penerapan skema asuransi bencana alam …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. skripsi full tanpa... ·...

50
PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM OLEH PEMERINTAH (SKRIPSI) Oleh ALFIAN PRIHANADI NPM 1511031164 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2017

Upload: vancong

Post on 17-May-2018

232 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM OLEH PEMERINTAH

(SKRIPSI)

Oleh ALFIAN PRIHANADI

NPM 1511031164

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

2017

Page 2: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

ii

 

ABSTRACT

Implementation of Natural Disaster Insurance by the Government

by

Alfian Prihanadi The purpose of this study is to analyze and find out how to implement national disaster insurance scheme, budget for insurance, and treatment of accounting for premium purchase transactions and insurance claims in the state budget. The research method used is descriptive qualitative research. The results explain that based on the level of damage, earthquakes are the most appropriate types of natural disasters can be insured. By using the parametric type of insurance, the insurance claim can be paid immediately and can be used for natural disaster relief. Keyword: Disaster Risk Financing, Natural Disaster Insurance, Parametric

Insurance

Page 3: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

iii

 

ABSTRAK

Penerapan Skema Asuransi Bencana Alam oleh Pemerintah

Oleh

Alfian Prihanadi Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana penerapan skema asuransi bencana nasional dapat dilakukan, kebutuhan anggaran asuransi bencana, dan perlakuan akuntansi untuk transaksi pembelian premi dan klaim asuransi dalam APBN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa berdasarkan tingkat kerusakan, gempa bumi merupakan jenis bencana alam yang paling tepat diasuransikan. Dengan menggunakan asuransi jenis parametrik maka klaim asuransi dapat segera dibayar dan dapat segera digunakan untuk penanggulangan bencana alam. Kata Kunci: Pembiayaan Risiko Bencana, Asuransi Bencana Alam, Asuransi

Parametrik

Page 4: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

iv

 

PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM OLEH PEMERINTAH

Oleh ALFIAN PRIHANADI

NPM 1511031164

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI

2017

Page 5: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

v

 

Page 6: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan
Page 7: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan
Page 8: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

viii

 

RIWAYAT HIDUP

Alfian Prihanadi, lahir di Klaten pada tanggal 2 Maret 1989 dari pasangan Bapak Kasnonadi (Alm) dan Ibu Witri Hanadayani, merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Manjungan 2, Klaten dan lulus pada tahun 2001. Kemudian, penulis menyelesaikan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Klaten yang diselesaikan pada tahun 2004, lalu dilanjutkan ke jenjeng pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Klaten hingga lulus pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikan

Diploma III Spesialisasi Akuntansi di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang diselesaikan pada tahun 2011. Pada tahun 2012 penulis merintis karir sebagai analis keuangan di Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan kemudian pada tahun 2014 mutasi ke Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan. Pada tahun 2015 mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan sarjana di Jurusan Akuntansi Universitas Lampung melalui program State Accountability Revitalization Project (STAR) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) bekerjasama dengan Asian Development Bank (ADB).

Page 9: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

ix

 

MOTTO

Man Jadda Wa Jadda, Siapa Yang Bersungguh-Sungguh Akan Berhasil

Jadilah seperti tanaman padi, semakin berisi semakin menunduk. Semakin banyak

ilmu semakin rendah hati.

Page 10: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

x

 

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk

Istri, Enggar Pradipta Widyaresti, S.E.

Anak, Kamandaka Abhirama

Ibunda, Witri Handayani

Ayahanda, Kasnonadi (Alm.)

Institusiku, Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Almamaterku, Universitas Lampung

Page 11: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xi

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas segala Rahmat

dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan

Skema Asuransi Bencana Alam oleh Pemerintah”. Skripsi ini dibuat untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Penulis menyadari

dalam penyusunan skripsi ini masih ditemukan banyak kekurangan, karenanya

penulis terbuka terhadap berbagai saran dan masukan guna perbaikan di masa

depan. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis

pribadi maupun bagi pembaca.

Bandar Lampung, September 2017

Alfian Prihanadi

Page 12: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xii

 

SANWACANA

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat

petunjuk-Nya lah skripsi berjudul “Penerapan Skema Asuransi Bencana Alam oleh

Pemerintah” dapat diselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu

syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan dukungan dan

bantuan dari berbagai pihak. Sehingga dengan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Lindrianasari, S. E., M. Si., Akt. selaku Dosen Pembimbing I. Terima

kasih atas segala motivasi, bimbingan, dan masukan yang diberikan selama

proses penyelesaian skripsi.

3. Ibu Ninuk Dewi Kusumaningrum, S. E., M. Si., Akt. selaku Dosen

Pembimbing II. Terima kasih atas segala motivasi, bimbingan, dan masukan

yang diberikan selama proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dr. Rindu Rika Gamayuni, S.E., M. Si. Selaku Dosen Pembahas. Terima

kasih atas segala motivasi, bimbingan, dan masukan yang diberikan guna

penyempurnaan skripsi.

5. Ibu Dr. Farichah S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi FEB

Universitas Lampung, Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris

Jurusan FEB Universitas Lampung, beserta seluruh dosen, karyawan, dan

Page 13: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xiii

 

civitas akademika di FEB Universitas Lampung, terima kasih atas segala

pelayanan dan bantuan yang diberikan.

6. Ayahanda Kasnonadi (Alm) dan Ibunda Witri Handayani. Terima kasih atas

segala kasih sayang, doa, dan pengorbanan yang diberikan kepada penulis.

7. Istri tercinta Enggar Pradipta Widyaresti dan anak tersayang Kamandaka

Abhirama. Terima kasih atas segala cinta, kasih sayang, kehangatan, dan

semangat yang telah diberikan kepada penulis.

8. Sahabat Man Jada Wa Jadda, Ganjar Asdi Sudrajat, Iman Firmansyah, Winarso

Tri Rahayu, Erwin Pandu Wardana, dan Eko Fauzi, terima kasih telah menjadi

penyemangat penulis dalam suka dan duka.

9. Seluruh rekan-rekan STAR BPKP Batch 2 Universitas Lampung, terima kasih

atas kebersamaan yang diberikan selama ini.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang

telah diberikan dan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bandar Lampung, September 2017

Penulis,

Alfian Prihanadi

Page 14: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xiv

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. viii

MOTTO ................................................................................................................. ix

PERSEMBAHAN .................................................................................................... x

KATA PENGANTAR ........................................................................................... xi

SANWACANA ..................................................................................................... xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xviii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

1.5. Ruang Lingkup ....................................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1. Definisi Asuransi .................................................................................... 6

2.2. Risiko ...................................................................................................... 7

2.3. Prinsip dan Tujuan Asuransi................................................................... 7

2.4. Ruang Lingkup Usaha Perasuransian ..................................................... 9

2.5. Polis dan Premi Asuransi ...................................................................... 11

2.6. Subjek dan Objek Asuransi .................................................................. 12

Page 15: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xv

 

2.7. Pembiayaan Bencana Ex-Post dan Ex-Ante .......................................... 13

2.8. Layering Risiko Pembiayaan Bencana ................................................. 15

III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 18

3.1. Jenis penelitian ..................................................................................... 18

3.2. Subjek Penelitian .................................................................................. 18

3.3. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................................ 18

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 21

IV. PEMBAHASAN ............................................................................................. 23

4.1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ............................ 23

4.2. Anggaran Penanggulangan Bencana .................................................... 24

4.3. Penanggulangan Bencana di Negara Lain ............................................ 27

4.4. Penerapan Asuransi Bencana Alam ...................................................... 30

4.5. Jenis Bencana yang Diasuransikan ....................................................... 35

4.6. Alternatif Asuransi Parametrik ............................................................. 37

4.7. Penganggaran Asuransi Bencana Alam ................................................ 41

4.8. Pengakuan dan Pencatatan Akuntansi Pemerintah atas Pembelian Premi

dan Penerimaan Klaim Asuransi .......................................................... 43

4.8.1. Premi Asuransi .......................................................................... 43

4.8.2. Klaim Asuransi ......................................................................... 46

4.9. Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ............................... 48

4.9.1. Model perhitungan PT MAIPARK ........................................... 48

4.9.2. Perhitungan Premi oleh BNPB ................................................. 48

4.9.3. Perhitungan Kerjasama Badan Kebijakan Fiskal dengan PT

MAIPARK ................................................................................ 49

4.9.4. Perhitungan Premi Asuransi oleh Badan Kebijakan Fiskal ...... 50

4.10. Model Asuransi Parametrik – EQ Financial Tool Model..................... 51

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 63

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 63

5.2. Keterbatasan ......................................................................................... 64

Page 16: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xvi

 

5.3. Saran ..................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... 70

Page 17: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xvii

 

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 MultiCat Mexico 2009 - 2012 .............................................................. 29

Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan Kerugian .......................................................... 35

Tabel 4. 3 Perbandingan Asuransi Tradisional dengan Asuransi Parametrik ....... 38

Tabel 4. 4 Simulasi Perhitungan Premi Asuransi Bencana Alam ......................... 50

Tabel 4. 5 Asumsi Nilai Tukar .............................................................................. 53

Tabel 4. 6 Financial Protection Strategy .............................................................. 55

Tabel 4. 7 Financial Outputs ................................................................................ 57

Tabel 4. 8 Scenario Analysis Gempa Bumi Aceh ................................................. 59

Tabel 4. 9 Scenario Analysis Gempa Bumi Yogyakarta ....................................... 60

Tabel 4. 10 Detailed Outputs ................................................................................ 61

Page 18: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xviii

 

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Perkembangan Dana Kontinjensi Bencana Alam Tahun 2005 - 2016 25

Grafik 4. 2 Total Annual Technical Premium by Hazard Unit ............................. 62

Page 19: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

xix

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Layering Risiko Bencana Alam ....................................................... 16

Gambar 4. 1 Proses Pencairan Dana Kontinjensi Bencana Alam ......................... 27

Gambar 4. 2 Peristiwa Bencana Besar Mexico ..................................................... 28

Gambar 4. 3 Skema Asuransi Bencana Alam ....................................................... 31

Gambar 4. 4 Siklus Penganggaran ........................................................................ 42

Gambar 4. 5 Regional Hazard EQ Financial Model ............................................ 52

Gambar 4. 6 Tipe Pembayaran Klaim ................................................................... 54

Gambar 4. 7 Peta Episentrum Gempa Bumi Aceh ................................................ 58

Gambar 4. 8 Episentrum Gempa Bumi Yogyakarta ............................................. 59

Page 20: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah bencana merupakan suatu fenomena yang sangat khusus, pada umumnya

tidak ada satu negara pun yang siap dengan kondisi seperti ini, khususnya negara-

negara berkembang. Kondisi sebagian besar masyarakat yang miskin dan

terbatasnya akses terhadap asuransi yang dapat meringankan beban kerugian akibat

bencana, merupakan salah satu alasan mengapa pemerintah merupakan aktor utama

dalam pembiayaan bencana mulai dari masa gawat darurat akibat dari bencana

sampai pada pemulihan. Oleh karena itu, masalah pembiayaan dalam

penanggulangan bencana menjadi sangat penting.

Beberapa tahun terakhir frekuensi bencana alam meningkat di Indonesia. Hal ini

terkait dengan letak Indonesia yang berada di ring of fire dan merupakan pertemuan

dari tiga lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australis, Eurasia, dan Pasifik.

Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara yang berpotensi tinggi

mengalami bencana alam khususnya yang diakibatkan oleh gempa bumi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana, penyelenggaraan penanggulangan bencana alam menjadi tanggung jawab

Pemerintah. Kegiatan penyelenggaraan penanggulangan bencana alam diantaranya

perlindungan masyarakat dari dampak bencana, pemulihan kondisi dari dampak

Page 21: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

bencana dan pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam APBN.

Anggaran tersebut digunakan untuk kegiatan-kegiatan tahap prabencana, tanggap

darurat bencana, dan pascabencana.

Sejak tahun 2005 di APBN telah dialokasikan dana penanggulangan bencana dalam

Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara (BA. BUN). Meskipun telah

dicadangkan, dana penanggulangan bencana tersebut terbatas untuk menanggung

total kerugian dan kerusakan yang disebabkan oleh kejadian bencana (Nota

Keuangan, 2017)

Dana kontinjensi untuk bencana alam besaran alokasinya didasarkan pada

pengalaman historis kebutuhan Pemerintah untuk membantu daerah-daerah yang

mengalami bencana alam namun dengan skala yang relatif kecil (seperti banjir,

gempa bumi berkekuatan relatif kecil, atau tanah longsor). Pengalaman dari

bencana besar yang terjadi selama beberapa tahun terakhir ini juga menunjukan

pembiayaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi atas bencana-bencana besar

semakin meningkat sehingga tidak dapat dipenuhi hanya dari anggaran dana

kontinjensi bencana alam saja, sehingga dibutuhkan alternatif pembiayaan lain.

Mengingat keterbatasan anggaran, alokasi dana kontinjensi bencana alam tersebut

berkisar antara Rp2 triliun sampai dengan Rp5 triliun.

Biaya untuk rehabilitasi atau pemulihan infrastruktur publik dan rumah tangga,

dimana sebagian besar dari infrastruktur tersebut tidak memiliki perlindungan

keuangan seperti asuransi, memberikan beban yang besar pada pengeluaran publik

Pemerintah. Hal ini yang menjadi perhatian penting bagi Pemerintah untuk dapat

merencanakan dan mengalokasikan dana bagi kepentingan penanggulangan

Page 22: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

bencana guna membiayai kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Sebagai contoh,

bencana Tsunami Aceh/Nias pada tahun 2004 menimbulkan kerusakan dan

kerugian lebih dari Rp40 triliun, sedangkan kerugian untuk gempa bumi

Yogyakarta tahun 2006 lebih dari Rp29 triliun. Pemerintah mengeluarkan anggaran

untuk membiayai kegiatan rekonstruksi senilai lebih dari Rp37 triliun untuk Aceh

dan Nias, serta sekitar Rp1,6 triliun untuk Yogyakarta (Nota Keuangan, 2017).

Sampai saat ini, pembiayaan penanggulangan bencana alam sebagian besar masih

menjadi tanggung jawab Pemerintah. Mengingat besarnya nilai kerugian yang

harus ditanggung oleh Pemerintah maka sudah seharusnya dibentuk sistem khusus

untuk penanggulangan risiko kerugian akibat bencana, sehingga dapat mengurangi

beban pemerintah. Salah satu cara untuk mengurangi beban Pemerintah dalam

penanggulangan bencana adalah dengan risk transfer kepada swasta melalui skema

asuransi bencana alam. Sebagai salah satu teknik pengelolaan risiko, tidak perlu

disangsikan lagi bahwa asuransi dapat berkontribusi pada tahap tanggap darurat

maupun pada tahap rehabilitasi dan rekonstruksi.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berkaitan dengan kebijakan asuransi bencana alam yang dapat dilakukan oleh

Pemerintah. Penulis ingin melihat opsi/pilihan skema asuransi yang dapat

dilakukan oleh Pemerintah, penganggaran dan pelaporan serta perlakuan akuntansi

untuk transaksi pembelian premi dan klaim asuransi dalam APBN.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut merupakan rumusan

masalah dalam penelitian ini:

Page 23: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

1. Bagaimana penerapan skema asuransi bencana alam oleh Pemerintah?

2. Jenis bencana apa yang sesuai untuk diasuransikan di Indonesia?

3. Jenis asuransi apakah yang efektif dalam pembiayaan penanggulangan bencana

alam?

4. Bagaimana penganggaran asuransi bencana alam dalam APBN?

5. Bagaimana pengakuan dan pencatatan akuntansi asuransi bencana alam dalam

APBN?

6. Berapa kebutuhan anggaran untuk membeli premi asuransi bencana alam?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini terkait dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya yaitu:

1. Mengetahui penerapan skema asuransi bencana alam oleh Pemerintah.

2. Mengetahui jenis bencana yang sesuai untuk diasuransikan di Indonesia.

3. Mengetahui jenis asuransi yang efektif dalam pembiayaan penanggulangan

bencana alam.

4. Mengetahui penganggaran asuransi bencana alam dalam APBN.

5. Mengetahui pengakuan dan pencatatan akuntansi asuransi bencana alam dalam

APBN.

6. Mengetahui kebutuhan anggaran untuk membeli premi asuransi bencana alam.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang

terkait langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini, diantaranya:

Page 24: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pemahaman penulis mengenai aktivitas asuransi dan

penerapannya dalam dunia nyata, utamanya dalam level Pemerintah.

b. Bagi Akademisi

Untuk digunakan sebagai referensi dalam pengajaran maupun untuk

dilakukan pengembangan dengan melakukan penelitian lebih lanjut terkait

skema asuransi bencana alam.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis bagi Pemerintah adalah Untuk digunakan sebagai masukan

atas kebijakan penerapan skema asuransi bencana alam untuk memitigasi risiko

bencana alam.

3. Manfaat untuk Penelitian Selanjutnya

Untuk dijadikan bahan acuan atau referensi baik di Universitas Lampung

maupun Pemerintah dalam melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan

skema asuransi bencana alam secara umum, agar dapat membahas lebih dalam

dan mengembangkan penelitian ini dalam lingkup yang lebih luas sehingga

melengkapi kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini membatasi lingkup penelitian pada kewenangan Kementerian

Keuangan dalam rangka menentukan kebijakan skema asuransi untuk melindungi

APBN dari kerugian yang lebih besar. Dalam hal analisis data tentang jenis risiko

yang akan diasuransikan, penulis membatasi data jumlah kerusakan bencana alam

yang ditetapkan Pemerintah sebagai bencana nasional.

Page 25: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Asuransi

Menurut Salim (2007) asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-

kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (substitusi) kerugian-

kerugian besar yang belum pasti. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa segala kerugian yang dapat terjadi diwaktu mendatang kemudian

dipindahkan (shift) kepada perusahaan asuransi (risk transfer).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 28 memberikan definisi asuransi

kerugian pada hakekatnya adalah suatu sistem proteksi menghadapi risiko kerugian

finansial, dengan cara pengalihan (transfer) risiko kepada pihak lain, baik secara

perorangan maupun secara kelompok dalam masyarakat.

Asuransi menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian

adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis,

yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai

imbalan untuk:

1. memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena

kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung

jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau

pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti; atau

Page 26: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

2. memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung

atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat

yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan

dana.

2.2. Risiko

Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu

keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang diambil

berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2015). Menurut

Harrington dan Niehaus (1999) risiko ketidakpastian (uncertainty) mungkin

menimbulkan kerugian (loss). Menurut Salim (2007) ketidakpastian dapat dibagi

menjadi tiga, yaitu:

1. Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty) yaitu kejadian yang timbul

sebagai akibat dari perubahan sikap konsumen, misalnya minat konsumen

karena perubahan harga, teknologi, dan penemuan baru.

2. Ketidakpastian yang disebabkan oleh alam (uncertainty of nature) misalnya

banjir, tanah longsor, topan, dan gempa bumi.

3. Ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human uncertainty)

misalnya peperangan, pencurian, perampokan, dan pembunuhan.

2.3. Prinsip dan Tujuan Asuransi

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) ada enam macam

prinsip dasar asuransi yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Prinsip kepentingan yang dapat di asuransikan (Insurable interest)

Page 27: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

Kepentingan yang dapat menjadi objek asuransi haruslah dapat di

asuransikan dan dapat dinilai dengan uang.

2. Prinsip itikad baik (Utmost good faith)

Penanggung menjelaskan secara jelas dan jujur berkaitan dengan syarat

maupun kondisi dari asuransi. Begitu juga dengan tertanggung harus

memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek yang

dipertanggungkan.

3. Prinsip sebab akibat (Proximate cause)

Penanggung wajib memberikan klaim asuransi berupa ganti rugi kepada

tertanggung karena menderita kerugian. Oleh sebab itu maka perlu

ditentukan apakah jenis risiko yang menyebabkan kerugian tersebut berada

dalam tanggungan penanggung.

4. Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)

Penanggung memberikan ganti rugi sejumlah kerugian yang ditanggung

kepada tertanggung.

5. Prinsip subrogasi (Subrogation)

Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim

dibayar.

6. Prinsip kontribusi (Contribution)

Antar penanggung berbagi dalam hal pembayaran klaim atas kerugian

yang diderita tertanggung sesuai dengan porsi masing-masing.

Manfaat asuransi menurut Siamat (2005) antara lain:

1. Rasa aman dan perlindungan.

Page 28: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

 

 

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Semakin besar kerugian

yang mungkin timbul maka semakin besar pula biaya penanggungannya.

3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

4. Berfungsi sebagai tabungan.

5. Alat penyebaran risiko.

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan manfaat asuransi bagi pihak tertanggung

adalah memberikan rasa aman terhadap segala kemungkinan risiko sedangkan bagi

pihak perusahaan asuransi selaku badan usaha adalah memperoleh laba yang

disebut premi.

Ketidakpastian dapat diterjemahkan sebagai suatu risiko. Misalnya risiko

terjadinya bencana alam seperti gempa bumi, stunami, banjir atau bencana alam

lainnya (Acts of Gods). Tak seorangpun mengetahui secara pasti kapan bencana itu

akan terjadi. Berdasarkan uraian di atas, menurut Muhammad (2006) asuransi

memiliki tujuan utama yang hendak dicapai. Tujuan tersebut antara lain

pengalihan/transfer risiko, pembayaran ganti rugi, pembayaran santunan, dan

kesejahteraan anggota asuransi.

2.4. Ruang Lingkup Usaha Perasuransian

Ruang lingkup usaha perasuransian menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2014 tentang Perasuransian adalah sebagai berikut:

1. Usaha Asuransi Umum

Usaha jasa pertanggungan risiko yang memberikan penggantian kepada

tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang

Page 29: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

10 

 

 

timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena

terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti.

2. Usaha Asuransi Jiwa

Usaha yang menyelenggarakan jasa penanggulangan risiko yang memberikan

pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak Lain yang berhak

dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain

kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu

tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau

didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

3. Usaha Reasuransi

Usaha jasa pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan

asuransi, perusahaan penjaminan, atau perusahaan reasuransi lainnya.

4. Usaha Asuransi Umum Syariah

Usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong

dan melindungi dengan memberikan penggantian kepada peserta atau

pemegang polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan

keuntungan, atau tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin

diderita peserta atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang

tidak pasti.

5. Usaha Asuransi Jiwa Syariah

Usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah guna saling menolong

dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan pada

meninggal atau hidupnya peserta, atau pembayaran lain kepada peserta atau

Page 30: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

11 

 

 

pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang

besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

6. Usaha Reasuransi Syariah

Usaha pengelolaan risiko berdasarkan prinsip syariah atas risiko yang dihadapi

oleh perusahaan asuransi syariah, perusahaan penjaminan syariah, atau

perusahaan reasuransi syariah lainnya.

2.5. Polis dan Premi Asuransi

Polis adalah suatu tanda bukti perjanjian asuransi (pertanggungan) bersifat

konsensual (adanya kesepakatan) yang merupakan bukti tertulis. Pada perjanjian

asuransi atau pertanggungan antara para pihak, seorang penanggung harus

menyerahkan polis kepada tertanggung dalam jangka waktu tertentu (Purba, 1995).

Menurut Djojosoedarso (2003) premi asuransi sebagai pembayaran dari

tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko para

penanggung. Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi yang harus dibayarkan

telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan memperhatikan keadaan dari

tertanggung.

Premi biasanya ditentukan dalam suatu persentase dari jumlah pertanggungan,

dimana dalam presentase menggambarkan penilaian penanggung terhadap risiko

yang ditanggungnya, penilaian penanggung berbeda-beda, akan tetapi hal ini

dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran (Simanjuntak, 1990).

Page 31: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

12 

 

 

2.6. Subjek dan Objek Asuransi

Berdasarkan Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dapat

ditarik kesimpulan bahwa ada dua pihak yang berperan sebagai subjek asuransi,

yaitu:

1. Pihak tertanggung, yaitu pihak yang ditanggung harta bendanya dari risiko.

Tertanggung bermaksud untuk mengalihkan risiko atas harta bendanya kepada

si penanggung. Atas pengalihan risiko tersebut pihak tertanggung harus

membayar sejumlah premi asuransi.

2. Pihak penanggung, yakni pihak yang mau menanggung risiko atas harta benda

orang lain. Penanggung mendapatkan kompensasi berupa premi yang dibayar

oleh tertanggung. Oleh sebab itu apabila terjadi kerugian atas harta benda

tertanggung maka penanggung berkewajiban memberikan kompensasi ganti

rugi.

Objek asuransi yang biasa digunakan adalah harta benda atau aset seseorang

misalnya rumah, bangunan, mobil, perhiasan, dan benda berharga lainnya. Jadi ada

tiga hal yang dapat dipertanggungkan (objek asuransi), yaitu:

1. Risiko pribadi, yaitu kehidupan dan kesehatan.

2. Hak milik atas benda.

3. Tanggung jawab atau kewajiban yang harus dipikul seseorang.

Tidak setiap kepentingan dapat dipertanggungkan. Agar dapat dipertanggungkan,

kepentingan yang dimaksud harus memenuhi syarat tertentu. Pasal 268 KUHD

menyatakan, bahwa yang dapat menjadi objek asuransi ialah semua kepentingan

yang:

Page 32: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

13 

 

 

1. Dapat dinilai dengan sejumlah uang.

2. Dapat diancam berbagai macam bahaya.

3. Dikecualikan oleh undang-undang.

2.7. Pembiayaan Bencana Ex-Post dan Ex-Ante

Sebuah bencana biasanya mempengaruhi kapasitas produktif suatu negara dengan

menghancurkan fisik dan sumber daya manusia. Mengganti kerusakan fisik

maupun sumber daya manusia akan membutuhkan biaya besar dan waktu yang

lama terutama kasus pada kerusakan infrastruktur (Pollner, 2012).

Pemerintah memiliki akses ke berbagai sumber pembiayaan setelah terjadinya

bencana. Menurut Linnerooth dan Amendola (2007) sumber-sumber tersebut dapat

dikategorikan sebagai instrumen pembiayaan ex-post dan ex-ante.

1. Instrumen pembiayaan ex-post

Sumber pembiayaan bencana yang tidak memerlukan perencanaan terlebih

dahulu. Yang termasuk instrumen pembiayaan ex-post adalah realokasi

anggaran, kredit domestik, kredit eksternal, kenaikan pajak, dan bantuan donor.

Namun, instrumen pembiayaan ex-post tidak efektif karena menyebabkan

keterlambatan dalam pembangunan ekonomi yang telah di rencanakan. Hal ini

menyebabkan mengarah kepada pinjaman mahal serta kenaikan pajak tanpa

diskriminasi dan berdampak mengendur setiap motivasi diri terhadap perilaku

proaktif (Petseti dan Nektarios, 2013).

2. Instrumen pembiayaan ex-ante

Sumber pembiayaan bencana yang membutuhkan perencanaan pro-aktif

sebelum terjadinya bencana. Yang termasuk instrumen pembiayaan ex-ante

Page 33: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

14 

 

 

adalah cadangan atau dana bencana (reserves/calamity fund), anggaran

kontinjensi, fasilitas utang kontinjensi dan mekanisme transfer risiko (GFDRR,

2012). Mitigasi Risiko melalui mekanisme transfer risiko diserahkan ke pihak

ketiga, seperti asuransi tradisional (indemnitas) dan reasuransi, asuransi

parametrik, dan instrumen transfer risiko alternatif seperti catastrophe (CAT)

bond.

Untuk membantu negara-negara mengurangi ketergantungan pada bantuan pasca

bencana yang berasal dari eksternal, Bank Dunia telah mempromosikan kerangka

pembiayaan risiko bencana dan asuransi, yang sebagian didasarkan pada prinsip-

prinsip manajemen risiko perusahaan, tetapi juga mempertimbangkan faktor

ekonomi dan sosial seperti kebijakan fiskal pemerintah profil dan kondisi

kehidupan masyarakat miskin (Mahul, 2011). Menjadi hal yang penting menggeser

intervensi pemerintah dari mitigasi ex-post ke program pengurangan risiko ex-ante

(Skoufias, 2003).

Warner, et. al. (2009) menyatakan bahwa pengalaman di negara maju menunjukkan

bahwa kolaborasi antara industri asuransi dan sektor publik dapat mempromosikan

pengurangan risiko sebagai berikut:

1. Peningkatan kesadaran dan pendidikan risiko: penanggung dan pemerintah

menjadi mitra untuk menyediakan data risiko dan sistem informasi.

2. Harga risiko: dengan akurat dapat menentukan harga risiko.

3. Mengaktifkan kondisi serta regulasi program asuransi: melalui undang-

undang, pengawasan keuangan, pemerintah dapat memberikan insentif

asuransi untuk mempromosikan kegiatan mengurangi risiko.

Page 34: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

15 

 

 

4. Pembiayaan langsung dari langkah-langkah pengurangan risiko: penanggung

dapat berinvestasi langsung dalam langkah-langkah pengurangan risiko untuk

menghindari klaim kompensasi yang besar.

5. Pengurangan risiko sebagai syarat asuransi: penanggung dapat mengharuskan

pemegang polis melakukan langkah-langkah pengurangan risiko bencana yang

spesifik.

Pemerintah telah mencoba melakukan asuransi pertanian. Usaha sektor pertanian

dipandang usaha yang mempunyai risiko tinggi terhadap dinamika alam dan rentan

terhadap serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan penurunan produksi

hasil bahkan gagal panen serta risiko fluktuasi harga sehingga pendapatan petani

menurun. Oleh karena itu petani menderita kerugian yang cukup besar sehingga

untuk usaha berikutnya tidak mempunyai modal lagi, bahkan bagi petani meminjam

kredit tidak mampu mengembalikannya sehingga menimbulkan kredit macet.

Dalam studi yang dilakukan Skees, Barnett, dan Murphy (2008) dijelaskan bahwa

dengan memberikan kesempatan untuk mentransfer risiko bencana alam dari

ekonomi lokal, pasar asuransi dapat langsung memacu peningkatan investasi oleh

produsen pertanian.

2.8. Layering Risiko Pembiayaan Bencana

Layering risiko bencana dapat digunakan untuk merancang strategi risiko

pembiayaan bencana alam untuk meningkatkan ketahanan APBN/fiskal atas

bencana alam. Layering risiko adalah proses pemisahan risiko ke dalam tingkatan

yang memungkinkan untuk lebih efisien pembiayaan dan manajemen risiko.

Berikut adalah layering risiko menurut Cummins dan Mahul (2009):

Page 35: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

16 

 

 

1. Low risk layer

Bencana dengan periode ulang sampai 5 tahun. Frekuensi terjadi bencana cepat

tetapi mempunyai dampak kerugian sedikit. Untuk membiayai kerugian

bencana seperti ini dapat dibiayai dengan anggaran alokasi kontingensi

tahunan. Alokasi anggaran tahunan akan membiayai bencana berulang seperti

banjir lokal, tanah longsor, atau gempa-gempa kecil.

2. Medium risk layer

Bencana dengan periode ulang antara 5 tahun dan 20 tahun. Kontingen kredit

akan membiayai bencana yang berdampak lebih besar, tetapi kurang sering

terjadi.

3. High risk layer

Bencana dengan periode pengulangan yang lebih lama dari 20 tahun. frekuensi

rendah, risiko keparahan tinggi dapat ditransfer ke asuransi/reasuransi

internasional melalui asuransi/reasuransi bencana, catastrophe obligasi

dan/atau turunannya. Instrumen transfer risiko, seperti asuransi bencana, akan

membiayai dampak bencana lebih besar.

Gambar 2. 1 Layering Risiko Bencana Alam

Sumber: World Bank 2009

Page 36: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

17 

 

 

Asuransi adalah instrumen yang ideal untuk mengurangi risiko bencana alam yang

jarang terjadi dan berdampak membawa kerugian ekonomi yang besar. Pengalihan

risiko dengan asuransi merupakan suatu cara yang tepat guna dari segi biaya yang

dikeluarkan untuk menangani risiko keuangan yang akan terlalu mahal untuk

dikurangi risikonya/mitigasi. Mengandalkan kemitraan publik-swasta untuk

membantu negara-negara dengan perkembangan pasar asuransi risiko bencana,

sehingga dapat membantu rumah tangga kelas menengah lebih terlindungi terhadap

bencana alam (GFDRR, 2012).

Page 37: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

18 

 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ini

menggunakan pendekatan eksploratif deskriptif yang berfokus pada kebijakan

asuransi bencana alam yang dilakukan oleh pemerintah. Pendekatan eksploratif

adalah metode penelitian yang bertujuan menghimpun informasi awal yang akan

membantu upaya menetapkan masalah dan merumuskan hipotesis. Sedangkan

pendekatan deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan memaparkan

(mendeskripsikan) sesuatu hal. Jadi pendekatan ini bertujuan untuk mendalami

mengenai penerapan asuransi bencana alam oleh pemerintah Indonesia.

3.2. Subjek Penelitian

Subjek sebagai sumber data dipilih secara purposive, artinya para responden yang

dijadikan sumber informasi utama (key informan) dinilai akan banyak memberikan

pengetahuan yang memadai bagi peneliti. Sumber informasi utama (key informan)

adalah orang yang terkait dan terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan

asuransi bencana alam di internal Kementerian Keuangan.

3.3. Tahap-Tahap Penelitian

Untuk melakukan sebuah penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang

akan dilalui dalam proses penelitian. Tahapan ini disusun secara sistematis agar

Page 38: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

19 

 

 

diperoleh data secara sistematis pula. Ada empat tahap yang bisa dikerjakan dalam

suatu penelitian (Moleong, 2000), yaitu:

1. Tahap Pra-lapangan

Pada tahap pra-lapangan merupakan tahap penjajakan lapangan oleh peneliti

yaitu:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Pada tahap ini, peneliti membuat usulan penelitian atau proposal penelitian

yang sebelumnya didiskusikan dengan dosen pembimbing, atasan

dikantor, serta mahasiswa. Pembuatan proposal ini berlangsung sekitar

satu bulan melalui diskusi dengan dosen pembimbing dan mahasiswa.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Peneliti memilih Kantor Kementerian Keuangan yang beralamat di Jalan

Dr. Wahidin Nomor 1, Jakarta Pusat karena merupakan kementerian yang

mempunyai kewenangan dalam menentukan kebijakan asuransi bencana

alam.

c. Menjajaki dan Menilai Lapangan

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang keadaan

pegawai yang ada di lingkungan Kementerian Keuangan agar peneliti

lebih siap terjun ke lapangan serta dapat menilai situasi dan kondisi dengan

baik.

d. Memilih dan Memanfaatkan Informan

Tahap ini peneliti memilih informan yang merupakan orang yang benar-

benar tahu dan terlibat dalam pembahasan asuransi bencana alam.

Page 39: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

20 

 

 

Kemudian memanfaatkan informan tersebut untuk melancarkan

penelitian.

e. Menyiapkan Perlengkapan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan yang

akan dipergunakan dalam penelitian ini.

2. Tahap Lapangan

Dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu:

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar

belakang penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya.

b. Memasuki lapangan

Pada saat sudah masuk ke lapangan peneliti menjalin hubungan yang akrab

dengan subjek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik,

akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika pergulan dan

norma-norma yang berlaku di dalam lapangan penelitian tersebut.

c. Berperan serta sambil mengumpulkan data

Dalam tahap ini peneliti mencatat data yang diperolehnya ke dalam field

notes, baik data yang diperoleh dari wawancara, pengamatan atau

menyaksikan sendiri kejadian tersebut.

3. Tahap Analisa Data

Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam

menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan

Page 40: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

21 

 

 

data. Analisis data kualitatif sesungguhnya sudah dimulai saat peneliti mulai

mengumpulkan data, dengan cara memilah mana data yang sesungguhnya

penting atau tidak. Ukuran penting dan tidaknya mengacu pada kontribusi data

tersebut pada upaya menjawab fokus penelitian (Rahardjo, 2010).

Data-data yang diperlukan penulis untuk dianalisis adalah sebagai berikut:

a. Peraturan-peraturan tentang pembiayaan risiko bencana yang

membolehkan Pemerintah dalam berasuransi bencana alam.

b. Data skema existing pembiayaan bencana alam untuk digunakan

membangun model skema asuransi bencana.

c. Data kerusakan akibat bencana alam untuk menentukan prioritas jenis

risiko asuransi. Dalam menentukan prioritas jenis risiko yang

diasuransikan perlu diperhatikan wilayah rawan bencana serta tingkat

kerusakan yang diakibatkan dari berbagai jenis bencana alam.

d. Peraturan terkait penganggaran dan pelaporan dalam APBN untuk

menentukan Mata Anggaran Kegiatan (MAK) dan perlakuan akuntansi

untuk transaksi pembelian premi dan klaim asuransi.

4. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam

tahap akhir ini peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data penelitian penulis menggunakan cara sebagai

berikut:

Page 41: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

22 

 

 

1. Studi Literatur

Studi Literatur merupakan kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan

literatur, buku, dan sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang akan

diteliti melalui membaca, mengumpulkan, dan mencatat serta menganalisanya.

2. Wawancara

Wawancara sebagai upaya mendekatkan informasi dengan cara bertanya

langsung kepada informan. Tanpa wawancara, peneliti akan kehilangan

informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung. Adapun

wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur, dimana di

dalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah

pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya

dan pembicaraan tidak kaku. Metode ini meliputi dialog dengan pihak-pihak

yang berkompeten yang merepresentasikan pihak-pihak yang terkait dalam

penelitian guna mendapatkan data yang relevan dengan penelitian.

3. Dokumen

Dokumen yaitu proses melihat kembali sumber-sumber data dari dokumen yang

ada dan dapat digunakan untuk memperluas data-data yang telah ditemukan.

Adapun sumber data dokumen diperoleh dari lapangan berupa buku, arsip, nota

dinas, surat, notulensi rapat, ataupun dokumen pemerintah lainnya.

4. Data lain yang dapat dipakai untuk melengkapi analisis dalam penelitian adalah

berbasis data yang diperoleh dari sumber sekunder. Data ini diperoleh dari situs

BNPB, Kementerian Keuangan, PT Maipark Indonesia, dan World Bank.

Page 42: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemerintah dalam pendanaan penanggulangan bencana alam dapat melakukan

transaksi asuransi bencana alam kepada Perusahaan Asuransi. Perusahaan

Asuransi dapat melakukan reasuransi kepada Perusahaan Reasuransi Global

apabila risiko tidak mampu diretensi. Pada saat terjadi bencana alam,

Pemerintah menerima klaim dari Perusahaan Asuransi yang kemudian

diteruskan Pemerintah untuk pendanaan penanggulangan bencana alam.

2. Dampak kerusakan yang dapat diakibatkan oleh bencana alam gempa bumi

sangatlah besar. Hal ini akan mengakibatkan APBN terbebani guna mendanai

penanggulangan bencana alam. Apabila dalam hal APBN tidak mampu

membiayai, maka Pemerintah akan memcari pembiayaan lain dari hutang yang

menyebabkan defisit APBN akan meningkat. Oleh karena itu jenis bencana di

Indonesia yang cocok diasuransikan adalah gempa bumi.

3. Asuransi berbasis parametrik merupakan solusi yang dapat diambil Pemerintah

dalam mengatasi permasalahan pembiayaan risiko bencana alam. Kelebihan

Page 43: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

64 

 

 

asuransi parametrik dibandingkan dengan asuransi tradisional adalah

pembayaran klaim yang cepat dan penggunaan dana yang lebih fleksibel.

4. Agar program asuransi bencana alam dapat dilaksanakan maka anggaran untuk

program tersebut terlebih dahulu dimasukkan kedalam RKA-K/L Kementerian

Keuangan dan kemudian disusunlah DIPA Asuransi Bencana Alam.

5. Pembelian premi asuransi dicatat Pemerintah sebagai Belanja Bantuan Sosial

dengan rincian Belanja Premi Asuransi.

6. Penerimaan klaim asuransi dicatat Pemerintah sebagai Pendapatan Negara

Bukan Pajak (PNBP).

7. Harga premi asuransi tergantung dari keadaan pasar asuransi. Pada saat soft

market harga premi asuransi relatif murah karena Banyak perusahaan asuransi

bersaing untuk bisnis dan cakupan (insurance coverage) tersedia secara luas.

Pada saat hard market harga premi asuransi tinggi karena sedikit perusahaan

asuransi menawarkan produk asuransinya dan cakupan (insurance coverage)

sulit (atau bahkan tidak mungkin) untuk mendapatkannya. Sedangkan pada

saat medium market harga premi asuransi relatif normal. Berdasarkan

perhitungan menggunakan EQ Financial Model, harga premi asuransi

parametrik pada soft market sebesar Rp537 miliar, medium market sebesar

Rp671 miliar, dan hard market sebesar Rp806 miliar dengan total coverage

sebesar Rp20 triliun.

5.2. Keterbatasan

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan

dalam penelitian selanjutnya. Adapun beberapa keterbatasan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 44: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

65 

 

 

1. Peneliti dalam menghitung model asuransi bencana alam hanya menggunakan

satu parameter yaitu Skala Richter (SR) sehingga risiko terjadi perbedaan

penghitungan model asuransi bencana dengan kerugian sebenarnya (actual

loss) tinggi.

2. Perhitungan harga premi asuransi di pasar asuransi masih menggunakan asumsi

yang masih sederhana tanpa memperhitungkan faktor seperti pengembalian

investasi untuk perusahaan asuransi dan kenaikan frekuensi atau tingkat

kerusakan kerugian bencana alam.

5.3. Saran

Saran yang penulis usulkan terkait kesimpulan dan hasil penelitian yang telah

dijelaskan sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan

Pengelolaan Bantuan Bencana tidak menyebutkan pendanaan dari Asuransi.

Padahal asuransi dapat menjadi solusi yang efisien dan efektif dalam

penanggulangan risiko bencana alam sehingga peraturan tersebut perlu

dirubah.

2. Pemerintah segera menyusunan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur

tentang tata cara pelaksanaan asuransi bencana alam. Implementasi asuransi

bencana alam tidak dapat dilakukan bila peraturan yang mengatur Tata Cara

Pelaksanaan Asuransi Bencana Alam belum ada. Dalam menyusun petunjuk

pelaksanaan asuransi bencana alam, Kementerian Keuangan dapat mengacu

pada Tata Cara Pemberian Perlindungan Risiko dalam Pengelolaan Utang

Pemerintah yang diatur melalui PMK Nomor 12/PMK.08/2013

Page 45: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

66 

 

 

3. Pemerintah berkoordinasi dengan Komite Standar Akuntansi Pemerintah.

Kementerian Keuangan perlu segera menyampaikan kebutuhan terhadap

standar pelaporan yang mengatur aktivitas asuransi kepada Komite Standar

Akuntansi Pemerintah. Sehingga, ketika asuransi bencana alam sudah

dianggarkan dalam APBN, Pemerintah c.q. Kementerian Keuangan dapat

segera mengimplementasikan kebijakan ini.

4. Pemerintah mempersiapkan kompetensi SDM. Kompetensi SDM merupakan

salah satu kunci utama keberhasilan pelaksanaan kebijakan asuransi bencana.

Pemerintah c.q Kementerian Keuangan dapat memberikan pendidikan dan

pelatihan kepada Pejabat atau Pegawai yang nantinya akan melaksanakan

kegiatan operasional asuransi bencana.

5. Pemerintah dapat menyewa tenaga Ahli. Untuk memenuhi kebutuhan SDM

yang berkompetensi atau tenaga ahli dengan cepat, Pemerintah dapat menyewa

manajer risiko secara komersial atau mendapatkan bantuan tenaga ahli yang

disediakan lembaga-lembaga seperi World Bank dan Asian Development Bank.

6. Disarankan bagi penelitian selanjutnya agar meneliti dan menambah variabel

parameter dalam asuransi parametrik agar risiko perbedaan penghitungan

model asuransi bencana alam dengan kerugian sebenarnya (actual loss) atau

biasa yang disebut basis risk dapat diminimalisir.

7. Untuk penelitian harga premi berdasarkan kondisi pasar asuransi disarankan

penelitian selanjutnya memperhitungkan faktor seperti pengembalian investasi

untuk perusahaan asuransi dan kenaikan frekuensi atau tingkat kerusakan

kerugian bencana alam.

Page 46: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

67 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Cummins, J. David dan Olivier Mahul. 2009. Catastrophe Risk Financing in Developing Countries Principles for Public Intervention. Washington DC: The World Bank.

Djojosoedarso, Soeisno. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat.

Earthquake Engineering Research Institute (EERI). 2016. Parametric Insurance. https://www.eeri.org/parametric-insurance/. Diakses pada 20 Juli 2017 pukul 8.00 WIB.

Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Risiko. Bandung: Alfabeta.

Global Facility for Disaster Reduction and Recovery (GFDRR). 2012. Sovereign Disaster Risk Financing. www.gfdrr.org/sites/gfdrr.org/files/documents/DRFI_SDRF_Concept_Jan11.pdf. Diakses pada tanggal 12 Februari 2017 pukul 08.00 WIB.

Harrington, Scott E. dan Gregory R. Niehaus. 1999. Risk Management and Insurance. Singapore: The McGraw-Hill Book Co.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian.

Kementerian Keuangan. 2017. Nota Keuangan 2017.

Linnerooth, Joanne dan Amendola, Bayer A. 2007. Disaster risk management: Pro-active financing to reduce vulnerability. Environmental Hazards 7: 1-6.

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhammad, Abdulkadir. 2006. Hukum Asuransi Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Petseti, Aglaia dan Nektarios, Milton. 2013. Earthquake Insurance for Greece: Comparative Analysis and Pricing Issues. The Journal of Risk Finance Vol. 14 pp. 251-265.

Pollner, John D. 2012. Financial and Fiscal Instruments for Catastrophe Risk Management: Addressing Losses from Flood Hazards in Central Europe. Washington DC: The World Bank.

Purba, Radiks. 1995. Memahami Asuransi di Indonesia. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Page 47: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

68 

 

 

Rahardjo, Mudjia. 2010. Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sebuah Pengalaman Empirik). http://www.uin-malang.ac.id/r/100601/analisis-data-penelitian-kualitatif-sebuah-pengalaman-empirik.html. Diakses pada tanggal 31 Maret 2017 pukul 7.38 WIB.

Republik Indonesia. 2010. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337.

Salim, H. A. Abbas. 2007. Asuransi dan Manajemen Risiko. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter & Perbankan. Depok: Lembaga Penerbit FE Universitas Indonesia.

Siaran Pers. 2011. Bank Dunia, GFDRR, ASEAN, dan UNISDR Bekerja Sama untuk Perkuat Ketahanan Fiskal terhadap Bencana Alam. http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2011/11/08/world-bank-gfdrr-asean-unisdr-cooperate-strengthen-fiscal-resilience-natural-disasters diakses pada tanggal 30 November 2016 pukul 08.00 WIB.

Simanjuntak, Emmy Pangaribuan. 1990. Hukum Pertanggungan: Pokok-pokok Pertanggungan Kerugian, kebakaran dan jiwa. Yogyakarta: Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM.

Skees, Jerry R., Barry J. dan Murphy, Barnett Anne G. 2008. Creating Insurance Markets for Natural Disaster Risk in Lower Income Countries: The Potential Role for Securitization. Agricultural Finance Review Vol. 68 Iss 1 pp. 151-167.

Skoufias, Emmanuel. 2003. Economic Crises and Natural Disasters: Coping Strategies and Policy Implications. World Development Vol. 31, No. 7, pp. 1087–1102.

Swis Re. 2012. Workshop with Fiscal Policy Office. Dipresentasikan oleh Ivo Menzinger, Devpriya Misra, dan Maria Pawiro Viragh pada tanggal 11 Juni 2012.

Wardana, Kun Wahyu. 2009. Hukum Asuransi: Proteksi Kecelakaan Trasnportasi. Bandung: Mandar Maju.

Warner, Koko., Nicola Ranger, Swenja Surminski, Margaret Arnold, Joanne Linnnerooth-Bayer, Erwann Michel-Kerjan, Paul Kovacs, dan Celine Herweijer. 2009. Adaptation to Climate Change: Linking Disaster Risk Reduction and Insurance. Geneva: Palais des Nations.

Page 48: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

69 

 

 

Wikipedia .2017. Gempa Bumi Kota Meksiko 1985. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Kota_Meksiko_1985. Diakses pada 20 Juli 2017 pukul 13.00 WIB.

Zorrilla, Sergio O. Saldana. 2015. Assessment of disaster risk management in Mexico. Disaster Prevention and Management Vol. 24 Iss 2 pp. 230 – 248.

Page 49: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

70 

 

 

DAFTAR SINGKATAN

A

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

B

BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BUN : Bendahara Umum Negara

D

DJPBN : Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

E

EERI : Earthquake Engineering Research Institute

G

GFDRR : Global Facility for Disaster Reduction and Recovery

K

KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

K/L : Kementerian/Lembaga

KPKN : Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara

KUN : Kas Umum Negara

P

PMK : Peraturan Menteri Keuangan

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

Page 50: PENERAPAN SKEMA ASURANSI BENCANA ALAM …digilib.unila.ac.id/28353/3/3. SKRIPSI FULL TANPA... · Penelitian Terdahulu Perhitungan Premi Asuransi ... Tabel 4. 2 Kejadian Bencana dan

71 

 

 

R

RAPBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

RKA-K/L : Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

RUU : Rancangan Undang-Undang

S

SAPP : Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

SAU : Sistem Akuntansi Umum

SAKUN : Sistem Akuntansi Kas Umum Negara