamanya. Dharma Sadana secara harfiah

dapat diartikan sebagai realisasi ajaran dharma dalam diri seseorang.

Adnyana (2011: 35) menjelaskan bahwa Dharma Sadana merupakan implementasi dari

ajaran sanathana dharma yang diparaktekan melalui disiplin spiritual atau sadhana.

Wiana (2009: 85) menjelaskan bahwa Dharma Sadhana dapat dilaksanakan melaui Catur

Yoga Marga. Dharma Sadana artinya merealisasikan ajaran dharma dalam diri

seseorang. Implementasi strategi pembelajaran ini diterapkan melalui praktek Bhakti

Marga, Karma Marga, Jnana Marga dan Yoga Marga secara terpadu, bulat dan utuh. a.

Bhakti marga Merupakan bagian dari cara penerapan model pembelajaran Dharma

Sadhana. Penerapan jalan bhakti yang pelaksanaanya diwujudkan dalam bentuk

upasana (pemujaan) dan persembahyangan. Dalam kaitannya ini bisa dilakukan dengan

pembuatan sarana upacara yang berdasarkan kesucian hati dan tulus iklas.

Bhakti marga merupakan jalan bhakti yang lebih dominan dilakukan oleh umat Hindu

khususnya yang ada di Bali. Sehingga melalui penerapan ajaran Bhakti Marga siswa siswi

SMP Gurukula Bangli melalui praktek-praktek keagamaan seperti cara membuat sarana

upakara sebagai sebuah persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala

anugrah yang telah diberikan. Seperti tampak pada Foto 5 berikut.

Foto 5 Penerapan Metode Dharma Sadhana (Bhakti Marga) Membuat Sarana Upakara

Peserta didik dalam penerapan ajaran Bhakti Marga diajarkan untuk membuat segala

bentuk sarana upakara yang tentunya disesuaikan dengan materi pembelajaran di kelas,

disamping itu juga peserta didik mendapatkan pendalaman materi praktek pada

kegiatan pasraman yang memiliki nilai tatwa yang mendalam serta didasari atas

kesucian hati dan tulus iklas. b.

Karma Marga Model pembelajaran Karma Marga yang menitik beratkan pada perbuatan

atau amal kebajikan, dengan melakukan sesuatu dengan penuh ketulus iklasan atas

dasar dharma. Ajaran Karma Marga dalam implementasinya dipasraman diwujudkan

dan bentuk tingkah laku yang mengarah pada ajaran dharma. Pembelajaran susila

diajarkan pada peserta didik pasraman melalui implementasi metode pembelajaran

Dharma Sadhana untuk menciptakan pribadi-pribadi yang luhur dan berbudi pekerti

yang baik, memiliki kepedulian yang tinggi dengan lingkungan.

Pembelajaran susila diajarkan dalam bentuk praktis, yaitu dengan menuntun untuk

berkata yang sopan pada semua guru, teman serta kepada orang yang lebih tua

dimanapun berada. Selalu menjaga nama baik sekolah dengan mengupayakan untuk

berpikir yang baik, berkata yang santun dan bertingkah laku yang dapat

Page 35: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dipertanggungjawabkan. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa diharapkan

dapat menunjukkan perbuatan yang baik seperti halnya memperhatikan atau mengikuti

proses kegiatan pembelajaran dengan baik dan tulus. Seperti yang tampak pada Foto 6

sebagai berikut. Foto 6 Peserta Didik Sedang Presentasi Tugas Sebagai wujud

pengamalan Karma Marga c.

Jñana Marga Penerapan Jnana Marga oleh peserta didik di SMP Gurukula Bangli seperti

ajaran Brahmacari. Brahmacari adalah mengenai masa menuntut ilmu dengan tulus iklas,

tugas pokok pada masa ini adalah belajar dan belajar. Belajar dalam arti luas, yakni

belajar dalam pengertian bukan hanya membaca buku. Tetapi lebih mengacu pada

ketulus iklasan dalam segala hal.

Dalam observasi yang dilakukan pada saat pelajaran Pendidikan Agama Hindu, terlihat

peserta didik tampak serius mengikuti dan dengan penuh semangat mengerjakan apa

yang disuruh oleh guru. Seperti tampak pada Foto 7 sebagai berikut. Foto 7 Peserta

Didik Belajar dengan Tekun Sebagai Wujud Pengamalan Jnana Marga d. Raja Marga

Raja marga merupakan model pembelajaran dengan jalan kebatinan dan kerohanian

yang dilaksanakan dalam bentuk Tapa (pengekangan indriya dan pengekangan

emosional) Brata (ketaatan untuk berpantang), Yoga (menghubungkan diri dengan

Tuhan dan menghentikan gerak pikiran), Samadhi (merealisasikan kesadaran atman).

Dalam proses pembelajaran pendidikan Agama Hindu dan budi pekerti di SMP Gurukula

selalu diawali dengan melakukan doa bersama di kelas. Informan Juta Ningrat

menyatakan sebelum pembelajaran dimulai siswa diajak untuk melakukan doa sesuai

dengan tuntutan kurikulum 2013 yaitu memenuhi kompetensi inti sikap spiritual.

Melakukan doa sebelum pembelajaran dimulai sangat membantu siswa dalam

memusatkan pikiran pada materi pelajaran ,sehingga apa yang menjadi tujuan dari

pembelajaran itu dapat tercapai. Seperti yang tampak pada Foto 8 sebagai berikut. Foto

8 Peserta Didik Melakukan Doa Sebelum Pelajaran Dimulai Berdasarkan pada penjelasan

di atas, maka metode Sadhana merupakan sebuah metode untuk menumbuhkan rasa

disiplin spiritual para muridnya. Sehingga dalam hal ini, mewujudkan lulusan yang

religius bisa dilaksanakan.

Metode Sadhana pada dasarnya berorientasi pada disiplin hidup pribadi seperti tapa,

bratha, yoga dan Samadhi. Untuk itu perlu disusun suatu pedoman yang sedemikian

rupa dan praktis serta dapat dilakukan oleh setiap umat menurut tingkatan umur dari

murid itu sendiri. Metode Dharma Yatra Dharma Yatra merupakan strategi pembelajaran

dengan mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu.

Page 36: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Strategi Dharma Yatra baik digunakan pada saat menjelaskan materi tempat suci, hari

suci, budaya dan sejarah perkembangan Agama Hindu. Dharma Yatra memiliki

pengertian yang hampir sama dengan Tirta Yatra. Wiana (2009 : 80) menjelaskan bahwa

Dharma Yatra adalah usaha untuk meningkatkan penanaman ajaran agama Hindu

melalui kunjungan untuk persembahyangan ketempat-tempat suci, baik yang bertempat

dipegunungan atau ditepi pantai.

Dharma Yatra atau Tirta Yatra sebagai perjalanan suci menurut kitab Sarasamuscaya

dikatakan lebih utama daripada beryadnya. Sebagaimana disebutkan dalam sloka

berikut : Apan mangke kottamaning tirthayatra, atyanta pawitra, lwih sakeng

kapawananing yajña, wenang ulahkena ring daridra. (Sarasamuccaya 279) Terjemahan :

Sebab keutamaan Tirtha Yatra itu, amat suci, lebih utama daripada pensucian dengan

yajña; sebab Tirtha Yatra dapat dilakukan oleh orang miskin sekalipun (Kajeng, 2010 :

212). Keutamaan Dharma Yatra itu dapat dilakukan oleh umat yang paling miskin

sekalipun.

Disebutkan demikian karena modal Dharma Yatra hanyalah niat yang suci dan tulus

ikhlas. Untuk meningkatkan kesucian pribadi serta keimanan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, melihat atau memperluas cakrawala memandang keagungan Tuhan, mengagumi

alam semesta dan ciptaan Tuhan, sehingga semakin teguh untuk mengamalkan ajaran

dharma.

Dharma Yatra sangat baik dilakukan hari suci keagamaan atau upacara

persembahyangan pada pura atau tempat suci. Lebih lanjut Dharma yatra adalah

perjalanan dalam rangka menelusuri jalan dharma, seperti mengunjungi tempat-tempat

suci untuk melakukan sembahyang, penghayatan keagungan pencipta sekaligus

merupakan upaya pengamalan ajaran dharma atau Agama Hindu. Metode

pembelajaran ini juga diterapkan pada SMP Gurukula Bangli.

Dharma Yatra memiliki pengertian yang hampir sama dengan tirta yatra adalah

perjalanan dalam rangka menelusuri ajaran Dharma, seperti mengunjungi tenpat-

tempat suci untuk Sembahyang, penghayatan tentang keagungan sang pencipta dan

sekaligus merupakan upaya pengalaman ajaran Dharma atau Agama Hindu (Wiana,

1997:79). Ajaran agama Hindu sangat banyak menjelaskan tentang keutamaan dari

Dharma Yatra sebagai sebuah penyucian.

Dijelaskan dalam kitab Walmiki Ramayana, Sri Rama melakukan perjalanan suci

mengelilingi hutan dan membuat pertapaan. Demikian juga Sri Krishna ketika sudah

berakhirnya perang Bharata Yuda melakukan Dharma Yatra sekaligus persiapan masa

dimana Sri Krishna akan kembali ke alam Mahawisnu. Jadi, dengan demikian Dharma

Page 37: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Yatra merupakan kegiatan yang suci dalam menanamkan ajaran agama Hindu untuk

meningkatkan wawasan keHinduan.

Dikaitkan dengan dengan metode Dharma Yatra pada pembelajaran pendidikan Agama

Hindu dan budi pekerti di SMP Gurukula Bangli terlaksana dengan baik. Menurut

Informan Juta Ningrat yang sebagai guru Agama Hindu di SMP Gurukula Bangli

menyatakan bahwa Metode Dharma yatra sangat tepat digunakan untuk

membangkitkan semangat anak-anak belajar dari kejenuhannya belajar di kelas.

Disamping itu juga peserta didik dapat memperhatikan langsung objek yang dituju

sehingga lebih mudah memahami materi pelajaran. Penerapan metode Dharma Yatra

dapat dilihat pada foto 9 sebagai berikut. Foto 9 Peserta Didik di ajak Mengunjungi

Tempat Suci Sambil Belajar Dari kegiatan ini siswa diharapkan dapat memiliki cakrawala

pandang yang lebih luas tentang keagungan dan kebesaran Hyang Widhi, sehingga

nantinya siswa dapat meningkatkan sradha dan bakthinya serta sekaligus sebagai upaya

mengamalkan ajaran Agama Hindu.

Sangat banyak manfaat yang didapatkan oleh murid ketika metode Dharma Yatra ini

benar-benar dilaksanakan. Selain meningkatkan Sradha dan Bhakti murid, metode ini

juga dapat menghilangkan kepenatan dalam diri murid, karena selalu belajar dalam

kelas. Dengan mengajak murid untuk belajar di luar kelas atau ke tempat-tempat suci,

diharapkan dapat menumbuhkan pikiran-pikiran yang positif dan lebih membuat para

murid semangat belajar.

Penerapan Metode Sad Dharma Melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pada sub

bab ini sangat perlu peneliti mencantumkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

SMP Gurukula Bangli. Sebab dalam penerapannya metode Sad Dharma dapat

dituangkan melalui rencana pelaksanaan pembelajaran. Tentunya dalam hal ini adalah

mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti.

Melalui pembelajaran Agama Hindu dan Budi pekerti diharapkan siswa memiliki

kompetensi inti yang disebutkan dalam RPP. Adapun kompetensi inti dalam RPP

tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut. 1. Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianut. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi, gotong royong) santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya. 3.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

Page 38: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori (RPP SMP

Gurukula Bangli Kelas VII semester II). Selain kompetensi inti tersebut, dalam RPP juga

menyebutkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi. Sebagaimana

dapat dilihat pada tabel 8 berikut.

Tabel 8 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1 Meyakini ajaran Panca Yajn? yang berkualitas

dalam kehidupan sehari-hari; 1 Meyakini latar Belakang pelaksanaan Yajna 2 Meyakini

pengertian Yajña 3 Menghayati jenis-Jenis Yajña 4 Meyakini bentuk- bentuk

Pelaksanaan Yajña 5 Meyakini syarat-Syarat Pelaksanaan Yajña 6 Meyakini kualitas dan

Tingkatan Yajña 2 Mengamalkan Panca Yajn? yang berkualitas dalam kehidupan

sehari-hari.

1 Santun dalam memaparkan latar Belakang pelaksanaan Yajna 2 Trampil dalam

menuliskan pengertian Yajña 3 Disiplin dalam mengidentifikasikan jenis- Jenis Yajña 4

Percaya diri dalam menceritakan bentuk- bentuk Pelaksanaan Yajña 5 Santun dalam

memaparkan Syarat-Syarat Pelaksanaan Yajña 6 Mengamalkan kualitas dan Tingkatan

Yajña KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 3 Memahami

kualitas Panca Yajn?dalam kehidupan; 1 Menjelaskan Latar Belakang pelaksanaan Yajna

2 Menguraikan Pengertian Yajña 3 Menyebutkan Jenis-Jenis Yajña 4 Mengidentifikasi

Bentuk Pelaksanaan Yajña 5 Menyebutkan Syarat-Syarat Pelaksanaan Yajña 6

Mengklasifikasikan Kualitas dan Tingkatan Yajña 4 Menyajikan contoh Panca Yajn? yang

tergolong Tamasika, Rajasika, dan Sattwika 1 Membuat paparan tentang latar Belakang

pelaksanaan Yajna 2 Menuliskan pengertian Yajña 3 Mengidentifikasikan jenis-Jenis

Yajña 4 Menceritakan bentuk- bentuk Pelaksanaan Yajña 5 Memaparkan Syarat-Syarat

Pelaksanaan Yajña 6 Menceritakan Kualitas dan Tingkatan Yajña (Sumber: RPP SMP

Gurukula Bangli Kelas VII semester II) Selanjutnya dalam penerapannya guru

menjabarkan pembelajaran dalam beberapa kali pertemuan, dan di dalamnya ada

beberapa tujuan yang elementer untuk dicapai dalam proses pembelajaran.

Dalam RPP juga dijabarkan kemampuan guru dalam menerapkan metode Sad Dharma

dalam kegiatan pembelajaran. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa RPP

sebagai perangkat pemebelajaran di dalamnya ada metode pembelajaran dan kegiatan

pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan alat pemebelajaran yang penting

dalam sistem pendidikan, khususnya sistem pendidikan agama Hindu.

Demikian pula kegiatan pembelajaran di SMP Gurukula Bangli, setiap guru yang

Page 39: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

mengajar diwajibkan membuat RPP sebagai sebuah panduan dalam pembelajaran.

Sebab dalam manajemen pendidikan, perencanaan pembelajaran adalah penting agar

guru dapat mengajar secara sistematis dan terarah (Saddulloh,2009:9). Hal yang sama

juga dijelaskan Jutaningrat (wawancara, 15 Mei 2017) sebagai berikut.

“Guru yang mengajar di Gurukula Bangli saya tekankan untuk membuat RPP sebelum

mengajar mengacu pada standar kurikulum dan silabus yang digunakan di SMP

Gurukula Bangli. RPP merupakan alat pembelajaran yang penting. Terlebih dalam

pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti dengan metode Sad Dharma.

RPP tentunya digunakan oleh guru dalam menjalankan proses pembelajaran agar tujuan

pendidikan tercapai sebagaimana dalam kurikulum.”

Berdasarkan atas uraian tersebut, jelas menunjukkan bahwa RPP menjadi alat

pembelajaran yang penting dalam mengarahkan proses pembelajaran. Berkenaan atas

hal tersebut, berikut dijabarkan dalam tabel 9 kegiatan pembelajaran pada pertemuan

pertama pembelajaran pendidikan Agama Hindu, sebagai berikut. Tabel 9 Kegiatan

Pembelajaran pada RPP SMP Gurukula Bangli Kelas VII semester II NO Kegiatan Waktu

1. Pendahuluan a.

Apersepsi 1) Guru membuka pembelajaran dengan salam Panganjali Umat “Om

Swastyastu” dan mengajak berdoa bersama dipimpin oleh perwakilan peserta didik

dengan penuh khidmat”Om Anobadrah krtavu yantu visvatah” 2) Guru mengecek

Kesiapan pembelajaran laporan peserta didik, absensi mengkondisikan suasana

pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran di luar kelas.

3) Guru mengecek penguasaan awal kompetensi yang sudah dimiliki peserta didik

tentang konsep latar belakang pelaksanaan yajna dengan cara diskusi interaktif 4) Guru

dan peserta didik mendiskusikan peta materi dalam buku siswa untuk menyampaikan

kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan berkaitan dengan latar belakang

dan pengertian yajna.

5) Guru menyampaikan metode pembelajaran, dengan menggunakan Sad Dharma,

berbasis lingkungam 6) Guru menyampaikan lingkup penilaian yaitu: aspek sikap,

pengetahuan, keterampilan dan teknik penilaian yang akan digunakan yaitu: Observasi

(sikap), tes tulis (pengetahuan) dan kinerja (ketrampilan). 15 menit NO Kegiatan Waktu

2. b. Kegiatan Inti 1. Dharma Yatra (perjalanan suci) g) Guru mengajak peserta didik

meninggalkan ruangan kelas menuju tempat suci didekat sekolah yang representatif.

h) Peserta didik bersama-sama mengamati sekitar lingkungan yang dilewati dengan

memungut sampah-sampah plastik sebagai implementasi ajaran Bhuta yajna. i)

Page 40: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Tiap-tiap peserta didik dalam kelompok memcatat beberapa kejadian dan informasi

yang dinilai penting sekaligus mencatat beberapa hal yang belum dan ingin diketahui

sesuai materi yang akan dibahas dalam perjalanan menuju tempat suci yang akan

digunakan sebagai tempat pembelajaran. 2.

Dharma Wacana (ceramah keagamaan) a) Guru sesekali menjelaskan tentang

pentingnya kebersihan lingkungan dalam perjalanan menuju tempat suci yang

digunakan tempat pembelajaran. b) Guru menjelaskan latar belakang pelaksanaan yajna

yang dihubungkan dengan lingkungan. 3. Dharma Tula (diskusi keagamaan) a) Tiap-tiap

peserta didik menulis/merumuskan satu atau dua pertanyaan yang berkaitan dengan

beberapa hal yang belum dan ingin diketahui.

b) Dalam kelompok peserta didik mengumpulkan dan menyeleksi

pertanyaan-pertanyaan yang senada/sama atau mendekati sama dengan latar belakang

dan pengertian yajna. c) Masing-masing kelompok peserta didik menuliskan pertanyaan

yang sudah diurutkan yang dibacakan didepan temanya di lokasi pembelajaran. 90

menit NO Kegiatan Waktu d) Dengan difasilitasi guru, peserta didik menyeleksi sejumlah

pertanyaan mulai dari yang paling relevan, atau paling mendekati rumusan indikator/

KD, baik yang faktual maupun konseptual. e) Tiap-tiap kelompok mencari jawaban dari

pertanyaan yang ada, melalui teks dan lingkungan sekitar.

f) Setelah selesai mencari jawaban, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya dihadapan teman-temanya secara bergilir, kelompok lain memberikan

tanggapan dan sanggahan. 1. Dharma Santi (saling memaafkan) e) Setelah selesai

diskusi dan presentasi masing- masing kelompok mengadakan perbaikan sesuai hasil

diskusi. f) Masing-masing kelompok saling memaafkan bila sebelumnya tidak

sependapat dan tidak sejalan dalam memberikan jawaban. 2.

Dharma Sadhana (merealisasikan pembelajaran saat itu) a) Peserta didik secara

bersama-sama memahami pentingnya kebersihan dan keindahan lingkungan b) Peserta

didik kembali melakukan pembersihan dilingkungan pura sebagai wujud dari

pelaksanaan yajna. 3. Dharma Gita (bait-bait syair keagamaan) a) Peserta didik

memperlihatkan kertas yang berisi rumusan jawaban didepan teman-temanya, dengan

menggunakan syair-syair geguritan; g) Salah satu peserta didik memberikan kesimpulan

dengan melagukan materi (macepat NO Kegiatan Waktu 3. c. Kegiatan Penutup 1.

Guru mengkonfirmasi peserta didik dengan memberikan kesempatan untuk

menanyakan hal-hal yang dirasa belum jelas dan dimengerti. 2. Guru menegaskan

kembali simpulan atas jawaban dari serangkaian pertanyaan, dan memberikan pujian

bagi siswa yang menyampaikan materi dengan baik. 3. Peserta didik melakukan refleksi

Page 41: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dengan bantuan pertanyaan reflektif dari guru, misalnya apakah pembelajaran hari ini

menyenangkan, apakah temen-temen kalian dalam menyampaikan pendapatnya secara

tertib, apakan dengan metode pembelajaran ini bisa lebih cepat mengerti? 4.

Guru menanyakan kutipan kata-kata yang bijak yang mengandung nilai-nilai budi

pekerti, (wacika nimittanta manemu laksmi,…..) 5. Guru memberikan penilaian dengan

tes secara lisan dan tugas terstruktur (PT) yang dikerjakan kurang lebih 60 menit di

rumah, dengan mencari gambar- gambar yang berhubungan dengan atman dan

menjelaskan maksud dari gambar yang dimaksud. 6.

Peserta didik menerima informasi pembelajaran berikutnya yakni sloka-sloka yang

berhubungan dengan brahman. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama

yang dipimpin oleh perwakilan peserta didik dalam mengakhiri pembelajaran, dengan

mengucapkan doa “Om Loka Semesta Sukino Bhavantu” dan parama santih, om santih,

santih, santih Om 15 menit Menyimak tabel 9 tersebut jelas menunjukkan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran ada tiga tahapan yang harus guru lakukan di kelas. Pertama

adalah pendahuluan.

Dalam pendahuluan ini guru membuka pembelajaran dengan salam Panganjali Umat

“Om Swastyastu” dan mengajak berdoa bersama dipimpin oleh perwakilan peserta didik

dengan penuh khidmat”Om Anobadrah krtavu yantu visvatah”. Hal tersebut akan

mengarahkan siswa agar memiliki sikap religius dan membiasakan siswa sebelum

kegiatan berdoa kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa.

Selanjutnya guru mengecek kesiapan pembelajaran (laporan peserta didik, absensi

mengkondisikan suasana pembelajaran yang menyenangkan melalui pembelajaran di

luar kelas. Kemudian guru mengecek penguasaan awal kompetensi yang sudah dimiliki

peserta didik tentang konsep latar belakang pelaksanaan dengan cara diskusi interaktif,

guru dan peserta didik mendiskusikan peta materi dalam buku siswa untuk

menyampaikan kompetensi yang akan dipelajari, dan guru menyampaikan metode

pembelajaran, dengan menggunakan Sad Dharma serta guru menyampaikan lingkup

penilaian yaitu: aspek sikap, pengetahuan, keterampilan dan teknik penilaian yang akan

digunakan yaitu: Observasi (sikap), tes tulis (pengetahuan) dan kinerja (ketrampilan).

Selanjutnya kedua, guru memasuki tahapan kegiatan inti dari pembelajaran dengan

menerapkan metode Sad Dharma. Sebagaimana kegiatan inti tersebut dapat dilihat

pada tabel 9 di atas. Selanjutnya yang ketiga adalah menutup pembelajaran. BAB IV

KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI DALAM PENERAPAN METODE SAD DHARMA

PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Kendala

Internal Setiap penerapan metode pembelajaran dalam proses pembelajaran sudah

Page 42: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

tentu mengalami berbagai kendala. Kendala tersebut bisa saja datang dari internal dan

eksternal.

Namun demikian, disinilah dituntut keprofesionalitasan seorang guru sebagai pendidik

dalam menerapkan metode pembelajaran. Guru dapat dikatakan sebagai seorang

pendidik yang professional, ketika dapat mengaplikasikan metode pembelajaran

dengan baik. Meminjam uraian Rusman (2011: 9), bahwa keberhasilan pembelajaran dan

keprofesionalan seorang pendidik dapat dilihat dari kemampuan guru dalam

menerapkan metode pembelajaran sehingga pembelajaran dapat mencapai tujuan yang

dikehendaki.

Demikian pula penerapan metode Sad Dharma pada pembelajaran pendidikan Agama

Hindu dan Budhi Pakerti di SMP Gurukula tidak terlepas dari kendala yang dihadapi.

Kendala yang paling menonjol adalah kendala yang datang dari internal siswa sebagai

objek dan subjek didik. Kendala internal sering kali menjadi faktor penghambat dalam

penerapan metode pembelajaran Sad Dharma.

Hal tersebut berdampak pada terhambatnya proses pembelajaran dan tidak sesuai

dengan capaian pembelajaran yang ada dalam kurikulum. Tentunya hal tersebut bukan

menjadi sebuah hambatan signifikan bagi guru SMP Gurukula Bangli dalam menerapkan

metode tersebut. Sebab pada hakikatnya pembelajaran adalah sebuah proses, dan

sejalan dengan tesa teoretis konstruksivistik, bahwa pembelajaran adalah suatu proses

pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun

konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data (Irwantoro dan

Suryana, 2016: 69).

Merujuk atas tesa teoretis tersebut, jelas menunjukkan bahwa pembelajaran adalah

“proses aktif” dalam rangka membangun konsep baru dalam diri peserta didik. Bertolak

atas hal itu, penerapan metode pembelajaran Sad Dharma sesungguhnya adalah sebuah

proses pembelajaran yang nantinya akan mengarahkan anak didik SMP Gurukula agar

dapat menumbuhkembangkan konsep baru dalam diri mereka.

Pembelajaran yang demikian secara tidak langsung dapat menjadikan anak didik cerdas

secara rohani dan jasmani. Sebab dengen metode Sad Dharma anak didik akan

diajarkan untuk memahami sebuah konsep dan merealisasikannya dalam tingkah laku.

Bukan pembelajaran yang mengarahkan anak didik hanya menjadi “pengkoleksi data”.

Oleh karena itu, hambatan internal yang menjadi kendala dalam penerapan

pembelajaran Sad Dharma justru dapat dijadikan tolok ukur dalam penerapan

selanjutnya dalam proses pembelajaran. Lebih jelasnya berikut dideskripsikan beberapa

Page 43: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

kendala internal dalam penerapan metode pembelajaran Sad Dharma di SMP Gurukula

Bangli yang dijadikan beberapa faktor, yakni: 1) Faktor Fisiologi Kendala internal dalam

penerapan metode Sad Dharma dalam pembelajaran agama Hindu dan budi pekerti di

SMP Gurukula Bangli adalah adanya faktor fisiologi.

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungsi normal tubuh dengan berbagai

gejala yang ada pada sistem hidup dan pengaturan segala fungsi dalam sistem tersebut.

Berbagai aktivitas yang terjadi pada sistem hidup selanjutnya disebut fungsi kehidupan

atau fungsi hidup. Jadi, fungsi hidup ialah fungsi sistem yang ada dalam tubuh manusia.

Sistem hidup merupakan suatu yang kompleks dan bervariasi sehingga dalam fisiologi

manusia, fungsi hidup adalah sesuatu yang kompleks dan bervariasi juga (Sadulloh,

2008: 97). Berkenaan dengan hal tersebut, faktor fisiologi anak didik di SMP Gurukula

menjadi salah satu kendala dalam penerapan metode Sad Dharma. Dalam konteks ini

anak didik atau siswa dipandang sebagai manusia yang memiliki tubuh fisik dalam

perkembangannya sebagai makhluk hidup.

Mengacu pada teori perkembangan peserta didik, bahwa siswa sebagai peserta didik

memiliki prinsip pertumbuhan dan pengembangan. Faktor fisiologi sesungguhnya

merupakan hal yang penting dalam menentukan berhasil dan tidaknya penerapan

metode pembelajaran. Merujuk atas hal tersebut pula, seorang guru hendaknya

memperhatikan prinsip yang keenam bahwa siswa atau peserta didik memiliki

perbedaaan dalam perkembangan fisiknya.

Sebab dalam perkembangan setiap peserta didik sangat tergantung pada biologis dan

genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut memberikan

kontribusi terhadap perkembangan seorang peserta didik. Perbedaan perkembangan

tiap individu mengindikasikan pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari

perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap

anak seharusnya juga berbeda. Secara empiris ada peserta didik di SMP Gurukula Bangli

yang mengalami gangguan fisik (fisiologi).

Hal tersebut menjadi kendala tersendiri bagi siswa. Sebab cacat fisik dapat dinyatakan

sebagai keterlambatan perkembangan peserta didik. Angreni (2016:19) menjelaskan

bahwa keterlambatan perkembangan peserta didik berdampak pada terhambatnya

proses pembelajaran. Pun demikian penerapan metode Sad Dharma pada pembelajaran

pendidikan agama Hindu dan budi pekerti di SMP Gurukula Bangli mengalami kendala

akibat dari salah satu siswa mengalami keterbatasan fisik (cacat fisik). Sebagaimana

penjelasan Jutaningrat (wawancara: 17 April 2017) sebagai berikut.

Page 44: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

“Metode pembelajaran Sad Dharma sesungguhnya sangat efektif dalam

menumbuhkembangkan potensi spiritual dan budi pekerti siswa. Tetapi, dalam

penerapannya ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru. Faktor internal

berhubungan dengan aspek fisiologi peserta didik. Sebab ada peserta didik yang

mengalami cacat fisik, yakni jalannya tidak normal, sehingga guru membutuhkan proses

lebih maksimal dalam menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran.”

Berdasarkan atas uraian tersebut, dapat diketahui bahwa kendala yang dihadapi guru

agama Hindu dalam menerapkan metode Sad Dharma pada pelajaran agama Hindu dan

Budi Pekerti di SMP Gurukula Bangli adalah disebabkan adanya faktor fisiologis, yakni

cacat fisik pada salah satu siswa. Selain ada peserta didik yang mengalami cacat fisik,

ada pula peserta didik yang merupakan mantan (bekas) narapidana yang sengaja

dititipkan di pasraman dengan harapan si anak dapat dididik menjadi pribadi yang

benar-benar berkarakter.

Selain itu, ada pula siswa atau peserta didik yang “inklusif”, yakni peserta didik yang

berkebutuhan khusus atau disabelitas. Keterbatasan fisik dari peserta didik sangat

memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran, tetapi hal tersebutmenjadi

“motivasi” tersendiri bagi guru sebagai pilot preject pembelajaran di kelas. Kendala

fisiologis tentunya dapat ditanggulangi dengan berbagai setrategi dan pendekatan

pembelajaran.

Guru dalam hal ini dapat menerapkan prinsip pembelajaran dari Ivan Pamplop (dalam

Hills, 2010: 98), bahwa dalam usaha guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,

maka harus memperhatikan beberapa hal, yakni: 1. Kematangan adalah merupakan

suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan.

Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis

akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.

Belajar adalah sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan perubahan

tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan- kemampuan yang lain. Menurut Gege dan

Berliner, belajar adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.

Menurut L.

Bigge belajar adalah perubahan menetapkan dalam kehidupan seseorang yang tidak di

wariskan secara genetis. Menurut james whitteker belajar didefinisikan sebagai proses

yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. 2. Latihan

adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya

Page 45: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dengan aktivitas belajar.

Tiga prinsip tersebut, yakni: kematangan (maturtion), belajar (learning), dan latihan

(exercise). Secara konseptual 3 prinsip tersebut mempunyai persamaan dan perbedaan.

Persamaannya adalah sama-sama adanya perubahan (changes), dan adapun letak

perbedaannya terdapat pada perubahan pada pertumbuhan yang bersifat kuantitatif,

sedangkan pada kematangan, belajar, dan latihanlebih bersifat kualitatif.

Perubahan pada pertumbuhan dan kematangan lebih bersifat alamiah sedangkan

perubahan pada belajar dan latihan lebih bersifat disengaja dan bertujuan.

Perubahan-perubahan yang terjadi baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar,

maupun latihan itulah yang disebut: perkembangan (development). Oleh karena itu

perkembangan dapat didefinisikan sebagai perubahan sepanjang waktu (change over

time) baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun sebagai hasil latihan.

Dengan demikian psikologi perkembangan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang

mempelajari perubahan perilaku organisme sepanjang hayat.

2) Faktor Kelelahan Pada Diri Peserta Didik Sebagaimana diketahui bahwa SMP Gurukula

Bangli adalah sekolah yang mengadopsi sistem gurukula atau model pasraman. Jadi,

selayaknya Gurukul di India maka para siswa tinggal di pasraman. Selama siswa tinggal

di Pasraman Gurukula, siswa hendaknya mengerjakan tugas guru dan melayani guru

dengan baik.

Apapun perintah guru hendaknya sepantasnya ditaati dalam pelayanan. Dalam ajaran

agama Hindu, sisya yang belajar ilmu dari seorang guru, maka ia hendaknya melakukan

pelayanan (sevanam) kepada guru dan semua yang tinggal di Gurukula. Pola asram atau

pasraman yang diadopsi oleh Gurukula menjadikan Pasraman Gurukula berbeda dengan

sekolah lainnya.

Di Gurukula Bangli, siswa tinggal di Pasraman atau Asram. Mereka selain belajar juga

menjalankan kewajiban sebagai anak asram/pasraman, yakni menjalankan kewajiban

yang telah ditetapkan, dan hidup dalam kesederhanaan. Berbeda dengan sekolah pada

umumnya di mana siswa masih tinggal dalam lingkungan keluarganya sendiri.

Dalam proses pembelajaran, lingkungan sangat menentukan sekali berhasil dan

tidaknya pembelajaran tersebut. Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca,

keadaan geografis, sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang

meliputi ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian (Soetjiningsih, 1998).

Sebagai contoh, kondisi daerah yang tidak aman karena adanya pertikaian dapat

Page 46: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

menyebabkan tekanan tersendiri bagi individu dan proses imitasi atau peniruan perilaku

kekerasan yang dapat berpengaruh dalam pola perilaku individu. Sementara itu kondisi

yang jelek pada faktor cuaca, kurangnya sanitasi atau kebersihan lingkungan, keadaan

rumah yang tidak menunjang hidup sehat, serta keadaan geografis yang sulit, misalnya

karena di daerah terpencil yang sulit untuk dijangkau.

Menurut teori stres lingkungan (Sarwono, 1992: 43), bahwa ada dua elemen dasar yang

menyebabkan manusia bertingkah laku terhadap lingkungannya. Elemen pertama

adalah stresor dan elemen kedua adalah stres itu sendiri. Stresor adalah elemen

lingkungan yang merangsang individu seperti kebisingan, suhu udara, dan kepadatan,

ataupun lingkungan rumah yang tidak sehat.

Sementara stres diartikan sebagai ketegangan atau tekanan jiwa yang merupakan akibat

dari hubungan antara stressor dengan reaksi yang ditimbulkan dalam diri individu, dan

kedua efek tersebut dapat menyebabkan kelelahan peserta didik. Sebagaimana yang

dialami oleh siswa SMP Gurukula Bangli dapat dinyatakan mengalami “stress

lingkungan” dikarenakan tekanan dan ketegangan mereka menghadapi lingkungan

yang demikian. Bagaimanapun aturan asram dalam Gurukula sedikit tidaknya membawa

efek yang kuat terhadap sisi psikis peserta didik.

Sebab mereka harus hidup dengan lingkungan yang tidak bebas selayaknya mereka

tinggal di rumah. Kondisi mereka yang jauh dengan orang tua pula menjadi pemantik

bahwa kondisi psikis mereka tidak stabil. Hal tersebut dijelaskan Karnawi (wawancara: 13

Mei 2017) sebagai berikut. “Peserta didik yang tinggal di Gurukula Bangli sepenuhnya

hidup mereka dengan didikan asrama.

Jadi mereka tinggal di asram, dan hidup mengikuti ketentuan yang diberlakukan di

asram. Mulai dari pemenuhan kebutuhan hidup mereka dari baru bangun memasak

makanan, mandi, mencuci pakaian, membersihkan tempat tidur dan sekitar asram

hingga sembahyang adalah rutinitas mereka setiap harinya. Mereka diajarkan mandiri

secara penuh dan tidak bergantung pada orang lain.

Tidak boleh mempergunakan handphone dan telpon apapun, kecuali atas ijin guru dan

mereka diajarkan untuk hidup disiplin setiap waktu.” Menyimak keterangan tersebut,

menjadi sangat mungkin siswa SMP Gurukula Bangli mengalami kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran. Atas hal tersebut, faktor lingkungan juga menjadi sebuah hal

yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pencapaian pembelajaran.

Jadi merujuk atas hal tersebut, kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor

intelegensi yang rendah, akan tetapi juga disebabkan oleh faktor- faktor non

Page 47: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

intelegensi, seperti pengaruh lingkungan dan kondisi serta suasana pembelajaran.

Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja

akademik yang memuaskan.

Kesulitan Belajar adalah proses menentukan masalah atau ketidakmampuan peserta

didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya dengan cara

menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang tampak. Proses belajar

seseorang tidak akan selalu berjalan dengan baik, seorang yang mencari ilmu tidak akan

terlepas dari kesulitan belajar, fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya

tampak jelas dari menurunnya kinerja ademik atau prestasi belajarnya.

Salah satunya kesulitan belajar siswa di SMP Gurukula Bangli diakibatkan dari kondisi

fisik peserta didik yang juga dapat berpengaruh terhadap semangat belajar peserta

didik dalam mendapatkan pelajaran. kelelahan pada diri peserta didik tidak hanya

kelelahan dibagian jasmani tetapi juga kelelahan dibagian rohani. (Slameto, 2010:59)

menyebutkan ada dua macam kelelahan yaitu jasmani dan rohani.

Kelelahan jasmani bisa berupa dari fisik peserta didik, hal ini disebabkan karena peserta

didik menyiapkan segala kebutuhan hidupnya sendiri di pasraman, mulai dari makanan,

pakaian maupun kebuthan lain yang diperlukan dalam proses pembelajaran.Tidak

nyamannya suasana kelas dapat berpegaruh pada motivasi dan semangat dan belajar

peserta didik.

Faktor kelelahan dari jasmani dan rohani, harus dihindarkan dari peserta didik, kerena

akan berdampak pada proses pembelajaran peserta didik di dalam mengikuti pelajaran

di sekolah. Khusunya kelelahan terjadi di jam-jam pelajaran yang sudah menginjak siang

ataupun pada jam-jam terakhir pelajaran. 3) Faktor Psikologi Selain faktor lingkungan

yang menjadi kendala dalam guru menerapkan metode Sad Dharma pada pembelajaran

pendidikan agama Hindu dan budi pekerti adalah faktor psikologi. Piskologi adalah

berhubungan dengan kondisi “psikis” atau perilaku kejiwaan peserta didik.

Faktor kondisi psikis amat penting sebagai penentu berhasil dan tidaknya proses

pembelajaran. Terlebih dalam menerapkan metode Sad Dharma dalam pembelajaran

yang notabene pembelajaran yang berkarakteristik agama. Kebanyakan siswa terkadang

bahkan sering tidak menyukai pembelajaran agama, sehingga pembelajaran justru

menjadi mereka terbebani.

Sedangkan menyitir asumsi nya Artjumsai (1999: 97), dalam tesanya tentang Pendidikan

Nilai-Nilai Kemanusiaan atau The Human Values Education menjelaskan bahwasanya

pembelajaran harus menyenangkan dan mendidik, bukan membebani tetapi diktator.

Page 48: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Adapun dalam psikologi perkembangan melihat peserta didik sebagai individu sebagai

peserta didik pada institusi pendidikan, dan mencoba memahami perkembangan dari

perspektif sepanjang rentang kehidupan manusia (Life- Span Development) berdasarkan

pada pendapat Paul Baltes (dalam Pappalia, 2004:43), bahwa Life-span human

development berusaha menggambarkan, menjelaskan, meramalkan, dan mempengaruhi

perubahan-perubahan yang terjadi dari pembuahan hingga masa dewasa.

Tujuan akhir dari perspektif ini adalah untuk membantu hidup individu menjadi

kehidupan yang berarti dan produktif. Bertolak atas deskripsi tersebut jelas ada korelasi

yang kuat antara perkembangan psikologis siswa dengan kondisi dan lingkungan

pembelajaran serta siswa SMP Gurukula, jika dilihat dari perspektif individu. Jadi siswa

atau peserta didik dilihat secara personal (individu) merupakan manusia dengan segala

potensi yang dimiliki.

Psikologis pendidikan melihat siswa sebagai manusia dan makhluk individu adalah

sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, nilai,

etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Faktor psikologis inilah menjadi terkendalan

sendiri dalam penerapan pembelajaran metode Sad Dharma. Sebab peserta didik

sangat-sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana mereka tinggal, yakni pasraman.

Secara emperik, ada ketidak nyamanan bagi siswa SMP Gurukula Bangli dalam

mengikuti pembelajaran. Sebab kebanyakan dari mereka belum dirasa siap harus

meninggalkan orang tua, yang dilihat secara fase psikologis diusia mereka yang

demikian masih membutuhkan kasih sayang orang tua dan lingkungan keluarga.

Sebagaimana dijelaskan Somawati (wawancara: 22 April 2017) sebagai berikut.

“Kebanyakan siswa kami, terutama di SMP Gurukula Bangli sebenarnya mereka

mengalami tekanan psikis. Terlebih mereka yang baru datang dan sekolah di sini. Sangat

berbeda lingkungan dan yang lainnya sehingga mereka terguncang dalam psikis. Hal

tersebut dpaat memberikan pengaruh yang kuat terhadap proses pembelajaran. Bahkan

ada juga siswa yang tiba-tiba menagis ketika pembelajaran dimulai sebab siswa sangat

merindukan orang tuanya sehingga hal itu menjadi tugas berat guru sesungguhnya

dalam menerapkan metode pembelajaran.”

Sejalan dengan uraian informan tersebut jelas menunjukan bahwa lingkungan sangat

memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut diperkuat juga oleh teori behavioristik, bahwa pendekatan

psikologi yang menelaah cara lingkungan dan pengalaman mempengaruhi tindakan

seseorang. Penganut behaviorisme (behavioris) menaruh perhatian pada peranan

penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam mempertahankan atau

Page 49: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu (Olson, 2000: 8).

Jadi kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan metode pembelajaran Sad Dharma

dalam pembelajaran merupakan kendala terkait lingkungan siswa yang memberikan

dampak terhadap perilaku siswa yang cendrung ke arah tidak baik. Oleh karena itu,

perlu sekali guru dalam menerapkan metode pembelajaran Sad Dharma hendaknya

kembali kepada tradisi behavioral, yakni memberikan penghargaan dan hukuman

kepada siswa dalam kapasitas mendidik. Kendala Eksternal Kendala lainnya selain

adanya faktor internal adalah adanya kendala dari eksternal.

Kendala eksternal juga tidak dapat diabaikan begitu saja, sebab kendala eksternal

merupakan faktor yang penghambat penerapan metode Sad Dharma pada

pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti. Kendala eksternal sudah pasti

berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya luaran dari siswa sebagai peserta didik

dalam proses pembelajaran.

Kendala eksternal bisa saja muncul dari SDM (sumber daya manusia) dalam konteks ini

tentunya merujuk pada SDM Guru sebagai manusia pendidik atau mendidik. Selain

guru, sarana dan prasarana pembelajaran sebagai pelengkap pembelajaran juga sangat

menentukan berhasil dan tidaknya proses pembelajaran. Demikian pula kurikulum

sebagai perangkat pembelajaran menjadi sangat dominan dalam menghambat proses

pembelajaran.

Terlebih ketika guru dan komponen pendidikan lainnya mengalami kendala dalam

menerapkan kurikulum tersebut dalam pembelajaran. Berdasarkan atas hal tersebut,

berikut diuraikan berkenaan dengan kendala eksternal yang menghambat penerapan

metode Sad Dharma pada pembelajaran agama Hindu dan pendidikan budi pekerti di

SMP Gurukula Bangli, sebagai berikut.

1) Sumber Daya Manusia (SDM) Hasbullah (2013:124) menjelaskan bahwa guru sebagai

pendidik berfungsi sebagai pembimbing pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas

peserta didik dan sekaligus sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan. Adapun (Rusman, 2011) menjelaskan bahwa pendidik sebagai yang

memfasilitator dalam proses pembelajaran.

Dantes (2008) menyatakan pula bahwa pendidik adalah ia yang memiliki tugas sebagai

pendidik sehingga segala potensi yang ada dalam diri siswa akan muncul. Berkenaan

dengan gagasan tersebut, pendidik secara esensial memiliki perbedaan makna dengan

mengajar. Pendidik memang memiliki tugas dan fungsi sebagai pendidik, yakni

mendidik siswa agar potensisiswa dapat tumbuh.

Page 50: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Adapun mengajar lebih kepada hal yang bersifat formal sehingga terkesan ke arah

formalitas. Dengan demikian, guru sebagai pendidik harus bersungguh-sungguh

mendidik siswa tidak hanya sekadar mengikuti proses pembelajaran. UU Sisdiknas No.20

Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidik harus menjalankan kewajibannya sebagai

pendidik dengan baik, sebab mendidik adalah “usaha sadar”, dan terencana untuk

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan (Atmosuwito, 2010: 69).

Berkenaan dengan hal tersebut, guru sebagai pendidik merupakan komponen yang

penting dalam sistem pendidikan nasional. Guru sebagai pendidikan dimaksudkan

dalam konteks ini adalah guru yang professional dan memiliki SDM yang baik. Dalam

penerapan metode Sad Dharma, SDM guru sering menjadi faktor penghambat yang

membawa dampak pada proses pembelajaran.

Terlihat pada saat guru menerapkan metode Sad Dharma banyak dari mereka yang

tidak siap dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Sebab metode Sad

Dharma sesungguhnya membutuhkan media pembelajaran yang banyak sehingga

pembelajaran tidak membosankan. Sebut saja dalam penerapan metode Dharma Yatra,

yakni metode pembelajaran agama Hindu yang menekankan pada proses perjalanan

suci.

Menggunakan metode ini tidak selalu harus mengajak siswa ke pura atau tempat suci,

tetapi dapat pula dilakukan di dalam kelas dengan media visiualisasi. Guru bisa saja

menggunakan media pembelajaran berupa video atau pemutaran film yang

berhubungan dengan tempat-tempat suci di Bali dan di dunia. Melalui visualisasi,

diharapkan siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran dan sesuai

dengan tujuan dari penerapan metode ini adalah sebagai upaya mengarahkan siswa

pada sebuah konsep baru.

Selama ini guru hanya menerapkan metode Sad Dharma hanya melalui setrategi

pembelajaran ceramah yang terkadang bahkan sering menjadikan proses pembelajaran

membosankan. Sebagaimana penuturan salah satu siswa SMP Gurukula Bangli

(Sariwangi, wawancara, 27 Mei 2017) sebagai berikut. “Guru agama Hindu di sini

kebanyakan menggunakan metode ceramah. Beberapa juga sudah menggunakan media

pembelajaran visualisasi.

Sesungguhnya saya dan teman-teman siswa sangat menyukai guru yang menggunakan

media pembelajaran. Baik berupa visual video dan yang lainnya. Pembelajaran jadi lebih

menarik, dan kami tidak bosan. Bukan berarti metode ceramah tidak baik. Metode

ceramah sangat meanarik jika disampaikan dengan baik dan variatif.” Merujuk atas

Page 51: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

deskripsi tersebut, jelas menunjukkan bahwa SDM Guru agama Hindu di SMP Gurukula

Bangli perlu ditingkatkan lagi.

Terutama penguasaan mereka dalam strategi dan pendekatan pembelajaran. Metode

Sad Dharma sesungguhnya cara pembelajaran agama Hindu dan budi pekerti yang

sangat relevan digunakan untuk meningkatkan potensi kecerdasan siswa baik rohani

dan jasmani. Ketidak mampuan guru sebagai pendidikan dalam menerapkan metode

Sad Dharma tentunya menjadi kendala yang signifikan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan atas hal tersebut, guru dituntut untuk dapat berinovasi, kreatif dan cerdas

dalam mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada Sad Dharma. Sebagaimana

Ngurah (2008:54), bahwa Sad Dharma adalah enam metode dalam ajaran agama Hindu

untuk menumbuhkembangkan aspek spirit dalam diri. Enam metode tersebut sangat

bersesuaian dengan metode pembelajaran modern, sehingga guru hendaknya dapat

memformulasi metode pembelajaran Sad Dharma dengan modern.

Tujuannya jelas sebagaimana amanat empat pilar WHO, bahwa pembelajaran adalah

untuk mengetahui (to know), melakukan (to do), bisa menjadi (to be) dan hidup

bersama (life together) (Dantes, 2008: 8). 2) Sarana dan Prasarana Dalam sistem

pendidikan nasional, sarana dan prasarana pembelajaran digolongkan sebagai alat

pendidikan. Alat pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting

dalam proses pembelajaran.

Alat pendidikan sebagaimana Hasbullah (2013:124) menjelaskan bahwa segala sesuatu

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berfungsi untuk

mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan. Berdasarkan atas

terma teoretis tersebut, alat pendidikan dapat dinyatakan sebagai sebuah media

pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Dalam konteks ini, alattidak saja dalam ranah “media”, tetapijugameliputi kurikulum,

metode, strategi dan pendekatan pembelajaran. Semua komponen atau alat pendidikan

tersebut masing-masing memiliki peranan yang signifikan di dalam mengupayakan

pembelajaran agar efektif dan efesien. Menjadi sebuah kegagalan dunia pendidikan, jika

masing-masing alat pendidikan tersebut tidak berjalan secara seimbang.

Sebab masing-masing alat tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

terpisahkan. Masing- masing memiliki pertautan yang sangat kuat, dan tidak dapat

berdiri sendiri. Mendasarkan atas uraian tersebut, alat pendidikan berupa sarana dan

prasarana pembelajaran merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia

pendidikan.

Page 52: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Terlebih dalam penerapan metode Sad Dharma dalam pembelajaran agama Hindu dan

budi pekerti. Dalam penerapannya tentunya membutuhkan sarana dan prasarana yang

memadai. Dilihat dari sarana fisik berupa ruangan kelas, SMP Gurukula boleh dikatakan

sudah memenuhi standar pendidikan. Tetapi sarana pengembangan metode dalam

penerapannya masih mengalami kendala.

Hal yang paling jelas kelihatan adalah masih kurangnya bantuan dana oprasional dalam

pemenuhan kebutuhan hidup anak-anak pasraman. Hal tersebut menjadi hal yang

serius dialami oleh Pasraman Gurukula. Peran pemerintah dalam hal ini sangat penting,

mengingat pasraman Gurukula satu-satunya pasraman yang bernafaskan agama Hindu.

Namun demikian, sumbangsih pemerintah masih dikatakan kurang maksimal dalam

mengembangkan pasraman menjadi pusat dan basis pendidikan berbasis agama Hindu.

Selain santunan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup anak pasraman yang sangat

minim, dana oprasional penunjang pembelajaran juga sangat minim, seperti Laptop,

LCD, Lab Komputer, Lab bahasa, Lab fisika, bahasa dan yang lainnya masih belum ada

sehingga berdampak pada terhambatkan proses pembelajaran.

Penerapan metode pembelajaran Sad Dharma merupakan cara pembelajaran yang

menarik. Namun efektivitas metode tersebut benar-benar teruji, jika sarana dan

prasarana memadai. Selama ini guru dalam menerapkan metode Sad Dharma pada

pembelajaran di SMP Gurukula adalah dengan memanfaatkan sarana sarana yamng

terbatas.

Akan tetapi hal tersebut dapat ditangulangi dengan kreatifitas guru dalam

mempergunakan sarana pembelajaran bagi siswa SMP Gurukula Banngli. 3) Kurikulum

Alat pendidikan berupa kurikulum memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem

pendidikan. Kurikulum hadir sebagai origin point dalam penyelenggaraan pendidikan,

sehingga dalam proses pembelajaran kurikulum selalu dijadikan basis edukatif di dalam

mengupayakan tercapainya tujuan pembelajaran (pendidikan).

Berkenaan dengan hal itu, banyak para ahli pendidikan menjelaskan bahwa

pembelajaran merupakan “implementasi” kurikulum (Dimyati dan Mujiono, 2013: 286).

Mendasarkan pada terma tersebut, dapat dinyatakan bahwa kurikulum dengan

pembelajaran memiliki pertautan yang koheren, bahkan identik. Proses pembelajaran

selayaknya “cermin” isi kurikulum dan pantulan cermin adalah out put dari proses

pembelajaran.

Analog tersebut sejalan dengan uraian Djamrah (2013: 65) sebagai berikut. Kurikulum

Page 53: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

memiliki hubungan yang kuat dengan pembelajaran. Pembelajaran tidak akan dapat

berlangsung tanpa adanya kurikulum. Sebaliknya, kurikulum tidak akan ada artinya

tanpa adanya pembelajaran. Dengan demikian, kurikulum merupakan isi dari pelajaran

yang di dalamnya ada rencana kegiatan pembelajaran, hasil belajar dan pengalaman

belajar.

Merujuk pada terminologi tersebut, jelas bahwasanya kurikulum merupakan alat

pendidikan yang di dalamnya ada

seperangkatmatapelajarandanprogrampendidikanyangdiberikan oleh lembaga

pendidikan. Hamalik (2013: 1) menjelaskan hal yang senada, bahwa kurikulum adalah

seperangkat pembelajaran di dalamnya ada rancangan pembelajaran dalam suatu

jenjang pendidikan.

Menilik uraian Hamalik dan para pakar teoretis di atas, kurikulum tidak saja sangat

penting dalam kegiatan pembelajaran, tetapi sebagai suatau hal yang fundamental

harus ada dalam sistem pendidikan. Berhasil dan tidaknya sebuah proses pembelajaran

teramata sangat ditentukan oleh kurikulum, dan dalam historikalnya Bangsa Indonesia

sudah beberapa kali berganti kurikulum.

Sejak tahun 1945 kurikulum nasional telah beberapa kali mengalami perubahan

kurikulum, yakni pada 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006 (Hamid,

2011: 203). Perubahan tersebut dirasa wajar, mengingat perubahan kurikulum tentunya

diikuti dengan adanya perubahan paradigma sosial, budaya, politik dan paradigma

zaman yang selalu dinamis.

Perubahan tersebut mengikuti pula perubahan dari kemajuan IPTEK yang semakin

berkembang, konsekuensi logis dari semua itu kurikulum harus mampu menyajikan

seperangkat pembelajaran yang sesuai dengan konteks zaman, sehingga pendidikan

mampu melahirkan SDM yang siap bersaing dalam dunia global. Kurikulum

diaplikasikan melalui metode yang berhubungan dengan strategi pembelajaran.

Guru dalam menerapkan strategi pembelajaran berdasarkan atas pendekatan yang

dilakukan. Dengan demikian, masing-masing alat pendidikan bekerja secara simultan

dan koheren. Sebagaimana dapat digambarkan dalam skema 1 berikut. Skema 1

Hubungan Alat Pendidikan yang Merupakan Satu Kesatuan Skema di atas menunjukkan,

bahwasanya alat-alat pendidikan dalam sistem pendidikan modern memiliki peran yang

setrategis dalam menunjang proses pembelajaran. Dalam prosesnya, menyiratkan

sebuah siklus (circle) atau lingkaran yang terhubunga dan terkait.

Dengan kata lain, proses pembelajaran merupakan “proses” yang berkesinambungan

Page 54: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dan berkelanjutan. Hal itu ditegaskan kembali dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003,

bahwa pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan berkelanjutan (Sugiyono, 2006:

98). Penerapan metode Sad Dharma sebagai salah satu metode pembelajaran juga

berkoheren dengan kurikulum sebagai perangkat pembelajaran.

Bahkan metode tersebut dapat diintegrasikan dengan kurikulum. Terlebih kurikulum

2013 dengan pendekatan tematik terintegratifnya. Tetapi, kelemahannya adalah guru

pendidikan agama Hindu di SMP Gurukula kurang begitu memahami kurikulum 2013.

Selama ini guru hanya menerapkan kurikulum KTSP sehingga masih tertinggal dengan

sekolah yang sudah menerapkan kurikulum tersebut.

Jutaningrat (wawancara: 17 Juni 2017) menjelaskan sebagai berikut. “Kurikulum 2013

sangat bagus perangkat di dalamnya, tetapi guru di SMP Gurukula masih mengalami

beberapa kendala terkait dengan penerapannya. Banyak guru tidak mampu menerapkan

secara optimal.

Terlebih sarana pembelajaran yang masih sangat minim sehingga menjadi kendala

dalam penerapan metode Sad Dharma pada pembelajaran agama Hindu.” Kurikulum

2013 disajikan menggunakan pendekatan tematik-integratif. Mata pelajaran, yang

kemudian disebut muatan pelajaran, di dalamnya terdiri dari: Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti harus diintegrasikan, dan menggunakan metode inkuri, yakni menemukan.

Dalam siswa menemukan tersebut menggunakan sarana media pembelajaran yang

memadai (Rusman, 2011: 98).

Selain itu, dalam kurikulum 2013 ada tiga aspek penilaian yang hendaknya dilakukan

guru, yakni aspek afektif (perilaku), kognitif (pengetahuan) dan psikomotorik

(keterampilan). Berkenaan dengan hal tersebut, jelas menunjukkan bahwa kurikulum

2013 merupakan alat pendidikan yang efektif dalam mewujudkan siswa berkarakter.

Namun demikian bagi guru pendidikan agama Hindu di SMP Gurukula kurikulum

tersebut mengalami kendala dalam penerapannya.

BAB V IMPLIKASI PENERAPAN METODE SAD DHARMA PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI Implikasi Terhadap Sikap Spiritual

Penerapan metode Sad Dharma pada pembelajaran pendidikan Agama Hindu dan budi

pekerti tentunya memunculkan berbagai implikasi. Implikasi penerapan metode Sad

Dharma yang muncul adalah implikasi terhadap sikap spritual bagi siswa SMP Gurukula.

Sikap spiritual tersebut terlihat dengan perilaku siswa, baik dalam belajar maupun

keseharian. Siswa SMP Gurukula Bangli, baik yang laki-laki dan perempuan memiliki

sikap spiritual yang kuat. Hal tersebut menandakan bahwa potensi spirit dalam diri

Page 55: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

mereka sudah terbangun dengan baik melalui proses pembelajaran.

Kehidupan religius peserta didik di SMP Gurukula Bangli tidak dapat memisahkan diri

dari kegiatan belajar dan berupacara yadnya. Peserta didik SMP Gurukula Bangli hampir

setiap saat melakukan kegiatan berupacara, baik sekala kecil dan besar yang diikuti

secara personal dan komunal. Upacara tersebut menunjukan refleksi nilai edukasi

karakter relegius yang bersandar pada nilai kearifan lokal dan agama Hindu sebagai

spiritnya.

Nilai tersebut terwujud dalam perilaku siswa sebagai peserta didik yang mencerminkan

spiritual Hindu. Bagi siswa atau peserta didik di SMP Gurukula Bangli, kegiatan

berupacara merupakan hal mendasar yang ditekankan dalam setiap pembelajaran.

Terlebih guru agama Hindu yang menerapkan metode pembelajaran Sad Dharma.

Enam aspek tersebut sama-sama menerangkan dan menonjolkan agar siswa

mengembangkan protensi spiritual dalam dirinya sehingga benar- benar out put

pendidikan nantinya dapat melahirkan manusia yang memiliki kecerdasan holistik.

Meminjam taksonominya Bloom, bahwa aspek apektif atau perilaku merupakan hal yang

penting dikembangkan dalam pembelajaran.

Untuk itu, pembelajaran berbasis spiritual adalah hal yang penting (Narayana,1999:53).

Mengacu pada uraian Hamallik (2011:43), bahwa keberhasilan suatu metode

pembelajaran adalah ketika dapat menumbuhkan kecerdasan yang holistik, yakni

kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan intelek (IQ) dan

kecerdasan lainnya.

Penerapan metode pembelajaran Sad Dharma sesungguhnya capainnya adalah

menciptakan peserta didik yang dapat meningkatkan kecerdasan tersebut, sehingga ia

menjadi manusia yang berkarakter. Bagi para guru, beberapa kendala yang telah

dijelaskan sebelumnya bukanlah menjadi sebuah hal yang menghambat untuk guru

menerapkan metode tersebut.

Sebab segala kendala tersebut merupakan tantangan agar para guru termotivasi dalam

mengajar dan mendidik siswa agar dapat menumbuhkembangkan sikap spiritual

mereka dalam perilaku. Sebab kecerdasan spiritual inilah yang dapat menjadikan

peserta didik dapat bersaing pada era global. Berdasarkan atas penerapan metode

tersebut, berikut implikasi sikap spiritual yang paling menonjol dan perlu ditingkatkan

kembali dalam diri siswa dapat dideskripsikan sebagai berikut.

1) Penguatan Sikap Sradha Adanya implikasi terhadap sikap spiritual siswa di SMP

Page 56: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Gurukula dari diterapkannya metode Sad Dharma adalah adanya sikap sraddha dan

bhakti siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sikap

tersebut seolah-olah menjadi pertunjukkan spiritual magi bagi siswa dalam belajar dan

bersikap di pasraman.

Harapannya, sikap yang sudah terbangun dalam diri siswa selanjutnya terekspresi dalam

setiap tindakan dan laku. Sebab out put dari pendidikan adalah lingkungan sosial.

Melalui penerapan metode Sad Dharma, siswa akan memiliki sikap sraddha dan bhakti

kepada Tuhan dan ditauladani dalam lingkungan sosial. Sraddha dan bhakti adalah

pondasi yang penting bagi keberlangsungan dan keajegan Hindu ke depannya.

Terlebih lagi bagi siswa Hindu sebagai pewaris segala macam bentuk tradisi dan agama

Hindu. Untuk itu, sraddha dan bhakti harus ditumbuhkembangkan dalam diri siswa,

sehingga menimbulkan rasa yakin dan percaya terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa,

terhadap sesama dan lingkungan (Tri Hita Karana).

Sebagaimana penjelasan Smith (2008: 19) bahwa, agama adalah kebutuhan bagi

manusia, karena dengan agama dapat mendekatkan penganutnya dengan Tuhan,

dengan bidang sosial, dan alam melalui berbagai bentuk perilaku keberagamaan.

Senada dengan itu, Jalaludin (2011: 223) mendeskripsikan juga hal yang sama dan

implisit bahwasannya perilaku keberagamaan akan sangat dipengaruhi iman dan

keyakinan penganut agama tertentu akan berbagai bentuk ajarannya.

Kata sraddha dalam Kamus Bahasa Sanskerta tergolong jenis kata feminim yang berarti

kepercayaan; keyakinan; rasa hormat; kuat dan hasrat (Surada, 2007:288). Sedangkan

menurut Titib (2006: 165), sraddha memiliki arti yang luas, yakni keyakinan dan

keimanan. Selanjutnya diuraikan tentang kata sraddha sebagaimana yang diungkapkan

Yaksa dalam bukunya “Nighantu” (III.10), menguraikan kata sraddha dari akar kata “srat”

yang berarti tentang kebenaran.

Lebih jauh diuraikan, sraddha adalah yang memiliki keyakinan di dalam

mempersembahkan upacara pemujaan sebagaimana disebutkan dalam Mantram

Atharvaveda VI, 122. 3. Penjelasan lebih jauh tentang terminologi kata sraddha dikutip

dalam mantram Veda sebagai berikut. ?raddh?ya agnih samidhayte ?raddh?ya huyate

havih ?raddh?? bhaga?ya murdhani Vacasa vedaya?si (?gveda, X, 151.

1) Terjemahan : Api pengorbanan (persembahan) dinyatakan dengan keyakinan yang

mantap (sraddha). Persembahan (korban) dihaturkan keyakinan yang mantap (sraddha).

Kami mohon keyakinan yang mantap (sraddha), yang memiliki nilai tertinggi di dalam

kemakmuran (Titib, 2006 : 167). Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat

Page 57: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

diterminologikan sraddha sebagai sebuah bentuk sikap keyakinan dan kepercayaan kuat

yang mengandung kebenaran.

Banyak literatur Hindu yang menjelaskan kata sraddha sebagai keyakinan dan

kepercayaan yang kuat, salah satunya dalam petikan sloka Bhagavadgita berikut.

?raddh?val labhate jñana? tatpara? Jñana? labhdhva para? ?antim acirena dhigacchati.

(Bhagavadgit?, IV. 39) Terjemahan : Ia yang memiliki keimanan yang kuat (?raddh?),

yang membiarkan diri diresapi kebijaksanaan dan yang telah mengalahkan panca indria

mencapai kebijaksanaan dan setelah mencapai itu, ia akan segera mendapatkan

kedamaian (Radhakrisnan, 2010 : 208).

Merujuk pada hal tersebut, dapat dikemukakan bahwa istilah sraddha adalah merujuk

pada pengertian keyakinan yang kuat terhadap ajaran agama Hindu. ?iwananda Swami

(2003:9), menjelaskan hal yang sama bahwasannya sraddha adalah keyakinan penganut

Hindu terhadap ajaran-ajaran yang terdapat dalam pustaka suci Veda. Berangkat dari

diskursus sraddha tersebut, dapat diketahui bahwasanya keyakianan siswa SMP

Gurukula kepada ajaran Agama Hindu sangat kuat.

Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya intensitas siswa untuk

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan ritual dan agama serta budaya.

Secara emperis, peneliti melihat sikap spiritual yang mengindikasikan bahwa dengan

metode Sad Dharma sangat efektif dalam meningkatkan sraddha dan bhakti siswa

adalah rutinitas kegiatan siswa SMP Gurukula. Mereka tanpa ada yang menyuruh rajin

menjalankan persembahyangan.

Waktu yang paling sering digunakan adalah pagi hari sebelum pembelajaran dan sore

hari setelah mereka menjalankan aktivitas pasraman dan mandi. Pagi hari mereka

rata-rata bangun jam 5 pagi melakukan pembersihan areal pasraman, ada ditugaskan

memasak dan setelah itu mereka mandi, menggunakan pakaian sekolah dan melakukan

persembahyangan bersama di pelinggih Padmasana sebelah timur pasraman.

Sore harinya mereka sembahyang juga ditempat yang sama dengan sarana

persembahyangan canang, dupa dan bunga. Tidak ada yang berupaya mengatur

mereka melakukan hal itu, kecuali ada piodalan atau pada hari-hari suci tertentu.

Mereka sadar penuh bahwa dengan sembahyang mereka yakin akan diberikan

perlindungan.

Selain sembahyang, mereka juga rutin melakukan tirta yatra atau sembahyang di

pura-pura sekiatar dan pura Dangkahyangan, Sadkahyangan dan Kahyangan Jagat

lainnya. Ada program dari pasraman untuk siswa melakukan tirta yatra pada saat liburan

Page 58: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

semester. Program tersebut tentunya realisasi dari metode Sad Dharma tersebut. Selain

Tirta Yatra, siswa juga sering melaksanakan program ngayah dipura sekitarnya, seperti

pura Kehen, Pura Puncak Hyang Ukir dan beberapa pura lainnya.

Sebagaimana dijelaskan Arsada (wawancara: 11 April 2017) sebagai berikut. “Semua

siswa Gurukula rajin sembahyang, dan mereka saya arahkan untuk selalu melakukan

persembahyangan. Selain itu, guru-guru agama Hindu juga setiap saat memberikan

mereka arahan agar tetap melakukan persembahyangan kecuali mereka yang cuntaka.

Selain itu mereka saya arahkan biasanya untuk ngayah dan metirta yatra serta membuat

sarana upakara ketika ada piodalan.” Atas keterangan tersebut, semakin menguatkan

bahwa sikap spiritual siswa SMP Gurukula diwujudkan dengan kegiatan keagamaan.

Sebagai pasraman Hindu, Gurukula tentunya menekankan siswanya untuk memiliki

sikap sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widdhi Wasa.

Kemudian ditambah dalam pelajaran, guru menerapkan metode Sad Dharma sehingga

berdampak pada sikap agar “mengalami” hal yang spiritual tersebut, baik dalam

sembahyang, tirta yatra, ngayah dan membuat sarana upacara yadnya. Sebagaimana

foto 10 menunjukan sikap sembahyang yang dilakukan siswa pada saat hari suci

Purnama dan Tilem sebagai berikut.

Foto 10 Siswa Sedang Melakukan Persembahyangan Dalam Rangka Rainan Purnama

Umat Hindu memiliki landasan keimanan yang disebut Panca Sradha, yaitu percaya akan

adanya: (1) Sang Hyang Widhi sebagai yang tunggal tempat manusia menyerahkan diri

dan mohon perlindungan; (2) Atman, yaitu hidupnya hidup yang merupakan percikan

dari Paraman Atman yang tertinggi; (3) Karma Phala, yaitu keyakinan bahwa segala

bentuk perbuatan akan membawa hasil serta bekas perbuatan itu yang disebut

karmawasana; (4) Punarbhawa, yakni kelahiran kembali, sesuai karma yang telah

diperbuat, dan (5) Moksa, berarti kelepasan dan tidak lahir kembali ke dunia karena

tidak ada sesuatu hal pun yang mengikatnya (Yudha Triguna, 2011: 37-38).

Berkaitan dengan konsep sradha, dalam kitab Bhagawadgita menegaskan:

A?raddadh?n?h purus? Dharmasy?-sya paramtapa, Apr?pya m?m nivartante

Mrtyu-sams?ra-vartmani. (Bhagawadgita IX.3) Terjemahannya: Manusia tanpa keimanan,

yang mengikuti jalan ini, wahai penakluk musuh (Arjuna), tak mencapai Aku dan kembali

ke jalan dunia kematia, menderita (Pudja, 2005: 223). Merujuk sloka tersebut di atas

maka jelas disebutkan bahwa hanya dengan keyakinan yang mantap seseorang akan

dapat mencapai Tuhan.

Justru orang yang tidak memiliki keimanan yang kuat hidupnya akan menderita. Atas

Page 59: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dasar tersebut, keimanan atau sradha merupakan landasan yang elementer bagi siswa

Hindu dalam mewujudkan relegiusitas diri. Bagi siswa SMP Gurukula, sraddha terefleksi

dari berbagai keyakinan yang berkoheren dengan lima asas keyakinan dalam agama

Hindu.

Siswa SMP Gurukula meyakini Ida Sanghyang Widhi Wasa melalui praktik beragama

yang dilakukan secara intens. Keyakinan terhadap tradisi dan praktik beragama yang

demikian, menunjukan bahwa siswa SMP Gurukula memiliki sikap spiritual yang kuat. 2)

Penguatan Sikap Bhakti Perilaku siswa SMP Gurukula yang demikian juga menunjukan

sikap bhakti yang kuat.

Wiana (1993: 42) membagi tingkatan bhakti menjadi dua tingkat yaitu apara bhakti dan

para bhakti. Apara bhakti artinya bhakti yang perwujudannya masih lebih rendah, dan

umumnya dilakukan oleh mereka yang belum mempunyai tingkat kesucian tinggi dan

pemahaman ilmu pengetahuan serta kebijaksanaannya belum menonjol. Dalam

tingkatan apara bhakti, orang memuja Tuhan dengan penuh pengharapan atau

permohonan-permohonan.

Sedangkan para bhakti yaitu pemujaan atau bhakti yang dilakukan umat yang tingkat

kerohaniannya lebih tinggi. Dimana dalam mewujudnyatakan bhaktinya kepada Tuhan,

tidak lagi disertai dengan permohonan apapun. Dalam Kitab Bhagawadgita XI. 54 dan

IX.26 ada disebutkan yaitu: Bhakty? tv ananyay? ?akya Aham evam-vidho 'rjuna, Jn?tum

drastum ca tattvena Pravestum ca paramtapa. (Bhagawadgita XI.54) Terjemahannya:

Tetapi, melalui bhakti yang tak tergoyahkan Aku dapat dilihat dalam realitasnya dan

juga memasukinya, wahai penakluk musuh (Arjuna) (Pudja, 2005: 305). Patram puspam

phalam toyam Yo me bhakty? prayacchati, Tad aham bhakty-upahrtam A?m?ni

prayat?tmanah. (Bhagawadgita IX.26) Terjemahannya: Siapapun yang dengan sujud

bhakti kepada-Ku mempersembahkan sehelai daun, sekuntum bunga, sebiji

buah-buahan, seteguk air, Aku terima sebagai bhakti persembahan dari orang yang

berhati suci (Pudja, 2005: 239). Dalam realisasinya, sebagai wujud cinta kasih

dipersembahkan berbagai hal yang terbaik dimiliki manusia.

Seorang petani akan mempersembahkan hasil terbaik yang dicapai. Seorang seniman

akan berusaha mewujudkan rasa bhakti dengan mewujudkan simbol-simbol keramat

atau indah tentang Tuhan. Dengan demikian, tumbuh dan berkembang berbagai

symbol dan tindakan yang bersifat ekspresif dalam kaitannya dengan keagungan Tuhan

dan tanda pasrah manusia kepada kekuatan yang lebih tinggi.

Ajaran dalam teks Bhagavadgita tersebut pua direalisasikan oleh siswa SMP Gurukula

dengan melakukan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yakni dengan cara

Page 60: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

persembahan, metirta yatra dan ngayah. Adapun kegiatan tirta yatra dapat dilihat pada

foto 11 berikut. Foto 11 Siswa SMP Gurukula Bangli melaksanakan Tirtha Yatra Kegiatan

tirta yatra merupakan kegiatan spiritual yang baik dalam siswa menumbuhkembangkan

sikap belajar dan spiritual. Secara tidak langsung mereka akan diajarkan untuk

mengalami dan mengenal nilai spiritual yang ada dalam setiap pura sebagai tempat

suci.

Terlebih ketika metirta yatra sembari diberikan mereka pendidikan agama Hindu

dengan Sad Dharma, yakni dharma wacana berkenaan dengan pura tersebut. Tentunya

hal tersebut akan berimplikasi pada peningkatan pengetahuan mereka tentang ajaran

agama Hindu. Dalam realisasinya, sebagai wujud cinta kasih atau bhakti kepada Ida

Snag Hyang Widhi Wasa dipersembahkan berbagai hal yang terbaik dimiliki manusia.

Seorang petani akan mempersembahkan hasil terbaik yang dicapai. Seorang seniman

akan berusaha mewujudkan rasa bhakti dengan mewujudkan simbol-simbol keramat

atau indah tentang Tuhan. Dengan demikian, tumbuh dan berkembang berbagai

symbol dan tindakan yang bersifat ekspresif dalam kaitannya dengan keagungan Tuhan

dan tanda pasrah manusia kepada kekuatan yang lebih tinggi.

Pelaksanaan yadnya yang dilandasi oleh bhakti semakin kompleks ketika hal itu

dikaitkan dengan ajaran panca yadnya, yaitu lima persembahan dan korban suci yaitu:

(1) bhuta yadnya, yakni persembahan kepada para bhuta kala, berupa roh halus yang

acapkali mengganggu manusia, berupa segehan dan caru; (2) manusa yadnya adalah

upacara penyucian yang ditujukan kepada manusia mulai lahir hingga mati; (3) rsi

yadnya adalah persembahan dan penghormatan kepada para pendeta; (4) pitra yadnya,

persembahan kepada roh leluhur dengan cara menyelenggarakan upacara pembakaran

mayat (ngaben); dan (5) dewa yadnya, yaitu persembahan saji-sajian kepada para Dewa

marga (Yudha Triguna, 2011: 40). Bagi siswa SMP Gurukula Bangli, sikap bhakti juga

diwujudkan melalui yadnya.

Yadnya sebagaimana Wiana (2008) berasal dari akar kata “yaj” yang berarti kurban suci

tulus iklas kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Sebagaimana disebutkan ada lima

yadnya pokok, dan siswa SMP Gurukula sering terlibat dalam prosesi tersebut. Selain itu,

yadnya dalam konteks ini bukan saja aktivitas ritual, tetapi juga sikap hormat siswa

kepada guru, sesama dan orang lain.

Sebab sikap “hormat” kepada guru, orang tua dan orang lain merupakan cerminan dari

sikap bhakti kepada Catur Guru, yakni guru rupaka, pengajian, swadiaya dan wisesa.

Implikasi Terhadap Sikap Sosial Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting

dalam psikologi pendidikan yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun

Page 61: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

kelompok.

Banyak pula penelitian telah dilakukan terhadap sikap kaitannya dengan efek dan

perannya dalam pembentukan karakter dan sistem hubungan antarkelompok serta

pilihan-pilihan yang ditentukan berdasarkan lingkungan dan pengaruhnya perhadap

perubahan (Wawan dan Dewi, 2010: 19). Sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat,

keluarga merupakan lingkungan Pertama dalam mendidik seorang anak.

Dalam keluarga berlangsung pengembangan sikap sosial awal yang akan menopang

perkembangan sikap sosial selanjutnya. Kemampuan bergaul yang diperoleh di

lingkungan keluarga mendasari kemampuan bergaul yang lebih luas. Dalam hubungan

sosial tersebut anak akan memahami tentang bagaimana cara menghargai orang lain,

mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain, dan memahami bahwa

kebebasannya dibatasi oleh kebebasan orang lain (Sutriyanti, 2016: 343).

Lingkungan keluarga menjadi tempat berlangsungnya sosialisasi yang berfungsi dalam

pembentukan karakter atau kepribadian sebagai makhluk individu, makhluk sosial,

makhluk susila, dan makhluk keagamaan. Pengalaman hidup bersama di dalam

lingkungan keluarga akan memberi andil yang besar bagi pembentukan kepribadian

anak. Apakah anak akan berkepribadian kuat dan menghargai diri pebadinya atau

menjadi anak yang berkepribadian lemah tergantung dari latar belakang

pengalamannya di lingkungan keluarga. Ringkasnya, keluarga berperan penting dalam

proses menanamkan ajaran atau pengetahuan agama dalam pembentukan karakter

(Kurniawan, 2013: 222).

Demikian sangat pentingnya peran keluarga dalam pengembangan sikap moral dan

karakter siswa. Keluarga sebagai lingkungan sosial terkecil akan memberikan pengaruh

dan imlikasi siswa terhadap sikap empati, perduli, kepekaan sosial dan mewujudkan

solidarotas sosial. Bagi SMP Gurukula penerapan metode pembelajaran Sad Dharma

berimplikasi pada terciptanya sikap sosial yang baik.

Sebab para siswa memandang bahwa orang-orang pasraman adalah keluarga mereka.

Kemudian para siswa tinggal bersama dalam ikatan keluarga pasraman. Meskipun

secara genealogis mereka datang dari latar keluarga berbeda, tetapi dengan

kebersamaan mereka diajarkan untuk saling memiliki sikap sosial yang tinggi. Sikap

sosial yang paling jelas terlihat adalah adanya tradisi sembahyang bersama,

bersih-bersih bersama, makan bersama, dan belajar bersama.

Terlebih ada beberapa kegiatan yang dapat memupuk sikap sosial dan soliditas sosial,

sehingga mereka beranggapan bahwa mereka adalah keluarga besar pasraman

Page 62: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

sehingga dengan demikian mereka dapat menciptakan lingkungan keluarga yang

nyaman dan kondusif untuk belajar. Selain itu, guru agama Hindu dan guru lainnya

selalu menekankan pada sikap untuk saling menghargai, menghomati dan mendasarkan

sikap pada menyama braya.

Dalam ajaran agama Hindu, solidaritas sosial bagi siswa hendaknya diajarkan sejak dini.

Sebagaimana disebutkan dalam teks Chandogya Upanisad, bahwa Sweta Kettu murid

dari Udalaka diajarkan tentang mahavakya yakni “Tattwamasi” yang berarti “Engkau

adalah Dia”, artinya kita semua adalah Dia yang merujuk Tuhan. Jadi dengan demikian,

kita semua berkeluarga.

Dalam kondisi yang demikian, sikap sosial yang diajarkan guru melalui metode Sad

Dharma sudah pasti berimplikasi pada sikap siswa dalam mereka hidup dalam

keragaman dan kebersamaan. Uno (2010: 37-38) menyatakan bahwa, kawasan afektif

adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai- nilai interes, apresiasi

(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Terdapat lima tingkatan afektif dari

yang paling sederhana hingga yang kompleks adalah sebagai berikut. 1.

Kemauan Menerima Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memperhatikan

suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengarkan

musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda. 2. Kemauan

Menanggapi Kemauan menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada

partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur,

menaati peraturan, mengukuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau

menolong orang lain. 3.

Berkeyakinan Berkeyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu

pada diri individu. Seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi

(perhargaan) terhadap sesuatu, sikap ilmiah atau kesungguhan (komitmen) untuk

melakukan kehidupan sosial. 4. Penerapan Karya Penerapan karya berkenaan dengan

penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu

sistem nilai yang lebih tinggi.

Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara hak dan tanggung jawab,

bertanggungjawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan menerima

kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam

memecahkan suatu permasalahan. 5. Ketekunan dan Ketelitian Ini adalah tingkatan

afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu

menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya.

Page 63: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Seperti bersikap objektif terhadap segala hal. Kelima sikap tersebut sesungguhnya

sudah diterapkan dalam siswa SMP Gurukula dalam bersikap dan membina kerukunan

dalam lingkungan pasraman. Kelima hal tersebut merupakan pencapaian yang dituju

sehingga siswa benar-benar mampu memiliki sikap kepekaan sosial.

Meskipun dalam penerapannya ada beberapa hal yang menjadi kendala yang

disebabkan oleh latar belakang siswa. Sebab siswa SMP Gurukula berasal dari latar

belakang kehidupan, keluarga dan sejenisnya yang berbeda sehingga hal tersebut

menjadi kendala tersendiri dalam upaya untuk mereka memiliki “rasa” keluargaan antar

sesama siswa dan orang lain.

Melalui interaksi tersebut, siswa akan dibiaskan untuk berperilaku dan mengikuti norma

agama dan susila Hindu. Contoh nyata yang kelihatan adalah setiap siswa bertemu

dengan sesama atau dengan yang lainnya mereka harus mengucapkan salam

panganjali, yakni Om Swastyastu. Kemudian mereka diajarkan untuk bertri kaya

parisudha, yakni berpikir yang baik, berkata yang baik dan berbuat yang baik.

Dengan demikian dalam etika akan didapati ajaran tentang perbuatan yang baik (susila),

yang di dalam ajaran agama Hindu disebut Tri Kaya Parisudha yaitu tiga perbuatan yang

harus disucikan. Sebagaimana apa yang dijelaskan oleh informan tersebut sejalan apa

yang diuraikan dalam Kitab Sarasamuccaya Sloka 77 yang bunyinya sebagai berikut.

K?yena manas? v?c?yadabhiksnam nisevyate, Tadev?paharatyeham tasm?t

kaly?nam?caret. Apan ikang kinatahwan ikang wwang, kolahanya, kangenang?nanya,

kocapanya, ya juga bwat umalap ikang wwang, j?n?k katahwan irika wih, matangnyan

ikang hayu atika ngabhyas an, ring k?ya, w?k, manah.

(Sarasamuccaya, 77) Terjemahannya: Sebab yang membuat orang dikenal, adalah

perbuatannya, pikirannya, ucapan-ucapannya, hal inilah yang sangat menarik perhatian

orang untuk mengetahui kepribadian seseorang, oleh karena itu hendaklah yang baik

itu selalu dibiasakan dalam laksana, perbuatan dan pikiran (Kajeng,dkk, 1999: 63-64).

Laksana (perbuatan), perkataan dan pikiran atau disebut Tri Kaya Parisuda adalah tiga

yang harus disucikan.

Maksudnya ketiga itu dilaksanakan dengan baik, karena pada dasarnya ketiga hal

tersebut akan dapat dijumpai bila diadakan interaksi dan komunikasi, baik dalam

lingkungan keluarga maupun dalam bermasyarakat. Memperkokoh serta mewujudkan

moral dan disiplin umat, memang agama sebagai penuntunnya, mengingat melalui

tingkah laku yang baik akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Sebab

disadari dengan bertingkah laku yang baik mengakibatkan nama seseorang di

Page 64: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

masyarakat akan dihormati serta menjadi panutan setiap orang.

Memperkokoh serta mewujudkan moral dan disiplin umat, memang agama sebagai

penuntunnya, mengingat melalui tingkah laku yang baik akan memperoleh kebahagiaan

di dunia dan di akhirat. Sebab disadari dengan bertingkah laku yang baik

mengakibatkan nama seseorang di masyarakat akan dihormati serta menjadi panutan

setiap orang. Kemudian sikap sosial lainnya dapat ditemukan dalam lingkungan siswa

pada pasraman Gurukula Bangli dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Implikasi Menguatnya Sikap Gotong Royong Sebagaimana disinggung sebelumnya

bahwa siswa di pasraman Gurukula memandang bahwa semua yang tinggal di sana

adalah keluarga mereka. Terlebih dalam setiap pembelajaran mereka diajarkan melalui

metode Sad Dharma untuk merasa saling memiliki dalam kekeluargaan. Sikap yang

demikian lazim disebut dengan “Menyama Braya”. Secara emperis menyama braya

adalah sikap yang berhubungan dengan sikap sosial.

Manyama braya adalah wujud nyata dari perilaku sosial siswa yang tinggal di pasraman

Gurukula yang lebih mementingkan keutuhan kelompok. Dengan demikian manyama

braya melalui sistem gotong royong sering dipraktikan siswa sebagaimana nampak

pada foto 12 berikut. Foto 12 Kegiatan Gotong Royong Warga SMP Gurukula Bangli 2)

Implikasi Menguatnya Sikap Tanggungjawab Siswa Kementerian Pendidikan Nasional

Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum menyatakan tanggung jawab adalah

sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya) negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Tanggung jawab merupakan suatu kesadaran manusia dalam bertingkah laku untuk

melaksanakan kewajibannya. Menurut Zubaedi (2013:76) menyatakan tanggung jawab

adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang

seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan

Yang Maha Esa.

Nilai tanggung jawab merupakan kemampuan seseorang individu yang menggunakan

seluruh daya untuk mengusahakan perubahan yang positif atau melaksanakan

tugas-tugas dengan seluruh integritasnya terhadap lingkungan dalam bentuk interaksi

sosial yang baik dan intensif. Sedangkan menurut Titib (2014: 100) disebutkan tanggung

jawab adalah sikap perilaku yang berani menanggung segala akibat dari perbuatan atau

tindakan yang telah dilakukannya.

Ini diwujudkan dalam perilaku yang konsekuen dan tuntas dalam melaksanakan sesuatu,

Page 65: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

konsisten, dan diharapkan penyelesainnya dapat dilakukan sampai akhir. Perilaku ini

diwujudkan dalam hubunganya dengan diri sendiri. Dalam Regveda X.53.8 disebutkan :

Asmanvati riyate sam rabhadhvam uttisthata pra tarata sakhayah Atra jahama ye asann

asevah sivam vayam uttaremabhi vajan Terjemahannya : Wahai teman-teman, dunia

yang penuh dosa dan penug duka ini berlalu bagaikan sebuah sungai yang alirannya

dirintangi oleh batu besar (yang dimakan oleh arus air) yang berat.

Tekunlah, bangkitlah, dan seberangilah ia. Tinggalkan persahabatan dengan

orang-orang tercela dan tidak bertanggung jawab. Seberangilah sungai kehidupan

untuk pencapaian kesejahtraan dan kemakmuran (dalam Titib, 2004:100). Berdasarkan

pengertian di atas, dapat ditegaskan perilaku tanggung jawab bisa diartikan sebagai

konsekuensi yang harus diterima atau dijalankan terhadap apa yang sudah dilakukan

atau dijalani. Ada hal penting yang harus dipahami dan dijalankan oleh seorang siswa

berkenaan dengan tanggungjawabnya di sekolah.

Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing siswa.

Tanggungjawab siswa adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang

sudah diberikan kepadanya. Artinya setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan

tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali.

Menurut Jutaningrat (wawancara tanggal 17 April 2017) sebagai guru kelas menyatakan,

implikasi penerapan metode sad dharma di SMP Gurukula Bangli dapat dilihat dari siswa

memiliki tanggungjawab dalam melaksanakan piket kelas maupun di luar kelas,

membuat PR, tanggungjawab mengikuti kegiatan pasraman dan upacara bendera.

Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Veronika

(wawancaratanggal22April2017)implikasipenerapanmetodesad dharma di SMP Gurukula

Bangli telah membawa dampak positif bagi siswa, hal tersebut dapat dibuktikan dengan

tanggungjawab yang dimiliki masing-masing siswa.

Tanggungjawab tersebut antara lain melaksanakan piket, melaksanakan upacara

bendera, melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah, membuat PR dan

bertanggungjawab dalam mengikuti kegiatan pasraman yang dilaksanakan di luar

sekolah. Berdasarkan hasil dari petikan wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa siswa SMP Gurukula Bangli telah memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi

terhadap kewajibannya, diantaranya adalah tanggungjawab melaksanakan piket sekolah,

melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, melaksanakan kebersihan lingkungan

sekolah, mengerjakan PR dan bertanggungjawab mengikuti kegiatan pasraman dengan

tepat waktu.

Rasa tanggungjawab yang dimiliki siswa Hindu di SMP Gurukula Bangli merupakan

Page 66: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

suatu proses yang telah ditanamkan oleh guru dan Pembina pasraman secara terus-

menerus di sekolah maupun pasraman yang perlu diapresiasi dalam upaya membentuk

siswa Hindu yang berkarakter. Menurut Muslich, (2011: 180) menyatakan tanggung

jawab dengan siswa, biarkan siswa mengetahui segala sesuatu yang anda anggap

bernilai.

Biarkan siswa melihat guru bertanggungjawab, dan siswa anda akan belajar banyak dari

apa yang dilakukan dari pada apa yang di dengar. Guru harus sebagai modelnya. Berikut

foto tanggungjawab siswa terhadap piket dapur. Foto 13 Siswa Melaksanakan Tugas

Piket Dapur Berdasarkan foto di atas, dapat ditegaskan bahwa pembentukan tanggung

jawab merupakan hal yang mutlak diterapkan guru, mengingat seorang guru

merupakan model yang akan selalu ditiru oleh siswa. Untuk itu guru harus menunjukkan

tanggung jawabnya kepada siswa.

Artinya tanggungjawab merupakan indikator yang penting bahwa seorang siswa

memiliki nilai lebih. Seorang siswa yang bertanggungjawab akan menunjukkan

kecintaanya pada sekolah dengan selalu berusaha disiplin, baik dalam perkataan dan

tingkah laku. Semua itu akan tercermin dari tanggungjawab siswa terhadap tugasnya

baik dalam hal mengerjakan PR, piket kelas, piket dapur, upacara bendera,

membersihkan lingkungan, melaksanakan kegiatan pasraman dan kegiatan lain di

pasraman. Siswa yang bertanggung jawab secara umum akan memiliki peribadi sebagai

berikut. 1.

Mengerjakan setiap pekerjaan yang diberikan dengan baik 2. Dalam bekerja selalu

berusaha dengan hasil yang terbaik sebagai contoh siswa yang mengerjakan PR akan

berusaha membuat tugas dengan sebaik mungkin. 3. Bila ada hal-hal yang salah berarti

dirinya yang bersalah bukan karena orang lain atau karena keadaan.

Segala kesalahan yang terjadi dengan pikiran positif akan dipandang dengan penuh

optimisme untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Perlu dipahami sejak awal, rasa

tanggung jawab merupakan kewajiban, bukan hak. Rasa tanggungjawab menjadikan

pribadi anak menjadi lebih disiplin dalam melaksanakan segala tugas yang diembanya.

Rasa tanggung jawab yang telah dimiliki oleh siswa SMP Gurukula Bangli akan

menghasilkan komitmen, loyalitas, kesadaran dan kemauan dalam berpegang teguh dan

mematuhi etika yang berlaku. Dengan tanggung jawab yang dimiliki siswa merupakan

nilai dasar yang tidak kalah penting dengan nilai dasar lainnya. Pembentukan nilai

tanggung jawab tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran di sekolah.

Oleh karena itu belajar adalah sesuatu yang harus dialami siswa agar memiliki apresiasi

Page 67: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

nilai tanggung jawab yang tinggi. 3) Implikasi Meningkatnya Perilaku Disiplin Siswa di

Sekolah Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan (Kemendiknas, 2010:8).

Titib (2006:63) menyatakan disiplin merupakan kesadaran akan sikap dan prilaku yang

sudah tertanam dalam diri sesuai dengan tata tertib yang berlaku dalam suatu

keteraturan secara berkesinambungan yang diarahkan pada suatu tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan. Disiplin merupakan kesadaran diri untuk mentaati/mematuhi

nilai, norma dan aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh lingkungan sehingga tercipta

suatu ketertiban.

Tujuan pemberian disiplin adalah agar anak bisa bertingkah laku sesuai dengan yang

diharapkan oleh lingkungannya (Sobur,1991:35). Kata disiplin berasal kata serapan dari

bahasa asing, “discipline” (Inggris). “discipline” (Belanda) yang artinya belajar. Menurut

Gunarso (1995:91) disiplin adalah suatu proses dari latihan atau belajar.

Kamus Bahasa Indonesia disiplin berarti bidang ilmu yang memiliki objek, sistem, dan

metode tertentu, tata tertib di sekolah, instansi (Mulyani,2008:18). arti disiplin

dikemukakan oleh Yuwono (dalam Soedjatmiko, 1991: 6) bahwa disiplin sebagai

kesadaran untuk menaati nilai, norma dan aturan yang berlaku dalam pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Selanjutnya menurut Shochib (1997:3) tujuan disiplin adalah mengupayakan

pengembangan minat dan mengembangkan anak menjadi manusia yang baik, yang

akan menjadi sahabat, tetangga dan warga negara yang baik. Dalam Yajurveda XI.16

disebutkan : Yajnena yajnamayanta devastani dharmani prathamanyasan, te ha nakam

mahimanah sacanta yatra purve sadnyah santi devah Terjemahannya : para sarjana

melalui jnana yadnya memuja Tuhan Yang Maha Esa, mereka mendapatkan tempat yang

utama dengan dharma dan karmanya. mereka pasti dengan penuh keagungan

mencapai moksa.

melalui yogasadhana (menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa dengan

disiplin yang ketat) menikmati kebahagiaan sejati berupa moksa bebas dari duka cita.

demikian agar engkau berusaha seperti itu (dalam Titib, 2004: 64). Berdasarkan dari

pengertian dan kutipan sloka di atas tentang disiplin dapat dipertegas disiplin

merupakan kesadaran akan sikap dan prilaku untuk mentaati tata tertib, norma dan

aturan yang berlaku yang memiliki sebuah tujuan untuk mengajarkan kepada peserta

didik agar dapat berperilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah, keluarga dan

lingkungannya sehingga menjadi peserta didik sekaligus warga negara yang baik.

Page 68: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Menurut Arsada (wawancara tanggal 17 April 2017) sebagai Kepala Sekolah menyatakan

implikasi penerapan metode sad dharma di SMP Gurukula Bangli telah mampu

menumbuhkan sikap disiplin siswa, hal tersebut terlihat dari kedatangan siswa yang

tepat waktu, cara berpakaian serta mematuhi tata tertib sekolah. Kedisiplinan sangat

diperlukan mengingat dengan disiplin tujuan dari pada sekolah yang terkait dengan visi

dan misi dapat tercapai, sekaligus dapat mewujudkan sebuah pendidikan yang baik.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Elsarya (wawancara tanggal 8 Mei 2017) yang

menyatakan implikasi penerapan metode sad dharma di SMP gurukula Bangli telah

membentuk sikap disiplin siswa secara menyeluruh. Kedisiplinan tersebut dapat dilihat

dari ketaatan siswa mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Kedisiplinan siswa merupakan kesuksesan dari sebuah proses pendidikan karakter yang

dilaksanakan.

Berdasarkan wawancara dengan informan di atas, dapat dipertegas bahwa implikasi dari

penerapan metode sad dharma di SMP gurukula Bangli telah mampu membentuk

karakter siswa untuk memiliki sikap disiplin dilingkungan sekolah yang merupakan

keharusan untuk memperoleh kesuksesan. Kehidupan pada jaman modern seperti

sekarang ini tidak sedikit siswa didik mengalami kemerosotan hampir di semua sektor

pendidikan.

Sumbernya berasal dari sikap mental dan disiplin yang kurang. Untuk itu penegakan

disiplin hendaknya dimulai dari masing-masing individu siswa sehingga pendidikan

karakter dapat berjalan dengan sukses. Tanu (2010:105) menyatakan pembangunan

bidang pendidikan yang merupakan salah satu pembangunan aspek sosial merupakan

suatu keharusan untuk membentuk karakter siswa.

Disiplin yang dimiliki siswa SMP Gurukula Bangli sangat diperlukan sehingga anak-anak

mampu: 1. Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenal hak

milik orang lain. 2. Mengerti dan segera menurut untuk menjalankan kewajiban serta

secara langsung mengerti larangan-larangan. 3. Mengerti tingkah laku yang baik dan

yang buruk. 4.

Belajar untuk berbuat sesuatu tanpa merasa terancam dengan adanya hukuman. 5.

Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain. Untuk menilai

seseorang dikatakan disiplin tentunya dapat diperhatikan unsur-unsur tertentu seperti:

1. Peraturan. Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku oleh orang tua,

guru atau teman bermain.

Peraturan mempunyai tujuan membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui

Page 69: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dalam situasi tertentu. Peraturan berfungsi untuk memperkenalkan pada anak

bagaimana harus berperilaku sesuai dengan perilaku yang disetujui oleh anggota

kelompok mereka dan membantu anak mengekang perilaku yang tidak diinginkan

anggota kelompok tersebut. 2. Hukuman.

Hukuman berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan,

perlawanan, atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Hukuman digunakan

supaya anak tidak mengulangi perbuatan yang salah dan tidak diterima oleh

lingkungannya. Dengan adanya hukuman tentunya anak dapat berpikir manakah

tindakan yang benar dan yang salah sehingga anak-anak akan menghindari perbuatan

yang menimbulkan hukuman.

3. Penghargaan. Penghargaan berarti setiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang

baik, tidak perlu berbentuk materi tetapi dapat berupa pujian, senyuman atau tepukan

dipunggung. Penghargaan berfungsi supaya anak mengetahui bahwa tindakan yang

dilakukannya disetujui oleh lingkungannya.

Dengan demikian anak akan mengulangi perbuatan tersebut sehingga mereka

termotivasi untuk belajar berperilaku sesuai norma atau aturan yang berlaku. 4.

Konsistensi. Konsistensi berarti tingkat keagamaan atau stabilitas, yaitu suatu

kecenderungan menuju kesamaan. Konsistensi harus ada dalam peraturan, hukuman

dan penghargaan. Disiplin yang konsistensi akan memungkinkan individu (anak)

menghadapi perubahan kebutuhan perkembangan dalam waktu yang bersamaan dan

anak tidak akan bingung.

Penyebab dari disiplin yang tidak konsisten adalah adanya perbedaan pendapat antara

ayah dan ibu atau orang tua yang tidak diselesaikan sehingga anak menjadi tidak

mengerti mana yang harus ditaati. Anak-anak memerlukan suatu gambaran yang jelas

dengan segala batasan tentang perbuatan yang diijinkan dan yang dilarang. Penerapan

disiplin yang terkait dengan pendidikan karakter yang selalu ditekankan oleh guru

mengacu pada ajaran agama secara bersamaan dan berkesinambungan.

Kedisiplinan pada anak khususnya anak yang tempramental merupakan aspek utama

dan essensial pendidikan dalam keluarga yang diemban oleh orang tua, karena mereka

bertanggung jawab secara kodrat dalam meletakkan dasar-dasar pada anak. Upaya

orang tua sebagai pendidik sekaligus pemimpin akan tercapai bila anak telah mampu

mengontrol perilakunya sendiri dengan acuan nilai- nilai moral, tata tertib, dan

sebagainya. Kedisiplinan anak jelas akan mempengaruhi perilakunya dilingkungan

keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.

Page 70: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Kedisiplinan tersebut mencakup : 1. Kedisiplinan di rumah contohnya seperti rajin

sembahyang dan melaksanakan tugas-tugas yang ada dirumah serta menaati segala

peraturan yang ada di rumah. 2. Kedisiplinan dilingkungan sekolah peserta didik dalam

melaksanakan proses belajar mengajar dan taat terhadap peraturan dan tata tertib

sekolah. 3.

Kedisiplinan dilingkungan masyarakat, bisa berupa kehati- hatian dalam menggunakan

milik orang lain dan kesopanan dalam bertamu (Tanu, 2010:58). Berdasarkan sumber di

atas, dapat dipertegas bahwa kedisiplinan memegang peranan penting dalam rangka

membentuk peserta didik untuk menjadi generasi muda yang kompetitif. Kedisiplinan

dimiliki oleh siswa SMP Gurukula Bangli telah mampu mewujudkan sekaligus membina

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik untuk meningkatkan kualitas karakter

siswa. Dalam Yajurveda XIX.30 disebutkan : Vratena dìksam apnoti dikuaya apnoti

dakuioam, dakuioa Sraddham apnoti Sraddhaya satyam apyate.

Terjemahannya : Dengan disiplin yang teguh melaksanakan brata, seseorang

memperoleh penyucian diri (diksa), dengan penyucian diri seseorang memperoleh

kehormatan, dengan kehormatan seseorang memperoleh kemantapan iman (sradha)

(dalam Titib,1995:14) Seorang yang bijaksana senantiasa percaya diri, berdisiplin dan

tidak tergantung kepada orang lain. Dalam Regweda 1.104.3

disebutkan : …,eva tmana bharate ketadeva,… Terjemahannya : Orang yang bijaksana

senantiasa percaya diri, berdisiplin tidak tergantung kepada orang lain (dalam Titib,

2015: 14). Lebih jauh di dalam kitab yogasutra 1.29 karya maharsi Patanjali disebutkan

adanya berbagai aturan tentang disiplin untuk berhasil di dalam pelaksanaan Yoga yang

disebut yama dan niyamabrata : Yama niyamasana pranayama pratyahara dharana

dhyana samadi upav yogani.

Terjemahannya: Pengekangan diri (yama), disiplin diri (Niyama), sikap tubuh (Asana),

pengaturan nafas (Pranayama), penarikan diri pada obyek (Pratyahara), pemusatan

pikiran (Dharana), perenungan (Dhyana) dan meditasi (Samadhi) adalah delapan jenis

disiplin diri dalam Yoga (dalam Titib, 2015:15) Berdasarkan kutipan sloka di atas dapat

ditegaskan, disiplin merupakan kunci seseorang untuk memperoleh kesuksesan serta

perilaku yang teratur dalam kehidupannya.

Kedisiplinan siswa SMP Gurukula Bangli turut mengantarkan kesuksesan tujuan

pendidikan itu sendiri yaitu agar peserta didik dapat tumbuh menjadi manusia yang

cerdas, trampil, dan memiliki sikap keberagamaan serta peka terhadap perubahan

perilaku yang terjadi di masyarakat. Tanu (2008:27) menyatakan proses pendidikan yang

diikuti oleh peserta didik pada dasarnya bertujuan meningkatkan karakter sesuai

Page 71: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dengan ajaran agama agar peserta didik memiliki kecerdasan, keterampilan, berbakat,

dan memiliki pengetahuan agama yang utuh.

4) Implikasi Sikap Peduli Lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian

dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 9) Peduli lingkungan adalah sikap dan

tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya,

dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi. Melalui pendidikan di sekolah karakter peduli terhadap lingkungan harus

dibudayakan sejak dini dan harus terus dilaksanakan secara berkala, membentuk siswa

untuk memiliki kebiasaan dan akhirnya tumbuh menjadi karakter.

Karakter peduli lingkungan merupakan sikap yang diwujudkan dalam kesediaan diri

untuk melakukan tindakan yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas

lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Sehingga pola

hidup bersih dan sehat juga akan terbiasa dan secara perlahan akan membudaya pada

diri siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sumerta (wawancara tanggal 15 Mei

2017) menyatakan implikasi penerapan metode sad dharma yang telah diterapkan oleh

guru kepada siswa, menjadikan siswa memiliki sikap peduli terhadap lingkungan

sekolah.

Sikap tersebut ditunjukkan siswa dengan cara menjaga kebersihan sekolah, merawat

kebun sekolah serta siswa rajin menyiram tanaman. Pendapat yang sama juga

disampaikan oleh veronika (wawancara tanggal 22 April 2017) yang menyatakan sikap

peduli lingkungan yang telah ditunjukkan siswa di SMP Gurukula Bangli telah

mewujudkan hubungan manusia dengan lingkungan dengan jalan siswa selalu menjaga

kebersihan sekolah baik dalam kelas dan diluar kelas.

Sikap siswa terhadap lingkungan dapat dilihat dari siswa yang rajin menyapu halaman

sekolah, membersihkan kebun sekolah, menyiram tanaman dan membuang sampah

pada tempatnya. Berkat sikap mandiri siswa tersebut SMP Gurukula Bangli menjadi

bersih dan hijau. Siswa sangat menjaga sekali keasrian sekolah serta menjaga

kebersihannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di atas, dapat ditegaskan

implikasi pendidikan karakter terhadap siswa di SMP Gurukula Bangli telah membentuk

siswa memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sekolah, sikap tersebut jelas terlihat

dari kerajinan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara

menyapu, menyiram serta membuang sampah pada tempatnya. Kepedulian siswa

terhadap kelas dan lingkungan sekolah harus terus dimotivasi.

Guru memiliki peran yang penting dalam menanamkan dan membentuk karakter peduli

lingkungan di lingkungan sekolah. Guru harus dapat memberikan pengetahuan dan

Page 72: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

pemahaman terhadap siswa tentang masalah- masalah lingkungan. sehingga siswa lebih

peka terhadap permasalahan yang terjadi, memiliki karakter yang cinta terhadap

lingkungan, menjungjung tinggi etika dalam berperilaku atau bertindak yang tidak

merugikan lingkungan mengingat manusia adalah makhluk yang sempurna ciptaan

Tuhan dengan segala potensi yang dimilikinya.

Kegiatan siswa SMP Gurukula Bangli yang selalu menjaga lingkungan merupakan

sebuah hubungan timbal balik karena manusia tidak akan bisa lepas ketergantungannya

dari alam lingkungan sekitarnya. Lingkungan merupakan tempat bagi manusia untuk

memperoleh kehidupan, dari lingkungan manusia dapat hidup dan berkembang biak di

dalamnya. Berikut contoh foto sikap siswa peduli terhadap lingkungan sekolah.

Sebagaimana kegiatan perduli dalam lingkungan dapat dilihat pada foto 14 berikut.

Foto 14 Siswa Membersihkan Lingkungan Sekolah Berdasarkan foto di atas, dapat

ditegaskan bahwa implikasi penerapan metode sad dharma telah memiliki sikap peduli

terhadap lingkungan sekolah dengan cara menjaga kebersihan. Dalam pengembangan

pendidikan karakter peduli lingkungan sekolah. Perilaku siswa di atas tidak terlepas dari

peran guru yang memiliki posisi strategis sebagai pelaku utama, karena guru

merupakan sosok yang dapat digugu dan di tiru atau menjadi idola bagi siswa. Guru

bisa menjadi teladan, sumber inspirasi dan motivasi bagi peserta didik.

Dengan demikian tanggung jawab guru sangat besar dalam menghasilkan generasi

yang berkarakter. Anak yang telah memiliki sikap peduli terhadap lingkungan yang

diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan, akan membut siswa tumbuh menjadi

generasi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal penting dalam

mempersiapkan anak menyongsong masa depan yang cerah.

Karena seorang siswa akan lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam

tantangan untuk berhasil secara akademis. Untuk terus membina siswa agar selalu

memiliki sikap peduli terhadap lingkungan, guru juga harus menggunakan model

pembelajaran yang memungkinkan terbudayanya karekter peduli lingkungan.

Menciptakan hubungan yang baik dengan lingkungan sekolah merupakan sumber

kebahagiaan keluarga besar SMP Gurukula Bangli karena telah dapat mewujudkan

lingkungan sekolah yang bersih, hijau dan lestari. Lingkungan sekolah yang bersih dan

hijau akan memberikan kesegaran bagi warga sekolah untuk tetap nyaman dalam

bertugas. Susana belajar akan tambah menyenangkan.

Kecintaan siswa dengan lingkungan sekolah dengan menjaga kebersihan dan

keasriannya akan menumbuhkan rasa kesejukan bagi diri siswa dan guru. Guru dan

Page 73: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

siswa akan dapat mengembangkan suasana belajar yang nyaman. Dalam Atharvaveda

XII.1.1 dan Atharvaveda II. 10.1 disebutkan : Satyam brhad rtam ugra diksa Tapo brahma

yadnyaa prthivim dharayanti, Sa no bhutasya bhavyasya patni Urum lokam prthivi nah

krnotu (XII.I.I) sive te dyava prthivi ubhe stam (II.10.1) Terjemahannya : Kebenaran yang

agung, hukum alam yang tidak dapat diubah, penyucian diri, pengendalian diri,

pengetahuan dan pengorbanan yang menyangga bumi.

Bumi senantiasa melindungi kita. Bumi menyediakan ruangan yang luas (dalam Titib,

2007 :153). Semoga langit dan bumi, memberikan kamu keharmonisan dan

kesejahteraan (dalam Titib, 2007:154). Petikan sloka di atas, memberikan sebuah

pembelajaran bahwa keharmonisan harus ditujukan kepada lingkungan sekitar.

Lingkungan atau alam telah memberikan manusia kehidupan, untuk itu sangat penting

bagi manusia menjaga alam lingkungan dengan baik. Bila lingkungan sekolah terjaga

dengan baik, maka akan memberikan berkah yang sangat besar bagi kehidupan

manusia, namun begitu juga sebaliknya bila lingkungan tidak dijaga dengan baik, maka

akan mengakibatkan bencana bagi manusia.

Keharmonisan siswa Hindu SMP Gurukula Bnangli dengan lingkungan sekolah,

merupakan wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara unsur bhuna alit dan

bhuana agung. 5) Implikasi Sikap Peduli Sosial Peduli sosial merupakan sikap dan

tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang

membutuhkan. Kepedulian sosial adalah suatu nilai penting yang harus dimiliki

seseorang karena terkait dengan nilai kejujuran, kasih sayang, kerendahan hari,

keramahan, kebaikan dan lain sebagainya. Secara perlahan anak akan mengerti tentang

pentingnya sikap peduli terhadap sesama sejak usia dini.

Menurut Narwanti (2011:30) menyatakan peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang

selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Kepedulian sosial adalah suatu nilai yang sangat penting yang harus dimiliki seseorang

karena terkait dengan nilai kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, kemarahan,

kebaikan dan lain sebagainya.

Bila sesama manusia dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan Sang Hyang

Widhi dengan dengan mengamalkan ajaran-Nya, sesungguhnya akan menciptakan

kasih sayang kepada sesama manusia. Implikasi pendidikan karakter terhadap Siswa

SMP Gurukula Bangli berdasarkan hasil wawancara dengan Karnawi (wawancara tanggal

13 Mei 2017) sebagai Pegawai administrasi menyatakan siswa SMP Gurukula Bangli

memiliki sikap peduli sosial yang tinggi.

Page 74: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Juta Ningrat (wawancara tanggal 25 April

2017) menyatakan kepedulian sosial yang dimiliki oleh siswa SMP Gurukula Bangli

sangat tinggi. Kepedulian tersebut dibuktikan ketika ada siswa yang sakit. Sedangkan

sikap peduli sosial di dalam kelas adalah bila ada salah satu siswa lupa membawa pensil,

teman yang lain langsung memberikan pinjaman dan pada saat diskusi kelas siswa yang

pandai membantu temannya yang kurang paham tentang materi pelajaran yang

diberikan guru.

Dilingkungan sekolah halaman sekolah anak secara bergotong royong saling membantu

mewujudkan sekolah yang bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan di

atas, dapat disimpulkan implikasi penerapan metode sad dharma di SMP Gurukula

Bangli telah terlaksana dengan sangat baik, kepedulian sosial siswa Hindu di tunjukkan

lewat perilaku siswa menengok kalau ada teman yang sakit, berdana punia ketika terjadi

bencana alam yang menimpa umat Hindu dan perilaku di kelas yaitu memberikan

pinjaman pensil ketika ada salah soeorang siswa lupa membawa alat pelajaran.

Siswa yang pintar membantu siswa yang lemah saat diskusi di kelas. Bergotong royong

secara bersama-sama membersihkan kebersihan sekolah. Kegiatan tersebut di atas

merupakan bentuk kepedulian social. Siswa telah mampu mengembangkan sikap dan

tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada sesama. Karakter peduli sosial ini

dibutuhkan siswa sebagai bekal untuk hidup di lingkungan sosialnya.

Peduli sosial yang dimiliki oleh siswa Hindu di SMP Gurukula Bangli telah mampu

membentuk generasi yang tangguh, berakhlak mulia, toleran, bergotong royong,

berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan yang semuanya

dijiwai oleh ajaran agama Hindu. Siswa yang memiliki sikap peduli sosial di sekolah

dengan temannya dapat menciptakan keharmonisan dan saling menyayangi antar

warga Sekolah Dasar No.

Dalam Regveda X.191.4 disebutkan : Samani va akutih samana hrdayani vah, samanam

astu vo manoyatha vaa susahasati Terjemahannya : Wahai umat manusia. Semogalah

kamu maju dengan niat- niat yang sama. Semoga hati dan pikiranmu satu sama lainnya,

sehingga kamu bisa mengaturnya secara bersama (dalam Titib, 2007: 150). Kutipan sloka

di atas mengamanatkan untuk menjaga hubungan yang harmonis antara manusia

dengan manusia demi terciptanya kerukunan hidup.

Sloka tersebut mengajarkan kepada manusia dalam hal ini siswa SMP Gurukula Bangli

untuk selalu meningkatkan sikap peduli sosial antar siswa sehingga terwujud sikap

saling menyayangi, tolong menolong dan bergotong royong. Dengan perilaku mulia di

atas maka akan terwujud siswa yang berkarakter mulia. Dalam Atharvaveda III. 30.1 dan

Page 75: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

4 disebutkan: Sahadayay say manasyam avidveuay kaoomi vaa, anyo anyam abhi

haryata vatûay jatam ivaghnya.

Terjemahannya : Wahai umat manusia, Aku memberimu sifat ketulus ikhlasan,

mentalitas yang sama dan persahabatan tanpa kebencian. Seperti halnya induk sapi

mencintai anaknya yang baru lahir, begitulah seharusnya kamu mencintai sesamamu

(dalam Titib, 2007:152). Berdasarkan petikan sloka di atas betapa penting membina

sikap peduli sosial terhadap sesama karena dengan memiliki kepedulian sosial yang

tinggi akan dapat mewujudkan kebahagiaan. Begitu juga kepedulian yang telah

terlaksana dengan baik di SMP Gurukula Bangli adalah cerminan nilai luhur dari ajaran

agama Hindu.

Implikasi Terhadap Kognitif /Pengetahuan Penerapan metode Sad Dharma tidak saja

berimplikasi pada sikap spiritual dan sosial, tetapi juga berimplikasi terhadap aspek

kognitif. Terutama peningkatan dalam ranah karakter pada aspek kognisi. Siswa tidak

saja merealisasikan karakter dalam perilaku, tetapi juga dalam aspek kognisi dalam arti

“pengetahuan karakter”.

Peningkatan terjadi secara signifikan, dan peningkatan yang dimaksud adalah

perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga pasraman Gurukula dapat

dikatakan betul- betul menjadi agent of change (sekolah sebagai agen perubahan).

Sebagaimana uraian Jutaningrat (wawwancara: 17 April 2017) menyebutkan: “Siswa yang

sudah belajar di Pasraman remaja mengalami peningkatan terhadap kualitas karakter di

bidang pengetahuan, ini dapat terlihat jelas dari kemampuan siswa sudah mampu

berbuat sesuai dengan ajaran agama yang diajarkan”.

Siswa yang berada dalam pasraman, sejak dini sudah dilatih melakukan pembiasaan,

inilah keungulan dari pasraman Gurukula, karena siswa diberikan motivasi untuk

melakukan aktivitas yang positif terutama dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa

SMP Gurukula di pasraman pengetahuannya terarahtidakterkontaminasi oleh pengaruh

buruk. Dalam implikasi pengetahuan siswanya lebih kepada siswanya berkonsentrasi

untuk belajar, karena salah satu tujuan dasar diterapkannya metode Sad Dharma pada

pembelajaran agama Hindu dan budi pekerti adalah untuk memberikan rasa

kenyamanan dalam bentuk rasa yang damai yang mampu memberikan konsentrasi

kepada siswa.

siswa yang tergabung dalam pasraman Gurukula dibekali ilmu-ilmu agama dan

bimbingan langsung dari pihak guru agama Hindu sehingga secara otomatis ilmu yang

didapatkan sangat beragam dan ini yang membedakan pola pendidikan pasraman

dengan sekolah formal. Dengan adanya pengembangan nilai-nilai agama secara

Page 76: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

otomatis spiritual remaja akan tumbuh sehingga remaja mampu membedakan mana

yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya sendiri. Salah satu tujuan dari adanya

pendidikan agama adalah semakin mengasah kecerdasan spiritual siswa.

Kecerdasan spiritual itu sangat penting karena berhubungan dengan pendidikan

karakter yakni menjadi manusia yang beriman dan taat pada norma-norma moral dalam

kehidupan. Kecerdasan spiritual juga merupakan landasan yang dipergunakan untuk

memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan

tertinggi manusia. Kecerdasan spiritual bercirikan sejumlah karakter yakni berani, besar

hati, keimanan, tindakan memperbaiki, kecerdikan dalam menghadapi bahaya dan

bersifat rohaniah (Zubaedi, 2011:53). Dalam pandangan Agama Hindu, kecerdasan

spiritual menyangkut tiga Kerangka Dasar Agama Hindu yakni aspek Tattwa, Susila,

Acara Agama.

Ketiga hal ini menjadi pijakan dalam pengembangan mental spiritual siswa.

Sebagaimana dikatakan Sura (2004:45) bahwa pendidikan agama semestinya mampu

menyentuh rasa agama dari peserta didik. Oleh sebab itu, pendidikan Agama Hindu

yang diharapkan adalah pendidikan agama yang menyentuh tiga aspek dari

pengetahuan manusia, yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.

Ketiga aspek ini dapat dipandang sebagai kesatuan pendidikan Hindu yang meliputi

aspek Tattwa, Susila dan Acara Agama. Ketiga hal ini dapat dijadikan sebagai ranah

Pendidikan Hindu (Sukarma, 2005:39). Tattwa adalah pengetahuan atau ajaran tentang

kebenaran. Susila adalah aspek pembentukan sikap keagamaan yang menuju pada sikap

dan perilaku yang baik, sehingga anak didik memiliki kebajikan dan kebijaksanaan

sedangkan aspek acara adalah ketrampilan terhadap tata cara pelaksanaan ajaran

agama yaitu tradisi upacara dalam pelaksanaan ajaran Agama.

Seperti tampak pada Foto 15 Siswa mampu mempraktekkan dengan baik Tata Cara

Persembahyangan pada saat pembelajaran Praktek Persembahyangan di Pasraman.

Foto 15 Siswa mempraktekkan dengan baik Tata Cara Persembahyangan Yang paling

menarik semenjak diberlakukan pendidikan karakter dalam kecerdasan spiritual, siswa

memiliki kebiasaan melakukan Tri Sandya dan persembahyangan sebelum pelajaran

dimulai tanpa komando dari Tutor, artinya mereka sudah memahami pentingnya aspek

spiritual untuk menata dan mengontrol kehidupan dari naluri-naluri badaniah.

Dari pernyataan tersebut diatas, mengisyaratkan bahwa selain dari segi afektif dan

tingkah laku, pelaksanaan pendidikan karakter bisa dikatakan berhasil apabila ada

peningkatan kemampuan kognitif siswa tentang materi pembelajaran yang diberikan di

pasraman Gurukula terutama pelajaran Agama yang berhubungan dengan cita-cita

Page 77: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

pendidikan karakter.

Implikasi Terhadap Psikomotorik/Keterampilan Selain implikasi tersebut di atas,

penerapan metode Sad Dharma juga berimplikasi pada aspek psikomotorik siswa SMP

Gurukula Bangli. Geldard (2011: 265) menyebutkan, saat melatih sang anak

mengembangkan keterampilan sosial ada tiga komponen untuk melatih keterampilan

sosial yang mendasar agar efektif dan menguntungkan: 1. Seseorang perlu membantu

sang anak untuk mendapat ide-ide yang jelas mengenai apa yang membentuk perilaku

adaptif secara sosial. 2.

Seseorang perlu membantu sang anak untuk menemukan cara menggunakan

keterampilan sosial yang tepat. 3. Seseorang perlu membantu sang anak untuk

menggeneralisasi keterampilan-keterampilan belajar, sehingga dapat dipraktikkan

dalam berbagai situasi sosial di lingkungan anak sendiri. Selain itu, ada tiga wilayah

yang perlu dibahas saat melatih sang anak mengembangkan keterampilan sosial: 1.

Anak-ank perlu dapat mengenali perasaan-perasaannya sendiri dan orang lain saat

mereka berelasi secara adaptif. 2. Anak-anak perlu dapat berelasi secara efektif dalam

cara yang menguatkan kebutuhannya sendiri dan menghargai kebutuhan-kebutuhan

orang lain. 3. Anak-anak juga perlu mengatur perilakunya sendiri secara efektif sehingga

dapat diterima secara sosial.

Bisa dibayangkan, betapa sulit untuk memperbaiki keterampilan sosial dalam

menangani anak-anak secara individual karena keterampilan-keterampilan sosial

memerlukan penggunaan perilaku-perilaku interaksional. Akan tetapi, program-program

yang bersifat kelompok akan berguna dalam membantu sang anak memperbaiki

ketrampilan-ketrampilan sosialnya.

Sering anak- anak yang mempunyai kesulitan berkenaan dengan keterampilan sosialnya

bisa terlihat dari beberapa problem berikut ini, seperti dilukiskan oleh Gajewski dan

Mayo (dalam Geldard, 2011: 277) sebagai berikut. 1. Kekurangterampilan, yang

menandakan bahwa sang anak tidak memperoleh keterampilan sosial yang diperlukan.

Contoh, seorang anak tidak dapat menerima dengan baik suatu pujian karena dia tidak

pernah diajari mengatakan 'terima kasih'. 2.

Kekurangan penampilan, sang anak mempunyai keterampilan, tetapi tidak mampu

menampilkannya karena kecemasan, motivasi yang rendah, atau perasaan- perasaan

tidak mampu. 3. Kekurangan pengendalian diri, sang anak kekurangan perilaku yang

memadai untuk mengendalikan dorongan hati, perilaku sosial yang mengganggu atau

agresif. Dalam kasus ini, kurangnya pengendalian diri sang anak mengganggu kinerja

Page 78: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

kemampuan-kemampuan yang sudah dipelajari.

Peningkatan kualitas karakter terhadap psikomotor siswa dalam proses pembelajaran

dapat dilihat dari ketrampilan siswa, mereka terampil dalam memelihara lingkungan,

terampil dalam seni budaya hingga olahraga. Didalam kegiatan Pasraman siswa dididik

untuk bisa mandiri. Seperti tampak pada Foto 16 Remaja Putri sudah mampu membuat

hingga merangkai Banten Sorohan Tumpeng Lima yang diajarkan Tutor sebagai Materi

Ketrampilan Putri di pasaman Gurukula Bangli, seperti berikut.

Foto 16 Siswa Putri Sudah Mampu Membuat dan Merangkai Banten Sorohan Tumpeng

Lima Ketrampilan yang diberikan guru pada siswa SMP Gurukula sudah dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari oleh siswa, seperti dalam hal ketrampilan

mejejahitan bagi siswa putri di pasraman. Setidaknya dengan penguasaan ketrampilan

mejejahitan seperti pembuatan canang atau Daksina bisa membantu pasraman ketika

ada piodalan dan hari-hari suci.

Selain itu siswa yang menjadi sangat dibanggakan karena mereka sedikit tidaknya sudah

mampu menunjukkan sikap perilaku yang baik dan memiliki ketrampilan sehingga dapat

menguatkan sradha dan bakti bagi siswa. Siswa putra dan putri SMP Gurukula Bangli

dapat mengerjakan sejumlah sarana upakara dari yang paling sederhana sampai yang

agak sulit.

Siswa putri sudah dapat mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat

upakara, kemudian merangkai menjadi bentuk sarana upakara. Seperti mampu

membuat: 1. Canang, mengolah bahan-bahan dan merangkai menjadi beberapa jenis

canang. 2. Membuat Daksina, dimana remaja putri sudah cekatan mengolah bahan-

bahan menjadi sarana pelengkapnya seperti slepan dibentuk menjadi bedogan, janur

dibentuk menjadi srembeng daksina, tampak dan kojong.

Selanjutnya bahan yang lain seperti: beras, kelapa, benang, tingkih, telor, pangi, plawa,

peselan, bija ratus, pisang, uang kepeng dan base tampel dirangkai demikian rupa

menjadi bentuk Daksina. Dengan memiliki ketrampilan membuat sarana upakara, remaja

putri mampu membantu orang tua untuk mengerjakan sarana upakara. Sementara itu,

siswa putra dilatih maulat-ulatan dan sudah mampu mengerjakan sejumlah sarana

upakara seperti: membuat klakat, dimana sepotong bambu dibilah-bilah dengan blakas

kemudian diraut dengan temutik selanjutnya dirangkai menjadi klakalt yang disebut

klakat banten, membuat klakat sudamala, dimana bahannya sama dengan klakat banten

namun ulatannya yang berbeda.

Merangkai Sanggah Cucuk dan Sanggah Ardhacandra, dimana klakat yang dibentuk

Page 79: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

sedemikian rupa dirangkai dengan sebatang bambu, ngulat klangsah sebagai dasar

membuat sengkui wong-wongan, klangsah dangap-dangap dan klabang mantra.

Dimana satu pelepah daun kelapa (slepan), dijalin sedemikian rupa menjadi

bentuk-bentuk yang diinginkan. Seperti tampak pada Foto 17 Siswa Putra menunjukkan

kreativitasnya dalam membuat jenis upakara maulat-ulatan.

Foto 17 Remaja Putra membuat Ketrampilan maulat-ulatan dengan menunjukkan

kreativitasnya masing-masing Ada ketertarikan bagi siswa untuk mengulangi dan

mengulangi apa yang telah didapat di pasraman Gurukula Bangli. Menurut Kurt Lewin

(dalam Jawi, 2009), bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam ruang kehidupan

seseorang tersimpan dalam alam kesadaran atau lapangan psikologik orang tersebut

dan dari waktu ke waktu lapangan psikologik dapat mempunyai daya tarik yang kuat

atau daya tolak yang terkadang kuat, terkadang lemah, atau terkadang biasa saja.

Jika sesuatu hal kemampuan pisik seseorang mempunyai daya tarik yang kuat dan

orang itu dipertemukan dengan hal yang berhubungan dengan kemampuan pisiknya,

maka ia terdorong untuk melakukan sesuatu. Demikian pula sebaliknya. Dalam hal ini

lapangan psikologik disebut lokomosi. Berdasarkan teori itu sejumlah siswa yang telah

memiliki kemampuan fisik untuk mengerjakan sesuatu (sarana upakara), maka pada

hari-hari tertentu, misalnya waktu piodalan ia diajak ngayah, maka ia termotivasi untuk

terus mempelajari dan mempraktekkan kemampuannya.

Dengan demikian penerapan metode Sad Dharma berimplikasi terhadap siswa, dimana

siswa yang memiliki sejumlah ketrampilan mengerjakan sarana upakara dan

membangun kreativitas remaja dalam kegiatan membuat sarana upacara keagamaan,

dan mengamalkannya. Simpulan BAB VI PENUTUP Berdasarkanatasuraiantersebutdiatas,

dapatdiformulasikan beberapa simpulan yang meliputi beberapa hal sebagai berikut. 1.

Penerapan metode Sad Dharma pada pembelajaran agama Hindu dan budi pekerti

siswa SMP Gurukula Bangli meliputi beberapa hal, yakni: (1) Dharma Wacana

pelaksanaan mengajar dengan ceramah secara oral, lisan, dan tulisan diperkuat dengan

menggunakan media visual. (2) Dharma Tula adalah pelaksanaan mengajar dengan cara

mengadakan diskusi di dalam kelas.

(3) Dharma Shanti adalah pelaksanaan pembelajaran untuk menanamkan sikap cinta

kasih. (4) Dharma Gita adalah pelaksanaan mengajar dengan pola melantunkan sloka,

palawakya, dan tembang. (5) Dharma Sadhana adalah pelaksanaan pembelajaran untuk

menumbuhkan kepekaan sosial peserta didik.

(6) Dharma Yatra adalah pelaksanaan pembelajaran dengan cara mengunjungi

Page 80: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

tempat-tempat suci. (7) RPP SMP Gurukula Bangli sebagai alat pembelajaran. 2.

Kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan metode pembelajaran Sad Dharma

pada pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti SMP Gurukula Bangli,

yakni: (1) Kendala internal yang disebutkan oleh faktor fisiologi, psikologi dan kelelahan

peserta didik.

(2) Kendala eksternal yang disebabkan oleh faktor SDM guru, sarana- prasarana, dan

kurikulum. 3. Implikasi dalam penerapan metode pembelajaran Sad Dharma pada

pembelajaran pendidikan agama Hindu dan budi pekerti SMP Gurukula Bangli, yakni: (1)

Implikasi terhadap sikap spiritual yang meliputi sikap sraddha dan bhakti yang semakin

menguat. (2) Implikasi terhadap sikap sosial di mana siswa memiliki sikap soliditas sosial.

(3) Implikasi menguatnya sikap gotong royong yang dilakukan siswa secara rutin melalui

ngayah. (4) Menguatnya sikap tangunng jawab siswa terhadap tugas dan kewajibannya

sebagai peserta didik. (5) Mneingkatnya sikap disiplin siswa dalam mengikuti

pembelajaran dan perilaku sehari- hari. (6) Implikasi terhadap sikap yang perduli

terhadap lingkungan.

(7) Memiliki sikap perduli sosial. (8) Implikasi meningkatnya pengetahuan kognisi siswa

dalam hal pendidikan karakter. (9) Implikasi terhadap aspek psikomotorik siswa, yakni

dapat membuat sarana upakara. Saran-Saran Pengkajian berbasis pendidikan sangat

penting dilakukan. Terlebih kajian pendidikan agama berbasis ajaran dalam agama

Hindu.

Padahal dalam ajaran agama Hindu terdapat berbagai hal yang relevan dijadikan sebuah

metode dalam pembelajaran, baik agama dan modern. Berkenaan dengan hal tersebut,

peneliti berupaya memberikan saran, yaitu: 1. Kalangan akademisi hendaknya berupaya

melakukan kajian serupa agar menemukan konsep yang jelas terhadap sistem

pendidikan agama berbasis Hindu. 2.

Komponen dan berbagai usnur di pasraman Gurukula Bangli hendaknya berupaya

meningkatkan SDM Guru agama Hindu, sarana pembelajaran dan yang sejenisnya agar

pembelajaran dapat berjalan dengan baik. 3. Pemerintah hendaknya memberikan dana

penunjang pembelajaran agar pasraman Gurukula dapat menajdi studi center

pendidikan berbasis agama Hindu. 4.

Masyarakat agar berkontribusi terhadap pelembagaan pasraman Gurukula menjadi

lembaga formal yang berbasis agama Hindu. DAFTAR PUSTAKA Adnyana I Gede Agus

Budi.2011. Pala Sloka Pala Sruti Berkah Membaca Sloka Veda. Denpasar: Pustaka Bali

Post. Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT

Page 81: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek (Edisi Revisi V). Jakarta: Rineka Cipta. Dantes, I Nyoman.2008.

Pembelajaran Teknohumanistik (Jurnal Ilmiah UNDIKSA). Singaraja: Universitas

Pendidikan Ganesha. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi

Aksara. Hasbullah. 2013. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.

Hill.F Winfred. 2011.

Theories Of Learning. Bandung : Nusa Media. Igbal, Hasan. 2002. Metodologi Penelitian

dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Irwanto dan Suryana. 2016. Kompetensi

Pedagogik Untuk Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru dalam Rangka Implementasi

Kurikulum Nasional. Sidoarjo: Genta Group Production. Jalludin.H.2011. Psikologi

Agama. Jogjakarta: Pustaka Pelajar. Jumsai, Art-Ong. 2008. Human Values Integrated

Instruksional Model. Jakarta: Sai Books Trust. Kajeng, I Nyoman. Sarasamusccaya.

Surabaya: Paramita. Maswinara, I Wayan. 1999. Bhagavadgita. Surabaya: Paramita.

………..,2009. Filsafat Hindu Sarva Darsana Samgraha. Surabaya: Paramita. Moleong, Lexy.

J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarya. Nasution, S.

2002. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari. 1993.

Metode Penelitian Bidang Sosial. Jakarta: Gadjah Mada University Press. Peraturan

Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2014.

Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan Hindu. Permendikbud Nomor 58 Tahun

2014. Tentang Kurikulum SMP 2013. Radhakrisnan, Sarvepali. 2008. Upanisad-Upanisad

Utama. Surabaya : Paramita. Rusman. 2011. Model-Meodel Pembelajaran, Jakarta : PT

Rajindo Persada. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2011. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada. Setyosari, H. Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan.

Jakarta: Kencana. Sivananda Swami.2003. Intisari Ajaran Agama Hindu. Surabaya:

Paramita. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: CV. Alfabeta. ……….,2009. Memahami Penelitian Kualitati Dilengkapi contoh

proposal dan laporan penelitianf. Bandung: CV. Alfabeta. ………,2011.

Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. ………,2014.

Landasan Pendidikan Tinjauan dari Dimensi Makropedagogis. Singaraja. Sukardjo dan

Komarudin. 2013. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Suprayoga dan Tabroni. 2003. Metodologi Penelitian SosialAgama. Bandung: PT Remaja

Page 82: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

Rosdakarya. Surada, I Made.2007. Kamus Bahasa Sanskerta. Surabaya: Paramita. Tanu, I

Ketut. 2011. Pendidikan dalam Era Globalisasi.

Denpasar: Pustaka Larasan. Tim Pustaka Phoenix. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Edisi Revisi. Jakarta: PT. Media Pustaka Phoenix. Titib, I Made. 2003. Teologi

Simbol-Simbol Hindu. Surabaya: Paramita. …………, 2008, Itihasa (Viracarita) Ramayana

Dan Mahabharata, Kajian Kritis Sumber Ajaran Hindu, Surabaya : Paramita.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. 2010. Yogyakarta: Bening. Watra, I Wayan. 2008.

Pengantar Filsafat Pendidikan Agama Hindu. Denpasar: UNHI Denpasar Program

Pascasarjana. Wirawan, Ida Bagus Ketut.2007. Beragam Metode Siar Hindu Teori dan

Teknik serta Aplikasi. Surabaya: Paramita. Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian

Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

INTERNET SOURCES:

-------------------------------------------------------------------------------------------

<1% - https://ndhamndham.blogspot.com/2012/09/laporan-pkl-tsm.html

<1% -

https://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/01/pengertian-komponen-kompon

en.html

<1% -

https://dosenit.com/jaringan-komputer/internet/peran-internet-terhadap-prestasi-belaj

ar-siswa

<1% -

https://andarasuharman.blogspot.com/2013/11/skripsi-pengaruh-penerapan-sistem.ht

ml

<1% - https://diptaprana.wordpress.com/mantra-belajar-memantra/

<1% -

https://www.scribd.com/document/318975848/Kelas-11-SMA-Pendidikan-Agama-Hind

u-dan-Budi-Pekerti-Siswa-pdf

<1% -

https://www.slideshare.net/FarahYudian/buku-bse-kelas-07-smp-pendidikan-agama-hin

du-dan-budi-pekerti-guru-2017

<1% -

https://id.123dok.com/document/q7w28grz-kelas-10-sma-pendidikan-agama-hindu-da

n-budi-pekerti-siswa.html

<1% -

Page 83: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://id.123dok.com/document/q75r56oz-administrasi-dan-pelayanan-publik-antara.h

tml

<1% - http://www.chemistri.xyz/2017/11/undang-undang-pendidikan-no-20-tahun.html

<1% -

https://neychaarchgundar.blogspot.com/2011/05/tujuan-pendidikan-nasional-dasar-fun

gsi.html

<1% -

https://neyshaafahza.blogspot.com/2015/09/pendidikan-dan-faktor-faktor-pendidikan.h

tml

<1% -

https://fkippgsd.wordpress.com/2012/06/11/analisis-pembelajaran-pkn-sd-berdasarkan

-ktsp/

<1% - https://paimansa.blogspot.com/2013/11/

<1% -

https://potretpendudukindonesia.blogspot.com/2013/07/potret-pendidikan-di-indonesi

a_7879.html

<1% -

https://jinglejel.blogspot.com/2016/09/peran-fungsi-kedudukan-kurikulum-dalam.html

<1% - https://bolokng.blogspot.com/p/pendidikan.html

<1% -

http://kompetensi.info/coretan-opini-civitas/permasalahan-pengembangan-kurikulum-

di-sekolah.html

<1% - https://pakdosen.co.id/strategi-pembelajaran/

<1% - https://msyafriadi.wordpress.com/2017/03/15/permasalahan-smk-solusinya/

<1% -

https://mazguru.wordpress.com/2009/03/30/pentingnya-supervisi-pendidikan-sebagai-

upaya-peningkatan-profesionalisme-guru/

<1% -

https://bsnp-indonesia.org/wp-content/uploads/2009/06/Permendikbud_Tahun2016_N

omor022_Lampiran.pdf

<1% -

https://pt.scribd.com/document/320594537/Kelas-10-SMA-Pendidikan-Agama-Hindu-D

an-Budi-Pekerti-Guru

<1% - http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/IJHSRS/article/view/650

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/321220907_Kemampuan_guru_fisika_dalam_

menerapkan_model-model_pembelajaran_pada_Kurikulum_2013_serta_kendala-kendala

_yang_dihadapi

<1% - http://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/pma_68_15.pdf

1% -

Page 84: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://chaniaization.blogspot.com/2011/05/sad-dharma-sebagai-metode-pembinaan.h

tml

<1% - https://rasmisancaya.blogspot.com/2010/

<1% -

https://adhityanawindusiwi.blogspot.com/2013/07/penyuluhan-agama-hindu-oleh-adhi

tyana.html

<1% -

https://text-id.123dok.com/document/4yr226goz-pengertian-dharmayatra-empat-temp

at-dharmayatra.html

<1% -

https://hindualukta.blogspot.com/2015/09/mengenal-ajaran-sanata-dharma-hindu.html

<1% - https://asrambundaram.blogspot.com/2010/04/pengertian-tirta-yatra.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/q5m78m7y-buku-guru-kelas-4-sd-agama-hindu-dan-

budi-pekerti-backup-data-www-dadangjsn-blogspot-com.html

<1% -

https://poorwords.blogspot.com/2010/01/moksa-kaitannya-dengan-catur-marga-yoga.

html

<1% -

https://id.123dok.com/document/q7wv42oz-pendidikan-agama-hindu-dan-budi-pekerti

-kelas-xi.html

<1% - https://jegegbagus-jegegbagus.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% - https://pintar280.wordpress.com/2016/06/16/35/

<1% -

https://suaidinmath.files.wordpress.com/2014/09/1d-pmp-pend-agama-hindu-dan-bp-s

ma-allson-1juni2014.pdf

<1% - https://idr.uin-antasari.ac.id/10327/4/BAB%20I.pdf

<1% -

https://yudikustiana.files.wordpress.com/2017/07/inspirasi-pa-hindu-dan-bp-smp_versi-

150216.pdf

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/315322041_INTEGRASI_SAINS_DAN_AGAMA_

DALAM_PEMBELAJARAN_KURIKULUM_PAI_Perspektif_Islam_dan_Barat_serta_Implement

asinya

<1% -

https://blogspotuchintea.blogspot.com/2016/03/pengertian-akhlak-secara-epistemologi

_28.html

<1% -

http://www.bsd.pendidikan.id/data/Kurikulum%202013/Kelas_07_SMP_Agama_Hindu_G

uru.pdf

Page 85: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% -

https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_2sd/guru/Kelas_02_SD_Pendidikan_Agama_Hi

ndu_dan_Budi_Pekerti_Guru_2017.pdf

<1% -

https://ermacandrasari.wordpress.com/2013/01/08/pembentukan-karakter-peserta-didi

k-melalui-belajar-dan-pembelajaran/

<1% - https://rumahifah.blogspot.com/2015/04/makalah-tugas-tugas-dan-dimensi.html

<1% -

https://ahlikomputerisasi.blogspot.com/2013/11/makalah-ilmu-pengetahuan-dan-tekno

logi.html

<1% - https://www.blijengah.com/2020/01/download-kisi-kisi-soal-pendidikan.html

<1% - https://www.scribd.com/document/353153959/Kelas-x-Agama-Hindu-Bg

<1% -

https://novieeeee.blogspot.com/2015/01/menjalin-hubungan-antar-umat-beragama.ht

ml

<1% - https://sihitelogika.blogspot.com/2016/02/manusia-dan-alam.html

<1% -

https://mudarwan.files.wordpress.com/2014/11/1d-pmp-pend-agama-hindu-dan-bp-s

mp.pdf

<1% - https://issuu.com/hufajarbali/docs/140315

<1% -

https://rinarosmiati24.blogspot.com/2017/06/laporan-hasil-observasi-perumusan.html

<1% -

https://sneperboys.blogspot.com/2007/11/perencanaan-pengembangan-sekolah.html

<1% - https://pasramangurukula.blogspot.com/

<1% - https://smpnegeriduanegara.blogspot.com/

<1% - https://smp2pdh.blogspot.com/

<1% -

https://daruththolibiinnganjuk.blogspot.com/2015/07/normal-0-false-false-false-en-us-

x-none.html

<1% - https://satap2banjar.blogspot.com/

<1% -

http://lpmpjogja.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2017/03/Profil-SMPN-Karangm

ojo.pdf

<1% - http://e-journal.staima-alhikam.ac.id/index.php/evaluasi/article/download/63/41

<1% -

https://sdnkedungdoro308surabaya.blogspot.com/2012/05/panduan-membuat-visi-mis

i-tujuan.html

<1% - https://nhschoolcikupa.wordpress.com/about/

<1% - https://balicaringcommunity.org/wp-content/uploads/2013/07/proposal.pdf

Page 86: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - https://smpn1wadaslintang.blogspot.com/p/visi-dan-misi.html

<1% - https://www.duniakaryawan.com/cara-membangun-kerja-tim/

<1% -

https://uray-iskandar.blogspot.com/2015/10/merumuskan-visi-misi-dan-tujuan-sekolah.

html

<1% - https://baydlowy-ilmu.blogspot.com/2013/07/membangun.html

<1% - https://indostudi.blogspot.com/2011/06/manajemen-sarana-prasarana.html

<1% - https://mima18trimurjo.blogspot.com/

<1% -

https://www.bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/kompetensi/Panduan_Umum_K

TSP.pdf

<1% -

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190611112308-284-402315/memilih-kuri

kulum-dan-sistem-pendidikan-yang-tepat-untuk-anak

<1% -

https://www.slideshare.net/alvinnoor/lampiran-permendikbud-nomor-68-tahun-2013-te

ntang-kd-dan-struktur-kurikulum-smpmts

<1% -

http://pendidikan.id/bse/Display/Detail/Kelas_09_SMP_Pendidikan_Jasmani_Olah_Raga_

dan_Kesehatan_Guru

<1% - https://mono-mpd.blogspot.com/2011/12/contoh-ktsp.html

<1% -

https://sparaning.blogspot.com/2012/03/pengertian-hakikat-dan-kompnen-ktsp.html

<1% -

https://muriadinyoman.blogspot.com/2012/12/bahan-ajar-pendidikan-budi-pekerti.html

<1% - https://smpfajar94.wordpress.com/about/struktur-muatan-kurikulum/

<1% -

https://smpalirsyadbatu.wordpress.com/akademik/jadwal-pelajaran/mata-pelajaran/

<1% -

https://gayul.wordpress.com/2009/12/02/kurikulum-tingkat-satuan-pendidikan-ktsp/

<1% - https://schoolsmp75.blogspot.com/

<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/10644/4/BAB%20II.pdf

<1% - https://manhijismd.wordpress.com/2010/01/21/muatan-lokal/

<1% -

https://surabaya.tribunnews.com/2020/04/29/psbb-di-malang-raya-harus-dilihat-hasil-s

koring-sinkronisasi-masing-masing-kepala-daerah

<1% -

https://wahyaketut.files.wordpress.com/2011/02/kurikulum-smpn-1-bangli-tahun-2009-

dokumen-1.doc

<1% -

Page 87: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

http://digilib.uin-suka.ac.id/17677/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.p

df

<1% - https://agrisiatutik.blogspot.com/2013/05/makalah-kurikulum-ktsp.html

<1% -

https://mtsnkotabunan.blogspot.com/2015/02/program-kerja-ekstrakurikuler-olahraga.

html

<1% -

https://colleenspetpawtraits.blogspot.com/2020/02/bab-i-pentingnya-pendidikan-karak

ter.html

<1% - https://trisnomarsa.blogspot.com/2013/11/dokumentasi-1-ktsp.html

<1% -

https://www.nusabali.com/berita/60648/pedagang-pasar-sangsit-kompak-pakaian-adat

<1% - https://dnoeng.wordpress.com/2011/05/31/manajemen-pelaksanaan-kurikulum/

<1% -

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_INGGRIS/195802081986011-WA

CHYU_SUNDAYANA/HO_ESP_Course_Design/Topic_8-9_KTSP_SMK.pdf

<1% -

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195202151983011-M._UMAR_

DJANI_MARTASUTA/B_UPI/9_Bhn_Plth_Sos_Workshop_KTSP/1_BAHAN_PAPARAN/Papar

an_5/Keungguln_Lokal.pdf

<1% -

https://docplayer.info/3937-Proses-pembelajaran-inklusi-untuk-anak-berkebutuhan-khu

sus-abk-kelas-v-sd-negeri-giwangan-yogyakarta.html

<1% - http://repository.unpas.ac.id/38673/3/BAB%20II.pdf

<1% - https://ranahpai.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% -

http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/11/Permen-No.-70-2009

-tentang-pendidiian-inklusif-memiliki-kelainan-kecerdasan.pdf

<1% -

https://text-id.123dok.com/document/ozllndwrz-prinsip-prinsip-penyelenggaraan-pendi

dikan-inklusif.html

<1% -

https://societykamaru.blogspot.com/2014/11/pentingnya-pendidikan-inklusi-bagi.html

<1% -

https://nasional.okezone.com/read/2019/03/12/337/2028749/pakistan-lakukan-benchm

arking-pendidikan-di-pondok-pesantren-salafiyah

<1% -

http://publikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_14D0F106-F4EE-486B-A74F-84A191

B4AD25_.pdf

<1% - https://uzney25.blogspot.com/2011/11/mengenal-pendidikan-inklusif.html

Page 88: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% -

https://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/disusun-oleh-nouval-neni-kurnianingsih.

html

<1% -

https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/03/pengertian-sejarah-perkembangan-

tujuan.html

<1% -

https://pengertiandanartikel.blogspot.com/2017/03/makalah-dan-teori-implementasi.ht

ml

<1% - https://pendabkbaidowi.wordpress.com/

<1% - https://issuu.com/harianbhirawacetak/docs/binder20okto16

<1% - https://issuu.com/harianbhirawacetak/docs/binder20okto16/4

<1% - http://eprints.ums.ac.id/42660/1/11.%20NASKAH%20PUBLIKASI%20ILMIAH.pdf

<1% - http://journal.umy.ac.id/index.php/jati/about/submissions

<1% -

https://www.kaskus.co.id/thread/57d156435a516390398b456c/diskusi----perlukah-pend

idikan-agama-di-sekolah-formal/

<1% - https://getrinovella939.blogspot.com/2013/03/makalah.html

<1% -

https://bahan-ajar-interaktif.blogspot.com/2010/10/pendidikan-kecakapan-hidup.html

<1% - https://psma.kemdikbud.go.id/index/lib/files/Pedoman%20FLS2N%202019.pdf

<1% -

https://makassar.tribunnews.com/2012/12/10/kecerdasan-emosional-membentuk-karak

ter-peserta-didik

<1% - https://bkpemula.files.wordpress.com/2012/03/pengembangan_diri_sma.pdf

<1% - https://makalahguru.blogspot.com/2013/03/komponen-program-semester.html

<1% -

https://immtarbiyahpwt.blogspot.com/2011/08/standar-isi-dan-standar-kompetensi.ht

ml

<1% -

http://www.kampus-digital.com/2017/04/makalah-pendekatan-saintifik-kelompok-4.ht

ml

<1% - https://www.slideshare.net/dj96/contoh-ktsp

<1% -

https://sukatendellisna.blogspot.com/2016/08/makalah-kurikulum-satuan-tingkat.html

<1% -

https://forgubindo.blogspot.com/2009/03/landasan-prinsip-komponen-dan-struktur.ht

ml

<1% -

https://mustafatope.wordpress.com/2010/10/17/struktur-kurikulum-tingkat-satuan-pen

Page 89: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

didikan/

<1% -

https://suksespendidik.blogspot.com/2017/07/cara-menghitung-minggu-jam-efektif.ht

ml

<1% -

https://ivonyerniwaty.wordpress.com/2011/06/12/pengertian-dan-fungsi-kriteria-ketunt

asan-minimal-kkm/

<1% - https://katulis.com/kkm-k13-sd/

<1% -

https://rppkurtilassmpnegeri.blogspot.com/2017/11/kkm-prakarya-kelas789-kurikulum2

013.html

<1% - http://gurunesia.com/perangkat-pembelajaran-k13-sd/

<1% - https://www.slideshare.net/alvinnoor/desain-induk-kurikulum-2013

<1% - https://www.slideshare.net/jatimulyahadi9/07-struktur-dan-isi-kurikulum-2013

<1% -

https://miftahudinalbarbasy.wordpress.com/2014/05/20/kurikulum-2013-sekolah-dasar-

sd/

<1% - https://ikeyuliana3.blogspot.com/2015/06/resume-kurikulum-2013.html

<1% - https://www.slideshare.net/IrmaMuthiaraSari/permendikbud-no103tahun2014

<1% - https://rajasoal.com/kurikukulum-2013-pendidikan-anak-usia-dini-paud/

<1% -

https://gurujumi.blogspot.com/2018/12/model-model-penilaian-di-kelas-rendah.html

<1% -

http://ditpsmp.kemdikbud.go.id/erapor/file/Panduan-Penilaian-SMP-Revisi-2017.pdf

<1% -

https://imasidafarida.blogspot.com/2014/10/lampiran-peraturan-menteri-pendidikan_53

.html

<1% -

https://contoh-ptk-skripsi-tesis.blogspot.com/2011/01/pts-015-upaya-meningkatkan-ki

nerja.html

<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/6668/2/BAB%20I.pdf

<1% -

https://rosidtamami.wordpress.com/2015/12/18/panduan-penilaian-k13-smpmts/

<1% -

https://www.slideshare.net/sangpemburusurga/pengolahan-nilai-hasil-belajar-oleh-pen

didik-penilaian-autentik

<1% - https://ardiansyahmpd.blogspot.com/

<1% - https://id.scribd.com/doc/291613467/RPP-KLS-XII-doc

<1% -

https://ariefnurulfirdaus.blogspot.com/2015/05/standar-kelulusan-standar-kenaikan.htm

Page 90: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

l

<1% - https://www.slideshare.net/irahans/ktsp-smp-plus-nu-juntinyuat-2011-2012-doc1

<1% - https://ekarizkiah.blogspot.com/2015/07/contoh-laporan-ppl_1.html

<1% -

https://www.passakanawang.com/2017/11/tata-cara-remedial-dan-pengayaan-kurikulu

m-2013.html

<1% -

https://dataptkguru.blogspot.com/2014/02/peningkatan-kemampuan-guru-dalam.html

<1% - https://danknoer.blogspot.com/2011/06/evaluasi-pembelajaran-matematika.html

<1% -

https://pengawasmadrasah.files.wordpress.com/2013/11/11-pengelolaan-dan-penyusun

an-ktsp.pdf

<1% -

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/un/2015/Permendikbud5-2015KriteriaKelulusanPese

rtaDidikUN.pdf

<1% - https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/JDIH_5%20Tahun%202015_20181043.pdf

<1% -

https://rukim.id/administrasi/permen/download-permendikbud-nomor-43-tahun-2019-

pdf-tentang-ujian-nasional/

<1% - https://blogertolaki.blogspot.com/2015/07/perencanaan-peserta-didik.html

<1% - https://sman6kotaserang.sch.id/tata-tertib-siswa/

<1% - https://nurmaherawatifaizal.wordpress.com/page/4/

<1% -

https://bangimam-berbagi.blogspot.com/2015/03/menghitung-beban-belajar-guru-pad

a.html

<1% -

https://mgmpmatika.wordpress.com/pendidikan-karakter/perencanaan-pengembangan

/

<1% -

https://rinerlis.blogspot.com/2011/12/pengertian-tujuan-dan-prinsip-penilaian.html

<1% - https://www.gurukelassd.com/2018/11/gurukelassd.html

<1% - https://kartika-d.blogspot.com/2012/10/model-ktsp-dalam-pengembangan.html

<1% -

https://nurhibatullah.blogspot.com/2015/12/makalah-pendidikan-karakter-bangsa.html

<1% -

https://www.pediapendidikan.com/2016/07/budaya-sekolah-dalam-perencanaan.html

<1% -

https://aguswuryanto.files.wordpress.com/2011/12/pendidikan-karakter-di-sd-smp-22-

maret-2011.ppt

<1% -

Page 91: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://oemaherpepe.files.wordpress.com/2011/12/kerangka-panduan-pend-karakter1.d

oc

<1% - https://aguswuryanto.wordpress.com/2011/12/

<1% - https://aguswuryanto.wordpress.com/author/aguswuryanto/page/4/

<1% -

https://arzenhandes.blogspot.com/2012/02/makalah-menghargai-karya-orang-lain.html

<1% - https://nurkhosun.blogspot.com/2018/01/pendidikan-karakter1-pendidikan.html

<1% -

https://kabardariguru.wordpress.com/2016/03/13/peran-guru-terhadap-pendidikan-kar

akter-di-sekolah/

<1% -

https://istanailmupengetahuan.blogspot.com/2013/01/pengembangan-kurikulum-karak

ter-bangsa.html

<1% -

https://www.pediapendidikan.com/2016/07/pengintegrasian-pendidikan-budaya-dan.ht

ml

<1% -

https://palembang.tribunnews.com/2012/02/23/pengintegrasian-pendidikan-karakter-d

alam-proses-pembelajaran-di-smk

<1% -

https://asefts63.wordpress.com/2012/02/20/integrasi-pendidikan-karakter-ke-dalam-ma

teri-dan-proses-pembelajaran/

<1% -

https://misterpadumuliabuana.blogspot.com/2017/04/proposal-rehab-ruang-kelas.html

<1% -

https://najihulhimam-pendidikantanpabatas.blogspot.com/2011/11/tugas-bk.html

<1% -

https://mafiadoc.com/geografi-kls-xii-ips-sma-wordpresscom_59d2e56c1723dd15c823f

72e.html

<1% - https://issuu.com/e-tabloid/docs/edisi_165b

<1% - https://www.beasiswapascasarjana.com/search/label/UI

<1% -

https://wahanabelajarpintar.wordpress.com/2012/05/29/usulan-block-grant-pembangu

nan-rkbrbl-rehabilitasi-ruang-belajar/

<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/10359/7/bab%204.pdf

<1% - https://smpnegeri2jatisari.blogspot.com/2016/03/profile-sekolah.html

<1% - https://mulpix.com/instagram/pendidikan_dan_guru_indonesia.html

<1% -

https://febriantama96.blogspot.com/2017/09/pena-sejarah-mengenang-110-dahsyatny

a.html

Page 92: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - https://www.wayanrudiarta.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% -

https://achfauzipratama.blogspot.com/2017/09/potret-pendidikan-islam-di-indonesia_7

5.html

<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/disintegrasi-sosial/

<1% -

https://id.123dok.com/document/ynernejy-kelasxii-hindu-bs-www-divapendidikan-com.

html

<1% -

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00285-SP%20Bab2001.pdf

<1% -

https://staic.ac.id/mengoptimalkan-peran-guru-dalam-proses-pembelajaran-abad-21.ht

ml

<1% - https://www.forum.or.id/threads/dharma-wacana-renungan.33323/

<1% -

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/analis_wacana_flu_burung.pdf

<1% -

https://id.123dok.com/document/q2mne9jy-aneka-pengkajian-studi-al-qur-an.html

<1% - http://digilib.unimed.ac.id/541/1/Pembelajaran%20Berbasis%20E-Learning.pdf

<1% -

https://id.123dok.com/document/lzg3916q-kelas-06-sd-pendidikan-agama-hindu-dan-

budi-pekerti-guru.html

<1% -

http://www.karyatulisku.com/2016/05/pengertian-teori-belajar-behaviorisme.html

<1% - https://aneka-wacana.blogspot.com/2012/10/ptk-mtk-fpb-kpk.html

<1% - https://www.scribd.com/document/372412905/Widya-Wretta-Mei-2017

<1% - https://www.jadipenulis.co.id/category/teknik-menulis/

<1% -

https://irpanmaulana91.blogspot.com/2014/06/makalah-manajemen-pondok-pesantren

.html

<1% - https://hindyanugerah.blogspot.com/2011/04/metode-diskusi.html

<1% -

https://grelovejogja.wordpress.com/2008/10/17/konsep-ketuhanan-dalam-agama-hind

u/

<1% - https://chaniaization.blogspot.com/

<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/author/bagawanabiyasa/page/2/

<1% -

https://sangkulputih.blogspot.com/2014/01/skripsi-umum-institusi-diksa-maha-warga.h

tml

<1% - https://jakarta45.wordpress.com/pancasila-di-ajaran-agama-hindu/

Page 93: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - https://saijnana.blogspot.com/2015/05/

<1% -

https://id.123dok.com/document/q06w76vq-kelasxii-hindu-bg-www-divapendidikan-co

m.html

<1% - https://aryawibawaa.blogspot.com/2013/12/dharma-gitta.html

<1% - https://gustiaryayunedi.blogspot.com/2012/10/pasraman-4.html

<1% -

https://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-wawancara-atau-interview.html

<1% - https://generasidamaisanatadharma.blogspot.com/

<1% -

https://kalingga21.blogspot.com/2011/05/nilai-pendidikan-agama-hindu-dalam-tari.ht

ml

<1% -

https://backgroundpowerpointfree.blogspot.com/2014/06/mengedit-gambar-pada-pow

er-point-agar.html

<1% - https://bimashindusultra.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% - http://gamabali.com/upacara-dan-upakara/

<1% -

https://id.scribd.com/doc/232064453/Prosiding-Forum-Komunikasi-Pascasarjana-Dan-S

eminar-Nasional

<1% -

https://bigsmiled.blogspot.com/2012/06/4-jalan-mencari-tuhan-agama-berasal.html

<1% -

https://suartawanindra.blogspot.com/2014/01/proposal-penelitian-peran-tri-guru.html

<1% - https://id.scribd.com/doc/215655900/Tik-12-Prota-Upload

<1% - https://luhayulestarigen.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% -

https://id.123dok.com/document/zxn6oonq-pengembangan-perangkat-pembelajaran-

matematika-dengan-pendekatan-pedagogi-reflektif-untuk-topik-himpunan-pada-siswa

-kelas-vii-smp-negeri-1-yogyakarta-tahun-ajaran-2018-2019-usd-repository.html

<1% -

https://hindu-nesia.blogspot.com/2014/07/silabus-mata-pelajaran-pendidikan-agama_6

.html

<1% - https://sd-saraswati6.sch.id/?p=260

<1% -

https://mediakreatif19.blogspot.com/2015/09/contoh-rpp-fiqih-kelas-vii-kurikulum.html

<1% -

https://maalikghaisan.blogspot.com/2019/01/rpp-bangun-ruang-sisi-lengkung.html

<1% - http://repository.upi.edu/12002/14/T_FIS_1202040_Appendix5.pdf

<1% -

Page 94: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://tiksmplabundiksha.blogspot.com/2017/06/kompetensi-dasar-kd-mata-pelajaran.

html

<1% - https://menzour.blogspot.com/2018/05/makalah-telaah-dan-analisis.html

<1% -

https://pendidikanagamaislamdanbp.blogspot.com/2018/11/rpp-fikih-kelas-11-madrasa

h-aliyah-ma.html

<1% - https://mgmpinggris.blogspot.com/2015/01/rpp-kelas-7-bab-10-k13.html

<1% - https://id.scribd.com/doc/305277339/1-Modul-Biologi-Sma-k13-2015

<1% -

https://mhadhicahyadi.blogspot.com/2014/12/makalah-pengertian-dimensi-fungsi-dan.

html

<1% -

https://id.123dok.com/document/zwv4mmlq-kelas-07-smp-pendidikan-agama-hindu-d

an-budi-pekerti-guru.html

<1% - https://www.gurupendidikan.co.id/kompetensi-guru/

<1% - http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/view/3004

<1% - https://id.123dok.com/document/zpn9jd7y-panduan-pembelajaran-smp.html

<1% -

https://text-id.123dok.com/document/lzgjow72z-pengaruh-interaksi-sosial-terhadap-ke

hidupan-sosial-dan-kebangsaan.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/qo520x0y-silabus-pa-hindu-smp-20012017-ok.html

<1% -

https://ismantogurupenjas.wordpress.com/2015/06/07/diklat-interaksi-online-dio-peny

usunan-instrumen-penilaian-ranah-sikap-pengetahuan-keterampilan-dan-kebugaran/

<1% -

https://berkas2pendidikan.blogspot.com/2017/12/rpp-teks-kritik-dan-esai-kelas-xii.html

<1% -

https://pandidikan.blogspot.com/2020/01/rencana-pelaksanaan-pembelajaran_6.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/qvlww5gy-pakatbp-kurtilas-xi-bukuguru-rev2017-tera

mpilmatematika-blogspot-com.html

<1% -

https://ayunita-yunita.blogspot.com/2013/06/pengertian-strategi-metode-dan-media.ht

ml

<1% -

https://mrg-corner.blogspot.com/2014/06/bab-ii-pembelajaran-di-smp-berdasarkan.ht

ml

<1% -

https://hindu-nesia.blogspot.com/2014/07/silabus-mata-pelajaran-pendidikan-agama.ht

Page 95: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

ml

<1% -

https://id.123dok.com/document/qo30j3jq-kelasxii-agamakatolik-bg-www-divapendidik

an-com.html

<1% - https://bukuspiritual.blogspot.com/2016/07/

<1% -

https://huseinmuhibbi.blogspot.com/2015/06/fungsi-dan-tujuan-perencanaan-sistem.ht

ml

<1% -

https://www.slideshare.net/sintaroyani/makna-psikologi-perkembangan-peserta-didik

<1% -

https://debynoviyanti29.blogspot.com/2018/07/fisiologi-hewan-bab-i-prinsip-dasar.htm

l

<1% - https://rumus.co.id/sistem-reproduksi-wanita/

<1% - https://karyacombirayang.blogspot.com/2016/10/

<1% -

https://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/01/makalah-prinsi

p-prinsip-perkembangan.html

1% -

https://meljisalwanis.blogspot.com/2016/09/pengertian-pertumbuhankematangan.html

<1% -

https://putrabungo.blogspot.com/2010/08/analisis-tingkat-kepuasan-siswa-dalam.html

<1% -

https://irwanhadipgsd.blogspot.com/2013/11/konsep-perkembangan-peserta-didik.htm

l

<1% - https://santrinews.com/Daerah/582/Pesantren-Hindu-di-Pulau-Dewata-Bali

<1% - https://ilmurahmad.blogspot.com/2016/11/makalah-lingkungan-belajar.html

<1% - https://mantriii.blogspot.com/2015/09/pengembangan-peserta-didik.html

<1% - https://www.mikirbae.com/2015/11/faktor-faktor-yang-berpengaruh-pada.html

<1% -

https://niandre7lovely.wordpress.com/2009/07/08/stress-lingkungan-dan-penanggulan

gannya/

<1% - https://siraitreinhold.blogspot.com/

<1% - https://dalamislam.com/akhlaq/30-cara-mendidik-anak-dalam-islam

<1% - https://diasdiari.blogspot.com/2014/10/makalah-kesulitan-belajar.html

<1% -

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40032/1/ISMI%20HILMIYAW

ATI-FITK

<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/132310879/pendidikan/DKB.pdf

<1% - https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/06/

Page 96: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - http://www.indonesian-publichealth.com/prinsip-higiene-sanitasi-makanan/

<1% - https://rinastkip.wordpress.com/tag/pendidikan/

<1% -

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Rita%20Eka%20Izzaty,%20S.Ps

i.,%20M.Si./Buku%20PPD-revisi%20akhir.pdf

<1% -

https://mocikuedu.blogspot.com/2016/06/soal-dan-jawaban-uas-mata-kuliah.html

<1% -

https://usahamudamasakini.blogspot.com/2016/10/a-dinamika-perilaku-manusia-dalam

.html

<1% - https://id.scribd.com/doc/136219163/Skripsiku-Himam-Azwar-imang-bolodewe

<1% - https://puisi15cintaremaja.blogspot.com/

<1% -

https://langitjinggadipelupukmatarumahmakalah.blogspot.com/2014/10/makalah-peng

aruh-hereditas-keturunan_7.html

<1% - https://d-pendidikan.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% - https://www.myedisi.com/bse/62240/pendidikan-agama-hindu-dan-budi-pekerti

<1% - https://hidayatullahahmad.wordpress.com/2013/03/17/

<1% - https://rhyaria.blogspot.com/2011/03/makalah-pendidikan-sebagai-sistem.html

<1% -

https://sdnsilihwangi1.blogspot.com/2011/02/makalah-kebijakan-pendidikan-di-era.htm

l

<1% -

https://bekompas.blogspot.com/2012/04/contoh-ptk-penggunaan-media-gambar-guna

_5706.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/y8gm8o2z-buku-siswa-kelas-7-smp-agama-hindu-da

n-budi-pekerti-backup-data-www-dadangjsn-blogspot-com.html

<1% - https://eliciadwipratama.blogspot.com/feeds/posts/default

<1% -

https://mirnasari600.wordpress.com/2014/06/12/komponen-dalam-sistem-pendidikan/

<1% - https://bundamala10.wordpress.com/2011/04/08/tugas-mata-kuliah-menyimak/

<1% - https://www.kitapunya.net/pengertian-pentingnya-hubungan-internasiona/

<1% -

https://indeksprestasi.blogspot.com/2014/10/tesis-manajemen-sarana-dan-prasarana.ht

ml

<1% -

https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indon

esia/

<1% - https://massyaifur.blogspot.com/2009/12/teori-pendidikan-dan-analisis.html

Page 97: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% -

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/9/jtptiain-gdl-s1-2005-lailatulfa-408-Bab

3_310-8.pdf

<1% -

https://tonikoestiantogulo.blogspot.com/2013/03/hubungan-minat-kejuruan-dan-kelen

gkapan.html

<1% - https://novadst.blogspot.com/2016/12/pentingnya-guru-dalam.html

<1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Kurikulum_2013

<1% -

https://text-id.123dok.com/document/zx9dk4nz-mata-pelajaran-pendidikan-pancasila-d

an-kewarganegaraan-ppkn.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/nzw9120y-kelas-07-smp-pendidikan-agama-hindu-da

n-budi-pekerti-siswa-2016.html

<1% - https://issuu.com/epaper-kmb/docs/bpo_11042019

<1% - https://es.scribd.com/document/354993950/Full-Bab-Fix-Rev

<1% - https://www.gelombangotak.com/Karakteristik-Kecerdasan-Spiritual%20(SQ).htm

<1% -

https://buttatoa-btg.blogspot.com/2012/05/skripsi-usaha-guru-agama-islam-dalam.htm

l

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/330279018_Pancasila_sebagai_Dasar_Negara_I

ndonesia

<1% - https://www.youtube.com/watch?v=O6c-2Unp-UY

<1% -

https://hindubudhaindonesiapa42015kel2.blogspot.com/2015/06/ebook-2-hindu-pendi

dikan-agama-hindu.html

<1% - https://ikadekartajaya.wordpress.com/2013/09/10/tri-hita-karana/

<1% - http://gamabali.com/agnihotra-di-bali/

<1% -

https://mgmplampung.blogspot.com/2014/08/menanamkan-ajaran-nawa-widha-bhakti.

html

<1% -

https://skripsi2012.blogspot.com/2010/08/skripsi-tindak-pidana-pencurian-dengan.html

<1% - https://www.scribd.com/document/395978081/4-PendidikanAgamaHindu-1-pdf

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/321450989_Kajian_Nilai_Pendidikan_Agama_H

indu_Dalam_Kitab_Sarasamuccaya

<1% - https://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/11/agama-kesehatan-mental/

<1% - https://issuu.com/epaper-kmb/docs/bp19122008

Page 98: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - https://jefryshulung.blogspot.com/

<1% - http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/VidyaDuta/article/download/1040/887

<1% -

https://perjalananhindu.blogspot.com/2013/09/siwa-sidhanta-kristalisasi-perbedaan-di.

html

<1% - https://wiwinyuhendra.blogspot.com/

<1% - https://wiwinyuhendra.blogspot.com/2013/

<1% -

https://makalahtentangsikapversiedo.blogspot.com/2016/10/makalah-tentang-sikap.ht

ml

<1% - http://eprints.ums.ac.id/29227/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf

<1% -

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/153/jtptunimus-gdl-ichapuspit-7618-3-babii.pdf

<1% -

https://rainy-infebruary.blogspot.com/2012/05/peranan-keluarga-sebagai-unit-terkecil.

html

<1% -

https://deassyratnasari.blogspot.com/2013/01/artikel-pendidikan-dalam-keluarga_8.htm

l

<1% -

https://www.kompasiana.com/mafazaaza/5ea9deba097f3612c07acf42/keterampilan-dal

am-menjalin-hubungan-dan-cara-berkomunikasi-kepada-anak-mengenai-pandemi-viru

s-corona

<1% -

https://beritalangitan.com/fakta-opini/pentingnya-undang-undang-perlindungan-agam

a/

<1% -

https://abiavisha.blogspot.com/2016/01/tripusat-pendidikan-sebagai-lembaga.html

<1% - https://jamal-alfath.blogspot.com/2011/06/desain-kompetensi.html

<1% -

https://kampngmakalah.blogspot.com/2015/10/makalah-taksonomi-pembelajaran-pai.h

tml

<1% - https://www.rijal09.com/2016/05/tujuan-pembelajaran.html

<1% - https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/19/taksonomi-pembelajaran-2/

<1% - https://lianasariputri.wordpress.com/2013/06/05/taksonomi-bloom/

<1% -

https://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2012/12/perencanaan-pembelajaran.html

<1% - http://digilib.unila.ac.id/1451/8/BAB%20II.pdf

<1% - http://hukum.studentjournal.ub.ac.id/index.php/hukum/article/viewFile/443/439

<1% -

Page 99: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://aryawiga.wordpress.com/2012/02/17/manajemen-layanan-khusus-sekolah/

<1% -

https://wulandaripipitt.blogspot.com/2014/12/etika-dan-moral-dalam-agama-hindu.ht

ml

<1% -

https://gudangpendidikankita.blogspot.com/2014/12/pendidikan-karakter-tanggung-ja

wab.html

<1% - https://perpuskampus.com/nilai-moral-dan-jenis-nilai-moral/

<1% - http://repository.unpas.ac.id/9730/3/BAB%20II.docx

<1% - https://fuddin.wordpress.com/2012/11/

<1% - https://www.ayoksinau.com/faktor-interaksi-sosial/

<1% - https://wayantarne.blogspot.com/2014/11/keberhasilan-chairul-tanjung.html

<1% -

https://text-id.123dok.com/document/8ydj9036y-berpasrah-total-kepada-tuhan-sevana

m-atau-atmanividanam.html

<1% -

https://semangathindu.blogspot.com/2013/10/pergaulan-dengan-orang-orang-mulia.ht

ml

<1% - https://isthebesttkjdua.blogspot.com/

<1% -

https://renalpasker.blogspot.com/2016/12/tugas-dan-tanggung-jawab-siswa.html

<1% - https://id.scribd.com/doc/220170166/karakter-bangsa-1

<1% - https://imadeyudhaasmara.wordpress.com/page/2/

<1% - https://smkn1tempel.sch.id/berita/arsip/January%202020

<1% -

https://bimbingankonselingsiswasmp.blogspot.com/2016/08/contoh-tanggung-jawab-s

ebagai-siswa-di.html

<1% -

https://sumber93.blogspot.com/2015/05/makalah-mengembangkan-kemampuan.html

<1% -

https://hot.liputan6.com/read/4010390/terlalu-diambil-hati-ini-6-zodiak-yang-mudah-

merasa-bersalah

<1% -

https://teologiareformed.blogspot.com/2018/09/tujuan-yesus-kristus-mendamaikan-du

nia.html

<1% - https://rioaditama123.wordpress.com/2017/03/16/tanggung-jawab/

<1% - https://lenironi.blogspot.com/2013/11/karakter-tanggungjawab.html

<1% -

https://jurnalilmiahtp2013.blogspot.com/2013/12/pentingnya-meningkatkan-motivasi_8

155.html

Page 100: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% -

https://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/01/18-nilai-nilai-yang-harus-dimiliki

.html

<1% -

https://belajare-learning.blogspot.com/2011/10/pembinaan-disipin-dan-perilaku-anak.h

tml

<1% - http://etheses.uin-malang.ac.id/1751/7/08410175_Bab_2.pdf

1% -

https://berbagiituindah07.blogspot.com/2015/12/prposal-kualitatif-peran-orang-tua.ht

ml

<1% -

https://sandri09a.blogspot.com/2013/03/penerapan-prinsip-psikologi-dalam.html

<1% -

https://amirhamzah010293.blogspot.com/2013/10/contoh-proposal-penelitian-kualitatif

.html

<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/

<1% -

https://jurusapuh.com/atma-samyama-yoga-bhagavad-gita-sansekerta-terjemahan-ind

onesia-bab-6/

<1% -

https://arifhamka.blogspot.com/2016/04/strategi-pendidikan-karakter-dalam.html

<1% -

https://endangkomarasblog.blogspot.com/2009/03/disiplin-menurut-islam-oleh-h-enda

ng.html

<1% - https://frendyrusniady.wordpress.com/2014/04/28/disiplin-belajar/

<1% - http://eprints.ums.ac.id/20383/23/2._naskah_publikasi.pdf

<1% - http://repository.ump.ac.id/83/3/UMI%20MARKHAMAH%20BAB%20II.pdf

<1% -

https://simfonyriri.blogspot.com/2011/07/makalah-peran-orang-tua-dalam-membantu.

html

<1% - http://journal.uniga.ac.id/index.php/JP/article/download/11/11

<1% -

https://gerakanpramuka1306.blogspot.com/2016/04/pandua-penyelesaian-sku-siaga.ht

ml

<1% -

https://jurnaledvokasi.files.wordpress.com/2016/06/12_jurnal-maret-2012-angmalisang-

oke.pdf

<1% - https://sukarma-puseh.blogspot.com/2013/01/kosmologi-hindu.html

<1% -

https://id.123dok.com/document/yerre1eq-bab-ii-kajian-pustaka-a-kajian-teori-1-pendi

Page 101: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

dikan-karakter-di-sekolah-a-pengertian-pendidikan-karakter-novica-bab-ii.html

<1% - https://www.maxmanroe.com/karakter-positif-orang-indonesia.html

<1% -

http://idarianawaty.gurusiana.id/article/membudayakan-karakter-peduli-terhadap-lingk

ungan-848007

<1% - https://catatannining.wordpress.com/tag/kurikulum-2013-paud/page/3/

<1% - https://pedulilingkunganpeduli.blogspot.com/

<1% - https://guruppkn.com/kebersihan-lingkungan-sekolah

<1% -

https://fauziyahauliarachmat.wordpress.com/2015/02/10/kurangnya-kesadaran-siswa-te

rhadap-kebersihan-lingkungan-sekolah/

<1% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika/article/download/2881/2339

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/328164232_Pandangan_Islam_Tentang_Hakik

at_Manusia

<1% -

https://guruppkn.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara-dalam-pelestarian-lingkungan

<1% - https://repository.unja.ac.id/2190/1/ARTIKEL%20SKRIPSI.pdf

<1% - https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsumbar/layanan/

<1% - http://repository.radenintan.ac.id/1163/

<1% -

https://www.kompasiana.com/wandaekaputra/5a489327cf01b459db343902/keteladana

n-guru-dalam-pembentukan-karakter-siswa

<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/11062825.pdf

<1% -

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/1781/E1.%20Nurina-UM

S%20%28fixed%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y

<1% -

https://skulwork-nytha.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.

html#!/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

<1% -

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/04/langkah-langkah-mewujudkan-sekolah.html

<1% - https://issuu.com/epaper-kmb/docs/bpo19122010

<1% - https://ikabuh.wordpress.com/category/umum/page/4/

<1% - http://blog.unnes.ac.id/ditaandriani/2015/11/19/nilai-nilai-konservasi-2/

<1% - https://yswi.blogspot.com/2014/

<1% - https://haniftryn.blogspot.com/

<1% - http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/ncee/article/download/818/498

<1% - https://issuu.com/sampuray_x/docs/papua_hindu_revised

<1% -

Page 102: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

https://www.zonasoal.com/2018/03/soal-us-pkn-kelas-6-terbaru-berikut-kunci-jawaban.

html

<1% - http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/Ijtimaia/article/download/3100/2309

<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/4054/5/093911042_bab4.pdf

<1% -

https://id.123dok.com/document/zpwedj4y-pelaksanaan-proses-belajar-melalui-bimbin

gan-aspek-afektifognitif-dan-psikomotorik-siswa-di-madrasah-ibtidaiyah-swasta-amal-s

haleh-medan-repository-uin-sumatera-utara-tesis-nurbiah-pohan.html

<1% -

https://atesbudiartokonselor.blogspot.com/2015/10/pengaruh-pergaulan-remaja.html

<1% -

https://ummihanihaitami.blogspot.com/2017/10/bab-1-dan-3-kecerdasan-sosial.html

<1% -

https://www.researchgate.net/publication/307888409_Kecerdasan_Spiritual_dan_Emosio

nal_Sebagai_Anteseden_Kinerja_Pegawai_Kecerdasan_Spiritual_dan_Emosional_Sebagai_

Anteseden_Kinerja_Pegawai

<1% -

https://peraariyantini.blogspot.com/2016/01/penerapan-metode-resource-based.html

<1% - https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/__trashed/

<1% - https://id.scribd.com/doc/315219115/Widyadari-April-2016

<1% - https://dhanuwangsa.wordpress.com/page/2/

<1% -

https://sugitawibhushakti.blogspot.com/2013/10/tiga-kerangka-dasar-agama-hindu.ht

ml

<1% - http://olcounseling.weebly.com/teori-teori-konseling.html

<1% -

https://meddyketpratama.blogspot.com/2017/12/keterampilan-sosial-anak-usia-dini_82.

html

<1% -

https://mafiadoc.com/peningkatan-kualitas-pembelajaran-ipa-melalui-unnes_59fb556d1

723ddafb79a68ed.html

<1% -

https://srireskipsikologi.blogspot.com/2013/03/makalah-dasar-dasar-perilaku-sosial.htm

l

<1% -

https://www.slideshare.net/RandyExe51088/k10-bg-hindusma-kelas-x-kurikulum-2013bl

ogerkupangcom

<1% -

https://id.123dok.com/document/oy87p5rz-kelas-05-sd-pendidikan-agama-hindu-dan-

budi-pekerti-guru.html

Page 103: Plagiarism Checker X Originality Reportsim.ihdn.ac.id/app-assets/repo/repo-dosen-062005113738-20.pdf · Saran-Saran ~ 160 DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Metode Sad Dharma

<1% - http://repository.ump.ac.id/174/3/BAB%20II_Hana%20Catur%20S..pdf

<1% - http://eprints.ums.ac.id/43692/3/BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf

<1% -

http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/proses-komunikasi-efektif-dan-hambatannya

<1% - https://authorzilla.com/7vpOg/prosiding-seminar-nasional.html

<1% - https://docobook.com/penerapan-layanan-bimbingan-belajar-untuk.html

<1% - http://repository.upi.edu/30388/9/T_PD_1507806_Bibliography.pdf

<1% -

https://docobook.com/1-pengaruh-metode-pembelajaran-quantum-learning.html

<1% - https://www.scribd.com/document/390969625/PROSIDING-MATEMATIKA-pdf

<1% - http://eprints.walisongo.ac.id/2617/7/093211043_Bibliografi.pdf

<1% -

https://id.123dok.com/document/8yd6kejz-perbandingan-kondisi-sosial-buruh-pt-pp-lo

ndon-sumatra-tbk-dengan-buruh-pt-perkebunan-nusantara-iv-studi-komparatif-di-des

a-sei-bejangkar-kab-batubara-dan-desa-padang-matinggi-kab-simalungun.html

<1% - https://id.scribd.com/doc/166929019/Usul-Buku

<1% -

https://www.scribd.com/document/332497777/Stilistetika-Tahun-v-Volume-8-Mei-2016

<1% -

https://mafiadoc.com/sugiyono-2010-metode-penelitian-kuantitatif-kualitatif-dan-rd-_5

9c80c811723dd11f81ddce9.html

<1% - https://anotherorion.com/buku-metode-penelitian-karya-prof-sugiyono/

<1% -

https://es.scribd.com/document/332497777/Stilistetika-Tahun-v-Volume-8-Mei-2016