pengaruh self efficacy, tekanan ketaatan, locus of …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH SELF EFFICACY, TEKANAN KETAATAN, LOCUS
OF CONTROL, DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP
AUDIT JUDGMENT
SATIMAN
Prodi Akuntansi S1 Universitas Pamulang
*Email: [email protected]
ABSTRACT
The objective of this research was to examine the influence of self efficacy, obedience
pressure, locus of control and task complexity on audit judgment.
The respondents are auditor who working in public accountant firm in South
Jakarta. 133 questionnaires are distributed, 102 questionnaires are returned and
analyzed in this research. Hypothesis testing is done by multiple regression analysis
method and assisted tool SPSS 22 statistical test.
The research showed that influence of self efficacy, obedience pressure, locus of
control and task complexity has signficant to audit judgment.
Keywords : self efficacy, obedience pressure, locus of control and task complexity,
audit judgment.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Akuntan Publik memiliki peran penting bagi suatu perusahaan, terutama dalam
mengaudit laporan keuangan dan memastikan bahwa laporan keuangan tersebut wajar
dan dapat dipercaya serta menampilkan informasi yang sebenarnya, sehingga dapat
diandalkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan.
Jasa Akuntan Publik memiliki peranan penting seperti yang diatur dalam
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan Publik, dimana disebutkan
bahwa jasa Akuntan Publik merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan
keputusan ekonomi dan berpengaruh secara luas dalam era globalisasi yang memiliki
peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan efisien serta
meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
Pada kenyataannya, dalam beberapa kurun waktu belakangan ini, terdapat
banyak kasus yang melibatkan beberapa nama Kantor Akuntan Publik besar maupun
kecil. Kasus ini telah menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat kepada profesi
Akuntan Publik dalam mengaudit laporan keuangan, mengingat dimana cukup
2
banyak perusahaan yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian, tetapi justru
mengalami kebangkrutan setelah opini tersebut dikeluarkan. (Idris, 2012).
Dalam membuat suatu judgment, auditor akan mengumpulkan berbagai bukti
relevan dalam waktu yang berbeda dan kemudian mengintegrasikan informasi dari
bukti-bukti tersebut untuk membuat suatu pertimbangan (judgment). Seorang auditor
dalam melakukan tugasnya membuat auditjudgmentdipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya adalah self efficacy menjadi faktor yang mempengaruhi audit judgment.
Self efficacy merupakan keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri akan
kemampuan yang dimilikinya guna mencapai suatu hasil tertentu. Tingginya self
efficacy yang dimiliki seseorang akan membuat keraguan diri terhadap kemampuan
orang tersebut menjadi lebih sedikit atau cenderung untuk tidak menyerah serta
mengatasi setiap tantangan degan usaha yang lebih besar.
Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada judgment yang
diambil oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh auditor maka
judgment yang diambil oleh auditor cenderung kurang tepat.
Locus of control merupakan persepsi individu pada suatu kejadian, dapat atau
tidaknya individu tersebut mengendalikan suatu kejadian yang terjadi. Akuntan yang
memiliki locus of control lebih baik dapat mengatasi stres dan lingkungan kerja yang
lebih tinggi.
Faktor lain adalah kompleksitas tugas. Kompleksitas tugas adalah tugas yang
tidak terstruktur, sulit untuk dipahami. Adanya kompleksitas tugas yang tinggi dapat
merusak judgment yang dibuat oleh auditor. Tetapi, ada pula yang menyatakan bahwa
kompleksitas tugas tidak akan mempengaruhi judgment yang dibuat oleh auditor.
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
“Pengaruh Self Efficacy, Tekanan Ketaatan, Locus of Control dan Kompleksitas
Tugas terhadap Audit Judgment Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta
Selatan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya maka masalah yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah self efficacy berpengaruh terhadap audit judgment ?
2. Apakah tekanan ketaatan berpengaruh terhadap auditjudgment ?
3. Apakah locus of control berpengaruh terhadap audit judgment ?
4. Apakah kompleksitas tugas berpengaruh terhadap auditjudgment ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang telah dijelaskan, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk :
1. Menganalisis pengaruh self efficacy terhadap audit judgment.
2. Menganalisis pengaruh tekanan ketaatan terhadap auditjudgment.
3. Menganalisis pengaruh locus of control terhadap audit judgment.
4. Menganalisis pengaruh kompleksitas tugas terhadap audit judgment.
3
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai alat atau syarat untuk memperoleh dapat digunakan
sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman dan perbandingan antara teori dan
praktik yang sebenarnya mengenai pengaruh self efficacy, tekanan ketaatan, locus of
control dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment.
b. Bagi Universitas Pamulang
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan, serta
sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan
sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan bahan masukan atas hasil penelitian yang
berhubungan dengan pengaruh self efficacy, tekanan ketaatan, locus of control dan
kompleksitas tugas terhadap audit judgment bagi sebuah perusahaan.
d. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
pemahaman atas masalah tentang pengaruh self efficacy, tekanan ketaatan, locus of
control dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Motivasi Prestasi
Teori ini digunakan untuk menjawab permasalahan yang berhubungan dengan
teori kebutuhan dan kepuasan, yang awalnya dikembangkan oleh Mc. Clelland. Riset
yang dilakukan Mc. Clelland memberikan hasil bahwa terdapat tiga karakteristik dari
orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi, yaitu:
1. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki rasa
tanggungjawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau pencarian
atas suatu permasalahan.
2. Orang yang memiliki kebutuhan pretasi yang tinggi cenderung menetapkan
tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung resikonya.
3. Orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi memiliki keinginan yang
kuat untuk memperoleh umpan balik atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.
Hal-hal ini tidak akan mempengaruhi auditor untuk menghasilkan judgment
secara profesional jika ia termasuk dalam orang yang memiliki kebutuhan akan
prestasi yang tinggi.
2.1.2 Teori X dan Y Mc Gregor
Dalam teori X dan Y yang ditemukan oleh Mc Gregor, individu yang memiliki
eksternal locus of control akan bertipe X dikarenakan mereka tidak menyukai
tanggungjawab, dan harus dipaksa agar berprestasi, mereka harus dimotivasi oleh
4
lingkungannya. Sedangkan untuk internal locus of control akan bertipe Y
dikarenakan mereka menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggungjawab dan dapat
menjalankan pengarahan diri.
Seorang auditor yang termasuk dalam tipe X akan terpengaruh dalam judgment-
nya jika mendapat tekanan ketaatan dan tugas audit yang kompleks. Ia akan
cenderung mencari jalan pintas dalam membuat judgment dan bahkan bersikap
disfungsional. Sehingga judgment yang dihasilkan pun rendah. Sedangkan auditor
yang termasuk dalam tipe Y tidak akan terpengaruh meskipun ia mendapat tekanan
dari auditan maupun dari atasannya dan mendapati tugas audit yang kompleks. Ia
akan tetap bersikap profesional dan menghasilkan audit judgment yang tinggi.
2.1.3 Definisi Auditing
Menurut Arens & Loebbecke (2003:1) auditing adalah proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independent untuk dapat
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independent
dan kompeten.
Menurut Sukrisno (2012:9) auditing didefinisikan sebagai suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent, terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
2.1.4 Jenis-Jenis Audit
Agoes (2012:10) membedakan jenis-jenis audit sebagai berikut :
a. Ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
Pemeriksaan Umum (General Audit)
Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
b. Ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas :
Operasional Audit (Management Audit)
Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan Intern (Internal Audit).
Computer Audit
2.1.5 Definisi Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan
audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.
5
2.1.6 Jenis-jenis Auditor
Menurut Arens, et al. (2012:39) Auditor dibagi menjadi empat jenis yaitu :
a. Auditor Independen
b. Auditor Pemerintah
c. Auditor Internal
d. Auditor Pajak
2.1.7 Definisi Self Efficacy
Self efficacy didefinisikan sebagai suatu rasa kepercayaan atau keyakinan yang
berasal dari motivasi dalam diri bahwa dia mampu untuk melakukan atau mengatur
suatu pekerjaan pada tingkatan tertentu untuk mencapai tingkatan kinerja tertentu, di
mana bagi seorang auditor yang memiliki kepercayaan yang tinggi dan memiliki
semangat kerja yang tinggi akan berdampak pada kehandalan auditjudgment yang
dibuatnya. (Bandura, 2006)
2.1.8 Indikator Self Efficacy
Bandura (1997) mengumumkan bahwa self efficacy individu dapat dilihat dari
tiga dimensi dan indikator, yaitu:
a. Tingkat (Level).
b. Keluasan (Generality)
c. Kekuatan (Strength)
2.1.9 Definisi Tekanan Ketaatan
Tekanan ketaatan diartikan sebagai tekanan yang diterima oleh auditor junior
dari auditor senior atau atasan dan entitas yang diperiksa untuk melakukan tindakan
yang menyimpang dari standar profesionalisme. Intruksi atasan dalam suatu
organisasi akan mempengaruhi perilaku bawahan karena atasan memiliki otoritas
(Grediani dan Slamet, di dalam Idris 2012).
2.1.10 Indikator Tekanan Ketaatan
Menurut Jamilah, (2007) menyatakan bahwa tekanan ketaatan yang diterima
oleh seorang auditor dalam memberikan audit judgment ada dua yaitu:
a. Tekanan Ketaatan dari Klien
Klien dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor.
Tekanan ketaatan dapat semakin kompleks ketika auditor dihadapkan pada situasi
konflik, contohnya saat auditor mendapatkan tekanan dari klien untuk melakukan
tindakan yang menyimpang dari standar etika profesi.
b. Tekanan Ketaatan dari Atasan
Intruksi dari atasan dalam suatu organisasi akan mempengaruhi perilaku bawahan
karena atasan memiliki otoritas atau kekuasaan. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan kekuasaan atau otoritas yang merupakan bentuk dari legitimate power.
6
2.1.11 Definisi Locus of Control
Salah satu variabel kepribadian yang membedakan seseorang dengan orang lain
adalah locus of control atau pusat kendali. Konsep locus of control digunakan secara
luas dalam riset keperilakuan untuk menjelaskan perbedaan perilaku individual.
Locus of control individual mencerminkan tingkat keyakinan seseorang tentang
sejauh mana perilaku atau tindakan yang mereka perbuat mempengaruhi keberhasilan
atau kegagalan yang mereka alami.
Locus of control eksternal mengacu pada keyakinan bahwa kesempatan, nasib,
manajer, supervisor, organisasi dan hal-hal yang lainnya dapat lebih kuat untuk
membuat keputusan tentang kehidupan dan hasil dari seorang individu. Pada orang
yang memiliki locus of control eksternal melihat keberhasilan dan kegagalan dari
faktor kesukaran dan nasib, oleh karena itu apabila mengalami kegagalan mereka
cenderung menyalahkan lingkungan sekitar yang menjadi penyebabnya. Hal itu
tentunya berpengaruh terhadap tindakan di masa yang akan datang, karena merasa
tidak mampu dan kurang usahanya maka mereka tidak mempunyai harapan untuk
memperbaiki kegagalan tersebut (Lefcourt dalam Silaban, 2009).
Karakteristik individu yang memiliki locus of control eksternal yaitu :
1. Memiliki sikap patuh
2. Lebih conform terhadap otoritas atau pengaruh-pengaruh yang ada
3. Lebih mudah dipengaruhi dan tergantung pada petunjuk orang lain
2.1.12 Definisi Kompleksitas Tugas
Menurut Nurjanah (2011:15) kompleksitas tugas adalah tugas yang terdiri dari
bagian-bagian yang banyak, berbeda-beda, dan saling terkait satu sama lain.
Menurut Bonner, di dalam Nurjanah (2011:16) terdapat tiga alasan mengapa
kompleksitas tugas perlu diperiksa pada situasi audit, yaitu :
a. Kompleksitas tugas mungkin berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor.
b. Bantuan kepustakaan dan teknik pelatihan saat ini mungkin diperbaiki jika
peneliti memahami tugas audit yang berbeda-beda.
c. Memahami kompleksitas tugas membantu manajemen KAP menemukan
kesesuaian antara tugas audit dan staf audit.
2.1.13 Ciri-ciri Kompleksitas Tugas
Bonner, di dalam Nurjanah (2011:17) memberikan ciri-ciri kompleksitas tugas
sebagai berikut :
a. Lebih banyak bukti informasi.
b. Sejumlah besar bukti tidak konsisten dengan kejadian yang sedang diprediksi.
c. Mengandung tingkat ambiguitas yang relatif tinggi dan hasil keputusan
potensial yang banyak
7
2.1.14 Faktor-Faktor Kompleksitas Tugas
Chung dan Monroe, di dalam Idris (2012) mengemukakan bahwa kompleksitas
tugas dalam pengauditan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Banyaknya informasi yang tidak relevan dalam artian informasi tersebut tidak
konsisten dengan kejadian yang akan diprediksikan.
b. Adanya ambiguitas yang tinggi, yaitu beragamnya outcome (hasil) yang
diharapkan oleh klien dari kegiatan pengauditan.
2.1.15 Definisi Audit Judgment
Menurut Mulyadi (2002), audit judgment adalah kebijakan auditor dalam
menentukan pendapat mengenai hasil auditnya yang mengacu pada pembentukan
suatu gagasan, pendapat atau pemikiran tentang suatu objek, peristiwa, status, atau
jenis peristiwa lain. Proses audit atas laporan keuangan dilaksanakan oleh auditor
melalui empat tahap utama yaitu: perencanaan, pemahaman, pengujian struktur
pengendali intern serta penerbitan laporan.
Menurut Siegel dan Marconi (1989: 301), pertimbangan auditor (auditor
judgment) sangat tergantung dari persepsi suatu situasi. Judgment yang merupakan
dasar dari sikap profesional adalah hasil dari beberapa faktor seperti pendidikan,
budaya, jabatan, dan sebagainya.
2.1.16 Tingkat Audit Judgment
Berdasarkan tingkatannya judgment auditor dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Judgment Auditor mengenai Tingkat Materialitas
Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau
keseluruhan adalah penting bagi kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sedangkan beberapa hal lainnya adalah
tidak penting (IAI, 2001:312).
b. Judgment Auditor mengenai Tingkat Risiko Audit
Dalam merencanakan audit, auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam
menentukan tingkat risiko audit yang cukup rendah dan pertimbangan awal mengenai
tingkat materialitas dengan suatu cara yang diharapkan, dalam keterbatasan bawaan
dalam proses audit, dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material (SA Seksi
312).
c. Judgment Auditor mengenai Going Concern
Statement of Audit Standars (SAS) No.59 yang dikeluarkan oleh American Institute
of Certified Public Accountans (1998) memberikan panduan untuk auditor dalam
melakukan audit laporan keuangan sesuai dengan standar auditing yang berlaku
umum sehubungan dengan mengevaluasi apakah ada keraguan substansial tentang
kemampuan entitas untuk melanjutkan usahanya (going concern).
8
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Variabel Hasil
1
Riza
Anggraeni
Rosadi
(2016)
Pengaruh Gender,
Tekanan Ketaatan,
Tekanan Anggaran
Waktu dan
Pengalaman Audit
terhadap
AuditJudgment
(Studi pada BPK RI
Perwakilan Provinsi
D. I. Yogyakarta)
Variabel independent:
a. Gender
b. Tekanan ketaatan
c. Tekanan anggaran
waktu
d. Pengalaman audit
Variabel dependent :
Audit judgment
Gender tidak
berpengaruh terhadap
audit judgment.
Tekanan Ketaatan,
Tekanan Anggaran
Waktu, Pengalaman
berpengaruh terhadap
auditjudgment.
2 Ajeng
Nurdiyani
Irwanti (2011)
Pengaruh Gender
dan Tekanan
Ketaatan terhadap AuditJudgment,
Kompleksitas
Tugas sebagai
Variabel
Moderating (Studi
Pada BPKP
Provinsi Jawa
Tengah)
Variabel independent:
a. Gender
b. Tekanan ketaatan Variabel dependent :
Audit judgment
Variabel moderating :
Kompleksitas tugas
Gender dan Tekanan
Ketaatan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadapAuditJudgme
nt, Kompleksitas
Tugas hanya
memperkuat
pengaruh Gender
terhadap Audit
Judgment, tidak pada
Tekanan Ketaatan
3 Retno Stia
Apriyanti
(2016)
Pengaruh
Pengalaman Audit,
Tekanan Ketaatan
dan Kompleksitas Tugas terhadap
Audit
Judgmentpada KAP
di Jakarta Selatan
Variabel independent :
a. Pengalaman audit
b. Tekanan ketaatan
c. Kompleksitas tugas Variabel dependent :
Audit judgment
Pengalaman Audit,
Tekanan Ketaatan,
Kompleksitas Tugas
berpengaruh terhadap audit judgment.
4 Marsha
Trianevant
(2014)
Pengaruh Gender,
Orientasi Tujuan,
Self Efficacy dan
Pengalaman Audit
terhadap
AuditJudgment
pada KAP di
Jakarta
Variabel independent :
a. Gender
b. Orientasi tujuan
c. Self efficacy
d. Pengalaman audit
Variabel dependent :
Audit judgment
Gender, Orientasi
Tujuan, Self Efficacy
dan Pengalaman
Audit berpengaruh
terhadap Audit
Judgment
5 Reny Retnowati
(2009)
Pengaruh Keahlian Audit,
Kompleksitas
Tugas dan Locus of
Control terhadap
AuditJudgment
Variabel independent : a. Keahlian audit
b. Kompleksitas tugas
c. Locus of control
Variabel dependent :
Audit judgment
Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas
dan Locus of Control
berpengaruh terhadap
AuditJudgment
6 Febrina Prima Pengaruh Variabel independent : Pengalaman Audit,
9
Putri (2015) Pengetahuan Auditor,
Pengalaman Audit,
Kompleksitas
Tugas, Locus of
Control dan
Tekanan Ketaatan
terhadap Audit
Judgment
a. Pengetahuan auditor
b. Pengalaman audit
c. Kompleksitas tugas
d. Locus of control
e. Tekanan ketaatan
Variabel dependent :
Audit judgment
Kompleksitas Tugas tidak berpengaruh
terhadap Audit
Judgment. Sedangkan
Pengetahuan Auditor,
Locus of Control dan
Tekanan Ketaatan
berpegaruh terhadap
Audit Judgment
Sumber : Data diolah oleh Peneliti
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang
penting (Sugiyono, 2013:60). Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah bahwa
peneliti berpikir untuk meneliti tentang beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya
penghentian premature atas proses audit. Faktor-faktor yang akan diteliti sudah
pernah diteliti sebelumnya dalam berbagai macam judul penelitian, tetapi kali ini
penulis hanya akan membahas empat faktor yang kira-kira sesuai dengan keadaan
Kantor Akuntan Publik yang akan menjadi tempat penelitian.
Gambar2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
H1
H2
H3
H4
Tekanan Ketaatan
Kompleksitas Tugas
Self Efficacy
Audit Judgment
Locus of Control
10
2.4 Pengembangan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinayatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris (Sugiyono,
2013:64)
2.4.1 Pengaruh Self Efficacy terhadap Judgment yang diambil oleh Auditor
Self efficacy merupakan suatu kepercayaan seseorang bahwa dia dapat
menjalankan sebuah tugas pada tingkat tertentu, yang nantinya akan dapat
mempengaruhi aktivitas pribadinya terhadap pencapaian suatu tugas (Bandura dalam
Wijaya, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Marsha Trianevant (2014) juga
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara variabel self efficacy
terhadap audit judgmentperformance. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rika Jayanti (2015) sendiri yang mengatakan bahwa self efficacy berpengaruh
positif terhadap audit judgment. Seorang individu dengan memiliki self efficacy yang
tinggi akan senantiasa lebih cenderung untuk mempertimbangkan, mengevaluasi, dan
menggabungkan kemampuan yang diketahuinya sebelum pada akhirnya dia
menentukan suatu pilihan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1 : Self efficacy berpengaruh signifikan terhadap auditjudgment
2.4.2 Pengaruh Tekanan Ketaatan terhadap Judgment yang diambil oleh
Auditor
Dalam melaksanakan tugas audit, auditor secara terus menerus berhadapan
dengan dilema etik yang melibatkan pilihan antara nilai-nilai yang bertentangan.
Dalam situasi seperti ini, entitas yang diperiksa dapat mempengaruhi proses
pemeriksaan yang dilakukan auditor dan menekan auditor untuk mengambil tindakan
yang melanggar standar pemeriksaan. Situasi ini membawa auditor dalam situasi
konflik, di mana auditor berusaha untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya
tetapi disisi lain dituntut pula untuk mematuhi perintah dari entitas yang diperiksa
maupun dari atasannya. Adanya tekanan untuk taat dapat membawa dampak pada
judgment yang diambil oleh auditor. Semakin tinggi tekanan yang dihadapi oleh
auditor maka judgment yang diambil oleh auditor cenderung kurang tepat. Idris
(2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit judgment
2.4.3 Pengaruh Locus of Control terhadap Judgment yang diambil oleh Auditor Individu dengan locus of control eksternal meyakini bahwa keberhasilan atau
kesuksesan dalam hidupnya di luar kontrol mereka. Dengan demikian, cara pandang
dan tindakan yang dipilih individu dalam menghadapi suatu kondisi yang identik
11
dapat berbeda bergantung pada locus of control individu yang bersangkutan (Lefcourt
dalam Silaban 2009). Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Locus of control berpengaruh signifikan terhadap audit judgment.
2.4.4 Pengaruh Kompleksitas Tugas terhadap Judgment yang diambil oleh
Auditor
Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstuktur, membinggungkan, dan
sulit. Restuningdiah dan Indriantoro, di dalam Idris (2012) menyatakan bahwa
peningkatan kompleksitas tugas dapat menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu.
Terkait dengan kegiatan pengauditan, tingginya kompleksitas audit ini dapat
menyebabkan akuntan berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan seorang
auditor menjadi tidak konsistensi dan tidak akuntanbilitas. Pernyataan tersebut
konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno Stia Apriyanti (2016)
dimana Kompleksitas Tugas berpengaruh signifikan terhadap Audit Judgment.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4 : Kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap audit judgment
3. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau sebjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di beberapa Kantor
Akuntan Publik di Jakarta Selatan, yakni sebagai berikut:
Tabel 3.1 Daftar dan Alamat Kantor Akuntan Publik
No Nama Kantor
Akuntan Publik Alamat
Jumlah
Auditor
1 KAP Bharata, Arifin,
Mumajad & Sayuti
Jl. Raya Rawabambu No.17D, Pasar
Minggu, Jakarta Selatan, 15250
20
2 KAP Kanaka Puradiredja,
Suhartono
The Royal Palace, Jl. Prof.Dr Soepomo
No.178A-C29, Jakarta Selatan 12810
20
3 KAP Morhan& Rekan Generali Tower, Jl. HR Rasuna Said,
Karet Kuningan, 12940
50
4 KAP Pieter, Uways & Rekan Graha Piesta, Jl. Warung Buncit Raya
No.12, Warung Jati Barat, Jakarta
Selatan 12550
20
12
5 KAP Rama Wendra Graha Mampang, 2nd Floor, Jl. Mampang Prapatan No.100, Jakarta Selatan 12760
50
6 KAP Rizal Yahya Jl. Duren Tiga Selatan No. 52 A, RT
006/ 002, Kalibata, Pancoran, Jakarta
Selatan 12740
20
7 KAP Weddie Andriyanto
&Muhaemin
Griya D‟Ros Lt.1, Jl. J.H. Abdullah
Syafei No. 1 RT 005 / 001, Tebet,
Jakarta Selatan 12820
18
Jumlah 198
3.1.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut.
3.1.3 Metode Penentuan Sampel
Nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut
Sugiyono (2013:96) purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber
data dengan pertimbangan tertentu.
Dalam menentukan ukuran sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin
agar bisa diketahui berapa jumlah sampel yang akan diambil. Rumus yang digunakan
menurut Sanusi (2011:101) adalah sebagai berikut:
( )
Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Tingkat Presisi yang diharapkan tidak menyimpang.
Penelitian ini akan dilakukan di 7 Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan
yang memiliki 198 auditor yang kemudian dijadikan populasi dalam penelitian ini,
lalu dengan menggunakan rumus slovin, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini dapat dihitung sebagai berikut:
( )
Dari perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah 133 auditor.
3.2 Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Penelitian Lapangan
Data utama dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan. Peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian ini,
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan memberikan kuesioner pada subjek
13
penelitian yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan,
kemudian data diolah menggunakan Statistical Poduct and Service Solutions (SPSS)
versi 22.
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Sugiyono
(2013:136) menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Kuesioner ini disusun dengan skala likert 5 tingkat yang terdiri dari sangat setuju,
setuju, netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sugiyono (2013)
3.2.2 Riset Kepustakaan
Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder.
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca buku,
jurnal-jurnal ilmiah, skripsi, artikel dan data dari internet yang berkaitan dengan
penelitian.
3.3 Metode Penelitian
Model penelitian berdasarkan metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) penelitian deskriptif
yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Berdasarkan teori tersebut, penelitian
deskriptif kuantitatif, merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian
dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam
penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-
keterangan mengenai self efficacy, tekanan ketaatan, locus of control dan
kompleksitas tugas terhadap audit judgment.
3.4 Operasional Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
14
Sesuai penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Pengaruh Self Efficacy,
Tekanan Ketaatan, Locus of Control dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit
Judgment” maka terdapat lima variabel yang akan di analisis, yaitu:
3.4.1 Variabel Independent (Variable X)
Variabel independent adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel lain. Pada peneelitian ini yang menjadi variabel independent atau variabel
bebasnya adalah Self Efficacy (X1), Tekanan Ketaatan (X2), Locus of Control (X3)
dan Kompleksitas Tugas (X4).
3.4.2 Variabel Dependent (Variable Y)
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independent. Pada penelitian ini yang menjadi variabel
dependent adalah Audit Judgment (Y).
Tabel 3.3 Operasional Variabel Independent
Sumber Variabel Indikator Skala
Rika Jayanti Lestari
(2015)
Self Efficacy 1. Keyakinan untuk menyelesaikan
tugas
2. Kemampuan mencapai tujuan
3. Keyakinan untuk bekerja secara
efektif
Ordinal
Riza Anggraeni
Rosadi (2016)
Tekanan
Ketaatan
1. Pemahaman standar profesional
auditor 2. Moralitas
3. Perintah dari atasan
Ordinal
Reny Retnowati
(2009)
Locus of
Control
1. Internal Locus of Control
2. Eksternal Locus of Control
Ordinal
Retno Stia
Apriyanti (2016)
Kompleksitas
Tugas
1. Sulitnya Tugas
2. Struktur Tugas
Ordinal
Sumber : Data dioleh oleh penulis
Tabel 3.4 Operasional Variabel Dependent
Sumber Variabel Indikator Skala
Reny Retnowati
(2009)
Audit Judgment 1. Materialitas
2. Evaluasi bukti yang
diperoleh
3. Opini auditor
Ordinal
Sumber : Data dioleh oleh penulis
3.5 Metode Analisis
3.5.1 Statistik Deskriptif
Sugiyono (2011:147) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
15
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
3.5.2 Uji Kualitas Data
3.5.2.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan suatu instrument. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.
Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya dalam
mencapai sasarannya. Validitas berhubungan dengan tujuan dari pengukuran.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar.
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi, maka
dinamakan ada problem autokolerasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokolerasi. Salah satu cara yang umum digunakan untuk mendeteksi
apakah ada atau tidaknya autokolerasi dalam regresi linier berganda adalah dengan uji
Durbin Watson (DW). Suatu model regresi dinyatakan tidak terdapat adanya
permasalahan autokolerasi apabila sebagai berikut:
u< < (4 - u)
Di mana:
= Nilai Durbin Watson Hitung
u = Nilai Batas Atas/upper Durbin Watson Tabel
3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan model statistik yang digunakan
untuk mengestimasi besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari persamaan
yang bersifat linier. Selain itu, analisis ini juga digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independent dengan dependent, apakah masing-masing
variabel independent berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependent apabila nilai variabel independent mengalami kenaikan atau
penurunan (Wahana Komputer, 2014:142).
Sesuai dengan hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, maka persamaan
regresi linier berganda adalah :
Keterangan :
Y = α + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4 +e
16
Y = Variabel Dependent yaitu Audit Judgment
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X1 = Self Efficacy
X2 = Tekanan Ketaatan
X3 = Locus of Control
X4 = Kompleksitas Tugas
e = Error (tingkat kesalahan)
3.5.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:97) pengujian koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel independent dapat
menjelaskan variasi dalam variabel dependent. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai dengan satu.
Hal ini berarti jika R2
= 0 menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara
variabel independent terhadap variabel dependent. Bila nilai R2 mendekati nol,
menunjukkan semakin kecilnya pengaruh variabel independent terhadap variasi
variabel dependent, sebaliknya jika nilai R2 mendekati satu menunjukkan semakin
besar pengaruh variabel independent terhadap variasi variabel dependent.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan.Kantor Akuntan Publik adalah
suatu badan usaha yang telah mendapatkan izin dari menteri keuangan atau pejabat
lain yang berwenang sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.
4.2 Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor yang
bekerja pada 7 Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan. Penyebaran kuesioner
dilakukan pada bulan Jauari 2017, sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan
data dilakukan sampai bulan April 2017. Dari 133 kuesioner yang disebar, terdapat
102 kuesioner yang dikembalikan dan diisi dengan lengkap, sehingga kuesioner yang
dapat dipakai dan diolah sebagai data adalah sebanyak 102 kuesioner atau 76% dari
kuesioner yang disebar.
17
Tabel 4.1 Distribusi Kuesioner
No. Nama KAP Jumlah Kuesioner yang
disebar
Jumlah Kuesioner
yang dikembalikan
1 KAP Bharata, Arifin, Mumajad
& Sayuti 20 10
2 KAP Kanaka Puradiredja,
Suhartono 25 20
3 KAP Morhan & Rekan 30 15
4 KAP Pieter, Uways & Rekan 10 10
5 KAP Rama Wendra 35 35
6 KAP Rizal Yahya 5 5
7 KAP Weddie Andriyanto & Rekan
8 7
Jumlah 133 102
Sumber : Data diolah oleh penulis
Karakteristik responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dibagi
menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan lama bekerja yang diukur dengan
skala nominal. Secara rinci tabulasi responden disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.2 Data Responden
Deskripsi Jumlah Persentase (%)
Jumlah Responden 102 100%
Jenis Kelamin Pria 39 38,2%
Wanita 63 61,8%
Usia
<25 63 61,8%
26-35 22 21,6%
36-55 14 13,7%
>55 3 2,9%
Pendidikan Terakhir
D3 16 15,7%
S1 74 72,5%
S2 11 10,8%
S3 1 1,0%
Lama Bekerja
<1 tahun 28 25.9%
1-5 tahun 64 59.3%
6-10 tahun 15 13.9%
>10 tahun 1 0.9% Sumber : Data diolah oleh penulis
18
Gambar 4. 1 Grafik Jenis Kelamin Responden
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja
pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa
sejumlah 63 atau 61,8% auditor didominasi oleh jenis kelamin wanita sedangkan
sisanya sebesar 39 auditor atau 38,2% adalah jenis kelamin pria.
Gambar 4.2Grafik Usia Responden
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar auditor berusia <25 tahun
dengan jumlah 63 auditor atau 61,8%. auditor berusia 26-35 tahun sejumlah 22
auditor atau 21,6%. Responden berusia 36-55 tahun berjumlah 14 auditor atau 13,7%
dan auditor berusia >55 tahun terdapat 3 auditor atau 2,9%.
Gambar 4.3Grafik Pendidikan Terakhir Responden
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar didominasi oleh auditor yang
berpendidikan terakhir S1 dengan jumlah 74 responden atau 72,5%. Auditor yang
berpendidikan terakhir D3 berjumlah 16 auditor atau 15,7%. Auditor yang
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Usia
< 2526-3536-55> 55
Pendidikan Terakhir
D3S1S2S3
19
berpendidikan terakhir S2 berjumlah 11 auditor atau 10,8%. Auditor yang
berpendidikan terakhir S3 berjumlah 1 auditor atau 1%.
Gambar 4.4Grafik Lama Bekerja Responden
Gambar 4.4 menunjukkan sebagian besar didominasi oleh auditor yang lama
bekerjanya antara 1-5 tahun yakni sejumlah 57 auditor atau 55,9%. Responden yang
lama bekerjanya <1 tahun berjumlah 29 orang atau 28,4%. Auditor yang lama
bekerjanya antara 6-10 tahun berjumlah 15 atau 14,7% dan auditor yang lama
bekerjanya >10 tahun hanya 1 auditor atau 1%.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan yakni self efficacy,
tekanan ketaatan, locus of control dan kompleksitas tugas, di mana variabel self
efficacy terdiri dari 8 butir pernyataan, variabel tekanan ketaatan terdiri dari 8 butir
pernyataan, variabel locus of control terdiri dari 8 butir pernyataan dan variabel
kompleksitas tugas terdiri dari 5 butir pernyataan. Sedangkan variabel dependen yang
digunakan yakni audit judgment di mana variabel ini terdiri dari 8 butir pernyataan.
a. Deskripsi Self Efficacy terhadap Audit Judgment
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Self Efficacy
Pernyataan Tanggapan Responden
Total STS TS N S S
1 2 3 28 51 18 102
2 1 8 35 43 15 102
3 3 12 31 41 15 102
4 3 9 30 48 12 102
5 2 11 28 45 16 102
6 2 8 32 48 12 102
Lama Bekerja
< 1 tahun
1-5 tahun
6-10 tahun
> 10 tahun
20
7 1 9 26 47 19 102
8 1 4 22 64 11 102
Total 15 64 232 387 118 816
Presentase (%) 1,8 7,8 28,4 47,4 14,5 100
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa total frekuensi pada variabel
self efficacy untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) memperoleh jawaban
sebanyak 15 atau 1,8%. Jawaban tidak setuju (TS) memperoleh jawaban
sebanyak 64 atau 7,8%. Jawaban netral (N) memperoleh 232 jawaban atau
sebesar 28,4%. Jawaban setuju (S) memperoleh 387 jawaban atau sebesar
47,4% dan jawaban sangat setuju (SS) memperoleh 118 jawaban atau sebesar
14,5%.
b. Deskripsi Tekanan Ketaatan terhadap Audit Judgment
Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Tekanan Ketaatan
Pernyataan Tanggapan Responden
Total STS TS N S S
1 7 3 21 54 17 102
2 7 8 24 49 14 102
3 8 10 25 39 20 102
4 4 16 22 49 11 102
5 10 14 17 45 16 102
6 7 15 27 35 18 102
7 4 9 25 45 19 102
8 3 10 18 56 15 102
Total 50 85 179 372 130 816
Presentase (%) 6,1 10,4 21,9 45,6 15,9 100
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa total frekuensi pada variabel
tekanan ketaatan untuk jawaban sangat tidak setuju (STS) memperoleh jawaban
sebanyak 53 atau 6,5%. Jawaban tidak setuju (TS) memperoleh jawaban
sebanyak 82 atau 10%. Jawaban netral (N) memperoleh 175 jawaban atau
sebesar 21,4%. Jawaban setuju (S) memperoleh 377 jawaban atau sebesar
46,2% dan jawaban sangat setuju (SS) memperoleh 129 jawaban atau sebesar
15,8%.
21
4.3.2 Uji Kualitas Data
4.3.2.1 Hasil Uji Validitas Data
Salah satu cara untuk menguji validitas yang dikembangkan adalah dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Berdasarkan rtabel (Pearson Product
Moment) dengan tingkat signifikansi 0,05, apabila N sebanyak 102, maka diperoleh
rtabel = 0,1946. Dengan demikian, jika rhitung> rtabel maka pernyataan tersebut dapat
dikatakan valid. Dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel yaitu, self efficacy,
tekanan ketaatan, locus of control, kompleksitas tugas dan audit judgment.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan terhadap pernyataan kuesioner dari variabel
self efficacy adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Self Efficacy
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation (rhitung) rtabel Keterangan
1 0,581 0,1946 Valid
2 0,577 0,1946 Valid
3 0,418 0,1946 Valid
4 0,444 0,1946 Valid
5 0,532 0,1946 Valid
6 0,536 0,1946 Valid
7 0,468 0,1946 Valid
8 0,417 0,1946 Valid
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Berdasarkan uji validitas terhadap variabel self efficacy tersebut memenuhi
kriteria validitas yaitu rhitung> rtabel. Sedangkan untuk hasil pengujian atas variabel
tekanan ketaatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Tekanan Ketaatan
Item Pernyataan Corrected Item-Total
Correlation (rhitung) rtabel Keterangan
1 0,554 0,1946 Valid
2 0,395 0,1946 Valid
3 0,250 0,1946 Valid
4 0,202 0,1946 Valid
5 0,244 0,1946 Valid
6 0,280 0,1946 Valid
7 0,297 0,1946 Valid
8 0,367 0,1946 Valid Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
22
4.3.3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Analisa ini dilakukan dengan metode analisis regresi linear berganda. Untuk
menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian
asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Tahap pengujian asumsi
klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
4.3.3.1 Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini alat yang
digunakan untuk melakukan uji normalitas yaitu dengan menggunakan Normal
Probability Plot (P- Plot). Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas Grafik P-Plot
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
23
Gambar 4.6 Hasil Uji Normalitas Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Dengan melihat gambar 4.5 dan 4.6 di atas dapat disimpulkan bahwa di grafik
P-Plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal. Serta arah penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal. Grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi
layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.
4.3.3.2 Hasil Uji Heteroskedastistas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot. Dari hasil pengolahan
data statistik diperoleh gambar 4.7 pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut :
24
Gambar 4.7 Hasil Uji Heteroskedastistas
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Berdasarkan gambar 4.7 Grafik Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
dengan demikian model persamaan regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.4 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Pada bagian ini akan diestimasi peran self efficacy, tekanan ketaatan, locus of
control, kompleksitas tugas dan audit judgment menggunakan model regresi linier
berganda. Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+e
Keterangan :
Y = Variabel Dependen yaituAudit Judgment
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Self Efficacy
X2 = Tekanan Ketaatan
X3 = Locus of Control
X4 = Kompleksitas Tugas
e = Error (tingkat kesalahan)
25
Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Sumber : Output SPSS yang Diolah Penulis, 2017
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4.7 maka diperoleh model persamaan
regeresi linear berganda sebagai berikut:
Y = 13,069 + 0,168X1 + 0,145X2 + 0, 100X3 + 0,335X4
Keterangan dari persamaan regresi linear berganda di atas adalah:
a. Nilai konstanta (α) bernilai positif, artinya apabila variabel independen yaitu
variabel self efficacy, tekanan ketaatan, locus of control dan kompleksitas tugas
dianggap konstan (bernilai 0), maka variabel dependen yaitu variabel audit
judgmentn akan tetap dijalankan dengan baik.
b. Nilai koefisien regresi variabel Self Efficacy (X1) bernilai positif menunjukkan
hubungan searah antara self efficacy dengan audit judgment. Semakin tinggi self
efficacy yang dimiliki oleh auditor maka semakin baik pula auditjudgment yang
akan dibuat.
c. Nilai koefisien regresi variabel Tekanan Ketaatan (X2) bernilai positif
menunjukkan hubungan searah antara tekanan ketaatan dengan audit judgment.
Semakin rendah tekanan ketaatan yang dihadapi oleh auditor, maka judgment
yang dibuat oleh auditor akan cenderung meningkat.
d. Nilai koefisien regresi variabel Locus of Control (X3) bernilai positif
menunjukkan hubungan searah antara locus of control dengan audit judgment.
Semakin tinggi locus of control yang dimiliki oleh auditor maka semakin baik
pula auditjudgment yang akan dibuat.
e. Nilai koefisien regresi variabel Kompleksitas Tugas (X4) bernilai positif
menunjukkan hubungan searah antara kompleksitas tugas dengan audit judgment.
Semakin tidak kompleks tugas yang dihadapi oleh auditor, maka judgment yang
diambil oleh auditor akan cenderung meningkat.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, obyek penelitiannya adalah self efficacy, tekanan ketaatan,
locus of control dan kompleksitas tugas terhadap audit judgment yang
diimplementasikan terhadap Kantor Akuntan Publik di Jakarta Selatan.Teknik
26
pengambilan sampelnya yaitu dengan menggunakan rumus slovin, sehingga sampel
dalam penelitian ini sebanyak 133 auditor, namun hanya 102 auditor yang bersedia
menjadi responden.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang dilakukan melalui beberapa tahap
pengujian, hasilnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan model regresi tersebut
memenuhi asumsi normalitas.
2. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa seluruh variabel independen
yang digunakan pada model persamaan regeresi tidak terjadi multikolinearitas.
Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF
yang kurang dari 10.
3. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa gambar grafik scatterplots titik-
titiknya menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka model regresi tersebut tidak terjadi heterokedastisitas.
4. Hasil Uji Autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar
2,169 tersebut berada diantara dU sebesar 1,7596 dan 4-dU yaitu 4 – 1,7596 =
2,2404. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak terdapat masalah
autokorelasi.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris besarnya pengaruh self
efficacy, tekanan ketaatan, locus of control dan kompleksitas tugas terhadap audit
judgment. Objek dalam penelitian ini yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik di Jakarta Selatan.Terdapat 102 auditor yang bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian menggunakan SPSS
Versi 22 yang telah dilakukan maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Variabel self efficacy berpengaruh signifikan terhadap auditjudgment. Semakin
tinggi self efficacy yang dimiliki oleh auditor maka judgment yang dihasilkan
akan semakin baik.
2. Variabel tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit judgment.
Semakin banyak tekanan ketaatan yang dihadapi, maka judgment yang dibuat
oleh auditor akan cenderung menurun. Variabel locus of control berpengaruh
signifikan terhadap audit judgment. Semakin tinggi locus of control yang
dimiliki, maka judgment yang dibuat oleh auditor akan semakin baik.
3. Variabel kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap audit judgment.
Semakin kompleks tugas yang dihadapi oleh auditor maka audit judgment akan
semakin menurun.
27
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada bab sebelumnya serta
simpulan yang diperoleh, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya auditor mempunyai rasa percaya diri yang kuat untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan.
2. Pimpinan Kantor Akuntan Publik harus mampu memperkirakan tingkat
kompleksitas tugas audit dan memilih auditor yang tepat, yang mampu dan
mempunyai kompetensi atau keahlian sesuai dengan tugas yang ada.
3. Penelitian mendatang sebaiknya memperluas cakupan geografis sampel dan
memperhatikan sebaran sampel antara auditor yang memiliki pengalaman yang
tinggi dan rendah sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasi
dengan baik.
4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambah variabel-variabel bebas,
karena variabel-variabel bebas dalam penelitian ini baru mampu menjelaskan
sebesar 31% dari variabel terikat (Audit Judgment). Hal ini terjadi karena 69%
variabel terikat dijelaskan oleh variabel bebas yang tidak digunakan dalam
penelitian ini. Variabel bebas lain yang berpotensi memiliki pengaruh terhadap
audit judgment yaitu variabel perbedaan gender, keahlian, pengalaman,
pengetahuan, dan persepsi etis.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. (2012).Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan oleh Akuntan Publik,
Edisi 4, Buku 1, Jakarta, Salemba Empat.
Apriyanti, Retno Stia.(2016). Pengaruh Pengalaman Audit, Tekanan Ketaatan dan
Kompleksitas Tugas terhadap AuditJudgmen. Jakarta, Fakultas Ekonomi
Universitas Nasional.
Arens, Alvin A, James K. Loebbecke. (2003) Tj., Auditing, Edisi Indonesia,
diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, Auditing Pendekatan Terpadu,
Jakarta, Salemba Empat.
Arens, et al. (2010).Auditing and Assurance Service: An Integrated Approach. 14th
Edition. United State of America, Pearson Education.
Ari, Kadek Evi, Edy Sujana dan Nyoman. (2014). Pengaruh Pengalaman Auditor,
Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas terhadap AuditJudgment pada
BPKP Provinsi Bali. Singaraja, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan
Ganesha.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi, Jakarta, Rineka Cipta.
Bandura, A. (1997).Self Efficacy: The Exercise of Control, New York, Freeman.
_________, 2006, Guide for Constructing Self Efficacy Scales, In F. Pajares & T.
Urdan (Eds), Greenwich, CT, Information Age Publishing.
28
Engko, C dan Gudono. (2007). Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Locus of Control
terhadap Hubungan Antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja
Auditor. JAAI Voume 11(2), 105-124.
Fitriyani, Meyta. (2013). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas
dan Pengalaman Audit terhadap AuditJudgment. Surakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Ghozali, Imam.(2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Update PLS Regresi”, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hery. (2011). Auditing 1 Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi, Jakarta, Prenada
Media Group.
Idris, Seni Fitriani. (2012). Pengaruh Tekanan Ketaatan, Kompleksitas Tugas,
Pengetahuan dan Persepsi Etis Terhadap AuditJudgement. Semarang,
Diponegoro Journal of Accounting, Vol 1.
Irwanti, Ajeng Nurdiyani. (2011). Pengaruh Gender dan Tekanan Ketaatan terhadap
AuditJudgement, Kompleksitas Tugas sebagai Variabel Moderating.
Semarang, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Jamilah, Siti.(2007). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas
terhadap AuditJudgement. Makassar, Simposium Nasional Akuntansi X.
Kuncoro, Mudrajad, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Yogyakarta, Erlangga.
Lestari, Rika Jayanti . (2015). Pengauh Skeptisme, Pengalaman Auditor dan Self
Efficacy terhadap Audit Judgment. Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Mukti, Reni Yendrawati dan Dheane Kurnia. (2015). Pengaruh Gender, Pengalaman
Auditor, Kompleksitas Tugas, Tekanan Ketaatan, Kemampuan Kerja dan
Pengetahuan Auditor terhadap Audit Judgment. Yogyakarta, Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Mulyadi. (2002)Auditing. Edisi ke enam, Jakarta, Salemba Empat.
Nurjanah, Siti. (2011). Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Pengalaman Auditor
Terhadap Ketaatan pada Standar Auditing. Jakarta, Fakultas Ekonomi
Universitas Nasional.
Praditaningrum, Anugerah Suci. (2012). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Audit Judgement. Semarang, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro.
Puspitasari, Novianti Ika. (2014). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Kompleksitas
Tugas, Pengetahuan dan Persepsi Etis terhadap AuditJudgement. Surakarta,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Putri, Febrina Prima. (2015). Pengaruh Pengetahuan Auditor, Pengalaman Auditor,
Kompleksitas Tugas, Locus of Control dan Tekanan Ketaatan terhadap Audit
Judgment. Pekanbaru, Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Retnowati, Reny, (2009). Pengaruh Keahlian Audit, Kompleksitas Tugas dan Locus
of Control terhadap Audit Judgment. Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
29
Rosadi, Riza Anggraeni. (2016). Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, Tekanan
Anggaran Waktu dan Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment.
Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Sanusi, Anwar. (2012) Metodologi Penelitian Bisnis, Jilid I, Cetakan ke dua, Jakarta,
Salmba Empat.
Sarjono, Haryadi, Winda Julianita. (2011). SPSS VS LISREL: Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Riset, Jakarta, Salemba Empat.
Silaban, Adnan. (2009). Perilaku Disfumgional Auditor dalam Pelaksanaan Progam
Audit. Disertasi tidak diterbitkan, Program Doktor Ilmu Ekonomi
Universitas Diponegoro
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung,
Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna (2015). SPSS untuk Penelitian, Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Trianevant, Marsha. (2014). Pengaruh Gender, Orientasi Tujuan, Self Efficacy dan
Pengalaman Audit terhadap Audit Judgment. Bandung, Fakultas Ekonomi
niversitas Widyatama
Wijaya, Yoan. (2012). Pengaruh Pengeahuan, Self Efficacy, Orientasi Etika, Orientasi
Tujuan dan Kompleksitas Tugas terhdap Audit Judgment. Semarang,
Universitas Katolik Soegijapranata.
Wahana Komputer. (2014). Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian Menggunakan
SPSS, Jakarta, Penerbit Andi