pengkajian dan analisa data (postpartum)
DESCRIPTION
Pengkajian Dan Analisa Data (Postpartum)TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN POST SECTIO CECAREA DI RUANG NIFAS DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013
Tanggal Masuk: 21 Oktober 2013
Tanggal Pengkajian: 22 Oktober 2013
IDENTITAS
Identitas KlienNama: Ny. MUmur: 31 TahunStatus Pernikahan: MenikahPekerjaan: SwastaAgama: IslamSuku: MelayuPendidikan: SDAlamat: Jl. U. Dahlan M. Suha Kelurahan Sekip Lama RT/RW 002/001 Kec. Singkawang TengahDiagnosa Medik: Post SCNo. Medrek: 195224Identitas Penanggung JawabNama: Tn. KUmur: 29 TahunAgama: MenikahPekerjaan: SwastaSuku bangsa: MelayuPendidikan: SMAAlamat: PasiranHubungan dengan klien: Suami
KELUHAN UTAMA SAAT PENGKAJIAN
Klien mengeluh nyeri pada luka operasinya, dan sulit tidur.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien tidak mempunyai riwayat alergi, saat ini klien baru saja menjalani operasi cesar kelahiran anak pertama.
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Klien belum pernah menderita penyakit yang serius, hanya mengalami demam biasa dan flu. Sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit, klien tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mempunyai Ayah yang seorang perokok aktif dan Ibu klien menderita penyakit rematik.
POLA KEBUTUHAN DASAR
Nutrisi
Sebelum melahirkan dan sesudah melahirkan makan 2-3 kali sehari, BB sebelum hamil 45 kg, BB saat hamil 57 kg.
Eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit:
BAK 5 7 x sehari (Sebelum dirawat)
BAB 1-3 x sehari (Sebelum dirawat)
Saat ini klien terpasang kateter, produksi urin 1500cc per hari, klien belum pernah BAB saat setelah operasi.
Istirahat dan Tidur
Tidur siang 2-3 jam
Tidur malam 7-8 jam
Ambulasi
Klien masih takut melakukan pergerakan miring kanan dan miring kiri baik secara perlahan-lahan.
Kebersihan diri
Klien mandi 2 kali sehari, mengosok gigi rutin dilakukan setiap pagi dan sebelum tidur.
PEMERIKSAAN FISIK
Penampilan umum
Keadaan umum klien lemah, kesadaran compos mentis, klien terpasang infus RL 30 tetes per menit.
Tanda-tanda vital
TD 110/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 18 x/menit, T 37 C
Kepala
Rambut terlihat tebal dan berminyak, tidak berketombe, tidak ada luka pada kulit kepala.
Mata
Bentuk kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sklera ikterik.
Mulut
Mukosa bibir lembab, lidah bersih, gigi bersih, tidak terdapat carries gigi.
Leher
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada
Bentuk dada simetris, tidak terdapat memar atau luka.
Paru-paru
Saat auskultasi suara paru bersih, tidak ada suara paru patologis.
Jantung
Saat dipalpasi tidak ada pembesaran jantung, saat diauskultasi terdengar bunyi jantung S1 dan S2, tidak terdengar bunyi jantung patologis.
Payudara
Bentuk kedua payudara simetris, puting susu menonjol, colostrum ada, tidak ada nyeri tekan pada kedua payudara, payudara sebelah kiri tampak bengkak.
Abdomen
Terdapat luka post operasi pada abdomen bawah pusat.
TFU
2 cm di bawah pusat
Kontraksi uterus negatifKondisi luka sc terlihat baik, tertutup balutan kasa, keadaan luka kering, tidak berbau, tidak ada cairan.Nyeri post sc (+)Genitalia
Perdarahan masih ada, softex tampak masih ada darah namun tidak terlalu banyak, darah berwarna merah agak kehitam-hitaman, berbau. Urin berwarna kuning jernih.
Ekstremitas
Klien terpasang infus RL pada tangan sebelah kiri, tidak terdapat edema pada ekstremitas bawah maupun atas, tidak ada pemasangan transfusi.
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Konsep diri
Klien mengatakan senang mempunyai peran baru sebagai seorang ibu.
Peran diri
Klien mengatakan senang menjalani perannya di rumah sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Harga diri
Tidak terkaji
Identitas
Klien mengatakan siap menjalani tugas dan peran barunya sebagai seorang ibu.
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Klien mengatakan beragama islam, klien belum bisa menjalankan sholat di rumah sakit karena kondisinya masih lemah, namun klien tetap membaca doa saat sebelum dan sesudah makan, dan sebelum tidur.
PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN DIRI, LUKA, PENYAKIT
Klien mengatakan belum mengerti merawat luka operasinya dengan benar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
WBC/Sel darah putih: 8,0 x 103 LRBC/Sel darah merah: 3,13 x 106 LHGB/Hemoglobin: 13,7 g/dlHCT/Hematocrit: 29,6 %PLT/Trombosit: 324 x 103 L
Analisa Data
Symptom
Etiologi
Problem
DS: Klien mengeluh nyeri pada luka operasinya
DO: Klien tampak meringis, terdapat luka post operasi pada abdomen bawah pusat, skala nyeri 3-4.
Luka insisi pembedahan
Nyeri
DS: Klien mengatakan payudaranya bengkak, ASI banyak keluar.
DO: Payudara sebelah kiri tampak bengkak, bayi tampak tidak mampu menempel pada payudara ibu dengan benar, reflek hisap bayi baik.
Kurang pengetahuan
Ketidakefektifan pemberian ASI
DS: Klien mengatakan belum BAB saat setelah operasi, perut terasa kembung.
DO: Klien tampak kurang mengkonsumsi makanan berserat tinggi.
Diet tidak seimbang
Gangguan pola eliminasi BAB (konstipasi)
DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri b/d luka insisi pembedahanKetidakefektifan pemberian ASI b/d kurang pengetahuanGangguan pola eliminasi BAB (konstipasi) b/d diet tidak seimbang
Diagnosa & Tujuan
Intervensi
Rasional
Nyeri b/d luka insisi pembedahan
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan klien dapat memperlihatkan cara mengontrol nyerinya dengan tehnik relaksasi nafas dalam, melaporkan nyeri dapat dikendalikan, melaporkan selera makan dan pola tidur yang baik.
Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurang pengetahuan
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan Ibu dapat menunjukkan kemantapan dalam pemberian ASI, bayi tampak menghisap dan menempatkan lidah bayi dengan benar, Ibu dapat menyusui anaknya 8 kali sehari.
Gangguan pola eliminasi BAB (konstipasi) b/d diet tidak seimbang.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, pola eliminasi teratur dengan kriteria hasil: tidak ada kesulitan BAB.
Lakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri.Observasi tanda-tanda vital.
Observasi isyarat non verbal ketidaknyamanan, misalnya tidak mampu berkomunikasi secara efektif.Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnya relaksasi nafas dalam)Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
Kolaborasi
Beri analgesik (injeksi ketorolac 2 mg)
Kaji pengetahuan dan pengalaman Ibu dalam pemberian ASI.
Kaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif.Kaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara)Berikan dan ajarkan mengenai perawatan payudaraAnjurkan Ibu untuk menyusui sesuai keinginan bayi; anjurkan untuk tidak memberi makanan tambahan.Anjurkan Ibu memompa ASI secukupnya untuk mengurangi kongesti payudara, memungkinkan puting menonjol.Kaji pola BAB dan kesulitan BAB yang dialami pasien.
Auskultasi bising usus
Anjurkan melakukan ambulasi dini
Anjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/jam.
Anjurkan pasien makan makanan yang banyak mengandung serat seperti buah-buahan dan sayuran hijau. Mengetahui tingkat nyeri dan kualitas nyeri yang dialami pasien sehingga mampu menentukan intervensi yang tepat
Deteksi dini keadaan pasien sehingga dapat dilakukan penanganan tindakan yang tepat.Menilai adanya isyarat non verbal yang memperlihatkan tingkatan nyeri yang dirasakan klien.
Meningkatkan relaksasi dan rasa nyaman bagi pasien.
Agar pasien tidak cemas dan memperberat rasa nyeri yang dialaminya.
Meredakan rasa nyeri pasien dengan terapi obat
Mengetahui sejauh mana pengetahuan dan pengalaman Ibu tentang pemberian ASI yang baik dan benarMengetahi tingkat kemampuan reflek pada bayi.
Tanda-tanda yang mengakibatkan ketidaknyamanan dalam menyusui harus dicegah dihindari.Membantu menjaga kebersihan payudara dan mempersiapkan IMD pada bayi.
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif sampai 6 bulan.
Membantu agar payudara tidak bengkak, ASI dapat keluar dengan lancar.
Mengidentifikasi penyimpangan serta kemajuan dalam pola eliminasi (BAB)Bising usus mengidentifikasi pencernaan dalam kondisi baik.Ambulasi dini merangsang pengosongan rektum secara lebih cepatCairan dalam jumlah yang cukup mencegah terjadinya penyerapan cairan dalam rektum yang dapat menyebabkan feses menjadi kerasSerat dapat meningkatkan pengosongan feses dalam rektum.
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Diagnosa
Tanggal/Jam
Implementasi
Evaluasi
Paraf
Nyeri b/d luka insisi pembedahan
Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurang pengetahuan
Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d diet tidak seimbang
Selasa
22 Oktober 2013
08.30
08.32
08.35
08.36
08.40
11.00
08.45
08.50
08.52
08.54
08.55
08.56
09.00
09.02
09.03
09.04
09.05
Melakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri.
R: Klien menunjukkan lokasi nyeri pada luka post op di abdomen bawah pusat, klien merasakan luka seperti tertusuk-tusuk yang menunjukkan skala nyeri 3-4, nyeri timbul dengan frekuensi sering pada saat ingin melakukan pergerakan.
Mengobservasi TTV
R: TD 100/90 mmHg, RR 18x/mnt, Nadi 84x/mnt.
Mengobservasi isyarat non verbal ketidaknyamanan, misalnya tidak mampu berkomunikasi secara efektif.R: Klien masih mampu berkomunikasi secara efektif.Mengajarkan dan melatih penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnya relaksasi nafas dalam)Memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur.
R: Klien mendengarkan dengan penuh perhatian informasi yang diberikan.
Kolaborasi
Memberikan injeksi ketorolac 2 mg.
R: Klien mau dilakukan injeksi ketorolac melalui iv.
Mengkaji pengetahuan dan pengalaman Ibu dalam pemberian ASI.
R: Klien mengatakan belum berpengalaman tentang cara menyusui yang baik karena baru melahirkan anak pertama.
Mengkaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif.
R: reflek hisap bayi sudah baik.
Mengkaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara)
R: puting susu tidak lecet, payudara agak bengkak.
Memberikan dan mengajarkan mengenai perawatan payudara.
R: Klien mengatakan mengerti tentang perawatan payudara.
Menganjurkan Ibu untuk menyusui sesuai keinginan bayi; anjurkan untuk tidak memberi makanan tambahan.
R: Ibu menyusui bayi sesuai dengan keinginan bayi.
Menganjurkan Ibu memompa ASI secukupnya untuk mengurangi kongesti payudara, memungkinkan puting menonjol.
R: Ibu mau memompa ASI nya.
Mengkaji pola BAB dan kesulitan BAB yang dialami pasien.
R: Klien mengatakan ia sulit BAB.
Melakukan auskultasi bising usus
R: Bising usus hypoaktif (6x/mnt)
Menganjurkan melakukan ambulasi dini
R: Klien masih takut melakukan pergerakan
Menganjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/jam.
R: Pasien minum 5-6 gelas besar per hari.
Menganjurkan pasien makan makanan yang banyak mengandung serat seperti buah-buahan dan sayuran hijau.
R: Klien mengatakan jarang makan buah-buahan.
S:
Klien mengatakan nyeri masih ada.
O: Klien tampak menahan rasa sakit, klien tampak meringis, skala nyeri 3 4. TD 100/90 mmHg, Nadi 84 x/mnt
A: Masalah belum teratasi
Nyeri (+)
P: Intervensi dilanjutkan
Mengobservasi TTVAjarkan tehnik relaksasi nafas dalamBerikan injeksi ketorolac 2 mg
S:
Klien mengatakan bayinya mampu menghisap dengan baik, klien mengatakan ASI lancar namun payudara nya bengkak.
O:
Bayi tampak antusias menyusu, bayi tampak menghisap dan menelan teratur dan terus menerus pada payudara Ibu.
A:
Masalah teratasi sebagian
Menyusui efektif (+)
P:
Intervensi dilanjutkan
Kaji ketidaknyamanan (payudara masih bengkak/tidak)
S:
Klien mengatakan BAB tidak lancar, perut terasa penuh dan keras.
O:
Klien tampak mengeluh susah BAB, klien jarang mengkonsumsi makanan berserat.
A:
Masalah belum teratasiKonstipasi (+)
P: Intervensi dilanjutkan
Kaji pola dan kesulitan BABAuskultasi bising usus tiap 4 jamLakukan ambulasi diniAnjurkan untuk sering minum dan makan makanan berserat tinggi.
Nyeri b/d luka insisi pembedahan
Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurang pengetahuan
Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d diet tidak seimbang
Rabu
23 Oktober 2013
13.15
13.17
13.25
13.30
13.30
13.31
13.31
13.32
13.33
Mengkaji karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri.
R: Klien mengatakan masih nyeri, klien merasakan luka seperti tertusuk-tusuk yang menunjukkan skala nyeri 3-4, nyeri timbul dengan frekuensi sering pada saat ingin melakukan pergerakan.
Mengecek tanda-tanda vital
R: TD 100/80 mmHg, RR 20x/mnt, Nadi 80x/mnt.
Mengajarkan dan melatih penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnya relaksasi nafas dalam).
R: Klien mampu mengontrol nyeri dengan tehnik relaksasi nafas dalam.
Kolaborasi
Memberikan injeksi ketorolac 2 mg.
R: Klien mau diberikan injeksi ketorolac melalui iv.
Mengkaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif.
R: bayi mampu menghisap d
Mengkaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara).
R: puting susu tidak lecet, payudara masih agak bengkak.
Menganjurkan melakukan ambulasi dini
R: Klien mulai mampu melakukan pergerakan miring kiri dan miring kanan.
Menganjurkan pasien untuk minum banyak 2500-3000 ml/jam.
R: Klien mengatakan minum 6-7 gelas per hari.
Menganjurkan pasien makan makanan yang banyak mengandung serat seperti buah-buahan dan sayuran hijau.
R: Klien mengatakan tidak pernah makan buah-buahan selama di rumah sakit.
S:
Klien mengatakan nyeri masih ada.
O: Klien tampak menahan rasa sakit, klien tampak meringis, skala nyeri 3 4. TD 100/80 mmHg, Nadi 84 x/mnt
A: Masalah teratasi sebagian
Nyeri (+)
P: Intervensi dilanjutkan
Mengobservasi TTVAjarkan tehnik relaksasi nafas dalamBerikan injeksi ketorolac 2 mg
S:
Klien mengatakan bayinya mampu menghisap dengan baik, klien mengatakan ASI lancar namun payudara nya bengkak.
O:
Bayi tampak antusias menyusu, bayi tampak menghisap dan menelan teratur dan terus menerus pada payudara Ibu.
A:
Masalah teratasi sebagian
Menyusui efektif (+)
P:
Intervensi dilanjutkan
Kaji ketidaknyamanan (payudara masih bengkak/tidak)
Ajarkan dan berikan perawatan payudara
S:
Klien mengatakan BAB sudah lancar namun feses masih keras.
O:
Klien tidak lagi mengeluh susah BAB, klien mengkonsumsi makanan berserat.
A:
Masalah teratasiKonstipasi (-)
P: Intervensi dihentikan
Nyeri b/d luka insisi pembedahan
Ketidakefektifan pemberian ASI b/d kurang pengetahuan
Kamis
23 Oktober 2013
08.00
08.01
08.02
11.00
09.00
09.01
09.02
Mengecek tanda-tanda vital
R: TD: 110/90 mmHg, N: 82 x/menit, RR, 18 x/menit, S: 36,8 oC
Mengkaji kualitas, frekuensi, dan skala nyeri pasien.
R: Nyeri masih ada, nyeri timbul saat klien banyak bergerak, skala nyeri 2-3.
Mengajarkan dan melatih penggunaan teknik nonfarmakologis (misalnya relaksasi nafas dalam).
R: Klien mampu mengontrol nyeri dengan tehnik relaksasi nafas dalam.
Kolaborasi
Memberikan injeksi ketorolac 2 mg.
R: Klien mau dilakukan injeksi ketorolac melalui iv.
Mengkaji kemampuan bayi untuk latch on dan menghisap secara efektif.
R: Bayi dapat menghisap puting dengan baik dan benar.
Mengkaji ketidaknyamanan (seperti puting lecet, kongesti payudara).
R: ASI Ibu lancar, bengkak berkurang, puting susu tidak lecet.
Memberikan dan mengajarkan mengenai perawatan payudara.
R: Klien mengerti tentang perawatan payudara, memperhatikan dengan baik saat perawat melakukan perawatan payudara.
S:
Klien mengatakan masih ada nyeri pada luka operasi apabila terlalu banyak bergerak.
O:
Skala nyeri 2-3, TD: 110/90 mmHg, N: 82 x/menit, RR, 18 x/menit, S: 36,8 oC
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian
Nyeri (+)
P: Intervensi dihentikan (pasien pulang)
S:
Klien mengatakan bayinya mampu menghisap dengan baik, klien mengatakan ASI lancar.
O:
Bayi tampak antusias menyusu, bayi tampak menghisap dan menelan teratur dan terus menerus pada payudara Ibu.
A:
Masalah teratasi
Menyusui efektif (+)
P:
Intervensi dihentikan (pasien pulang)
Pembimbing Akademik,
Pembimbing Klinik,
Rosilawati, S. ST
Mahasiswa,
Enny Melania, S. Kep