pengaruh supervisi kepala sekolah dan … filemenunjukkan bahwa supervisi kunjungan kelas oleh...

32
STIA BANDUNG Page | 31 Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1) PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN PESERTA DIDIK SMA ALFA CENTAURI DI KOTA BANDUNG Sindrawati Dosen Tetap Sarjana Administrasi Publik STIA Bandung ABSTRACT The aims of the study is to know the influence of Headmaster’s supervision and teachers’ competence on the quality improvement of Alfa Centauri senior high school graduates in Bandung simultaneously as well as partially. There are three dimensions of study, such as: 1. Headmaster’s supervision (consists of: planning of the supervison; supervison implementation; the follow up activities of the supervison). 2. Teachers’ competences (pedagogical competence; personal competence; professional competence; social competence. 3. Graduates’s quality(academic achievement; non-academic achievement). The research method used was the descriptive research and quantitative analytical approach. The data colleting instrumens consists of questionaire and documentation study. The questionaire has been distributed to 37 teachers who teach the 12 th and the documents study has been done by literature. Path analysis has been conceptual framework of the study and the hypothesis has been proved by using SPSS 16,0 version programe,window 7 version, and axioo laptop to calculate the result.The conclusion of the research are as follow: 1. The influence of Headmaster’s supervision on the quality improvement of graduates at 79,2%. 2. The influence of teachers’ competence on the quality improvement of graduates at 39,3%. 3. The influence of Headmaster’s supervision and teachers’ competence on the quality improvement of graduates at 83,8%. 4. The influence of Headmaster’s supervision on the teachers’ competence at 17,2%. A. PENDAHULUAN Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Edi Wahjanta (2007) yang berjudul Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Dan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Se Kota Magelang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut dekat relevansinya dengan fokus masalah yang diteliti oleh penulis yaitu kualitas lulusan siswa dapat ditingkatkan dengan supervisi kepala sekolah dan meningkatkan kompetensi guru. Pendidikan menjadi salah satu parameter perkembangan manusia pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan pendidikan akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa menuju arah yang lebih baik. Peningkatan kualitas pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama dan melibatkan semua komponen. Pendidikan di SMA Alfa Centauri akan menjadi fokus penelitian mengenai kualitas sumber daya manusia yang erat hubungannya dengan kualitas pendidikan. Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, SMA Alfa Centauri lahir. SMA Alfa Centauri telah menerima siswa angkatan pertama tahun ajaran 2003/2004 tanpa dipungut biaya (gratis) dengan syarat orangtua mereka berpenghasilan dibawah 1 juta rupiah per bulan dan lulus tes akademik. Walaupun sekolah SMA Alfa Centauri ini tidak memungut biaya kepada siswa, Insya Allah sekolah ini berkualitas. Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh Sony Sugema Group (LBB Sony Sugema College, STTIS, Q-College dan SSPress), sebagai sumbangsih SSGroup untuk dunia kependidikan.

Upload: lyphuc

Post on 09-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 31

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN PESERTA DIDIK SMA

ALFA CENTAURI DI KOTA BANDUNG

Sindrawati Dosen Tetap Sarjana Administrasi Publik STIA Bandung

ABSTRACT The aims of the study is to know the influence of Headmaster’s supervision and teachers’

competence on the quality improvement of Alfa Centauri senior high school graduates in Bandung simultaneously as well as partially. There are three dimensions of study, such as: 1. Headmaster’s supervision (consists of: planning of the supervison; supervison

implementation; the follow up activities of the supervison). 2. Teachers’ competences (pedagogical competence; personal competence; professional

competence; social competence. 3. Graduates’s quality(academic achievement; non-academic achievement).

The research method used was the descriptive research and quantitative analytical approach. The data colleting instrumens consists of questionaire and documentation study. The questionaire has been distributed to 37 teachers who teach the 12th and the documents study has been done by literature. Path analysis has been conceptual framework of the study and the hypothesis has been proved by using SPSS 16,0 version programe,window 7 version, and axioo laptop to calculate the result.The conclusion of the research are as follow: 1. The influence of Headmaster’s supervision on the quality improvement of graduates at

79,2%. 2. The influence of teachers’ competence on the quality improvement of graduates at 39,3%. 3. The influence of Headmaster’s supervision and teachers’ competence on the quality

improvement of graduates at 83,8%. 4. The influence of Headmaster’s supervision on the teachers’ competence at 17,2%. A. PENDAHULUAN

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan Edi Wahjanta (2007) yang berjudul Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah Dan Kompetensi Guru Terhadap Kinerja Guru Dan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri Se Kota Magelang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut dekat relevansinya dengan fokus masalah yang diteliti oleh penulis yaitu kualitas lulusan siswa dapat ditingkatkan dengan supervisi kepala sekolah dan meningkatkan kompetensi guru.

Pendidikan menjadi salah satu parameter perkembangan manusia pada khususnya dan bangsa pada umumnya. Kemajuan pendidikan akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan perkembangan bangsa menuju arah yang lebih baik. Peningkatan kualitas pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama dan melibatkan semua komponen. Pendidikan di SMA Alfa Centauri akan menjadi fokus penelitian mengenai kualitas sumber daya manusia yang erat hubungannya dengan kualitas pendidikan.

Dalam rangka menjawab tantangan tersebut, SMA Alfa Centauri lahir. SMA Alfa Centauri telah menerima siswa angkatan pertama tahun ajaran 2003/2004 tanpa dipungut biaya (gratis) dengan syarat orangtua mereka berpenghasilan dibawah 1 juta rupiah per bulan dan lulus tes akademik. Walaupun sekolah SMA Alfa Centauri ini tidak memungut biaya kepada siswa, Insya Allah sekolah ini berkualitas. Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh Sony Sugema Group (LBB Sony Sugema College, STTIS, Q-College dan SSPress), sebagai sumbangsih SSGroup untuk dunia kependidikan.

Page 2: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 32

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Pendirian SMA Alfa Centauri yang berada dibawah Yayasan Taqwa Cerdas Kreatif ini diharapkan dapat membantu para siswa dan masyarakat umum yang mendapat kesulitan dalam meneruskan ke jenjang Sekolah Menengah Umum yang mereka idamkan.

Pada lembaga pendidikan sekolah, lulusan merupakan titik pusat tujuan, lulusan berkualitas tidak mungkin terwujud tanpa proses pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu tidak mungkin ada tanpa organisasi sekolah yang terorganisir. “Untuk memajukan organisasi sekolah diperlukan pemimpin yang kuat, dan pemimpin itu sendiri harus mendapat dukungan komitmen dari seluruh perangkat sekolah yaitu guru dan staf.”(Supardi, 2013:8)

“Mutu lulusan didasarkan pada tingkat prestasi yang dicapai oleh siswa yang meliputi prestasi akademik maupun prestasi non akademik” (Supardi, 2013:141). “Mutu prestasi akademik dapat dilihat dari penilaian hasil belajar skolastik di berbagai jenjang dan jenis pendidikan yang dapat diukur secara kuantitatif”, seperti nilai ulangan umum UAS, UN, kelulusan Perguruan Tinggi terutama Perguruan Tinggi Negeri, karya tulis dan lain-lain. Sedangkan mutu non akademik khususnya keterampilan hidup (life skill) dan sikap yang sesuai dengan aturan.

Guru memegang peranan penting dalam pendidikan, karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Seideal apapun kurikulum pendidikan, selengkap apapun sarana dan prasarana pendidikan dan sekuat apapun antusias peserta didik, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru, maka semuanya tidak akan optimal.

Kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran tergantung pada kemampuan dan kompetensi guru dalam mengelola kelas. Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (Iskandar Agung, 2014:39).

Guru yang telah memiliki kompentensi yang telah ditetapkan diatas akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki kompetensi yang telah ditentukan diatas. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Amstrong (1998 : 15) yang menyatakan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu; (1) motivasi kerja, (2) kompetensi, (3) kejelasan dan penerimaan tugas dan (4) kesempatan untuk bekerja. Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh kompetensi guru.

Dari segi pendidikan, seorang guru memang dituntut untuk memiliki latarbelakang pendidikan dan keahlian dalam bidang tertentu. Di Indonesia menurut UU tahun 14 tahun 2005 secara tegas mensyaratkan, bahwa seorang guru harus memiliki latar belakang pendidikan minimal Sarjana Strata Satu atau Diploma Empat (S1/D-IV). Guru-guru yang belum memenuhi persyaratan pendidikan minimal ini, tidak diperbolehkan untuk mengikuti uji kompetensi guna memperoleh sertifikat pendidik.

Guru memiliki peran yang sangat besar, besarnya tanggung jawab guru dalam pendidikan merupakan tantangan bila dikaitkan dengan mutu pendidikan dewasa kini. Keluhan masyarakat terhadap merosotnya mutu pendidikan seharusnya dapat menjadi refleksi bagi para guru yang tidak kompeten dan profesional.

Supervisi merupakan salah satu fungsi kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru dalam melaksanakan pengajaran. Sehubungan dengan pentingnya aktifitas supervisi sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas guru pada khususnya dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.

Kepala Sekolah bertanggung jawab atas lembaga yang dipimpinnya untuk melaksanakan berbagai kegiatan, mengelola berbagai masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan administrasi sekolah, pembinaan sarana dan prasarana, sehingga Kepala Sekolah dituntut mampu menunjukkan kinerja (work performance) dengan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah yang bermutu.

Page 3: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 33

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Adapun kualifikasi dan persyaratan kepala sekolah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 adalah sebagai berikut:

1. Kualifikasi Umum: a. Kepala Sekolah Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma

empat (D-IV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi dan diutamakan yang berpendidikan S2 kependidikan atau non kependidikan yang relevan).

b. Berusia setinggi-tingginya 56 tahun atau 4 (empat) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun.

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di TK/RA memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA.

2. Kualifikasi Khusus Persyaratan untuk menjadi Kepala SMA/MA a. Berstatus sebagai guru SMA/MA b. Memiliki sertifikat pendidik SMA/MA. c. Memiliki sertifikat kepala sekolah SMA/MA yang diterbitkan oleh LPTK

(Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan) atau lembaga lain yang terakreditasi.

Berkaitan tugas kepala sekolah, Nurtain (1989: 84-85) menegaskan bahwa kedudukan kepala sekolah sebagai administrator sekolah, pemimpin pengajaran, dan supervisor. Fenomena di lapangan saat ini kepala sekolah SMA Alfa Centauri telah melakukan supervisi secara terprogram namun belum optimal sehingga menyebabkan kualitas peserta didik belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara umum persoalan tersebut meliputi: kualitas dan kuantitas supervisi dari kepala sekolah yang masih tergolong harus lebih ditingkatkan lagi.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin pengajaran (instructional leadership) bertanggung jawab menggerakkan dan mengarahkan segenap potensi guru untuk mencapai tujuan pendidikan.

Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Berapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kualitas

lulusan peserta didik. 2. Berapa besar pengaruh kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan

peserta didik. 3. Berapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru. 4. Berapa besar pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru secara

simultan terhadap peningkatan kualitas lulusan peserta didik. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kualitas

lulusan peserta didik. 2. Besarnya pengaruh kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan

peserta didik. 3. Besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru. 4. Besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru secara

simultan terhadap peningkatan kualitas lulusan peserta didik. Apabila tujuan penelitian tercapai sesuai dengan harapan, maka diharapkan pula

bermanfaat untuk: 1. Kepentingan teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pengembangan dalam organisasi 2. Kepentingan praktis

Page 4: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 34

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam evaluasi dan pengambilan kebijakan mengenai supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru dapat meningkatkan kualitas lulusan peserta didik SMA Alfa Centauri di Kota Bandung.

3. Penelitian lebih lanjut Memberikan penerapan ilmu pengetahuan mengenai pelayanan yang baik bila ditinjau dari kebijakan publik sehingga akan menjadikan referensi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bandung.

KERANGKA TEORITIS/KONSEPTUAL

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Administrasi, Fungsi Manajemen dan Administrasi Pendidikan a. Pengertian Administrasi

Gulick and Urwick dalam Islamy (2007:5) mengemukakan mengenai prinsip administrasi, yaitu: “Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.”

Para praktisi cenderung pada administrasi dalam pengertian operasional, dengan demikian rumusan-rumusan para ilmuwan yang bergerak dilingkungan Ilmu Administrasi harus bersifat applaid (terpakai) agar dapat dipetik manfaatnya oleh orang-orang yang menempati posisi sebagai administrator

b. Fungsi-fungsi Manajemen Fungsi manajeman menurut George R. Terry dalam Mulyono (2008:23) dikenal

dengan istilah "POAC" yaitu: 1. Planning (perencanaan)

Pada proses ini, pada umumnya menyangkut pada sebuah keputusan dalam meramalkan dan menetukan keputusan yang dibuat. Dalam melakukan perkiraan yang akan terjadi dimasa yang akan datang dilakukan berdasarkan pengalaman sebelumnya atau masa lalu dan saat ini.

2. Organizing (pengorganisasian) Pada hakikatnya fungsi dari sebuah organisasi berkaitan dengan usaha yang dilakukan dalam pengembangan hubungan kerja dan pembagiannya dalam suatu badan usaha atau organisasi.

3. Actuating (penggerakkan) Usaha untuk mendapatkan hasil dengan penggerakkan terhadap orang lain. Actuating ini lebih lunak jika dibandingkan dengan directing atau commanding.

4. Controlling (pengawasan) Controlling atau pengawasan juga bisa diartikan pengendalian merupakan sebuah proses pengamatan yang dilakukan secara terus menerus atau berkala dalam suatu kegiatan atau pelaksanaan sesuai pada rencana kerja yang sebelumnya telah disusun rapi dan mengadakan pengoreksian bila dibutuhkan.

Dari teori diatas, salah satu fungsi administrasi yaitu pengawasan, teori ini ada korelasinya dengan supervisi yang diteliti oleh penulis dimana supervisi adalah bagian dari pengawasan. Dalam hal ini penulis meneliti bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan SMA Alfa Centauri di Kota Bandung.

c. Administrasi Pendidikan

Page 5: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 35

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Rumusan ini menyoroti aspek-aspek penting dari organisasi. Dalam hal ini administrasi dilukiskan memiliki arti yang lebih luas dari apa yang biasa orang kerjakan sehari-hari Administrasi yang dimaksud menyangkut peranan dan fungsi pimpinan yang meliputi berbagai kegiatan, yang semuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan organisasi.

Merujuk kepada pendapat para ahli tentang definisi Administrasi Pendidikan, dapat dipahami bahwa Administrasi pendidikan dapat dipandang melalui pendekatan ilmu, proses, tugas, atau kata-kata perilaku kepemimpinan yang pada dasarnya semua berkenaan dengan penataan dan pengelolaan sumber daya pendidikan dan berbagai perilaku dalam organisasi guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tinjauan Teori Mengenai Supervisi a. Pengertian Supervisi

Perkataan supervisi berasal dari bahasa Inggris “supervision” dan merupakan panduan dari dua perkataan yaitu “super” yang maksudnya atas dan “vision” artinya melihat atau mensupervisi. Maka supervisi dapat diartikan secara bebas sebagai melihat atau mensupervisi dari atas.

Supervisi pendidikan maksudnya adalah melihat dan mengadakan supervisi terhadap jalannya proses pendidikan di sekolah, sekolah disini yang diteliti adalah SMA Alfa Centauri

Kesimpulan yang dapat ditarik dari semua pengertian tentang supervisi pendidikan adalah suatu pelayanan (service) untuk membantu, mendorong, membimbing serta membina guru-guru agar ia mudah meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam menjalankan tugas pembelajaran.

b. Tujuan dan Fungsi Supervisi

Satori dalam Supardi, (2013:82) mengemukakan secara sederhana fungsi supervisi meliputi empat fungsi utama, yaitu: “(1) fungsi penelitian (2) fungsi perbaikan, (3) fungsi penilaian dan (4) fungsi peningkatan.”

Menurut Matt Modrcin dalam Dadang Suhardan (2010:55) supervisor memiliki empat fungsi penting yang harus diperankan dalam setiap tugasnya, yaitu:

1. Administratif function 2. Evaluation Process, 3. The Teaching Fungction 4. The Role of Consultant

c. Prinsip-prinsip Supervisi

Menurut Neagley dan Evans dalam Supardi, (2013:86) Terdapat tiga prinsip utama supervisi modern di sekolah yaitu:

(1) menciptakan dan memelihara hubungan baik diantara guru dan tenaga kependidikan; (2) supervisi modern adalah demokratis; (3) supervisi modern adalah komprehensif.”

d. Teknik Supervisi

Teknik supervisi yang dapat dipilih dan digunakan supervisor menurut Supardi (2013:106-120) meliputi:

1) kunjungan sekolah 2) kunjungan kelas 3) pertemuan individual/informal, 4) pertemuan formal, 5) demonstrasi pembelajaran 6) konferensi kasus 7) tes dadakan 8) observasi dokumen 9) pendapat siswa 10) penggunaan kamera. Dari teori diatas mengenai tujuan, fungsi, prinsip-prinsip dan teknik supervisi

dalam hal ini Kepala Sekolah di SMA Alfa Centauri dalam bidang supervisi. Kepala

Page 6: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 36

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Sekolah bertugas untuk memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada berbagai masalah yang timbul di sekolah yang berhubungan dengan masalah teknis penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pengajaran yaitu berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan pengajaran agar dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang kondusif.

Teknik-teknik supervisi di SMA Alfa Centauri sudah dilaksanakan namun ada beberapa hal mengenai teknik supervisi yang masih harus ditingkatkan seperti tes dadakan untuk guru belum menyeluruh baru di tes dadakan sesuai kebutuhan.

e. Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengadakan pengendalian terhadap guru dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas proses pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien.

Berdasarkan pendapat diatas maka indikator yang digunakan untuk supervisi kepala sekolah yaitu:

1. Merencanakan program supervisi, 2. Pelaksanaan supervisi dan 3. Tindak lanjut hasil supervisi Supervisi pendidikan bertujuan mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran

dilakukan terhadap guru dan peserta didik. Hal-hal utama yang akan diadakan supervisi meliputi: (1) motivasi belajar peserta didik (2) tingkat kesulitan belajar yang dialami peserta didik (3) keterlibatan peserta didik dalam kegiatan intra dan ektra kurikuler, (4) sifat guru terhadap peserta didik (5) kesempatan memperoleh pelayanan secara prima dari guru.

f. Fenomena Supervisi Di SMA Alfa Centauri

Peran supervisi di SMA Alfa Centauri adalah tercapainya pembelajaran yang efisien dan efektif. Maka peranan supervisor adalah memberi dukungan (support), membantu (assisting), dan mengikut sertakan (shearing). Selain itu peranan seorang supervisor adalah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab.

3. Tinjauan Teori Mengenai Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi

Secara harfiah, kompetensi berasal dari kata competence yang artinya kecakapan, kemampuan, dan wewenang. Adapun secara etimologi menurut Scale dalam Edy Sutrisno, 2010:202,

“Kompetensi diartikan sebagai dimensi perilaku keahlian atau keunggulan seorang pemimpin atau staf mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik.” Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru

adalah kemampuan dasar atau kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang guru yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, untuk menentukan suatu hal. Kompetensi guru merupakan kewenangan guru untuk melakukan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Dimensi Kompetens

Berdasarkan pendapat Ardiana I.A. Brahmayanti (2010:45) bahwa : “kompetensi diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang mencakup menerapkan keterampilan (skills) yang didukung dengan

Page 7: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 37

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

pengetahuan (cognitive) dan kemampuan (ability) sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan. Maka dapat diartikan bahwa tiga dimensi (ukuran) terhadap kompetensi, yaitu : 1. Skill: Tingkat keterampilan yang dimiliki 2. Cognitive: Tingkat pengetahuan yang dimiliki 3. Ability: Tingkat kemampuan yang dimiliki Supardi, (2013:105) mensyaratkan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru

meliputi: a. kompetensi pedagogik b. kompetensi kepribadian c. kompetensi sosial d. kompetensi profesional Melihat berbagai indikator tersebut tampak, bahwa untuk menjadi guru bukan hal

yang mudah. Guru adalah desainer masa depan anak. Melalui sentuhan guru, akan menentukan masa depan anak. Di SMA Alfa Centauri perekrutan guru sangat ketat harus melalui serangkaian tes dan pelamar pun banyak sementara yang dibutuhkan per mata pelajaran hanya 1 sampai 2 orang.

Menurut Wibowo (2011: 325) terdapat lima tipe karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:

1. Motif adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu

2. Sifat adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3. Konsep Diri adalah sikap, nilai-nilai atau citra diri seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif dalam hamper setiap situasi adalah bagian dari konsep diri orang.

4. Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks.

5. Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikir analitis dan konseptual.

Ketika berbicara kompetensi dengan menggunakan pendekatan Hay, kompetensi dapat dibagi secara umum menjadi dua kategori. 1. Kompetensi Utama merupakan kompetensi inti yang mewakili visi, misi, nilai, dan

tujuan dari sebuah organisasi. Artinya seluruh jabatan, apa pun tingkatannya, wajib memiliki kompetensi ini. Kompetensi inti yang biasa berlaku untuk seluruh peran adalah: a. Building relationship b. Developing other c. Integrity d. Listening, understanding, and responding e. Advocacy f. Quality of service

2. Kompetensi jabatan mengacu pada keterampilan dan kemampuan intrapersonal dan personal yang secara spesifik diperlukan dalam fungsi pekerjaannya. Gordon dalam Edy Sutrisno (2011: 204) menjelaskan beberapa aspek yang

terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut : 1. Pengetahuan (knowledge) 2. Pemahaman (understanding) 3. Kemampuan (skill) 4. Nilai (value)

Page 8: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 38

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

5. Sikap (attitude) 6. Minat (interest) Dikutip dari Christine Manopo (2011: 12) menurut Lucia dan Lepsinger “model

kompetensi menggambarkan kombinasi perilaku antara pengetahuan, keterampilan, dengan karakteristik yang diperlukan untuk menunjukan perannya dalam organisasi secara efektif dan kinerja yang sesuai didalam organisasi”.

Dalam persaingan global, yang juga perlu dikembangkan bagi seorang guru adalah penguasaan bahasa asing. Dengan menguasai bahasa asing mereka akan mudah memperluas, memperdalam, dan meningkatkan pengetahuan karena dapat lebih banyak menyerap informasi, baik dari buku–buku berbahasa asing maupun lewat internet untuk mengembangkan kompetensi (Rivai dan Murni, 2009:901).

Faktor guru merupakan salah satu variabel input yang berpengaruh terhadap pencapaian kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran akan menunjukkan kualitas tinggi apabila didukung oleh segala kesiapan input termasuk kinerja guru yang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar tidak hanya satu macam akan tetapi bermacam–macam yang dikemukakan oleh Gagne dalam Nasution (1999:63). Sudjana (2005:42) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kompetensi guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.

Menurut Mulyasa (2007:37), paling kurang ada 19 peran guru dalam kegiatan pendidikan yakni peran guru sebagai: pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu, model dan teladan, peribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.

Untuk menunjang tugasnya tersebut, maka guru harus memiliki kompetensi yang memadai. Mulyasa (2007:190) mengidentifikasi kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yakni kemampuan dasar (kepribadian), kemampuan umum (kemampuan mengajar), dan kemampuan khusus (pengembangan keterampilan mengajar). Kemampuan dasar meliputi: beriman dan bertakwa, berwawasan Pancasila, mandiri penuh tanggung jawab, berwibawa, berdisiplin, berdedikasi, bersosialisasi dengan masyarakat, dan mencintai peserta didik serta peduli terhadap pendidikannya.

Kemampuan umum meliputi: 1) menguasai ilmu pendidikan dan keguruan; 2) menguasai kurikulum; 3) menguasai didaktik metodik umum; 4) menguasai pengelolaan kelas; 5) mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik; dan 6) mampu mengembangkan dan aktualisasi diri. Sedangkan kemampuan khusus meliputi: keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

c. Model Kompetensi

Ada beberapa model kompetisi dalam Christine Manopo (2011: 30) diantaranya yaitu : 1. Model kompetisi Spencer

Dengan kata lain, kompetensi menurut Spencer dalam Christine Manopo (2011: 30) memandang kompetensi terdiri atas beberapa aspek berikut.

a. Sejumlah karakteristik bermakna sebagai faktor penting seorang individu dan menjadi bagian dari kepribadian seseorang, serta dapat memprediksi perilaku yang muncul pada suatu situasi atau pekerjaan tertentu.

b. Kompetensi memprediksi perilaku atau kinerja c. Kompetensi mampu memprediksi secara aktual apakah seseorang

berperilaku secara sesuai atau tidak dalam pekerjaannya.

Page 9: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 39

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

2. Model kompetisi Development Dimension Internasional (DDI) Dalam prakteknya, kompetensi menurut DDI dalam Christine Manopo, (2011: 32)

(disebut dimensi) dibagi ke dalam empat kluster berikut. a. Expressing individual potential (intrapersonal skills). Kluster ini termasuk

kompetensi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk mendemonstrasikan secara perilaku apa yang sering kali disebut personal qualities pada pekerjaan.

b. Working with others: helping individuals and terms achieve goals (leadership skills). Kluster ini termasuk kompetensi yang berhubungan dengan memandu individu atau kelompok dalam mencapai tujuan kerja.

c. Working with others: interacting effectively (interpersonal skills). Kompetensi pada kluster ini berhubungan dengan pengembangan dan menjaga hubungan interpersonal yang produktif.

d. Focusing on result (business skill). Kompetensi pada kluster ini berhubungan dengan pencapaian hasil bisnis dengan melakukan struktur dan menjalankan pekerjaan secara efektif.

3. Model kompetensi Hay Berdasarkan definisi kompetensi menurut Hay dalam Christine Manopo, (2011 : 40),

terdapat dua komponen utama yang perlu dipertimbangkan ketika sedang menggambarkan sebuah model kompetensi.

a. Keseluruhan definisi kompetensi atau perilaku yang dianggap kritikal untuk sukses dalam sebuah pekerjaan. Ini juga berlaku untuk melihat perilaku-perilaku tertentu.

b. Tiap kompetensi dapat dibagi ke dalam level profisiensi atau disebut skala kompetensi. Level ini menggambarkan perbedaan kinrja yang dapat diamati dan diukur ke dalam kompetensi tertentu.

Sedangkan menurut Ruky dalam Edy Sutrisno (2011: 208) konsep kompetensi menjadi semakin popular dan sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan berbagai alasan yaitu :

1. Memperjelas standar kerja dan harapan yang ingin dicapai. 2. Alat seleksi karyawan 3. Memaksimalkan produktivitas 4. Dasar untuk pengembangan sistem remunerasi 5. Memudahkan adaptasi terhadap perubahan 6. Menyelaraskan perilaku kerja dengan nilai-nilai organisasi.

d. Kompetensi Guru Di SMA Alfa Centauri

Keterbatasan fasilitas, diantaranya ruang guru yang kurang memadai tidak menjadikan kualitas guru di SMA Alfa Centauri menurun, meskipun ada beberapa guru yang kelulusan ijazahnya tidak linear dengan mata pelajaran yang diampu, namun budaya kerja keras dan kerja cerdas membuat para guru terbiasa dengan pelayanan optimal kepada siswa.

Namun begitu, koordinasi harus lebih ditingkatkan mengingat SMA Alfa Centauri terdiri dari 3 lokasi. Sekolah harus mulai memikirkan jalan keluar untuk kualitas guru yang merata di setiap lokasi bersama reward dan funishmentnya.

4. Tinjauan Teoritis Mengenai Konsep Kualitas Lulusan a. Pengertian Kualitas Lulusan

Sudradjad (2005:17) menyatakan pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompetensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan

Page 10: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 40

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

kecakapan hidup (life skill), lebih lanjut Sudradjat megemukakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal.

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan, merupakan suatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung (Sudjana, 2005:6).

Mutu lulusan didasarkan pada tingkat prestasi yang dicapai oleh siswa yang meliputi prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Mutu prestasi akademik dapat dilihat dari penilaian hasil belajar skolastik di berbagai jenjang dan jenis pendidikan yang dapat diukur secara kuantitatif, seperti nilai ulangan umum, UAS, UN, karya tulis dan lain-lain. Sedangkan mutu non akademik khususnya keterampilan hidup (life skill) bukan hanya berupa kompetensi dalam mengelola diri peserta didik untuk tumbuh.

Ada tiga konsep dasar dalam memahami konsep kualitas, yaitu 1. Quality assurance merujuk kepada ketentuan berdasarkan standar,

persyaratan kualitas dan ketepatan metode seperti yang telah ditetapkan oleh badan ahli, kualitas harus melalui uji penilaian yang sesuai dengan persyaratan standar.

2. Contract Conformance. Kualitas harus sesuai dengan kontrak, atau memenuhi kesepakatan bersama, dimana standar kualitas spesifikasinya ditetapkan berdasarkan negosiasi ketika kontrak di sepakati.

3. Customer Driven. Kualitas harus memenuhi kebutuhan pelanggan. Menurut Syaiful Bahro Djamarah dan Aswan Zain dalam Supardi (2013:137) untuk

mengetahui indikator keberhasilan belajar pada siswa: 1. Daya serap yaitu tingkat penguasaan bahan pelajaran yang disampaikan

oleh guru dan dikuasai oleh siswa baik secara individual atau kelompok 2. Perubahan dan pencapaian tingkah laku sesuai yang digariskan dalam

kompetensi dasar atau indikator belajar mengajar dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak kompeten menjadi kompeten.

Sedangkan indikator lain yang digunakan mengukur keberhasilan belajar : 1. Hasil belajar yang dicapai siswa 2. Proses belajar mengajar

b. Karaktersitik Kualitas Lulusan

Usman (2006:411) mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu:

1) Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi: kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah vaforit,

2) Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat,

3) Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun,

Page 11: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 41

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

4) Daya tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan,

5) Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik,

6) Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme,

7) Mudah penggunaannya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu,

8) Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi),

9) Standar tertentu (comformence to specification) yakni memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah telah memenuhi standar pelayanan minimal,

10) Konsistensi (concistency) yakni keajengan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataannya,

11) Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dalam berpakaian,

12) Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas,

13) Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah.

c. Kelulusan Siswa/I SMA Alfa Centauri

Keberhasilan belajar siswa/i SMA Alfa Centauri secara akademik maupun non akademik dipengaruhi oleh beberapa hal seperti yang dijelaskan di atas, Meskipun ada variabel yang tidak diteliti oleh penulis, peran lingkungan dan keluarga sangat mendukung untuk kemajuan belajar peserta didik, oleh karena itu setiap perkembangan peserta didik langsung dikoordinasikan oleh wali kelas kepada orang tua.

Semakin meningkatnya kuantitas siswa/i SMA Alfa Centauri dari tahun ke tahun belum diimbangi dengan kualitas lulusan baik nilai UN maupun lulusan PTN, secara jumlah meningkat namun secara persentase menurun. SMA Alfa Centauri melakukan upaya supervisi Kepala Sekolah kepada siswa/i maupun guru untuk meningkatkan kualitas lulusan tersebut.

Kualitas lulusan di SMA Alfa Centauri baru sebatas pendataan kelulusan PTN belum mendeteksi lebih jauh lagi seperti dunia kerja, dunia kerja hanya diperkenalkan saja, karena jenjang SMA dipersiapkan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan Tinggi. Kompetisi ilmiah pun baru sebatas mengikuti olimpiade belum merambah ke produk, namun meskipun begitu menurut informasi dari kepala sekolah Karya Ilmiah remaja yang dulu sempat menjadi ekskul akan di gerakkan kembali.

5. Hubungan Antara Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru Dengan Kualitas Lulusan Peserta Didik Untuk itu pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah harus dilaksanakan secara baik

dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kompetensi profesional guru dan kualitas peserta didik.

Di SMA Alfa Centauri supervisi dan kompetensi guru dalam mendukung kualitas lulusan sudah terlaksana dengan baik namun harus lebih ditingkatkan.

Page 12: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 42

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

B. Operasional Variabel Tabel 2.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian:

Variabel Dimensi Indikator Skala

Supervisi Kepala

Sekolah (X1) Smith dalam

Supardi, (2013 : 100)

1.Merencanakan program supervisi, 2. Pelaksanaan supervisi dan 3.1Tindak lanjut hasil supervisi

1.1. Membuat program tahunan. 1.2. Membuat program semesteran 1.3. Membuat jadwal Supervisi 1.4. Sosialisasi jadwal Supervisi 2.1 Standar-standar supervisi 2.2 Proses supervisi 3.1 Evaluasi HasilSupervisi 3.2 Pemberian Reward 3.3 Pemberian Punishment

Ordinal Menggunakan

Skala Likert

Kompetensi Guru(X2) Supardi,

(2013:105)

1. Kompetensi pedagogik

2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi

profesional 4. Kompetensi sosial

1.1 Penguasaan Karakteristik peserta didik

1.2 Penguasaan Materi pembelajaran

1.3 Penilaian hasil belajar secara objektif

2.1 Mengikuti norma yang ada 2.2 Pengembangan sikap mulia 2.3 Pengembangan kualitas etos

kerja 3.1 Penguasaan standar

kompetensi 3.2 pengembangan

keprofesionalan 3.3 Pengembangan

keprofesionalan melaui teknologi informasi

4.1 Komunikasi dengan rekan sejawat

4.2. Beradaptasi dengan baik 4.3 menilai sesuatu dengan

objektif

Ordinal Menggunakan

Skala Likert

Kualitas Lulusan Peserta Didik (Y)

Sudradjad (2005:17)

1. Prestasi Akademik 2. Prestasi non

akademik

1.1 Kualitas hasil belajar (UN, PTN)

1.2 Pengembangan soft skill

Page 13: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 43

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1

D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai

terbukti melalui data yang terkumpul. Hipotesis statistiknya sebagai berikut :

a. H1 Supervisi Kepala Sekolah (X1), Besarnya pengaruh Supervisi Kepala Sekolah terhadap peningkatan Kualitas Lulusan (Y), supervisi tersebut ditentukan bagaimana kepala sekolah dalam merencanakan program supervisi, melaksanaan supervisi dan menindak lanjuti hasil supervisi

b. H2 Kompetensi Guru (X2), Besarnya pengaruh Kompetensi Guru terhadap peningkatan Kualitas Lulusan (Y), kompetensi tersebut ditentukan sejauh mana guru memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, professional dan sosial.

c. H3 Supervisi Kepala Sekolah (X1) terhadap (X2), Besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru.

d. H4 Supervisi Kepala Sekolah (X1) dan Kompetensi Guru (X2), besarnya pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru secara simultan terhadap peningkatan Kualitas Lulusan (Y).

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa teknik kuantitatif yang baik biasanya menghasilkan sebuah solusi untuk waktu tertentu, akurat, fleksibel, efisien, sesuai, mudah untuk dimengerti dan digunakan. Oleh karena itu dalam penelitian ini untuk mengetahui

Supervisi Kepala Sekolah

(X1)

1. Merencanakan program

supervisi,

2. Pelaksanaan supervisi

dan

3. Tindak lanjut hasil

supervisi

Smith dalam Supardi,

(2013: 100)

Kompetensi Guru

(X2)

1. Kompetensi pedagogik

2. Kompetensi kepribadian

3. Kompetensi profesional

4. Kompetensi sosial

Supardi, (2013:105)

Kualitas Lulusan

(Y)

1. Prestasi Akademik

2. Prestasi non

akademik

Sudradjad (2005:17)

Page 14: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 44

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas kelulusan peserta didik menggunakan pendekatan teknik kuantitatif ini.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian survei, tingkat eksplanasi adalah deskriptif, dengan pendekatan secara kuantitatif, sehingga metode survei deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis statistic untuk menguji hipotesisi yang diajukan pada awal penelitian ini dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif pada akhir penelitian.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi

Tahap awal yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah dengan mengetahui populasinya. Menurut Sugiyono (2010 : 80), populasi adalah

Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas XII SMA Alfa Centauri. Tahun

2014 sebanyak 37 responden (Sumber: TU SMA Alfa Centauri Bandung, 2014).

2. Sampel dan Teknik Sampling Mengutip pendapat Arikunto (2008): Apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh guru

kelas XII SMA Alfa Centauri tahun 2014 sebanyak 37 responden.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data (Riduwan,2005:97), sehingga untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dalam penelitian ini menggunakan teknik dan instrument yang dinamakan angket (questionnaire).

Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Riduan (2005:99) bahwa: “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia

memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Angket atau sering dikenal dengan kuesioner terbagi dua menurut isi pertanyaan

tersebut, yaitu: angket terbuka (angket tidak terstruktur) dan angket tertutup (angket terstruktur) dalam riduan (2005:99-100).

Sehingga dalam penelitian ini tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mendapatkan data primer yang merupakan tanggapan langsung responden mengenai supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan peserta didik SMA Alfa Centauri.

Untuk mendukung pada deskripsi hasil analisis pengolahan data kuantitatif yang didapat dari angket tersebut, maka diperlukan data sekunder yang didapatkan melalui teknik dokumentasi dan studi literature yang terkait kepada penelitian diatas.

Data primer yang didapatkan dari hasil angket/kuesioner adalah berupa skala tingkat ordinal berjenis skala Likert. Skala Likert menurut sugiyono (2013:93) adalah:

“Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social. Dalam penelitian, fenomena social ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian.” D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data

Page 15: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 45

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Sebelumnya instrument penelitian berupa angket/kuisioner penelitian yang berisi pernyataan mengenai indikator variable-variabel penelitian, harus diuji keabsahannya dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 1. Validitas Instrumen Pengumpulan Data

Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif, yang berarti bahwa penelitian ini dalam mendapatkan data primer dan menganalisisnya mempercayakan pada instrumen penelitian yang berupa kuesioner/angket, yang dalam hal ini ada 61 item pernyataan yang harus ditanggapi oleh responden yang berjumlah 37.

Berikut hasil perhitungan uji validitas dari 61 item pernyataan yang diberi tanggapan oleh 37 responden dari SMA Alfa

Tabel 3.1 Validitas Item Pernyataan Instrumen Penelitian

Item Rs-hitung n Rs-tabel Keterangan X1.1 0,592 37 0,325 Valid

X1.2 0,554 37 0,325 Valid X1.3 0,592 37 0,325 Valid

X1.4 0,766 37 0,325 Valid X1.5 0,711 37 0,325 Valid

X1.6 0,454 37 0,325 Valid X1.7 0,601 37 0,325 Valid

X1.8 0,766 37 0,325 Valid X1.9 0,711 37 0,325 Valid

X1.10 0,417 37 0,325 Valid

X1.11 0,512 37 0,325 Valid X1.12 0,727 37 0,325 Valid

X1.13 0,337 37 0,325 Valid X1.14 0,529 37 0,325 Valid

X1.15 0,592 37 0,325 Valid X1.16 0,766 37 0,325 Valid

X1.17 0,711 37 0,325 Valid X1.18 0, 454 37 0,325 Valid

X1.19 0,601 37 0,325 Valid X1.20 0,766 37 0,325 Valid

X1.21 0,711 37 0,325 Valid X1.22 0,417 37 0,325 Valid

X1.23 0,512 37 0,325 Valid X1.24 0,727 37 0,325 Valid

X2.1 0,386 37 0,325 Valid X2.2 0,879 37 0,325 Valid

X2.3 0,386 37 0,325 Valid X2.4 0,685 37 0,325 Valid

X2.5 0,326 37 0,325 Valid X2.6 0,613 37 0,325 Valid

X2.7 0,337 37 0,325 Valid X2.8 0,607 37 0,325 Valid

X2.9 0,879 37 0,325 Valid X2.10 0,879 37 0,325 Valid

X2.11 0,386 37 0,325 Valid X2.12 0,370 37 0,325 Valid

X2.13 0,826 37 0,325 Valid

Page 16: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 46

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

X2.14 0,327 37 0,325 Valid X2.15 0,726 37 0,325 Valid

X2.16 0,697 37 0,325 Valid X2.17 0,370 37 0,325 Valid

X2.18 0,826 37 0,325 Valid X2.19 0,879 37 0,325 Valid

X2.20 0,879 37 0,325 Valid X2.21 0,879 37 0,325 Valid

X2.22 0,726 37 0,325 Valid X2.23 0,879 37 0,325 Valid

X2.24 0,726 37 0,325 Valid X2.25 0,879 37 0,325 Valid

Y1.1 0,530 37 0,325 Valid Y 1.2 0,602 37 0,325 Valid

Y 1.3 0,543 37 0,325 Valid Y 1.4 0,631 37 0,325 Valid

Y 1.5 0,770 37 0,325 Valid Y 1.6 0,368 37 0,325 Valid

Y 1.7 0,602 37 0,325 Valid Y 1.8 0,662 37 0,325 Valid

Y 1.9 0,770 37 0,325 Valid Y 1.10 0,385 37 0,325 Valid

Y 1.11 0,770 37 0,325 Valid Y 1.12 0,631 37 0,325 Valid

Sumber : data olahan pada lampiran Terlihat pada tabel diatas, bahwa 61 item pernyataan dinyatakan sah atau valid, hal ini

disimpulan bahwa semua item pernyataan yang dimintakan untuk ditanggapi oleh responden dalam kuesioner/angket ini sudah bisa dipakai untuk mendapatkan data primer, atau dalam kata lain item pernyataan yang merupakan indikator dari dimensi masing-masing variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini yaitu variabel supervisi kepala sekolah, variabel kompetensi guru dan variabel kualitas lulusan yang diturukan dari teori ternyata sudah sah/valid untuk digunakan/dioperasionalisasikan dalam penelitian ini.

Salah satu teknik dalam menguji validitas kuesioner adalah dengan mengkorelasikan masing-masing item (pertanyaan) dengan total skor untuk masing-masing variabel menggunakan rumus korelasi Pearson (Product moment), langkah dalam melakukan uji validitas adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Hipotesis

H0 : Skor item pernyataan (indikator) berkorelasi positif dengan total skor H1 : Skor item pernyataan tidak berkorelasi positif dengan total skor

2. Menentukan nilai r-tabel 3. Menghitung nilai r-hitung dengan menggunakan rumus korelasi pearson sebagai berikut :

Dimana : rxy = koefisien validitas item yang dicari

X = skor yang diperoleh dari subjek dalam tiap item Y = Skor total item instrument ∑X = Jumlah skor dalam distribusi X ∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y ∑X2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

Page 17: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 47

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

∑Y2 = Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y n = Jumlah responden Jika rhitung> rtabel pada α = 0.05 berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya jika rhitung< rtabel berarti data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak dapat diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. 2. Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dalam hal ini digunakan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half) (Sugiyono, 2010 : 359). Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut : 1. Membagi pernyataan-pernyataan menjadi dua belah 2. Skor untuk masing-masing pernyataan pada tiap belahan dijumlahkan, sehingga

menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden 3. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan belahan kedua, dengan menggunakan

teknik korelasi Product Moment. 4. Angka korelasi yang diperoleh adalah angka korelasi dari alat pengukur yang dibelah (split

half), maka angka korelasi yang lebih rendah dari pada angka yang diperoleh jika alat ukur itu tidak dibelah, seperti pada teknik test-retest. Oleh karena itu dicari angka reliabilitasnya untuk keseluruhan item tanpa dibelah dengan rumus Spearman Brown, (Sugiyono, 2010 : 359) sebagai berikut :

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 2rb ri = 1 + rb Di mana : ri = reliabilitas internal seluruh instrument rb = koefisien korelasi product moment antara belahan pertama dengan belahan kedua Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan menggunakan ketentuan : jika reliabilitas internal seluruh item (ri) > rtab (taraf signifikan 5%) maka item instrument dinyatakan reliabel. Tetapi jika reliabilitas internal seluruh item ri) <rtab (taraf signifikan 5%) maka item instrument dinyatakan tidak reliabel. Berikut perhitungan uji reliabilitas yang dilakukan dengan bantuan software SPSS 16.0 for windows sebagaimana terlampir pada lampiran 6

Tabel 3.2 Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Rs-hitung Rs-tabel Keterangan

Supervisi kepala sekolah (X1) 0,781 0,325 Reliabel Kompetensi Guru (X2) 0,949 0,325 Reliabel

Kualitas lulusan (Y) 0,782 0,325 Reliabel

Sumber : data olahan pada lampiran

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrumen semua variabel mempunyai reliabilitas yang baik karena memiliki rhitung yang lebih besar dari rtabel seperti terlihat pada tabel diatas. Dengan demikian, setiap pernyataan pada kuesioner tersebut dapat dianalisa lebih lanjut. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data Data ordinal dari kuesioner untuk dapat digunakan dalam analisis statistic untuk

membuktikan hipotesis, maka harus dinaikkan skala datanya menjadi skala data interval, dengan menggunakan Metode Susesif Interval.

Page 18: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 48

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

2. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui sejauhmana Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompetensi

Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik SMA Alfa Centauri Di Kota Bandung. menggunakan analisis jalur (Path Analysis).

Analisis jalur ini digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel independen (Supervisi Kepala Sekolah) dan (kompetensi guru) dengan variabel dependent (Kualitas Lulusan Peserta Didik), dapat ditelusuri melalui analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalurnya menggunakan metode modifikasi dari Harun Al Rasyid.

Analisis jalur dikembangkan dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel terhadap seperangkat variabel lainnya, menjelaskan bahwa analisis jalur berguna untuk mengkaji hubungan sebab akibat yang diteorikan, bukan untuk menurunkan teori sebab akibat tersebut. Jadi, ia tidak digunakan pada model kausal yang telah dirumuskan peneliti.

Pengujian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan regresi dan korelasi untuk kedua variabel.

Gambar 3.1 Hubungan kausal variabel-variabel penelitian

Keterangan Gambar 3.1: X1 = Supervisi Kepala Sekolah X2 = Kompetensi guru Y = Kualitas Lulusan Peserta Didik = Epsilon (errorvar / variable lain yang tidak diteliti) Bentuk model persamaan struktural: X2 = β0 + β1X1 + ε1 Y = β2 + β3X1 + β4X2 + ε2

Pengujian ini nantinya secara kuantitatif dapat dilihat seberapa besar kontribusi masing-masing variabel Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik SMA Alfa Centauri Di Kota Bandung.

Untuk memudahkan dalam melakukan perhitungan analisis data secara statistic, dalam hal ini dibantu proses perhitungannya menggunakan software statistic yang dikenal dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 16.0 for windows dan Lisrell 8.30 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokus

SMA Alfa Centauri Bandung merupakan salah satu sekolah menengah atas di Bandung yang didirikan oleh Sony Sugema College atau SSC. Dibuka pada tahun 2003, sekolah ini

X2

Y

X1

Page 19: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 49

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

terkenal dengan sistem belajar yang berfokus terhadap teknologi, karena memakai tablet dan laptop sebagai alat pembelajarannya

SMA Alfa Centauri telah menerima siswa angkatan pertama tahun ajaran 2003/2004 tanpa dipungut biaya (gratis) dengan syarat orangtua mereka berpenghasilan dibawah 1 juta rupiah per bulan dan lulus tes akademik. Walaupun sekolah SMA Alfa Centauri ini tidak memungut biaya kepada siswa, Insya Allah sekolah ini berkualitas. Seluruh biaya pendidikan ditanggung oleh Sony Sugema Group (LBB Sony Sugema College, STTIS, Q-College dan SSPress), sebagai sumbangsih SSGroup untuk dunia kependidikan.

Dengan berjalannya waktu, sudah banyak lulusan SMA Alfa Centauri sejak 2006 yang telah memasuki PTN Favorit seperti : ITB, UNPAD, UPI, IPB, UIN dan UI. SMA Alfa Centauri terus senantiasa konsisten untuk menerima siswa-siswa yang berprestasi dari kalangan kurang mampu dengan sistem subsidi silang.

SMA Alfa Centauri menyediakan fasilitas kelas yang ber AC, guru-guru berkualitas, fasilitas internet 24 jam, menyiapkan staff konsultan siswa (Bidang Studi Matematika, Kimia, Fisika dan Bahasa Inggris), Ruang Audio Visual, Tim Biro Psikologi & BP/Bk yang handal, Sarana Perpustakaan, English-Club, dan Ektrakurikuler. Semua disiapkan untuk menciptakan manusia Indonesia yang taqwa, cerdas, dan kreatif, serta diharapkan mereka mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berkualitas seperti ITB UNPAD, UPI, dll.

Pendirian SMA Alfa Centauri yang berada dibawah Yayasan Taqwa Cerdas Kreatif ini diharapkan dapat membantu para siswa dan masyarakat umum yang mendapat kesulitan dalam meneruskan ke jenjang Sekolah Menengah Umum yang mereka idamkan.

Fenomena yang cukup menarik di SMA Alfa Centauri adalah SMA Alfa Centauri mempunyai target “To Be the Finest School In The World” namun belum pernah memperkenalkan Alfa Centauri ke tingkat dunia misalnya dengan mengikuti olimpiade tingkat dunia atau kunjungan ke Perguruan Tinggi ternama di Dunia dan belum pernah berkunjung ke Finlandia sebagai sekolah menengah terbaik dunia. Upaya yang baru dilakukan SMA Alfa Centauri adalah mengikuti olimpiade nasional belum memasuki kancah Internasional.

Penelitian ini dilakukan di SMA Alfa Centauri Bandung. Alasan penulis menentukan SMA Alfa Centauri sebagai objek penelitian di karenakan di sana terdapat permasalahan yang ingin penulis teliti yaitu mengenai bagaimana pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan peserta didik di SMA Alfa centauri untuk mencapai targetnya yaitu “To Be The Finest School In The World”. Visi dan Misi :

Visi SMA Alfa centauri adalah ”To be the finest school in the world”. Visi tersebut merupakan cita-cita SMA Alfa Centauri di masa yang akan datang. SMA Alfa Centauri senantiasa berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi SDM (Sumber Daya manusia) baik dari pihak manajemen sendiri maupun kualitas para pengajarnya. Tentunya cita-cita SMA Alfa Centauri ini tidak terlepas dari keinginan masyarakat dan selalu mengacu kepada norma-norma yang positif. Dalam rangka mewujudkan cita-cita SMA Alfa Centauri yang luhur tersebut SMA ini melaksanakan 3 MISI yang sangat strategis yaitu Taqwa, Cerdas dan Kreatif sesuai dengan nama dari yayasan SMA tersebut yaitu Yayasan Taqwa Cerdas Kreatif. SMA Alfa Centauri mempunyai visi ke depan yang berlandaskan Imtak dan Iptek yaitu Iman dan Taqwa juga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Namun begitu, untuk mencapai tujuan To Be The Finest School tersebut SMA Alfa Centauri belum mempunyai indikator yang spesifik dan masih bersifat general.

SMA Alfa Centauri melakukan upaya-upaya untuk mencapai Visi tersebut,upaya-upaya tersebut adalah:

1. Mengikuti dan beberapa kali menjuarai Olimpiade tingkat Kota, Provinsi dan Nasional.

2. Kelulusan PTN tahun 2014 mencapai 129 siswa/i. 3. Mempersiapkan calon siswa/I unggulan dari mulai SD, SMP, SMA Alfa centauri

dengan mengikuti Olimpiade tingkat Internasional.

Page 20: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 50

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

4. Studi Banding ke sekolah favorit, Contoh : SMAN 3,5, Tarnus, Krida dan lain-lain. 5. Memperkenalkan teknologi ke kancah nasional maupun internasioanal dengan

memulai ujian online UTS, US. 6. Finger print kehadiran guru dan kehadiran siswa setelah fingerprint ada sms

server yang otomatis terkirim ke orangtua, semua kelas dipasang cctv. 7. Supervisi Kepala Sekolah SMA Alfa Centauri masih banyak diwakilkan kepada

para Wakil Manajemen Mutu, namun begitu Kepala Sekolah tetap memantau perkembangan kualitas guru dengan komunikasi langsung dengan Bpk/Ibu guru setelah di supervisi.

Profil Sekolah

Berikut adalah persebaran pendidik dan tenaga kependidikan serta sarana dan prasarana yang tersedia di SMA Alfa centauri dalam mencapai tujuannya,

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Sekolah

Wakil Manajemen mutu, staff Tu, Staff kurikulum, kesiswaan, Bp/Bk sudah tersebar di 3 lokasi namun untuk bagian humas 2 orang, Sarana dan prasarana 1 orang dan selalu mengontrol ke tiga lokasi. Untuk tahfidz pada tahun 2015 ini telah ada perubahan yaitu sudah tersebar di tiga lokasi untuk membimbing peserta didiknya kalau ada yang mau setor hapalan karena target SMA Alfa Centauri apabila peserta didik sekolah 3 tahun di SMA Alfa minimal dapat membaca Al-Qur’an dengan mafhum dan dapat menghapal 3 juz. SMA Alfa Centauri terbagi ke dalam 3 Lokasi, yaitu : 1. Jl.Diponegoro No.48 Lokasi kelas X 2. Jl.Cisangkuy No.20 Lokasi kelas XI 3. Jl. Badaksinga No.6 Lokasi kelas XII

Dengan adanya cctv disetiap kelas maka setiap kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan guru di setiap lokasi terpantau oleh pihak sekolah. Selain Manajemen Mutu, pihak sekolah pun menugaskan 1 orang untuk memantau kinerja guru. Data Ruangan di SMA Alfa Centauri : Ruang Kepala Sekolah: 1 Ruang Bp/Bk : 3 Ruang Guru : 6

Page 21: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 51

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Ruang TU : 6 Ruang Keuangan : 1 Raung perpustakaan : 3 Labolatorium : 1 Ruang UKS : 1 Mushola : 6

Untuk sarana dan prasarana di SMA Alfa Centauri disetiap lokasi harus lebih diperhatikan karena keadaannya belum sesuai dengan ketentuan dari dinas Identitas Sekolah : Nama Sekolah : SMA SWASTA ALFA CENTAURI Akreditasi : A Alamat : Jl.Diponegoro No.48 NPSN Sekolah : 20265518 Nama Kepala Sekolah : Cep Budhi Darma M,S.Pt No Telp : 085100382670 Kepemilikan Tanah : Hak Milik Sendiri Status Bangunan : Milik sendiri

Akreditasi adalah salah satu indicator kualitas sekolah karena banyak ranah yang di pantau oleh dinas pendidikan. Tahun 2015 ini SMA Alfa Centauri kembali akan menjalani akreditasi.

Biodata Kepala Sekolah SMA Alfa Centauri : Nama lengkap : Cep Budhi Darma M,S.Pt, MM NIP : - Pangkat Dan Gol : - Masa kerja(Guru) : 8 tahun Masa Kerja kepSek : 6 Tahun Pendidikan Terakhir : S2 Fakultas/Jurusan : Manajemen

Berbeda dengan prestasi dibidang akademik, kuantitas maupun kualitas prestasi non akademik menurut data lebih banyak, menurut wawancara peneliti dengan kepala sekolah, prestasi akademik dan non akademik akan di digalakan kembali dan targetnya lebh baik kembali. B. Penyajian Data dan Pembahasan 1. Analisis Tanggapan Responden

Penulis terlebih dahulu melakukan analisis tanggapan responden sebelum masuk pada pembahasan. Jawaban yang diberikan responden akan dibobotkan yaitu dengan mengalikan jumlah responden yang menjawab dengan nilai skala likert dari jawaban tersebut. Setelah itu nilai bobot tersebut dibandingkan dengan nilai bobot standar untuk mengetahui bagaimana pelaksanaannya. Nilai bobot standar untuk variabel Supervisi Kepala Sekolah (X1), Kompetensi Guru (X2), dan Peningkatan Kualitas Lulusan (Y) dibagi ke dalam lima (5) rentang penilaian yaitu sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Untuk mencari nilai bobot standar dapat dilakukan dengan mencari panjang rentang bobot ketiga pengklasifikasian di atas. Adapun rumusnya sebagai berikut : PI = Bmaks – Bmin 5 PI = (5 x 37) – (1 x 37) = 29,6 = 30 5 Keterangan : PI = Panjang Interval Bmaks = Bobot Jawaban maksimum

Page 22: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 52

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Bmin = Bobot jawaban minimum Dengan membandingkan nilai bobot jawaban responden dengan nilai bobot standar

tersebut di atas, maka dapat diketahui bagaimana gambaran dari masing-masing variabel yaitu Supervisi Kepala Sekolah (X1), Kompetensi Guru (X2), dan Peningkatan Kualitas Lulusan (Y) apakah sangat rendah, rendah, cukup tinggi, tinggi dan sangat tinggi dengan melihat bobot jawaban berada pada golongan yang mana sesuai dengan kategori di atas. Dengan demikian dapat diketahui apakah yang dilakukan penguatan Supervisi Kepala Sekolah (X1), Kompetensi Guru (X2), dan Peningkatan Kualitas Lulusan (Y) sudah baik atau belum. a. Variabel Supervisi Kepala Sekolah (X1)

Berikut pendapat Smith dalam Supardi, (2013:100) yang penulis gunakan sebagai indikator untuk variabel supervisi kepala sekolah, yang terdiri dari: Merencanakan program supervisi, Pelaksanaan supervisi dan Tindak lanjut hasil supervisi.

Dari indikator pertanyaan diatas dapat disimpulkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.6

Deskripsi Bobot Variabel Supervisi Kepala Sekolah

No Indikator Total

Bobot Persentas

e Kategori

1 Membuat program tahunan.

128 24.29% Cukup Tinggi

2 Membuat program semesteran

138 26.19% Tinggi

3 Membuat jadwal Supervisi

128 24.29% Cukup Tinggi

4 Sosialisasi jadwal Supervisi

133 25.24% Tinggi

Merencanakan program supervise

527 44.44%

5 Standar-standar supervisi

139 54.51% Tinggi

6 Proses supervisi 116 45.49% Cukup Tinggi

Pelaksanaan supervisi dan 255 21.50%

7 Evaluasi Hasil Supervisi 132 32.67% Tinggi

8 Pemberian Reward 133 32.92% Tinggi

9 Pemberian Punishment 139 34.41% Tinggi

Tindak lanjut hasil supervisi 404 34.06%

Total 1186 100 %

Bobot rata-rata 132

Tinggi Sumber : Data Olahan

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa bobot rata-rata dari variable supervisi kepala sekolah (X1) adalah sebesar 132, nilai tersebut berada pada rentang 130 – 160 atau pada kategori tinggi. Namun agar hasil yang didapatkan maksimal maka kinerja variabel ini harus ditingkatkan lagi sampai dinilai sangat baik oleh responden (sangat tinggi). Dan jika dilihat ternyata indikator tentang membuat program tahunan, membuat jadwal supervisi serta proses supervisi memiliki bobot yang cukup tinggi, hal ini dimungkinkan pada pelaksanaannya belum optimal. Ini adalah kewajiban SMA Alfa centauri untuk lebih meningkatkan lagi faktor supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terutama untuk indikator membuat program tahunan, membuat jadwal supervisi serta proses supervisi supaya bisa lebih meningkatkan kualitas lulusan peserta didik SMA Alfa Centauri di kota Bandung.

Terlihat bahwa pelaksanaan supervisi yang mengacu kepada standar-standar supervisi memberikan persentase paling tinggi yaitu 54%. Oleh karena itu, Pelaksanaan Supervisi oleh kepala sekolah SMA Alfa Centauri yang disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis

Page 23: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 53

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

pelaksanaan supervisi tahun sebelumnya diharapkan akan memberikan dampak berupa perbaikan sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses pembelajaran langsung yang dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang diindikasikan dengan adanya perbaikan di SMA Alfa Centauri ini dan Kepala Sekolah sebagai pelaksana supervisi harus memperhatikan secara sistematis mengenai pelaksanaannya dengan membuat standar-standar supervisi yang jelas dan terbuka. yang diindikasikan dengan adanya perbaikan pada: Penggunaan Metode – Metode dan Model-Model Pembelajaran yang lebih variatif dan meningkatkan antusiasme peserta didik dalam proses pembelajaran.Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan kompetensi. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan mengacu kepada tuntutan penguasaan kompetensi. Membuat jadwal Supervisi memberikan persentase sebesar 26% dengan kategori cukup, ini berarti sosialisasi cukup di sosialisasikan oleh humas dan bagian kurikulum kepada bapak/ibu guru yang akan di supervisi. b. Variabel Kompetensi Guru (X2)

Supardi, (2013:105) mensyaratkan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru meliputi :

a. kompetensi pedagogik b. kompetensi kepribadian c. kompetensi sosial d. kompetensi professional

Tabel 4.7 Deskripsi Bobot Variabel Kompetensi Guru

No Indikator Total

Bobot Persentase Kategori

1 Penguasaan Karakteristik peserta didik

153 33.85% Tinggi

2 Penguasaan Materi pembelajaran

162 35.84% Sangat Tinggi

3 Penilaian hasil belajar secara objektif

137 30.31% Tinggi

Kompetensi pedagogik 452 25.44%

4 Mengikuti norma yang ada 140 33.49% Tinggi

5 Pengembangan sikap mulia 153 36.60% Tinggi

6 Pengembangan kualitas etos kerja

125 29.90% Cukup Tinggi

Kompetensi kepribadian 418 23.52%

7 Penguasaan standar kompetensi

162 35.22% Sangat Tinggi

8 pengembangan keprofesionalan

146 31.74% Tinggi

9 Pengembangan keprofesionalan melaui teknologi informasi

152 33.04% Tinggi

Kompetensi professional 460 25.89%

10 Komunikasi dengan rekan sejawat

139 31.10% Tinggi

Page 24: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 54

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

11 Beradaptasi dengan baik 162 36.24% Sangat Tinggi

12 Menilai sesuatu dengan objektif

146 32.66% Tinggi

Kompetensi Sosial 447 25.15%

Total 1777 100%

Bobot rata-rata 148 Tinggi

Sumber : Data Olahan Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa bobot rata-rata dari variable kompetensi guru

(X2) adalah sebesar 148, nilai tersebut berada pada rentang 130 – 160 atau pada kategori tinggi. Namun agar hasil yang didapatkan maksimal maka kinerja variable ini harus ditingkatkan lagi sampai dinilai sangat baik oleh responden (sangat tinggi). Dan jika dilihat ternyata indikator tentang pengembangan kualitas etos kerja memiliki bobot yang cukup tinggi, hal ini dimungkinkan pada pelaksanaannya terutama etos kerja guru yang berhubungan dengan budaya kerja guru belum optimal seperti masalah kedisiplinan kerja. Sebaiknya ditindaklanjuti bagi guru yang masih memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah. Bagi indicator kompetensi guru yang lain kebanyakan memiliki bobot tinggi, hal ini harus tetap dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan lagi supaya bisa lebih meningkatkan kualitas lulusan peserta didik SMA Alfa Centauri di kota Bandung.

Terlihat bahwa penguasaan materi pembelajaran dan beradaptasi dengan baik memberikan persentase 36% dengan kategori sangat tinggi, ini berarti penguasaan materi pembelajaran dan beradaptasi dengan baik kepada rekan sejawat maupun kepada peserta didik memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk peningkatan kelulusan peserta didik baik dalam segi akademik maupun segi karakter.

Oleh karena itu, guru-guru SMA Alfa Centauri harus di berikan pembinaan oleh sekolah dengan mengikuti worksop, seminar maupun peningkatan kualitas akademik dengan memberikan kesempatan kepada para guru untuk melanjutkan studi di mata pelajaran yang diampunya serta sekolah memberikan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan kepribadian supaya guru-guru SMA Alfa Centauri tetap kuat untuk memperjuangkan kesuksesan peserta didik baik secara akademik maupun non akademik. c. Variabel Peningkatan Kualitas Lulusan (Y)

Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan, merupakan suatu yang mustahil, pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, jika tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat serta lingkungan yang mendukung (Sudjana, 2005:6).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 indikator untuk mengukur variabel peningkatan kualitas lulusan yaitu Prestasi Akademik dan Prestasi non akademik.

Tabel 4.8 Deskripsi Bobot Variabel

Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik

No Indikator Total

Bobot Persentase Kategori

1 Kualitas hasil belajar (UN,PTN)

153 100% Tinggi

Prestasi Akademik 153 54,7%

2 Pengembangan soft skill 132 100% Tinggi

Prestasi non akademik 132 46,3%

Total 285 100%

Page 25: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 55

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Bobot rata-rata 143 Tinggi

Sumber : Data Olahan Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa bobot rata-rata dari variabel Peningkatan

Kualitas Lulusan Peserta Didik (Y) adalah sebesar 143, nilai tersebut berada pada rentang 130 – 160 atau pada kategori tinggi. Meskipun semua indicator dinyatakan berbobot tinggi namun agar hasil yang didapatkan lebih maksimal maka kinerja variabel ini harus terus ditingkatkan lagi sampai dinilai sangat baik oleh responden (bobot sangat tinggi).

Terlihat bahwa prestasi akademik memberikan persentase 54% dibanding prestasi non akademik yaitu 46%, ini berarti parameter yang bisa diukur oleh sekolah SMA Alfa CentauriS dan kualitas lulusan masih berdasarkan angka, hal ini dibuktikan ketika tes ke Perguruan Tinggi Negeri masih menggunakan tes akademik bukan tes non akademik. Maka usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah SMA Alfa Centauri yaitu mengikutsertakan peserta didik untuk mengikuti bimbingan belajar wajib mulai dari kelas XI sampai kelas XII. Untuk persiapan ke perguruan tinggi, SMA Alfa Centauri bekerja sama dengan lembaga bimbingan belajar yaitu SSC mengikutsertakan peserta didik kelas XII untuk mengikuti intensif bimbingan belajar selama 2 bulan. 2. Pembahasan a. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan

Hipotesis penelitian berbunyi “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap Peningkatan kualitas lulusan. Model hubungan supervisi kepala sekolah terhadap Peningkatan kualitas lulusan dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 6.101 + 11.559 X1 Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada tabel 4.72 berikut ini :

Tabel 4.9 Signifikansi Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Peningkatan kualitas lulusan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolera

nce VIF

1 (Constant)

6.101 2.553

2.389 .022

x1 .440 .038 .890 11.559 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: y

Berdasarkan uji signifikansi variabel supervisi kepala sekolah terhadap Peningkatan kualitas lulusan diperoleh nilai t hitung 11.559 dengan signifikansi 0.000. Setelah dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 3,28 dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak sehingga variabel supervisi kepala sekolah secara signifikan mempengaruhi Peningkatan kualitas lulusan.

Tabel 4.10

Model Summaryb

Page 26: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 56

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Model R

R Squar

e Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .890a .792 .786 3.12969 1.459

a. Predictors: (Constant), x1

b. Dependent Variable: y

Berdasarkan tabel diatas diketahui ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah terhadap Peningkatan kualitas lulusan, besar pengaruhnya yaitu sebesar 0.792 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi), atau (0.890 x 0.890 = 0.792). R Square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti besarnya variabel peningkatan kualitas lulusan yang dipengaruhi atau ditentukan oleh supervisi kepala sekolah adalah sebesar 79,2%.

Kekuatan hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan peningkatan kualitas lulusan dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) 0.890 dengan p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah terhadap peningkatan kualitas lulusan dapat diterima kebenarannya.

Supervisor bertujuan untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan pendidikan di sekolah, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya, maka supervisi di SMA Alfa Centauri penting untuk dilaksanakan.

b. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan

Hipotesis penelitian berbunyi “ada pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi guru terhadap Peningkatan kualitas lulusan. Model hubungan kompetensi guru terhadap Peningkatan kualitas lulusan dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi Y= 15.138 + 4.756 X2 Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada tabel 4.74 berikut ini :

Tabel 4.11 Signifikansi Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolera

nce VIF

1 (Constant)

15.138 4.269

3.546 .001

x2 .292 .061 .627 4.756 .000 1.000 1.000

a. Dependent Variable: y

Berdasarkan uji signifikansi variabel kompetensi guru terhadap Peningkatan kualitas lulusan diperoleh nilai t hitung 4.756 dengan signifikansi 0.000. Setelah dibandingkan dengan harga t tabel sebesar 3,28 dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel maka H0 ditolak sehingga variabel kompetensi guru secara signifikan mempengaruhi Peningkatan kualitas lulusan.

Tabel 4.12

Model Summaryb

Page 27: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 57

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Model R

R Squar

e Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .627a .393 .375 5.35362 1.491

a. Predictors: (Constant), x2

b. Dependent Variable: y

Berdasarkan tabel diatas diketahui ada pengaruh antara kompetensi guru terhadap Peningkatan kualitas lulusan, besar pengaruhnya yaitu sebesar 0.393 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi), atau (0.627 x 0.627 = 0.393). R Square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti besarnya varian peningkatan kualitas lulusan yang dipengaruhi atau ditentukan oleh kompetensi guru adalah sebesar 39,3%.

Kekuatan hubungan antara kompetensi guru dengan peningkatan kualitas lulusan dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) 0.627 dengan p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan dapat diterima kebenarannya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diungkapkan oleh Oteng Sutisna dalam Dadang Suhardan (2010:74) bahwa : ”jika guru belajar, tumbuh, berkembang dan bertambah mampu, karena supervisor membimbing pertumbuhan guru, murid juga akan tumbuh lebih pesat”

Guru atau pendidik merupakan profesi yang mulia, karena di tangan pendidik kualitas sumber daya manusia dibangun. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, namun peran guru atau pendidik lebih dominan dibanding dengan faktor lain. Untuk itu, profesionalisme guru di SMA Alfa Centauri harus selalu dijaga dan ditingkatkan sehingga kompetensi lulusan peserta didik mampu memenuhi standar kompetensi yang ditentukan

c. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru

Hipotesis penelitian berbunyi “ada pengaruh langsung antara supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru. Model hubungan supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi X1= 38.604 + 0,434 X2 Uji signifikansi persamaan regresi dapat disajikan pada tabel 4.76 berikut ini :

Tabel 4.13 Signifikansi Sipervisi Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Guru

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolera

nce VIF

1 (Constant)

38.604 11.125 3.47

0 .001

x1 .434 .161 .415

2.695

.011 1.000 1.000

a. Dependent Variable: x2

Page 28: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 58

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Berdasarkan uji signifikansi variabel supervisi kepala sekolah terhadap kompetensi guru diperoleh nilai t hitung 2,695 dengan signifikansi 0.011. Setelah dibandingkan dengan harga t tabel sebesar 3,28 dimana harga t hitung lebih kecil dari t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala sekolah berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap kompetensi guru.

Tabel 4.14

Model Summaryb

Model R

R Squar

e Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .415a .172 .148 13.40393 1.752

a. Predictors: (Constant), x1

b. Dependent Variable: x2

Berdasarkan tabel diatas diketahui ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah

terhadap kompetensi guru, besar pengaruhnya yaitu sebesar 0.172 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi), atau (0.415 x 0.415 = 0.172). R Square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti besarnya varian kompetensi guru yang dipengaruhi atau ditentukan oleh supervisi kepala sekolah adalah sebesar 17,2%.

Kekuatan hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kompetensi guru dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) 0.415 dengan p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh langsung antara supervisi kepala sekolah dengan kompetensi guru dapat diterima kebenarannya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang diungkapkan oleh Oteng Sutisna dalam Dadang Suhardan (2010:74) bahwa : ”jika guru belajar, tumbuh, berkembang dan bertambah mampu, karena supervisor membimbing pertumbuhan guru, murid juga akan tumbuh lebih pesat”

Guru atau pendidik merupakan profesi yang mulia, karena di tangan pendidik kualitas sumber daya manusia dibangun. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, namun peran guru atau pendidik lebih dominan dibanding dengan faktor lain. Untuk itu, profesionalisme guru di SMA Alfa Centauri harus selalu dijaga dan ditingkatkan sehingga kompetensi lulusan peserta didik mampu memenuhi standar kompetensi yang ditentukan

d. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan

Kualitas Lulusan Peserta Didik Secara Simultan Hipotesis penelitian berbunyi “ada pengaruh yang signifikan antara supervisi kepala

sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan secara simultan”. Model hubungan supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi berikut ini :

Y = 0.539 + 0,358 X1+ 0,150 X2, R2 = 0,838 Uji signifikansi persamaan regresi diatas disajikan pada tabel 4.78 berikut ini :

Tabel 4.15 Signifikansi Sipervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru Terhadap Peningkatan Kualitas

Lulusan

Coefficientsa

Page 29: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 59

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Toleran

ce VIF

1 (Constant)

.539 2.703

.199 .843

x1 .358 .037 .733

9.652

.000 .828 1.208

x2 .150 .035 .323

4.248

.000 .828 1.208

a. Dependent Variable: y

Berdasarkan uji signifikansi variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan secara simultan diperoleh nilai t hitung 9,652 (X1) dan 4,248 (X2) dengan signifikansi 0.000. Setelah dibandingkan dengan harga t tabel sebesar 3,28 dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru secara simultan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas lulusan

Tabel 4.16

Model Summaryb

Model R

R Squar

e Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .915a .838 .828 2.80872 1.285

a. Predictors: (Constant), x2, x1

b. Dependent Variable: y

Berdasarkan tabel diatas diketahui ada pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap peningkatan kualitas lulusan secara simultan, besar pengaruhnya yaitu sebesar 0.838 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi), atau (0.915 x 0.915 = 0.838). R Square dapat disebut koefisien determinasi yang dalam hal ini berarti besarnya varian peningkatan kualitas lulusan yang dipengaruhi atau ditentukan oleh supervisi kepala sekolah adalah sebesar 17,2%.

Kekuatan hubungan antara supervisi kepala sekolah dengan kompetensi guru dinyatakan dengan koefisien korelasi (r) 0.915 dengan p=0.000. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, yang berarti hipotesis penelitian yang menyatakan ada pengaruh supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru secara simultan terhadap peningkatan kualitas lulusan dapat diterima kebenarannya.

Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh dari Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik secara keseluruhan, maka dilakukan uji F. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut :

F = (n-k-1) R2 k(1-R2) F = (37-2-1)(0,838) 2 (1-0.838)

Page 30: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 60

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

F = 28,492 = 87,94 0,324 Nilai F di atas kemudian dibandingkan dengan nilai F0.05;(37). Dari tabel distribusi F dimana

diperoleh nilai F0,05(37) sebesar 3,28. Nilai F hasil perhitungan di atas yaitu 87,94 ternyata lebih besar dari F di tabel yaitu sebesar 3,28 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Atau dengan kata lain secara simultan Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru memiliki pengaruh signifikan/kuat terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik, selain itu besarnya pengaruh dapat digeneralisir terhadap seluruh populasi.

Tabel 4.17 Kesimpulan Pengujian Secara Keseluruhan

Nilai Fhitung Nilai Ftabel Kesimpulan 87,94 3,28 Signifikan

Sumber : hasil perhitungan

Dari persamaan diatas juga diketahui nilai Errorvar yaitu sebesar 0,162 memperlihatkan adanya pengaruh faktor lain di luar Supervisi Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Peningkatan Kualitas Lulusan Peserta Didik yaitu sebesar 16,2%.

Adapun variabel yang mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas lulusan namun tidak diteliti dalam penelitian ini yang menunjukkan nilai pengaruh sebesar 16,2% terhadap peningkatan kualitas lulusan peserta didik, selain supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru, faktor lain yang mempengaruhi kualitas lulusan peserta didik menurut Himmatul Mufidah (2011) adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas Sekolah atau Pendidikan. 2. Kurikulum yang Digunakan. 3. Sistem Penilaian Pendidikan. 4. Komunikasi Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan. 5. Lingkungan.

Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA Alfa Centauri melalui proses pembelajaran yang baik serta membantu guru dan kepala sekolah menciptakan lulusan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu, kegiatan supervisi ini hendaknya rutin dilaksanakan di sekolah sebagai salah satu kegiatan yang dipandang positif dalam meningkatkan proses pembelajaran. Apabila konsep-konsep ideal tersebut dilaksanakan, maka dapat diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat secara signifikan.

PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Kegiatan perencanaan supervisi Kepala Sekolah terhadap upaya meningkatkan

kompetensi pedagogik guru di SMA Alfa Centauri dibuktikan dengan menyusun program supervisi, melaksanakan program supervisi dan menindaklanjuti hasil supervisi meliputi pembinaan secara berkesinambungan, melakukan kegiatan penilaian kinerja guru, pemberdayan MGMP, KKG, menjalin kerjasama internal, eksternal dan diagonal dengan berbagai pihak yang memiliki komitmen tinggi kepada pendidikan.

2. Pengaruh antara supervisi kepala sekolah dengan kualitas lulusan mempunyai hubungan yang kuat, dengan total bobot berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan kualitas lulusan sudah baik satu sama lain, sehingga dengan pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kualitas lulusan peserta didik di SMA Alfa Centauri.

3. Pengaruh antara kompetensi guru dengan kualitas lulusan mempunyai hubungan yang kuat, dengan total bobot berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan

Page 31: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 61

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

kompetensi yang dimiliki guru dan kualitas lulusan sudah baik satu sama lain, sehingga dengan kompetensi yang dimiliki oleh guru SMA Alfa Centauri dapat meningkatkan kualitas lulusan.

4. Pengaruh antara supervisi kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap kualitas lulusan mempunyai hubungan yang signifikan secara simultan. Hal ini memperlihatkan hubungan yang erat apabila dilaksanakan oleh sekolah maka besar pengaruhnya terhadap peningkatan lulusan peserta didik di SMA Alfa Centauri di Kota Bandung.

B. Saran Setelah melakukan penelitian ini, maka ada beberapa hal yang dapat dikemukakan

sebagai saran akademis dan secara praktis. Adapun saran akademis adalah: 1. Perlunya penelitian lanjutan mengenai variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian

ini, yang diidentifikasikan dalam penelitian ini antara lain: Efektivitas sekolah , kurikulum yang digunakan, sistem penilaian pendidikan, komunikasi kebijakan penyelenggaraan pendidikan, lingkungan keluarga dan lingkungan pergaulan peserta didik. Adapun saran praktis adalah:

1. Kepala sekolah SMA Alfa Centauri selalu memberikan kegiatan layanan supervisi pendidikan secara terprogram, professional, berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi guru dan hasil belajar peserta didik di sekolah.

2. Guru SMA Alfa Centauri selalu berusaha meningkatkan profesionalisme, kompetensi dan kinerjanya untuk meningkatkan kualitas lulusan peserta didik di sekolah.

3. Peserta didik di SMA Alfa Centauri selalu berupaya untuk belajar dan bekerja keras untuk meningkatkan prestasi belajar mereka, sebagai upaya strategis dan sinergis yang dilakukan oleh kepala sekolah, para guru dan pihak lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di SMA Alfa Centauri khususnya dan kualitas pendidikan pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku Amstrong, Michael. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Alih Bahasa. Sofyan. Cikmat dan

Haryono. Jakarta: Elex Media Komputindo. Amin Ibrahim. 2008. Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta Implementasinya. Bandung :

Bandar Maju Cucu Suhana. 2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Refika Aditama Christine Manopo, 2011. Competency Based Talent And Performance Management System.

Jakarta : Salemba Empat Chaizi Nasucha. 2004. Reformasi Administrasi Publik: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia. Dadang Suhardan. 2010. Supervisi Profesional Layanan Dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Di Era Otonomi Daerah. Bandung : Alfabeta Dwight Waldo. 1979. Pengantar Studi Public Administration., Aksara Barn, Jakarta. Edy Sutrisno, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Prenada Media

Group Felix A. Nigro dan L. Loyd G. Nigro. 1970.Administrasi Publik. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Harbani Pasolong. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta Husein Umar. 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada Iskandar Agung, dkk. 2014. Mengembangkan Profesionalitas Guru Upaya Meningkatkan

Kompetensi dan Profesionalisme Kinerja Guru. Jakarta : Bee Media Pustaka Pfiffner, John M and Presthus, Robert V. 1960. Public Administration. New York : The Ronald

Press Company.

Page 32: PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN … filemenunjukkan bahwa Supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah sangat erat kaitannya dengan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa

STIA BANDUNG

P a g e | 62

Jurnal Bina Administrasi (Volume VI, Nomor 1)

Mukhtar dan Iskandar. 2013. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Referensi (Gaung Persada Press Group)

Moeheriono, 2010. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia

Nurtain. 1989. Supervisi Pengajaran (teori dan Praktek). Jakarta: Depdikbud, Dirjen. Dikti Stillman II. Richard J. 1992. Public Administration. Concept and Cases. 7 th ed, Houghton Mifflin

Company. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Penerbit Alfabeta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar Dan Praktiknya. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Alfabeta Uma Sekaran. 2007. Research Methods For Business. Jakarta : Salemba Empat. Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Yeremias T Keban. 2004. Enam Dimensi Strategis Admistrasi Publik, Konsep, Teori, dan Isu.

Yogyakarta: Gava Media. Zainal Aqib. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional Bandung : Yramawidya Sumber Lain-Lain Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat 10) tentang kompetensi UU RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen (http://himmatulmufidah.blogspot.com/2011/07/makalahkualitas-lulusan.html)