pengaruh brand community terhadap loyalitas merek sepeda motor yamaha vixion

10
Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion” (Deskripsi penelitian di Kec. Ambulu Kab. Jember) Rifki Agung Pambudi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 165 Malang Email : [email protected] ABSTRACT Tougher competition for market indirectly force motorcycle manufacturers to maintain customer loyalty. With the rise of emerging community that no other marks is the community taking a brand and model of vehicle, car manufacturers believe that community is a potential market of the future. The problem we face is the consumer brand loyalty will be very necessary for a company to maintain its market share. Brand Community how can automakers maintain fidelity to the members of the brand community. This research analyzes the influence of brand communities to brand loyalty. This study uses multiple regression analysis with SPSS version 11.5. This data collection method uses a questionnaire to members of the community of Yamaha Vixion in Ambulu. Questionnaire method used to determine further what factors were behind the brand loyalty of Yamaha Vixion so community members decided to remain faithful to use the Yamaha Vixion. Questionnaires were distributed 40 questionnaires. The results showed six variables: the legitimacy of the brand community, oppositional brand loyalty, celebrating the history of the brand, sharing brand stories, integrating and retain members, and assisting in the use of the brand, which is significant oppositional brand loyalty, sharing brand stories, integrating and retain members, and assisting in the use of the brand. Keywords: brand loyalty, brand community Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia, disisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik anatar perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing Durianto,Sugiarto & Sitinjak (2001). Hal seperti ini dapat dilihat pada persaingan pada sepeda motor. Indonesian Commercial Inteligence (2009) menyatakan bahwa industri sepeda motor nasional merupakan insdustri yang masih terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini di dorong oleh kebutuhan masyarakat akan laat transportasi yang murah dan fleksibel. Tren persaingan yang ketat menduduki posisi nomor satu di industri sepeda motor nasional sebetulnya sudah sudah terlihat dari dahulu. Honda, yang biasanya menduduki tempat teratas, selalu bersaing ketat dengan Yamaha. Salip-menualip antara Yamaha dan Honda tidak hanya pada arena balap, tapi juga di angka penjualan sepeda motor. Setelah menjadi runner up di belakang Honda di tiga bulan pertama 2009, Yamaha

Upload: stefan-setiadi-tanuwidjaja

Post on 18-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

How Brand Loyalty affected by Brand Community of Yamaha Vixion

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

“Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek

Sepeda Motor Yamaha Vixion”

(Deskripsi penelitian di Kec. Ambulu Kab. Jember)

Rifki Agung Pambudi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Jl. MT. Haryono 165 Malang

Email : [email protected]

ABSTRACT Tougher competition for market indirectly force motorcycle manufacturers to maintain

customer loyalty. With the rise of emerging community that no other marks is the community

taking a brand and model of vehicle, car manufacturers believe that community is a potential

market of the future. The problem we face is the consumer brand loyalty will be very necessary

for a company to maintain its market share. Brand Community how can automakers maintain

fidelity to the members of the brand community. This research analyzes the influence of brand

communities to brand loyalty.

This study uses multiple regression analysis with SPSS version 11.5. This data collection

method uses a questionnaire to members of the community of Yamaha Vixion in Ambulu.

Questionnaire method used to determine further what factors were behind the brand loyalty of

Yamaha Vixion so community members decided to remain faithful to use the Yamaha Vixion.

Questionnaires were distributed 40 questionnaires.

The results showed six variables: the legitimacy of the brand community, oppositional

brand loyalty, celebrating the history of the brand, sharing brand stories, integrating and retain

members, and assisting in the use of the brand, which is significant oppositional brand loyalty,

sharing brand stories, integrating and retain members, and assisting in the use of the brand.

Keywords: brand loyalty, brand community

Era globalisasi menjanjikan suatu

peluang dan tantangan bisnis baru bagi

perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di

satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

produk dari perusahaan Indonesia, disisi

lain, keadaan tersebut memunculkan

persaingan yang semakin ketat baik anatar

perusahaan domestik maupun dengan

perusahaan asing Durianto,Sugiarto &

Sitinjak (2001).

Hal seperti ini dapat dilihat pada

persaingan pada sepeda motor. Indonesian

Commercial Inteligence (2009) menyatakan

bahwa industri sepeda motor nasional

merupakan insdustri yang masih terus

mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini

di dorong oleh kebutuhan masyarakat akan

laat transportasi yang murah dan fleksibel.

Tren persaingan yang ketat menduduki

posisi nomor satu di industri sepeda motor

nasional sebetulnya sudah sudah terlihat dari

dahulu. Honda, yang biasanya menduduki

tempat teratas, selalu bersaing ketat dengan

Yamaha. Salip-menualip antara Yamaha dan

Honda tidak hanya pada arena balap, tapi

juga di angka penjualan sepeda motor.

Setelah menjadi runner up di belakang

Honda di tiga bulan pertama 2009, Yamaha

Page 2: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

berhasil menyalip penjualan Honda di April

2009. Ini mengulang sukses pada Desember

2008. Saat itu, Yamaha juga menyusul

penjualan Honda (Indonesian Commercial

Inteligence 2009).

Menurut data Asosiasi Industri

Sepeda Motor Indonesia, selama April 2009,

Yamaha berhasil menjual 189.082 unit

sepeda motor, atau menguasai 49 % pasar

motor nasional. Honda ada di posisi kedua

dengan penjualan 155.789 uni (40,3%)

disusul Suzuki 36,901 unit (9,6%), dan

Kawasaki 3,384 unit (1%). Data kumulatif

ini menunjukan, selisih total penjualan

Honda dan Yamaha semakin menipis.

Hingga Maret 2009, jarak penjualan

keduanya masih sekitar 44.970 unit.

Sementara hingga April lalu, total penjualan

Yamaha hanya lebih rendah 11.677 unit

disbanding penjualan Honda (Indonesian

Commercial Inteligence 2009).

Durianto dkk (2001) berpendapat

bahwa salah satu asset untuk merebut

pangsa pasar tersebut adalah merek yang

dewasa ini berkembang menjadi sumber

asset terbesar bagi perusahaan. Kotler (

dalam Simamora, 2002) menyebutkan

bahwa merek merupakan nama, symbol,

desain atau kombinasi hal – hal tersebut,

yang ditunjukan untuk mengidentifikasi dan

mendiferensiasi atau membedakan barang

atau layanan suatu penjalan lain.

Sciffman dan Kanuk (2004) definisi

loyalitas merek yang umum dipakai oleh

para pemasar adalah suatu sikap dan

perilaku konsumen terhadap suatu merek.

Konsumen akan memeiliki prefensi terhadap

satu merek alternative. Pengukuran sukap

konsumen terhadap suatu merek meski

banyak tersedia merk alternative.

Pengukuran sikap konsumen terhadap suatu

merek menyangkut seluruh perasaan

konsumen mengenai produk dan merek serta

kecendurungan meraka untuk membeli

produk dan merek tersebut. Pengukuran

perilaku bergantung pada respon perilaku

konsumen yang telah diberi sebuah stimulus

yang bertujuan untuk mempromosikan

produk dan merek alternatif.

Anker (2006) menyatakan bahwa

loyalitas merek mencerminkan tingkat

keterkaitan konsumen dengan satu merek

produk. Sekali mereka loyal terhadap

produk atau jasa tertentu, bias jadi sepanjang

hidup mereka menggunakan produk dan jasa

tersebut. Sehingga para konsumen yang

loyal merupakan sumber pendapatan

perusahaan yang bisa diandalkan sekaligus

kunci kesuksesan suatu perusahaan

(Djatmoko,2005). Bagi pemasar, kesetiaan

atau loyalitas pelanggan bisa menjadi

barometer kelangsungan perusahaan. Karena

dengan pelanggan setia, perusahaan

mendapat jaminan produknya akan terus

dibeli dan bsinis kedepan akan lancer.

Pelanggan yang setia tidak akan berpindah

ke merek lain walaupun diberi iming-iming

yang menggiurkan Durianto dkk (2001).

Menurut Muniz dan O’Guin (2001),

komunitas merek adalah sesuatu yang

spesial, hubungan yang tak terbatas

wilayahnya, berdasarkan kepada

seperangkat struktur hubungan sosial

diantara pecinta merek. Konsep ini

digagaskan dalam sebuah jurnal penelitian

konsumen, yaitu gagasan dalam dunia

pemasaran yang memberikan sense of

belonging bagi para pelanggannya.

Loyalitas merek dipengaruhi oleh

faktor social driver, yaitu lingkungan sosial

di sekitar konsumen mempengaruhi siikap

konsumen terhadap suatu merek,

diantaranya adalah social group dan peer

recommendation. Kelompok sosial

berpengaruh secara langsung terhadap sikap

dan perilaku seeorang. Suatu kelompok akan

menjadi refrensi utama seseorang dalm

membeli suatu produk. Pengaruh kelompok

refrensi yang kuat dengan mudah dapat

mengubah perilaku angotanya atau calon

anggotanya Gounaris & Stathakophulus,

(2004).

Page 3: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

Dalam membentuk loyalitas merek

adalah kepuasaan, Kepuasan konsumen

adalah sejauh mana manfaat sebuah produk

dirasakan (perceived) sesuai dengan apa

yang diharapkan pelanggan (Amir, 2005).

Kotler (2000) mengatakan bahwa kepuasan

konsumen merupakan tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan antara

kinerja produk yang ia rasakan dengan

harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen adalah respon terhadap evaluasi

ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution,

2004).

Dalam hal ini yang menjadi alasan

mengapa loyalitas merek menjadi salah

tolok ukur bagaimana kondisi suatu merek

tertentu dalam siklus pemasaran dan

produktifitas, dikarenakan loyalitas merek

merupakan satu impact yang muncul dari

konsumen terhadap merek, sehingga hal ini

dapat membuktikan kondisi merek atau

posisi merek tertentu dengan mengukur

menggunakan loyalitas merek.

Salah satu contoh dari social group

adalah virtual group dan brand community.

Para produsen sangat tertarik dalam

mempelajari tentang, mengorganisasi, dan

mengfasilitasi suatu brand community

McAlexander, Schouten, and Keaning

(2002). Banyak alasan yang mendasari

keterkaitan tersebut, diantaranya

kemampuan brand community dalam

mempengaruhi presepsi dan tindakan

anggotanya, serta untuk mempelajari

evaluasi konsumen terhadap kebijakan

perusahaan terutama tentang produk Brown,

Koznets and Shery (2003)

Peneliti mengambil objek penelitian

pada komunitas motor Yamaha Vixion

Community Ambulu (YVCA). Dan

komunitas ini saling berhubungan dengan

komunitas Yamaha vixion seluruh

Indonesia.Berdasarkan tabel diatas diketahui

bahwa komunitas tersebut anggotanya terus

bertambah dari waktu ke waktu. Hal ini

menyatakan komunitas mempunyai andil

dalam pemasaran akan sebuah produk.

Di sini peneliti ingin meneliti pada

komunitas sepeda motor di Kota Ambulu

Kabupaten Jember. Dimana di Kota Ambulu

terdapat berbagai macam komunitas

otomotif mulai dari mobil hingga sepeda

motor dari berbagai merek dan tipe. Dalam

hal ini mengapa penilti memilih sepeda

motor Yamaha Vixion sebagai objek

penelitian dikarenakan peranan merek

sepeda motor Yamaha Vixion sangat besar

dalam dunia otomotif, kalau kita menyadari

yang menjadi top of mid merek sepeda

motor ada dua yaitu Yamaha dan Honda,

maka dari itu untuk mendapat data yang

akurat dan maksimal maka peneliti memilih

merek sepeda motor Yamaha Vixion sebagai

Objek Peneltian.

Berdasarkan uraian latar belakang

diatas, maka penulis tertarik untuk

memahami dan membahas tentang brand

community dan pengaruhnya terhadap

loyalitas merek melalui penelitian yang

berjudul :

“Pengaruh Brand Community Terhadap

Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha

Vixion (Deskripsi Di Kecamatan Ambulu,

Kabupaten Jember)”

Landasan Teori

2.1.5. Loyalitas Merek

Loyalitas secara harfiah diartikan

kesetiaan, yaitu kesetiaan seseorang

terhadap suatu objek. Menurut Schiffman

dan Kanuk (2004) loyalitas merek

merupakan hasil yang paling diharapkan

dari sebuah penelitian mengenai perilaku

konsumen. Ada banyak definisi loyalitas

merek ditinjau dari berbagai macam sudut

pandang. Definisi yang umum dipakai

adalah penjelasan bahwa loyalitas merek

merupakan suatu preferensi konsumen

secara konsisten untuk melakukan

Page 4: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

pembelian pada merek yang sama pada

produk yang spesifikasi atau pelayanan

tertentu.

Loyalitas menurut Mowen dan

Minor (2008) adalah kondisi dimana

pelanggan mempunyai sikap yang positif

terhadap suatu merek, mempunyai

komitmen terhadap merek tersebut, dan

bermaksud meneruskan pembeliannya

dimasa mendatang. Pernyataan yang sama

berasal dari Dharmmesta (1999) dalam

Fandi Tjiptono (2006) yang menyatakan

bahwa loyalitas menunjukkan

kecenderungan pelanggan untuk

menggunakan suatu merek tertentu dengan

tingkat konsistensi yang tinggi.

Hal ini berarti loyalitas selalu

berkaitan dengan preferensi pelanggan dan

pembelian aktual. Pernyataan yang terkait

dengan tingkat konsistensi ini juga berasal

dari Oliver (1999) dalam Fandi Tjiptono

(2006) yang menyatakan, bahwa loyalitas

merek merupakan komitmen yang teguh

untuk membeli ulang atau berlangganan

dengan produk atau jasa yang disukai secara

konsisten dimasa datang, sehingga

menimbulkan pembelian merek atau

rangkaian merek yang sama secara berulang,

meskipun pengaruh situasional dan upaya

pemasaran berpotensi untuk menyebabkan

perilaku beralih merek.

2.1.7. Merek

Keahlian dari pemasar yang sangat

profesional adalah kemampuannya untuk

menciptakan, memelihara, melindungi, dan

meningkatkan merek. Para pemasar

mengatakan bahwa pemberian merk adalah

seni dan bagian paling penting dalam

pemasaran.

Menurut American Marketing

Association (Kotler, 2000), merek adalah

nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau

kombinasi dari hal-hal tersebut, yang

dimaksud untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari seseorang atau kelompok

penjual dan untuk membedakan dari produk

pesaing.

Pengertian Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen adalah sejauh

mana manfaat sebuah produk dirasakan

(perceived) sesuai dengan apa yang

diharapkan pelanggan (Amir, 2005). Kotler

(2000) mengatakan bahwa kepuasan

konsumen merupakan tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan antara

kinerja produk yang ia rasakan dengan

harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen adalah respon terhadap evaluasi

ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang

dirasakan antara harapan sebelumnya dan

kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaian (Tse dan Wilson dalam Nasution,

2004)

2.1.11. Brand Community

Brand community adalah suatu

komunitas yang disusun atas dasar

kedekatan dengan suatu produk atau merek.

Perkembangan terakhir dalam pemasaran

dan penelitian perilaku konsumen sebagai

hasil dari hubungan antara merek, identitas

individu dan budaya. Diantara konsep yang

menjelaskan perilaku konsumen dengan

suatu merek tertentu.

Komponen-komponen Brand Community

Muniz dan O’Guin (2001), dalam

jurnal yang berjudul Brand Community,

menemukan bahwa terdapat tiga tanda

penting dalam komunitas, yaitu :

Consciousness of kind ( kesadaran

bersama )

Elemen terpenting dari komunitas

adalah kesadaran masyarakat atas suatu jenis

produk, dan ini jelas terlihat dalam

komunitas. Setiap anggota saling berbagi

(share) seperti yang dikemukakan oleh

Bender (1978) yang menggambarkan seperti

“we-ness”. Setiap anggota merasa bahwa

hubungannya dengan merek itu penting,

namun lebih penting lagi, mereka merasa

hubungannya lebih kuat satu sama lain

sesama anggota. Anggota merasa bahwa

Page 5: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

mereka yang saling mengenal, walaupun

mereka tidak pernah bertemu. Segitiga ini

adalah konstelasi sosial yaitu pusat dari

komunitas merek Cova’s (1997) dalam

Muniz dan O’Guin (2001penegasan bahwa

link lebih penting dari suatu hal.

Didalam indikator Conciousness of Kind ini

terdapat dua elemen, yaitu:

Legitimacy (Legitimasi) Legitimasi adalah proses dimana

anggota komunitas membedakan antara

anggota komunitas dengan yang bukan

anggota komunitas, atau memiliki hak yang

berbeda. Dalam konteks ini merek

dibuktikan atau ditunjukkan oleh “yang

benar-benar mengetahui merek”

dibandingkan dengan “alasan yang salah”

memakai merek. Alasan yang salah biasanya

dinyatakan oleh kegagalan dalam

menghargai budaya, sejarah, ritual, tradisi,

dan simbol-simbol komunitas.

Opposotional Brand Loyalty (Loyalitas

Merek Oposisi) Komunitas merek oposisi adalah

proses sosial yang terlibat selain kesadaran

masyarakat atas suatu jenis produk

(Conciousness of kind). Melalui oposisi

dalam kompetisi merek, anggota komunitas

merek mendapat aspek pengalaman yang

penting dalam komunitasnya, serta

komponen penting pada arti merek tersebut.

Ini berfungsi untuk menggambarkan apa

yang bukan merek dan siapakah yang bukan

anggota komunitas merek.

Rituals and tradition ( ritual dan tradisi )

Ritual dan tradisi juga nyata adanya

dalam komunitas merek. Ritual dan tradisi

mewakili proses sosial yang penting dimana

arti dari komunitas itu adalah

mengembangkan dan menyalurkan dalam

komunitas. Beberapa diantaranya

berkembang dan dimengerti oleh seluruh

anggota komunitas, sementara yang lain

lebih diterjemahkan dalam asal usulnya dan

diaplikasikan.

Celebrating The History Of The Brand

(Merayakan Sejarah Merek)

Menanamkan sejarah dalam

komunitas dan melestarikan budaya adalah

penting. Pentingnya sejarah merek yang juga

tampak jelas tertera di halaman web yang

dikhususkan. Adanya konsistensi yang jelas

ini adalah suatu hal yang luar biasa.

Sharing Brand Stories (Berbagi Cerita

Merek)

Berbagi cerita pengalaman

menggunakan produk merek adalah hal yang

penting untuk menciptakan dan menjaga

komunitas. Cerita berdasarkan pengalaman

memberi arti khusus antar anggota

komunitas, hal ini akan menimbulkan

hubungan kedekatan dan rasa solidaritas

antar anggota.

Moral responsibiliy ( rasa tanggung

jawab moral )

Komunitas juga ditandai dengan

tanggungjawab moral bersama.

Tanggungjawab moral adalah memiliki rasa

tanggungjawab dan berkewajiban secara

keseluruhan, serta kepada setiap anggota

komunitas. Rasa tanggungjawab moral ini

adalah hasil kolektif yang dilakukan dan

memberikan kontribusi pada rasa

kebersamaan dalam kelompok.

Tanggungjawab moral tidak perlu terbatas

untuk menghukum kekerasan, peduli pada

hidup. Sisitem moral bisa halus dan

kontekstual. Demikianlah halnya dengan

komunitas merek. Sejauh ini tanggungjawab

moral hanya terjadi dalam komunitas merek.

Hal ini nyata paling tidak ada dua hal

penting dan misi umum tradisional, yaitu :

1) Integrating and retaining members

(Integrasi dan Mempertahankan

Anggota)

Dalam komunitas tradisional

memperhatikan pada kehidupan umum.

Perilaku yang konsisten dianggap sebagai

dasar tanggungjawab keanggotaan

komunitas. Untuk memastikan kelangsungan

hidup jangka panjang yang diperlukan untuk

Page 6: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

mempertahankan anggota lama dan

mengintegrasikan baru. Tradisional

masyarakat di sana adalah adanya kesadaran

moral sosial.

2) Assisting in the use of the brand

(Membantu Dalam Penggunaan Merek)

Tanggungjawab moral meliputi

pencarian dan membantu anggota lain dalam

penggunaan merek. Meskipun terbatas

dalam cakupan, bantuan ini merupakan

komponen penting dari komunitas. Sebagian

besar informan melaporkan telah membantu

orang lain baik yang dikenal maupun tidak.

Ini adalah sesuatu yang mereka lakukan

“tanpa berpikir,” hanya bertindak dari rasa

tanggungjawab yang mereka rasakan

terhadap anggota komunitas.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini yang akan

dilakukan termasuk penelitian Explanatory,

Explanatory Research adalah peneltian yang

menjelaskan hubungan kausal antara

variabel – variabel penelitian melalui uji

hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya,

sehingga dapat mengetahui berapa besar

kontribusi variabel – variabel bebas terhadap

variabel terikatnya serta besar arah

hubungan yang terjadi Sugiyono (2008).

Lokasi Penelitian di Kecamatan Ambulu,

Kabupaten Jember. Pengambilan sampel

atau sampling berarti mengambil suatu

bagian dari populasi sebagai wakil

(represesntasi) dari populasi itu.

Sampling Menurut Sugiyono (2003)

adalah teknik pengambilan sampel. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan Non

Probability Sampling dimana teknik

pengambilan sampel ini tidak memberi

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap

unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel Sugiyono (2011.

Untuk melengkapi penelitian ini,

maka perlu didukung oleh data yang lengkap

dan akurat. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi dua data, yaitu data

primer dan data sekunder.

Data Primer

Menurut Sugiarto (2002) data primer

merupakan data yang di dapat dari sumber

pertama baik dari individu maupun

perseorangan. Jadi data primer adalah data

yang di peroleh secara langsung dari

sumbernya, diamati, dan dicatat untuk

pertama kalinya melalui wawancara atau

hasil pengisian kuesioner. Data primer ini

diperoleh dari komunitas yang menjadi

objek dalam penelitian ini.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah

dikumpulkan oleh pihak lain, bukan dari

pihak peneliti sendiri untuk tujuan yang lain

(Istijanto, 2005). Data sekunder diperoleh

dari berbagai bahan pustaka, baik berupa

buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya

yang ada hubungannya dengan materi

kajian tentang Brand Community dan

loyalitas merek.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

3Wawancara

Wawancara merupakan metode yang

digunakan untuk memperoleh informasi

langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan

individual menggunakan pertanyaan lisan

kepada subjek penelitian (Indriantoro dan

Supomo, 1999) dalam Sugiyono (2009).

Data yang dkumpulkan umumnya berupa

masalah yang bersifat kompleks, sensitif

atau kontroversial. Dari wawancara ini,

periset akan memperoleh informasi spontan

dan mendalam dari setiap responden.

Kuesioner

Menurut Rangkuti (1997) dalam

Sugiyono (2009) tujuan kuesioner adalah

memperoleh informasi yang relevan dengan

tujuan survei, memperoleh informasi

dengan tingkat keandalan dan tingkat

keabsahan setinggi mungkin. Jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan

Page 7: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

sendiri oleh responden tanpa bantuan dari

pihak peneliti. Pertanyaan yang diajukan

pada responden harus jelas dan tidak

meragukan responden. Dengan melakukan

penyebaran kuesioner responden untuk

mengukur persepsi responden digunakan

Skala Likert (Freddy Rangkuti, 1997)

dalam Sugiyono (2009).

3. Studi Pustaka

Mempelajari literatur atau buku-buku yang

relevan, surat kabar, jurnal, artikel, maupun

penelitian atau tulisan ilmiah yang berkaitan.

4. Observasi

Observasi menurut Sugiyono (2009) suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis dengan jalan mengadakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis

fenomena-fenomena yang diteliti.

Pertanyaan dalam kuesioner dibuat dengan

menggunakan skala 1-5 untuk mewakili

pendapat dari responden. Nilai untuk skala

tersebut adalah:

a. Sangat Setuju : 5

b. Setuju : 4

c. Netral : 3

d. Tidak Setuju : 2

e. Sangat Tidak Setuju : 1

Alat uji yang digunakan untuk

menguji instrumen penelitian ini beupa uji

validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi

klasik. Uji hipotesis dilakukan

menggunakan uji F dan uji t dan uji

dominan. Teknik analisis data menggunakan

analisis regresi linear berganda.

Gujarati dalam Ghozali (2001)

menjelaskan bahwa analisis regresi pada

dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen (terikat)

dengan satu atau lebih variabel independen

(variabel penjelas/ bebas), dengan tujuan

untuk mengestimasi atau memprediksi rata-

rata populasi atau nilai rata-rata variabel

dependen berdasarkan nilai variabel

independen yang diketahui. Karena satuan

dari Legitimasi (X1) Loylitas Merek Oposisi

(X2) Merayakan Sejarah Merek (X3) Berbagi

Cerita Merek (X4) Integrasi dan

Mempertahankan Anggota (X5) Membantu

Dalam Penggunaan Merek (X6).belum sama,

maka perlu disamakan dahulu dengan

menggunakan standardized beta, sehingga

tidak ada konstantanya Ghozali, (2001).

Oleh karena itu, persamaan regresi berganda

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +

b6X6 + e

Dimana :

Y = Loyalitas merek

b1 = Koefisien regresi Legitimasi

b2 = Koefisien regresi Loyalitas Merek

Oposisi

b3 = Koefisien regresi Merayakan Sejarah

Merek

b4 = Koefisien regresi Berbagi Cerita Merek

b5 = Koefisien regresi Integrasi dan

Mempertahankan Anggota

b6 = Koefisien regresi Membantu Dalam

Penggunaan Merek

X1 = Legitimasi

X2 = Loylitas Merek Oposisi

X3 = Merayakan Sejarah Merek

X4 = Berbagi Cerita Merek

X5 = Integrasi dan Mempertahankan

Anggota

X6 = Membantu Dalam Penggunaan Merek

e = Varians pengganggu

HASIL DAN ANALISIS

Analisis Regresi Linear Berganda

Proses analisis data dengan

menggunakan analisis regresi linier

berganda dilakukan beberapa tahapan untuk

mencari pengaruh antara variabel

independen dan dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini adakah

variabel legimitasi (X1), lolaylitas merek

oposisi (X2), membantu dalam penggunaan

merek (X3), merayakan sejarah merek (X4),

berbagi cerita merek (X5), dan integrasi dan

Page 8: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

mempertahankan anggota (X6). Sedangkan

varibel dependen dalam peneltian ini adalah

variabel loyalitas merek (Y).

Berdasarkan hasil pengolahan data

dengan menggunakan SPSS 11.5 dapat

ringkasan seperti pada Tabel 4.16.

1. β1 = -0,327

Merupakan nilai koefisen beta variabel

legimitasi (X1). Koefsien beta bernilai

negatif menunjukan pengaruh berlawanan

arah, artinya jika legimitasi mempengaruhi

anggota komunitas, maka loyalitas merek

berkurang.

2. β2 = -0,117

Merupakan nilai koefisen beta variabel

loyalitas merek oposisi (X2). Koefsien beta

bernilai negatif menunjukan pengaruh

berlawanan arah, artinya jika loyalitas merek

oposisi mempengaruhi anggota komunitas,

maka loyalitas merek berkurang.

3. β3 = 1,154

Merupakan nilai koefisen beta variabel

merayakan sejarah merek (X3). Koefsien

beta bernilai negatif menunjukan pengaruh

berlawanan arah, artinya jika merayakan

sejarah mempengaruhi anggota komunitas,

maka loyalitas merek berkurang.

4. β4 = -0,154

Merupakan nilai koefisen beta variabel

berbagi cerita merek (X4). Koefsien beta

bernilai positif menunjukan pengaruh

searah, artinya jika berbagi cerita merek

mempengaruhi anggota komunitas, maka

loyalitas merek bertambah.

5. β5 = 0,706

Merupakan nilai koefisen beta variabel

integrasi dan mempertahankan anggota

(X5). Koefsien beta bernilai positif

menunjukan pengaruh searah, artinya jika

besar integrasi dan mempertahankan

anggota mempengaruhi anggota komunitas,

maka loyalitas bertambah

6. β6 = 0,506

Merupakan nilai koefisen beta variabel

membantu dalam penggunaan merek (X6).

Koefsien beta bernilai positif menunjukan

pengaruh searah, artinya jika membantu

dalam penggunaan merek mempengaruhi

anggota komunitas, maka loyalitas merek

bertambah.

Model regresi tersebut memiliki koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,417. Hal ini

berarti bahwa model regresi yang

menjelaskan pengaruh antara variabel

legimitasi (X1), lolaylitas merek oposisi

(X2), membantu dalam penggunaan merek

(X3), merayakan sejarah merek (X4),

berbagi cerita merek (X5), dan integrasi dan

mempertahankan anggota (X6) terhadap

loyalitas merek (Y) sebesar 41,7% dan

sisanya sebesar 58,3% dijelaskan oleh

variabel lain yang terdeteksi tetapi tidak

dimasukkan ke dalam penelitian.

Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa

nilai sig.0,000 ata lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000

maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Jadi analisis regresi berganda dan uji

F ini dapat diketahui bahwa logimitasi,

loyalitas merek oposisi, membantu dalam

penggunaan merek, merayakan sejarah

merek, berbagi cerita merek, dan integrasi

dan mempertahankan anggota berpengaruh

simulan terhadap dan sigifikan terhadap

loyalitas merek.

1. Variabel legimitasi (X1) mempunyai

signifikansi sebesar 0,181 atau lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain

nilai 0,181 > 0,05 sehingga diputuskan H0

diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa belum cukup bukti

bahwa legimitasi memiliki pengaruh yang

nyata terhadap loyalitas merek dengan

kesalahan sebesar 5%.

2. Variabel loyalitas merek oposisi (X2)

mempunyai signifikansi sebesar 0,472 atau

lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

Dengan kata lain nilai 0,472 > 0,05 sehingga

diputuskan H0 diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti

bahwa leoyalitas merek oposisi memiliki

Page 9: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

pengaruh yang nyata terhadap loyalitas

merek dengan kesalahan sebesar 5%.

3. Variabel merayakan sejarah merek

(X3) mempunyai signifikansi sebesar 0,360

atau lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

Dengan kata lain nilai 0,360 > 0,05 sehingga

diputuskan H0 diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti

bahwa merayakan sejarah merek memiliki

pengaruh yang nyata terhadap loyalitas

merek dengan kesalahan sebesar 5%.

4. Variabel berbagi cerita merek (X4)

mempunyai signifikansi sebesar 0,028 atau

lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.

Dengan kata lain nilai 0,028 > 0,05 sehingga

diputuskan H0 diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa belum cukup bukti

bahwa berbagi cerita merek memiliki

pengaruh yang nyata terhadap loyalitas

merek dengan kesalahan sebesar 5%.

5. Variabel integarsi dan

mempertahankan anggota (X5) mempunyai

signifikansi sebesar 0,245 atau lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain

0,245 > 0,05 sehingga diputuskan H0

diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa belum cukup bukti

bahwa mengatakan integrasi dan

mempertahankan anggota memiliki

pengaruh yang nyata terhadap loyalitas

merek dengan kesalahan sebesar 5%.

6. Variabel membantu dalam

penggunaan merek (X6) mempunyai

signifikansi sebesar 0,003 atau lebih besar

dari nilai probabilitas 0,05. Dengan kata lain

nilai 0,003 < 0,05 sehingga diputuskan H0

ditolak. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa belum bahwa membantu

dalam penggunaan merek memiliki

pengaruh yang nyata terhadap loyalitas

merek dengan kesalahan sebesar 5%.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdsarkan hasil analisis dan

pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji hipotesis yang ditolak

hanya variabel membantu dalam

penggunaan merek dengan demikian

variabel membantu dalam penggunaan

merek berpangaruh terhadap loyalitas merek

Yamaha Vixion

2. Hasil uji hipotesis yang diterima

diantaranya Variabel legimitasi, lolaylitas

merek oposisi, merayakan sejarah merek,

berbagi cerita merek, dan integrasi dan

mempertahankan anggota diketahui tidak

memiliki pengaruh yang kuat terhadap

loyalitas merek sepeda motor Yamaha

Vixion,dikarenakan ada beberapa hal yang

mendasari diantaranya, komunitas YVCA

terbilang masih muda dari awal

pembentukan yaitu 26 Oktober 2011,

sehingga bebrapa variabel yang lain belum

memenuhi kriteria yang berpengaruh

terhadap loyalitas merek sepeda motor

Yamaha Vixion, sehingga hanya membantu

dalam pemggunaan merek yang berpengaruh

terhadap loyalitas merek sepeda motor

Yamaha Vixion.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil peneltian yang

telah dilakukan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut :

1. Meskipun diketahui bahwa

legimitasi , lolaylitas merek oposisi ,

merayakan sejarah merek , berbagi cerita

merek , dan integrasi dan mempertahankan

anggota tidak berpangaruh terhadap loyalitas

merek tetapi semua variabel yang

disebutkan menjadi hal penting dalam

membentuk komunitas yang solid,

teroganisir dengan baik demi kebaikan

komunitas YVCA dan juga meningkatkan

loyalitas merek Yamaha Vixion.

2. Bagi penelitian selanjutnya

diharapkan dapat melakukan penelitian

dengan cakupan yang lebih luas lagi dari

penelitian terdahulu yang belum sempat

diteliti dalam penelitian ini, sehingga dapat

Page 10: Pengaruh Brand Community Terhadap Loyalitas Merek Sepeda Motor Yamaha Vixion

diketahui faktor-faktor lain yang

mempengaruhi loyalitas merek.

DAFTAR PUSTAKA

Durianto, D., Sitinjak, T. 2001. Strategi

Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas

dan Perilaku Merek. Jakarta : Gramedia

Pustaka Utama.

Hadi.2000. Manajemen Pemasaran Jasa:

Teori dan Praktek. Edisi Pertama. Jakarta :

Salemba Empat

Hasan, Ali. 2008. Marketing. Yogyakarta:

Media Pressindo.

Imam,Ghozali. 2001. Analisis Multivariate

dengan Program SPSS. Semarang: Badan

Penerbit Undip.

Imam,Ghozali.2005. Analisis Multivariate

dengan Program SPSS. Edisi 2. Semarang:

Badan Penerbit Undip.

Kotler, Philip, 2006. According to Kotler,

Edisi Pertama. Terjemahan, Jakarta : PT

Bhuana Ilmu Populer

Kotler, Pihlip, 2002, Manajemen

Pemasaran, Jilid 1,2, Salemba Empat,

Jakarta.

Kotler Keller, 2006., Marketing

Management, Manajemen Pemasaran,

Penerjemah Benyamin

Mowen, C. & Minor, M. 2008. Perilaku

konsumen. Bandung : Erlangga. Riduwan.

2004. Statistika untuk Lembaga & Instansi

Pemerintah/Swasta. CV. Alfabeta, Bandung.

O’Guinn,Muniz.2001.Manajemen

Pemasaran.Edisi Kedua.Salemba

Empat.Jakarta.

Purbaningtyas, Retno.2009. Pengaruh

Brand Community Terhadap Loyalitas

Merek (Studi Pada Komunitas Motor

Jakarta Mio Club.Skripsi.Progam Studi

Manajemen Bisnis.Bogor.

Sekaran.2006. Manajemen Pemasaran. Tim

Indeks (Penterjemah). 2006. PT. Indeks

Kelompok Gramedia. Jakarta

Schiffman, Leon G. & Kanuk, Leslie L.

2004. Consumer Behaviour (8th ed). New

Jersey: Printice Hall.

Sugiyono.2009. Metode Peneltian

Kuantitatif Kualitatif dan

R&D.Alfabeta.Bandung

Simamora, B. 2004. Panduan Riset Perilaku

Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Sugiarto.2002. Manajemen Pemasaran. Tim

Indeks (Penterjemah). 2006. PT. Indeks

Kelompok Gramedia. Jakarta

Sujianto, Agus.2002. Aplikasi Statistik

dengan SPSS 11.5. PT. Prestasi

Pustaka.Jakarta.

Tjiptono, Fandy. 2006. Prinsip-Prinsip

Total Quality Service. Edisi keempat.

Yogyakarta. Penerbit Andi

Yudianto,Yefri.2010.Pengaruh Brand

Community Terhadap Loyalitas Merek

Sepeda Motor Yamaha.Skripsi.Progam Studi

Manajemen Universitas Diponegoro.