perbandingan business model canvas pada financial...
TRANSCRIPT
PERBANDINGAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA FINANCIAL
TECHNOLOGY KONVENSIONAL DAN SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (SE)
Disusun Oleh:
TIAS AGUSTIAWATI
11150860000015
-
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H / 2019 M
i
PERBANDINGAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA FINANCIAL
TECHNOLOGY KONVENSIONAL DAN SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Tias Agustiawati
NIM : 11150860000015
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
( Nur Hidayah, M.A.,Ph.D )
NIP. 197610312001122002
Pembimbing II
( Ady Cahyadi,M.Si )
NIDN.2015038202
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HUDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Kamis 09 Mei 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Tias Agustiawati
2. No. Induk Mahasiswa : 11150860000015
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Judul Skripsi : PERBANDINGAN BUSINESS MODEL
CANVAS PADA FINANCIAL TECHNOLOGY KONVENSIONAL DAN
SYARIAH DI INDONESIA
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan
ketahab ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 Mei 2019
1. Dr. Nofrianto, M.Ag (…………………………..)
NIP.197611112003121002 Penguji I
2. Roikhan Mochamad Aziz, Dr.,MM (…………………………..)
NIDN. 9903017434 Penguji II
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Jum’at 20 September 2019 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa :
Nama : TIAS AGUSTIAWATI
Nim : 11150860000015
Jurusan : EKONOMI SYARIAH
Judul Skripsi : PERBANDINGAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA
FINANCIAL TECHNOLOGY KONVENSIONAL DAN SYARIAH DI
INDONESIA
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 September 2019
1. Dr. Nofrianto, M. Ag ( )
NIP.197611112003121002 Ketua
2. Nur Hidayah, M.A.,Ph.D ( )
NIP. 197610312001122002 Sekretaris
3. Nur Hidayah, M.A.,Ph.D ( )
NIP. 197610312001122002 Pembimbing I
4. Ady Cahyadi,M.Si ( )
NIDN.2015038202 Pembimbing II
5. Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz., MM ( )
NIDN. 2025067001 Penguji Ahli
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Tias Agustiawati
NIM : 11150860000015
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PERBANDINGAN
BUSINESS MODEL CANVAS PADA FINANCIAL TECHNOLOGY
KONVENSIONAL DAN SYARIAH DI INDONESIA “ adalah hasil karya saya
sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri.
Dan bukan merupakan plagiat dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau rekapitulasi maka
skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang ataupun
menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul
dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 05 Agustus 2019
(Tias Agustiawati)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama Lengkap : Tias Agustiawati
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Bangko, 12 Agustus 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/Berat Badan : 165 cm/45 kg
Alamat : Jl. Kertamukti No. 190 RT/RW 02/06 Kelurahan
Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten
No. HP : 0813-5882-7342
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
2003-2008 : SDN 249 Rawa Jaya Merangin
2009-2011 : SMP N 23 Merangin
2012-2014 : SMA AL –IKHLAS Lubuklinggau
2015- Sekarang : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
2012-2013 : Bendahara DKA (Dewan Kerja Ambalan) SMA
Al- Ikhlas Lubuklinggau
2013-2014 : Ketua Pramuka Putri SMA Al-Ikhlas Llg
2013-2014 : Koordinator Budipekerti OSIS SMA Al-Ikhlas Llg
vi
2013-2015 : Saka Wirakartika (Satuan Karya Pramuka) Kota
Lubuklinggau
2014-2015 : Wakil Ketua LKS (Latihan Kepemimpinan Siswa)
Unit SMA Al-Ikhlas Lubuklinggau
2014-2015 : Pengurus OP3M Al-Ikhlas Lubuklinggau
2015-2016 : Ketua Keputrian LDK Komda FEB UIN Jakarta
2016-2017 : Anggota Div. Pos Solidaritas Umat LDK Syahid
2017-2018 : Bendahara Rumah Qur’an Al- Manar Tangerang
Selatan
2018-Sekarang : Sekretaris Bidang Ekonomi Kerakyatan Aktivis
Peneleh Regional Jakarta
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Rustam Wiyono
Pekerjaan : Petani
Ibu : Siti Ngaisaroh
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Sembilang SPH Hitam Ulu, RT/RW 004/000 Kecamatan Tabir
Selatan Kabupaten Merangin Kota Bangko Provinsi Jambi
Anak ke dari : 1 dari 2 bersaudara
vii
Abstract
This study aims to determine how the implementation of the business model
canvas which is currently carried out by two fintech companies in Indonesia,
namely the Danamas and Sharia Funds, and provides an alternative strategy to
develop the company. This research is a descriptive study with a qualitative
approach and data collection techniques using the interview method to the Sharia
Fintech Director of the Sharia Fund Company, Coordinator of the Danamas
conventional Fintech Branch Head, OJK Fintech Superintendent and supported
with documentation.
The results showed that the Danamas fintech and Dana Syariah fintech
companies have implemented the Business Model Canvas. This is illustrated
through nine building blocks, namely, the Danamas fintech customer segment is
all Indonesian people as well as the customer segment in the Sharia Fund
company is the entire Indonesian community. Value proportion in Danamas is the
product offered, the superior product, avoiding risk and good service, while the
Sharia Fund is a business practice that is in accordance with sharia, safe
property investment, legal company and high profit. Channels on Danamas are
direct socialization while Sharia Funds are online and offline marketing. The
customer relationship at Danamas is a guarantee of good product quality and
excellent service while the Islamic Fund is responsive to problems and manages
the company's image well. Revenue streams at Danamas are product sales while
at Sharia Funds are profit sharing and speakers. The key resources at Danamas
are HR (Human Resources) and SDF (Physical Resources) while the Sharia Fund
is HR, investors and networks. Key activities at Danamas are offering products,
creating new products while at Sharia Funds are online and offline marketing,
seminars and conferences. The key partnership at Danamas is Sinarmas Bank,
Asset Management, Simasnet Insurance, etc. Whereas the Syariah Fund is an
Islamic Bank, property development, investment manager, etc. Cost structure at
Danamas is the cost of maintaining office facilities, human resources salaries,
and product socialization costs while the Sharia Fund is product development and
expansion, marketing, payroll, IT development.
Keywords: Business Model Canvas, Financial Tchnology, Sharia Financial
Technology
.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan business model
canvas yang saat ini dijalankan oleh dua perusahaan fintech di Indonesia yaitu
perusahaan Danamas dan Dana syariah serta memberikan strategi alternatif
pilihan untuk mengembangkan perusahaan tersebut. Penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan
datanya dengan menggunakan metode wawancara kepada Director Fintech
syariah pada Perusahaan Dana Syariah dan Koordinator Kepala Cabang pada
Fintech konvensional Danamas, Pengawas Fintech OJK dan didukung dengan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan fintech Danamas dan fintech
Dana Syariah telah menerapkan Business Model Canvas. Hal ini digambarkan
melalui sembilan blok bangunan yaitu, customer segment fintech Danamas adalah
semua masyarakat Indonesia begitu juga dengan customer segment pada
perusahaan Dana Syariah adalah seluruh masyarakat Indonesia. Value proportion
pada Danamas adalah produk yang ditawarkan, produk unggulan, menghindari
resiko dan pelayanan yang baik, sedangkan pada Dana syariah adalah praktek
bisnis yang sesuai dengan syariah, investasi properti yang aman, perusahaan yang
legal dan mendapatkan keuntungan yang tinggi. Channels pada Danamas adalah
sosialisasi secara langsung sedangkan Dana syariah adalah pemasaran secara
online dan offline. Customer relationship pada Danamas adalah jaminan kualitas
produk yang baik dan memberikan pelayanan yang prima sedangkan pada Dana
syariah adalah responsive terhadap masalah dan mengelola citra perusahaan
dengan baik. Revenue streams pada Danamas adalah penjualan produk sedangkan
pada Dana syariah adalah profit sharing dan pembicara. Key resource pada
Danamas adalah SDM (Sumber Daya Manusia) sedangkan pada Dana Syariah
adalah SDM, investor dan jaringan. Key activities pada Danamas adalah
menawarkan produk, menciptakan produk baru sedangkan pada Dana syariah
adalah pemasaran online dan offline, seminar dan konferensi, Key partnership
pada Danamas adalah Bank sinarmas, asset management, asuransi simasnet dll
sedangkan pada Dana syariah adalah Bank syariah, property development,
investment manager dll. Cost structure pada Danamas adalah biaya pemeliharaan
fasilitas kantor, gaji SDM, dan biaya sosialisasi produk sedangkan pada Dana
syariah adalah pengembangan dan ekspansi produk, pemasaran, pengkajian,
pengembangan IT.
Kata Kunci : Bisnis Model Kanvas, Finansial Teknologi, Finansial teknologi
syariah
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim, pertama – tama saya panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadiran Allah swt. Yang telah memberikan kesehatan dan ridhonya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhirnya berupa skripsi ini dengan
sebaik-baiknya meskipun masih ada kurangnya. Shalawat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah saw yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan dan kedzaliman menuju zaman yang terang
benderang dengan ilmu pengetahuan dan cahaya keimanan.
Penulisan skripsi ini tidak akan rampung tanpa adanya tangan-tangan yang
tulus memberikan bantuan, dari pada itu penulis mengucapkan terimakasih dan
rasa hormat yang terdalam atas tulusnya kepeduliaan dan pemberian berbagai
bentuk bantuan berupa sapaan moril, dorongan semangat, dukungan finansial,
kritik, saran, serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab
itu, penulis dengan segala hormat mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA, BKP., CRMP selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Erika Amalia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM
selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nur Hidayah, M.A.,Ph.D dan Bapak Ady Cahyadi,M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi penulis, beliau sangat sabar dalam membimbing dan
x
memberi arahan terbaik bagi penulis dalam proses penyusunan sehingga
skripsi ini dapat rampung dengan baik, serta berbagai motivasi dan ilmu
yang telah diberikan sehingga penulis memperoleh pembelajaran berharga
yang bermanfaat. Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan dan
kemurahan kepada ibu dan bapak dengan pahala yang berlipat, rezeki yang
berlimpah, kebahagiaan, keberkahan, dan kemuliaan dunia dan surga.
4. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
menyediakan berbagai bahan dan sumber-sumber referensi serta fasilitas
untuk mengadakan studi perpustakaan.
5. Bapak Dr. Ir. Roikhan Mochamad Aziz, MM. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan nasihat
serta waktu luangnya untuk penulis dapat berkonsultasi.
6. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan sebagai
mahasiswi.
7. Kepada kedua orangtua tersayang, bapak Rustam dan Ibu Siti yang
senantiasa memanjatkan do’a tanpa henti demi keberhasilan anak-anaknya
serta tak kenal lelah dalam bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan
keluarga terkasihnya. Tulusnya kasih sayang yang telah diberikan kepada
penulis tidak akan pernah dapat terhitung serta sabarnya dalam
menghadapi masalah memberikan pelajaran yang sangat luar biasa bagi
penulis. Semoga Allah SWT memberikan umur panjang dan senantiasa
xi
menjaga kalian dalam keadaan apapun, serta menjadikannya manusia yang
mulia tinggi derajatnya disisi Allah swt. Selain dari pada itu terimaksih
penulis ucapkan kepada keluarga besar terkhusus simbah edok tercinta
yang selalu menyayangi dan mendo’akan disetiap sujudnya, semoga
engkau selalu diridhoi dan dicintai oleh Allah swt dan menjadi ahli surga.
Dan juga kepada bulek, om, bibi, mbk dan adek yang senantiasa tulus
memberikan do’a, dukungan, dorongan,semangat untuk membantu penulis
dalam menjalankan proses pendidikan.
8. Ustadzah terbaik yang sudah dianggap seperti kakak sendiri bagi penulis
yaitu ka Mawadah Mansyur, yang telah memberikan kesempatan bagi
penulis tinggal di rumah qur’an al manar selama kurang lebih satu
setengah tahun. Terimakasih atas ketulusan kasih dan sayangnya selama
ini banyak membantu penulis serta sabarnya dalam menghadapi santri
seperti penulis dan dorongan semangat untuk penulis untuk menjemput
kesuksesan dunia akhirat.
9. Sahabat dekat penulis, Indri Dwi Lestari, Dede Yati, Melinda Sari, Rahmi
Hayyu, dan Arika Hayyu atas kasih sayang dan kesetiaan yang tulus tiada
surut, dorongan semangat serta tempat bertukar pengingat dan nasihat, atas
canda tawa dan gurauan sehingga penulis mampu menghilangkan rasa
jenuh dalam penyusunan skripsi ini, semoga persahabatan ini berujung
hingga surga-Nya.
10. Keluarga besar mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2015, yang telah
menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, atas kebersamaan yang telah
terjalin selama masa studi dan segala bantuan, penulis mengucapkan tulus
xii
terimakasih semoga senantiasa dihadapkan pada masa depan terbaik serta
segala kebaikan berbuah pahala yang berlipat.
11. Keluarga besar Aktivis Peneleh Nasional, Bapak Dr. Aji Dedi
Mulawarman dan Ibu Dr. Ari Kamayanti, SE., MM., MSA, AK, CA
sebagai orang tua dan orang yang penulis kagumi kepribadiannya yang
selalu menebar banyak ilmu, inspirasi dan pengalaman serta teman- teman
aktivis peneleh regional Jakarta yang telah menjadi teman dekat penulis
yaitu ka Eha, Syifa, Zahroh, ka Devi, Dwi, ka Arsandi, ka Alim, Iqbal, ka
Rusdil dan beberapa temen lainnya yang telah sama-sama berjuang demi
kebangkitan zelbestur.
12. Kepada teman- teman Lembaga Dakwah Kampus Syahid khususnya divisi
PSU ( Pos Solidaritas Umat), Salsabila, ka Shofi, Alda, Bay, Andi, Hasan
yang telah menularkan banyak hal baik dan peduli sesama. Semoga kita
terus dapat menebarkan manfaat lebih banyak lagi walaupun sudah tidak
menjabat.
xiii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
Abstract ................................................................................................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 10
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 10
F. Review Kajian Terdahulu .......................................................... 12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN .......................................................... 17
A. Landasan Teori ......................................................................... 17
1. Financial Tchnology (Fintech) .......................................... 17
2. Financial Technology Syariah ........................................... 25
3. Business Model Canvas ..................................................... 34
B. Kerangka Berfikir ..................................................................... 51
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 55
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 55
B. Lokasi Penelitian ...................................................................... 56
C. Fokus Penelitian ........................................................................ 57
D. Sumber Data dan Jenis Data ..................................................... 57
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 59
F. Proses Penelitian ....................................................................... 61
G. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 63
xiv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 67
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 67
1. Sejarah Perusahaan .................................................................. 67
2. Tujuan Pendirian Perusahaan Danamas dan Dana Syariah 69
3. Visi dan Misi Perusahaan ....................................................... 69
4. Lokasi Penelitian ...................................................................... 70
5. Gambaran Umum Informan ................................................... 70
B. Hasil dan Pembahasan .............................................................. 71
1. Business Model Canvas ..................................................... 73
2. Perbedaan Business Model Canvas ................................... 94
3. Regulasi Fintech dan Fintech Syariah ............................... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 101
A. Kesimpulan ..................................................................................... 101
B. Saran ................................................................................................ 101
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103
LAMPIRAN ....................................................................................................... 105
Lampiran 1 : List wawancara di perusahaan Fintech syariah Dana Syariah ... 105
Lampiran 2 : Foto bersama narasumber Dana Syariah ................................... 113
Lampiran 3 : List wawancara di perusahaan Fintech syariah Danamas .......... 114
Lampiran 4 : Foto bersama narasumber perusahaan Danamas ....................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi merupakan alat yang mempermudah masyarakat dalam
memanfaatkan sumber daya yang dibutuhkan. Dengan adanya teknologi,
pemanfaatan terhadap sumber daya menjadi lebih mudah dan efisien. Hingga saat
ini teknologi terus mengalami perkembangan dikalangan masyarakat. Semakin
banyak masyarakat yang menikmati dan memanfaatkan teknologi tersebut salah
satunya adalah penggunaan internet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat di era
digital saat ini telah mempengaruhi pola perilaku manusia dalam mengakses
beragam informasi dan berbagai fitur layanan elektronik. Salah satu
perkembangan teknologi yang menjadi bahan kajian terkini di Indonesia adalah
Teknologi Finansial atau Financial Technology (FinTech). Menurut definisi yang
dijabarkan oleh National Digital Research Centre (NDRC), teknologi finansial
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu inovasi di bidang jasa
finansial, di mana istilah tersebut berasal dari kata “financial” dan “technology”
(Fintech) yang mengacu pada inovasi finansial dengan sentuhan teknologi modern
(Sukma 2016).
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat bahwa
mulai dari tahun 2014 sudah 88 juta orang pengguna sampai 132,7 juta orang
2
Indonesia telah terhubung internet, karena perkembangan infrastruktur dan
kemudahan mendapatkan smartphone (Rahma, 2018).
Hal ini menunjukkan bahwa dalam hal jumlah, penetrasi pemanfaatan
teknologi digital di Indonesia sangat besar, bahkan melebihi populasi gabungan
negara-negara lain di ASEAN, dan telah mengubah prilaku masyarakat hampir
pada semua aspek kehidupan, seperti jual beli secara online (e-commerce),
interaksi sosial secara digital, buku elektronik, koran elektronik, transportasi
publik (taksi dan ojek), layanan pendukung pariwisata, serta financial technology
(Siregar 2016).
Populasi Masyarakat Digital
Jumlah
Populasi Pengguna
Internet Pengguna
Medsos
Pengguna
Aplikasi
Sosial
Pengguna
Mobilephone
7.593
Miliar
55%
Masyarakat
Urban
4.012
Miliar
53%
dari
populasi
3.196
Miliar
42%
dari
populasi
5.135
Miliar
42%
dari
populasi
5.135
Miliar
42%
dari
populasi
265,4
Juta
56%
Masyarakat
Urban
132.7
Juta
50%
dari
populasi
130.0
Juta
49%
dari
populasi
120.0
Juta
45%
dari
populasi
177.9
Juta
67%
dari
populasi
Sumber data oleh :wearesocial
3
Indonesia terlihat sangat bisa merepresentasikan populasi digital dunia.
setengah populasinya adalah masyarakat urban yang dalam aktifitas sehari-hari
sudah menggunakan koneksi Internet, Mobile phone, Media Sosial dan Aplikasi
Sosial.
Melihat perkembangan internet yang semakin pesat digunakan oleh
berbagai lapisan masyarakat, teknologi dan sistem informasi terus melahirkan
berbagai inovasi, khususnya teknologi finansial untuk memenuhi berbagai
kebutuhan masyarakat termasuk akses layanan finansial dan dalam proses
transaksi. Begitu halnya dengan layanan keuangan, semakin maraknya teknologi
maka semakin mudah dan efisien masyarakat dalam memanfaatkan layanan
keuangan. Penerapan teknologi dalam layanan keuangan sangat membantu
masyarakat dalam bertansaksi.
Khusus di negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia
pemanfaatan channel tradisional seperti melalui ATM memang masih
mendominasi, namun demikian survei yang sama menyebutkan lonjakan
penggunaan internet dan smartphone banking oleh nasabah hampir lima kali lipat
dibandingkan sebelumnya. Semakin bergantungnya konsumen terhadap teknologi
ini pun menjadi faktor kunci pesatnya perkembangan fintech untuk mendukung
berbagai layanan keuangan di Indonesia. Saat ini diperkirakan terdapat lebih dari
140 perusahaan start-up dan diprediksi terus bertambah sejalan dengan masih
besarnya potensi pasar yang belum terjamah (Raharjo 2018).
Secara faktual literasi keuangan dan inklusi keuangan masyarakat yang
rendah terjadi, disisi lain dengan adanya kemajuan yang pesat dibidang teknologi
4
informasi dan peningkatan pengguna internet dan gadget, sehingga terjadi sebuah
inovasi transformasi suatu sistem atau pasar yang eksisting, dengan
memperkenalkan kepraktisan, kemudahan akses, kenyamanan, dan biaya yang
ekonomis, dikenal sebagai Inovasi Disruptif (Disruptive Innovation). Fenomena
Inovasi Disruptif juga terjadi pada Industri Jasa Keuangan, inovasi yang men-
disrupsi landscape Industri Jasa Keuangan secara global. Mulai dari struktur
industrinya, teknologi intermediasinya, hingga model pemasarannya kepada
konsumen. Keseluruhan perubahan ini mendorong munculnya fenomena baru
yang disebut Financial Technology ( Hadad 2017).
Fintech bukan merupakan layanan yang diberikan oleh perbankan
melainkan model bisnis baru yang saat ini sangat membantu kebutuhan
masyarakat. Jasa-jasa yang diberikan oleh perusahaan penyelenggara fintech
membantu masyarakat dalam melaksanakan transaksi keuangan tanpa memiliki
rekening seperti yang ada pada perbankan pada umumnya. Sehingga masyarakat
tidak perlu menggunakan identitas pribadi dalam melaksanakan transaksi
keuangan. Meskipun fintech bukan merupakan lembaga keuangan seperti
perbankan namun fintech tetap diatur oleh Bank Indonesia agar konsumen atau
masyarakat dapat terlindungi. Oleh karena itu perusahaan penyelenggara fintech
wajib mendaftarkan perusahaannya pada Bank Indonesia ataupun Otoritas Jasa
Keuangan (Rahma : 2018).
Segmentasi pasar keuangan di Indonesia dibagi menjadi 3 segmen utama
menurut KARIM (consulting Indonesia , 2010) :
5
1. Conventional loyalist
a) Hanya memiliki akun di lembaga keuangan konvensional
b) Tidak tertarik untuk menggunakan layanan lembaga keuangan islam
c) Tidak setuju dengan konsep bunga dilarang
2. Floating Mass Market
a) Memiliki akun dilembaga keuangan konvensional dan syariah
b) Memiliki lebih dari satu lembaga keuangan
c) Menggabungkan lembaga keuangan konvensional dan islam
d) Tertarik dengan lembaga keuangan yang menawarkan sisi manfaat
e) Menyukai mendapat penghormatan dari masyarakat, menyambut dan
menghargai ide-ide baru, dan suka membaca buku terutama dengan
tema yang menginspirasi
f) Akses mudah, nyaman, keamanan merupakan pertimbangan utama
dalam melakukan transaksi keuangan mereka
g) Hanya melaksanakan ibadah wajib dan ibadah-ibadah tertentu yang
telah direkomendasikan
h) Tidak terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan
3. Syariah loyalist
a) Hanya memiliki account di lembaga keuangan syariah
b) Secara aktif terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan
c) Mereka sangat yakin bahwa bunga adalah hal yang dilarang (haram)
d) Mereka tidak setia dengan hanya satu lembaga keuangan
6
e) Mereka percaya bahwa orang yang mendapat layanan dari lembaga
keuangan baik islam maupun konvensional adalah orang-orang yang
tidak konsisten
f) Mereka dengan mudah mengubah dari satu lembaga keuangan dengan
yang lain.
Usaha-usaha starup yang sedang berjalan saat ini membutuhkan strategi
pengembangan yang kokoh dan perlu melibatkan elemen-elemen kecil sampai
besar untuk meningkatkan usahanya. Untuk mengetahui strategi dalam
pengembangan usaha bisnis haruslah mengetahui tentang model bisnis yang
digunakan. Menurut Osterwalder & Pigneur (2012:13) model bisnis merupakan
gambaran dasar pemikiran tentang bagaimana organisai, menciptakan,
memberikan dan menangkap nilai yang berkaitan dengan aktivitas organisasi.
Karena kegiatan perusahaan dapat dikatakan dengan bisnis yang
didalamnya memiliki sistem, jika sistemnya tersebut baik maka perusahaan akan
mampu bertahan dalam persaingan bisnis. Akan tetapi tidak sedikit pula
perusahaan yang gulung tikar karena sistem yang ada kurang mampu membawa
perusahaannya dalam menghadapi persaingan bisnis yang terjadi.
Saat ini banyak sekali konsep model bisnis, dan model bisnis menjadi
konsep utama diantara konsep-konsep manajemen lainnya. Kepopuleran model
bisnis dikarenakan banyak organisasi yang tumbuh pesat dikarenakan dapat
menciptakan model bisnis yang cocok bagi suatu usaha. Salah satu konsep model
bisnis yang sederhana adalah model yang dikembangkan oleh Osterwalder dan
7
Pigneur yaitu model bisnis kanvas atau lebih dikenal dengan business model
canvas (Tim PPN Manajemen, 2012).
Business Model Canvas menawarkan strategi bisnis modern untuk
menghadapi permasalahan dalam bisnis. Pada prosesnya business model canvas
dibantu dengan penggunaan analisis SWOT dalam melengkapi proses
perencanaan strategi dalam menciptakan suatu konsep bisnis yang lebih matang.
Sehingga model bisnis yang dijalankan semakin kokoh dan menyadari setiap
perubahan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) ada sembilan blok bangunan
dasar dalam sembilan blok bangunan dasar business model canvas yang
memperhatikan cara berfikir tentang bagaimana cara perusahaan yang lebih
menghasilkan. Ada sembilan cakupan dari business model canvas menurut
Osterwalder dan Pigneur: segmen pelanggan (customer segments), proposisi nilai
(value proposition), saluran (channel), hubungan pelanggan (customer
relationships), arus pendapatan (revenue streams), sumber daya utama (key
resources), aktivitas kunci (key aktivities), kemitraan utama (key partnerships)
dan struktur biaya (cost struktur). Setelah itu dibagi lagi menjadi dua sisi, sisi kiri
sebagai logika dan sisi kanan sebagai kreatifitas.
8
Sembilan blok bisnis kanvas
Key
Partnerships
Key
Activities
Value
Proposition
Customer
Relationship
Customer
Segment
Key
Resources
Channels
Cost Structure
Revenue
Stream
Sumber : Osterwalder dan Yves Pigneur
Penggunaan model bisnis kanvas dapat memberikan gambaran tentang
model bisnis usaha dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara blok satu
dengan blok lainnya dengan cara yang lebih jelas. Business Model Canvas juga
membantu perusahaan untuk dapat dengan mudah mengenali apa yang menjadi
value proposition perusahaan, serta bagaimana membangun key activitie dan key
resources dalam menciptakan value proposition dan mendapatkan revenue
streams, dan dapat memahami bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan dapat disosialisasikan dengan baik kepada konsumen sehingga dapat
sampai kepada konsumen.
Roikhan (2019) menyatakan bahwa dalam model bisnis syariah perlu
adanya blok ke-10 tentang ibadah. Yang menjelaskan tentang indikator-indikator
ibadah bagi karyawan perusahaan dan calon nasabahnya. Contohnya seperti
syariah compliance.
9
Perkembangan bisnis saat ini tentunya akan ditemui banyak sekali bentuk
dan jenis bisnisnya. Bahkan ada beberapa bentuk dan jenisnya yang memiliki
persamaan seperti produk sehingga membuat beberapa perusahaan harus bersaing
untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Maka cara yang paling
efektif untuk memenangkan hati konsumen adalah dengan memberikan kepuasan
terhadap konsumen itu sendiri dan bagi perusahaan akan mencapai kepuasannya
jika kebutuhan konsumen terpenuhi.
Oleh karena itu sangat penting value proposition sebuah produk bagi
konsumen. Pada elemen itulah perusahaan akan berlomba untuk memberikan nilai
terbaik dari yang terbaik untuk konsumennya. Dengan menggunakan business
model canvas perusahaan akan menemukan jawaban atas segala kebutuhan
konsumen yang menjadi segmennya. Value yang ditawarkan oleh perusahaan
haruslah berbeda dan lebih memberikan kepuasan terhadap konsumen jika
perusahaan ingin unggul dalam bersaing dengan perusahaan lainnya.
Semua jenis bisnisnya akan dapat dilihat sehat atau tidaknya dengan
melihat laporan keuangan dari bisnis tersebut. Sehat atau tidaknya bisnis dapat
menjadi penilaian apakah bisnis tersebut layak untuk terus dilanjutkan atau tidak.
Business model canvas memiliki dua blok yang membahas tentang keuangan
dalam bisnis, yaitu revenue stream (arus pendapatan) dan cost structure (struktur
biaya). Arus pendapatan menunjukkan uang yang diperoleh oleh perusahaan,
sedangkan struktur biaya menunjukkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan.
10
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penulis mencoba menganalisis
dengan adanya perkembangan financial technology yang semakin canggih di
zaman millenial ini dapat memotivasi lembaga keuangan syariah untuk
meningkatkan kualitas pelayanannya dalam model-model yang lebih berinovasi
dengan penerapan model bisnis yang akan menggunakan pendekatan business
model canvas. Oleh karena itu penulis ingin meneliti lebih dalam serta memberi
judul skripsi ini : “PERBANDINGAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA
FINANCIAL TECHNOLOGY KONVENSIONAL DAN SYARIAH DI
INDONESIA”
B. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasi masalah, peneliti akan menetapkan fokus agar
masalah dapat lebih mudah diidentifikasi dan tepat dalam memberikan batasan
masalah. Dalam penelitian ini berdasarkan topik di atas, fokus penelitiannya
adalah melakukan analisa SWOT model bisnis fintech syariah dan juga fintech
konvensional dengan menggunakan pendekatan business model canvas
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan pokok
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Business Model Canvas pada Fintech
konvensional dan syariah?
11
2. Apa perbandingan Business Model Canvas pada perusahaan fintech
konvensional dan syariah ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penerapan Business Model Canvas pada Fintech
konvensional dan syariah.
2. Untuk mengetahui perbandingan Business Model Canvas pada
perusahaan fintech konvensional dan syariah.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menerapkan
konsep dan teori yang selama ini dipelajari dalam bangku kuliah pada keadaan
yang sebenarnya. Selain itu penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan baru untuk
peneliti selanjutnya dan dijadikan sebagai penambah wawasan terkait Business
Model Canvas pada perusahaan Fintech.
2. Bagi Lembaga Fintech baik yang Syariah maupun Konvensional
Memberikan informasi tambahan untuk model bisnis usahanya sesuai
dengan jenis usahanya yang telah ditentukan baik sesuai syariah maupun
konvensional dalam menghadapi persaingan.
12
3. Bagi pemerintahan
Bahan informasi dan rujukan bagi pemerintah terkait BMC pada financial
technology sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya untuk
perkembangan fintech di Indonesia.
4. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya
agar dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik. Serta dapat memberikan ide
atau gagasan baru bagi lembaga fintech untuk dapat mengembangkan produknya.
Serta dapat membuka pengetahuan baru bagi konsumen atau nasabah fintech dari
masing-masing fintech tersebut.
F. Review Kajian Terdahulu
Menurut Tri Inda Fadhila Rahma dalam skripsinya yang berjudul Persepsi
Masyarakat Kota Medan terhadap Penggunaan Financial Technology (Fintech)
tahun 2018 menyatakan bahwa persepsi masyarakat terhadap penggunaan fintech
meliputi sikap, minat, pemahaman, motivasi dan harapan. Dimana sikap
masyarakat terhadap penggunaan fintech memberikan dukungan kepada kemajuan
inovasi teknologi keuangan di Indonesia, Sedangkan minat masyarakat untuk
menggunakan fintech sudah terbukti dari hasil wawancara 9 dari 10 responden
sudah berminat menggunakannya. Masyarakat sudah begitu memahami manfaat
dan penggunaan fintech karena penggunaan fintech lebih efisien dan efektif
sehingga masyarakat termotivasi untuk menggunakan fintech. Dan harapan
13
masyarakat kepada penyelenggara fintech agar memberikan sosialisasi kepada
masyarakat dan kemudahaan dalam menggunakan layanan.
Menurut Prof. Muliaman D. Hadad, Ph.D sebagai Ketua Dewan
Komisioner OJK dalam kuliah umum tentang Fintech 2017 menyatakan bahwa:
1. Kehadiran layanan keuangan berbasis teknologi (fintech) di Indonesia
telah menjadi keniscayaan sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi
2. Sejalan dengan konsep Master Plan sektor jasa keuangan Indonesia
(MPSJKI), fintech dapat bersinergi dengan industri keuangan yang ada
untuk memberikan multi manfaat kepada masyarakat.
3. Regulator perlu menyusun kebijakan strategis yang memastikan resiko
fintech dapat dimitigasi dan memberikan perlindungan kepada masyarakat.
Menurut Abdilah Ubaidi Djawahir di dalam skripsinya yang berjudul
Teknologi Layanan Keuangan, Literasi Inklusi Keuangan, dan Value pada Fintech
Syariah di Indonesia dengan Perspektif SOR Model tahun 2018 menyatakan
bahwa pemberdayaan konsumen berpengaruh pada pencapaian kesejahteraan
financial, peluang dan tantangan fintech syariah di Indonesia dengan perspektif
Model S-O-R, menghasilkan respon yang memiliki nilai manfaat bagi konsumen
dan bisnis jasa keuangan ekonomi islam.
Menurut Telkom Indonesia didalam Kajian Bisnis Fintech Syariah tahun
2017 menyatakan bahwa market fintech syariah (khususnya payment dan lending
syariah) di Indonesia sangat potensial dengan melihat mayoritas penduduk
Indonesia yang 88,8% adalah muslim dan sebanyak 64% masih unbanked. Fokus
Bisnis finansial Service Telkom Group diarahkan pada Payment dan Lending
14
dengan target kontribusi EV sebesar Rp. 25 T ditahun 2020. Potensi market
layanan pinjaman perbankan sebesar Rp. 57 – 82 T di tahun 2016, sedangkan
Potensi pinjaman populasi unbanked sebesar Rp. 101,3 -145,7 T . Market size
sebagai penyedia marketplace lending syariah mencapai 5%, yaitu sebesar Rp. 5 -
7,3 T, sangat potensial untuk market fintech syariah.
Menurut Irma Muzdalifa, Inayah Aulia Rahma, Bella Gita Novalia
didalam Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah
Vol.3, No. 1, 2018 yang berjudul Peran Fintech dalam Meningkatkan Keuangan
Inklusi pada UMKM di Indonesia (Pendekatan Keuangan Syariah) menyatakan
bahwa Fintech ini dapat menjadi salah satu bahan pendorong adanya suatu
gerakan guna membantu meningkatkan keuangan pada UMKM khususnya yang
ada di masyarakat menengah ke bawah melalui lembaga keuangan syariah.
Menurut pascalis prihasto dan Elvira aziz di dalam jurnalnya yang
berjudul analisis pengembangan bisnis dengan pendekatan business model canvas
(studi kasus pada alkori natural leather bag pada tahun 2016) menyatakan bahwa
Aikori dapat memaksimalkan kekuatannya, terbukti kekuatan Aikori termasuk
dalam kategori tinggi dan sang tinggi. Kekuatan Aikori sejalan dengan peluang
yang ada pada Aikori, peluang Aikorimasuk dalam kategori tinggi dan sangat
tinggi. Hal ini merupakan kesempatan Aikori untuk memaksimalkan kinerja dan
pemasukannya. Tetapi ancaman Aikori bisa menjadi perhatian yang penting
karena masuk dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.
Menurut Mawardi Bagindo, Bunasor Sanim, dan Imam Teguh Saptono
didalam jurnal Manajemen IKM, Februari 2016 (80-88) Vol. 11 No. 1 ISSN
15
2085-8418 yang berjudul Model Bisnis Ekowisata di Taman Nasional Laut
Bunaken dengan Pendekatan Business Model Canvas menyatakan bahwa
customer segment yang ada adalah wisatawan domestik dan wisatawan asing.
Value propositions yang ditawarkan berupa wisata alam bawah laut yang sangat
menarik. Customer relationship yang ada saat ini yaitu hubungan langsung tidak
hanya secara individu namun juga dengan kelompok atau komunitas penyelam
dan asosiasi angkutan laut. Pendapatan yang diterima oleh APBN dan tarif masuk
kawasan. Key resource dalam ekowisata ini adalah taman bawah laut berupa
terumbu karang dan ekosistemnya, serta sumber daya manusia. Key activities
yang ada adalah kegiatan pelayanan pada ekowisawa, kegiatan pemeliharaan dan
pengawasan ekosistem kawasan TNL Bunaken. Key partnership yang dilakukan
saat ini adalah dewan pengelola TNL Bunaken, instansi pemerintah dan
masyarakat setempat.
Menurut Niko Alamsyah dalam Publikasi Ilmiyah tahun 2017 yang
berjudul Strategi Pengembangan Usaha Melalui Business Model Canvas (Studi
kasus : Industri Kecil Gethuk Lawu) dengan menggunakan metode Bisnis Model
Canvas dan Analisi SWOT bahwa menunjukkan posisi bisnis pada diagram
cartesius kuadran III yaitu dengan nilai IFAS –0,76 dan nilai EFAS 0,80 dengan
hasil mendukung strategi turnaround. Maka dalam menyempurnakan business
model canvas industry gethuk lawu merupakan strategi WO.
Menurut Faisal Mardiansa di dalam skripsinya yang berjudul
Implementasi Busines Model Canvas Sebagai Alternatif Strategi Bisnis dalam
Mengembangkan Industri Kreatif (study kasus : pada usaha papan bunga dian
16
florist Bandar lampung) pada tahun 2017 dengan menggunakan penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif menyatakan bahwa hasil penelitian dari
identifikasi Business Model Canvas ini dapat memberikan pilihan strategi bisnis
yang tepat untuk Dian Florist dimasing-masing blok. Blok customer segment yaitu
pemerintah, perusahaan, organisasi, dan perorangan. Blok value propositions
yaitu pelayanan, keindahan desain, membantu menjaga hubungan pelanggan
dengan rekan, desain sesuai selera konsumen, dan garansi kualitas. Blok channel
yaitu melalui telepon dan sms, media sosial, media cetak dan radio, dan distribusi
langsung. Blok customer relationships yaitu pelayanan jasa, memberikan hadiah
kepada pelanggan, dan melakukan komunikasi. Blok revenue streams yaitu sewa
papan bunga, jual bunga sterofoam, jual buket bunga, jual bunga tali pita, jual
bunga mobil dan jual parsel. Blok key resources yaitu terdiri dari sumber daya
fisik dan sumber daya manusia. Blok key activities yaitu konsep desain, produksi
papan bunga, pemberitahuan info, mengantar ke lokasi dan membuat hand
bouquet, bunga tali pita dan bunga mobil. Blok key partnerships yaitu pemerintah,
pejabat publik, distributor bunga segar, dan distributor bunga medan. Blok cost
structure yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
17
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Financial Tchnology (Fintech)
a. Pengertian Fintech
Financial Technology (Fintech) merupakan perpaduan antara teknologi
dan fitur keuangan atau dapat juga diartikan inovasi pada sektor finansial dengan
sentuhan teknologi modern (Pribadiono, Hukum, Esa, & Barat 2016). Fintech
merupakan industri yang bergerak dengan sangat cepat dan dinamis dimana
terdapat banyak model bisnis yang berbeda (Dorfleitner, Hornuf, Schmitt, &
Weber 2017). Teknologi Keuangan juga disebut sebagai Fintech, merupakan
model layanan keuangan baru yang dikembangkan melalui inovasi teknologi
informasi (Hsueh 2017).
Teknologi Finansial dalam peraturan Bank Indonesia Nomor
19/12/PBI/2017 merupakan penggunaan teknologi sistem keuangan yang
menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat
berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efesiensi,
kelancaran, kemananan dan keandalan sistem pembayaran. Penyelenggara
teknologi finansial yakni meliputi sistem pembayaran, pendukung pasar,
manajemen investasi dan manajemen resiko, pinjaman, pembiayaan dan penyedia
modal, dan jasa finansial lainnya (tawassuth, 2018).
18
Fintech bukanlah termasuk layanan dari perbankan melainkan suatu model
bisnis baru yang berbasis teknologi yang sangat dapat membantu masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya. Jasa dan produk yang diberikan oleh perusahaan
fintech tersebut membantu masyarakat dalam bertransaksi keuangan tanpa
memiliki rekening layaknya perbankan. Meskipun fintech bukanlah lembaga
keuangan seperti perbankan akan tetapi fintech juga di atur oleh Bank Indonesia
agar masyarakat dapat terlindungi. Oleh karena itu agar lembaga keuangan
berbasis teknologi ini wajib mendaftarkan perusahaannya agar menjadi lembaga
yang legal.
Menurut OJK didalam skripsi tri indra fadhila rahma 2018 menyatakan
bahwa Perusahaan penyelenggara fintech telah banyak berdiri di Indonesia dan
dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun hanya beberapa perusahaan yang telah
resmi terdaftar dan mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Hingga maret
2018, sebanyak 40 perusahaan penyelenggara layanan pinjam-meminjam uang
berbasis teknologi informasi (fintech) yang telah resmi terdaftar. Sehingga
masyarakat tidak perlu khawatir karena mendapatkan perlindungan konsumen
dalam pemanfaatan jasa fintech di beberapa perusahaan yang telah resmi terdaftar
tersebut.
Menurut penulis Financial Technology adalah suatu layanan keuangan dan
teknologi yang bergabung menjadi satu dan memiliki fungsi yang sama dengan
layanan keuangan pada perbankan, yang dimana sistem keuangan yang berbasis
digital ini menyediakan inovasi baru pada bisnis modern. Yang tentunya sangat
19
bermanfaat sekali bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh keberadaan
perbankan.
b. Tipe-tipe Financial Technology ( Fintech)
Menurut Hsueh (2017), Terdapat tiga tipe financial technology yaitu :
Sistem pembayaran melalui pihak ketiga (Third-party payment systems)
Contoh-contoh sistem pembayaran melalui pihak ketiga yaitu crossborder EC,
online-to-offline (O2O), sistem pembayaran mobile, dan platform pembayaran
yang menyediakan jasa seperti pembayaran bank dan transfer.
1). Peer-to-Peer (P2P) Lending
Peer-to-Peer Lending merupakan platform yang mempertemukan
pemberi pinjaman dan peminjam melalui internet. Peer-to-Peer Lending
menyediakan mekanisme kredit dan manajemen risiko. Platform ini
membantu pemberi pinjaman dan peminjam memenuhi kebutuhan masing-
masing dan menghasilkan penggunaan uang secara efisien.
Peer-to-Peer Lending merupakan sebuah proses menjalankan
peminjaman uang antara dua individual yang tidak bersangkutan secara
langsung melalui platform online, tanpa campur tangan dari para perantara
keuangan yang tradisional seperti bank (Ge, Feng, Gu, & Zhang, 2017).
Peer-to-Peer Lending merupakan sebuah inovasi utama yang berhubungan
dengan bidang perbankan. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah
platform yang menawarkan layanan tersebut dan jumlah transaksi terus
meningkat (Dorfleitner et al., 2016).
20
Peer-to-Peer Lending merupakan model bisnis berbasis Internet
yang memenuhi kebutuhan pinjaman antar perantara keuangan. Platform
ini ditujukan untuk perusahaan menengah dan kecil dimana menurut
mereka persyaratan pinjaman bank mungkin terlalu tinggi. Peer-to-Peer
Lending memiliki biaya lebih rendah dan efisiensi yang lebih tinggi
daripada pinjaman berbasis bank tradisional (Hsueh 2017).
Menurut penulis, peer to peer lending adalah model bisnis yang
mempertemukan kedua belah pihak yaitu orang yang kelebihan dana dan
orang yang membutuhkan dana melalui sebuah platform.
2). Crowdfunding
Crowdfunding merupakan tipe Fintech di mana sebuah konsep atau
produk seperti desain, program, konten, dan karya kreatif dipublikasikan
secara umum dan bagi masyarakat yang tertarik dan ingin mendukung
konsep atau produk tersebut dapat memberikan dukungan secara finansial.
Crowdfunding dapat digunakan untuk mengurangi kebutuhan financial
kewirausahaan, dan memprediksi permintaan pasar.
c. Kelebihan dan Kekurangan Financial Technology (Fintech)
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016)
1). Kelebihan dari Fintech diantaranya :
(a) Melayani masyarakat Indonesia yang belum dapat dilayani oleh
industri keuangan tradisional dikarenakan ketatnya peraturan perbankan
dan adanya keterbatasan industri perbankan tradisional dalam melayani
masyarakat di daerah tertentu.
21
(b) Menjadi alternatif pendanaan selain jasa industri keuangan tradisional
dimana masyarakat memerlukan alternatif pembiayaan yang lebih
demokratis dan transparan.
2). Kekurangan dari Fintech adalah :
(a) Fintech merupakan pihak yang tidak memiliki lisensi untuk
memindahkan dana dan kurang mapan dalam menjalankan
usahanya dengan modal yang besar, jika dibandingkan dengan
bank.
(b) Ada sebagaian perusahaan Fintech belum memiliki kantor fisik,
dan kurangnya pengalaman dalam menjalankan prosedur terkait
sistem keamanan dan itegritas produknya.
d. Tantangan Financial Technology (Fintech)
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), Adapun tantangan pada
Fintech adalah :
1). Peraturan dalam Mendukung Pengembangan FinTech. Adopsi
peraturan terkait tanda tangan (digital signature) dan penggunaan dokumen
secara digital sehingga dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
industri fintech.
2). Koordinasi antar Lembaga dan Kementerian terkait untuk
mengoptimalkan potensi fintech dengan lingkungan bisnis (business
environment) yang kompleks, maka perlu juga dukungan dari berbagai
kementerian dan lembaga terkait.
22
e. Resiko Financial Technology (Fintech)
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), Resiko yang dialami oleh
pengguna fintech. Sehingga diperlukan adanya strategi untuk melindungi
konsumen dan kepentingan nasional.
Strategi untuk melindungi konsumen adalah sebagai berikut :
1). Perlindungan dana pengguna
Potensi kehilangan maupun penurunan kemampuan finansial, baik
yang diakibatkan oleh penyalahgunaan, penipuan, maupun force majeur
dari kegiatan Fintech.
2). Pelindungan data pengguna
Isu privasi pengguna Fintech yang rawan terhadap penyalahgunaan
data baik yang disengaja maupun tidak sengaja (serangan hacker atau
malware).
Strategi untuk melindungi kepentingan nasional adalah sebagai berikut :
1). Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-
PPT) Kemudahan dan kecepatan yang ditawarkan oleh Fintech
menimbulkan potensi penyalahgunaan untuk kegiatan pencucian uang
maupun pendanaan terorisme.
2). Stabilitas Sistem Keuangan
Perlu manajemen risiko yang memadai agar tidak berdampak negatif
terhadap stabilitas sistem keuangan.
23
f. Manfaat Financial Technology (Fintech)
Menurut Bank Indonesia, Perkembangan Fintech yang sangat pesat di
Indonesia dapat membawa banyak manfaat, manfaat tersebut dapat bagi
peminjam, investor maupun perbankan di Indonesia :
1). Bagi peminjam, manfaat yang dapat dirasakan seperti mendorong
inklusi keuangan, memberikan alternatif pinjaman bagi debitur yang
belum layak kredit, prosesnya mudah dan cepat, dan persaingan yang
ditimbulkan mendorong penurunan suku bunga pinjaman.
2). Bagi investor FinTech, manfaat yang dapat dirasakan seperti
alternative investasi dengan return yang lebih tinggi dengan risiko default
yang tersebar di banyak investor dengan nominal masing - masing cukup
rendah dan investor dapat memilih peminjam yang didanai sesuai
preferensinya.
3). Bagi perbankan, kerjasama dengan FinTech dapat mengurangi biaya
seperti penggunaan non-traditional credit scoring untuk filtering awal
aplikasi kredit, menambah Dana Pihak Ketiga (DPK), menambah channel
penyaluran kredit dan merupakan alternatif investasi bagi perbankan.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2016), manfaat Fintech di Indonesia
yaitu :
1). Mendorong distribusi pembiayaan Nasional masih belum merata di
17.000 pulau.
2). Mendorong kemampuan ekspor UMKM yang saat ini masih rendah.
3). Meningkatkan Inklusi keuangan nasional.
24
4). Mendorong pemerataan tingkat kesejahteraan penduduk.
5). Membantu pemenuhan kebutuhan pembiayaan dalam negeri yang
masih sangat besar.
g. Perkembangan Fintech di Indonesia
Sumber : Asosiasi Fintech Indonesia dan OJK tahun 2017
Pelaku fintech Indonesia masih dominan berbisnis payment sebesar 43%,
pinjaman 17%, dan sisanya berbentuk aggregator, crowdfunding, dan lain-lainnya.
Besarnya potensi yang dimiliki membuat fintech perlu diberikan ruang untuk
bertumbuh. Dan juga perlu pengaturan yang memadai pengingat resiko yang
mungkin ditimbulkan.
43%
17%
13%
8%
11%
8%
Profil Fintech di Indonesia Berdasarkan Sektor
payment
lending
agregator
crowdfunding
others
personal or financialplanning
25
Sumber : Asosiasi Fintech Indonesia dan OJK tahun 2017
Diagram diatas memberikan informasi bahwa pertumbuhan fintech di
Indonesia mengalami peningkatan. Perusahaan fintech di Indonesia mayoritas
beroperasi pada tahun 2015-2016.
2. Financial Technology Syariah
Payung hukum Fintech memakai Peraturan OJK Nomor 77/POJK.01/2016
tanggal 29 Desember 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi dan PBI (Peraturan Bank Indonesia )18/40/PBI/2016 tanggal
14 November 2016 tentang penyelanggaraan pemrosesan transaksi pembayaran.
Meskipun belum ada payung hukum yang khusus untuk Fintech syariah,
namun beberapa startup sudah mulai bermunculan. Kira-kira peraturan untuk
Fintech Syariah berbunyi seperti ini: “Layanan Jual
Beli/Kemitraan/Pembiayaan/Sewa Menyewa Syariah” Berbasis Teknologi
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
<2006 2006-2007 2011-2012 2013-2014 2015-2016
Profil Fintech di Indonesia (Berdasarkan Jumlah Perusahaan)
Profil Fintech di Indonesia(Berdasarkan JumlahPerusahaan)
26
Informasi. Layanan penyelenggaraan layanan jasa keuangan syariah ini untuk
mempertemukan penjual/mitra/pemilik modal/pemilik aset dengan pembeli/ mitra/
pekerja/ penyewa dalam rangka melakukan jual beli/kemitraan/pembiayaan/sewa
menyewa secara syariah dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem
elektronik dengan menggunakan jaringan internet (Mukhlisin 2018).
a. Definisi Fintech Syariah
Keuangan syariah adalah suatu sistem keuangan yang pelaksanaannya
berdasarkan hukum islam (syariah). Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya
larangan dalam agama islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman
dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi
pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram), yang tidak dapat dijamin oleh
sistem konvensional (Telkom Indonesia 2017).
Fintech merupakan salah satu bisnis berbasis software dan teknologi
modern yang menyediakan jasa keuangan. Perusahaan fintech pada umumnya
adalah perusahaan start up yang memberikan layanan dan solusi keuangan kepada
pelanggan seperti pembayaran mobile, transfer uang, pinjaman, penggalangan
dana, dan juga manajemen asset. (Sumber: https://www.fintechweekly.
com/fintech-definition).
Fintech Syariah berarti layanan dan solusi keuangan yang diberikan
perusahaan teknologi atau start up fintech yang berbasis hukum-hukum islam
(syariah).
27
b. Macam-macam Fintech Syariah
Ada beberapa macam skema Fintech Syariah, yang cukup dikenal adalah yang
memiliki platform Peer to Peer (P2P) dan crowd funding.
Crowd funding Syariah adalah platform Crowd Funding yang dirancang dengan
mematuhi prinsip-prinsip syariah. Crowd Funding Syariah dapat didefinisikan
sebagai media penggunaan sejumlah dana yang diperoleh dari sejumlah besar
individu atau organisasi, untuk mendanai proyek, pinjaman bisnis atau individu,
dan kebutuhan lainnya melalui berbasis web online platform sesuai dengan prinsip
syariah (Achsien 2017).
Lingkup dan Definisi Crowd Funding Syariah fitur dasar yang mencirikan Crowd
Funding Syariah:
a) Hanya diinvestasikan untuk proyek atau pembiayaan kegiatan yang halal.
b) Tidak menggunakan bunga
c) Keberadaan Dewan Pengawas Syariah atau opini syariah
Model Crowd Funding Syariah :
a) Berbasis Zakat
b) Berbasis Infaq - Shadaqah – Waqaf (Berdasarkan Qard al hasan)
c) Berbasis Syirkah (Mudharabah dan Musyarakah)
d) Berbasis Pinjaman (Murabahah, Ijarah, Istishna, dan lain-lain)
c. Peluang pasar Fintech Syariah menurut PT Telkom Indonesia 2017 :
1) Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, dan 64% masih unbanked,
sehingga dapat memperbesar jumlah target calon pengguna FinTech
syariah
28
2) Ekonomi syariah terus mengalami pertumbuhan
3) Ekonomi syariah, termasuk FinTech syariah, didukung dengan teknologi
yang mapan
4) Regulasi untuk FinTech Syariah masih dalam tahap penggarapan,
sehingga menciptakan peluang untuk berinovasi melalui Fintech syariah.
d. Tantangan pasar Fintech Syariah menurut Amerald 2016 :
1) Kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang keuangan syariah,
khususnya Fintech Syariah, masih kurang.
2) Pertumbuhan ekonomi syariah lambat dan pangsa pasarnya masih kecil.
3) SDM berkualitas di bidang ekonomi syariah masih kurang.
4) Sinergi antara sesama lembaga keuangan syariah dengan lembaga-
lembaga sosial yang bergerak di bidang ekonomi umat, seperti dengan
lembaga zakat dan wakaf masih lemah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 14 Juli 2017 telah meluncurkan
Revisit Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (Revisit SNLKI) yang
merupakan penyesuaian dari strategi sebelumnya yang telah diluncurkan pada
tanggal 19 November 2013 oleh Presiden Republik Indonesia.
Revisit SNLKI ini merupakan pedoman bagi OJK, lembaga jasa keuangan
dan pemangku kepentingan lainnya dalam pelaksanaan kegiatan untuk
meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia sebagaimana
Pasal 2 dan Pasal 11 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.07/2016
tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi
Konsumen dan/atau Masyarakat (POJK Literasi dan Inklusi Keuangan). Dalam
29
Revisit SNLKI terdapat beberapa hal yang tidak terdapat pada SNLKI
sebelumnya antara lain informasi terkait literasi dan inklusi keuangan syariah,
layanan keuangan digital dan perencanaan keuangan (Jawahir 2018).
Ikhtiar untuk meningkatkan literasi keuangan dilakukan melalui
pelaksanaan edukasi keuangan yang diawali dengan pengenalan mendasar
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, dan karakteristik, manfaat, biaya, dan risiko
suatu produk dan layanan jasa keuangan serta pengelolaan keuangan pribadi yang
pada akhirnya diharapkan membawa perubahan positif pada perilaku keuangan
masyarakat. Edukasi Keuangan perlu adanya dukungan infrastruktur yang
memadai dan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip terencana dan terukur,
berorientasi pada pencapaian,berkelanjutan, dan kolaborasi (Jawahir 2018).
Dalam penjelasan POJK Nomor 76/POJK.07/2016 mengamanahkan
bahwa peningkatan Literasi Keuangan juga perlu diimbangi dengan peningkatan
Inklusi keuangan yang diwujudkan melalui trilogi pemberdayaan konsumen.
1) ketersediaan akses masyarakat terhadap Lembaga, produk dan layanan
jasa keuangan.
2) ketersediaan produk atau layanan jasa keuangan yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan Konsumen dan/atau masyarakat. Ketersediaan
produk dan/atau layanan jasa keuangan dimaksud, dapat diperoleh melalui
penciptaan skema atau pengembangan produk dan/atau layanan jasa
keuangan sehingga pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh seluruh
masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah.
30
3) aspek perlindungan konsumen yang secara tidak langsung memiliki
peranan penting dalam stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi
suatu negara.
Trilogi pemberdayaan Konsumen memiliki hubungan yang erat dalam
mencapai financial well-being. Financial well-being merupakan suatu keadaan
yang ditandai dengan kemampuan masyarakat untuk bertahan ketika terjadi krisis
keuangan. Hal ini selaras dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif yang
dicanangkan oleh pemerintah dan dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 82
Tahun 2016, dimana dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif secara khusus
terdapat pilar mengenai Edukasi Keuangan, fasilitas intermediasi dan saluran
distribusi keuangan, serta perlindungan konsumen (Jawahir 2018).
e. Prinsip-prinsip keuangan syariah
1) Aktivitas perolehan dana. Hal ini berarti bahwa setiap hal yang
dilakukan sebagai upaya dalam rangka memperoleh harta
semestinya memperhatikan cara-cara yang sesuai dengan syariah,
seperti mudhorobah, musyarokah, murabahah, salam, istisna’,
salam dan ijarah.
2) Aktivitas pengelolaan dana. Hal ini maksudnya dalam hal ingin
menginvestasikan uang juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditi yang
diperdagangkan, dapat dilakukan secara langsung atau melalui
lembaga intermediasi seperti bank syariah dan reksadana syariah.
31
3) Objek penggunaan dana. Hal ini adalah bahwa harta yang
diperoleh digunakan untuk hal-hal yang tidak dilarang seperti
membeli barang konsumtif, melainkan digunakan untuk hal-hal
yang dianjurkan seperti infaq, shadaqah, waqaf, serta hal-hal yang
wajib untuk dilakukan seperti zakat.
Prinsip keuangan syariah pada hakekatnya adalah memastikan input,
proses, dan output transaksi keuangan syariah adalah benar dan sesuai dengan
kaidah syariah menurut agama islam.
f. Problem validation dari expert
No Sumber Akses Teknologi Variasi Produk Permodalan
& Switching
LKM
1 Ir.
Adiwarman
Azwar
Karim, SE.,
MBA.,
MAEP
(Islamic
finance
expert)
Akses atau adopsi
teknologi masih rendah
karena modal terbatas
Potensi besar
untuk financial
syariah yaitu
P2P lending
syariah dan
mutifinance
syariah
Layanan
syariah lebih
mahal karena
cost of fund
lebih tinggi
32
2 Dr.
Hendrikus
Passagi,
M.Sc CFTP
(OJK)
Teknologi finansial
syariah masih kurang
dibandingkan teknologi
konvensional
P2P lending
menjadi
peluang untuk
fintech syariah
Layanan
syariah lebih
mahal karena
cost of fund
lebih tinggi
3 Asep Ghofir
Ali, SE, M.
Ag (BJB
Syariah)
Teknologi sudah pakai
online untuk menjangkau
nasabah nasional, namun
masih ada keterbatasan,
butuh dukungan terutama
aspek network yang masih
rendah
Perlu ada
sinergi produk
pada bank dan
fintech
Layanan
syariah lebih
mahal karena
cost of fund
lebih tinggi
4 M. Fauzan
Ahsan
(Midtrans,
konsultan
fintech)
Layanan fintech perlu data
scoring dari perilaku
mobile phone. Masyarakat
ingin layanan yang cepat,
mudah, aman, dan nyaman
P2P dan
Crowdfunding
menjadi
peluang
Ada
kebutuhan
modal yang
tidak bisa
dipenuhi
bank
Sumber : Telkom Indonesia 2017
Berdasarkan expert sharing, problem Akses Teknologi valid, problem
Variasi Produk perlu tambahan P2P Lending Syariah dan Crowdfunding Syariah,
dan produk finansial syariah masih mahal dibanding sistem konvensional dikarena
cost of fund yang mahal.
33
g. Regulasi keuangan syariah
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI)
dibentuk dalam rangka mewujudkan aspirasi umat islam mengenai masalah
perekonomian dan mendorong penerapan ajaran islam dalam bilang
perekonomian atau keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dan
syariat islam. Tugas dan fungsinya melipiti :
1) Mengeluarkan fatwa tentang ekonomi syariah untuk dijadikan pedoman
bagi praktisi dan regulator.
2) Menerbitkan rekomendasi, sertifikasi, dan syariah approval bagi lembaga
keuangan dan bisnis syariah.
3) Melakukan pengawasan aspek syariah atas produk dan jasa dilembaga
keuangan atau bisnis syariah melalui Dewan Pegawas Syariah.
h. Perkembangan multifinance syariah
Sumber:Statisik Lembaga Pembiayaan & IKNB Syariah, OJK, Nov 2016 dalam
Presentasi Industri Keuangan Syariah dan Financial Technology, Karim
Consulting 2017
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Perusahaan Pembiayaan Syariah
perusahaan pembiayaansyariah
UUS perusahaan pembiayaan
34
Grafik di atas menjelaskan bahwa peningkatan perusahaan pembiayaan syariah
dari tahun 2011 sampai 2016 tidak mengalami perubahan yang besar.
Sumber:Statisik Lembaga Pembiayaan & IKNB Syariah, OJK, Nov 2016 dalam
Presentasi Industri Keuangan Syariah dan Financial Technology, Karim
Consulting 2017.
Perusahaan pembiayaan syariah (PP syariah) berjumlah 40 buah, yang
terdiri dari 3 PP syariah. Aset PP syariah mencapai Rp 34,227 triliun atau tumbuh
sebesar 62% dibandingkan November 2015. Penyaluran piutang pembiayaan
syariah sebesar Rp 31,8% triliun atau meningkat sebesar 57,2%. Market share PP
syariah mencapai 8% (peluang untuk pengembangan bisnis pembiayaan syariah
berbasis fintech).
3. Business Model Canvas
a. Definisi Busines Model Canvas (BMC)
Business model canvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis. Konsep ini bisa menjadi
bahasa untuk saling berbagi ide yang memungkinkan pembaca mendeskripsikan
8%
92%
Market Share Perusahaan Pembiayaan Syariah
Perusahaan pembiayaansyariah
Perusahaan pembiayaankonvensional
35
dengan mudah dan memanipulasi model bisnis untuk membuat strategi alternatif
baru (Osterwalder dan Pigneur 2012).
Konsep model bisnis tergolong sesuatu yang baru, istilah ini muncul
dalam jurnal akademik pada tahun 1957 dan pertamanya digunakan sebagai judul
dari sebuah jurnal akademik yang terbit ditahun 1960 oleh Jones. Namun konsep
model bisnis mulai popular sejak tahun 1990 ke atas ketika model bisnis dan
perubahan pada lingkungan dibicarakan pada dunia maya(internet). Dalam
beberapa tahun terakhir ini konsep model bisnis digunakan sebagai cara yang
umum untuk menjelaskan bagaimana.
Model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik dengan blok yang
memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan
uang. Business model canvas terdiri dari 9 blok utama yaitu customer segment,
value preposition, channels, customer relationship, revenue stream, key
resources, key activities, key partnership, dan cost structure.
1) Customer Segment
Osterwalder dan Pigneur (2012), mengatakan blok bangunan
segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi
berbeda yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Customer
segments yaitu tentang bagaimana perusahan memilih segmen pelanggan
yang paling potensial untuk dipilih agar kegiatan usaha yang dijalankan
tepat sasaran dan sesuai dengan target konsumen yang diinginkan.
Menurut Kasali (1998), segmentasi adalah dimana proses
mengkotak- kotakkan pasar ke dalam kelompok-kelompok “potential
36
costumers” yang memiliki kesamaan kebutuhan atau kesamaan karakter
yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Sifatnya
yang homogeny menyebabkan sulit bagi produsen untuk melayaninya,
oleh karena itu pemasar harus memilih segmen-segmen tertentu saja dan
meninggalkan bagian pasar lainnya.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), pelanggan adalah inti
dari model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan),
tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam waktu lama. Dalam
rangka meningkatkan kepuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda didalam
kesamaan kebutuhan, perilaku atau atribut yang lainya.
Osterwalder dan Pigneur (2012) mengungkapkan bahwa sebuah
model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa segmen pelanggan,
besar atau kecil. Dalam organisasi juga ada beberapa aspek segmentasi
pasar yang dimana itu perlu ditangani atau tidak ditangani oleh sebab itu
Kotler (1999) dalam Pambudi (2015) membagi pasar pelanggan menjadi 5
yaitu:
a) Pasar Konsumen
Individu-individu dan rumah tangga yang membeli produk dan jasa
untuk konsumsi pribadi.
b) Pasar Industri
Organisasi-organisasi yang membeli produk dan jasa yang dibutuhkan
untuk memproduksi produk-produk dan jasa-jasa lainnya dengan
maksud memperoleh keuntungan atau mencapai sasaran lain.
37
c) Pasar Penjual Kembali
Organisasi-organisasi yang membeli produk dan jasa dengan maksud
menjual kembali barang dan jasa itu agar memberikan keuntungannya.
d) Pasar Pemerintah
Lembaga-lembaga pemerintah yang membeli produk dan jasa agar
menghasilkan pelayanan kepada masyarakat umum atau mengalihkan
barang dan jasa itu kepada pihak lain yang membutuhkan.
e) Pasar Internasional
Pembeli yang terdapat diluar negeri termasuk konsumen, produsen,
penjual kembali dan pemerintah asing.
2) Value Propositions
Pelanggan akan memilih produk mana yang paling memenuhi
kebutuhan dan keinginannya. Tujuannya untuk memperoleh kepuasan
yang maksimal. para pembeli akan membeli produk dari perusahaan yang
mereka anggap menawarkan nilai yang paling tertinggi disampaikan ke
pelanggan “customer delivered value”. Sebagaimana yang dimaksud
tentang kepuasan konsumen Menurut Philip Kotler (1997), adalah
perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya.
Macam-macam atau Jenis kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen
terbagi menjadi 2 yaitu kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang
diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk dan kepuasan
38
psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang
bersifat tidak berwujud.
Penciptaan value suatu produk dihasilkan dengan menawarkan
sejumlah keunggulan produk dalam bentuk berwujud maupun tidak
berwujud. Hal ini meliputi desain, warna, ukuran, kemasan dan
sebagainya. Kotler (2002) mengatakan atribut yang tidak berwujud
diantaranya harga, jasa, layanan dan kualitas. Osterwalder dan Pigneur
(2012), menerangkan bahwa terdapat daftar elemen-elemen yang sangat
panjang yang dapat berkontribusi pada penciptaan nilai pelanggan.
a) Sifat Baru
Beberapa proposisi nilai memenuhi berbagai kebutuhan pelanggan
yang belum pernah mereka terima sebelumnya.
b) Kinerja
Meningkatkan kinerja produk atau layanan merupakan cara yang
umum untuk menciptakan nilai.
c) Penyesuaian
Menyesuaikan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan skpesifik
pelanggan individu atau segmen pelanggan untuk menciptakan nilai.
d) Menyelesaikan Pekerjaan
Nilai dapat diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan
pekerjaan.
e) Desain
Desain itu penting tetapi sulit untuk diukur, sebuah produk terlihat
menonjol karena desainnya superior.
39
f) Merek
Pelanggan dapat memenuhi nilai dalam sebuah tindakan yang
sederhana karena menggunakan merek tertentu.
g) Harga
Menawarkan harga yang sama pada harga yang lebih rendah sering
dilakukan untuk memuaskan kebutuhan segmen pelanggan yang
sensitive terhadap harga. Akan tetapi dalam implementasi harga yang
murah memberikan implikasi penting bagi seluruh model bisnis.
h) Pengurangan Biaya
Membantu pelanggan mengurangi biaya merupakan cara yang penting
dalam menciptakan nilai.
i) Pengurangan resiko
Pelanggan menghargai penggunaan resiko yang muncul ketika mereka
membeli suatu produk atau jasa.
j) Kenyamanan
Menjadikan segala sesuatu lebih nyaman dan lebih mudah digunakan
agar dapat menciptakan nilai yang sangat berarti.
Gambaran blok bangunan business model canvas mendeskripsikan
gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk segmen
pelanggan spesifik (Osterwalder dan pigneur, 2012). Value propositions adalah
bagaimana perusahaan memberikan nilai terbaik kepada pelanggannya sesuai
dengan proposisi nilai yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan menciptakan
40
nilai pelanggan yang unggul, perusahaan menciptakan pelanggan yang sangat
puas dan tetap setia, serta mau membeli lagi (Kotler, 1996).
3) Channels
Blok bangunan saluran menggambarkan bagaimana sebuah
perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau
mereka untuk memberikan proposisi nilai (Osterwalder dan Pigneur,
2012). Channels merupakan sebuah aspek yang sangat penting yang
berkaitan dengan sebuah hubungan antara perusahaan dan pelanggan.
Sama seperti halnya yang disampaikan oleh Osterwalder dan Pigneur
(2012) Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan
penghubung antara perusahaan dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh
pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami.
Sebagian besar perusahaan menggunakan perantara atau saluran distribusi
untuk menyalurkan produk mereka ke pasar.
Dalam konteks ini channel merupakan cara agar proposisi nilai
dapat di akses oleh pelanggan. Membuka toko merupakan salah satu cara
untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk kita. Menurut
kepemilikannya toko dibagi menjadi toko sendiri dan toko mitra.
Kemudian cara lain untuk memberikan akses kepada pelanggan adalah
dengan melakukan penjualan secara online. Maka, dalam penelitian ini
saluran yang akan diteliti adalah toko pribadi, toko mitra dan toko online.
Saluran menjalankan beberapa fungsi menurut Osterwalder dan Pigneur
(2012), yaitu :
41
a) Membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan
b) Kemungkinan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik
c) Memberikan proposisi nilai kepada pelanggan
d) Memberikan dukungan penjual kepada pelanggan
Kotler (1999:9) menyatakan saluran distribusi dapat dijelaskan
oleh seberapa banyak jumlah tingkat distribusi yang dilibatkan. Setiap
lapisan perantara pemasaran yang melakukan beberapa kegiatan untuk
membawa produk dan kepemilikannya lebih dekat ke pembeli akhir
disebut sebagai tingkat distribusi (channel level).
4) Customer Relationship
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), sebuah perusahaan
menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersama segmen
pelanggan. Hubungan dapat bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi
sampai yang bersifat umum. Hubungan pelanggan dapat didorong oleh
motivasi sebagai berikut :
a) Akuisisi pelanggan
b) Retensi ( mempertahankan ) pelanggan
c) Peningkatan penjualan
Beberapa jenis hubungan pelanggan meneurut Osterwalder dan Pigneur
(2012) adalah :
a) Bantuan Personal
Hubungan ini didasarkan pada interaksi antarmanusia. Pelanggan dapat
berkomunikasi dengan petugas pelayanan pelanggan untuk
mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau setelah pembelian
42
selesai. Komunikasi ini dapat dilakukan di tiap penjualan, melalui call
center, email, atau saluran lainnya.
b) Layanan otomatis
Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan mandiri yang lebih
canggih dengan proses otomatis. Misalnya, profil online personal
memberi pelanggan akses menggunakan layanan sesuai dengan yang
diinginkan.
c) Komunitas
Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas
pengguna agar lebih terlibat dengan pelanggan dan dapat memfasilitasi
hubungan antar anggota komunitas. Banyak perusahaan
mempertahankan komunitas online yang memungkinkan pengguna
bertukar pengetahuan dan saling membantu dalam memecahkan
masalah. Komunitas juga dapat membantu perusahaan untuk lebih
memahami pelanggannya.
d) Korelasi
Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar
hubungan konvensional pelanggan-vendor untuk menciptakan nilai
bersama pelanggan. Situs amazon mengajak pelanggan memberikan
ulasan yang kemudian menciptakan nilai bagi pecinta buku lain.
Beberapa perusahaan melibatkan untuk membantu dalam mendesain
produk baru yang inovatif. Contoh lain Youtube mengajak pelanggan
43
menciptakan konten untuk konsumsi publik. Dalam penelitian ini
indikator yang akan digunakan adalah bantuan personal, komunitas
dan kokreasi.
5) Revenue Streams
Blok bangunan revenue stream (arus pendapatan) menggambarkan
uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing segmen
pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan
pemasukan) menurut Osterwalder dan Pigneur (2012).
Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan
adalah urat nadinya. Berbicara tentang pendapatan maka hal tersebut
berhubungan dengan menghasilkan laba atau profit. Sofyan (2013)
mengatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan
untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang
dan sebagainya. Dengan begitu aktiva-aktiva yang digunakan tersebut juga
memberikan pengaruh pada penghasilan laba yang didapatkan.
Ada beberapa cara untuk membangun arus pendapatan seperti yang
diungkapkan Osterwalder dan Pigneur (2012), yaitu:
a) Penjualan asset
Pengertian arus penjualan yang paling luas berasal dari penjualan hak
kepemilikan atas produk fisik. Seperti Amazon.com menjual buku,
musik, produk konsumen elektronik secara online.
44
b) Biaya Penggunaan
Arus pendapatan dihasilkan dari penggunaan layanan tertentu.
Semakin sering layanan tersebut digunakan maka akan semakin
banyak pelanggan yang membayar. Contohnya seperti operator
telekomunikasi menarik biaya dari pelanggan untuk jumlah menit
pembicaraan melalui telepon.
c) Pinjaman / penyewaan
Arus pendapatan tercipta karena memberi seseorang hak eksklusif
sementara untuk penggunaan asset tertentu pada periode tertentu
sebagai ganti atas biaya yang ditarik. Untuk meminjamkan. Cara
seperti memberikan keunggulan dalam pengembalian pendapatan.
Disisi lain penyewa menikmati keuntungan karena tidak perlu
mengeluarkan uang untuk menanggung biaya penuh atas kepemilikan.
6) Key Resources
Osterwalder dan Pigeneur (2012:34), mengatakan key resources
merupakan blok bangunan sumber daya utama yang menggambarkan aset-
aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi.
Sumber daya utama merupakan aset yang digunakan oleh perusahaan
untuk menunjang kegiatan usahanya. Aset sendiri merupakan manfaat dari
ekonomi dimasa depan yang mungkin diperoleh dimasa depan, atau
dikendalikan oleh perusahaan tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian
masa lalu, Kieso, et al (2008).
45
Setiap model bisnis mempunyai criteria aset yang berbeda
tergantung dari jenis usaha itu sendiri baik itu kecil, menengah ataupun
besar. Selain aset sumber daya yang digunakan juga berbeda-beda.
Sumber daya yang berbeda beda itu sendiri bisa dilihat sumber daya utama
dapat berbentuk fisik finansial, intelektual atau manusia.
Seperti penjelasan dari Osterwalder dan Pigneur (2012), sumber daya
utama dapat dikategorikan menjadi 4 bagian diantaranya adalah :
a) Fisik
Kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas pabrikan,
bangunan, kendaraan, mesin, sistem, dan jaringan distribusi.
Peritelsemacam Wal-mart dan Amazon.com sangat mengandalkan
sumber daya fisik yang acap kali padat modal. Wal-mart memiliki
jaringan pertokoan global yang sangat besar dan infrastuktur logistik
terkait. Amazon.com memiliki TI, gudang dan infrastuktur logistik
yang ekstensif.
b) Intelektual
Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang dilindungi,
paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan merupakan
komponen-komponen yang semakin penting dalam model bisnis yang
kuat. Sumber daya intelektual sulit dikembangkan, tetapi jika berhasil,
akan memberikan nilai yang sangat berarti.
46
c) Manusia
Setiap perusahaan memerlukan sumber daya manusia, tetapi orang
orang akan menonjol dalam model bisnis tertentu. Manusia merupakan
sumber daya yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
d) Finansial
Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya financial atau
jaminan financial seperti uang tunai, kredit, atau saham untuk
mengkrekrut karyawan andalan.
7) Key Activities
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) mengatakan blok
bangunan aktivitas kunci yang menggambarkan hal-hal terpenting yang
harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja.
Aktifitasmenjelaskan bagaimana kegiatan yang itu sedang berjalan. Dasar
dari key activities sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dasar dari balok
key resources yang dimana didalamnya terdapat penjelasan yang sama
dimana dalam key activieties ini juga penting bagi setiap usaha-usaha. Key
Activities juga mempunyai perbedaan-perbedaan sebagai kunci dari
aktifitas usaha dan tergantung dari setiap jenis usaha itu sendiri ataukah
jenis usaha kecil, menengah, ataupun besar.
Konsep pemasaran menerangkan beberapa hal yang harus
dilakukan dalam upaya sebuah organisasi untuk memimpin pasar, seperti
mengembangkan pasar secara keseluruhan, melindungi pangsa pasar dan
47
mengembangkan pangsa pasar (Kotler, 2001). Aktivitas-aktivitas kunci
dikategorikan oleh Osterwalder dan Pigneur sebagai berikut:
a) Produksi
Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan dan
menyampaikan produk dalam jumlah besar dan/atau kualitas unggul.
Aktivitas produksi mendominasi model bisnis perusahaan pabrikan.
Sedangkan Kotler (1999:11) dalam konsep produksi (production
concept) menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang
tersedia dan harganya terjangkau karena itu, manajemen harus
berfokus pada peningkatan efisiensi dan distribusi.
b) Pemecahan masalah
Jenis ini terkait dengan penawaran solusi baru untuk masalah-masalah
pelanggan individu. Kegiatan-kegiatan konsultan, rumah sakit dan
organisasi jasa lain biasanya didominasi aktivitas pemecahan masalah.
Model bisnis organisasi ini membuthkan aktivitas-aktivitas seperti
manajemen pengetahuan dan pelatihan berkelanjutan.
c) Platfrom/jaringan
Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai Sumber Daya
Utama didominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait
dengan jaringan. Jaringan, platform matchmaking, software dan
bahkan merek dapat berfungsi sebagai platform.
48
8) Key Patnership
Key patnership merupakan blok bangunan kemitraan utama
menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis
dapat bekerja. Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan,
dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis (Osterwalder
dan Pigneur, 2012:38).
Kemitraan adalah jalinan kerjasama antar berbagai pelaku usaha,
mulai dari tingkat produksi sampai pemasaran. Kemitraan sangat
membantu pelaku usaha untuk menjalankan usahanya, begitu sebaliknya
mitra kerja juga bisa mendapatkan keuntungan dari usaha yang diikutinya
yang terpentinga adalah mitra dan keusahaan mempunyai tujuan yang
sama.
Kotler (2001) mengatakan bahwa saluran pemasaran dapat dilihat
sebagai sekumpulan organisasi yang saling tergantung satu sama lainnya
yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah proyek atau layanan untuk
digunakan atau dikonsumsi. Sebuah perusahaan biasanya membutuhkan
perusahaan lain untuk membantu kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini
terjadi karena perusahaan tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk
mendukung kegiatannya. Mitra dalam berbisnis dibutuhkan untuk
beberapa hal seperti menjadi pemasok, distributor dan investor.
Selain melaksanakan manajemen hubungan pelanggan yang baik,
pemasar juga harus melaksanakan manajemen hubungan kemitraan
(partner relationship management) yang baik pula (Kotler, 1999:22). Mitra
49
dalammanajemen hubungan pelanggan berdasarkan Kotler (1999:22)
dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Mitra di dalam perusahaan
b) Mitra pemasaran di luar perusahaan
Asterwalder dan Pigneur (2012:38) membedakan empat jenis kemitraan
yang berbeda, diantaranya:
a) Aliansi strategi antara non pesaing
b) Competition : kemitraan strategi antar pesaing
c) Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru
d) Hubungan pembeli dan pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat
diandalkan.
9) Cost Structure
Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan
untuk mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya
terpenting yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu.
Aktifitas bisnis yang baik ialah aktifitas yang berjalan mempunyai
gambaran biaya pengeluaran yang stabil ataupun sesuai dengan
kegiatannya.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012:40) blok bangunan cost
structure ini menjelaskan biaya terpenting yang muncul ketika
mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan memberikan nilai
mempertahankan hubungan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan,
50
menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif
lebih mudah setelah sumber daya utama.
Pada dasarnya cost stukture merupakan sebuah gambaran usaha
yang digambarkan dengan biaya- biaya yang akan dilakukan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012:41) struktur biaya memiliki
beberapa karakteristik diantaranya sebagai berikut:
a) Biaya tetap
Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume barang atau jasa yang
dihasilkan berbeda-beda. Contohnya: gaji, sewa tempat.
b) Biaya variable
Biaya-biaya yang bervariasi secara proposional dengan volume barang
atau jasa yang dihasilkan.
c) Skala Ekonomi
Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis ketika produksinya
berkembang.
d) Keunggulan biaya yang dinikmati bisnis terkait dengan lingkungan
operasional yang lebih besar.
10) Religiusitas
Didalam QS. Az-Zariyat ayat 56 : وما خلقت الجن والنس إل ليعبدون
yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
Dari penjelasan ayat tersebut bahwa manusia itu tujuan hidupnya hanyalah
untuk beribadah, maka dari pada itu khusus bagi perusahaan fintech
51
syariah penting adanya penambahkan blok yang ke 10 yaitu nilai ibadah
agar memang tercerminlah sebuah lembaga yang berbasis syariah. Dengan
demikian tidak akan ada calon nasabah yang meragukan kesyariahan
perusahaan fintech syariah.
Penulis juga menghimbau kepada pembaca untuk bersama membangun
dan mengembangkan perusahaan atau perbankan yang berbasis syariah
walaupun memang belum sempurna dalam menjalankannya dengan sesuai
prinsip syariah namun jauh lebih baik jika harus tetap kelembaga
konvensional.
B. Kerangka Berfikir
Financial technology (Fintech) yang selama ini dikenal dengan sistem
keuangan berbasis konvensional kini perlahan-lahan masuk kedalam sistem
keuangan syariah. Meskipun begitu, pembiayaan keuangan syariah maupun
konvensional keduanya memiliki perbedaan yang bisa mejadi bahan perbandingan
dan pertimbangan untuk menentukan pilihan sesuai dengan kenyamanan masing-
masing konsumen. Bila membutuhkan tambahan dana sebagai pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, tidak ada salahnya jika membandingkan antara
kedua pembiayaan keuangan.
Saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan starup yang bermunculan
di dunia maya dengan menawarkan berbagai macam jenis pinjaman yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Hal tersebut membuat sebuah tantangan tersendiri
bagi kelancaran kinerja financial teknologi (fintech). Oleh karena itu konsep atau
52
sistem kerja yang berbeda dari kedua lembaga yang berbasis syariah dan
konvensional ini cocok apabila dijalankan dengan menggunakan penerapan
business model canvas.
Dimana BMC (Business Model Canvas) ini akan mengevaluasi penerapan
usaha bisnis yang berjalan saat ini dengan sembilan blok bagunan yang akan
memberian gambaran kondisi usaha secara keseluruhan terhadap perusahaan
fintech yang selama ini sudah berjalan. Setelah mengetahui hasil dari keadaan
usaha yang berjalan selama ini, hal tersebut akan memberikan sebuah data yang
dapat menjadikan sebuah evaluasi dari kinerja yang selama ini sudah berjalan.
Dari gambaran business model canvas ini dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi terhadap usaha bisnis fintech syariah maupun konvensional agar mampu
mengembangkan usahanya dan menerapkan model bisnis yang lebih populer dan
menguntungkan. Sembilan blok business model canvas sendiri memiliki
gambaran sebagai berikut:
1. Customer segment merupakan sebuah konsep yang bersentuhan langsung
untuk menangani pelanggan.
2. Value proposition yaitu konsep blok yang menggunakan proposisi nilai
untuk memecahkan masalah pelanggan dan memuaskan kebutuhan
pelanggan.
3. Channel yaitu usaha yang menghubungkan pelanggan melalui komunikasi,
distribusi dan saluran penjualan.
4. Customer relationship yaitu hubungan yang dilakukan oleh pengusaha
dengan pelanggan melalui segmentasi pelanggan.
53
5. Revenue stream yaitu blok yang menggambarkan tentang semua elemen
yang digunakan.
6. Key resource yaitu blok yang menggambarkan tentang semua elemen yang
digunakan.
7. Key activities yaitu blok yang menggambarkan sejumlah aktivitas penting.
8. Key partnership yaitu blok yang menggambarkan tentang kegiatan diluar
dari sumber daya yang ada.
9. Cost structure yaitu blok yang menggambarkan elemen pendukung
struktur biaya.
54
FINTECH
KONVENSIONAL
FINTECH
SYARIAH
BUSINESS MODEL CANVAS
FINANCIAL
TECHNOLIGY
1. Customer Segment
2. Value Propostition
3. Channels
4. Customer
Relationship
5. Revenue Streans
6. Key Resources
7. Key Activities
8. Key Partnerships
9. Cost Structure
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi (Bogdan dan Taylor dalam
Moleong 2005).
Untuk mengetahui dan memahami tentang analisis penerapan business
model canvas pada perusahaan financial technology, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif pada dasarnya adalah mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka secara langsung,
berusaha memahami bahasa mereka tentang dunia sekitarnya.
Sugiyono (2012:14), mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada sebuah filsafat yang meyakini
bahwa satu-satunya pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada
pengalaman aktual-fisika (filsafat positivisme), digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan)
sumber, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
56
Hasil dari penelitian ini mendeskripsikan wawancara yang dilakukan
secara mendalam terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan
gambaran yang jelas terkait implementasi Business Model Canvas pada kedua
perusahaan finansial teknologi ini.
B. Lokasi Penelitian
Dalam rangka untuk mendapatkan data-data penelitian yang akurat, lokasi
penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitiannya terutama
dalam rangka menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi dari
objek yang diteliti. Menurut Moleong (2005) bahwa dalam penentuan lokasi
penelitian perlu menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan jalan
mempertimbangkan teori substantive dan menjajaki lapangan dan mencari
kesesuaian dengan kenyataan yang ada dilapangan. Sementara itu keterbatasan
geografis dan praktis seperti waktu, biaya dan tenaga perlu dujadikan sebuah
pertimbangan dalam penentuan lokasi penelitian. Lokasi dalam penelitian ini
ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu penelitian ini dilakukan di dua tempat,
lokasi pertama di Sinarmas Land Plaza menara 1 Lt.9, Jl. MH. Thamrin no.51,
Menteng, Gondangdia, Jakarta Pusat 10350. Dan lokasi kedua di Gedung
Setiabudi Atrium lantai 7 Suite 701A , Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta
Selatan – 12920. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan diantaranya sebegai
berikut :
1. Pertimbangan tenaga, biaya dan waktu. Hal ini menjadi sebuah
keterbatasan yang dimiliki bagi peneliti untuk memilih lokasi.
57
2. Fintech Pasar Dana Pinjaman (Danamas) dan Dana Syariah Indonesia
merupakan perusahaan lembaga keuangan digital yang berkembang di
tanah air ini sesuai dengan jenis usahanya masing-masing.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini berguna untuk membatasi objek penelitian yang
diangkat nantinya. Manfaat lainnya adalah agar peneliti tidak terjebak pada
banyaknya data yang diperoleh dilapangan. Dalam penelitian ini dalam penntuan
focus lebih diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari
situasi sosial atau lapangan itu sendiri (Sugiyono, 2012). Disatu sisinya menurut
Moleong (2005) berpendapat bahwa untuk menentukan focus penelitian lebih
diarahkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi
perekonomian dan sosial, hal ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif
sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan data
yang tidak relevan. Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada
tingkat kepentingan dan urgensi masalah yang akan dipecahkan. oleh karena itu
penelitian ini difokuskan pada strategi usaha pada kedua lembaga yang berbeda
jenis usahanya dengan menggunakan Business Model Canvas.
D. Sumber Data dan Jenis Data
1. Sumber Data
Arikunto (2006) menyatakan bahwa sumber data adalah subjek dari mana
data dapat diperoleh dan untuk memudahkan peneliti dalam mengidentifikasi
sumber data, peneliti telah menggunakan rumus 3p, yaitu :
58
a. Person (orang) merupakan tempat dimana peneliti bertanya mengenai
variabel yang diteliti.
b. Paper (kertas) adalah tempat peneliti membaca dan mempelajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan penelitian seperti arsip, angka, gambar,
dokumen-dokumen dan simbol-simbol.
c. Place (tempat) yaitu tempat berlangsungnya kegiatan yang berhubungan
dengan penelitian.
Menurut Lofland dalam Lexy J. Moleong (2005), sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang didapat dari
informan melalui wawancara, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. Untuk mendapatkan data dan informasi maka informan dalam
penelitian ini ditentukan secara purposive atau sengaja dimana informan telah
ditetapkan sebelumnya. Informan merupakan orang-orang yang terlibat atau
mengalami proses pelaksanaan dan perumusan program dilokasi penelitian.
2. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu :
a. Data primer
Adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan baik melalui observasi
maupun melalui wawancara dengan pihak informan. Metode pengambilan
data primer salah satunya adalah dengan wawancara langsung dengan
pejabat penting dari perusahaan finansial teknologi syariah dan
konvensional yaitu direktur dan kepala cabang perusahaan.
59
b. Data sekunder
Yaitu berupa dokumen-dokumen atau literature-literatur, salah satunya
adalah dengan laporan keuangan perusahaan, perpustakaan, internet, jurnal
dan skripsi. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil
atau menggunakannya sebagaiannya saja dari sekumpulan data yang telah
dicata atau dilaporkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Lofland dalam Lexy J. Moleong (2005) mengatakan sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen-dokumen dan lain-lain. Untuk memperoleh gambaran
yang lebih mendalam, holistik, mengenai analisis strategi bisnis fintech di
Indonesia, maka penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi mempunyai ciri
yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang maka observasi tidak terbatas pada orang tetapi juga objek-objek
alam yang lain. Teknik ini digunakan bila peneliti berkenan dengan
perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang
diamati tidak terlalu besar.
60
2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai secara langsung
dan mendalam (indepth interview) kepada pihak yang terlibat dan terkait
langsung guna mendapatkan penjelasan pada kondisi dan situasi yang
sebenarnya pula. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah
orang-orang yang dianggap memiliki informasi kunci (key informan) yang
dibutuhkan di wilayah penelitian. Sedangkan dalam pengambilan
informasi peneliti menggunakan teknik “snowball” yakni penentuan
subjek maupun informan penelitian berkembang dan bergulir mengikuti
informasi atau data yang diperlukan dari informan yang diwawancarai
sebelumnya. Oleh karena itu spesifikasi informan penelitian tidak
digambarkan secara rinci, namun akan berkembang sesuai dengan kajian
penelitian yang akan dianalisis berikutnya. Wawancara ini dilakukan terus
sampai data yang dapat dikumpulkan benar-benar jenuh untuk bisa
menjawab pertanyaan penelitian. Banyaknya informan yang diwawancarai
tergantung seberapa layak untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk
itu yang menjadi informan dalam kegiatan penelitian tersebut adalah
Pejabat penting dari kedua perusahaan financial technology. Pemilihan
informan yang berperan dalam penganggaran ini bertujuan untuk
meningkatkan validitas informasi yang disampaikan.
3. Dokumentasi
Dokumen adalah sebuah catatan yang menggambarkan tentang
peristiwa yang pernah terjadi. Menurut Sugiyono (2013:422) dokumen
61
bisa berupa tulisan, gambar dan karya-karya monumental seseorang. Hasil
penelitian dari wawancara dan observasi akan lebih dapat dipercaya jika
didukung oleh dokumen-dokumen yang lengkap seperti gambar, catatan
dan lain sebagainya. Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai
berupa dokumen, catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan lain
sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan berbagai
informasi khususnya untuk melengkapi data yang tidak diperoleh dalam
observasi dan wawancara.
F. Proses Penelitian
Proses pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Proses memasuki lokasi penelitian
Sebelum memasuki lokasi penelitian untuk memperoleh data, pada
tahap ini terlebih dahulu peneliti memperkenalkan diri dan meminta izin
kepada admin fintech syariah dan konvensional dengan mengirimkan
proposal dan surat izin penelitian dari fakultas ekonomi dan bisnis UIN
syarif hidayatullah Jakarta. Selain itu peneliti juga mengutarakan maksud
dan tujuannya untuk melakukan penelitian untuk menciptakan
kepercayaan kepada pihak terkait yang kemudian menentukan waktu
untuk melakukan wawancara.
62
2. Ketika berada dilokasi penelitian
Dalam hal ini peneliti berusaha melakukan hubungan secara
pribadi dan akrab dengan subjek penelitian, mencari informasi dan
berbagai sumber data yang lengkap serta berusaha menangkap makna dari
berbagai informasi yang diterima serta fenomena yang diamati. Oleh
karena itu, peneliti berusaha sebijak mungkin sehingga tidak menginggung
informasi secara formal maupun informal.
3. Pengumpulan data
Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan data yang
lebih ditetapkan berdasarkan fokus penelitian. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Observasi
Observasi ini bertujuan untuk mengamati objek penelitian. Sehingga
dapat memahami kondisi yang sebenarnya. Peengamatan bersifat non
partisipatif yaitu penelitian berada diluar sistem yang diamati.
b. Wawancara
Wawancara yang mendalam yang dilakukan kepada informan dengan
cara melakukan tanya jawab atau percakapan langsung dengan seluruh
sumber data yang ada berdasarkan daftar pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti sebagai panduan sumber data.
c. Dokumentasi
Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku dan berbentuk
tulisan, gambar, atau karya –karya monumental dari seseorang
63
(Sugiyono, 2013). Dokumen berguna karena dapat memberikan latar
belakang yang lebih luas mengenai pokok peneitian yang dapat
dijadikan bahan untuk mengecek data dan merupakan bahan utama
dalam penelitian.
G. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi positivisme dan
disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma. Derajat
kepercayaan atau kebenaran suatu penilaian akan ditentukan oleh standar apa
yang digunakan. Menurut Moleong (2014). Penelitian ini menggunakan beberapa
teknik dalam keabsahan data antaranya :
1. Ketekunan atau keajegan pengamatan
Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten
interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis
yang konstan atau tentatif. Ketekunan dalam pengamatan bermaksud
menemukan cirri-ciri dan unsure-unsur dalam situasi yang sangat releven
dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan
diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Moleong, 2014).
2. Trianggilasi
Trianggulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai
waktu dengan teknik yang berbeda (sugiyono, 2013). Trianggulasi
64
bertujuan untuk mengetahui dan mengecek kebenaran data dengan
membandingkan data yang diperoleh dari sumber lain, baik itu pada
beberapa fase penelitian lapangan atau pada waktu yang berbeda dan
dengan metode yang berbeda juga. Jadi Trianggulasi berarti cara terbaik
untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada
dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai
kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa
dengan trianggulasi peneliti dapat mengecek temuannya dengan jalan
membandingkan dengan berbagai sumber, metode, dan juga teori
(Moleong, 2014)
Berikut ini cara yang dilakukan oleh peneliti untuk me-recheck
trianggulasi yang telah dilakukan oleh Moleong tahun 2014 :
a. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.
b. Mengeceknya dengan berbagai sumber data.
c. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekkan kepercayaan data
dapat dilakukan.
3. Menggunakan bahan referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Artinya
setiap hasil data yang dihasilkan oleh peneliti harus ditunjang dengan bukti
pendukung agar dapat dipercaya. Contohnya seperti data hasil wawancara
perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi
manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto atau
65
documenter. Alat-alat bantu perekam data dalam penelitian kualitatif
seperti kamera, handycam, alat perekam suara yang sangat diperlukan
untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh peneliti
(Sugiyono, 2013).
4. Mengadakan member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh
para pemberi data berarti data tersebut valid, sehingga semakin terpercaya.
Akan tetapi apabila data yang ditemukan oleh peneliti dengan berbagai
penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti perlu
melakukan diskusi dengan pemberi informasi data, dan apabila
perbedaannya sangat tajam maka peneliti harus merubah temuannya dan
harus menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data
(Sugiyono, 2013). Jadi tujuan dari member check ini adalah agar informasi
yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data.
Peneliti melakukan penelitian ini dengan mencari dan
mengumpulkan data kejadian empiris dalam konteks yang sama mengenai
finansial teknologi di Indonesia dengan menggunakan Business model
canvas. Dalam melakukan keteralihan tersebut, peneliti selalu
mendiskusikan hasil dilapangan dengan pembimbing mengenai data-data
66
yang didapat mulai dari proses penelitian sampai pada taraf kebenaran data
yang didapat. Untuk menjamin kepastian bahwa penelitian ini objektif.
Peneliti dalam hal ini melakukan pemeriksaan secara cermat bersama
dengan pembimbing terhadap kepastian asal-usul data.
67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran umum lokasi penelitian menggambarkan tentang bagaimana
kondisi yang sesungguhnya dilokasi penelitian itu sendiri dengan gambaran yang
saat ini berjalan. Adapun beberapa gambaran umum yang terdapat pada lokasi
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sejarah Perusahaan
a. Danamas
Danamas merupakan perusahaan yang memberikan solusi dengan
mempertemukan antara pemberi dan penerima pinjaman secara langsung dengan
system online. Perusahaan danamas ini juga merupakan peer to peer lending
pertama yang mendapatkan izin operasional dari otoritas jasa keuangan.
Danamas adalah Merk dari perusahaan yang berdiri tahun 2000 dengan
nama PT. Komunindo Arga Digital, kemudian untuk lebih memudahkan
konsumen berganti nama menjadi PT Pasar Dana Pinjaman yang berdiri dibawah
naungan Sinarmas Financial Service. Perusahaan tersebut berkomitmen
memberikan solusi untuk para pelaku usaha produktif terutama usaha mikro untuk
dapat meningkatkan usahanya yang selalu disebabkan oleh alasan klasik yaitu
kekurangan modal usaha. Hal tersebut dapat dimengerti karena kesulitan untuk
mengakses pendanaan dari lembaga keuangan karena satu dan lain hal terutama
dalam persyaratan untuk memperoleh kredit.
68
Pemegang saham Danamas saat ini adalah PT. SINAR MAS
MULTIARTHA Tbk sebesar 66,66% dan Itochu Corporation Japan sebesar
33,34%, Danamas dikelola para professional yang memiliki latar belakang
industry keuangan atau perbankan.
b. Dana Syariah
Dana syariah adalah sebuah lembaga yang menyediakan layanan
pendanaan syariah dan pembiayaan syariah bagi pemilik usaha ataupun
perorangan dengan tujuan mendapatkan manfaat dan bagi hasil yang halal serta
terhindar dari unsur maisir, gharar dan riba.
Tim Dana Syariah akan mewakili pemilik dana melakukan kajian dan
penyariangan yang komprehensif dan hati-hati terhadap proyek bisnis maupun
perorangan yang akan diberikan pembiayaan. Bukan hanya penilaian dari aspek
syariahnya saja tetapi juga dari aspek perhitungan terhadap kelayakan bisnis yang
bisa berpengaruh pada besaran manfaat dan bagi hasil yang akan diterima pemberi
dana serta manfaatnya bagi penerima pembiayaan.
Dana syariah juga menyediakan layanan untuk membantu penghitungan
zakat dan penyalurannya, sehingga member Dana Syariah lebih mudah dalam
menjalankan kewajiban zakatnya.
Dana syariah platform P2P financing yang sudah terdaftar dan diawasi
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan nomor registrasi sebagai berikut : S-
384/NB213/2018. Dan juga terdaftar oleh KemKominfo dengan nomor registrasi
00611/DJI-PSE-02-2018 . Sejak tahun 2017 menjadi Real Estate Islamic
Crowdfunding pertama di Indonesia yang terdaftar secara sah di OJK menjalani
69
prinsip-prinsip Syariah dalam prakteknya. Yang insyaallah berkah di dunia dan
akhirat.
2. Tujuan Pendirian Perusahaan Danamas dan Dana Syariah
Semua perusahaan pasti memiliki tujuan yang baik, begitupun dengan
kedua perusahaan yang saya teliti ini, seperti perusahaan danamas ini memiliki
tujuan yaitu untuk memberikan solusi dengan mempertemukan dua belah pihak
yaitu pemberi dana dan penerima dana secara langsung dengan system online.
sedangkan perusahaan dana syariah Indonesia memiliki tujuan yang sebenarnya
adalah dari semua aktifitas dan jerih payah perusahaan itu bahwa semua itu
dilakukan bersama hanya demi mencari Ridho Allah SWT dan kebahagiaan dunia
akhirat.
3. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi dan Misi Perusahaan Danamas
Visi : Memberdayakan usaha-usaha produktif
Misi : Memudahkan pelaku usaha kecil memperoleh
pembiayaan dan membantu merealisasikan pembiayaan dengan cepat
serta membuka kesempatan pelaku usaha kecil untuk terus
meningkatkan potensi usahanya
b. Visi dan Misi Perusahaan Dana Syariah
Visi : Mengajak masyarakat untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi sesuai syarat islam, agar bisa diperoleh rezeki yang halal dan
barokah demi kesejahteraan dunia dan akhirat
70
Misi : Menjadi wadah dan pusat kegiatan ekonomi syariah yang
bisa mempermudah masyarakat untuk melaksanakan kegiatan
ekonomi sesuai syariah islam.
4. Lokasi Penelitian
a. Lokasi Pasar Dana Pinjaman (Danamas)
Roxy Square Lt. 5 Blok B Nomor 1
Jalan Kyai Tapa No 1, Grogol Petamburan, Jakarta Barat 11450,
kantor Operasional Danamas
b. Lokasi Dana Syariah Indonesia
Gedung Setiabudi Atrium lantai 7 Suite 701A
Jl. H. R. Rasuna Said Kav. 62, Jakarta Selatan 12920 INDONESIA
5. Gambaran Umum Informan
a. Bapak Zulmauli Mauli Bahri sebagai Koordinator cabang Danamas,
pengalaman kerja 11 tahun di maybank, dan 2 tahun terakhir ini di
Danamas.
b. Bapak Atis Sutisna sebagai Director Dana Syariah
Nama : Atis sutisna
TTL : Ciamis, Jawa Barat , 03 april 1968
Alamat : jl. Simp. Pahlawan IV. No. 4 Bandung, JaBar, Indonesia
Email : [email protected]
Pengalaman : Sebagai konsultan IT pada rhone poulenc rorrer,
vinasvecia, Vietnam (1993-1997), IT di Bursa Efek Jakarta sampai
tahun 2000, Senior Konsultan IT pada STG, Connecticut USA hingga
71
tahun 2011, IT head pada pt. Saywa Trade Utama, Konsultan IT OJK
untuk system pemantau transaksi efek, Konsultan IT pada PT. Mandiri
Sekuritas dan sebagai konsultan IT Bursa Efek Indonesia (pt. ITCL).
B. Hasil dan Pembahasan
Pada bagian hasil dan pembahasan menjelaskan tentang hasil
pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti melalui observasi dan
wawancara. Kemudian akan dikaji menurut teori yang sudah dibahas pada bab II
yaitu pada business model canvas. Data dan informasi yang telah terkumpul
diharapkan akan membantu permasalahan yang sesuai dengan apa yang
difokuskan sebelumnya. Untuk mengetahui metode business model canvas bila
diaplikasikan atau dijalankan dalam bisnis keuangan di perusahaan financial
technology yang kemudian akan dilakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman melalui analisis SWOT. Agar diketahui alternatif strategi
bisnis apa yang tepat didalam pelaksanaan dan pengembangan perusahaan
layanan keuangan berbasis online di kedua perusahaan fintech ini.
Financial technology adalah sebuah lembaga keuangan yang berbasis
digital yang sangat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat untuk modal
usaha. Dengan munculnya fintech di era modern seperti ini merupakan sebuah
kecanggihan teknologi yang perlu disyukuri karena sangat berdampak positif
terhadap aktifitas transaksi masyarakat. Dan diharapkan dengan adanya inovasi-
inovasi baru tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dengan tetap
memperhatikan aspek kesejahteraan masyarakat.
72
Penggunaan teknologi memungkinkan perusahaan (startup) untuk bersaing
dengan organisasi keuangan tradisional dengan memberikan solusi cepat dan
mudah. Sehingga sebagian besar memberikan kemudahan kita semua sebagai
konsumen di pasar keuangan, seperti pembayaran, pembelian, investasi,
pendanaan, pembiayaan , dan masih banyak lagi.
Fintech juga sudah diawasi oleh OJK. Peraturan OJK (POJK) Nomor
77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi hanya memberikan OJK wewenang untuk mengatur, memberi izin, dan
mengawasi fintech pinjaman (peep to peer lending) yang terdaftar. Perusahaan
fintech lending berizin dan terdaftar di OJK per 15 mei 2019 berjumlah 113
perusahaan.
Dengan jumlah perusahaan fintech yang sudah banyak tersebar di daerah
Indonesia, diharapkan masyarakat yang membutuhkan bantuan permodalan usaha
dapat memanfaatkan adanya perusahaan finterch tersebut. Akan tetapi perlu
ditekankan kepada masyarakat agar lebih teliti untuk memilih perusahaan fintech
tersebut baik untuk berinvestasi maupun untuk pembiayaan, Dikarenakan banyak
lembaga-lembaga keuangan berbasis keuangan secara online juga yang belum
terdaftar dan belum mendapatkan izin oleh OJK dalam melaksanakan operasional
perusahaannya.
Adapun tujuan dari financial technology itu sendiri adalah bukanlah untuk
menggeser peran keuangan tradisional seperti yang sudah kita kenal selama ini.
Melainkan salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi biaya infrastruktur
lembaga keuangan. Fintech tidak perlu memiliki jaringan cabang dengan kantor
73
atau karyawan dalam jumlah yang banyak untuk dapat melayani pelanggan.
Kemudian juga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
1. Business Model Canvas
Proses identifikasi unsur model bisnis ini melibatkan pihak-pihak terkait
dalam mengelola perusahaan fintech. Tahap ini merupakan tahap awal untuk
menggambarkan kondisi model bisnis keuangan financial technology dengan
melalui pendekatan business model canvas. Pada dasarnya semua perusahaan
memiliki model bisnis, namun belum tentu sesuai dengan bisnis perusahaan.
Untuk itu diperlukan model bisnis yang tepat dalam menjalankan bisnisnya.
74
BU
SIN
ES
S M
OD
EL
CA
NV
AS
PE
RU
SA
HA
AN
DA
NA
MA
S
Key
Part
ner
ship
s
1.B
ank s
inar
mas
2.
Ass
et m
anag
em
ent
sinar
mas
3.
Asu
ransi
sim
asnet
4.
Asu
ransi
sim
as
jiw
a
5.
Kio
mo
s
6.
Sem
ua
bis
a o
nli
ne
7.
Nar
indo
8.
Tra
velo
ka
9.
KIM
O
Key
Act
ivit
ies
1.M
encip
takan
pro
duk b
aru :
pem
bia
yaan u
saha
pak
an t
ernak
dan
per
tania
n j
agu
ng
2.
Men
awar
kan
pro
duk y
ang t
ela
h
ber
jala
n :
pen
juala
n p
uls
a
dan
tra
velo
ka
Valu
e P
rop
oti
tion
1.P
roduk y
ang
dit
awar
kan
:
pem
bia
yaan j
ual
pu
lsa
dan
tra
velo
ka
2.
Pro
duk u
nggu
lan/
do
min
an
pen
juala
n
pu
lsa
3.
Men
ghin
dar
i
resi
ko
: m
enyele
ksi
calo
n p
em
inja
m
dan
a dengan k
etat
Cu
stom
er
Rel
ati
on
ship
1.J
am
inan
kualita
s pro
duk
yang b
aik
2.
Mem
ber
ikan
pela
yanan y
ang
pri
ma
: ad
min
web
site
/ m
edia
wa
per
usa
haa
n
sig
ap d
ala
m
mer
espo
n
nasa
bah
Cu
stom
er
Seg
men
t
1.S
eluru
h
masy
arak
at
indo
nesi
a den
gan
min
imal
sudah
mem
ilik
i K
TP
Dan
bag
i nas
abah
pem
inja
m m
od
al
usa
ha
har
us
mem
ilik
i
usa
ha
terl
ebih
dahu
lu
Key
Res
ou
rces
1.
Sum
ber
Daya
Manusi
a (S
DM
)
yang k
ura
ng l
ebih
jum
lah k
aryaw
an
150 o
rang
2.
Sum
ber
Daya
Fis
ik (
SD
F)
meli
puti
ged
ung
dan
sem
ua
bar
ang
kan
tor
Ch
an
nel
s
1.
So
siali
sasi
den
gan i
nst
itusi
seper
ti s
em
inar
2.
sosi
ali
sasi
per
ind
ivid
u
seper
ti d
ari
mu
lut
ke
mu
lut
Cost
Str
uct
ure
1.
Bia
ya
pem
eli
har
aan f
asil
itas
kan
tor:
sew
a g
edung
2.
Gaj
i S
DM
dia
tas
UM
R
3.
Bia
ya
sosi
ali
sasi
pro
duk k
etik
a
sem
inar
-sem
inar
Rev
enu
e S
trea
m
1.
Has
il
Pen
ju
ala
n
pro
du
k
BU
SIN
ES
S M
OD
EL
CA
NV
AS
PE
RU
SA
HA
AN
DA
NA
SY
AR
IAH
Key
Part
ner
ship
s
1.
Ban
k m
and
iri
syar
iah
2.
BN
I sy
aria
h
3.
DP
S-k
arim
consu
ltin
g
4.
Pen
sio
n F
und
5.
Inves
ment
manag
er
6.
Mar
ket
ing a
gent
7.
Pro
per
ty d
evelo
per
8.
Cro
wd f
under
9.
Shar
ia c
om
mu
lity
10.
Shar
ia p
2p
Key
Act
ivit
ies
1.
Mem
ber
ikan p
roduk
unggu
lan b
aru :
pem
bia
yaan k
epem
ilik
an
asse
t, f
lipp
ing(b
eli
, se
wa,
dan
jual)
, d
istr
ibu
si
SU
KU
K d
ll
2.
Pem
asa
ran d
igit
al :
ikla
n d
i m
edia
so
cia
l, T
V,
rad
io
3.
Pem
asa
ran o
ffli
ne
4.
Sem
inar
dan
lo
kak
arya
5.
Ko
nfe
rensi
Valu
e
Pro
poti
tion
1.
pra
kte
k b
isnis
yang s
esu
ai
den
gan s
yar
iah
2.
Inves
tasi
pro
per
ti y
ang
am
an
3.
Per
usa
haa
n
yang l
egal
(dia
wasi
ole
h
OJK
)
4.
Men
dap
atkan
keu
ntu
ngan y
ang
tingg
i
Cu
stom
er
Rel
ati
on
ship
1.
Res
po
nsi
ve
terh
adap
mas
ala
h:
dap
at m
eyele
saik
an
per
mas
ala
han
nasa
bah
2.
Men
gelo
la c
itra
per
usa
haa
n d
engan
baik
Cu
stom
er
Seg
men
t
1.S
eluru
h m
asyar
akat
Indo
nes
ia,
yait
u m
eli
puti
Inves
tor,
bo
rro
wer
, dan
socia
l dan C
SR
Key
Res
ou
rces
1.
Sum
ber
daya
Manusi
a
kura
ng l
ebih
ber
jum
lah
100 o
rang
2.
Inves
tor
den
gan
min
imal 5000 o
rang
per
tahun
3.
Jari
ngan b
aik
dengan
ind
ivid
u,
pem
erin
tahan
dan
per
usa
haan l
ain
di
selu
ruh I
ndo
nes
ia
Ch
an
nel
s
1.
Pem
asar
an
ko
nte
n
2.
Pro
mo
si o
nli
ne
3.
Wo
rd o
f m
outh
4.
Ikla
n m
edia
dig
ital dan m
edia
socia
l
5.
Pen
gelo
laan
tran
saksi
, em
ail
,
dan
pem
beli
an.
Cost
Str
uct
ure
1.
Pen
gem
bangan d
an
eksp
ansi
pro
duk
2.
Bia
ya
aku
isis
i
pela
nggan
3.
Pem
asa
ran d
an
per
ikla
nan
4.
Pen
ggaji
an,
ko
ntr
akto
r, d
an
asura
nsi
Rev
enu
e S
trea
m
1.P
rofi
t sh
arin
g
2.
Pem
bic
ara
/ ko
nsu
ltan
3.
Pem
anta
uan
dan
mengelo
la p
royek
4.
ko
lek
si p
em
bayar
an
75
a. Customer Segment
1) Financial Technology Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan segmentasi pelanggan ini menggambarkan
kelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin dijangkau atau
dilayani oleh suatu perusahaanalam kegiatan penelitian ini, diketahui
bahwa hasil wawancara menyatakan segmen pelanggan perusahaan
Danamas adalah seluruh masyarakat Indonesia tanpa batas, tentunya
dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Sebagaimana yang
dikatakan oleh informan pada saat wawancara, yaitu:
“Segmen pelanggan kami tidak terbatas, artinya semua kalangan
bisa menjadi pendana dan peminjam baik dari kalangan menengah keatas
maupun kalangan menengah kebawah. semua masyarakat Indonesia yang
memang membutuhkan pinjaman dan yang ingin berinvestasi, akan tetapi
memang harus memenuhi persyaratan diantaranya sudah cukup usia,
sudah memiliki KTP, sudah memiliki uang (khusus bagi pendana), dan
sudah memiliki usaha bagi peminjam.” ( Zulmauli Mauli Bahri, 01-07-
2019)
Dari pernyataan berikut penulis menyimpulkan bahwa ada dua
golongan nasabah yaitu bagi investor dan peminjam, dimana segmen pasar
dari investor itu sendiri adalah seluruh masyarakat Indonesia dan bagi
peminjam adalah dikhususkan untuk masyarakat menengah kebawah
(UMKM) yaitu jualan pulsa. Dilihat dari website resmi Danamas per 19
agustus 2019 jumlah pinjaman terealisasi 1,324,366 dan pinjaman yang
terealisasi sebanyak Rp. 1,856,240,474,190. Pemodal yang terdaftar
76
sebanyak 87,678. Jumlah peminjam aktif sebanyak 242,609. Jumlah
pinjaman lunas 610.878 dan pinjaman lunas sebanyak Rp.
1,749,610,514,852. Jumlah peminjam 279,000 dan Jumlah outstanding Rp.
128,504,478,166. Total bunga dan beban (P.A Peminjam) 32,46%.
2) Financial Technology Syariah (Perusahaan Dana Syariah
Indonesia)
Berdasarkan hasil interview di perusahaan Dana syariah yang
merupakan customer segment yaitu masyarakat Indonesia. Sebagaimana
seperti yang disampaikan oleh director Dana Syariah selaku informan,
yaitu:
“Sebenernya kami tidak membatasi segmen pasar ya mbk, jadi
sesuai dengan misi kami yang ingin menyebarkan ekonomi islam dan
membangkitkan ekonomi syariah. Jadi semua masyarakat boleh terlibat
dalam kegiatan ini. Akan tetapi memang harus memenuhi syarat terlebih
dahulu yang paling mendasar adalah sudah cakap atau bisa dibilang
dewasa.” ( Atis Sutisna, 03-07-2019)
Melihat hasil wawancara berikut berarti memang semua
masyarakat Indonesia merupakan segmen pasar perusahaan fintech
syariah. Dimana sangat jelas perusahaan tersebut dapat menyebarkan
manfaat dengan melalui perekonomian islam yang dapat dibilang masih
minoritas bisnis yang berjenis syariah. Bahkan mahasiswa juga dapat
melakukan pembiayaan kepada perusahaan Dana syariah selagi memenuhi
persyaratan yaitu usia lebih dari 18 tahun dan memiliki KTP. Informan
juga menyatakan bahwa jumlah investor yang pernah melakukan
77
pendanaan hingga saat ini tercatat 33.171 orang yang tersebar diseluruh
Indonesia.
b. Value Proposition
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan proposisi nilai menggambarkan gabungan antara
produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk pelanggan spesifik.
Pada blok ini menggambarkan tentang nilai-nilai apa saja yang diberikan
oleh perusahaan Danamas saat ini. Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan adapun beberapa proposisi nilai yang diterapkan oleh
perusahaan Danamas, diantaranya :
a). Produk yang ditawarkan
Produk yang telah berjalan yang ditawarkan perusahaan
saat ini adalah penjualan pulsa dan tiket traveloka. Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak
perusahaan Danamas ini memberikan pinjaman dengan minimal
lima ratus ribu rupiah kepada pihak peminjam, hal ini dapat dilihat
dari wawancara dengan pihak danamas yaitu :
“Jadi kami saat ini hanya memberikan pinjaman kepada
pihak perorangan yang sudah memiliki usaha penjual pulsa, akan
tetapi kami memberikan bukan dalam bentuk uang tunai melainkan
dengan bentuk barang, misalnya penjual pulsa ingin membeli
hanphone untuk berjualan pulsa maka kami yang membelikan Hp
nya kemudian kami berikan pinjamannya dalam bentuk barang
yaitu Hp. Begitupun dalam produk travelokanya, yang kami
78
berikan bukan uang tunainya melainkan dalam bentuk voucher
hotel dan tiket.” ( Zulmauli Mauli Bahri, 01-07-2019)
Menurut penulis perusahaan danamas dalam menjalankan
pembiayaan berupa pinjaman usaha untuk berjualan pulsa sudah
sangat efektif. Karena hal tersebut merupakan edukatif bagi
masyarakat UMKM.
b). Produk unggulan
Produk unggulan perusahaan Danamas saat ini adalah
pembiayaan penjualan pulsa karena produk inilah yang paling
dominan dilakukan oleh peminjam. Bagaimana yang disampaikan
oleh pihak Danamas pada saat wawancara yaitu :
“Sudah banyak peminjam untuk berjualan pulsa yang
merasakan kenyamanan pada kami, sehingga mereka berulang-
ulang kali meminjam untuk berjualan pulsa.” (Zulmauli Mauli
Bahri, 01-07-2019)
Setelah saya amati ketika wawancara kenapa produk
unggulannya adalah penjualan pulsa karena masyarakat yang
membutuhkan sangat banyak. Jumlah peminjamannya juga tidak
terlalu besar sekitaran 500 - 2 jutaan rupiah setiap pembiayaan.
Jadi hal tersebut yang membuat masyarakat tertarik untuk
melakukan pembiayaan di perusahaan ini. Karena juga pembiayaan
UMKM berupa penjualan pulsa ini yang paling dominan
dibandingkan dengan produk yang lainya. Jika dipresentasekan
kurang lebih 50%.
79
c). Menghindari resiko
Pihak perusahaan dalam mengatasi resiko yaitu dengan cara
menyeleksi peminjam dengan memastikan persyaratan terpenuhi,
sebagaimana yang disampaikan oleh pihak danamas pada saat
wawancara, yaitu :
“Kami betul-betul memastikan bahwa peminjam sudah
memenuhi persyaratan dalam meminjam, seperti dalam
pembiayaan penjualan pulsa, harus sudah memiliki tempat usaha
yaitu konter atau warung sembako yang berjualan pulsa dengam
minimal usaha sudah 2 tahun dan juga sudah memiliki keluarga.”
(Zulmauli Mauli Bahri, 01-07-2019)
Akan tetapi perusahaan ini pernah mengalami resiko ketika
nasabah susah bayar atau bahkan tidak membayar sekalipun.
Karena hal tersebutlah yang membuat perusahaan semakin ketat
dalam menyeleksi calon peminjam. Tetapi bagi nasabah tidak perlu
khawatir karena perusahaan memiliki tim sebagai deptcollector
untuk menagih nasabah yang suka mengulur-ulurkan untuk
membayar. Akan tetapi semuanya sesuai dengan ketentuan yang
diberikan oleh OJK, bukan seperti deptcollector pada umumnya
yang terdengan sangat seram.
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Dari hasil wawancara di perusahaan Dana syariah, produk yang
ditawarkan oleh Dana syariah ada beberapa yaitu investasi financing,
pembiayaan anjak piutang, pembangunan rumah, renovasi rumah, dan
80
pembiayaan usaha UMKM. Dimana produk unggulannya adalah properti
yaitu pembangunan rumah. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh
informan pada saat wawancara, yaitu :
“Kami memiliki 6 model bisnis mbak yang kami punya, jadi mulai
dari pembangunan rumah, renovasi rumah, inves financing, pembiayaan
UMKM, dan masih ada lagi yang kita jalani. Dan yang sudah jalan
sekarang baru empat yaitu tadi pembiayaan pembangunan rumah,
renovasi, inves financing dan pembiayaan usaha UMKM.” (Atis Sutisna,
03-07-2019)
Dari keenam produk terbut yang sudah berjalan barulah empat
produk saja, dan menurut saya sebagai penulis produk yang sudah berjalan
itu adalah sesuatu yang memang sudah dibutuhkan oleh masyarakat
Indonesia. Yang utama adalah pembiayaan pembangunan rumah dan
pembiayaan usaha UMKM. Pembiayaan UMKM yang diberikan oleh
Dana syariah adalah semua UMKM yang bergerak dalam sector real
dengan usaha/bisnis yang dijalankan tidak bertentangan dengan kaidah
syariah baik cara maupun objek usahanya. Sebagaimana yang telah
disampaikan pada saat wawancara :
“Semua jenis usaha selama memenuhi persyaratan legalitas,
administrative (lolos proses screening, memenuhi minimal skoring , dll)
dan objek pembiayaan memenuhi syarat minimum analisis resiko.” (Atis
Sutisna, 16-08-2019)
81
c. Channels
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan channels menggambarkan bagaimana sebuah usaha
atau perusahaan berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan
menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai. Dalam mencapai
pelanggan atau nasabah untuk memasarkan produknya pihak perusahaan
danamas melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Baik secara institusi
maupun perorangan. Sebagaimana yang disampaikan oleh informan pada
saat wawancara, yaitu :
“Kami memiliki target nasabah yang memang harus terpenuhi
maka dari itu usaha yang kami lakukan untuk mencapai target adalah
dengan cara sosialisasi kepada institusi maupun perorangan.” ( Zulmauli
Mauli Bahri, 01-07-2019)
Karena perusahaan danamas ini belum membuat iklan-iklan online
seputar produk yang ditawarkannya maka sejauh ini yang dapat dilakukan
oleh perusahaan tersebut adalah dengan cara sosialisasi secara langsung
kepada masyarakat baik melalui seminar-seminar maupun dari mulut ke
mulut.
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana syariah)
Untuk mencapai target pelanggan, pihak perusahaan Dana syariah
melakukan iklan-iklan online seputar produk-produk yang ditawarkan
perusahaan. Karena target jumlah nasabah perusahaan sebanyak 5000
orang pertahun sebagai investor.
82
Jika melihat strategi yang dilakukan oleh perusahaan dana syariah
dalam mencapai target nasabahnya sangat baik sekali. Karena untuk
mendapatkan investor dalam jumlah yang banyak dalam kurun waktu satu
tahun tidaklah mudah jika melalui lembaga keuangan yang berbasis digital
seperti ini. Apalagi dalam menyakinkan calon nasabah untuk berinvestasi
dan pembiayaan dengan jarak yang kasat mata seperti ini. Jadi dalam
memasarkan produknya dengan cara ilkan online sudahlah sangat tepat.
d. Customer Relationship
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Customer relationship adalah blok bangunan pelanggan yang
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan
bersama segmentasi pelanggan yang spesifik. Pada dasarnya customer
relationship merupakan cara organisasi berkomunikasi untuk
mempertahankan pelanggan lama dan mendapatkan pelanggan baru.
Berdasarkan hasil wawancara oleh perusahaan Danamas dalam
membangun customer relationship dengan secara individual dan langsung
tehadap pelanggannya baik sebagai pendana maupun peminjam.
Sebagaimana yang disampaikan oleh pihak danamas, yaitu :
Disini jika saya sebagai pendana maka pertama sekali yang akan
membuat saya yakin untuk terus berinvestasi di perusahaan tersebut adalah
melihat pertanggung jawaban perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Apakah memang sesuai dengan kesepakatan yang telah dijelaskan dan
disepakati sebelumnya. Maka hubungan langsung antara pihak perusahaan
kepada nasabah memang harus berjalan dengan sangat baik.
83
Adapun perusahaan dalam menghadapi nasabah yang melambat-
lambatkan pembayaran. Upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah tim
yang telah ditentukan akan turun untuk menagih nasabah secara langsung,
akan tetapi sesuai dengan ketentuan ojk yang berlaku.
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Pada dasarnya customer relationship adalah menggambarkan
tentang bagaimana hubungan perusahaan dengan pelaku bisnisnya yaitu
pelanggannya yang bisa dibilang sebagai mitra bisnisnya. Jadi dilihat dari
hasil wawancara pada perusahaan Dana syariah cara perusahaan tersebut
dalam menjaga hubungan dan menjaga kepercayaan nasabahnya. Dengan
cara selalu menyelesaikan perjanjian yang telah disepakati dan juga selalu
memberikan kemudahan, kenyamanan dan juga keuntungan yang jelas.
Maksudnya adalah apa yang telah perusahaan janjikan kepada
pihak pendana dapat diselesaikan dengan baik. Misalnya kesepakan bagi
hasilnya yang telah ditentukan dan juga tanggal kesepakatan yang telah
ditentukan. Maka pada hari tersebutlah penyerahan bagi hasil
keuntungannya. Kemudian tentunya perusahaan kemudahan dalam setiap
proses pendanaan dan peminjaman kepada nasabah. Selain itu yang
membuat nasabah terus stay di perusahaan dana syariah perusahaan juga
selalu berusaha mengambil perhatian calon nasabah untuk masuk kedalam
perusahaannya. Baik sebagai pendana maupun sebagai peminjam dana
dengan cara melakukan iklan-iklan online baik di media social maupun di
televise dan radio.
84
e. Key Activities
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan aktivitas kunci yang menggambarkan hal-hal
penting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat
bekerja. Adapun aktifitas kerja perusahaan di Danamas adalah dengan
menciptakan bisnis baru. Akan tetapi secara umum key activities di
perusahaan Danamas adalah sebuah operasi kerja (penawaran produk) atau
pelayanan.
Setiap perusahaan memang harus memiliki strategi dalam
mengoperasikan kinerja perusahaan, tentunya untuk menjalankan
bisnisnya. Dan melihat dari wawancara tersebut perusahaan dalam
mengoperasikan kinerja berusaha menciptakan bisnis baru. Akan tetapi
sejauh ini memang masih fokus ke 2 produk yang sedang berjalan. Setelas
peneliti melakukan wawancara kedua perusahaan sudah mengeluarkan
produk barunya yaitu pembiayaan pakan ternak dan pertanian jagung,
sebagaimana yang telah disampaikan pada saat wawancara :
“Selain dari pada perusahaan menawarkan produk atau mencari
peminjam kinerja perusahaan adalah melakukan bisnis – bisnis baru atau
lebih tepatnya menciptakan produk baru. Baru saja launching adalah
pakan ternak dan pertanian jagung”. (Zulmauli Mauli Bahri, 19-08-2019)
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Aktivitas kunci ini menggambarkan hal-hal terpenting yang harus
dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat bekerja. Dari hasil
wawancara perusahaan Dana syariah dalam melakukan operasi kerjanya
85
memberikan produk-produk baru atau bisnis baru dengan cara melihat
banyak hal.
Karena perusahaan Dana syariah ini sangat meminimkan resiko
terkait gagal bayar nasabah. Selain dari pada membuat produk-produk
baru perusahaan selalu melakukan mini riset untuk melihat prospek apa
yang terkait dengan produknya. Contohnya pada produk pembangunan
rumah maka sebelum adanya nasabah yang akan melakukan pembiayaan
rumah. Nasabah yang akan mendanai juga belum ada maka pihak
perusahaan melakukan cek dan ricek terlebih dahulu tanah, bahan-bahan
pembangunannya yang sesuai dengan permintan nasabah. Adapun contoh
dari produk-produk barunya adalah sebagaimana yang disampaikan pada
saat wawancara :
“Pembiayaan kepemilikan asset, flipping (beli,sewa, jual), mitra
distribusi SUKUK, RDPT (Reksa Dana Penyertaan Terbatas), Equity
Crowd Funding, dll”. ( Atis Sutisna, 16-08-2019)
f. Key Partnerships
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Key partnership merupakan blok bangunan kemitraan utama
menggambarkan jariangan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis
dapat bekerja. Key partnership atau kemitraan utama dan bentuk
kerjasamanya dalam perusahaan Danamas adalah bank sinarmas, asset
management sinarmas, asuransi simasnet, asuransi simas jiwa, kioson
semua bisa online, narindo, traveloka, dan KIMO. Sebagaimana yang
disampaikan pada saat wawancara :
86
“Bank sinarmas adalah sebagai pemodal, dan Kioson, Narindo,
KIMO merupakan Provider Pulsa. Jika asuransi simasnet dan asuransi
simas jiwa bentuk kerjasamanya memberikan fasilitas asuransi.” (Zulmauli
Mauli Bahri, 19-08-2019)
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Pada hasil wawancara pihak Dana syariah memiliki mitra untuk
mendukung kegiatan bisnisnya. Yaitu Fintech Syariah Indonesia, BNI
Syariah, mandiri syariah, KARIM consulting Indonesia, DEVELOPER
PROPERTY SYARIAH, MCM, Bintaro Corp, Asri Sharia Realty, dan
HARMONY LAND DEVELOPMENT. Sebagaimana yang disampaikan
oleh informan pada saat wawancara, yaitu :
“Jadi mitra kami yang utama itu adalah Bank, karena duit kitakan
diletakkan di bank syariah, ada bank BNI syariah, ada mandiri syariah, ada
permata syariah, ada bca syariah, pokoknya semua syariah. Kemudian
mitra kedua kita adalah media untuk iklan seperti google, facebook,
Koran dan radio, dan yang ketiga tentu saja sesama fintech, kemudian
mitra lainnya adalah badan pemerintah yang ngeluarin aturan dan
peraturan-peraturan.” ( Atis Sutisna, 16-08-2019)
Adapun bentuk kerjasamanya adalah sesuai dengan area bisnis
masing-masing partner, misalnya dengan Bank yaitu kerjasamanya dalam
hal penyediaan atau pembukuan account, disbursement dan jasa-jasa
keuangan lainnya. Dengan developer yaitu kerjasamanya pembiayaan
pembangunan unit property, renovasi, dan akuisisi. Dengan konsultan
kerjasamanya adalah hal pembuatan perjanjian dan dokumen legal.
87
g. Cost Structure
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan cost structure ini menjelaskan biaya terpenting
yang muncul ketika mengoperaikan model bisnis tertentu. Cost structure
dalam hal ini menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan Danamas. Perusahaan Danamas memiliki beberapa bagian
penting dalam pembiayaannya yang berkaitan dengan kinerja perusahaan.
Berdasarkan wawancara hasil dari identifikasi meliputi biaya
pemeliharaan fasilitas kantor, gaji sumber daya manusia, biaya sosialisasi
produk. Sebagaimana yang disampaikan oleh pihak Danamas pada saat
wawancara, yaitu :
“kami tidak bisa memberi tahu berapa bentuk nominalnya, akan
tetapi biaya pengeluaran perusahaan meliputi pemeliharaan asset kantor,
gaji karyawan, biaya sosialisasi dan masih banyak lagi.” (Zulmauli Mauli
Bahri, 19-08-2019)
Yang jelas gaji karyawan diatas UMR, karena mereka lulusan
sarjana.
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Dari hasil wawancara pada perusahaan Dana syariah pihak
perusahaan memiliki bagian penting dalam pembiayaannya. Berdasarkan
hasil wawancara maka cost structure meliputi biaya pemeliharaan fasilitas
kantor, sewa kantor, gaji SDM, dan biaya promosi. Sebagaimana yang
disampaikan oleh informan pada saat wawancara, yaitu :
“Biaya yang kami keluarkan setiap bulannya sangat besar mbak,
kemaren kami bulan puasa saja buat iklan habis setengah milyar itu hanya
88
iklan TV saja, belum yang iklan google itu 60-90 juta, kemudian seminar
dan lain-lainnya. Kalo untuk gaji karyawan beda-beda mbak tapi yang
jelas diatas UMR. Dan untuk biaya tetap untuk perawatan perusahaan itu
untuk bayar sewa gedung kantor itu 70 juta perbulan.” ( Atis Sutisna, 16-
08-2019)
Menurut saya wajar jika perusahaan mengeluarkan beban sebanyak
itu setiap bulannya. Karena perusahaan ini merupakan perusahaan besar
pula yang memiliki potensi yang baik bagi pengelolaannya. Akan tetapi
perusahaan harus mencari solusi agar biaya perusahaan setiap bulannya
dapat berkurang. Mungkin dengan cara memiliki kantor sendir tanpa harus
menyewa bulanan.
h. Revenue Stream
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Pada arus pendapatan, perusahaan Danamas mendapatkan
keuntungan dari bunga saja. keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan
adalah dua ribu rupiah dari setiap transaksi satu juta. Adapun skemanya
sebagai berikut :
Sumber : website perusahaan danamas
89
Dari gambar diatas dapat dilihat ada tiga bagian penting yaitu
pemodal, danamas, dan peminjam. Dimana masing-masing bagian tersbut
memiliki keuntungannya masing-masing dalam bertransaksi, seperti pada
pemodal dapat menentukan sendiri hasil yang diinginkan dari peminjam.
Dapat memberikan pinjaman dengan jumlah minimal kepada banyak
peminjam, bunga pinjaman diterima di muka pada saat mendanai pinjaman
untuk pendanaan kepada reseller pulsa dan terakhir pengembalian pokok
bunga secara bulanan. Sedangkan bagi peminjam mendapatkan
keuntungan seperti dapat memaksimalkan usaha yang ada. Fleksibel dalam
mengatur pengembalian sesuai dengan pendapatan yang diperoleh, proses
yang tidak berbelit-belit, kelayakan utama yang menjadi agunan utama,
Biaya yang terjangkau dan yang terakhir pencairan kredit yang cepat.
Sedangkan bagi perusahaan danamas tugasnya ialah menyeleksi para
peminjam yang mengajukan pinjaman. Memfasilitasi keinginan pemberi
pinjaman sesuai dengan resiko yang minimal, dan juga mengedepankan
kelayakan usaha dan kemampuan mengembalikan pinjaman.
Jadi yang dapat dijelaskan dari skema diatas adalah pertama dari
pihak peminjam melakukan pendanaan kepada pihak perusahaan
Danamas. Kemudian Danamas memberitahukan kepada pemodal,
kemudian pemodal mendanai kepada peminjam dengan cara pemodal
melakukan deposit kepada perusahaan. Kemudian dicairkan oleh
perusahaan kepada peminjam, kemudian peminjam memberikan pokok
dan bunganya kepada pemodal dengan cara membayar kepada perusahaan
yang kemudian ditarik oleh pemodal.
90
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilaksanakan pada Dana
syariah, perusahaan ini memiliki jenis revenue stream berupa ujrah atau
fee sebagai market place, menyiapkan proposal dan konsultan. Kemudian
ujrah atau fee aprisal proyek, kemudian ujrah atau fee dari jasa membeli,
menjual, dan sewa menyewa. Kemudian ujrah atau fee atas jasa
monitoring dan supervise proyek dan jasa pembayaran. Sebagaimana yang
disampaikan pada saat wawancara oleh informan, yaitu :
“Kita mendapatkan keuntungan dari ujrah, dari seminar-seminar,
tetapi yang paling banyak ya dari ujrah itu dari pengelolaan dana.” ( Atis
Sutisna, 16-08-2019)
Adapun alur skema bekerjanya Dana syariah
Sumber : perusahaan Dana Syariah
Alur dalam kinerja perusahaan dana syariah dapat dilihat pada
gambar di atas sebagaimana pihak pertama adalah sebagai investor dan
pihak kedua sebagai peminjam dan pihak ketiga adalah perusahaan dana
syariah. Dimana terjadilah sebuah transaksi ketika pihak ke dua
membutuhkan pendanaan dan pihak pertama menyediakan pendanaan.
91
Prosesnya adalah pihak kedua melakukan pembiayaan kepada dana
syariah kemudian pihak pertama mendanai dengan melalui perusahaan
dana syariah. Kemudian pihak kedua mengembalikan imbal hasil kepada
dana syariah dan selanjutnya perusahaan memberikan imbal hasil kepada
investor. Dan tingkat presentase ujrah berkisaran antara setara 4-7%
pertahun dari dana yang dikelola.
i) Key Resources
1) Fintech Konvensional (Perusahaan Danamas)
Blok bangunan sumber daya utama yang menggambarkan aset-aset
terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Key
resources pada perusahaan Danamas menggambarkan apa saja sumber
daya yang dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan operasional kerja
perusahaan. Dikarenakan sumberdaya merupakan bagian faktor yang juga
penting dalam menjalankan konsep bisnis untuk meningkatkan
profitabilitas penjualan. Jadi berdasarkan hasil wawancara dengan pihak
danamas yaitu :
“Sumber daya utama yang kami miliki adalah manusia itu sendiri,
ada juga fasilitas kantor atau namanya SDA.” (zulmauli Mauli Bahri, 16-
07-2019)
Dan jumlah sumber dana manusianya sampai saat ini sebanyak
kurang lebih 150 orang.
92
Adapun struktur organisasi Danamas
Direktur Utama
Sekretaris
Perusahaan
HRD General
Affair
Cabang
Reprsentatif
SKAI SKMR Legal
Direktur Operasional Direktur IT
General Manager
MIS
UPL Manager Business &Product
Development
Operasional Manager
Team
UPL
Team
Call
Center
UPL
Admin
Finance
Admin
Operat
ion
Superv
isor
Borro
wer
Call
Center
UI UX
Medkom
Team
Multimedia
Team
Lender
Team
Admin
Finance
Team
Borrow
er
Team
Admin
Operat
ion
Team
Feature
Team
Telco
Team
Non
Telco
93
2) Fintech Syariah (Perusahaan Dana Syariah)
Berdasarkan hasil wawancara , maka perusahaan Dana syariah
memiliki key resources berupa sumber daya manusia dan teknologi.
Sumber daya manusia yang berkompeten dapat menjadi faktor penting
dari kinerja suatu organisasi. Bahkan mungkin peran SDM dan kompetensi
memiliki proporsi yang lebih besar dari nilai-nilai perusahaan.
Sebagaimana seperti yang disampaikan langsung oleh informan pada saat
wawancara, yaitu :
“Sumber daya kita saat ini manusia dan teknologi. Karna kami
fintech jadi memang tulang punggungnya IT jadi kami memilih yang
sudah memiliki kompeten, tetapi bukan hanya IT saja tapi disesuaikan
dengan yang dibutuhkan, misalnya bagian keuangan maka harus
berkompeten di bagian keuangan dan lainnyapun begitu.” (Atis sutisna,
19-07-2019)
Dan juga disampaikan oleh narasumber bahwa pada awal
terbentuknya perusahaan ini memiliki jumlah karyawan 6 orang, dan pada
saat ini berjumlah 30 orang dan idealnya sekitar kurang lebih 100 orang
staff. Adapun pembagiannya yaitu Dewan komisaris, Direktur, Dwan
Pengawas Syariah, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
94
Struktur Organisasi
PT. Dana Syariah Indonesia
Struktur Organisasi PT. Dana Syariah Indonesia
2. Perbedaan Business Model Canvas
Perbedaan Sembilan blok bangunan Business Model Canvas yang terdapat
pada kedua perusahaan fintech konvensional dan syariah adalah :
a. Customer Segment
Kedua perusahaan tersebut memiliki kesamaan yaitu pelanggannya
merupakan seluruh masyarakat Indonesia dan perbedaannya terletak pada
persyaratan bagi peminjam kepada perusahaan. Jika peminjam dana di
perusahaan fintech konvensional khusus bagi pembiayaan UMKM
peminjam harus sudah memiliki usaha terlebih dahulu minimal selama 2
tahun. Sedangkan diperusahaan fintech syariah tidak memiliki persyaratan
yang spesifik yang terpenting sudah memiliki KTP.
95
b. Customer Relationship
Secara umum keduanya memiliki kesamaan yaitu memberikan
pelayanan yang baik untuk nasabahnya dan memberikan kualitas produk
yang baik. Akan tetapi pada fintech syariah lebih fokus pada pengelolaan
citra perusahaan dengan baik.
c. Channel
Kedua perusahaan melakukan pemasaran produk perbedaan pada
perusahaan fintech syariah tidak hanya pemasaran offline saja melainkan
juga dengan melakukan pemasaran online baik itu di social media maupun
di TV dan radio. Sedangkan pada perusahaan fintech konvensional masih
pemasaran offline saja dengan cara sosialisasi secara langsung kepada
masyarakat.
d. Value Propotition
Perbedaannya terletak pada produknya masih-masing yaitu
perusahaan fintech konvensional yang dominan pada produk penjualan
pulsanya dan pada perusahaan syariah yang dominan pada pembiayaan
properti yang praktek bisnisnya berbentuk syariah.
e. Key Activities
Perbedaannya terletak pada sistem penawarannya, pada fintech
konvensional masih melakukan pemasaran secara langsung dari mulut ke
mulut jika pada perusahaan fintech syariah lebih modern yaitu sosialisasi
dengan media social baik itu menggunakan instagram, facebook, televise,
radia dan masih banyak lagi.
96
f. Key Resources
Keduanya memiliki kesamaan yaitu pada SDM dan SDF hanya
saja yang membedakan adalah jumlah SDM itu sendiri dari masing-
masing perusahaan yaitu SDM pada perusahaan fintech konvensional
sebanyak 150 orang dan SDM pada perusahaan fintech syariah sebanyak
100 orang.
g. Key Partnership
Dari kedua perusahaan fintech ini mitra kerjanya sangat berbeda,
pada perusahaan fintech konvensional adalah Bank sinarmas, Asset
management sinarmas, Asuransi simasnet, Asuransi simas jiwa, Kiomos,
Semua bisa online, Narindo, Traveloka, KIMO sedangkan pada perusahan
fintech syariah adalah Bank mandiri syariah, BNI syariah, DPS-karim
consulting, Pension Fund, Invesment manager, Marketing agent, Property
developer, Crowd funder, Sharia commulity, dan Sharia p2p .
h. Revenue Stream
Perbedaannya terletak pada hasil pendapatan yang diperoleh oleh
kedua perusaaan tersebut adalah pada perusahaan fintech konvesional
hanya mengandalkan banyaknya jumlah penjualan produk. Sedangkan
pada perusahaan fintech syariah dari beberapa faktor yaitu Profit sharing,
Pembicara / konsultan, Pemantauan dan mengelola proyek.
i. Cost Structure
Keduanya memiliki kesanaan yaitu pada penggajian karyawan,
pemeliharaan kantor, dan biaya pemasaran. Sedangkan perbedaannya ada
perusahaan fintech syariah yaitu pengembangan dan ekspansi produk.
97
3. Regulasi Fintech dan Fintech Syariah
a. POJK
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77 /POJK.1/2016 Tentang
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Tekonogi Informasi. Dimana telah mengetahui
bahwa teknologi informasi telah digunakan untuk mengembangkan industri
keuangan yang dapat mendorong tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi
masyarakat Indonesia, sebagaimana pasal 5 yang menyatakan penyelenggara
menyediakan, mengelola, dan mengoperasikan Layanan Pinjam Meminjam Uang
Berbasis Teknologi Informasi dari pihak Pemberi Pinjaman kepada pihak
Penerima Pinjaman yang sumber dananya berasal dari pihak Pemberi Pinjaman.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan lembaga jasa keuangan berbasis
teknologi informasi sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomian
nasional, sebagaimana yang telah dijelaskan pada pasal 17 yaitu penyelenggara
memberikan masukan atas suku bunga yang ditawarkan oleh pemberi pinjaman
dan penerima pinjaman dengan mempertimbangkan kewajaran dan perkembangan
perekonomian nasional.
Oleh karena itu pemerintah perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Informasi, sebagaimana pada pasal 18 yaitu perjanjian pelaksanaan layanan
pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi meliputi: a. perjanjian antara
penyelenggara dengan pemberi pinjaman; dan b. perjanjian antara pemberi
pinjaman dengan penerima pinjaman.
98
b. Fatma DSN-MUI
Layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi untuk pelaku usaha
skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam upaya memperoleh akses
pendanaan secara cepat, mudah, dan efisien saat ini semakin berkembang di
Indonesia. Masyarakat Indonesia memerlukan penjelasan mengenai ketentuan dan
batasan hukum terkait layanan pembiayaan berbasis teknologi informasi
berdasarkan prinsip syariah.
c. Perspektif Regulator
Untuk memperkuat skripsi ini penulis juga melakukan wawancara kepada
pihak Otoritas Jasa Keuangan bagian pengawas Fintech oleh Bapak Bintang
Prabowo terkait dengan regulasi fintech oleh OJK.
Sampai saat ini belum ada Undang-Undang yang mengatur mengenai
Fintech. Fintech di Indonesia diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank
Indonesia (BI) dimana BI mengatur mengenai semua sistem pembayaran dengan
jenis uang elektronik dan dompet elektronik. Sedangkan OJK mengatur mengenai
semua hal lain yang berhubungan dengan keuangan digital selain pembayaran dan
perbankan.
OJK memiliki 3 (tiga) regulasi terkait Fintech yaitu POJK 77/2016 tentang
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI),
POJK 37/2018 tentang Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis
Teknologi Informasi, dan POJK 13/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di
Sektor Jasa Keuangan. Terkait Fintech Lending atau LPMUBTI, sampai saat ini
hanya diatur dibawah POJK 77/2016.
99
OJK melakukan perlindungan konsumen melalui regulasi dan
pengawasan. Melalui regulasi, konsumen Fintech dilindungi oleh POJK 1/2013
tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Melalui pengawasan,
OJK memiliki layanan pengaduan konsumen yaitu Kontak OJK 157 atau melalui
email [email protected]. Selain itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama
Indonesia (AFPI) sebagai asosiasi yang ditunjuk OJK memiliki Code of Conduct
yang mengatur seluruh anggotanya dan wajib dipatuhi. Beberapa hal yang diatur
adalah terkait biaya pinjaman maksimum 0,8% per hari dan maksimum total biaya
sebesar 100% dari nilai principal pinjaman. Selain itu, OJK hingga saat ini
mengeluarkan perintah bagi penyelenggara untuk melindungi konsumen, salah
satunya adalah terkait perlindungan data pribadi. OJK memberikan perintah
pembatasan akses Smartphone bagi Fintech Lending dimana penyelenggara hanya
dapat mengakses Camera, Microphone, dan Location.
Perlindungan konsumen terkait Fintech Lending dilakukan melalui
beberapa hal yaitu melalui koordinasi dengan Satgas Waspada Investasi (SWI),
Sosialisasi dan juga Cyber Patrol. Sosialisasi dilakukan oleh OJK melalui
berbagai hal, salah satunya adalah dengan sosialisasi ke kota-kota dan universitas-
universitas yang dilakukan secara berkala. Hingga Juni 2019, OJK sudah
melakukan sosialisasi melalui kegiatan Fintech Days yang dilaksanakan pada 6
(enam) kota yaitu Makassar, Medan, Manado, Batam, Bali, dan Palembang.
Sosialisasi kepada masyarakat juga dilakukan melalui penyebaran konten-konten
melalui berbagai media seperti Instagram, website OJK, dll. Perlindungan
konsumen melalui cyber patrol dilakukan oleh OJK bersama dengan tim dari
Kepolisian RI dan melakukan pemblokiran atas kegiatan mencurigakan. Selain
100
itu, OJK secara rutin melakukan koordinasi dengan Satgas Waspada Investasi
(SWI) untuk melakukan pemblokiran atas Fintech Lending ilegal.
Dalam menanggulangi Fintech Lending illegal, OJK secara rutin
mengajukan blokir website dan aplikasi kepada Kementerian Komunikasi dan
Informasi Republik Indonesia, selain itu koordinasi juga dilakukan dengan
penyampaian laporan informasi kepada Bareskrim Polri untuk penegakan hukum.
Hingga saat ini SWI sudah melakukan penutupan atas 1200 (seribu dua ratus)
Fintech Lending illegal.
Hingga saat ini Fintech Lending Syariah diatur melalui POJK 77/2016 dan
Fatwa MUI Nomor 117 2018 tentang Layanan Pembiayaan Berbasis Teknologi
Informasi Berdasarkan Prinsip Syariah.
Sejauh ini untuk Fintech Lending belum ada peraturan insentif, namun
POJK 77/2016 berisikan persyaratan yang lebih mudah dibandingkan lembaga
jasa keuangan lainnya. Hal ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi
penyelenggara untuk mengembangkan Fintech Lending di Indonesia. Tidak ada
peraturan mengenai persaingan Fintech Lending dengan lembaga keuangan
konvensional. Fintech Lending pada praktiknya berjalan berdampingan dengan
lembaga keuangan konvensional dan tidak bersaing. Fintech Lending ada untuk
membantu perekonomian masyarakat yang tidak dapat didanai oleh lembaga
keuangan konvensional.
101
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan melalui beberapa proses
identifikasi dengan metode wawancara bahwasanya dari kedua perusahaan
fintech tersebut menurut penulis yang model bisnisnya lebih baik adalah
perusahaan Dana Syariah dengan asumsi bahwa dalam proses penerimaan
informasi pada saat wawancara di perusahaan Dana Syariah lebih terbuka dan
memaparkan segala data yang diperlukan oleh peneliti. Sehingga hasilnya juga
lebih lengkap dan tersruktur.
B. Saran
1. Bagi perusahaan fintech Danamas dan Dana syariah ada beberapa hal yang
perlu dibenahi agar usaha bisnisnya bisa meningkatkan profit penjualan
produknya, seperti peningkatan kualitas pemilik saham maupun
karyawannya dan dalam aktifitas produksinya perusahaan juga dapat
menciptakan ide-ide baru yang bisa menarik pelanggannya untuk
melakukan pembiayaan baik sebagai invertor maupun sebagai peminjam
dana di kedua perusahaan fintech ini.
2. Khusus bagi perusahaan fintech syariah mungkin bisa dengan
menambahkan 1 blok lagi dibagian business model canvas seperti syariah
compliance atau blok tentang Ibadah.
102
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa meneliti usaha-usaha lain yang
belum diteliti sebelumnya, sehingga nantinya bisa mengetahui tentang
sudah baik atau belum itu diterapkan dalam business model canvas, dan
apabila berkenan untuk penelitian selanjutnya bisa menganalisis tentang
business model canvas bila diterapkan dalam usaha besar bahkan
perusahaan internasioanl yang harapannya nanti dapat mengetahui
seberapa baik perusahaan itu jika di analisis menggunakan business model
canvas, sehingga dapat diterapkan juga di dalam perusahaan dalam negeri.
103
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyach, N. (2017). Strategi Pengembangan Usaha Melalui Business Model
Canvas (Studi Kasus: Industri Kecil Gethuk Lawu).
Aljufri, T. (2018). Fintech Investasi Syariah Berbasis Properti. Dana syariah
Indonesia .
Ameliah, R., Aziz, U. A., Ghofari, G., Putri, B. P., Agustin, R., Alfanisa, E. W., et
al. (2018). Strategi Kewirausahaan Digital sebuah Panduan Untuk
UMKM, Sturup, dan E-Commerce. Jakarta : Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia.
Aziz, R. M. (2018). Reflexivity Of Intellectual Capital to Assets in Jakarta Islamic
Index with Hahslm Approuch. Jakarta: kne sosial sciences.
Aziz, R. M. (2018). The Efficiency Analysis Of Sharia Banking with DEA and
Islamic Value. Jakarta: knepublishing.
Aziz, R. M. (2019). Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta.
Bagindo, M., Sanim , B., & Saptono, I. T. (2016). Model Bisnis Ekowisata di
Taman Nasional Laut Bunaken dengan Pendekatan Business Model
Canvas. Manajemen IKM, Vol. 11 No. 1.
Chrismastianto, I. A. (2017). Analisis SWOT Implementasi Teknologi Finansial
Terhadap Kualitas Layanan Perbankan di Indonesia . Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, Volume 20 No. 1.
Djawahir, A. U. (2018). Teknologi-Layanan Keuangan , Literasi- Inklusi
Keuangan, Dan Value Pada Fintech Syariah di Indonesia : Perspektif S-O-
R ( Stimulus - Organism- Respons) Model. 2nd Proceedings Annual
Conference for Muslim Scholars, 442-446.
Hadad, M. D. (2017). Financial Technology (Fintech ) Di Indonesia . Jakarta :
Kuliah Umum tentang Fintech- IBS.
Hapsari, S. F. (2018). Faktor- faktor yang Menentukan Keputusan Pemberian
Kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Pada Lembaga Pembiayaan
Islamic Peer To Peer Lending.
Keuangan, O. J. (2019). Pengaturan & Pengawasan Fintech Lending . Pelatihan
Peningkatan Kompetensi SDM pada LPMUBTI Syariah.
Mardiansa, F. (2017). Implementasi Business Model Canvas Sebagai Alternatif
Strategi Bisnis Dalam Mengembangkan Industri Kreatif (Studi Kasus Pada
Usaha Papan Bunga Dian Florist Bandar Lampung .
104
Mobieldin , M., Iqbal, Z., Rostom, A., & Fu, X. (2011). The Role Islamic Finance
In Enhancing Financial Inclution in Organization of Islamic Cooperation
(OIC) Countries . Policy Research Working Paper.
Mrgarani, C., Permady , D., Shabrina, V., Hermanadi, H., & Darmawan, P.
(2018). Kumpulan Ulasan Politik, Ekonomi, dan Gaya Hidup Era Digital.
Jakarta: Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.
Muzdalifa, I., Rahma, I. A., & Novalia, B. G. (2018). Peran Fintech Dalam
Meningkatkan Keuangan Inklusi Pada UMKM Di Indonesia (Pendekatan
Keuangan Syariah). Jurnal Masharif al-Syariah: Jurnal Ekonomi dan
Perbankan Syariah, vol. 3, No. 1.
Nainggolan, B. (2017). Kajian Bisnis Fintech Syariah. Telkom Indonesia .
Prawirasasra, K. P. (2018). Financial Techlonogy in Indonesia : Disruptive or
Collaborative? Reports on Economics and Finance, Vol. 4, 2018, no. 2, 83
- 90.
prihastho , p., & Azis, E. (2017). Analisis Pengembangan Bisnis Dengan
Pendekatan Business Model Canvas (Studi Kasus Pada Aikori Natural
Leather Bag Pada Tahun 2016) . e-proceeding of management, 2195.
Putri, B. P., Ghofari, G., Pamungkas, R. B., & Rahyaputra, V. (2018). Isu - isu
Masyarakat Digital Kontemporer . Yogyakarta: Seri Literasi Digital.
Rahma, T. I. (2018). Persepsi Masyarakat Kota Medan Terhadap Penggunaan
Financial Technology (Fintech). At-Tawassuth, 642 – 661.
Sambayu, G. Y. (2017). Penerapan Business Model Canvas Sebagai Strategi
Usaha Bisnis Pada Usaha Bidang Kuliner (Studi Kasus Warung Lesehan
Mulya Metro) .
Santoso, M. H. (2019). Peran Perbankan Syariah di Era Digital Dalam
Pengembangan Usaha Produktif. Seminar Nasional Technology and
Innovation for the Future of Islamic Finance.
Syaripudin, A., Ahmad, D., Ningrum, D. W., Banyumurti, I., & Magdalena, M.
(2017). Kerangka Literasi Digital Indonesia.
Todorof, M. (2018). Shariah-Compliant Fintech in the banking industry. ERA
Forum , 19: 1-17.
Tomo, H. S. (2019). Potential Digital Industry Platform Sharing Technology and
Innovation For Syariah Banking Industry.
Walandouw, P., Primaldhi, A., Wisana, D. G., & Nugroho, A. H. (2018). Dampak
Gojek Terhadap Perekonomian Indonesia di Tahun 2018. Lembaga
Demografi.
105
LAMPIRAN
Lampiran 1 : List wawancara di perusahaan Fintech syariah Dana Syariah
Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber berasal dari
teori Business Model Canvas , yang dimana Business Model Canvas ini adalah
106
metode untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide bisnis dapat memberikan
manfaat kepada konsumennya. Adapun poin-poinnya meliputi hal berikut :
1. Customer Segments
a. Siapakah segmen pasar nasabah perusahaan?
“Kalo segmen pasar kita sebenernya tidak dibatasin sih mbak, segmen pasar kita
kan sesuai dengan misi perusahaan untuk menyebarkan ekonomi islam dan
membangkitkan ekonomi syariah. Jadi kita itu target awalnya itu cround, jadi
semua masyarakat boleh terlibat dalam kegiatan ini baik itu perbedaan agama,
suku, bahasa, dll boleh terlibat gitu lo. Kenapa begitu ya karena itu tadi bahwa
konsep syariah buat siapa saja walaupun buat non muslim juga walaupun mereka
gak tau hukumnya tapi mereka bisa mendapatkan manfaat dari situ. Nah jadi kita
tu tidak ada segmented nya, cuman mungkin perswyaratan aja sih salah satunya
sudah dewasalah dan sudah cakap hukum gitu aja sih.
b. Adakah batasan usia bagi pendana dan peminjam dana?
Yang penting sudah memiliki KTP, dewasa, boleh pinjem. Di kita investor paling
muda 18 tahun. Jika batasan tuanya tidak ada batasan usia. Kalo buat
peminjamnya batasan usianya juga sama saja tidak ada batasan, Cuma saja
batasan-batasan lain dari pada usia, umpamanya dia dari sisi kredit dia punya
historis kredit yang bagus kemudian dia juga punya laporan keuangan yang baik
dll.
c. Apa saja persyaratan bagi nasabah untuk menjadi pendana?
Pertama sudah cukup usia, harus cakap usia maksudnya mengerti hukum. Kedua,
emm yang penting dia sih punya dana yang untuk di investasiin gitu. Tapi
persyaratan secara syariah ada contohnya gitu. Ada investor datang ke kita bawa
uang nah kita itu harus yakin dan harus menanyakan kepada investor tersebut
uangnya itu berasal dari mana. Kan klo di syariah uang pemodal tidak menentang
dengan prinsip syariah. Kemudian persyaratan lain yang menyangkut dengan
aturan pemerintah, umumnya itu uangnya tidak berasal dari korupsi, tidak dari
mencuri, tidak dari hasil penjualan barang-barang haram gitu kan termasuk juga
ada bukan untuk pendanaan kegiatan teroris harus ada. Jadi kita tidak semena-
mena karena membutuhkan investor lalu menerima siapa saja, tidak seperti itu.
Harus memenuhi persyaratan-persyaratan.
107
d. Apa saja persyaratan bagi nasabah untuk menjadi peminjam?
Buat peminjamnya juga sama dari sisi usia, objek yang kita biayaiin itu juga kita
harus yakin dan harus tau bahwa objeknya itu tidak akan digunakan untuk hal-hal
yang bertentangan dengan syariah gitu. Umpamanya gini ada seorang ngajuin
pembangunan ke kita untuk membangun rumah, berarti rumahnya itu kita harus
tau rumahnya mau dijadikan apa, misalnya untuk usaha clup malam, nah itu tidak
boleh. Kemudian persyaratan lainnya sih kredit umumlah. Kan kalo disyariah
persyaratan ada dua yang harus dipenuhi ya, satu secara umum satunya lagi secara
syariah, yang syariah seperti yang sudah saya sebutkan. Kalo yang umumnya sih
biasalah kita kredit C, kita legilitas projek yang udah diajuin, kemudian juga dari
sisi borrowernya kita juga harus taulah bahwa peminjamnya itu memang cakap
secara hukum, usaha dll.jadi sebelum kita melakukan pendanaan kita melakukan
serangkaian investigasi, serangkaian pemeriksaan dokumen, termasuk peninjauan
lokasi projek ini ada dimana gitu.
e. Apakah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan mempengaruhi
nasabah peminjam dana?
Tingkat pendidikan tidak begitu, karena tidak semua orang yang punya uang
banyak itu dktentukan oleh tingkat pendidikannya. Banyak pengusaha sukses
yang tidak dilatarbelakangi oleh pendidikan. Artinya kami tidak mengecap
bangku pendidikan kita lebih ke memperhatikan itu tadi dari sisi ekonominya bisa
dipertanggung jawabkan dari kemampuan dia dapat membayar dan projeknya dll
dan dari sisi syariahnya.
2. Value Propotiton
a. Produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan?
Pembiayaan anjak piutang, pembangunan rumah, renovasi, pembiayaan UMKM,
invoice financing ( anjak piutang).
b. Apa saja produk unggulannya?
Kalo sekarang masih di pembangunan property rumah.
c. Apa yang membedakan produk perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya?
Jika produk sesama fintech syariah kita tidak ada yang sama, contohnya di
perusahaan kami ini di property tapi kalo di fintech syariah ammana itu lebih ke
108
UMKM yang kecil-kecil. Tetapi kalo yang membedakan perusahaan kami yang
sejenis tapi yang non syariah itu salah satunya kita syariah, kedua produk-produk
kita tawarkan itu punya jaminan jadi kalo mbk mau nyimpen duit kekita mau
pembiayaan satu projek itu ada jaminannya ada kolateral yang kita pegang.
d. Solusi apa yang perusahaan tawarkan kepada calon nasabah yang ingin
berinvestasi maupun ingin meminjam dana?
Solusi yang kami berikan kepada invertor ya seperti yang diinginkan oleh investor
itu sendiri, yaitu keamanan, fleksibilitas, imbal hasil yang tinggi. Jadi keunggulan-
keunggulan tersebut yang kami tawarkan kepada calon nasabah. Dan untuk
peminjam yang kami tawarkan itu untuk nasabah yang memang tidak mau
menggunakan bank, kemudian yang memang ditolak oleh bank.
e. Bagaimana cara perusahaan menghindari resiko?
Resiko dikita lebih banyak di sisi peminjam ya, jadi sebelum kita melakukan
penerimaan ajuan peminjaman kami ada melakukan manajemen resiko. Yang kita
lakukan adalah kita pelajarin dulu itu semuanya termasuk legalitas kemudian juga
domuken itu kan kita tau ada jaminannya bagaimana. Setelah itu kita cek
orangnya secara kredit bagaimana, kemampuan financial bagaimana, kemampuan
bayar dll diteliti dulu untuk mengurangi resiko.
3. Channels
a. Apakah ada target jumlah nasabah bagi perusahaan?
Ada pastinya, jadi pada saat kita ngajuin izin ke OJK, pihak OJK mengharuskan
kita memiliki investor 5 ribu orang dalam setahun. Jadi jika tidak tercapai maka
izinnya dicabut. Dan sekarang kita udh lebih dari satu tahun ni jumlah nasabah
kita saat ini sudah 26 ribu orang.
b. Bagaimana cara perusahaan untuk mencapai target nasabah?
Banyak mbk, sekarang yang paling pertama adalah kita harus sosialisasi minimal
di 12 kota di Indonesia, kedua melakukan pelatihan-pelatihan, setelah itu baru
masuk iklan-iklan, masuk tv dan radio juga. Supaya nama kita dikenal dulu lah
minimal setelah dikenal baru meningkatkan kemampuan sales team untuk
menjaring nasabah.
109
c. Apakah perusahaan membuat iklan online seputar produk-produk yang
ditawarkan?
Iya, tapi lebih dominan di property rumah.
d. Apakah perusahaan memiliki website?
Iya, punya.
e. Apakah perusahaan memiliki aplikasi ?
Iya, kita ada aplikasi. Boleh langsung di download di app store dan play store.
f. Apakah perusahaan memiliki karyawan sebagai marketing?
Karyawannya ada cuma marketingnya bukan kayak door to door gitu. Kita lebih
kearah digital. Contohnya team bagian mengoperasikan system-sistem aplikasi
online seperti di WA, youtube, instagram, dan website.
4. Customer Relationship
a. Bagaimana cara perusahaan menjaga kepercayaan pendana dan
peminjam?
Salah satu caranya dengan menyelesaikan perjanjian yang telah kita janjikan di
awal. Jadi kalo misalnya saya bilang akan saya bayar setiap bulannya, maka
perbulan akan kita transfer. Yang kedua pada saat nasabah mentransfer ke kita
harus atas nama rekeningnya sendiri kemudian kita terbitkan sertifikat yang
menyatakan bahwa dia menitikan uang dikita dengan jumlah tertentu.
b. Melalui apa perusahaan dapat berkomunikasi dengan nasabah secara
langsung?
Kita punya chat box di aplikasi website kita, jadi boleh nanya kapan saja. Jadi
orang bisa kapan saja dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam bisa menghubungi
kami. Kemudian melalui email, kemudian juga melalui kontak. Dan juga ada juga
sebagian investor-investor besar mereka dating langsung ke kantor.
c. Bagaimana cara perusahaan mempertahankan pendana dan peminjam?
Jadi cara kita mempertahankan investor begini, jadi investor itu kan mencari hal-
hal kemudahan, bagi hasil yang tinggi, keaman dll seperti yang sudah saya
jelaskan tadi, setelah mereka inves ke kita dan merasakan manfaatnya. Jadi
kemaren itu bulan lebaran kita nyediain dana sampai hampir 2 Miliyar buat ditarik
orang ternyata yang narik dana itu Cuma 10 juta, dan di hari lebaran itu malah
masih ada yang infes 200 juta. Jadi pada saat lebaran orang itu malah inves bukan
110
narik dana gitu. Nah itu semuakan membuktikan kenyamanan dan manfaatnya.
Awal-awal mereka investasi hanya sedikit-sedikit aja, 1-2 jutaan mungkin dan
akhirnya mereka naik naik terus nominal investasinya.
d. Bagaimana cara perusahaan mendapatkan nasabah baru baik untuk
berinvestasi maupun untuk meminjam dana?
Ya itu tadi yang untuk yang berinvestasi kita kan sekarang lagi kenjar nih,
kemaren bulan puasa kita udah masuk tv selama sebulan penuh nah sekarang ini
kita udah kontrak satu tahun untuk masuk tv dan sekarang kita udah masuk di
radio dan juga di seminar-seminar. Dan juga kita menawarkan investasi-investasi
lainnya.
5. Key Activities
a. Bagaimana proses bekerjakan operasional perusahaan?
Kita itu untuk mendapat menarik nasabah harus menawarkan produk, nah kita dari
team manajemen itu membuat produk-produk baru, model bisnis baru gtu kan.
Nah jadikan model bisnis itu kitakan harus ini dulu nih harus dilihat dulu dari sisi
risetnya, dari sisi kemungkinannya, dari mitimasi resiko, kemudian kira-kira
merupakan investasi yang menarik apa gak dll. Kemudian ketika produk ini jadi
kiuta mulai tawarkan ke investor. Yang kita tawarkan apa, yaitu produk tersebut
nantikan kita tawarin tuh oh sekarang kita ada pembiayaan baru untuk pliping
rumah kan, nah itu nanti ada orang, saya mau dong jadi investornya atau borrower
kita. Jadi intinya kita selalu menciptakan inovasi-inovasi produk yang baru gitu
lo.
6. Key Partnerships
a. Ada berapakah mitra untuk menunjang kegiatan kinerja operasional
perusahaan?
Ada banyak mbak, mitra utama kita adalah bank.karena apa, tetep duit kita
diletakinnya di bank. Kita di bank syariah semuanya yaitu ada BNI syariah dan
bank syariah mandiri, ada permata syariah, ada BCA syariah, ada danamon
syariah. Yang kedua mitra kita adalah media social seperti FB, google,
instagram,dll.kemudian juga ada mitra TV and radio. Kemudian juga mitra
sesamaperusahaan juga ada kemudian badan-badan pemerintah.
111
b. Apakah perusahaan memiliki anak perusahaan?
Jadi dikita tu gini, ada cabang mbk tapi itu kan berarti bukan anak perusahaan.
Yang sudah ada itu di bandung, manjarmasin, Palembang, dan makasar. Tapi itu
baru kantor operasional ya belum berbentuk kantor.
7. Cost Stucture
a. Berapakah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya?
Besar, kemaren kita biaya di bulan ramadhan buat iklan saja setengah miliyar
hanya di tv saja belum yang diradionya. Jadi kita sebulan bisa sampe 60-65 juta
perbulan.
b. Berapakah gaji karyawan perusahaan?
Lain-lain mbk, tapi yang jelas di atas UMR semuanya.
c. Adakah biaya tetap untuk perawatan perusahaan?
Kalo sekarang kan kita masih nyewa, baru pindah nanti bulan depan insyaalah.
Jadi biaya tetapnya di gedung sih. Kita sekarang bayar gedung sebulan bisa
mencapai 70juta.
8. Revenue Stream
a. Bagaimana ketentuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan?
Kita mendapatkan keuntungan dari jasa. Kita itu kontraknya wakalah bil ujrah.
Itulah revenue sream kita dari situ. Kedua dapet keuntungan dari seminar-seminar
juga.
b. Bagaimana skema atau alur bagi pendana untuk mendapatkan
keuntungan?
Saya gambarin saja ya :
112
c. Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan?
Nah itu tergantung pada jumlah dana yang kita olah. Jadikan ngitungnya gini kalo
secara normal kita tu ngambil ujrahnya sekitar 5-7%. Kayak tadi kitakan dapetnya
dari borrower 23 kemudian kita kasihin ke investor 18 nah kitanya dapet 5. Nah
ke borrowernya itukan kita yang nego jadi gini pada saat misalnya mbk mau
ngajuin pendanaan ke kita, ngasih berapa sih imbal hasilnya dari penjualan barang
ini kira-kira berani harga berapa untuk dibeli. Jadi keuntungannya tergantung,
umpamanya dana yang kita kelola itu 100 miliyar, berarti keuntungan kita 5
miliyar satu tahun.
d. Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh pendana?
Kalo sekarang bagi pendana itu range ya mbk ya, setiap projek lain-lain. Kan tadi
misal saya beli Hp satu juta terus saya tawarkan ke orang yang berbeda. Jadi
merekakan lain-lain nawarnya ada yang seratus, ada yang dua ratus, ada juga yang
satu juta dua ratus gitu kan tergantung dapetnya dari sini ssaya dapetnya berapa
nah saya tawarkan ke investornya ini ada yang kasih sejuta, ada yang kasih
seratus, kalian Cuma dapet 80 saya 20, klo yang ini sejuta dua ratus buat kalian
150 buat saya 50 gitu kan. Jadi pasti lain-lain mbk.jadi klo kita range kita 10-20.
e. Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh peminjam khusus bagi
pembiayaan UMKM?
Dikita itu selama produktif dan nilainya diatas 100jt. Sekarang tu pembiayaan
minimal kita 350jt, nah kita gak mau ngebiayayain yang kecil-kecil mbk, karena
ribet. Nah kalo UMKM nanti kita kerja samanya dengan baitul mal, jadi BMT kan
punya banyak nasabah tu, jadi kami memberikan kepada BMT kemudian BMT
yang menyebarkan ke banyak nasabahnya.
9. Key Resources
a. Apakah sumber daya utama dari perusahaan?
Sumber daya utama kita sekarang ya sumber saya manusia dan tehnologi
tentunya.
b. Apakah karyawan perusahaan berkompeten dalam bidangnya?
Ya klo gak berkompeten gak diambil lah mbk. Kita kan fintech jadi jelas tulang
punggungnya itu orang IT. Cuma begini karyawannya belum tentu lulusan IT.
Orang-orang saya yang saya andelin ini orang matematika tapi dia pinter IT.
c. Apakah karyawan baru selalu mendapatkan training sebelum turun
lapangan?
Gak ada, mereka harus sudah memiliki pengalaman.
113
Lampiran 2 : Foto bersama narasumber Dana Syariah
114
Lampiran 3 : List wawancara di perusahaan Fintech syariah Danamas
Pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber berasal dari
teori Business Model Canvas , yang dimana Business Model Canvas ini adalah
metode untuk menjelaskan bagaimana sebuah ide bisnis dapat memberikan
manfaat kepada konsumennya. Adapun poin-poinnya meliputi hal berikut :
1. Customer Segments
a. Siapakah segmen pasar nasabah perusahaan?
Seluruh Indonesia
b. Adakah batasan usia bagi pendana dan peminjam dana?
Yang penting dia dalam peminjamannya sudah memiliki KTP, sudah dapat
bertanggung jawab, minimal 18 tahun, sudah punya tempat usaha.
c. Apa saja persyaratan bagi nasabah untuk menjadi pendana?
Persyaratannya gak ada, maksudnya ya sudah punya KTP, sudah dewasa, punya
uang untuk investor. Gak perlu SI yakan ? bener gak ?
115
d. Apa saja persyaratan bagi nasabah untuk menjadi peminjam?
Persyaratan bagi peminjam lebih ketat lagi, dia harus sudah punya toko jualan,
kecil boleh gede juga boleh. Harus sudah punya tempat usaha, usaha minimal
sudah 2 tahun, sudah berkeluarga, itu usahanya milik sendiri atau keluarga. Tapi
apapun yang kami danai ini tidak berbentuk uang, semuanya bentuk barang.
Missal kamu mau minta danai beli hp untyuk modal usaha jualan pulsa, berarti
kami memberikan bentuk hp nya bukan uangnya.
e. Apakah tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan mempengaruhi
nasabah peminjam dana?
Kalo mau jadi pemodal gak perlu tau tingkat pendapatan, tapi ada minimal
mendanai itu 500 ribu.
2. Value Propotiton
a. Produk apa saja yang ditawarkan oleh perusahaan?
Ya itu tadi pedagang pulsa sama tiket traveloka, untuk saat ini yang udah berjalan
baru itu.
b. Apa saja produk unggulannya?
Dua duanya unggul, karena sama sama banyak.
c. Apa yang membedakan produk perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya?
Jelas ada lah, sisi produknya.
d. Solusi apa yang perusahaan tawarkan kepada calon nasabah yang ingin
berinvestasi maupun ingin meminjam dana?
Ya pasti, sekarang gini. Selama ini pedagang pulsa minjem dananya ke renternir 1
juta kena 100-150 ribu kalo pinjem di kita 1 juta Cuma kena 10 selama 14 hari. 6
ribu untuk pemodal, 2 ribu untuk danamas, 2 ribu untuk cover asuransi.
e. Bagaimana cara perusahaan menghindari resiko?
Ya gak ada, yang penting persyaratan terpenuhi aja. Sejauh ini juga yang gagal
bayar juga Cuma sedikit sekali.
3. Channels
a. Apakah ada target jumlah nasabah bagi perusahaan?
Ada dong, kamu aja lulus kuliah ada target kan berapa tahunnya. Kita pasti ada
dong tapi kamu gak perlu tau berapa banyaknya.
116
b. Bagaimana cara perusahaan untuk mencapai target nasabah?
Sosialisasi, promosi, ada iklan juga, tapi lebih ke sosialisasi karena kan kalo pulsa
ini kan dari mulut ke mulut kan. Kalo sosialisasinya ke perorangan ke institusi
juga.
c. Apakah perusahaan membuat iklan online seputar produk-produk yang
ditawarkan?
Televise kita gak ada, kita Cuma sosialisasi aja itu aja. Paling kita sosialissinya ke
yang udah minjem aja.
d. Apakah perusahaan memiliki website?
Iya ada
e. Apakah perusahaan memiliki aplikasi ?
Iya punya
f. Apakah perusahaan memiliki karyawan sebagai marketing?
Pasti adalah
4. Customer Relationship
a. Bagaimana cara perusahaan menjaga kepercayaan pendana dan peminjam?
Ya peminjam harus bayar itu doing. Kan gini selama kamu bayar. Sekarang gini
mencari peminjam yang bener-bener, ada cover asuransi.
b. Melalui apa perusahaan dapat berkomunikasi dengan nasabah secara
langsung?
Melalui pesan box, di website juga aja. Admin whatsapp juga ada.
5. Key Activities
a. Bagaimana operasi kerja perusahaan ?
Menciptakan bisnis baru dan menjual produk seperti biasanya.
6. Key Partnerships
a. Ada berapakah mitra untuk menunjang kegiatan kinerja operasional
perusahaan?
Silahkan lihat di website saja, ada banyak ya
b. Siapa sajakah mitra kerja perusahaan?
Bank sinarmas, asset management sinarmas, asuransi simasnet, asuransi simas
jiwa, kioson semua bisa online, narindo, traveloka, dan KIMO.
c. Apakah perusahaan memiliki anak perusahaan?
117
Bukan anak perusahaan, tetapi sudah memiliki 10 cabang.
7. Cost Stucture
a. Berapakah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya?
Rahasia perusahaan kalo itu, tapi yang jelas ya buat gedung, gaji karyawan.
b. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk promosi produk perusahaan?
Hanya sosialisasi saja
c. Berapakah gaji karyawan perusahaan?
Diatas UMR
8. Revenue Stream
a. Bagaimana ketentuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan?
Ya dari banyaknya uang yang dikelola oleh perusahaan. 6 ribu untuk pemodal, 2
ribu untuk danamas, dan 2 ribu untuk asuransi dari setiap transaksi 1 juta rupiah
b. Dari mana sajakah pendapatan yang diterima oleh perusahaan ?
Dari bunga aja itu
c. Bagaimana skema atau alur bagi pendana untuk mendapatkan keuntungan?
d. Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan?
Kan udah tadi, 2 ribu rupiah dari setiap transaksi 1 juta rupiah.
e. Berapakah keuntungan yang didapatkan oleh pendana?
6 ribu rupiah dari setiap transaksi 1 juta rupiah
118
f. Berapakah keuntungan yang diapatkan oleh peminjam?
Sesuai dengan usaha yang dia lakukan bagi penjualan pulsa. Disesuaikan oleh
penjual langsung
9. Key Resources
a. Apakah sumber daya utama dari perusahaan?
Manusia. Sejauh ini jumlah SDM di danamas kurang lebih 150 orang.
b. Apakah karyawan perusahaan berkompeten dalam bidangnya?
Gak harus, yang penting lo mau kerja terus punya keterampilan udah gitu aja.
Minimal d3 dan s1.
c. Apakah karyawan baru selalu mendapatkan training sebelum turun
lapangan?
Iya lah
119
Lampiran 4 : Foto bersama narasumber perusahaan Danamas
Gambar kantor Danamas