pengaruh debt to asset ratio, net profit margin,...

15
1 PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, INVENTORY TURNOVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN SEKTOR UTAMA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014-2016 Jumiana, Jack Febriand Adel, Prima Aprilyani Rambe Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang Email: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh debt to asset ratio, net profit margin, inventory turnover, dan return on asset terhadap pertumbuhan laba. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan total 13 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to asset ratio, net profit margin, inventory turnover, return on asset berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara parsial, hanya debt to asset ratio, net profit margin, return on asset yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji koefisien determinasi adalah 24,3 %, yang berarti hanya 24,3 % variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen, dan sisanya 75,7 % dijelaskan oleh variabel lain. Kata Kunci : Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return on Asset, Pertumbuhan Laba. PENDAHULUAN Setiap perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Tujuan perusahaan tersebut tidak lain adalah untuk mendapatkan laba. Menurut Stice,et al (2004) dalam Andriyani (2015) riset mendukung pernyataan FASB (Financial Accounting Statement Board) bahwa indikator terbaik atas kinerja suatu perusahaan adalah laba. Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu debt to asset ratio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total asset. Net Profit Margin yang bertujuan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Inventory Turnover yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset yang membandingkan antara laba bersih terhadap total asset. Rumusan permasalahan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan manufaktur dan sektor utama baik secara simultan maupun parsial. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba.

Upload: doannhi

Post on 06-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

1

PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN,

INVENTORY TURNOVER, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAN

SEKTOR UTAMA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2014-2016

Jumiana, Jack Febriand Adel, Prima Aprilyani Rambe

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh debt to asset ratio, net profit margin, inventory turnover, dan return on

asset terhadap pertumbuhan laba. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur dan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2014-2016. Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling,

dengan total 13 perusahaan sebagai sampel. Metode analisis penelitian ini

menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

debt to asset ratio, net profit margin, inventory turnover, return on asset

berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan secara

parsial, hanya debt to asset ratio, net profit margin, return on asset yang

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji koefisien

determinasi adalah 24,3 %, yang berarti hanya 24,3 % variabel independen yang

dapat menjelaskan variabel dependen, dan sisanya 75,7 % dijelaskan oleh variabel

lain.

Kata Kunci : Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return

on Asset, Pertumbuhan Laba.

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan didirikan pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai.

Tujuan perusahaan tersebut tidak lain adalah untuk mendapatkan laba. Menurut

Stice,et al (2004) dalam Andriyani (2015) riset mendukung pernyataan FASB

(Financial Accounting Statement Board) bahwa indikator terbaik atas kinerja

suatu perusahaan adalah laba. Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu

debt to asset ratio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total

utang dengan total asset. Net Profit Margin yang bertujuan membandingkan

antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Inventory

Turnover yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam

inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset yang

membandingkan antara laba bersih terhadap total asset.

Rumusan permasalahan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh

Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, dan Return on Asset

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan manufaktur dan sektor utama baik

secara simultan maupun parsial. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory

Turnover, dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba.

Page 2: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

2

TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Menurut Hanafi dan Halim (2009) dalam Adi dan Triyonowati (2016)

Pertumbuhan laba adalah seberapa besar peningkatan laba yang dimiliki oleh

suatu perusahaan. Pertumbuhan laba dari tahun ke tahun dapat dijadikan patokan

atas efisiensi kerja serta dapat membantu meramalkan masa depan suatu

perusahaan. Menurut Harahap dalam Wahyuni (2017) pertumbuhan laba adalah

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih

dibanding tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai

berikut.

PL =

Keterangan:

PL : Pertumbuhan Laba

PLt : Laba periode sekarang

PLt-1 : Laba periode sebelumnya

Debt to Asset Ratio merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total asset. Dengan kata lain, seberapa

besar asset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan asset (Kasmir, 2013). Rasio ini dihitung

dengan cara sebagai berikut:

Debt to Asset Ratio =

Net Profit Margin merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih (Hery, 2015).

Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Net Profit Margin =

Inventory Turnover merupakan rasio yang menunjukkan berapa cepat

perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini

semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat (Harahap,

2009). Rasio ini dihitung dengan cara sebagai berikut:

Inventory turnover =

Return on Asset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar

kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih (Hery, 2015). Atau rasio ini

digunakan untuk menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila

diukur dari nilai asset ( Harahap, 2009). Rasio ini dihitung dengan cara sebagai

berikut:

Return on Asset =

Page 3: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

3

Berdasarkan landasan teori yang dijelaskan diatas, maka dibuat kerangka

pemikiran sebagai berikut :

c

H1

H2

H3

H4

H5

1. Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Pertumbuhan Laba

Debt to asset ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi

seluruh kewajibannya. Semakin kecil debt to asset ratio maka perusahaan akan

mengalami kenaikan aset atau pemasukan yang lebih besar karena sedikitnya aset

perusahaan dibiayai oleh hutang. Sebaliknya semakin besar debt to asset ratio

maka perusahaan akan mengalami penurunan asset atau pemasukan yang lebih

kecil karena kurangnya kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan

pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu melunsi hutangnya.

Hasil dari penelitian Safitri (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh

debt to asset ratio terhadap pertumbuhan laba.

H1 : Diduga Debt to Asset Ratio berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba

Net profit margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba dengan penjualan yang dicapai perusahaan. Semakin tinggi net profit margin

menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien, dan tentunya hal ini akan

menarik minat para investasi untuk menanamkan modalnya,sehingga laba

perusahaan akan meningkat.

Hasil dari penelitian Sulistyowati dan Suryono (2017) dan Susanti dan Siti

(2014), menyatakan bahwa adanya pengaruh net profit margin terhadap

pertumbuhan laba.

H2 : Diduga Net Profit Margin berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

3. Pengaruh Inventory turnover terhadap Pertumbuhan Laba

Inventory turnover mengukur seberapa kali dana yang tertanam dalam

persediaan dapat berputar dalam suatu periode. Semakin cepat Inventory turnover

berarti semakin baik karena perusahaan telah bekerja secara efektif dan efisien

Debt to Asset Ratio (X1)

Net Profit Margin (X2)

Inventory turnover (X3)

Return on Asset (X4)

Pertumbuhan Laba

(Y)

Page 4: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

4

dalam kegiatan penjualan sehingga mengakibatkan bertambahnya pendapatan atau

memperoleh laba.

Hasil dari penelitian Gunawan dan Wahyuni (2013) menyatakan bahwa

adanya pengaruh Inventory turnover terhadap pertumbuhan laba.

H3 : Diduga Inventory turnover berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

4. Pengaruh Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba

Return on asset menunjukkan seberapa besar kontribusi asset dalam

menciptakan laba bersih. Semakin tinggi retun on asset menunjukkan bahwa

perusahaan berusaha meningkatkan penjualan atau pendapatan sehingga

pertumbuhan laba juga ikut meningkat yang diperoleh selama tahun berjalan.

Hasil dari penelitian Andriyani (2015) dan Meilyanti (2017), menyatakan bahwa

adanya pengaruh return on asset terhadap pertumbuhan laba.

H4 : Diduga Return on Asset berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba

5. Pengaruh Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Net Profit Margin,

Inventory turnover, dan Return on Asset berpengaruh secara simultan

terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uraian hipotesis diatas Debt to Asset Ratio (H1), Net Profit

Margin (H2), Inventory turnover (H3), dan Return on Asset (H4) berpengaruh

secara simultan terhadap Pertumbuhan Laba, maka hipotesis dalam penelitian ini

dapat dikembangkan menjadi :

H5 :Diduga Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory turnover, dan

Return on Asset berpengaruh secara simultan terhadap Pertumbuhan Laba.

METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

deskriptif. Pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada

pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan

angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Sedangkan statistik

deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai

rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range,

kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013).

Penelitian ini menggunakan variabel Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin,

Inventory Turnover, dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba. Ukuran

dari rasio-rasio tersebut digunakan untuk memprediksi pengaruhnya terhadap

Pertumbuhan Laba pada perusahaan Manufaktur dan Sektor Utama yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

perusahaan manufaktur dan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2014-2016. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan

perusahaan manufaktur dan sektor utama periode 2014 sampai dengan 2016. Data

diambil dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan di

www.idx.co.id serta sumber-sumber lainnya.

Page 5: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

5

POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur dan sektor

utama yang terdaftar (go public) dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang

telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-

2016. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 198 perusahaan

manufaktur dan sektor utama. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Adapun kriterianya yaitu, 1) Perusahaan manufaktur

dan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-

2016. 2) Perusahaan yang mempublikasikan secara lengkap laporan keuangannya

periode 2014-2016. 3) Perusahaan menggunakan satuan mata uang rupiah dalam

laporan keuangan periode 2014-2016. 4) Perusahaan yang mengalami

peningkatan laba selama periode 2014-2016

Berdasarkan kriteria sampel yang digunakan, maka sampel yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 13 perusahaan.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Variabel dalam penelitian ini terbagi 2 yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen terdiri dari :

1. Debt to Asset Ratio, yaitu rasio yang didapat dengan membagi total hutang

dengan total asset.

2. Net Profit Margin, yaitu rasio yang didapat dengan membagi laba bersih

dengan penjualan bersih.

3. Inventory Turnover, yaitu rasio yang didapat dengan membagi penjualan

dengan rata-rata persediaan.

4. Return on Asset, yaitu rasio yang didapat dengan membagi laba bersih

dengan total asset.

Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Pertumbuhan Laba.

Pertumbuhan Laba yaitu perbandingan antara laba periode sekarang dikurang

dengan laba periode sebelumnya dibagi dengan laba periode sebelumnya.

METODE ANALISIS DATA Dalam analisis ini, terdiri dari uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji

normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas), analisis

regresi linear berganda, koefisien determinasi dan uji hipotesis (uji t, dan uji F).

Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel terikat dengan

variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis linier berganda digunakan

untuk mengetahui pengaruh Debt to Asset Ratio, Net Profit Margin, Inventory

Turnover dan Return on Asset terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan

manufaktur dan sektor utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2014-2016. Hasil dan pembahasan dalam pengujian statistik penelitian ini

adalah sebagai berikut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATA OUTLIER DAN LN

Setelah data-data yang masuk dalam kategori outlier dikeluarkan maka data-data

yang tersisa adalah 38 dari 39 data yang diamati.

Page 6: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

6

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2013:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum, minimum.

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAR 38 ,066 ,837 ,43780 ,213719 NPM 38 ,005 ,197 ,09874 ,060695 ITO 38 1,022 53,706 10,97889 12,747922 ROA 38 ,003 ,402 ,12239 ,094908 LN_Y 38 -3,93 1,22 -1,7904 1,18997 Valid N (listwise) 38

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data Debt to Asset Ratio (DAR)

memiliki nilai minimum 0,066, nilai maksimum 0,837 dan nilai rata-rata (mean)

0,43780 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,213719. Net Profit Margin

(NPM) memiliki nilai minimum 0,005, nilai maksimum 0,197, dan nilai rata-rata

(mean) 0,09874 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 0,060695. Inventory

turnover (ITO) memiliki nilai minimum 1,022, nilai maksimum 53,706, dan nilai

rata-rata (mean) 10,97889 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar 12,747922.

Return on Asset (ROA) memiliki nilai minimum 0,003, nilai maksimum 0,402,

dan nilai rata-rata (mean) 0,12239 serta memiliki nilai standar deviasi sebesar

0,094908. pertumbuhan laba (setelah di Ln) memiliki nilai minimum -3,93, nilai

maksimum 1,22, dan nilai rata-rata (mean) -1,7904 serta memiliki nilai standar

deviasi sebesar 1,18997.

Hasil Uji Normalitas

Menurut (Ghozali, 2013) untuk menguji apakah distribusi dari data

residualnya normal atau tidak, dapat dilakukan uji statistik non-parametrik

Kolmogorov Smirnov (K-S). Uji Kolmogorov Smirnov (K-S) dibuat dngan melihat

signifikansi diatas 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 38

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7 Std. Deviation ,97789421

Most Extreme Differences

Absolute ,123 Positive ,105 Negative -,123

Kolmogorov-Smirnov Z ,757

Asymp. Sig. (2-tailed) ,615

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov

adalah 0,757 dan nilai Asymp. Sig 0,615 > 0,05, maka Ho dapat diterima, yang

berarti data residual berdistribusi normal.

Page 7: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

7

Hasil Uji Multikolonieritas

Menurut (Ghozali,2013) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel

independen). Jika nilai tolerance menunjukkan > 0,10 atau sama dengan VIF

(Variance Iflation Factor) < 10, maka berarti menunjukkan tidak adanya

multikolonieritas.

Hasil Uji Multikolonierita Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) DAR ,261 3,832

NPM ,137 7,280

ITO ,776 1,289

ROA ,243 4,122

a. Dependent Variable: LN_Y

Dari tabel diatas, hasil uji multikolonieritas menunjukkan hasil variabel

Debt to Asset Ratio (DAR), variabel Net Profit Margin (NPM), variabel Inventory

Turnover (ITO), dan variabel Return on Asset (ROA) memiliki nilai tolerance >

0,10 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas.

Hasil Uji Autokorelasi

Menurut (Ghozali, 2013) menyatakan bahwa uji autokorelasi bertujuan

menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau

sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Uji

autokorelasi dilakukan dengan pengujian Durbin-Watson (DW).

Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,570a ,325 ,243 1,03547 2,140

a. Predictors: (Constant), ROA, DAR, ITO, NPM b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel Durbin-Watson diatas diketahui bahwa nilai Durbin-

Watson dihitung sebesar 2,140. Apabila dibandingkan dengan nilai Durbin-

Watson tabel pada tingkat signifikansi 5% dengan k=4 dan n=38 maka diperoleh

sdL = 1,2614 dan dU = 1,7223, maka nilai 4-dU = 2,2777 dan nilai 4-dL =

2,7386. Hasil dari Durbin Watson hitung sebesar 2,140 dan nilai ini berada

diposisi antara dU dengan 4-dU, yaitu antara 1,7223 dan 2,2777, yang artinya

bahwa tidak adanya gejala autokorelasi dalam model regresi ini.

Hasil Uji Heterokedastisitas

Menurut (Ghozali, 2013) uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Untuk melihat heterokedastisitas, maka dilakukan uji

Rank-Spearman dengan melihat nilai signifikansi jika > 0,05 maka model regresi

tidak mengandung adanya Heterokedastisistas (Ghozali, 2013: 139).

Page 8: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

8

Hasil Uji Rank Spearman (Uji Heteroskedastisitas) Correlations

DAR NPM ITO ROA Unstandardized

Residual

Spearman's rho DAR Correlation Coefficient

1,000 -,614** ,364

* -,490

** ,082

Sig. (2-tailed) . ,000 ,025 ,002 ,624

N 38 38 38 38 38

NPM Correlation Coefficient

-,614** 1,000 ,103 ,891

** -,036

Sig. (2-tailed) ,000 . ,537 ,000 ,829

N 38 38 38 38 38

ITO Correlation Coefficient

,364* ,103 1,000 ,178 ,015

Sig. (2-tailed) ,025 ,537 . ,286 ,928

N 38 38 38 38 38

ROA Correlation Coefficient

-,490** ,891

** ,178 1,000 ,025

Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,286 . ,882

N 38 38 38 38 38

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

,082 -,036 ,015 ,025 1,000

Sig. (2-tailed) ,624 ,829 ,928 ,882 .

N 38 38 38 38 38

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Data hasil uji statistik diatas, dapat dilihat bahwa Debt to Asset Ratio (DAR)

memiliki nilai signifikansi sebesar 0,624. Net Profit Margin (NPM) memiliki

nilai signifikansi sebesar 0,829. Inventory Turnover (ITO) memiliki nilai

signifikansi sebesar 0,928 dan Return on Asset (ROA) memiliki nilai signifikansi

0,882. Karena korelasi nilai signifikansi dari absolut residual masing-masing

variabel independen > 0,05 maka dapat disimpulkan pada model regresi tidak

ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -3,641 ,985 -3,695 ,001

DAR 4,353 1,559 ,782 2,792 ,009

NPM 17,079 7,567 ,871 2,257 ,031

ITO -,028 ,015 -,302 -1,861 ,072

ROA -11,697 3,642 -,933 -3,212 ,003

a. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel dapat dianalisis model regresi linier berganda sebagai

berikut:

Ln PL = -3,641+ 4,353 DAR + 17,079 NPM – 0,028 ITO – 11,697 ROA + e

Dari persamaan model regresi linear tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta ( α )

Nilai konstanta sebesar -3,641 menyatakan bahwa jika DAR, NPM, ITO,

dan ROA dianggap konstan, maka nilai pertumbuhan laba sebesar -3,641.

Page 9: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

9

2. Koefisien Regresi (β1) Variabel Debt to Asset Ratio (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar 4,353. Nilai (β1) yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara pertumbuhan laba

dengan debt to asse ratio yang artinya jika variabel Debt to Asset Ratio naik

sebesar 1% dengan asumsi variabel independen lain tetap maka akan

menaikkan pertumbuhan laba sebesar 4,353.

3. Koefisisen Regresi (β2) Variabel Net Profit Margin (X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar 17,079. Nilai (β2) yang positif

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara pertumbuhan laba

dengan variabel Net Profit Margin yang artinya jika variabel net profit

margin naik sebesar 1% dengan asumsi variabel independen lain tetap

maka akan menaikkan pertumbuhan laba sebesar 17,079.

4. Koefisien Regresi (β3) Variabel Inventory Turnover (X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0,028. Nilai β3 yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara pertumbuhan laba

dengan variabel inventory turnover yang artinya jika variabel inventory

turnover naik sebesar 1% dengan asumsi variabel independen lain tetap

maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar sebesar -0,028.

5. Koefisien Regresi (β4) Variabel Return on Asset (X4)

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar -11,698. Nilai β3 yang negatif

menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara pertumbuhan laba

dengan variabel Return on Asset yang artinya jika variabel return on asset

naik sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan laba sebesar -

11,698.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Menurut (Ghozali, 2013) koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

Adjusted R Square yang telah disesuaikan. Untuk regresi dengan lebih dari dua

variabel independen digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

Standard error of the estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model

regresi dalam memprediksikan nilai Y. Berikut hasil uji Adjusted R Square:

Hasil Uji Adjusted R Square Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,570a ,325 ,243 1,03547

a. Predictors: (Constant), ROA, DAR, ITO, NPM b. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan tabel diatas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien

determinasi sebesar 0,243. Hal ini berarti bahwa variabel independen (DAR,

NPM, ITO dan ROA), mampu menjelaskan pertumbuhan laba sebesar 24,3 %.

Sedangkan sisanya 75.7 %, dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk

dalam penelitian ini.

Hasil Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (uji-F) digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

Page 10: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

10

dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika

nilai Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013 : 98 ).

Analysis of Variance (ANOVA) merupakan metode untuk menguji

hubungan antara satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel

independen (Ghozali, 2013:68 ). Hasil uji statistik F dilihat tabel ANOVA dalam

kolom sig. Jika probabilitas < 0,05, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat dan

model regresi bisa dipakai untuk memprediksi variabel terikat atau jika nilai

signifikansi > 0,05 maka idak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji-F dengan

menggunakan program SPSS 20 dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Hasil Uji F atau Uji Simultan (Setelah di Ln) ANOVA

a

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 17,011 4 4,253 3,966 ,010b

Residual 35,382 33 1,072

Total 52,393 37 a. Dependent Variable: LN_Y b. Predictors: (Constant), ROA, DAR, ITO, NPM

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-F) pada tabel diatas dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu: 0,010 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 3,966. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 5, dan jumlah data (n)

sebanyak 38. Jadi df pembilang (5-1) = 4 dan df penyebut (38-5) = 33, sehingga

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5% ) adalah 2,66. Jadi Fhitung > Ftabel

(3,966 > 2,66) dan tingkat signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya debt to asset ratio, net

peofit margin, inventory turnover,dan return on asset secara simultan berpengaruh

secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan Manufaktur dan

Sektor Utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau –Thitung < -

Ttabel dan nilai sig < 0,05, maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <

Ttabel atau -Thitung > -Ttabel dan nilai sig >0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013:99). Hasil uji signifikansi

parameter individual (uji-t) dengan menggunakan program SPSS 20 dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 11: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

11

Hasil Uji t atau Uji Parsial Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -3,641 ,985 -3,695 ,001

DAR 4,353 1,559 ,782 2,792 ,009

NPM 17,079 7,567 ,871 2,257 ,031

ITO -,028 ,015 -,302 -1,861 ,072

ROA -11,697 3,642 -,933 -3,212 ,003

a. Dependent Variable: LN_Y

Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas dapat dijelaskan pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen sebagai berikut:

1. Variabel Debt to Asset Ratio memiliki tingkat signifikansi 0,009 < 0,05,

memiliki nilai thitung sebesar 2,792 > 2,03693 ( ttabel α = 0,05, df = (38-5-1) =

32 ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang

berarti variabel Debt to Asset Ratio secara parsial berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

2. Variabel Net Profit Margin memiliki tingkat signifikansi 0,031 < 0,05,

memiliki nilai thitung sebesar 2,257 > 2,03693 ( ttabel α = 0,05, df = (38-5-1) =

32 ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak, yang

berarti variabel Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

3. Variabel Inventory Turnover memiliki tingkat signifikansi 0,072 > 0,05,

memiliki nilai thitung sebesar -1,861 > -2,03693 (ttabel α = 0,05, df = (38-5-1)

= 32 ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0 diterima, yang

berarti variabel Inventory Turnover secara parsial tidak berpengaruh

terhadap pertumbuhan laba.

4. Variabel Return on Asset memiliki tingkat signifikansi 0,003 < 0,05,

memiliki nilai thitung sebesar -3,212 < -2,03693 (ttabel α = 0,05, df = (38-5-1)

= 32 ). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang

berarti variabel Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengaruh Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel debt to

asset ratio berpengaruh dan berarah positif terhadap pertumbuhan laba. Debt to

asset ratio memiliki nilai signifikansi 0,009 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.

Nilai Thitung sebesar 2,792 sedangkan nilai Ttabel 2,03693 sehingga Thitung > Ttabel,

maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Sari dan Endang (2015) yang

menyebutkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh dan berarah positif terhadap

pertumbuhan laba. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar debt to asset ratio

maka semakin besar pula hutang yang digunakan perusahaan. Dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa kenaikan penggunaan hutang menyebabkan pertumbuhan

laba meningkat, dimana semakin besar hutang maka semakin besar pula

pertumbuhan laba yang dihasilkan. Karena hutang yang besar dapat digunakan

untuk menambah modal operasional perusahaan dan jika penggunaannya

Page 12: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

12

dioptimalkan oleh perusahaan seperti mendanai kegiatan operasional, maka

perusahaan memiliki kesempatan untuk meningkatkan penjualan. Karena

peningkatan penjualan yang tinggi mengakibatkan laba perusahaan juga ikut

meningkat.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andriyani

(2015) yang menyebutkan bahwa debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Pengaruh Net Profit Margin ( NPM) terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel net profit

margin berpengaruh dan berarah positif terhadap pertumbuhan laba. Net profit

margin memiliki nilai signifikansi 0,031 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.

Nilai Thitung sebesar 2,257 sedangkan nilai Ttabel 2,03693 sehingga Thitung > Ttabel,

maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima dan H0 ditolak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Susanti dan Siti (2014) yang menyatakan

bahwa net profit margin berpengaruh dan berarah positif terhadap pertumbuhan

laba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi net profit margin

berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih. Hal

ini disebabkan karena perusahaan semakin efisiensi dalam produksi, personalia,

pemasaran dan keuangannya sehingga meningkatkan daya tarik para investor

untuk menginvestasikan modalnya (Hanafi dan Halim, 2009 dalam Wahyuni dkk,

2017). Selain itu dengan laba bersih yang besar, juga bertambah luas kemampuan

bagi perusahaan untuk memperbesar modal usahanya tanpa melalui hutang-hutang

baru, sehingga pendapatan yang diperoleh menjadi meningkat.

Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar

dan Hade Chandra Batubara (2017) yang menyebutkan bahwa net profit margin

tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel inventory

turnover tidak berpengaruh dan berarah negatif terhadap pertumbuhan laba.

Inventory turnover memiliki nilai signifikansi 0,072 lebih besar dari taraf

signifikansi 0,05. Nilai Thitung sebesar -1,861 sedangkan nilai Ttabel -2,03693

sehingga –Thitung > -Ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa H3 ditolak dan H0

diterima.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Rice (2016) yang menyatakan bahwa

inventory turnover tidak berpengaruh dan berarah negatif terhadap pertumbuhan

laba. Hal ini bisa saja disebabkan karena perusahaan kurang mampu dalam

mengoptimalkan persediaan yang ada ditangan sehingga terjadi penumpukan

persediaan digudang karena lambannya proses penjualan. Akibatnya laba yang

dihasilkan juga akan menurun karena ketidakmampuan penjualan dalam

mempengaruhi pertumbuhan laba. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Safitri dan Siti (2016) yang menyebutkan bahwa inventory

turnover berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.

Pengaruh Return on Asset (ROA) terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan uji signifikansi parameter individual (uji-t) variabel return on

asset berpengaruh dan berarah negatif terhadap pertumbuhan laba. Return on

Page 13: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

13

asset memiliki signifikansi 0,003 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai

Thitung sebesar -3,212 sedangkan nilai Ttabel -2,03693 sehingga –Thitung < Ttabel,

maka dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Meilyanti

(2017) yang menyatakan bahwa semakin tinggi return on asset menunjukkan

bahwa semakin besar kemampuan perusahaan mengelola aktiva yang dimilki

secara efektif dan efisien, sehingga dapat mendukung petumbuhan laba. Return on

Asset diukur dengan laba bersih yang diperoleh perusahaan dibagi dengan total

asset perusahaan. Secara umum dijelaskan bahwa apabila terjadi peningkatan

ROA maka akan meningkatkan aktivitas pertumbuhan laba, akan tetapi hasil

penelitian menjelaskan bahwa return on asset berpengaruh negatif, yang artinya

bahwa semakin rendah return on asset maka akan meningkatkan pertumbuhan

laba. Hal ini dikarenakan pertumbuhan total asset yang dimiliki perusahaan lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan laba bersih yang dimiliki perusahaan.

Atau pertumbuhan total asset tidak sebanding dengan pertumbuhan laba bersih

yang ada. Return on asset yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan berusaha

meningkatkan nilai asset, sehingga pertumbuhan laba juga ikut meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh dan berarah positif terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Manufaktur dan Sektor Utama yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

2. Net Profit Margin (NPM) berpengaruh dan berarah positif terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Manufaktur dan Sektor Utama yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

3. Inventory Turnover (ITO) tidak berpengaruh dan berarah negatif terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Manufaktur dan Sektor Utama yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

4. Return on Asset (ROA) berpengaruh dan bearah negatif terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan Manufaktur dan Sektor Utama yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016.

5. Secara simultan variabel Debt to asset ratio (DAR), Net profit margin

(NPM), Inventory turnover (ITO), dan Return on asset (ROA)

berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur

dan Sektor Utama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-

2016.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis

memberikan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah atau mengganti

variabel independen dalam penelitian ini dengan variabel lain yang

dianggap dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

2. Selain itu, untuk penelitian selanjutnya juga diharapkan agar dapat

menambah periode penelitian agar hasil yang diperoleh memiliki pengaruh

yang lebih dominan terhadap pertumbuhan laba.

Page 14: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

14

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, Ima. 2015. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia..

Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 13 No. 3 September 2015.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDI.

Gunawan, Ade dan Sri Fitri Wahyuni. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perdagangan di Indonesia. Jurnal

Manajemen & Bisnis Vol 13 No 01. 2013 ISSN: 1693-7619.

Harahap Sofyan Syafri. 2009. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:

Rajawali Pers.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: caps.

Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Meilyanti. 2017. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba

pada Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia periode

tahun 2012-2016. Jurnal administrasi bisnis, 2017 5 (4) : 1000-1013 ISSN

2355-5408.

Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Rice, Agustina. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Laba dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Moderating pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal

Wira Ekonomi Mikroskil. Volume 6 Nomor 01, April 2016.

Safitri. 2016. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Kalbe Farma tbk Periode

2007-2014). Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 2 Nomor 2 Nopember

2016.

Sari, Linda Purnama dan Endang Tri Widyarti. 2015. Analisis Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus: Perusahaan ifood

and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009- 2013).

Volume 4, Nomor 4,Tahun 2015. ISSN: 2337-3792.

Siregar, Qahfi Romula dan Hade Chandra Batubara. 2017. Analisis Determinan

Pertumbuhan Laba di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Finansial Bisnis.

Volume 1 Nomor 1 2007. ISSN: 2597-3991.

Sugiono dan Edi Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan

Keuangan. Jakarta: PT Grasindo.

Page 15: PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, NET PROFIT MARGIN, …repository.umrah.ac.id/1365/1/jumiana-140462201028-fe-2018.pdf · inventory ini berputar dalam suatu periode, dan Return on Asset

15

Sujarweni V. Wiratna. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Pustaka

Baru Press.

Sujarweni V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sulistyowati dan Bambang Suryono. 2017. Analisis TATO, NPM, dan ROA

terhadap Pertumbuhan Laba pada perusahaan Food & Beverage. Jurnal

Ilmu dan Riset Akuntansi. Volume 6. Nomor 4. April 2017. ISSN: 2460-

0585. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Susanti, Nita Hari dan Siti Rokhmi Fuadati. Analisis Rasio Keuangan untuk

Memprediksi Pertumbuhan Laba Perusahaan Otomotif di BEI. Jurnal Ilmu

dan Riset Manajemen . Volume 3 Nomor 5 Tahun 2014.

Wahyuni, dkk. 2017.Pengaruh Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Inventory

Turnover, dan Net Profit Margin terhadap Pertumbuhan Laba pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2015. Akuntansi Dewantara Vol.1 No.2 Oktober 2017. p- ISSN:

2550-0376 |e-ISSN: 2549-9637.

Wibisono dan Triyonowati. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Otomotif di BEI. Jurnal Ilmu dan

Riset Manajemen. Volume 5. Nomor 12. Desember 2016.