pengaruh penggunaan bestmittel fly ash pada …
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN BESTMITTEL DAN FLY ASH PADA KUAT
TEKAN BETON DAN APLIKASINYA UNTUK BETON TERKEKANG PADA
KOLOM
M Joan Octho Savero1, Suharyatma2
1Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: [email protected] 2Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia
Email: [email protected]
Abstract : Developing is a continuous effort that is directed at improving people's living standards
and welfare in general. In its implementation, the development of science and technology spurs the
development of everyone's creativity as capital so that development can be carried out better. Along
with this, improving the quality of materials through extensive research, but from the large number
of studies only a few studies have been applied to building structural components, most of the
research was only carried out cylindrical sample tests in order to find the value of compressive
strength on the concrete cylinder, so that many people do not understand and lack information on
how much influence a study can have when applied to building structural components, therefore this
research is expected to provide information about the rate of increase in the compressive strength of
normal and added concrete and the rate of increase in the application for confined concrete columns.
The research has been done using ingredients added 5% fly ash and 0.6% bestmittel on the
compressive strength of concrete and the compressive strength of the concrete confined column by
the number of sample on the compressive strength is 72 cylinders measuring 15 cm x 30 cm and the
test object at the confined concrete column is 6 column specimens measuring 15 cm x 15 cm x 70
cm. This research uses 3 quality variations, namely the quality of concrete 20 MPa, 25 MPa and 30
MPa, in testing the concrete compressive strength will be tested at the age of concrete 3 days, 7 days,
14 days and 28 days and for confined concrete columns will be tested at the age of 28 days. As a
comparison of the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined
concrete column, a normal test sample was made. By comparing the increase in capacity between
the compressive strength of the concrete and the compressive strength of the confined concrete
column, it can be concluded that the added material used has an increase in the compressive strength
of the concrete and the compressive strength of the confined concrete column with the results of the
cylinder press test the greatest increase in compressive strength is 37.33% while the compressive
strength of the confined concrete column increases by 15.67%.
Keywords: fly ash, bestmittel, compressive strength, confined concrete column, increase
1. PENDAHULUAN
Pembangunan merupakan upaya yang
dilakukan secara terus-menerus yang
diarahkan pada peningkatan taraf hidup
masyarakat dan kesejahteraan secara umum.
Dalam pelaksanaannya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi memacu adanya
pengembangan kreatifitas setiap orang
sebagai modal agar pembangunan dapat
dilaksanakan secara lebih baik. Seiring
dengan hal tersebut, peningkatan mutu bahan
melalui penelitian banyak dilakukan, namun
dari banyaknya penelitian hanya sedikit
penelitian yang diterapkan ke komponen
struktur bangunan, kebanyakan dari
penelitian hanya dilakukan uji sampel
silinder untuk mencari nilai kuat tekan pada
beton silinder, sehingga banyak masyarakat
yang belum paham dan kurangnya informasi
seberapa besar pengaruh dari suatu penelitian
ketika diterapkan ke komponen struktur
bangunan.
Salah satu komponen struktur adalah kolom
pada bangunan gedung maupun rumah
tinggal. Kolom merupakan elemen /
komponen struktur yang selalu ada pada
setiap bangunan, tidak terkecuali pada
bangunan rumah tinggal sederhana. Kolom
merupakan bagian struktur yang fungsinya di
antaranya ialah: sebagai penerus beban
seluruh bangunan ke pondasi dan bagian
rangka struktur bangunan. Kolom yang
menggunakan tulangan memanjang dan
sengkang mengakibatkan kolom menjadi
kolom yang terkekang. Kolom yang
terkekang (confined concrete) dengan jarak
sengkang tertentu sangat mempengaruhi
kekuatan dari mutu beton dan menyebabkan
kerusakan banyak terjadi pada bagian yang
tidak di beri kekangan (Unconfined
concrete).
Salah satu peningkatan mutu beton dapat
dilakukan dengan memberikan bahan ganti
atau bahan tambah, dari beberapa bahan
pengganti dan bahan tambah yang ada di
antaranya adalah abu terbang (fly ash) yang
merupakan sisa pembakaran batubara. Selain
dapat meningkatkan mutu beton, fly ash juga
dapat mempengaruhi tegangan dan regangan
pada beton. Selain fly ash zat additive
bestmittel juga dapat meningkatkan mutu dan
mempercepat proses pengerasan beton.
Limbah abu terbang (fly ash) sangat
berpotensial dalam meningkatkan mutu
beton karena tahan terhadap api serta
mengandung komposisi silica (Si), alumina
(Al), ferrum (fe), dan calsium (Ca).
Sedangkan kandungan kecil senyawa lain
yang terdapat dalam limbah abu terbang (fly
ash) adalah magnesium (Mg), sulfur (S),
sodium (Na), potassium (P), dan carbon (C).
silica pada flyash sangat berpengaruh pada
proses hidrasi, sehingga mempengaruhi mutu
pada beton, selain itu silica juga dapar
meningkatkan permeabilitas pada beton
sehingga mengurangi korosi. Nilai kuat tekan
tertinggi terjadi pada variasi kadar fly ash 5%
sebesar 75,06 MPa yang meningkatkan kuat
tekan sebesar 99,15% dari beton tanpa fly ash
(Danasi dan Lisantono, 2015).
Dalam penelitian ini juga digunakan bahan
kimia yaitu Bestmittle yaitu formula khusus
yang sangat ekonomis dalam proses
pengecoran sehingga menjadikan beton lebih
cepat keras dalam usia muda serta
mengurangi pemakaian air pada saat
pengecoran sehingga meningkatkan mutu /
kekuatan beton dan sangat membantu untuk
pengecoran dengan jadwal waktu yang
sangat ketat karena beton cepat mengeras
pada usia awal (7 – 10 hari) serta
meningkatkan mutu / kekuatan beton 5 % -
10 % dengan kadar yang digunakan sebesar
0,2 % - 0,6 % dari berat semen. Menurut
penelitian yang sudah dilakukan dengan
menggunakan kadar tertinggi 0,6 % pada
campuran beton , kuat tekan beton pada saat
umur 28 hari akan meningkat sebesar 6,21 %
(Sulistyawati, 2009)
Harapannya dari penggunaan konstan 5% fly
ash dan 0,6% bestmittel dari berat semen ini
akan didapatkan laju kenaikan dan
mengetahui kekuatan pada uji tekan pada
beton silinder ketika diterapkan ke uji tekan
pada kolom beton terkekang. Hal lain yang
diharapkan dapat memberikan informasi
pada masyarakat tentang pengaruh kuat tekan
beton dan kuat tekan kolom beton terkekang,
dari penelitian ini harapannya dapat
memberikan informasi tentang bahan
konstruksi kepada masyarakat.
2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bahan tambah fly ash (5% dari total penggunaan semen) sebagai pengganti sebagian semen dan bestmittel (0,6%) terhadap laju kenaikan pada kuat tekan beton dan kuat tekan kolom beton bertulang.
3. LANDASAN TEORI 3.1 Beton Salah satu material bangunan yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil adalah beton. Beton merupakan material yang terdiri dari campuran semen portland, agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), air dan bahan tambahan (admixture) bila diperlukan. Beton normal adalah jenis beton yang paling banyak di pakai saat ini. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200–2500 kg/m³ dengan menggunakan agregat alam yang dipecah (SNI-03-2834-2000).
3.2 Bahan Penyusun Beton Bahan penyusun beton adalah suatu komponen utama penyusun beton yang diantaranya adalah:
1. Semen Portland (Portland Cement)
2. Agregat Kasar
3. Agregat Halus
4. Air
3.3 Bahan Tambah Bahan tambah atau admixture didefinisikan sebagai bahan selain air, agregat, semen, baja tulangan yang ditambahkan pada campuran beton. Admixture ini dipergunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton segar (meningkatkan kemudahan pengerjaan, menambah atau mengurangi kecepatan
pengerasan, mengurangi segragasi, memudahkan pempompaan dan lain-lain) dan beton yang sudah mengeras (meningkatkan kekuatan pada umur yang muda, mengurangi permeabilitas, meningkatkan lekatan baja tulangan dengan beton, meningkatkan lekatan beton lama dan beton banu, menghambat korosi tulangan, membuat beton berwarna dan lain-Iain). Dalam percobaan atau penelitian ini digunakan 2 bahan tambah yaitu fly ash dan bestmittel, adapun penjabaran dari masing masing bahan tambah adalah sebagai berikut:
1. Fly Ash 2. Bestmittel
3.4 Mix Design Pada penelitian yang dilakukan digunakan perancangan campuran beton dengan metode SNI 03-2834-2000. Metode ini adalah metode yang paling sering digunakan di perancangan beton di Indonesia. Salah satu tujuan penelitian memakai perencanaan campuran pada beton dengan standar SNI-03-2834-2000 adalah untuk menghasilkan beton yang mudah dikerjakan dan sesuai dengan standart pengerjaan pencampuran beton yang ada di Indonesia.
3.5 Benda Uji Tekan Silinder beton adalah benda uji yang kegunaannya berfungsi untuk mendapatkan nilai kuat tekan. Menurut SNI-1974-2011 ada beberapa ukuran dan factor koreksi. Untuk pengujian TA ini digunakan ukuran diameter
150 mm tinggi 300 mm dan factor koreksi 1,0
3.6 Pengujian Kuat Tekan Beton Uji kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur apabila dibebani dengan gaya tekan yang melebihi kuat desak dari beton itu sendiri yang berasal dari mesin uji.
Nilai f’c adalah bukan tegangan saat benda uji hancur, tetapi nilai maksimum tegangan dan umumnya terjadi pada saat tegangan desak
beton. εc= 0,002 dan nilai f’c akan turun sejalan dengan bertambahnya tegangan sampai benda uji hancur pada nilai regangan
ε’c= 0,003. Untuk menentukan besarnya kuat tekan beton f’c dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
f’c = P / A (1)
3.7 Uji Tarik Baja
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang
dapat digunakan pada elemen beton bertulang
dibatasi hanya pada baja tulangan dan kawat
baja saja. Baja tulangan dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu baja tulangan polos (BJTP)
dan baja tulangan ulir atau deform (BJTD).
3.7 Pengujian Kuat Tekan Sentris Kondisi kolom yang akan dianalisis adalah kondisi terbebani sentris pada kolom, beban sentris menyebabkan tegangan tekan yang merata diseluruh bagian penampang yang menyebabkan saat terjadi keruntuhan, tegangan dan regangannya akan merata diseluruh bagian penampang. Kondisi ini adalah kondisi dimana beban bekerja tepat pada titik berat potongan kolom (beban aksial murni), sehingga tidak ada momen.
Kapasitas beban aksial kolom nonslender
dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan :
P = 0,85 x f’c x (Ag – Ast) + Ast x fy
4. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu dengan yang lain dan membandingkan hasilnya sehingga menjadikan sebuah inovasi. Benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah beton ringan silinder yang mana nantinya akan diuji kuat tekannya.
4.1 Prosedur Penelitian
TIDAK
Gambar 1 Flowchart Tahapan Penelitian
Mulai
Persiapan Penelitian
Izin Laboratorium Pengadaan alat dan bahan
Pemeriksaan Agregat
Apakah Memenuhi
Persyaratan ?
Mix Design
Pembuatan Benda Uji
Perawatan beton
Pengujian Kuat Tekan kolom & Kuat Tekan Beton Belah
Analisis dan pembahasan
Kesimpulan
Selesai
5. HASIL DAN PEMBAHSAN 5.1 Mix Design
Perhitungan mix design pada penelitian ini mengacu pada SNI-03-2834-2000 dengan 3 mutu yang direncanakan yaitu 20 MPa, 25 MPa dan 30 MPa.
5.2 Perhitungan Volume Mix Design
Silinder
Tabel 1 Rekap Hasil Mix Design Silinder
Beton
N
o Kode
Bahan Penyusun Beton (kg)
AH AK S A F B
1 NM20 65,9 59,6 27,7 14,9 0 0
2 NM25 62,8 60,4 29,9 14,9 0 0
3 NM30 60,5 59,3 33,3 14,9 0 0
4 BTM20 65,9 59,6 26,3 14,9 1,3 0,1
5 BTM25 62,8 60,4 28,4 14,9 1,5 0,1
6 BTM30 60,5 59,3 31,6 14,9 1,6 0,2
TOTAL 378,5 358, 177,5 89,9 4,5 0,5
Keterangan:
NM20 : Beton normal mutu 20 MPa.
NM25 : Beton normal mutu 25 MPa.
NM30 : Beton normal mutu 30 MPa.
BTM20 :Beton dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 20 MPa.
BTM25 :Beton dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 25 MPa.
BTM30 :Beton dengan bahan tambah 5 % fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 30 MPa.
AH : Agregat Halus
AK : Agregat Kasar
S : Semen
A : Air
F : Fly Ash
B : Bestmittel
5.3 Hasil Pengujian Slump Pada penelitian kali ini pengujian slump
dilakukan sebanyak 1 kali dalam satu kali
campuran beton normal maupun beton
normal atau dengan campuran limbah abu
terbang dan Bestmittel. Hasil pengujian slump
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Pengujian Slump
No Kode
Benda Uji
Komposisi
Campuran Tinggi
Slump
(Cm) Fly Ash
(%)
Bestmittel
(%)
1 BNM20 12
2 BNM25 0 0 11,5
3 BNM30
11
4 BBTM20 10
5 BBTM25 5 0,6 10
6 BBTM30
8,5
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa
nilai slump dengan campuran 5% limbah abu
terbang (fly ash) dengan 0,6 % bestmittel nilai
slumpnya lebih rendah dibanding beton
normal.
5.4 Hasil Uji Nilai Kuat Tekan
Pengujian beton dilakukan pada beton normal atau dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel dengan mutu masing masing 20 MPa, 25 MPa dan 30 MPa. Pengujian dilakukan pada 72 benda uji dengan uji tekan. Hasil dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Gambar 2 Perbandingan Kuat Tekan
Rata-Rata Beton Normal dan Beton
Bahan Tambah 20 MPa pada Umur 3
hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
0
13,60
18,99
23,25
28,11
0
16,74
20,68
27,77
33,13
0
5
10
15
20
25
30
35
0 10 20 30
Ku
at T
ekan
(M
Pa)
Hari
Normal Bahan Tambah
Gambar 3 Perbandingan Kuat Tekan
Rata-Rata Beton Normal dan Beton
Bahan Tambah 25 MPa pada Umur 3
Hari, 7 Hari, 14 Hari Dan 28 Hari
Gambar 4 Perbandingan Kuat Tekan
Rata-Rata Beton Normal dan Beton
Bahan Tambah 30 MPa pada Umur 3
Hari, 7 Hari, 14 Hari Dan 28 Hari
Dapat dilihat dan disimpulkan dari seluruh percobaan pada semua benda uji dengan menggunakan fly ash dan bestmittel terdapat kenaikan dengan kenaikan terbesar ada pada beton mutu 25 MPa dengan umur beton 7 hari dengan prosentase 37,33 % dan yang terendah ada pada beton mutu 20 MPa umur beton 7 hari dengan prosentase 8,19 %, semua beton sudah mencapai mutu yang direncanakan selama 28 hari. Dari bahan tambah bestmittel menyebutkan untuk nilai
kuat tekan beton mencapai umur rencana pada saat umur 10 hari. Dapat saya simpulkan bahan tambah berpengaruh pada kuat tekan beton dengan laju kenaikan mencapai 37,33 % dengan hasil ini membuktikan bahwa fly ash sebagai bahan pengganti sebagian semen mampu meningkatkan kuat tekan beton yang berasal dari silica yang terdapat pada fly ash yang sangat berpengaruh pada proses hidrasi sehingga mempengaruhi kuat tekan pada beton, selain itu dalam peningkatan kuat tekan juga terdapat bahan tambah bestmittel yang fungsinya sebagai accelerator hal ini dapat dilihat pada saat beton belum mencapai umur rencana namun kuat tekan rencananya sudah tercapai, namun pada beton mutu 30 MPa beton mengalami penurunan kuat tekan pada awal umur beton usia 3, 7, dan 14 hari, akan tetapi pada umur 28 hari beton mengalami kenaikan.
5.5 Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja
Pengujian kuat tarik baja dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kualitas dari baja tulangan yang akan digunakan untuk kolom. Baja tulangan yang digunakan adalah diameter D10 untuk tulangan pokok dan P6 untuk tulangan sengkang.
Tabel 3 Rekapitulasi Perhitungan
Kuat Tarik Baja Tulangan
N
o
Tegangan
(MPa)
Diameter Penampang Luas Leleh Max
(mm) (mm)
(mm
²) Awal
1 D10 9,80 75,3 362,04 549,5
2 P6 5,17 20,9 401,67 528,8
5.6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Kolom
Beton Terkekang
Beban sentris menyebabkan tegangan tekan yang merata diseluruh bagian penampang yang menyebabkan saat terjadi keruntuhan, tegangan dan regangannya akan merata diseluruh bagian penampang. Kapasitas beban aksial kolom nonslender dihitung dengan menggunakan persamaan menurut SNI Beton 03-2847-2013.
013,22
16,66
22,7326,48
0
18,02
26,5830,74
38,94
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 10 20 30
Ku
at T
ekan
(M
Pa)
Hari
Normal Bahan Tambah
015,17
26,54
31,72
31,97
0
13,05
26,48
31,3838,31
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 10 20 30
Ku
at T
ekan
(M
Pa)
Hari
Normal Bahan Tambah
Tabel 5.1 Rekapitulasi Perhitungan
Teoritis Beban Sentris
Benda Uji f’c
(MPa)
Beban Sentris
(kN)
KNM20 20 490,90
KNM25 25 585,19
KNM30 30 679,48
KBTM20 20 490,90
KBTM25 25 585,19
KBTM30 30 679,48
Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Pengujian
Kolom Bertulang
No
Kode
Benda
Uji
P
Eksperimental
(kN)
P
Teoritis
(kN)
1 KNM20 321,2 490,90
2 KNM25 472,5 585,19
3 KNM30 612,5 679,48
4 KBTM20 371,5 490,90
5 KBTM25 539,5 585,19
6 KBTM30 534 679,48
Keterangan:
KNM20 : Kolom normal mutu 20 MPa.
KNM25 : Kolom normal mutu 25 MPa.
KNM30 : Kolom normal mutu 30 MPa.
KBTM20 :Kolom dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 20 MPa.
KBTM25 :Kolom dengan bahan tambah 5% fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 25 MPa.
KBTM30 :Kolom dengan bahan tambah 5 % fly ash dan 0,6% bestmittel mutu 30 MPa.
Gambar 4 Grafik Perbandingan Kuat
Tekan Kolom Bertulang
Berdasarkan data tersebut dapat di lihat
terjadi perbedaan nilai teoritis dengan
pembebanan eksperimental dimana pada
mutu 20MPa dan 25MPa nilai pembebanan
teoritis lebih besar dari pada nilai
pembebanan eksperimental yang di lakukan
yang di sebabkan karena adanya kurang teliti
saat melakukan pembuatan benda uji dan
pengujian nya yang sulit untuk mendapatkan
titik sentris yang sesuai. Tetapi dalam
percobaan ini di dapatkan nilai peningkatan
dengan penggunaan bahan tambah sebesar
15,67 % pada mutu 20MPa dan 14,18 %
untuk mutu 25MPa, sedangkan pada mutu
30MPa mengalami penurunan sebesar 12,82
%. Dari data yang di dapatkan dapat di
simpulkan peningkatan mutu dari
penambahan fly ash dan bestmittle cukup
signifikan akan tetapi pada mutu 30MPa tidak
terjadi kenaikan dikarenakan material fly ash
yang bersifat pozzolan yang memiliki waktu
pengikatan antar molekul yang cenderung
lama dan tidak ideal untuk beton mutu tinggi.
321,17371,5
472,5
539,5
612,5
534
0
100
200
300
400
500
600
700
Ku
at T
ekan
(kN
)
6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Pada uji kuat tekan beton silinder adanya
peningkatan nilai kuat tekan dari beton
normal ke beton berbahan tambah.
2. Pada pengujian kuat tekan beton silinder
semua benda uji terdapat laju kenaikan,
kecuali pada mutu beton 30MPa pada
umur 3,7,dan 14 hari dengan kenaikan
terbesar ada pada beton mutu 25 MPa
dengan umur beton 7 hari dengan
prosentase 37,33 % dan yang terendah ada
pada beton mutu 20 MPa umur beton 7
hari dengan prosentase 8,19 %, dapat
dilihat juga ratarata beton dengan bahan
tambah saat umur beton 7 hari dan 14 hari,
semua beton sudah mencapai mutu yang
direncanakan selama 28 hari, kecuali pada
mutu beton 30MPa.
3. Dapat disimpulkan bahwa adanya
peningkatan kapasitas beban maksimum
pada kolom beton bertulang normal ke
kolom beton bertulang dengan bahan
tambah dengan nilai terbesar 15,67 %
pada kolom dengan mutu beton 20 MPa
dan terendah dengan nilai 14,18 % pada
kolom beton bertulang mutu 25 MPa.
Sedangkan pada kolom beton bertulang
mutu 30 MPa tidak mengalami kenaikan.
4. Dapat disimpulkan dari point 2 dan 3
bahwa bahan tambah yang digunakan
memiliki peningkatan untuk penerapan
kolom kenaikan maksimum mencapai
15,67 % pada mutu beton 20MPa akan
tetapi pada mutu beton 30MPa tidak
terjadi kenaikan, di bandingkan dengan
pengujian tekan silinder pada mutu beton
30MPa masih terjadi kenaikan, dapat
disimpulkan penerapan bahan tambah
pada kolom hanya berpengaruh pada mutu
beton 20MPa dan 25MPa.
6.2 Saran 1. Pada penelitian selanjutnya dapat di
terapkan pada beton mutu tinggi
2. Pada penelitian selanjutnya untuk uji
tekan silinder disarankan menggunakan
dial untuk meninjau nilai modulus elastis
pada beton silinder agar dapat dilihat
karakteristik beton.
3. Pada penelitian selanjutnya agar
menggunakan strain gauge untuk
mendapatkan data regangan pada beton
dan baja.
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat
dilakukan percobaan untuk penerapan ke
sambungan balok kolom (beam column
joint) agar mengetahui pengaruh ketika
diterapkan ke struktur sambungan balok
kolom.
5. Untuk penelitian selanjutnya dapat
memperhatikan penggunaan load cell agar
posisi pembebanan sentris dapat tercapai
lebih akurat.
6. Pada penelitian selanjutnya agar
pembebanan pada kolom dapat di lakukan
dengan metode eksentris.
DAFTAR PUSTAKA
Danasi, M. dan Lisantono, A. 2015, Pengaruh
Penambahan Fly Ash pada Beton Mutu
Tinggi Dengan Silica Fume dan Filler
Pasir Kwarsa. Prosiding Konferensi
Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9).
Makassar. 7-8 Oktober
Standar Nasional Indonesia. 2000. SNI 03-
2834-2000 Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 2002. SNI 03-
2847-2002 Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung (Beta Version). Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta
Standar Nasional Indonesia. 2011. SNI
1974:2011 Cara Uji Kuat Tekan Beton
Dengan Benda Uji Silinder. Badan
Standarisasi Nasional. Jakarta.
Standar Nasional Indonesia. 2013. SNI
2847:2013 Persyaratan Beton
Struktural Untuk Bangunan Gedung.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Sulistyawati, R. 2009. Pengaruh Penggunaan
Zat Additive Bestmittel Terhadap Kuat
Tekan Beton. Journal Teodolita. Vol
10, No 2. Purwokerto.