pengaruh eco-efficiency, green innovation dan carbon

24
85 ISSN : 2339-0859 (Online) Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol.8 No.2 Tahun 2021 : hal 85-108 Doi: http://dx.doi.org/10.25105/jmat.v8i2.9742 PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON EMISSION DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI MODERASI Dading Damas 1 Rovila El Maghviroh 2 Meidiyah Indreswari 3 1,2,3 Magister Akuntansi Universitas Trisakti *Korespondensi: [email protected] Abstract The purpose of this study is to test, analyze and provide empirical evidence of the effect of eco-efficiency, green innovation, disclosure of carbon emissions on firm value. The sample in this study were manufacturing companies that were listed and participated in the environmental performance rating assessment (PROPER) program as an environmental performance issued by the Ministry of Environment in 2014-2019 with a sampling method using purposive sampling criteria that collected 25 companies with 144 observations. The data analysis method used multiple linear regression. The results show that eco-efficiency has a significant negative effect, green innovation has a significant positive effect and carbon emission disclosure has a significant positive effect on firm value. Meanwhile, environmental performance can only strengthen the negative effect of eco-efficiency on firm value but does not moderate the effect of green innovation and disclosure of carbon emissions on firm value. Keywords: Eco-Efficiency, Green Innovation, Disclosure of Carbon Emissions, Environmental Performance and Corporate Value. JEL Classification : Q56, G3 Submission date: 12 Juli 2021 Accepted date: 15 Juli 2021

Upload: others

Post on 02-Nov-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

85

ISSN : 2339-0859 (Online)

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti

Vol.8 No.2 Tahun 2021 : hal 85-108

Doi: http://dx.doi.org/10.25105/jmat.v8i2.9742

PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN

CARBON EMISSION DISCLOSURE TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI

MODERASI

Dading Damas1

Rovila El Maghviroh2

Meidiyah Indreswari3

1,2,3 Magister Akuntansi Universitas Trisakti

*Korespondensi: [email protected]

Abstract

The purpose of this study is to test, analyze and provide empirical evidence of the effect

of eco-efficiency, green innovation, disclosure of carbon emissions on firm value. The

sample in this study were manufacturing companies that were listed and participated in

the environmental performance rating assessment (PROPER) program as an

environmental performance issued by the Ministry of Environment in 2014-2019 with a

sampling method using purposive sampling criteria that collected 25 companies with

144 observations. The data analysis method used multiple linear regression. The

results show that eco-efficiency has a significant negative effect, green innovation has a

significant positive effect and carbon emission disclosure has a significant positive

effect on firm value. Meanwhile, environmental performance can only strengthen the

negative effect of eco-efficiency on firm value but does not moderate the effect of green

innovation and disclosure of carbon emissions on firm value.

Keywords: Eco-Efficiency, Green Innovation, Disclosure of Carbon Emissions,

Environmental Performance and Corporate Value.

JEL Classification : Q56, G3

Submission date: 12 Juli 2021 Accepted date: 15 Juli 2021

Page 2: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

86

PENDAHULUAN

Pemanasan global merupakan salah satu fenomena yang mengancam

kelangsungan bumi dengan meningkatnya temperatur global dari tahun ke tahun yang

disebabkan karena efek gas rumah kaca karena meningkatnya pelepasan emisi gas

berbahaya sehingga energi matahari terperangkap didalam atmosfer bumi (Anggraeni,

2015). Gas rumah kaca merupakan istilah kolektif terhadap gas yang dapat

menyebabkan efek rumah kaca diantaranya adalah karbon dioksida (CO2), ozon (O3),

uap air (H2O), metana (CH4), chlorofluorocarbons (CFC), dinitrooksida (N2O) dan

lain-lain (Suprihatin, Indrasti, & Romli, 2002). Emisi gas rumah kaca telah dianggap

sebagai ancaman utama karena meningkatnya konsentrasi emisi gas rumah kaca dapat

menyebabkan konsekuensi yang merugikan bagi ekosistem alam dan manusia

(Giannarakis et al., 2017).

Menurut Saka & Oshika (2014) aktivitas manusia terkait kegiatan industri dan

bisnis menjadi penyebab timbulnya emisi gas rumah kaca yang berdampak terhadap

pemanasan global. Pemanasan global dipengaruhi oleh ketidaksadaran lingkungan dari

aktivitas industri dimana tumbuhnya industri yang semakin maju sebanding dengan

meningkatnya pencemaran yang dihasilkan dari aktivitas industri, atau kegiatan proses

produksi yang tidak hanya menyebabkan pencemaran udara tetapi juga pencemaran air

pada tingkat yang berbahaya (Agustia et al., 2019). Untuk mengatasi hal tersebut,

pemerintah Indonesia memperketat regulasi terkait lingkungan. Beberapa regulasi

terbaru seperti Undang-Undang Lingkungan Hidup No.46 Tahun 2017 tentang

Instrumen Ekonomi Lingkungan, Peraturan Pemerintah tentang Lingkungan Hidup, dan

Peraturan Presiden telah diterbitkan. Beberapa peraturan terkait dalam hal ini adalah

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2014 untuk pencantuman logo

ekolabel serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 1 Tahun 2021

mengenai pengelolaan lingkungan hidup bagi perusahaan.

Menurut Dereli (2015) perusahaan yang mampu menciptakan cara-cara baru

dalam proses produksi, distribusi, atau dapat menciptakan produk ramah lingkungan

akan menjadi keunggulan perusahaan, dimana Inovasi hijau merupakan salah satu

strategi lingkungan yang dapat dilakukan. Praktik inovasi hijau dapat didefinisikan

sebagai minimalisasi energi, pengurangan bahan, dan pencegahan polusi selama

seluruh lingkungan proses produksi dengan produk atribut berkelanjutan atau

lingkungan yang positif (Li et al., 2020). Selain itu, eco-efficiency dapat diterapkan

sebagai sistem manajemen lingkungan untuk mengelola sumberdaya yang dimiliki

(Panggau & Septiani, 2017). Eco-efficiency adalah singkatan dari "ecological

economic efficiency" sebuah konstruksi yang menunjukkan peningkatan produktivitas

dan secara bersamaan mengurangi biaya dengan peningkatan kinerja lingkungan

(Meutia et al., 2019).

Beberapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa kekhawatiran tentang

hubungan antara emisi karbon atau gas rumah kaca (GRK) dan perubahan iklim global

akan mendorong nilai perusahaan (Matsumura et al., 2014). Menurut Safitri & Nani

Page 3: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

87

(2021) nilai perusahaan adalah rasio yang berkaitan dengan penilaian kinerja saham

perusahaan yang tercatat di pasar modal. Penerapan strategi lingkungan akan mampu

menjembatani antara kepentingan lingkungan dan kepentingan ekonomi, sehingga

dapat bersinergi untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kinerja lingkungan (Agustia

et al., 2019). Menurut Hsu & Wang (2013) saat ini sudah banyak investor yang mulai

mempertimbangkan berinvestasi pada perusahaan yang bertanggung jawab secara

lingkungan. Namun demikian, muncul perdebatan mengenai peningkatan kinerja

lingkungan akan mengurangi nilai pemegang saham yang akan berdampak terhadap

nilai perusahaan. Menurut Hsu & Wang (2013) memerangi upaya perubahan iklim

dapat menurunkan kekayaan pemegang saham karena komitmen terhadap perlindungan

lingkungan. Hal tersebut dikarenakan biaya perusahaan untuk mematuhi standar etika

dengan menerapkan sistem manajemen lingkungan akan mengakibatkan harga pokok

yang lebih tinggi yang akan menempatkan perusahaan tersebut pada posisi yang kurang

menguntungkan di industri dan menurunkan kekayaan pemegang saham (Panggau &

Septiani, 2017).

Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Eco-Efficiency, Green Innovation dan Carbon Emission Disclosure terhadap

Nilai Perusahaan dengan Kinerja Lingkungan sebagai Variabel Moderasi”. Dengan

demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah eco-efficiency, green

Innofation dan carbon emission disclosure mempengaruhi nilai perusahaan yang

mengikuti PROPER dengan cara memperhatikan lingkungan perusahaan yang

cenderung bertumbuh akan menghasilkan nilai perusahaan.

Penelitian ini memodifikasi penelitian sebelumnya Anggraeni (2015) dan Bae

Choi et al., (2013) dengan mengkombinasikan upaya perusahaan untuk memitigasi

pemanasan global melalui pengungkapan emisi karbon sebagai faktor utama efek

rumah kaca yang dihasilkan perusahaan serta bagaimana upaya perusahaan

menjalankan proses produksi dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan

Agustia et al., (2019) dan terstandarisasi internasional sebagai bentuk penerapan sistem

manajemen lingkungan yang baik (Panggau & Septiani, 2017). Selain itu penelitian ini

menambahkan variabel kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi. Menurut

Anggraeni (2015) kinerja lingkungan dapat digunakan sebagai variabel moderasi

karena dengan adanya peringkat PROPER, maka perusahaan dapat memperoleh nilai

lebih dan membuktikan bahwa perusahaan beroperasi sesuai norma yang berlaku dan

telah diuji oleh pihak yang independen (Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan) sebagai instansi yang berhak pemberi peringkat terkait praktik pelestarian

lingkungan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Penelitian ini bertujuan memberikan bukti empiris mengenai upaya perusahaan

dalam menangani permasalahan pemanasan global warming dengan menerapkan bisnis

yang berkelanjutan sebagai praktik pengelolaan lingkungan mengenai besarnya emisi

karbon yang dihasilkan, melaksanakan kegiatan proses dan produksi ramah lingkungan

dan manajemen lingkungan yang terstandarisasi internasional dapat meningkatkan nilai

perusahaan, sekaligus bertujuan memberikan bukti mengenai bagaimana investor

Page 4: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

88

mempertimbangkan aspek lingkungan dalam mengambil keputusan dengan

memperkuat regulasi mengenai lingkungan khususnya tanggung jawab perusahaan

terhadap lingkungan dengan harapan terus dikembangkan regulasi dan program terkait

lingkungan dan bisnis yang keberlanjutan.

REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Teori Pemangku Kepentingan (Stakeholder Theory)

Menurut Freeman (1998) stakeholder didefinisikan sebagai "Any group or

individual who can influence or be influenced by the achievement of company goals”

definisi ini serupa dengan pengembangan definisi menurut Beckman et al., (2016) yang

menyatakan bahwa teori stakeholder adalah teori yang melibatkan beberapa konstituen

yang memiliki dampak atau berdampak terhadap perusahaan. Menurut Tauringana &

Chithambo (2015) manajer harus menjelaskan kinerja lingkungan melalui

pengungkapan informasi lingkungan untuk stakeholder sebagai akses untuk menuju

keberlanjutan. Berdasarkan hal tersebut teori stakeholder dapat mendorong keputusan

manajemen perusahaan untuk mengungkapan kinerja emisi karbon yang dihasilkan

(Borghei-Ghomi & Leung, 2013). Selain itu Menurut Ramadhany et al., (2021) peran

pemangku kepentingan menjadi penting ketika perusahaan akan melakukan inovasi

hijau untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Menurut Agustia et al.,

(2019) teori stakeholder dapat diterapkan dengan cara menerapkan strategi hijau di

suatu perusahaan untuk menggambarkan citra kinerja lingkungan suatu perusahaan

dengan baik guna menumbuhkan nilai perusahaan dengan menarik minat investor

untuk berinvestasi pada perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik serta

peran regulator sebagai penentu tingkat batasan toleransi jumlah emisi karbon yang

dihasilkan dan ketaatan terhadap regulasi lingkungan.

Teori Legitimasi (Legitimacy Theory)

Menurut Suchman (1995) legitimasi mengasumsikan bahwa tindakan suatu

entitas diharapkan sesuai dengan sistem norma, nilai, keyakinan yang ada di

masyarakat. Menurut Mousa et al., (2015) teori legitimasi merupakan teori hubungan

dua arah antara perusahaan dengan lingkungan. Teori legitimasi mendasari inisiatif

entitas dengan sukarela melaporkan atau menyajikan informasi mengenai lingkungan

dan sosial yang diterapkan (Anggraeni, 2015). Pengungkapan informasi dianggap

sebagai pendekatan yang efektif untuk mengkomunikasikan kegiatan dan manajemen

perusahaan mengenai perspektif untuk isu-isu lingkungan, sosial dan perusahaan

lainnya, salah satunya dengan mengungkapkan informasi mengenai bagaimana

perusahaan mengelola, menggambarkan, dan mengukur emisi gas rumah kaca yang

dihasilkan, dengan harapan bahwa perusahaan berupaya memperoleh legitimasi operasi

(Borghei-Ghomi & Leung, 2013). Teori legitimasi menekankan pada industri yang

memiliki potensi besar penghasil emisi gas rumah kaca untuk melegitimasi kegiatan

mereka, oleh sebab itu perusahaan penghasil emisi karbon dan padat energi ditekankan

Page 5: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

89

untuk mengungkapkan informasi yang menggambarkan upaya penanganan dan

penerapan kinerja lingkungan yang baik sebagai bentuk bukti aktivitas suatu

perusahaan berjalan sesuai normanya (O’Donovan, 2002). Berdasarkan landasan

tersebut, maka pengungkapan tanggung lingkungan merupakan suatu bentuk tindakan

yang di ambil perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat sekitarnya

Anggraeni (2015) sehingga ketika perusahaan berhasil memperoleh legitimasi tersebut

perusahaan dapat terus bertahan (sustainable) jika perusahaan mampu menyesuaikan

bisnis proses dengan aturan atau norma yang berlaku di masyarakat (Agustia et al.,

2019).

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas (independent) dengan 1 variabel

terikat (dependen) dan 1 variabel moderasi. Untuk mempermudah memahami

penelitian ini. Kerangka penelitian disajikan dalam gambar 1 dibawah:

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Eco-Efficiency dan Nilai Perusahaan

Menurut Aulia & Hadinata (2019) teori legitimasi menekankan perusahaan

untuk menjalankan aktivitasnya sesuai norma yang berlaku di masyarakat dengan

menerapkan eco-efficiency sebagai bentuk sistem manajemen lingkungan. Eco-

efficiency akan berfungsi sebagai pengontrol manajemen untuk mengurangi dampak

perusahaan terhadap lingkungan dan secara bersamaan menciptakan nilai lebih bagi

pemegang saham (Dewi & Rahmianingsih, 2020). Didukung oleh penelitian yang

dilakukan oleh Panggau & Septiani (2017) memperoleh hasil bahwa perusahaan yang

menerapkan eco-efficiency sebagai strategi lingkungan akan meningkatkan nilai

perusahaan. Selain itu penelitian yang dilakukan Danang Satrio (2020) yang

memperoleh hasil bahwa eco-efficiency berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Namun menurut Osazuwa & Che-Ahmad (2016) gesekan akan muncul antara biaya

Page 6: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

90

eksternal perusahaan (pembayaran kepada pemegang obligasi atau investor) dan biaya

internal (biaya kualitas produk, biaya lingkungan) karena berdasarkan keterkaitan teori

pemangku kepentingan ketika perusahaan mengeluarkan biaya lingkungan yang besar

maka dikhawatirkan biaya tersebut akan menurunkan tingkat return yang akan

diperoleh stakeholder khususnya investor. Didukung oleh penelitian Paulraj & de Jong

(2011) yang memperoleh hasil bahwa sistem manajemen lingkungan berpengaruh

negatif terhadap saham perusahaan karena praktik sistem manajemen lingkungan tidak

berdampak terhadap meningkatnya nilai pemegang saham Hazudin et al., (2015).

Berdasarkan penelitian terdahulu peneliti ingin membuktikan pengaruh eco-efficiency

atau penerapan sistem manajemen lingkungan terhadap nilai perusahaan dengan

hipotesis sebagai berikut:

H1: Eco-efficiency berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

Green Innovation dan Nilai Perusahaan

Menurut Agustia et al., (2019) tujuan utama perusahaan tidak hanya untuk

menciptakan nilai bagi pemegang saham tetapi juga menciptakan nilai bagi seluruh

stakeholder, dimana untuk mencapai tujuan tersebut membutuhkan manager yang

mampu meningkatkan kinerja lingkungan, kinerja sosial, dan kinerja lingkungan untuk

memastikan perusahaan berkelanjutan di masa depan. Teori legitimasi menurut

O’Donovan (2002) menyatakan bahwa perusahaan dapat terus bertahan (sustainable)

jika perusahaan mampu mensinergikan antara proses bisnis dengan aturan norma yang

berlaku di masyarakat. Salah satu yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah

inovasi hijau untuk meminimalkan dampak lingkungan yang merugikan yang pada

akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan hasil penelitian Husnaini

& Tjahjadi (2021) yang memperoleh hasil bahwa proses inovasi hijau berpengaruh

positif signifikan terhadap nilai perusahaan namun produk inovasi hijau tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Didukung dengan penelitian Agustia et al.,

(2019) yang memperoleh hasil bahwa inovasi hijau melalui konten analisis

berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang berbeda

dilakukan oleh Q. Yao (2019) yang memperoleh hasil bahwa eco-innovation tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sehingga peneliti ingin membuktikan pengaruh

green innovation terhadap nilai perusahaan melalui hipotesis sebagai berikut:

H2: Green Innovation berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

Carbon Emission Disclosure terhadap Nilai Perusahaan

Pengungkapan informasi terkait karbon emisi merupakan salah satu hal yang

penting bagi para pemangku kepentingan, terutama investor yang cenderung lebih

tertarik pada perusahaan yang mengungkapkan pertimbangan lingkungan untuk

berinvestasi (Iskandar & Fran, 2016). Selain investor, masyarakat juga cenderung

khawatir terhadap dampak emisi karbon yang dihasilkan sehingga manajer berperan

dalam menangani legitimasi tersebut dengan mengungkapkan lebih rinci mengenai

emisi karbon (Choi et al., 2013). Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Page 7: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

91

Matsumura et al., (2014) dan Anggraeni (2015) yang memperoleh hasil pengungkapan

emisi gas rumah kaca berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar & Fran (2016) yang

memperoleh hasil bahwa pengungkapan emisi karbon berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan. Karena menurut Hsu & Wang (2013) yang menyatakan bahwa

investor cenderung mengesampingkan biaya lingkungan untuk pemanasan global yang

dianggap mahal, sehingga berdasarkan beragamnya hasil penelitian terdahulu peneliti

ingin membuktikan pengaruh carbon emission disclosure terhadap nilai perusahaan

dengan hipotesis sebagai berikut:

H3: Carbon Emission Disclosure berpengaruh positif terhadap Nilai

Perusahaan

Kinerja Lingkungan dan Nilai Perusahaan

Kepemilikan sertifikasi ISO-14001 merupakan bukti bagi perusahaan telah

menerapkan sistem manajemen lingkungan (Safitri et al., 2019) dan kinerja lingkungan

erat kaitanya dengan manajemen lingkungan sebagai media bagi perusahaan untuk

membangun citra yang baik dan hubungan yang baik terhadap stakeholder (Anggraeni,

2015). Kinerja lingkungan dapat menjadi langkah strategis perusahaan dengan

berinvestasi pada inovasi hijau, karena saat ini konsumen tertarik untuk menggunakan

atau membeli produk yang ramah lingkungan (Husnaini & Tjahjadi, 2021). Tidak

hanya konsumen, kinerja lingkungan merupakan praktik manajemen lingkungan yang

dapat membantu perusahaan untuk memperoleh nilai dari pemegang saham dan

mengurangi dampak lingkungan (Husnaini & Tjahjadi, 2021). Dampak lingkungan

yang akan timbul adalah emisi gas rumah kaca apabila perusahaan tidak menerapkan

perlindungan dengan baik untuk mengurangi kadar emisi karbon (Chu et al., 2013).

Kadar emisi karbon yang dihasilkan dapat dituangkan dalam pengungkapan lingkungan

dibuat sebagai bentuk informasi kepada stakeholder dan untuk melegitimasi perilaku

perusahaan (Bae Choi et al., 2013).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Calderon et al., (2012)

yang memperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan mempengaruhi nilai perusahaan,

didukung dengan penelitian Hariati & Prihatiningtyas (2015) dan Deswanto & Siregar

(2018) yang memperoleh hasil kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nakao

et al, (2007) karena manajemen lingkungan dapat menguntungkan, seperti

penghematan energi, sumber daya melalui inovasi dan teknologi. Selain itu pasar juga

merespon mengenai informasi yang diungkapkan oleh perusahaan mengenai upaya

perusahaan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga kinerja lingkungan dapat

memengaruhi nilai perusahaan (Anggraeni, 2015). Namun hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anggraeni (2015) menunjukkan bahwa kinerja lingkungan tidak dapat

memoderasi hubungan pengungkapan emisi gas rumah kaca terhadap nilai perusahaan.

Hasil yang berbeda juga diperoleh melalui penelitian yang dilakukan oleh Tjahjono

(2013) dan Asnita (2019) yang memperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan tidak

Page 8: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

92

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena masih ada

sebagian investor yang tidak memperhatikan kinerja lingkungan perusahaan dalam

mengambil keputusan (Deswanto & Siregar, 2018). Sehingga berdasarkan penelitian

terdahulu peneliti ingin membuktikan pengaruh kinerja lingkungan dalam memoderasi

eco-efficiency, green innovation dan carbon emission disclosure terhadap nilai

perusahaan dengan hipotesis sebagai berikut:

H4: Kinerja lingkungan memperkuat pengaruh Eco-Efficiency terhadap Nilai

Perusahaan

H5: Kinerja lingkungan memperkuat pengaruh Green Innovation terhadap

Nilai Perusahaan

H6: Kinerja lingkungan memperkuat pengaruh Carbon Emission Disclosure

terhadap Nilai Perusahaan

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website resmi

Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), yahoo finance, website perusahaan, hasil

PROPER, dan sustainability report database (database.globalreporting.org). Populasi

yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat

dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2019 dan mengikuti peringkat

PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selama tahun

pengamatan. Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu

metode purposive sampling yang disertai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Berdasarkan metode pengambilan sampel ini, didapatkan 25 dengan total 144 sampel

pengamatan. Kriteria sampel disajikan pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1

Sampel Perusahaan

No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah

1 Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2014-2019 157

2 Perusahaan yang mengalami Laba kotor (Rugi) (15)

3 Laporan keuangan tidak menggunakan satuan mata uang rupiah (30)

4 Jumlah perusahaan yang tidak mengikuti program PROPER tahun 2014-2019 (87)

5 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sample 25

6 Jumlah data perusahaan yang diolah (25 Perusahaan × 6 Tahun) 150

7 Jumlah Outlier (6)

Jumlah sampel yang diteliti tahun 2014-2019 144

Sumber : Data Diolah

Page 9: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

93

Variabel Dependen

Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah nilai yang diperoleh perusahaan dimana nilai tersebut

digunakan untuk mengukur kualitas perusahaan dan kemakmuran para pemegang

saham atau investornya (Sabrin et al., 2016). Variabel dependen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai perusahaan yang menggunakan acuan dalam penelitian

Hardiyansah et al., (2021) diukur dengan menggunakan rasio Tobin's Q

membandingkan rasio nilai pasar saham dengan cara mengalikan jumlah saham yang

beredar terhadap harga penutupan yang diperoleh melalui yahoo finance serta total nilai

buku aset dan total nilai buku liabilitas di dalam laporan keuangan yang diformulasikan

sebagai berikut:

Variabel Independen

Eco-Efficiency

Eco-Efficiency dalam diukur dari partisipasi perusahaan mengikuti program

sertifikasi ISO 14001. Informasi mengenai keikutsertaan perusahaan mengikuti ISO

diperoleh dari annual report atau sustainability report dan sumber lainnya. Eco-

efficiency diukur dengan menggunakan dummy mengacu pada penelitian Panggau &

Septiani (2017) dengan memberikan nilai 1 untuk perusahaan eco-efficient dan 0 pada

perusahaan non eco-efficient.

Green Innovation

Green Innovation adalah teknik atau modifikasi baru terkait proses produksi

untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang akan mengarah pada efisiensi

energi, pengurangan polusi, daur ulang limbah, dan desain produk hijau. Green

Innovation dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Agustia et al., (2019)

diperoleh melalui konten analisis dalam laporan tahunan atau laporan keberlanjutan

perusahaan. Beberapa indikator akan digunakan untuk menentukan apakah perusahaan

telah menerapkan inovasi hijau. Hasil analisis isi ini akan dikuantifikasi dalam bentuk

rasio. Indikator yang akan digunakan dalam analisis isi adalah sebagai berikut: (1).

Proses produksi menggunakan teknologi baru untuk mengurangi energi, air, dan

limbah, (2). produk menggunakan lebih sedikit zat yang tidak menimbulkan polusi atau

berbahaya (bahan ramah lingkungan), (3). menggunakan kemasan produk yang ramah

lingkungan (misalnya kertas dan plastik), dan (4). komponen atau bahan dalam proses

produksi dapat didaur ulang atau direkondisi.

Page 10: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

94

Carbon Emission Disclosure

Pengukuran carbon emission disclosure dapat diperoleh melalui pengungkapan

indeks pengungkapan emisi karbon dalam annual reports maupun melalui

sustainability report yang biasanya terpisah. Didalam indeks pengungkapan emisi

karbon terdapat 5 kategori dengan total 18 item yang mengacu pada penelitian Choi et

al., (2013) dan Herawaty dan Vernanda (2020) dengan memberikan skor 1 di setiap

item yang diungkapkan dan skor 0 terhadap item yang tidak diungkapkan, kemudian

dijumlah dan dibagi dengan total pengungkapan untuk memperoleh hasil rasio dengan

indeks pengungkapan sebagai berikut:

Tabel 2

Item Pengungkapan Emisi Karbon

Kategori Item

Perubahan iklim: risiko dan

peluang

CC-1: Penilaian/deskripsi terhadap perubahan iklim dan tindakan

yang diambil untuk mengelola risiko tersebut. risiko

(peraturan/regulasi baik khusus maupun umum) yang berkaitan.

CC-2: Penilaian/deskripsi saat ini (dan masa depan) dari implikasi

keuangan, bisnis dan peluang dari perubahan iklim.

Emisi Gas Rumah Kaca

(GHG/Greenhouse Gas)

GHG-1: Deskripsi metodologi yang digunakan untuk menghitung

gas rumah kaca (misal protokol GRK atau ISO).

GHG-2: Keberadaan verifikasi eksternal kuantitas emisi GRK oleh

siapa dan atas dasar apa.

GHG-3: Total emisi gas rumah kaca (metrik ton ) yang

dihasilkan.

GHG-4: Pengungkapan lingkup 1 dan 2, atau 3 emisi langsung.

GHG-5: Pengungkapan emisi GRK berdasarkan asal atau

sumbernya (misalnya batubara, listrik dan lain-lain).

GHG-6: Pengungkapan emisi GRK berdasarkan fasilitas atau level

segmen.

GHG-7: Perbandingan emisi GRK dengan tahun-tahun sebelumnya.

Konsumsi Energi (EC/Energy

Consumtion)

EC-1: Jumlah energi yang dikonsumsi (misalnya tera-joule atau

PETA-joule).

EC-2: Kuantifikasi energi yang digunakan dari sumber daya yang

dapat diperbarui.

EC-3: Pengungkapan menurut jenis, fasilitas atau segmen.

Pengurangan Gas Rumah Kaca

dan Biaya (RC/Reduction and

cost)

RC-1: Detail/rincian dari rencana atau strategi untuk mengurangi

emisi GRK.

RC-2: Spesifikasi dari target tingkat/level dan tahun pengurangan

emisi GRK.

RC-3: Pengurangan emisi dan biaya atau tabungan (costs of

shaving) yang dicapai saat ini sebagai akibat dari rencana

pengurangan emisi karbon.

RC-4: Biaya emisi masa depan yang diperlukan dalam perencanaan

belanja modal (capital expenditure planning).

Page 11: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

95

Akuntabilitas Emisi Karbon

(AEC/Accountability of Emission

Carbon)

AEC-1:Indikasi dimana dewan komite (atau badan eksekutif lainya)

memiliki tanggung jawab atas tindakan yang berkaitan dengan

perubahan iklim.

AEC-2: Deskripsi mekanisme dimana dewan (atau badan eksekutif

lainya) meninjau kemajuan perusahaan perusahaan mengenai

perubahaan iklim.

Sumber : (Choi et al., 2013)

Variabel Moderasi

Kinerja Lingkungan

Kinerja lingkungan adalah upaya perusahaan untuk menciptakan lingkungan

yang baik (green) sebagai bentuk kinerja dan pertangung jawaban perusahaan (H. Yao

et al., 2007). Pengukuran kinerja lingkungan dalam penelitian ini merujuk pada

penelitian Suhardi & Purwanto (2015) dengan memberikan skor 1-5 dari setiap

pencapaian peringkat piagam PROPER yang diperoleh perusahaan dengan kriteria

sebagai berikut :

Tabel 3

Peringkat PROPER

Skor Peringkat

5 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Emas.

4 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Hijau.

3 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Biru.

2 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Merah.

1 Untuk perusahaan yang memperoleh peringkat Hitam.

Sumber : (Suhardi & Purwanto, 2015)

Metoda Analisa Data

Model analisis data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan statistik

deskriptif dan analisis regresi linier berganda yang kemudian akan diolah menggunakan

SPSS (Statistical Product and Service Solution) dengan pendekatan kuantitatif.

Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variabel bebas

(independen) dengan variabel terikat (dependen). Persamaan regresi linier berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Model penelitian 1. (Hipotesis 1, 2, 3)

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε

Model penelitian 2. (Hipotesis 4, 5, 6)

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X1*X4 + β5X2*X4 + β6X3*X4 + ε

Keterangan :

Page 12: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

96

Y1 : Nilai Perusahaan

X1 : Eco-efficiency

X2 : Green Innovation

X3 : Carbon Emission Disclosure

X4 : Kinerja Lingkungan

β : Koefisien Regresi

ε : Error

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Penelitian ini menggunakan variabel Eco-Efficiency, Green Innovation dan

Carbon Emission Disclosure sebagai variabel independen dan Nilai Perusahaan

sebagai variabel dependen dengan Kinerja Lingkungan sebagai variabel moderasi

disajikan pada tabel dibawah ini:

Tabel 4

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EF 144 0 1 0,77 0,422

GI 144 0,25000 1,00000 0,6354167 0,27872556

CED 144 0,00000 1,00000 0,3672768 0,33796541

KL 144 2 5 3,18 0,563

EF.KL 144 0 4 2,48 1,434

GI.KL 144 0,50000 5,00000 2,1006944 1,14900361

CED.KL 144 0,00000 4,44444 1,2857951 1,32846518

NP 144 0,36288 7,77848 2,0200178 1,44923367

Valid N (listwise) 144

Sumber : Data Diolah

Catatan: NP: Nilai Perusahaan, EF: Eco-Efficiency, GI: Green Innovation, CED: Carbon Emission

Disclosure, KL: Kinerja Lingkungan.

Analisis Deskripsi Variabel

Untuk variabel eco-efficiency diperoleh nilai mean (rata-rata) yang diperoleh

sebesar 0,77 yang berarti bahwa rata-rata perusahaan yang menerapkan sistem

manajemen lingkungan dengan kepemilikan sertifikasi ISO 14001 sebesar 77% dari

total 144 sampel, yang berarti bahwa sudah banyak perusahaan menerapkan sistem

manajemen lingkungan sebanyak 110 sampel dan 34 sampel belum menerapkan sistem

manajemen lingkungan. Variabel green innovation memiliki nilai rata-rata 0,6354167

yang mengindikasikan rata-rata penerapan inovasi hijau di perusahaan dengan nilai

terkecil 0,25000 dengan nilai maksimal 1,00000 berarti tidak ada sampel yang tidak

menerapkan green innovation. Variabel carbon emission disclosure memiliki nilai rata-

rata 0,3672768 dari nilai tertinggi 1,00000 hal tersebut mengindikasikan masih

rendahnya tingkat pengungkapan emisi karbon yang dihasilkan oleh perusahaan dengan

Page 13: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

97

nilai minimum 0,00000 yang menunjukkan masih ada sampel yang tidak

mengungkapkan emisi karbon yang dihasilkan.

Variabel kinerja lingkungan memperoleh nilai rata-rata 3,18 yang

mengindikasikan sebagian besar perusahaan yang dijadikan sampel memperoleh

peringkat kinerja lingkungan biru yang dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut

telah memperoleh kinerja lingkungan dengan peringkat yang baik sebanyak 100 sampel

ditunjukan dalam tabel 5 berikut:

Tabel 5

Kinerja Lingkungan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Merah 10 6,9 6,9 6,9

Biru 100 69,4 69,4 76,4

Hijau 32 22,2 22,2 98,6

Emas 2 1,4 1,4 100,0

Total 144 100,0 100,0

Sumber : Data Diolah

Kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi eco-efficiency dengan nilai

perusahaan memperoleh nilai rata-rata 2,48 dari nilai maksimum 4 yang diperoleh dari

nilai tertinggi peringkat PROPER dikalikan dengan nilai 1 sebagai kepemilikan

sertifikat ISO-14001. Kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi antara green

innovation dan nilai perusahaan memperoleh nilai rata-rata 2,1006944 dari nilai

tertinggi 5,00000 yang diperoleh dari nilai tertinggi green innovation 1,00000 dengan 5

sebagai peringkat tertinggi kinerja lingkungan. Kinerja lingkungan sebagai moderasi

antara carbon emission disclosure terhadap nilai perusahaan memperoleh nilai rata-rata

1,2857951 dari nilai tertinggi sebesar 4,44444 dengan nilai niminum 0,00000 yang

menunjukkan bahwa masih ada perusahaan yang dijadikan sample belum

mengungkapkan emisi karbon yang dihasilkan perusahaan. Nilai perusahaan sebagai

variabel dependen memperoleh nilai rata-rata 2,0200178 dari nilai tertinggi 7,77848 hal

tersebut mengindikasikan mayoritas sample dalam penelitian ini memperoleh nilai

perusahaan yang cukup baik karena nilai minimum berada pada nilai sebesar 0,36288.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji normalitas, uji

autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedasasrisitas sebagai pertimbangan

ada atau tidaknya pelanggaran asumsi klasik menurut Ghozali (2011) sebagai berikut:

Uji Normalitas

Tujuan dari dilakukannya uji normalitas yaitu untuk menguji apakah pada

model regresi, residual variabel dependen dan variabel independen atau keduanya

memiliki distribusi yang normal atau tidak dengan menggunakan One-Sample

Page 14: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

98

Kolmogorov-Smirnov Test dan hasil uji normalitas penelitian ini ditunjukkan pada tabel

berikut ini:

Tabel 6

Hasil pengujian Normalitas

Regresi Keterangan Taraf Signifikansi Asymp. Sig. (2-

tailed) Keputusan

Model

Regresi 1

Persamaan Regresi

Berganda

0,05 0,200 Data terdistibusi

normal

Model

Regresi 2

Persamaan Regresi

Berganda

0,05 0,200 Data terdistibusi

normal

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan pengujian Asymp. Sig. Dua arah (2-Tailed) lebih besar dari 0,05

(Sig > 5%) maka terdistribusi normal. Dalam model regresi 1 dan model regresi 2

memperoleh nilai Asym.Sig > 0,005 sebesar 0,200 maka dapat disimpulkan model

regresi 1 dan model regresi 2 terdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas untuk mengetahui apakah model

regresi terjadi multikolinearitas dapat ditunjukkan berikut ini:

Tabel 7

Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Regresi 1

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

Independen Tolerance VIF

EF 0,945 1,059 Tidak terjadi multikolinearitas

GI 0,593 1,686 Tidak terjadi multikolinearitas

CED 0,590 1,695 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber : Data Diolah

Catatan: EF: Eco-Efficiency, GI: Green Innovation, CED: Carbon Emission Disclosure

Pada tabel 7 (model penelitian 1) dapat dilihat jika nilai tolerance semua

variabel berada diatas 0,10 dengan nilai VIF berada dibawah 10 yang berarti semua

variabel terbebas multikolinieritas.

Tabel 8

Hasil Pengujian Multikolinieritas Model Regresi 2

Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan

Independen Tolerance VIF

EF 0,050 20,031 Terjadi multikolinearitas

GI 0,022 44,488 Terjadi multikolinearitas

CED 0,011 90,576 Terjadi multikolinearitas

Moderasi

Page 15: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

99

EF*KL 0,045 22,132 Terjadi multikolinearitas

GI*KL 0,015 66,205 Terjadi multikolinearitas

CED*KL 0,008 120,268 Terjadi multikolinearitas

Sumber : Data Diolah

Catatan: EF: Eco-Efficiency, GI: Green Innovation, CED: Carbon Emission Disclosure, KL: Kinerja

Lingkungan.

Dilihat tabel 8 bahwa model regresi ke 2 setelah dimoderasi terjadi

multikolinieritas. Hal tersebut dikarenakan hampir tidak ada model moderating dengan

MRA yang terbebas dari gangguan multikolinearitas yang disebabkan karena variabel

moderating bersifat saling menguatkan dan interaktif, sehingga akan mendukung

variabel lainya. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sugiono (2004)

bahwa analisis regresi dengan (MRA) untuk menguji bentuk moderasi, adanya

multikolinearitas tidak bersifat problematis untuk pembentukan keberadaan pengaruh

moderasi. Menurut Hikmah & Astuti (2013) multikolinearitas bukan merupakan

masalah yang serius dan gejala yang serius, sehingga model regresi tersebut dapat

dianalisis lebih lanjut untuk penelitian.

Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi untuk mengetahui apakah model

regresi terjadi autokorelasi maka penelitian ini menggunakan Durbin Watsoon Test

atau disebut (DW-test) dapat ditunjukkan berikut ini:

Tabel 9

Hasil Pengujian Autokorelasi Model Regresi 1&2

Model

Regresi R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 0,604 0,365 0,352 0,55127685 1,965

2 0,669 0,447 0,423 0,51999161 1,882

Sumber : Data Diolah

Hasil Uji Autokorelasi (α = 0,05) K-4 N-144

Ada auto

positif Inconclusive

Tidak ada

autokorelasi Inclonclusive

Ada auto

negatif

0 DL DU 4-DU 4-DL 4

1,6710 1,7851 2,2149 2,329

Berdasarkan hasil uji autokorelasi model regresi 1 dan model regresi 2 pada

tabel 9 menunjukkan nilai durbin watson sebesar 1,965 untuk model regresi 1 dan

1,882 untuk model regresi 2 lebih besar dari nilai DU dan lebih kecil dari nilai 4-DU

maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi dari kedua model regresi.

1,965 (Model regresi 1) dan 1,882 (Model regresi 2)

Page 16: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

100

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas untuk mengetahui varians dari

error harus bersifat homogen atau penyebaran residualnya bersifat merata, dapat

ditunjukkan berikut ini:

Sumber : Data Diolah

Gambar 2

Grafik scatterplot Model regresi 1

Sumber : Data Diolah

Gambar 3

Grafik scatterplot Model regresi 2

Berdasarkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi

heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran

titik-titik pada gambar dibawah ini. Dari gambar 1 dan 2 terlihat bahwa titik-titik

penyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu

Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

regresi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Tabel 10

Hasil Uji F Model Regresi 1&2

Model Keterangan Sum of

Squares df F sig

Adjusted

R Square

Page 17: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

101

Model

Regresi 1

Regression 24,471 3 8,157 0,000 0,352

Residual 42,547 140 0,304

Total 67,018 143

Model

Regresi 2

Regression 29,975 6 4,996 0,000 0,423

Residual 37,044 137 0,270

Total 67,018 143

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan hasil uji F Pada Tabel 10 nilai sig < 0,05 baik model regresi 1 dan

model regresi 2 sehingga dapat disimpulkan model regresi 1 dan model regresi 2 layak

(fit) untuk digunakan di dalam penelitian. Sedangkan Nilai adjusted R-Square untuk

model regresi 1 sebesar 0,352 atau 35,2% ini berarti 35,2% variabel bebas Eco-

Efficiency, Green Innovation, dan Carbon Emission Disclosure secara bersama-sama

mempengaruhi Nilai perusahaan. Sedangkan nilai R-Square untuk model regresi 2

sebesar 0,423 atau 42,3% ini berarti 42,3% variabel bebas Eco-Efficiency, Green

Innovation, dan Carbon Emission Disclosure, secara bersama-sama mempengaruhi

Nilai perusahaan.

Tabel 11

Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) Model Regresi 1

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -0,274 0,134 -2,041 0,043

EF -0,164 0,112 -0,101 -1,454 0,050 0,945 1,059

GI 1,097 0,215 0,447 5,110 0,000 0,593 1,686

CED ,467 0,178 0,231 2,632 0,004 0,590 1,695

Sumber : Data Diolah

Catatan: EF: Eco-Efficiency, GI: Green Innovation, CED: Carbon Emission Disclosure

Tabel 12

Hasil Pengujian Hipotesis (Uji t) Model Regresi 2

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -0,242 0,136 -1,788 0,076

EF -1,855 0,461 -1,143 -4,019 0,000 0,050 20,031

GI 2,009 1,041 0,818 1,930 0,028 0,022 44,488

CED 2,344 1,225 1,157 1,914 0,029 0,011 90,576

EF.KL 0,521 0,143 1,091 3,651 0,000 0,045 22,132

GI.KL -0,294 0,308 -0,494 -0,956 0,170 0,015 66,205

CED.KL -0,521 0,359 -1,011 -1,452 0,074 0,008 120,268

Sumber : Data Diolah

Catatan: NP: Nilai Perusahaan, EF: Eco-Efficiency, GI: Green Innovation, CED: Carbon Emission

Disclosure, KL: Kinerja Lingkungan.

Page 18: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

102

Pengaruh Eco-Efficiency terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukkan pada tabel. 11 dengan nilai

signifikansi 0,050 dan tabel. 12 dengan nilai signifikasi 0,000 berhasil membuktikan

hipotesis bahwa sistem manajemen lingkungan dengan kepemilikan sertifikasi ISO

14001 berpengaruh terhadap nilai perusahaan sesuai penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Panggau & Septiani (2017) dan (Satrio & Setiawan, 2020). Namun

berdasarkan nilai t pada tabel. 11 eco-efficiency sebesar -1,454 dan pada tabel. 12 nilai t

eco-efficiency sebesar -4,019 hal tersebut membuktikan bahwa sistem manajemen

lingkungan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Dampak negatif yang

timbul dari sistem manajemen lingkungan akan menurunkan nilai pemegang saham

dimana tujuan manajer bertolak belakang dengan stakeholder khususnya investor

(Panggau & Septiani, 2017). Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk

lingkungan dapat menurunkan tingkat profitabilitas dan return untuk investor

(Osazuwa & Che-Ahmad, 2016). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Paulraj & de Jong (2011) dan Hazudin et al., (2015) yang menyatakan bahwa sertifikasi

membutuhkan pengeluaran uang yang signifikan, selain itu banyak manfaat dari sistem

manajemen lingkungan yang tidak mudah diubah menjadi keuntungan moneter. Oleh

karena itu, meskipun ISO 14001 dapat menghasilkan hasil kinerja dalam jangka

panjang dan memenuhi legitimasi, investor tampaknya menganggap sertifikasi tersebut

bertentangan dengan tujuan yang mendasari bisnis, yakni untuk memaksimalkan

kekayaan pemegang saham melalui pengurangan biaya dan peningkatan laba

"langsung".

Pengaruh Green Inovaton terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukan pada tabel. 11 dengan nilai

signifikansi 0,000 dan tabel.12 dengan nilai signifikansi 0,028 berhasil membuktikan

dan menerima hipotesis bahwa green innovation berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, ditunjukan dengan nilai t pada model regresi 1 pada tabel. 11 sebesar 5,110

dan nilai t pada model regresi 2 pada tabel. 12 sebesar 1,930. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Agustia et al., (2019) dimana berdasarkan teori legitimasi bahwa

tujuan perusahaan juga untuk menciptakan nilai bagi seluruh stakeholder agar

perusahaan tetap dapat “sustain” agar proses bisnisnya dapat diterima oleh norma

masyarakat. Selain itu inovasi hijau menerapkan proses dan produksi yang rendah

polusi sesuai keinginan pemangku kepentingan (Husnaini & Tjahjadi, 2021). Proses

bisnis yang menerapkan inovasi hijau mendorong perusahaan untuk mengubah

produksi limbah menjadi layak produk yang meningkatkan nilai perusahaan. Banyak

dampak positif dari inovasi hijau yang menarik investor aspek yang diterapkan pada

strategi bisnis perusahaan akan membuat investor percaya bahwa perusahaan akan tetap

dan terus “sustainable”. Semakin baik kinerja lingkungan suatu perusahaan, semakin

tinggi minat investor sebagai dorongan stakeholder terhadap perusahaan, maka

semakin tinggi pula nilai perusahaan (Rosenbusch, Rauch, & Bausch, 2013).

Page 19: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

103

Pengaruh Carbon Emission Disclosure terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang ditunjukan pada tabel. 11 dengan nilai

signifikansi 0,004 dan tabel.12 dengan nilai signifikansi 0,029 berhasil membuktikan

dan menerima hipotesis bahwa carbon emission disclosure berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan ditunjukan dengan nilai t pada model regresi 1

pada tabel.11 dengan nilai 2,632 dan nilai t pada model regresi 2 pada tabel. 12 sebesar

1,914 menunjukkan pengaruh arah positif. Hasil penelitian ini sesuai dengan Anggraeni

(2015) dan Matsumura et al., (2014) yang menjelaskan bahwa pengungkapan emisi

karbon merupakan bentuk transparansi manajemen dan kapabilitas dalam mengelola

lingkungan. Sesuai dengan teori legitimasi bahwa suatu informasi mengenai emisi

karbon yang dihasilkan perusahaan dapat diutilisasi sebagai konfirmasi positif sehingga

legitimasi yang diperoleh bukan hanya dari masyarakat sekitar tetapi juga bagi pasar

(Anggraeni, 2015). Selain itu pengungkapan emisi karbon sebagai bukti tanggung

jawab lingkungan, seperti berinvestasi dalam energi terbarukan energi alternatif yang

mengurangi emisi karbon, berpotensi membawa manfaat ekonomi bagi komunitas

pemangku kepentingan seperti peningkatan pendapatan dan reputasi perusahaan

(Matsumura et al., 2014).

Peran Kinerja Lingkungan dalam memoderasi pengaruh Eco-Efficiency, Green

Innovation dan Carbon Emission Disclosure terhadap Nilai Perusahaan

Berdasarkan hasil uji hipotesis model regresi 2 yang ditunjukan pada tabel. 12

membuktikan bahwa kinerja lingkungan mampu memperkuat pengaruh eco-efficiency

terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis

diterima, sesuai dengan penelitian (Calderon et al., 2012). Menurut Safitri et al.,

(2019) kepemilikan sertifikasi ISO 14001 sebagai bentuk sistem manajemen

lingkungan merupakan bentuk upaya mencapai kinerja lingkungan yang baik untuk

membangun hubungan baik terhadap stakeholder, dimana stakeholder berperan

sebagai pendorong perusahaan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan

(Deswanto & Siregar, 2018). Menurut Husnaini & Tjahjadi (2021) kinerja lingkungan

dapat membantu perusahaan untuk memperoleh nilai dari pemegang saham dengan

menerapkan sistem manajemen lingkungan sehingga dapat melegitimasi dengan

mengurangi dampak lingkungan yang akan timbul kepada masyarakat.

Berdasarkan hasil uji hipotesis model regresi 2 yang ditunjukan pada tabel. 12

membuktikan bahwa kinerja lingkungan tidak dapat memoderasi hubungan green

innovation terhadap nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,170 dan kinerja

lingkungan tidak dapat memoderasi hubungan carbon emission disclosure terhadap

nilai perusahaan dengan nilai signifikansi 0,074. Hasil penelitian ini selaras dengan

penelitian Asnita (2019) yang memperoleh hasil bahwa kinerja lingkungan tidak

mempengaruhi nilai perusahaan dan Anggraeni (2015) yang memperoleh hasil bahwa

kinerja lingkungan tidak dapat memoderasi hubungan positif pengungkapan emisi

karbon terhadap nilai perusahaan.

Page 20: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

104

Diharapkan dengan dengan penerapan kinerja lingkungan yang baik perusahaan

dapat mengambil langkah strategis untuk menerapkan inovasi hijau untuk proses dan

produk yang ramah lingkungan karena saat ini konsumen cenderung memilih produk

yang ramah lingkungan (Husnaini & Tjahjadi, 2021). Selain itu kinerja lingkungan

dapat membantu perusahaan untuk menangani dampak lingkungan, dimana dampak

lingkungan tersebut dapat berupa emisi karbon yang dihasilkan dan dapat menjadi

informasi yang berguna bagi stakeholder Chu et al., (2013), dimana informasi tersebut

sebagai bukti untuk memperoleh legitimasi bahwa terdapat kesesuaian antara

keberadaan perusahaan tidak mengganggu atau sesuai (congruent) dengan eksistensi

sistem nilai yang ada dalam masyarakat dan lingkungan (Asnita, 2019).

Namun menurut penelitian Anggraeni (2015) kinerja lingkungan sebagai upaya

kelestarian lingkungan tidak memengaruhi nilai pasar dimana peringkat kinerja

lingkungan tidak bisa menjadi jaminan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu

tidak semua investor memperhatikan kinerja lingkungan sebagai kriteria dalam

berinvestasi dan asumsi terhadap biaya lingkungan yang akan memengaruhi

pendapatan investor Asnita (2019) sehingga nilai perusahaan tidak memberikan respon

terhadap green innovation dan carbon emission disclosure dengan kinerja lingkungan.

Hal tersebut dapat terjadi karena kinerja lingkungan tidak menggambarkan kinerja

lingkungan secara keseluruhan, sehingga dengan adanya kinerja lingkungan tidak

memoderasi hubungan green innovation dan carbon emission disclosure terhadap nilai

perusahaan.

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Simpulan

1. Eco-efficiency berpengaruh negatif signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil

tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Osazuwa & Che-Ahmad (2016), Paulraj & de Jong (2011) dan (Hazudin et al.,

2015).

2. Green Innovation berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Agustia et al., (2019) dan (Husnaini & Tjahjadi, 2021).

3. Carbon Emission Disclosure berpengaruh positif signifikan terhadap Nilai

Perusahaan. Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Anggraeni (2015) dan (Matsumura et al., 2011).

4. Kinerja Lingkungan memperkuat pengaruh Eco-efficiency terhadap Nilai

Perusahaan. Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Safitri et al., 2019).

5. Kinerja Lingkungan tidak memoderasi pengaruh Green Innovation terhadap

Nilai Perusahaan. Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh (Asnita, 2019).

6. Kinerja Lingkungan tidak memoderasi pengaruh Carbon Emission Disclosure

terhadap Nilai Perusahaan. Hasil tersebut dapat mengkonfirmasi penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh (Anggraeni, 2015).

Page 21: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

105

Keterbatasan

1. Penelitian ini menggunakan metode content analysis dalam menelaah

kandungan informasi yang terdapat pada laporan tahunan (annual report) dan

laporan keberlanjutan (sustainability report) perusahaan yang tidak terlepas dari

subjektifitas peneliti.

2. Masih banyak perusahaan yang belum menerbitkan laporan keberlanjutan,

sehingga konten analisis yang dilakukan mengandung dua sumber yang

berbeda.

3. Keterbatasan jumlah sampel disebabkan karena tidak semua perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengikuti program

PROPER yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan secara berkala dari tahun 2014-2019.

Saran

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengembangkan lebih lanjut dengan

melibatkan perusahaan yang terdaftar di Index Sri-Kehati atau seluruh sektor

perusahaan yang menerbitkan laporan keberlanjutan, sehingga konten analisis dan data

diperoleh dari sumber yang setara.

Implikasi

Bukti empiris yang ditemukan dari hasil penelitian ini memiliki beberapa

implikasi sebagai berikut.

1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan investor akan semakin peduli terhadap

lingkungan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang dihasilkan

perusahaan sebagai pertimbangan untuk menentukan keputusan berinvestasi

karena investor adalah salah satu pihak yang mampu menekan perusahaan

untuk menerapkan kebijakan lingkungan.

2. Bagi regulator akuntansi dan lingkungan, diharapkan dapat membuat standar

pelaporan yang relevan bagi kebutuhan pihak akuntansi dan pemangku

kepentingan, serta membuat regulasi bagi pelaku industri terkait lingkungan

harus segera direalisasikan.

4. Bagi literatur, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan referensi dalam

melakukan pengembangan penelitian berikutnya dan dapat memberikan

kontribusi perkembangan ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Agustia, D., Sawarjuwono, T., & Dianawati, W. (2019). The mediating effect of

environmental management accounting on green innovation - Firm value

relationship. International Journal of Energy Economics and Policy, 9(2), 299–

306.

Anggraeni, D. Y. (2015). Pengungkapan Emisi GRK, Kinerja Lingkungan, Dan Nilai

Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 12(2), 188–209.

Asnita, A. (2019). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan

Pengungkapan Informasi Lingkungan Sebagai. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi,

8(7), 1–19.

Page 22: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

106

Aulia, R., & Hadinata, S. (2019). Pengaruh Environmental Performance,

Environmental Disclosure, Dan Iso 14001 Terhadap Financial Performance.

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 7(2), 136–147.

Bae Choi, B., Lee, D., & Psaros, J. (2013). An analysis of Australian company carbon

emission disclosures. Pacific Accounting Review, 25(1), 58–79.

Beckman, T., Khare, A., & Matear, M. (2016). Does the theory of stakeholder identity

and salience lead to corporate social responsibility? the case of environmental

justice. Social Responsibility Journal, 12(4), 806–819.

Borghei-Ghomi, Z., & Leung, P. (2013). An Empirical Analysis of the Determinants of

Greenhouse Gas Voluntary Disclosure in Australia. Accounting and Finance

Research, 2(1), 110–127.

Calderon, P., Montero, M., & Ortega, R. (2012). Environmental performance and firm

value: Evidence from Dow Jones sustainability index Europe. International

Journal of Environmental Research, 6(4), 1007–1014.

Choi, B. B., Lee, D., & Psaros, J. (2013). An analysis of Australian company carbon

emission disclosures. Pacific Accounting Review, 25(1), 58–79.

Chu, C. I., Chatterjee, B., & Brown, A. (2013a). The current status of greenhouse gas

reporting by Chinese companies: A test of legitimacy theory. Managerial Auditing

Journal, 28(2), 114–139.

Chu, C. I., Chatterjee, B., & Brown, A. (2013b). The current status of greenhouse gas

reporting by Chinese companies A test of legitimacy theory. Managerial Auditing

Journal, 28(2), 114–139.

Danang Satrio, S. K. (2020). Relationship Between Eco-efficiency on Firm Value

Moderating with Profitability and Leverage. Ekonomi Dan Bisnis, 3(1), 242–251.

Dereli, D. D. (2015). Innovation Management in Global Competition and Competitive

Advantage. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 195, 1365–1370.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.06.323

Deswanto, R. B., & Siregar, S. V. (2018a). The associations between environmental

disclosures with financial performance, environmental performance, and firm

value. Social Responsibility Journal, 14(1), 180–193.

Deswanto, R. B., & Siregar, S. V. (2018b). The associations between environmental

disclosures with financial performance, environmental performance, and firm

value. Social Responsibility Journal, 14(1), 180–193.

Dewi, R., & Rahmianingsih, A. (2020). Meningkatkan Nilai Perusahaan Melalui Green

Innovation Dan Eco-Effisiensi. Ekspansi: Jurnal Ekonomi, Keuangan, Perbankan

Dan Akuntansi, 12(2), 225–243.

Freeman, R. E. (1998). A stakeholder theory of the modern corporation. Ethical Theory

and Business, 66–67.

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19 (5th ed.).

Semarang: Universitas Diponegoro.

Giannarakis, G., Konteos, G., Sariannidis, N., & Chaitidis, G. (2017). The relation

between voluntary carbon disclosure and environmental performance: The case of

S&P 500. International Journal of Law and Management, 59(6), 784–803.

Hardiyansah, M., Agustini, A. T., & Purnamawati, I. (2021). The Effect of Carbon

Emission Disclosure on Firm Value: Environmental Performance and Industrial

Type. Journal of Asian Finance, Economics and Business, 8(1), 123–133.

Hariati, I., & Prihatiningtyas, Y. W. (2015). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan

Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen, 3, 1–16.

Page 23: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Pengaruh Eco-Efficiency, Green Inovation Dan Carbon Emission Disclosure Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Lingkungan Sebagai Moderasi

107

Hazudin, S. F., Mohamad, S. A., Azer, I., Daud, R., & Paino, H. (2015). ISO 14001 and

Financial Performance: Is the Accreditation Financially Worth It for Malaysian

Firms. Procedia Economics and Finance, 31(15), 56–61.

Herawaty,V.Veronica, Vernanda (202). Carbon emission disclosure, competition and

company’s characteristics. International Journal of Scientific and Technology

Research vol: 9 issue : 3 2020-03-01

Hikmah, K., & Astuti, R. (2013). Growth of Sales, Investment, Liquidity, Profitability,

dan Size of Firm Terhadap Kebijakan Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan

Akuntansi, 2(1), 1–15.

Hsu, A. W. hsin, & Wang, T. (2013). Does the market value corporate response to

climate change? Omega (United Kingdom), 41(2), 195–206.

Husnaini, W., & Tjahjadi, B. (2021). Quality management, green innovation and firm

value: Evidence from indonesia. International Journal of Energy Economics and

Policy, 11(1), 255–262.

Iskandar, D., & Fran, E. (2016). The Effect of Carbon Emissions Disclosure and

Corporate Social Responsibility on the Firm Value with Environmental

Performance as Variable Control. Research Journal of Finance and Accounting,

7(9), 122–130.

Li, L., Msaad, H., Sun, H., Tan, M. X., Lu, Y., & Lau, A. K. W. (2020). Green

innovation and business sustainability: New evidence from energy intensive

industry in China. International Journal of Environmental Research and Public

Health, 17(21), 1–18.

Matsumura, E. M., Prakash, R., & Vera-Muñoz, S. C. (2011). Voluntary Disclosures

and the Firm-Value Effects of Carbon Emissions. Ekonomii.

Matsumura, E. M., Prakash, R., & Vera-Muñoz, S. C. (2014). Firm-value effects of

carbon emissions and carbon disclosures. Accounting Review, 89(2), 695–724.

Meutia, I., Ramadhani, M., & Adam, M. (2019). Does Eco-Efficiency Improve

Financial Performance of Manufacturing Companies in Indonesia? Jurnal

Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 6(2), 137–150.

Mousa, et. al., G. A. (2015). Legitimacy Theory and Environmental Practices: Short

Notes. International Journal of Business and Statistical Analysis, 2(1), 41–53.

Nakao, Y., Nakano, M., Amano, A., Kokubu, K., Matsumura, K., & Gemba, K. (2007).

Corporate environmental and financial performances and the effects of

information-based instruments of environmental policy in Japan. International

Journal of Environment and Sustainable Development, 6(1), 95.

O’Donovan, G. (2002). Environmental disclosures in the annual report: Extending the

applicability and predictive power of legitimacy theory. Accounting, Auditing &

Accountability Journal (Vol. 15).

Osazuwa, N. P., & Che-Ahmad, A. (2016). The moderating effect of profitability and

leverage on the relationship between eco-efficiency and firm value in publicly

traded Malaysian firms. Social Responsibility Journal, 12(2), 295–306.

Panggau, N. D., & Septiani, A. (2017). Pengaruh Eco-Efficiency Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Leverage dan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi. Of

Accounting, 6(4), 1–8.

Paulraj, A., & de Jong, P. (2011). The effect of ISO 14001 certification announcements

on stock performance. International Journal of Operations and Production

Management, 31(7), 765–788.

Page 24: PENGARUH ECO-EFFICIENCY, GREEN INNOVATION DAN CARBON

Jurnal Magister Akuntansi Trisakti Vol. 8 No. 2 September 2021

108

Ramadhany, Fadlilah2, A. A., Hidayatul, A., Mustika, R., Diana, M. I., & Nabella, S.

(2021). The Mediation Effect Firm Performance on Green Innovation and Firm

Value: Evidence the Mining Industry. Turkish Journal of Computer and

Mathematics Education (TURCOMAT), 12(3), 1377–1783.

Rosenbusch, N., Rauch, A., & Bausch, A. (2013). The Mediating Role of

Entrepreneurial Orientation in the Task Environment-Performance Relationship: A

Meta-Analysis. Journal of Management, 39(3), 633–659.

Sabrin, Satria, B., Takdir, D., & Sujono. (2016). The Effect of Profitability on Firm

Value in Manufacturing Company at Indonesia Stock Exchange. The International

Journal Of Engineering And Science, 5(10), 81–89.

Safitri, V. A. D., & Nani, D. A. (2021). Does Good Corporate Governance and Eco–

Efficiency Really Contribute To Firm Value? an Empirical Study in Indonesian

State-Owned Enterprises (Soes). Akuntabilitas, 15(1), 73–88.

Safitri, V. A., Sari, L., & Gamayuni, R. R. (2019a). Research and Development,

Environmental Investments, to Eco-Efficiency, and Firm Value. The Indonesian

Journal of Accounting Research, 22(03), 355–374.

Safitri, V. A., Sari, L., & Gamayuni, R. R. (2019b). Research and Development,

Environmental Investments, to Eco-Efficiency, and Firm Value. The Indonesian

Journal of Accounting Research, 22(03), 355–374.

Saka, C., & Oshika, T. (2014). Disclosure effects, carbon emissions and corporate

value. Sustainability Accounting, Management and Policy Journal, 5(1), 22–45.

Satrio, D., & Setiawan, K. (2020). Relationship Between Eco-Efficiency on Firm Value

Moderated with Profitabilityand Leverage, (July 2020), 99–117.

Suchman, M. (1995). Managing legitimacy: Strategic and institutional approaches.

Academy of Management Review (Vol. 20).

Sugiono. (2004). Konsep, Identifikasi, Alat Aanalisis dan Masalah Penggunaaan

Variabel Moderator. Studi Manajemen & Organisasi, 1(2), 61–70.

Suhardi, & Purwanto. (2015). Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi

pengungkapan emisi karbon di indonesia. Diponegoro Jurnal Of Accounting, 4(2),

1–13.

Suprihatin, Indrasti, N. S., & Romli, M. (2002). Potensi penurunan emisi Gas Rumah

Kaca melalui pengomposan sampah. Teknik Industri Peternakan, 18(1), 53–59.

Tauringana, V., & Chithambo, L. (2015). The effect of DEFRA guidance on

greenhouse gas disclosure. The British Accounting Review, 47(4), 425–444.

Tjahjono, M. E. S. (2013). Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan

dan Kinerja Keuangan. Jurnal Ekonomi, 4(1), 38–46.

Yao, H., Shen, L. Y., Hao, J., & Yam, C. H. M. (2007). A fuzzy-analysis-based method

for measuring contractors’ environmental performance. Management of

Environmental Quality: An International Journal, 18(4), 442–458.

Yao, Q. (2019). Does eco-innovation lift firm value ? The contingent role of institutions

in emerging markets. Business and Industrial Marketing, 8, 1763–1778.

https://www. idx.co.id

https://database.globalreporting.org