pengaruh current ratio (cr), total asset turn over …
TRANSCRIPT
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), TOTAL ASSET TURN
OVER (TATO), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN RETURN
ON ASSET (ROA) TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI
KORPORASI YANG TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK
INDONESIA) PERIODE 2015-2019
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Kevin Dwi Putra
1721200011
STIE MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PALEMBANG
2021
vii
STIE MULTI DATA PALEMBANG
Program Studi Manajemen
Skripsi Sarjana Ekonomi
Semester Gasal Tahun 2020/2021
PENGARUH CURRENT RATIO (CR), TOTAL ASSET TURN OVER (TATO),
DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN RETURN ON ASSET (ROA)
TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI KORPORASI YANG
TERDAFTAR DI BEI (BURSA EFEK INDONESIA) PERIODE 2015-2019
Kevin Dwi Putra
1721200011
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh Current Ratio (CR), Total
Asset Turn Over (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Asset
(ROA) terhadap Peringkat Obligasi Korporasi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek
Indonesia) Periode 2015-2019. Populasi dalam penelitian ini adalah obligasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang tercantum di dalam Indonesian Bond Market
Directory (Bond Book) periode 2015-2019 sebanyak 771 obligasi. Penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel sehingga
sampel yang diperoleh sebanyak 36 obligasi. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi logistik biner dan pengolahan data menggunakan SPSS 23. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over
(TATO), Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi.
Sedangkan Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Peringkat
Obligasi.
Kata kunci : Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Debt To
:.Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), dan Peringkat
..Obligasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat digambarkan melalui
berbagai indeks yang ada di dalam pasar modal, salah satunya adalah indeks
obligasi. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perekonomian suatu
negara, hal ini dikarenakan pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus.
Pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor), dana
yang diperoleh dari pasar modal digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan dana dan lain sebagainya. Kedua pasar modal sebagai
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti
saham, obligasi, reksa dana, dan lain sebagainya. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan modal yang dimilikinya sesuai karakteristik
keuntungan dan risiko masing-masing instrumen (idx.co.id, 2020)
Pertumbuhan pasar obligasi di Indonesia termasuk salah satu yang
tertinggi di wilayah Asia tepatnya pada kuartal III (Juli-September) 2018,
pasar obligasi di Indonesia tumbuh 13,9 persen dibandingkan tahun lalu yang
didorong oleh kinerja penjualan Surat Berharga Negara (SBN). Penjualan
2
obligasi pemerintah tercatat meningkat 13,5% selama periode Juli hingga
September 2018 dibandingkan periode sama tahun 2017 yaitu sebesar 157
miliar dolar Amerika Serikat. Peningkatan penjualan surat utang milik
pemerintah ini juga didorong oleh kinerja penyerapan obligasi perusahaan.
Salah satu penyebab yang membuat cepatnya pertumbuhan pasar obligasi di
Indonesia adalah kebijakan Bank Indonesia (bank sentral) yang menetapkan
untuk menaikkan suku bunga agar dapat mengundang minat pelaku pasar
modal. Selama ini, pasar obligasi di Indonesia termasuk cukup rentan terhadap
pertumbuhan yang terjadi di pasar keuangan global dikarenakan salah satu
pemegang Surat Berharga Negara (SBN) terbesar di pasar obligasi Indonesia
adalah investor dari negara asing. (Republika.co.id, 2018).
Alasan utama orang menanamkan modal atau yang disebut sebagai
investor melakukan investasi di pasar modal terutama pada investasi obligasi
adalah untuk mendapatkan return atau tingkat pengembalian atau kupon.
Investor adalah pihak yang menginvestasikan modal yang dimiliki pada
sekuritas tertentu. Investor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu investor
perseorangan (individual investor) dan investor institusi (institutional
investor). Investor perseorangan mewakili dirinya sendiri dan yang berasal
dari berbagai profesi, seperti pekerja, pengusaha, ibu rumah tangga, dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk contoh dari investor institusi meliputi asuransi,
reksa dana, dana pensiun, dan lain sebagainya. Selain itu investor juga dapat
dibedakan berdasarkan asal negaranya, yaitu investor Indonesia (domestik)
atau investor asing. Namun jika dibandingkan jumlah penduduk yang ada
3
Indonesia, jumlah investor Indonesia (domestik) masih relatif masih kecil.
(Tandelilin, 2017, hal. 77).
Faktor penting lainnya bagi investor yang harus diketahui terlebih dahulu
sebelum berinvestasi di obligasi adalah pertama mengenal penerbit obligasi,
dan kedua seluk beluk obligasi yang diterbitkan. Hal ini perlu dilakukan oleh
investor untuk memperkirakan besarnya risiko yang dihadapi, terutama risiko
gagal bayar (default) yang mungkin dapat dialami oleh investor di masa yang
akan datang. Untuk mempermudah dalam berinvestasi, investor seharusnya
dapat memerhatikan peringkat tiap obligasi yang telah dikeluarkan oleh
institusi pemeringkat obligasi. Di Indonesia terdapat enam organisasi
pemeringkat obligasi yang telah diakui oleh Bank Indonesia yang terdiri atas
tiga lembaga pemeringkat domestik dan tiga lembaga pemeringkat
Internasional. Tiga lembaga pemeringkat domestik, meliputi PT Peringkat
Efek Indonesia (Pefindo), Fitch Indonesia, ICRA Indonesia. Sedangkan
lembaga pemeringkat Internasional adalah Standard and Poor`s, Moody`s
Investor Service, dan Fitch Ratings. (Tandelilin, 2017, hal.43).
Selain itu investor juga dapat melakukan berbagai analisis sebelum
melakukan investasi yaitu dengan analisis fundamental dan analisis teknikal.
Analisis fundamental dilakukan secara top-down yang dilakukan investor
dalam menilai perusahaan suatu perusahaan yang meliputi analisis industri,
analisis ekonomi, dan analisis perusahaan yang bisa dipakai investor dalam
membuat keputusan investasi yang akan dilakukan. Dan analisis teknikal
merupakan metode yang digunakan untuk memprediksi arah pergerakan
4
harga dan indikator pasar lainnya berdasarkan data pasar historis atau data
masa lalu seperti informasi harga dan volume sekuritas. (Tandelilin, 2017,
hal. 397)
Tempat untuk melakukan transaksi atau jual beli obligasi dan saham
adalah pada pasar modal. Pasar modal adalah pertemuan antara dua pihak,
pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga
dapat didefinisikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan sekuritas yang
umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun, seperti halnya saham,
obligasi, dan reksa dana. Sedangkan tempat terjadinya jual beli sekuritas ini
disebut dengan istilah bursa efek. Oleh karena itu, bursa efek ini adalah arti
dari pasar modal dalam bentuk fisik. Untuk kasus bursa efek di Indonesia
terdapat dua jenis bursa efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) yang sejak tahun 2007 telah bergabung menjadi satu dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam perkembangan
teknologi yang semakin cepat ini dapat memungkinkan setiap pelaku di pasar
modal melakukan akses dan transaksi dari berbagai tempat, tidak harus
berkumpul di satu lantai bursa efek atau transaksi ini dapat dilakukan melalui
online tranding dengan menggunakan gadget (handphone, laptop, komputer,
ipad, tablet, dan lain sebagainya). (Tandelilin, 2017, hal.25).
Pasar modal ini juga dapat berfungsi sebagai lembaga perantara, fungsi
ini dapat menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang
perekonomian suatu negara dikarenakan pasar modal dapat menghubungkan
5
pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana.
Selain itu, pasar modal dapat mendukung terciptanya alokasi dana yang
efisien, dikarenakan dengan adanya pasar modal ini maka pihak yang
memiliki kelebihan dana (investor) dapat memilih berbagai alternatif
investasi terhadap dananya yang memberikan return atau tingkat
pengembalian yang paling optimal atau menguntungkan. Asumsinya, bahwa
investasi yang memberikan return atau tingkat pengembalian relatif besar
adalah sektor-sektor yang sangat produktif di pasar, sehingga dana yang
berasal dari investor digunakan secara produktif juga oleh perusahaan
tersebut. (Tandelilin, 2017, hal. 25).
Untuk memudahkan para investor dalam melakukan transaksi pembelian
obligasi, maka semua obligasi yang terdapat di pasar modal masing-masing
diberikan peringkat. Peringkat obligasi dapat didefinisikan sebagai indikator
dari risiko gagal bayarnya, peringkat mempunyai pengaruh langsung dan
dapat diukur terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya utang suatu
perusahaan. Peringkat obligasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor kuantitatif dan faktor kualitatif. Faktor kuantitatif ini terkait dengan
risiko finansial (rasio keuangan) dan faktor-faktor kualitatif yang
diperhitungkan meliputi analisis risiko bisnis perusahaan, seperti persaingan
yang terjadi di industri tersebut serta kualitas manajemen suatu perusahaan.
(Brigham dan Houston, 2018, hal.315)
Lalu peringkat obligasi juga mempengaruhi tingkat pengembalian obligasi
yang diharapkan oleh investor. Semakin rendah peringkat sebuah obligasi,
6
semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Peringkat
obligasi ini dilakukan untuk mengevaluasi risiko instrumen utang. Obligasi
suatu perusahaan yang diterbitkan dengan penawaran umum wajib
diperingkat obligasinya oleh lembaga pemeringkat yang terdaftar oleh
BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan) seperti
PT PEFINDO atau PT Kasnic Credit Rating Indonesia, namun pada saham
tidak diperingkat oleh PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). Ada tiga
komponen utama yang digunakan oleh agen pemeringkat untuk menentukan
peringkat (rating) suatu obligasi. Pertama adalah kemampuan perusahaan
penerbit untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesuai dengan yang di
perjanjikan sebalumnya. Kedua adalah struktur dan berbagai ketentuan lain
yang telah diatur dalam surat utang. Ketiga adalah perlindungan yang
diberikan maupun posisi klaim dari pemegang surat utang tersebut bila
terjadinya suatu pembubaran (likuidasi) serta hukum lainnya yang
memengaruhi berbagai hak-hak kreditur. (Tandelilin, 2017, hal.254).
Sementara itu obligasi sendiri merupakan surat hutang yang diterbitkan
oleh pihak yang berutang (pihak yang memerlukan dana) kepada pihak yang
berpiutang (pihak yang kelebihan dana). Singkat kata obligasi adalah surat
hutang yang dapat dibeli dan pembeli akan mendapatkan keuntungan berupa
bunga di masa mendatang. Dari sisi perusahaan, obligasi perusahaan atau
obligasi korporasi (corporate bond) menyatakan bahwa utang perusahaan
kepada pemegangnya, obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan dengan menjanjikan pembayaran sejumlah
7
uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan
pembayaran bunganya secara periodik kepada pemegangnya. Jumlah tetap
yang akan dibayar pada waktu jatuh tempo atau disebut juga dengan maturity
merupakan pokok pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai
nominal atau nilai par (par value atau facevalue). Dan pembayaran bunga
secara periodik disebut dengan kupon (coupon), kupon ini wajib diberikan
oleh penerbit obligasi (perusahaan) terhadap pemegang obligasi (investor).
Dan dari sisi investor, obligasi perusahaan ini merupakan suatu investasi yang
berbeda dengan saham biasa,saham biasa menyatakan suatu klaim
kepemilikan pada perusahaan, sedangkan obligasi menyatakan suatu klaim
kreditur pada perusahaan. (Tandelilin, 2017, hal.250).
Menurut Hery (2018, hal. 152), Current Ratio (CR) / rasio lancar
merupakan salah satu jenis rasio keuangan dari rasio likuiditas. Current ratio
/ rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh
tempo dengan menggunakan total aset lancar yang dimiliki. Dapat dikatakan
bahwa rasio ini memberikan gambaran mengenai seberapa besar jumlah
ketersediaan aset lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibandingkan
dengan total kewajiban lancar yang dimiliki perusahaan. Menurut Fahmi
(2016, hal. 66), Current Ratio / rasio lancar merupakan ukuran yang lazim
digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan utang perusahaan ketika jatuh tempo.
8
Menurut Hery (2018, hal. 187), Total Asset Turn Over (TATO) /
perputaran total aset merupakan salah satu jenis rasio keuangan dari rasio
aktivitas. Total aset turn over/Perputaran total aset merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur keefektifan total aset perusahaan dalam
menghasilkan suatu penjualan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengukur
berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan perusahaan dari setiap rupiah
dana yang tertanam dalam total aset perusahaan. Menurut Fahmi (2016, hal.
80) Total Asset Turn Over disebut juga dengan perputaran total aset, rasio ini
melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan terjadi
perputaran secara efektif.
Menurut Hery (2018, hal. 168), Debt To Equity Ratio (DER) / rasio utang
terhadap modal merupakan salah satu jenis rasio keuangan dari rasio
solvabilitas. Debt to Equity ratio / Rasio utang terhadap modal merupakan
rasio yang digunakan untuk mengukur proporsi utang terhadap modal yang
dimiliki oleh perusahaan. Menurut Fahmi (2016, hal. 73) Debt To Equity
Ratio / rasio hutang terhadap ekuitas merupakan ukuran yang dipakai dalam
menganalisis laporan keuangan yang digunakan untuk memperliatkan
besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor.
Menurut Hery (2018, hal. 193), Return On Asset (ROA) / hasil
pengembalian atas aset merupakan salah satu jenis rasio keuangan dari rasio
profitabilitas. Return on aset / hasil pengembalian atas aset merupakan rasio
yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset yang dimiliki perusahaan
dalam menciptakan laba bersih. Dapat dikatakan bahwa, rasio ini digunakan
9
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Menurut Fahmi (2016, hal.
82) Return On Asset / ROA merupakan rasio ini digunakan untuk melihat
sejauh mana investasi yang telah ditanamkan oleh perusahaan mampu
memberikan kontribusi pengembalian keuntungan sesuai dengan yang
diharapkan perusahaan.
Salah satu fenomena yang terjadi pada peringkat obligasi korporasi yaitu
kegagalan bayar bunga utang tepat waktu, peringkat AISA turun menjadi
Selective Default. BEI (Bursa Efek Indonesia) memutuskan untuk melakukan
penghentian sementara perdagangan efek AISA terhitung sejak Sesi I
Perdagangan Efek tanggal 5 Juli 2018. Dan pada saat yang bersamaan pula
PEFINDO menurunkan peringkat AISA dari CCC menjadi SD alias Selective
Default. PEFINDO melakukan penurunkan terhadap peringkat obligasi TPS
Food I/2013 dan Sukuk Ijarah TPS Food I/2013 yang berasal dari peringkat
CCC menjadi D (Default). Keputusan ini berhubungan dengan
ketidakmampuan AISA dalam membayar kupon obligasi dan sukuk yang
jatuh tempo pada tanggal 5 Juli 2018. Analis Pefindo (Martin Pandiangan)
mengatakan bahwa obligor dengan peringkat SD ini menunjukkan obligor
gagal dalam membayar satu atau lebih kewajiban financial perusahaan yang
jatuh tempo, tetapi masih melakukan pembayaran tepat waktu pada kewajiban
perusahaan lainnya. PT Tiga Pilar ini seharusnya melakukan pembayaran atas
bunga utang jatuh tempo sebesar Rp 30,75 miliar pada pembayaran bunga
atas obligasi TPS Food I/2013 dan selanjutnya Rp15,37 miliar terhadap
10
Sukuk Ijarah TPS Food 1/2013. Jadi total yang harus dibayar untuk bunga
utang senilai Rp 46,12 miliar. KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia)
menyampaikan bahwa pembayaran atas bunga ke-21 Obligasi dan Sukuk
Ijarah TPS Food I Tahun 2013 ditunda terlebih dahulu sampai ada
pemberitahuan lebih lanjut lagi dari penerbit efek dan penundaan pembayaran
bunga ini merujuk surat PT Tiga Pilar Sejahtera Food TbkNomor 051/TPSF-
CORSEC/VII/2018. (Kontan.co.id, 2018).
Tabel 1.1 Data Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO),
Debt To Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA)
Keterangan Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Current Ratio 1,6213 1,8340 1,6198 1,5670 1,3782
Total Asset Turn Over 0,2940 0,2734 0,2999 0,3020 0,2902
Debt To Equity 3,7528 3,4927 3,6074 3,7804 3,6522
Return On Asset 0,0322 0,0279 -0,0910 0,0195 0,0442
Sumber : www.idx.co.id diolah oleh : Penulis, 2020
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, menunjukkan bahwa Current Ratio, Total
Asset Turn Over, Debt To Equity Ratio, dan Return On Asset mengalami
kenaikan dan penurunan yang signifikan. Rata-rata current ratio dari tahun
2015-2019 mengalami kenaikan dan penurunan, yaitu terlihat pada tahun
2015 ke 2016, rata-rata current ratio mengalami kenaikan dari 1,6213 naik
menjadi 1,8340 atau kenaikannya sebesar 0,2127. Pada tahun 2016 ke 2017,
rata-rata current ratio mengalami penurunan, yaitu terlihat dari 1,8340 turun
menjadi 1,6198 atau penurunnya sebesar 0,2142. Pada tahun 2017 ke 2018,
rata-rata current ratio kembali mengalami penurunan, yaitu dari 1,6198 turun
menjadi 1,5670 atau penurunnya sebesar 0,0528. Dan pada tahun 2018 ke
11
2019, rata-rata current ratio masih mengalami penurunan, yaitu dari 1,5670
turun menjadi 1,3782 atau penurunnya sebesar 0,1888.
Rata-rata total asset turn over pada tahun 2015-2019 mengalami kenaikan
dan penurunan, yaitu terlihat pada tahun 2015-2016, rata-rata total asset turn
over mengalami penurunan dari 0,2940 turun menjadi 0,2734 atau
penurunnya sebesar 0,0206. Pada tahun 2016 ke 2017, rata-rata total asset
turn over mengalami kenaikan, yaitu dari 0,2734 naik menjadi 0,2999 atau
kenaikannya sebesar 0,0265. Pada tahun 2017 ke 2018, rata-rata total asset
turn over kembali mengalami kenaikan, yaitu dari 0,2999 naik menjadi
0,3020 atau kenaikannya sebesar 0,0021. Dan pada tahun 2018 ke 2019, rata-
rata total asset turn over mengalami penurunan, yaitu dari 0,3020 turun
menjadi 0,2902 atau penurunnya sebesar 0,0118.
Rata-rata debt to equity ratio pada tahun 2015-2019 mengalami kenaikan
dan penurunan, yaitu terlihat pada tahun 2015-2016, rata-rata debt to equity
ratio mengalami penurunan dari 3,7528 turun menjadi 3,4927 atau
penurunannya sebesar 0,2601. Pada tahun 2016 ke 2017, rata-rata debt to
equity ratio mengalami kenaikan, yaitu dari 3,4927 naik menjadi 3,6074 atau
kenaikannya sebesar 0,1147. Pada tahun 2017 ke 2018, rata-rata debt to
equity ratio kembali mengalami kenaikan, yaitu dari 3,6074 naik menjadi
3,7804 atau kenaikannya sebesar 0,173. Dan pada tahun 2018 ke 2019, rata-
rata debt to equity ratio mengalami penurunan, yaitu dari 3,7804 turun
menjadi 3,6522 atau penurunannya sebesar 0,1282.
12
Rata-rata return on asset pada tahun 2015-2019 mengalami kenaikan dan
penurunan, yaitu terlihat pada tahun 2015 ke 2016, rata-rata return on asset
mengalami penurunan dari 0,0322 turun menjadi 0,0279 atau penurunnya
sebesar 0,0043. Pada tahun 2016 ke 2017, rata-rata return on asset kembali
mengalami penurunan bahkan menyentuh angka negatif, yaitu dari 0,0279
turun menjadi -0,0910 atau mengalami penurunannya sebesar 0,1189. Pada
tahun 2017 ke 2018, rata-rata return on asset mengalami kenaikan, yaitu dari
-0,0910 naik menjadi 0,0195 atau kenaikannya sebesar 0,1105. Pada tahun
2018 ke 2019, rata-rata return on asset kembali mengalami kenaikan, yaitu
dari 0,0195 naik menjadi 0,0442 atau kenaikannya sebesar 0,0247.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alie dan Febrinta (2020)
menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang diproyeksikan dengan current
ratio, rasio solvabilitas yang diproyeksikan dengan debt to equity ratio, dan
rasio profitabilitas yang diproyeksikan dengan return on asset tidak
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Namun dalam penelitian yang
dilakukan oleh Christine dan Elizabeth (2019) menunjukkan bahwa current
ratio, return on asset, debt to equity ratio, dan total asset turn over
berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Adapun penelitian yang dilakukan
oleh Aji, Tohir, dan Suwaryo (2019) menunjukkan bahwa rasio profitabilitas
yang diproyeksikan dengan return on asset berpengaruh positif terhadap
peringkat obligasi, rasio leverage yang diproyeksikan dengan debt to equity
ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi dan rasio aktivitas yang
13
diproyeksikan dengan totalasset turn over tidak berpengaruh terhadap
peringkat obligasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Natalia dan Elizabeth (2018)
menunjukkan bahwa rasio leverage yang diproyeksikan dengan debt to equity
ratio dan rasio likuiditas yang diproyeksikan current ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap peringkat obligasi. Lalu penelitian yang dilakukan oleh
Widiastuti dan Rahyuda (2016) menunjukkan bahwa rasio likuiditas yang
diproyeksikan dengan current ratio berpengaruh negatif tidak signifikan
terhadap peringkat obligasi, dan rasio aktivitas yang diproyeksikan dengan
total asset turn over berpengaruh positif tidak signifikan. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Sari dan Badjra (2016) menunjukkan bahwa rasio likuiditas
yang diproyeksikan dengan current ratio berpengaruh negatif signifikan
terhadap peringkat obligasi dan rasio leverage yang diproyeksikan dengan
debt to equity ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap peringkat
obligasi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dari fenomena, dan
terdapat perbedaan hasil dalam penelitian sebelumnya, maka penulis akan
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Current Ratio
(CR), Total Asset Turn Over (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Dan
Return On Asset (ROA) Terhadap Peringkat Obligasi Korporasi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selama Periode 2015-2019”.
14
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh current ratio terhadap peringkat obligasi korporasi?
2. Bagaimana pengaruh total asset turn over terhadap peringkat obligasi
korporasi?
3. Bagaimana pengaruh debt to equity ratio terhadap peringkat obligasi
korporasi?
4. Bagaimana pengaruh return on asset terhadap peringkat obligasi
korporasi?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya berfokus pada bagaimana pengaruh current ratio,
total asset turn over, debt to equity, dan return on asset terhadap peringkat
obligasi korporasi yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2015-
2019.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis bagaimana pengaruh current ratio terhadap peringkat
obligasi.
2. Menganalisis bagaimana pengaruh total asset turn over terhadap peringkat
obligasi.
3. Menganalisis bagaimana pengaruh debt to equity ratio terhadap peringkat
obligasi.
15
4. Menganalisis bagaimana pengaruh return on asset terhadap peringkat
obligasi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmiah pada kajian
tentang pengaruh current ratio, total asset turn over, debt to equity ratio,
dan return on asset terhadap peringkat obligasi korporasi yang terdaftar di
BEI (Bursa Efek Indonesia) periode 2015-2019.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan
penulis dari penelitian yang dilakukan dengan mengaplikasikan teori-
teori yang didapat selama proses perkuliahan, serta diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
perusahaan yang terlibat dalam merencanakan dan merancang cara-
cara baru terhadap current ratio, total asset turn over, debt to equity
ratio, dan return on asset untuk meningkatkan peringkat obligasi
korporasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terlibat.
16
c. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengambilan keputusan dalam melakukan investasi yang dilakukan
agar investor tidak mengalami kerugian.
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai pedoman atau dijadikan acuan bagi rekan-
rekan peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya yang
mengambil topik faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi
korporasi terlebih pada current ratio, total asset turn over, debt to
equity ratio, dan return on asset.
e. Bagi pemimpin atau manajer
Dapat memperoleh informasi atau menambah wawasan yang dapat
digunakan dalam mengolah perusahaan agar dapat meningkatkan
peringkat obligasi di perusahaan tempat bekerja.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika pada penelitian ini terdiri dari beberapa bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Penulis akan membahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari
beberapa bagian yaitu latar belakang, rumusan masalah, ruang
lingkup penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian.
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penulis akan membahas mengenai tinjauan pustaka yang terdiri
dari beberapa bagian yaitu landasan teori, penelitian sebelumnya,
kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Penulis akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri
dari beberapa bagian yaitu pendekatan penelitian, objek/subjek
penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, teknik
pengumpulan data, definisi operasional, dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penulis akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan
yang terdiri dari beberapa bagian yaitu gambaran umu objek
penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Penulis akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah diperoleh dan akan memberikan saran terhadap objek
yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Puji Lestari., Tohir., dan Suwaryo. 2019. Analisis Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, Aktivitas, Jaminan, dan Umur Obligasi Terhadap Peringkat
Obligasi Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2017. Jurnal Ekonomi, Bisnis, dan Akuntansi (JEBA), Vol.
21, No. 02.
Alie, Maria Septijantini., dan Herni Febrinta. 2020. Pengaruh Manajemen Laba,
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Dan Rasio Profitabilitas Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan
Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2011-2018. Jurnal Ekonomi, Vol. 22, No. 1.
Anshori, Muslich., dan Sri Iswati. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Surabaya : Airlangga University Press.
Apriansyah, Renni., dan Sri Megawati Elizabeth. 2018. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Jaminan Aset, Return On Asset, Dan Interest Coverage Ratio
Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2017. Jurusan
Manajemen STIE Multi Data Palembang.
Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2018. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, Jakarta : Salemba Empat.
Chistine, Silva., dan Sri Megawati Elizabeth. 2018. Analisis Pengaruh Current
Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio, Dan Total Asset Turn Over
Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Food And Beverage Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2010-2017. Jurusan Manajemen STIE Multi Data
Palembang.
Darmawan, Akhmad., Yudith Foran Al Fayed., Fatmah Bagis., dan Bima
Cininttya Pratama,. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
Umur Obligasi, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi
Pada Sektor Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2015-2018. Jurnal
Manajemen, Vol. 14, No.1.
Elizabeth, Sri Megawati. 2019. Analisis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Yield
Obligasi Dengan Dimediasi Peringkat Obligasi (Studi Kasus Pada
Perusahaan Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2015-
2017). Jurnal Maneksi, Vol. 8, No. 1.
Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Keuangan dan Soal Tanya Jawab.
Bandung : Alfbeta
Fauzi, Fitriya., Abdul Basyith Dencik., dan Diah Isnaini Asiati. 2019. Metodologi
Penelitian Untuk Manajemen Dan Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat.
Ferlisia, Carmelia., dan Sri Megawati Elizabeth. 2017. Pengaruh Cash Flow
From Operating To Total Liabilities, Debt To Equity, Dan Return On
Assets Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Properti Dan Real
Estate Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2016. Jurusan Manajemen
STIE Multi Data Palembang.
Ghozali, Imam H. Prof, M.com, Ph.D, CA, Akt. 2018. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25 Edisi 9. Semarang : Badan
Penerbit Undip.
Hery, S.E., M.Si., CRP., RSA. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT
Grasindo.
Muhyiddin, Nurlina T., Irfan M. Tarmizi., dan Anna Yulianita. 2017. Metodologi
Penelitian Ekonomi & Sosial. Jakarta : Salemba Empat.
Natalia, Mike., dan Sri Megawati Elizabeth. 2018 Analisis Faktor Keuangan Dan
Non Keuangan Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi (Studi Empiris
Pada Perusahaan Non Keuangan Penerbit Obligasi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017. Jurusan Manajemen STIE Multi
Data Palembang.
Prasetyo, Herry. 2018. Gagal bayar bunga utang tepat waktu, peringkat AISA
turun menjadi Selective Default. Diakses pada 9 September 2020,
https://amp.kontan.co.id.
Sari, Ni Made Sri Kristina., dan Ide Bagus Badjra. 2016. Pengaruh Likuiditas,
Ukuran Perusahaan, Leverage, Dan Jaminan Terhadap Peringkat
Obligasi Pada Sektor Keuangan. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No.8.
Sari, Rindi Kumala., Siti Nurlaela., dan Kartina Hendra Titisari. 2018. The Effect
of Liquidity Ratio, Profitability Ratio, Company Size, and Leverage on
Bond Rating in Construction and Real Estate Company. International
Conference on Technology, Education, and Social Science.
Sugiyono, Dr. Prof. 2018. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Tandelilin, Eduardus, MBA, CWM, CSA. 2017. Pasar Modal Manajemen
Portofolio & Investasi. Yogyakarta : PT Kanisius.
Widiastuti, Ni Putu Tresna., dan Henny Rahyuda. 2016. Pengaruh Pertumbuhan
Perusahaan, Rasio Likuiditas, Maturity, dan Rasio Aktivitas Terhadap
Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Jasa Periode 2012-2014. Jurnal
Manajemen Unud, Vol. 5, No. 11.
www.idx.co.id
Zuraya, Nidia 2018. Berita Ekonomi Keuangan, Pertumbuhan Pasar Obligasi
Indonesia tercepat Di Asia. Diakses pada 19 Juli 2020,
www.republika.co.id.