pengaruh corporate governance dan kinerja …eprints.undip.ac.id/26825/1/artikel_skripsi.pdf ·...

34
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BAGI PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIK Disusun oleh: Dora Shinta Siregar Dosen Pembimbing: Darsono, SE., MBA., Akt. Timely financial reporting becomes an important issue in relationship with transparency on corporate governance which brings financial and non-financial benefit for company. This research aims to test whether Corporate Governance mechanism as non-financial aspect and Corporate Performance as a financial aspect affect timely financial report to Bapepam. Corporate governance aspect consist of Board of Commissioners, Independent Commissioner, and the Audit Committee. Corporate performance aspect consist of Profitability Ratio, Leverage Ratio, Liquidity Ratio, and the Activity. With purposive sampling as a method of sampling determination has obtained 222 sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period in 2007 and 2008. The data analysis technique used was logistic regression. The results based on descriptive frequency analysis showed that in 2007 there were 74 companies submit timely financial report to Bapepam. But in 2008 this situation dropped that only 37 companies submit timely financial report to Bapepam. The results based on logistic regression analysis showed that from seven independent variables only liquidity ratio has a significant relationship with timely financial reports to Bapepam, with a significance 0,049. Keywords: timely financial reports, corporate governance, corporate performance

Upload: buidang

Post on 21-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA PERUSAHAAN

TERHADAP KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN BAGI

PERUSAHAAN YANG MEMPUBLIK

Disusun oleh:

Dora Shinta Siregar

Dosen Pembimbing:

Darsono, SE., MBA., Akt.

Timely financial reporting becomes an important issue in relationship with transparency

on corporate governance which brings financial and non-financial benefit for company. This

research aims to test whether Corporate Governance mechanism as non-financial aspect and

Corporate Performance as a financial aspect affect timely financial report to Bapepam.

Corporate governance aspect consist of Board of Commissioners, Independent Commissioner,

and the Audit Committee. Corporate performance aspect consist of Profitability Ratio, Leverage

Ratio, Liquidity Ratio, and the Activity.

With purposive sampling as a method of sampling determination has obtained 222

sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period in

2007 and 2008. The data analysis technique used was logistic regression.

The results based on descriptive frequency analysis showed that in 2007 there were 74

companies submit timely financial report to Bapepam. But in 2008 this situation dropped that

only 37 companies submit timely financial report to Bapepam. The results based on logistic

regression analysis showed that from seven independent variables only liquidity ratio has a

significant relationship with timely financial reports to Bapepam, with a significance 0,049.

Keywords: timely financial reports, corporate governance, corporate performance

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

PENDAHULUAN

Ketepatan waktu merupakan hal penting dalam kaitannya dengan aspek transparansi pada

tata kelola perusahaan (Abdullah, 2006) dan merupakan aspek bernilai tambah bagi peningkatan

aspek finansial perusahaan. Di Asia Timur, khususnya Indonesia, transparansi perusahaan

menjadi isu penting sejak terjadinya krisis keuangan pada tahun 1997 dan 1998 dan sejak

runtuhnya perusahaan – perusahaan besar tahun 2001 di Amerika seperti Enron, Worldcom,

Tyco, serta London & Commonwealth.

Ketepatan waktu menunjukkan kualitas yakni tersedia pada waktu yang tepat dan

dijadwalkan dengan baik (Owusu-Ansah, 2000). Hal ini berarti ketepatan waktu merupakan

istilah yang dipakai untuk menggambarkan bahwa data sebagai informasi disajikan tidak

terlambat dan sesuai dengan waktu informasi itu diperlukan. Informasi yang telah lewat akan

lebih sedikit digunakan oleh partisipan pasar dalam proses pembuatan keputusan investasi karena

sudah tidak relevan (Kadir, 2008), karena informasi yang relevan harus mempunyai nilai

prediktif (Hilmi dan Ali, 2006). Keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan dapat

memberikan indikasi positif maupun negatif mengenai informasi yang terkandung dalam laporan

keuangan (Almilia dan Setiady, 2006). Indikasi negatif dari keterlambatan penyampaian laporan

keuangan adalah kurangnya manfaat dari laporan keuangan itu sendiri (PSAK, 2009). Indikasi

positifnya adalah bahwa perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan

diasumsikan menyajikan laporan keuangan dengan lengkap dan komprehensif karena waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya lebih banyak.

Menurut Choi dan Meek (2005), ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, laporan

tahunan, laporan kepada pihak regulator, dan siaran pers yang menyangkut laporan akuntansi

berbeda-beda ditiap negara. Di Brazil, Kanada, dan Chili, jangka waktu pelaporan ini dilaporkan

berkisar antara 30-60 hari. Sementara di Argentina, Australia, dan Denmark, rata-rata berkisar

61-90 hari. Di Austria, Belgia, Prancis, dan Jerman berkisar antara 91-120 hari. Dan untuk

Pakistan rata-rata jangka waktu melebihi 120 hari. Di Indonesia menurut SAK (2009),

perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal

neraca. Tetapi berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam, yaitu peraturan No X.K.7,

Lampiran No. Kep-40/BL/2007 pada tanggal 30 Maret 2007, perusahaan yang terdaftar di Bursa

Eek Indonesia wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan

dengan pendapat yang lazim selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

tanggal laporan keuangan tahunan/tanggal neraca. Keterlambatan penyampaian laporan

keuangan kepada Bapepam akan dikenai sanksi administratif sebesar Rp 1.000.000,- per satu

hari keterlambatan.

Tujuan penetapan keputusan ini oleh pemerintah dalam hal ini Bapepam tidak lain untuk

mewujudkan pasar modal yang semakin efisien menjelang era globalisasi dan modernisasi.

Tetapi keputusan ini tidak serta merta menjadi momok yang dianggap penting bagi praktik bisnis

yang sehat dalam rangka peningkatan keuntungan finansial dan nonfinansial perusahaan. Hal ini

terlihat jelas bahwa pada tahun 2002, Bapepam mengenakan sanksi administratif berupa denda

kepada 186 emiten dan sanksi berupa peringatan tertulis kepada 83 emiten dan sanksi berupa

peringatan tertulis kepada 1 emiten. Untuk tahun 2004, sebanyak 27 emiten melakukan

pelanggaran berupa tidak menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu.

Kondisi ini sejalan dengan konsep kepatuhan yang telah dikemukakan oleh Boeree (2008),

bahwa perusahaan mematuhi peraturan lebih dikarenakan otoritas penyusun hukum tersebut

memiliki hak untuk mendikte perilaku. Artinya adalah ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan semata-mata merupakan perilaku yang didasarkan untuk menjadi apa yang lingkungan

harapkan dan merupakan reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang

ada karena mengandung sanski hukum yang tegas dan mengikat. Padahal seharusnya ketepatan

waktu menjadi sebuah kesadaran dari perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku karena menganggap ini sebuah kebutuhan yang baik dalam

meningkatkan keuntungan finansial dan nonfinansial bagi perusahaan.

Penelitian-penelitian tentang ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak

dipakai dalam setting yang berbeda-beda, dari ketepatan waktu pelaporan keuangan tahunan

(Abdullah, 2007; Kadir, 2008; Almilia dan Setiady, 2006; Owusu-Ansah, 2000; Dogan et al.,

2007), ketepatan waktu pelaporan keuangan interim (Ismail dan Chandler, 2003), hingga

ketepatan waktu pelaporan informasi keuangan diinternet (Ezat dan El-Masry, 2008; Abdelsalem

dan El-Masry, 2008; Poon et al., 2003; Ashbaugh et al., 1999). Penelitian-penelitian memperoleh

hasil yang beragam berdasarkan tujuan dari penelitian tersebut. Tetapi semua penelitian tersebut

menggunakan unsur ketepatan waktu yang merupakan aspek kualitatif sebagai variabel dependen

penelitian.

Oleh karena masih belum ditemukannya penelitian di Indonesia mengenai ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan dengan dummy variabel sebagai variabel dependen dan

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

aspek corporate governance sebagai variabel independen mendorong untuk dilakukannya

pengujian terhadap komponen-komponen corporate governance seperti dewan komisaris,

komisaris independen, dan komite audit terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Disamping karena beragamnya hasil penelitian menggunakan aspek kinerja sebagai

variabel independen, mendorong untuk dilakukannya pengujian kembali pada variabel

profitability ratio, leverage ratio, dan liquidity ratio serta menambahkan variabel activity ratio

sebagai salah satu variabel baru dalam aspek kinerja yang belum diteliti oleh peneliti terdahulu.

TELAAH TEORI

Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi dilatarbelakangi oleh sistem pasar di Inggris dan di Amerika Serikat yang

diatur sedemikian rupa sehingga pemilik, yang terutama para pemegang saham perusahaan yang

terdaftar, mendelegasikan kegiatan perusahaan kepada manajemen perusahaan. Akibat dari

pendelegasian ini ada pemisahan kepemilikan dan kontrol yang akhirnya menimbulkan masalah

keagenan menjadi terkenal (Salomon, 2007).

Menurut Jensen dan Meckling (1976), manajer dalam perusahaan dianggap sebagai agen

dan pemegang saham atau pemilik perusahaan dianggap sebagai prinsipal. Pemegang saham

yang adalah pemilik perusahaan atau “prinsipal” dalam perusahaan, mendelegasikan

pengambilan keputusan sehari-hari perusahaan pada direktur, yang merupakan “agen” dari

pemilik perusahaan/pemegang saham (Salomon, 2007).

Menurut Salomon (2007), masalah yang timbul sebagai akibat dari sistem kepemilikan

perusahaan adalah bahwa agen tidak selalu membuat keputusan demi kepentingan terbaik

prinsipal. Satu asumsi utama teori agensi adalah konflik tujuan/kepentingan dari agen dan

prinsipal. Konflik kepentingan ini yang bila tidak segera di tanggulangi akan berdampak buruk

pada kelangsungan hidup perusahaan.

Upaya untuk mengatasi masalah keagenan atau konflik kepentingan yaitu dengan

melakukan pengawasan. Pengawasan atas setiap tindakan prinsipal dan agen harus dilakukan

guna mencapai kata sepakat yang pada akhirnya membawa perusahaan pada atmosfir kerja yang

positif. Pengawasan ini menimbulkan biaya yang tidak sedikit yang menjadi bagian dalam biaya

keagenan (agency cost).

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Menurut Jensen dan Meckling (1976), agency cost meliputi monitoring cost, bonding

cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal

untuk memonitor perilaku agen, seperti biaya audit dan biaya untuk menetapkan rencana

kompensasi manajer. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung agen untuk menetapkan dan

mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan prinsipal,

seperti biaya yang dikeluarkan unuk menyediakan laporan keuangan kepada pemegang saham.

Sedangkan residual loss adalah biaya timbul karena tindakan agen yang kadangkala berbeda

dengan tindakan untuk kepentingan prinsipal. Biaya pengawasan ini tercermin dari dibentuknya

komite audit dan dewan komisaris serta dilibatkannya pihak independen untuk melindungi

kepentingan pemegang saham minoritas yang disebut komisaris independen.

Teori Kepatuhan (Compliance Theory)

Menurut Boeree (2008), kepatuhan adalah fenomena yang mirip dengan penyesuaian diri,

hal ini karena penyesuaian diri merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk menjadi seperti

yang pada umumnya atau sesuai dengan sikap dan perilaku orang-orang dilingkungannya.

Perbedaannya terletak pada segi pengaruh legitimasi (kebalikan dengan paksaan atau tekanan

sosial lainnya), bahwa seseorang yang melakukan sikap dan perilaku patuh lebih banyak

dikarenakan adanya tuntutan lingkungan/sosial yang akan memberi sanksi baik moral maupun

hukum yang jelas apabila dilanggar dan tidak ditaati. Sedangkan penyesuaian diri dilakukan

bukan karena paksaan tapi karena keinginan dan menjadi sebuah kebutuhan untuk dapat tetap

bertahan dan survive di dalam kehidupan sosial dan lingkungan tempat dia berada.

Penelitian terkemuka mengenai kepatuhan dilakukan oleh Milgram (1963, 1974), dan dari

hasil penelitiannya didapat bahwa kepatuhan muncul bukan karena adanya keinginan dari

pelaksana perintah untuk menyesuaikan diri sesuai dengan konsep kepatuhan Boeree (2008)

yang pertama, tetapi lebih karena didasarkan akan kebutuhan untuk menjadi apa yang

lingkungan harapkan atau reaksi yang timbul untuk merespon tuntutan lingkungan sosial yang

ada.

Konsep kepatuhan menurut Boeree (2008) sesuai dengan konsep kepatuhan prespektif

normatif Tyler, dimana perusahaan mematuhi peraturan lebih dikarenakan otoritas penyusun

hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku (normatif melalui legitimasi/normative

commitment through legitimacy). Seperti halnya konsep tadi, kepatuhan akan penyampaian

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

laporan keuangan tahunan kepada Bapepam lebih disebabkan karena adanya otoritas penyusun

hukum yaitu UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal, yang secara tidak tertulis menyebutkan

bahwa setiap perusahaan yang terdaftar wajib menyampaikan laporan keuangan tahunannya

kepada Bapepam selaku badan yang dipercaya pemerintah untuk membina, mengatur, dan

mengawasi pasar modal. Sehubungan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan oleh

perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka kepatuhan emiten dalam

melaporkan laporan keuangan merupakan suatu hal yang mutlak dalam memenuhi kepatuhan

terhadap prinsip pengungkapan informasi yang tepat waktu.

Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Ketepatan waktu merupakan salah satu aspek kualitatif dari laporan keuangan untuk

disajikan secepat mungkin kepada para pengguna, sehingga laporan keuangan dan data lain yang

dihasilkan oleh laporan keuangan perusahaan dapat membantu pengguna mengembangkan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan spesifik (Fraser & Ormiston, 2004). Ketepatan waktu juga

merupakan bagian dari aspek transparansi pada tata kelola perusahaan.

Gregory dan Van-Horn (1963) dalam Owusu-Ansah (2000), mengatakan bahwa secara

konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat

yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu. Karena semakin

pendek jarak waktu antara akhir tahun akuntansi dan tanggal dipublikasikan, maka akan semakin

besar keuntungan yang diperoleh dari laporan keuangan itu.

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan salah satu pendukung

mekanisme tata kelola perusahaan yang baik. Dimana ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan akan mengurangi insider trading, kebocoran-kebocoran, dan rumor pada pasar saham

(Owusu-Ansah, 2000).

Karena merupakan salah satu karakteristik kualitatif informasi keuangan, maka

keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan mengurangi manfaat dari laporan keuangan

itu sendiri. Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah

satu dasar pengambilan keputusan ekonomi dan menghindari kelambatan pengambilan

keputusan tersebut (PSAK, 2009).

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan berkala di Indonesia diatur oleh

Bapepam sesuai dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No: KEP-40/BL/2007.

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Dijelaskan bahwa setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib

menyampaikan laporan keuangannya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan

ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan atau setelah tanggal neraca.

Sedangkan menurut PSAK (2009), suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan

keuangan paling lama empat bulan setelah tanggal neraca. Faktor – faktor seperti kompleksitas

operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan

menyediakan laporan keuangan tepat waktu.

Oleh karena objek pengenaan peraturan menurut PASK dan Bapepam berbeda, dimana

objek peraturan menurut PSAK yaitu seluruh perusahaan baik yang terdaftar maupun yang tidak

terdaftar, sedangkan objek peraturan menurut Bapepam adalah perusahaan-perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini mengacu pada peraturan yang disampaikan

oleh Bapepam dan bukan PSAK. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan kepada

Bapepam akan dikenai sanksi tertulis dan administratif. Adapun sanksi administratif yang

dikenakan adalah Rp 1.000.000,- per satu hari keterlambatan.

Corporate Governance (Tata Kelola)

Menurut Griffin (2002) pengertian corporate governance yaitu the roles of shareholders,

directors and other managers in corporate decision making, yang berarti “Peran pemegang

saham, direktur, dan manajer lainnya dalam pembuatan keputusan perusahaan”. Sedangkan

menurut Forum Corporate Governance Indonesia (n.d), corporate governance adalah

seperangkat aturan yang menyajikan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditur,

pemerintah, karyawan, dan stakeholder internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak

dan tanggungjawabnya, atau sebuah sistem dengan cara bagaimana perusahaan diarahkan dan

dikendalikan.

Menurut Salomon (2007), tidak ada definisi yang jelas tentang apa itu corporate

governance. Pandangan sempit (narrow view) mengatakan bahwa corporate governance terbatas

pada hubungan antara perusahaan dan para pemilik perusahaan/pemegang saham, ini merupakan

paradigma keuangan yang kuno, yang tertuang pada “Agency Theory”, tetapi pandangan lain

mengatakan bahwa corporate governance tidak hanya menyangkut hubungan perusahaan dengan

pemilik perusahaan (pemegang saham) tetapi juga antara perusahaan dengan pemakai

kepentingan lainnya (stakeholder).

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Runtuhnya perusahaan terkenal Enron pada tahun 2001, menjadi awal dibutuhkannya

peran corporate governance untuk melindungi perusahaan serta para pemilik kepentingan.

Perlindungan ini dapat dilakukan lewat mekanisme dari dalam perusahaan (monitoring dan

internal control) maupun lewat mekanisme dari luar (Husnan, 2010). Lebih lanjut menurut

Husnan (2010), dua bentuk mekanisme ekternal yang penting adalah bahwa sistem corporate

governance tersebut terdiri dari (1) berbagai peraturan yang menjelaskan hubungan antara

pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah dan stakeholder yang lain (peraturan yang

menjelaskan hak dan kewajiban pihak-pihak tersebut) dan (2) berbagai mekanisme yang secara

langsung ataupun tidak langsung menegakkan peraturan-peraturan tersebut.

Implementasi mekanisme ekternal ini tertuang dalam peraturan No.1 tentang Ketentuan

Umum Pencatatan Efek bersifat ekuitas di bursa huruf C-1, dimana dalam rangka

penyelenggaraan pengelolaan yang baik (good corporate governance) perusahaan tercatat wajib

memiliki:

1. Komisaris Independen;

2. Komite audit; dan

3. Sekertaris perusahaan.

Penyelenggaraan corporate governance seharusnya tidak dilakukan hanya karena

pengaruh legitimasi saja tetapi diterapkan atas dasar kesadaran akan praktik bisnis yang sehat.

Menurut Forum Corporate Governance Indonesia (n.d), ada beberapa keuntungan yang didapat

dengan diterapkannya corporate governance dalam perusahaan, diantaranya yaitu:

1. Lebih mudah untuk menambah modal

2. Turunnya biaya modal

3. Peningkatan kinerja bisnis dan peningkatan kinerja ekonomi.

4. Ada dampak yang baik pada harga saham.

Keuntungan Penerapan good corporate governance dapat menciptakan nilai tambah bagi

semua pihak yang berkepentingan (FCGI, n.d).Keuntungan ini didapat hanya apabila penerapan

corporate governance tidak hanya sekedar formalitas karena unsur legitimasi tetapi diterapkan

dan menjadi bagian integral dari aktivitas bisnis perusahaan.

Adapun unsur penting corporate governance menurut Komite Nasional Kebijakan

Governance (2006), yaitu:

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

1. Transparansi (Transparency)

Perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara

yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Salah satu isi pedoman

pokok pelaksanaan dari penerapan prinsip transparansi adalah informasi yang tepat

waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh

pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara trasparan dan

wajar. Oleh karena itu perusahaan harus dikelola dengan benar, terukur, serta sesuai

dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lain.

3. Responsibility (Responsibility)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan

tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara

kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good

corporate citizen.

4. Independensi (Independency)

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ

perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

5. Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness)

Perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan keselarasan. Menjamin

perlindungan hak-hak para pemegang saham, termasuk hak-hak pemegang saham

minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen

dengan para investor.

Adapun prinsip-prinsip corporate governance menurut Organisation for Economic Co-

operation and Development (2004):

1. Hak-hak para pemegang saham.

2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham.

3. Peranan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) dalam corporate governance.

4. Transparansi dan pernjelasan.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

5. Peranan dewan komisaris.

Dengan dibentuknya Komite Nasional Corporate Governance oleh pemerintah maka disusunlah

Code for Good Corporate Governance yang mengatur tata kelola perusahaan di Indonesia.

Kinerja Perusahaan

Kinerja merupakan hasil akhir dari sebuah proses yang sistematis yang dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu. Menurut Wikipedia (2011), kinerja merupakan jawaban dari berhasil

atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Jadi kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada

pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi

yang dipunyai suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari

suatu kebijakan operasional yang diterapkan. Dalam penelitian ini, alat ukur yang dilakukan

untuk menilai kinerja perusahaan yaitu profitability ratios, leverage ratios, liquidity ratios, dan

activity ratios.

Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan

Keuangan

GCG (Good

Corporate

Governance)

Dewan Komisaris

Komisaris Independen

Komite Audit

Kinerja

Perusahaan

Leverage Ratios

Profitability Ratios

Liquidity Ratios

Activity Ratios

Variabel Independen

Variabel Dependen

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Hipotesis Alternatif

H1A : Ukuran dewan komisaris tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan.

H2A : Komposisi komisaris independen tidak berhubungan dengan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

H3A : Komposisi komite audit tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan.

H4A : Rasio profitabilitas tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

H5A : Rasio leverage tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

H6A : Rasio likuiditas tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

H7A : Rasio aktivitas tidak berhubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengacu pada perusahaan manufaktur yang termuat di

Capital Market Directory Indonesia priode 2008 dan 2007. Pengambilan sampel dilakukan

dengan purposive sampling dengan kriteria-kriteria tertentu diantaranya yaitu: 1). Terdaftar di

BEI periode 2007 dan 2008 serta terdaftar di ICMD periode 2008 dan 2009, spesifikasi sektor

industri manufaktur; 2). Menampilkan profil perusahaan pada situs Bapepam yaitu

www.idx.com; 3). Memiliki komisaris independen dan komite audit dalam struktur organisasi

perusahaan; 4). Menampilkan data tanggal penyampaian laporan keuangan tahunan kepada

Bapepam periode 2007 dan 2008; 5). Mempublikasikan laporan keuangannya kepada publik.

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut diperoleh sampel berjumlah 222 perusahaan yang dibagi

dalam 2 periode yaitu tahun 2007 dan 2008.

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Definisi Operasional

Variabel Dependen

Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen yaitu ketepatan waktu (timeliness)

penyampaian laporan keuangan tahunan. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

kepada Bapepam diukur berdasarkan Keputusan Ketua Bapepam Nomor X.K.7 Lampiran Kep-

40/BL/2007 bahwa laporan keuangan tahunan dan disertai dengan laporan akuntan disampaikan

selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (31 Maret) setelah tanggal laporan keuangan

tahunan (financial year-end).

Variabel Independen

1. Dewan Komisaris

Diproksi ke ukuran dewan komisaris yang diukur dari jumlah anggota dewan komisaris yang

ada pada perusahaan.

2. Komisaris independen

Diproksi ke komposisi komisaris independen yang diukur dari persentase komisaris

independen terhadap total anggota komisaris yang ada pada perusahaan.

3. Komite Audit

Diproksi ke komposisi komisaris independenn yang diukur dari persentase pihal independen

yang ada dalam komite audit terhadap total anggota komite audit yang ada pada perusahaan.

4. Profitabilitas Rasio

Diukur dengan menggunakan ROA (Return On Assets)

5. Leverage Ratio

Diukur dengan menggunakan rasio utang (Debt Ratio)

6. Likuiditas Rasio

Diukur dengan menggunakan rasio lancar (Current Ratio)

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

7. Aktivitas Rasio

Diukur dengan menggunakan rasio perputaran total aktiva

Metode analisis yang digunakan yaitu statistik deskriptif dan uji hipotesis dengan logistik

regresi sebagai alat analisis. Adapun model regresi logistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis sebagai berikut:

Dimana:

- = Variabel dummy ketepatan waktu, dimana kategori 1 untuk

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan secara tepat

waktu (TIMELY) dan 0 untuk perusahaan yang menyampaikan

laporan keuangan tidak tepat waktu (UNTIMELY)

ε = Error

DEKOM = Ukuran Dewan Komisaris

KOMIN = Komposisi Komisaris Independen

KOMAUD = Komposisi Komite Audit

PROFIT = Profitability Ratio

LEVER = Leverage Ratio

LIQUID = Liquidity Ratio

ACTIV = Activity Ratio

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariate dengan menggunakan alat uji regresi

logistik binari. Multivariate analysis yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data yang

variabelnya lebih dari dua. Regresi logistik merupakan suatu metode analisis yang digunakan

untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

bebasnya (Ghozali, 2009). Logistik regresi memiliki kelebihan dibandingkan dengan alat uji

lainnya, adapun kelebihan yang dipunyai oleh metode logistik regresi yaitu (Heriyanto &

Wahyuddin, 2007):

1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan

dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak harus memiliki ditribusi normal, linier,

memiliki varian yang sama dalam setiap group.

2. Variabel-variabel prediktor dalam regresi logistik, bisa merupakan campuran dari

variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis.

3. Regresi logistik sangat bermanfaat digunakan apabila distribusi respon atas variabel hasil

diharapkan non-linier dengan satu atau lebih variabel prediktor.

Menilai Model Fit (Overall Model Fit Test)

Menilai model fit merupakan langkah pertama dalam analisis logistik regresi, yang

bertujuan untuk menemukan apakah model fit atau tidak dengan data. Keputusan untuk tidak

menolak hipotesa nol didasarkan pada nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit yang

nilainya diatas 0,05. Output spss menyajikan 2 nilai -2logL yaitu satu untuk model yang hanya

memasukkan konstanta saja dan nilai -2logL jika variabel bebas ditambahkan. Model yang hanya

memasukkan konstanta saja memiliki nilai -2logL sebesar 307,757, dengan koefisien konstanta

sebsar 0,000 yang berarti bahwa nilai ini signifikan pada alpha 5% dan hipotesis nol ditolak yang

berarti model hanya dengan konstanta saja tidak fit dengan data. Adapun nilai -2logL untuk

model yang dengan penambahan variabel bebas pada model yaitu sebesar 296,245 ternyata tidak

signifikan pada alpha 5% yang berarti hipotesis nol tidak dapat ditolak dan model fit dengan

data.

Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test

Berdasarkan hasil pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dengan

menggunakan SPSS, diperoleh nilai Chi-square sebesar 4,206 dengan profitabilitas signifikan

sebesar 0,838 yang nilainya jauh diatas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa hipotesis nol

tidak dapat ditolak (H0 diterima) dan berarti model fit dengan data. Dengan demikian dapat

disimpulkan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan untuk langkah

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

analisis berikutnya karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi

dengan klasifikasi yang diamati.

Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas di dalam model digunakan nilai 0,90

sebagai alat ukur, apabila korelasi antar variabel independen sama dengan atau lebih besar 0,90

berarti ada korelasi yang tinggi antar variabel independen atau terjadi multikolonieritas.

Keterkaitan/hubungan antara variabel independen dalam logistik regresi dapat dilihat dalam tabel

correlation matrix yang disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Nilai Multikolinearitas

DEKOM KOMIN KOMITE PROFIT LEVER LIQUID ACTIV

Step 1 DEKOM 1,000 0,034 -0,274 0,035 0,119 0,0,71 -0,096

KOMIN 0,034 1,000 0,033 -0,102 -0,177 -0,027 0,076

KOMITE -0,274 0,033 1,000 -0,030 0,013 0,060 0,069

PROFIT 0,035 -0,102 -0,030 1,000 0,569 0,079 -0,160

LEVER 0,119 -0,177 0,013 0,569 1,000 0,292 -0,167

LIQUID 0,071 -0,027 0,060 0,079 0,292 1,000 -0,114

ACTIV -0,096 0,076 0,069 -0,160 -0,167 -0,114 1,000

Sumber: Lampiran B

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa nilai korelasi menunjukkan tidak ada gejala

multikolinearitas yang serius antar variabel independen yang letaknya di bawah 0,90. Korelasi

yang tinggi antar variabel independen terjadi antara variabel rasio profitabilitas (PROFIT)

dengan rasio leverage (LEVER) dengan nilai 0,569 dan nilai ini masih jauh dari 0,90. Nilai

korelasi yang negative (-) menunjukkan bahwa antar variabel independen terdapat hubungan

yang tidak langsung atau berkorelasi negatif.

Menguji Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi dapat dilakukan dengan regresi logistik yang hasilnya dapat

dilihat pada output SPSS variabel in the equation yang disajikan pada tabel 4.2.

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Tabel 4.2

Hasil Uji Koefisien Logistik Regresi

B Wald Sig.

Step 1(a) DEKOM 0,140 2,579 0,108

KOMIN -0,614 0,401 0,527

KOMIT 0,548 0,927 0,336

PROFIT 0,222 0,485 0,486

LEVER 0,258 0,867 0,352

LIQUID 0,161 3,887 0,049**

ACTIV -0,228 1,132 0,287

Constant -0,698 1,121 0,290

*) Sign< 0,10; **) Sign< 0,05; ***) Sign< 0,01

Sumber: Lampiran B

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari ketujuh variabel independen yaitu dewan

komisaris, komisaris independen, komite audit, rasio profitabilitas, rasio hutang, rasio likuiditas,

dan rasio aktivitas hanya satu variabel yaitu variabel likuiditas yang mempengaruhi ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan. Hal itu dapat dilihat dari nilai signifikansi rasio likuiditas

sebesar 0,049 yang berada di bawah 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat dibuat persamaan

sebagai berikut:

- : Variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

LIQUID : Rasio likuiditas

Hasil Pengujian Hipotesis 1

H1 : Dewan komisaris berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan regresi logistik diperoleh bahwa variabel DEKOM

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,140 dengan tingkat signifikansi 0,108 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistik wald 2,579 yang lebih besar dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

tidak mendukung hipotesis alternatif 1 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

berarti hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini

adalah dewan komisaris yang diproksi kedalam jumlah dewan komisaris tidak berpengaruh

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ke Bapepam.

Hasil Pengujian Hipotesis 2

H2 : Komisaris independen berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel KOMIN

mempunyai nilai koefisien negatif sebesar -0,614 dengan tingkat signifikansi 0,527 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistic walt 0,401 yang lebih kecil dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

tidak mendukung hipotesis alternatif 2 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0

berarti hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini

adalah komisaris independen yang diproksi kedalam komposisi komisaris independen pada

dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

kepada Bapepam.

Hasil Pengujian Hipotesis 3

H3 : Komite audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel KOMIT

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,548 dengan tingkat signifikansi 0,336 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistik wald 0,927 yang lebih kecil dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

tidak mendukung hipotesis alternatif 3 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0

berarti hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini

adalah komite audit yang diproksi kedalam komposisi pihak independen terhadap jumlah

anggota dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan kepada Bapepam.

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Hasil Pengujian Hipotesis 4

H4 : Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel PROFIT

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,222 dengan tingkat signifikansi 0,486 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistik wald 0,485 yang lebih kecil dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

tidak mendukung hipotesis alternatif 4 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0

berarti hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini

adalah profitabilitas yang diproksi kedalam ROA tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.

Hasil Pengujian Hipotesis 5

H5 : Rasio leverage berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel LEVER

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,258 dengan tingkat signifikansi 0,352 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistik wald 0,867 yang lebih kecil dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

tidak mendukung hipotesis alternatif 5 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0

berarti hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini

adalah leverage yang diproksi kedalam rasio hutang tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.

Hasil Pengujian Hipotesis 6

H6 : Rasio likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel LIQUID

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,161 dengan tingkat signifikansi 0,049 yang lebih

kecil dari 0,05 (α) dan statistik wald 3,887 yang lebih besar dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

mendukung hipotesis alternatif 6 diatas sehingga H0 ditolak. Kemampuan menolak H0 berarti

hipotesis alternatif signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini adalah

Page 19: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

likuiditas yang diproksi kedalam rasio lancar berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.

Hasil Pengujian Hipotesis 7

H7 : Rasio aktivitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

perusahaan.

Hasil pengujian menggunakan logistik regresi diperoleh bahwa variabel AKTIV

mempunyai nilai koefisien negatif sebesar -0,228 dengan tingkat signifikansi 0,287 yang lebih

besar dari 0,05 (α) dan statistik wald 1,132 yang lebih besar dari 1,6. Dengan demikian, hasil ini

mendukung hipotesis alternatif 7 diatas sehingga H0 gagal ditolak. Kegagalan menolak H0 berarti

hipotesis alternatif tidak signifikan. Arti dari hasil pengujian atas hipotesis alternatif ini adalah

aktivitas yang diproksi kedalam rasio perputaran total aktiva tidak berpengaruh signifikan

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel yang ada diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada tahun 2007, dari 111 perusahaan sampel, terdapat 74 perusahaan yang tepat waktu

dan hanya 37 perusahaan sampel yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan

keuangan kepada Bapepam.

2. Hal sebaliknya terjadi pada tahun 2008, dari 111 perusahaan sampel, hanya 37

perusahaan saja yang tepat waktu dan terdapat 74 perusahaan yang tidak tepat waktu

menyampaikan laporan keuangan kepada Bapepam.

3. Variabel dewan komisaris memiliki nilai signifikansi sebesar 0,108 (>0,05). Hal ini

berarti dewan komisaris yang diproksi kedalam ukuran dewan komisaris tidak

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

4. Variabel komisaris independen memiliki nilai signifikansinya 0,527 (>0,05). Hal ini

berarti komisaris independen yang diproksi kedalam komposisi komisaris independen

yang berada dalam dewan komisaris tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

Page 20: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Purwati (2006).

5. Variabel komite audit memiliki nilai signifikansi 0,336 (>0,05). Hal ini berarti komite

audit yang diproksi kedalam komposisi pihak independen yang berada dalam komite

audit tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Abdullah (2006) dan Purwati (2006).

6. Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,486 (>0,05). Hal ini berarti rasio

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Kadir (2008) dan Saleh (2004).

7. Variabel leverage memiliki nilai signifikansi 0,352 (>0,05). Hal ini berarti rasio

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi

dan Ali (2008).

8. Variabel likuiditas memiliki nilai signifikansi 0,049 (<0,05). Hal ini berarti rasio

likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hilmi

dan Ali (2008).

9. Variabel aktivitas memiliki nilai signifikansi 0,287 (>0,05). Hal ini berarti rasio

aktivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan.

Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh penelitian ini yaitu:

1. Periode penelitian hanya dua tahun dengan jumlah sampel 222 perusahaan-perusahaan

industri manufaktur. Sehingga hasil yang diberikan lebih spesifik dan tidak bisa

disimpulkan secara universal bagi seluruh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel bebas penelitian hanya dibatasi pada tujuh variabel yang berpengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada Bapepam.

Page 21: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Saran

Dengan berbagai telaah dan analisa yang telah dilakukan serta berdasarkan atas

keterbatasan-keterbatasan penelitian yang dipaparkan diatas, maka saran yang dapat diberikan

pada penelitian selanjutnya yaitu:

1. Agar hasil penelitian dapat digunakan secara umum, sebaiknya periode penelitian

diperpanjang menjadi lebih dari dua tahun dan perusahaan sampel yang digunakan

dalam penelitian sebaiknya diperbesar, mencakup industri lain seperti agriculture,

forestry, and fishing; animal feed and husbandry; mining and mining services; dan

konstruksi.

2. Variabel bebas penelitian dapat ditambahkan untuk memperoleh cakupan penelitian

yang lebih luas, seperti komite nominasi (Abdullah, 2006).

Page 22: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

DAFTAR PUSTAKA

Abdelsalam, O. and A. El-Masry. 2008. “The Impact Of Board Independence And Ownership

Structure On The Timeliness Of Corporate Internet Reporting Of Irish-Listed

Companies.” Managerial Finance Journal, Vol 34, No.12, pp.907-918

Abdullah, S. N. 2006. “Board Composition, Audit Committee And Timeliness Of Corporate

Financial Reports In Malaysia.” Ukraine Journal Corporate Ownership And Control,

Vol. 4, No.3, pp.33-45

Ahmad, R. A. R. and K. A. Kamarudin. n.d. “Audit Delay And The Timeliness Of Corporate

Reporting: Malaysian Evidence.” Working Paper, MARA University of Technology,

Malaysia. Diakses tanggal 6 Mei 2010, dari www.google.com

Almilia, L. S. dan L. Setiady. 2006. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian

Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ.” Seminar Nasional Good

Corporate Governance, STIE Perbanas, Surabaya. Diakses tanggal 10 Juni 2010, dari

http://xa.yimg.com/kq/groups/24927445/844854208/name/UNKNOWN_PARAMETER_

VALUE

Ashbaugh, H., K. M. Johnstone, and T. D. Warfield. 1999. “Corporate Reporting In The

Internet.” American Accounting Association, Vol. 13, No.3, pp.241-257

Atkinson, R. L., R. C. Atkinson, dan E. R. Hilgard. 1993. Pengantar Psikologi. Edisi 8.

(Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga

Boeree, C. G. 2008. Psikologi Sosial. (Terjemahan). Yogyakarta: Prismasophie

Brigham, E. F. dan J.F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 15.

(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

Budiarto. 2006. “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini

Audit, Dan Kualitas Auditor terhadap Ketepatanwaktu Penyampaian Laporan

Keuangan.” Jurnal Akuntansi Dan Auditing Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Diponegoro, Vol.3, No.1, pp23-45

Choi, F. D.S. dan G. K. Meek. 2005. International Accounting. Edisi 5. (Terjemahan). Jakarta:

Salemba Empat

Davis, G. B. 1988. Kerangka dasar Sistem Informasi Manajemen. Cetakan Keempat.

(Terjemahan). Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo

Deloof, M. and V. Weets. 2003. “External Financial, Information Disclosure And The

Timeliness Of Annual Shareholder meetings And Financial Statement Filings In

Belgium.” International Journal, Version: April 22,2003. Diakses tanggal 28 Juni 2010,

dari http://www.google.com

Page 23: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Djalil, S. A. 2000. “Good Corporate Governance”, Seminar Corporate Governance, Universitas

Sumatra Utara, Medan

Dogan, M., E. Coskun, and O. Celik. 2007. “Is Timing Of Financial Reporting Related To Firm

Performance?-An Examination On Ise Listed Companies.” International Research

Journal Of Finance And Economic, Vol 12, pp. 220-233

Ezat, A. and A. El-Masry. 2008. “The Impact Of Corporate Governance On The Timeliness Of

Corporate Internet Reporting By Egyptian Listed Companies.” Managerial Finance

Journal, Vol. 34, No. 12, pp.848-867

Forum Corporate Governance Indonesia. 2010. Peranan Dewan Komisaris Dan Komite Audit

Dalam Pelaksanaan Corporate Governnance (Tata Kelola Perusahaan), Jakarta

Fraser, L. M. dan A. Ormiston. 2004. Memahami Laporan Keuangan. Edisi 7. (Terjemahan).

Jakarta: Indeks

Griffin, R. W. 2002. Management. Edisi 7. (Terjemahan). Boston: Houghton Mifflin

Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, I. 2009. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro

Hanafi, M.M. dan A. Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Harahap, S. S. 2002. Teori Akutansi Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara

Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik I. Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara

Helfert, E. A. 1997. Teknik Analisis Keuangan. (Terjemahan). Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Herawaty, S. A. 2007. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan

Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan keuangan.” Simposium Nasional Akuntansi

X. Buku 4. AUEP-09

Heriyanto dan M. Wahyuddin. n.d. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Budaya Kerja, Dan

Sarana Prasarana Terhadap Prestasi Siswa SMA Di Kota Surakarta”. Diakses tanggal 26

Juni 2010, dari http://www.google.com

Hilmi, U. dan S. Ali. 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu

Penyampaiaan Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Buku 3

Husein, M. F. dan A. Wibowo. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Edisi revisi. Yogyakarta:

UPP AMP YKPN

Page 24: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Husnan, S. n.d. “Corporate Governance Di Indonesia”. Diakses tanggal 10 Mei 2010, dari

http://matakuliah.files.wordpress.com/2007/09/perekin-2.pdf

Husnan, S. 1998. Manajemen Keuangan. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Ismail, K. N. I. K. and R. Chandler. 2003. “The Timeliness of Quarterly Financial Reports of

Companies in Malaysia”. Social Science Research Network. Malaysia

Jensen, M. C. and W. H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency

Costs and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics, p305-360.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1988. Jakarta: Balai Pustaka

Kadir, A. 2008. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan.” Tesis Tidak Dipublikasikan, Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance

Indonesia, Jakarta

Machfoedz, M. 1990. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE

Martono dan A. Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Ekonisia

Masodah dan F. Mustikaningrum. 2009. ”Pengaruh Rentabilitas, Size, dan Struktur Modal

Terhadap Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan Perusahaan Go Publik Sektor

Aneka Industri dan Sektor Industri Dasar dan Kimia.” Procedding PESAT (Psikologi,

Ekonomi, Sastra, Arsitektur, dan Sipil), Vol.3, pp.B56-B64

McGee, R. W. and X. Yuan. 2008. “Corporate Governance And The Timeliness Of Financial

Reporting: An Empirical Study Of The People’s Republic Of China.” Working Paper.

Florida International University

Munawir, S. 1999. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty

Organization For Economic Co-Operation And Development. 2004. Prancis

Owusu-Ansah, S. 2000. “Timeliness Of Corporate Financial Reporting In Emerging Capital

Markets: Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock Exchange.” Accounting &

Business Research, Vol. 30, No. 3, h..n.p

Pernyataa Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Jakarta: Salemba Empat

Prastowo, D.D. dan R. Juliaty. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN

Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom

Page 25: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Purwati, A. S. 2006. “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik Yang Tercatat Di BEJ”. Tesis Tidak

Dipublikasikan, Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro

Qin, L. and T. Liwen. 2006. “An Empirical Analysis of the Relation Between Board

Independence and Earnings Management.” Working Paper, School of Economics and

Management, Wuhan University, P.R. China. Diakses tanggal 6 Juli 2010, dari

www.google.com

Saleh, R. 2004. “Studi Empiris Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

Di Bursa Efek Jakarta.” Tesis Tidak Dipublikasikan, Magister Akuntansi, Universitas

Diponegoro Semarang.

Salomon, J. 2007. Corporate Governance and Accountability. London: John Wiley & Sons Ltd

Siegel, G., and H. Ramanauskas. 1989. Behavioral Accounting. Cincinnati: South Western

Skousen, K. F., S. M. Glover, and D. F. Prawitt. 2005. An Introduction To Corporate

Governance And The SEC.. Ohio: South-Western

Supriyono. 1998. Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE

Syamsuddin, L. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT RasaGrafindo

SFAC. 2010. “Objectives Of Financial Reporting.” Diakses tanggal 20 Mei 2010, dari

http://people.wku.edu/jack.hall/sfac1.html

Utami, T. S. 2006. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan pada Perusahaan-Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”,

Skripsi Tidak Dipublikasikan, Program Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas

Diponegoro Semarang

Van Horne, J. C. dan J. M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan.

(Terjemahan). Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat

Weston, J. F dan T. E. Copeland. 1995. Manajemen Keuangan. (Terjemahan). Edisi 9. Jakarta:

Binarupa Aksara

Wild, J. J., K. R. Subramanyam, dan R. F. Halsey. 2004. Financial Statement Analysis.

(Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat

www.wikipedia.co.id

Page 26: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

LAMPIRAN A Descriptives Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DEKOM 222 1 10 3,96 1,728

KOMIN 222 ,00 1,00 ,4139 ,14672

KOMITE 222 ,00 1,00 ,3401 ,25808

PROFIT 222 -112,4767 ,5613 -,491070 7,5516655

LEVERAGE 222 ,0711 72,7317 ,999199 4,8690500

LIQUID 222 ,0117 17,6093 2,020228 2,1334203

ACTIVITY 222 ,0000 3,7543 1,211034 ,6632470

Valid N (listwise) 222

Frequencies Statistics

Nama

Perusahaan Tahun 2007 Tahun 2008

N Valid 111 111 111

Missing 0 0 0

Mean ,67 ,33

Std. Error of Mean ,045 ,045

Median 1,00 ,00

Mode 1 0

Std. Deviation ,474 ,474

Variance ,224 ,224

Skewness -,717 ,717

Std. Error of Skewness ,229 ,229

Kurtosis -1,514 -1,514

Std. Error of Kurtosis ,455 ,455

Range 1 1

Minimum 0 0

Maximum 1 1

Sum 74 37

Percentiles 10 ,00 ,00

20 ,00 ,00

25 ,00 ,00

30 ,00 ,00

40 1,00 ,00

50 1,00 ,00

60 1,00 ,00

70 1,00 1,00

Page 27: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

75 1,00 1,00

80 1,00 1,00

90 1,00 1,00

Frequency Table Nama Perusahaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid ADES 1 ,9 ,9 ,9

ADMG 1 ,9 ,9 1,8

AISA 1 ,9 ,9 2,7

AKKU 1 ,9 ,9 3,6

ALMI 1 ,9 ,9 4,5

AMFG 1 ,9 ,9 5,4

APLI 1 ,9 ,9 6,3

AQUA 1 ,9 ,9 7,2

ASGR 1 ,9 ,9 8,1

ASIA 1 ,9 ,9 9,0

BATA 1 ,9 ,9 9,9

BATI 1 ,9 ,9 10,8

BIMA 1 ,9 ,9 11,7

BRNA 1 ,9 ,9 12,6

BRPT 1 ,9 ,9 13,5

BTON 1 ,9 ,9 14,4

BUDI 1 ,9 ,9 15,3

CEKA 1 ,9 ,9 16,2

CNTX 1 ,9 ,9 17,1

CTBN 1 ,9 ,9 18,0

DPNS 1 ,9 ,9 18,9

DSUC 1 ,9 ,9 19,8

EKAD 1 ,9 ,9 20,7

ESTI 1 ,9 ,9 21,6

FAST 1 ,9 ,9 22,5

FASW 1 ,9 ,9 23,4

GDYR 1 ,9 ,9 24,3

GGRM 1 ,9 ,9 25,2

GJTL 1 ,9 ,9 26,1

HDTX 1 ,9 ,9 27,0

HEXA 1 ,9 ,9 27,9

IGAR 1 ,9 ,9 28,8

IKAI 1 ,9 ,9 29,7

IKBI 1 ,9 ,9 30,6

INAF 1 ,9 ,9 31,5

INAI 1 ,9 ,9 32,4

INCI 1 ,9 ,9 33,3

Page 28: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

INDF 1 ,9 ,9 34,2

INDR 1 ,9 ,9 35,1

INDS 1 ,9 ,9 36,0

INTA 1 ,9 ,9 36,9

INTD 1 ,9 ,9 37,8

INTP 1 ,9 ,9 38,7

JECC 1 ,9 ,9 39,6

JKSW 1 ,9 ,9 40,5

JPRS 1 ,9 ,9 41,4

KAEF 1 ,9 ,9 42,3

KARW 1 ,9 ,9 43,2

KBLI 1 ,9 ,9 44,1

KBLM 1 ,9 ,9 45,0

KDSI 1 ,9 ,9 45,9

KIAS 1 ,9 ,9 46,8

KICI 1 ,9 ,9 47,7

KKGI 1 ,9 ,9 48,6

KONI 1 ,9 ,9 49,5

LMPI 1 ,9 ,9 50,5

LMSH 1 ,9 ,9 51,4

LPIN 1 ,9 ,9 52,3

LTLS 1 ,9 ,9 53,2

MASA 1 ,9 ,9 54,1

MDRN 1 ,9 ,9 55,0

MERK 1 ,9 ,9 55,9

MLBI 1 ,9 ,9 56,8

MLIA 1 ,9 ,9 57,7

MLPL 1 ,9 ,9 58,6

MRAT 1 ,9 ,9 59,5

MTDL 1 ,9 ,9 60,4

MYOH 1 ,9 ,9 61,3

MYOR 1 ,9 ,9 62,2

MYRX 1 ,9 ,9 63,1

NIPS 1 ,9 ,9 64,0

PAFI 1 ,9 ,9 64,9

PBRX 1 ,9 ,9 65,8

PICO 1 ,9 ,9 66,7

PRAS 1 ,9 ,9 67,6

PSDN 1 ,9 ,9 68,5

PTSP 1 ,9 ,9 69,4

PYFA 1 ,9 ,9 70,3

RDTX 1 ,9 ,9 71,2

RICY 1 ,9 ,9 72,1

RMBA 1 ,9 ,9 73,0

SAIP 1 ,9 ,9 73,9

SCCO 1 ,9 ,9 74,8

SCPI 1 ,9 ,9 75,7

Page 29: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

SIMM 1 ,9 ,9 76,6

SKLT 1 ,9 ,9 77,5

SMAR 1 ,9 ,9 78,4

SMCB 1 ,9 ,9 79,3

SMGR 1 ,9 ,9 80,2

SMSM 1 ,9 ,9 81,1

SOBI 1 ,9 ,9 82,0

SPMA 1 ,9 ,9 82,9

SQMI 1 ,9 ,9 83,8

SRSN 1 ,9 ,9 84,7

STTP 1 ,9 ,9 85,6

SULI 1 ,9 ,9 86,5

TBLA 1 ,9 ,9 87,4

TBMS 1 ,9 ,9 88,3

TCID 1 ,9 ,9 89,2

TFCO 1 ,9 ,9 90,1

TIRA 1 ,9 ,9 91,0

TIRT 1 ,9 ,9 91,9

TOTO 1 ,9 ,9 92,8

TRST 1 ,9 ,9 93,7

TSPC 1 ,9 ,9 94,6

TURI 1 ,9 ,9 95,5

ULTJ 1 ,9 ,9 96,4

UNIC 1 ,9 ,9 97,3

UNTR 1 ,9 ,9 98,2

UNVR 1 ,9 ,9 99,1

VOKS 1 ,9 ,9 100,0

Total 111 100,0 100,0

Tahun 2007

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Tepat Waktu

37 33,3 33,3 33,3

Tepat Waktu 74 66,7 66,7 100,0

Total 111 100,0 100,0

Tahun 2008

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Tidak Tepat Waktu

74 66,7 66,7 66,7

Tepat Waktu 37 33,3 33,3 100,0

Total 111 100,0 100,0

Page 30: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Pie Chart

Tahun 2007

Tepat Waktu

Tidak Tepat Waktu

Tahun 2008

Tepat Waktu

Tidak Tepat Waktu

Page 31: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

LAMPIRAN B Logistic Regression Case Processing Summary

Unweighted Cases(a) N Percent

Selected Cases Included in Analysis 222 100,0

Missing Cases 0 ,0

Total 222 100,0

Unselected Cases 0 ,0

Total 222 100,0

a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

0 0

1 1

Block 0: Beginning Block Iteration History(a,b,c)

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 307,757 ,000

a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 307,757 c Estimation terminated at iteration number 1 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Table(a,b)

Observed Predicted

TIMELINESS Percentage

Correct 0 1

Step 0 TIMELINESS 0 0 111 ,0

1 0 111 100,0

Overall Percentage 50,0

a Constant is included in the model. b The cut value is ,500

Page 32: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant ,000 ,134 ,000 1 1,000 1,000

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables DEKOM 3,492 1 ,062

KOMIN ,666 1 ,414

KOMITE 2,381 1 ,123

PROFIT 1,040 1 ,308

LEVERAGE 1,043 1 ,307

LIQUID 3,438 1 ,064

ACTIVITY ,330 1 ,566

Overall Statistics 10,659 7 ,154

Block 1: Method = Enter

Iteration History(a,b,c,d)

a Method: Enter b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 307,757 d Estimation terminated at iteration number 8 because parameter estimates changed by less than ,001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 11,512 7 ,118

Block 11,512 7 ,118

Model 11,512 7 ,118

Iteration -2 Log

likelihood Coefficients

Constant DEKOM KOMIN KOMITE PROFIT LEVER LIQUID ACTIVITY

Step 1 1 296,585 -,640 ,133 -,576 ,525 ,164 ,234 ,139 -,215

2 296,322 -,703 ,141 -,611 ,550 ,188 ,257 ,161 -,226

3 296,269 -,703 ,141 -,613 ,550 ,198 ,258 ,162 -,227

4 296,252 -,701 ,140 -,613 ,549 ,206 ,258 ,162 -,227

5 296,247 -,700 ,140 -,614 ,548 ,214 ,258 ,161 -,228

6 296,245 -,699 ,140 -,614 ,548 ,219 ,258 ,161 -,228

7 296,245 -,698 ,140 -,614 ,548 ,221 ,258 ,161 -,228

8 296,245 -,698 ,140 -,614 ,548 ,222 ,258 ,161 -,228

Page 33: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Model Summary

Step -2 Log

likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 296,245 ,051 ,067

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 4,206 8 ,838

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

TIMELINESS = 0 TIMELINESS = 1

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 15 14,531 7 7,469 22

2 15 13,087 7 8,913 22

3 11 12,451 11 9,549 22

4 12 11,990 10 10,010 22

5 12 11,670 10 10,330 22

6 11 11,309 11 10,691 22

7 8 10,703 14 11,297 22

8 12 9,971 10 12,029 22

9 7 8,694 15 13,306 22

10 8 6,593 16 17,407 24

Classification Table(a)

Observed Predicted

TIMELINESS Percentage

Correct 0 1

Step 1 TIMELINESS 0 79 32 71,2

1 57 54 48,6

Overall Percentage 59,9

a The cut value is ,500

Page 34: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA …eprints.undip.ac.id/26825/1/Artikel_Skripsi.pdf · sample manufacturing company listed on BEI stock exchange which divided into two period

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1(a) DEKOM ,140 ,087 2,579 1 ,108 1,151

KOMIN -,614 ,969 ,401 1 ,527 ,541

KOMITE ,548 ,569 ,927 1 ,336 1,729

PROFIT ,222 ,318 ,485 1 ,486 1,248

LEVERAGE

,258 ,277 ,867 1 ,352 1,295

LIQUID ,161 ,082 3,887 1 ,049 1,175

ACTIVITY

-,228 ,215 1,132 1 ,287 ,796

Constant -,698 ,659 1,121 1 ,290 ,497

a Variable(s) entered on step 1: DEKOM, KOMIN, KOMITE, PROFIT, LEVERAGE, LIQUID, ACTIVITY.

Correlation Matrix

Constant DEKOM KOMIN KOMITE PROFIT LEVER LIQUID ACTIVITY

Step 1 Constant 1,000 -,474 -,606 -,215 -,071 -,251 -,315 -,337

DEKOM -,474 1,000 ,034 -,274 ,035 ,119 ,071 -,096

KOMIN -,606 ,034 1,000 ,033 -,102 -,177 -,027 ,076

KOMITE -,215 -,274 ,033 1,000 -,030 ,013 ,060 ,069

PROFIT -,071 ,035 -,102 -,030 1,000 ,569 ,079 -,160

LEVER -,251 ,119 -,177 ,013 ,569 1,000 ,292 -,167

LIQUID -,315 ,071 -,027 ,060 ,079 ,292 1,000 -,114

ACTIVITY -,337 -,096 ,076 ,069 -,160 -,167 -,114 1,000