pengaruh pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak
TRANSCRIPT
Pengaruh Pasta Gigi Nano Kalsium Karbonat dan Siwak terhadap Kekasaran Permukaan Email yang Mengalami Demineralisasi
Meirdina Detara*, Siti Triaminingsih, Bambang Irawan
Departement of Dental Materials, Faculty of Dentistry,
Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia
*E-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak terhadap kekasaran permukaan email yang mengalami demineralisasi. Spesimen gigi manusia yang telah didemineralisasi dengan asam sitrat 0,3% dengan pH 3,25 disikat setara 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu dengan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak. Kekasaran permukaan email diukur dengan Surface Roughness Tester, dan diamati melalui SEM, serta analisis unsur dengan EDS sebagai penunjang. Hasil menunjukkan bahwa terdapat penurunan kekasaran permukaan email yang terdemineralisasi setelah penyikatan setara 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu dengan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak (p<0,05). Penyikatan pasta gigi nano kalsium karbonat dan siwak dapat menurunkan kekasaran permukaan email gigi yang terdemineralisasi.
The Effect of Nano Calcium Carbonate and Siwak Toothpaste on Demineralized Enamel Surface Roughness
Abstract
The aim of this study was to analyze the effect of nano calcium carbonate and siwak toothpaste to demineralized enamel surface roughness. Human tooth specimen which has been immersed in citric acid 0,3% with pH 3,25 were brushed with nano calcium carbonate and siwak toothpaste for 2 weeks, 4 weeks, and 6 weeks. Enamel surface roughness was tested with Surface Roughness Tester with supporting test SEM and EDS was taken. The application of nano calcium carbonate and siwak toothpaste for 2 weeks, 4 weeks, and 6 weeks can decrease surface roughness of demineralized enamel (p<0,05). Brushing with nano calcium carbonate and siwak toothpaste can decrease surface roughness of demineralized enamel. Keywords: Enamel; Demineralizatio; Roughness; Nano calcium carbonate; Siwak Pendahuluan
Email merupakan bagian permukaan gigi yang selalu berkontak dengan saliva dan
makanan. Salah satu kandungan terbesar yang terdapat pada email adalah kristal kalsium
hidroksiapatit. Email merupakan jaringan yang terkalsifikasi paling kuat, namun dapat
hilang selamanya karena email merupakan struktur nonvital dan tidak memiliki
kemampuan untuk memperbaiki diri.1 Proses demineralisasi yang terjadi secara terus-
menerus menyebabkan hilangnya mineral dari struktur hidroksiapatit pada email gigi.
Proses demineralisasi terjadi saat hidroksiapatit reaktif terhadap ion hidrogen pada saat pH
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
<5,5 yang merupakan pH kritis bagi hidroksiapatit. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya proses demineralisasi yaitu kondisi asam pada saliva dan plak,
kemampuan buffering saliva yang rendah, dan penurunan laju alir saliva.2 Proses
demineralisasi yang terjadi dapat mempengaruhi morfologi permukaan email. Pada email
yang mengalami demineralisasi terjadi kehilangan struktur, sehingga terjadi peningkatan
kekasaran permukaan email.3 Salah satu tanda awal terjadinya demineralisasi adalah
adanya whitespot. White spot merupakan lesi awal berwarna putih seperti kapur pada
permukaan email yang menyebabkan email kehilangan translusensinya. Lesi ini
merupakan tahapan awal dan dapat sembuh dengan adanya proses remineralisasi. Pada
proses remineralisasi ion Ca2+ didepositkan untuk menggantikan kalsium apatit yang
hilang akibat demineralisasi. Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya
remineralisasi adalah saliva yang terdapat dalam rongga mulut. Saliva memiliki
kandungan ion Ca2+ dan PO43- yang dibutuhkan dalam proses remineralisasi. Proses
remineralisasi dapat terjadi saat pH saliva dalam keadaan netral dan terdapat ion Ca2+ dan
PO43- yang cukup pada saliva sehingga dapat membangun kembali struktur hidroksiapatit
yang telah larut.2
Saliva merupakan faktor dari dalam tubuh yang dapat memicu terjadinya proses
remineralisasi. Selain saliva terdapat faktor-faktor luar yang dapat memicu terjadinya
proses remineralisasi. Faktor-faktor lain yang dapat memicu terjadinya remineralisasi
antara lain adalah obat kumur, CPP-ACP, dan pasta gigi. Pada pasta gigi banyak
mengandung agen-agen remineralisasi. Salah satu agen remineralisasi yang terdapat pada
pasta gigi adalah kalsium. Pada umumnya kandungan kalsium yang terdapat pada pasta
gigi antara lain berupa kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini telah ditemukan pasta gigi dengan
teknologi nano kalsium karbonat. Pasta gigi dengan kandungan nano kalsium karbonat
dapat mencegah terjadinya karies karena terbukti dapat meremineralisasi lesi awal karies.
Nano kalsium karbonat memiliki retensi yang baik pada permukaan email karena ukuran
partikelnya yang berkisar antara puluhan hingga ratusan nanometer. Ukuran partikel ini
juga mempercepat larutnya ion Ca2+ pada nano kalsium karbonat sehingga meningkatkan
konsentrasi ion Ca2+ dan pH saliva.4 Selain pasta gigi dengan teknologi nano kalsium
karbonat, pasta gigi herbal juga banyak beredar di pasaran. Salah satu pasta gigi herbal
yang beredar di pasaran adalah pasta gigi yang mengandung Siwak tanpa tambahan fluor.
Pasta gigi siwak berasal dari tanaman Salvadora persica yang salah satu kandungannya
adalah fluor. Pasta gigi ini mengandalkan kandungan fluor alami yang dimilikinya.5 Fluor
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
merupakan salah satu agen yang dapat memicu terjadinya remineralisasi. Fluor bereaksi
dengan ion Ca2+ dan HPO42- yang bebas dan membentuk kristal fluorapatit yang dapat
menggantikan kristal hidroksiapatit sehingga mencegah terjadinya demineralisasi.2
Terjadinya proses remineralisasi juga dapat mempengaruhi kekasaran permukaan email
yakni berupa penurunan nilai kekasaran permukaan email.3
Kekasaran permukaan email merupakan salah satu faktor predisposisi menempelnya
bakteri dan noda.3 Selain akibat proses demineralisasi perubahan kekasaran email juga
dapat disebabkan oleh penggunaan sikat gigi.6 Berdasarkan perbedaan agen remineralisasi
yang terkandung pada pasta gigi nano kalsium karbonat dan pasta gigi herbal yang
mengandung siwak, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas agen
remineralisasi yang terkandung pada pasta gigi nano kalsium karbonat dan pasta gigi
herbal pada permukaan gigi yang mengalami demineralisasi dalam kaitannya dengan
pencegahan terjadinya karies.
Tinjauan Teoritis
Email Gigi
Email gigi merupakan bagian terluar anatomi mahkota gigi yang terlihat secara klinis
pada gigi yang sehat dan merupakan jaringan terkalsifikasi paling kuat pada tubuh
manusia. Email tidak memiliki pembuluh darah dan saraf di dalamnya. Meskipun email
merupakan jaringan terkalsifikasi paling kuat, email dapat hilang selamanya karena email
merupakan struktur nonvital dan tidak ada sumber daya yang memperbaharuinya. Namun
email bukan merupakan jaringan yang statis karena mengalami proses perubahan mineral
yaitu demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi secara terus-menerus.1 Kandungan
mineral yang tinggi pada email menyebabkan lapisan email menjadi keras sehingga email
dapat menahan gaya mekanik yang terjadi saat gigi berfungsi.7
Secara kimiawi email terdiri dari 96% mineral atau material anorganik, 1% material
organik, dan 3% air.1 Kandungan material anorganik email salah satunya adalah kristal
kalsium hidroksiapatit dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2, sedangkan material
organiknya terdiri dari protein dan lemak.2,7 Selain kristal kalsium hidroksiapatit pada
email gigi juga terdapat material anorganik seperti Mg, Na, dan K dalam jumlah yang
sedikit.8 Secara mikroskopik, struktur dasar email adalah enamel rod atau prisma email
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
yang memiliki diameter sekitar 4µm dan memanjang dari DEJ (dentino enamel junction)
ke bagian permukaan email. Setiap enamel rod berorientasi tegak lurus terhadap DEJ dan
permukaan email. Oleh karena itu setiap enamel rod panjangnya bervariasi sesuai dengan
lokasinya di mahkota gigi.1 Enamel rod berbentuk heksagonal dan seperti prisma.7
Demineralisasi dan Remineralisasi Email Gigi
Demineralisasi merupakan proses hilangnya ion-ion mineral pada email gigi.
Terjadinya proses demineralisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu plak,
kemampuan buffering saliva yang rendah, dan asupan asam yang berlebih. Komponen
mineral pada email, dentin, dan sementum adalah hidroksiapatit yang mengandung
Ca10(PO4)6(OH)2. Pada lingkungan yang netral, hidroksiapatit berada dalam keadaan
seimbang dengan saliva yang mengandung ion-ion Ca2+ dan PO43-. Pada saat pH saliva
<5,5 yang merupakan pH kritis untuk hidroksiapatit, ion hidrogen akan bereaksi dengan
ion PO43- yang terdapat pada kristal hidroksiapatit sehingga membentuk ion HPO4
2-.
Reaksi ini menyebabkan kondisi hidroksiapatit menjadi tidak seimbang dan larut. Proses
ini dapat menyebabkan terbentuknya lesi pada email. Lesi awal yang terbentuk akibat
proses demineralisasi disebut dengan whitespot yang berupa lesi berwarna putih seperti
kapur pada permukaan email.2 Selain menyebabkan terbentuknya lesi, proses
demineralisasi juga dapat menurunkan kekerasan permukaan email.9
Proses demineralisasi dapat diimbangi dengan proses remineralisasi apabila terdapat
cukup ion-ion Ca2+ dan PO43- pada saliva, pH saliva dalam keadaan netral, dan
kemampuan buffering saliva yang stabil. Remineralisasi merupakan proses dibangunnya
kembali bagian-bagian kristal apatit yang larut akibat proses demineralisasi. Faktor-faktor
yang dapat memicu terjadinya proses remineralisasi antara lain adalah saliva, obat kumur,
topikal fluor, CPP-ACP, dan pasta gigi. Proses remineralisasi juga dapat ditingkatkan
dengan adanya fluor. Fluor akan bereaksi dengan ion Ca2+ dan HPO42- yang bebas dan
membentuk kristal fluorapatit yang mengandung Ca10(PO4)6(OH)F2 untuk menggantikan
kristal hidroksiapatit. Fluorapatit lebih resisten terhadap asam dibandingkan dengan
hidroksiapatit. Kristal fluorapatit akan larut pada saat pH saliva <4,5 atau yang disebut
dengan pH kritis fluorapatit.2
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
Pasta Gigi
Pasta gigi memiliki fungsi utama yakni membersihkan permukaan gigi yang
terekspos dan menghilangkan pelikel, plak, dan debri. Sedangkan fungsi sekunder pasta
gigi adalah sebagai medium pembawa fluor, detergen, bahan abrasif, dan agen pemutih
untuk meningkatkan kualitas dan estetika gigi.10
Pasta gigi nano kalsium karbonat merupakan pasta gigi dengan teknologi baru yang
telah beredar di Indonesia. Menurut Nakashima,dkk (2008) pasta gigi nano kalsium
karbonat memiliki ukuran partikel yang lebih kecil yaitu puluhan hingga ratusan
nanometer. Ukuran partikel ini juga mempercepat larutnya ion Ca2+ pada nano kalsium
karbonat sehingga meningkatkan konsentrasi ion Ca2+ dan pH saliva. Pasta gigi nano
kalsium karbonat juga terbukti mampu meremineralisasi lesi awal pada email.4
Pasta gigi herbal juga banyak beredar di Indonesia. Salah satunya adalah pasta gigi
dengan kandungan Salvadora persica atau yang biasa dikenal dengan sebutan Siwak
merupakan salah satu tanaman yang tumbuh di daerah gurun pada area dari India barat
hingga Afrika. Beberapa kandungan yang terdapat dalam Salvadora persica antara lain
adalah tri-methyamin, salvadrin, chloride, fluor, sulfur, silica, mustard, vitamin C,
tannin, dan sappopine. Salvadora persica dapat berfungsi mencegah terjadinya karies
dengan kandungan fluor yang dimilikinya. Kandungan fluor yang terdapat pada
Salvadora persica adalah sebesar 1,02 µg/g.5 Fluor merupakan salah satu mineral yang
berperan dalam terjadinya proses remineralisasi. Fluor akan bereaksi dengan ion Ca2+ dan
HPO42- yang bebas dan membentuk kristal fluorapatit untuk menggantikan kristal
hidroksiapatit yang hilang.2 Selain berfungsi untuk mencegah terjadinya karies,
Salvadora persica juga dapat menghilangkan plak dan gingivitis.5
Kekasaran Permukaan Email Gigi
Kekasaran permukaan email gigi diukur dengan menggunakan surface roughness
tester. Nilai kekasaran dinyatakan dalam Roughness average (Ra) dengan satuan µm.11
Kekasaran permukaan email gigi merupakan salah satu faktor predisposisi menempelnya
bakteri dan noda. Peningkatan kekasaran permukaan email gigi dapat terjadi akibat
adanya proses demineralisasi, namun adanya proses remineralisasi dapat menurunkan
kekasaran permukaan email gigi yang telah terdemineralisasi.3 Kekasaran permukaan yang
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
dapat dirasakan oleh lidah adalah sebesar 0,5 µm.12 Namun pada kekasaran 0,2 µm
bakteri sudah dapat menempel pada permukaan gigi13
Sikat Gigi
Sikat gigi merupakan merupakan instrumen untuk menghilangkan biofilm pada gigi.
Fungsi lain dari sikat gigi, yaitu sebagai agen pencegahan dan perawatan, kontrol
halitosis, dan sanitasi rongga mulut. Penggunaan sikat gigi dapat berkontribusi secara
tidak langsung terhadap abrasi pada permukaan gigi.6
Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS)
Scanning Electron Microscopy (SEM) merupakan mikroskop elektron yang
menggunakan berkas elektron untuk memunculkan topografi permukaan spesimen.
Scanning Electron Microscopy (SEM) memiliki resolusi yang lebih tinggi dibanding
mikroskop cahaya karena SEM menggunakan berkas elektron. 14 Scanning Electron
Microscopy (SEM) mampu menghasilkan perbesaran 20-30.000 kali dengan resolusi 50-
100 nm, sehingga SEM juga dapat menampilkan analisis area tertentu pada suatu
spesimen.15
Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) merupakan teknik mikroanalisis kimia yang
digunakan bersamaan dengan Scanning Electron Microscopy (SEM).16 Energy Dispersive
Spectroscopy (EDS) dapat digunakan untuk melihat komposisi kimia suatu material dalam
area skala mikron hingga area yang lebih luas.17
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Dental Material Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia dan Laboratorium PSTBM BATAN, Serpong pada bulan Agustus hingga
November 2014.
Spesimen yang digunakan adalah gigi molar ketiga manusia dengan permukaan
bebas dari karies dan retak serta telah disetujui oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Indonesia (Nomor: 73/ Ethical Clearance/ FKGUI/ VIII/ 2014).
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
Sebanyak 27 spesimen berupa mahkota gigi ditanam di dalam resin akrilik kemudian
dilakukan penghalusan dengan SiC paper nomer 2000 dan dipoles dengan alumina 1µm.
Spesimen secara acak dibagi ke dalam tiga kelompok penyikatan yaitu kelompok
yang disikat hanya dengan menggunakan akuades sebagai kelompok kontrol, kelompok
yang disikat dengan pasta gigi nano kalsium karbonat (Nano systema), dan kelompok
yang disikat dengan pasta gigi Siwak. Jumlah spesimen pada setiap kelompok adalah 9
spesimen.
Pengukuran kekasaran awal permukaan email dilakukan dengan menggunakan
Surface Roughness Tester (Mitutoyo SJ 301). Setiap spesimen dilakukan tiga kali
pengukuran kemudian diambil nilai rata-ratanya. Setelah dilakukan pengukuran kekasaran
awal permukaan email, setiap spesimen direndam dalam larutan demineralasi yaitu asam
sitrat 0,3% dengan pH 3,25 selama 3 menit pada orbital shaker dengan putaran 70 rpm.18
Setelah direndam dalam larutan demineralisasi setiap spesimen dicuci dengan ultrasonic
cleaner selama 5 menit. Pengukuran kekasaran email dilakukan kembali setelah spesimen
direndam dalam larutan demineralisasi.
Setelah dilakukan pengukuran kekasaran permukaan email terdemineralisasi
dilakukan penyikatan sesuai dengan bahan penyikatan yang telah ditentukan pada masing-
masing kelompok yaitu kelompok yang disikat hanya dengan menggunakan akudes,
kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema, dan kelompok yang disikat
dengan pasta gigi Siwak. Penyikatan dengan menggunakan sikat gigi elektrik merek
Pierrot dengan tekanan saat penyikatan sebesar 150g.20 Banyaknya pasta gigi sebesar 3
gram yang dilarutkan dalam 3 mL akuades. Penyikatan dilakukan selama 14 menit yang
diasumsikan setara dengan waktu penyikatan 2 minggu yang diulangi sebanyak 3 kali
untuk mendapatkan waktu penyikatan setara 4 minggu dan 6 minggu.19 Setelah setiap
penyikatan selama 14 menit dilakukan pengukuran kekasaran permukaan email dengan
cara seperti pengukuran kekasaran awal dan setelah demineralisasi.
Untuk mengamati morfologi permukaan dan mengetahui unsur-unsur yang
terkandung pada permukaan spesimen dilakukan pengamatan dengan menggunakan
Scanning Electron Microscope (SEM) dan analisis unsur dengan Energy Dispersive
Spectroscopy (EDS). Spesimen yang dibutuhkan adalah sebanyak lima spesimen untuk
mewakili spesimen sebelum perlakuan, setelah demineralisasi, dan setelah penyikatan
dengan akuades, pasta gigi Nano systema, dan pasta gigi Siwak setara waktu 6 minggu.
Hasil nilai rata-rata kekasaran permukaan email yang telah di dapat dianalisa
menggunakan uji statistik Saphiro-Wilk dan Levene statistic untuk melihat distribusi data
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
dan homogenitas data. Hasil yang didapatkan adalah distribusi data tidak normal namun
data homogen, sehingga analisa uji statistik yang digunakan adalah Kruskal-Wallis,
Mann-Whitney, dan Wilcoxon.
Hasil Penelitian
Hasil pengukuran kekasaran permukaan email gigi setelah demineralisasi dan
penyikatan dengan akuades, pasta gigi nano systema dan siwak dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Nilai rata-rata kekasaran email tiap kelompok perlakuan
Bahan
Penyikatan
Nilai kekasaran permukaan (Ra, µm)
Awal
Ra ± SD
Demineralisasi
Ra ± SD
2 minggu
Ra ± SD
4 minggu
Ra ± SD
6 minggu
Ra ± SD
Akuades 0,046±0,004 0,110±0,009 0,091±0,009 0,083±0,010 0,076±0,010
Pasta gigi Nano
Systema 0,045±0,004 0,113±0,010 0,068±0,009 0,061±0,008 0,063±0,011
Pasta gigi Siwak 0,050±0,005 0,113±0,012 0,079±0,006 0,067±0,007 0,064±0,007
Pada tabel 1 terlihat perubahan nilai kekasaran permukaan email setelah
perendaman dalam larutan demineralisasi dan penyikatan dengan waktu setara 2 minggu,
4 minggu, dan 6 minggu. Pada kelompok yang disikat hanya dengan akuades, setelah
demineralisasi terjadi peningkatan kekasaran permukaan email dari 0,046±0,004 µm
menjadi 0,110±0,009 µm. Setelah dilakukan penyikatan hanya dengan akuades dengan
waktu setara 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu kekasaran email mengalami penurunan
berturut-turut menjadi 0,091±0,009 µm, 0,083±0,010 µm, 0,076±0,010 µm. Pada
kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano Systema, setelah demineralisasi nilai
kekasaran permukaan email mengalami peningkatan dari 0,045±0,004 µm menjadi
0,113±0,010 µm. Setelah dilakukan penyikatan dengan menggunakan pasta gigi Nano
Systema setara dengan waktu 2 minggu dan 4 minggu terjadi penurunan kekasaran email
menjadi 0,068±0,009 µm dan 0,061±0,008 µm. Namun setelah penyikatan setara waktu
6 minggu dihasilkan kekasaran permukaan email meningkat menjadi 0,063±0,011 µm.
Pada kelompok yang disikat dengan pasta gigi Siwak, setelah demineralisasi juga terjadi
peningkatan kekasaran permukaan email dari 0,050±0,005 µm menjadi 0,113±0,012 µm.
Setelah dilakukan penyikatan dengan pasta gigi Siwak dengan waktu setara 2 minggu, 4
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
minggu, dan 6 minggu kekasaran email mengalami penurunan berturut-turut menjadi
0,079±0,006 µm, 0,067±0,007 µm, dan 0,064±0,007 µm.
Gambar 1 Nilai Rata-Rata Kekasaran Email (Ra, µm)
Pada gambar 1 memperlihatkan perbedaan kekasaran permukaan email pada setiap
kelompok spesimen. Berdasarkan hasil uji statistik Saphiro-Wilk dan Levene statistic
didapatkan hasil distribusi data tidak normal namun data homogen, sehingga dilakukan uji
statistik Kruskal-Wallis untuk melihat kemaknaan peningkatan dan penurunan kekasaran
permukaan email antara kelompok yang hanya disikat dengan akuades, kelompok yang
disikat dengan pasta gigi Nano Systema, dan kelompok yang disikat dengan pasta gigi
Siwak. Nilai signifikansi rata-rata kekasaran awal email diperoleh p>0,05. Hal ini dapat
diartikan bahwa nilai rata-rata kekasaran awal email untuk ketiga kelompok perlakuan
memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Demikian pula pada kondisi setelah
demineralisasi, diperoleh nilai signifikansi p>0,05, yang berarti nilai rata-rata kekasaran
email untuk ketiga kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang tidak bermakna setelah
demineralisasi. Nilai signifikansi rata-rata kekasaran email setelah dilakukan penyikatan
dengan waktu setara 2 minggu diperoleh p<0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat
perbedaan bermakna nilai rata-rata kekasaran email setelah penyikatan dengan waktu
setara 2 minggu. Demikian pula pada kondisi setalah penyikatan setara dengan waktu 4
minggu dan 6 minggu, diperoleh nilai signifikansi p<0,05.
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12 Ke
kasaran Pe
rmukaan Em
ail G
igi (Ra
, µm.)
Perlakuan
Akuades
Pasta gigi Nano systema
Pasta gigi Siwak
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
Selanjutnya dilakukan uji statistik Mann-Whitney yang merupakan kelanjutan dari
uji statistik Kruskal-Wallis untuk melihat kemaknaan nilai rata-rata kekasaran permukaan
email antara kelompok yang hanya disikat menggunakan akuades dengan kelompok yang
disikat menggunakan pasta gigi Nano Systema, kelompok yang disikat hanya
menggunakan akuades dengan kelompok yang disikat menggunakan pasta gigi Siwak, dan
kelompok yang disikat menggunakan pasta gigi Nano Systema dengan kelompok yang
disikat menggunakan pasta gigi Siwak. Nilai rata-rata kekasaran permukaan email
sebelum perlakuan dan setelah demineralisasi antara kelompok penyikatan dengan
akuades dan pasta gigi Nano Systema memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05).
Berbeda dengan setelah penyikatan dengan waktu setara 2 minggu, 4 minggu, dan 6
minggu nilai signifikasnsi rata-rata kekasaran permukaan email memiliki perbedaan yang
bermakna (p<0,05). Hasil yang serupa juga didapatkan pada perbandingan antara
kelompok penyikatan dengan akuades dan pasta gigi siwak dengan nilai p>0,05 pada nilai
rata-rata kekasaran permukaan email sebelum perlakuan dan setelah demineralisasi,
sedangkan setelah penyikatan setara dengan waktu 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu
diperoleh nilai p<0,05. Pada perbandingan antara kelompok penyikatan dengan pasta gigi
Nano Systema dan Siwak, didapatkan perbedaan yang bermakna pada nilai rata-rata
kekasaran permukaan email diperoleh setelah penyikatan dengan waktu setara 2 minggu,
sedangkan nilai rata-rata kekasaran permukaan email sebelum perlakuan, setelah
demineralisasi, dan setelah penyikatan setara dengan waktu 4 minggu serta 6 minggu
memiliki perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05).
Uji statistik berikutnya adalah uji statistik Wilcoxon yang dilakukan untuk melihat
kemaknaan antarperlakuan pada masing-masing kelompok penyikatan. Perbandingan
antara nilai rata-rata kekasaran awal email dengan setelah demineralisasi memiliki
perbedaan yang bermakna (p<0,05) baik pada kelompok yang hanya disikat dengan
akuades, kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema, dan kelompok yang
disikat dengan pasta gigi Siwak. Demikian pula pada perbandingan antara nilai rata-rata
kekasaran email setelah demineralisasi dengan penyikatan setara waktu 2 minggu, 4
minggu dan 6 minggu memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05) baik pada kelompok
yang hanya disikat dengan akuades, kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano
systema, dan kelompok yang disikat dengan pasta gigi Siwak. Hal yang sama juga
diperoleh pada perbandingan antara nilai rata-rata kekasaran email setelah penyikatan
setara waktu 2 minggu dengan 4 minggu. Begitu juga dengan perbandingan antara nilai
rata-rata kekasaran email sebelum perlakuan dengan setelah penyikatan setara waktu 6
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
minggu yang memiliki perbedaan bermakna (p<0,05) baik pada kelompok yang hanya
disikat dengan akuades, kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema, dan
kelompok yang disikat dengan pasta gigi Siwak. Namun pada perbandingan antara nilai
rata-rata kekasaran email setelah penyikatan setara waktu 4 minggu dengan 6 minggu
memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05) hanya pada kelompok yang disikat dengan
akuades. Berbeda dengan kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema dan
kelompok yang disikat dengan pasta gigi Siwak yang memiliki perbedaan yang tidak
bermakna pada perbandingan antara nilai rata-rata kekasaran email setelah penyikatan
setara waktu 4 minggu dengan 6 minggu.
Hasil pengamatan menggunakan SEM pada permukaan email sebelum, setelah
demineralisasi, dan setelah penyikatan setara dengan waktu 6 minggu dapat dilihat pada
gambar 2. Hasil analisis unsur yang terkandung pada permukaan email gigi menggunakan
Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) dapat dilihat pada table 2.
Gambar 2.a merupakan gambaran permukaan email yang telah dipoles dengan
alumina 1µm. Terlihat gambaran prisma email namun belum terlihat dengan jelas. Berbeda
dengan gambar 2.b yang memperlihatkan gambaran prisma email terlihat lebih jelas yang
c
e
a b
d
Gambar 2 Gambaran SEM permukaan email gigi (2000 x), a. Sebelum demineralisasi, b. Setelah demineralisasi, c. Setelah penyikatan setara waktu 6 minggu dengan akuades, d. Setelah penyikatan setara waktu 6 minggu dengan pasta gigi Nano Systema, e. Setelah penyikatan setara waktu 6 minggu dengan pasta gigi pasta gigi
Siwak
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
disebabkan oleh hilangnya permukaan email akibat proses demineralisasi. Gambar 2.c
merupakan gambar permukaan email yang telah disikat setara dengan waktu 6 minggu
hanya dengan menggunakan akuades tampak batas prisma email tidak terlihat jelas. Pada
gambar 2.d yang merupakan gambar permukaan email gigi setelah dilakukan penyikatan
dengan pasta gigi Nano systema setara dengan waktu 6 minggu penyikatan terlihat deposit
mineral berwarna putih. Gambar 2.e merupakan gambar permukaan email gigi setelah
penyikatan dengan pasta gigi Siwak setara dengan waktu 6 minggu terlihat deposit mineral
warna putih dan prisma email masih terlihat.
Tabel 2 Analisis unsur dengan EDS pada permukaan email gigi sebelum perlakuan, setelah
demineralisasi, dan setelah penyikatan menggunakan akuades, Nano systema, dan Siwak setara waktu 6
minggu (% berat)
Unsur-Unsur Pada Permukaan Email
Gigi (% berat)
Perlakuan
Awal Demineralisasi Akuades Penyikatan dengan
Pasta Gigi Nano systema
Penyikatan dengan Pasta
gigi Siwak
C 6,44 15,33 18,53 11,57 20,78 O 43,16 38,80 38,02 40,43 35,33 F 0 0 0,17 0 0,58
Na 0 0,74 0,48 0,44 0,50 Mg 0,28 0 0,14 0,44 0,09 P 17,94 16,42 15,12 16,63 14,91 Cl 0 0 0,37 0 0 K 0,23 0,12 0,16 0,30 0,18 Ca 31,94 28,59 26,98 30,19 27,64
Pada tabel 2, terlihat bahwa terjadi penurunan unsur kalsium pada permukaan email
gigi sebelum perlakuan dan setelah demineralisasi dari 31,94 (%berat) menjadi 28,59
(%berat). Demikian pula dengan unsur fosfat pada permukaan email gigi mengalami
penurunan dari 17,94 (%berat) menjadi 16,42 (%berat) setelah demineralisasi. Pada
penyikatan hanya dengan akuades setara waktu 6 minggu ditemukan unsur fluor sebesar
0,17 (%berat). Setelah penyikatan menggunakan pasta gigi Nano systema dengan waktu
setara 6 minggu terlihat peningkatan unsur kalsium pada permukaan email gigi dari 28, 59
(%berat) menjadi 30,19 (%berat). Hal yang sama juga terjadi pada unsur fosfat yang
mengalami peningkatan dari 16,42 (%berat) menjadi 16,63 (%berat). Pada penyikatan
dengan menggunakan pasta gigi Siwak dengan waktu setara 6 minggu terlihat adanya
unsur fluor sebesar 0,58 (%berat) pada permukaan email gigi, sedangkan pada kondisi
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
awal, setelah demineralisasi, dan setelah penyikatan dengan pasta gigi Nano systema tidak
ditemukan unsur fluor pada permukaan email gigi.
Pembahasan
Dalam penelitian ini proses demineralisasi disimulasikan dengan larutan asam sitrat
0,3% dengan pH 3,25 untuk mensimulasikan lesi awal pada email yang merupakan salah
satu tanda terjadinya demineralisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Attin,dkk (2005)
menyatakan bahwa larutan asam sitrat memiliki potensi tinggi dalam menyebabkan
terjadinya demineralisasi karena asam sitrat bekerja dengan mengikat kalsium yang terdapat
pada permukaan email gigi.21 Menurut penelitian Zhou,dkk (2014) perendaman email dalam
larutan asam sitrat meningkatkan kekasaran permukaan email.18 Bertambah kasarnya
permukaan email setelah demineralisasi dapat disebabkan oleh larutnya hidroksiapatit. Pada
penelitian ini didapatkan kekasaran permukaan email mengalami peningkatan secara
bermakna setelah direndam dalam larutan asam sitrat 0,3% dengan pH 3,25. Hal ini
ditunjang dengan gambaran SEM setelah demineralisasi yang memperlihatkan gambaran
prisma email tampak lebih jelas, dan berdasarkan hasil analisis unsur dengan EDS pada tabel
2 terlihat adanya penurunan unsur-unsur utama yaitu kalsium dan fosfat pada permukaan
email. Proses demineralisasi yang dibiarkan terus menerus akan menyebabkan lesi pada
email meluas dan menyebabkan email hilang selamanya karena email merupakan struktur
nonvital dan tidak ada sumber daya yang memperbaharuinya.2 Agar kehilangan unsur-unsur
utama pada permukaan email gigi tidak berlanjut dibutuhkan proses remineralisasi yaitu
penggantian struktur hidroksi apatit email yang hilang akibat proses demineralisasi. Proses
remineralisasi akan terjadi ketika terdapat kandungan kalsium dan fosfat yang cukup di
dalam saliva sehingga dapat mengembalikan struktur hidroksiapatit yang larut. Terdapat
beberapa agen yang dapat membantu saliva dalam memicu terjadinya remineralisasi, salah
satunya adalah pasta gigi.
Pada penelitian ini dilakukan penyikatan hanya dengan menggunakan akuades,
penyikatan dengan menggunakan pasta gigi Nano systema, dan penyikatan menggunakan
pasta gigi Siwak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penyikatan hanya dengan
menggunakan akuades dengan waktu setara 6 minggu dapat menurunkan kekasaran
permukaan email secara bermakna. Hal ini menunjukkan penggunaan sikat gigi dalam
penelitian ini mempengaruhi kekasaran permukaan email. Penurunan kekasaran permukaan
email setelah penyikatan hanya dengan menggunakan akuades dapat disebabkan oleh
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
tekanan penggunaan sikat gigi. Menurut penelitian Wiegand, dkk (2007) semakin besar
beban yang digunakan pada saat menyikat gigi dapat mengabrasi permukaan email yang
telah mengalami demineralisasi.20 Pada penelitian ini email yang telah mengalami
demineralisasi semakin halus setelah disikat hanya dengan menggunakan akuades. Hal ini
dapat terjadi karena pada email yang telah mengalami demineralisasi mempunyai struktur
yang lemah sehingga besarnya tekanan pada saat penggunaan sikat gigi dapat mengabrasi
tepi prisma email sehingga permukaan email dapat menjadi halus. Dengan demikian pada
penelitian ini penurunan kekasaran yang terjadi bukan dikarenakan terjadinya proses
remineralisasi. Hal ini ditunjang dengan gambaran SEM yang memperlihatkan batas prisma
email tidak terlihat jelas. Selain itu berdasarkan uji analisis dengan EDS tidak terlihat
adanya peningkatan unsur kalsium dan fosfat pada permukaan email yang telah disikat
setara waktu 6 minggu hanya dengan menggunakan akuades.
Proses remineralisasi pada email yang mengalami demineralisasi dapat terjadi jika pH
saliva dalam keadaan netral, kemampuan buffering saliva yang stabil, dan terdapat ion-ion
Ca2+ dan PO43- yang cukup dalam saliva. Faktor-fakor yang dapat memicu terjadinya
remineralisasi antara lain adalah saliva, obat kumur, topikal fluor, CPP-ACP, dan pasta
gigi.2 Penyikatan dengan menggunakan pasta gigi dapat membantu saliva untuk memicu
terjadinya proses remineralisasi. Menurut penelitian Nakashima, dkk (2009) dibuktikan
bahwa pasta gigi dengan kandungan nano kalsium karbonat dapat meremineralisasi lesi awal
pada email karena nano kalsium karbonat memiliki retensi yang baik pada permukaan email
dengan membentuk partikel koloid yang diikuti pendepositan ion Ca2+.4 Ukuran partikel
yang kecil ini mempercepat larutnya ion Ca2+ pada nano kalsium karbonat sehingga
meningkatkan konsentrasi ion Ca2+ dan pH saliva dan menyebabkan terjadinya
remineralisasi.4 Pada penelitian ini, penyikatan dengan pasta gigi Nano systema yang
mempunyai kandungan nano kalsium karbonat menghasilkan penurunan kekasaran secara
bermakana setelah penyikatan dengan waktu setara 6 minggu. Hal ini ditunjang dengan
gambaran SEM permukaan email yang telah disikat dengan pasta gigi Nano systema setara
waktu 6 minggu memperlihatkan gambaran berwarna putih pada permukaan email gigi dan
pada analisis unsur dengan EDS terlihat peningkatan unsur utama berupa kalsium dan fosfat
pada permukaan email gigi. Pada penelitian ini juga dilakukan penyikatan dengan
menggunakan pasta gigi Siwak. Di dalam pasta gigi siwak terdapat kandungan fluor. Fluor
dapat memicu terjadinya remineralisasi dikarenakan fluor dapat membentuk fluorapatit
untuk menggantikan kristal hidroksiapatit yang hilang akibat proses demineralisasi.2 Dalam
penelitian ini terjadi penurunan kekasaran permukaan email yang bermakna setelah
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
penyikatan dengan pasta gigi Siwak dengan waktu setara 6 minggu. Hal ini ditunjang
dengan gambaran SEM terlihat gambaran berwarna putih pada permukaan email gigi dan
pada analisis unsur dengan EDS terlihat adanya unsur fluor setelah penyikatan dengan pasta
gigi Siwak.
Berdasarkan penelitian Heshmat, dkk (2014) terjadinya remineralisasi dapat
menurunkan kekasaran permukaan email gigi.3 Dalam penelitian ini terjadi penurunan
kekasaran permukaan email yang bermakna baik setelah penyikatan setara dengan waktu 2
minggu, 4 minggu, dan 6 minggu dengan menggunakan pasta gigi Nano systema dan pasta
gigi Siwak. Hal ini membuktikan bahwa terjadi proses remineralisasi setelah penyikatan
dengan menggunakan pasta gigi Nano systema dan Siwak yang ditunjang dengan gambaran
SEM dan analisis unsur dengan EDS. Namun penurunan kekasaran permukaan email setelah
penyikatan dengan pasta gigi Nano systema dan pasta gigi Siwak tidak hanya dipengaruhi
oleh pasta gigi, tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya tekanan pada sikat gigi. Pada
penelitian ini terlihat bahwa terjadi penurunan kekasaran permukaan email setelah
penyikatan hanya dengan akuades. Hal ini sesuai dengan penelitian Wiegand,dkk (2007)
bahwa besarnya tekanan sikat gigi mempengaruhi kekasaran permukaan email.20 Hanya saja
pada kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema dan pasta gigi Siwak terjadi
remineralisasi yang dibuktikan pada hasil EDS. Pada penyikatan dengan waktu setara 2
minggu, berdasarkan uji statistik perbandingan antara nilai rata-rata kekasaran permukaan
email antara kelompok yang disikat dengan pasta gigi Nano systema dan kelompok yang
disikat dengan pasta gigi Siwak memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini dapat
dikarenankan pada pasta gigi Nano systema yang memiliki kandungan nano kalsium
karbonat sehingga ion Ca2+ lebih cepat larut dan konsentrasi Ca2+ pada saliva meningkat
dibandingkan dengan pasta gigi Siwak.4 Meskipun terjadi penurunan kekasaran yang
bermakna, namun hasil pengujian statistik antara kekasaran awal permukaan email dengan
kekasaran permukaan email setelah penyikatan setara dengan waktu 6 minggu menggunakan
pasta gigi Nano systema dan Siwak masih memiliki perbedaan yang bermakna. Hal ini
membuktikan bahwa penyikatan dengan waktu setara 6 minggu belum mengembalikan
kekasaran permukaan email seperti kekasaran awal permukaan email sebelum mengalami
demineralisasi. Walaupun kekasaran permukaan email setelah penyikatan belum pulih,
namun nilai kekasarannya di bawah 0,5 µm yang merupakan nilai kekasaran yang dapat
dirasakan oleh lidah.12 Pada penelitian ini nilai kekasaran permukaan email setelah
penyikatan setara dengan waktu 6 minggu mempunyai nilai kekasaran di bawah 0,2 µm,
yang berdasarkan penelitian Tanthanuch (2009) bakteri dapat menempel pada permukaan
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
email saat nilai kekasaran email di atas 0,2 µm13 Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut dengan waktu penyikatan lebih dari 6 minggu.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyikatan dengan pasta gigi
nano kalsium karbonat dan siwak dapat menurunkan kekasaran permukaan email yang
mengalami demineralisasi. Selain itu pasta gigi nano kalsium karbonat lebih cepat memicu
terjadinya remineralisasi karena ukuran partikelnya lebih kecil sehingga lebih mudah larut.
Saran
1. Saran yang diberikan adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pasta gigi
Nano systema dan Siwak dengan waktu penyikatan lebih dari 6 minggu.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang pengujian kandungan pasta gigi Nano systema dan
pasta gigi Siwak untuk melihat kemungkinan ketahanan terhadap demineralisasi
dilihat dari kekasaran permukaan email.
Daftar Referensi
1. Balogh MB, Fehrenbach MJ. Dental Embryology, Histology and Anatomy. 2nd ed.
USA: Elsevier; 2006.p.179-186.
2. Mount GJ, WR Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure. Queensland:
Kowledge Books and Software; 2005. p.22-41.
3. Hesmat H, et all. The effect of remin pro and MI paste plus on bleached enamel
surface roughness. Journal of Dentistry, Tehran University of Medical Science.
2014;11:131-136.
4. Nakashima Syozi, Yoshie Makoto, Sano hiroshi, Bahar Armasastra. Effect of a test
dentifrice containing nano-sized calcium carbonate on remineralization of enamel
lesions in vitro. Journal of Oral Science.2009;1:69-77.
5. Ezoddini-Ardakani, Fatemeh. Efficiency of Miswak (Salvadora persica) in preventing
dental caries. School of Dentistry, Shahid Sadoughi University of Medical Sciences,
Yazd, Iran. 2009. 499-503.
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
6. Tellesfen G, et all. The role of the toothbrush in the abrasion process. International
Journal of Dental Hygiene.2011;9:284-290.
7. Ten Cate AR. Oral Histology and Embryology 6th ed. St Louis. The Mosby Co.
2003.p.122-128.
8. Avery James K. Oral Development and Histology. 3rd ed. New York: Thieme. 2002. p.
155.
9. Jeong SH, et all. Remineralization potential of new toothpaste containing nano-
hydroxyapatite. Key Engineering Materials. 2006; 309-311:537-540.
10. Craig RG, Powers JM. Restorative Dental Material. 11th ed. Missouri: Mosby; 2002.p
200-203.
11. Bolay S, Cakir FY, Gurgan S. Effects of toothbrushing with fluoride abrasive and
whitening dentifrices on both unbleached and bleached human enamel surface in terms
of roughness and hardness: An in vitro study. The Journal of Contemporary Dental
Practice. 2012;13:584-589.
12. Jones CS, Billington RW, Pearson GJ. The in vivo perception of roughness of
restorations. British Dental Journal. 2004:196:42-45.
13. Tanthanuch S, Patanapiradeje V. Effect of Thai wine of surface roughness and
corosion of various tooth-coloured filling materials. J Dent Assoc Thai. 2009:59:100-
108.
14. Scanning Electron Microscope [Internet]. Radiological and Enviromental
Management. Purdue University. 2014 [cited 8 Desember 2014]
15. Scanning Electron Microscopy (SEM) [Internet]. Science Education Resource Center.
Montana State University. 2014 [cited 8 Desember 2014]
16. Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy [Internet]. Materials Evaluation and
Engineering, Inc. 2009 [cited 18 Desember 2014]
17. Energy-Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDS) [Internet]. Science Education Resource
Center. Montana State University. 2014 [cited 18 Desember 2014]
18. Zhou Chunhua, et all. Casein phosphopeptide-amorphous calcium phosphate
remineralization of primary teeth early enamel lesions. Journal of Dentistry.
2014;42:21-29.
19. Jayakumar A, Padmini H, Haritha A, Reddy KP. Role of dentifrice in plaque removal:
Aclinical trial. Indian J Dent Res.2010;21:213-217.
20. Wiegand A, Kowing L, Attin T. Impact of brushing force on abrasion of abrasion of
acid-softened and sound enamel. Archives of Oral Biology. 2007;52:1043-1047.
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014
21. Attin T, K Weiss, K Becker. Impact of modified acidic soft drinks on email erosion.
Oral Disease. 2005; 11:7-12.
Pengaruh pasta gigi nano..., Meirdina Detara, FKG UI, 2014