pengaruh firm size, financial distress, debt level, dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/nur...

17
1 Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan Managerial Ownership Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016 Nur Wulandari 1 , Sri Ruwanti 2 , Tumpal Manik 3 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Email : [email protected] ABSTRAK Hedging merupakan tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan risiko kurs yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh firm size, financial distress, debt level dan managerial ownership terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 23 sampel yang memenuhi kriteria dari 92 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Dan hasil pengujian mendapatkan hasil bahwa Firm Size, Financial Distress, Debt Level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Dan Managerial Ownership berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging. Kata kunci :Hedging, Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Managerial Ownership

Upload: donguyet

Post on 04-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

1

Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan Managerial

Ownership Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2016

Nur Wulandari1

, Sri Ruwanti2 , Tumpal Manik

3

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

(UMRAH), Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Email : [email protected]

ABSTRAK

Hedging merupakan tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk

meminimalkan risiko kurs yang dihadapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh firm size, financial distress, debt level dan managerial

ownership terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Metode pengambilan sampel

penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 23 sampel yang

memenuhi kriteria dari 92 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknis

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Dan

hasil pengujian mendapatkan hasil bahwa Firm Size, Financial Distress, Debt

Level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Dan Managerial Ownership

berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging.

Kata kunci :Hedging, Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Managerial

Ownership

Page 2: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

2

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi perusahaan terlibat dalam bisnis internasional

seperti perdagangan dan investasi internasional. Setiap negara berperan aktif

dalam bisnis internasional ini. Globalisasi memberi peluang agar perusahaan

dapat berkontribusi yaitu melakukan ekspor impor barang, ekspansi bisnis

maupun pendanaan luar negeri. Selain memberikan manfaat, perusahaan juga

akan menghadapi risiko yang ada ketika masuk ke dalam bisnis internasional

(Mahfudz dan Kussulistyanti, 2016).

Perdagangan internasional akan menimbulkan beberapa risiko yang cukup

besar. Risiko dari perdagangan internasional adalah risiko kurs valuta asing.

Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan

kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,

terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik (Fahmi, 2011 :

205). Perusahaan yang terlibat perdagangan internasional melakukan tindakan

manajemen risiko agar perusahaan tidak mengalami dampak yang signifikan dari

risiko nilai tukar dengan melakukan hedging.

Hedging adalah suatu tindakan untuk menghindari atau mengurangi risiko

kerugian yang terjadi untuk melindungi perusahaan atas valuta asing dari transaksi

bisnis yang dilakukan (Guniarty, 2014). Dalam menggunakan hedging instrumen

yang sering digunakan oleh perusahaan sebagai sarana untuk melakukan hedging

adalah instrumen derivatif. Instrumen derivatif valuta asing yang dapat digunakan

seperti forward, option, swap dan kontrak future (Mahfudz dan Kussulistyanti,

2016).

Berdasarkan penelitian terdahulu bahwa penggunaan hedging di pengaruhi

oleh beberapa faktor yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kesulitan

keuangan, tingkat hutang (Krisdian dan Badjra, 2017) dan kepemilikan manajerial

(Mahfudz dan Kussulistyanti, 2016). Dalam penelitian Mahfudz dan

Kussulistyanti (2016) menyatakan bahwa perusahaan besar dalam bisnisnya akan

melakukan transaksi luar negeri sehingga akan menghadapi risiko yang lebih

tinggi dan membutuhkan hedging karena perusahaan akan menghadapi eksposur

valuta asing yang lebih besar. Perusahaan dengan ukuran yang besar akan

menyadari pentingnya hedging untuk melindungi aset dan arus kas, dan

perusahaan mampu membeli derivatif valuta asing untuk kepentingan hedging.

Berbeda dengan hasil penelitian Krisdian dan Badjra (2017) yang mendapatkan

hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

keputusan hedging.

Faktor lain yang mempengaruhi hedging adalah financial distress. Dalam

penelitian Krisdian dan Badjra (2017) yang menunjukkan bahwa financial distress

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan hedging yang

dipoksikan melalui Z- score. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan

Page 3: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

3

akan berhati-hati dalam mengelola keuangannya sehingga akan melakukan

hedging untuk mengurangi risiko terhadap transaksi valuta asing. Namun, berbeda

hasil penelitian dengan Guniarti (2014) menunjukkan hasil financial distress

berpengaruh negatif terhadap keputusan hedging.

Selanjutnya, faktor lain yang mempengaruhi adalah tingkat hutang yang

diproksikan melalui debt ratio berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

hedging berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Krisdian dan Badjra (2017).

Dalam penelitiannya, perusahaan yang struktur modalnya memiliki tingkat hutang

yang tinggi akan berhati- hati dalam transaksi luar negeri disebabkan perusahaan

tidak ingin menambah risiko fluktuasi kurs valuta asing sehingga membutuhkan

aktivitas hedging menggunakan instrumen derivatif untuk mengurangi risiko.

Selain itu, managerial ownership juga mempengaruhi keputusan hedging.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mahfudz dan Kussulistyanti (2016)

menunjukkan bahwa managerial ownership berpengaruh positif dan tidak

signifikan. Menurut Ameer (2010), manajer yang mempunyai saham perusahaan

bila nilai dari perusahaan tersebut meningkat maka kekayaan manajer cenderung

akan meningkat juga. Manajer akan berusaha meminimalkan risiko yang akan

terjadi dengan menggunakan hedging dalam melindungi perusahaan terutama

dalam skala internasional. Hasil yang berbeda terjadi pada penelitian Prasetiono

(2016) yang mendapatkan hasil bahwa managerial ownership berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap keputusan hedging.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah : Untuk mengetahui

pengaruh firm size, financial distress, debt level dan managerial ownership

terhadap keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2013-2016.

Menurut Guniarti (2014), hedging merupakan suatu tindakan untuk

melindungi perusahaan terhadap risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat

dari transaksi bisnis. Tindakan dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar

dengan kondisi mengantisipasi timbulnya fluktuasi valuta asing (valas) di pasaran.

Ukuran perusahaan merupakan tolak ukur sebuah perusahaan telah

berkembang atau tidak sejak perusahaan didirikan yang dapat dilihat dari nilai

total aset yang tercantum di laporan posisi keuangan. Perusahaan besar akan

bertindak hati-hati dalam pengelolaan perusahaannya dan lebih banyak melakukan

hedging. Perusahaan besar akan memiliki risiko lebih besar daripada perusahaan

kecil (Guniarti, 2014).

Financial Distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi

sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditas (Fahmi, 2012 : 158). Sebuah

perusahaan tidak akan mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba, namun dalam

proses waktu yang berlangsung lama, dan itu dapat dilihat dari tanda-tanda.

Karena itu bagi seorang peneliti, manajer, dan investor akan melihat dari berbagai

sudut pandang kajian yang berbeda-beda (Fahmi, 2012 : 158)

Page 4: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

4

Hutang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja, seperti

melakukan investasi atau untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dikarenakan

membutuhkan dana. Di sisi lain, hutang dapat meningkatkan kemungkinan risiko

yang akan dihadapi oleh perusahaan (Subagya, 2015). Risiko tesebut dapat berupa

jangka waktu hutang yang dapat mempengaruhi perusahaan, hutang yang terlalu

tinggi dan ketidakmampuan membayar hutang.

Managerial ownership adalah pemegang saham yang merupakan pihak

internal perusahaan yang ikut aktif dalam kegiatan operasional perusahaan.

Menurut Ameer (2010) kekayaan manajer akan meningkat jika memiliki saham di

perusahaannya apabila nilai perusahaan tersebut meningkat dalam kegiatan

operasionalnya. Manajer akan berusaha meminimalisir risiko yang terjadi agar

tidak mengalami kerugian yang tidak diharapkan. Hal itu membuat manajer

melakukan hedging untuk melindungi perusahaan terutama sahamnya dari

fluktuasi kurs valuta asing.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Hedging

Menurut Guniarti (2014), hedging merupakan suatu tindakan untuk

melindungi perusahaan terhadap risiko kerugian atas valuta asing dengan cara

mengurangi atau menghindarinya sebagai akibat dari transaksi bisnis. Tindakan

dan keputusan hedging biasanya dilakukan seputar dengan kondisi mengantisipasi

timbulnya fluktuasi valuta asing (valas) di pasaran. Seluruh perusahaan yang

dalam pencatatan akuntansi melibatkan valas yang otomatis dalam transaksi

bisnisnya mempergunakan valas, mengharuskan perusahaan tersebut untuk

menempatkan alokasi dana khusus dalam bentuk hedging (Fahmi, 2011 : 80).

Dalam penelitian ini perusahaan yang melakukan hedging akan

menggunakan dummy dalam pengukurannya, dimana jika perusahaan

menggunakan instrumen derivatif dalam melakukan hedging (lindung nilai) maka

akan diberi score 1 dan perusahaan yang tidak melakukannya akan diberi score 0.

Firm Size

Ukuran perusahaan merupakan tolak ukur sebuah perusahaan telah

berkembang atau tidak sejak perusahaan didirikan yang dapat dilihat dari nilai

total aset yang tercantum di laporan posisi keuangan. Perusahaan besar akan

bertindak hati-hati dalam pengelolaan perusahaannya dan lebih banyak melakukan

hedging. Perusahaan besar akan memiliki risiko lebih besar daripada perusahaan

kecil (Guniarti, 2014).

Menurut Kussulistyanti dan Mahfudz (2016) perusahaan besar dalam

bisnisnya akan melakukan transaksi luar negeri yang akan melibatkan beberapa

mata uang yang berbeda sehingga akan menghadapi risiko yang lebih tinggi dan

membutuhkan hedging karena perusahaan akan menghadapi eksposur valuta asing

yang lebih besar. Perusahaan dengan ukuran yang besar akan memerlukan

hedging untuk melindungi aset dan arus kas, dan perusahaan mampu membeli

Page 5: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

5

derivatif valuta asing untuk kepentingan hedging. Perusahaan dengan total aset yang besar menunjukkan arus kas yang positif dan prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama (Subagya, 2015).

Firm Size = total aset

Financial Distress

Financial Distress sebagai tahap penurunan kondisi keuangan yang terjadi

sebelum terjadinya kebangkrutan atau likuiditas (Fahmi, 2012 : 158). Financial

Distress juga diartikan sebagai suatu kondisi yang dialami suatu perusahaan yang

tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan kewajiban-kewajibannya yang

berada dalam kondisi tidak aman yang diprediksi akan mengalami kegagalan.

Sebuah perusahaan tidak akan mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba,

namun dalam proses waktu yang berlangsung lama, dan itu dapat dilihat dari

tanda-tanda. Karena itu bagi seorang peneliti, manajer, dan investor akan melihat

dari berbagai sudut pandang kajian yang berbeda-beda (Fahmi, 2012 : 158)Salah

satu pengukuran financial distress dapat diterangkan dari perhitungan Z-Score

yang dikemukakan oleh Edward I. Altman. Secara matematis financial distress

dapat diformulasikan dengan metode Z-Score sebagai berikut :

Z = 0,717 + 0,847 + 3,107 + 0,420 + 0,998

Dimana :

X1 =

X2 =

X3 =

X4 =

X5 =

Debt Level

Hutang digunakan perusahaan untuk meningkatkan kinerja, seperti

melakukan investasi atau untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dikarenakan

membutuhkan dana. Di sisi lain, hutang dapat meningkatkan kemungkinan risiko

yang akan dihadapi oleh perusahaan (Subagya, 2015). Risiko tesebut dapat berupa

jangka waktu hutang yang dapat mempengaruhi perusahaan, hutang yang terlalu

tinggi dan ketidakmampuan membayar hutang.

Perusahaan yang memiliki hutang yang cukup tinggi akan fokus dalam

menjalankan bisnisnya agar tidak menambah hutang perusahaan lagi. Perusahaan

akan berusaha untuk melindungi perusahaan dengan berbagai cara terutama

perusahaan yang bergerak dalam perdagangan internasional akan melakukan

hedging untuk mengurangi dan melindungi dari risiko yang tidak diinginkan.

Variabel tingkat hutang dalam penelitian ini diukur menggunakan rasio hutang

yaitu debt ratio.

Page 6: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

6

Managerial Ownership

Menurut Ameer (2010) kekayaan manajer akan meningkat jika memiliki

saham di perusahaannya apabila nilai perusahaan tersebut meningkat dalam

kegiatan operasionalnya. Manajer akan berusaha meminimalisir risiko yang

terjadi agar tidak mengalami kerugian yang tidak diharapkan terutama dalam

perdagangan internasional. Hal itu membuat manajer melakukan hedging untuk

melindungi perusahaan terutama sahamnya dari fluktuasi kurs valuta asing. Jika

keputusan hedging untuk meningkatkan pendapatan perusahaan yang akan

meningkatkan utilitas manajemen, maka perusahaan lebih mungkin untuk

melakukan lindung nilai.Rumus kepemilikan manajerial yang dirumuskan oleh

Mahfudz dan Kussulistyanti (2016) sebagai berikut :

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

Hhhhhhhhhhhhhhhh jnm H4

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan

Manufaktur

Perusahaan besar cenderung menjalankan bisnisnya dalam cakupan yang

luas di berbagai wilayah negara sehingga memiliki kegiatan operasional yang

lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Perusahaan besar akan menghadapi

risiko lebih tinggi yang akan diterima oleh perusahaan. Risiko yang lebih tinggi

tersebut membuat perusahaan berhati-hati dalam kegiatan operasionalnya

sehingga membutuhkan hedging. Hedging digunakan untuk melindungi

perusahaan dari fluktuasi kurs terutama aset. Hal ini sesuai dengan penelitian

Firm Size (X1)

Hedging (Y)

Financial Distress (X2)

Debt Level (X3)

Managerial Ownership (X4)

Page 7: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

7

Kussulistyanti dan Mahfudz (2016) yang menyatakan bahwa firm size secara

signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan hedging.

H1 : Diduga Firm Size Berpengaruh Terhadap Keputusan Hedging

Pengaruh Financial Distress terhadap keputusan Hedging pada Perusahaan

Manufaktur

Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan melakukan tindakan

lebih hati-hati terhadap perusahaannya sehingga mendorong perusahaan untuk

lebih fokus mengelola keuangannya terutama dalam bisnis internasional.

Tindakan untuk melindungi perusahaan dari berbagai risiko dalam melakukan

transaksi valuta asing memutuskan untuk perusahaan menggunakan hedging.

Perusahaan yang memiliki Z-score yang rendah akan melakukan hedging untuk

melindungi asetnya dari fluktuasi kurs. Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian

yang dilakukan oleh Krisdian dan Badjra (2016) yang mana hasil penelitian ini

menyatakan financial distress berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan

hedging.

H2 : Diduga Financial Distress Berpengaruh Terhadap Keputusan Hedging

Pengaruh Debt Level terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan

Manufaktur

Perusahaan yang struktur modalnya memiliki tingkat hutang yang tinggi

akan lebih fokus dalam menjalankan kegiatan operasionalnya terutama dalam

aktivitas transaksi luar negeri yang menggunakan valuta asing. Selain harus

membayar bunga yang tinggi akibat tingkat hutang yang tinggi, perusahaan juga

tidak ingin menambah beban risiko akibat adanya fluktuasi kurs mata uang dalam

melakukan transaksi dengan berbagai negara sehingga menyebabkan perusahaan

mengelola risiko yang mereka terima dengan sangat hati-hati agar membatasi dan

mengurangi risiko fluktuasi kurs valuta asing yaitu dengan melakukan aktivitas

hedging menggunakan instrumen derivatif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang diteliti oleh Krisdian dan Badjra (2016). Hasil penelitian tersebut

menjelaskan tingkat hutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

hedging.

H3 : Diduga Debt Level Berpengaruh Terhadap Keputusan Hedging

Pengaruh Managerial Ownership terhadap Keputusan Hedging pada

Perusahaan Manufaktur

Manajer yang memiliki saham perusahaan apabila nilai perusahaannya

meningkat maka kekayaan manajer juga akan meningkat. Manajer akan

mengupayakan risiko yang terjadi seminim mungkin dikarenakan mempengaruhi

laba atas investasi mereka di perusahaan. Hal ini membuat manajer untuk

melakukan tindakan hedging dengan derivatif valuta asing guna mengurangi

risiko nilai tukar perusahaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang

Page 8: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

8

dilakukan oleh Ameer (2010). Penelitian tersebut menunjukkan kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap keputusan hedging.

H4 : Managerial Ownership Berpengaruh terhadap Keputusan Hedging

METODE PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek indonesia periode 2013-2016. Objek penelitian ini adalah laporan

keuangan akhir tahun setiap perusahaan manufaktur. Penelitian ini memiliki

tujuan untuk mengetahui pengaruh firm size, financial distress, debt level dan

managerial ownership terhadap keputusan hedging. Dalam penelitian ini dibatasi

oleh perusahaan yang laporan keuangannya memenuhi beberapa kriteria yang

akan dijabarkan pada kriteria pemilihan sampel.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan

merupakan data sekunder yang dalam penelitian ini menggunakan variabel

dependennya yaitu keputusan hedging yang dilakukan oleh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2013-2016. Untuk

variabel independen penelitian ini meliputi firm size, financial distress, debt level

dan managerial ownership. Informasi tentang data yang digunakan diperoleh dari

laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan yang diunduh dari website

resmi bursa efek indonesia (www.idx.co.id).

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016 yaitu sebanyak 138 perusahaan.

Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling.

Penelitian ini menggunakan sampel yang berasal dari Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan beberapa

kriteria yaitu :

1. Perusahaa manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-

2016 secara berturut-turut.

2. Perusahan yang mempublikasikan data laporan keuangan lengkap selama

periode 2013-2016.

3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah.

4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama periode 2013 hingga

2016.

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan manajerial selama

periode 2013-2016.

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 23 perusahan

dan 92 data observasi.

Page 9: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

9

Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik.

Perhitungan variabel-variabelnya melalui program Microsoft Excel dan SPSS

version 20. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :

𝐻𝐸 𝐺 = 𝛼 + 𝛽1FS + 𝛽2FD + 𝛽3DR + 𝛽4MO + ℮

Dimana :

Y = Aktivitas Hedging

(1 = terdapat aktivitas hedging, 0 = tidak terdapat aktivitas hedging)

𝛼 = Konstanta 𝛽 = 𝛽1𝛽2𝛽3 = Koefisien Regresi

FS = Firm Size

FD = Financial Distress

DR = Debt Ratio

MO = Managerial Ownership

℮ = Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji statistik deskriptif memberikan gambaran nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, maksimum dan minimum dari data observasi penelitian. Tabel 1

menunjukkan statistik deskriptif variabel independen.

Tabel 1

Statistik Deskriptif Variabel Independen

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FZ 92 .133800 261.855000 17.23023696 50.693908359

FD 92 .317122 7.863455 3.04660258 1.521179777

DL 92 .066200 .704500 .36442391 .169694244

MO 92 .000023 .919393 .11107700 .198375679

Valid N (listwise) 92

Sumber : Data Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 1 terdapat rentang yang jauh antara nilai minimum yaitu

0,133800 (Lionmesh Prima Tbk) dan maksimum 261,855000 (Astra International

Tbk) dari variabel Firm Size yang artinya banyak perusahaan yang memiliki

kondisi perusahaan yang baik. Rata-rata untuk variabel ini adalah 17,23023696

dan tingkat variasi untuk Firm Size cukup bervariasi dengan nilai standar deviasi

50,693908359.

Financial Distress memiliki nilai minimum 0,317122 (Ultrajaya Milk

Industry dan Trading Company Tbk, dan Entitas Anak) dan nilai maksimum

Page 10: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

10

7,863455 (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk dan Entitas Anak). Rata –

rata untuk variabel ini adalah 3,04660258, dan nilai standar deviasi 1,521179777.

Debt Level memiliki nilai minimum 0,066200 (Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk dan Entitas Anak) dan nilai maksimum 0,704500 (Nipress Tbk

dan Entitas Anak). Rata –rata untuk variabel ini adalah 0,36442391 dan nilai

standar deviasi 0,169694244.

Managerial Ownership memiliki nilai minimum 0,000023 (Kimia Farma

Tbk dan Entitas Anak) dan nilai maksimum 0,919393 (Akasha Wira International

Tbk). Rata –rata untuk variabel ini adalah 0,11107700, dan nilai standar deviasi

0,198375679.

Tabel 2

Frekuensi Variabel Dependen

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

0 68 73.9 73.9 73.9

1 24 26.1 26.1 100.0

Total 92 100.0 100.0

Sumber : Data Diolah, 2018

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 92 sampel penelitian,

terdapat 24 perusahaan yang melakukan hedging atau sekitar 26,1 % dan sisanya

68 perusahaan tidak melakukan hedging atau sekitar 73,9%.

Tabel 3

Uji Kelayakan Model Regresi

Step Chi-square df Sig.

1 11.534 8 .173

Sumber : Data Diolah, 2018

Uji kelayakan model regresi, pengujian yang menggunakan Hosmer and

Lemeshow Test, dimana dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai sig

lebih dari (>) 0,05 maka tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang

diprediksi dan yang diamati. Berdasarkan tabel 3, nilai sig adalah 0,173 dimana

nilai tersebut lebih dari 0,05 dan itu artinya tidak ada perbedaan nyata antara

klasifikasi yang diprediksi dan yang diamati dan berarti model dalam penelitian

ini dapat dikatakan layak.

Page 11: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

11

Tabel 4

Lock 0: Beginning BLOCK

Sumber : Data Diolah, 2018

Tabel 5

Block 1

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant FZ FD DL MO

Step 1

1 84.189 -1.386 .011 -.076 1.865 -1.851

2 78.090 -1.071 .014 -.232 2.046 -4.447

3 73.994 .043 .014 -.438 1.146 -10.001

4 72.357 .924 .013 -.626 .555 -15.802

5 72.135 1.227 .013 -.703 .406 -18.743

6 72.129 1.270 .013 -.714 .389 -19.327

7 72.129 1.271 .013 -.714 .389 -19.346

8 72.129 1.271 .013 -.714 .389 -19.346

Sumber : Data Diolah, 2018

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah model yang digunakan telah fit

dengan data atau belum. Dalam pengujian ini yang harus diperhatikan adalah

angka pada bagian -2 Log Likelihood. Apabila angka -2 Log Likelihood pada awal

(Tabel Iteration History Block Number = 0) lebih tinggi daripada angka 2 Log

Likelihood pada Iteration History Block Number = 1 maka hal ini menunjukkan

bahwa model regresi tersebut baik atau fit dengan data. Dari tabel 4 dan 5 yang

merupakan hasil dari pengujian penelitian ini di dapatkan bahwa nilai -2 Log

Likelihood awal (105,739) lebih tinggi dari nilai -2 Log Likelihood pada Iteration

History Block Number = 1 (84,189) yang artinya model yang dihipotesiskan

cocok dengan data.

Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 105.739 -.957

2 105.610 -1.040

3 105.609 -1.041

4 105.609 -1.041

Page 12: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

12

Tabel 6

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 72.129a .305 .447

Sumber : Data Diolah, 2018

Nilai Nagelkerke R Square pada Tabel 6 Model Summary menjelaskan

tentang hubungan variabel independen terhadap dependen. Dari tabel tersebut

didapatkan angka 0,447 yang berarti bahwa variasi variabel independen (FZ, FD,

DL, dan MO) mampu mengartikan ragam dari variabel dependen (HEDG) sebesar

44,7% sedangkan sisanya diartikan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam

model regresi.

Tabel 7

Variables in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Step 1a

FZ .013 .009 2.150 1 .143 1.013 .996 1.031

FD -.714 .415 2.957 1 .086 .490 .217 1.105

DL .389 2.400 .026 1 .871 1.475 .013 162.723

MO -19.346 8.201 5.565 1 .018 .000 .000 .038

Constant 1.271 1.944 .428 1 .513 3.566

Sumber : Data Diolah, 2018

Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah :

HEDG = 1,271 + 0,013 FZ – 0,714 FD + 0,389 DL – 19,346 MO

Uji Parsial

Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen dengan memperhatikan nilai

pada tabel Variables in the Equation, apabila nilai sig kurang dari (<) 0,05 maka

koefisien regresi signifikan.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah diduga firm size

berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,013 dan hasil signifikansi adalah 0,143

yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui

bahwa firm size tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging atau dengan kata

lain 𝐻 ditolak.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah diduga financial distress

berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

Page 13: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

13

nilai koefisien regresi variabel ini adalah -0,714 dan hasil signifikansi adalah

0,086 yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat

diketahui bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging

atau dengan kata lain 𝐻 ditolak.

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah diduga Debt Level

berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hasil pengujian menunjukkan bahwa

nilai koefisien regresi variabel ini adalah 0,389 dan hasil signifikansi adalah 0,871

yang mana nilai pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat diketahui

bahwa debt level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging atau dengan kata

lain 𝐻 ditolak.

Hipotesis keempat dalam penelitian ini adalah diduga managerial

ownership berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel ini adalah -19,346 dan hasil

signifikansi adalah 0,018 yang mana nilai pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05.

Maka dapat diketahui bahwa managerial ownership berpengaruh negatif

signifikan terhadap keputusan hedging atau dengan kata lain 𝐻 diterima.

Pengaruh Firm Size terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini firm size yang dihitung dengan total aset yang mana

dalam penelitian ini hasil dari variabel firm size tidak berpengaruh terhadap

keputusan hedging. Hasil penelitian ini sejalan dengan Ahmad dan Harris (2012)

yang menyatakan firm size tidak signifikan terhadap keputusan hedging dimana

penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak selalu menjadi

kekuatan atau menjadi hal yang akan mendorong perusahaan untuk melakukan

hedging yang menggunakan instrumen derivatif. Hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kussulistyanti dan Mahfudz (2016)

yang menyatakan bahwa firm size secara signifikan berpengaruh positif terhadap

keputusan hedging.

Pengaruh Financial Distress terhadap Keputusan Hedging

Dalam penelitian ini financial distress yng dihitung menggunakan Altman

Z-score. Hasil penelitian ini menunjukkan financial distress tidak berpengaruh

terhadap keputusan hedging. Nilai signifikansi untuk variabel financial distress

sebesar 0,086 (lebih besar dari 0,05) artinya secara parsial financial distress tidak

berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan

yang melakukan hedging disebabkan perusahaan tersebut memiliki tingkat hutang

dalam valuta asing sedangkan variabel financial distress yang diukur dengan

Altman Z-score merupakan indikator yang mengukur kesulitan keuangan tidak

hanya dari segi tingkat hutang perusahaan, melainkan dengan seluruh aktivitas

operasional perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang ditunjukkan Nuzul dan

Lautania (2015) yang mendapatkan hasil bahwa financial distress tidak

berpengaruh terhadap keputusan hedging. Sedangkan hasil penelitian ini tidak

mendukung penelitian yang dilakukan oleh Guniarty (2014).

Page 14: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

14

Pengaruh Debt Level terhadap Keputusan Hedging Dalam penelitian ini debt level yang diproksikan dengan debt ratio yaitu

perbandingan total hutang dan total aset. Hasil penelitian ini menunjukkan debt

level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Nilai signifikansi untuk

variabel debt level sebesar 0,871 (lebih besar dari 0,05) artinya secara parsial

debt level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Tingkat hutang yang

tinggi tidak menjadi pendorong sebuah perusahaan melakukan lindung nilai.

Perusahaan akan fokus untuk melunasi hutang-hutangnya dari pada melakukan

lindung nilai. Jika tidak segera ditindak maka risiko kebangkrutan akan dialami

perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Krisdian dan Badjra (2016) yang menyatakan tingkat hutang yang tinggi

menggunakan keputusan hedging.

Pengaruh Managerial Ownership terhadap Keputusan Hedging Dalam penelitian ini managerial ownership yang dihitung dengan jumlah

saham yang dimiliki manajer dibagi jumlah saham yang beredar. Hasil penelitian

ini menunjukkan managerial ownership berpengaruh negatif terhadap keputusan

hedging. Nilai signifikansi untuk variabel managerial ownership sebesar 0,018

(lebih kecil dari 0,05) artinya secara parsial managerial ownership berpengaruh

terhadap keputusan hedging. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial yang

tinggi kemungkinan besar akan melakukan hedging untuk tujuan melindungi

kekayaan manajemen dalam perushaaan. Dengan demikian keputusan manajer

untuk mengunakan derivatif akan bergantung pada lindung nilai yang akan

meningkatkan laba. Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif terhadap keputusan hedging artinya semakin tinggi saham yang dimiliki

manajer maka keputusan hedging semakin berkurang. Hal ini sesuai penelitian

yang dilakuan Ahmad dan Haris (2012) yang menyatakan kepemilikan

manajerial bepengaruh negatif terhadap keputusan hedging.

KESIMPULAN

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh firm size, financial distress, debt level,

managerial ownership terhadap keputusan hedging. Jumlah populasi sebanyak

138 perusahaan dengan sampel sebanyak 23 perusahaan sehingga data observasi

dalam penelitian ini sebanyak 92 data. Penelitian ini menggunakan laporan

keuangan tahunan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, adapun kesimpulan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Firm size tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

2. Financial distress tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

Page 15: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

15

3. Debt level tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2013-2016.

4. Managerial ownership berpengaruh negatif terhadap keputusan

hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2016.

SARAN

1. Bagi Perusahaan

Sebaiknya perusahaan mulai memikirkan untuk melakukan hedging

guna melindungi perusahaannya dari risiko perubahan nilai mata uang.

Terutama bagi perusahaan yang sudah melakukan kerjasama dengan

perusahaan-perusahaan di negara lain.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Adapun saran untuk peneliti selanjutnya adalah, peneliti dapat

menambahkan variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap

keputusan hedging misalnya variabel profitabilitas. Karena dalam

penelitian ini variasi dari variabel independen hanya sanggup

mengartikan ragam variabel dependen sebesar 44,7%. Selain itu peneliti

selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada sektor lainnya

yang mungkin lebih banyak melakukan atau menerapkan hedging.

Seperti sektor otomotif ataupun pertambangan.

Page 16: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

16

Daftar Pustaka

Ahmad, Noryati dan Balkis Haris. 2012. Factors for Using Derivatives:

Evidence from Malaysian Non-financial Companies. Research Journal of

Finance and Accounting. Vol.3, No.9, p, 79-89.

Ameer, R. 2010. “Determinant of Corporate Hedging in Malaysia”. International

Business Research. Vol.3, No.2.

Baroroh, Ali. Analisis Multivariat dan Time Series dengan SPSS 21. Jakarta.

Kompas Gramedia.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21.

Semarang : Universitas Diponegoro.

Guniarti, Fay. 2014. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Hedging

dengan Instrumen Derivatif Valuta Asing. Jurnal Dinamika Manajemen,

Vol.5.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No 55 (Revisi 2011) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan

Pengukuran. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.

Krisdian, Ni Putu Candra dan Ida Bagus Badjra. 2017. Pengaruh Ukuran

Perusahaan, Tingkat Hutang, dan Kesulitan Keuangan terhadap Keputusan

Hedging pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. E-Jurnal Manajemen

Unud, Vol.6.No.3.

Mahfudz dan Maria Josephine Widya Arshita Kussulistyanti. 2016. Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Hedging dengan Derivatif

Valuta Asing (Studi pada Perusahaan Non-Finansial yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014. Diponegoro Journal Of

Management, Vol.5, No.3.

Nuzul, Hafis dan Maya Febrianty Lautania. 2015. Pengaruh Leverage, Financial

Distress, dan Growth Options terhadap Aktivitas Hedging pada

Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Dinamika Akuntansi dan Bisnis, Vol.2(2)

Paranita, E.S. 2011. Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing pada

Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Seminar Nasional Ilmu Ekonomi

Terapan, Fakultas Ekonomi UNIMUS, h. 228-237.

Prasetiono, dan Na’imatul Hidayah. 2016. Faktor Penentu Perusahaan Melakukan

Pengambilan Keputusan Hedging pada Derivatif Valuta Asing (Studi

Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-

2014). Diponegoro Journal of Management, Vol.5, No.3.

Page 17: Pengaruh Firm Size, Financial Distress, Debt Level, Dan ...repository.umrah.ac.id/1595/1/NUR WULANDARI-140462201055-FE-2018.pdf · kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi

17

Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Multivariat Konsep Dasar dan

Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Subagya, R. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan

Hedging dengan Menggunakan Instrumen Derivatif Valuta Asing.

Skripsi.

----------------------------------------------Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Subramanyam, K, R dan John J. Wild. 2012. Analisis Laporan Keuangan Edisi 10

Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Van Horne, J.C. 2010. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan edisi 12. Jakarta:

Salemba Empat.

Yuliati, Sri Handani dan Handoyo Prasetyo. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan

Internasional. Edisi 2. Mitra Wacana Media.45

www.idx.go.id.