penerapan good corporate governance pada...
TRANSCRIPT
PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO,
KEPATUHAN SYARIAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KINERJA BANK BTN SYARIAH
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Hukum
Oleh
Nurdin Pasya
NIM 2112043300011
PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2017
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCEPADA MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO,
KEPATUI{AN SYARIAII DAN DAMPAKNYA TERIIADAPKINERJA BANK BTN SYARIAH
Studi Pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang Harmoni, Jakarta Pasr Minggu,Bogor, Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK)
OlehNurdin Pasya
NIM: 2112043300011
Di Bawah Binbingan
PROGRAM STUDI MAGISTERHUKUM EKONOMI SYARIAHFAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1439Ht2017 M
PENGESAHAN PANITIA I]JIAN TESIS
Tesis berjudul ANALISIS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCEPADA MANAJEMEN OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHANSYAzuAH DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINEzuA BANK BTN SYARIAHStudi Pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang Harmoni, Jakarta pasar Minggu, Bogor,Tangerang dan Bekasi (JABOTABEK) telah diujikan dalam siding munaqasyahFakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) syarii uiaayatuitatriakarta pada 15 November 2017. Tesis ini telah citerima sebagai salah satu syaratmemperoleh gelar Magister Hukum (MH) pada program Studi Magister HukumEkonomi Syariah.
Jakarta, 15 November 2017Mengesahkan,Dekan,
l. Ketua/Penguj i I
2. Sekretaris
3. Pembimbing
4. Penguji I
5. Penguji II
PANITIA UJIAN
Dr. Nurhasanah. M.AgNIP.19740817 200212 2 013
Ahmad Chairul Hadi. M.ANIP.19720531 200110 1 002
Dr. Euis Amalia. M.AsNIP. 19710701 199803 2 002
Dr. Rini. M.SiNrP. 19760315 200501 2 002
DR. M. Nur Rianto Al'Arif. M.SiNIP. i9811013 200801 1 006
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nurdin Pasya, SE
211204330001 I
Magister Ekonomi Syariah
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah .lakarta
Judul : Penerapan Good Corporate Goternance pada Manajemen
Operasional. Manajenten Risiko. Kepatuhan Syariah Dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
(Studi pada Bank BTN Syariah Kantor Cabang .lakarta
Harnror.ri. .lakafta Pasar Minggu. Bogor. Tangeratrg dan
" Bekasi-.IABOTABEK)
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini secara
keseluruhan merupakan hasil penelitiar/karya saya sendiri. kecuali bagian-bagian
tertentu yang diluj uk ser.nbernya.
Jakarra. 25 Oktober 201 7
Saya yang menyatakan
_l [Atf4 z
\rNurdin Pasva. SE
NIM. 2l 1204330001 r
v
ABSTRAK
Pembahasan mengenai good corporate governance (GCG) pada industri
perbankan semakin menarik untuk didiskusikan mengingat salah satu faktor
terjadinya krisis perbankan dimasa krisis adalah lemahnya implementasi GCG.
Adanya miss manajemen dan tidak patuhnya eksekutif perusahaan terhadap
regulasi internal dan ekternal sebagai wujud tata kelola perusahaan yang buruk
yang mengakibatkan terjadinya kinerja perbankan yang tidak sehat.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk menganalisis bukti empiris dan
perbedaan penerapan GCG pada Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, dan
Kepatuhan Syariah dan dampaknya terhadap Kinerja Bank BTN Syariah.
Jenis penelitian ini masuk kategori penelitian kuantitatif, dengan
instrumen kuesioner dan survai dengan pendekatan analisis kausal, menggunakan
teknik path analysis dengan pendekatan regresi linier sederhana dan regresi linier
berganda. Dari analisis yang penulis lakukan kemudian dikemukakan beberapa
hal yang menjadi temuan penelitian ini. Masing-masing veriabel memperoleh nilai
sebesar ρ21 0,360, ρ31 0,361, ρ41 0,366. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
kausal antara variable GCG terhadap Manajemen Operasional, Manajemen Risiko
dan Kepatuhan Syariah saling berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan
hubungan ketiga variable yaitu Manajemen Operasional, Manajemen Risiko,
Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN Syariah memperoleh nilai
masing-masing sebesar ρ52 0,109, ρ53 0,145, ρ54 0,106. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan variable Manajemen Operasional, Manajemen Risiko dan
Kepatuhan Syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Bank BTN
Syariah. Adapun adanya perbedaan yang signifikan antara penerapan good
corporate governance manajemen operasional, manajamen resiko, kepatuhan
syariah terhadap kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah dengan
ditunjukkannya perhtungan nilai signifikansinya 0,000 atau lebih kecil dari nilai α
= 0,05.
vi
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Manajemen Operasional, Manajemen
Risiko, Kepatuhan Syariah dan Kinerja Bank BTN Syariah.
ABSTRACT
The discussion on good corporate governance (GCG) in the banking industry is
more interesting to be discussed considering one of the factors that caused the
banking crisis during the crisis was the weak implementation of GCG. The
existence of management miss and disobedience of corporate executives against
internal and external regulation as a form of bad corporate governance that
resulted in unhealthy banking performance.
The writing of this thesis aims to analyze empirical evidence and differences of
GCG implementation on Operational Management, Risk Management, and Sharia
Compliance and its impact on Bank BTN Sharia Performance.
This type of research is categorized as quantitative research, with questionnaire
and survey instrument with causal analysis approach, using path analysis
technique with simple linear regression and multiple linear regression. From the
analysis of the authors do then put forward some things that the findings of this
study. Each veriabel obtained a value of ρ21 0.360, ρ31 0.361, ρ41 0.366. This
shows that the causal relationship between GCG variables to Operational
Management, Risk Management and Shariah Compliance have positive and
significant influences. While the relationship of the three variables that are
Operational Management, Risk Management, Sharia Compliance to Bank
Performance of BTN Syariah get the value of each of ρ52 0,109, ρ53 0,145, ρ54
0,106. This shows that the relation of variable Operational Management, Risk
Management and Sharia Compliance have positive and significant impact to the
performance of Bank BTN Syariah. The existence of significant difference
between the implementation of good corporate governance of operational
management, risk management, sharia compliance to the performance at each
branch of Bank BTN Syariah with denoted significance value 0.000 or less than α
= 0,05.
vii
Keywords: Good Corporate Governance, Operational Management, Risk
Management, Sharia Compliance and Performance of Bank BTN
Syariah.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas segala karunia, limpahan rahmat, hidayah dan taufik-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir (tesis). Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada program Magister Hukum Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan tesis ini,
banyak pihak yang mendukung dan memberikan kontribusi yang tiada terhingga,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, ucapan terima kasih
teristimewa penulis haturkan kepada :
1. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
studi di Program Magister Hukum Ekonomi Syariah Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Nurhasanah, M.Ag. dan Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Hukum Ekonomi
Syariah yang telah memberikan waktu dan arahan kepada penulis,
sehingga terselesaikannya penulisan tesis ini.
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, yang merupakan guru dan sekaligus dosen
pembimbing yang telah memberikan dukungan, bimbingan studi
sehingga selesainya penulisan tesis ini, dengan segala kesabaran dan
ketelitiannya memberikan pengetahuan-pengetahuan baru yang sangat
mencerahkan penulis.
4. Istri tercinta, Hamda Hijriah dan tiga buah hati kami, Axel, Antareza
dan Azkya yang telah memberikan kesempatan waktu yang tiada
terhingga, dan memberi pembelajaran arti kesabaran berikut warna
kehidupan pada keluarga kami.
viii
5. Rekan-rekan penulis satu angkatan di Magister Hukum Ekonomi
Syariah, yaitu Bu Ade Irma Suryani, Pak Baihaqi beserta rekan kuliah
lainnya yang selalu semangat, yang senantiasa berkomunikasi dan
berdiskusi guna penyelesaian penulisan tesis.
Akhirnya sebagai penutup, penulis mendoakan semua pihak yang telah
membantu dan mendukung, semoga seluruh amalan dan kebaikannya dapat
diberikan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Dan penulis menyadari dengan
segala keterbatasannya tesis ini, penulis dengan sangat terbuka menerima saran-
saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak.
Jakarta, 15 November 2017
Penulis
Nurdin Pasya
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................. iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................................... vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL. .............................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
F. Manfaat Peneltian...................................................................... 8
G. Review Studi Terdahulu............................................................ 9
H. Sistematika Penulisan ………………………………………... 16
BAB II KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN
OPERSIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN SYARIAH
DAN KINERJA .............................................................................. 17
A. Good Corporate Governance..................................................... 17
B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional ......... 30
C. Pengertian, Manfaat Manajemen Risiko, Jenis-Jenis Risiko Pada
Manajemen Risiko. ................................................................... 35
D. Kepatuhan Syariah .................................................................... 41
E. Konsep Kinerja.......................................................................... 44
x
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 56
A. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................... 56
B. Hipotesis .................................................................................... 57
C. Tempat dan Prosedur Penelitian................................................. 58
D. Metode Penelitian....................................................................... 60
E. Jenis Penelitian........................................................................... 61
F. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling.................................... 62
G. Teknik Pengumpulan Data, Validitas dan Reliabiltas Data ....... 64
H. Instrumen Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi
Operasional ................................................................................. 66
I. Kalibrasi Data (Uji Coba Instrumen)........................................... . 76
J. Teknik Analisa Data ..................................................................... . 77
K. Uji Hepotesis Statistik .................................................................. . 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 90
A. Profil Bank BTN ........................................................................ 90
B. Uji Kualitas (Uji Validitas dan Reliabilitas) .............................. 93
C. Deskripsi Karakteristik Responden............................................ 105
D. Deskripsi Data Penelitian........................................................... 107
E. Pengujian Persyaratan Analisis .................................................. 115
F. Pengujian Model Analisis Jalur ................................................. 135
G. Pengujian Hipotesis.................................................................... 149
H. Uji Perbedaan Good Corporate Governance (Xı), Manajemen
Operasional (X₂), Manajemen Risiko (X₃), Kepatuhan Syariah (X₄),
dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y) di Cabang Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi
(SEJABOTABEK) .................................................................... 153
I. Pembahasan................................................................................ 163
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 171
A. Kesimpulan ................................................................................ 171
B. Saran........................................................................................... 172
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 173
LAMPIRAN ...................................................................................................... 180
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perkembangan Kantor Bank Syariah Tahun 2016............................. 1
Tabel 2.1. Jenis-jenis Risiko ............................................................................... 40
Tabel 3.1. Populasi Penelitian............................................................................. 62
Tabel 3.2. Sampel Penelitian............................................................................... 64
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Good Corporate Governance............... 68
Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Oprasional ....................... 70
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Manajemen Risiko............................... 72
Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kepatuhan Syariah .............................. 74
Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja................................................. 75
Tabel 4.1. Sejarah Bank BTN ............................................................................. 90
Tabel 4.2. Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (X1) ................ 93
Tabel 4.3. Uji Validitas Variabel Manajemen Operasioal (X2) .......................... 95
Tabel 4.4. Uji Validitas Variabel Manajemen Risiko (X3) ................................. 97
Tabel 4.5. Uji Validitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4)................................. 98
Tabel 4.6. Uji Validitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y) .............................. 99
Tabel 4.7. Reliabilitas Variabel Good Corporate Governance (X1)................... 101
Tabel 4.8. ReliabilitasVariabel Manajemen Operasional (X2)............................ 102
Tabel 4.9. Reliabilitas Variabel Manajemen Risiko (X3) ................................... 102
Tabel 4.10 Reliabilitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4) .................................. 103
Tabel 4.11 Reliabilitas Reliabilitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y).............. 103
Tabel 4.12 Rangkuman Reliabilitas Good Corporate Governance (X1),Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), Kepatuhan Syariah(X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y)........................................ 104
Tabel 4.13 Karakteristik Responden .................................................................... 105
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Skor Kinerja BTN Syariah (Y)......................... 107
Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Skor Good Cooperate Governance ................... 109
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Operasional .......................... 111
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Risiko ................................... 112
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Skor Kepatuhan Syariah ................................... 113
Tabel 4.19 Rangkuman Deskripsi Data Total Skor ........................................... 114
xiii
Tabel 4.20 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen
Operasional (X2)................................................................................. 115
Tabel 4.21 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen
Risiko(X3).......................................................................................... 116
Tabel 4.22 Uji Normalitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Kepatuhan
Syariah (X4) ....................................................................................... 117
Tabel 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap Kinerja BTN
Syariah (Y) ......................................................................................... 118
Tabel 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap Kinerja BTN Syariah
(Y) ...................................................................................................... 119
Tabel 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja BTN Syariah
(Y) ..................................................................................................... 120
Tabel 4.26 Rangkuman Uji Normalitas Regresi ................................................. 121
Tabel 4.27 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen
Operasional (X2)................................................................................. 123
Tabel 4.28 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Manajemen
Risiko (X3).......................................................................................... 125
Tabel 4.29 Uji Linearitas Good Cooperate Governance (X1) Terhadap Kepatuhan
Syariah (X4)........................................................................................ 127
Tabel 4.30 Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap Kinerja BTN
Syariah (Y) ......................................................................................... 129
Tabel 4.31 Uji Linearitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap Kinerja BTN Syariah
(Y) ...................................................................................................... 131
Tabel 4.32 Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja BTN Syariah
(Y) ...................................................................................................... 133
Tabel 4.33 Rangkuman Uji Linearitas Regresi Good Corperate Governance (X1),Terhadap Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), danKepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)... 134
Tabel 4.34. Matriks Koefisien Koelasi Antar Variabel ....................................... 136
Tabel 4.35. Uji F Sub-Struktur 1, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Manajamen Operasional ................................................... 138
xiv
Tabel 4.36. Uji T Sub-Struktur 1, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Manajamen Operasional ................................................... 139
Tabel 4.37. Uji F Sub-Struktur 2, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Manajamen Risiko ............................................................ 141
Tabel 4.38. Uji T Sub-Struktur 2, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Manajamen Risiko ............................................................ 141
Tabel 4.39. Uji F Sub-Struktur 3, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Kepatuhan Syariah ............................................................ 143
Tabel 4.40. Uji T Sub-Struktur 3, Model 1 : Koefisien Good Cooperate Governance
Terhadap Kepatuhan Syariah ............................................................ 144
Tabel 4.41. Model Summary Sub-Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah ............................................................................ 146
Tabel 4.42. Uji F Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah ............................................................................ 146
Tabel 4.43. Uji T Koefisien Jalur Struktur 4: Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3), Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah ............................................................................ 147
Tabel 4.44. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis ............................................ 152
Tabel 4.45. Uji Perbedaan Good Corporate Governance antara Bank BTN Syariah
JABOTABEK ................................................................................... 153
Tabel 4.46. Multiple Comparisons Good Corperate Governance Antara BTN
Syariah JABOTABEK ....................................................................... 154
Tabel 4.47. Uji Perbedaan Manajemen Operasional antara Bank BTN Syariah
JABOTABEK ................................................................................... 155
Tabel 4.48. Multiple Comparisons Manajemen Operasional Antara BTN Syariah
JABOTABEK..................................................................................... 156
Tabel 4.49. Uji Perbedaan Manajemen Risiko antara Bank BTN Syariah
JABOTABEK ................................................................................... 157
xv
Tabel 4.50. Multiple Comparisons Manajemen Risiko Antara BTN Syariah
JABOTABEK..................................................................................... 158
Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kepatuhan Syariah antara Bank BTN Syariah
JABOTABEK ................................................................................... 159
Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kepatuhan Syariah Antara BTN Syariah
JABOTABEK..................................................................................... 160
Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kinerja Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK... 161
Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kinerja Antara BTN Syariah JABOTABEK 162
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. Fungsi Manajemen Operasi .............................................................. 33
Bagan 2.2. Siklus Manajemen Kinerja................................................................ 48
Bagan 2.3. Indikator Kinerja............................................................................... 52
Bagan 3.1. Model Kerangka Berpikir Penelitian ................................................ 56
Bagan 3.2. Prosedur Penelitian ........................................................................... 59
Bagan 3.3. Model Hipotetik Pengaruh Antar Variabel ....................................... 61
Bagan 4.1. Hubungan Kausal X1. X2, X3, dan X4 terhadap Y.......................... 137
Bagan 4.2. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen
Operasional, Hubungan Kausal Sub Struktur 1 ................................ 138
Bagan 4.3. Hubungan Empiris Pada Sub Struktur 1 ........................................... 140
Bagan 4.4. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen
Risiko, Hubungan Kausal Struktur 2 ................................................ 140
Bagan 4.5. Hubungan Empiris Pada Sub Struktural 2 ........................................ 142
Bagan 4.6. Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kepatuhan
Syariah, Hubungan Kausal Sub Struktur 3 ....................................... 143
Bagan 4.7. Hubungan Empiris Pada Sub Struktural 3 ........................................ 145
Bagan 4.8. Model 1: Pengaruh Manajemen Operasional (X2), Manajemen
Risiko (X3), Kepatuhan Syariah, Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah:
Hubungan Kausal Pada Sub Struktural 4 .......................................... 145
Bagan 4.9. Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 4 ....................................... 149
Bagan 4.10. Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1,2,3 dan 4........................ 149
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Operasional (X2)........................................ 124
Gambar 4.2. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Risiko (X3)................................................. 126
Gambar 4.3. Grafik Linearitas Variabel Good Cooperate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4) ................................................ 128
Gambar 4.4. Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2) Terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah (Y)...................................................... 130
Gambar 4.5. Uji Linearitas Manajemen Risiko (X3) Terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah (Y) .................................................... 132
Gambar 4.6. Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah (Y) .................................................... 134
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah baru diatur secara formal sejak diamandemen UU No 7 tahun
1992 dengan UU No 10 tahun 1998 dan UU No 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia yang selanjutnya diatur secara khusus dengan disahkannya Undang-
undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Sejak saat itu mulailah bank
syariah berkembang, dan hingga tahun 2016 jumlah bank syariah di Indonesia
dapat ditunjukkan sebagai berikut:1
Tabel 1.1.
Perkembangan Kantor Bank Syariah Tahun 2016
Keterangan 2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Bank
Bank Umum Syariah (BUS) 11 11 12 12 13
Bank Unit Usaha Syariah (UUS) 24 23 22 22 21
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) 158 163 163 103 97
Sumber: Statistik Perbankan Syariah, periode tahun 2012- 2016.
Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia saat ini semakin meningkat,
hal ini berdampak persaingan pada industri perbankan sangat ketat. Perbankan
syariah dituntut untuk melakukan tata kelola perusahaan yang lebih baik agar
operasional perbankan syariah lebih efektif dan efisien. Dengan demikian dalam
rangka meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan para pemangku
kepentingan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan,
diperlukan pelaksanaan tata kelola yang baik. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) sebagai regulator yang mengatur dan mengawasi terhadap kegiatan jasa
keuangan perbankan telah menerbitkan peraturan POJK Nomor 55/POJK.03/2016
1Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Perbankan Syariah-Sharia Banking Statistic”. Datadiakses pada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.
2
tentang penerapan tata kelola bagi bank umum, yang diterbitkan pada tanggal 7
Desember 2016, pada pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa bank wajib menerapkan
prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan usaha bank pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.2
Penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga untuk mengantisipasi
risiko yang dapat mengganggu kelangsungan bank, bahwa dengan semakin
kompleksnya risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat pula kebutuhan
praktik tata kelola yang baik oleh perbankan syariah. Selain itu karakteristik
produk dan jasa perbankan syariah memerlukan fungsi identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko yang sesuai dengan kegiatan usaha
perbankan syariah. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan
POJK Nomor 65/POJK.03/2016 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank
umum syariah dan unit usaha syariah, bahwa pada pasal 2 ayat (1) menyatakan
bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif.3
Kompleksitas kegiatan usaha bank semakin meningkat sejalan dengan
perkembangan teknologi informasi, globalisasi, dan integrasi pasar keuangan dan
memberikan dampak yang sangat besar terhadap eksposur risiko yang dihadapi
oleh bank sehingga diperlukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha
bank. Untuk memitigasi risiko kegiatan usaha bank diperlukan berbagai upaya
baik yang bersifat preventif (ex-ante) maupun kuratif (ex-post). Upaya yang
bersifat preventif (ex-ante) dapat ditempuh dengan mematuhi berbagai kaidah
perbankan yang berlaku untuk mengurangi atau memperkecil risiko kegiatan
usaha bank. Untuk itu Otoritas Jasa Keuangan juga telah menerbitkan POJK
Nomor 46/POJK.03/2017 tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan bank umum,
bahwa pada pasal 2 ayat (1) menyatakan direksi wajib menumbuhkan dan
mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi
dan kegiatan usaha bank.4
2Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 55/POJK.03/2016, tentang penerapan tata kelolabagi bank umum”, 2016, h. 5.
3Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 65/POJK.03/2016, tentang penerapanmanajemen risiko bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah”, 2016, h. 5.
4Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 46/POJK.03/2017, tentang fungsi kepatuhanbank umum”, 2017, h. 6.
3
Sistem dan mekanisme untuk menjamin pemenuhan kepatuhan syariah,
UU Nomor 21 Tahun 2008 memberikan kewenangan kepada Majlis Ulama
Indonesia (MUI) melalui organ khususnya yaitu Dewan Syariah Nasional (DSN)
untuk menerbitkan fatwa kesesuaian syariah suatu produk bank. Pada pasal 32
ayat (1) undang-undang tersebut juga memerintahkan pada bank konvensional
yang memiliki unit usaha syariah, bahwa pada setiap bank syariah atau unit usaha
syariah diwajibkan memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang memiliki
fungsi pengawasan syariah dan advisory (penasehat) ketika bank dihadapkan pada
pertanyaan mengenai apakah aktivitasnya sesuai syariah atau tidak.5
Secara ketentuan tentang good corporate governance, manajemen risiko
dan pelaksanaan fungsi kepatuhan untuk perbankan syariah sudah lengkap, namun
didalam implementasinya masih terjadi penyimpangan. Untuk menghindari risiko
yang lebih besar, maka bank syariah menurut Heri Sudarsono yang dikutip oleh
Abdul Manan diperlukan 1) upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
dibidang perbankan syariah. 2) perlu upaya-upaya yang lebih progresif dari
pemerintah dan ulama untuk mendorong pemenuhan legalitas instrumen syariah
guna memberi ruang yang lebih lebar bagi tumbuhnya bank syariah. 3)
pengembangan kualitas bank syariah perlu dukungan akademisi. 4) dibutuhkan
sosialisasi yang lebih agresif mengenai bank syariah.6
Selain itu seperti yang dijelaskan oleh Sri Sulistyanto yang dikutip oleh
Desmadi Saharauddin menyatakan bahwa konsep good corporate governance
berkembang bersamaan dengan tuntutan masyarakat yang mengharapkan adanya
kehidupan bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggungjawab. Tuntutan ini timbul
karena banyaknya kasus-kasus penyimpangan yang terjadi dalam dunia korporasi
di seluruh dunia. Penyimpangan tidak hanya terjadi di negara-negara yang sistem
bisnis belum terkelola dengan baik, bahkan dimana konsep ini pertama kali
diperkenalkan seperti Amerika Serikat, juga terdapat banyak penyimpangan-
penyimpangan yang tidak hanya merugikan perusahaan dan pemilik modalnya.
5Undang Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008, “Tentang PerbankanSyariah”. Diakses pada 17 Agustus 2017 dari www.bi.go.id
6Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah Dalam Persfektif Kewenangan PeradilanAgama. (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014) Cet.2, h. 234-235.
4
Akan tetapi juga mengakibatkan kerugian dan kehancuran bagi lingkungan dan
masyarakat luas. Dengan adanya konsep good corporate governance semua
elemen yang terlibat dalam dunia usaha dapat dikontrol agar mereka tetap
mengutamakan hati nuraninya daripada hawa nafsu yang menghalalkan segala
cara untuk kepentingan pribadi dan golongan.7
Oleh karena itu, good corporate governance menjadi sebuah isu yang
menarik dan penting diterapkan pada perusahaan-perusahaan di era teknologi
seperti saat ini. Hal ini disebabkan adanya tuntutan untuk menjadikan organisasi
lebih terbuka, sistimatis dan bertanggung jawab dalam menjalankan fungsinya.
Dalam buku Jill Solomon dinyatakan bahwa “Corporate Governance is defined as
the system checks and balances, both internal and external to companies, which
ensures that companies discharge their accountability to all their stakeholders
and act in a socially responsible way in all areas of their business activity”, yang
artinya Corporate Governance didefinisikan sebagai sistem cek and balances,
baik internal maupun eksternal kepada perusahaan, yang menjamin bahwa
perusahaan melaksanakan akuntabilitas mereka kepada semua pemangku
kepentingan dan tindakan mereka dengan cara yang bertanggung jawab secara
sosial di semua bidang kegiatan usaha mereka.8
Pengaturan dan implementasi good corporate governance memerlukan
komitmen dari top management dan seluruh jajaran organisasi. Pelaksanaannya
dimulai dari penetapan kebijakan dasar (strategic policy) dan kode etik yang harus
dipatuhi oleh semua pihak dalam perusahaan. Bagi bank Indonesia, kepatuhan
terhadap kode etik yang diwujudkan dalam satunya kata dan perbuatan,
merupakan faktor penting sebagai landasan penerapan good corporate
governance.9
7Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah, ed 1, cet 1.Jakarta: Prenada Media Group, 2015. h. 69
8Jill Solomon, Corporate Governance and Accountability, (Wiley: Jhon Wiley & Sons,2007), 2010. h. 10.
9Wahyudi Zarkasy, Good Corporate Governance, Pada Perusahaan Manufaktur,Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta, 2008, h. 112.
5
Keterkaitan Manajemen Risiko dan good corporate governance dijelaskan
oleh Norlida, Kassim dan Hussin bahwa; Effectively managing or controlling the
factors that cause risk can result in market leadership, increasing a company’s
growth and investor confidence (Meier, 2000). Corporate entities believe that
the successful operation of any business depends on risk management
(Archer, 2002). This has been high. lighted by Doherty (2000) that there is
evidence in terms of theories that show how value can be created from the
adoption and application of risk management and how risk can also destroy
corporate value. In essence, risk management has indeed now become a global
issue and is considered highly essential for all types of organisations in the
world. Yang artinya Mengelola atau mengendalikan secara efektif faktor-faktor
yang menyebabkan risiko dapat mengakibatkan perusahaan menjadi pemimpin
pasar, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan kepercayaan investor (Meier,
2000). Entitas perusahaan percaya bahwa keberhasilan operasi bisnis apapun
tergantung pada manajemen risiko (Archer, 2002). Hal ini telah disorot oleh
Doherty (2000) bahwa ada bukti dalam hal teori yang menunjukkan bagaimana
nilai dapat diciptakan dari penerapan dan penerapan manajemen risiko dan
bagaimana risiko juga dapat menghancurkan nilai perusahaan. Intinya,
manajemen risiko memang sekarang telah menjadi isu global dan dianggap sangat
penting untuk semua jenis organisasi di dunia10
Variabel kepatuhan syariah digunakan pada penelitian ini, dikarenakan
para nasabah meragukan konsistensi penerapan prinsip-prinsip syariah. Oleh
karena itu, sangat dibutuhkan konsistensi yang benar-benar dilakukan oleh para
pengelola bank syariah terhadap prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia sehingga dapat menghilangkan keresahan adanya risiko kelangsungan
usaha, kesehatan keuangan dan kelancaran dalam pengelolaan perbankan syariah.
Dalam tata kelola sebuah perusahaan, kepatuhan (compliance) memiliki
arti mengikuti suatu spesifikasi, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas
yang biasanya diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam
10Norlida, Kassim, Hussin, Enterprise-Wide Risk Management (EWRM) Practices,Between Corporate Governance Compliance and Value Creation, International Review ofBusiness Research Papers, Vol. 6, 2, (2010), h. 239-252.
6
suatu bidang tertentu. Ada yang ruang lingkupnya internasional dan ada juga
nasional, seperti standar internasional yang diterbitkan oleh ISO, dan aturan-
aturan nasional seperti peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
untuk perbankan di Indonesia. Maka kepatuhan syariah dapat dikatakan sebagai
tindakan dan langkah yang bersifat ex-ante preventif.11 Dengan tujuan untuk
memastikan sistem, ketentuan, kebijakan, prosedur serta kegiatan yang dilakukan
oleh bank Islam serta mengawasi dan mengontrol jalannya perkembangan bank
syariah agar tidak keluar dari ranah jalurnya yang berpedoman kepada syariat
islam sehingga dapat disiplin, patuh dan mampu meminimalisir segala risiko yang
akan terjadi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian
ini mengambil judul “Penerapan Good Corporate Governance Pada
Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah”. Dengan alasan, untuk
membuktikan secara empiris dan mendukung hasil penelitian sebelumya. Selain
dari pada itu, pemilihan studi di Bank BTN Syariah dikarenakan bank tersebut
merupakan salah satu bank yang telah go public, memiliki kemudahan dalam
mengakses data serta bank tersebut memiliki komitmen dalam melaksanakan good
corporate governance disalah satu misi perusahaannya.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan dan mengamati penjelasan mengenai latar belakang
yang penulis kemukakan di atas, identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:
1. Masih terjadinya kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh oknum pegawai
bank syariah.
2. Pegawai bank syariah belum sepenuhnya menerapkan dan menjunjung tinggi
moral dan kode etik sebagai pegawai bank syariah.
3. Masih kurangnya pemahaman pentingnya membangun budaya perusahaan di
bank syariah.
11Budi, Sukardi, “Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produk bankSyariah di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal 16 Agustus 2017 dari e-journal.metrouniv.ac.id.
7
4. Undang undang perbankan syariah di Indonesia dan ketentuan internal bank
syariah lainnya belum sepenuhnya dipahami seluruh pegawai bank syariah.
5. Belum terpublikasikannya good corporate governance secara baik.
6. Masih lemahnya penerapan good corporate governance di bank syariah.
7. Masih lemahnya pengendalian berbagai risiko yang terjadi di perbankan
syariah.
8. Masih lemahnya budaya kepatuhan yang diterapkan perbankan syariah.
9. Masih lemahnya peran direksi dalam melaksanakan monitoring penerapan
good corporate governance.
10. Kinerja bank syariah yang lebih lambat dibandingkan kinerja bank
konvensional.
C. Pembatasan Masalah
Penerapan good corporate governance yang penulis teliti dibatasi terhadap
tata kelola perusahaan yang diterapkan dalam hal pelaksanaan manajemen
operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja Bank BTN
Syariah. Studi pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta
Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang menjadi kajian pada penilitian ini, yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan good corporate governance,
terhadap majamen operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah,
di Bank BTN Syariah?
2. Apakah terdapat pengaruh antara manajemen operasional, manajemen
risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja Bank BTN Syariah?
3. Apakah terdapat perbedaan penerapan good corporate governance
manajemen operasional, manajamen risiko, dan kepatuhan syariah
terhadap kinerja Bank BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi?
8
E. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Manajemen Operasional Bank BTN Syariah
2. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Manajemen Risiko Bank BTN Syariah
3. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Kepatuhan Syariah Bank BTN Syariah
4. Menganalisis pengaruh Manajemen Operasional terhadap Kinerja Bank
BTN Syariah
5. Menganalisis pengaruh Manajemen Risiko terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah
6. Menganalisis pengaruh Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah
7. Menganalisis perbedaan Good Corporate Governance (GCG), Manajemen
Risiko, dan Kepatuhan Syariah pada Bank BTN Kantor Cabang Syariah
Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi.
F. Manfaat Penelitian
Bukanlah merupakan langkah sederhana penulis menentukan obyek
permasalahan juga sasaran karya tulis. Maka terdapat beberapa manfaat
dilakukannya penelitian ini, antara lain:
1. Manfaat teoritis, yaitu sebagai upaya untuk mendukung pengembangan
ilmu ekonomi syariah pada umumnya serta khususnya yang berkaitan
dengan good corporate governance.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Manajemen Institusi
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk
menilai kesehatan perbankan terutama bank syariah dalam evaluasi
penerapan good corporate governance.
9
b. Bagi Dewan Pengawas Syariah
Memberikan masukan dalam melakukan pengawasan terhadap
perbankan syariah di Indonesia untuk meningkatkan kinerja bank
syariah dan mewujudkan good corporate governance.
c. Bagi Perbankan Syariah
Untuk mengetahui faktor-faktor yang meningkatkan kinerja bank
syariah dalam mewujudkan good corporate governance.
3. Manfaat Akademis
a. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan terutama di bidang pengembangan Hukum Ekonomi
Syariah pada Program Pascasarjana Magister Hukum Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Bagi Civitas Akademisi
Untuk menambah informasi dan wawasan tentang penerapan good
corporate governance pada manajemen risiko, kepatuhan syariah dan
pengaruhnya terhadap kinerja Bank Syariah.
G. Review Studi Terdahulu
Penulis melakukan penelaahan dari beberapa referensi terkait tentang
penelitian yang relevan pada penelitian sebelumnya. Berikut ini beberapa
penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Daniel Nuri Satrio Waspodo (041224353049)12, Tesis S2 Magister
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tata kelola perusahaan yang
telah dilakukan PT. XYZ. Penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan
penilaian dan evaluasi terhadap penerapan tata kelola perusahaan yang
baik di PT. XYZ, sehingga dapat mengetahui penerapan tata kelola
perusahaan yang belum berjalan maksimal. Pendekatan penelitian yang
12Waspodo, Daniel Nuri Satrio, Evaluasi Penerapan Good Corporate Governance PadaPT XYZ, Tesis S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga,2016.
10
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif berdasarkan
case study. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah catatan arsip
perusahaan dan dokumentasi, laporan hasil wawncara dan observasi ke
perusahaan langsung.
Hasil dari penelitian ini adalah penilaian penerapan tata kelola
perusahaan yang baik di PT. XYZ, serta evaluasi terhadap aspek-aspek
dari tata kelola perusahaan yang belum dijalankan dengan maksimal.
2. Dila Fadilathun Nisa (2112043300010)13, Tesis S2 Magister Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Mengenai Pengaruh Peran Komite Audit, Audit
Internal, serta Dewan Pengawasan Syariah Terhadap Good Corporate
Governance dan Kinerja Bank Syariah. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui peran komite audit, audit internal, serta dewan
pengawas syariah terhadap good corporate governance dalam kinerja bank
syariah. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode purposive sampling yang termasuk dalam ‘non
probability sampling’. Penganalisisan data untuk pengujian hipotesis
dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling
(SEM).
Hasil penelitian menunjukan bahwa komite audit dan internal audit
berpengaruh terhadap kinerja bank syariah, sedangkan dewan pengawas
syariah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank
syariah. Komite audit dan dewan pengawas syariah memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap good corporate governance sedangkan internal
audit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap good corporate
governance.
13Nisa, Dila Fadilathun, Pengaruh Peran Komite Audit, Audit Internal, Serta DewanPengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance Dan Kinerja Bank Syariah, Tesis S2Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
11
3. Musa, Muhammad Adli14, Bloomsbury Qatar Foundation Journals.
Membahas mengenai Islamic Business ethics and finance: An Exploratory
study of Islamic banks in Malaysia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mempertegas bagaimana sesungguhnya etika adalah salah
satu yang harus diterapkan dalam bisnis, dengan pertimbangan bahwa
dalam dunia bisnis memiliki tanggung jawab sosial dan tidak semata-mata
bertujuan mengambil keuntungan. Schwartz (2006), berpendapat Tuhan itu
harus dipertimbangkan sebagai pemangku kepentingan manajerial untuk
bisnis perorangan dan korporasi, yang menerima keberadaan Tuhan dapat
menghasilkan keputusan yang bertanggung jawab secara hukum,
mengedapankan etika dan meningkatkan profitabilitas.
Penelitian ini melibatkan studi empiris para eksekutif yang bekerja
di empat bank syariah yang berbeda di Malaysia. Data kuantitatif
dikumpulkan dengan 45 item survey untuk menilai persepsi eksekutif bank
syariah perihal etika umum bank, sikap dan perilaku karyawan, perlakuan
terhadap karyawan, kode etik, manajemen dan tanggung jawab sosial, dan
pengukuran data menggunakan skala likert. Hasil dari analisis kuantitatif
deskriptif menggunakan SPSS, bahwa bank syariah di Malaysia sesuai
dengan norma etika islam, perlakuan karyawan seperti kesetaraan upah
yang adil harus disesuaikan dengan etika yang diterapkan ajaran Islam,
dan Dewan Pengawas Syariah serta eksekutif bank berpandangan sama
bahwa pentingnya menggabungkan etika Islam dalam operasional
bisnisnya.
4. Maliah Sulaiman, Norakma Abd Majid, Noraini Mohd Ariffin15,
Bloomsbury Qatar Foundation Journals. Mengenai Corporate governance
of Islamic Financial institutions in Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisa sejauh mana Islamic Financial Institutions (IFIs)
benar-benar mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Sentral
14Musa, Muhammad Adli, Islamic Business and Finance: An Exploratory Study ofIslamic banks in Malaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.
15Sulaiman, Maliah dkk, Corporate Governance of Islamic Financial Institutions inMalaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.
12
Malaysia atau Bank Negara Malaysia (BNM), kepatuhan terhadap
Corprate Governance yang disahkan oleh organisasi akuntansi dan audit
lembaga keuangan Islam atau Accounting and Auditing Organization for
Islamic Financial Institutions (AAOIFI), berikut kerangka kerja yang
ditentukan oleh lembaga internasional yang merumuskan infrastruktur dan
menetapkan standar internasional dibidang jasa keuangan syariah atau
Islamic Financial Service Board (IFSB).
Dengan menggunakan konten analisis dalam studi tersebut
menghasilkan bahwa kualitas corporate governance di Lembaga
Keuangan Islam di Malaysia cukup memuaskan karena mereka memenuhi
lebih dari separuh item yang ditetapkan dalam corporate governance
index.
5. Joko Setiyono16, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Institut Agama
Islam Negeri Salatiga mengenai Good Governance Dalam Perspektif
Islam (Pendekatan Ushul Fikih: Teori Pertingkatan Norma) Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis good governance dalam perspektif Islam
dengan teori tingkat norma klasik dengan pendekatan ushul fiqh, yang
menggali nilai-nilai filosofis (the teory values) norma dalam hukum Islam.
Tulisan ini menunjukkan hukum Islam (ushul fiqh) selalu berkembang dan
mampu menjawab tantangan perubahan jaman, sehingga melahirkan
rumusan hukum Islam yang humanis.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan penting
penerepan good governance bagi pengembangan tata kelola birokrasi yang
lebih baik sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai dalam hukum Islam seperti
nilai kesetaraan, tasamuh (toleransi), keadilan (justice), kemaslahatan,
musyawarah (syura), kejujuran (honesty), objectif (comprehensiveness),
tanggung jawab dan amanah dan orientasi masa depan akan mewujudkan
terbentuknya pemerintahan yang bersih dan baik (good and clean
governance).
16Setiyono, Joko, Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam (PendekatanUshul Fikih: Teori Pertingkatan Norma), Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, Muqtasid vol 6No.1, 2015.
13
6. Totok Dewayanto17, Jurnal Fokus Ekonomi Universitas Dipenogoro,
dengan judul Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengukur tata kelola perusahaan dan kinerja di
sektor perbankan yang secara khusus menentukan mekanisme corporate
governance. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda sesuai dengan tujuan penelitian yang menganalisis pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
Studi ini menunjukkan bahwa hubungan Mekanisme Pemantauan
kepemilikan langsung tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Kedua,
Mekanisme Pemantauan Pengendalian Internal yang menangani hubungan
negatif yang signifikan dengan kinerja hanyalah satu ukuran perbankan
kecuali yang mengarahkan dewan direksi adalah hal yang positif namun
tidak signifikan. Ketiga, Regulator Mekanisme Pemantauan melalui dan
persyaratan cadangan atau rasio kecukupan modal (CAR) menunjukkan
hubungan yang signifikan dan positif terhadap kinerja sistem perbankan.
7. Vincent Aebi, Gabriele Sabato, Markus Schmid18. Risk management,
corporate governance, and bank performance in the financial crisis.
Journal of Banking and Finance.
Makalah ini menyelidiki apakah mekanisme tata kelola perusahaan
terkait manajemen risiko, seperti misalnya kehadiran chief risk officer
(CRO) di dewan eksekutif bank dan apakah laporan CRO kepada CEO
atau langsung ke dewan direksi, terkait dengan kinerja bank yang lebih
baik selama krisis keuangan 2007/2008. Didalam analisisnya mengukur
kinerja bank dengan return buy-and-hold dan ROE. Hasil pembahasannya
17Dewayanto, Totok. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2006-2008, (The Effect Mechanism Good Corporate Governance on thePerformance National Banking Study on banking company are listed in Indonesia Stock Exchangein the period 2006-2008), Jurnal Fokus Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Dipenogoro, Vol.5 No. 2 Desember 2010. 104 - 123
18Vincent Aebi, dkk. Risk management, corporate governance, and bank performance inthe financial crisis. Journal of Banking and Finance. Vol 36, 1, 2012, h. 3213-3226.
14
menunjukkan bahwa bank, dimana CRO secara langsung melapor kepada
dewan direksi dan bukan kepada CEO (atau entitas perusahaan lainnya),
menunjukkan tingkat pengembalian saham dan ROE yang lebih tinggi
secara signifikan (yaitu, kurang negatif) selama krisis. Sebaliknya, variabel
tata kelola perusahaan standar sebagian besar tidak signifikan atau bahkan
negatif terkait dengan kinerja bank selama krisis.
8. Rizal Yaya19, an Analysis on Anglo Saxon Corporate Governance Model
Based on Islamic Perspective. Dalam pembahasannya mengenai analisis
kritis tentang konsep corporate governance yang diterapkan diwilayah
negara-negara yang menerapkan system Anglo Saxon. Analisisnya
menggunakan pendekatan teori-teori yang disampaikan oleh Sadr (1994),
Chapra dan Ahmed (2002). Pembahasannya mengemukakan bahwa secara
umum Corporate Governance Anglo Saxon agar memiliki nilai atau
dimensi ilahiah (escatology) dan tidak semata-mata berorientasi profit
(worldly).
9. Hennie van Greuning & Zamir Iqbal20, Risk Analysis for Islamic Banks,
mengemukakan bahwa corporate governance adalah aktifitas yang
melibatkan seluruh stakeholder perbankan syariah. Sehingga corporate
governance melibatkan peran supervisor dan pembuat kebijakan, direksi
dan komisaris perusahaan, RUPS dan pemegang saham berikut pihak
manajemen secara keseluruhan nasabah serta partner kerja bank syariah.
Selain itu yang perlu dilibatkan dalam penerapan corporate governance
menurut Hennie, adalah pentingnya peran dan keterlibatan public secara
langsung maupun tidak langsung.
19Rizal Yaya, an Anlysis on Anglo Saxon Corporate Governance Nodel Based on IslamicPerspectives, Jakarta ISEFID Review. Vol 2, 1, 2013, h 24-37.
20Hennie van Greuning & Zamir Iqbal, Risk Analysis for Islamic Banks, Washington DC.World Bank, 2008.
15
10. Masyhudi Ali21, Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha
menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, pembahasannya yaitu
manajemen risiko pada perbankan merupakan faktor yang sangat penting,
mengingat perbankan memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi
perekonomian nasional dan global. Ali juga menjelaskan penerapan
prinsip-prinsip corporate governance dalam manajemen risiko, sebagai
tameng perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko bisnis perbankan.
11. Wilson Arafat22, pada bukunya yang berjudul Manajemen Perbankan
Indonesia, Teori dan Implementasi, mengemukakan tentang penyebab
terjadinya krisis financial di Indonesia merupakan rentetan dari tidak
diterapkan atau minimnya implementasi prinsip good corporate
governance khususnya pada sektor perbankan.
Dari pengungkapan kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, satu sisi menunjukkan adanya saling terkait dan mendukung satu
dengan lainnya. Misalnya adanya pemahaman yang sesuai tentang
implementasi prinsip-prinsip good corporate governance yang diterapkan
secara konsisten, memiliki dampak yang baik buat perusahaan dan dapat
dijadikan tameng perusahaan dalam menghadapi risiko-risiko operasionalnya.
Selain itu dalam perspektif Islam, penerapan good corporate governance
merupakan suatu keharusan karena prinsip-prinsip good corporate governance
selaras dengan ajaran Islam yang tidak hanya berorientasi profit tetapi
menerapkan nilai-nilai Islam seperti nilai kesetaraan, tasamuh (toleransi),
keadilan (justice), kemaslahatan, musyawarah (syura), kejujuran (honesty),
objectif (comprehensiveness), tanggung jawab dan amanah dan orientasi masa
depan akan mewujudkan terbentuknya pemerintahan yang bersih dan baik
(good and clean governance).
21Masyhud Ali, Manajemen Risiko, Strategi Perbankan dan Dunia Usaha menghadapiTantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: Rajawali Press, 2006.
22Wilson Arafat, Manajemen Perbankan Indonesia, Teori dan Implementasi. Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.
16
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk membantu pembaca memahami
alur pemikiran dalam tesis ini.
Bab satu menggambarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah dan perumusan masalah, selanjutnya membahas tujuan dan
manfaat penelitian bagi dunia akademis dan masyarakat berikut review beberapa
hasil penelitian studi terdahulu atau tinjauan pustaka.
Bab dua membahas tentang landasan teoritis terkait good corporate
governance dan variable lain yang mempengaruhinya yaitu manajemen
operasional, manajemen risiko, kepatuhan syariah. Selanjutnya menjelaskan
berikut menetapkan indikator variable-variable yang dibahas yaitu indikator good
corporate governance, manajemen operasional, manajemen risiko, kepatuhan
syariah dan kinerja.
Bab tiga memberikan penjelasan terkait metode penelitian yang dilakukan,
meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, sumber data,
instrumen penelitian, berikut teknik analisa data.
Bab empat menjabaran dan menginterpretasikan terkait analisa data,
meliputi gambaran umum objek penelitian, proses analisa dan pengujian model,
uji reabilitas dan uji validitas dan pembahasan uji hipotesis.
Bab lima adalah kesimpulan dan rekomendasi. Bab ini menjelaskan secara
rinci hal penting pada setiap bab yang sudah dibahas sebelumnya, dan
mengaitkannya dengan tujuan penelitian yang sudah disampaikan pada bab
sebelumnya. Selain itu, disampaikan juga penjelasan terkait kontribusi teoritis dan
metodis yang dapat diberikan oleh tesis ini dan menjadi rujukan bagi penelitian
selanjutnya. Dan terakhir adalah rekomendasi bagi lembaga terkait seperti institusi
tempat penelitian dan masyarakat akademis pada umumnya.
17
BAB II
KONSEP GOOD CORPORATE GOVERNANCE, MANAJEMEN
OPERSIONAL, MANAJEMEN RISIKO, KEPATUHAN SYARIAH
DAN KINERJA
A. Good Corporate Governance
Konsep corporate governance awalnya hanya berkembang di negara-
negara berbahasa Inggris seperti Inggris dan Amerika, dan dengan cepat
berkembang ke negara-negara lain. Konsep good corporate governance baru
dikenal di Inggris pada tahun 1992, juga di negara-negara maju yang
tergabung dalam kelompok OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) yaitu kelompok Negara-negara maju di Eropa Barat dan Amerika
Utara mempraktikkan pada tahun 1999.1
Di Indonesia bermula dari usulan penyempurnaan peraturan pencatatan
pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur
mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk
mengangkat komisaris independen dan membentuk komite audit pada tahun
1998, Corporate Governance mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan
publik di Indonesia.2
Corporate Governance menurut Keputusan Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 adalah suatu proses
atau struktur yang digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan
usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka waktu panjang dan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-
nilai etika.3 Sehubungan dengan berlakunya Keputusan Menteri Negara
BUMN, maka selama ini ketentuan tersebut digunakan sebagai dasar
1Thomas S. Kaihatu, Good Corporate dan penerapannya di Indonesia, Jurnal Manajemendan Kewirausahaan, vol. 8, 1, 2006., h. 2.
2Septian, Good Corporate Governance, Jurnal diakses pada 22 Agustus 2016 dari web:http://septianludy.blogspot.co.id
3Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: Kep 117/M-MBU/2002 tanggal31 Juli 2002, tentang “Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha MilikNegara (BUMN)”, diakses pada 22 Agustus 2016 dari http://jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf
18
penerapan good corporate governance, yaitu Keputusan Menteri Negara
BUMN Nomor: Kep–117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang
Penerapan Praktik good corporate governance pada Badan Usaha Milik
Negara, dan telah digantikan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha
Milik Negara tanggal 1 Agustus 2011, maka definisi good corporate
governance berubah menjadi prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan
mekanisme pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan etika berusaha.4
1. Definisi dan Konsep Good Corporate Governance
Istilah Good Corporate Governance dewasa ini sudah sangat popular,
beikut ini akan dibahas pengetian Good Corporate Governance berdasakan
sumber yang diperoleh dari beberapa referensi terkait sebagai berikut:
Dari sudut pandang corporate governance, perbankan syariah
menunjukkan sejumlah segi yang menarik karena aransemen partisipasi
ekuitas, risiko dan profit and loss sharing menjadi basis pembiayaan
(pemberian kredit) yang islami. Semua aturan mekanisme memiliki satu aspek
penting, dalam arti bahwa mereka harus merupakan transaksi yang riil dan
bukan transaksi keuangan semata-mata, dan semua pihak yang mengadakan
kontrak harus sama-sama menanggung risiko dari transasksi itu dengan
memakai mekanisme profit and loss sharing.5
Menurut Sri Sulistyanto yang dikutip oleh Desmadi Saharauddin
menyatakan bahwa konsep good corporate governance berkembang
bersamaan dengan tuntutan masyarakat yang mengharapkan adanya kehidupan
bisnis yang sehat, bersih, dan bertanggungjawab. Tuntutan ini timbul karena
banyaknya kasus-kasus penyimpangan yang terjadi dalam dunia korporasi di
4Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1Agustus 2011, tentang “Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good CorporateGovernance) pada Badan Usaha Milik Negara”, diakses pada 16 Agustus 2017 darihttp://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011
5Muhammad, Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN, 2005), ed. revisi, h. 404.
19
seluruh dunia. Penyimpangan tidak hanya terjadi di negara-negara yang sistem
bisnis belum terkelola dengan baik, bahkan dimana konsep ini pertama kali
diperkenalkan seperti Amerika Serikat, juga terdapat banyak penyimpangan-
penyimpangan yang tidak hanya merugikan perusahaan dan pemilik
modalnya. Akan tetapi juga mengakibatkan kerugian dan kehancuran bagi
lingkungan dan masyarakat luas. Dengan adanya konsep good corporate
governance semua elemen yang terlibat dalam dunia usaha dapat dikontrol
agar mereka tetap mengutamakan hati nuraninya daripada hawa nafsu yang
menghalalkan segala macam cara untuk kepentingan pribadi dan golongan.6
Selain itu, menurut Mishardi konsep good corporate governance
adalah “sesuatu yang saatnya diimplementasikan dalam prusahaan-perusahaan
di Indonesia, karena melalui konsep yang menyangkut struktur perseroan,
yang terdiri dari unsur-unsur RUPS, direksi dan komisarias dapat terjalin
hubungan dan mekanisme kerja, pembagian tugas, kewenangan dan
tanggungjawab yang harmonis, baik secara intern maupun ekstern dengan
tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi kepentingan shareholders dan
stakeholders”.7
Sedangkan menurut Veitzal Rivai dan Rifki Ismal secara umum istilah
governance lebih ditunjukan untuk sistem pengendalian dan pengaturan
perusahaan, dalam arti lebih ditujukan pada tindakan yang dilakukan eksekutif
perusahaan agar tidak merugikan para stakeholder. Good corporate
governance umumnya menyangkut orang (moralitas), etika kerja dan prinsip-
prinsip kerja yang baik.8
Lebih lanjut terkait tujuan Good Corporate Governance dijelaskan
oleh ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants) yang merupakan
6Desmadi Saharuddin, Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah, (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2015), ed. Pertama, cet. Ke-1, h. 69.
7Misahardi, Wilamarta, Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good CorporateGovernance, (Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2002), cet.Ke-1, h. 34.
8Vietzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2013), h. 519.
20
asosiasi global untuk akuntan professional, dalam ungkapannya yang dituangkan
pada policy paper ACCA bahwa:
“ACCA’s view is that there are three complementary main purposes ofcorporate governance: a) To ensure the board, as representatives of theorganisation’s owners, protects resources and allocates them to makeplanned progress towards the organisation’s defined purpose. b) Toensure those governing and managing an organisation accountappropriately to its stakeholders. C) To ensure shareholders and, whereappropriate, other stakeholders can and do hold boards to account”.9
Yang artinya ACCA berpandangan bahwa ada tiga tujuan utama tatakelola perusahaan yaitu: Untuk memastikan dewan direksi, sebagaiwakil dari pemilik organisasi, melindungi sumber daya danmengalokasikannya untuk membuat kemajuan yang direncanakan sesuaitujuan organisasi. Untuk memastikan peraturan yang mengatur danmengelola akun organisasi sesuai dengan pemangku kepentingannya.Untuk memastikan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnyamenyetujui, untuk menunda atau melanjutkan apa yang dilakukan dewandireksi. .
Di dalam laporan komite Cadbury, yang dibentuk sebagai suatu
perwujudan keprihatinan terhadap akitivitas perusahaan-perusahaan di Inggris, dalam
laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report mendefenisikan tata kelola
perusahaan sebagaimana yang tulis dalam buku “Penerapan good corporate
governance, mengesampingkan hak istimewa demi kelangsungan usaha” hasil
karya Indra Surya dan Ivan Yustiavandana sebagai berikut: 10
“A set of rules that define the relationship between shareholders,managers, creditors, the government, employees, and other internal andexternal stakeholders in respect to their right and responsibilities, or thesystem by which companies are directed and controlled.”Artinya sistemyang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan, agarmencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukanoleh perusahaan, untuk menjamin kelangsungan eksistensinya danpertanggungjawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan denganperaturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham dansebagainya”.
9 ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants), “Corporate Governanceand Risk Manajemen Agenda”, Policy Paper ACCA, h.1, 2008. Diakses pada 15 Oktober 2017 darihttp://www.iago.org.ar/comercio29/html.
10Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance,Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, (Jakarta: Kencana, 2008), Ed.Pertama, cet. Ke-2, h. 24-26.
21
Menurut Mervyn K. Lewis dalam tulisannya berjudul IslamicCorporate Governance yang ditulis pada jurnal Review of Islamic Economics,mendifinisikan corporate governance sebagai berikut :11
“If governance refers to the relationship between government and itsconstituents, then corporate governance concerns the corporation andits constituents. This definition then begs the question of who theconstituents of a corporation are. While there are many who wouldargue for the corporation having a broad corporate responsibilitymandate, in many conventional conceptions of corporate governance therelationships are confined either to the links between those supplyingcapital and finance to the firm and its management or, more narrowlystill, to the relationship between shareholders and management. Bycontrast, Islamic corporate governance necessarily has a widecommission, with obligations extending to suppliers, customers,competitors and employees, embracing the spiritual as well as thetemporal needs of the Islamic community. Nevertheless, while themandate is clear, and the ethical underpinnings unequivocal, there aresome important challenges in implementing this vision”. Artinya: Jikatata kelola mengacu pada hubungan antara pemerintah dankonstituennya, maka tata kelola perusahaan menyangkut korporasi dankonstituennya. Definisi ini kemudian menimbulkan pertanyaan tentangsiapa konstituen korporasi. meskipun ada banyak orang yangberpendapat bahwa korporasi memiliki mandat tanggung jawabperusahaan yang luas, dalam banyak konsepsi konvensional mengenaitata kelola perusahaan, hubungan tersebut terbatas pada kaitan antarapenyediaan modal dan keuangan dengan perusahaan dan manajemennya,atau, yang lebih sempit lagi, untuk hubungan antara pemegang sahamdan manajemen. Sebaliknya, tata kelola perusahaan Islam tentu memilikikomisi yang luas, dengan kewajiban yang diperluas ke pemasok,pelanggan, pesaing dan karyawan, merangkul kebutuhan spiritual danjuga kebutuhan masyarakat Islam. Meski begitu, meski mandatnya sudahjelas, dan dasar etikanya tegas, ada beberapa tantangan penting dalammenerapkan visi ini.
Pandangan lain perihal good corporate governance diungkapkan oleh
See Jonathan R. Macey dalam bukunya Corporate Governance: Promises
Kept, Promises Broken, Princeton University Press, 2 (“The purpose of
corporate governance is to motivate corporate mangers to keep the promises
they make to investors.”) yang di kutip oleh Emily Samra, bahwa: “At its core,
11 Lewis, Mervyn K, “Islamic Corporate Governance”, Review of Islamic Economics,Vol. 9, 1, 2005, diakses pada 18 Oktober 2017, dari https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents
22
corporate governance is a set of promises made by a corporation, and those
that make the decisions for a corporation, to the corporation’s stakeholders”.
yang artinya: Pada intinya, tata kelola perusahaan adalah satu set janji yang
dibuat oleh sebuah perusahaan, dan orang-orang yang membuat keputusan
untuk sebuah perusahaan, kepada para pemangku kepentingan korporasi.12
Sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu POJK Nomor
55 /POJK.03/2016 tentang penerapan tata kelola bagi bank umum, bahwa tata
kelola yang baik adalah suatu tata cara pengelolaan bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan
kewajaran (fairness).13
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa good corporate governance pada dasarnya merupakan suatu sistem
(input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama hubungan
antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dimaksudkan
untuk mengatur dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dan untuk
memastikan bahwa kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera,
berdasarkan prinsip korporasi yang sehat guna menjaga kestabilan hubungan
antara individu, shareholders, stakeholders, job description, kewenangan dan
tanggungjawab sesuai dengan struktur dan mekanisme kerja yang jelas.
12Samra, Emily, “Corporate Governance in Islamic Financial Institutions” InternationalImmersion Program Papers University of Chicago Law School, Chicago Unbond, 2016. Diaksespada 17 Oktober 2017 dari http://chicagounbound.uchicago.edu
13Otoritas Jasa Keuangan, “POJK Nomor 55/POJK.03/2016, tentang penerapan tatakelola bagi bank umum”, 2016. h.5.
23
2. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance
Penerapan prinsip good corporate governance adalah untuk
menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien, melalui harmonisasi
manajemen perusahaan. Dibutuhkan peran yang penuh komitmen dan
independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan
kegiatan perusahaan, sehingga menghasilkan kinerja perusahaan yang baik.
Prinsip-prinsip pelaksanaan good corporate governance perbankan syariah
tidak hanya dimaksudkan untuk memperoleh pengelolaan bank yang sesuai
dengan lima prinsip dasar dan sesuai dengan prinsip syariah, tetapi juga
ditujukan untuk kepentingan yang lebih luas.
Sedangkan menurut Bambang Rianto Rustam bahwa pelaksanaan good
corporate governance harus berdasarkan lima prinsip dasar, sebagai berikut:
a. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses
pengambilan keputusan.
b. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif.
c. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian pengelolaan bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat.
d. Professional (professional), yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
objektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak mana pun
(independen) serta memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan
bank syariah.
e. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kestaraan dalam memenuhi hak-
hak para pemangku kepentingan berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.14
14Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia, (Jakarta:Salemba Empat, 2013), h. 397-398.
24
Menurut Vietzhal Rifai dan Rifki Ismail prinsip-prinsip good
corporate governance terdiri atas empat prinsip, yaitu:
a. Transparency, yaitu pengungkapan informasi merupakan hal penting,
sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu pasti apa yang telah dan
akan terjadi. Laporan perusahaan harus memuat berbagai informasi yang
diperlukan, demikian pula perusahaan go-public. Persyaratan untuk ini
antara lain disusun oleh Komite Nasional Bagi Pengelolaan Perusahaan
yang Baik (KNPPB).
b. Fairness, yaitu good corporate yang baik mensyaratkan adanya
perlindungan untuk hak minoritas. Perlakuan yang sama dan adil pada
semua pemegang saham, melarang kecurangan insider trading, dll.
KNPPB mensyaratkan minimal 20% direksi berasal dari luar yang tidak
ada hubungan dengan pemegang saham dan direksi.
c. Accountability, yaitu ada pengawasan yang efektif berdasarkan
keseimbangan kekuasaan antara pemegang saham, komisaris, dan direksi.
Ada pertanggungjawaban dari komisaris dan direksi, serta ada
perlindungan untuk karir karyawan.
d. Responsibility, yaitu perlu dipastikan adanya kepatuhan dan
tanggungjawab perusahaan pada peraturan dan undang-undang yang
berlaku. Misalnya dalam PT terbuka perlu adanya sekertaris perusahaan.15
Pada dasarnya, prinsip-prinsip good corporate governance menurut
pandangan para ahli di atas, memiliki kesamaan dan saling melengkapi serta
berkesinambungan dalam menerapkan good corporate governance. Dengan
demikian maka dapat dipahami bahwa good corporate governance diperlukan
untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten
dengan peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu, perlu diketahui
tentang ukuran normatif yang digunakan dalam menyatakan baik atau
buruknya corporate governance suatu perusahaan.
15Vietzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, h. 520-521.
25
3. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance
Secara umum, penerapan prinsip good corporate governance memiliki
tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut:
a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing;
b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah;
c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja
ekonomi perusahaan;
d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap
perusahaan
e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.16
Selain itu, tujuan corporate governance menurut Assoc Professor Luh
Luh Lan bahwa, goals of corporate governance is:17 “To protect the interest of
the investing public, maintaining confidence in our listed companies and
enhancing Singapore’s global reputation as a trusted financial centre –
promote transparency and accountability”. Artinya Untuk melindungi
kepentingan masyarakat yang ber-investasi, menjaga kepercayaan pada
perusahaan yang terdaftar di bursa dan meningkatkan reputasi global
Singapura sebagai pusat keuangan yang terpercaya-mempromosikan
transparansi dan akuntabilitas.
Berbagai keuntungan yang diperoleh dengan penerapan corporate
governance dapat disebut antara lain:18
16Indra Surya dan Ivan Yustiavandana, Penerapan Good Corporate Governance,Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, h. 68
17Lan, Luh Luh, “Goals of Cororate Governnce - A Singapore Perspetive” EU-AsiaCorporate Governance dialoge, faculty of Law and NUS Business School, National University ofSingapore, 6 Juli 2012. Diakses pada 17 Oktober 2017 dari http://www.fsa.go.jp/frtc/kenkyu/event.
18Maksum, Azhar. Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia, Pidato
Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Akuntansi Manajemen pada FakultasEkonomi, diucapkan di hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara GelanggangMahasiswa, Kampus USU, 17 Desember 2005. Diakses pada 17 Oktober 2017 darihttps://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents.
26
a. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akanberlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusanyang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerjayang lebih sehat. Ketiga hal ini jelas sangat berpengaruh positif terhadapkinerja perusahaan, sehingga kinerja perusahaan akan mengalamipeningkatan.
b. Good corporate governance akan memungkinkan dihindarinya atausekurang-kurangnya dapat diminimalkannya tindakan penyalahgunaanwewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini tentumenekan kemungkinan kerugian bagi perusahaan maupun pihakberkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.
c. Nilai perusahaan di mata investor akan meningkat sebagai akibat darimeningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempatmereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor kepada perusahaandapat memudahkan perusahaan mengakses tambahan dana yangdiperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan, terutama untuk tujuanekspansi.
d. Bagi para pemegang saham, dengan peningkatan kinerja akan menaikkannilai saham mereka dan juga nilai dividen yang akan mereka terima. Baginegara, hal ini juga menaikkan jumlah pajak yang dibayarkan olehperusahaan yang berarti akan terjadi peningkatan penerimaan negara darisektor pajak. Apalagi bila perusahaan yang bersangkutan berbentukperusahaan BUMN, maka peningkatan kinerja tadi juga dapatmeningkatkan penerimaan negara dari pembagian laba BUMN.
e. Karena dalam praktik good corporate governance karyawan ditempatkansebagai salah satu stakeholder yang seharusnya dikelola dengan baik olehperusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan jugadiperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam tahapan selanjutnyatentu dapat pula meningkatkan produktivitas dan rasa memiliki (sense ofbelonging) terhadap perusahaan.
f. Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkatkepercayaan para stakeholders kepada perusahaan akan meningkatsehingga citra positif perusahaan akan naik. Hal ini tentu saja dapatmenekan biaya (cost) yang timbul sebagai akibat tuntutan parastakeholders kepada perusahaan.
g. Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkankualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen cenderung untuk tidakmelakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajibanuntuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku danpenyajian informasi secara transparan.
27
Dari pemaparan manfaat dan tujuan good corporate governance di atas
bahwa terlaksananya good corporate governance agar mampu menambah
nilai perusahaan guna memenangkan kompetensi global, mendorong
terciptanya pasar yang trasnparan, konsisten dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dan
unit usaha syariah memiliki perbedaan. Berikut ini akan diuraikan pelaksnaan
good corporate governance:19
a. Pelaksanaan good corporate governance bagi bank umum syariah dapat
diwujudkan dalam beberapa hal, yaitu: 1) pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab dewan komisaris dan direksi, 2) kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite-komite dan fungsi yang menjalankan
pengendalian BUS, 3) pelaksnaan tugas dan tanggungjawab DPS, 4)
penerapan fungsi kepatuhan, audit internal, dan audit eksternal, 5) batas
maksimum penyaluran dana, 6) transparansi kondisi keuangan dan
nonkeuangan BUS.
b. Pelaksanaan good corporate governance bagi unit usaha syariah dapat
diwujudkan dengan beberapa hal, yaitu: 1) pelaksanaan tugas dan
tanggungjawab direktur UUS, 2) pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
DPS, 3) penyaluran dana kepada nasabah pembiayaan inti dan
penyimpanan dana oleh deposan inti, 4) transparansi kondisi keuangan dan
non keuangan UUS.
Konsep tentang good corporate governance secara universal sangat
erat kaitannya dengan ajaran agama-agama yang ada. Prinsip good corporate
governance ternyata selaras dengan ajaran agama Islam. Ajaran agama Islam
selalu memperkenalkan etika yang baik, moral yang kuat, integritas, serta
kejujuran, tidaklah mudah untuk menggabungkan nilai-nilai etika seperti itu
19 Bambang Rianto Rustam, Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia , h. 400.
28
menjadi good corporate governance yang islami. Terdapat beberapa hal yang
sangat berkaitan erat dengan konsep corporate govenance yaitu khalifah,
accountability, reliability, transparency, dan juga trustworthiness, balance
sheets, religious audit, dan syura. Konsep itu berasal dari pandangan Islam.20
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tanggal
7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, bahwa Pelaksanaan good
corporate governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) paling kurang
diwujudkan dalam: a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi; b) kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern BUS; c)
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) ; d)
penerapan fungsi kepatuhan, audit intern dan audit ekstern; e) batas
maksimum penyaluran dana; dan f) transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan BUS. Sedangkan pelaksanaan GCG bagi Unit Usaha Syariah (UUS)
paling kurang diwujudkan dalam: a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Direktur UUS; b) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab DPS; c) penyaluran
dana kepada nasabah pembiayaan inti dan penyimpanan dana oleh deposan
inti; dan d) transparansi kondisi keuangan dan non keuangan UUS.21
Entitas syariah tentunya memiliki perspektif tersendiri terhadap
Corporate Governance yang merupakan cerminan perspektif Islam. Tata
kelola persuhaan konvensional dan syariah memiliki banyak perbedaan sudut
pandang (Choudury dan Hoque, 2006).22 Yang paling pokok adalah peletakan
ideologi tauhid dalam perspektif syariah terhadap ideologi rasionalisme dalam
perspektif konvensional. Selain itu, tujuan dari sebuah usaha dalam perspektif
konvensional pada umumnya adalah maksimalisasi keuntungan, sementara
20 Nalim, Good Corporate Govenance dalam Perspektif Islam, vol. XX, 2, Oktober, 2015.h. 10.
21Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009, 17 Desember 2009 tentang PelaksanaanGood Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, di akses padatanggal 12 Oktober 2017 dari www.bi.co.id/Peraturan/Perbankan/pages.
22 Choudury, M.A., Hoque, M.Z. Corporate Governance in Islamic Perspective.(Corporate Gorvernance 6(2), 2006), h. 116-128.
29
pada perspektif syariah lebih terfokus pada kesejahteraan ummat. Prinsip
Good Corporate Governance dalam Islam mengacu pada Al-Quran dan Al-
Hadits yang menjadikannya unik dan berbeda dengan konsep Good Corporate
Governance dalam pandangan dunia barat. Dalam pandangan Islam, corporate
governance harus mengintegrasikan apsek peraturan yang didasarkan pada
syariah dan ajaran Islam sebagai intinya.
Menurut alfaur Rahmi yang dikutip oleh Muhammad Syafi’i
mengatakan bahwa dalam perusahaan perbankan khusunya bank syariah
diperlukan lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah. Dalam hal etika
misalnya, sifat amanah, dan shiddiq harus melandasi setiap karyawan sehingga
tercermin integritas eksekutif muslim yang baik. Di samping itu, karyawan
bank syariah harus skillfull dan professional (fathanah), dan mampu
melakukan tugas secara team work dimana informasi merata di seluruh
fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal reward dan
punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.23
Seperti yang dipaparkan dalam Muh. Awal Satrio, N. terdapat
beberapa pandangan tekait pinsip-pinsip good corporate governance dalam
perspektif Islam,24 beikut ini uraiannya:
Menurut Abu Tapanjeh, prinsip-prinsip Corporate Governance dalam
perspektif Islam diwujudkan melalui kerangka syariah dalam pelaksanaan
bisnis, keadilan, dan kesetaraan demi kemaslahatan serta berorientasi pada
Allah SWT sebagai pemilik dan otoritas tunggal di dunia.25 Prinsip-prinsip
corporate governance dalam Islam lebih cendrung ke stakeholder oriented
daripada shareholder oriented.26
23Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori Praktik, (Jakarta: Gema Insani,2001), cet. Ke-1, h. 34.
24 Muh Awal Satrio Nugroho, “Urgensi Penerapan Islamic Corporate Govenance di BaitulMaal Wat Tamil (BMT), Kajian Bisnis, Vol. 23, No. 1, Januari 2015, h. 66.
25 Abu-Tapanjeh AM. “Corporate Governance from The Islamic Perspective”. CriticalPerspective on Accounting, Vol. 20, 2009, h. 556-567.
26 Iqbal, Z , Mirakhor A ., “ Stakeholders Model of Governance In Islamic EconomicSystem”, Islamic Economic Studies, 2004, Vol 11 : No 2, p :43-63
30
Tata kelola yang baik maka menjadi salah satu kunci keberhasilan
perusahaan untuk tumbuh dengan sehat, mampu memenangkan persaingan
bisnis global terutama bagi perusahaan berkembang yang telah menjadi
perusahaan terbuka, serta mampu menguntungkan bagi perusahaan dalam
jangka panjang. Penerapan tata kelola terkait kepada pengaturan manajemen
perusahaan yang baik, penciptaan budaya yang kondusif, serta pengaturan
antara pemegang saham dan pihak yang berkepentingan lainnya. Dari uraian
tersebut maka indikator good corporate governance dapat diringkas yang
terdiri dari: a) budaya perusahaan, b) etika perusahaan, c) nilai perusahaan, d)
proses bisnis. e) pengembangan perusahaan dan f) pertanggungjawaban
perusahaan.
B. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional
1. Pengertian Manajemen Operasional
Dalam pembahasan manajemen operasional tidak banyak ditemukan
teori terkait manajemen operasional secara khusus melainkan dengan istilah
manajemen operasi. Selain dari pada itu, manajemen operasional memiliki
beberapa penamaan, yaitu manajemen pabrik, manajemen produksi,
manajemen operasi. Berikut ini akan diuraikan manajemen operasional
berdasarkan refrensi yang penulis dapat:
Manajemen operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara
optimal penggunaan sumber gaya-sumber daya (faktor proses produksi) dalam
proses transformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk
dan jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran
organisasi.27
William J. Stevenson mengatakan bahwa manajemen operasi adalah
“manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan/jasa
menyediakan jasa. Penciptaan barang atau jasa meliputi transformasi atau
pengubahan input menjadi output”. Manajemen operasional merupakan area
27Muhammad Natsir, Pengaruh Kinerja Operasional Terhadap Kepuasan KonsumenStudi Kasus Rumah Potong Ayam PT. Ciomas Adisatwa, Tbk., jurnal, hal. 191.
31
dimana industri-industri, sektor-sektor yang penting, dan para kompetitor
betul-betul berkemauan untuk membagi informasi dan ide-ide.28
Menurut Jay Heizer dan Barry Render dalam buah karyanya
“Manajemen Operasi” menyatakan bahwa manajemen operasi serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.29
Menurut Sofjan Assauri pengertian manajemen operasi memiliki arti
sama dengan manajemen produksi yaitu ”kegiatan untuk mengatur dan
mengordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya
manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif
dan efesien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu
barang atau jasa”.30
Manajemen operasi menurut Maria Pampa Kumalaningrum, dkk.
adalah desain sistematik, pengarahan dan pengawasan terhadap berbagai
proses yang mengubah input menjadi output yang berupa barang-barang jadi
maupun jasa. Aktivitas tersebut dapat terjadi baik pada system produksi yang
menghasilkan barang dan jasa di organisasi yang berorientasi laba maupun
non laba.31
Menurut Roger G. Schroeder dalam bukunya Operations
Managaement bahwa manajemen operasi “bertanggungjawab untuk
menghasilkan barang atau jasa dalam organisasi dan mengambil keputusan
yang berkenaan dengan suatu fungsi operasi dan sistem transformasi yang
28William J. Stevenson, Buku Manajaemen Operasi: Perspektif Asia, Terj. dariOperations Management: An Asian Perspective oleh Diana Angelica, dkk., (Jakarta: SalembaEmpat, 2014), hal. 4.
29Jay Heizer dan Barry Render, Buku Manajemen Operasional, Terj. dari OperationManagement, oleh Chriswan Sungkono, (Jakarta: Salemba Empat, 2009), hal. 4.
30 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), ed. Revisi, hal. 19.
31Maria Pampa Kumalaningrum, dkk., Manajemen Operasi, (Yogyakarta: Unit Penerbit &Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2011), cet. Ke-2, hal. 2.
32
digunakan serta merupakan kajian pengambilan keputusan dari suatu fungsi
operasi”.32
Lebih Lanjut, Erni dan Kurniawan manajemen operasional merupakan
pelaksanannya, pada fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut
tahapan tertentu akan sangat berbeda-beda jika didasarkan pada fungsi
operasionalnya. Secara operasional, fungsi perencanaan (planning) untuk
sumber daya manusia sangat berbeda dengan fungsi perencanaan untuk
sumber daya fisik/alam atau untuk keuangan. Demikian juga berbeda jika
dilihat dalam fungsi pengorganisasiannya, pengarahannya, hingga
pengawasannya.33
Dalam buku Manajemen Produksi Modern yang ditulis oleh Murdifin
Haming Marfud Nurnajamuddin mengatakan bahwa manajemen operasional
adalah “kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengkoordinasian,
penggerakan dan pengendalian aktivitas organisasi atau perusahaan bisnis atau
jasa yang berhubungan dengan proses pengolahan masukan menjadi keluaran
dengan nilai tambah yang lebih besar”.34
Dari pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen operasional merupakan bentuk pengaturan, pengelolaan,
pengawasan secara menyeluruh pada masalah tenaga kerja, barang jadi
maupun barang mentah, peralatan produksi, dll. Agar dapat dijadikan sebuah
produk barang dan jasa yang diperjualbelikan. Kata manajemen operasional
sendiri berasal dari dua kata, yaitu manage (Bahasa Inggris) yang berarti
mengatur atau mengelola, dan operasional yang memiliki arti semua hal yang
berkaitan dengan kegiatan produksi, baik pada perusahaan yang bergerak di
bidang jasa atau barang. Operasi dapat diartikan sebagai segala aktivitas dalam
mentransformasikan input menjadi output yang bisa menambah nilai pada
32Roger G. Schroeder, Buku Operation Management Decision Making in The OperationsFunction, Terj. Manajemen Operasi Pengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi oleh TimPenerjemah Penerbit Erlangga, (Jakarta: Erlangga, 1996), cet. Ke-4, hal. 4.
33 Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012), ed. Pertama, cet. Ke-6, hal. 12.
34 Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007), cet. Pertama, hal. 17.
33
suatu barang maupun jasa. Jadi definisi manajemen operasional adalah area
bisnis yang berfokus kepada proses produksi produk ataupun jasa. Dimana
terdapat manajer operasi yang memiliki tanggung jawab terhadap proses input
(material atau energi atau tenaga kerja) menjadi output (produk atau jasa).
Dari pengertian manajemen operasional di atas, maka indikatornya
yaitu: 1) kepuasan konsumen, 2) moral karyawan, 3) produktivitas, 4) kualitas,
5) mutu.
2. Fungsi dan Tujuan Manajemen Operasional
Manajemen operasional memiliki peranan yang sangat penting bagi
perusahaan karena manajemen operasional sangat berkaitan erat dengan
pengambilan keputusan. Seorang manajer oeprasional menjadi pilar
pengelolaan kegiatan operasional suatu perusahaan. Tugas seorang manajer
operasional yaitu membuat perencanaan atau pemetaan sejumlah fungsi
manajemen yang memiliki tugas yang berbeda-beda, diantaranya pembuatan
konsep perencanaan kegiatan operasional, kegiatan pembentukan staf,
pembentukan struktur, dan masih banyak lainnya.
Orientasi utama seorang manajer operasional yaitu memberikan
pengarahan soal input, output, jumlah output, harga produk yang terus di
kontrol, kualitas produk, momen untuk memanjakan konsumen, dan hal
lainnya yang ada kaitannya dengan produk/ jasa dan kepuasan
konsumen. Berikut ini adalah bagan terkait fungsi manajemen operasional:
Bagan 2.1
Fungsi Manajemen Operasi
Sumber: Buku Manajemen Operasi Perspektif Asia yang ditulis oleh William J. Stevenson
34
Dari bagan di atas, terlihat bahwa inti dari fungsi operasi adalah
menambah nilai selama proses transformasi. Nilai tambah (value-added)
merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan selisih antar biaya input
dengan nilai atau harga output. Dalam organisasi nirlaba, nilai output
(misalnya kontruksi, jalan raya, kepolisian, dan proteksi kebakaran) adalah
nilai output bagi masyarakat; semakin besar nilai tambah, semakin besar
efektivitas operasi. Dalam organisasi yang berorientasi laba, nilai output
diukur melalui harga yang bersedia dibayar oleh pelanggan untuk barang atau
jasanya. Perusahaan menggunakan uang yang dihasilkan melalui nilai tambah
untuk penelitian dan pengembangan, investasi pada fasilitas dan peralatan
baru, gaji karyawan, serta laba. Konsekuensinya, semakin besar nilai tambah
semakin besar jumlah dana yang tersedia untuk tujuan ini.35
Menurut Mufiddin Haming dan Mahfud Nurnajamuddi tujuan dari
manajemen operasional sebagai berikut:
a. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk menghasilkan keluaransesuai yang diharapkan oleh pasar.
b. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menghasilkankeluaran secara efesien.
c. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk mampu menghasilkan nilaitambah atau manfaat yang semakin besar.
d. Mengarahkan organisasi atau perusahaan untuk dapat menjadi pemenangdalam setiap kegiatan persaingan, dan
e. Mengarahkan organisasi atau perusahaan agar keluaran yang dihasilkanatau disediakan semakin dicenderungi oleh pelanggannya.36
Hal tersebut sejalan dengan pandangan Sofjan Assauri yang
mengatakan bahwa kegiatan untuk meningkatkan kegunaan atau daya guna
suatu barang atau jasa, sering dikenal sebagai kegiatan pentransformasian
masukan (inputs) menjadi keluaran (output), tidaklah dapat dilakukan sendiri,
tetapi dibutuhkan bantuan dan dilakukan secara bersama-sama dengan orang
lain, sehingga diperlukan kegiatan manajemen. Kegiatan manajemen ini
dibutuhkan untuk mengatur dan mengombinasikan faktor-faktor produksi
35William J. Stevenson, Buku Manajaemen Operasi: Perspektif Asia, Terj. dariOperations Management: An Asian Perspective oleh Diana Angelica, dkk., hal. 5-6.
36 Murfidin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern, hal. 19.
35
yang berupa sumber-sumber daya dan bahan guna dapat meningkatkan
kegunaan dari barang atau jasa tersebut secara efektif dan efesien, dengan
memanfaatkan keterampilan atau skill yang dimiliki para manajernya.37
Dengan demikian fungsi manajemen operasional lebih fokus pada hal-
hal yang ada kaitannya dengan pengambilan keputusan soal semua kebutuhan
operasional perusahaan, sedang sistem manajemen operasional fokus pada
jenis sistem yang diterapkan oleh perusahaan. Umumnya perusahaan
menerapkan sistem transformasi sebagai sistem operasionalnya. Sistem
transformasi di sini meliputi sistem pembuatan rancangan dan analisa selama
kegiatan operasional berlangsung.
C. Pengertian, Manfaat Manajemen Risiko dan Jenis-Jenis Risiko Pada
Manajemen Risiko
Manajemen risiko berusaha untuk mengoptimalkan kredit, dan risiko
pasar, sedangkan manajemen berusaha untuk meminimalkan risiko
operasional.38 Proses pengelolaan risiko yang terdiri dari identifikasi, evaluasi
dan pengendalian risiko dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas
perusahaan. Maka diperlukan adanya pendekatan terstruktur/metodologi
dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu
rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan berbagai sumber daya.
1. Pengertian Manajemen Risiko
Kata risiko banyak dipergunakan dalam berbagai pengertian dan sudah
biasa dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang.
Memahami konsep risiko secara luas, akan merupakan dasar esensial untuk
memahami konsep dan teknik manajemen risiko. Oleh karena itu, dengan
37 Sofjan Assauri, Manajemen Produksi dan Operasi, (Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. hal. 10.
38Hennie Van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan Manajemen Risiko, (Jakarta:Salemba Empat, 2011), h. 254.
36
mempelajari berbagai definisi yang ditemukan dalam berbagai literatur
diharapkan pemahaman konsep risiko semakin jelas.39 Berikut ini pengertian
risiko menurut pandangan para ahli:
Pengertian risiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi.
Risiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Pengertian risiko menurut Sulad Sri Hardanto didefinisikan sebagai
“peluang terjadinya “bad outcome” (hasil yang buruk, dan besarnya peluang
dapat di estimasikan”.40
Sedangkan menurut Ferry N. risiko adalah “ancaman atau
kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang
berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai”.41
Menurut Sentanoe Kartonegoro risiko adalah “situasi yang obyektif,
eksternal, dan selalu ada meskipun individu yang terekspos kemungkinan
kerugian itu tidak menyadari”.42
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat dipahami bahwa risiko
adalah suatu ketidakpastian dimasa yang datang tentang kerugian, jadi dengan
demikian hubungan antara risiko dan asuransi merupakan hubungan yang erat
satu dengan yang lain, yang satu akan selalu melekat dan mengikuti yang lain.
Dengan demikian, jelaslah bahwa adanya perbedaan antara risiko dan
ketidakpastian. Pada dasarnya risiko merupakan sesuatu yang memiliki
dampak terhadap kemajuan sebuah perusahaan sedangkan ketidakpastian
belum tentu memiliki dampak terhadap perkembangan sebuah perusahaan.
39Herman Darmawi, Manejemen Risiko, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Ed. 1, cet. Ke-10, h. 18.
40Sulad Sri Hardanto, Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Kisi-Kisi Ujian SertifikasiManajemen Risiko Perbankan, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), cet. Ke-3, h. 4
41Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008), Ed. 1, h. 4.
42 Sentanoe Kertonegoro, Manajemen Risiko dan Asuransi, (Jakarta: PT. Toko GunungAgung, 1996), cet. Ke-1, h. 5.
37
Setelah diuraikan beberapa pengertian tentang risiko maka berikut ini
akan diuraikan pengertian manajemen risiko menurut pandangan para ahli:
Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik
dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, serta melakukan monitor
dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.43
Dalam pengertian lain tentang manajemen risiko menurut Hermawan
Darmawi adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh efektifitas dan efesiensi yang lebih tinggi.44
Sedangkan menurut Griffin dan Ebert yang dikutip oleh Wibowo pada
buah karyanya menyatakan bahwa manajemen risiko merupakan proses
memelihara kemampuan menghasilkan dan aktiva perusahaan dengan
menurunkan hambatan kerugian karena kejadian yang tidak dapat
dikehendaki.45
Maka dapat disimpulkan dari beberapa pandangan para ahli di atas,
bahwa manajemen risiko sebuah sistem pengawasan risiko serta sistem
perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan, dan hak milik sebuah badan
usaha atau perusahaan atau pun perorangan dari kemungkinan kerugian yang
dialami sebagai akibat adanya suatu risiko. Proses manajemen risiko meliputi
beberapa kegiatan, yaitu identifikasi, evaluasi, dan kontrol atau pengendalian
risiko yang bersifat mengancam dan dapat menimbulkan kerugian bagi suatu
perusahaan yang tengah aktif menjalankan usaha. Dalam bidang manajemen
risiko, definisi risiko sendiri yaitu suatu kemungkinan peristiwa atau keadaan
yang bersifat mengancam terhadap target atau pencapaian tujuan suatu
perusahaan.
43 Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 5.
44 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, h. 17.45 Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), Ed.
Pertama, h. 39.
38
2. Manfaat Manajemen Risiko
Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkorelasi secara linier
negatif Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin
besar untuk dihadapi. Untuk itu diperlukan upaya yang serius agar hubungan
tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada
risiko menurun. Oleh karena itu, diperlukan manajemen risiko. Berikut ini
manfaat dari manajemen risiko:
a. Mendukung pencapaian tujuan.
b. Mengurangi kemungkinan kesalahan fatal.
c. Menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan tingkatan
dalam organisasi sehingga setiap individu harus mengambil dan mengelola
risiko masing-masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.46
Menurut Wideman yang dikutip oleh Mastura Labombang dalam
jurnalnya yang berjudul Manajemen Risiko Dalam Proyek Konstrusi
menyatakan tentang tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali
risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi
atau bahkan menghindarinya, disisi lain juga harus dicari cara untuk
memaksimalkan peluang yang ada.47
Maka dari itu, dapat dipahami bahwa jika dilaksanakan dengan baik,
manajemen risiko merupakan kekuatan vital bagi corporate governance,
dengan kata lain bahwa terciptanya corporate governance tidak terlepas dari
penerapan atas manajemen risiko. Begitu pentingnya manajemen risiko
sehingga merupakan hal yang mendesak yang harus diterapkan pada korporat
khususnya BUMN. Sebagai konsekuensinya, baik komisaris maupun direksi
beserta jajarannya harus menaruh perhatian yang serius terhadap manajemen
risiko. Hal ini dipertegas dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Nomor: Kep–117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik
Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN, dalam Pasal 28 (2)
46 Ferry N., Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 Pilar KesepakatanBasel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, h. 6
47 Mastura Labombang, Manajemen Risiko dalam Proyek Konstrusi, Jurnal SMARTek,Vol. 9 No. 1, Februari 2011, h. 42.
39
disebutkan bahwa selain laporan tahunan dan laporan keuangan, BUMN harus
mengungkapkan hal-hal penting untuk pengambil keputusan oleh pemodal,
pemegang saham, kreditur, dan stakeholder, antara lain mengenai faktor risiko
material yang dapat diantisipasi, termasuk penilaian manajemen atas iklim
usaha dan faktor risiko.48
3. Jenis-Jenis Risiko Pada Manajemen Risiko
Penerapan manajemen risiko di bank syariah wajib disesuaikan dengan
tujuan, kebijakan usaha, ukuran, dan kompleksitas usaha serta kemampuan
bank. Kompleksitas usaha adalah keragaman dalam jenis transaksi produk/jasa
dan jaringan usaha. Sementara itu, kemampuan bank meliputi kemampuan
keuangan, infrastruktur pendukung, dan kemampuan sumber daya insani.
supervisor mewajibkan perbankan syariah untuk menerapkan manajemen
risiko untuk program-program sebagai berikut: 1) risiko kredit, 2) risiko pasar,
3) risiko likuiditas, 4) risiko operasional, 5) risiko hokum, 6) risiko reputasi, 7)
risiko strategis, 8) risiko kepatuhan.49Selain risiko-risiko tersebut, bank
syariah harus pula menerapkan manajemen risiko untuk risiko imbal hasil
(rate of return risk) dan risiko investasi ekuitas (equity investment risk).
Berikut ini akan dijelaskan jenis-jenis risiko pada manajemen risiko khusunya
di perbankan syariah:50
48Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor: Kep–117/M-MBU/2002, Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN.Diakses pada 17 Oktober 2017, dari jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf.
49Bambang Rianto Rustam, op.cit., h. 36.50 PBI No. 13/23/PBI/2011 tanggal November 2011 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.Diakses pada 17 Oktober 2017 dariwww.bi.go.id..
40
Tabel. 2.1.
Jenis-jenis Risiko
Jenis Risiko Uraian
Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau
pihak laindalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko
perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau
disewakan.
Risiko Likuiditas Risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,
tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Risiko Operasional Risiko kerugian yang diakibatkan oleh proses internal yang
kurang memadai, kegagalan proses internal, kesalahan
manusia, kegagalan system, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
Risiko Hukum Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek
yuridis. Risiko ini timbul antara lain karena ketiadaan
peraturan perundang-undangan yang mendukung atau
kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat
sahnya kontrak /pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat
kepercayaan para pemangku kepentingan yang bersumber
dari persepsi negatif terhadap bank.
Risiko Strategis Risiko strategis adalah risiko akibat ketidakpastian dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis
serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan
bisnis.
Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi
dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan
dari ketentuan yang berlaku serta prinsip syariah.
41
Risiko Imbal Hasil Risiko imbal hasil (rate of return risk) adalah risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada
nasabah karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil dari
penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku
nasabah dana pihak ketiga bank.
Risiko Investasi Risiko investasi (equity investment risk) adalah risiko akibat
bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang
dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis bagi hasil.
Sumber: PBI No. 13/23/PBI/2011 tanggal November 2011 tentang Penerapan Manajemen
Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Dari uraian beberapa jenis risiko di atas, diharapkan dengan adanya
manajemen risiko perusahaan mampu mengidentifikasi berbagai jenis risiko
yang mungkin akan terjadi. Dalam dunia perbankan khususnya yang sering
kerap kali terjadi adalah risiko kredit. Oleh karena itu, bank harus mampu
menganalisis dan mengelola segala risiko yang terjadi. Dengan begitu, dapat
disimpulkan bahwa indikator dari manajemen risiko meliputi: 1) identifikasi,
2) analisa risiko, 3) evaluasi risiko, 4) pengendalian risiko, 5) monitoring dan
review, 6) komunikasi dan konsultasi.
D. Kepatuhan Syariah
Ekonomi Islam secara mendasar berbeda dari sistem ekonomi yang
lain dalam hal tujuan, bentuk, dan coraknya. Sistem tersebut berusaha
memecahkan masalah ekonomi manusia dengan cara menempuh jalan tengah
antara pola kapitalis dan komunis.51
Dengan adanya dampak globalisasi keuangan (financial global)
berdampak pada kehati-hatian pelaku industri dan bisnis keuangan Islam
untuk menjaga aspek kepatuhan syariah (shariah compliance) sebagai alat
pencegahan kemungkinan risiko. Begitu juga tantangan terhadap inovasi
produk keuangan harus dilakukan dengan melakukan penyesuaian antara
51Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, dkk., Ekonomi Makro Islam PendekatanTeoretis, h. 3.
42
manfaat, dinamika masyarakat serta kondisi perekonomian global. Ini
diterapkan untuk membuktikan bahwa nilai-nilai Islam mampu dan eksis
dalam persaingan bisnis, perdagangan di era globalisasi modern serta menjaga
keberlangsungan usaha (sustainability) perbankan Islam di Indonesia.
Fungsi kepatuhan sebagai tindakan dan langkah yang bersifat ex-ante
(preventif), untuk memastikan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta
kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank Islam. Untuk itu, bank Islam wajib
memahami seluruh ketentuan perundangan yang berlaku, sehingga menjadi
tanggung jawab setiap individu dari jajaran tertinggi yaitu direksi sampai
pegawai terendah jajaran bank. Begitu juga inovasi produk perbankan Islam
mengacu pada standar syariah (shariah standards) dan shariah governance,
berpedoman pada standar internasional, pemenuhan integritas dan kualitas
sumber daya manusia perbankan Islam, kesesuaian akad, dan tidak
mendzalimi masyarakat sebagai konsumen. Hal ini menjadi penting,
bahwasannya jika bank Islam tidak bisa menjaga nilai-nilai Islam dalam bisnis
dan persaingan keuangan global, maka berarti nilai-nilai Islam tidak sesuai
dan tidak relevan dengan zaman.
Diantara tanggungjawab yang paling krusial dari suatu bank Islam
adalah menciptakan keyakinan kepada nasabahnya serta pelaku-pelaku pasar
lainnya bahwa operasi bank Islam telah benar-benar sesuai dengan prinsip
Islam. Untuk tujuan tersebut, ada dua langkah yang harus diambil. Langkah
pertama adalah mendapatkan pengakuan formal dri dewan syariah tentang
kesesuaian semua produk-produk bank tersebut dengan syariah. Langkah
kedua, memastikan bahwa semua produknya berjalan sesuai dengan fatwa-
fatwa dewan syariah.52
Bentuk hukum model governance di Indonesia berbeda dengan yang
digunakan di Amerika, Inggris dan Australia. Indonesia menggunakan model
governance yang dipakai di Negara Belanda. Berdasarkan UU No. 1/1995
tentang “perseroan terbatas”, perkataan “komisaris” mengandung pengertian
52Veitzhal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank, RisikoBukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas dan Profesional, h. 225.
43
baik sebagai “organ” maupun sebagai orang perseorangan”. Sebagai organ,
komisaris lazim disebut “Dewan Komisaris”, sedangkan sebagai “orang
perorangan” disebut “anggota komisaris”.53
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tanggal
12 Januari 2011 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Lihat
juga, Haniah Ilhami, Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Syariah Sebagai
Otoritas Pengawas Kepatuhan Syariah Bagi Bank Syariah, Jurnal Mimbar
Hukum, Volume 21 Nomor 3, Oktober 2009, yang dikutip oleh Budi Sukardi
bahwa secara umum, konsep dasar fungsi kepatuhan berfungsi sebagai
pelaksana dan pengelola risiko kepatuhan yang berkoordinasi dengan satuan
kerja dalam manajemen risiko. Fungsi kepatuhan melakukan tugas
pengawasan yang bersifat prefentiv dan menjadi elemen penting dalam
pengelolaan dan operasional bank syariah, pasar modal, asuransi syariah,
pegadaian syariah serta lembaga keuangan syariah non bank (koperasi jasa
keuangan syariah). Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, sistem dan prosedur yang dilakukan oleh perbankan syariah telah
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan Bank Indonesia,
Pemerintah, Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga
Keuangan), Fatwa MUI, serta penetapan hukum yang telah ditetapkan dalam
standar Internasional IFSB (The Islamic Financial Services Board), AAOIFI
(The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institutions), SSB (Syariah Supervisory Board).54
Untuk memastikan kepatuhan terus menerus dengan hukum perbankan
dan etika, hukum di negara manapun biasanya menyediakan seseorang untuk
mengawasi kegiatan bank yang beroperasi dan di tempat tersebut. Kepatuhan
bank syariah dengan hukum dan norma-norma perbankan di bawah hukum
syariah diserahkan kepada dewan syariah masing-masing bank untuk
memantau. Buruknya, anggota dewan ini biasanya dipilih oleh bank itu
53Amin Widjaja Tunggal, Corporate Governance (Suatu Pengantar), (Jakarta: Harvindo,2007, h. 33.
54Budi Sukardi, Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produk BankSyariah di Indonesia, Jurnal, h. 4.
44
sendiri. Meskipun dewan pengawas tersebut memiliki kredibilitas dan
kompetensi di bidang syariah, peran mereka tetap sebagai penasehat, karena
mereka tidak memiliki kekuatan untuk membuat keputusan.
Kepatuhan prinsip syariah digunakan sebagai variabel pada penelitian
ini karena para nasabah meraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah
maka para pengelola bank umum syariah harus benar-benar menerapkan
prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan Bank Indonesia tanpa adanya
keresahan terhadap resiko kelangsungan usaha dan kesehatan finansialnya.
Dalam penelitian ini indikator kepatuhan prinsip syariah yaitu terdiri
dari: 1) pelaksanaan akad, 2) bisnis usaha yang dibiayai 3) peran dewan
pengawas syariah,
E. Konsep Kinerja
Istilah kinerja dapat diartikan sebagai suatu penilaian untuk
mengetahui tujuan akhir yang ingin dicapai oleh individu, kelompok maupun
organisasi. Dalam arti ini kinerja merupakan suatu alat yang dapat digunakan
untuk mengukur tingkat prestasi atau kebijakan kelompok maupun individu.
Berikut ini adalah uraian tentang kinerja menurut para ahli:
1. Pengertian Kinerja
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut
prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.
Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut
mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan
ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa
ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat
diketahui karena tidak ada tolok ukurnya.55
55Mahsun, Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE, UGM, 2006, h.147.
45
Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja
pegawai (per individu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil
kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi
adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan
kinerja organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan
aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.56
Tinggi rendahnya kinerja sebuah perusahaan tentunya ditentukan oleh
faktor-faktor yang mempengaruhinya baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi dapat
dijelaskan, sebagai berikut: 1) Kemampuan, 2) Kemauan, 3) Energi, 4)
Teknologi, 5) Kompensasi, 6) Kejelasan tujuan, 7) Keamanan.57
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja dapat bersumber dari dalam perushaan maupun dari
luar perusahaan itu sendiri. Tinggal bagaimana kebijakan organisasi mampu
menyelaraskan antara faktor-faktor tersebut. Maka dengan adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja memungkinkan dapat diukur kinerja
perusahaannya, dimana pada tingkat perusahaan ini berhubungan dengan
pekerjaan, mengacu kepada program utama perusahaan. Bidang kegiatan
utama atau tugas kunci yang merupakan bagian dari pekerjaan perusahaan.
Fokusnya kepada hasil yang diharapkan dapat dicapai perusahaan dan
bagaimana terhadap pencapaian target perorang, tim, departemen dan instansi
serta penegakan nilai dasar instansi. Dengan begitu, jelaslah bahwa kinerja
perusahaan harus dikelola, terutama untuk mencapai produktivitas dan
efektivitas dalam rangka merancang bangun kesuksesan organisasi. Dengan
demikian, manajemen kinerja merupakan suatu pendekatan untuk mencapai
visi, misi, tujuan, dan target yang akan dicapai melalui kerja tim. Tim yang
memiliki kinerja baik, maka kualitas program perusahaannya akan
menetapkan standar kualitas target, mencapai target, berimbang dalam peran,
berorientasi pada klien, mengevaluasi kinerja, dan bekerja sama.
56Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, (Bandung:Alfabeta, 1996), h. 175.57Harbani Pasolong, ibid., h. 187-189.
46
2. Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja pada dasarnya telah diterapkan dihampir seluruh
perusahaan di dunia. Namun demikian, pengukuran kinerja tersebut seringkali
hanya menjadi sebuah aktivitas rutin tanpa adanya penekanan untuk
menindaklanjut hasil pengukuran yang ditetapkan. Hasil dari pengukuran
kinerja pada hakikatnya hanya memberikan pandangan bahwa terdapat
perbedaan kinerja yang dicapai saat ini dengan target yang diharapkan.58
Dalam memberikan pemahaman tentang konsep pengukuran kinerja
disini menurut Ismail Nawawi dimaksudkan bahwa pengukuran kinerja tidak
dimaksudkan untuk berperan sebagai mekanisme untuk memberikan
penghargaan/hukuman (reward/punishment), akan tetapi pengkuran kinerja
berperan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki
kinerja organisasi.59
Maka dapat dipahami bahwa pengukuran kinerja adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu manajer perusahaan menilai pencapaian suatu
strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan. Hasil pengukuran
tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan
dan pengendalian. Selain dari pada itu, pengukuran kinerja juga dapat
dipahami sebagai penilaian hasil kerja suatu perusahaan. Penilaian hasil kerja
tersebut dilakukan untuk melihat apakah hasil yang dicapai oleh suatu
perusahaan telah sesuai dengan visi, misi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan tersebut.
58Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkandaya Saing Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 192.
59Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuk,Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi, (Jakarta: Prenadameia Group, 2015), Ed.Pertama, cet. Ke-2, h. 234.
47
Dalam hal ini berarti pengukuran kinerja peranannya sebagai alat
manajemen untuk:
a. Memastikan pemahaman para pelaksana akan ukuran yang digunakan
untuk pencapaian kinerja.
b. Memastikan tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati.
c. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kinerja dan
membandingkannya dengan rencana kerja serta melakukan tindakan untuk
memperbaiki kinerja.
d. Memberikan penghargaan dan hukuman yang objektif atas prestasi
pelaksana yang telah diatur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang
telah disepakati.
e. Menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam rangka upaya
memperbaiki kinerja organisasi.
f. Mengidentifikasikan pakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
g. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
h. Mengungkapkan permaslahan yang terjadi.60
3. Perencanaan Kinerja
Perencanaan merupakan hal yang penting dari manajemen kinerja.
Karena perencanaan kinerja adalah sebuah proses dimana karyawan dan
manajer bekerja sama untuk menentukan apa yang seharusnya dilakukan oleh
perusahaan. Dengan adanya perencanaan dimaksudkan untuk melihat kedepan
agar mampu memaksimalkan kinerja di masa mendatang, bukan menganalisis
kinerja yang telah lalu dan tak dapat diubah lagi. Peningkatan produktivitas
yang sesungguhnya dapat diwujudkan dengan mengarahkan karyawan ke
sasaran yang sesungguhnya dan kemudian tidak menghalang-halanginya.
Kegunaan sederhana dari perencanaan kinerja adalah untuk
menciptakan pemahaman bersama antara karyawan dan manajer. Perencanaan
kinerja meliputi pertemuan dan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh
manajer dan karyawan secara terpisah. Selain itu, perencanaan kinerja juga
terkait dengan output perusahaan. Pembahasan mengenai output yang bisa
60 Ismail Nawawi, Ibid., h. 235-236.
48
dihasilkan tidak dapat dilepaskan pada kenyataan bahwa terdapat dua tataran
output yang perlu dianalisis, yaitu output di level organisasi dan output di
level individu. Output di level organisasi akan dipengaruhi oleh ekspektasi
yang berbeda-beda dari para stakeholder.61
Dengan demikian, secara umum perencanaan dapat dipahami sebagai
pengelolaan, pembuatan keputusan, suatu prosedur yang formal untuk
memperoleh hasil yang nyata, dalam berbagai bentuk keputusan menurut
sistem yang terintegrasi. Sedangkan pengertian kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang, sekelompok orang atau organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Jadi pengertian dari perencanaan kinerja adalah proses penyusunan
rencana kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah
ditetapkan dalam rencana organisasi melalui berbagai kegiatan tahunan.
4. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan faktor kunci dalam mengembangkan
potensi perusahaan secara efektif dan efisien karena adanya kebijakan atau
program yang lebih baik atas kualitas yang ada di dalam suatu organisasi.
Untuk bisa mencapai evaluasi kinerja yang efektif, harus dimulai dari awal
fase perencanaan.62 Berikut ini siklus dari evaluasi kinerja:
Bagan 2.2.
Siklus Manajemen Kinerja
Sumber: Buku Mengevaluasi Kinerja Karyawan Karangan Paul J. Jrome
61Budy Purnawanto, Manajemen SDM Berbasis Proses Pola Pikir Baru Mengelola SDMPada Era Knowledge Economy, (Jakarta: PT. Gramedia, 2010), h. 113.
62Paul J. Jerome, Buku Mengevaluasi Kinerja Karyawan, Terj. Dari Evaluating EmployeePerformance, oleh Ramelan, (Jakarta: PPM, 2001), h. 5
49
Selanjutnya, dikatakan oleh Dermawan Wibisono bahwa evaluasi
kinerja merupakan penilaian kinerja yang diperbandingkan dengan rencana
atau standar-standar yang telah disepakati. Pada setiap pengukuran kinerja
harus ditetapkan standar pencapaian sebagai sarana kaji banding yang dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Kaji banding internal dapat dilakukan
terhadap kinerja terbaik yang pernah dicapai, rata-rata kinerja masa lalu pada
periode tertentu, kinerja bagian lain dalam perusahaan, standar teknis yang
dipersyaratkan dan kinerja tahun terakhir. Sedangkan kaji banding secara
eksternal dapat dilakukan terhadap pesaing langsung, perusahaan lain yang
memiliki operasi yang dapat dibandingkan, perusahaan terbaik pada sektor
tersebut, dan pencapaian dari rata-rata industri sejenis.63
Evaluasi kinerja dapat digunakan untuk mendeteksi kebutuhan
perusahaan dan segala risiko yang memungkinkan tidak tercapainya kualitas
kinerja perusahaan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan apakah
yang sebenarnya dibutuhkan oleh karyawan agar kenerja organisasi dapat
optimal. Penilaian kinerja juga dapat digunakan untyuk menilai apakah
program yang pernah diadakan efektif atau tidak. Hasil dari penilaian kinerja
dapat membantu manajer untuk mengambil keputusan siapa yang layak
dipromosikan, dipertahankan, atau bahkan harus dikeluarkan dari organisasi.
5. Indikator Kinerja
Secara konseptual Lembaga Administrasi Negara (LAN)
mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau
kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan
yang telah tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang akan dihitung
dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat
kinerja baik dalam tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going),
maupun tahap setelah kegiatan selesai dan berfungsi (ex-post).64
63 Dermawan Wibisono, Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan Teknik Meningkatkandaya Saing Perusahaan, h. 193.
64Ismail Nawawi, Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja Proses Terbentuk,Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi, h. 240.
50
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan indikator
kinerja, yaitu: (1) spesifikasi jelas, (2) dapat terukur secara objektif yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif, (3) dapat menunjukkan pencapaian
kelauaran, (4) harus cukup fleksibel dan sensitif, terhadap perubahan, dan (5)
efektif yaitu dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis datanya secara efesien
dan efektif.65
Secara umum, Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengemukakan
bahwa indikator kinerja memiliki beberapa fungsi, langkah, dan jenis yang
dikutip oleh Ismail Nawawi dalam bukunya, sebagai berikut:
a. Memperjelas tentang apa, berapa, dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan.
b. Menciptakan consensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk
menghindari kesalahan inetrpretasi selama pelaksanaan
kebijaksanaan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya termasuk
kinerja instansi pemerintah yang melaksanakannya.
c. Membangun dasar bagi pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja
organisasi/unit kerja.66
Menurut Dwiyanto yang dikutip oleh Harbani Pasalong dalam
bukunya menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur
kinerja birokrasi publik, yaitu:
a. Produktivitas, yaitu tidak hanya mengukur tingkat efesiensi, tetapi juga
mengukur efektifitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami
sebagai ratio antara input dan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu
sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba
mngembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan
memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang
diharapkan salah satu indikator kinerja yang penting. Sedangkan yang
dimaksud dengan produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasonal,
adalah suatu sikap mental yang selalu beruasaha dan mempunya
65Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, h. 179.66Ismail Nawawi, ibid., h. 241.
51
pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini (lebih) baik dari hari kemarin,
dan hari esok lebih baik dari hari ini. Sedangkan tingkat manjerial.
b. Kualitas layanan, yaitu cenederung menjadi penting dalam menjelaskan
kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang
terbentuk mengenai organisasi publik muncul ketidakpuasan publik
terhadap kualitas. Dengan demikian menurut Dwiyanto kepuasan
masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja birokrasi
publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai
indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat
seringkali tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan sering kali diperoleh dari media
massa atau diskusi publik. Kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa
menjadi suatu ukuran kinerja birokrasi publik yang mudah dan murah
dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi indikator untuk menilai
kinerja birokrasi publik.
c. Responsivitas, yaitu kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan
masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan
mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. Secara singkat
responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan
kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Responsivitas yang rendah ditunjukkan dengan tidak keselarasan antara
pelayanan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan
kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan birokrasi publik.
Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya
memiliki kinerja yang jelek pula.
d. Responsibilitas, yaitu menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi
publik itu dilakuakan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang
benar dengan kebijakan birokrasi baik eksplesit maupun implisit. Oleh
sebabi itu, responsabilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan
responsivitas.
52
e. Akuntabilitas, yaitu menunjuk pada seberapa besar dan kegiatan birokrasi
publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh rakyat.
Asumsinya ialah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh
rakyat, dengan sendirinya akan selalu memprioritaskan kepentingan
publik. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan birokrasi publik itu
konsisten dengan kehendak publik. Kinerja birokrasi publik tidak hanya
bisa dilihat dari ukuran internal yang dikmbangkan oleh birokarasi publik
atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dilihat
dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki akuntabilitas yang
tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan
norma yang berkembang dalam masyarakat.67
Menurut Wibowo terdapat tujuh indikator kinerja. Diantaranya
mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan dan motif. Kinerja ditentukan
oleh tujuan yang hendak dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya
motif. Tanpa dorongan motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan
berjalan. Dengan demikian tujuan dan motif menjadi indikator utama dari
kinerja.68 Berikut ini, bagan yang menggambarkan tentang indikator kinerja
menurut Wibowo tersebut:
Bagan 2.3.
Indikator Kinerja
Sumber : Paul Hersey, Kenneth H. Blanchard, dan Dewey E. Johnson, Management of
Organizational Behavior, 1996:386
67Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, h. 179-181.68Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), Ed. 5, cet.
Ke-10, h. 86.
53
Dari bagan tersebut dijelaskan bahwa kinerja memerlukan adanya
indikator lain yaitu sarana, kompetensi, peluang, standard dan umpan balik.
Berikut ini akan diuraikan secara jelas dari ketujuh indikator tersebut:
a. Tujuan, yaitu merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari
oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Pengertian tersebut
mengandung makna bahwa tujuan bukanlah merupakan persyaratan, juga
bukan merupakan sebuah keinginan. Dengan demikian tujuan
menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah
tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan, diperlukan kinerja
individu, kelompok, dan organisasi. Kinerja individu maupun organisasi
berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
b. Standar, yaitu mempunyai arti penting karena memberitahukan kapan
suatu tujuan dapat diselesaikan. Standar merupakan suatru ukuran apakah
tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar tidak dapat diketahui
kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan
kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja seseorang dikatakan
berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati
bersama antara atasan dan bawahan.
c. Umpan Balik, yaitu antara tujuan, standar, dan umpan balik bersifat saling
terkait. Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun
kuantitas dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. Umpan
balik terutama penting ketika kita mempertimbangkan “real goals” atau
tujuan sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan
yang bermakna dan berharga. Umpan balik merupakan masukkan yang
dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerj, standar kinerja, dan
pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap
kinerja dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
d. Alat atau Sarana, yaitu merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan
untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana
merupakan faktor penunjang untuk pencapaian tujuan. Tanpa alat atau
sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
54
dapat diselesaikan sebagaimana seharusnya. Tanpa alat tidak mungkin
dapat melakukan pekerjaan.
e. Kompetensi, yaitu merupakan persyaratan utama dalam kinerja.
Kompensasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Orang
harus melakukan lebih dari sekedar belajar tentang sesuatu, orang harus
dapat melakukan pekerjannya dengan baik. Kompetensi memungkinkan
seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk mncapai tujuan.
f. Motif, yaitu merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk
melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada karyawan
dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan,
menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik,
memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan
pekerjaan, menyediakan sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan
tindakan yang mengakibatkan disintensif.
g. Peluang, dimana pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk
menunjukkan prestasi kerjanya, terdapat dua faktor yang menyumbangkan
pada adanya kekurangan kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan
waktu dan kemampuan untuk memenuhi syarat.69
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa indikator merupakan suatu
variabel yang digunakan untuk mengukur sebuah perubahan, baik secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap suatu kondisi. Sesuatu layak
dijadikan sebagai indikator apabila memenuhi kriteria berikut ini:
a. Valid, yakni bisa digunakan untuk mengukur obyek yang hendak dinilai.
b. Reliable, yakni bisa dipercaya. Artinya, mampu menunjukkan hasil yang
konsisten ketika dilakukan pengulangan pengukuran baik saat ini maupun
masa yang akan datang.
69Wibowo, Ibid., h. 86-88.
55
c. Sensitif, yakni memiliki tingkat kepekaan yang tinggi ketika digunakan
untuk mengukur sehingga bisa meminimalisasi jumlah indikator yang
dibutuhkan.
d. Spesifik, yakni memiliki cakupan yang jelas sehingga bisa mencegah
terjadinya overlapping.
e. Relevan, yakni berkaitan dengan obyek yang hendak diukur.
Dari uraian diatas, maka indikator kinerja dapat dipahami di antaranya
adalah indikator input, indikator proses, indikator output, dan indikator
outcome. Indikator input meliputi sumberdaya manusia, sarana prasarana,
dana, kebijakan, informasi, dll. Sedangkan indikator proses berupa
monitoring pekerjaan yang sedang dilakukan. Adapun indikator output
meliputi ukuran hasil yang telah dicapai, yakni mencakup pengetahuan dan
perubahan perilaku akibat proses yang terjadi. Oleh karena itu, indikator
output dikenal juga sebagai indikator efek. Yang terakhir adalah indikator
outcome, yakni indikator yang digunakan untuk mengetahui efek penerapan
suatu kebijakan.
56
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Pikir Penelitian
Krisis moneter yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 menyebabkan
banyak perbankan dan perusahaan besar menjadi bangkrut akibat lemahnya
implementasi good corporate governance. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain
adalah minimnya keterbukaan perusahaan berupa pelaporan kinerja keuangan,
kewajiban kredit dan pengelolaan perusahaan terutama bagi perusahaan yang belum
go public, kurangnya pemberdayaan komisaris sebagai organ pengawasan terhadap
aktivitas manajemen dan ketidakmampuan akuntan dan auditor memberi kontribusi
atas sistem pengawasan keuangan perusahaan. Lemahnya implementasi good
corporate governance akan menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai tujuannya
berupa profit yang maksimal, tidak mampu mengembangkan perusahaan dalam
persaingan bisnis serta tidak dapat memenuhi berbagai kepentingan stakeholders.
Maka dalam penelitian ini, berdasarkan kerangka pikir di bawah, mencoba untuk
mengkaji pelaksanaan good corporate governance pada beberapa variabel. Secara
lebih sederhana, kerangka pemikiran dapat digambarkan secara skematis seperti
terlihat pada gambar:
Bagan 3.1.
Model Kerangka Berpikir Penelitian
57
Penelitian sesuai kerangka pada bagan diatas untuk mendapatkan penjelasan
kausal, generalisasi hasil, dan kecocokan model teoritik dengan data empiris
mengenai variabel eksogent yaitu Good Corporate Governance (X1), Manajemen
Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4), Variable
endogen yaitu Kinerja BTN Syariah (Y). Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Manajemen Operasional Bank BTN Syariah
2. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Manajemen Risiko Bank BTN Syariah
3. Menganalisis pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kepatuhan
Syariah Bank BTN Syariah
4. Menganalisis pengaruh Manajemen Operasional terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah
5. Menganalisis pengaruh Manajemen Risiko terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
6. Menganalisis pengaruh Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
7. Menganalisis perbedaan Good Corporate Governance (GCG), Manajemen
Risiko, dan Kepatuhan Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi.
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana dimaksud di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen
Operasional.
58
2. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Manajemen
Risiko.
3. Terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance terhadap Kepatuhan
Syariah.
4. Terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional terhadap Kinerja.
5. Terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap Kinerja.
6. Terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.
7. Terdapat pengaruh secara simultan antara Manajemen Operasional, Manajamen
Risiko, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.
8. Adanya perbedaan antara penerapan Good Corporate Governance Manajemen
Operasional, Manajamen Risiko, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja Bank
BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor,
Bekasi.
C. Tempat dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Cabang-cabang Bank BTN Syariah
Sejabodetabek yaitu : Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan
Bekasi.
Prosedur penelitian merupakan salah satu hal yang penting agar penelitian
yang dilakukan dapat terarah dan menjadi acuan dalam proses penelitian. Pada
Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari masalah, merujuk teori,
mengemukakan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan. Penelitian kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari
sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (pra-
riset). Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan
diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur
relevan. Penelitian dilakukan secara sistematis, empiris, dan kritis mengenai
fenomena-fenomena yang dipandu oleh teori serta hipotesis
59
Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini digambarkan dalam gambar
di bawah ini :
Bagan 3.2.
Prosedur Penelitian
Dari bagan di atas, maka kegiatan penelitian dimulai dengan
mengidentifikasikan permasalahan atau isu-isu yang penting, aktual dan menarik.
Dan yang paling penting adalah manfaat yang dihasilkan bila masalah itu diteliti.
Masalah dapat digali dari berbagai sumber empiris ataupun teoretis sebagai aktivitas
penelitian pendahuluan (pra-penelitian). Agar masalah ditemukan dengan baik
diperlukan fakta-fakta empiris diiringi penguasaan teori yang diperoleh melalui
pengkajian berbagai literatur relevan. Pada tahap selanjutnya, penelitian melihat
tujuan sebagai suatu permasalahan. Masalah yang telah ditemukan diformulasikan
dalam sebuah rumusan masalah. Pada umumnya rumusan masalah penelitian
kuantitatif disusun dalam bentuk pertanyaan. Rumusan masalah merupakan
penentuan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan lingkup kajian
penelitian.
60
Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data didasari oleh
rumusan masalah dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Dalam hal ini
diperlukan desain penelitian yang berisi tahapan penelitian, metode penelitian, teknik
pengumpulan data, sumber data (populasi dan sampel), serta alasan mengapa
menggunakan metode tersebut. Sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan,
terlebih dahulu harus ditetapkan teknik penyusunan dan pengujian instrumen yang
akan digunakan untuk pengumpulan data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan teknik statistik. Hasil analisis data merupakan temuan yang belum
diberi makna.
Pemaknaan hasil analisis data dilakukan melalui interpretasi yang mengarah
pada upaya mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Dalam tahapan
ini dikemukakan tentang penerimaan atau penolakan hipotesis. Interpretasi dibuat
dengan melihat hubungan antara temuan yang satu dengan temuan lainnya.
Kesimpulan merupakan generalisasi hasil interpretasi. Terhadap kesimpulan yang
diperoleh maka diciptakanlah implikasi dan rekomendasi serta saran dalam
pemanfaatan hasil penelitian.
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian, metode yang digunakan adalah survai dengan pendekatan
analisis kausal. Dalam pendekatan kausal ini dipergunakan teknik regresi linier
sederhana dan regresi linier berganda. Analisa regresi linier sederhana dan regresi
linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh antara variable eksogen yaitu
Good Corporate Governance (GCG) dengan variable endogen yaitu Manajemen
Operasional, Manajemen Risiko, dan Kepatuhan Syariah serta variable Kinerja BTN
Syariah baik secara individual maupun secara simultan (bersama) pada BTN Syariah
Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi
Berdasarkan metode penelitian dan teknis analisis data yang dipergunakan, maka
disusunlah model hipotetik hubungan kausal antar variabel seperti disajikan dalam
gambar di bawah ini:
61
e1
β21 e2 β42
β31 β43
e3 β44
β41
Bagan 3.3,
Model Hipotetik Pengaruh Antar Variabel
Keterangan:
X1 : Variabel Good Corporate Governance (GCG)
X2 : Variabel Manajemen Operasional
X3 : Variabel Manajemen Risiko
X4 : Variabel Kepatuhan Syariah
Y : Variabel Kinerja BTN Syariah
E. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengkaji data secara deskriptif, pengaruh dan
hubungan antar variabel eksogen yaitu Good Corporate Governance (GCG) terhadap
variabel endogen yaitu Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan
Syariah pada model regresi linier sederhana, untuk mengkaji data secara deskriptif,
pengaruh dan hubungan antar variabel independen yaitu Manajemen Operasional,
X2
X4
X3 Y
e4
X1
62
Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah terhadap variable endogen yaitu Kinerja
Perusahaan.
F. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.
1. Populasi Penelitian
Sesuai dengan definisi populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek/Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
kesimpulannya,1 maka populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank
BTN Syariah Sejabodetabek yaitu BTN Syariah Di lima Cabang, yaitu
Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor Tangerang dan Bekasi dengan
jumlah seluruh karyawan adalah sebanyak 218 karyawan yang disajikan pada
tabel sebagai berikut.
Tabel 3.1.
Populasi Penelitian2
No Nama BTN Syariah Jumlah Karyawan
1 BTN Syariah Jakarta Harmoni 472 BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu 453 BTN Syariah Bogor 424 BTN Syariah Tangerang 415 BTN Syariah Bekasi 43
Total 218
Sumber : Human Capital Bank BTN Syariah
1Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes), Bandung: Alpabeta: Bandung2014, Ed.1, Cet-5, h.189.
2Database karyawan BTN Pusat tahun 2016
63
2. Sampel Penelitian dan Teknik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Dan definisi teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel untuk menetukan sampel yang akan digunakan.4 Teknik sampling acak
sederhana (Simple Random Sampling) yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam menentukan
jumlah sampel dan teknik sampling menggunakan teknik sampling acak
sederhana dengan penentuan jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus
Slovin berikut:5
Nn =
1 + N e 2
Keterangan:
n = Besaran Sampel
N = Besaran Populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang ditolerir (persen kelongaran
ketidak telitian karna kesalahan penarikan sampel)
218= = 141
1 + 218 x (0,05) 2
Berdasarkan rumus slovin di atas, selanjutnya dapat dibuat distribusi
sampel dari populasi untuk masing-masing BTN Syariah di Cabang Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi adalah
sebagai berikut:
3Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1204Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1215Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama, 2003),
Edisi.1, Cet ke-2, h. 141
64
Tabel 3.2.
Sampel Penelitian
No Nama BTN Syariah JumlahPegawai
PenarikanSampel Pembulatan
1 BTN Syariah JakartaHarmoni
47 47:218 X 141 = 30,39 30
2 BTN Syariah Jakarta PasarMinggu
45 47: 218 X 141 = 29,10 29
3 BTN Syariah Bogor 42 42: 218 X 141 = 27,16 27
4 BTN Syariah Tangerang 41 41: 218 X 141 = 26,51 27
5 BTN Syariah Bekasi 43 43: 218 X 141 = 27,81 28
Jumlah 218 140,97 141
G. Teknik Pengumpulan Data, Validitas, dan Reliabilitas Data
Hasil penelitian berkualitas atau tidak sangat bergantung pada kualitas
instrument penelitian dan kualitas daripada teknik pengumpulan data. Kualitas
instrument berhubungan dengan validitas dan reliabilitas instrument penelitian.
Sedangkan teknik pengumpulan data berhubungan dengan cara apa data dapat
diperoleh dari responden. Teknik Pengumpulan data dan kalibrasi (validitas dan
reliabilita data) yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan data
a. Interview (Wawancara)
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai, mendengarkan
atas jawaban yang diberikan responden, mengamati sikap dan perilaku responden,
merekam semua respon dari responden. Teknik wawancara digunakan digunakan
pada saat studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, atau
jika peneliti ingin mengetahui lebih mendalam mengenai hal-hal yang ingin
diteliti.
65
Teknik wawancara terdiri dari dua yaitu :
1) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan untuk mengetahui secara pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti menyiapkan pertanyaan-
pertanyaan yang sama kepada responden berikut alternatif jawaban. Untuk itu
perlu adanya pelatihan kepada calon pewawancara. Dalam melakukan
wawancara peneliti dapat menggunakan tape recorder, tab, netbook, gambar,
brosur atau alat lainnya yang dapat membantu kelancarakan teknik
wawancara.6
2). Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya, tetapi pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan.7
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.8 Kuesioner sangat efisien digunakan jika peneliti sudah tahu
pasti variable yang akan diukur dan cocok digunakan untuk jumlah responden
yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang berbeda. Angket yang digunakan
dalam penelitian berbentuk Checklist atau daftar cek adalah suatu daftar yang
berisi subyek dan aspek-aspek yang akan diamati. Checklist dapat menjamin
bahwa peneliti mencatat tiap-tiap kejadian sekecil apapun yang dianggap
penting.9
6Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi, h. 1897Ibid, h. 1918Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2004), Ed. 11, h. 1629Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula,
(Bandung: CV. Alfabeta, 2004), Cet-1, h.72
66
c. Observasi (Pengamatan)
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek
penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-
kejadiab yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden
kecil.10
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas data menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
mengukuar apa yang ingin diukur. Jika peneliti penggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data, kuesioner yang disusun harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. 11
Reliabilitas data, jika alat ukur telah dinyatakan valid, selanjutnya
reliabilitas alat ukur tersebut diuji. Reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
sama. Setiap alat pengukuran seharusnya memiliki kemampuan untuk
memberikan hasil pengukuran yang konsisten.12
H. Instrumen Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional
Instrumen pengukuran dalam penelitian berjumlah 5 buah instrument
pengukuran yaitu instrumen variabel Good Corporate Governance (GCG), instrumen
variable Manajemen Operasional, instrumen variabel Manajemen Risiko, instrumen
variable Kepatuhan Syariah, dan instrument Kinerja Bank BTN Syariah. Tahapan
penelitian untuk pengumpulan data guna pembuatan instrument berupa kuesioner/
angket terdiri dari observasi kelapangan dengan mengadakan pengamatan ke BTN
Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan
10 ibid, h.7611 Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama, 2003), Ed-
.1, Cet ke-2, h. 103-10412 Ibid, h. 113
67
Bekasi yang akan dijadikan sebagai sample penelitian, mewawancarai para pimpinan
masing-masing cabang untuk mengetahui informasi dan pengumpulan data. Setelah
pembuatan kuesioner selesai, maka tahap selanjutnya adalah penyebaran angket untuk
uji coba kuesioner yang diberikan kepada sebanyak 141 karyawan BTN Syariah
Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
1. Instrumen Penelitian Variabel Good Corporate Governance/GCG (X1)
Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Good Corporate Governance (GCG)
pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,
Tangerang dan Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara
konseptual dan operasional sebagai berikut:
a. Definisi Konseptual
Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu sistem (input,
proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dimaksudkan untuk
mengatur hubungan-hubungan ini dan mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-
kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera. Selain dari pada itu, rumusan good
corporate governance dari definisi di atas, terdapat benang merahnya yaitu
adanya prinsip korporasi yang sehat guna menjaga kestabilan hubungan antara
individu, shareholders dan stakeholders, job description, kewenangan dan
tanggungjawab yang jelas sesuai dengan struktur dan mekanisme kerja yang jelas.
b. Definisi Operasional
Good Corporate Governance (GCG) adalah penilaian karyawan tentang
tata kelola yang baik pada Bank BTN Syariah mengenai suatu sistem (input,
proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit
68
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan. Selain dari pada itu, rumusan good corporate
governance dari definisi di atas, yaitu adanya prinsip korporasi yang sehat guna
menjaga kestabilan hubungan antara individu, shareholders dan stakeholders, job
description, kewenangan dan tanggungjawab yang jelas sesuai dengan struktur
dan mekanisme kerja yang jelas. Good Corporate Governance (GCG) dalam
penelitian diukur dengan indikator sebagai berikut: 1) budaya perusahaan, 2) etika
perusahaan, 3) nilai, 4) proses yang digunakan oleh perusahan, 5) pengembangan
perusahaan, 6) pertanggungjawaban perusahaan.
c. Kisi-kisi Instrumen Good Corporate Governance (GCG)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Good Corporate Governance
(GCG) berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel
penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.3. dibawah ini:
Tabel 3.3.
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Good Corporate Governance (GCG)
No. Indikator Nomor Butir Jumlah Butir
1 Budaya Organisasi 1-14 14
2 Etika Perusahaan 15-23 9
3 Nilai-nilai Dasar Perusahaan 24-38 15
4 Proses yang Digunakan 39-46 8
5 Pengembangan Perusahaan 47-50 4
6Pertanggungjawaban Perusahaan
51-63 13
Jumlah Butir 6 63
69
Instrumen yang digunakan untuk megukur Good Corporate Governance
(GCG) adalah berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Good
Corporate Governance (GCG) yang akan diuji-cobakan terdiri dari 63 butir
pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa pernyataan positif. Cara
penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS)
dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak
Setuju (ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
2. Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Operasional (X1)
Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Manajemen Operasional pada
BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang
dan Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara
konseptual dan operasional sebagai berikut:
a. Definisi Konseptual
Manajemen Operasional merupakan bentuk pengaturan, pengelolaan,
pengawasan secara menyeluruh pada masalah tenaga kerja, barang jadi maupun
barang mentah, peralatan produksi, dll. Agar dapat dijadikan sebuah produk
barang dan jasa yang diperjualbelikan.
b. Definisi Operasional
Manajemen Operasional merupakan penilaian karyawan dan pimpinan
mengenai bentuk pengaturan, pengelolaan, pengawasan secara menyeluruh pada
masalah tenaga kerja, barang jadi maupun barang mentah, peralatan produksi, dll.
Agar dapat dijadikan sebuah produk barang dan jasa yang diperjualbelikan.
Manajemen Operasioanl dalam penlitian ini diukur dengan indikator : 1)
Kepuasan Konsumen, 2) Moral Kerja, 3) Kualitas Pelayanan, 4) Produktivitas,
dan 5) Mutu.
70
c. Kisi-kisi Instrumen Manajemen Operasional
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Manajemen Operasional
berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian
yang dapat dilihat pada tabel 3.4. dibawah ini:
Tabel 3.4.
Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Operasional
No. IndikatorNomor ButirPertanyaan
Jumlah ButirPertanyaan
1Kepuasan Konsumen
1-10 10
2Moral Karyawan
11-21 11
3 Kualitas Pelayanan22-33 12
4Produktivitas
34-43 10
5Mutu
44-57 14
Jumlah Butir 5 57
Instrumen yang digunakan untuk megukur Manajemen Operasional
adalah berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Manajemen
Operasional yang akan diuji-cobakan terdiri dari 57 butir pernyataan. Instrumen
yang diuji-cobakan berupa pernyataan positif. Cara penilaian alternative
jawaban untuk pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S)
dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2,
dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
71
3. Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Risiko (X3)
Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Manajemen Risiko pada BTN
Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan
Bekasi maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual
dan operasional sebagai berikut:
a. Definisi Konseptual
Manajemen Risiko adalah sebuah sistem pengawasan risiko serta sistem
perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan, dan hak milik sebuah badan
usaha atau perusahaan atau pun perorangan dari kemungkinan kerugian yang
dialami sebagai akibat adanya suatu risiko.
b. Definisi Operasional
Manajemen Risiko adalah penilaian karyawan terhadap sebuah sistem
pengawasan risiko serta sistem perlindungan inventaris, harta benda, keuntungan,
dan hak milik sebuah badan usaha atau perusahaan ataupun perorangan dari
kemungkinan kerugian yang dialami sebagai akibat adanya suatu risiko yang
terdapat pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Bogor, Tangerang dan Bekasi. Untuk mengukur manajemen risiko menggunakan
indikator : 1) identifikasi, 2) analisa risiko, 3) evaluasi risiko, 3) pengendalian, 4)
monitoring, 5) penilaian, 6) pengevaluasian, 7) komunikasi dan konsultasi.
c. Kisi-kisi Instrumen Manajemen Risiko
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Manajemen Risiko berbentuk
kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian yang dapat
dilihat pada tabel 3.5. dibawah ini:
72
Tabel 3.5.
Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Manajemen Risiko
No. IndikatorNomor Butir
Pertanyaan
Pra identifikasi1-13
1Indentifikasi
14-16
2 Analisa Risiko17-22
3Evaluasi Risiko
23-26
4Pengendalian Risiko
27-29
5Monitoring dan Review
30-36
6Komunikasi dan Konsultasi
37
Jumlah Butir 7
Instrumen yang digunakan untuk megukur Manajemen Risiko adalah
berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Manajemen Risiko yang
akan diuji-cobakan terdiri dari 37 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-
cobakan berupa pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk
pernyataan adalah : Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai
4, Cukup Setuju (CS) dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2, dan Sangat
Tidak Setuju (STS) dengan nilai 1.
73
4. Instrumen Penelitian Variabel Kepatuhan Syariah (X4 )
Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Kepatuhan Syariah pada BTN
Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan
Bekasi, maka variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual dan
operasional sebagai berikut:
a. Definisi Konseptual
Kepatuhan Syariah (sharia compliance) merupakan pemenuhan terhadap nilai-
nilai syariah di lembaga keuangan syariah (dalam hal ini perbankan syariah) yang
menjadikan fatwa DSN MUI dan peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai alat
ukur pemenuhan prinsip syariah, baik dalam produk, transaksi, dan operasional di bank
syariah.
b. Definisi Operasional
Kepatuhan Syariah (sharia compliance) merupakan peniliaan karyawan
mengenai pemenuhan terhadap nilai-nilai syariah pada BTN Syariah yang menjadikan
fatwa DSN MUI dan peraturan Otoritas Jasa keuangan (OJK) sebagai alat ukur
pemenuhan prinsip syariah, baik dalam produk, transaksi, dan operasional di bank
syariah. Untuk mengukur Kepatuhan Syariah menggunakan indikator : 1) akad
transaksi, 2) Dana Zakat, 3) Transaksi, 4) Lingkungan kerja, 5) Bisnis usaha yang
dibiayai 6). Sumber dana 7) Produk syariah, 8) Dewan Pengawas Syariah, 9)
Pendapatan, 10) Pembiayaan, dan 11) Investasi.
c. Kisi-kisi Instrumen Kepatuhan Syariah
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan syariah berbentuk
kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian yang dapat
dilihat pada tabel 3.6. dibawah ini:
74
Tabel 3.6.
Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kepatuhan Syariah
No. Indikator Nomor ButirPertanyaan
Jumlah ButirPertanyaan
1. Akad Transaksi 1 1
2.Dana Zakat
2 1
3. Transaksi3 1
4.Linkungan Kerja
4 1
5.Bisnis Usaha yang Dibiayai
5 1
6.Sumber Dana
6 1
7.Produk
7 1
8. Dewan Pengawas Syariah 8 1
9. Pendapatan 9-10 2
10. Pembiayaan 11-12 2
11. Investasi 13-14 3
Jumlah Butir 11 14
Instrumen yang digunakan untuk megukur Kepatuhan Syariah adalah
berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Kepatuhan Syariah yang akan
diuji-cobakan terdiri dari 14 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa
pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah :
Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS)
dengan 3, Tidak Setuju(ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan
nilai 1.
75
5. Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Bank BTN Syariah (Y )
Untuk dapat mengukur secara kuantitatif Kinerja Bank BTN Syariah Cabang
Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi, maka
variabel penelitian terlebih dahulu definisikan secara konseptual dan operasional
sebagai berikut:
a. Definisi Konseptual
Kinerja Organisasi merupakan hasil kerja yang dicapai oleh perusahaan dalam
melaksanakan program perusahaan berdasarkan kesesuaian visi, misi dan tujuan
perusahaan yang akan dicapai.
b. Definisi Operasional
Kinerja merupakan penilaian karyawan mengenai hasil kerja yang dicapai oleh
perusahaan dalam melaksanakan program perusahaan berdasarkan kesesuaian visi,
misi dan tujuan perusahaan yang akan dicapai. Untuk mengukur Kinerja Bank Bank
BTN Syariah menggunakan indikator : 1) kinerja input, 2) Kinerja Output, dan 3)
Kinerja Outcome.
c. Kisi-kisi Instrumen Kinerja BTN Syariah
Instrumen yang digunakan untuk mengukur Kinerja Bank BTN Syariah
berbentuk kuesioner yang disusun berdasarkan pada indikator variabel penelitian
yang dapat dilihat pada tabel 3.7. dibawah ini:
Tabel 3.7.
Hasil Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja
No. IndikatotNomor ButirPertanyaan
Jumlah ButirPertanyaan
1 Kinerja Input 1-23 23
2Kinerja Output
24-35 12
3 Kinerja Outcome36-52 17
Jumlah Butir 3 52
76
Instrumen yang digunakan untuk megukur Kinerja Bank BTN Syariah adalah
berbentuk kuesioner dengan skala likert. Instrument Kinerja BTN Syariah yang akan
diuji-cobakan terdiri dari 52 butir pernyataan. Instrumen yang diuji-cobakan berupa
pernyataan positif. Cara penilaian alternative jawaban untuk pernyataan adalah :
Sangat Setuju (SS) dengan nilai 5, Setuju (S) dengan nilai 4, Cukup Setuju (CS)
dengan 3, Tidak Setuju (ST) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan
nilai 1.
I. Kalibrasi Data (Uji Coba Instrumen)
1. Uji Validitas.
Untuk menganalisis validitas kuesioner Good Corporate Governance
(GCG), Manajemen Operasioal, Manajemen Risiko, Kepatuhan Syariah, dan
Kinerja Bank BTN Syariah menggunakan rumus korelasi Pearson Product
Moment. Untuk melihat valid atau tidaknya koefisien korelasi Product Moment
dihitung jika r hitung > r tabel untuk (α = 0,05), maka butir-butir instrument
dikatakan valid. Uji validitas instrument penelitian dilakukan terhadap 30 orang
karyawan pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Bogor, Tangerang dan Bekasi
2222 )([])([
)()()(
YYNXXN
YXXYNrxy
13
Keterangan:rxy = Koefisien korelasi variabel X dan YΣX = Jumlah skor dalam distribusi XΣY = Jumlah skor dalam distribusi YΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor XN = Jumlah subyek keseluruhan
13Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), Cet.2, h.111
77
2. Uji Reliabilitas
Perhitungan reliabilitas dilakukan setelah butir-butir pertanyaan dari suatu
variable dikatakan valid. Uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach sebagai berikut.
k Σσb2
r11 = 1 -k - 1 Σσt
14
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan
Σσb2 = Jumlah varians butir
σt2 = Varians total
J. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisa data deskriftif dan inferensial. Pada
teknik analisa deskriptif peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi secara
deskriptif frekuensi masing-masing jawaban dari masing indikator variable Good
Corporate Governance, Manajemen Operasional, Manajemen Risiko, Kepatuhan
Syariah, dan Kinerja BTN Syariah mengenai deskriptif skor terendah, skor tertinggi,
rata-rata skor (mean), nilai yang sering muncul pada jawaban responden (modus),
nilai tengah (median), varian sampel, dan simpangan baku (standar deviasi).
Berikutnya statistik inferensial pada model regresi linier sederhana digunakan untuk
mengetahui pengaruh, kekuatan hubungan, dan kontribusi antara variable Good
Corporate Governance (GCG) dengan variable Manajemen Operasional, Manajemen
Risiko, dan Kepatuhan Syaiah. Sedangkan statistik pada untuk model regresi linier
berganda digunakan untuk melihat pengaruh secara individual dan simultan, kekuatan
14Ibid, h. 125
78
hubungan, dan kontribusi antara variable Manajemen Operasional, Manajemen
Risiko, dan Kepatuhan Syariah dengan variable Kinerja BTN Syariah.
Langkah-langkah pengolahan data dan rumus-rumus statistik yang digunakan
pada regresi Model 1 dan 2 adalalah sebagai berikut:
1. Deskriptif Frekuensi Masing-Masing Jawaban
Deskriptif frekuensi digunakan untuk melihat frekuensi jawaban pada masing-
masing butir pertanyaan dari suatu variabel yang dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
P = F x 100% 15
N
Keterangan:
P = Presentase N = Jumlah Pengamatan F = Frekuensi
2. Deskriptif Sebaran Data
Pengukuran statistik deskriptif jawaban responden untuk suatu variabel
dilakukan untuk melihat nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi variabel eksogen dengan endogen yang dihitung dengan rumus-
rumus sebagai berikut:
a. Menghitung Rata-rata
Mean adalah nilai rata-rata jawaban dari suatu variabel penelitian. Untuk
menghitung rumus rata-rata (mean) dari sebuah variabel adalah sebagai berikut:
X = ΣXi
N16
Keterangan :
X = rata-rata Ʃxi = Jumlah data ke-i
n = Jumlah data
15Kadir, Statistik Terapan, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2015), Cet.2, h.2616Ibid, h.53
79
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebut disekitar nilai
rata-rata atau seberapa jauh tingkat penyimpangan data pada peneliitian yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SD = Σ(Xi – X)2 17
N
Keterangan :
SD = Simpangan deviasi atau simpangan baku
n = Banyaknya data
Xi = Jumlah data ke i
X = Nilai rata-rata data
c. Menentukan Interval Kelas18
1. Mencari skor terbesar da terkecil
2. Mencari Nilai Rentangan (R) = Skor terbesar – skor terkecil
3. Mencari Banyaknya Kelas (BK):
BK = 1 + 3,3 Log N (rumus sturgess)
4. Mencari Nilai Panjang Kelas (I) :
I = R
BK
3. Uji Prasyarat Path Analysis
Statatistik inferensial mempersyaratkan atau mengasumsikan data
berdistribusi normal. Dengan prasyarat normalitas data atau data sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal, maka analisa dapat digunakan untuk menguji hipotesis.
Uji normalitas data menggunakan salah satu rumus uji normalitas data sebagai
berikut:
17Ibid, h. 6918Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula, h. 121
80
a. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov19
1. Menentukan mean dan standar deviasi
2. Menentukan angka baku (Z) dengan rumus sebagai berikut
SD
XXZ
1
1
22
n
XXnSD
3. Menentukan angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal.
4. Menentukan angka peluang F(Z) = p(Z<Zi)
5. Menentukan S(Zi) = banyak Zi : n
6. Menentukan beda dari F(Zi) – S(Zi)
7. Memilih Nilai terbesar dari F(Zi) – S(Zi) dengan mengabaikan tanda
matematika untuk menjadikan L hitung (Lilifors). Sebaran data dikatakan
normal jika Lhitung < Lt0,05/n atau P> 0,05.
b. Uji Linieritas Regresi
Uji linier data model regresi berganda digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi
yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linier,
kuadrat atau kubik yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
)(
)(
GR
TcRF
rjk
rjk
Keterangan :
F = Bilangan untuk linieritas
RJK(Tc) = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
RJK(G) = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan /galat
19Kadir, Statistik Terapan, h.147
81
c. Uji Model Fit
Disamping pengujian normalitas dan linieritas model path analysis,
pengujian multikolinieritas data juga sangat penting dilakukan untuk melihat
apakah terdapat adanya korelasi yang signifikan antara variable-variabel yang
endogen maupun eksogen. Korelasi antar variable tersebut dihitung dengan
perhitungan pearson (rhitung) sebagai berikut:
2222 )([])([
)()()(
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y
ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N = Jumlah subyek keseluruhan
Model dikatakan fit apabila model memiliki hubungan antar variable
eksogen dan endogen yang signifikan dengan nilai kekuatan korelasinya harus
kurang dari 0,95. Hal ini menunjukkan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan
ke analisa berikutnya.
4. Pengujian Path Analysis
a. Persamaan Model Path Analysis Sub-Struktur 1,2,3 :
Pengujian model sub-struktur 1, 2, 3 digunakan untuk melihat
pengaruh antara satu variable eksogen dan endogen, melihat besarnya nilai
koefisient jalur (pengaruh) antara variable, besarnya nilai kekuatan hubungan
antar variable yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
82
X2 = ρ21X1 + є1
X3 = ρ31X2 + є2
X4 = ρ41X3 + є3
Keterangan :
X1 = Good Corporate Governance/GCG
X2 = Manajemen Operasional
X3 = Manajemen Risiko
X4 = Kepatuhan Syariah
ρ21, ρ21, ρ21 = Koefisien Jalur
є1, є2, є3 = error residual
Menghitung :
1) R (koefisien korelasi)
Koefisien korelasi pada regresi digunakan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel eksogen dengan endogen adalah kuat, sedang
atau lemah yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
rX1X2 = ΣX1X2
√(ΣX12)( ΣX3
2)
2) R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) digunakn untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel eksogen menjelaskan variabel endogen atau
seberapa besar koontribusi variable eksogen terhadap variabel endogen.
r2 = (r2 x 100%)
3) Uji T (Uji Individual)
Uji t-test digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh individual
(parsial) antara variabel eksogen menjelaskan variabel endogen. Dimana
t-tabel dihitung dengan rumus df = n-k, k adalah jumlah variabel
83
eksogen, dan thitung dihitung dengan rumus sebagai berikut.
thitung = rX1X2 √n -2
√ (1- r X1X22)
b. Persamaan Model Path Analysis Sub-Struktur 4 :
Pengujian model sub-struktur 4 digunakan untuk melihat pengaruh
antara satu variable eksogen dan endogen, melihat besarnya nilai koefisient
jalur (pengaruh) antara variable, besarnya nilai kekuatan hubungan antar
variable yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Y = ρ52X2 + ρ53X3 + ρ54X4 + є4
Keterangan :
Y = Kinerja BTN Syariah
X2 = Manajemen Operasional
X3 = Manajemen Risiko
X4 = Kepatuhan Syariah
ρ52, ρ53, ρ54 = Koefisien Jalur
є4 = error residual
Menghitung:
1). r (koefisien korelasi)
Koefisien korelasi pada regresi digunakan untuk mengetahui apakah
hubungan antara variabel eksogen dengan endogen adalah kuat, sedang
atau lemah yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
r2X234 = JK(Reg) = JK(Reg)
JK (T) ΣY2
rX234 = √ r2X234
84
Keterangan :
r2X234 = koefisien determinasi
JK(Reg) = jumlah kuadrat regresi
JK(Res) = jumlah kuadrat residu (sisa)
ΣY2 = jumlah data variable y dikuadratkan
rX234 = koefisien korelasi
√ r2X234 = akar kuadrat dari koefisien determinasi
2).R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel eksogen menjelaskan variabel endogen yang
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
r2X234 = JK(Reg) = JK(Reg)
JK (T) ΣY2
Keterangan :
r2X234 = koefisien determinasi
JK(Reg) = jumlah kuadrat regresi
JK(Res) = jumlah kuadrat residu (sisa)
ΣY2 = jumlah data variable y dikuadratkan
3).Uji F (Uji Anova)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel eksogen
secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel endogen. Untuk
mengetahui variabel-variabel eksogen secara simultan mempengaruhi
variabel endogen, dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengn
Ftabel dan p-value dengan α =0,05. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan p-
value < 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya Fhitung <
Ftabel dan jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
85
Fhit = RJK (Reg)
RJK (Res)
Keterangan :
Fhitung = F-hitung
RJK(Reg) = Rata-rata jumlah kuadrat regresi
RJK(Res) = rata-rata jumlah kuadrat residu (sisa)
Ftabel = F-tabel
4).Uji T (Uji Individual)
Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel
eksogen secara individual terhadap variabel endogen. Untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel eksogen secara individual
terhadap variabel endogen, dilakukan dengan membandingkan thitung
dengan ttabel dan p-value dengan nilai α = 0,05. Apabila thitung > ttabel
dan p-value < 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-
value lebih besar dari 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima.
. t1 = b2
Sb2
. t2 = b3
Sb3
. t2 = b4
Sb4
Keteramgan :
t1, t2, t3 = thitung/uji t dari variable X2, X3, dan X4
b2, b3, b4 = koefisien beta dari variable X2, X3, dan X4
Sb2 = koefisien standar error dari variable X2
Sb3 = koefisien standar error dari variable X3
Sb4 = koefisien standar error dari variable X4
86
5. Uji Perbedaan Antara Variabel Manajemen Operasional (X2), Manajemen
Risiko (X3), Kepatuhan Syariah (X4), terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
(Y) antara Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,
Tangerang dan Bekasi.
Uji perbedaan merupakan salah satu teknik komparartif yang digunakan
untu mengetahui perbedaan rata-rata diantara dua kelompok.
a. Menghitung Jumlah Kuadrat beberapa sumber varians :
1) Total(ΣYt)
2
JK(T) = ΣYt2 -
nt
2) Antar Kelompok
JK(A) =
3) Dalam Kelompok
JK(D) =
b. Menghitung Derajat Bebas (db)
db(T) = nt – 1
db(A) = k-1
db(D) = nt - k
c. Menentukan Fhitung
Fhitung = JK(A)
JK(T)
87
d. Uji lanjut (Pos Hoc Test)
thitung = Yi – Yj
√RJK(D) (1/ni + 1/nj)
to = Yi – Yj
Se
Se = √RJK(D) (1/ni + 1/nj)
Keterangan :
Yi = Rata-rata variable Y kelompok ke-i
Yj = Rata-rata variable Y kelompok ke-j
ni = Ukuran sample kelompok ke-i
nt = Ukuran sample kelompok ke-j
Se = Standar error mean
K. Uji Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dilakukan dengan teknik analisis jalur. Dalam penelitian ini
terdiri atas tujuh hipotesis statistik, sebagai berikut:
1. Pengaruh Good Corporate Governance/GCG (X1) berpengaruh terhadap
Manajemen Operasional (X2) dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β21 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance
/GCG (X1) terhadap Manajemen Operasional.
H1 : β21 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance/GCG
(X1) terhadap Manajemen Operasional
2. Pengaruh Good Corporate Governance/GCG (X1) berpengaruh terhadap
Manajemen Risiko (X3) dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β3 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Manajemen Risiko.
H2 : β3 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Manajemen Risiko.
88
3. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) (X1) berpengaruh terhadap
Kepatuhan Syariah (X3) dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β4 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance
(GCG) terhadap Kepatuhan Syariah.
H3 : β4 > 0, terdapat pengaruh antara Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Kepatuhan Syariah.
4. Pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
dapat dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β2 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional
terhadap Kinerja Bank BTN Syariah.
H4 : β2 > 0, terdapat pengaruh antara Manajemen Operasional terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah.
5. Pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat
dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β3 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap
Kinerja BTN Syariah.
H5 : β3 > 0, terdapat pengaruh antara Manajemen Risiko terhadap Kinerja
BTN Syariah.
6. Pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat
dinyatakan dengan hipotesis:
Hо : β4 ≤ 0, tidak terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah.
H6 : β4 > 0, terdapat pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah.
89
7. Perbedaan Manajemen Operasional (X2),Manajemen Risiko (X3), Kepatuhan
Syariah (X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y) antara Di lima Cabang yaitu
Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Hо : μ2= μ 3= μ 4 =μ 5 , tidak terdapat perbedaan antara Manajemen Operasional
(X2),Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah
(X4) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y) antara Di lima
Cabang yaitu Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Bogor, Tangerang dan Bekasi
H7 : μ2≠ μ 3≠ μ 4 ≠ μ 5, terdapat pengaruh secara simultan antara Manajemen
Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan
Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) antara Di lima Cabang Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang dan Bekasi
90
90
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profile Bank BTN
1. Sejarah Bank BTN1
Bank BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari PT.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang menjalankan bisnis dengan prinsip
syariah, mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan
Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta.
Pembukaan SBU ini guna melayani tingginya minat masyarakat dalam
memanfaatkan jasa keuangan Syariah dan memperhatikan keunggulan prinsip
Perbankan Syariah, adanya Fatwa MUI tentang bunga bank, serta melaksanakan
hasil RUPS tahun 2004. Adapun sejarah dari awal bank BTN, dapat dilihat pada
table berikut ini:
Tabel 4.1. Sejarah Bank BTN
No. Tahun Keterangan
1. 1897 BTN berdiri dengan nama "Postpaarbank" pada masa
pemerintah Belanda
2. 1950 Perubahan nama menjadi "Bank Tabungan Pos" oleh
Pemerintah RI
3. 1963 Berganti nama menjadi Bank Tabungan Negara
4. 1974 Ditunjuk pemerintah sebagai satu-satunya institusi yang
menyalurkan KPR bagi golongan masyarakat menengah
kebawah
5. 1989 Memulai operasi sebagai bank komersial dan menerbitkan
obligasi pertama
1Profile PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Diakses 15 Oktober 2017 dari www.btn.co.id
91
91
6. 1994 Memperoleh izin untuk beroperasi sebagai Bank Devisa
7. 2002 Ditunjuk sebagai bank komersial yang fokus pada pembiayaan
rumah komersial
8. 2009 Sekuritisasi KPR melalui Kontrak Investasi Kolektif Efek
Beragun Aset (KIK EBA) pertama di Indonesia
9. 2009 Bank BTN melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO)
dan listing di Bursa Efek Indonesia
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi Bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan.
b. Misi
1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industry terkait pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi.
Dengan begitu, Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi
Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk
meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan
berkembang di masa yang akan datang. Bank BTN Syariah juga sebagai
pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat
terlayani.
3. Nilai Dasar BTN Syariah
a. Taat melaksanakan dan mengamalkan ajaran Islam secara khusuk.
b. Selalu untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya demi kemajuan Bank BTN Syariah.
c. Mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan Bank BTN Syariah dengan kinerja yang terbaik.
92
92
d. Selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi Bank BTN Syariah dan
semua steakholders, sebagai perwujudan dari pengabdian kepada Allah
SWT.
e. Selalu bekerja secara profesional yang kompeten dalam bidang tugasnya.
4. Etika BTN Syariah
a. Patuh dan taat pada ketentuan syariah serta perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.
b. Melakukan pencatatan segala transaksi yang bertalian dengan kegiatan
Bank BTN secara benar sebagai wujud dari profesionalisme dan sikap
amanah.
c. Berlomba dalam kebaikan untuk memberikan yang terbaik kepada seluruh
stakeholder.
d. Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kegiatan pribadi.
e. Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam
hal terdapat pertentangan kepentingan.
f. Menjaga kerahasiaan nasabah dan Bank BTN.
g. Memperhitungankan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang
ditetapkan Bank BTN terhadap keadaan ekonomi, sosial, dan
lingkungannya.
h. Tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi
maupun keluarganya.
i. Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.
93
93
B. Uji Kualitas (Uji Validitas dan Reliabilitas)
1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment pearson dengan alat bantu SPSS 22 yaitu
dengan menghitung angka korelasional atau r hitung, kemudian dibandingkan
dengan r tabel. Nilai rtabel, didapat dari N-2 =jumlah kasus – 2, atau 30 – 2 = 28,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel= 0,306. Setiap butir pertanyaan
dikatakan valid bila angka korelasional yang diperoleh dari perhitungan lebih
besar atau sama dengan r tabel. (Imam Ghozali, 2005:45).
Tabel 4.2
Uji Validitas Variabel Good Corporate Governance (X1)
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r table KriteriaGCG1 0,682 0.306 ValidGCG 2 0,552 0.306 ValidGCG 3 0,587 0.306 ValidGCG 4 0,141 0.306 Tidak ValidGCG 5 0,620 0.306 ValidGCG 6 0,295 0.306 Tidak ValidGCG 7 0,755 0.306 ValidGCG 8 0,662 0.306 ValidGCG 9 0,695 0.306 Valid
GCG 10 0,597 0.306 ValidGCG 11 0,266 0.306 Tidak ValidGCG 12 0,224 0.306 Tidak ValidGCG13 0,778 0.306 ValidGCG14 0,653 0.306 ValidGCG15 0,555 0.306 ValidGCG16 0,071 0.306 Tidak ValidGCG17 0,553 0.306 ValidGCG18 0,220 0.306 Tidak ValidGCG19 0,791 0.306 ValidGCG20 0,724 0.306 ValidGCG21 0,696 0.306 ValidGCG22 0,284 0.306 Tidak ValidGCG23 0,616 0.306 ValidGCG24 0,583 0.306 Valid
94
94
GCG25 0,677 0.306 ValidGCG26 0,085 0.306 Tidak ValidGCG27 0,256 0.306 Tidak ValidGCG28 0,572 0.306 ValidGCG29 0,712 0.306 ValidGCG30 0,218 0.306 Tidak ValidGCG31 0,695 0.306 ValidGCG32 0,628 0.306 ValidGCG33 0,564 0.306 ValidGCG34 0,201 0.306 Tidak ValidGCG35 0,824 0.306 ValidGCG36 0,555 0.306 ValidGCG37 -0,008 0.306 Tidak ValidGCG38 0,553 0.306 ValidGCG39 0,145 0.306 Tidak ValidGCG40 0,791 0.306 ValidGCG41 0,724 0.306 ValidGCG42 0,696 0.306 ValidGCG43 0,595 0.306 ValidGCG44 0,231 0.306 Tidak ValidGCG45 0,596 0.306 ValidGCG46 0,215 0.306 Tidak ValidGCG47 0,775 0.306 ValidGCG48 0,662 0.306 ValidGCG49 0,168 0.306 ValidGCG50 0,572 0.306 ValidGCG51 0,268 0.306 Tidak ValidGCG52 0,195 0.306 Tidak ValidGCG53 0,695 0.306 ValidGCG54 0,628 0.306 ValidGCG55 0,208 0.306 Tidak ValidGCG56 0,553 0.306 ValidGCG57 0,664 0.306 ValidGCG58 0,555 0.306 ValidGCG59 0,086 0.306 Tidak ValidGCG60 0,640 0,306 ValidGCG62 0,735 0.306 ValidGCG63 0,662 0,306 Valid
Sumber: Output SPSS 22
95
95
Berdasarkan table 4.2 uji validitas Good Corporate Governance (X1)
diatas menunjukkan bahwa dari 63 butir item pertanyaan tentang Good Corporate
Governance (X1) dengan jumlah responden sebanyak 30 oramg terdapat 42 butir
item pertanyaan yang valid yaitu butir item nomor 1,2,3,5,7,8,9,10,13,14,15,17,
19,20,21,23,24,25,28,29,31,23,33,35,36,37,38,40,41,42,43,45,47,48,50,53,54,56,
57,58, 60, 62 dan 63. Hal ini karena nilai r hitung 42 butir item pertanyaan
tentang Good Corporate Governance (X1) lebih besar dari nilai r tabel =0,306.
Dan terdapat 21 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item nomor
4,6,11,12,16,18,22,26,27,30,34,37, 39,44,46,49,51,52,55,59, dan 61 Hal ini
karena nilai r hitung 21 butir item pertanyaan tentang Good Corporate
Governance (X1) lebih kecil dari nilai rtabel =0,306.
Tabel 4.3
Uji Validitas Variabel Manajemen Operasioal (X2)
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaMOP1 0,746 0.306 ValidMOP2 0,689 0.306 ValidMOP3 0,131 0.306 Tidak ValidMOP4 0,759 0.306 ValidMOP5 0,734 0.306 ValidMOP6 0,665 0.306 ValidMOP7 -0,038 0.306 Tidak ValidMOP8 0,154 0.306 Tidak ValidMOP9 0,756 0.306 Valid
MOP10 0,785 0.306 ValidMOP11 0,727 0.306 ValidMOP12 0,665 0.306 ValidMOP13 0,120 0.306 Tidak ValidMOP14 0,679 0.306 ValidMOP15 0,632 0.306 ValidMOP16 0,663 0.306 ValidMOP17 0,053 0.306 Tidak ValidMOP18 0,678 0.306 ValidMOP19 0,656 0.306 ValidMOP20 0,717 0.306 ValidMOP21 0,109 0.306 Tidak Valid
96
96
MOP22 0,678 0.306 ValidMOP23 0,581 0.306 ValidMOP24 0,571 0.306 ValidMOP25 0,173 0.306 Tidak ValidMOP26 0,874 0.306 ValidMOP27 0,643 0.306 ValidMOP28 0,007 0.306 ValidMOP29 0,719 0.306 ValidMOP30 0,658 0.306 ValidMOP31 0,808 0.306 ValidMOP32 0,765 0.306 ValidMOP33 0,661 0.306 ValidMOP34 0,259 0.306 Tidak ValidMOP35 0,258 0.306 Tidak ValidMOP36 0,625 0.306 ValidMOP37 0,708 0.306 ValidMOP38 0,759 0.306 ValidMOP39 0,715 0.306 ValidMOP40 0,175 0.306 Tidak ValidMOP41 0,244 0.306 Tidak ValidMOP42 0,745 0.306 ValidMOP43 0,734 0.306 ValidMOP44 0,660 0.306 ValidMOP45 0,570 0.306 ValidMOP46 0,166 0.306 Tidak ValidMOP47 0,613 0.306 ValidMOP48 0,705 0.306 ValidMOP49 0,653 0.306 ValidMOP50 0,176 0.306 Tidak ValidMOP51 0,655 0.306 ValidMOP52 0,753 0.306 ValidMOP53 0,738 0.306 ValidMOP54 0,578 0.306 ValidMOP55 0,777 0.306 ValidMOP56 0,184 0.306 Tidak ValidMOP57 0,246 0.306 Tidak Valid
Sumber: Output SPSS 22
97
97
Berdasarkan table 4.3 uji validitas Manajemen Operasional (X2) diatas
menunjukkan bahwa dari 57 butir item pertanyaan tentang Manajemen
Operasional (X2) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 42 butir item
pertanyaan yang valid yaitu butir item nomor 1, 2, 4, 5, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16,
18, 19, 20, 22, 23, 24, 26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 42, 43, 44, 45,
47, 48, 49, 56, dan 57. Hal ini karena nilai rhitung 42 butir item pertanyaan
tentang Manajemen Operasional lebih besar dari nilai r tabel =0,306. Dan terdapat
15 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan nomor 3, 7,
8, 13, 17, 21, 25, 28, 34, 35, 37, 40, 41, 46, dan 50. Hal ini karena nilai r hitung
15 butir item pertanyaan tentang Manajemen Operasional lebih kecil dari nilai
rtabel = 0,306.
Tabel 4.4
Uji Validitas Variabel Manajemen Risiko (X3)
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaMR1 0,683 0.306 ValidMR2 0,633 0.306 ValidMR3 0,782 0.306 ValidMR4 0,766 0.306 ValidMR5 0,598 0.306 ValidMR6 0,193 0.306 Tidak ValidMR7 0,608 0.306 ValidMR8 0,733 0.306 ValidMR9 0,697 0.306 Valid
MR10 0,251 0.306 Tidak ValidMR11 0,780 0.306 ValidMR12 0,652 0.306 ValidMR13 0,626 0.306 ValidMR14 0,593 0.306 ValidMR15 0,180 0.306 ValidMR16 0,658 0.306 ValidMR17 0,692 0.306 ValidMR18 0,623 0.306 ValidMR19 0,244 0.306 Tidak ValidMR20 0,700 0.306 ValidMR21 0,611 0.306 Valid
98
98
MR22 0,026 0.306 ValidMR23 0,701 0.306 ValidMR24 0,737 0.306 ValidMR25 0,643 0.306 ValidMR26 0,234 0.306 Tidak ValidMR27 0,643 0.306 ValidMR28 0,585 0.306 ValidMR29 0,737 0.306 ValidMR30 0,623 0.306 ValidMR31 0,254 0.306 Tidak ValidMR32 0,737 0.306 ValidMR33 0,582 0.306 ValidMR34 0,691 0.306 ValidMR35 0,721 0.306 ValidMR36 0,654 0.306 ValidMR37 0,631 0.306 Valid
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.4 uji validitas Manajemen Risiko (X3) diatas
menunjukkan bahwa dari 37 butir item pertanyaan tentang Manajemen Risiko
(X3) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 30 butir item pertanyaan yang
valid yaitu butir item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 16, 18, 20, 23, 24, 25,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, dan 37. Hal ini karena nilai r hitung 30 butir
item pertanyaan tentang Manajemen Risiko lebih besar dari nilai r tabel =0,306.
Dan terdapat 7 butir item pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan
nomor 6, 10, 15, 19, 22, 26, dan 31. Hal ini karena nilai r hitung 7 butir item
pertanyaan tentang Manajemen Risiko lebih kecil dari nilai r tabel = 0,306.
Tabel 4.5
Uji Validitas Variabel Kepatuhan Syariah (X4)
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaKS1 0,873 0.306 ValidKS2 0,720 0.306 ValidKS3 0,741 0.306 ValidKS4 0,702 0.306 ValidKS5 0,691 0.306 Valid
99
99
KS6 0,613 0.306 ValidKS7 0,755 0.306 ValidKS8 0,802 0.306 ValidKS9 0,682 0.306 Valid
KS10 0,640 0.306 ValidKS11 0,691 0.306 ValidKS12 0,766 0.306 ValidKS13 0,765 0.306 ValidKS14 0,664 0.306 Valid
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.5 uji validitas Kepatuhan Syariah (X4) diatas
menunjukkan bahwa dari 14 butir item pertanyaan tentang Kepatuhan Syariah dan
dengan jumlah responden sebanyak 30 orang menunjukkan bahwa semua butir
item pertanyaan adalah valid. Hal ini karena semua nilai r hitung butir item
pertanyaan Kepatuhan Syariah lebih besar dari nilai r tabel = 0,306.
Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Kinerja BTN Syariah (Y)
Pertanyaan Nilai r hitung Nilai r tabel KriteriaKBTNS1 0,877 0.306 ValidKBTNS2 0,640 0.306 ValidKBTNS3 0,699 0.306 ValidKBTNS4 0,639 0.306 ValidKBTNS5 0,831 0.306 ValidKBTNS6 0,849 0.306 ValidKBTNS7 0,078 0.306 Tidak ValidKBTNS8 0,691 0.306 ValidKBTNS9 0,886 0.306 Valid
KBTNS10 0,688 0.306 ValidKBTNS11 0,184 0.306 Tidak ValidKBTNS12 0,810 0.306 ValidKBTNS13 0,706 0.306 ValidKBTNS14 0,871 0.306 ValidKBTNS15 0,831 0.306 ValidKBTNS16 0,797 0.306 ValidKBTNS17 0,249 0.306 Tidak ValidKBTNS18 0,872 0.306 Valid
100
100
KBTNS19 0,669 0.306 ValidKBTNS20 0,831 0.306 ValidKBTNS21 0,872 0.306 ValidKBTNS22 0,092 0.306 Tidak ValidKBTNS23 0,724 0.306 ValidKBTNS24 0,679 0.306 ValidKBTNS25 0,648 0.306 ValidKBTNS26 0,100 0.306 Tidak ValidKBTNS27 0,673 0.306 ValidKBTNS28 0,810 0.306 ValidKBTNS29 0,649 0.306 ValidKBTNS30 0,631 0.306 ValidKBTNS31 0,598 0.306 ValidKBTNS32 0,803 0.306 ValidKBTNS33 0,691 0.306 ValidKBTNS34 0,601 0.306 ValidKBTNS35 0,198 0.306 Tidak ValidKBTNS36 0,807 0.306 ValidKBTNS37 0,841 0.306 ValidKBTNS38 0,590 0.306 ValidKBTNS39 0,816 0.306 ValidKBTNS40 0,851 0.306 ValidKBTNS41 0,112 0.306 Tidak ValidKBTNS42 0,858 0.306 ValidKBTNS43 0,649 0.306 ValidKBTNS44 0,165 0.306 Tidak ValidKBTNS45 0,826 0.306 ValidKBTNS46 0,637 0.306 ValidKBTNS47 0,723 0.306 ValidKBTNS48 0,656 0.306 ValidKBTNS49 0,701 0.306 ValidKBTNS50 0,777 0.306 ValidKBTNS51 0,289 0.306 Tidak ValidKBTNS52 0,225 0.306 Tidak Valid
Sumber: Output SPSS 22
101
101
Berdasarkan table 4.6 uji validitas Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diatas
menunjukkan bahwa dari 52 butir item pertanyaan tentang Kinerja BTN Syariah
(Y) dengan jumlah responden 30 orang terdapat 42 butir item pertanyaan yang
valid yaitu butir item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21,
23, 24, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50.
Hal ini karena nilai r hitung 42 butir item pertanyaan tentang Kinerja BTN
Syariah (Y) lebih besar dari nilai rtabel =0,306. Dan terdapat 10 butir item
pertanyaan yang tidak valid yaitu butir item pertanyaan nomor 7, 11, 17, 22, 26,
35, 41, 44, 51, dan 52. Hal ini karena nilai rhitung 8 butir item pertanyaan
tentang Kinerja BTN Syariah lebih kecil dari nilai r tabel = 0,306.
2. Uji Reliabilitas Konstruk
Uji reliabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrumen telah
dipastikan validitasnya. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan
untuk menunjukan tingkat reliabilitas konsistensi sebuah konstruk pertanyaan
yang digunakan. Untuk menghitung reliabilitas konstruk pertanyaan adalah
dengan mengukur koefisien Cronbach’ Alpha dengan bantuan program SPSS 22.
Suatu pertanyaan dapat dikategorikan reliable jika nilai alpha lebih besar dari
0.70.
Tabel 4.7 Reliabilitas
Variabel Good Corporate Governance (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.972 42
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 4.7. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Good Corporate Governance (X1) adalah 0.972. Karena variabel Good
Corporate Governance (X1) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,972 lebih besar
102
102
dari 0.70, maka dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Good
Corporate Governance (X1) adalah reliable.
Tabel 4.8 Reliabilitas
Variabel Manajemen Operasional (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.973 41
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 4.8. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Manajemen Operasional (X2) adalah 0.973. Karena variabel Manajemen
Operasional (X2) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,973 lebih besar dari 0.70,
maka dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Manajemen
Operasional (X2) adalah reliable.
Tabel 4.9 Reliabilitas
Variabel Manajemen Risiko (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.960 30
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 4.9. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Manajemen Resiko (X3) adalah 0.960. Karena variabel Manajemen Risiko (X3)
memiliki nilai Cronbach Alpha 0,960 lebih besar dari 0.70, maka dapat
disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Manajemen Risiko (X3)
adalah reliable.
103
103
Tabel 4.10 Reliabilitas
Variabel Kepatuhan Syariah (X4)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.929 14
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 4.10. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kepatuhan Syariah (X4) adalah 0.929. Karena variabel Kepatuhan Syariah (X4)
memiliki nilai Cronbach Alpha 0,929 lebih besar dari 0.70, maka dapat
disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kepatuhan Syariah (X4)
adalah reliable.
Tabel 4.11 Reliabilitas
Variabel Kinerja BTN Syariah (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.982 42
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan data pada tabel 4.11. di atas nilai cronbach’s Alpha variabel
Kinerja BTN Syariah (Y) adalah 0.982. Karena variabel Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) memiliki nilai Cronbach Alpha 0,982 lebih besar dari 0.70, maka
dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan dari variabel Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) adalah reliable.
104
104
Tabel 4.12
Rangkuman Reliabilitas Good Corporate Governance (X1),
Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
No.
VariabelNilai
CronbachAlpha
NilaiStandar Keterangan
1. Good Corporate Governance (X1) 0,972 0,70 Reliabel
2. Manajemen Operasional (X2) 0,973 0,70 Reliabel
3. Manajemen Risiko (X3) 0,960 0,70 Reliabel
4. Kepatuhan Syariah (X4) 0,929 0,70 Reliabel
5. Kinerja Bank BTN Syariah (Y) 0,982 0,70 Reliabel
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan tabel 4.12 rangkuman tentang reliabilitas konstruk pelatihan
di atas menunjukkan bahwa nilai cronbach’s Alpha variabel Good Corporate
Governance (X1), Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja BTN Syariah (Y) adalah 0.972, 0.973,
0,960, 0,929, dan 0,982. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrumen
penelitian dinyatakan reliabel karena semua instrumen memiliki nilai cronbach
alpha lebih dari 0.70. Karena semua butir pertanyaan sudah reliabel,
kesimpulanya instrumen penelitian ini bisa digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama pula
(konsisten).
105
105
C. Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 4.13 Karakteristik Responden
No Kataristik Keterangan JumlahPersentase
%1. Jenis Kelamin Laki-laki 45 31,91
Perempuan 96 68,09
2. Usia < 25 Tahun 30 21,28
25 – 35 Tahun 75 53,19
36 – 45 Tahun 21 14,89
> 45 Tahun 15 10,64
3. Pendidikan Terakhir SMA 5 3,55
Diploma III 31 21,99
Diploma IV/Strata-1 98 69,50
Strata-2 7 4,96
Strata-3 0 0,00
4. Jabatan Teller 20 14,18
Customer Service 20 14,18
Financing Service 20 14,18
Financing Administration 5 3,55
Transaction&Processing 10 7,09
Collection 10 7,09
Analyst 20 14,18
Internal Controll 5 3,55
Accounting 5 3,55
Unit Head 16 11,35
Manager 10 7,09
Sumber: Output Database Bank BTN Syariah Sejabodetabek
Berdasarkan table 4.13 karakteristik responden tersebut diatas diperoleh
data mengenai karakteristik dari 141 responden yang terlibat dalam penelitian ini
terdiri dari karyawan yang jenis kelamin laki-laki sebanyak 45 orang (31,91%),
perempuan sebanyak 96 orang (68,09%), karyawan yang berusia > 25 tahun
adalah sebanyak 30 orang (21,28%), karyawan yang berusia antara 25 - 35 tahun
adalah sebanyak 75 orang (53,19%), karyawan yang berusia antara 36 - 45 tahun
106
106
adalah sebanyak 21 orang (14,89%), karyawan yang berusia > 45 tahun adalah
sebanyak 15 orang (10,64%), karyawan yang berpendidikan SMA adalah
sebanyak 5 orang (3,55%), karyawan yang berpendidikan Diploma III adalah
sebanyak 31 orang (21,99%), karyawan yang berpendidikan Diploma IV/Strata-1
adalah sebanyak 98 orang (69,50%), karyawan yang berpendidikan Strata-2
adalah sebanyak 7 orang (4,96%), dan tidak ada satupun karyawan yang
berpendidikan Strata-3, karyawan yang bekerja sebagai Teller adalah sebanyak 20
orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Customer Service adalah
sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Financing Service
adalah sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang bekerja sebagai Financing
Administration adalah sebanyak 5 orang (3,55%), karyawan yang bekerja sebagai
Transaction & Processing adalah sebanyak 10 orang (7,09%), karyawan yang
bekerja sebagai Collection adalah sebanyak 10 orang (7,09%), karyawan yang
bekerja sebagai Analyst adalah sebanyak 20 orang (14,18%), karyawan yang
bekerja sebagai Internal Control adalah sebanyak 5 orang (3,55%), dan karyawan
yang bekerja sebagai Accounting adalah sebanyak 5 orang (3,55%).
107
107
D. Deskripsi Data Penelitian
Perhitungan deskripsi data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk interval
kelas dan grafik serta dalam bentuk table deskripsi statistic. Data dalam penilitian ini
terdiri dari variabel Good Cooperate Governance (X1) sebagai variable eksogen,
Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)
baik sebagai variable endogen dan variabel eksogen, Variabel Kinerja BTN Syariah
(Y) sebagai variable endogen. Deskripsi data dari kelima variabel tersebut disajikan
sebagai berikut.
1. Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
Instrumen Kinerja Bank BTN Syariah yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik adalah antara 42
sampai dengan 210. Sesuai dengan data hasil penelitian, diperoleh data terendah 161
dan tertinggi adalah 176. Dengan demikian rentang skor adalah 15. Selanjutnya
diketahui nilai rata-rata sebesar 169.90, nilai median sebesar 170, dan nilai
simpangan baku atau standar deviasi sebesar 3,487. Berdasarkan perhitungan model
Sturgess, diperoleh jumlah kelas interval adalah 8 dan panjang interval adalah 2.
Dengan demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Kinerja Bank BTN
Syariah seperti tertera pada tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Skor Kinerja BTN Syariah (Y)
No. KelasInterval
FrekuensiMutlak (%)
FrekuensiRelatif (%)
FrekuensiKumulatif
(%)1 161 - 162 1 0.71% 0.71%2 163 - 164 7 5.00% 5.71%3 165 - 166 22 15.71% 21.42%4 167 - 168 18 12.86% 34.28%5 169 - 170 27 19.29% 53.57%6 171 - 172 27 19.29% 72.85%7 173 - 174 23 16.43% 89%8 175 - 176 15 11% 100%
140 100%Sumber: Output Excel 2010
108
108
Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima
kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Tabel 4.14. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Kinerja Bank BTN Syariah
dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 171
sampai dengan 172, yaitu sebanyak 27 responden atau 19,29%. Sedangkan kedua
terbanyak adalah rentang interval antara 168 sampai dengan 169, yaitu sebanyak 27
responden atau 19,29%. Ketiga adalah rentang interval antara 173 sampai dengan 174
adalah sebanyak 23 responden atau 16.43%. Keempat adalah rentang interval antara
165 sampai dengan 166, yaitu sebanyak 22 responden atau 15.71%. Kelima adalah
rentang interval antara 167 sampai dengan 168 adalah sebanyak 18 responden atau
12,86%. Keenam adalah rentang interval antara 175 sampai dengan 176 adalah
sebanyak 15 responden atau 11%. Ketujuh adalah rentang interval antara 163 sampai
dengan 164 adalah sebanyak 7 responden atau 5%. Dan terakhir adalah rentang
interval antara 161 sampai dengan 162 adalah sebanyak 1 responden atau 0,71%. Jika
dari ketiga nilai interval terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 77 atau 55%,
yang berarti bahwa lebih dari separuh responden memilih rata-rata setuju.
2. Good Corporate Governance (X1)
Instrumen Good Corporate Governance yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 42
sampai dengan 210. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 153
dan tertinggi adalah 170. Dengan demikian maka rentang skor adalah 17. Selanjutnya
diketahui nilai rata-rata sebesar 161.96, nilai median sebesar 162, nilai simpangan
baku atau standar deviasi sebesar 4.437. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,
diperoleh jumlah kelas interval adalah 8 dengan panjang interval adalah 2. Dengan
demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Good Corporate Governance
seperti tertera pada tabel 4.15.
109
109
Tabel 4.15.Distribusi Frekuensi Skor Good Corporate Governance
No. Kelas IntervalFrekuensi
Mutlak (%)
Frekuensi
Relatif (%)
Frekuensi
Kumulatif (%)
1 153 - 154 5 3.57% 3.57%
2 155 - 156 16 11.43% 15%
3 157 - 158 14 10.00% 25%
4 159 - 160 21 15.00% 40%
5 161 - 162 18 12.86% 52.86%
6 163 - 164 24 17.14% 70%
7 165 - 166 19 13.57% 83.57%
8 167 - 168 14 10.00% 93.57%
9 169 - 170 9 6.43% 100%
140 100%
Sumber: Output Excel 2010
Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima
kategori, yaitu yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Tabel 4.15. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor Good Corporate
Governance dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang
interval antara 163 sampai dengan 164, yaitu sebanyak 24 responden atau 17.14%.
Sedangkan kedua terbanyak adalah rentang interval antara 159 sampai dengan 160,
yaitu sebanyak 21 responden atau 15%. Ketiga adalah rentang interval antara 165
sampai dengan 166 adalah sebanyak 19 responden atau 13,57%. Keempat adalah
rentang interval antara 161 sampai dengan 162 adalah sebanyak 18 responden atau
12,86%. Kelima adalah rentang interval antara 155 sampai dengan 156 yaitu
sebanyak 16 responden atau 11,43%. Keenam adalah rentang interval antara 167
sampai dengan 168 adalah sebanyak 14 responden atau 10%. Ketujuh adalah rentang
interval antara 157 sampai dengan 158 adalah sebanyak 14 responden atau 10%.
110
110
Kedelapan adalah rentang interval antara 169 sampai dengan 170 adalah sebanyak 9
responden atau 6,43%. Data yang terakhir adalah rentang interval antara 153 sampai
dengan 154 adalah sebanyak 5 responden atau 6,43%. Jika dari keempat nilai interval
terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 83 atau 58,57%. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa lebih dari separoh responden memilih rata-rata setuju.
3. Manajemen Operasional (X2)
Instrumen Manajemen Operasional yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 42 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 42
sampai dengan 210. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 150
dan tertinggi adalah 169. Dengan demikian maka rentang skor adalah 19. Selanjutnya
diketahui nilai rata-rata sebesar 160,13 nilai median sebesar 160, nilai simpangan
baku atau standar deviasi sebesar 4,583. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,
diperoleh jumlah kelas interval adalah 7 dengan panjang interval 3. Dengan demikian
dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Manajemen Operasional seperti tertera
pada tabel 4.16.
Tabel 4.16.Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Operasional
No. KelasInterval
FrekuensiMutlak (%)
FrekuensiRelatif (%)
FrekuensiKumulatif
(%)1 150 - 152 8 5.71% 5.00%2 153 - 155 17 12.14% 17.14%3 156 - 158 23 16.43% 33.57%4 159 -161 40 28.57% 62.14%5 162 -164 24 17.14% 79.29%6 165 - 167 19 13.57% 92.86%7 168 - 170 9 6.43% 99%
140 100%
Sumber: Output Excel 2010
111
111
Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima
kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Berdasarkan tabel 4.16. di atas, terlihat bahwa nilai skor Manajemen
Operasional dengan frekuensi atau jumlah responden terbanyak adalah rentang
interval antara 159 sampai dengan 161, yaitu sebanyak 40 responden atau 28,57%.
Sedangkan kedua terbanyak adalah rentang interval antara 162 sampai dengan 164,
yaitu sebanyak 24 rexsponden atau 17,14%. Ketiga adalah rentang interval antara 156
sampai dengan 158 adalah sebanyak 23 responden atau 16,43%. Keempat adalah
rentang interval antara 165 sampai dengan 167 yaitu sebanyak 19 responden atau
13,57%. Kelima adalah rentang interval antara 153 sampai dengan 155 adalah
sebanyak 17 responden atau 12,14%. Keenam adalah rentang interval antara 168
sampai dengan 170 adalah sebanyak 9 responden atau 6,43%. Dan terakhir adalah
rentang interval antara 150 sampai dengan 152 adalah sebanyak 8 responden atau
5,71%. Jika dari ketiga terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 87 atau
62,14%. Dari sini dapat disimpulkan bahwa hampir 90 responden memiliki persepsi
bahwa Manajemen Operasional memilih setuju.
3. Manajemen Risiko (X3)
Instrumen Manajemen Risiko yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
30 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 30 sampai dengan
150. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 114 dan tertinggi
adalah 133. Dengan demikian maka rentang skor adalah 19. Selanjutnya diketahui
nilai rata-rata sebesar 123,06, nilai median sebesar 123, dan nilai simpangan baku
atau standar deviasi sebesar 5,018. Berdasarkan perhitungan model Sturgess,
diperoleh jumlah kelas interval adalah 7 dan panjang interval adalah 3. Dengan
demikian dapat dibuat tabel distribusi frekuensi skor Manajemen Risiko seperti
tertera pada tabel 4.17.
112
112
Tabel 4.17.Distribusi Frekuensi Skor Manajemen Risiko
No.Kelas
IntervalFrekuensi
Mutlak (%)
FrekuensiRelatif
(%)
Frekuensi
Kumulatif (%)1 114 - 116 16 11.43% 11.43%2 117 - 119 19 13.57% 25.00%3 120 - 122 32 22.86% 47.86%4 123 - 125 28 20.00% 67.86%5 126 - 128 25 17.86% 85.71%6 129 - 131 15 10.71% 96.43%7 132 - 133 5 3.57% 100%
140 100%
Sumber: Output Excel 2010
Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima
kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Tabel 4.17. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor dengan frekuensi atau
jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 120 sampai dengan 122,
yaitu sebanyak 32 responden atau 22,86%. Sedangkan kedua terbanyak adalah
rentang interval antara 123 sampai dengan 125, yaitu sebanyak responden 28 atau
20%. Ketiga terbanyak adalah rentang interval antara 126 sampai dengan 128, yaitu
sebanyak responden 25 atau 17,86%. Keempat adalah rentang interval antara 117
sampai dengan 119 adalah sebanyak 19 responden atau 13,57%. Kelima adalah
rentang interval antara 114 sampai dengan 116, yaitu sebanyak 16 responden atau
11,43%. Keenam adalah rentang interval antara 129 sampai dengan 131 adalah
sebanyak 15 responden atau 10,75%. Dan terakhir adalah rentang interval antara 132
sampai dengan 133 adalah sebanyak 5 responden atau 3,57%. Jika dari ketiga nilai
frekuensi terbanyak dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 85 atau 60,71%. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa yang lebih dari separoh responden memilih setuju.
113
113
4. Kepatuhan Syariah (X4)
Instrumen Kepatuhan Syariah yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
14 butir pertanyaan yang valid. Rentang skor teoritik yaitu antara 14 sampai dengan
60. Sesuai dengan hasil data penelitian, diperoleh data terendah 49 dan tertinggi
adalah 67. Dengan demikian maka rentang skor adalah 18. Selanjutnya diketahui nilai
rata-rata sebesar 59,50, nilai median sebesar 60, dan nilai simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 4,622. Berdasarkan perhitungan model Sturgess, diperoleh
jumlah kelas interval adalah 7 dan panjang interval adalah 3. Dengan demikian dapat
dibuat tabel distribusi frekuensi skor Kepatuhan Syariah seperti tertera pada tabel
4.18.
Tabel 4.18.Distribusi Frekuensi Skor Kepatuhan Syariah
No. KelasInterval
FrekuensiMutlak (%)
FrekuensiRelatif
(%)
FrekuensiKumulatif (%)
1 49 – 51 5 3.57% 3.57%2 52 – 54 21 15.00% 18.57%3 55 – 57 20 14.29% 32.86%4 58 - 60 34 24.29% 57.14%5 61 - 63 27 19.29% 76.43%6 64 - 66 29 20.71% 97.14%7 67 - 69 4 2.86% 100%
140 100%
Sumber: Output Excel 2010
Data skor di atas diperoleh berdasarkan pada pengelompokan data dalam lima
kategori, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, dan sangat
setuju. Tabel 4.18. di atas, menunjukkan bahwa nilai skor dengan frekuensi atau
jumlah responden terbanyak adalah rentang interval antara 58 sampai dengan 60,
yaitu sebanyak 34 responden atau 24,29%. Sedangkan kedua terbanyak adalah
rentang interval antara 64 sampai dengan 66, yaitu sebanyak responden 29 atau
20,71%. Ketiga adalah rentang interval antara 61 sampai dengan 63 adalah sebanyak
114
114
27 responden atau 19,29%. Keempat adalah rentang interval antara 52 sampai dengan
54, yaitu sebanyak 21 responden atau 15%. Kelima adalah rentang interval antara 55
sampai dengan 57 adalah sebanyak 20 responden atau 14,29%. Keenam adalah
rentang interval antara 49 sampai dengan 51 adalah sebanyak 5 responden atau
3,57%. Dan terakhir adalah rentang interval antara 67 sampai dengan 69 adalah
sebanyak 4 responden atau 2,86%. Jika dari teriga nilai frekuensi terbanyak
dijumlahkan diperoleh nilai sebesar 90 atau 64,29 %. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa yang lebih dari separoh responden memilih setuju.
Tabel 4.19
Rangkuman Deskripsi Data Total SkorStatistics
Good Corporate
Governance (X1)
Manajemen
Operasional
(X2)
Manajemen
Risiko (X3)
Kepatuhan
Syariah (X4)
Kinerja Bank
BTN Syariah
(Y)
N Valid 140 140 140 140 140
Missing 0 0 0 0 0
Mean 161.95 160.13 123.06 59.50 169.90
Median 162.00 160.00 123.00 60.00 170.00
Std.
Deviation4.437 4.583 5.018 4.622 3.487
Variance 19.688 21.005 25.183 21.360 12.163
Minimum 153 150 114 49 161
Maximum 170 169 133 67 176
Sum 22673 22418 17229 8330 23786
Sumber: Output Program SPSS 22
115
115
E. Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum mengerjakan analisis jalur (path analysis), data harus memenuhi
beberapa persyaratan uji statistik, yaitu (1) Uji Normalitas Regresi, dan (4) Uji
Linearitas koefisien regresi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui bahwa sampel untuk menguji
data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat normalitas data
regresi dengan menggunakan uji Unresidual Kolmogorov Smirnov. Ketentuan
dalam uji normalitas adalah nilai sig unresidual Kolmogorov Smirnov > α = 0.05,
maka data residual regresi berdistribusi normal. Sebaliknya, sig Kolmogorov
Smirnov < α = 0.05, maka data residual regresi tidak berdistribusi normal.
Pengujian normalitas suatu data pada regresi sederhana maupun berganda
disajikan dengan menggunakan teknik statistic Kolmogorov Smirnov unresidual.
Hasil perhitungan uji normalitas unresidual Kolmogorov Smirnov adalah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap
Manajemen Operasional (X2)
Tabel 4.20 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Operasional (X2)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1_X2N 140Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.66784272Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .053Negative -.066
Test Statistic .066Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS 22
116
116
Berdasarkan table 4.20 Uji Normalitas Data Good Corporate Governance
(X1) terhadap Manajemen Operasional (X2) menunjukkan bahwa nilai
Kolmogorov Smirnov 0,066 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena
nilai Asymp.sig 0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti
data residual regresi berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap
Manajemen Risiko (X3)
Tabel 4.21 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Risiko (X3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1_X3N
140
Normal Parametersa,b Mean.0000000
Std. Deviation 4.01045065Most Extreme Differences Absolute
.066
Positive .064Negative -.066
Test Statistic.066
Asymp. Sig. (2-tailed).200c,d
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber Output: SPSS 22
Berdasarkan table 4.21 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)
terhadap Manajemen Risiko (X3) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
0,066 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig 0,200
lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi
berdistribusi normal.
117
117
c. Uji Normalitas Data Skor Good Corporate Governance (X1) terhadap
Kepatuhan Syariah (X4)
Tabel 4.22 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X1_X4
N 140
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.67868218
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .062
Negative -.060
Test Statistic .062
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber Output: SPSS 22
Berdasarkan table 4.22 Uji Normalitas Good Corporate Governance (X1)
terhadap Kepatuhan Syariah (X4) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov
0,062 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig 0,200
lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi
adalah berdistribusi normal.
118
118
d. Uji Normalitas Data Skor Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja
BTN Syariah (Y)
Tabel 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X2_Y
N 140
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.52903317
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .033
Negative -.060
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber Output: SPSS 22
Berdasarkan table 4.23 Uji Normalitas Manajemen Operasional (X2)
terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov
Smirnov 0,060 dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,200. Karena nilai Asymp.sig
0,200 lebih besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual
regresi berdistribusi normal.
119
119
e. Uji Normalitas Data Skor Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja BTN
Syariah (Y)
Tabel 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X3_Y
N 140
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.34612800
Most Extreme Differences Absolute .071
Positive .042
Negative -.071
Test Statistic .071
Asymp. Sig. (2-tailed) .079c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber Output: SPSS 22
Berdasarkan table 4.24 Uji Normalitas Manajemen Risiko (X3) terhadap
Kinerja BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov 0,071
dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,071. Karena nilai Asymp.sig 0,071 lebih
besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi
berdistribusi normal.
120
120
f. Uji Normalitas Data Skor Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
BTN Syariah (Y)
Tabel 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
X4_Y
N 140
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.57493937
Most Extreme Differences Absolute .073
Positive .073
Negative -.071
Test Statistic .073
Asymp. Sig. (2-tailed) .063c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber Output: SPSS 22
Berdasarkan table 4.25 Uji Normalitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap
Kinerja BTN Syariah (Y) menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov Smirnov 0,073
dan nilai Asymp.sig adalah sebesar 0,063. Karena nilai Asymp.sig 0,063 lebih
besar dari α = 0,05, maka H0 diterima. Hal ini berarti data residual regresi
berdistribusi normal.
121
121
Tabel 4.26 Rangkuman Uji Normalitas Regresi
No.Keterangan
NTest
Statistic
Sig Unresidual
Kolmogorov
Smirnov
αKeputusan
1. X1 terhadap X2 1400,066
0.200 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
2. X1 terhadap X3 1400,066
0,200 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
3. X1 terhadap X4 1400,062
0,096 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
4. X2 terhadap Y 1400,060
0,200 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
5. X3 terhadap Y 1400,071
0,079 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
6. X4 terhadap Y 1400,073
0,063 0,05
Sample regresi
berdistribusi
normal
2. Uji Linearitas Regresi
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan dalam suatu
studi empiris sebaiknya berbentuk linier, kuadrat atau kubik. Berikutnya yang
dilakukan adalah uji linearitas model regresi. Lebih jauh, analisis ini digunakan
untuk mengetahui berapa besar korelasi atau hubungannya antara variable-
122
122
variabel secara kausal sebagai dasar dari perhitungan analisis jalur. Regresi akan
memiliki keberartian apabila Fhitung > Ftabel, dan kekuatan korelasi mempunyai
tingkat keberartian yang dapat diterima apabila thitung > ttabel.
Dengan bantuan komputer program SPSS for Window Release 22 dapat
diketahui apakah pengaruh variabel Good Corporate Governance terhadap
Manajemen Operasional, Good Corporate Governance terhadap Manajemen
Risiko, Good Corporate Governance terhadap Kepatuhan Syariah, Manajemen
Operasional terhadap Kinerja BTN Syariah, Manajemen Risiko terhadap Kinerja
BTN Syariah, dan Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja BTN Syariah tersebut
berbentuk linear atau tidak.
Pengujian linearitas data menggunakan rumus statistic Tabel Anova, yaitu
uji-F. Untuk penghitungan uji-F tersebut digunakan program komputer SPSS for
Window Release 22. Kesimpulan hasil uji-F tersebut didasarkan pada ketentuan,
apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifiansi 0,05, maka data
dinyatakan mengikuti model regresi linear, dan sebaliknya jika Fhitung lebih kecil
dari Ftabel dan nilai sig lebih besar dari pada taraf signifikansi α = 0,05, maka data
dinyatakan tidak mengikuti model regresi linear.
a. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap
Manajemen Operasional (X2)
Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)
terhadap Manajemen Operasional (X2) menghasilkan persamaan regresi X2 =
56,782 + 0,619X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistic
Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.27 Uji Anova sebagai
berikut.
123
123
Tabel 4.27 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Operasional (X2)
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Manajemen Operasional
(X2) * Good Corporate
Governance (X1)
Between
Groups
(Combined) 1329.763 17 78.221 6.002 .000
Linearity 1049.709 1 1049.709 80.548 .000
Deviation from
Linearity280.054 16 17.503 1.343 .182
Within Groups 1589.922 122 13.032
Total 2919.686 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.27 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,343 lebih
kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan
0,182 lebih kecil dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,182 < Ftabel 4,45 dan sig
0,182 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable
Good Cooperate Governance (X1) terhadap Manajemen Operasional (X2)
berbentuk garis linier.
Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate
Governance (X1) terhadap Manajemen Operasional (X2) dapat disajikan
sebagai berikut:
124
124
Gambar 4.1. Grafik Linearitas
Variabel Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Operasional (X2)
b. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap
Manajemen Risiko (X3)
Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)
terhadap Manajemen Risiko (X3) menghasilkan persamaan regresi X3 =
18,405 + 0,610X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistic
Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.28 Uji Anova sebagai
berikut.
125
125
Tabel 4.28 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Risiko (X3)ANOVA Table
Sum ofSquares df
MeanSquare F Sig.
Manajemen Resiko(X3) * GoodCorporate Governance(X1)
BetweenGroups
(Combined)1503.345 17 88.432 5.402 .000
Linearity 1264.785 1 1264.785 77.265 .000Deviationfrom Linearity
238.560 16 14.910 .911 .559
Within Groups 1997.076 122 16.369
Total 3500.421 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.28 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 0,911 lebih
kecil dari ftabel (df1 = 2-1=1, df2= 17= 4,45) dengan nilai signifikan 0,559
lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 0,911 < Ftabel 4,45 dan sig 0,559 >
α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable Good
Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen Risiko (X3) berbentuk garis
linier.
Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate Governance
(X1) terhadap Manajemen Risiko (X3) dapat disajikan sebagai berikut:
126
126
Gambar 4.2. Grafik Linearitas
Variabel Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Manajemen Risiko (X3)
c. Signifikansi dan Linearitas Good Corporate Governance (X1) terhadap
Kepatuhan Syariah (X4)
Dari perhitungan uji linearitas Good Corporate Governance (X1)
terhadap Kepatuhan Syariah (X4) menghasilkan persamaan regresi X4 = -
37,568 + 0,631X1. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistik
Anova terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.29 Uji Anova sebagai
berikut.
127
127
Tabel 4.29 Uji Linearitas Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kepatuhan Syariah
(X4) * Good
Corporate Governance
(X1)
Between
Groups
(Combined) 1367.333 17 80.431 6.127 .000
Linearity 1087.954 1 1087.954 82.870 .000
Deviation
from Linearity279.379 16 17.461 1.330 .190
Within Groups 1601.667 122 13.128
Total 2969.000 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.29 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,330 lebih
kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan
0,190 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,330 < Ftabel 4,45 dan sig
0,190 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable
Good Cooperate Governance (X1) terhadap Kepatuhan Syariah (X4) berbentuk
garis linier.
128
128
Secara grafik persamaan regresi linearitas Good Corporate Governance
(X1) terhadap Kepatuhan Syariah (X4) dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.3. Grafik Linearitas
Variabel Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)
d. Signifikansi dan Linearitas Manajemen Operasional (X2) terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
Dari perhitungan uji linearitas Manajemen Operasional (X2) terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 90,191 +
0,524X2. Uji linieiritas yang dihitung dengan mengunakan statistic Anova
terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.30 Uji Anova sebagai berikut.
129
129
Tabel 4.30 Uji Linearitas Manajemen Operasional (X2)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) *
Manajemen
Operasional (X2)
Between
Groups
(Combined) 872.177 19 45.904 6.731 .000
Linearity 801.555 1 801.555 117.527 .000
Deviation
from
Linearity
70.622 18 3.923 .575 .911
Within Groups 818.423 120 6.820
Total 1690.600 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.30 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 0,575 lebih
kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan
0,911 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 0,575 < Ftabel 4,45 dan sig
0,911 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable
Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y) berbentuk
garis linier.
130
130
Secara grafik persamaan regresi linearitas Manajemen Operasional (X2)
terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:
Gambar 4.4. Grafik Linearitas
Variabel Manajemen Operasional (X2)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
e. Signifikansi dan Linearitas Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Y)
Dari perhitungan uji linearitas Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 106,621 +
0,514X3. Uji linearitas yang dihitung dengan mengunakan statistik Anova
terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.31 Uji Anova sebagai berikut.
131
131
Tabel 4.31 Uji Linieiritas Manajemen Risiko (X3)
Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) *
Manajemen Risiko
(X3)
Between
Groups
(Combined) 1030.946 19 54.260 9.871 .000
Linearity 925.500 1 925.500 168.361 .000
Deviation
from
Linearity
105.446 18 5.858 1.066 .395
Within Groups 659.654 120 5.497
Total 1690.600 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.31 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linieiritas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,066 lebih
kecil dari ftabel1,20 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=20= 4,35) dengan nilai signifikan
0,395 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,066 < Ftabel 4,35 dan sig
0,395 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable
Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) berbentuk
garis linier.
Secara grafik persamaan regresi linieritas Manajemen Risiko (X3)
terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:
132
132
Gambar 4.5 Grafik Linearitas
Variabel Manajemen Risiko(X3)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
f. Signifikansi dan Linearitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Y)
Dari perhitungan uji linearitas Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Y) menghasilkan persamaan regresi Y = 139,619 +
0,509X4. Uji linieiritas yang dihitung dengan mengunakan statistic Anova
terhadap model ini dapat dilihat pada tabel 4.33 Uji Anova sebagai berikut.
133
133
Tabel 4.32. Uji Linearitas Kepatuhan Syariah (X4)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) *
Kepatuhan Syariah
(X4)
Between
Groups
(Combined) 887.081 18 49.282 7.421 .000
Linearity 768.987 1 768.987 115.800 .000
Deviation
from
Linearity
118.095 17 6.947 1.046 .415
Within Groups 803.519 121 6.641
Total 1690.600 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table 4.32 dapat menunjukkan persamaan garis regresi
linearitas melalui baris deviation from linierity yaitu Fhitung sebesar 1,046 lebih
kecil dari ftabel1,17 (df1 = k-1=2-1 =1, df2=17= 4,45) dengan nilai signifikan
0,415 lebih besar dari α = 0,05. Karena nilai Fhitung 1,046 < Ftabel 4,45 dan sig
0,415 > α = 0,05, maka Ho diterima artinya persamaan regresi antara variable
Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) berbentuk
garis linier.
Secara grafik persamaan regresi linearitas Kepatuhan Syariah (X4)
terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) dapat disajikan sebagai berikut:
134
134
Gambar 4.6. Grafik Linearitas
Variabel Kepatuhan Syariah (X3)
Terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
Tabel 4.33 Rangkuman Uji Linearitas Regresi
Good Corporate Governance (X1), terhadap Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)
Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
No VariabelUji Sig
SignifikansiFhitung Ftabel Sig Sig
1. X1 terhadap X2 1,343 4,45 0,182 0,05 Model Regresi Linear
2. X1 terhadap X3 0,911 4,45 0,559 0,05 Model Regresi Linear
3. X1 terhadap X4 1,330 4,45 0,190 0,05 Model Regresi Linear
4. X2 terhadap Y 0,575 4,45 911 0,05 Model Regresi Linear
5. X3 terhadap Y 1,066 4,35 0,395 0,05 Model Regresi Linear
6 X4 terhadap Y 1,046 4,45 0,415 0,05 Model Regresi Linear
135
135
F. Pengujian Model Analisa Jalur
Pengujian signifikansi koefisien jalur dilakukan untuk mengetahui tingkat
signifikansi dari masing-masing jalur antar variabel. Fokus pengujian pada analisis
jalur dengan pendekatan nilai koefisien regresi dan keberartian korelasi. Perhitungan
signifikan regresi dihitung berdasarkan analisis varian (ANAVA). Sedangkan
keberartian korelasi dihitung berdasarkan nilai signifikan koefisien uji t (t-test). Hal
ini berarti bahwa analisis korelasi dan regresi menjadi dasar dari perhitungan
koefisien jalur.
Sedangkan analisis jalur yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
jalur model trimming. Model trimming adalah model yang digunakan untuk
memperbaiki model struktur analisis jalur dengan mengeluarkannya dari model jika
terdapat variabel yang koefisien jalurnya tidak signifikan. Analisis jalur model
trimming diterapkan ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada
variabel yang tidak signifikan.
Sebelum melakukan analisis koefisien jalur, salah satu persyaratan yang
penting dan harus dipenuhi selain uji normalitas regresi, dan uji linearitas adalah
adanya korelasi yang signifikan antara variable-variabel yang terkait. Korelasi antar
variable tersebut dihitung dengan koefisien korelasi pearson (rhitung). Dengan
menggunakan perangkat lunak komputer SPSS for Window Release 22 diperoleh nilai
korelasi antar variable tersebut seperti yang tertera pada Tabel 4.35.
136
136
Tabel 4.34.Matriks Koefisien Korelasi Antar Variabel
Correlations
GoodCooperate
Governance(X1)
ManajemenOperasional
(X2)ManajemenResiko (X3)
KepatuhanSyariah
(X4)
KinerjaBankBTN
Syariah(Y)
GoodCorporateGovernance(X1)
PearsonCorrelation
1 .600** .601** .605** .624**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140ManajemenOperasional(X2)
PearsonCorrelation
.600** 1 .560** .440** .689**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140ManajemenRisiko (X3)
PearsonCorrelation
.601** .560** 1 .529** .740**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140KepatuhanSyariah (X4)
PearsonCorrelation
.605** .440** .529** 1 .674**
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140Kinerja BankBTN Syariah(Y)
PearsonCorrelation
.624** .689** .740** .674** 1
Sig. (2-tailed)
.000 .000 .000 .000
N 140 140 140 140 140**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa model memiliki
hubungan yang signifikan dan kekuatan korelasinya kurang dari 0,95. Hal ini
menunjukkan bahwa model fit dan dapat dilanjutkan ke analisa berikutnya.
Model struktural dalam penelitian ini disajikan seperti yang tertera pada
Gambar 4.1 di bawah ini :
137
137
ε1
ρ21 ρ52
r12=0,600 ε2 r52 =0,689 ε4
ρ32 ρ53
r13=0,601 r53=0,740
ρ41 r14 =0,605 ε3 ρ54 r54=0,674
Bagan 4.1. Hubungan Kausal X1. X2, X3, dan X4 terhadap Y
Dari diagram jalur diatas, diperoleh model analisa jalur yang memiliki enam
buah koefisien jalur yaitu 21, 31, 41, 52, 53, dan 54 dan enam buah koefisien
korelasi yaitu r12, r13, r14, r25, r35, dan r45. Koefisien pada model dihitung dengan
menggunakan rumus korelasi Pearson product moment yang tertera pada tabel 4.34
diatas.
Model struktural yang ditampilkan pada Bagan 4.1 diatas terdiri dari tiga
struktur yaitu sub-struktur 1, sub-struktur 2, sub-struktur 3, dan sub-struktur 4.
1. Perhitungan Koefisien Jalur Sub-Struktur 1
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 1 yang ditampilkan
pada Gambar 4.2. dibawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X2 dan satu
variabel eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 1 adalah sebagai
berikut X2 = ρ21 + є1
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenOperasional
(X2)
ManajemenRisiko (X3)
KepatuhanSyariah (X4)
Kinerja BTNSyariah (Y)
138
138
Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen Operasional
ε1
ρ21
r21
Bagan 4.2. Hubungan Kausal Sub-Struktur 1
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window
Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai
Fhitung = 77,466 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –
2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian
analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.
Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien
jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.35. Uji F Sub-Struktur 1
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen OperasionalANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1049.709 1 1049.709 77.466 .000b
Residual 1869.977 138 13.551
Total 2919.686 139
a. Dependent Variable: Manajemen Operasional (X2)
b. Predictors: (Constant), Good Cooperate Governance (X1)
Sumber: Output SPSS 22
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenOperasional
(X2)
139
139
Tabel 4.36.
Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 1
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen OperasionalCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 56.782 10.837 5.239 .000
Good Corporate Governance
(X1).619 .070 .600 8.801 .000
a. Dependent Variable: Manajemen Operasional (X2)
Sumber: Output SPSS 22
Nilai Beta (β21) pada table 4.37 di atas dikonversikan menjadi kofesien
jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien
Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X2 (ρ21)
adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara
variabel X1 terhadap X2 (ρ21) adalah 8,801 lebih besar dari nilai ttabel 3,89 (n-k =
140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X2 adalah 0,000 lebih kecil dari α
= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 1 yang ada pada Gambar 5.6 antara
X1 terhadap X2 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya
thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 1 tersebut adalah sebagai
berikut:
ρ21 = β21 = 0,600, thitung = 8,801 dengan probalitas (sig) = 0,000
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 1 tersebut di atas
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
140
140
a. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen
Operasional (X2) sama dengan nilai koefisien jalur ρ21 sebesar 0,600 atau
sama dengan 0,6002 X 100%=36%.
b. Sisanya sebesar 64% (100%-36%=64%) merupakan pengaruh variable lain
diluar X1, dan X2, dan dengan koefisien residu ρε1 sebesar √1-r2 = √1-0,6002
= √1-0,36 = √0,64 = 0,80.
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 1 adalah: X2
= 0,600X1 + 0,80 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:
ε1= 0,80
ρ21=0,600
r21=0,600
Bagan 4.3. Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 1
2. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 2
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 2 yang ditampilkan pada
Bagan 4.4. dibawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X3 dan satu variabel
eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 1 adalah sebagai berikut X3 = ρ31
+є2.
Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen Risiko
ε2
ρ31
r31
Bagan 4.4. Hubungan Kausal Sub-Struktur 2
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenOperasional
(X2)
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenRisiko (X3)
141
141
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window
Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai
Fhitung = 78,072 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –
2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian
analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.
Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien
jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4.37. Uji F Sub-Struktur 2
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen Risiko
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1264.785 1 1264.785 78.072 .000b
Residual 2235.636 138 16.200
Total 3500.421 139
a. Dependent Variable: Manajemen Risiko (X3)
b. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance (X1)
Tabel 4.38. Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 2
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance
Terhadap Manajamen RisikoCoefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.405 11.850 1.553 .123
Good Corporate
Governance (X1).680 .077 .601 8.836 .000
a. Dependent Variable: Manajemen Risiko (X3)
Sumber: Output SPSS 22
142
142
Nilai Beta (β31) pada table 4.39 di atas dikonversikan menjadi kofesien
jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien
Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X3 (ρ31)
adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara
variabel X1 terhadap X3 (ρ31) adalah 8,836 lebih besar dari nilai ttabel 1,98 (n-k =
140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X3 adalah 0,000 lebih kecil dari α
= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 2 yang ada pada Gambar 5.6 antara
X1 terhadap X3 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya
thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 2 tersebut adalah sebagai
berikut:
ρ31 = β31 = 0,601, thitung = 8,836 dengan probalitas (sig) = 0,000
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 2 tersebut di atas
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen
Risiko (X3) sama dengan nilai koefisien jalur ρ31 sebesar 0,610 atau sama
dengan 0,6012 X 100%=36,12%
b. Sisanya sebesar 63,88% (100%-36,12%=63,88%) merupakan pengaruh
variable lain diluar X1, dan X3, dan dengan koefisien residu ρε2 sebesar √1-r2
= √1-0,6012 = √1-0,361 = √0,639 = 0,80.
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 2 adalah: X3 =
0,601X1 + 0,8 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:
ε1= 0,8
ρ31=0,601
r31=0,601
Bagan 4.5 Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 2
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenRisiko (X3)
143
143
1. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 3
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 3 yang ditampilkan pada
Gambar 4.20 di bawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu X4 dan satu variabel
eksogen yaitu X1. Persamaan untuk Sub-Struktur 3, sebagai berikut X4 = ρ41 + є3
Model 1: Pengaruh Good Corporate Governance (X2)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)
ε3
ρ41
r41
Bagan 4.6. Hubungan Kausal Sub-Struktur 3
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window
Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 1 menunjukkan nilai
Fhitung = 79,818 lebih besar dari Ftabel = 3,89 (df1 = k-1 = 2-1=1, df2 = n-k = 140 –
2 = 138) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka pengujian
analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.
Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien
jalur Sub-Struktur 1 dapat dilihat pada table 4.39 berikut ini.
Tabel 4.39. Uji F Sub-Struktur 3
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1087.954 1 1087.954 79.816 .000b
Residual 1881.046 138 13.631
Total 2969.000 139
a. Dependent Variable: Kepatuhan Syariah (X4)
b. Predictors: (Constant), Good Corporate Governance (X1)
Good CorporateGovernance
(X1)
KepatuhanSyariah (X4)
144
144
Tabel 4.40. Uji T dan Koefsien Jalur Sub-Struktur 3
Model 1: Koefisien Good Corporate Governance (X1)
Terhadap Kepatuhan Syariah (X4)Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant)-37.568 10.869
-
3.456.001
Good Corporate
Governance (X1).631 .071 .605 8.934 .000
a. Dependent Variable: Kepatuhan Syariah (X4)
Nilai Beta (β41) pada table 4.15 di atas dikonversikan menjadi kofesien
jalur (ρ) sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien
Sub-Struktur 1 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X1 X4 (ρ41)
adalah signifikan pada α = 0,05. Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara
variabel X1 terhadap X4 (ρ41) adalah 8,934 lebih besar dari nilai ttabel 1,98 (n-k =
140-2 = 138) dan nilai probabilita X1 terhadap X4 adalah 0,000 lebih kecil dari α
= 0,05, maka model Hubungan Sub-Struktur 3 yang ada pada Gambar 5.6 antara
X1 terhadap X4 tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya
thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 3 tersebut adalah sebagai
berikut:
ρ31 = β31 = 0,605, thitung = 8,934 dengan probalitas (sig) = 0,000
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 3 tersebut di atas
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
a) Besarnya pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Kepatuhan
Syariah (X4) sama dengan nilai koefisien jalur ρ41 sebesar 0,608 atau sama
dengan 0,6052 X 100%=36,6%.
145
145
b) Sisanya sebesar 63,4% (100%-36,6%=63,4%) merupakan pengaruh variable
lain diluar X1, dan X4, dan dengan koefisien residu ρε3 sebesar √1-r2=
√0,6052 = √1-0,366 = √634 = 0,80.
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 3 adalah: X4 =
0,605X1 + 0,80 dengan gambar diagram jalurnya sebagai berikut:
ε3= 0,80
ρ41=0,605
r41=0,605
Bagan 4.7. Hubungan Empiris pada Sub-Struktur 3
4. Perhitungan Koefisien Jalur pada Sub-Struktur 4
Hubungan kausal antar variabel pada Sub-Struktur 4 yang ditampilkan pada
Gambar 4.22 di bawah terdiri dari satu variabel endogen yaitu Y dan tiga variabel
eksogen yaitu X2, X3, dan X4. Persamaann untuk Sub-Struktur 4 adalah sebagai
berikut Y = ρ54 + ρ53 + ρ52 +є4
Model 1: Pengaruh Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3), dan Kepatuhan Syariah (X4)
Terhadap Kinerja Bank BTN Syaria
ρ52 ε7
r52 =0,689
ρ53
r53=0,740
ρ54
r54=0,674
Bagan 4.8. Hubungan Kausal Sub-Struktur 4
Good CorporateGovernance
(X1)
KepatuhanSyariah (X4)
ManajemenOperasional
(X2)
ManajemenResiko (X3)
KepatuhanSyariah (X4)
Kinerja BTNSyariah (Y)
146
146
Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS for Window
Release 22 untuk uji simultan atau uji F pada Sub-Struktur 4 menunjukkan nilai
Fhitung = 123,023 lebih besar dari Ftabel = 3,91 (df1 = k-1 = 4-1=3, df2 = n-k = 140
– 4 = 136) untuk α = 0,05. Karena nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka
pengujian analisa jalur dapat dilanjutkan dengan uji individual atau uji t.
Selanjutnya, rangkuman hasil pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS for Window Release 22 untuk perhitungan dan pengujian koefisien
jalur Sub-Struktur 4 dapat dilihat pada table 4.42 berikut ini.
Tabel 4.41. Model Summary Sub-Struktur 4
Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .855a .731 .725 1.830
a. Predictors: (Constant), Kepatuhan Syariah (X4), Manajemen Operasional (X2),
Manajemen Risiko (X3)
b. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
Tabel 4.42 Uji F Sub-Struktur 4
Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
Dan Kepatuhan Syariah (X4) Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1235.372 3 411.791 123.023 .000b
Residual 455.228 136 3.347
Total 1690.600 139
a. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
b. Predictors: (Constant), Kepatuhan Syariah (X4), Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko
(X3)
Sumber: Output SPSS 22
147
147
Model 1: Tabel 4.43 Uji T Koefisien Jalur Sub-Struktur 4
Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
Dan Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 84.272 5.329 15.814 .000
Manajemen Operasional (X2) .252 .042 .331 6.033 .000
Manajemen Risiko (X3) .265 .040 .381 6.568 .000
Kepatuhan Syariah (X4) .247 .040 .327 6.106 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
Sumber: Output SPSS 22
Beta (β) pada table 4.44 di atas dikonversikan menjadi kofesien jalur (ρ)
sehingga ρ = β. Dari rangkuman hasil analisa jalur dan Tabel Koefsisien Sub-
Struktur 4 terlihat bahwa semua koefisien jalur antara variable X2 terhadap Y (ρ52),
X3 terhadap Y (ρ53), dan X4 terhadap Y (ρ54) adalah signifikan pada α = 0,05.
Karena semua nilai thitung koefisien jalur antara variabel X2 terhadap Y (ρ52) adalah
6,033, X3 terhadap Y (ρ53) adalah 6,568, dan X4 terhadap Y (ρ54) adalah 6,106
lebih besar dari nilai ttabel 3,91 (n-k = 140-4 = 136) dan nilai probabilita X2
terhadap Y adalah 0,000, probabilita X3 terhadap Y adalah 0,000, dan probabilita
X4 terhadap Y adalah 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, maka model Hubungan Sub-
Struktur 4 yang ada pada Gambar 5.6 antara X2 terhadap Y, X3 terhadap Y, dan
X4 terhadap Y tersebut tidak perlu diperbaiki dengan metode trimming. Besarnya
thitung masing-masing variable model Sub-Struktur 4 tersebut adalah sebagai
berikut:
ρ52 = β52 = 0,331, thitung = 6,033 dengan probalitas (sig) = 0,000)
ρ53 = β53 = 0,381, thitung = 6,568 dengan probalitas (sig) = 0,000)
ρ54 = β54 = 0,327, thitung = 6,106 dengan probalitas (sig) = 0,000)
148
148
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur sub-struktur 4 tersebut di atas
maka didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Besarnya pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja BTN
Syariah (Y) sama dengan nilai koefisien jalur ρ52 sebesar 0,275 atau sama
dengan 0,3312 X 100%= 10,96%.
1. Besarnya pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
sama dengan nilai koefisien jalur ρ53 sebesar 0,298 atau sama dengan 0,3812 X
100% = 14,52%.
2. Besarnya pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
sama dengan nilai koefisien jalur ρ54 sebesar 0,350 atau sama dengan 0,327^2
X 100% = 10,69%.
3. Secara bersama-sama Manajemen Operasional (X2), Manajemen Risiko (X3),
dan Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
sebesar nilai Rsquare (R3212) yaitu 0,731 atau 73,1%.
4. Sisanya sebesar 26,9% (100%-73,1%=26,9%) merupakan pengaruh variable
lain diluar X3, X3, dan X4, dan dengan koefisien residu ρε7 sebesar √1-r2 = √1-
0,731^2 = √ 1-0,534 = √ 466 = 0,68.
Dengan demikian persamaan struktural untuk Sub-Struktur 4 adalah: Y =
0,331X1 + 0,381X2 + 0,327X3 + 0,68 dengan gambar diagram jalurnya sebagai
berikut:
149
149
ρ52=0,331 ε4=0,68r52 =0,689
ρ53=0,381r53=0,740
ρ54=0,327r54=0,674
Bagan 4.9. Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 4
G. Pengujian Hipotesis
ε1=0,80
ρ21 =0,600 ρ52 = 0,331r12=0,600 ε2=0,80 r52 =0,689 ε4=0,68
ρ32=0,601 ρ53=0,381
r13=0,601 r53=0,740
r14 =0,605 ε3=0,80 ρ54 =0,327ρ41=0,605 r54=0,674
Gambar 4.10. Hubungan Kausal Empiris pada Sub-Struktur 1, 2, 3 dan 4
Setelah pengujian model selesai dilakukan, kemudian dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui pengaruh antar variable sebagai berikut:
ManajemenOperasional
(X2)
ManajemenRisiko (X3)
KepatuhanSyariah (X4)
Kinerja BTNSyariah (Y)
Good CorporateGovernance
(X1)
ManajemenOperasional
(X2)
ManajemenRisiko (X3)
KepatuhanSyariah (X4)
Kinerja BTNSyariah (Y)
150
150
1. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh positif terhadap Manajemen
Operasional (X2)
Pengaruh Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen
Operasional (X2) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ρ21 ≤ 0
H1 : ρ21 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ21) adalah sebesar 0,600
dengan thitung = 8,801 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
8,801 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Manajemen Operasional (X2).
2. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh terhadap Manajemen Risiko (X3)
Pengaruh positif Good Corporate Governance (X1) terhadap Manajemen Risiko
(X3) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ρ31 ≤ 0
H1 : ρ31 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ42) adalah sebesar 0,601
dengan thitung = 8,836 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
8,836 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Good
Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Manajemen Risiko (X3).
3. Good Corporate Governance (X1) berpengaruh terhadap Kepatuhan Syariah (X4)
Pengaruh positif Good Corporate Governance (X1) terhadap Kepatuhan Syariah
(X4) diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ρ31 ≤ 0
H1 : ρ 31 > 0
151
151
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ31) adalah sebesar 0,605
dengan thitung = 8,934 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
8,934 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Good Corporate Governance (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kepatuhan Syariah (X4).
4. Manajemen Operasional (X2) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah (Y)
Pengaruh Manajemen Operasional (X2) terhadap Kinerja Bank BTN
Syariah (Y) diuji dengan hipotesisi sebagai berikut:
H0 : ρ52 ≤ 0
H1 : ρ52 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ52) adalah sebesar 0,331
dengan thitung = 6,033 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
6,033 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Manajemen Operasional (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Y).
5. Manajemen Risiko (X3) berpengaruh positif terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
(Y)
Pengaruh Manajemen Risiko (X3) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diuji
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ρ53 ≤ 0
H1 : ρ53 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ53) adalah sebesar 0,381
dengan thitung = 6,568 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
6,568 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Manajemen Risiko (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bank
BTN Syariah (Y).
152
152
6. Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh positif terhadap Kinerja BTN Syariah (Y)
Pengaruh Kepatuhan Syariah (X4) terhadap Kinerja Bank BTN Syariah (Y) diuji
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : ρ54 ≤ 0
H1 : ρ54 > 0
Dari hasil perhitungan nilai koefisien jalur (ρ54) adalah sebesar 0,327
dengan thitung = 6,105 pada α = 0,05 diperoleh ttabel = 1,98. Karena nilai thitung =
10,872 > ttabel 1,98 dan nilai sig 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
Kepatuhan Syariah (X4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bank
BTN Syariah (Y).
Setelah hasil analisis dan uji statistik terhadap hipotesis yang diajukan
diperoleh, maka hasil rangkumannya, khusus analisis jalur yang mempengaruhi
langsung, tertera pada Tabel 4.45.
Tabel 4.44. Rekapitulasi Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan
1. Good Corporate Governance
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Manajemen Operasional
H0: ρ21 ≤ 0
H1: ρ21 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
2. Good Corporate Governance
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Manajemen risiko
H0: ρ31 ≤ 0
H1: ρ31 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
3. Good Corporate Governance
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Kepatuhan Syariah
H0: ρ31 ≤ 0
H1: ρ31 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
153
153
No. Hipotesis Uji Statistik Keputusan H0 Kesimpulan
4. Manajemen Operasional
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
Kinerja Bank BTN Syariah
H0: ρ52 ≤ 0
H1: ρ52 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
5. Manajemen Risiko
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah
H0: ρ53 ≤ 0
H1: ρ53 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
6. Kepatuhan Syariah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah
H0: ρ54 ≤ 0
H1: ρ54 > 0
H0 ditolak Berpengaruh
Positif dan
signifikan
H. Uji Perbedaan Good Corporate Governance (X1), Manajemen Operasional
(X2), Manajemen Risiko (X3). Kepatuhan Syariah (X4), dan Kinerja Bank
BTN Syariah (Y) di Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Tangerang, Bogor, dan Bekasi (JABOTABEK)
1. Uji perbedaan Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di
Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan
Bekasi (JABOTABEK)
Tabel 4.45 Uji Perbedaan GCG
Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK
ANOVA
Good Corporate Governance (X1)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3289.419 4 822.355 42.483 .000
Within Groups 417107.883 135 19.357
Total 420397.302 139
Sumber: Output SPSS 22
154
154
Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan
Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)
menunjukkan nilai F table sebesar 42,483 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Good Corporate
Governance antara Bank BTN Syariah di Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta
Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).
Tabel 4.46
Multiple Comparisons Good Corporate Governance
Antara BTN Syariah JABOTABEK
Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi
Mean Different Jakarta 0.82974 0.54747 -0.09618 0.78388
Signifikan 0.000 0.000 0.902 0.000
Mean Different Pasar Minggu -0.82974 -0.28226 -0.92592 -0.04586
Signifikan 0.000 0.065 0.000 0.944
Mean Different Bogor -0.54747 0.28226 -0.64366 0.23640
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.200
Mean Different Tangerang 0.09618 0.92592 0.64366 0.88006
Signifikan 0.902 0.000 0.000 0.000
Mean Different Bekasi -0.78388 0.04586 -0.23640
Signifikan 0.000 0.944 0.200
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean
Good Corporate Governance (X1) antara BTN Syariah di Cabang Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi
(JABOTABEK). Dari kelima BTN Syariah Jabotabek tersebut yang
155
155
memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau yang menunjukkan tidak
terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan
Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean different sebesar -0.09618
dan nilai signifikan sebesar 0.902 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean
adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan Bank BTN
Syariah Bogor dengan nilai mean different sebesar -0.28226 dan nilai
signifikan sebesar 0.065 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean adalah
antara Bank BTN Syariah Pasar Minggu dengan Bank BTN Syariah Bekasi
dengan nilai mean different sebesar -0.045586 dan nilai signifikan sebesar
0.944 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank
BTN Syariah Bogor dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean
different sebesar 0.23640 dan nilai signifikan sebesar 0.200 > α = 0,05.
2. Uji perbedaan Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di
Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi
(JABOTABEK).
Tabel 4.47 Uji Perbedaan Manajemen Operasional
Antara BTN Syariah JABOTABEK
ANOVA
Manajemen Operasional (X2)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 10478.624 4 2619.656 128.279 .000
Within Groups 440043.975 135 20.422
Total 450522.600 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan
Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)
menunjukkan nilai F table sebesar 128,279 dengan nilai signifikan sebesar
156
156
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Manajemen
Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta
Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).
Tabel 4.48 Multiple Comparisons Manajemen Operasional
Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK
Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi
Mean Different Jakarta -1.12608 1.07217 0.08114 0.08884
Signifikan 0.000 0.000 0.950 0.932
Mean Different Pasar Minggu 1.12608 2.19825 1.20722 1.21492
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Bogor -1.07217 -2.19825 -0.99103 -0.98333
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Tangerang -0.08114 -1.20722 0.99103 0.0070
Signifikan 0.950 0.000 0.000 1.000
Mean Different Bekasi -0.08884 -1.21492 0.98333 0.0070
Signifikan 0.932 0.000 0.000 1.000
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean
Manajemen Operasional (X2) antara Bank BTN Syariah Cabang Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
(JABOTABEK). Dari kelima BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang
memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat
perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan
Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean different sebesar -0.081114
dan nilai signifikan sebesar 0.950 > α = 0,05, tidak terdapat perbedaan mean
adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah
157
157
Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.08884 dan nilai signifikan
sebesar 0.932 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara
Bank BTN Syariah Tangerang dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai
mean different sebesar 0.0070 dan nilai signifikan sebesar 1.000 > α = 0,05.
3. Uji perbedaan Manajemen Risiko (X3) antara BTN Syariah di Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
(JABOTABEK).
Tabel 4.49. Uji Perbedaan Manajemen Risiko
Antara BTN Syariah JABOTABEK
ANOVA
Manajemen Resiko (X3)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 18243.654 4 4560.914 187.678 .000
Within Groups 523655.480 135 24.302
Total 541899.135 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan
Manajemen Risiko (X3) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK)
menunjukkan nilai F table sebesar 187,678 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Manajemen
Risiko (X3) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar
Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).
158
158
Tabel 4.50 Multiple Comparisons Manajemen Risiko
Antara BTN Syariah JABOTABEK
Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi
Mean Different Jakarta 0.22012 1.85055 -0.99481 -0.24465
Signifikan 0.340 0.000 0.000 0.250
Mean Different Pasar Minggu -0.22012 1.63043 -1.21492 -0.46476
Signifikan 0.340 0.000 0.000 0.001
Mean Different Bogor -1.85055 -1.63043 -2.84536 -2.09520
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Tangerang -0.08114 1.21492 2.84536 0.75010
Signifikan 0.950 0.000 0.000 0.000
Mean Different Bekasi 0.24465 0.46476 2.09520 0.75010
Signifikan 0.250 0.001 0.000 0.000
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean
Manajemen Risiko (X3) pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK). Dari
kelima Bank BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang memiliki nilai
signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean
adalah antara BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Pasar
Minggu dengan nilai mean different sebesar 0.22012 dan nilai signifikan
sebesar 0.340 > α = 0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara
Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi
dengan nilai mean different sebesar sebesar -0.24465 dan nilai signifikan
sebesar sebesar 0.250 > α = 0,05.
159
159
4. Uji perbedaan Kepatuhan Syariah (X4) pada Bank BTN Syariah Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
(JABOTABEK).
Tabel 4.51. Uji Perbedaan Kepatuhan Syariah
Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK
ANOVA
Kepatuhan Syariah (X4)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 38897.761 4 9724.440 501.849 .000
Within Groups 417540.348 135 19.377
Total 456438.109 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan
mean Kepatuhan Syariah (X4) pada BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)
menunjukkan nilai F table sebesar 501,849 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Kepatuhan
Syariah (X4) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar
Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).
160
160
Tabel 4.52. Multiple Comparisons Kepatuhan Syariah
Antara Bank BTN Syariah JABOTABEK
Nilai BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu Bogor Tangerang Bekasi
Mean Different Jakarta 0.72167 2.52600 1.68946 -1.42347
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Pasar Minggu -0.72167 1.80433 0.96779 -2.14514
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Bogor -2.52600 -1.80433 -0.83654 -3.94947
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Tangerang -1.68946 -0.96779 0.83654 -3.11293
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean Different Bekasi 1.42347 2.14514 3.94947 3.11293
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean
Kepatuhan Syariah (X4) pada Bank BTN Syariah Cabang Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK) tersebut
semua memiliki nilai signifikannya < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat
perbedaan mean different antara kelima Bank BTN Syariah.
161
161
5. Uji perbedaan Kinerja Bank BTN (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi
(JABOTABEK)
Tabel 4.53 Uji Perbedaan Kinerja Bank BTN Syariah
Antara BTN Syariah JABOTABEK
ANOVA
Kinerja BTN Syariah (Y)
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 14599.054 4 3649.764 318.487 .000
Within Groups 246933.279 135 11.460
Total 261532.333 139
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table anova mengenai hasil perhitungan uji perbedaan
Kinerja Bank BTN Syariah (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK)
menunjukkan nilai F table sebesar 318,487 dengan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat perbedaan signifikan Kinerja Bank
BTN Syariah (Y) antara Bank BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar
Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK).
162
162
Tabel 4.55 Multiple Comparisons Kinerja BTN Syariah
Antara BTN Syariah JABOTABEK
Nilai BTN Syariah JakartaPasar
Minggu Bogor Tangerang Bekasi
MeanDifferent Jakarta -0.05219
2.52600 1.68946
-1.4234
7
Signifikan 0.970 0.000 0.000 0.000
MeanDifferent
PasarMinggu 0.05219
1.77328 -0.29024
-0.6586
3
Signifikan 0.970 0.000 0.000 0.000
MeanDifferent Bogor
-2.52600 -1.77328 -2.06352
-2.4319
2
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
MeanDifferent Tangerang
-1.68946 0.29024
2.06352
-0.3683
9
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000MeanDifferent Bekasi 1.42347 0.65863
2.43192 0.36839
Signifikan 0.000 0.000 0.000 0.000
Sumber: Output SPSS 22
Berdasarkan table multiple comparisons dapat dilihat perbedaan mean
Kinerja Bank BTN Syariah (Y) pada Bank BTN Syariah Cabang di Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Tangerang, Bogor dan Bekasi
(JABOTABEK). Dari kelima Bank BTN Syariah Sejabotabek tersebut yang
memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau menunjukkan tidak terdapat
perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni dengan
BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan nilai mean different sebesar -
0.05219 dan nilai signifikan sebesar 0.970 > α = 0,05.
163
163
I. Pembahasan
Pada peneltian ini menunjukkan hasil yang sesuai dan mendukung teori-teori
sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
bahwa Good Corporate Governance yang baik akan memperkuat dan meningkatkan
manajemen operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah pada masing-
masing kantor cabang Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Tangerang, Bogor dan Bekasi (JABOTABEK). Penelitian ini juga membuktikan
bahwa dengan semakin kuat dan meningkatnya manajemen operasional, manajemen
risiko, dan kepatuhan syariah akan memperkuat dan meningkatkan kinerja masing-
masing kantor cabang Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Tangerang, Bogor dan Bekasi Bekasi (JABOTABEK).
Berdasarkan model path analysis sub-struktur 1, 2, dan 3 menunjukkan hasil
bahwa terdapat pengaruh antara good corporate governance dengan manajemen
operasional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah. Sedangkan pada model path
analyisis sub-struktur 4 (model akhir) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
manajemen opersional, manajemen risiko, dan kepatuhan syariah terhadap kinerja.
Selain itu dalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa adanya perbedaan antara
penerapan good corporate governance manajemen operasional, manajamen risiko,
kepatuhan syariah terhadap kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah
Dengan demikian hasil penelitian dapat membuktikan dan menerima ketujuh
hipotesis penelitian yang diajukan.
1. Pengaruh antara Good Corporate Governance Terhadap Manajemen
Operasional.
Penerapan good corporate governance dinilai dapat memperbaiki citra
perbankan yang sempat buruk, melindungi kepentingan stakeholder serta
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan etika-etika umum pada industri perbankan dalam rangka mencitrakan sistem
perbankan yang sehat. Selain itu penerapan good corporate governance di dalam
perbankan dapat berpengaruh terhadap manajemen operasional, dikarenakan
164
164
penerapan corporate governance dapat meningkatkan manajemen operasional,
apabila penerapan good corporate governance-nya baik maka manajemen
operasionalnya pun baik.
Dalam penelitian model path analysis model sub- struktur 1 hasil
perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap manejemen
operasional menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ21 adalah sebesar 36%.
2. Pengaruh antara good corporate governance terhadap manajemen risiko.
Pengungkapan risiko merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh
perusahaan dan juga merupakan faktor untuk menarik para investor. Sehingga
dalam menghadapi risiko yang berpotensi muncul di masa depan, maka
perusahaan perlu melakukan pengelolaan risiko. Salah satu pengelolaan risiko
yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan manajemen risiko. Dari
beberapa hasil penelitian sebelumnya terlihat bahwa kinerja perbankan
dipengaruhi oleh manajemen risiko dan good corporate governance. Sedangkan
manajemen risiko dipengaruhi oleh adanya implementasi mekanisme good
corporate governance.
Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 2 hasil
perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap manejemen resiko
menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ31 adalah sebesar 36.12%.
Hal ini menunjukkan bahwa penerapan mekanisme good corporate
governance yang efektif dapat meningkatkan pengelolaan risiko yang dihadapi
perbankan. Penelitian oleh Iannotta, et al (2007) menyatakan bahwa good
corporate governance berpengaruh positif terhadap manajemen risiko. Good
corporate governance dalam penelitian tersebut diproksikan dengan struktur
kepemilikan. Sedangkan Leaven dan Levine (2009) menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial sebagai proksi dari good corporate governance
berpengaruh positif terhadap pengambilan risiko oleh bank. Selain berdampak
pada manajemen risiko, good corporate governance juga terbukti berpengaruh
terhadap kinerja. Studi yang dilakukan oleh Bebchuk and Cohen and Ferrel
165
165
(2008) menunjukkan adanya hubungan antara elemen good corporate governance
dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan Tobin’s Q. Penelitian lain oleh
Brown and Caylor (2004) juga menemukan pengaruh mekanisme GCG terhadap
kinerja dan nilai perusahaan.2
3. Pengaruh antara good corporate governance terhadap kepatuhan syariah.
Kepatuhan terhadap hukum, norma-norma dan aturan-aturan membantu
memelihara reputasi lembaga keuangan syariah, sehingga sesuai dengan harapan
dari para nasabah, pasar, dan masyarakat secara keseluruhan. Otoritas Jasa
Keuangan menjelaskan bahwa budaya kepatuhan sebagai nilai perilaku dan
tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan terhadap ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk prinsip
syariah bagi lembaga keuangan syariah. Pada dasarnya Dalam tata kelolaan
sebuah perusahaan, kepatuhan (compliance) memiliki arti mengikuti suatu
spesifikasi, standar atau hukum yang telah diatur dengan jelas yang biasanya
diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang berwenang dalam suatu bidang
tertentu. Ada yang ruang lingkupnya internasional dan ada juga nasional, seperti
standar internasional yang diterbitkan oleh ISO, dan aturan-aturan nasional seperti
peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk perbankan di
Indonesia.
Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 3 hasil
perhitungan pengaruh good corporate governance terhadap kepatuhan syariah
menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ41 adalah sebesar 36,6%.
2Setiawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja PerbankanDengan Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening, JurnaL Ekonomi dan Manajemen, Volume13 (1), 2016, hal. 13.
166
166
4. Pengaruh antara manajemen operasional terhadap kinerja.
Manajemen operasional dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau
aktifitas yang menciptakan nilai produk baik berupa barang maupun jasa melalui
proses transformasi input menjadi output. Manajemen operasional memiliki
pengaruh terhadap kinerja karena kedua-duanya lebih menekankan pada proses
dan aktivitas dalam pelaksanaan tranformasi input menjadi output berupa barang
dan jasa. Lebih lanjut setiap kategori keputusan dalam manajemen operasional di
atas, memaikan peran vital dalam memperoleh keuntungan yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan keunggulan bersaing. Dengan
demikian uraian ini menunjukan bahwa terdapat berbagai metode untuk mencapai
kesuksesan melalui Operations Management.
Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil
perhitungan pengaruh manajemen operasional terhadap kinerja BTN Syariah
menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ52 adalah sebesar 10,96%.
5. Pengaruh antara manajemen risiko terhadap kinerja.
Manajemen risiko dapat artikan sebagai serangkaian prosedur dan
metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegitan usaha atau bisnis. Salah satu
tujuan manajemen risiko adalah untuk meningkatkan kinerja (performance) suatu
organisasi/perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Collier yang dikutip Oleh
Lestari dalam penelitiannya menyatakan manajemen risiko mendorong terjadinya
perbaikan kinerja organisasi, khususnya dalam hal kesadaran akan risiko akan
mempengaruhi profil risiko pasar modal yang rendah.3
Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil
perhitungan pengaruh manajemen resiko terhadap kinerja BTN Syariah
menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ53 adalah sebesar 14,52%.
3Lestari, Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Organisasi (Studi Pada DanaPensiun Pemberi Kerja di Wilayah Jakarta-Banten), Jurnal Riste Akuntansi dan Bisinis, Vol. 13 No. 2,2016, hal. 138.
167
167
Hal tersebut di atas sejalan dengan hasil penelitian yang ditunjukkan Jafari
M, et al. (2011) bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
manajemen risiko dan kinerja perusahaan. Dapat dikatakan bahwa manajemen
risiko dilakukan dengan baik maka kinerja perusahaan pun diharapkan dapat
meningkat. Kinerja perusahaan di sini dapat diukur berdasarkan kinerja keuangan
dan kinerja non keuangan. Selanjutnya peneliti lain juga mengemukakan
mengemukakan bahwa keunggulan bersaing perusahaan dinyatakan sebagai
mediator dalam efektivitas manajemen risiko untuk meningkatkan kinerja
perusahaan (Nachailit, I et al., 2011).4
6. Pengaruh antara Kepatuhan Syariah terhadap Kinerja.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dimanapun. Karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Pada dasarnya kinerja
adalah suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau
pekerjaannya, sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan dalab pekerjaan itu.
Prestasi yang dicapai ini akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang nantinya
akan berpengaruh pada tingkat imbalan. Suatu kinerja individu dapat ditingkatkan
apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan. Hal ini dimaksudkan
bahwa apabila kepatuhan syariah yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan
perbankan dapat diterpkan dengan baik maka kinerja perusahaan juga akan
mencapai hasil yang baik pula. Sebab kepatuhan syariah merupakan aturan-aturan
dalam perbankan syariah.
Dalam penelitian model path analysis model sub-struktur 4 hasil
perhitungan pengaruh kepatuhan syariah terhadap kinerja BTN Syariah
menunjukkan hasil dimana besarnya nilai ρ54 adalah sebesar 10,69%.
4Setiawaty, Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja PerbankanDengan Manajemen Risiko Sebagai Variabel Intervening, 2012., h. 135.
168
168
7. Adanya perbedaan antara penerapan good corporate governance
manajemen operasional, manajamen risiko, kepatuhan syariah terhadap
kinerja pada setiap cabang Bank BTN Syariah.
a. Perbedaan Good Corporate Governance antara Bank BTN Syariah di Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
(JABOTABEK).
Hasil perhitungan uji perbedaan Good Corporate Governance (X1) di
se-JABOTABEK menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan
Good Corperate Governance pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK)
dibuktikan dengan nilai F table sebesar 42,483 dan nilai signifikan sebesar
0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah
Sejabodetabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau
menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah
Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean
different sebesar -0.09618 dan nilai signifikan sebesar 0.902 > α = 0,05, tidak
terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar
Minggu dengan Bank BTN Syariah Bogor dengan nilai mean different sebesar
-0.28226 dan nilai signifikan sebesar 0.065 > α = 0,05, tidak terdapat
perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu
dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar -
0.045586 dan nilai signifikan sebesar 0.944 > α = 0,05, dan tidak terdapat
perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Bogor dengan Bank BTN
Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.23640 dan nilai
signifikan sebesar 0.200 > α = 0,05.
b. Perbedaan manajemen operasional antar kelima BTN Syariah di Jakarta
Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi
(JABOTABEK).
169
169
Hasil perhitungan uji perbedaan manajemen operasional se-
JABOTABEK menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan
manajemen operasional pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta
Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan
dengan nilai F table sebesar 128,279 dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih
kecil dari nilai α = 0,05.
Secara multivariate comparisons dari kelima BTN Syariah se-
Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau
menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah
Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Tangerang dengan nilai mean
different sebesar -0.081114 dan nilai signifikan sebesar 0.950 > α = 0,05,
tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Jakarta
Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different
sebesar 0.08884 dan nilai signifikan sebesar 0.932 > α = 0,05, dan tidak
terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah Tangerang dengan
Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean different sebesar 0.0070 dan
nilai signifikan sebesar 1.000 > α = 0,05.
c. Perbedaan manajemen risiko antar kelima BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).
Hasil perhitungan uji perbedaan manajemen resiko se-JABODETABEK
menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan manajemen risiko
pada Bank BTN Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table sebesar 187,678
dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah Se-
Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau
menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah
Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan
nilai mean different sebesar 0.22012 dan nilai signifikan sebesar 0.340 > α =
170
170
0,05, dan tidak terdapat perbedaan mean adalah antara Bank BTN Syariah
Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Bekasi dengan nilai mean
different sebesar -0.24465 dan nilai signifikan sebesar 0.250 > α = 0,05.
d. Perbedaan kepatuhan syariah antar kelima BTN Syariah di Jakarta Harmoni,
Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).
Hasil perhitungan uji perbedaan kepatuhan syariah se-JABOTABEK
menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan kepatuhan syariah
pada Bank BTN Syariah Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor,
Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table
sebesar 501,849 dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α =
0,05.
Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah
Sejabodetabek menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean antar kelima
Bank BTN Syariah se-Jabotabek tersebut karena semuanya memiliki nilai
signifikannya < α = 0,05.
e. Perbedaan kinerja BTN Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi (JABOTABEK).
Hasil perhitungan uji perbedaan kinerja BTN Syariah se-JABOTABEK
menunjukkan bahawa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja Bank BTN
Syariah di Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang, dan
Bekasi (JABOTABEK) dibuktikan dengan nilai F table sebesar 318,487 dan
nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05.
Secara multivariate comparisons dari kelima Bank BTN Syariah se-
Jabotabek tersebut yang memiliki nilai signifikannya > α = 0,05 atau
menunjukkan tidak terdapat perbedaan mean adalah Bank BTN Syariah
Jakarta Harmoni dengan Bank BTN Syariah Jakarta Pasar Minggu dengan
nilai mean different sebesar -0.05219 dan nilai signifikan sebesar 0.970 > α =
0,05.
171
171
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur dan analisis perbedaan pada
variable good corporate governance, manajemen operasional, manajemen resiko,
kepatuhan syariah, dan kinerja BTN Syariah sejabodetabek, sesuai yang dikemukakan
pada bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan tiga rumusan sebagai berikut:
1. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh good
corporate governance terhadap manajemen operasional, manajemen risiko dan
kepatuhan syariah, menunjukkan bahwa secara partial variable good corporate
governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap Manajemen Operasional,
Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah yang ditunjukan dengan besarnya nilai
sinifikansi yang sama yaitu 0,00, lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis 0
ditolak.
2. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh
manajemen operasional, manajemen risiko dan kepatuhan syariah terhadap
kinerja, menunjukkan bahwa secara partial variable Manajemen Operasional,
Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja yang ditunjukan dengan besarnya nilai sinifikansi yang sama
yaitu 0,00, lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis 0 ditolak.
3. Berdasar hasil pembahasan dan pengujian hipotesis mengenai perbedaan good
corporate governance, manajemen operasional, manajemen risiko dan kepatuhan
syariah dan kinerja, di masing-masing Bank BTN Kantor Cabang Syariah se-
Jabotabek, menunjukkan bahwa secara partial penerapan good corporate
governance, Manajemen Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah
dimasing-masing Bank BTN Kantor Cabang Syariah berbeda antar satu dengan
lainnya, yang ditunjukkan besarnya nilai sinifikansi yang sama yaitu 0,00, lebih
kecil dari α = 0,05.
172
172
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan good corporate
governance pada Manajemen Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah
akan berimplikasi terhadap Kinerja. Sisi positif lain dari penelitian ini mempertegas
penelitian sebelumnya (Totok Dewayanto,2010 dan Vincent Aebi, dkk., 2012) yang
menyatakan bahwa variabel good corporate governance berpengaruh terhadap
kinerja perbankan nasional, dan juga bahwa varibel good corporate governance
terkait manajemen risiko berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan
pada saat krisis.
B. Saran
Bagi mahasiswa yang meneliti pada topik yang sama, dapat dipertimbangkan
beberapa hal:
1. Untuk penelitian selanjutnya di lembaga keuangan bank agar dapat
dipertimbangkan dalam penetapan indikator pada variable kinerja melalui
pendekatan rasio-rasio keuangan atau ukuran kinerja yang merupakan Key
Performace Indicator (KPI) perusahaan yang diteliti.
2. Untuk penelitian selanjutnya dengan pendekatan metode statistik analisa jalur
sebaiknya mempertimbangkan angket yang lebih sedikit sesuai dengan teori agar
waktu dan biaya yang di butuhkan tidak terlalu banyak.
3. Bagi yang akan melakukan penelitian dengan metode yang sama sebaiknya
gunakan metode pengolahan data dengan program pengolah data yang lainnya
yaitu AMOS, Lisrel, Mplus, dan lain-lain.
173
DAFTAR PUSTAKA
Aebi, Vincent, dkk. Risk management, corporate governance, and bankperformance in the financial crisis. Journal of Banking and Finance. vol36, 1, 2012.Abu-Tapanjeh AM. “Corporate Governance from The IslamicPerspective”. Critical Perspective on Accounting, vol. 20, 2009, h. 556-567.
Agustianto, “GCG Bank Syariah dan Peran DPS”, 22 April 2011, h.1. Diaksespada 12 Oktober 2017 dari https//Shariaeconomic.wordpress.com,
Ali, Masyhudi. Manajemen Risiko Strategi Perbankan dan Dunia Usahamenghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta: Rajawali Press, 2006.
Antonio, Muhammad Syafiii. Bank Syariah dan Teori Praktik, Jakarta: GemaInsani. 2001.
Arafat, Wilson. Manajemen Perbankan Indonesia Teori dan Implementasi.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2006.
Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2009.
ACCA (The Association of Chartered Certified Accountants), “CorporateGovernance and Risk Manajemen Agenda”, Policy Paper ACCA, h.1,2008. Artikel diakses pada 15 Oktober 2017 dari http://www.iago.org.ar/comercio29 /html.
Choudury, M.A., Hoque, M.Z. Corporate Governance in Islamic Perspective.Corporate Gorvernance 6(2), 2006.
Darmawi, Herman. Manejemen Risiko cet.10.. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2006.
Dewayanto, Totok. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008, (The EffectMechanism Good Corporate Governance on the Performance NationalBanking Study on banking company are listed in Indonesia StockExchange in the period 2006-2008), Jurnal Fokus Ekonomi, FakultasEkonomi Universitas Dipenogoro, vol. 5, 2, 2010.
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, ed 1, cet6. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
174
Ferry N. Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya diIndonesia ed.1.. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Ghozali Imam. Aplikasi Analisa Multivariate dengan Program SPSS 21, Penerbit:Univesitas Diponegoro Semarang, 2013.
Greuning, Hennie Van dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan ManajemenRisiko, Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. Manajemen Produksi Modern.Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hasanuddin, Rahman. Aspek-spek Hukum Pemberian Kredit Perbankan diIndonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1995.
Hasibuan S.P. Malayu. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008.
Heizer, Jay dan Render Barry. Operation Management, Penerjemah ChriswanSungkono, Manajemen Operasional. Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik, Bandung:Alfabeta, 1996.
Husein Umar. Metode Riset Bisnis, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada Utama,2003.
Ikatan Bankir Indonesia.Strategi Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 2015.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.
J. Stevenson, William. Operations Management: An Asian Perspective.penerjemah Diana Angelica, dkk. Manajemen Operasi. Perspektif Asia.Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Kadir. Statistik Terapan. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 2015
Kaihatu, Thomas S. Good Corporate dan penerapannya di Indonesia, JurnalManajemen dan Kewirausahaan, vol. 8. 1, 2006.
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: Kep 117/M-MBU/2002tanggal 31 Juli 2002, tentang “Penerapan Praktek Good CorporateGovernance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)”, diakses pada 22Agustus 2016 dari http://jdih.bumn.go.id/baca/KEP-117/M-MBU/2002.pdf
175
Kertonegoro, Sentanoe. Manajemen Risiko dan Asuransi cet.1. Jakarta: PT. TokoGunung Agung, 1996.
Kompas, Perkembangan bank Syariah di Indonesia. Artikel diakses pada 8Agustus 2016, dari web: http://www.kompasiana.com/kat/perbankan-syariah-kalah-di-negara-mayoritas-muslim-terbesar-didunia.
Lestari, Rini. “Pengaruh Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Organisasi (StudiPada Dana Pensiun Pemberi Kerja di Wilayah Jakarta-Banten”, JurnalRistem Akuntansi dan Bisinis, vol. 13. 2, 2016.
Lewis, Mervyn K. “Islamic Corporate Governance”, Review of IslamicEconomics, Vol. 9.1, 2005, Artikel diakses pada 18 Oktober 2017, darihttps://s3.amazonaws.com/academia.edu. documents
Lan, Luh Luh. “Goals of Cororate Governnce - A Singapore Perspetive” EU-AsiaCorporate Governance dialoge, faculty of Law and NUS Business School,National University of Singapore, 6 Juli 2012. Artikel diakses pada 17Oktober 2017 dari http://www.fsa.go.jp/frtc/kenkyu /event.
Manan, Abdul. Hukum Ekonomi Syariah Dalam Persfektif KewenanganPeradilan Agama. cet.2. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.
Maksum, Azhar. “Tinjauan Atas Good Corporate Governance Di Indonesia”,Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang IlmuAkuntansi Manajemen pada Fakultas Ekonomi, diucapkan di hadapanRapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Gelanggang Mahasiswa,Kampus USU, 17 Desember 2005. Artikel diakses pada 17 Oktober 2017dari https://s3. amazonaws.com/ academia.edu.documents.
Mardani. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. Jakarta:Prenadamedia Group, 2015.
Maria Pampa Kumalaningrum, dkk., Manajemen Operasi cet.2. Yogyakarta: UnitPenerbit & Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2011.
Mastura Labombang, Manajemen Risiko dalam Proyek Konstruksi. JurnalSMARTek, Vol. 9 No. 1, Februari 2011, h. 42.
Mirakhor, Iqbal Z. “Stakeholders Model of Governance In Islamic EconomicSystem”, Islamic Economic Studies, 2004, vol 11 .2. h.43-63
Muhammad. Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbit danPercetakan (UPP) AMP YKPN, 2005.
176
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2015.
Musa, Muhammad Adli. Islamic Business and Finance: An Exploratory Study ofIslamic banks in Malaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.
Muhaimin, dkk., Manajemen Pendidikan Aplikasinya Dalam PenyusunanRencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, ed.1, cet 4. Jakarta: KencanaPT. Prenada Media Group, 2012.
Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin, Manajemen Produksi Modern,cet.1. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Ferry, N. Manajemen Risiko Perbankan Pemahaman Pendekatan 3 PilarKesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya diIndonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Nalim, Good Corporate Govenance dalam Perspektif Islam, vol. XX, 2, Oktober,2015, h. 10.
Nawawi, Ismail. Budaya Organisasi Kepemimpinan dan Kinerja ProsesTerbentuk, Tumbuh Kembang, Dinamika, dan Kinerja Organisasi. Jakarta:Prenada Media Group, 2015.
Nisa, Dila Fadilathun. Pengaruh Peran Komite Audit, Audit Internal, Serta DewanPengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance Dan KinerjaBank Syariah, Tesis S2 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Norlida, dkk. Enterprise-Wide Risk Management (EWRM) Practices, BetweenCorporate Governance Compliance and Value Creation, InternationalReview of Business Research Papers, vol. 6. 2. July 2010, h 239-252.
Nurul Huda, Mustafa Edwin Nasution, dkk. Ekonomi Makro Islam PendekatanTeoretis. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2009.
Nugroho, Muh Awal Satrio. “Urgensi Penerapan Islamic Corporate Govenance diBaitul Maal Wat Tamil (BMT), Kajian Bisnis, vol. 23, 1. Januari 2015, h.66.
Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Perbankan Syariah-Sharia Banking Statistic”.Diakses pada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.
Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 55 /POJK.03/2016, tanggal 7 Desember2016, “Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum”. Diakses padatanggal 17 Oktober 2017 dari http://www.ojk.go.id.
177
Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 65/POJK.03/2016,tanggal 28 Desember2016, “Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum SyariahDan Unit Usaha Syariah”, diakses pada 17 Agustus 2017 darihttp://www.ojk.go.id.
Otoritas Jasa Keuangan, POJK Nomor 30/POJK.05/2014, tanggal “Tentang TataKelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan”, diaksespada 17 Agustus 2017 dari http://www.ojk.go.id.
Pampa Kumalaningrum, Maria. dkk. Manajemen Operasi. Yogyakarta: UnitPenerbit & Percetakan STIM YKPN Yogyakarta, 2012.
Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara, Nomor: PER-01/MBU/2011tanggal 1 Agustus 2011, tentang “Penerapan Tata Kelola PerusahaanYang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha MilikNegara”, diakses pada 16 Agustus 2017 darihttp://jdih.bumn.go.id/lihat/PER-01/MBU/2011.
Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009, 17 Desember 2009, tentangPelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah danUnit Usaha Syariah, di akses pada tanggal 12 Oktober 2017 dariwww.bi.co.id.
Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011, tanggal November 2011, tentangPenerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit UsahaSyariah”, diakses pada 17 Oktober 2017 dari www.bi.go.id..
Purnawanto, Budy. Manajemen SDM Berbasis Proses Pola Pikir Baru MengelolaSDM Pada Era Knowledge Economy. Jakarta: PT. Gramedia, 2010.
Remy, Sjahdeini Sutan. Perbankan Syariah, Produk-produk dan aspek-aspekhukumnya, cet 1. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014.
Rivai, Vietzhal dan Rifki Ismail. Islamic Risk Management For Islamic Bank,Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi, Dengan Cerdik, Cerdas danProfesional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Rustam, Bambang Rianto. Manajemen Risiko Perbankan Syariah di Indonesia.Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Samra, Emily. “Corporate Governance in Islamic Financial Institutions”International Immersion Program Papers University of Chicago LawSchool, Chicago Unbond, 2016. Diakses pada 17 Oktober 2017 darihttp://chicagounbound.uchicago.edu
178
Saharuddin, Desmadi. Pembayaran Ganti Rugi Pada Asuransi Syariah ed 1, cet 1.Jakarta: Prenada Media Group, 2015.
Schroeder, Roger G. Operation Management Decision Making in The OperationsFunction. Penerjemah Penerbit Erlangga. Manajemen OperasiPengambilan Keputusan dalam Fungsi Operasi. Jakarta: Erlangga. 1996.
Septian, Good Corporate Governance, Artikel diakses pada tanggal 22 Agustus,2016, dari web: http://septianludy.blogspot.co.id/2014/11/gcg.html.
Setiawaty, Agus. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance TerhadapKinerja Perbankan Dengan Manajemen Risiko Sebagai VariabelIntervening, JurnaL Ekonomi dan Manajemen”, vol. 13. 1, 2016.
Setiyono, Joko. Good Corporate Governance Dalam Perspektif Islam (PendekatanUshul Fikih: Teori Pertingkatan Norma), Jurnal Ekonomi dan PerbankanSyariah, Muqtasid vol 6, 1, 2015.
Solomon, Jill. Corporate Governance and Accountability, Third Edition. Wiley,2010.
Sugiono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung: Alpabeta,2014.
Sugiono. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV Alfabeta, 2004.
Suherman. Analisis Pengaruh Variabel-variabel Keuangan Terhadap RisikoSistematis di Bursa Efek Jakarta, jurnal Ekonomi (Kajian Ekonomi,Manajemen dan Akuntansi) STEI No. 3/Th. XII/22/Juli-September, 2003.
Sukardi, Budi. “Kepatuhan Syariah (Syariah Complaince) dan Inovasi Produkbank Syariah di Indonesia”. Artikel diakses pada tanggal 16 Agustus 2017dari e-journal.metrouniv.ac.id.
Sulad, Sri Hardanto, Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Kisi-Kisi UjianSertifikasi Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: PT. Elex MediaKomputindo, 2009.
.Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana. Penerapan Good Corporate Governance,
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, cet.2.Jakarta: Kencana, 2008.
Sulaiman, Maliah dkk. Corporate Governance of Islamic Financial Institutions inMalaysia, Bloombury Qatar Foundation Journals, 2015.
Tisnawati Sule, Erni dan Saefullah Kurniawan. Pengantar Manajemen. Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2012.
179
Tapanjeh AM, Abu. “Corporate Governance from The Islamic Perspective”.Critical Perspective on Accounting, Vol. 20, 2009, h. 556-567.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21, tentang perbankan syariah, 2008.
Van Greuning, Hennie dan Sonja Brajovic Bratanovic. Analisis Risiko PerbankanKerangka Kerja Untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan ManajemenRisiko. Jakarta: Salemba Empat, 2011.
Wibisono, Dermawan. Manajemen Kinerja, Konsep, Desain dan TeknikMeningkatkan daya Saing Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 2006.
Wibowo. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Wibowo. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.
Widjaja Tunggal, Amin. Corporate Governance. Jakarta: Harvindo, 2007.
Wilamarta, Misahardi. Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka GoodCorporate Governance. Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas HukumUniversitas Indonesia, 2002.
Waspodo, Daniel Nuri Satrio. Evaluasi Penerapan Good Corporate GovernancePada PT XYZ, Tesis S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis, Universitas Airlangga, 2016.
Yaya, Rizal. an Anlysis on Anglo Saxon Corporate Governance Nodel Based onIslamic Perspectives, Jakarta ISEFID Review. vol 2, 1, 2013.
Zarkasy, Wahyudi. Good Corporate Governance, Pada Perusahaan Manufaktur,Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya, Bandung: Alfabeta, 2008.
Referensi Website:
www.btn.co.id
www.bi.go.id/
www.ojk.go.id/
jdih.bumn.go.id
180
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
“Penerapan Good Corporate Governance Pada Manajemen Operasional, Manajemen
Risiko, Kepatuhan Syariah dan Dampaknya Terhadap Kinerja Bank BTN Syariah
(Studi Pada BTN Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu, Bogor, Tangerang,
dan Bekasi-JABOTABEK)”
Disusun oleh :
Nama : Nurdin Pasya
NIM : 2112043300011
PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
181
KUESIONER KARYAWAN
PADA BTN SYARIAH
A. Data Responden
1. Nomor Responden : ………………………. (Diisi peneliti)
2. Nama : ………………………………………………….
3. Umur : 1. < 25 Tahun 3. 36 - 45 Tahun
2. 25 – 35 Tahun 4. > 45 Tahun
4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki. 2. Perempuan.
5. Masa Kerja : ……….. tahun.
6. Jabatan Karyawan : 1. Staf Administrasi 4.
2. Teller 5.
3. Sales 6.
7. Unit Kerja : ……………………………………
8. Pendidikan Terakhir : 1. SMA 4. S2
2. D3 5. S3
3. S1
B. Kuesioner
1. Penjelasan:
Pernyataan di bawah ini dimaksudkan sebagai alat untuk mengumpulkan data dalam
rangka penyelesaian tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai Sarjana S-
2 Program Studi Magister Hukum Ekonomi Syariah di Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta dengan judul : “Penerapan Good Corporate Governance Pada Manajemen
Operasional, Manajemen Resiko, Kepatuhan Syariah dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Bank BTN Syariah (Studi Pada BTN Cabang Jakarta Harmoni, Jakarta Pasar Minggu,
Bogor, Tangerang, dan Bekasi)”. Saya mohon kesediaan Bapak / Ibu / Saudara untuk
menjawab pernyataan di bawah ini guna membantu saya dalam penyelesaian studi S-2.
182
2. Petunjuk Pengisian:
Sebelum Bapak/Ibu/Saudara menjawab pernyataan-pernyataan berikut, bacalah
terlebih dahulu setiap pernyataan dengan teliti, kemudian tentukan jawaban
Bapak/Ibu/Saudara terhadap masing-masing pernyataan itu menurut apa yang
Bapak/Ibu/Saudara anggap sesuai dengan keadaan dan pengalaman yang Bapak/Ibu/Saudara
lakukan sehari-hari sebagai karyawan.
Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih 1 (satu) di antara 5 (lima) alternatif jawaban
dengan tanda (√) Instrumen penilaian ini terdiri dari 5 skala liker yaitu sebagai berikut:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No. Pertanyaan STS TS CS S SS
Budaya Perusahaan
1. BTN Syariah selalu menjelaskan secara umum visi dan misiorganisasi, nilai dasar dan etika dasar BTN Syariah kepadaseluruh karyawan dalam melaksanakan pekerjaan.
2. BTN Syariah selalu memberikan arahan dan menjelaskan secaradetail mengenai pekerjaan yang harus saya lakukan.
3. BTN Syariah memberikan sarana dan prasarana yang baik dalammenunjang penyelesaian pekerjaan secara optimal.
4. BTN Syariah memberikan gaji sesuai dengan keahlian yangdimiliki setiap karyawan, memberikan insentif, dan uang lemburjika bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan
5. BTN Syariah selalu mengarahkan karyawan melakukantindakan inovatif dalam mengatasi resiko yang menyebabkankerugian seperti kerugian materil maupun imateril.
6. BTN Syariah selalu memberi perhatian pada setiap masalahsecara detail agar pekerjaan berkualitas
7. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan dalammelaksanakan pekerjaannya berorientasi terhadap pencapaiantujuan hasil yang akan dicapai.
183
8. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan untukberorientasi kepada kepentingan karyawan atau kerjasama tim(team work) yang tinggi dengan sesama karyawan agar dapattercapai target tim dan organisasi.
9. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawan untuk agresifdalam bekerja.
10. BTN Syariah selalu mengarahkan semua karyawanMempertahankan dan menjaga stabilitas kerja dalam kondisikesehatan yang prima sehingga karyawan akan dapatmengendalikan (drive) semua pekerjaan dengan baik.
11. BTN Syariah selalu mewajibkan semua karyawanmendokumentasikan setiap pekerjaan.
12. BTN Syariah selalu menwajibkan semua karyawan membuatlaporan berkala terhadap semua pekerjaan.
13. Para pimpinan pada BTN Syariah selalu memantau semuakegiatan karyawan.
14. BTN Syariah selalu menwajibkan semua karyawan mengikutiarahan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemenEtika Perusahaan
15. BTN Syariah dalam melaksanakan usahnya selalu patuh dantaat pada ketentuan syariah serta perundang-undangan danperaturan yang berlaku.
16. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya berlomba dalamkebaikan untuk memberikan yang terbaik kepada seluruhstakeholder.
17. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya selalumelakukan pencatatan segala transaksi yang bertalian dengankegiatan Bank BTN secara benar sebagai wujud dariprofesionalisme dan sikap amanah.
18. Semua pimpinan dan karyawan BTN Syariah dalammelaksanakan pekerjaannya tidak menyalahgunakanwewenangnya untuk kegiatan pribadi.
19. Setiap pimpinan BTN Syariah dalam melaksanakanpekerjaanya tidak melibatkan diri untuk terlibat dalampengambilan keputusan yang berisi pertentangan kepentingan.
20. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya berkewajibanmenjaga kerahasiaan nasabah dan BTN Syariah.
21. BTN Syariah dalam melaksanakan pekerjaannya selalumemperhitungankan dampak yang merugikan dari setiapkebijakan yang ditetapkan BTN Syariah terhadap keadaanekonomi, sosial, dan lingkungannya.
22. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya melarang seluruhpimpinan dan karyawan menerima hadiah atau imbalan yangmemperkaya diri pribadi maupun keluarganya.
184
23. BTN Syariah dalam melaksanakan usahanya tidak melakukanperbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinyaNilai –Nilai Dasar Perusahaan
24. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu berusahameningkatkan keahlian karyawan sesuai dengan profesinya.
25. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan untuk berperilaku yang berkeinginan kuatuntuk mengembangkan diri ke arah yang lebih baik
26. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menjaga dan mematuhi kode etik perusahaan
27. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan tidak bekerja berdasar imbalan
28. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menyelesaikan tugas dengan baik sesuaitarget
29. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan memiliki komitmen terhadap setiap tugas yangdiberikan, kejujuran, dan keadilan. Perilaku yang diharapkanmuncul adalah jujur, dan.
30. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan bertindak sesuai norma agama islam
31. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan konsisten, disiplin, dan penuh semangat
32. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan menjaga citra bank melalui perilaku terpujidan menjunjung tinggi etika
33. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawan melakukan tindakan kreatif & Inovatifdalam melakukan setiap pekerjaan dan memutuskan setiapperkerjaan yang bernilai tambah
34. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya untuk bersikap hormat, menghargaipendapat, dan berkontribusi terhadap rekan kerja yang lainsesuai dengan tugas, tanggung jawab, dan kompetensinya.
35. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya mengutamakan kepentingan dan tujuanbersama (kerjasama tim) serta menjadikan perbedaan sebagaisumber kekuatan.
36. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya Menumbuhkan kerja yang transparansi,prinsip kebersamaan, dan kerjasama yang sehat
37. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya untuk memiliki semangat dan komitmenyang kuat untuk mencapai tujuan.
185
38. BTN Syariah dalam mencapai misinya selalu mewajibkanseluruh karyawannya selalu mengutamakan hasil terbaik sertamemberikan pelayanan yang melebihi harapan pelanggan(internal dan eksternal) dengan menempatkan pentingnya aspekkualitas disetiap kegiatan serta risiko yang telah diperhitungkanProses yang digunakan
39. BTN Syariah dalam melaksanakan kegiatan usahanyamemperhitungkan adanya penggunaan bunga (riba) dalamberbagai bentuk transaksi
40. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya dan aktivitasperdagangan berbasis pada memperoleh keuntungan yang sahmenurut syar’i
41. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya menumbuhkembangkan zakat
42. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya dalam hal akad &aspek legalitas selalu berdasarkan hukum Islam & hukum positif
43. BTN Syariah dalam menyelesaikan masalah sudah memilikiLembaga penyelesaian sengketa BASYARNAS
44. BTN Syariah memiliki struktur organisasi yang sudah memilikiDewan Syariah Nasional (DSN) & Dewan Pengawas Syariah(DPS)
45. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya selalumenggunakan investasi yang halal
46. BTN Syariah dalam menjalankan usahanya menggunakanprinsip operasional bagi hasil, jual beli, sewa profit dan falahorientedPengembanagan Perusahaan
47. BTN Syariah dalam kegiatan pengembangan perbankanselalu berdasarkan prinsip Islam tersebut. Yaitumemenuhi kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidakdapat menerima konsep bunga,
48. BTN Syariah selalu menciptkan kompetisi yang sehat denganbank konvesnional dan menciptakan perilaku bisnis yangberdasarkan pada nilai nilai islam, etika islam, yang padagilirannya akan meningkatkan market disciplines danpelayanan bagi masyarakat.
49. BTN Syariah selalu berusaha mengurangi resiko sistemikdari kegagalan sistem keuangan di Indonesia. Karenapengembangan bank syariah sebagai alternative dari bankkonvensional akan memberikan alternatif resiko keuanganyang lebih baik.
50. BTN Syariah selalu mendorong peran perbankan dalammenggerakkan sektor riil dan membatasi kegiatan spekulasiatau tidak produktif karena pembiayaan ditujukan pada
186
usaha –usaha yang berlandaskan nilai-nilai islam
Pertanggungjawaban Perusahaan.
51. BTN Syariah berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential
banking practices) dan menjamin dilaksanakannya ketentuan
yang berlaku untuk menjaga kelangsungan usahanya.
52. BTN Syariah harus bertindak sebagai good corporate citizen
(perusahaan yang baik) dalam melaksanakan tanggung jawab.
53. BTN Syariah senantiasa melaksanakan kegiatan dengan
berdasarkan pada prinsip-prinsip GCG yaitu Transparansi,
Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi, dan
Kewajaran
54. BTN Syariah selalu terbuka menyediakan informasi secara tepatwaktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan sertamudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai denganhaknya
55. BTN Syariah selalu mengungkapkan informasi meliputi visi,misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan,susunan dan kompensasi pengurus, pemegang sahampengendali, kepemilikan saham oleh anggota Direksi dananggota Dewan Komisaris beserta anggota keluarganya dalamperusahaan dan perusahaan lainnya, sistem dan pelaksanaanGCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting yangdapat mempengaruhi kondisi perusahaan
56. BTN Syariah selalu menjamin ketentuan kerahasiaanperusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan,rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi
57. Setiap kebijakan BTN Syariah selalu didokumentasikan dansecara proposional dikomunikasikan kepada pemangkukepentingan.
58. BTN Syariah selalu menetapkan rincian tugas dan tanggungjawab masingmasing divisi perusahaan dan semua karyawansecara jelas dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan(corporate values), dan strategi perusahaan.
59. BTN Syariah selalu meyakini bahwa semua divisi BTN Syariahdan semua karyawan mempunyai kemampuan sesuai dengantugas, tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
60. BTN Syariah selalu memastikan adanya sistem pengendalianinternal yang efektif dalam pengelolaan BTN Syariah.
61. BTN Syariah memiliki ukuran kinerja untuk semua divisi yangkonsisten dengan tujuan usaha BTN Syariah, serta memiliki
187
system penghargaan dan sanksi
62. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, BTNSyariah dan semua karyawan harus berpegang pada etika islamdan nilai-nilai dasar BTN Syariah
63. Divisi BTN Syariah selalu berpegang pada prinsip kehati-hatiandan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, anggaran dasar dan peraturan BTN Syariah.
MANAJEMEN OPERASIONAL
No. Pertanyaan STS TS CS S SSKepuasan Konsumen
1. Konsumen puas terhadap sarana dan prasarana pelayanan yangdiberikan oleh BTN Syariah
2. Konsumen puas dengan kondisi loket pelayanan yang diberikanoleh BTN Syariah
3. Konsumen puas dengan penampilan para petugas pelayanan yangdiberikan oleh BTN Syariah
4. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam memberikan informasi pelayanan
5. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam kelancaran menangani prosedur pelayanan
6. Konsumen puas mengenai kehandalan karyawan BTN Syariahdalam memudahkan teknis prosedur pelayanan
7. Konsumen puas mengenai respon karyawan BTN Syariah dalammelayani keluhan nasabah
8. Konsumen puas penanganan administrasi yang cepat olehkaryawan BTN Syariah
9. Konsumen puas atas kemampuan sosial karyawan BTN Syariah10. Konsumen puas terhadap karyawan BTN Syariah karena
melayani nasabah dengan ramahMoral Kerja
11. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu berangkat kerjadengan hati yang mantap
188
12. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu memikirkan caraagar hasil kerja saya menjadi lebih baik
13. Sebagai karyawan BTN Syariah tidak pernah terlintas padapikiran saya untuk pindah kerja ke tempat lain
14. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu merasa puas bilapekerjaan saya selesai tepat pada waktunya
15. Sebagai karyawan BTN Syariah saya semangat denganpekerjaan yang dibebankan kepada saya
16. Sebagai karyawan BTN Syariah saya percaya bahwa sesamarekan kerja kami saling memahami satu sama lain
17. Sebagai karyawan BTN Syariah saya sangat menghayatipekerjaan saya
18. Sebagai karyawan BTN Syariah saya selalu berusaha datang ketempat kerja lebih awal daripada waktu yang telah ditentukan
19. Sebagai karyawan BTN Syariah saya merasa bahagia denganpekerjaan saya
20. Sebagai karyawan BTN Syariah saya merasa cocok terhadapteman sekerja di sini
21. Sebagai karyawan BTN Syariah saya bangga dengan pekerjaansayaKualitas Pelayanan
22. Kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang diberikan olehBTN Syariah sangat prima
23. Kondisi loket pelayanan yang diberikan oleh BTN Syariahsangat baik
24. Penampilan para karyawan pelayanan yang diberikan oleh BTNSyariah sangat sopan
25. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam memberikaninformasi pelayanan sangat baik
26. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam kelancaranmenangani prosedur pelayanan
27. Kehandalan karyawan BTN Syariah dalam memudahkan teknisprosedur pelayanan
28. Respon karyawan BTN Syariah dalam melayani keluhannasabah sangat baik
29. Respon karyawan BTN Syariah dalam melayani kritikanmasyarakat sangat baik
30. Penanganan administrasi oleh karyawan BTN Syariah adalahsangat cepat
31. Kemampuan sosial karyawan BTN Syariah sangat baik32. Karyawan BTN Syariah dalam melayani nasabah sangat ramah33. Perhatian dan Kepedulian karyawan BTN Syariah dalam
melayani nasabah sangat baikProduktivitas
189
34. Setiap karyawan BTN Syariah dapat menyelesaikan pekerjaansesuai dengan standar yang ditetapkan
35. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaansesuai dengan standar waktu yang ditetapkan
36. Setiap karyawan BTN Syariah memiliki kemampuanadministrasi yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan
37. Setiap karyawan BTN Syariah dapat menyelesaikan pekerjaandengan cepat dan tepat
38. Setiap karyawan BTN Syariah dapat mengerjakan pekerjaandalam jumlah yang cukup banyak
39. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaanyang sulit sekalipun
40. Setiap karyawan BTN Syariah mampu menyelesaikan pekerjaansesuai dengan keinginan nasabah
4!. Setiap karyawan BTN Syariah mampu mengoperasionalkansemua peralatan kerja
42. Setiap karyawan BTN Syariah dapat mengatasi permasalahanyang terdapat pada peralatan kerja jika terjadi kerusakan
43. Setiap karyawan BTN Syariah mampu membuat laporanpekerjaan dengan baikMutu
44. BTN Syariah memiliki SDM yang handal dalam bidangperbangkan
45. BTN Syariah menggunakan system komputerisasi perbangkanyang memadai dalam melayani nasabah
46. BTN Syariah memiliki produk yang sangat membantu ekonomirakyat terutama ekonomi mikro
47. BTN Syariah memiliki SDM memberikan pelayanan yang prima48. BTN Syariah memiliki sarana dan prasarana yang memadai
dalam melayani nasabah49. BTN Syariah memiliki program social lingkungan hidup,
pendidikan, kesehatan, dan beasiswa bagi masyarakat yang tidakmampu
50. BTN Syariah mempunyai program berkesinambungan dalammenyalurkan infak, sedaekah, dan zakat untuk masyarakatsekitarnya
51. BTN Syariah memiliki kepatuhan syariah yang baik52. BTN Syariah memiliki manajemen pengendalian resiko yang
baik demi kebrlangsungan usahanya53. BTN Syariah memiliki kinerja karyawan yang baik dalam
melakukan pekerjaan54. BTN Syariah memiliki standar operasi prosedur yang baik dalam
mengola perusahaan55. BTN Syariah memiliki kepatuhan syariah yang baik
190
56. BTN Syariah memiliki manajemen pengendalian resiko yangbaik demi kebrlangsungan usahanya
57. BTN Syariah memiliki kinerja karyawan yang baik dalammelakukan pekerjaan
MANAJENEMN RISIKO
No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah selalu
menemukan risiko2. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko kredit3. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko operasional4. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko disebabkan oleh risiko likuiditas5. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko pasar6. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko hukum7. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko disebabkan oleh risiko reputasi8. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko imbal hasil9. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko kepatuhan10. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko strategis11. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah pernah
menemukan risiko yang disebabkan oleh risiko investasi12. Dalam melaksanakan kegiatan usaha BTN Syariah memiliki
devisi manajemen risiko13. Dalam mengelola risiko yang akan terjadi BTN Syariah melalui
devisi manajemen risiko selalu menetapkan strategi, kebijakanorganisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akandilakukan.Identifikasi
14. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisis lebihlanjut.
15. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu menetapkan karakteristik risiko yang melekat padaaktifitas fungsional
191
16. Pada tahap indentifikasi risiko Pihak manajemen BTN Syariahselalu menetapakn Risiko dari produk dan kegiatan usaha.Analisa Risiko
17. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariahdilakukan dengan menentukan tingkatan probabilitas dankonsekuensi yang akan terjadi. Kemudian ditentukan tingkatanrisiko yang ada atau dampaknya.
18. Pada tahap analisa resiko pihak manajemen BTN Syariah mudahmendapatkan sumber-sumber terjadinya risiko
19. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah dapatmemilah-milah risiko yang ringan maupun yang berat
20. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode kuantitatif
21. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode kualitatif
22. Pada tahap analisa risiko pihak manajemen BTN Syariah menilairisiko dengan metode analisa berbasis biaya dan manfaatEvaluasi Risiko
23. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteriastandar.
24. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu membuat prioritas risiko
25. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahditetapkan risiko rendah hanya memerlukan pemantauan saja
26. Pada tahap evaluasi risiko pihak manajemen BTN Syariahditetapkan risiko tinggi hanya memerlukan pemantauan danpengendalianPengendalian Risiko
27. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu melakukan penurunan derajat probabilitas dankonsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatifmetode, bisa dengan transfer risiko, dan lain-lain.
28. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu mengevaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi,sumber data prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko.
29. Pada tahap pengedalian risiko pihak manajemen BTN Syariahselalu mengadakan penyempurnan terhadap sistem pengukuranrisiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk,transaksi dan faktor risiko ayng bersifat material.Monitoring dan Review
30. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan me-reviewterhadap hasil sistem manajemen risiko yang telah dilakukan danmengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
192
31. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewkepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yangberlaku serta kebijakan atau ketentuan intern Bank.
32. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewtersedianya informasi keuangan dan manajemen yang lengkap,akurat, tepat guna, dan tepat waktu.
33. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewefektivitas dan efisiensi dari kegiatan operasional.
34. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewefektivitas budaya Risiko (risk culture) pada organisasi Banksecara menyeluruh
35. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereview hasilevaluasi terhadap eksposur risiko
36. Pihak manajemen BTN Syariah memantau dan mereviewpenyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahankegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologiinformasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifatmaterial.Komunikasi dan Konsultasi
37. Pada tahap komunikasi dan konsultasi dengan pengambilkeputusan internal dan eksternal untuk tindak lanjut dari hasilmanajemen risiko yang dilakukan.Komunikasi dan konsultasidengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk tindaklanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.
KEPATUHAN SYARIAH
No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Akad atau kontrak yang digunakan untuk pengumpulan dan
penyaluran dana sesuai dengan prinsip-prinsip syariah danaturan syariah yang berlaku.
2. Dana zakat dihitung dan dibayar serta dikelola sesuai denganaturan dan prinsip-prinsip syariah.
3. Seluruh transaksi dan aktivitas ekonomi dilaporkan secara wajarsesuai dengan standar akuntansi syariah yang berlaku.
4. Lingkungan kerja dan corporate culture sesuai dengan syariah.5. Bisnis usaha yang dibiayai tidak bertentangan dengan syariah.6. Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) sebagai pengarah
syariah atas keseluruhan aktivitas operasional bank syariah.7. Sumber dana berasal dari sumber yang sah dan halal menurut
193
syariah.8. Pendapatan islam yang dipeoleh BTN Syariah sesuai dengan
prinsip syariah9. Pendapatan yang diperoleh BTN Syariah lebih banyak diperoleh
dari pendapatan halal dibandingkan dengan pendapatan yangtidak halal
10. Pembiayaan bagi hasil yang diterapkan oleh BTN Syariah sesuaidengan prinsip syariah
11. Pembiayaan bagi hasil yang diterapkan BTN Syariah banyakdigunakan untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah
12. Investasi Islam yang diperoleh BTN Syariah berasal aktivitaspenempatan dana sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
13. Investasi Islami yang diperoleh BTN Syariah dalam kegiatanpenghimpunan dananya, pembiayaan dan kegiatan usahanyatidak mengandung unsur riba, maisir, gharar, haram, dan zalim
14. Investasi Islam yang diterapkan BTN Syariah adalah untukinvestasi khusus produk-produk halal saja
KINERJA PERUSAHAAN
No. Pertanyaan STS TS CS S SS1. Kinerja Input Perusahaan2. Dana yang dimiliki oleh BTN Syariah berasal dari dana sesuai
dengan syariah3. Jumlah dana yang dimiliki oleh BTN Syariah sesuai dengan
jumlah nasabah yang akan menggunakannya4. Dalam menjalankan kegiatan BTN Syariah selalu menyediakan
dana cadangan jika jumlah nasabah yang akan menggunakannyamelebihi dari target yang telah ditetapkan
5. Jumlah dana yang dimiliki BTN Syariah memenuhi semuakegiatan operasional bank
6. Jumlah dana yang dimiliki BTN Syariah memenuhi semuakewajiban jangka pendek dan jangka panjang bank
7. Karyawan yang dilibatkan dalam pelayanan nasabah cukuphandal
8. Karyawan yang dilibatkan dalam setiap kegiatan sesuai denganprofesionalismenya
9. Jumlah karyawan yang dilibatkan pada BTN Syariah sesuaidengan aktivitas yang dijalankan
10. Karyawan bekerja yang bekerja pada BTN Syariah memilikietos kerja yang tinggi
11. Produktivitas karyawan yang bekerja pada BTN Syariah sesuaidengan harapan bank
12. BTN Syariah memiliki karyawan yang berkualitas dalam
194
menyelesaikan pekerjaan13. BTN Syariah memiliki karyawan komitmen yang tinggi dalam
melaksanakan pekerjaannya14. Seluruh karyawan BTN Syariah dalam bersikap, berpakaian,
berperilaku, menangani bertransaksi, nasabah, dan melayaninasabah sesuai dengan prinsip-prinsip islam
15. Peralatan bekerja yang digunakan pada BTN Syariah memenuhistandar yang telah ditetapkan dalam system perbankan
16. Peralatan bekerja yang digunakan di masing-masing devisi padaBTN Syariah mampu mengatasi permasalahan-permasalah yangada
17. System komputerisasi yang digunakan pada BTN Syariah dapatmengatasi resiko-resiko secara materil
18. System komputerisasi yang digunakan pada BTN Syariah dapatmengatasi risiko-risiko secara imateril
19. Fasilitas yang digunakan pada BTN Syariah dalam melayaninasabah sudah sangat memadai
20. Semua sarana dan prasaran yang digunakan pada BTN Syariahsangat memadai
21. Perlengkapan administrasi yang digunakan pada BTN Syariahsangat layak digunakan
22. Semua pendapatan yang diterima oleh BTN Syariahdiperuntukan untuk membiayaan islami
23. Semua investasi yang diterima oleh BTN Syariah dipergunakanuntuk produk-produk islamiKinerja Output
24. Jumlah nasabah BTN Syariah selalu meningkat dari tahun ketahun
25. jumlah investor pada BTN Syariah selalu meningkat dari tahunke tahun
26. jumlah produk yang ditawarkan oleh BTN Syariah selalu selalubertambah setiap tahuannya
27. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan setiap bulan sekali28. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan tiga bulan sekali29. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan enam bulan sekali30. BTN Syariah selalu mengadakan pelatihan setahun sekali31. BTN Syariah selalu mengeluarkan produk-produk baru dalam
setiap tahunnya32. BTN Syariah selalu mencetak karyawan-karyawan yang
berkualitas dalam dunia perbangkan33. BTN Syariah selalu memberikan pelatihan-pelatihan bagi
karyawan agar adanya peningkatan kualitas dan produktivitaskerja
34. BTN Syariah selalu mengeluarkan produk-produk syariah yang
195
baru35. BTN Syariah selalu membuat dan mengupgrade system manual
book komputerisasi perbangkan syariahKinerja Outcome
36. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan jumlah nasabahdalam jumlah yang cukup banyak setiap tahunnya
37. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kualitaskaryawan pada bagian adminitrasi, teller, pelayanan nasabah,customer service
38. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan produktivitaskerja karyawan pada bagian pemasaran, devisi manajemenresiko, divisi akuntansi, divisi pengelolaan kredit
39. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan jumlahpembayaran kredit
40. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pengembaliankredit
41. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan pembayaranzakat
42. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pembayaran zakat43. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepatuhan
syariah44. BTN Syariah menemukan adanya penurunan resiko manajamen45. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan investasi46. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan pendapatan bagi
hasil47. BTN Syariah menemukan adanya peningakatan moral
karyawan48. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan wawasan
karyawan dalam menyelesaikan masalah49. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepuasan
konsumen terhadap pelayanan dan produk syariah yangditawarkan
50. BTN Syariah menemukan adanya penurunan pendapatanmudharabah dan musyarakah
51. BTN Syariah menemukan adanya peningkatan kepuasankonsumen terhadap pelayanan dan produk syariah yangditawarkan
52. BTN Syariah melihat terbentuknya kerjasama yang baik antarasesama karyawan
196
196
Lampiran 2
FREQUENCIES VARIABLES=X1 X2 X3 X4 X5
Statistics
Good
Cooperate
Governance
(X1)
Manajemen
Operasional
(X2)
Manajemen
Resiko (X3)
Kepatuhan
Syariah (X4)
Kinerja Bank
BTN Syariah (Y)
N Valid 140 140 140 140 140
Missing 0 0 0 0 0
Mean 161.95 160.13 123.06 59.50 169.90
Median 162.00 160.00 123.00 60.00 170.00
Std. Deviation 4.437 4.583 5.018 4.622 3.487
Variance 19.688 21.005 25.183 21.360 12.163
Minimum 153 150 114 49 161
Maximum 170 169 133 67 176
Sum 22673 22418 17229 8330 23786
197
197
Good Cooperate Governance (X1)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 153 2 1.4 1.4 1.4
154 3 2.1 2.1 3.6
155 6 4.3 4.3 7.9
156 10 7.1 7.1 15.0
157 5 3.6 3.6 18.6
158 9 6.4 6.4 25.0
159 12 8.6 8.6 33.6
160 9 6.4 6.4 40.0
161 5 3.6 3.6 43.6
162 13 9.3 9.3 52.9
163 7 5.0 5.0 57.9
164 17 12.1 12.1 70.0
165 10 7.1 7.1 77.1
166 9 6.4 6.4 83.6
167 3 2.1 2.1 85.7
168 11 7.9 7.9 93.6
169 3 2.1 2.1 95.7
170 6 4.3 4.3 100.0
Total 140 100.0 100.0
198
198
Manajemen Operasional (X2)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 150 1 .7 .7 .7
151 2 1.4 1.4 2.1
152 5 3.6 3.6 5.7
153 8 5.7 5.7 11.4
154 3 2.1 2.1 13.6
155 6 4.3 4.3 17.9
156 6 4.3 4.3 22.1
157 7 5.0 5.0 27.1
158 10 7.1 7.1 34.3
159 13 9.3 9.3 43.6
160 12 8.6 8.6 52.1
161 15 10.7 10.7 62.9
162 9 6.4 6.4 69.3
163 8 5.7 5.7 75.0
164 7 5.0 5.0 80.0
165 7 5.0 5.0 85.0
166 10 7.1 7.1 92.1
167 2 1.4 1.4 93.6
168 7 5.0 5.0 98.6
169 2 1.4 1.4 100.0
Total 140 100.0 100.0
199
199
Manajemen Resiko (X3)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 114 5 3.6 3.6 3.6
115 5 3.6 3.6 7.1
116 6 4.3 4.3 11.4
117 7 5.0 5.0 16.4
118 4 2.9 2.9 19.3
119 9 6.4 6.4 25.7
120 14 10.0 10.0 35.7
121 8 5.7 5.7 41.4
122 7 5.0 5.0 46.4
123 11 7.9 7.9 54.3
124 7 5.0 5.0 59.3
125 7 5.0 5.0 64.3
126 13 9.3 9.3 73.6
127 9 6.4 6.4 80.0
128 2 1.4 1.4 81.4
129 7 5.0 5.0 86.4
130 9 6.4 6.4 92.9
131 5 3.6 3.6 96.4
132 2 1.4 1.4 97.9
133 3 2.1 2.1 100.0
Total 140 100.0 100.0
200
200
Kepatuhan Syariah (X4)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 49 1 .7 .7 .7
50 1 .7 .7 1.4
51 3 2.1 2.1 3.6
52 6 4.3 4.3 7.9
53 9 6.4 6.4 14.3
54 6 4.3 4.3 18.6
55 8 5.7 5.7 24.3
56 5 3.6 3.6 27.9
57 7 5.0 5.0 32.9
58 10 7.1 7.1 40.0
59 8 5.7 5.7 45.7
60 16 11.4 11.4 57.1
61 9 6.4 6.4 63.6
62 4 2.9 2.9 66.4
63 14 10.0 10.0 76.4
64 7 5.0 5.0 81.4
65 13 9.3 9.3 90.7
66 9 6.4 6.4 97.1
67 4 2.9 2.9 100.0
Total 140 100.0 100.0
201
201
Kinerja Bank BTN Syariah (Y)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 161 1 .7 .7 .7
163 1 .7 .7 1.4
164 6 4.3 4.3 5.7
165 9 6.4 6.4 12.1
166 13 9.3 9.3 21.4
167 11 7.9 7.9 29.3
168 7 5.0 5.0 34.3
169 17 12.1 12.1 46.4
170 10 7.1 7.1 53.6
171 13 9.3 9.3 62.9
172 14 10.0 10.0 72.9
173 14 10.0 10.0 82.9
174 9 6.4 6.4 89.3
175 10 7.1 7.1 96.4
176 5 3.6 3.6 100.0
Total 140 100.0 100.0