pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko...
TRANSCRIPT
PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO
KREDIT (NPL DAN LDR) , RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY
RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM
NASIONAL”
(STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)
Di susun oleh:
Evi Purwanti
NIM: 109081000054
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
i
ii
iii
iv
Jakarta, 10 Juni 2016
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Evi Purwanti Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 16 April 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gang Masjid Muyasarin RT/RW 001/001, Cipulir
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230
No. Telepon : 085697800711
Email : [email protected]
Pendidikan Formal
1997 – 2003 : SDN Cipulir 11 Pagi 2003 – 2006 : SMP Negeri 161
2006 – 2009 : SMK Negeri 6
2009– 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Seksi Perlengkapan Paskibra SMP Negeri 161
2. Anggota Panduan Suara SMK Negeri 6
3. Staf Devisi Keuangan KOPMA Syarif Hiddayatullah
4. Devisi Keuangan Organisasi Dan Simpanan KOPMA Syarif Hiddayatullah
Pengalaman Kerja
I. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di Euro Management Indonesia
2. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di PT. Asuransi Bintang Thk
3. Bekerja di PT. Gamma Paint.
vii
ABSTRACT
This research aim to analyze the effect of operational efficiency (BOPO), market risk
(NIM), credit risk (NPL and LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) to
financial performance of bank in national commercial bank. The data used in this study are
annual data from 20071 to 2014. Technical sampling used in this research is purposive
sampling, with a sample of 10 in national commercial bank based greatest assets recorded in
data from Bank Indonesia. This study uses a computer program Eviews version 6 and
Microsoft Excel 2007 . The result in this research showed that operational efficiency
(BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR) return on equity (ROE), capital
adequacy ratio (CAR) simultaneously significantly effect the financial performance of bank
(ROA). The results also show that partial credit risk (NPL) effect negatif and significantly
the the financial performance of bank (ROA), and operational efficiency (BOPO) and
capital adequacy ratio (CAR) no effectt the financial performance of bank (ROA). The
results also show that partial market risk (NIM), credit risk (LDR) ), and return on equity
(ROE) effect positif and significantly the the financial performance of bank (ROA),
Kata kunci : ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Panel data regression
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko
pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR)
terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Teknis sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 10 Bank Umum
Konvensional berdasaran aset terbesar periode 2014 yang tercatat di data Bank Indonesia.
Penelitian ini menggunakan program komputer Eviews versi 6 dan Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko
kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa secara parsial risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan bank (ROA), dan efisiensi operasional (BOPO), dan Capital
adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Risiko
pasar (NIM), risiko kredit (LDR) dan return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan bank (ROA).
Kata kunci : ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Regresi data panel
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya.
Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk
memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Efisiensi Operasional (Bopo), Risiko Pasar
(NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR) , Return On Equity (ROE), Capital Adequacy
Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pada Bank Umum Nasional (Studi 10
Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)”. Semoga skripsi ini memberikan
manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak Alm.Jemail yang selalu menjaga saya di Surga Allah SWT, dan
Ibu Martiah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan
kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.
2. Seluruh keluarga besar yang selalu menginggatkan penulis agar semangat dalam belajar
dan mengharapkan penulis menjadi anak yang membanggakan keluarga.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,
M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan
Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr
Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah
memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
5. Ibu Ela Patriana, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. Bapak Hemmy Fauzan,
SE., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu yang Bapak dan Ibu
berikan kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.
Jakarta, 10 Juni 2016
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR................................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ....................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah............................................................................ 1
1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 16
2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 18
B Perumusan Masalah................................................................................... 19
C Tujuan Penelitian....................................................................................... 20
D Manfaat Penelitian .................................................................................... 20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Landasan Teori .......................................................................................... 22
1 Manajemen Perbankan ......................................................................... 22
2 Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA) ................................ 23
3 Manajemen Resiko ................................................................................ 26
4 Efisiensi Operasional (Diproksi dengan BOPO) ................................... 28
5 Risiko Pasar (Diproksi dengan NIM) .................................................... 30
6 Risiko Kredi (Diproksi dengan NPL dan LDR) .................................... 31
a Non Performing Loan (NPL) ........................................................ 32
b Loan to Deposit Ratio (LDR) ....................................................... 33
7 Return On Equity (ROE) ....................................................................... 34
xii
8 Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................ 34
B Penelitian Terdahulu ................................................................................. 35
C Paradigma Penelitian ................................................................................. 38
D Hipotesis Penelitian................................................................................... 40
BAB III METODOLOGI
A Ruang Lingkup .......................................................................................... 41
B Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ................................................... 41
1 Populasi ................................................................................................ 41
2 Sampel.................................................................................................. 41
C Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42
D Teknik Analisis ......................................................................................... 43
1.Analisis Dekriptif ................................................................................. 43
2.Analisis Data Panel .............................................................................. 44
3.Pengujian Hipotesis ............................................................................. 47
4.Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 49
a Uji Normalitas ............................................................................. 49
b Uji Multikoliniearitas .................................................................. 49
c Uji Autokolerasi .......................................................................... 50
d Uji Heteroskedastisitas................................................................ 51
5.Pengujian Signifikasi ........................................................................... 52
a Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)............................... 52
b Uji Goodness of Fit (Uji F) ......................................................... 53
c Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 54
E Operational Variabel Penelitian................................................................. 56
Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................. 61
B Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 71
1 Sampel Perusahaan .............................................................................. 69
2 Sampel Perusahaan .............................................................................. 73
3 Analisis Deskriptif Variabel................................................................. 76
xiii
4 Analisis Data dan Pembahasan ............................................................ 95
Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A Kesimpulan ............................................................................................... 115
B Implikasi .................................................................................................... 116
C Saran .......................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 118
Lampiran .................................................................................................................... 121
xiv
DAFTAR TABEL
1.1 Assets Perbankan Nasional 2007-2014.............................................................. 2
1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014 .............................................. 4
4.1 Daftar Bank dan Total Aset ............................................................................... 72
4.2 Tabel Variabel ................................................................................................... 73
4.3 Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 86
4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 90
4.5 Regresi Data Panel ............................................................................................ 96
4.6 Hasil Uji Chow .................................................................................................. 97
4.7 Hasil Uji Hausman ............................................................................................ 98
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................ 100
4.9 Hasil Uji Glejser ................................................................................................ 101
4.10 Hasil Uji Autokolerasi ....................................................................................... 102
4.11 Hasil Uji T ......................................................................................................... 103
4.12 Hasil Uji F ......................................................................................................... 108
4.13 Hasil Regresi Model Fixed Effect ..................................................................... 110
xv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 39
4.1 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Periode tahun 2007-2014................................................................................... 76
4.2 Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode tahun 2007-2014 ............................ 79
4.3 Rasio Non Performing Loan (NPL) Periode tahun 2007-2014 ......................... 82
4.4 Rasio Return On Equity (ROE) Periode tahun 2007-2014................................ 87
4.5 Rasio Return On Assets (ROA) Periode 2007-2014 ......................................... 92
4.6 Hasil Uji Normaitas ........................................................................................... 99
- 1 -
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri perbankan mempunyai peranan penting bagi
pembangunan ekonomi, sebagai financial intermediary yang
menghubungkan antara unit ekonomi surplus (debitor) dengan unit
ekonomi defisit (kreditor), industri perbankan merupakan industri yang
paling mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari sisi volume
usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit.
Tahun 1997 merupakan krisis moneter yang memberikan
pelajaran serius terhadap perbankan. Krisis moneter menyebabkan
finansial pihak debitur menurun dan mulai tidak memenuhi kewajibannya
pada bank-bank sesuai kesepakatan awal. Akibatnya terkikisnya
permodalan bank, meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan terjadi
penutupan sejumlah bank. Kondisi yang memperhatinkan ini berlanjut
hingga tahun 2004. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral kemudian
melakukan beberapa tindakan agar memperbaiki keadaan. Salah satunya
dengan meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), menerbitkan
peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perbankan.
Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
- 2 -
dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup
masyarakat banyak”. Dengan demikian, bank merupakan lembaga
keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari
masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang
dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.
Upaya mendukung pelaksanaan menjadi financial intermediary
diperlukan kinerja perbankan yang efisien dan efektif dari waktu ke
waktu karena perbankan merupakan indeks stabilitas keuangan di negara
mana pun. Stabilitas sektor keuangan perlu terpelihara dengan baik.
Upaya memelihara stabilitas keuangan sejumlah langkah-langkah
kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia untuk
kegiatan produktif mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara dan
keberlanjutan jangka panjangnya.
Tabel 1.1
Assets Perbankan Nasional 2007-2014
Tahun Assets
(Rupiah Miliar)
2007 Rp 1.986.501,004
2008 Rp 2.310.557,271
2009 Rp 2.534.106,188
2010 Rp 3.008.852,554
2011 Rp 3.652.831,752
2012 Rp 4.262.587,390
2013 Rp 4.954.467,192
2014 Rp 5.615.149,821
Rata-rata Rp 3.540.631,647
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI. (diolah)
- 3 -
Pada tabel 1.1 perkembangaan aset periode 2007 sampai 2014
menunjukan aset tahun 2008 sebesar Rp 2.310,55 triliun naik Rp 324,05
triliun dari tahun 2007 yakni sebesar Rp 1.986,50 triliun. Pada tahun 2009
aset perbankan meningkat sebesar Rp 223,54 triliun menjadi sebesar Rp
2.534,10 triliun.
Perkembangan perbankan sepanjang tahun 2009 menunjukkan
adanya recovery setelah krisis global yang berlangsung pada pertengahan
tahun 2008. Tercermin dengan adanya lonjakan yang signifikan aset dari
tahun ke tahun sesuai dengan tabel 1.1. Pada tahun 2010 pertumbuhan
yang lebih tinggi dicapai pada tahun 2009 yakni mencapai 13 persen.
Aset perbankan tahun 2010 sebesar Rp3.008,85 triliun atau meningkat
Rp474.75 triliun sedangkan tahun 2009 sebesar Rp2.534,11 triliun. Aset
perbankan tahun 2011 sebesar Rp3.652,83 triliun. Tahun 2012 aset
perbankan mencapai Rp4.262,59 triliun atau meningkat Rp609,76 triliun
dari tahun 2011. Aset tahun 2013 Rp4.954,47 triliun sedangkan tahun
2014 aset perbankannya sebesar Rp5.615,15 triliun meningkat
Rp1.745,18. Rata-rata aset perbankan tahun 2010 sampai dengan 2014
sebesar Rp 3.540,63 triliun.
Setelah terjadinya krisis beberapa tahun lalu membuat perubahan
perekonomian dan keuangan suatu negara. Saat ini jasa-jasa perbankan
berkembang pesat untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Aset yang
dimiliki bank pun semakin baik maka semakin menaikan tingkat
- 4 -
kepercayaan masyarakat untuk mengunakan lembaga perbankan tetapi
memicu pula peningkatan rasio-rasio perbankan.
Tabel 1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014
Rasio
(%)
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
BOPO 84,05 88,59 86,63 86,14 85,42 74,10 74,08 76,29
NIM 5,07 5,66 5,56 5,73 5,91 5,49 4,89 4,23
NPL 4,07 3,2 3,31 2,9 2,4 1,90 1,77 2,16
LDR 66,32 74,58 72,88 75,21 75,48 83,58 89,70 89,42
ROE 20,98 22,67 25,08 22,5 21,5 21,1 19,08 12,6
CAR 19,30 16,76 17,42 - - 17,43 18,13 19,57
ROA 2,78 2,33 2,60 2,86 3,03 3,11 3,08 2,85
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI (diolah)
Rasio kinerja perbankan mengalami peningkatan. Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang merupakan
salah satu indikator efisiensi menunjukkan perbaikan dari tahun 2009
sampai tahun 2013. BOPO yang menurun tahun 2009 menjadi sebesar
86,63% dan tahun 2010 sebesar 86,14%. Penurunan BOPO berlanjut
tahun 2011 sebesar 85,42% menjadi 74,10% pada Desember 2012.,
sedangkan tahun 2013 BOPO menjadi sebesar 74,08%. Tahun 2014
mengalami kenaikan (memburuk) sebesar 76,29%. Salah satu sebabnya
karena perbankan indonesia kurang memanfaatkan teknologi informasi
(TI) dalam menjalankan bisnis sehingga terlalu banyak menggunakan
kertas (peperless).
Net Interest Margin (NIM) tercatat 5,07% pada tahun 2007 dan
meningkat menjadi 5,66 pada tahun 2008. Tahun 2009 menurun kembali
0,1% menjadi 5,56% dan tahun 2010 sebesar 5,73% mengalami
peningkatan 0,18% pada tahun 2011 sebesar 5,91. Namun mengalami
- 5 -
penurunan pada tahun 2012 dan, 2013 sebesar 5,49%, dan 4,89%. NIM
lalu menurun kembali pada tahun 2014 sebesar 4,23%.
Rasio Non Performing Loan (NPL) menurun tahun 2007 sampai
2009 menjadi sebesar 4,07%, 3,2% dan 3,31%. Pada tahun 2010 sebesar
2,9% menurun pada tahun 2011 sebesar 2,4%. Pada November 2012
Cadangan Kerugian Penurunan Aset (CKPN) mengalami penurunan
1,13% (yoy) menjadi 72,85%, menurut data Bank Indonesia. Menurunnya
CKPN, kualitas kredit perbankan mengalami perbaikan. Hal itu
ditunjukkan dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) pada
tahun 2012 sebesar 1,9% dan tahun 2013 sebesar 1,77%. Lalu meningkat
kembali pada tahun 2014 sebesar 2,16%.
LDR menunjukan jika rendah bagus tetapi jika tinggi maka kredit
banyak (loan up) dan relatif tidak likuit. Sebaiknya bank dalam keadaan
likuit agar bank memiliki kondisi sehat dalam mejalankan operasi atau
kegiatan usahanya. Loan to Deposito Ratio (LDR) setiap tahunnya
mengalami peningkatan tahun 2007 sebesar 66,32%, tahun 2008 sebesar
74,58%, tahun 2009 sebesar 72,88%, tahun 2010 sebesar 75,21%, tahun
2011 sebesar 75,48%, tahun 2012 sebesar 83,58%, tahun 2013 sebesar
89,70% sedangkan tahun 2014 sebesar 89,42%.
Nilai Return On Equity (ROE) tahun 2007 sebesar 20,98%
mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 22,67% dan
25,08%. Menurun tahun 2010 menjadi sebesar 22,5% mengalami
- 6 -
penurunan kembali menjadi 21,5% tahun 2011. Pada tahun 2012 ,2013
dan 2014 sebesar 21,1% , 19,08% dan 12,6%.
Aset permodalan yang dimiliki bank berdasarkan kepada
kewajiban penyediaan modal minimum bank, maka bank tersebut mampu
membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi profitabitas. Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan
modal (CAR) 2007 sebesar 19,3%, pada tahun 2008 terjadi penurunan
menjadi sebesar 16,76%. Meningkat kembali tahun 2009 dengan CAR
sebesar 17,42 sedangkan tahun 2010 dan tahun 2011 tidak tertulis
besarnya CAR di laporan BI. Tahun 2012 sampai tahun 2014 meningkat
dengan nilai CAR sebesar 17,43%, 18,13%, dan 19,57%.
Perkembangan Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan
yang menunjukkan perbaikan kinerja perbankan yang relatif meningkat.
Pada tahun 2007 nilai ROA sebesar 2,78% dan tahun 2010 sebesar
2,33%, sedangakan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi
2,6%. ROA pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 2,86%, 3,03%, dan
3,08%. Kemudian ROA pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi
sebesar 2,85%.
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank
tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus
mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran
kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit
bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya
- 7 -
semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di
tahun 2012 dan tahun 2013. Profitabilitasnya perbankan juga tidak
mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan
yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga.
Bank pun dituntut untuk mampu menyediakan sarana dan sistem
penilaian yang dapat mendorong persaingan ke arah peningkatan
efesiensi dan daya saing. Kinerja perbankan secara tahunan (year on
year/yoy) diproyeksikan akan tumbuh signifikan baik dari pertumbuhan
DPK maupun pertumbuhan kredit. Selain itu, prospek ekonomi
Indonesia, pertumbuhan ekonomi diyakini tumbuh tetap tinggi dan hal ini
membuat perbankan bisa memainkan perannya, khususnya di bidang
intermediasi.
Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif
terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak
telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem
keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar senbesar 70%. Kinerja yang
bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi
perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan
ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan
kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara
Singapura.
Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan
semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa
- 8 -
berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia
termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar
negeri.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
bank di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
bank dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu
tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau
rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Kinerja suatu bank umumnya dapat diukur dengan rasio-rasio
keuangannya, seperti biaya operasional terhadap pendapatan operasional
(BOPO), net interest margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to
Deposito Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio
(CAR), return on assets (ROA), dan sebagainya. Kinerja keuangan bank
sering dikaitkan dengan profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada
industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity
(ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan
kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya,
sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di
peroleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat,
2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).
- 9 -
ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank
ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007). Pertumbuhan
suatu usaha keuangan (financial institution) dan profitabilitas usaha
digunakan ROA sebagai tolak ukurnya (Rick, 2003)
Return On Asset (ROA), merupakan indikator rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, maka semakin besar juga tingkat pengembalian bank tersebut dan
semakin baik pula kinerja bank tersebut dalam penggunaan aset. Alasan
tersebut yang diatas maka penulis memakai Return On Asset (ROA)
sebagai dependen dalam penelitiannya.
Kinerja keuangan bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan
keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam
kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi kinerja
keuangan bank serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan
pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Melakukan analisis
laporan keuangan bank, maka pimpinan bank dapat mengetahui keadaan
dan risiko-risiko yang akan dihadapi serta perkembangan financial bank
dengan hasil-hasil yang telah dicapai di masa lalu dan masa yang sedang
berjalan.
- 10 -
Pada sisi lain, efisiensi operasional sebuah bank dapat dijadikan
tolok ukur kesehatan bank tersebut. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau
jumlah output yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan.
. Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa
efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang
minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami
berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya.
Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh
proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank
Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008).
Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya
operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva
dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara
operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO. Rasio tersebut jika tidak
dikelola dengan baik, mengalami kesulitan likuiditas dan kredit yang
disalurkannya macet atau kredit bermasalah bahkan bank dapat mengalami
kegagalan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Perbankan nasional
juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan
rasio BOPO.
- 11 -
Menurut Muh. Sabir, dkk (2012) menunjukan pada bank syariah
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan
pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA.
Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan
rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan
secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga
option (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008). Risiko pasar
adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh
bank akibat adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) berupa
suku bunga dan nilai tukar (Adiwarman, 2009:272).
Risiko pasar merupakan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca
serta pencatatan tagihan dan kewajiban diluar neraca yang timbul dari
pergerakan harga pasar. Komponen risiko pasar dalam dunia perbankan
dibagi dua yaitu Specific Risk dan General risk (www.bankirnews.com).
Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal
dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko
harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272). Salah satu proksi dari
- 12 -
risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga
pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan
(lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya
bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam
istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005).
Bank mengukur manajemennya dengan mengelola aktiva produktif
untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih mengunakan rasio Net
Interest Margin (NIM). Menurut Anne Maria (2015) NIM merupakan
rasio antara pendapata bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan
(outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang
diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari
sumber dana yang dikumpulkan.
Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2007 sampai
tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar
yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut
dapat merugikan bank apabila semakin menurun.
Menurut Sugiarto (2002) dan Januarti (2002) menunjukkan bahwa
NIM mampu digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat
kesehatan bank. Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva
produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin
meningkat.
Rario kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan, dan macet. Secara intuisi dapat dikatakan bahwa bank
- 13 -
yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat,
serta mampu menghasilkan laba yang optimal. Di sisi lain, pengukuran
suatu kinerja agar diperoleh suatu hasil yang efisien juga dapat memberi
arah pada keputusan strategis yang menyangkut perkembangan bank
tersebut dimasa mendatang. Dalam dunia perbankan rasio yang sering
digunakan untuk mengukur risiko kredit yaitu Non Performing Loan
(NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).
Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan antara total
kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan pada bank. Semakin
tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Pandu, 2008).
Loan to Deposit Ratio (LDR) indikator yang menunjukan
perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total
DPK yang dapat dihimpun oleh bank. Standar LDR yang baik 85% sampai
dengan 110% (Ponttie, 2007). Di dalam peraturan Bank Indonesia tertulis
bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan Dana Pihak
Ketiga (DPK).
Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali
penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini
semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank
(Dendawijaya,2000:118).
- 14 -
Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba suatu
bank semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut menjalankan
fungsinya sebagai pihak intermediasi dengan baik (penyaluran kreditnya
efektif). Meningkatnya laba bank tersebut, maka mempengaruhi kinerja
bank juga akan meningkat. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
LDR.
Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan
skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat
juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh
organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang
digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian,
2001).
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996).
Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai
oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan
gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank
harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan
langkah-langkah perbaikan.
- 15 -
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Informasi posisi
keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu dapat digunakan sebagai
dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan
hal-hal lain yang dapat memperbaiki kondisi perbankan serta dapat
langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, gaji
karyawan, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan bank untuk
memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Menurut Akram Alkhatib (2012) “menolak hipotesis yang
menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank,
risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja
keuangan bank umum Palestina".
Menurut Listyorini (2012) hasil penelitian menunjukan bahwa
CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja
perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak
signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA.
Menurut Kolapo, T. Funso, Dkk (2012) menunjukkan bahwa
kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP
mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas
(ROA) 9,6%. Merekomendasikan bank-bank di Nigeria harus
meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi
kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk
- 16 -
ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999)
and prudential guidelines
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui seberapa
berpengaruhnya efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on
equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan
bank yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan selama periode
tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Pada penelitian ini memiliki
beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, di mana pada penelitian
ini memiliki perbedaan dalam hal time series dan beberapa penambahan
rasio yang digunakan dan pengolahan datanya mengunakan eviews.
Sehubungan dengan hal-hal yang melatar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
apakah ada pengaruh dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit,
return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja
keuangan bank dan menulisnya dalam judul ”PENGARUH EFISIENSI
OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT,
RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM
NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET
TERBESAR PERIODE 2014)”
1. Identifikasi Masalah
Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban
bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus
- 17 -
mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran
kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas
kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan
ditunjukkannya semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau
ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Rasio Net Interest
Margin (NIM) bank umum tahun 2010 sampai tahun 2014 tercatat
semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul
karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat
merugikan bank apabila semakin menurun.
Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi
yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO. Profitabilitasnya
perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di
tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri
perbankan nasional tetap terjaga.
Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif
terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak
telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem
keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 70%. Kinerja yang
bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi
perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan
ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan
kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara
Singapura.
- 18 -
Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri
perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin
berkuasa berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan
Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya
di luar negeri. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat
memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.
Masalah di atas tentang kinerja keuangan bank yang sering
dikaitkan dengan profitabilitasnya, sehingga penulis ingin menguji
kinerja keuangan bank dengan proksi return on assets (ROA)
terpengaruh terhadap rasio-rasio bank seperti operasional (BOPO),
risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity
(ROE), capital adequacy ratio (CAR) pada bank umum nasional.
Peneliti tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan sudut
konsep situasi ekonomi menggunakan variabel-variabel yang berbeda
dengan peneliti terdahulu serta dengan teknik analisis eviews dengan
tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun
2014.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah peneliti
adalah sebagai berikut:
a) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang berada di
Indonesia serta menyajikan laporan keuangan dan rasio,
- 19 -
b) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang terdaftar di
Diroktori Perbankan Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun
2014,
c) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang konsisten
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
d) Penelitian hanya pada 10 bank domestik umum yang memiliki aset
terbesar tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan penelitian yang telah disebutkan di atas
maka peneliti merumusan masalah penelitian ini, yaitu:
1. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit
(NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio
(CAR) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank
pada bank umum nasional?
2. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit
(NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio
(CAR) berpengaruh secara persial terhadap kinerja keuangan bank
pada bank umum nasional akibat turun dan naiknya nilai variabel x?
3. Dari keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi
kinerja keuangan bank?
- 20 -
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas
maka tujuan melakukan penelitian ini, yaitu:
1. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko
pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE),
capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada
bank umum nasional secara simultan,
2. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko
pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE),
capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada
bank umum nasional secara persial akibat dari turun dan naiknya
variabel x,
3. Untuk menganalisis keempat variabel independen mana yang paling
mempengaruhi kinerja keuangan bank.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas maka
manfaat penelitian ini, yaitu:
1. Bagi Perbankan:
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perbankan sebagai
pengukuran kinerja keuangan bank agar memaksimalisasi laba
perbankan yang optimal. Sebagai bahan pertimbangan dalam
mengendalikan modal kerjanya untuk memproleh laba yang diinginkan
- 21 -
dan perkembangan perbankan dapat tercapai dalam menghadapi
integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020.
2. Bagi Akademis
Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai analisis
pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, non performing loan
(NPL), return on equity (ROE) terhadap kinerja keuangan bank pada
bank umum nasional dan dapat dijadikan bahan acuan untuk meneliti
oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum
maksimal.
- 22 -
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Landasan teori ini merupakan teori-teori yang dapat mendukung
hipotesis serta berguna dalam menganalisis hasil penelitian. Landasan
teori berisi tentang pemaparan teori yang relevan dengan permasalahan
dan argumentasi-argumentasi yang berkenaan dengan variabel yang
diambil sebagai tuntutan dalam memecahkan masalah penelitian.
1. Manajemen Perbankan
Pengertian manajemen menurut Mudradjad Kuncoro &
Suhardjono (2002:99) adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian serta penggunaan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Dalam pengertian tersebut terkandung adanya suatu
proses yang dilakukan, proses memiliki arti cara yang sistematik
dalam menjalankan suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen adalah peroses pencapaian tujuan organisasi
melalui sumber daya manusia dansumber daya lainnya (Boone dan
Kurtz, 2008:370)
Manajemen perbankan mengajarkan untuk mengelola institusi
perbankan yang membutuhkan keseriusan serta fokus serta kerja keras
- 23 -
dan smart work dalam implementasinya serta kesabaran dan
ketabahan dalam menjalankannya.
Manajemen perbankan dihadapkan pada berbagai upaya untuk
menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahnya.
Mengelola perbankan harus secara profesional karena mengelola bank
sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Terdapat tiga kelompok
jasa bank yang perlu dikelola antara lain:
a. Funding artinya menghimpun dana
b. Lending artinya menyalurkan dana atau secara kredit
c. Services artinya pelayanan bank lainya seperti customer services,
jasa pelayanan pelanggan, hadiah, dll.
2. Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA)
Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang
dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu
organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja
merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode
tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk
mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001).
- 24 -
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini
atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008).
Laporan keuangan memberikan manajer informasi penting
yang dibutuhkan untuk mengevaluasi posisi likuiditas dari sebuah
organisasi (Boone dan Kurtz, 2008).
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan
mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI,
1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang
dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank
merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu
periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar
dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.
Kinerja keuangan bank sering dikaitkan dengan
profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang
digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan
Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari
investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002
dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).
- 25 -
Mishkin (2007:232) dalam bukunya mengatakan, “because
owners of abank must know whether their bank is being manager
well, they need good measures of bank profitability. A basic measure
of bank profitability is return on assets (ROA). Arti, pemilik bank
harus tahu kondisi bank mereka sedang dikelola dengan baik, mereka
perlu langkah-langkah yang baik dari profitabilitas bank. Sebuah
ukuran dasar profitabilitas bank adalah return on assets (ROA).
ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja
bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie,
2007).
ROA merupakan indikator rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,
maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut dalam
penggunaan aset, dan tingkat kembalian (return) semakin besar.
Which divides the net income of the bank by the amount of its
assets (ROA) is a useful measure of how well a bank manager is
doing on the job because it indicates how well a bank’s assets are
being used to generate profits (Mishkin and Serletis, 2011). Arti,
yang membagi laba bersih bank dengan jumlah aset (ROA) adalah
berguna mengukur seberapa baik seorang manajer bank melakukan
- 26 -
pekerjaannya karena itu menunjukan seberapa baik aset bank yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dari pernyataan di atas
rumus return on assets (ROA) sebagai berikut :
3. Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko ini relatif baru di dunia
perbankan nasional, kemunculannya dipicu dengan kondisi hantaman
krisis ekonomi yang melanda Indonesia awal tahun 1998. Sejak krisis
tersebut konsep manajemen risiko menjadi urgent dan crusial serta
mendapat perhatian khusus di kalangan perbankan nasional.
Manajemen risiko dapat diartikan suatu proses pengelolaan risiko
yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang
dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
menggunakan pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman.
Menurut Omotola A, Roya A dan Safoura N "Risk
management involves risk identification, risk measurement (and
quantification), and mitigation. However, a point to note here is the
perception of what constitutes risk to a firm may differ from
institution to institution, time to time, and industry to industry. This
section identifies the theoretical meaning of risk management as
defined by different scholars”
- 27 -
Arti penting manajemen risiko perbankan tersebut dapat
dijelaskan dari beberapa uraian berbagai pendapat berikut: Secara
sederhana J.P Morgan mengartikan risiko sebagai suatu
ketidakpastian dari pengembalian bersih yang terjadi, atau secara
komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa
(event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu
portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam
rentang waktu yang diketahui.
Risk are the adverse impact on probability of several distinct
sources of uncertainty (Joel Besis, 1998, Risk Managemet in
Banking).
Semua risiko itu akan sangat berdampak pada keuangan suatu
perusahaan dan menjadi salah satu tugas dan tanggungjawab penting
bagi manajer keuangan untuk menjelaskan bagaimana mengelola
risiko dengan baik (Griffin dan Ebert, 2000).
Manajemen risiko melibatkan identifikasi risiko, pengukuran
risiko (dan kuantifikasi), dan mitigasi. Mengenai risiko yang dihadapi
oleh dunia perbankan, pada dasarnya dapat di bagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
a. Risiko kredit, di mana terdapat potensi peminjam atau nasabah
gagal memenuhi kewaibannya. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan dan kemauan memenuhi kewajiban sesuai dengan
kesepakatan dan perjanjian. Untuk sebagian besar bank, pinjaman
- 28 -
adalah sumber timbulnya risiko paling besar. Walaupun demikian,
risiko juga terdapat dalam berbagai instrumen pembiayaan yang
lain baik dalam rupiah maupun valuta asing.
b. Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau
pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada
ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku
bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai
pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko
tingkat tinggi bahkan krisis.
c. Risiko operasional, yaitu risiko kerugian yang secara langsung
maupun tidak langsung terjadi akibat tidak berjalan atau tidak
memadainya sistem informasi, sistem pelaporan dan sistem
pengawasan, serta mencakup semua risiko di luar risiko kredit dan
risiko pasar. Risiko operasional pada dasarnya juga meliputi
sumber daya manusia seperti human error dan fraund (Arafat,
2006:94)
4. Efisiensi Operasional (Diproksi dengan Rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional / BOPO)
Kata efisien menurut kamus bahasa Indonesia (1997) yaitu
tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana, dan
tujuan. Sedangkan efesiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja)
- 29 -
dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu,
tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan.
Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan
oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan
Bank Indonesia no.10/ 15 /PBI/2008).
Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan
bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya
transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang
banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan
operasionalnya.
Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya
operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan
aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan
secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO.
BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Tan, 2012).
- 30 -
Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total
beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan
operasional adalah penjumlahan total pendapatan bunga dan total
pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut
sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio BOPO
dirumuskan sebagai berikut :
5. Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Income / NIM)
Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau
pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada
ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku
bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai
pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat
tinggi bahkan krisis (Arafat, 2006:94).
Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita
kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang,
risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272).
Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan
rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan
secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan
harga option (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).
- 31 -
Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar
adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga
pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan
(lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total
biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana
dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin
tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat,
yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat.
Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:158)
sebagai berikut:
Ket:
II : Interest Income, yaitu pendapatan bunga bank yang
diperoleh
IE : Interest Expenses, yaitu biaya bunga bank yang menjadi
beban
AIEA: Average Interest Earning Assets, yaitu rata-rata aktiva
produktif yang digunakan.
6. Risiko Kredit (Diproksi dengan Rasio Non Performing Loan /NPL
dan Loan to Deposito Ratio /LDR )
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
- 32 -
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan
pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga (Undang-undang No. 10 Tahun
1998).
Risiko Kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak
lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya (Peraturan Bank
Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).
Risiko kredit (risk credit) merupakan risiko yang muncul
karena peminjaman mungkin melakukan gagal bayar (Mishkin,
2008:299).
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian
sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat pihak peminjam
(counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban
untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya seccara penuh pada
saat jatuh tempo atau sesudahnya (Ferry dan Sugiarto, 2006).
a. Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang
menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut
terhadap total kredit yang diberikan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004
tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank
tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba
- 33 -
yang akan diterima oleh bank dan akan semakin buruk kualitas kredit
bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar
maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse. Kredit dalam
hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak
termasuk kredit kepada bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan sesuai
SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NPL sebagai berikut :
b. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposito Ratio (LDR), yaitu indikator yang
menunjukan perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh
bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank.
Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar
kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula
kemampuan likuiditas bank (Lukman Dendawijaya,2000:118).
Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:165) sebagai
berikut:
- 34 -
7. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk
mendapat net income (Kasmir, 2003).
Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang
menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal
(modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155).
Rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi
para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan
dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi
kenaikan laba bersih dari bisnis yang bersangkutan. Selanjutnya
kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank
(Dendawijaya, 2003:121). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet
Riyadi (2006:155) sebagai berikut:
8. Capital Aquarcy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang
mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang
diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
- 35 -
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva
produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) maka bank tersebut memiliki
sumber daya finansial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap
potensi kerugian yang terjadi.
Menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) “Capital Adequacy
Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga,
tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank ,
seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain”. Rasio ini
dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:161) sebagai berikut:
B. Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan
beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Diantaranya adalah:
- 36 -
No Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Dependen Independen 1 Anne
Maria (2015)
Pengaruh
CAR, BOPO,
NIM, NPL,
dan LDR
Terhadap
ROA: Studi
Kasus Pada
10 Bank
Terbaik di
Indonesia
Periode
2007-2011
ROA CAR,
BOPO,
NIM, NPL,
dan LDR
Pendekatan
Kuantitatif
dan Metode
Data
Pooling
BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA, NIM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA.
CAR dan LDR
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
ROA, sedangkan NPL
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
ROA.
2 Mulatsih (2014)
Pengaruh
Rasio
Keuangan
Terhadap
Tingkat
Kinerja pada
Bank
Pembangun-
an Daerah
ROA CAR, NIM,
ROE,
BOPO, NPL
Regresi
Berganda CAR, NIM dan ROE
berpengruh positif
terhadap ROA sedangkan
BOPO dan NPL
berpengaruh negatif
ROA. Nilai R-Square
sebesar 83,7%, dan
sisanya 16,7% dijelaskan
oleh variabel lain di luar
model
3 Kolapo,
T. Funso,
Dkk (2012)
Credit Risk
and
Commercial
Bank’s
Performance
in Nigeria: A
Panel Model
Approach
ROA NPL, LA
dan LLP Analisis
model panel Hasil penelitian
menunjukan kenaikan
100% NPL mengurangi
profitabilitas (ROA)
6,2%, LLP mengurangi
profitabilitas (ROA)
0,65%, LA meningkatkan
profitabilitas (ROA)
9,6%. Merekomendasikan
bank-bank di Nigeria
harus meningkatkan
kapasitas mereka dalam
analisis kredit dan
administrasi kredit
sementara otoritas harus
lebih memperhatikan
ketuhan bank untuk
ketentuan yang relevan
dari bank dan Financial
Institutions Act (1999)
and prudential
guidelines.
- 37 -
N
o Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Dependen Independen 4 Akram
Alkhatib (2012)
Financial
Performance
of
Palestinian
Commercial
Banks
Kinerja
Keuangan
(ROA),
Tobin‟s Q,
dan
Economie
value add
Ukuran bank,
risiko kredit,
efisiensi
operasional
dan
manajemen
aset
Korelasi dan
analisis
regresi
Hasil penelitian menolak
hipotesis yang
menyatakan bahwa
terdapat dampak
signifikan statistik dari
ukuran bank, risiko
kredit, efisiensi
operasional dan
manajemen aset
terhadap kinerja
keuangan bank.umum.
5 Bambang
Sudiyatno (2012)
Analisis
Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga,
BOPO, CAR
dan LDR
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Pada Sektor
Perbankan
Yang Go
Public
Di Bursa
Efek
Indonesia
(Bei)
Kinerja
Keuangan (ROA)
Dana Pihak
Ketiga,
BOPO, CAR
dan LDR
Analisis
Regresi Hasil penelitian
menunjukkan variabel
Dana Pihak Ketiga
(DPK ) , Biaya
Operasional terhadap
Beban Operasional
(BOPO ) , Capital
Adequacy Ratio ( CAR )
, yang ternyata memiliki
dampak yang signifikan
terhadap kinerja
keuangan , sedangkan
loan to deposit ratio
(LDR ) tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
keuangan pada tingkat
kepercayaan 5%
6 Listyorini
Wahyu
Widati (2012)
Analisis
Pengaruh
CAMEL
Terhadap
Kinerja
Perusahaan
Perbankan
yang Go
Publik
Kinerja
Keuangan
Perbankan
(ROA)
CAMEL
(CAR, PPAP,
DER, BOPO,
LDR)
Regresi linier
berganda Hasil penelitian
menunjukan bahwa
CAR, LDR dan DER
berpengaruh posiif
signifikan terhadap
kinerja perbankan/ROA
sedangkan PPAP dan
BOPO berpengaruh
posirif tidak signifikan
terhadap kinerja
perbankan/ROA.
- 38 -
No Nama
Peneliti Judul
Variabel Penelitian Metodologi
Penelitian Hasil Penelitian
Dependen Independen 7 Muh.
Sabir M,
Dkk (2012)
Pengaruh
Rasio
Kesehatan
Bank
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Bank Umum
Syariah Dan
Bank
Konvensional
di Indonesia
ROA BOPO,
NOM, NPF,
FDR,
NIM,NPL,
dan LDR
Regresi
berganda dan
uji beda
Pada bank syariah CAR
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
ROA, BOPO
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
ROA, NOM
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA, NPF tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROA, FDR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Sedangkan pada bank
konvensional CAR
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
ROA, BOPO tidak
berpengaruh terhadap
ROA, NIM berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROA, NPL dan
LDR berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA.
C. Paradigma Penelitian
Berdasarkan uraian masalah yang ada maka peneliti membuat
kerangka berfikir untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian
pada bank hingga proses pemecahannya dan dalam pengujian dilakukan
dengan uji asumsi klasik dan uji statistik regresi Linier berganda, berikut
ini gambarannya:
- 39 -
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
X3
Risiko
Kredit
Y
Kinerja
Keuangan
Bank (ROA)
Kesimpulan dan Implikasi
X4
Return On
Equity
10 Bank Umum Domestik di Indonesia
Berdasarkan aset terbesar dan laporan keuangan Tahun 2007 sampai 2014
X2
Risiko
Pasar
X1
Efisiensi
Operasional
Net Interest
Margin
(NIM)
Non
Performing
Loan(NPL)
By. Operasional
Pend.
Operasional
(BOPO)
Heteroskedastisitas Multikoliniearitas Normalitas Autokorelasi
Adjusted R2 Uji F
Uji T
Metode Estimasi Data Panel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
Uji Chow Uji Hausman
Uji Asumsi Klasik
Loan to
Deposito
Ratio(LDR)
X5
Capital
Adequacy Ratio
- 40 -
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut
berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak terhadap variabel bebas dan
variabel terkait maka peneliti mengajukan rumusan hipotesis sebagai
berikut:
1) H0 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).
H1 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).
2) H0 = BOPO tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank
(ROA)
H1 = BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
3) H0 = NIM tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
H1 = NIM berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
4) H0 = NPL tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
H1 = NPL berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
5) H0 = LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
H1 = LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
6) H0 = ROE tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
H1 = ROE berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
7) H0 = CAR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
H1 = CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)
- 41 -
BAB III
METODOLOGI
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Direktori Perbankan
Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan objek penelitian 10
bank umum berdasarkan aset terbesar di Indonesia dengan tahun perolehan
data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Penelitian yang
peneliti tentukan sebagai objek penelitian untuk mengetahui bagaimana
pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity
(ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank.
B. Populasi Dan Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah bank umum dan bank asing
yang tercatat di Direktori Perbankan Indonesia dengan tahun
perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.
yang memiliki laporan lengkap setiap tahunnya beserta rasio
keuangannya.
2. Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling, yaitu teknik penentu sampel dengan
- 42 -
pertimbangan tertentu di mana penelitian sampel tergantung dari
kepentingan penelitian. Hanya unit-unit observasi yang memenuhi
kriteria saja yang dapat menjadi sampel. Kriteria pemilihan sampel
penelitian ini adalah:
a) Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa
keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia
dalam periode 2014,
b) Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan
Direktorat Perbankan Bank Indonesia,
c) Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum
konvensional selama periode penelitian.
C. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber-sumber data yang diperlukan penelitian diperoleh dari
beberapa sumber, yaitu:
1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)
Untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang kuat untuk
dapat memecahkan permasalahan, maka peneliti mengadakan
penelitian kepustakaan dengan membaca buku, catatan, surat kabar,
majalah, jurnal, website dan lainnya, yang berhubungan dengan
penelitian.
- 43 -
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian di atas, untuk
memperoleh data tentang perbankan, peneliti mengadakan penelitian
ke pusat referensi data yang tersedia di Bank Indonesia (BI) secara
langsung.
D. Teknik Analisis
Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik
melalui software Eviews 6. Eviews adalah program komputer yang
digunakan untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews
menyajikan perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan
(forecasting). Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk
mengolah data yang bersifat time series, meskipun tetap dapat mengolah
data cross section maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah
yang panjang untuk mengelolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke
program lain(Wahyu Winarno, 2007:1.2)
Data-data yang sudah terkumpul lalu diolah dengan :
1. Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang
ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu
bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,
kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena
- 44 -
lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Data kuantitatif ditampilkan dalam
bentuk grafik atau tabel, sedangkan data kualitatif dalam bentuk
deskriptif. Penggunaan analisis diskriptif ini ditunjukan untuk
mengetahui gambar kondisi dari efisiensi operasional, risiko pasar,
risiko kredit, return on equity (ROE) capital adequacy ratio (CAR)
terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional
2. Analisis Data Panel
Data Panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data
times series dan cross section, sehingga terdiri dari beberapa objek dan
beberapa periode. Menurut Agus Widarjono (2010). Regresi adalah
studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi
oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan
tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel
dependen.
Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja bank. ROA sebagai variabel dependen
sedangkan variabel independennya ada BOPO, NIM, NPL, LDR,
ROE, dan CAR. Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai
berikut:
ROAit = β0 +β1BOPOit + β2NIMit + β3NPLit + β4LDRit + β5ROEit +
β6CARit +εit
Dimana:
- 45 -
ROAit = Total Aset Bank Umum pada periode t
β1BOPOit = Biaya Operasional Pendapatan Operasional Bank
Umum pada periode t
β2NIMit = Rasio Bunga Bersih Bank Umum pada periode t
β3NPLit = Kredit Bermasalah Bank Umum pada periode t
β4LDRit = Loan To Deposito Ratio Bank Umum pada periode t
β5ROEit = Total Ekuitas Bank Umum pada periode t
β6CARit = Rasio Kecukupaan Modal Bank Umum pada periode t
Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data
panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Tiga Metode yang
digunakan untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut:
Pooled least square (PLS) atau Common Effect
Model Common Effect adalah model estimasi yang
menggabungkan data time series dan data cross section dengan
menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk
mengestimasi parameternya. Dalam pendekatan ini tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku
data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun
waktu. Bentuk persamaan model Common Effect adalah sebagai
berikut :
Keterangan: Yt = variabel dependen; X = variabel independen;
i = cross section; t = time series.
- 46 -
Fixed effect (FE)
Teknik Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi
data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini
didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun
intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu,
model ini juga mengansumsikan bahwa koefisien regresi (slope)
tetap antar perusahaan dan antar waktu. Fixed Effect menambahkan
model dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept.
Persamaan Fixed Effect ditulis:
keterangan: i = 1,2,...,n t = 1,2,…,t D = dummy
Random effect (RE)
Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel
dengan asumsi koefesien slope konstan dan intersep berbeda antara
individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel
dummy didalam fixed effect Model bertujuan untuk mewakili
ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga
membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of
freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi parameter.
Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan
- 47 -
(error terms) yang dikenal dengan metode Random Effect. Model
ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan
mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.
Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect
adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya,
karena dapat meningkatkan efesiensi dan least square. Bentuk
umum untuk random effect adalah (Widarjono, 2009):
Dimana: 0 = parameter yang tidak diketahui yang menunjukan
rata-rata intersep populasi; μ = variabel gangguan yang
bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan
perilaku perusahaan secara individu.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Chow
Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil
observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi
dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi
yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah :
Keterangan :
= R
2 model PLS
= R2 model FE
- 48 -
n = jumlah sampel k = jumlah variabel penjelas
m = jumlah restricel variable
(Shochrul,dkk, 2011: 53)
Uji chow yaitu pengujian menentukan model yang
digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect yang
digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai
berikut
H0 : Model pooled least square Effect (OLS)
H1 : Model fixed effect
F hitung > F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak
yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model
fixed effect.
F hitung < F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 diterima
yang berarti model yang digunakan adalah common effect
model
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih
apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat
digunakan. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan
didasarkan pada ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect
dan GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak
efesien, dilain pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS
tidak efesien (Widarjono, 2009).mHipotesis Nol uji Hausman
adalah sebagai berikut (Shochru, dkk, 2011:74):
H0 : Random Effect Model
- 49 -
H1 : Fixed Effect Model
4. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terika (Y), maka peneliti menggunakan anilasis
regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada
anilasis regresi untuk memperoleh modal regresi yang bisa
dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus di penuhi:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi
normal atau tidak (Suliyanto, 2011). Regresi dikatakan baik
apabila nilai residualnya terstandarisasi sebagian besar mendekati
nilai rata-ratanya atau normal distribusinya.
Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka data tidak
normal dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka data
normal. (Shochrul,dkk, 2011:43)
b. Uji Multikoliniearitas
Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear
antarvariabel independen karena melibatkan beberapa variabel
independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada
- 50 -
persamaan regresi sederhana. Berikut rumus uji multikolinearitas
(Suliyanto, 2011):
(
)
(
)
Keterangan:
n = banyaknya observasi R = koefisien determinasi model
k = banyaknya variabel independen (temasuk kostanta)
Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model
mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil
dari F krisis, maka model tidak mengandung unsur
multikolinearitas.
Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang
sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua
variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi
masing-masing variabel bebas, jika koefisien kolerasi di antara
masing-masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi
multikolinearitas (Shochrul, dkk, 2009).
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu
observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih
- 51 -
mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena
berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data
pada masa-masa sebelumnya(Winarno, 2007)
Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa
dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum
bisa diambil patokan:
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi
3) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih
Santoso, 2010).
d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua
gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak
memiliki varians yang sama (Shochrul, dkk, 2009).
Asumsi dalam model regresi sebagai berikut:
residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol
residual memiliki varian yang konstan atau var (e) = σ2
residual observasi tidak saling berhubungan dengan residual
observasi lainnya atau cov (ep ej) = 0, sehingga menghasilkan
estimator BLUE (Winarno, 2007).
- 52 -
Apabila nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut
bebas dari masalah heteroskedastisitas. Namun apabila nilai
profitabilitasnya < α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
terdapat masalah heteroskedastisitas.
5. Pengujian Signifikasi
a. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)
Uji T merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel
penduga atau variabel bebas koefisien penduga perlu berbeda dari
nol secara signifikasi atau p-value sangat kecil. Uji T dapat
dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji T statistik
dengan uji T tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena
tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan
nilai p-value (Shochrul,dkk, 2011:34).
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-
masing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel
dependen.
Nilai T hitung dapat dicari dengan formula:
Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol, merupakan
std.error dan se merupakan t tabel.
- 53 -
Menentukan nilai t tabel sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dimana n adalah jumlah
observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Kriteria uji
yang dilakukan adalah:
Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak
Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima
Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen
dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik
variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel
dependen (Widarjono,2010).
b. Uji Goodness of Fit (Uji F)
Uji F ataun model secara keseluruhan dilakukan untuk
melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau
model diterima. Uji F dapat dilakukan dengan cara
membandingkan nilai hasil uji F statistik dengan uji F tabel. Cara
relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews.
Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value (Shochrul,dkk,
2011:34).
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara
simultan atau tidak.
- 54 -
Menentukan nilai f tabel sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah
jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep
dengan kriteria uji yang dilakukan adalah:
Jika F-hitung > F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 ditolak
Jika F-hitung < F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 diterima
Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau
menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang
menunjukan besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat
bahwa probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga
keputusan adalah menolak H0 atau menerima Ha(Widarjono,
2009:70).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 menunjukan kemampuan garis regresi menerangkan
variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas.
Nilai R2
atau adjusteted R-squared berkisar antara 0 sampai 1,
semakin endekati 1 maka semakin baik (Shochrul,dkk, 2011:34).
Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi
berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa
dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.
- 55 -
Koefisien determinasi (R2
) untuk menjelaskan seberapa
besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel
independen. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien
determinasi R2
yaitu R2
selalu menaik ketika menambah
independen. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan
alternatif lain agar nilai R2
tidak merupakan fungsi dari variabel
independen. Rumus sebagai berikut (Widarjono, 2009:66):
∑
∑
Dimana k = jumlah parameter, termasuk intersep, n = jumlah
observasi. Terminologi koefisien derminasi yang disesuaikan ini
karena disesuaikan dengan derajat kebebasan, ∑ mempunyai df
sebesar n-k dan mempunyai df sebesar n-1.
Menurut Henry Theil, untuk mengatasi kelemahan R2
mengubah persamaan menjadi persamaan adjusted R2. ≤ R
2
menunjukan dengan bertambahnya variabel-variabel independen,
akan semakin memperkecil nilai . Nilai masih bisa diambah
apabila nilai t absolut variabel yang ditambahkan lebih besar
daripada 1. Semakin besar nilai semakin baik pula modelnya
(Winarno,2007:4.21).
- 56 -
E. Operasional Variabel Penelitian
Dalam penelitian yang dilalukan penulis ada beberapa variabel
yang digunakan diantaranya:
1. Variabel bebas (Indefenden Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah:
a) Efesiensi Operasional (X1)
1) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi
ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien
biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil berarti kinerja keuangannya pun baik (Henry,
2012).
b) Risiko Pasar (X2)
1) Net Interest Income (NIM)
- 57 -
Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko
pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku
bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang
diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan
selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya
bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net
Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan
bunga atas aktiva produktif meningkat maka laba perusahaan
pun akan meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank
semakin meningkat.
c) Risiko Kredit (X3)
1) Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang
menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut
terhadap total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini
maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse bisa
dikatakan kinerja keuangan bank tersebut dalam keadaan
buruk. Berikut ini rumus Non Performing Loan (NPL):
- 58 -
2) Loan To Deposito Ratio (LDR)
Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar
kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula
kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya,2000:118). Saat
kemampuan likuiditas bank tersebut rendah maka kinerja bank
tersebut juga rendah. Berikut rumus Loan to Deposito Ratio
(LDR):
d) Return On Equity (ROE) (X4)
Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas
yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak)
dengan modal (modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155).
Semakin tinggi ROE maka pendapatan aktiva produktif tinggi,
lalu laba juga akan tinggi maka kinerja bank semakin baik.
Berikut rumus Return On Equity (ROE):
- 59 -
e) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X5)
Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya
kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap
kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Berikut rumus
Capital Adequacy Ratio (CAR):
2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
bank yang dikontribusikan dengan huruf (Y). Return On Asset
(ROA), merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar
juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik
- 60 -
pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset. Rumus
return on assets (ROA) sebagai berikut :
- 61 -
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan 10 bank umum konvensional dengan
aset terbesar berdasarkan data yang di keluarkan Bank Indonesia.
1. Sejarah Singkat Perusahaan
a. PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TBK
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden
Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama
DePoerwokertoscheHulpenSpaarbankderInlandscheHoofden atau
"Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto",
suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri
tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari
kelahiran BRI.
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang
Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13
tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya
mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan
Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor
- 62 -
dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat
Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan
kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang
Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21
tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.
Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah
Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia
memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkantor pusat di gedung
BRI 1 Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46, Jakarta 10210, website
www.bri.co.id .
Total aset BRI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2010, 2011, dan 2012
sebesar 395,394 miliar; 456;382 dan miliar, 547;592 miliar. Tahun
2013 dan tahun 2014 pun mengalami peningkatan total aset
menjadi sebesar 606;370 miliar dan 778;018 miliar.
- 63 -
b. PT. Bank Mandiri (persero), TBK
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan
oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank
pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur
menjadi Bank Mandiri.
Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa
mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari
Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di
tahun 2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana
pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar
lembar saham. Saat ini alamat kantor pusat Bank Mandiri di jl.
jenderal gatot subroto kav. 36-38, Jakarta 12190 dengan telepon
14000, +62-21-52997777 dan Fax: +62-21-52997735 serta SWIFT
Code : BMRIIDJA dan website www.bankmandiri.co.id .
Bank Mandiri tercatat sebagai peringkat pertama secara
berturut-turut dengan total aset terbesar selama periode tahun 2010
hingga tahun 2013. Pertumbuhan aset pada tahun 2010 sebesar
408,772 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi
sebesar 647,152 miliar. Pada tahun 2014 total aset Bank Mandiri
menjadi peringkat kedua dengan total aset sebesar 755,867 miliar.
- 64 -
c. PT. Bank Central Asia, TBK
BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957
dengan nama Bank Central Asia NV. Krisis tahun 1997 membawa
dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di
Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran
dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya.
. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil
alih BCA pada tahun 1998. Di bulan Desember 1998, dana pihak
ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Kepercayaan
masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA
diserahkan oleh BPPN ke Bannk Indonesia pada tahun 2000.
BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan
publik penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000,
dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi
BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih
menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham
kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN
mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam
tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui
tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd.,
yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini
BCA kantor pusat Menara BCA, Grand Indonesia jl. MH Thamrin
- 65 -
No. 1, Jakarta 10310 dengan telepon (021) 235 88000 dan fax
(021) 235 88300, website www.bca.co.id .
Total aset BCA selalu tercatat berada di peringkat ketiga
selama periode 2010 hingga tahun 2014. Pertumbuhan total aset
pada tahun 2010 sebesar 323,349 miliar dan terus meningkat
hingga tahun 2014 menjadi sebesar 541,911 miliar.
d. PT. Bank Negara Indonesia (persero), TBK
Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara
Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik
negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Peranan BNI
untuk mendukung perekonomian Indonesia semakin strategis
dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh lapisan
masyarakat dari Sabang sampai Merauke pada tahun 1960-an
dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti Bank
Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah.
Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang
mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
nasional, BNI melakukan program restrukturisasi termasuk
diantaranyamelakukan rebranding untuk membangun &
memperkuat reputasi BNI. Identitas baru ini dengan menempatkan
angka „46‟ di depan kata „BNI‟. Kata „BNI‟ berwarna tosca yang
mencerminkan kekuatan, keunikan, dan kekokohan. Sementara
- 66 -
angka „46‟ dalam kotak orange diletakkan secara diagonal untuk
menggambarkan BNI baru yang modern. Alamat BNI di jl.
Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 dengan telepon +6221-
5728387 dan fax +6221-5728053, website www.bni.co.id .
Total aset BNI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014. BNI berada diperingkat ke empat
pada tahun 2010 hingga tahun 2014. Total aset periode tahun 2010
sebesar 241,408 miliar hingga total aset pada tahun 2014 menjadi
sebesar 393,467 miliar.
e. PT. Bank Cimb Niaga, TBK
CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955
dengan nama Bank Niaga. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka
di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek
Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Pemilik saham pengendali dari
Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan Lippo Bank, sejak tahun
2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu
upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single
Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB
Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan
Lippo Bank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang
dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana
- 67 -
Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan
Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. Lippo Bank secara
resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November
2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo
baru kepada masyarakat luas.
Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank
terbesar ke lima dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya
jaringan cabang. Setiap tahunnya total aset CIMB Niaga
mengalami peningkatan pada periode tahun 2010 sebesar 142,922
miliar hingga tahun 2014 menjadi sebesar 227,080 miliar. Rata-
rata total aset CIMB Niaga tahun 2010 sampai dengan tahun 2014
sebesar 191,704 miliar.
f. PT. Bank Permata, TBK
Pada tahun 2002 lima bank di marger yaitu PT. Bank Bali
Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT. Bank
Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress menjadi PT Bank Permata
Tbk (PermataBank), dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah
bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif
serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk
internet banking dan mobile banking. Bank Permata berlokasi di
WTC II, jl. jendral sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920 dengan
- 68 -
telepon+62 21 523 7788 dan Fax +62 21 523 7253, website
www.permatabank.com.
Total aset bank Permata pada tahun 2010 dan 2011 sebesar
73,570 miliar dan 101,538 miliar yang membuatnya tercatat urutan
ke delapan. Pada tahun 2012 naik di urutan ke tujuh dengan total
aset sebesar 132,150 miliar. Mengalami kenaikan urutan menjadi
ke enam pada tahun 2013 dan 2014 dengan total aset sebesar
165,558 miliar dan 185,091 miliar.
g. PT. Bank Danamaon Indonesia, TBK
PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956.
Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan
pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah
nama dari Bank Kopra. Pada tahun1976 berubah nama menjadi PT
Bank Danamon Indonesia. Tahun 1988 menjadi bank devisa
pertama di Indonesia. Bank Danamon menjadi perusahaan publik
melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta.
Bank Danamon merupakan bank ke tujuh terbesar di
Indonesia berdasarkan total aset. Berdasarkan total aset tahun 2010
dan 2011 Bank Danamon berada di urutan ke enam sebesar
113,861 miliar dan 127,128 miliar. Pada tahun 2012 dan 2013
turun dua tingkat menjadi urutan ke delapan dengan total aset
sebesar 130,391 miliar dan 151,978 miliar. Mengalami kenaikan
- 69 -
urutan pada tahun 2014 berada di urutan ke tujuh dengan total aset
sebesar 163,092 miliar.
h. PT. Pan Indonesia Bank, TBK
Didirikan 17 Agustus tahun 1971 dan memperoleh izin
sebagai bank devisa tahun 1972, PaninBank merupakan hasil
merger Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan
Bank Industri & Dagang Indonesia. Keputusan PaninBank untuk
menjadi Bank pertama di Indonesia yang go-public pada tahun
1982, mencerminkan tingginya kepercayaan diri Bank yang masih
terus terjaga hingga hari ini. Dengan fundamental yang kuat,
PaninBank berhasil melewati krisis keuangan Asia 1998 sebagai
Bank Kategori A, dan selanjutnya melangkah maju
mengembangkan produk dan layanannya di bidang Perbankan
Ritel dan Komersial. Alamat kantor pusat panin jl. Jendral
Sudirman Kav. 1 - (Senayan), Jakarta 10270 dengan telepon (021)
27 00545 (10 lines) dan Fax (021) 2700340 serta website
www.panin.co.id.
Awalnya Panin tercatat berada di urutan ke tujuh pada
tahun 2010 dan 2011 kemudian naik menjadi urutan ke enam tahun
2012. Berada di urutan tujuh kembali pada tahun 2013 dengan total
aset sebesar 153,984 miliar. Mengalami penurunan urutan lagi
tahun 2014 dengan total aset sebesar 159,008 miliar.
- 70 -
i. PT. Bank Tabungan Negara (persero)
BTN berdiri tahun 1897 dengan nama Postpaarbank pada
masa pemerintahan Belanda. Tahun 1950 berubah nama menjadi
Bank Tabungan Pos oleh pemerintah RI. Tahun 1963 berganti
nama kembali menjadi Bank Tabungan Negara. Memulai opeasi
sebagai bank komersial dan menerbitan obligasi pertama tahun
1989. Tahun 1994 BRI memperoleh izin untuk beroperasi sebagai
bank devisa.
Awalnya total aset BTN tahun 2010 dan 2011 sebesar
68,334 miliar dan 89,253 miliar menempati posisi kesepuluh.
Namun pada tahun 2012 mengalami naik urutan menjadi ke
sembilan kemudian menurun kembali menjadi ke sepuluh tahun
2013. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sembilan dengan total
aset sebesar 144,782 miliar.
j. PT. Bank Maybank Indonesia, TBK
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia”
atau “Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia
yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad
(Maybank), salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di
ASEAN. Sebelumnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk bernama
PT Bank Internasional Indonesia (BII) yang didirikan pada 15 Mei
- 71 -
1959, mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan
mencatatkan sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek
Jakarta dan Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek
Indonesia) pada 1989.
Pada 2008 BII diakuisi oleh Maybank melalui anak
perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu Maybank Offshore
Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) dan Sorak
Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). BII berubah nama menjadi
Maybank Indonesia dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) pada 23 September 2015,
Total aset Maybank Indonesia tahun 2010 dan 2011 sebesar
71,624 miliar dan 90,741 miliar menempati posisi kesembilan.
Namun pada tahun 2012 turun urutan menjadi kesepuluh dan
kemudian naik menjadi ke sembilan tahun 2013 dengan total aset
135,088 miliar. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sepuluh
dengan total aset sebesar 135,544 miliar.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Sampel Perusahaan
Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah:
a. Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa
keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia
dalam periode 2014,
- 72 -
b. Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan
Direktorat Perbankan Bank Indonesia,
c. Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum
konvensional selama periode penelitian.
Dari kriteria pemilihan sampel yang telah disebutkan maka sampel
perusahaan jasa keuangan yang digunakan penulis dalam penelitiannya
dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1
Daftar Bank dan Total Aset
NO Nama Bank TOTAL ASET
2014
1 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Rp 778.017.815
2 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Rp 755.867.220
3 PT. Bank Central Asia Tbk. Rp 541.910.783
4 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk . Rp 393.466.672
5 PT. Bank Cimb Niaga, Tbk. Rp 227.079.590
6 PT. Bank Permata Tbk. Rp 185.090.675
7 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Rp 163.092.396
8 PT. Pan Indonesia Bank, Tbk. Rp 159.007.636
9 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Rp 144.782.250
10 PT. Bank Maybank Indonesia Tbk. Rp 135.543.683
Sumber: www.bi.go.id. (diolah)
- 73 -
2. Sampel Variabel
Tabel 4.2
Tabel Variabel
Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
BRI 2007 4,61 4,245634 2,385086 1,235471 4,231204 3,454422 2,762538
BRI 2008 4,18 4,285653 2,320425 1,029619 4,381151 3,540959 2,578701
BRI 2009 3,73 4,35234 2,21266 1,211941 4,392967 3,561614 2,580217
BRI 2010 4,64 4,260706 2,376764 1,022451 4,319752 3,780319 2,621766
BRI 2011 4,93 4,200055 2,259678 0,832909 4,333361 3,749269 2,70538
BRI 2012 5,15 4,093177 2,13061 0,576613 4,38015 3,654805 2,830268
BRI 2013 5,03 4,103965 2,145931 0,438255 4,483454 3,529591 2,832625
BRI 2014 4,74 4,180063 2,141242 0,524729 4,402809 3,441059 2,907447
Mandiri 2007 2,3 3,068053 1,648659 1,974081 3,994524 2,76001 3,049273
Mandiri 2008 2,5 3,165475 1,704748 1,547563 4,080922 2,895912 2,753661
Mandiri 2009 3,13 4,258728 1,646734 0,963174 4,080077 3,095578 2,736314
Mandiri 2010 3,5 4,196149 1,684545 0,792993 4,181134 3,499231 2,592265
Mandiri 2011 3,37 4,207971 1,665818 0,779325 4,271793 3,24142 2,730464
Mandiri 2012 3,55 4,157789 1,719189 0,553885 4,35234 3,304319 2,739549
Mandiri 2013 3,66 4,133726 1,736951 0,470004 4,418479 3,307253 2,703373
Mandiri 2014 3,57 4,17408 1,781709 0,506818 4,406963 3,250762 2,809403
BCA 2007 3,3 4,149464 1,808289 -0,22314 3,775057 3,391147 2,95491
BCA 2008 3,4 4,201703 1,88707 -0,51083 3,985273 3,407842 2,76001
BCA 2009 3,4 4,229458 1,856298 -0,35667 3,917408 3,459466 2,727853
BCA 2010 3,51 4,176232 1,665818 -0,44629 4,010238 3,505557 2,60269
BCA 2011 3,82 4,10874 1,736951 -0,71335 4,121798 3,511545 2,545531
BCA 2012 3,59 4,133726 1,717395 -0,96758 4,228438 3,414443 2,656055
BCA 2013 3,84 4,119362 1,821318 -0,82098 4,322144 3,337547 2,75111
BCA 2014 3,86 4,134046 1,876407 -0,51083 4,340814 3,238678 2,824944
BNI 2007 0,9 4,532599 1,609438 2,104134 4,104295 2,079442 2,753661
BNI 2008 1,1 4,502029 1,84055 1,589235 4,228293 2,197225 2,60269
BNI 2009 1,72 4,441003 1,793425 1,543298 4,15982 2,791165 2,623218
BNI 2010 2,49 4,330602 1,754404 1,453953 4,250636 3,206803 2,924773
BNI 2011 2,94 4,284689 1,796747 1,283708 4,253767 2,998728 2,869602
BNI 2012 2,92 4,262539 1,780024 1,043804 4,350536 2,995232 2,813611
BNI 2013 3,36 4,206482 1,809927 0,774727 4,446174 3,112181 2,714032
BNI 2014 3,49 4,245347 1,824549 0,672944 4,475175 3,16294 2,786245
Cimb Niaga 2007 2,49 4,362334 1,805005 1,108563 4,373238 3,02432 2,867899
Cimb Niaga 2008 1,1 4,480287 1,73871 0,916291 4,475517 2,089392 2,747271
- 74 -
Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
Cimb Niaga 2009 2,11 4,418117 1,888584 1,118415 4,55619 2,786861 2,609334
Cimb Niaga 2010 2,66 4,345881 1,860975 0,928219 4,468548 3,171365 2,585506
Cimb Niaga 2011 2,78 4,334935 1,731656 0,985817 4,529692 3,100092 2,571849
Cimb Niaga 2012 3,18 4,272491 1,769855 0,845868 4,554298 3,153163 2,713369
Cimb Niaga 2013 2,76 4,301223 1,675226 0,802002 4,548494 2,948116 2,731767
Cimb Niaga 2014 1,44 4,475745 1,678964 1,360977 4,599756 2,199444 2,745988
Permata 2007 1,9 4,440296 1,94591 1,526056 4,477337 2,895912 2,587764
Permata 2008 1,7 4,487512 1,824549 1,252763 4,404277 2,517696 2,379546
Permata 2009 1,39 4,490657 1,740466 1,118415 4,506896 2,61007 2,498152
Permata 2010 2 4,430817 1,609438 1,098612 4,465908 3,126761 2,639057
Permata 2011 1,66 4,44758 1,635106 0,71295 4,419563 2,764431 2,644045
Permata 2012 1,7 4,420406 1,61542 0,314811 4,494462 2,864484 2,7638
Permata 2013 1,55 4,442534 1,439835 0,019803 4,491329 2,752386 2,65886
Permata 2014 1,16 4,497585 1,289233 0,530628 4,490096 2,498974 2,608598
Danamon 2007 2,4 3,869116 2,341806 0,832909 4,478473 3,131137 3,010621
Danamon 2008 1,5 3,990834 2,406945 0,832909 4,458988 2,681022 2,734368
Danamon 2009 1,78 4,459682 2,166765 1,534714 4,485936 2,415914 2,865054
Danamon 2010 3,43 4,395313 2,231089 1,178655 4,541378 2,844909 2,634045
Danamon 2011 2,58 4,37349 2,068128 0,996949 4,588329 2,895912 2,810607
Danamon 2012 3,18 4,317888 2,157559 0,963174 4,610854 2,782539 2,911263
Danamon 2013 2,75 4,377893 2,135349 0,708036 4,554508 2,675527 2,882564
Danamon 2014 3,14 4,338728 1,989243 0,904218 4,528289 2,149434 2,882564
Panin 2007 3,14 3,830596 1,759581 1,118415 4,525694 2,637628 3,071767
Panin 2008 1,75 3,863043 1,551809 1,467874 4,368561 2,318458 3,011113
Panin 2009 1,78 4,434026 1,560248 1,147402 4,294697 2,341806 3,081451
Panin 2010 1,76 4,424727 1,52388 1,472472 4,307034 2,452728 2,81241
Panin 2011 2,02 4,385271 1,534714 1,269761 4,386517 2,683074 2,85934
Panin 2012 1,96 4,366151 1,432701 0,524729 4,48255 2,732418 2,685805
Panin 2013 1,85 4,379273 1,408545 0,756122 4,474036 2,678278 2,729159
Panin 2014 1,79 4,417394 1,342865 0,71784 4,50546 2,571849 2,748552
BTN 2007 1,92 4,453067 1,699279 1,398717 4,525911 3,029167 3,096934
BTN 2008 1,8 4,456438 1,625311 1,163151 4,623305 2,977568 2,781301
BTN 2009 1,47 4,480627 1,536867 1,211941 4,617988 2,676215 3,067588
BTN 2010 2,05 4,411464 1,790091 1,181727 4,686013 2,80699 2,817801
BTN 2011 2,03 4,403666 1,750937 1,011601 4,630448 2,870736 2,710048
BTN 2012 1,94 4,391234 1,763017 1,408545 4,61413 2,903069 2,873
BTN 2013 1,79 4,409034 1,693779 1,398717 4,648421 2,775709 2,748552
BTN 2014 1,12 4,490769 1,497388 1,388791 4,690063 2,366498 2,683758
- 75 -
Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
MAYBANK 2007 1,44 4,567261 1,644805 0,708036 4,47745 2,466403 2,986187
MAYBANK 2008 1,11 4,550503 1,720979 0,693147 4,460491 2,100469 2,97144
MAYBANK 2009 0,09 4,631228 1,780024 0,883768 4,358118 -0,27444 2,688528
MAYBANK 2010 0,85 4,539778 1,745716 1,128171 4,421007 1,918392 2,526528
MAYBANK 2011 1,11 4,523418 1,625311 0,760806 4,487062 2,214846 2,470639
MAYBANK 2012 1,49 4,474036 1,640937 0,530628 4,469809 2,759377 2,551786
MAYBANK 2013 1,71 4,435093 1,597365 0,746688 4,466368 2,783776 2,546315
MAYBANK 2014 0,67 4,532922 1,560248 0,802002 4,529045 1,795087 2,773214
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
Penelitian ini menggunakan model semi log yaitu model lin-log.
Model lin-log merupakan suatu model di mana variabel Y dalam bentuk
linear sedangkan X berbentuk logaritma natural. Variabel independen
yang di Logaritma Natural yakni efesiensi operasional, risiko pasar, non
performing loan (NPL), dan return on equity (ROE). Sedangkan variabel
dependennya kinerja keuangan bank (ROA) pada periode 2007 sampai
dengan 2014.
Menurut Priyatno Duwi (2011), logaritma natural (LN) bertujuan
untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran asumsi
normalitas dan linearitas pada model regresi. Dengan melakukan
transformasi atau mengubah tiap data variabel ke bentuk logaritma natural,
hal ini agar data menjadi normal atau mendekati normal. Pengubahan data
ke logaritma natural (LN) dimaksudkan untuk meniadakan atau
meminimalkan adanya pelanggaran dalam uji asumsi klasik. Persamaan
untuk model ini adalah:
- 76 -
Interpretasi koefisien slope pada model ini adalah:
3. Analisis Deskriptif Variabel
a. Efesiensi Operasional (Diproksi BOPO)
Grafik 4.1
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) Periode Tahun 2007-2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, beban operasional
pendapatan operasional (BOPO) tertinggi dihasilkan oleh Bank
Maybank Indonesia sebesar 96,28% sedangkan BOPO terendah
dihasilkan oleh Bank Mandiri sebesar 21,50%. Rata-rata BOPO tahun
2007 yaitu sebesar 68,71%. Pada tahun 2008, BOPO tertinggi masih
ditempti oleh Bank Maybank Indonesia sebesar 94,68% dan BOPO
terendah pun masih Bank Mandiri sebesar 23,7%. Rata-rata BOPO
tahun 2008 yaitu sebesar 71,308%.
0
20
40
60
80
100
120
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
- 77 -
Pada tahun 2009, Bank Maybank Indonesia masih bertengger
di urutan tertinggi dengan nilai BOPO sebesar 102,64%. Posisi
terendah BOPO ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,68%.
Rata-rata BOPO tahun 2009 yaitu sebesar 83,57%.
Berdasarkan grafik 4.1 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank
Maybank Indonesia berada di urutan pertama dengan nilai sebesar
93,67%. Di urutan kedua Bank Permata dengan nilai sebesar 84%.
Bank Pan Indonesia Bank berada di urutan ketiga dan keempat Bank
Panin dan Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 83,49% dan
82,39%. Selanjutnya urutan kelima dan keenam Bank Danamon dan
Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 81,07% dan 77,16. Kemudian
urutan ketujuh Bank Negara Indonesia dengan nilai sebesar 75,99%.
Urutan kedelapan Bank Rakyat Indonesia sebesar 70,86% sedangkan
Bank Mandiri berada di urutan kesembilan sebesar 66,43%. Diurutan
terakhir Bank Central Asia dengan BOPO sebesar 65,12%.
Tahun 2011 urutan pertama dan kedua masih Bank Maybank
Indonesia dan Bank Permata dengan nilai sebesar 92,15% dan 85,42%.
Bank Tabungan Negara dan Bank Panin bertukaran tempat dengan
nilai sebesar 81,75% dan 80,26%. Sedangkan urutan kelima, enam dan
tujuh masih tetap sama Bank Danamon, Bank Cimb Niaga dan Bank
Negara Indonesia dengan nilai BOPO sebesar 79,32% 76,32% dan
72,58%. Bank Mandiri dan Bank Rakyat indonesia berada di urutan
kedelapan dan kesembilan sebesar 67,22% dan 66,09%. Urutan
- 78 -
terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Central Asia sebesar
60,87%.
Urutan BOPO pada tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan
tahun 2011. Bank Maybank Indonesia dan Bank Permata berada di
urutan pertama dan kedua dengan nilai BOPO 87,71% dan 83,13%.
Diurutan ketiga, empat dan lima yakni Bank Tabungan Negara, Bank
Panin dan Bank Danamon sebesar 80,74%, 78,74 dan 75,03%. Bank
Cimb Niaga, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri berada di
urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai sebesar 71,7%, 70,99%
dan 63,93%. Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia bertukaran
tempat dengan nilai sebesar 62,41% dan 59,93%.
Tahun 2013 Bank Permata berada diurutan pertama dengan
nilai sebesar 84,99%, sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan
kedua sebesar 84,36%. Posisi urutan ketiga, empat, lima, enam, tujuh,
delapan, sembilan, dan sepuluh masih seperti tahun lalu dengan nilai
sebesar 82,19%, 79,78%, 79,67%, 73,79%, 67,12%, 62,41%, 62,52%
dan 60,58%.
Urutan pertama tahun 2014 Bank Maybank Indonesia kembali
dengan nilai sebesar 93,03% dan posisi kedua Bank Permata sebesar
84,36%. Bank Tabungan Negara berada diurutan ketiga dengan nilai
bopo 89,19%. Urutan keempat Bank Cimb Niaga nilai BOPO sebesar
87,86%. Bank Panin dan Bank Danamon berada di urutan kelima dan
- 79 -
keenam dengan nilai sebesar 82,88% dan 76,61%. Selanjutnya urutan
ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Negara Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 69,78%,
65,37%, dan 64,98%. Terakhir Bank Central Asia sebesar 62,43%.
b. Risiko Pasar (Diproksi NIM)
Grafik 4.2
Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode Tahun 2007-2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, Net Interest
Income (NIM) tertinggi dihasilkan oleh Bank Rakyat Indonesia
sebesar 10,84% sedangkan NIM terendah dihasilkan oleh Bank Negara
Indonesia sebesar 5%. Rata-rata NIM tahun 2007 yaitu sebesar 6,71%.
Bank Danamon berada di urutan tertinggi sebesar 11,1% pada
tahun 2008. NIM terendah ditempati oleh Bank Panin sebesar 4,72%.
Net interest income (NIM) pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu
sebesar 6,696%.
02468
1012 2007
2008
2009
2010
2011
2012
- 80 -
Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi
urutan tertinggi dengan nilai NIM sebesar 9,14%. Bank Tabungan
Negara dengan nilai NIM sebesar 68,68% menjadi urutan terendah.
Rata-rata NIM pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,312%.
Terlihat pada tahun 2010 sesuai grafik 4.2 di atas, NIM Bank
Rakyat Indonesia berada di urutan pertama sebesar 10,77%. Di urutan
kedua Bank Danamon sebesar 9,31%. Bank Cimb Niaga di urutan
ketiga dengan nilai sebesar 6,43%. Urutan keempat diduduki Bank
Tabungan Indonesia sebesar 5,99% dan Bank Negara Indonesia berada
di urutan kelima dengan nilai sebesar 5,78%. Bank Maybank Indonesia
dan Bank Mandiri berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai
sebesar 5,73% dan 5,39%. Di urutan kedelapan Bank Central Asia
dengan NIM sebesar 5,29%. Kemudian urutan kesembilan dan
kesepuluh diduduki Bank Permata dan Bank Panin sebesar 5% dan
4,59%.
Pada tahun 2011, urutan pertama dan kedua masih Bank
Rakyat Indonesia dan bank Danamon dengan nilai sebesar 9,58% dan
7,91%. Bank Negara Indonesia naik menjadi urutan ketiga dengan
nilai NIM sebesar 6,03%. Bank Tabungan Negara seperti tahun lalu
berada di urutan keempat dengan NIM sebesar 5,76%. Pada tahun ini
Bank Central Asia naik menjadi urutan kelima sebesar 5,68%,
sedangkan Bank Cimb Niaga menurun menjadi urutan keenam dengan
NIM sebesar 5,65%. Bank Mandiri di urutan ketujuh sebesar 5,29%.
- 81 -
Di urutan kedelapan Bank Permata dengan nilai sebesar 5,13%. Urutan
kesembilan Bank Maybank Indonesia sebesar 5%, kemudian Bank
Panin di urutan kesepuluh dengan nilai sebesar 4,59%.
Lalu tahun 2012, nilai tertinggi ditempati oleh Bank Danamon
dengan nilai sebesar 8,65%, bertukar tempat dengan Bank Rakyat
Indonesia dengan NIM sebesar 8,42%. Di urutan ketiga Bank Negara
Indonesia sebesar 5,93%. Bank Cimb Niaga di urutan keempat sebesar
5,87% dan urutan kelima ada Bank Tabungan Negara sebesar 5,83%.
Urutan keenam ada Bank Mandiri sebesar 5,58%, sedangkan Bank
Central Asia urutan ketujuh dengan nilai sebesar 5,57%. Selanjutnya
urutan kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar
5,16%, bertukar tempat dengan Bank Permata sebesar 5,03%. Bank
Panin berada di posisi terakhir dengan nilai sebesar 4,19%.
Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Danamon NIM sebesar
8,55% dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 8,46%. Bank Central Asia
naik menjadi urutan ketiga dengan NIM sebesar 6,18%. Urutan
keempat ada Bank Negara Indonesa dengan sebesar 6,11%. Bank
Mandiri dengan nilai sebesar 5,68% urutan kelima, bertukar tempat
dengan Bank Tabungan Negara menjadi urutan keenam sebesar 5,44%.
Bank Cimb Niaga berada di urutan ketujuh sebesar 5,34% dan
kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar 4,94%.
Di urutan kesembilan ada Bank Permata sebesar 4,22% dan terakhir
Bank Panin sebesar 4,09%.
- 82 -
Selanjutnya pada tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia berada di
urutan tertinggi seperti tahun lalu dengan nilai NIM sebesar 8,51%.
Urutan kedua ada Bank Danamon dengan NIM sebesar 7,31% dan
Bank Central Asia berada di urutan ketiga sebesar 6,53%. Bank
Negara Indonesia berada diurutan keempat sebesar 6,2%. Urutan
kelima ditempati oleh Bank Mandiri sebesar 5,94% , sedangkan Bank
Cimb Niaga berada di urutan keenam dengan nilai NIM sebesar
5,36%. Di urutan ketujuh ada Bank Maybank Indonesia sebesar 4,76%
dan Bank Tabungan Negara urutan kedelapan dengan nilai 4,47%.
Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati oleh Bank
Panin sebesar 3,83% dan Bank Permata sebesar 3,63%.
c. Non Performing Loan (NPL)
Grafik 4.3
Rasio Non Performing Loan ( NPL) Periode Tahun 2007-2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
0123456789
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
- 83 -
Berdasarkan grafik 4.3 tahun 2007, Non Performing Loan
(NPL) tertinggi dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8,2%
sedangkan NPL terendah dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar
0,8%. Rata-rata NPL tahun 2007 yaitu sebesar 3,871%. Pada tahun
2008, NPL tertinggi masih ditempati oleh Bank Negara Indonesia
sebesar 4,9% sedangkan NPL terendah Bank Central Asia sebesar
0,6%. Rata-rata NPL tahun 2008 yaitu sebesar 3,084%.
Pada tahun 2009, Bank Negara Indonesia masih bertengger
menempati urutan tertinggi dengan nilai NPL sebesar 4,68%. Bank
Central Asia pun masih tetap menjadi posisi terendah dengan nilai
NPL sebesar 0,7%. Rata-rata NPL pada tahun 2009 yaitu sebesar
5,105%.
Berdasarkan grafik 4.3 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank
Panin berada di urutan pertama sebesar 4,28%. Di urutan kedua Bank
Negara Indonesia 4,36%. Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon
dengan nilai sebesar 3,26% dan 3,25% berada diurutan ketiga dan
keempat. Sedangkan urutan kelima, Bank Maybank sebesar 3,09%.
Bank Permata dan Bank Rakyat Indonesia dengan nilai NPL sebesar
3% dan 2,78% berada di urutan keenam dan ketujuh. Diurutan
kedelapan dan kesembilan yakni Bank Cimb Niaga dan Bank Mandiri
sebesar 2,53% dan 2,21%. Urutan terakhir Bank Central Asia sebesar
0,64%.
- 84 -
Urutan NPL pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun
2010 Bank Negara Indonesia dan Bank Panin masih berada di urutan
pertama dan kedua sebesar 3,61% dan 3,54%. Diurutan ketiga dan
keempat masih Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon sebesar
2,75% dan 2,71%. Bank Cimb Niaga, Bank Rakyat Indonesia dan
Bank Mandiri berada di urutan kelima, keenam, dan ketujuh dengan
nilai NPL sebesar 2,68%, 2,3%, dan 2,18%. Diurutan kedelapan Bank
Maybank Indonesia sebesar 2,14%, sedangkan Bank Permata urutan
kesembilan dengan nilai sebesar 2,04%. Dirutan kesepuluh masih
seperti tahun lalu Bank Central Asia sebesar 0,49%.
Pada tahun 2012 Bank Tabungan Negara menjadi urutan
pertama dengan nilai NPL sebesar 4,09% menggeser Bank Negara
Indonesia ke urutan kedua dengan nilai sebesar 2,84%. Di urutan
ketiga Bank Danamon dan keempat Bank Cimb Niaga dengan nilai
sebesar 2,62% dan 2,33%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan
kelima sebesar 1,78%, sedangkan Bank Mandiri di urutan keenam
sebesar 1,74%. Kemudian di urutan ketujuh Bank Maybank Indonesia
dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Panin menurun berada di urutan
kedelapan sebesar 1,69% dan Bank Permata di urutan kesembilan
sebesar 1,37%. Bank Central Asia masih tetap berada di urutan
kesepuluh dengan nilai NPL sebesar 0,38%.
Urutan NPL pada tahun 2013 Bank Tabungan Indonesia dan
Bank Cimb Niaga berada di urutan pertama dan kedua dengan nilai
- 85 -
4,05% dan 2,25%. Diurutan ketiga, keempat dan kelima yakni Bank
Negara Indonesia, Bank Panin dan Bank Maybank sebesar 2,17%,
2,13%, dan 2,11%. Bank Danamon, Bank Mandiri dan Bank Rakyat
Indonesia berada di urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai
sebesar 2,03%, 1,6%, dan 1,55%. Posisi kesembilan Bank Permata
dengan nilai sebesar 1,02%, sedangkan Bank Central Asia masih
berada di urutan kesepuluh sebesar 0,44%.
Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Negara Indonesia
sebesar 4,01%, sedangkan Bank Cimb Niaga di urutan kedua sebesar
3,9%. Bank Danamon dan Bank Maybank naik menjadi urutan ketiga
dan keempat sebesar 2,47% dan 2,23%. Bank Panin menurun menjadi
urutan kelima dengan nilai sebesar 2,05%. Di urutan keenam Bank
Negara Indonesia sebesar 1,96% dan Bank Permata di urutan ketujuh
dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Rakyat Indonesia berada di
urutan kedelapan sebesar 1,69%, sedangkan urutan kesembilan Bank
Mandiri dengan nilai sebesar 1,66%. Posisi terakhir masih diduduki
Bank Central Asia dengan nilai sebesar 0,6%.
d. Loan To Deposito Ratio (LDR)
Berdasarkan tabel 4.3 pada tahun 2007 sampai tahun 2011,
LDR tertinggi ditempati oleh Bank Tabungan Negara dengan nilai
sebesar 92,88%, 101,83%, 101,29, 108,42%, dan 102,56%. Bank
- 86 -
Central Asia menempati posisi terendah dengan nilai LDR sebesar
43,6%, 53,8%, 50,27%, 55,16%, dan 61,67%. Terlihat rata-rata LDR
semakin menaik pada tahun 2007 sampai tahun 2011.
Tabel 4.3
Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014
NO BANK
NASIONAL
TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 BRI 68,8 79,93 80,88 75,17 76,2 79,85 88,54 81,68
2 MANDIRI 54,3 59,2 59,15 65,44 71,65 77,66 82,97 82,02
3 BCA 43,6 53,8 50,27 55,16 61,67 68,61 75,35 76,77
4 BNI 60,6 68,6 64,06 70,15 70,37 77,52 85,3 87,81
5 CIMB NIAGA 79,3 87,84 95,22 87,23 92,73 95,04 94,49 99,46
6 PERMATA 88 81,8 90,64 87 83,06 89,52 89,24 89,13
7 DANAMON 88,1 86,4 88,76 93,82 98,33 100,57 95,06 92,6
8 PANIN 92,36 78,93 73,31 74,22 80,36 88,46 87,71 90,51
9 BTN 92,38 101,83 101,29 108,42 102,56 100,9 104,42 108,86
10 MAYBANK 88,01 86,53 78,11 83,18 88,86 87,34 87,04 92,67
Rata-rata 75,55 78,486 78,169 79,979 82,579 86,547 89,012 90,151
Sumber: data diolah (dalam persen)
Pada tahun 2012, Bank Danamon berada di urutan tertinggi
sebesar 100,57% menggeser tempat Bank Tabungan Negara. LDR
terendah masih ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,61%.
Tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 86,547%.
Pada tahun 2013 dan tahun 2014, Bank Tabungan Negara
kembali menjadi urutan tertinggi dengan nilai LDR sebesar 104,42%
dan 108,86%. Bank Central Asia berada di posisi terendah pada tahun
2013 dan 2014 dengan nilai LDR sebesar 75,35% dan 76,77%.
- 87 -
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata LDR
mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2014.
e. Return On Equity (ROE)
Grafik 4.4
Rasio Return On Equity (ROE) Periode Tahun 2007-2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
Berdasarkan grafik 4.4 di atas, dari 10 bank yang peneliti
jadikan sempel dalam penelitian ini, tahun 2007, ROE tertinggi
dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar 29,7% sedangkan ROE
terendah dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8%. Rata-rata
ROE tahun 2007 yaitu sebesar 19,316%.
Bank Rakyat Indonesia berada di urutan tertinggi sebesar
34,5% pada tahun 2008. Posisi terendah ditempati oleh Bank Cimb
Niaga sebesar 8,08%. Return On Equity (ROE) pada tahun 2008
memiliki rata-rata yaitu sebesar 16,485%.
Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi
urutan tertinggi dengan nilai ROE sebesar 35,22%. Bank Maybank
0
10
20
30
40
50 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
- 88 -
Indonesia dengan nilai ROE sebesar 0,76% menjadi urutan terendah.
Rata-rata ROE pada tahun 2009 yaitu sebesar 17,214%.
Tahun 2010 nilai ROE tertinggi ditempati oleh Bank Rakyat
Indonesia sebesar 43,83%. Di urutan kedua ada Bank Central Asia
dengan nilai sebesar 33,3% dan urutan ketiga ada Bank Mandiri
sebesar 33,09%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keempat
sebesar 24,7% dan kelima ada Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar
23,84%. Kemudian urutan keenam ada Bank Permata sebesar 22,8%,
sedangkan Bank Danamon berada di urutan ketujuh sebesar 17,2%.
Bank Tabungan Negara berada di urutan kedelapan sebesar 16,56%.
Urutan kesembilan ada Bank Panin dengan nilai ROE sebesar 11,62%.
Posisi terakhir ditempati oleh Bank Maybank Indonesia sebesar
6,81%.
Tahun 2011 urutan pertama, kedua, dan ketiga masih Bank
Rakyat Indonesia, Bank Central Asia dan Bank Mandiri dengan nilai
sebesar 42,49%, 33,5% dan 25,57%. Bank Cimb Niaga dan Bank
Negara Indonesia bertukaran tempat dengan nilai sebesar 22,2% dan
20,06%. Bank Danamon naik menjadi urutan keenam dengan sebesar
18,1%. Sedangkan turun menjadi urutan ketujuh dan kedelapan yakni
Bank Tabungan Negara dan Bank Permata dengan nilai ROE sebesar
17,65% dan 15,87%. Bank Panin berada di urutan kesembilan sebesar
14,63%. Urutan terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Maybank
Indonesia sebesar 9,16%.
- 89 -
Pada tahun 2012, urutan pertama sampai dengan kelima masih
sama seperti tahun lalu yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Central
Asia, Bank Mandiri, Bank Cimb Niaga, dan Bank Negara Indonesia
dengan nilai ROE sebesar 38,66%, 30,4%, 27,23%, 23,42%, dan
19,99%. Bank Tabungan Negara dan Bank Permata naik menjadi
urutan keenam dan ketujuh dengan sebesar 18,23%, dan 17,54%.
Urutan kedelapan ada Bank Danamon dengan nilai sebesar 16,16%.
Bank Maybank Indonesia urutan kesembilan sebesar 14,56% dan
kesepuluh Bank Panin dengan nilai sebesar 15,37%.
Selanjutnya tahun 2013 nilai ROE tertinggi masih Bank Rakyat
Indonesia sebesar 34,11%. Di urutan kedua, ketiga dan keempat pun
masih sama seperti tahun lalu ditempati oleh Bank Central Asia, Bank
Mandiri, dan Bank Cimb Niaga dengan nilai 28,15%, 27,31% dan
22,47%. Bank Maybank Indonesia berada di urutan keenam sebesar
16,18% dan urutan ketujuh ada Bank Tabungan Negara sebesar
16,05%. Urutan kedelapan ada Bank Permata dengan nilai ROE
sebesar 15,68%, sedangkan urutan kesembilan ada Bank Panin sebesar
14,56%. Pada urutan terakhir ada Bank Danamon sebesar 14,52%.
Urutan pertama tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia kembali
dengan nilai sebesar 31,22% dan posisi kedua Bank Mandiri sebesar
25,81%. Bank Central Asia berada diurutan ketiga dengan nilai ROE
sebesar 25,5%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia sebesar
23,64%. Bank Panin dan Bank Permata berada di urutan kelima dan
- 90 -
keenam dengan nilai sebesar 13,09% dan 12,17%. Selanjutnya urutan
ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Tabungan Indonesia, Bank
Cimb Niaga, dan Bank Danamon dengan nilai sebesar 10,66%, 9,03%,
dan 8,58%. Terakhir Bank Maybank Indonesia sebesar 6,02%.
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Tabel 4.4
Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014
NO BANK
NASIONAL
TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 BRI 15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 16,95 16,99 18,31
2 MANDIRI 21,1 15,7 15,43 13,36 15,34 15,48 14,93 16,6
3 BCA 19,2 15,8 15,3 13,5 12,75 14,24 15,66 16,86
4 BNI 15,7 13,5 13,78 18,63 17,63 16,67 15,09 16,22
5 CIMB NIAGA 17,6 15,6 13,59 13,27 13,09 15,08 15,36 15,58
6 PERMATA 13,3 10,8 12,16 14 14,07 15,86 14,28 13,58
7 DANAMON 20,3 15,4 17,55 13,93 16,62 18,38 17,86 17,86
8 PANIN 21,58 20,31 21,79 16,65 17,45 14,67 15,32 15,62
9 BTN 22,13 16,14 21,49 16,74 15,03 17,69 15,62 14,64
10 MAYBANK 19,81 19,52 14,71 12,51 11,83 12,83 12,76 16,01
Rata-rata 18,66 15,6 15,9 14,64 14,88 15,79 15,39 16,13
Sumber: Data dolah peneliti (dalam persen)
Berdasarkan tabel 4.4 pada tahun 2007, CAR tertinggi
dihasilkan oleh Bank Tabungan Negara sebesar 22,13% sedangkan
CAR terendah dihasilkan oleh Bank Permata sebesar 13,3%. Rata-rata
CAR tahun 2007 yaitu sebesar 18,656%. Bank Panin berada di urutan
tertinggi sebesar 20,31% pada tahun 2008. CAR terendah ditempati
- 91 -
oleh Bank Permata sebesar 10,8%. Capital Adequacy Ratio (CAR)
pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 15,595%.
Pada tahun 2009, Bank Panin menjadi urutan tertinggi dengan
nilai CAR sebesar 21,79%. Bank Permata dengan nilai CAR sebesar
12,16% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2009
yaitu sebesar 15,9%.
Bank Negara Indonesia tahun 2010 berada di urutan tertinggi
dengan nilai CAR sebesar 18,63%. Bank Maybank menjadi urutan
terendah dengan nilai CAR sebesar 12,51%. Rata-rata CAR pada tahun
2009 yaitu sebesar 14,635%. Pada tahun 2011, Bank Negara Indonesia
menjadi urutan tertinggi kembali dengan nilai CAR sebesar 17,63%.
Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 11,83% menjadi urutan
terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2011 yaitu sebesar 14,877%.
Pada tahun 2012, Bank Danamon menjadi urutan tertinggi
dengan nilai CAR sebesar 18,38%. Bank Central Asia dengan nilai
CAR sebesar 14,24% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR yaitu
sebesar 15,787%. Kemudian pada tahun 2013, di urutan tertinggi
masih Bank Danamon dengan nilai sebesar 17,86%. Posisi terendah
ada Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 12,76%. Rata-rata CAR
pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,387%.
Pada tahun 2014, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan
pertama dengan nilai CAR sebesar 18,31% sedangkan Bank Permata
- 92 -
dengan nilai CAR sebesar 13,58% menjadi urutan terendah. Rata-rata
CAR pada tahun 2014 yaitu sebesar 16,128%.
g. Return On Assets (ROA)
Penelitian ini menggunakan variabel dependen ROA.
Berdasarkan grafik 4.5 pada tahun 2007, ROA tertinggi dihasilkan
oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,61% sedangkan ROA terendah
dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 0,9%. Rata-rata ROA
tahun 2007 yaitu sebesar 2,44%. Bank Rakyat Indonesia berada di
urutan tertinggi kembali dengan nilai sebesar 4,18% pada tahun 2008.
Posisi terendah ditempati oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Cimb
Niaga dengan nilai ROA sebesar 1,1%. ROA pada tahun 2008
memiliki rata-rata yaitu sebesar 2,014%.
Grafik 4.5
Rasio Return On Assets (ROA) Periode Tahun 2007-2014
Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)
Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan
tertinggi seperti dua tahun lalu dengan nilai ROA sebesar 3,73%. Bank
0123456 2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
- 93 -
Maybank Indonesia dengan nilai ROA sebesar 0,09% menjadi urutan
terendah. Rata-rata ROA pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,06%.
Berdasarkan grafik 4.5 diatas pada tahun 2010, ROA tertinggi
ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,64%. Di urutan kedua
Bank Central Asia sebesar 3,51%. Bank Mandiri di urutan ketiga
dengan nilai sebesar 3,5%. Urutan keempat ditempati Bank Danamon
sebesar 3,43% dan Bank Cimb Niaga berada di urutan kelima dengan
nilai sebesar 2,66%. Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan
Indonesia berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai sebesar
2,49% dan 2,05%. Di urutan kedelapan Bank Permata dengan ROA
sebesar 2 %. Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati
Bank Panin dan Bank Maybank Indonesia sebesar 1,76% dan 0,85%.
Urutan ROA pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun
2010 untuk urutan pertama sampai ketiga ditempati oleh Bank Rakyat
Indonesia, Bank Central Asia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar
4,93%, 3,82%, dan 3,37%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia
sebesar 2,94% dan kelima ada Bank Cimb Niaga sebesar 2,78%. Bank
Danamon, Bank Tabungan Negara dan Bank Permata berada di urutan
keenam, ketujuh, dan kedelapan dengan nilai ROA sebesar 2,58%,
2,03%, dan 2,02%. Diurutan kesembilan Bank Panin sebesar 1,66%,
sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan kesepuluh sebesar 1,11%.
- 94 -
Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan
pertama dengan nilai ROA sebesar 5,15% dan Bank Central Asia
urutan kedua dengan nilai sebesar 3,59%. Di urutan ketiga ada Bank
Mandiri sebesar 3,55%.Urutan keempat dan kelima ditempati oleh
Bank Cimb Niaga dan Bank Danamon dengan nilai sama sebesar
3,18%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keenam sebesar
2,92%, sedangkan Bank Panin di urutan ketujuh sebesar 1,96%.
Kemudian di urutan kedelapan Bank Tabungan Negara dengan nilai
sebesar 1,94%. Bank Permata di urutan kesembilan sebesar 1,7%.
Bank Maybank Indonesia tetap berada di urutan kesepuluh dengan
nilai ROA sebesar 1,49%.
Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Rakyat Indonesia sebesar
5,03% dan Bank Central Asia sebesar 3,84%. Urutan ketiga dengan
ROA sebesar 6,18% ditempati Bank Mandiri. Urutan keempat ada
Bank Negara Indonesa dengan sebesar 3,36%. Bank Cimb Niaga
dengan nilai sebesar 2,76% urutan kelima dan Bank Danamon menjadi
urutan keenam sebesar 2,75%. Bank Panin Masih bertengger urutan
ketujuh sebesar 1,85% dan urutan kedelapan ada Bank Tabungan
Negara dengan nilai sebesar 1,79%. Di urutan kesembilan ada Bank
Maybank Indonesia sebesar 1,71% dan terakhir Bank Permata sebesar
1,55%.
Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Rakyat Indonesia
sebesar 4,74%, sedangkan Bank Central Asia di urutan kedua sebesar
- 95 -
3,86%. Bank Mandiri dan Bank Negara Indoonesia urutan ketiga dan
keempat dengan nilai ROA sebesar 3,57% dan 3,49%. Bank Danamon
urutan kelima dengan nilai sebesar 3,14%. Di urutan keenam Bank
Panin sebesar 1,79% dan Bank Cimb Niaga di urutan ketujuh dengan
nilai ROA sebesar 1,44%. Bank Permata berada di urutan kedelapan
sebesar 1,16%, sedangkan urutan kesembilan Bank Tabungan Negara
dengan nilai sebesar 1,12%. Posisi terakhir Bank Maybank Indonesia
dengan nilai sebesar 0,67%.
4. Analisis Data dan Pembahasan
Pemilihan penggunaan data panel ada tiga pendekatan yaitu
Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Commond Effect atau
OLS tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, diasumsikan
bahwa prilaku data antara perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.
Fixed Effect atau FE merupakan suatu model yang dapat menunjukan
perbedaan kontanta antaraobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang
sama maksudnya bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap
besarnya untuk berbagai periode waktu. Sedangkan Random Effect untuk
mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel
semu, sehingga model mengalami ketidakpastian dan yang tidak
menggunakan variabel semu, menggunakan residual yang diduga memiliki
hubungan antara waktu dan antara objek.
- 96 -
Untuk memilih model yang digunakan pendekatan Commond
Effect atau Fixed Effect digunakan uji chow. Uji Hausman digunakan
untuk memilih pendekatan Fixed Effect atau Random Effect.
Tabel 4.5
Regresi Data Panel
Variable
MODEL
OLS FEM REM
Coefficient Prob. Coefficient Prob. Coefficient Prob.
C -1.348.454 0.5594 -5.834.965 0.0019 -4.462.702 0.0757
BOPO -0.499812 0.0994 -0.054770 0.6880 -0.210446 0.3869
NIM 1.573.929 0.0000 1.545.125 0.0000 1.352.446 0.0001
NPL -0.367246 0.0017 -0.447633 0.0006 -0.542665 0.0001
LDR -0.227178 0.5542 0.765991 0.0117 0.515671 0.2054
ROE 1.119.893 0.0000 0.729026 0.0000 0.819202 0.0000
CAR 0.470805 0.2712 0.268392 0.1666 0.474222 0.1702
Prob
(F-statistic) 0.000000 0.000000 0.000000
Adjusted R-
squared (R2)
0.775368 0.954937 0.587536
Sumber: Data diolah Peneliti
Pendekatan Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect
dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukan probabilitas statistik (F
hitung) ketiga pendekatan nilainya sama sebesar 0,000000. Nilai adjused
R. Squared (R2) ketiganya berbeda, Random Effect msmiliki nilai R
2
terendah sebesar 0,587536, Commond Effect berada di urutan kedua
sebesar 0,775368 dan pendekatan yang tertinggi Fixed Effect dengan nilai
R2
sebesar 0,954937.
- 97 -
a. Uji Chow
Uji Chow merupakan uji yang digunakan untuk memilih
pendekatan Commond Effect atau Fixed Effect yang paling tepat untuk
megestimasi data panel.
Dasar penolakan terhadap hipotesis yakni membandingkan
perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan F hitung > F
tabel, maka hipotesis H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat
digunakan adalah model Fixed Effect. Sedangkan jika F hitung < F
tabel, maka hipotesis H0 diterima yang berarti model yang digunakan
adalah pooled least square Effect atau common effect model.
Berikut ini hasil uji chow untuk memilih antara model common
effect atau fixed effect.
Tabel 4.6
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 8.879128 (9,64) 0.0000
Cross-section Chi-square 64.825598 9 0.0000
Sumber : data diolah penelliti
Dari data di atas, nilai prioritas F-Statistik model penelitian
adalah 0,0000, dengan demikian model data panel yang digunakan
antara Commond Effect atau Fixed Effect karena nilai kritis tabel F α =
- 98 -
5%, maka H0 ditolak. Selanjutnya jika dalam uji chow menyimpulkan
menggunakan Fixed Effect, maka perlu dilakukan pengujian
selanjutnya yaitu uji Hausman.
b. Uji Hausman
Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih model
Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Menurut
Menurut para ahli ekonometri jika data panel jumlah waktu lebih besar
dibandingkan variabel maka disarankan menggunakan Fixed Effect
dan sebaliknya.
Tabel 4.7
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 18.303520 6 0.0055
Sumber : data diolah penelliti
Dari hasil di atas, dapat dilihat profitabilitasnya 0,0055 maka
nilai profitabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α = 5%. Hasil uji
hausman menyimpulkan metode data panel yang tepat digunakan
antara Fixed Effect atau Random Effect adalah Fixed Effect.
- 99 -
5. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka H0 ditolak
dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka H0 diterima
(Shochrul,dkk, 2011:43).
Dari hasil grafik histogram 4.6 menunjukan nilai jarquer-ber
sebesar 0,431119 yang berarti lebih kecil dari 2, dan nilai
profitabilitasnya 0,806090 lebih besar dari 0,1, maka disimpulkan
bahwa H0 diterima dan data yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji
normalitas.
Grafik 4.6
Hasil Uji Normalitas
Sumber : data diolah penelliti
b. Uji Multikolinieritas
Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang
sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2007 2014
Observations 80
Mean -2.08e-17
Median -0.002736
Maximum 0.714944
Minimum -0.682356
Std. Dev. 0.313876
Skewness -0.014049
Kurtosis 2.641467
Jarque-Bera 0.431119
Probability 0.806090
- 100 -
variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi
masing-masing variabel bebas jika koefisien kolerasi di antara masing-
masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas
(Shochrul, dkk, 2009).
Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model
mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil dari
F krisis, maka model tidak mengandung unsur multikolinearitas.
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolineritas
BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231
NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271
NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768
LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292
ROE -0.366676 0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536
CAR -0.293231 0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000
Sumber : data diolah penelliti
Tabel 4.8 menujukan matrik korelasi bahwa hubungan antara
variabel independennya semua di bawah 0,8 sehingga dapat di
simpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat
masalah multikolinearitas.
- 101 -
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua
gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki
varians yang sama ((Shochrul, dkk, 2009).
Nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut tidak
mengandung masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya jika
profitabilitasnya < α 5%, maka data tersebut terdapat masalah
heteroskedastisitas. Dalam uji heteroskedastisitas peneliti mengunakan
uji glejser, dibawah ini hasil dari uji glejser:
Tabel 4.9
Hasil Uji Glejser
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -8.181304 7.923672 -1.032514 0.3057
BOPO -0.155811 0.526531 -0.295919 0.7682
NIM 1.407902 1.112035 1.266060 0.2101
NPL 0.861017 0.445126 1.934322 0.0575
LDR 0.959908 1.269659 0.756036 0.4524
ROE 0.307814 0.279264 1.102231 0.2745
CAR 0.756960 0.784841 0.964475 0.3384
Sumber : data diolah penelliti
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel
memiliki profitabilitas diatas 5% atau 0,05. Kesimpulan dapat diambil
bahwa keseluruan variabel telah lolos uji heteroskedastisitas atau tidak
ada masalah heteroskedastisitas.
- 102 -
d. Uji Autokolerasi
Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa
dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum
bisa diambil patokan:
1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi
4) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih
Santoso, 2010).
Hasil uji autokorelasi dapat terlihat di tabel 4.10 sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Autokolerasi
Weighted Statistics
R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425
Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176
S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936
F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data diolah penelliti
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa hasil regresi
dari nilai Durbin – Watson statistik sebesar 1,512195, maka model
regresi ini tidak terdapat gejala autokorelasi karena nilai D-W diantara
-2 dan +2 atau -2 < 1,512195 > +2.
- 103 -
6. Uji Signifikasi
a. Uji Persial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-
masing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel
dependen.Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai hasil uji T
statistik dengan uji T tabel.
Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik
variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan
jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel
independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel dependen
(Widarjono,2010).
Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi (one tail test)
dengan α = 5%, maka diperoleh t-tabel sebagai berikut:
T-tabel = α ; df = ( n – k ) ?
= 5%; df = (80 – 7 )
= 0,05 ; df = 73
= 1,671
Tabel 4.11
Hasil Uji T
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 03/20/16 Time: 09:18
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
- 104 -
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019
BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880
NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000
NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006
LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117
ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000
CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425
Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176
S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936
F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125
Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882
Sumber : data diolah penelliti
- 105 -
Berdasarkan tabel 4.11 di atas maka dapat di analisis sebagai
berikut:
1) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Dari hasil perhitungan uji secara persial BOPO diperoleh
nilai t-hitung sebesar -0,403408 dengan nilai signifikansi sebesar
0,6880. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -0,403408 lebih kecil dari t-
tabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel beban operasional
pendapatan operasional (BOPO) tidak memiliki pengaruh
terhadap return on assets. Hal ini dapat di interperestasikan bahwa
kenaikan BOPO sebesar 1 persen, maka ROA tidak akan
mengalami penurunan -0,403408 persen dengan asumsi variabel
independen yang lain dianggap konstan.
2) Net Interst Margin (NIM)
Dari hasil perhitungan uji secara persial NIM diperoleh
nilai t-hitung sebesar 5,976935 dengan nilai signifikansi sebesar
0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 5,976935 lebih besar dari t-
tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets
berpengaruh secara positif terhadap NIM. Tanda positif yang
dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan NIM sebesar
- 106 -
1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 5,976935%
dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
3) Non Performing Loan (NPL)
Dari hasil perhitungan uji secara persial NPL diperoleh
nilai t-hitung sebesar -3,60483 dengan nilai signifikansi sebesar
0,0006. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -3,60483 lebih kecil dari t-
tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets
berpengaruh secara negatif terhadap NPL. Tanda negatif yang
dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa jika NPL mengalami
kenaikan sebesar 1%, maka ROA akan mengalami penurunan
sebesar 3,60483% dengan asumsi variabel independen yang lain
dianggap konstan.
4) Loan To Deposito Ratio (LDR)
Dari hasil perhitungan uji secara persial LDR diperoleh
nilai t-hitung sebesar 2,594521 dengan nilai signifikansi sebesar
0,0117. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 2,594521 lebih besar dari t-
tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets
berpengaruh secara positif terhadap LDR. Tanda positif yang
dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan LDR sebesar
- 107 -
1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 2,594521%
dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
5) Return On Equty (ROE)
Dari hasil perhitungan uji secara persial ROE diperoleh
nilai t-hitung sebesar 7,801715 dengan nilai signifikansi sebesar
0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 7,801715 lebih besar dari t-
tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets
berpengaruh secara positif terhadap ROE. Tanda positif yang
dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan ROE sebesar
1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 7,801715%
dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
6) Capital Adequacy Ratio (CAR)
Dari hasil perhitungan uji secara persial CAR diperoleh
nilai t-hitung sebesar 1,399173 dengan nilai signifikansi sebesar
0,1666. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar
dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 1,399173 lebih kecil dari t-
tabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel capital adequacy
ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets.. Hal ini
dapat di interperestasikan bahwa kenaikan CAR sebesar 1%, maka
- 108 -
ROA tidak akan mengalami peningkatan sebesar 1,399173%
dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
b. Uji Simultan (Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan
atau tidak.
Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau
menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang menunjukan
besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat bahwa
probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga keputusan adalah
menolak H0 atau menerima Ha (Widarjono, 2009:70).
Tabel 4.12
Hasil Uji F
Weighted Statistics
R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425
Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176
S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936
F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : data diolah penelliti
Berdasarkan tabel 4.12 di atas diperoleh bahwa F-hitung
sebesar 112,6078, sehingga nilai F-tabel dengan numerator (6) dan
denominator (74) pada α = 5% adalah 2,22. F-hitung lebih besar dari
- 109 -
F-tabel (112,6078 > 2,22) dan nilai profitabilitas F statistik sebesar
0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikasi 5%. Kesimpulannya
bahwa H0 ditolak yang berarti variabel independen yaitu BOPO,
NIM, NPL, LDR, ROE dan CAR secara signifikasi berpegaruh secara
simultan terhadap variabel dependen.yaitu kinerja keuangan bank
(ROA)
c. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi berganda
menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh
variabel-variabel bebasnya .
Berdasarkan tabel 4.12 menyatakan bahwa nilai adjusted R-
square sebesar 0,954937 atau 95,49% yang menunjukan bahwa
kemampuan variabel BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR dalam
mempengaruhi variabel kinerja keuangan bank (ROA) adalah sebesar
95,49%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sebesar
4,51%.
7. Uji Analisis Regresi Data Panel
Berikut ini hasil dari regresi data panel dengan menggunakan uji
terpilih model fixed effect :
- 110 -
Tabel 4.13
Hasil Regresi Model Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 03/20/16 Time: 09:18
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019
BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880
NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000
NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006
LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117
ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000
CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425
Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176
S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936
- 111 -
F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125
Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882
Sumber : data diolah penelliti (Signifikasi pada α = 5%)
Berdasarkan uji Chow dan uji Hausman, model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FE). Selanjutnya
dilakukan uji asumsi klasik, dan hasil estimasi model penelitian tersebut
dapat membentuk sebagai berikut :
ROA= − 5,834965 + 1,545125 NIM – 0,447633 NPL + 0.765991 LDR
+0.729026 ROE
Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat
diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Variabel BOPO memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,6880 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1
yaitu BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Mengindikasikan
bahwa perusahaan tidak menggunakan teknologi dengan baik sehingga
banyak menggunkan kertas dalam operasinya. Hasil penelitian ini
didukung oleh Muh. Sabir M, Dkk (2012) yang menyatakan bahwa
BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA.
- 112 -
b. Net Interst Margin (NIM)
Variabel NIM memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0
yaitu NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari
variabel NIM memiliki arah yang positif sebesar 1,545125. Nilai ini
menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada NIM, maka ROA
mengalami peningkatan sebesar 1,545125%. Mengindikasikan
semakin tinggi nilai NIM maka semakin besar pendapatan bersih yang
diperoleh oleh bank. Meningkatnya pendapatan bunga hasil bank
secara tidak langsung akan meningkatkan ROA bank, kemungkinan
bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian ini didukung
penelitian Mulatsih (2014) dan Anne Maria (2015) yang menunjukan
bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
c. Non Performing Loan (NPL)
Variabel NPL memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0006 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0
yaitu NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari
variabel NPL memiliki arah yang negatif sebesar -0,447633.
Peningkatan NPL akan mempengaruhi kinerja bank karena semakin
tinggi NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang
- 113 -
menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh
karena itu bank harus menanggung kerugian dalm operasioalnya
sehingga berpengaruh terhadap penurunan ROA. Nilai ini menunjukan
bahwa setiap peningkatan 1% pada NPL, maka ROA mengalami
menurunkan sebesar -0,447633%. Hasil penelitian ini didukung
penelitian Mulatsih (2014), Kalopo T. Funso, Dkk (2012), dan Muh.
Sabir M, Dkk (2012) yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA.
d. Loan To Deposito (LDR)
Variabel LDR memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0117 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0
yaitu LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari
variabel LDR memiliki arah yang positif sebesar 0,765991. Nilai ini
menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada LDR, maka ROA
mengalami menaikkan sebesar 0,765991%. Mengindikasikan bahwa
semakin tinggi dana masyarakat dihimpun dan dapat menyalurkan
kredit secara tepat maka akan meningkatkan ROA sehingga bank dapat
menjalankan fungsinya sebagai intermediasi (perantara) dengan baik.
Hasil penelitian ini didukung penelitian Muh. Sabir M, Dkk (2012),
dan Listyorini Wahyu Widati (2012) yang menunjukan bahwa LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
- 114 -
e. Return On Equty (ROE)
Variabel ROE memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0
yaitu ROE berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari
variabel ROE memiliki arah yang positif sebesar 0,729026. Nilai ini
menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada ROE, maka ROA
mengalami meningkatkan sebesar 0,729026%. ROE mengindikasikan
bahwa semakin tinggi Ratio On Equity (ROE), maka bank semakin
baik mengolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah
pajak. Hasil penelitian ini didukung penelitian Mulatsih (2014) yang
menunjukan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA.
f. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Variabel CAR memiliki probabilitas t-statistik sebesar
0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,1666 (α=5%)
dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1
yaitu CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dikarenakan bank
tidak menggunakan modalnya untuk meningkatkan profitabilitasnya.
Hasil penelitian ini didukung oleh Anne Maria (2015) yang
menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap ROA.
- 115 -
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitia ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Efisiensi
Operasional (BOPO), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR),
Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return
On Assets (ROA) sebagai proksi kinerja keuangan bank umum nasional
berdasarkan aset tahun 2014. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut:
1) Hasil uji regresi data panel dengan menggunakan Fixed effect model
dari semua variabel independen yang telah diuji terhadap variabel
dependen menunjukan variabel NIM, LDR dan ROE memiliki
pengaruh positif dan singnifikan terhadap ROA. Variabel NPL
memiliki pengaruh negatif dan singnifikan terhadap ROA, kemudian
variabel BOPO dan CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.
2) Hasil determinasi (adjusted R-square) menunjukkan bahwa
kemampuan variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan
CAR) dalam mempegaruhi variabel dependen (ROA) sebesar 95,49%.
Sisanya sebesar 4,51% menunjukan Return on Assets dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak terdapat oleh model.
3) Dari ke variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan
CAR) yang paling mempengaruhi variabel dependen (ROA) yaitu
variabel NIM sebesar 1, 545125%.
- 116 -
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa implikasi yang
mungkin bermanfaat, sebagai berikut:
1) Bagi Manajemen Bank
Untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan bank, maka sektor
perbankan diharapkan dapat mengendalikan aset dan memperhatikan
likuiditas bank dengan menyediakan dana yang cukup dalam
operasional perusahaan dan dapat memanfaatkan dengan maksimal
sehingga dapat meningkatkan laba kemudian kinerja bank pun akan
lebih baik.
2) Bagi Investor
Membuat keputusan investasi pada bank perlu
mempertimbangkan faktor-faktor lain selain kebijakan moneter.
Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam investasi
antara lain efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on
equity , dan capital adequacy ratio, sehingga investor dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
3) Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan referansi
untuk penelitian selanjutnya.
C. Saran
Peneliti berikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya akan
melakukan penelitian sejenis:
- 117 -
1) Rekomendasi untuk pengembangan penelitian dimasa mendatang agar
mengembangkan variabel dan perluas sampel penelitian dan lebih
mengembangkan hipotesis-hipoesis baru untuk mengukur kinerja
keuangan bank.
2) Menggunakan data yang lebih akurat dengan jumlah data yang lebih
banyak dan dengan rentan waktu yang lebih panjang serta laporan
keuangan terbaru agar memungkinkan hasil penelitian lebih baik.
3) Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap, akurat dan
terbaru sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.
- 118 -
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul Rohmatul, et. all. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. Salemba
Empat. Jakarta, 2011.
Alkhatib, Akram. “Financial Performance of Palestinian Commercial Bank”.
International Journal of Business and Social Science volume 3, nomor 3,
2012.
Amidu, Mohammed. Hinson, Robert. “Credit Risk, Capital Structure And Lending
Decisions Of Banks In Ghana”. Journal Banks and Bank System volume 1,
Issue 1, 2006.
Arafat, Wilson. ”Manajemen Perbankan Indonesia, teori dan implementasi”.
Pustaka LP3ES. Jakarta, 2006.
Boone, dan Kurtz. “Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku
1”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008.
“Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku
2”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008.
Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2001.
Direktori Perbankan Indonesia 2004.
Direktori Perbankan Indonesia 2005.
Direktori Perbankan Indonesia 2006.
Direktori Perbankan Indonesia 2007.
Direktori Perbankan Indonesia 2008.
Ebert RJ & Graffin RW. “Business Assentials, International Adition, Third
Edition”. Prentice Hall. New Jersey, 2000.
- 119 -
Ismail. “Akuntansi Bank : teori dan aplikasi dalam rupiah”. Kencana. Jakarta,
2011.
Mishkin, Frederic S. “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”.
Salemba Empat. Jakarta. 2008.
. “The Economics of Money, Banking, and Financial
Markets”. Pearson Education Inc. New York. 2007.
Mishkin, F & Serletis, A. “The Economics of Money, Banking, and Financial
Markets”. Pearson Addison Wesley. Toronto. 2011.
Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/ 15 /Pbi/2008 Tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management, edisi empat”.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 2006.
Rodoni, Ahmad, et. all. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Tanggerang, 2010.
Sekaran, Uma. “Research Methods for Business, edisi empat”. Salemba Empat.
Jakarta, 2003.
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, teori dan aplikasi dengan SPSS”. CV. Andi
Offset. Yogyakarta, 2011.
Statistik Perbankan Indonesia 2008. Direktorat Perizinan dan Informasi
Perbankan. Available at: http://www.bi.go.id
Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.
Unit Penerbitan dan Percetakan STIM YKPN. Yogyakarta, 2007.
- 120 -
www.bi.go.id
www.ojk.go.id
www.bankirnews.com
http://iknow.apb-group.com/debt-to-total-asset-ratio/#more-771 3 September
2012 oleh Arief Tegar Laksono
- 121 -
TABEL LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Tahunan 10 Bank
obs ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
1 - 07 4.610000 4.245634 2.385086 1.235471 4.231204 3.454422 2.762538
1 - 08 4.180000 4.285653 2.320425 1.029619 4.381151 3.540959 2.578701
1 - 09 3.730000 4.352340 2.212660 1.211941 4.392967 3.561614 2.580217
1 - 10 4.640000 4.260706 2.376764 1.022451 4.319752 3.780319 2.621766
1 - 11 4.930000 4.200055 2.259678 0.832909 4.333361 3.749269 2.705380
1 - 12 5.150000 4.093177 2.130610 0.576613 4.380150 3.654805 2.830268
1 - 13 5.030000 4.103965 2.145931 0.438255 4.483454 3.529591 2.832625
1 - 14 4.740000 4.180063 2.141242 0.524729 4.402809 3.441059 2.907447
2 - 07 2.300000 3.068053 1.648659 1.974081 3.994524 2.760010 3.049273
2 - 08 2.500000 3.165475 1.704748 1.547563 4.080922 2.895912 2.753661
2 - 09 3.130000 4.258728 1.646734 0.963174 4.080077 3.095578 2.736314
2 - 10 3.500000 4.196149 1.684545 0.792993 4.181134 3.499231 2.592265
2 - 11 3.370000 4.207971 1.665818 0.779325 4.271793 3.241420 2.730464
2 - 12 3.550000 4.157789 1.719189 0.553885 4.352340 3.304319 2.739549
2 - 13 3.660000 4.133726 1.736951 0.470004 4.418479 3.307253 2.703373
2 - 14 3.570000 4.174080 1.781709 0.506818 4.406963 3.250762 2.809403
3 - 07 3.300000 4.149464 1.808289 -0.223140 3.775057 3.391147 2.954910
3 - 08 3.400000 4.201703 1.887070 -0.510830 3.985273 3.407842 2.760010
3 - 09 3.400000 4.229458 1.856298 -0.356670 3.917408 3.459466 2.727853
3 - 10 3.510000 4.176232 1.665818 -0.446290 4.010238 3.505557 2.602690
3 - 11 3.820000 4.108740 1.736951 -0.713350 4.121798 3.511545 2.545531
3 - 12 3.590000 4.133726 1.717395 -0.967580 4.228438 3.414443 2.656055
3 - 13 3.840000 4.119362 1.821318 -0.820980 4.322144 3.337547 2.751110
3 - 14 3.860000 4.134046 1.876407 -0.510830 4.340814 3.238678 2.824944
4 - 07 0.900000 4.532599 1.609438 2.104134 4.104295 2.079442 2.753661
4 - 08 1.100000 4.502029 1.840550 1.589235 4.228293 2.197225 2.602690
4 - 09 1.720000 4.441003 1.793425 1.543298 4.159820 2.791165 2.623218
4 - 10 2.490000 4.330602 1.754404 1.453953 4.250636 3.206803 2.924773
4 - 11 2.940000 4.284689 1.796747 1.283708 4.253767 2.998728 2.869602
4 - 12 2.920000 4.262539 1.780024 1.043804 4.350536 2.995232 2.813611
4 - 13 3.360000 4.206482 1.809927 0.774727 4.446174 3.112181 2.714032
4 - 14 3.490000 4.245347 1.824549 0.672944 4.475175 3.162940 2.786245
5 - 07 2.490000 4.362334 1.805005 1.108563 4.373238 3.024320 2.867899
5 - 08 1.100000 4.480287 1.738710 0.916291 4.475517 2.089392 2.747271
5 - 09 2.110000 4.418117 1.888584 1.118415 4.556190 2.786861 2.609334
5 - 10 2.660000 4.345881 1.860975 0.928219 4.468548 3.171365 2.585506
5 - 11 2.780000 4.334935 1.731656 0.985817 4.529692 3.100092 2.571849
- 122 -
5 - 12 3.180000 4.272491 1.769855 0.845868 4.554298 3.153163 2.713369
5 - 13 2.760000 4.301223 1.675226 0.802002 4.548494 2.948116 2.731767
5 - 14 1.440000 4.475745 1.678964 1.360977 4.599756 2.199444 2.745988
6 - 07 1.900000 4.440296 1.945910 1.526056 4.477337 2.895912 2.587764
6 - 08 1.700000 4.487512 1.824549 1.252763 4.404277 2.517696 2.379546
6 - 09 1.390000 4.490657 1.740466 1.118415 4.506896 2.610070 2.498152
6 - 10 2.000000 4.430817 1.609438 1.098612 4.465908 3.126761 2.639057
6 - 11 1.660000 4.447580 1.635106 0.712950 4.419563 2.764431 2.644045
6 - 12 1.700000 4.420406 1.615420 0.314811 4.494462 2.864484 2.763800
6 - 13 1.550000 4.442534 1.439835 0.019803 4.491329 2.752386 2.658860
6 - 14 1.160000 4.497585 1.289233 0.530628 4.490096 2.498974 2.608598
7 - 07 2.400000 3.869116 2.341806 0.832909 4.478473 3.131137 3.010621
7 - 08 1.500000 3.990834 2.406945 0.832909 4.458988 2.681022 2.734368
7 - 09 1.780000 4.459682 2.166765 1.534714 4.485936 2.415914 2.865054
7 - 10 3.430000 4.395313 2.231089 1.178655 4.541378 2.844909 2.634045
7 - 11 2.580000 4.373490 2.068128 0.996949 4.588329 2.895912 2.810607
7 - 12 3.180000 4.317888 2.157559 0.963174 4.610854 2.782539 2.911263
7 - 13 2.750000 4.377893 2.135349 0.708036 4.554508 2.675527 2.882564
7 - 14 3.140000 4.338728 1.989243 0.904218 4.528289 2.149434 2.882564
8 - 07 3.140000 3.830596 1.759581 1.118415 4.525694 2.637628 3.071767
8 - 08 1.750000 3.863043 1.551809 1.467874 4.368561 2.318458 3.011113
8 - 09 1.780000 4.434026 1.560248 1.147402 4.294697 2.341806 3.081451
8 - 10 1.760000 4.424727 1.523880 1.472472 4.307034 2.452728 2.812410
8 - 11 2.020000 4.385271 1.534714 1.269761 4.386517 2.683074 2.859340
8 - 12 1.960000 4.366151 1.432701 0.524729 4.482550 2.732418 2.685805
8 - 13 1.850000 4.379273 1.408545 0.756122 4.474036 2.678278 2.729159
8 - 14 1.790000 4.417394 1.342865 0.717840 4.505460 2.571849 2.748552
9 - 07 1.920000 4.453067 1.699279 1.398717 4.525911 3.029167 3.096934
9 - 08 1.800000 4.456438 1.625311 1.163151 4.623305 2.977568 2.781301
9 - 09 1.470000 4.480627 1.536867 1.211941 4.617988 2.676215 3.067588
9 - 10 2.050000 4.411464 1.790091 1.181727 4.686013 2.806990 2.817801
9 - 11 2.030000 4.403666 1.750937 1.011601 4.630448 2.870736 2.710048
9 - 12 1.940000 4.391234 1.763017 1.408545 4.614130 2.903069 2.873000
9 - 13 1.790000 4.409034 1.693779 1.398717 4.648421 2.775709 2.748552
9 - 14 1.120000 4.490769 1.497388 1.388791 4.690063 2.366498 2.683758
10 - 07 1.440000 4.567261 1.644805 0.708036 4.477450 2.466403 2.986187
10 - 08 1.110000 4.550503 1.720979 0.693147 4.460491 2.100469 2.971440
10 - 09 0.090000 4.631228 1.780024 0.883768 4.358118 -0.274440 2.688528
10 - 10 0.850000 4.539778 1.745716 1.128171 4.421007 1.918392 2.526528
10 - 11 1.110000 4.523418 1.625311 0.760806 4.487062 2.214846 2.470639
10 - 12 1.490000 4.474036 1.640937 0.530628 4.469809 2.759377 2.551786
10 - 13 1.710000 4.435093 1.597365 0.746688 4.466368 2.783776 2.546315
10 - 14 0.670000 4.532922 1.560248 0.802002 4.529045 1.795087 2.773214
- 123 -
LAMPIRAN
HASIL OUTPUT REGRESI PANEL
Regresi Commond Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 03/20/16 Time: 07:00
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1.348454 2.299466 -0.586420 0.5594
BOPO -0.499812 0.299511 -1.668762 0.0994
NIM 1.573929 0.262098 6.005116 0.0000
NPL -0.367246 0.112776 -3.256417 0.0017
LDR -0.227178 0.382295 -0.594246 0.5542
ROE 1.119893 0.128701 8.701544 0.0000
CAR 0.470805 0.424626 1.108750 0.2712
R-squared 0.792429 Mean dependent var 2.515125
Adjusted R-squared 0.775368 S.D. dependent var 1.132468
S.E. of regression 0.536737 Akaike info criterion 1.676817
Sum squared resid 21.03034 Schwarz criterion 1.885244
Log likelihood -60.07267 Hannan-Quinn criter. 1.760381
F-statistic 46.44771 Durbin-Watson stat 0.794231
Prob(F-statistic) 0.000000
- 124 -
Regresi Fixed Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 03/20/16 Time: 09:18
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019
BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880
NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000
NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006
LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117
ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000
CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425
Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176
S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936
F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195
Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125
Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882
- 125 -
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 8.879128 (9,64) 0.0000
Cross-section Chi-square 64.825598 9 0.0000
Regresi Random Effect
Dependent Variable: ROA
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/20/16 Time: 09:16
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -4.462702 2.476391 -1.802100 0.0757
BOPO -0.210446 0.241739 -0.870549 0.3869
NIM 1.352446 0.337008 4.013100 0.0001
NPL -0.542665 0.131087 -4.139748 0.0001
LDR 0.515671 0.403557 1.277813 0.2054
ROE 0.819202 0.115730 7.078587 0.0000
CAR 0.474222 0.342340 1.385235 0.1702
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.348174 0.4534
Idiosyncratic random 0.382274 0.5466
Weighted Statistics
R-squared 0.618863 Mean dependent var 0.910153
Adjusted R-squared 0.587536 S.D. dependent var 0.643433
S.E. of regression 0.413234 Sum squared resid 12.46567
F-statistic 19.75533 Durbin-Watson stat 1.045772
Prob(F-statistic) 0.000000
- 126 -
Unweighted Statistics
R-squared 0.726280 Mean dependent var 2.515125
Sum squared resid 27.73228 Durbin-Watson stat 0.470075
Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 18.303520 6 0.0055
Uji Normalitas
Uji Multikolinearitas
BOPO NIM NPL LDR ROE CAR
BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231
NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271
NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768
LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292
ROE -0.366676 0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536
CAR -0.293231 0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2007 2014
Observations 80
Mean -2.08e-17
Median -0.002736
Maximum 0.714944
Minimum -0.682356
Std. Dev. 0.313876
Skewness -0.014049
Kurtosis 2.641467
Jarque-Bera 0.431119
Probability 0.806090
- 127 -
Uji Heterokedastisitas (Uji Glerser)
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 03/20/16 Time: 09:33
Sample: 2007 2014
Periods included: 8
Cross-sections included: 10
Total panel (balanced) observations: 80
Linear estimation after one-step weighting matrix
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -8.181304 7.923672 -1.032514 0.3057
BOPO -0.155811 0.526531 -0.295919 0.7682
NIM 1.407902 1.112035 1.266060 0.2101
NPL 0.861017 0.445126 1.934322 0.0575
LDR 0.959908 1.269659 0.756036 0.4524
ROE 0.307814 0.279264 1.102231 0.2745
CAR 0.756960 0.784841 0.964475 0.3384
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
Weighted Statistics
R-squared 0.376280 Mean dependent var 1.922868
Adjusted R-squared 0.230096 S.D. dependent var 1.376320
S.E. of regression 1.400943 Sum squared resid 125.6091
F-statistic 2.574009 Durbin-Watson stat 2.577055
Prob(F-statistic) 0.004550
Unweighted Statistics
R-squared 0.322365 Mean dependent var 1.592645
Sum squared resid 132.0689 Durbin-Watson stat 2.381621