pertanian masa depan: agroforestri, · pdf filemanusia yang menambah emisi gas-gas rumah kaca...

Download PERTANIAN MASA DEPAN: AGROFORESTRI, · PDF filemanusia yang menambah emisi gas-gas rumah kaca ke ... melainkan juga mempertimbangkan upaya ADAPTASI terhadap ... terhadap efek perubahan

If you can't read please download the document

Upload: hakhanh

Post on 06-Feb-2018

276 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

  • Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013 23

    PERTANIAN MASA DEPAN: AGROFORESTRI, MANFAAT, DAN LAYANAN LINGKUNGAN

    Kurniatun Hairiah dan Sumeru Ashari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

    E-mail: [email protected], [email protected]

    ABSTRACT

    Millions of people are projected to live in water stressed conditions in the era of climate change. Agroforestry should be the future land use providing better environmental services by maintaining hydrological function, biodiversity conservation and carbon sequestration although not as high as in natural forests, but the economic value of agroforestry is relatively higher than in the forest. Nevertheless, there is tendency of increasing intensification of agroforestry systems to a more homogeneous pattern by planting more exotic tree species will be economically beneficial, but decreasing the level of biodiversity and other environmental services. The loss rate can be reduced when land is managed based on a strong basic knowledge of agroforestry. At the beginning of the decade (1980s), agroforestry research focused on the characterization of the composition of the existing agroforestry, tree-soil-crop interactions in alley cropping system related to improvement of soil fertility, reducing soil erosion and maintaining crop production. In the second decade, the research topic shifted to a broader understanding of the process based on the development and testing of hypothesis, prediction using simulation tools, so the researchs are done based on the understanding of the process to strengthen the existing theories. There are also many socio-economic studies conducted alongside with biophysical research shifted from plot level to the landscape level related to improvement of hydrologic functions and conservation of biodiversity and carbon stocks. In the era of the 2000s, the study of agroforestry in the tropics moves along with issues of land use changes, food sequrity, poverty alleviation and bioenergy. The approach remains focused on problem solving and adapting to more complex problems. In this era, agroforestry knowledge must be applied to provide a wider impact on issues of global warming and climate change and threats to biodiversity, as well as handling issues related to hunger and poverty. Thus the world's attention to the agroforestry becomes stronger. Keywords: Agroforestry, trade off between income and environmental services, agroforestry research

    I. LATAR BELAKANG

    Strategi pengelolaan lahan perlu diubah sesuai dengan masalah yang berkembang saat ini. Suhu udara di bumi memanas, sejak 1861 telah meningkat 0.6oC terutama disebabkan oleh aktifitas manusia yang menambah emisi gas-gas rumah kaca ke atmosfer (IPCC, 2001). IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) (2001) memprediksi bahwa suhu rata-rata global di bumi akan meningkat 1.4 5.8 oC pada tahun 2100. Bila upaya pengurangan konsentrasi gas rumah kaca berhasil di tahun 2100, suhu bumi diperkirakan masih akan terus meningkat karena konsentrasi GRK (CO2, CH4 dan N2O) di atmosfer sudah cukup besar dan masa tinggalnya (life time) cukup lama, bahkan bisa sampai seratus tahun. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) melaporkan bahwa di Indonesia telah terjadi kenaikan suhu rata-rata tahunan antara 0,2 1,0oC, yang terjadi antara tahun 1970 hingga 2000, sehingga terjadi peningkatan rata-rata curah hujan bulanan sekitar 12-18% dari jumlah hujan sebelumnya.

    Di daerah tropis, kerugian terbesar akibat perubahan iklim adalah berhubung an dengan ketersediaan pangan (sektor pertanian). Perubahan iklim dapat berdampak langsung melalui perubahan biofisik dan sumber daya lahan (ketersediaan air dan pupuk serta pengendalian hama) terhadap produksi tanaman baik tanaman pangan maupun non-pangan, tetapi juga bisa melalui penciutan lahan karena peningkatan muka air laut. Menurut prediksi Handoko et al., (dalam BPPP, 2008) bahwa hingga tahun 2050 luas lahan baku sawah akan menyusut akibat tergenang atau tenggelam akibat muka air laut meningkat (Tabel 1), dan meningkatnya salinitas tanah. Penurunan terbesar diprediksi akan terjadi di Jawa dan Bali serta Sulawesi. Perubahan iklim secara tidak

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 24 Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013

    langsung akan mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam perencanaan dan pengembangan wilayah, pengembangan pendidikan, kesehatan, serta kebijakan di tingkat internasional karena bekurangnya daya beli masyarakat terhadap produk-produk pertanian. Tabel 1. Dampak kenaikan muka air laut terhadap penurunan luas baku lahan sawah dan produksi

    padi/beras hingga tahun 2050 (BPPP, 2011) Wilayah Luas baku

    sawah, ha Penurunan luas lahan sawah, ha

    Penurunan luas lahan sawah, %

    Kerugian setara GKG (juta ton)

    Kerugian setara beras (juta ton)

    Jawa dan Bali 3.309.264 182.556 5.52 3,067 1,932 Kalimantan 995.919 25.372 2.55 0,19 0,119 Sumatra 2.340.642 3.170 0.01 0,038 0,024 Sulawesi 892.256 79.701 8.93 0,956 0,602 Nusa Tenggara 341.304 2.123 0.62 0,025 0,016

    Demikian juga beberapa fungsi ekosistem akan banyak berubah karena adanya perubahan

    iklim sehingga akan berpengaruh terhadap layanan lingkungan yang dibutuhkan oleh masyarakat luas antara lain berkenaan dengan: (a) Kehidupan (penyediaan pangan dan kayu bakar, penyediaan air bersih), (b) budaya (spiritual, inspirasi dan pendidikan), (c) Penunjang (pembentukan tanah, siklus hara), dan (d) Regulasi (regulasi iklim, regulasi air, regulasi hama dan penyakit dsb). Dampak dari penuruanan layanan lingkungan tersebut akan berdampak luas terhadap kehidupan.

    II. STRATEGI PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

    Mengingat perubahan iklim telah terjadi dan dampaknya sudah bisa dirasakan oleh semua

    makhluk hidup di semua belahan bumi ini, maka banyak upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim. Banyak kegiatan baik pelatihan maupun penelitian dari berbagai sector telah bergeser tidak hanya fokus pada produk dan keuntungan ekonomi saja, melainkan juga mempertimbangkan upaya ADAPTASI terhadap perubahan iklim yang sinergi dengan upaya MITIGASI GRK (Verchot et al., 2006). ADAPTASI merupakan cara/upaya dalam menghadapi efek dari perubahan iklim, dengan melakukan penyesuaian yang tepat dengan melakukan upaya untuk mengurangi pengaruh merugikan dari perubahan iklim, atau memanfaatkan pengaruh positifnya (Nair, 2011). Strategi dan kebijakan umum Kementrian Pertanian (2011) dalam menanggulangi dampak perubahan iklim terhadap pertanian adalah memposisikan program aksi adaptasi pada subsector tanaman pangan dan hortikultura sebagai prioritas utama. Sedangkan MITIGASI adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebab terjadinya perubahan iklim, yaitu dengan menyerap CO2 di udara dan menyimpannya dalam tanaman dan tanah baik dalam ekosistem hutan maupun pertanian dalam jangka waktu yang lama. Upaya adaptasi dan mitigasi diilustrasikan sebagai mobil dan pengemudinya (Gambar 1), agar mobil tidak menabrak, pengemudi harus menginjak rem. Upaya menginjak rem tersebut adalah upaya mitigasi. Selanjutnya, mobil akan menabrak atau tidak menabrak, pengemudi harus memasang sabuk keselamatan sebagai antisipasi terjadinya kecelakaan. Upaya tersebut adalah upaya adaptasi. Berkaitan dengan konsep adaptasi ini, Neudfeldt et al. (2011) menambahkan bahwa usaha pengurangan atau pengalihan resiko dan peningkatan kapasitas untuk mengubah dampak perubahan iklim di masa yang akan datang misalnya pembangunan sarana irigasi, peningkatan diversitas tanaman dan seleksi tanaman tahan kekeringan juga disebut sebagai upaya adaptasi. Pada makalah ini, beberapa contoh adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim akan lebih difokuskan pada sektor pertanian yang berkelanjutan.

  • Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013 25

    III. AGROFORESTRI-- PERPADUAN STRATEGI ADAPTASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM Secara umum luasan tutupan hutan (hutan primer, sekunder dan hutan industry) di

    Indonesia terus menurun, demikian pula dengan luasan agroforestry, sementara luasan tutupan lahan perkebunan terus meningkat (ICRAF, 2011). Berdasarkan data dari Gambar 2, bahwa dalam waktu 20 tahun (1990-2010) terjadi penurunan luasan hutan primer (undisturbed forest) sebesar 50%. Dilain sisi luasan hutan sekunder (logged over forest) dan hutan industry (timber plantation) mengalami peningkatan masing-masing sebesar 50%, dan 75%. Dengan demikian laju deforestasi di Indonesia diperhitungkan sekitar 1,82 juta ha/th, 1,20 juta ha/th, 0,85 juta ha/th masing-masing pada 1990-2000, 2000-2005 dan 2005-2010. Kejadian ini berkontribusi cukup besar terhadap besarnya emisi nasional.

    Gambar 2. Penggunaan lahan/perubahan penggunaan lahan di Indonesia (ICRAF, 2011).

    Berkenaan dengan upaya pengurangan emisi karbon, masyarakat internasional ber-sepakat untuk mengurangi emisi karbon melalui pemberian insentif oleh negara-negara maju (industry) bagi negara berkembang yang menekan emisinya dengan mempertahankan keutuhan hutannya, dan meningkatkan cadangan karbon di luar kawasan hutan, seperti dalam system agroforestri yang luasannya juga cukup besar. Perencanaan pembangunan daerah yang rendah emisi memerlukan persiapan yang matang yang membutuhkan SDM yang berpengetahuan cukup akan masalah kehutanan dan agroforesti, tetapi sayangnya ketersediaan agroforester di Indonesia masih sangat terbatas walaupun luasan agroforestry terus bertambah. A. Agroforestri di Indonesia

    Penanaman berbagai jenis tanaman tahunan dengan/tanpa tanaman musiman, dengan/tanpa ternak pada sebidang lahan yang sama untuk menambah pendapatan dan kelestarian

    Gambar 1. Skema upaya Adaptasi yang digambarkan dengan memasang sabuk pengaman dan upaya mitigasi kecelakaan dengan menginjak pedal rem