penerapan metode pembelajaran peer teaching untuk

14
Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 73 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN KELAS IV DI SDN 21 SIJUNJUNG 1 Hemnel Fitriawati, 2 Fadriati, 3 Marjoni Imamora 1 Guru SD Negeri 21 Sijunjung, 2,3 IAIN Batusangkar e-mail:[email protected] Abstract: This study aims to determine the improvement of students' reading ability of Q.S Al-Fiil with the application of peer teaching methods in class IV SDN 21 Sijunjung. This research method is Classroom Action Research that is: "before-after" which compares the ability to read Q.S Al-Fiil students before and after the application of the "peer teaching" method. Each hypothesis cycle was tested through data on the values of 27 students through observation and documentation techniques. The data analysis technique used is qualitative and quantitative analysis. Tests carried out using paired paired sample t test with the following results: aspects of the knowledge of reading Q.S Al-Fiil obtained tcount (0.575) is greater than ttable (0.317). While the aspect of reading skills in Q.S Al- Fiil obtained tcount (0.905) is also greater than ttable (0.317). Then it can be concluded that the application of the method of peer teaching can improve the reading ability of Q.S Al-Fiil fourth grade students of SDN 21 Sijunjung. Keywords: peer teaching methods, Q.S Al-Fiil, Classroom Action Research PENDAHULUAN Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT (Q.S At-Taubah: 6) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S As-Syu'ara: 194-195) dengan menggunakan bahasa Arab, mengandung mukjizat pada setiap ayat atau suratnya. Al-Qur’an tertulis dalam mushaf, menjadi ibadah bagi yang membaca ayat-ayatnya dinukil secara mutawatir (Dahlan, 1987: 9). Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk dibaca, dipelajari, diimani, direnungkan, dan dijadikan sebagai hukum (Syarifuddin, 2004: 54). Al- Qur’an adalah sumber semua urusan Agama Islam (Quthb, 2000: 313) maka setiap muslim wajib mempelajari Al- Qur’an (Hanafi, 2018: 478) sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Bacaan Al-Qur’an merupakan suatu ibadah bagi setiap muslim yang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 73

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN

KELAS IV DI SDN 21 SIJUNJUNG

1Hemnel Fitriawati, 2Fadriati, 3Marjoni Imamora

1Guru SD Negeri 21 Sijunjung, 2,3IAIN Batusangkar

e-mail:[email protected]

Abstract: This study aims to determine the improvement of students' reading

ability of Q.S Al-Fiil with the application of peer teaching methods in class IV

SDN 21 Sijunjung. This research method is Classroom Action Research that is:

"before-after" which compares the ability to read Q.S Al-Fiil students before and

after the application of the "peer teaching" method. Each hypothesis cycle was

tested through data on the values of 27 students through observation and

documentation techniques. The data analysis technique used is qualitative and

quantitative analysis. Tests carried out using paired paired sample t test with the

following results: aspects of the knowledge of reading Q.S Al-Fiil obtained tcount

(0.575) is greater than ttable (0.317). While the aspect of reading skills in Q.S Al-

Fiil obtained tcount (0.905) is also greater than ttable (0.317). Then it can be

concluded that the application of the method of peer teaching can improve the

reading ability of Q.S Al-Fiil fourth grade students of SDN 21 Sijunjung.

Keywords: peer teaching methods, Q.S Al-Fiil, Classroom Action Research

PENDAHULUAN

Al-Qur’an merupakan kalam

Allah SWT (Q.S At-Taubah: 6)

diturunkan kepada Nabi Muhammad

SAW (Q.S As-Syu'ara: 194-195)

dengan menggunakan bahasa Arab,

mengandung mukjizat pada setiap

ayat atau suratnya. Al-Qur’an tertulis

dalam mushaf, menjadi ibadah bagi

yang membaca ayat-ayatnya dinukil

secara mutawatir (Dahlan, 1987: 9).

Allah SWT menurunkan Al-Qur’an

untuk dibaca, dipelajari, diimani,

direnungkan, dan dijadikan sebagai

hukum (Syarifuddin, 2004: 54). Al-

Qur’an adalah sumber semua urusan

Agama Islam (Quthb, 2000: 313) maka

setiap muslim wajib mempelajari Al-

Qur’an (Hanafi, 2018: 478) sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki.

Bacaan Al-Qur’an merupakan suatu

ibadah bagi setiap muslim yang

Page 2: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

74 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

membacanya (Dahlan, 1987: 9)

sehingga suatu kelaziman bagi

seorang muslim untuk bisa membaca

bahkan sampai tahap menulis dan

menghafalnya. Sesuai dengan firman

Allah SWT dalam Q.S Al-Alaq ayat 1-

5, yang berbunyi:

”Hai manusia, sesungguhnya telah

datang kepadamu pelajaran dari Rabb Mu

dan penyembuh bagi penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

(Q.S Al-Alaq: 1-5, Ali, 2015: 863)

Berdasarkan ayat di atas manusia

diperintahkan untuk belajar

membaca, mempelajari, mengimani,

merenungkan, dan menjadikan Al-

Qur’an sebagai hukum agar dapat

mempelajari ilmu-ilmu yang ada di

dunia ini. Sehingga Al-Qur’an

berfungsi sebagai pedoman hidup

manusia dan petunjuk bagi orang

yang bertaqwa. Allah SWT berfirman

dalam Q.S Yunus ayat 57 yang

berbunyi:

”Hai manusia, sesungguhnya telah

datang kepadamu pelajaran dari Rabb Mu

dan penyembuh bagi penyakit (yang

berada) dalam dada dan petunjuk serta

rahmat bagi orang-orang yang beriman.

(Q.S Yunus: 57, Kemenag RI, 2015)

Ayat di atas menjelaskan bahwa

Al-Qur’an diturunkan sebagai

pedoman dan pelajaran, obat,

petunjuk, dan rahmat bagi orang

beriman. Oleh karena itu, setiap

muslim wajib mempelajari Al-Qur’an

dan mengamalkannya dalam

kehidupan sehari-hari (Hanafi, 2018:

478). Adapun membaca Al-Qur’an

hukumnya disyariatkan dan

disunahkan untuk sebanyak mungkin

membaca dan mengkhatamkan (Al-

Khuzaim, 2016: 155). Adapun

keutamaan membaca adalah sebagai

pemberi pertolongan bagi pembaca di

hari kiamat kelak (Syarifuddin, 2004:

47).

Tetapi pada kenyataannya masih

banyak anak-anak zaman sekarang

yang belum bisa membaca Al-Qur’an,

seperti yang terjadi di SDN 21

Sijunjung. Kondisi ini cukup

memprihatinkan bagi peneliti sebagai

seorang guru Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti. Betapa tidak,

Page 3: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 75

hampir semua materi pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar

memuat ayat-ayat Al-Qur’an. Namun

kenyataannya sebahagian besar siswa

mengalami kesulitan dalam membaca

Al-Qur’an dengan baik dan benar.

Ditambah lagi mereka kurang mampu

menerapkan tajwid pada bacaan ayat

Al-Qur’an.

Mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti

merupakan salah satu mata pelajaran

wajib di SD (Daulay, 2009: 21) dengan

alokasi waktu 4 jam pelajaran per

minggu untuk setiap tingkatan

rombelnya. Meski termasuk mata

pelajaran wajib, tidak dapat

dipungkiri bahwa di zaman sekarang

sebagian besar siswa kurang

termotivasi dengan pelajaran ini,

khususnya di lingkungan SDN 21

Sijunjung.

Hal ini mengakibatkan kurangnya

keaktifan, partisipasi dan minat siswa

dalam pembelajaran sehingga

berpengaruh terhadap tujuan

pembelajaran PAI. Hasil penilaian

membaca Al-Qur’an siswa di SDN 21

Sijunjung dari kelas 1 sampai kelas VI

belum ada satu rombel pun yang

tuntas secara keseluruhan atau

mencapai KKM, sementara waktu

untuk pembelajaran membaca Al-

Qur’an sangat sedikit yaitu sekitar

satu kali pertemuan/semester.

Berdasarkan teori belajar tuntas, maka

suatu kelas dikatakan tuntas belajar

secara klasikal/keseluruhan jika rata-

rata 80 % siswa telah tuntas secara

individu (Depdiknas, 2004: 20)

Berdasarkan hasil observasi pada

tanggal 9 Juni 2020 diperoleh rata-

rata nilai membaca Q.S Al-Fiil siswa

kelas IV SDN 21 Sijunjung adalah

65,19 dengan persentase ketuntasan

sebesar 25, 92%. Mengingat jumlah

siswa yang cukup banyak, yaitu 27

orang untuk satu kelas dengan alokasi

waktu 4 JP untuk KD “Membaca Q.S

Al-Fiil” maka guru tidak cukup waktu

untuk menvariasikan metode

pembelajaran nya. Guru belum

mampu menangani siswa satu persatu

karena keterbatasan kemampuan dan

waktu. Idealnya, guru dituntut

memiliki inovasi untuk mengatasi

masalah ini, dengan menggunakan

metode, strategi, dan pendekatan

terhadap siswa agar dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti khususnya KD

Al-Qur’an.

Untuk mengatasi masalah ini,

maka guru Pendidikan Agama Islam

harus berimprovisasi menggunakan

strategi jitu agar pembelajaran PAI

dapat mencapai tujuan yang

diharapkan. Salah satu metode yang

dapat digunakan pada pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yaitu

dengan metode pembelajaran drill,

dengan memberikan latihan sesuai

Page 4: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

76 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

dengan apa yang telah diperoleh pada

saat kegiatan belajar mengajar di

kelas. Selain itu, beberapa penelitian

menunjukkan bahwa penggunanan

metode pembelajaran drill efektif

untuk membangkitkan semangat dan

prestasi belajar siswa dalam kegiatan

pembelajaran di kelas (Solikah, 2015:

155). Metode pembelajaran drill atau

latihan adalah metode pembelajaran

yang mengarahkan siswa pada

sederetan latihan dengan desain

untuk meningkatkan kefasihan dalam

suatu skill agar siswa memiliki

ketangkasan atau keterampilan dari

apa yang dimiliki (Sulastri, 2019: 27).

Penggunaan metode ini berasumsi

bahwa sebelumnya siswa telah

memperoleh pengajaran pada konsep,

prinsip atau prosedur yang harus

dilatihkan. Untuk efektifnya latihan

harus memasukkan unsur umpan

balik untuk mengoreksi kesalahan-

kesalahan yang dibuat siswa. Ciri

khas dari metode pembelajaran ini

adalah kegiatan berupa pengulangan

yang berkali-kali dari suatu hal yang

sama. Dengan demikian, terbentuklah

pengetahuan atau keterampilan yang

setiap saat dapat digunakan.

Salah satu metode pembelajaran

jenis lain yang dapat menerapkan

metode drill adalah melalui

pembelajaran peer teaching (tutor

sebaya). Peer teaching bisa dilakukan

antara siswa yang lebih pandai

dengan siswa yang kurang pandai.

Tutoring individual atau peer teaching

merupakan metode efektif dan

menguntungkan banyak siswa,

terutama mereka yang kurang pandai

dalam suatu mata pelajaran.

Pembelajaran peer teaching adalah

pembelajaran yang terpusat pada

siswa, dalam hal ini siswa belajar dari

siswa lain yang memiliki status umur,

kematangan/harga diri yang tidak

jauh beda dengan dirinya (Andrizal,

2013: 37). Hal ini bisa membuat siswa

tidak merasa terpaksa menerima ide

dan sikap dari gurunya yang tidak

lain adalah teman sendiri dengan kata

lain peer teaching. Teman sebaya yang

lebih pandai memberikan bantuan

belajar kepada teman sekelas di

sekolah (Febianti, 2014: 81).

Setiap metode pembelajaran

mempunyai kebaikan dan kelemahan

serta harus sesuai dengan

karakteristik siswa (Gintings, 2010:

82). Salah satu kelebihan metode peer

teaching adalah memudahkan siswa

mengeluarkan pendapat/pikiran dan

kesulitan kepada temann sendiri

(Chatib, 2009). Siswa biasanya enggan

mengeluarkan pendapat secara

langsung kepada guru. Sehingga

sistem pengajaran dengan peer

teaching diyakini dapat membantu

siswa yang lemah dalam menerima

pelajaran dari guru (Prastowo, 2018:

39).

Bantuan belajar teman sebaya

dapat menghilangkan kecanggungan

Page 5: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 77

(Anggrowati, 2011: 106), karena yang

membantu siswa dalam belajar adalah

teman sendiri. Rasa nyaman yang

dirasakan membuat siswa lebih

senang saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, sehingga siswa lebih

mudah dalam memahami materi. Bagi

siswa yang takut bertanya pada guru,

metode ini juga dapat membantu

siswa tersebut untuk tetap bertanya

dikelas tanpa takut lagi, karena yang

ditanya adalah teman sendiri.

(Andrizal, 2013: 38).

Melalui metode pembelajaran peer

teaching siswa dibagi kedalam

beberapa kelompok kecil yang

dipimpin seorang tutor yang diambil

dari siswa itu sendiri yang dikenal

dengan both group. Mengajar teman

sebaya memberikan kesempatan

kepada siswa mempelajari sesuatu

dengan baik pada waktu yang sama,

ia menjadi narasumber bagi siswa lain

(Anggorowati, 2013:106). Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh

Anggraini Dian Rizkasari (2015),

menyatakan metode peer teaching

dapat mengakselerasi pembelajaran

baca tulis Al-Qur’an (BTA), dapat

meningkatkan minat, semangat derta

keaktifan siswa (Rizkasari, 2015).

Kemudian Miftakhul Hidayah (2013)

dalam penelitiannya, menyimpulkan

bahwa perilaku siswa pada

pembelajaran Bahasa Arab

menunjukkan perubahan dengan

penggunaan metode pembelajaran

peer teaching (Hidayah, 2013). Robiatul

Aekah (2019) menyimpulkan dalam

penelitiannya bahwa penggunaan

metode pembelajaran peer teaching

dapat meningkatkan kemampuan

membaca Al-Qur’an siswa (Aekah,

2018). Dengan demikian, metode

pembelajaran peer teaching sangat

bagus di terapkan pada pembelajaran

membaca Al-Qur’an di Sekolah Dasar

sehingga dapat mengatasi kesulitan

belajar Al-Qur’an di SDN 21

Sijunjung.

KAJIAN TEORI

Metode Peer Teaching

Metode pembelajaran peer teaching

mengandung makna yang sama

dengan tutor teman sejawat,

merupakan salah satu pendekatan

mengajar yang menuntut seorang

siswa mampu mengajar siswa lain

(Surati, 2018: 110). Tutor sebaya juga

seringkali digunakan setelah proses

pembelajaran di kelas berlangsung,

biasanya salah seorang siswa menjadi

tutor untuk teman-temannya yang

belum memahami pembelajaran di

kelas (Febianti, 2014: 80). Bantuan

belajar oleh teman sebaya dapat

menghilangkan kecanggungan

dengan bahasa yang lebih mudah

dipahami, tidak ada rasa enggan,

rendah diri, malu, dan sebagainya,

sehingga siswa yang kurang paham

tidak segan untuk mengungkapkan

Page 6: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

78 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

kesulitan belajar yang dihadapinya

(Sundari, 2007: 71).

Kemampuan Membaca Q.S Al-Fiil

Kemampuan membaca Q.S Al-Fiil

ayat 1-5 siswa pada Penelitian

Tindakan Kelas ini menyangkut

aspek:

1. Tajwid.

Tajwid artinya ilmu dalam

membaca ayat Al-Qur’an dengan

memenuhi hak-hak setiap huruf,

baik dari segi makhraj atau

sifatnya, memenuhi hak-hak setiap

bacaan yang timbul akibat

pertemuan huruf-huruf tersebut,

dan juga mematuhi aturan-aturan

lain yang berlaku dalam bacaan Al-

Qur’an. (Puslitbang Lektur

Keagamaan, Badan Litbang dan

Diklat, 2010: 2)

a. Makharijul huruf

Yaitu tempat keluarnya huruf.

b. Mad

Mad berarti memanjangkan

bacaan (Mulyadi, 2020:50).

Bacaan mad secara garis besar

terbagi menjadi 2 yaitu Mad

Thabi’i dan Mad Far’i.

c. Qalqalah

Qalqalah menurut bahasa

artinya memantul atau membal

atau berbalik atau gerak.

Menurut ilmu tajwid Qalqalah

adalah huruf-huruf yang sukun

dibaca dengan gerakan suara

seakan-akan bergema secara

tiba-tiba sehingga terdengar

membalik dengan suara yang

rangkap Huruf-hurufnya ada 5,

yaitu: (ق ط ب د ج). Qalqalah

terbagi dua: Qalqalah Sugra dan

kubra (Mahfani, 2008: 39)

d. Hukum Mim Mati

Diantaranya: Idzhar Syafawi,

Idgham Mimi, Ikhfa’ Syafawi,

(Mahfani, 2008: 36)

e. Hukum Nun Mati

Diantaranya: Idzhar, Idgham,

Ikhfa, dan Iklab(Mahfani, 2008:

30-36).

2. Tartil.

Tartil mengandung arti teratur,

perlahan, membaguskan dan

memperhatikan tajwidnya

(Mahfani, 2008: 26). Tartil yang

dimaksud pada ayat tersebut

adalah tartil Al-Qur’an adalah

“membacanya dengan perlahan-

lahan sambil memperjelas huruf-

huruf berhenti dan memulai

(ibtida’), sehingga pembaca dan

pendengarnya dapat memahami

dan menghayati kandungannya”

(Shihab, 2007:156).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan membaca

Page 7: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 79

Al-Qur’an Kelas IV SDN 21 Sijunjung.

Dalam PTK ini perlakuannya adalah:

“penerapan metode pembelajaran peer

teaching” yang bersifat: “before-after”

yaitu membandingkan kemampuan

membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV

SDN 21 Sijunjung sebelum dan setelah

penerapan metode peer teaching.

Penelitian dilakukan melalui dua

siklus dengan setiap Siklus dilakukan

pengujian hipotesis tindakan

sebanyak empat proses yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi. Analisis data penelitian

menggunakan uji t paired sampel

berpasangan. Dengan menggunakan

rumus:

thitung = 𝑑

𝑠/√𝑛

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus

1. Nilai Pengetahuan Membaca Q.S

Al-Fiil

Nilai pengetahuan membaca Q.S

Al-Fiil siswa sebelum penerapan

metode peer teaching di kelas IV

SDN 21 Sijunjung sebelum

tindakan adalah 65,19 dengan

persentase ketuntasan mencapai

22,22% dari 27 orang siswa.

2. Nilai Keterampilan Membaca Q.S

Al-Fiil

Data pertama sebagai prasyarat

dilakukan tindakan adalah nilai

praktik membaca Q.S Al-Fiil siswa

kelas IV SDN 21 Sijunjung tanpa

menerapkan metode peer teaching

dengan rata-rata nilai 61,93 dengan

persentase ketuntasan secara

klasikal 26% dari 27 orang siswa.

Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi:

a. Melakukan analisis kurikulum

untuk mengetahui kompetensi

dasar yang akan di sampaikan

kepada siswa dalam

pembelajaran.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) pada materi

membaca Q.S Al-Fiil dengan

penerapan peer teaching.

c. Menyiapkan lembar observasi

berupa lembar observasi

kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran, dan

lembar observasi aktifitas belajar

siswa

d. Menyiapkan catatan reflektif

siswa.

e. Menyiapkan sumber dan bahan

ajar yang berkaitan dengan

materi membaca Q.S Al-Fiil.

f. Menyusun alat evaluasi

pembelajaran yaitu tes

pengetahuan dan praktik

kemampuan membaca Q.S Al-

Fiil.

Page 8: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

80 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

2. Pelaksanaan

Melakukan kegiatan pembelajaran

pada materi membaca Q.S Al-Fiil

dengan penerapan metode peer

teaching sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dibuat pada tahap

perencanaan.

3. Observasi

a. Peneliti mengamati siswa secara

langsung selama proses

pembelajaran.

b. Pengamat (observer) mengamati

kegiatan aktifitas siswa selama

proses pembelajaran mengguna

kan lembar observasi aktifitas

siswa, dan kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran

menggunakan lembar observasi

aktifitas guru mengelola

pembelajaran.

c. Guru bidang studi mengamati

sikap siswa selama proses

pembelajaran.

4. Refleksi

Merefleksi pelaksanaan Siklus I

dengan melihat aktifitas siswa kelas

IV SDN 21 Sijunjung dan guru

pada pembelajaran membaca Q.S

Al-Fiil dengan penerapan peer

teaching. Hasil analisis catatan

reflektif siswa dan data observasi

digunakan untuk melihat sejauh

mana kegiatan pembelajaran pada

Siklus I dapat meningkatkan

penguasaan siswa terhadap materi

pembelajaran. Hasil refleksi ini

digunakan sebagai revisi

pelaksanaan Siklus berikutnya.

Deskripsi Siklus II

1. Perencanaan

Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) berdasarkan

hasil refleksi pada Siklus I.

2. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran

membaca Q.S Al-Fiil dengan

menggunakan metode peer teaching

berdasarkan RPP hasil refleksi pada

Siklus I.

3. Observasi

a. Mengamati siswa secara

langsung selama proses

pembelajaran.

b. Pengamat (observer) melakukan

pengamatan meliputi aktifitas

siswa selama proses

pembelajaran menggunakan

lembar observasi aktifitas siswa,

dan kemampuan guru

mengelola pembelajaran

menggunakan lembar observasi

aktifitas guru mengelola

pembelajaran.

c. Guru mengamati sikap siswa

selama proses pembelajaran.

4. Refleksi

Guru melakukan refleksi terhadap

pelaksanaan Siklus II.

Penyajian Data Penelitian

1. Kemampuan Guru Dalam

Menerapkan Pembelajaran Peer

Teaching

Page 9: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 81

Perbandingan kemampuan

guru dalam menerapkan metode

peer teaching pada siklus I dan

Siklus II dapat dilihat pada Gambar

1 berikut:

Gambar 1: Histogram Kemampuan

Guru

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 2 di atas

menunjukkan bahwa adanya

peningkatan kemampuan

pengelolaan pembelajaran dengan

metode peer teaching pada materi

membaca Q.S Al-Fiil oleh guru

Pendidikan Agama Islam dari

Siklus I ke Siklus II.

2. Aktifitas Siswa dalam

Pembelajaran Peer Teaching

Perbandingan aktifitas siswa

dalam menerapkan metode peer

teaching pada siklus I dan Siklus II

dapat dilihat pada Gambar 3

berikut:

Gambar 2: Histogram Aktifitas

Siswa

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Gambar 2 di atas

menunjukkan bahwa adanya

peningkatan aktifitas siswa dengan

metode peer teaching pada materi

membaca Q.S Al-Fiil dari Siklus I

ke Siklus II.

3. Kemampuan Membaca Q.S Al-Fiil

dengan Penerapan Pembelajaran

Peer Teaching

Untuk melihat perbandingan

nilai pengetahuan siswa sebelum

dan sesudah tindakan maka

dilakukan uji independent sample t-

test dengan uji T Paired sampel

berpasangan, dengan hasil nilai

thitung sebesar 0,575 dan ttabel adalah

0,317. Jika nilai thitung > ttabel

maka perbedaan rata-rata nilai

signifikan, dan sebaliknya jika nilai

thitung < ttabel maka tidak signifikan

(HR, 2019:63). Ini berarti bahwa

thitung (0,575) berada di atas dari

ttabel (0,317).

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan nilai rata-rata yang

signifikan antara sebelum dengan

sesudah tindakan penerapan peer

teaching pada materi membaca Q.S

Al-Fiil di kelas IV SDN 21

Sijunjung.

Sementara perbandingan nilai

keterampilan sebelum dan sesudah

tindakan setelah dilakukan uji

independent sample t-test dengan uji

T Paired sampel berpasangan,

0

2

4

6

Skor Persentase

Ketercapaian

Siklus I

Siklus II

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

Rendah Cukup Tinggi Sangat

Tinggi

Siklus I

Siklus II

Page 10: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

82 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

mendapatkan hasil nilai thitung

sebesar 0,905 dan ttabel adalah 0,317.

Jika nilai thitung > ttabel

maka perbedaan rata-rata nilai

signifikan, dan sebaliknya jika nilai

thitung < ttabel maka tidak signifikan

(HR, 2019:63). Ini berarti bahwa

thitung (0,905) berada di atas dari

ttabel (0,317).

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan nilai rata-rata

keterampilan yang signifikan

antara sebelum dengan sesudah

tindakan penerapan peer teaching

pada materi membaca Q.S Al-Fiil di

kelas IV SDN 21 Sijunjung.

Pembahasan

Pengetahuan Membaca Q.S Al-Fiil

Siswa

Hasil uji independent sample t-test

dengan uji T Paired sampel

berpasangan memperoleh nilai thitung

sebesar 0,575 dan ttabel adalah 0,317.

Jika nilai thitung > ttabel maka perbedaan

rata-rata nilai signifikan, dan

sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka

tidak signifikan (HR, 2019:63). Ini

berarti bahwa thitung (0,575) berada di

atas dari ttabel (0,317). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan nilai rata-rata

yang signifikan antara sebelum

dengan sesudah tindakan penerapan

peer teaching pada materi membaca

Q.S Al-Fiil di kelas IV SDN 21

Sijunjung khususnya pada aspek

pengetahuan.

Peningkatan nilai yang signifikan

ini terjadi karena adanya peningkatan

pengelolaan pembelajaran oleh guru

Pendidikan Agama Islam dari Siklus I

ke Siklus II. Motivasi dan teknik

pembelajaran yang diberikan guru

sangat menentukan ketuntasan hasil

belajar. Dengan demikian teknik

pembelajaran guru sangat

berpengaruh kepada hasil

pembelajaran. Hal ini senada

disampaikan oleh Harumi dalam

penelitiannya bahwa motivasi

menimbulkan perubahan pada

pengetahuan, keterampilan, sikap dan

tingkah laku Harumi, 2018: 40).

Pengelolaan pembelajaran oleh

guru juga berimplikasi pada aktifitas

belajar siswa yang akhirnya hasil

pembelajaran ditentukan oleh

penguasaan guru terhadap metode

pembelajaran. Seperti yang

disampaikan oleh Agung Suharsono

bahwa penggunaan metode

pembelajaran sebagai usaha

peningkatan hasil belajar siswa yang

menjadi tujuan utama dalam proses

pembelajaran di sekolah (Suharsono,

2018:7)

Keterampilan Membaca Q.S Al-Fiil

Siswa

Hasil uji independent sample t-test

dengan uji T Paired sampel

berpasangan memperoleh nilai thitung

Page 11: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 83

sebesar 0,905 dan ttabel adalah 0,317.

Jika nilai thitung > ttabel maka perbedaan

rata-rata nilai signifikan, dan

sebaliknya jika nilai thitung < ttabel maka

tidak signifikan (HR, 2019:63). Ini

berarti bahwa thitung (0,905) berada di

atas dari ttabel (0,317). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan nilai rata-rata

keterampilan yang signifikan antara

sebelum dengan sesudah tindakan

penerapan peer teaching pada materi

membaca Q.S Al-Fiil di kelas IV SDN

21 Sijunjung.

Peningkatan nilai yang signifikan

ini terjadi karena adanya peningkatan

pengelolaan pembelajaran oleh guru

Pendidikan Agama Islam dari Siklus I

ke Siklus II. Motivasi dan teknik

pembelajaran yang diberikan guru

sangat menentukan ketuntasan hasil

belajar. Penggunaan metode driil

(berulang secara klasikal yang

dipimpin guru) yang dipadukan

dengan meteode peer teaching dengan

kelompok kecil, membuat

pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Pengalaman yang

dihasilkan tertanam pada diri siswa.

Lefudin dalam bukunya menyatakan

bahwa penggunaan metode

pembelajaran untuk menciptakan

lingkungan belajar yang aktif

sehingga tercapai tujuan pembelajaran

(Lefudin, 2017:149). Dengan demikian

pengelolaan pembelajaran sangat

menentukan tercapainya tujuan

pembelajaran. Sebagaimana Darmadi

mengatakan bahwa Guru merupakan

factor penting berhasilnya proses

pembelajaran (Darmadi, 2017:66).

Berdasarkan penelitian tindakan

kelas yang dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa penerapan

metode peer teaching dapat

meningkatkan kemampuan membaca

Q.S Al-Fiil siswa kelas IV SDN 21

Sijunjung, terbukti dengan ketuntasan

nilai kemampuan membaca Q.S Al-

Fiil ayat 1-5 siswa kelas IV SDN 21

Sijunjung yang pada Siklus II sudah

mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Nilai thitung pada aspek

pengetahuan membaca Q.S Al-Fiil

sebesar 0,575 menggunakan nilai df

= 50 pada taraf signifikasi 1 sisi

adalah 0,050 dan ttabel sebesar 0,317.

Ini berarti bahwa thitung (0,575)

berada di atas dari ttabel (0,317).

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan

membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV

SDN 21 Sijunjung meningkat

signifikan melalui penerapan

metode pembelajaran peer teaching.

2. Nilai thitung pada aspek

keterampilan membaca Q.S Al-Fiil

sebesar 0,905 menggunakan nilai df

= 50 pada taraf signifikasi 1 sisi

adalah 0,050 dan ttabel sebesar 0,317.

Page 12: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

84 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

Ini berarti bahwa thitung (0,905)

berada di atas dari ttabel (0,317).

Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa keterampilan

membaca Q.S Al-Fiil siswa kelas IV

SDN 21 Sijunjung meningkat

signifikan melalui penerapan

metode pembelajaran peer teaching.

Saran

1. Penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan bagi pendidik

khususnya guru SDN 21 Sijunjung

untuk merealisasikan metode peer

teaching dalam proses belajar

mengajar di kelas untuk

meningkatkan hasil belajar siswa

ataupun mutu pendidikan.

2. Peneliti berharap kepada peneliti

lainnya agar memperhatikan

peningkatan hasil belajar siswa

pada setiap siklus PTK yang

dilaksanakan selain melihat

peningkatan persentase ketuntasan

siswa pada setiap siklus PTK.

3. Peneliti berharap kepada peneliti

lainnya agar mengkombinasikan

metode pembelajaran peer teaching

dengan pendekatan, metode, dan

model lain, serta menerapkan pada

materi lain agar dapat diketahui

pandangan lebih luas terhadap

peningkatan hasil belajar siswa.

KEPUSTAKAAN ACUAN

Aekah, R. (2018). Penerapan Metode

Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan

Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Siswa Kelas VII Pada Mata

Pelajaran PAI di SMP Al-Ghazaly

Kota Bogor. Jurnal Mitra

Pendidikan, 2(1), 11–22.

Al-Khuzaim, M. S. (2016). Tuntunan

Qiyamul Lail (T. Damas, ed.).

Qisthi Press.

Ali, M. M. (2015a). Al Qur’an Terjemah

dan Tafsir. Darul Kutubil

Islamiyah.

Ali, M. M. (2015b). Al Qur’an Terjemah

dan Tafsir. Darul Kutubil

Islamiyah.

Andrizal, M. (2013). Penerapan Metode

Peer Group Teaching Dalam Proses

Pembelajaran Pendidikan Agama.

Pendidikan Agama Islam, 53(9),

1689–1699.

Anggorowati, N. P. (2013). Penerapan

Model Pembelajaran Tutor Sebaya

pada Mata Pelajaran Sosiologi.

Komunitas: International Journal

Of Indonesian Society And

Culture, 3(1), 103–120.

Chatib, M. (2009). Sekolahnya manusia:

Sekolah Berbasis Multiple

Intelligences di Indonesia. Kaifa.

Dahlan, A. A. (1987). Sejarah

perkembangan pemikiran dalam

Islam (5th ed.). indonesia:

Beunebi Cipta.

Page 13: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

Penerapan Metode Pembelajaran Peer Teaching… | 85

Darmadi. (2017). Pengembangan Model

dan Metode Pembelajaran dalam

Dinamika Belajar Siswa.

Deepublish.

Daulay, H. P. (2009). Dinamika

pendidikan Islam di Asia Tenggara.

Rineka Cipta.

Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta:

Direktorat Pendidikan Nasional.

Febianti, Y. N. (2014). Peer Teaching

(Tutor Sebaya) Sebagai Metode

Pembelajaran untuk Melatih Siswa

Mengajar. Edunomic Jurnal

Ilmiah Pendidikan Ekonomi,

2(2), 80–87.

Gintings, A. (2010). Esensi Praktis

Belajar dan Pembelajaran.

Humaniora Utama Press.

Hanafi, H. dkk. (2018). Ilmu Pendidikan

Islam. indonesia: Deepublish.

Harumi. (2018). Penggunaan Metode

Driil Untuk Meningkatkan

Motivasi dan Kemampuan Bercerita

di depan Kelas pada Siswa Kelas VII

I SMP Negeri 6 WonogiriSemester

Genap Tahun Ajaran 2016/2017.

Jurnal Pendidikan Konvergensi:

Edisi Juli 2018 Jurnal Pendidikan.

Hidayah, M. (2013). Pengoptimalan

Keterampilan Membaca Bahasa

Arab Dengan Model Pembelajaran

Tutor Sebaya Di Kelas VII H MTS

Negeri Kendal Tahun 2012/2013.

Lisanul’ Arab: Journal of Arabic

Learning and Teaching, 2(1).

HR, S. (2019). Statistik Dan Metodologi

Penelitian Dengan Implementasi

Pembelajaran Android. KBM

Indonesia.

Lefudin. (2017). Belajar dan

Pembelajaran Dilengkapi dengan

Model Pembelajaran, Strategi

Pembelajaran, Pendekatan

Pembelajaran dan Metode

Pembelajaran. Deepublish.

Ma’rifah, M. H. (2007). Sejarah Al-

Qur’an (2007th ed.). Indonesia:

Al-Huda.

Mahfani, M. K. Al. (2008). Juz Amma

Tajwid Berwarna &

Terjemahannya. WahyuMedia.

Mulyadi. (2020). Teori Tajwid:

Berdasarkan Qiraat Imam ’Ashim

Riwayat Hafsh. Dilariza.

Nasution, M. K. (2017). Penggunaan

metode pembelajaran dalam

peningkatan hasil belajar siswa.

STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal

Ilmiah Bidang Pendidikan.

Prastowo, A. (2018). Sumber belajar dan

Page 14: PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK

86 | Jurnal el-Hekam, Vol. V, No. 1, Januari-Juni 2020

pusat sumber belajar: Teori dan

Aplikasinya di

Sekolah/Madrasah (1st ed.).

Kencana.

Puslitbang Lektur Keagamaan, Badan

Litbang dan Diklat, K. A. R.

(2010). Kemampuan membaca dan

menulis huruf al-Qur’an pada siswa

SMP: survei di Provinsi Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,

D.I. Yogyakarta, Banten, dan

DKI Jakarta.

Quthb, S. (2000). Tafsir Fi Zhilalil

Qur`an Jilid 5 Ed.Super Lux.

indonesia: Gema Insani.

Rizkasari, A. D. (2015). Upaya Guru

Pendidikan Agama Islam Dalam

Mengakselerasi Motivasi Baca Tulis

Al-Qur’an (BTA) Melalui Metode

Peerteaching Pada Siswa Kelas X

SMK Negeri 9 Surakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015. 2015.

Retrieved from

http://weekly.cnbnews.com/ne

ws/article.html?no=124000

Shihab, M. Q. (2007). Membumikan Al-

Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu

dalam Masyarakat. Bandung:

Mizan Media Utama.

Solikah, A. (2015). Strategi Peningkatan

Mutu Pembelajaran Pada Sekolah

Unggulan : Studi Multi Situs di MI

Darul Muta’Alimin Frateran 1

Kota Kediri. Deepublish.

Sulastri, E. (2019). 9 Aplikasi Metode

Pembelajaran. GUEPEDIA.

Sundari, S. (2007). Peningkatan

Kreativitas dan Prestasi Belajara

Materi Aplikasi Perangkat Lunak

Melalui Metode Tutor Sebaya pada

Siswa Kelas X AP3 Semester Gasal

SMK Negeri 4 Klaten Tahun

Pelajaran 2015/2016. Jurnal

Pendidikan Dwija Utama, 71.

Surati. (2018). Peningkatan Sikap Sosial

dan Keterampilan Melakukan

Gerakan Lompat Jauh Gaya

Menggantung Melalui

Pembelajaran Metode Peer Tutoring

Bagi Siswa Kelas XI Mipa-1

Program 4 Semester Gasal SMA

Negeri 3 Surakarta Tahun Pelajaran

2017/2018. Jurnal Pendidikan

Dwija Utama, 110.

Syarbini, A. dkk. (2012). Kedahsyatan

Membaca Al-Qur’an (1st ed.; R.

Renggana, ed.).

Syarifuddin, A. (2004). Mendidik anak:

membaca, menulis dan mencintai

Al-Quran. Indonesia: Gema

Insani.