perspektif akuntansi kritis

11
Teori Akuntansi Bab 12 Critical Perspective of Accounting Oleh : Rachmadi Kusentyo P 125020301111016 Muhlis Isnanto 125020301111026 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: muhlisisnanto

Post on 24-Sep-2015

744 views

Category:

Documents


89 download

DESCRIPTION

TA

TRANSCRIPT

Teori AkuntansiBab 12 Critical Perspective of Accounting

Oleh :Rachmadi Kusentyo P125020301111016Muhlis Isnanto125020301111026

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015The Regulation of Financial Accounting Top of Form

Dasar Filosofi Pemikiran KritisKritik merupakan konsep kunci untuk memahami teori kritis. Teori ini dikembangkan oleh Mahzab Frankfrut. Konsep kritik dari mahzab ini banyak berkaitan dengan konsep kritik parafilsuf, seperti Immanuel Kant, Hegel, dan Marx. Immanuel Kant mempertanyakan kemampuandan batas-batas rasio dalam proses pengetahuan. Sebelumnya rasio yang terdiri dari konsep-konsep dan prinsip-prinsip sangat berpengaruh terhadap perkembangan pengetahuan,kemudian Kant mempertanyakan dengan cara apa dan bagaimana rasio itu sampai memiliki konsep dan prinsip. Selanjutnya, lebih jauh, Kant mempertanyakan kebenaran pengetahuanyang hanya berdasar pada rasio. Teori kritik Hegel berbeda dengan Kant, Hegel memaknai teori kritiknya sebagai refleksi diriatas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan, dan kontradiksi yang menghambat prosespembentukan diri dari rasio dalam sejarah. Kritik dapat juga berarti refleksi atas prosesmenjadi sadar atau refleksi atas asal-usul kesadaran manusia. Bagi Hegel, hubungan antaraindividu dan dunia eksternal ini dibuat secara historis dan bergantung pada jangka waktukehidupan seseorang. Akan tetapi, Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksudsejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi. Sejarah manusia dikembangkan berdasarkan pada alat apa yang digunakan untuk memproduksi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu ia juga menganggap bahwa gerak sejarah bisa ditentukan oleh orang yang memiliki dan mengendalikan alat produksi. Hubungan produksi diartikan Marx sebagai hubungan kekuasaan antara pemilik modal dankaum buruh. Kritik Marx juga banyak dipengaruhi oleh pengematannya terhadap sistemkapitalis yang menggunakan kaum buruh untuk melakukan proses produksi tetapi imbalanyang diterima kaum buruh sangat berbeda jauh dengan hasil yang diterima pemilik modal. Keuntungan untuk pihak tertentu dan kerugian bagi pihak lain dalam hal yang sama.Kritik dalam pemikiran Marx berarti usaha mengemansipasi diri dari penindasan dan alienasi yang dihasilkan oleh hubunganhubungan kekuasaan di dalam masyarakat. Kritik dalam pengertian Marx berarti teori dengan tujuan emansipatoris, teori yang tidak hanyamenggambarkan sotuasi masyarakat namun jugamembebaskannya.

Teori kritisadalah sebuah aliran pemikiran yang menekankan penilaian reflektif dan kritik dari masyarakat dan budaya dengan menerapkan pengetahuan dariilmu-ilmu sosialdanhumaniora. Sebagai istilah, teori kritis memiliki dua makna dengan asal-usul dan sejarah yang berbeda: pertama berasal darisosiologidan yang kedua berasal darikritik sastra, dimana digunakan dan diterapkan sebagai istilah umum yang dapat menggambarkan teori yang didasarkan atas kritik; dengan demikian, teoriMax Horkheimer menggambarkan teori kritis adalah, sejauh berusaha "untuk membebaskan manusia dari keadaan yang memperbudak mereka.

Kritik atas KapitalismeSalah satu tema pokok teori kritis adalah tentang kapitalisme. Dalam menguji kapitalisme, para eksponen teori kritis melampaui perspektif politik-ekonomi Marx . Horkheimer, Adorno and Marcuse mengakui bahwa teori politik-ekonomi Marx mempunyai peranan yang signifikan dalam membentuk teori politik dan sosial. Tetapi menurut mereka teori tersebut belum cukup kuat sebagai basis dalam memahami masyarakat kontemporer. Mereka sepakat dengan Marx bahwa kapitalisme telah menciptakan internal economic irrationalities, yaitu adanya konsentrasi kekayaan ekonomi dengan mengorbankan kaum pekerja yang tidak bisa mengkonsumsi komoditas yang mereka hasilkan. Tetapi mereka sadar bahwa kapitalisme telah mengkonsolidasi dan mengembangkan mekanisme efektif yang dapat mencegah revolusi social.Sebaliknya, bentuk kontrol sosial dalam masyarakat industri tidaklah didasarkan pada aspek fisik atau paksaan. Tetapi lebih dengan bentuk-bentuk penindasan yang halus dan canggih sehingga orang tidak sadar bahwa mereka tertindas dan tidak beranggapan bahwa kondisi seperti itu abnormal. Situasi seperti ini memungkinkan terjadi karena terdegradasinya pemikiran kritis akibat ekspansi yang masif dan teknologi dan media. Dengan alasan inilah para eksponen Mazhab Frankfurt mengalihkan perhatian mereka dari analisis politik ekonomi ke kritik atas penggunaan akal instrumental dalam masyarakat modern. Dalam pandangan mereka, penggunaan akal instrumental inilah yang telah menghasilkan budaya industri yang menghalangi perkembangan individu yang otonom dan independen yang mampu menilai dan memutuskan secara sadar bagi diri mereka.Habermas setuju dengan para koleganya bahwa analisis Marx hanya relevan untuk periode masyarakat kapitalis liberal di masanya, tapi tidak cukup kuat dipakai untuk menganalisis masyarakat kapitalis fase sekarang ini. Dalam masyarakat kapitalis liberal di sana ada garis pemisah yang tegas antara negara dan masyarakat. Negaralah yang membuat aturan hukum untuk memastikan bahwa ekonomi pasar bebas dapat berjalan secara benar. Akan tetapi peran negara hanya sebatas membuat aturan, ia tidak boleh menginterfensi pasar bebas sepenuhnya dikontrol oleh sistem kapitalis. Sekarang telah terjadi pergeseran dari kapitalisme privat ke kapitalisme negara. Negara, dengan ditopang oleh teknologi, memainkan peranan yang siginifikan. Para kapitalis sekarang ini tidak bisa menjalankan roda bisnis tanpa dukungan negara. Dengan demikian, apa yang disebut dengan pasar bebas itu tinggal menjadi kenangan.

Dasar Kritik atas Kapitalisme : Teori Politik EkonomiPolitik ekonomi itu sendiri didefinisikan sebagai kerangka ( framework ) sosial, politik, dan ekonomi dimana entitas itu berlangsung atau berada (Gray et al., 1996 dalam Yuniarti, 2008). Perspektif tersebut menyatakan bahwa masyarakat (sosial), politik dan ekonomi adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dan isu ekonomi tidak dapat diinvestigasi secara berarti tanpa pertimbangan dari politik, sosial dan kerangka institusional dimana aktivitas ekonomi berlangsung. Hal itu menyatakan bahwa, para peneliti ekonomi politik akan mempertimbangkan isu masyarakat yang lebih luas dimana isu tersebut mempengaruhi atau mempunyai dampak terhadap bagaimana perusahaan itu akan beroperasi dan memilih informasi apa yang akan diungkapkan. Guthrie dan Parker, 1 990 (dalam Yuniarti, 2008), menyatakan bahwa perspektif politik ekonomi mempersepsikan bahwa laporan akuntansi sebagai dokumen sosial, politik, dan ekonomi. Mereka menjadikan hal itu sebagai alat untuk membangun, mendukung, dan melegitimasi perundingan ekonomi dan politik, institusi, dan ideologi dimana hal itu mempunyai kontribusi terhadap kepentingan pribadi perusahaan. Pengungkapan hal itu dalam kapasitas untuk menyampaikan maksud sosial, politik, dan ekonomi untuk suatu kesatuan pluralistic bagi penerima laporan. Lebih lanjut Guthrie dan Parker, 1990 (dikutip dari Yuniarti, 2008), menyatakan bahwa laporan suatu perusahaan tidak dapat netral dan unbiased karena banyaknya lembaga profesi akuntansi yang mungkin mempengaruhinya, namun laporan keuangan merupakan suatu produk yang menghubungkan antara perusahaan dan lingkungann ya dan sebagai usaha untuk mediasi dan mengakomodasi berbagai kepentingan. Pandan gan ini konsisten dengan Burchell et al. , 1980 (dalam Yuniarti, 2008) yang menyatakan bahwa akuntansi tidak hanya seputar rutinitas penghitungan, fungsinya sebagai mekanisme dasar dan kohesif untuk ekonomi dan manajemen lingkungan.

Perspektif Ekonomi Politik KlasikEkonomi Politik Klasik, keberadaannya merupakan oposisi terhadap teori-teori yang beraliran merkantilistik abad ke 17 dan 18. Kaum Merkantilistik pada pokok mengutamakan perdagangan luar negeri yang dianggap Marx sebagai hal sekundair.Dalam Ekonomi Politik Klasik, memiliki dua ciri yaitu capital/modal adalah pemodal itu sendiri dan bersifat capital, yang kedua adalah bahwa pasar dan konsumen terbebas dari ikatan atau jeratan politik. Ini karena kapitalis meyakini bahwa pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya, maka dari itu pasar dan konsumen harus steril dari politik dan tidak dapat mengintervensi pasar guna keuntungan bersama.Pasar dan konsumen harus steril dari politik dan bersifat abstrak, yakni Ekonomi Politik Klasik tidak ada campur tangan dengan Pemerintah, pemimpin, negara, Presiden, birokrasi maupun Tentara/Militer karena mereka hanya menjadi regulator. Regulator disini berarti bahwa pemerintah dan sebagainya hanyalah sebagai pengamat sekaligus pelindung bagi berjalanya ekonomi.Regulasi adalah hasil dari pada regulator. Regulasi sendiri mempunyai arti sebagai aturan atau undang-undang. Hal ini di buat dan di perlakuan untuk mendukung hubungan kegiatan ekonomi antara pasar dan konsumen. Jika hubungan tersebut menyalahgunakan aturan dan melanggarnya maka pemerintah / negara akan turun tangan sebagai wujudnya politik.

Pada abad ke-15, telah melahirkan suatu paham, yakni liberalisme. Liberalisme tersebut melahirkan politik berupa demokrasi dan HAM. Dalam bidang ekonomi, Liberalisme melahirkan Kapitalisme. Banyaknya Barang Impor ke dalam Negeri, menyebabkan barang local tidak laku dan merusak Pasar (Market Discuption) Karena supply dari negara lain terlalu banyak, sehingga para supplier menjadi lebih kaya (kapitalis) seperti pada tahun 50an di Britenwood. Dengan kejadian ini maka munculuah Perspektif Ekopol neo Klasik.

Pandangan Akuntansi Sosial dan LingkunganAkuntansi sosial (dikenal juga sebagai akuntansi sosial dan lingkungan, pelaporan sosial perusahaan, pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan, pelaporan non-keuangan, atau akuntansi keberlanjutan) adalah proses mengkomunikasikan dampak sosial dan lingkungan dari tindakan ekonomi organisasi untuk kepentingan kelompok tertentu dalam masyarakat dan untuk masyarakat luas.Akuntansi sosial umumnya digunakan dalam konteks bisnis, atau tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), meskipun setiap organisasi, termasuk lembaga swadaya masyarakat, lembaga amal, dan lembaga pemerintah dapat terlibat dalam akuntansi sosial.

Akuntansi Sosial masih menjadi pro dan kontra di dunia akuntansi sampai saat ini mengingat masih terdapatnya pro dan kontra tentang sejauh mana perusahaan harus bertanggung jawab kepada lingkungan sosialnya. Akuntansi Sosial didefinisikan oleh para pakar akuntansi sebagai proses untuk mengukur,mengatur dan melaporkan dampak interaksi antra perusahaan dengan lingkungan sosialnya. Untuk mengukur manfaat social (social Benefit) maupun pengorbanan social (Social Cost) dapat dipergunakan cara penilaian pengganti, teknik survey dan keputusan dari pengadilan, dan beberapa teknik lainnya yang direkomendasikan oleh para ahli dan bukti-bukti empiris praktik akuntansi sosial di Amerika. Pelaporan dan pengungkapan sosial di beberapa negara maju sudah lazim dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk mendeskripsikan kepedulian sosialnya kepada para pemakai laporan keuangan Penerapan akuntansi sosial di negara Indonesia masih mengalami kendala-beberapa kendala, diantaranya kesadaran dunia bisnis yang masih rendah dan kurangnya penegakan aturan tentang tanggungjawab sosial perusahaan di Indonesia. Praktik pengungkapan sosial perusahan-perusahaan di Indonesia juga masih sangat rendah karena diduga perusahaan masih berorientasi kepada para Shareholder dan debtholders saja. Peran dan penerapan akuntansi sosial perlu dikembangkan di Indonesia untuk dapat mendorong terciptanya tanggungjawab sosial perusahaan yang diharapkan mampu meminimalisir permasalahan-permasalahan sosial yang dihadapi oleh entitas bisnis di Indonesia, sehingga terjadinya iklim investasi yang sehat dan stabilitas ekonomi yang tangguh.

Peran PemerintahPemerintah dipandang sebagai alat untuk mendukung pemilik modal dan juga sistem kapitalissecara keseluruhan dimana : Pemerintah akan mengambil tindakan untuk meningkatkan legitimasi sistem sosial. Pemerintah dapat menekan suatu aturan pengungkapan pada suatuperusahaan Pemerintah dapat membatasi arus informasi, atau ketersediaan jenis informasi yang spesifik, hal ini dilakukan sebagai sarana untuk menjaga organisasi tertentu danstruktur sosial Pemerintah tidak beroperasi untuk kepentingan umum, tetapi dalam kepentingan 'kaya' kelompok Korporasi biasanya melobi terhadap regulasi yang dapat meningkatkan akuntabilitasmereka kepada masyarakat.

Peran Peneliti AkuntansiPeneliti akuntansi menyoroti konsekuensi dari regulasi akuntansi, bahwa regulasi akuntansi dapat menimbulkan implikasi ekonomi yang tidak diinginkan, oleh sebab itu dalam pembuatan regulasi akuntansi diperlukan pertimbangan yang hati-hati. Studi menggunakan ECA (Economic Consequences Analysis) lebih mengevaluasi konsekuensi laporan akuntansi terhadap perilaku dan kepentingan dari pemegang saham, dan manajer perusahaan (Selto dan Neumann, 1981).studi ini memberikan nilai implisit bahwa kepentingan pemegang saham dan manajer menjadikepentingan yang utama.

Peran Praktik AkuntansiPerhatian akuntan diarahkan untuk tindakan tertentu (misalnya keuntungan). Akuntan juga memutuskan atribut kinerja organisasi yang tidak penting sehingga tidak perlu diukur dan diungkapkan. Para profesi akuntan digambarkan sebagai sesuatu yang objektif, dan netral.Dalam kenyataannya akuntan memiliki reputasi yang lemah. Tapi kita meyakini kritikal teori,kelemahan ini merupakan bagian yang mungkin tersembunyi darikekuatan sosial