personal hygiene

Upload: syahputra88

Post on 09-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kebersihan pribadi

TRANSCRIPT

  • Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE

    Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana

    2012

    TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT

    Nyoman Semadi Antara

  • DISCLAIMERThis publicati on is made possible by the generous

    support of the American people through the United

    States Agency for Internati onal Development (USAID).

    The contents are the responsibility of Texas A&M University

    and Udayana University as the USAID Tropical Plant

    Curriculum Project partners and do not necessarily refl ect

    the views of USAID or the United States Government.

  • Panduan Personal Hygiene

    Sebagai orang yang bekerja dengan atau di sekitar makanan (termasuk sayur-

    sayuran), maka diperlukan standar hygiene pekerja yang tinggi. Higiene pekerja

    harus terlaksana dengan membuat keyakinan untuk menjaga pekerja dan

    pakaiannya bersih dengan mengikuti prosedur pencucian khusus. Pekerja

    mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan produk pangan (sayuran) yang

    aman, dan hygiene pekerja yang baik merupakan salah satu hal yang penting

    dibutuhkan untuk menjaga produk makanan aman dari kontaminasi mikroba.

    Dengan menjaga kebersihan pekerja dan mengikuti aturan kebersihan di tempat

    kerja, berarti menjaga produk makanan (sayuran) bebas dari kontaminasi

    potensial, seperti: Salmonella, Listeria, dan Staphylococcus (Staph).

    Pentingnya Kesehatan Pekerja

    Penjaminan kesehatan karyawan meningkatkan produktivitas pekerja dan

    mendukung pencegahan sayur-sayuran terkontaminasi oleh mikroba pathogen

    yang pindah dari orang yang sakit atau luka. Dengan demikian, penjaminan

    kesehatan pekerja yang baik dan stabil merupakan kunci untuk keamanan pangan

    dan operasi ekonomi yang sukses dalam jangka waktu panjang.

    Perhatian: Kesehatan pekerja yang baik dilakukan untuk produktivitas yang lebih

    baik serta keamanan pangan yang baik dalam proses operasional. Usaha-usaha

    sebaiknya difokuskan pada (1) menyediakan para pekerja dengan lingkungan kerja

    yang aman dan program kesehatan dengan tujuan pencegahan penyakit; dan (2)

    perhatian atau pengurusan secara memadai terhadap pekerja yang sakit atau

    luka untuk mencegah kontaminasi pathogen ke produk sayuran atau perpindahan

    penyakit ke orang lain.

    Higiene Pekerja

    Prosedur hygiene yang baik merupakan unsur krusial dari keamanan pangan pada

    setiap operasi produksi sayur-sayuran segar. Oleh karena itu, kebutuhan

  • praktek-praktek baik untuk menetapkan dan memasukkan program pelatihan

    untuk seluruh karyawan. Sesuai dengan fungsi pekerja, tanggung jawab dan area

    aktivitas, tingkat pengetahuan dan kepedulian akan sangat bervariasi. Area yang

    menjadi pertimbangan untuk hygiene pekerja adalah sebagai berikut:

    a. Pertolongan pertama pada kecelakaan,

    Luka yang terbuka merupakan ancaman kontaminasi yang cepat dan

    harus segera mendapat penanganan.

    Perlengkapan pertolongan kepada kecelakaan harus tersedia di

    semua tempat.

    b. Pencucian tangan

    Pstikan mencuci tangan sesering mungkin dan setelah terjadi

    kontaminasi yang potensial.

    Prosedur pencucian tangan yang benar meliputi pemakaian sabun

    terhadap tangan yang sudah dibasahkan, kemudian gosok tangan

    selama minimal 20 detik, selanjutnya dibilas dengan air bersih, dan

    keringkan tangan dengan lap kertas yang kemudian digunakan untuk

    mematikan air.

    Latih dan periksa secara regular semua karyawan engenai prosedur

    pencucian tangan.

    c. hygiene personal,

    Mandi dan cuci tangan yang teratur, tetap menjaga kuku tangan

    bersih dan pendek.

    Gunakan toilet yang ada di tempat kerja.

    Gunakan pakaian yang bersih dan juga hairnet.

    d. Pengurusan pekerja sakit;

  • Pekerja yang dengan tanda-tanda tidak sehat (diare, muntah-

    muntah, pusing, demam, sakit perut) harus diberikan pekerjaan yang

    tidak berhubungan langsung dengan produk sayur-sayuran.

    Pekerja harus secara ketat mengikuti hygiene personal yang benar

    untuk mencegah terjadinya kontaminasi atau perpindahan penyakit.

    Pekerja harus dilatih untuk mengenal gejala penyakit dan

    melaporkannya kepada supervisor.

    e. Air minum.

    Air minum yang ada untuk pekerja harus memenuhi standar air

    minum dan tersedia di semua tempat kerja.

    Pastikan pekerja bebas memperoleh air minum yang benar untuk

    mencegah terjadi penyakit dan resiko kontaminasi.

    Pentingnya pekerja mengerti dan melakukan hygiene yang memadai dengan jelas

    tidak dapat terlalu ditekankan. Pekerja dapat dengan tidak sengaja

    mengkontaminasi sayur-sayuran, pasokan air dan peralatan, dan memindahkan

    penyakit ke pekerja lain atau konsumen. Praktek hygiene juga harus diikuti oleh

    pengunjung, inspector, dan pekerja perawatan dari luar fasilitas.

    Sanitasi Stasiun Lapangan

    Pekerja di lapangan harus mendapatkan fasilitas sanitasi yang memadai untuk

    mencegah resiko pencemaran mikroba yang serius terhadap produk sayuran.

    Setiap fasilitas yang tidak memadai merupakan ancaman terjadinya kontaminasi

    dari tanah, air, hasil pertanian, dan pekerjanya itu sendiri. Beberapa praktek

    baik berikut perlu dipertimbangkan:

    a. Toilet harus jauh dari tempat hasil panen dan sumber air, namun

    maksimum 400 m dari areal kerja.

    b. Hubungkan toilet dengan tempat penampungan kotoran atau system

    pengelolaan limbah dan dilakukan perawatan yang rutin terhadap

    system pembuangannya.

  • c. Pastikan toilet terjangkau oleh pekerja dan ijinkan penggunaan toilet

    kapanpun diperlukan.

    d. Bangun sejumlah toilet yang memadai minimal 1 toilet untuk 20 orang

    pekerja dengan jenis kelamin yang sama.

    e. Fasilitas sanitasi dipastikan memadai dan dalam keadaan bersih.

    Lengkapi dengan air bersih, sabun dan lap kertas.

    Standar Higiene Pekerja

    Standar hygiene pekerja merupakan tulang punggung dari praktek baik

    penanganan pangan, karena resiko utama kontaminasi pangan berasal dari

    penangan (pekerja) pangan. Organisme bahaya ada dalam maupun pada tubuh

    pekerja dapat berkembang sampai pada jumlah yang cukup untuk menginfeksi,

    memberikan kondisi yang baik, dan kontak dengan makanan atau permukaan yang

    digunakan untuk menyiapkan makanan.

    Setiap perusahaan atau pekerja yang menyadari bahwa nama baik harus

    menempatkan penekanan yang memadai pada hygiene makanan untuk melindungi

    reputasinya dan kesehatan pelanggannya. Sangat disadari bahwa pengelolaan

    usaha pada sisi komersial lebih mudah dibandingkan dengan pengelolaan orang di

    dalam suatu usaha. Namun demikian di bawah ini akan dijelaskan kebutuhan dasar

    dari standar hygiene personal/pekerja.

    Mempekerjakan Personel dan Training

    Seluruh pekerja sebelum resmi menjadi pekerja dirancang untuk mengikuti

    aturan dan system perusahaan, dari bagaimanan mereka dibayar sampai aturan-

    aturan hygiene. Sistem penerimaan pekerja harus dirancang dengan landasan

    kuat untuk mengikat kuat dan setia antara pekerja dan perusahaan. Kebutuhan

    pelatihan dan pemahaman mengenai hygiene pekerja harus dijelaskan, dan

    hubungan antara hygiene yang jelek dan keracunan pangan dijelaskan kepada

    pekerja. Pengertian mengenai praktek baik budidaya (GAP/Good Agriculture

    Practices) dan praktek baik penanganan hasil panen (GHP/Good handling

  • Practices) juga harus dijelaskan kepada orang yang akan menjadi pekerja. Pada

    saat dilakukan audit, bagaimana sistem tersebut dilakukan sangat diperlukan.

    Berdasarkan standar keamanan pangan (PP No. 28 Tahun 2004 tentang

    Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan) dinyatakan bahwa Pedoman Cara Produksi

    Pangan Segar yang Baik adalah cara penanganan yang memperhatikan aspek-

    aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara :

    a. Mencegah tercemarnya pangan segar oleh cemaran biologis, kimia dan benda

    lain yang mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan dari udara,

    tanah, air, pakan, pupuk, pestisida, obat hewan atau bahan lain yang digunakan

    dalam produksi pangan segar; atau

    b. Mengendalikan kesehatan hewan dan tanaman agar tidak mengancam

    keamanan pangan atau tidak berpengaruh negatif terhadap pangan segar.

    Pelatihan terhadap pekerja adalah wajib dilakukan untuk semua pekerja di dalam

    perusahaan. Pelatihan dapat diperoleh sebelum bekerja, ditunjukkan dengan

    sertifikat pelatihan, maupun setelah menjadi pekerja yang dapat dilakukan oleh

    perusahaan. Dan harus pula diingat bahwa seluruh pekerja yang memasuki areal

    penanganan produk harus mendapatkan pelatihan mengenai hygiene, termasuk

    pekerja mekanik, kontaktor, dan jasa kebersihan.

    Catatan atau rekaman pelatihan harus dilakukan untuk setiap pekerja, dan dijaga

    kemutakhirannya dari pekerja mulai bekerja dan selama bekerja menangani

    produk sayuran segar. Kebijakan perusahaan/kelompok tani mengenai pelatihan

    setiap pekerja harus ada dan dapat ditunjukkan dokumennya pada saat dilakukan

    audit oleh inspector untuk tujuan sertifikasi produk.

    Standar Umum Personel dan Pakaian

    Pakaian Pelindung

    Seluruh pekerja, kontraktor, dan pengunjung yang datang ke areal penanganan

    produk harus diberikan pakaian pelindung. Perusahaan menjamin kebersihan dari

    pakaian pelindung yang digunakan. Pakaian pelindung harus dipastikan tidak ada

  • kantong pada bagian luar yang bias menjadi media masuknya benda asing ke areal

    penanganan produk. Penggunaan satu atau dua (maksimum) kantong dalam akan

    lebih baik, dan pekerja harus diberikan pelatihan bahwa hanya benda yang

    dibutuhkan dalam penanganan sayur segar yang boleh dibawa masuk ke areal

    penanganan produk. Secara ideal, pakaian pelindung diganti pada setiap

    pergantian pekerja atau lebih sering apabila terkena kotoran seperti tanah.

    Pakaian sebaiknya berwarna terang, sering diganti, dan terbuat dari bahan yang

    mudah dicuci dan tetap terjaga bersih

    Penutup Kepala

    Headgear dan hairnet merupakan bagian penting dari pakaian pekerja yang

    sebaiknya dirancang nyaman dipakai oleh pekerja. Penutup kepala tersebut

    dirancang untuk dapat menutup seluruh rambut, namun tetap dipastikan ada

    ruang yang memadai untuk kenyamanan pemakaian. Kenyamanan diperlukan untuk

    mencegah pekerja menyentuh kepala, leher, atau bagian rambut, yang dapat

    berpindahnya bakteri ke produk. Selain itu, harus disediakan penutup jenggot

    untuk pekerja yang berjenggot.

    Sarung Tangan

    Ada dua jenis sarung tangan, yaitu sarung tangan karet yang dapat digunakan

    berulang-ulang dan sarung tangan yang sekali pakai (disposable). Sarung karet

    bervariasi ketebalannya, yang tebal biasanya digunakan apabila menangani bahan

    kimia (pestisida) atau bahan yang dapat mengiritasi tangan. Sarung tangan ini

    harus dicuci atau diganti secara teratur untuk menjamin tetap higienis dan tidak

    menyebabkan tangan terinfeksi yang dapat mengkontaminasi produk. Demikian

    pula penggunaan sarung karet yang tipis harus selalu dipantau dan diganti secara

    regular, karena penggunaan yang terlalu lama akan memberikan kondisi

    pertumbuhan mikroba selama digunakan.

    Apabila menggunakan sarung tangan yang disposable juga selalu harus dicuci dan

    diganti secara regular. Sarung tangan yang rusah atau robek segera diganti

  • dengan sarung tangan yang baru untuk menghindari kontak langsung permukaan

    tangan dengan produk.

    Perlu diketahui bahwa penggunaan sarung tangan bukan meniadakan standar

    pencucian tangan yang dilakukan sesering mungkin. Semua sarung tangan yang

    disposable sebaiknya digunakan pada area yang selalu bersentuhan dengan

    produk.

    Perhiasan dan Alroji

    Perhiasan (anting, kalung, gelang, dan cincin) dan alroji sebaiknya tidak digunakan

    selama penanganan produk. Apabila ada perhiasan yang harus digunakan oleh

    pekerja (seperti cincin kawin dan perhiasan lainnya yang berhubungan dengan

    adat dan budaya), pastikan perhiasan tersebut tidak mudah terlepas. Pekerja

    yang harus menggunakan perhiasan harus dipastikan bahwa pada saat mencuci

    tangan kulit yang tersembunyi di bawah cincin dapat tercuci dengan bersih.

    Penggunaan cat kuku tidak dilakukan oleh pekerja yang bekerja di areal

    penanganan produk. Demikian pula, penggunaan pewangi atau bahan aftershave

    yang kuat di areal penanganan produk sebaiknya dilarang karena dapat

    mengkontaminasi produk.

    Sepatu Pelindung

    Sepatu yang digunakan pekerja merupakan bagian penting diperhatikan karena

    menjadi sumber kontaminasi. Sol (bagian bawah) sepatu harus tercuci dan

    tersanitasi dengan menggunakan pencuci kaki. Gunakan konsentrasi pensanitasi

    (sanitizer) sesuai dengan standar dan dilakukan pergantian secara regular.

    Pastikan bahwa pekerja sudah terlatih untuk mencuci tangan setelah

    menggunakan sepatu pelindung tersebut.

    Air Minum

    Air minum yang disediakan untuk pekerja sebaiknya mendapat perhatian,

    terutama peralatan yang mendukung penyediaan air minum tersebut. Seperti

  • dispenser, gelas, dan meja harus selalu dijaga tetap bersih dan tersanitasi

    dengan baik. Penggunaan gelas sekali pakai (disposable) sebaiknya digunakan di

    dalam areal penanganan produk.

    Standar Kebersihan dan Higiene Pekerja

    Seluruh pekerja harus memahami dan menerapakan hal-hal berikut:

    a. Semua pekerja, ketika baru tiba di tempat bekerja, harus dengan kuku

    yang pendek dan bersih. Kebiasaan menggigit kuku tidak diperkenankan di

    dalam area penanganan produk.

    b. Pelapis atau cat kuku tidak diperkenankan digunakan.

    c. Apabila sakit, pekerja sebaiknya tidak bekerja..

    d. Pencucian tangan harus dilakukan pada saat:

    Setelah menggunakan toilet,

    Sebelum memasuki area penanganan produk,

    Setelah menangani sampah dan setelah mengambil produk yang

    rusak

    Tangan kelihatan kotor,

    Pekerja mengetahui tangannya terkontaminasi,

    Segera setelah bersentuhan dengan hewan.

    e. Tetap menjaga pakaian secara keseluruhan bersih, dan memakai pakaian

    pelindung yang tersedia. Tidak jaduh ke produk dan terbawa di dalam

    produk.

    f. Selalu menjaga rambut tertutup, sehingga rambut maupun ketombe.

    Jangan menyisir atau merapikan rambut di areal penganan produk.

    g. Hindari menggunakan cincin dan gelang pada saat sedang menangani

    produk. Cincin kawin dapat digunakan sebagai perkecualian, namun tetap

    memperhatikan bahwa cincin tersebut tidak mudah lepas.

    h. Tutup semua luka secara sempurna dengan penutup tahan air.

  • i. Usahakan jangan merokok, namun apabila harus merokok selalu keluar dari

    areal penanganan produk dan segera mencuci tangan sebelum kembali ke

    areal kerja.

    j. Apabila menghadapi kondisi berikut laporkan ke manajemen:

    Infeksi hepatitis (virus hepatitis A)

    Diare

    Muntah-muntah,

    Demam,

    Sakit tenggorokan,

    Luka pada kulit.

    k. Jangan batuk dan bersin pada saat menangani produk sayuran.

    l. Bersihkan areal kerja setelah selesai bekerja.

    Fasilitas Pencuci Tangan

    Fasilitas pencuci tangan harus tersedia dan mencukupi untuk semua pekerja

    serta berada tidak jauh dari areal penanganan produk. Sabun untuk tangan harus

    tersedia pada setiap unit pencuci tangan, dan secara ideal menggunakan sabun

    cair tanpa pewangi. Pada tempat yang intensif kontak dengan produk, juga harus

    tersedia cairan sterilant alkohol (alcohol based hand sterilant liquid or gel) yang

    digunakan dengan mengusapkan ke tangan setelah tangan dikeringkan. Untuk

    mengeringkan tangan, di dalam fasilitas pencuci tangan harus tersedia lap kertas

    atau pengering elektris (electronic hot air blower).