penerapan analisis linear programming dalam …digilib.unila.ac.id/59013/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENERAPAN ANALISIS LINEAR PROGRAMMING DALAM
OPTIMALISASI PENDAPATAN UPJA (USAHA PENYEDIA JASA
ALSINTAN) PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DI KECAMATAN
GADINGREJO, PRINGSEWU, LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh
KHORIK MUALLIMAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
APPLICATIONT OF LINEAR PROGRAMMING ANALYSIS IN
OPTIMIZING UPJA INCOME (ALSINTAN SERVICE PROVIDER
BUSINESS ) IN RICE CULTIVATION IN GADING REJO DISTRICT,
LAMPUNG CENTRAL
By
Khorik Muallimah
Agrotama Jaya Gapoktan is a joint organization of farmer groups in Gadingrejo
District, Pringsewu Regency, which has an Alsintan Service Provider Business
(UPJA) to assist farmers in rice cultivation. Agrotama Jaya Gapoktan has
agricultural equipment and machinery that support the management of rice
cultivation, including Hand Tractor and Combine Harvester. Tools management is
a barrier to farmer group union in increasing its productivity, especially in terms
of maximizing the profitability of the equipment leased. Gapoktan has not been
able to obtain optimal benefits. Equipment rental time, the area of work for each
tool, working hours of equipment, number of operators, operational costs, and the
cost of repairing each tool are some of the constraints in Gapoktan Agrotama Jaya
in optimizing UPJA's income. The effort made for the problem in this research is
to use the Simplex method. The simplex method is the analysis of Linear
Programing which aims to maximize the profit of UPJA, in this study the
qualitative method was obtained by direct survey of research locations and then
conducted interviews directly to the chairperson and members of the Agrotama
Jaya Gapoktan. As well as quantitative data analysis using the Linear Programing
analysis method by utilizing supporting software QM-For Windows V. 5.3.
After calculating in this study, the Linear Function for the objective function
Zmax = 7,287,000X1 + 9,187,500X2, where X1 is a hand tractor and X2 is a
combine harvester. While the constraint function for FK1 (Lease Time) = 240X1
+ 240X2 = 1448, FK2 (Working Capacity / Land Area) = 120X1 + 100X2 = 2124,
FK3 (Working Hours for Tools) = 120X1 + 100X2 = 1448, FK4 (Number of
Operators) = 2X1 + 4X2 = 6, FK5 (Operating Costs) = 306000X1 + 475000X2 =
16465000, FK6 (Equipment Repair Costs) = 208200X1 + 157500X2 = 7060000.
After optimization, the obtained values of solutions X1, X2, respectively are 3,
and 0, the optimum value of the area cultivated cultivated area obtained by hand
tractor is 45 Ha and combine harvester 0 or not leased. The total overall profit
gained by Agrotama Jaya Gapoktan in one planting season from UPJA is IDR
21,861,000.00.
Keywords: Gapoktan, Linear Programing, Rice Cultivation, UPJA
ABSTRAK
PENERAPAN ANALISIS LINEAR PROGRAMMING DALAM
OPTIMALISASI PENDAPATAN UPJA (USAHA PENYEDIA JASA
ALSINTAN) PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DI KECAMATAN
GADINGREJO, LAMPUNG
Oleh
Khorik Muallimah
Gapoktan Agrotama Jaya merupakan organisasi gabungan kelompok tani di
Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu yang memiliki Usaha Penyedia Jasa
Alsintan (UPJA) untuk membantu petani dalam budidaya padi. Gapoktan
Agrotama Jaya memiliki alat dan mesin pertanian yang mendukung pengelolaan
budidaya padi, diantaranya adalah Hand Traktor, dan Combine Harvester.
Manajemen pengelolaan alat adalah penghambat gapoktan dalam meningkatkan
produktivitasnya , terutama dalam hal memaksimalkan keuntungan pendapatan
dari alat yang disewakan. Gapoktan belum mampu memperoleh keuntungan yang
optimal. Waktu sewa alat, luas garapan setiap alat, jam kerja alat, jumlah
operator, biaya operasional, dan biaya perbaikan setiap alat adalah beberapa
kendala Gapoktan Agrotama Jaya dalam mengoptimalkan pendapatan UPJA.
Upaya yang dilakukan untuk permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan
penggunaan metode Simpleks. Metode simpleks yaitu analisis dari Linear
Programing yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan UPJA, pada
penelitian ini yang digunakan adalah metode kualitatif yang diperoleh dengan cara
survei langsung kelokasi penelitian kemudian dilakukan wawancara langsung
kepada bagian ketua dan anggota Gapoktan Agrotama Jaya. Serta analisis data
kuantitatif menggunakan metode analisis Linier Programing dengan
memanfaatkan software pembantu QM-For Windows V. 5.3.
Setelah dilakukan perhitungan pada penelitian ini didapatkan Fungsi Linear untuk
fungsi tujuan Zmax= 7.287.000X1 + 9.187.500X2, dimana X1 adalah hand traktor
dan X2 adalah combine harvester. Sedangkan fungsi kendala untuk FK1 (Waktu
Sewa) = 240X1 + 240X2 = 1448, FK2 (Kapasitas Kerja/Luas Lahan) = 120X1 +
100X2 = 2124, FK3 (Jam Kerja Alat) = 120X1 +100X2 = 1448, FK4 (Jumlah
Operator)= 2X1 + 4X2= 6, FK5 ( Biaya Operasional) = 306000X1 + 475000X2
=16465000, FK6 (Biaya Perbaikan Alat) = 208200X1 + 157500X2 =7060000.
Setelah dilakukan optimalisasi didapat nilai solutions X1, X2, masing masing
adalah 3, dan 0, Nilai optimum luas garapan permusim tanam yang diperoleh hand
traktor yaitu 45 Ha dan combine harvester 0 atau tidak disewakan. Total
keuntungan keseluruhan yang didapat Gapoktan Agrotama Jaya dalam satu musim
tanam dari UPJAnya adalah Rp 21.861.000,00.
Kata Kunci: Budidaya Padi, Gapoktan, Linear Programing, UPJA
PENERAPAN ANALISIS LINEAR PROGRAMMING DALAM
OPTIMALISASI PENDAPATAN UPJA (USAHA PENYEDIA JASA
ALSINTAN) PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI DI KECAMATAN
GADINGREJO, PRINGSEWU, LAMPUNG
Oleh
Khorik Muallimah
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada
Jurusan Teknik Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pagelaran, Kabupaten Pringsewu pada
tanggal 31 Oktober 1996, anak pertama dari 2 bersaudara
dari pasangan Bapak Salimin dan Ibu Sutatik. Penulis
menempuh pendidikan di SD Negeri 1 Gemahripah pada
tahun 2009. Menyelesaikan pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri 1 Pagelaran pada tahun 2012 dan sekolah menengah atas diselesaikan
di SMA Negeri 1 Pagelaran pada tahun 2015.
Pada tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN.
Selama menjadi mahasiswa penulis terdaftar aktif diorganisasi kemahasiswaan
sebagai Bendahara Bidang Dana dan Usaha di Persatuan Mahasiswa Teknik
Pertanian (PERMATEP) pada periode 2016/2017dan Bendahara Umum di
Persatuan Mahasiswa Teknik Pertanian (PERMATEP) pada periode 2017/2018.
Pada tahun 2018, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) periode 1 di
Desa Way Harong Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus dan
melaksanakan Praktik Umum di PT Great Giant Pineapple (GGP) PG-4, Labuhan
Ratu Lampung Timur “ Mempelajari Akurasi Size Buah Nanas Ekspor After
Grading di Packing House Fresh Pine PT. Great Giant Pineapple PG-4 Labuhan
Ratu, Lampung Timur” selama 40 hari kerja efektif mulai tanggal 09 Juli 2018 s/d
18 Agustus 2018.
MOTTO
“Stay strong your story isn’t over yet”
(Khorik Muallimah)
“Everythink you give it will come back to you”
(@Synchronistic)
PERSEMBAHAN
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan karunia-Nya.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dengan rasa syukur, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:
Kedua Orang Tuaku Bapak Salimin dan Ibu Sutatik tercinta yang telah sabar dan
penuh kasih sayang membesarkanku serta tak pernah berhenti mendo’akanku,
memberikan kepercayaan demi keberhasilan dan kebahagianku. Adikku
tersayang Mohamad Haiqal Adha yang selalu memberikan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih atas doa, semangat, dan kasih sayang yang selalu diberikan Bapak/
Ibu dosen, sahabat, dan teman-teman seperjuangan serta almamater tercinta
Teknik Pertanian 2015, Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Penerapan
Analisis Linear Programming dalam Optimalisasi Pendapatan UPJA (Usaha
Penyedia Jasa Alsintan) pada Budidaya Tanaman Padi di Kecamatan
Gadingrejo, Pringsewu, Lampung” sebagai salah satu syarat untuk mencapai
gelar Sarjana Teknologi Pertanian Universitas Lampung. Atas bimbingan,
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan skripsi ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Ir. Agus Haryanto, M.P., selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertanian Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Ir. Sandi Asmara, M.Si., selaku dosen Pembimbing Utama atas
kesediannya untuk meluangkan waktu memberikan bimbingan , ilmu,
pengalaman, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Winda Rahmawati, S.TP., M.Si.,M.Sc., selaku dosen Pembimbing
kedua yang telah banyak masukan, bimbingan, kritik dan saran selama
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Siti Surhayatun, S.TP.,M.Si., selaku pembahas sekaligus dosen
Pembimbing Akademik yang telah memberikan kritik dan saran yang
membangun dalam proses penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen dan karyawan Jurusan Teknik Pertanian yang telah
membantu dan memberikan ilmunya selama ini.
7. Kedua Orang tuaku Ayah Salimin dan Ibu Sutatik tercinta dan yang telah
memberi kasih sayang yang tiada tara, dorongan semangat, nasihat, doa,
dan dukungan moril maupun materil.
8. Adikku Mohamad Haiqal Adha yang selalu memberikan semangat, doa,
dukungan selama ini.
9. Teman-teman seperjuangan Teknik Pertanian Angkatan 2015, terimakasih
untuk kebersamaannya dan dukungannya. Semoga segala kebaikan yang
telah diberikakn kepada penulils mendapatkan balasan kebaikan dari Allah
SWT, aamiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan akan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Bandar Lampung, 3 September 2019
Penulis
Khorik Muallimah
ii
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1. Kecamatan Gadingrejo ............................................................................. 6
2.1.1. Luas Lahan ............................................................................................... 6
2.1.2. Topografi dan Iklim ................................................................................... 7
2.1.3. Tanaman Pangan ...................................................................................... 8
2.2. Deskripsi Tanaman Padi ........................................................................... 9
2.2.1. Klasifikasi .............................................................................................. 9
2.2.2. Morfologi ............................................................................................. 10
2.2.3. Proses Budidaya Padi........................................................................... 13
2.3. Alat dan Mesin Pertanian Budidaya Padi ................................................... 14
2.3.1. Hand traktor .................................................................................... 15
2.3.2. Combine Harvester.......................................................................... 17
2.4. UPJA....................................................................................................... 20
2.4.1. Definisi UPJA ................................................................................ 20
2.4.2. Arah Pengembangan Usaha Penyedia Jasa Alsintan (UPJA) ......... 21
3iii
iii
2.5. Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan) ................................................. 23
2.6. Metode Simpleks .................................................................................... 25
2.6.1. Istilah-istilah dalam Metode Simpleks ............................................ 26
2.6.2. Bentuk Baku dan Bentuk Tabel Metode Simpleks ......................... 27
2.6.3. Tahap- Tahap Metode Simpleks ..................................................... 28
2.7. Metode Delphi ........................................................................................ 31
2.8. Linear Programming ............................................................................... 32
2.9. Tools Pencarian Solusi ( POM QM For Windows)................................ 33
2.10. Analisis Sensivitas .................................................................................. 35
2.11. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 35
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 39
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 39
3.2.Alat dan Bahan ............................................................................................ 39
3.3.Metode Penelitian ........................................................................................ 39
3.3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian ..................................................... 41
3.3.2. Tahap Pengumpulan Data ............................................................... 41
3.3.3. Tahap Pengolahan Data................................................................... 43
3.4. Parameter Penelitian ............................................................................... 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 50
4.1. Gambaran Umum UPJA Gapoktan Agrotama Jaya ............................... 50
4.2. Perumusan Model Linear Progamming .................................................. 51
4.2.1. Variabel Keputusan.............................................................................. 51
4.2.2. Fungsi Tujuan ...................................................................................... 52
4.2.3.Fungsi Kendala (FK) ............................................................................ 54
4.3. Penyelesaian Optimalisasi UPJA Gapoktan Agrotama Jaya dengan Tools
POM QM for Windows ...................................................................................... 62
4.4. Hasil Analisis Linear Programming ........................................................... 66
4.4.1. Linear Programming Result ................................................................. 66
4.4.2. Ranging ................................................................................................ 68
4.4.3. Solution List ......................................................................................... 70
iv
iv
4.4.4 Iterations ............................................................................................... 71
4.4.5. Dual ...................................................................................................... 73
4.5. Analisis Sensitivitas.................................................................................... 73
4.6. Implikasi Manajerial ............................................................................... 75
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 76
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 76
5.2. Saran ....................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 78
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
Lampiran 1. Gambar Penelitian ......................................................................... 83
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan dan Jawaban .................................................... 86
Lampiran 3. Perhitungan Manual dengan ms. Excel ....................................... 100
3v
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Luas panen dan produksi padi sawah Kabupaten Pringsewu tahun 2012 . 8
Tabel 2. Klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.) ............................................. 10
Tabel 3. Bentuk Umum Tabel Simpleks ............................................................... 28
Tabel 4. Tabel Harga Sewa ................................................................................... 52
Tabel 5. Tabel Simpleks Awal .............................................................................. 62
Tabel 6. Hasil Perhitungan .................................................................................... 68
Tabel 7. Perubahan Nilai Z pada Tahapan Iterasi ................................................. 72
Tabel 8. Analisis sensitivitas setelah dilakukan optimasi ..................................... 75
vi
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hand Traktor ....................................................................................... 16
Gambar 2. Combine Harvester ............................................................................. 17
Gambar 3. Tahapan Proses Analisis Penelitian..................................................... 40
Gambar 4. Diagram Alir Langkah Optimasi Menggunakan Linear Programmin. 45
Gambar 5. Tampilan ikon POM QM for Windows ............................................... 46
Gambar 6. Tampilan jendela utama software POM QM for Windows ................. 46
Gambar 7. Tampilan awal pengerjaan linear programming................................. 47
Gambar 8. Tampilan layar utama program POM QM for Windows .................... 63
Gambar 9. Tampilan module tree yang akan digunakan....................................... 63
Gambar 10. Kotak perintah program POM QM for Windows .............................. 64
Gambar 11. Tabel input sebelum data dimasukan ................................................ 65
Gambar 12. Data Awal di dalam software QM-For Windows.............................. 65
Gambar 13. Hasil linear programming result ....................................................... 66
Gambar 14. Tampilan hasil ranging ..................................................................... 69
Gambar 15. Tampilan hasil solution list .............................................................. 70
Gambar 16. Iterasi Ke-1 ........................................................................................ 71
Gambar 17. Iterasi Ke-2 ........................................................................................ 72
Gambar 18. Iterasi ke-3 ......................................................................................... 72
Gambar 19. Tampilan hasil dual ........................................................................... 73
Gambar 20. Analisis Sensitivitas Berdasarkan Fungsi Tujuan ............................ 74
Gambar 21. Analisis Sensitivitas Fungsi Kendala ................................................ 74
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar
karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik dipandang
dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga kebutuhan pangan bagi
masyarakat harus selalu terjamin. Indonesia sebagai salah satu negara agraris dan
tercatat sebagai negara dengan konsumsi tanaman padi tertitinggi di dunia. Untuk
level Asia, Indonesia mengalahkan empat negara yang mengonsumsi tanaman
padi tertingi, seperti Korea, Jepang, Malaysia dan Thailand (Noorjenah, 2015).
Menurut publikasi BPS tentang produksi tanaman pangan 2014 didapatkan
informasi bahwa produksi padi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 70,85 juta ton
gabah kering giling (GKG). Padi merupakan tanaman pangan utama bagi
Indonesia selain jagung dan kedelai. Ketersediaan padi dalam hal ini menjadi
perlu guna memenuhi kebutuhan konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah
tangga dan perseorangan secara berkelanjutan. Dengan bertambahnya jumlah
penduduk Indonesia, maka permintaan beras semakin meningkat. Pada tahun
2013, konsumsi beras Indonesia mencapai 93,37 kilogram perkapita
2
(Bappenas, 2013). Salah satu provinsi penghasil padi yang cukup diperhitungkan
di Indonesia adalah Provinsi Lampung. Pada tahun 2013, total produksi padi di
Povinsi Lampung mencapai 2,9 juta ton dan menempati urutan ke tujuh secara
nasional serta diantaranya adalah Kabupaten Pringsewu (BPS Lampung, 2013).
Dilihat dari besarnya kebutuhan beras sebagai bahan pangan menjadikan
komoditas beras masih dipandang sebagai produk kunci dalam perekonomian
Indonesia sehingga kekurangan persediaan merupakan ancaman bagi kestabilan
ekonomi dan politik, selain itu produksi padi sebagai pangan yang berkualitas
sangat dibutuhkan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk pembangunan bangsa. Mengingat kadar kepentingannya yang demikian
tinggi kebutuhan pangan terutama beras harus tercukupi dan berkelanjutan dalam
upaya pemantapan dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Untuk menjaga
ketersediaan beras di Indonesia, perlu ditingkatkan peran dari masyarakat dan
pemerintah daerah guna menjaga ketersediaan beras di tingkat nasional.
Program peningkatan produksi pertanian pada dasarnya merupakan salah satu
upaya dalam meningkatkan efisien, efektif dan selektif dengan tujuan agar
peningkatan produktivitas, peran masyarakat guna menjaga ketersediaan beras
pada tingkat daerah dan pedesaan adalah dengan tetap menanam padi dan
meningkatkan produksinya, mekanisasi pertanian sebagai supporting system
mempunyai peran vital dalam ikut mendukung modernisasi pertanian di
Indonesia.
Padi memegang peranan strategis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, politik, dan
budaya. Produksi padi di Indonesia harus ditingkatkan, ada beberapa cara untuk
3
meningkatkan produksi padi di antaranya adalah program intensifikasi di Provinsi
Lampung dengan tonase padi perhektar (ton/ ha), menambah luas tanam hektar
(ha/ luasan), penggunaan alat dan mesin pertanian dan yang terakhir adalah
menaikan indeks pertanaman (IP) minimal 2 dalam satu tahun. Menjalankan
proses produksi pertanian tersebut tentu diperlukan tenaga, alat dan mesin
pertanian. Maka, alat dan mesin pertanian adalah masukan yang penting dalam
menunjang sistem pertanian dalam setiap tahapan pertanian, mulai dari
pengelolaan lahan, penanaman, penyiangan, pemeliharaan, pemupukan,
pemanenan dan bahkan sampai penanganan produk pasca panen.
Gadingrejo memiliki tingkat produksi padi tertinggi di Kabupaten Pringsewu
tahun 2015. Kecamatan Gadingrejo memiliki jumlah kelompok tani/gapoktan
yang cukup banyak dan aktif di Kabupaten Pringsewu (BP3K Kecamatan Gading,
2015), salah satunya di desa Gading Rejo Utara terdapat gapoktan yang memiliki
usaha penyedia jasa alsintan (UPJA) yang dapat membantu dalam menunjang
proses produksi padi di wilayah Kabupaten Pringsewu khususnya di Kecamatan
Gading Rejo dan sekitarnya, di Gapoktan Agrotama Jaya terdapat Alsintan untuk
kebutuhan masing-masing budaya padi diantaranya hand traktor untuk pengolahan
tanah, combine harvester untuk pemananan padi.
UPJA Gapoktan Agrotama Jaya adalah organisasi di pedesaan yang bergerak di
bidang pelayanan jasa alsintan dengan menerapkan sistem sewa atau rental untuk
memenuhi kebutuhan petani dalam hal bekerja untuk budidaya padi dan dapat
menjadi pendapatan bagi Gapoktan Agrotama Jaya, namun sistem UPJA di
Gapoktan Agrotama Jaya belum mengoptimalkan keuntungan dari sistem sewa
4
4
yang diterapkan, oleh karena itu perlu dilakukan optimalisasi pendapatan
keuntungan UPJA untuk mengoptimalkan keuntungan dari sistem sewa alsintan.
Penerapan Linear Programing dengan metode simpleks adalah metode yang tepat
untuk memaksimasi pendapatan keuntungan UPJA Gapoktan Agrotama Jaya,
karena dengan metode ini mampu memecahkan masalah optimalisasi atau
minimalisasi dengan jumlah variabel yang lebih dari dua atau variabel yang
banyak. Untuk mempermudah pengerjaan optimalisasi keuntungan UPJA ini
diperlukan alat bantu software QM For Windows untuk mendapatkan hasil
keuntungan dengan harapan ada output dari optimalisasi UPJA Agrotama Jaya
yang menggunakan linear programming adalah pengelolaan UPJA mampu
mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Kemudian dari hasil optimalisasi UPJA Gapoktan Agrotama Jaya menggunakan
linear programing peneliti berharap penelitian ini dapat menjadi standar atau
acuan untuk menentukan luas lahan yang dapat digarap oleh setiap alat dan
pendapatan serta keuntungan yang optimum dari sistem UPJAnya. Oleh karena
itu diperlukan adanya kajian terhadap pengelolaan UPJA di Gapoktan Agrotama
Jaya,Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu terhadap budidaya padi
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah yaitu
bagaimana upaya pengelolaan alsintan untuk budidaya padi melalui Usaha
Penyedia Jasa Alsintan (UPJA) Gapoktan Agrotama Jaya agar dapat memperoleh
pendapatan keuntungan yang optimal dengan penggunaan jasa UPJA.
5
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan optimalisasi
pendapatan UPJA (Usaha Penyedia Jasa Alsintan) dengan penerapan analisis
linear programming pada budidaya padi di Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten
Pringsewu.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Pengelolala UPJA Gapoktan Agrotama Jaya di Gadingrejo mampu
mendapatkan informasi serta menerapkan optimasi pendapatanp yang
optimal .
2. Hasil dari penelitian dapat membantu pengembangan penerapan linear
progamming dalam memecahkan masalah optimasi UPJA dan dapat
dijadiikan sebagai acuan atau standar penyewaan bagi gapoktan kampung
lain.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kecamatan Gadingrejo
2.1.1. Luas Lahan
Luas lahan pertanian sangat mempengaruhi tingkat produksi padi. Semakin luas
lahan pertanian yang dimiliki petani padi, maka produksi padi akan meningkat.
Jika produksi padi meningkat dan kesejahteraan petani pun akan meningkat,
begitu pula sebaliknya apabila luas lahan yang dimiliki semakin menyusut, maka
produksi padi akan menurun dan pendapatan petani juga ikut menurun. Petani
berharap dengan usaha tani, maka akan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan hidupnya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra padi di Indonesia. Hampir di
semua wilayah kabupatennya memiliki potensi sebagai penghasil padi, salah
satunya adalah Kabupaten Pringsewu, Kecamatan Gadingrejo merupakan
kecamatan yang memiliki luas lahan dan jumlah produksi padi terbesar diantara
kecamatan-kecamatan lainnya yang ada dikabupaten pringsewu yaitu ±5930 ha
dengan total produksi sebesar 363.430 ton dan produktivitas mencapai 5,5, ton/
ha. Jika dibandingkan kecamatan lain, hal ini menunjukkan Kecamatan
7
Gadingrejo merupakan sentra produksi tanaman pangan padi sawah di Kabupaten
Pringsewu (BPS Kabupaten Pringsewu, 2013).
Pemilikan lahan maupun penguasaan lahan merupakan faktor penting bagi
penduduk di pedesaan yang kehidupannya masih tergantung pada sektor
pertanian. Pemilikan lahan tidak hanya penting untuk pertanian, tetapi juga bagi
penentuan berbagai kebutuhan lain dalam kehidupan bermasyarakat. Lahan
pertanian sendiri sebagai penentu produksi pertanian, ukuran lahan pertanian
dapat dinyatakan hektare (ha) atau are. Di pedesaan, petani masih menggunakan
ukuran tradisional, misalnya patok, jengkal (Rahim, 2007).
Kecamatan Gadingrejo merupakan kecamatan yang terletak di bagian paling timur
Kabupaten Pringsewu dan merupakan pintu gerbang timur Kabupaten Pringsewu.
Kecamatan Gadingrejo terdiri dari 15 pekon atau desa. Adapun batas-batas
wilayahnya adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Negeri Katon Kabupaten
Pesawaran dan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu.
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Way Lima Kabupaten Pesawaran.
c. Sebelah barat : berbatasan dengan Kecamatan Pringsewu.
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran.
2.1.2. Topografi dan Iklim
Topografi Kecamatan Gadingrejo merupakan dataran rendah, dengan ketinggian
230 dpl. Jenis tanah kecamatan Gadingrejo ialah tanah podsolit dan latosol, warna
kehitam-hitaman dengan sifat tanah antara liat dan gambut, permukaan tanah 80
8
persen terdiri dari dataran rendah untuk areal persawahan dan 20 persen lainnya
merupakan areal perbukitan. Curah hujan di wilayah Kecamatan Gadingrejo rata-
rata 1.500 sampai dengan 3.000 60 mm/tahun, sedangkan keadaan air tanah cukup
dangkal dengan kedalaman berkisar 5-10 meter.
2.1.3. Tanaman Pangan
Sektor pertanian merupakan sektor unggulan Kecamatan Gadingrejo. Sektor
pertanian khususnya tanaman pangan merupakan penunjang perekonomian
terbesar penduduk Kecamatan Gadingrejo. Komoditas padi masih menjadi
komoditas utama dengan produksi terbesar di Gadingrejo, hal ini menunujukkan
sebagian besar penduduk Gadingrejo merupakan petani padi sawah.
Tabel 1. Luas panen dan produksi padi sawah Kabupaten Pringsewu tahun 2012
Kecamatan Gadingrejo memiliki area luas panen terluas dibandingkan dengan
kecamatan lain di Kabupaten Pringsewu yaitu dengan total produksi 363.430 ton
dan produktivitas mencapai 5,5 ton/ha. Dengan luas wilayah dan tingkat
produktivitas yang tinggi jika dibandingkan Kecamatan lain, hal ini menunjukkan
9
Kecamatan Gadingrejo merupakan sentra produksi tanaman pangan padi sawah di
Kabupaten Pringsewu (BPS Gadingrejo, 2013).
2.2. Deskripsi Tanaman Padi
2.2.1. Klasifikasi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan
yang utama di Indonesia. Tanaman ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan
Afrika Barat yang beriklim tropis dan subtropis. Sejarah membuktikan bahwa
tanaman padi sudah membuktikan bahwa tanaman padi sudah ada sejak 3000
tahun sebelum masehi (SM) di Zhejiang (China). Fosil butir padi dan gabah
ditemukan di Hastinapur Utar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain China
dan India, ada beberapa Negara asal padi yaitu Bangladesh, Burma, Vietnam, dan
Thailand.
Padi adalah salah sattu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang
cukup bagi tubuh manusia. Di dalam padi terkandung bahan-bahan yang mudah
diubah menjadi energi, oleh karena itu padi disebut juga sebagai makanan energi.
Padi sebagai makanan pokok dapat memenuhi 56-80% kebutuhan kalori
penduduk Indonesia ( Syahri dan Somantri, 2016).
10
Tabel 2. Klasifikasi tanaman padi (Oryza sativa L.)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family :Poaceae
Genus : Oryza
Species : Oryza sativa L. Var. Megkongga
(Sumber: Hanum, 2008).
2.2.2. Morfologi
Padi termasuk dalam keluarga padi-padian atau Poaceae (Graminae). Padi
termasuk tanamanan semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur
serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun
sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau mua hingga
hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,
bunga tersusun majemuk, tipe mulai bercabang, satuan bunga disebut floret.
Bagian vegetatif dari tanaman padi adalah akar, batang, dan daun, sedangkan
bagian generatif berupa mulai dari bulir-bulir (Makarim dan Suhartatik, 2009).
11
1. Akar
Akar tanaman padi merupakan bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap
air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke bagian atas tanaman.
Akar tanaman padi dapat dibedakan menjadi akar tunggang, akar serabut, akar
rambut dan akar tajuk. Radikula (akar primer) yaitu akar yang tumbuh pada saat
benih berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar akar
dan batang. Apabila pada akar primer terganggu, maka akar seminal akan tumbuh
dengan cepat. Akar-akar semisal akan digantikan oleh akar-akar sekunder (akar
adventif) yang tumbuh dari batang bagian bawah. Bagian akar yang telah dewasa
akan mengalami perkembangan berwarna coklat, sedangkan akar yang masih
muda berwarna putih (Makarim dan Suhartatik, 2009).
2. Batang
Batang padi berbentuk bulat, berongga dan beruas-ruas. Antar ruas dipisahkan
oleh buku. Ruas ruas sangat pendek pada awal pertumbuhan dan memanjang serta
berongga pada fase reproduktif. Pembentukan anakan dipengaruhi oleh unsur
hara, cahaya, jarak tanam dan teknik budidaya. Batang berfungsi sebagai
penopang tanaman, mendistribusikan hara dan air dalam tanaman dan sebagai
cadangan makanan. Kerebahan tanaman dapat menurunkan hasil tanaman secara
drastis. Kerebahan umumnya terjadi akibat melengkung atau patahnya ruas batang
terbawah, yang panjangnya lebih dari 4 cm (Makarim dan Suhartatik, 2009).
3. Daun
Daun padi tumbuh pada batang dan tersusun berselang-seling pada tiap buku. Tiap
daun terdiri atas helaian daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun
(auricle) dan lidah daun (ligule). Daun teratas disebut daun bendera yang posisi
12
dan ukurannya tampak berbeda dari daun yang lain. Satu daun pada awal fase
tumbuh memerlukan waktu 4-5 hari untuk tumbuh secara penuh, sedangkan pada
fase tumbuh selanjutnya diperlukan waktu yang lebih lama, yaitu 8-9 hari. Jumlah
daun pada tiap tanaman bergantung pada varietas. Varietas-varietas baru di daerah
tropis memiliki 14-18 daun pada batang utama (Makarim dan Suhartatik, 2009).
4. Bunga
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Tiap unit bunga pada malai
dinamakan spikelet yaitu bunga yang terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma,
palea, putik, dan benang sari serta beberapa organ lainnya yang bersifat inferior.
Tiap unit bunga pada malai terletak pada cabang-cabang bulir yang terdiri atas
cabang primer dan sekunder. Tiap unit bunga padi pada hakekatnya adalah floret
yang hanya terdiri atas satu bunga, yang terdiri atas satu organ betina (pistil) dan
enam organ jantan (stamen). Stamen memiliki dua sel kepala sari yang ditopang
oleh tangkai sari berbentuk panjang, sedangkan pistil terdiri atas satu ovul yang
menopang dua stigma (Makarim dan Suhartatik, 2009).
5. Buah
Buah atau gabah padi adalah ovary yang sudah masak , bersatu dengan palea.
Buah merupakan hasil dari penyerbukan dan pembuahan yang mempunyai
bagian-bagian seperti embrio (lembaga), endosperm, dan bekatul. Bulir-bulir padi
teletak pada cabang pertama dan cabang kedua. Padi atau gabah terdiri atas biji
yang terbungkus oleh sekam. Bobot gabah beragam dari 12-44 mg pada kadar air
0%, sedangkan bobot sekam rata-rata adalah 20% bobot gabah. (Makarim dan
Suhartatik, 2009).
13
2.2.3. Proses Budidaya Padi
Padi termasuk golongan tanaman semusim atau tanaman muda yaitu tanaman
yang biasanya berumur pendek, kurang dari satu tahun dan hanya satu kali
berproduksi, dan setelah berproduksi akan mati atau dimatikan. Tanaman padi
merupakan salah satu komoditas pertanian yang memnghasilkan limbah berupa
jerami 3,0 -3,7 ton/ha. (Wahyuni, 2010).
Proses budidaya padi meliputi adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan Tanah
Pada tahap pengolahan tanah, lahan bercocok tanam diolah untuk
meningkatkan kesuburan tanah sebagi media tumbuh yang baik sehingga
tanaman padi dapat menghasilkan padi yang berkualitas baik. Tahapan
pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan. Lapisan olah
memiliki kedalaman antara 15-20 cm ( Purwono dan Purnamawati, 2007).
Pengolahan tanah dapat dilakukan menggunakan alat-alat seperti bajak
singkal (moldboard plow), bajak piring (standard and vertikal displow),
subsoiler, garu piring, dan rotary tiller.
2. Budidaya
Budidaya adalah proses persiapan benih yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pembudidaya tanaman, proses persemaian, dan proses
penanaman dengan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang siap ditanam
adalah bibit yang sudah berumur 21-25 hari setelah sebar dan berdaun 5-7
helai (Herawati, 2012).
14
3. Panen
Pemungutan hasil dari budidaya padi atau panen dapat dilakukan pada fase
masak kuning yaitu pada waktu optimum dimana saat butir padi 95% telah
menguning atau sekitar 33-36 hari setelah berbunga dan bagian bawah malai
masih terdapat sedikit gabah hijau ( Maslaita dkk, 2017). Panen padi dimulai
dengan menentukan waktu panen yang optimum, sehingga didapatkan mutu
gabah yang baik, nilai jual yang tinggi dan memuaskan konsumen. Proses
pemanenan dapat dilakukan dengan 2 macam yaitu secara manual yang
menggunakan ani-ani dan mekanis dengan menggunakan mesin pemotong padi
tipe gunting (reaper), mesin pemotong padi binder, dan mesin panen padi
combine harvester ( Iswari, 2012).
2.3. Alat dan Mesin Pertanian Budidaya Padi
Alat dan mesin pertanian yang selanjutnya disebut Alsintan adalah peralatan yang
dioperasikan tanpa atau dengan motor penggerak untuk kegiatan budidaya,
pemeliharaan, panen, pasca panen, pengelolaan hasil tanam, peternakan dan
kesehatan hewan. Sentra produksi atau sentra komoditas adalah suatu kawasan
yang mencapai skala ekonomi tertentu sehingga layak dikembangkan sebagai
satuan pengembangan agribisnis (Peraturan Menteri Pertanian, 2008).
Kontribusi Alsintan untuk tanaman pangan ditandai dengan kelangkaan tenaga
kerja manusia dan ternak pada daerah daerah beririgasi yang mempunyai
intensitas tanam tinggi. Disamping itu, faktor budidaya tanam padi varietas
unggul, memerlukan keserempakan tanam dalam satu kawasan luas, untuk
menghindari serangan hama dan memutus siklus hama.
15
Oleh karena itu, volume pekerjaan menjadi meningkat waktu pengolahan lahan
singkat sehingga jumlah curahan tenaga kerja untuk kegiatan tersebut meningkat.
Sedangkan kontribusi dalam efisiensi dapat berupa penghematan jumlah air atau
tenaga kerja yanag digunakan untuk usahatani. Dapat pula merupakan
peningkatan intensitas pertanaman (IP), dengan makin meningkatnya jumlah
tanaman per satuan luas dan waktu. Mekanisasi pertanian memberikan peluang
untuk memberikan input yang lebih hemat dengan pemberian irigasi yang tepat
(Anjar, 2011).
Alat dan Mesin Pertanian atau Alsintan merupakan istilah yang sering digunakan
untuk menggambarkan alat, mesin dan perlengkapannya dengan menggunakan
salah satu atau kombinasi dari tenaga dari tenaga manusia, ternak atau mesin
dalam rangka meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan lahan, dimana
pelaksana UPJA adalah Poktan/ Gapoktan (Peraturan Menteri Pertanian, 2008).
2.3.1. Hand traktor
Traktor tangan ( Gambar 1)dengan roda dua sudah lama dikenal oleh petani di
Indonesia. Jenis traktor ini semakin banyak digunakan khususnya dalam
pengelolaan tanah oleh para petani sebagai usaha untuk meningkatkan
produktivitas. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah traktor di
lapangan untuk penyiapan lahan. Populasi traktor tangan di Indonesia pada tahun
2012 sebanyak 501,433 unit dengan luas lahan 7.890.000 ha (BPS, 2013).
Hand traktor adalah mesin pertanian yang dipergunakan untuk mengolah tanah
dan pekerjaan lainnya dengan tujuan menciptakan keadaan fisik tanah yang
16
sesuai, untuk pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan peralatan yang bekerja
secara mekanis dan berkapasitas besar (Yunus, 2004).
Gambar 1. Hand Traktor
Type : Zeva G3000
Dimemnsi (mm) : 27 x86 x 159 cm
Berat (kg) : 570 kg
Kekuatan mesin (HP) : 2200 rpm
Bahan bakar : Solar
Kapasitas tanki BBM (liter) : 9,5 liter
Perlengkapan : Bajak singkal, Garu, Gelebeg
Roda Besi, Roda Karet
Sistem Pendingin : Air
Hand traktor Quick G3000 Zeva dengan warna merah putih dengan mesin
penggerak dengan Diesel Kubota RD D1-2S dengan bahan bakar solar yang cocok
untuk lahan basah maupun kering juga dapat digunakan untuk alat transportasi.
17
2.3.2. Combine Harvester
Mesin padi atau Combain Harvester (Gambar 2) adalah mesin pertanian yang
menggabungkan pekerjaaan angkut-rontok-sortasi-pemotongan dalam satu proses
kegiatan. Penggabungan kegiatan ini dapat menekan susut hasil panen hingga
hanya 1,87%, dibandingkan susut hasil pada panen secara “gropyokan” yang
mencapai 10%. Tingkat kebersihan gabah hasil panen mencapai 99,5 %. Mesin
panen padi ini diharapkan mampu mengatasi kelangkaan tenaga kerja serta
menurunkan susut panen padi (Puslitbang, 2014).
Gambar 2. Combine Harvester
Type : Maxxi Padi DR-16
Dimensi (mm) : P 5130 ; l 2880 ; t 2600
Berat (kg) : 2870
Lebar pemotongan aktual (mm) : 1960
Kekuatan mesin (HP) : 8,5
Kecepatan kerja (km/jam) : 3,91
Kapasitas kerja (ha/jam) : ± 0,3 -0,5
18
Bahan bakar : Solar
Kapasitas tanki BBM (liter) : 70
Combine harvester adalah mesin panen tanaman biji-bijian. Nama ini berasal dari
yang menggabungkan tiga operasi terpisah yang terdiri dari pemanenan-menuai,
perontokan, dan penampil dalam satu proses tunggal. Diantara hasil panen dengan
menggabungkan adalah gandum, oat, rye, barle, jagung, padi, kedelai dan biji
rami. Jerami limbah ditinggalkan di lapangan sebagai sisanya kering batang dan
daun tanaman dengan nutrisi terbatas yang baik cincang dan tersebar di lapangan
atau diterjunkan untuk pakan dan tembat tidur untuk ternak.
2.3.2.1. Mekanisme kerja
Combine harvester merupakan suatu alat yang praktis untuk digunakan dimana
alat ini mempunyai tiga fungsi yakni memotong, merontokan dan pengemasan
padi. Secara umum fungsi operational dasar combine harvester adalah sebagai
berikut:
2. Memotong tanaman yang masih berdiri.
3. Menyalurkan tanaman yang terpotong ke silinder
4. Merontokkan gabah dari tangkai atau batang
5. Memisahkan gabah dari jerami
6. Memisahkan gabah dengan cara membuang gabah kosong dan benda
asing.
Prinsip kerja dari combine harvester adalah sebagai berikut:
1. Padi yang dipotong termasuk jeraminya.
2. Jerami akan di hantarkan menggunakan konveyor ke treser
19
3. Semuanya dimasukan ke bagian perontokan
4. Gabah hasil perontokoan akan turun ke penampungan dengan di
hembuskan oleh bower, sehingga gabah yang kosong akan tertiup oleh
hembusan angin.
5. Gabah yang berisi padi akan langsung keluar dari tong pengeluaran.
Namun pada gabah yang tertiup angin akan diayak ulang.
6. Semua jenis combine dioperasikan dengan dikendarai (riding type). Lebar
pemotingan 2 meter.
7. Kemudian jerami sisa akan terbuang ke atas tanah.
2.3.2.2. Kelebihan dan kelemahan Combine Harvester
Menurut Murti (2017), keuntungan penggunakan combine harvester adalah
mengurangi biaya pemanenan dan perontokan, kebutuhan tenaga berkurang, dan
lebih cepat dalam pemanenan jika dibandingan dengan panen secara manual.
Dalam segi operational pemanfaatannya, pemilik mesin combine harvester
memiliki manfaat ganda dari mesin yang dimilikinya. Selain memperoleh
keuntungan dari pemanfaatan mesin dalam pemanenan, sebagian besar pemilik
mesin menyewakan mesin untuk petani lain yang memerlukan mesin pemanen
padi. Sedangkan kelemahan dari combine harvester adalah sulit bekerja pada
lahan dengan kedalaman lumpur 20 cm atau lebih, kkurang berfungsi efektif pada
lahan dengan kemiringan tinggi, dan juga membutuhkan investasi yang relatif
besar untuk pembelian mesin combine harvester (Iwari, 2012).
20
2.4. UPJA
2.4.1. Definisi UPJA
UPJA merupakan suatu lembaga ekonomi perdesaan yang bergerak di bidang
pelayanan jasa dalam rangka optimalisasi penggunaan alat dan mesin pertanian
untuk mendapatkan keuntungan usaha (profit making), dikelola berdasarkan skala
ekonomi, berorientasi pasar, serta didukung oleh SDM yang profesional baik di
dalam maupun diluar kelompok tani/ gapoktan. Kelompok tani adalah kumpulan
petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban
untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya (Depertemen Pertanian RI,
2011).
Gapoktan dibentuk dengan tujuan menjadi wadah belajar mengajar bagi
anggotanya, sebagai tempat untuk memperkuat kerjasama di antara sesama petani,
serta menjadikan usaha petani mencapai skala ekonomis sehingga diharapkan
mampu usaha taninya akan lebih efisien (Sutisna dan Hiasinta, 2016).
Berdasarkan tingkat kemampuannya, UPJA dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
1. UPJA Pemula, yaitu kelompok UPJA yang belum berkembang karena
hanya memliki jumlah Alsintan 1-4 unit dengan 1-2 jenis Alsintan.
2. UPJA Berkembang, yaitu kelompok UPJA yang telah berkembang
dengan jumlah Alsintan 5-9 unit dengan 3-4 jenis Alsintan dan telah
memiliki sistem organisasi lengkap.
21
3. UPJA Profesional, yaitu kelompok UPJA yang telah optimal dan telah
memiliki Alsintan lebih dari 10 unit dengan lebih dari 5 jenis Alsintan
(Direktorat Alat dan Mesin Pertanian, 2008).
Penumbuhan UPJA dilaksanakan pada wilayah agribisnis, kawasan atau wilayah
pengemabangan kawasan agribisnis yang belum terbentuk UPJA, mempunyai
masalah keterbatasan tenaga kerja dari penanganan hasil panen serrta
membutuhkan alsintan sebagai solusinya. Penumbuhan UPJA diinisiasi melalui
musyawarah kelompok tani dengan tokoh masyarakat. UPJA harus dapat
memberikan keuntungan secara ekonomis, maka pengelolaan UPJA perlu
berorentasi bisnis yang dikelola secara profesional (Peraturan Menteri Pertanian,
2008).
2.4.2. Arah Pengembangan Usaha Penyedia Jasa Alsintan (UPJA)
Secara teknis pengembangan UPJA di perdesaan diarahkan untuk :
1. Mengoptimalkan penggunaan alsintan dan percepatan ahli teknologi
alsintan kepada masyarakat pertanian di perdesaan.
2. Mempercepat dan meningkatkan mutu pengelohan tanah, mutu hasil
panen, dan pengelolaan hasil pasca panen menuju pertanian modern.
3. Meningkatkan indeks pertanaman (IP) dalam satu satuan waktu pada
luasan tertentu
4. Mendukung pemanfaatan air irigasi tanaman pangan.
5. Mengatasi kekurangan tenaga kerja dan menciptakakn lapangan kerja baru
di pedesaan guna menarik minat tenaga kerja muda.
22
6. Mendorong tumbuh kembangnya usaha ekonomi di perdesaan yang terkait
dengan pengembangan system agribisnis di perdesaan.
7. Mempercepat alih teknologi di perdesaan khususnya penggunaan
mekanisasi modern (Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian,
2010).
UPJA mempunyai fungsi utama kelembagaan UPJA yaitu melakukan kegiatan
ekonomi dalam bentuk pelayanan jasa alsintan dalam penanganan budidaya
seperti jasa penyiapan lahan dan pengolahan tanah, pemberian air irigasi,
penanaman, pemeliharaan, perlindungan tanaman termasuk pengendalian
kebakaran maupun kegiatan panen ,pasca panen dan pengolahan hasil pertanian
seperti jasa pemanenan, perontokan, pengeringan dan penggilingan padi, termasuk
mendorong pengembangan produk dalam rangka peningkatan nilai tambah,
peluasan pasar, daya saing dan perbaikan kesejahteraan petani (Peraturan Menteri
Pertanian, 2008).
UPJA sebagai lembaga ekonomi pedesaan dapat berperan penting dan stategis
dalam rangka menggerakan perekonomian di pedesaan, ada empat hal yang
mendasari kebijakan, strategis, dan operasionalisasi pengembangan UPJA, yaitu
sebagai berikut:
1. Alsintan mempunyai peran penting dan strategis dalam mencapai tujuan
dari sistem pembangunan pertanian mulai pada proses budidaya, panen,
pasca panen sampai pengelolaan hasil pertanian.
23
2. Keterkaitan yang signifikan antara target pencapaian pembangunan
pertanian dengan Pengembangan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin
Pertanian (UPJA).
3. Perlunya tata kelola yang baik (good governance) dan pengelolaan
(management) penumbuhan dan pengembangan UPJA.
4. Asas desentralisasi dan otonomi penumbuhan dan pengembangan UPJA
yang disesuaikan dengan karakteristik kondisi wilayah. Lebih lanjut, hal
ini akan mempengaruhi model pengembangan UPJA (Peraturan Menteri
Pertanian, 2008).
2.5. Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan)
Kelompok tani merupakan kelembagaan tani yang langsung mengorganisir para
petani dalam mengembangkan usaha taninya. Di samping berfungsi sebagai
wahana penyuluhan dan penggerak kegiatan anggotanya, beberapa kelompok tani
juga mempunyai kegiatan lain, seperti gotong royong, usaha simpan pinjam dan
arisan kerja untuk kegiatan usahatani. Keberagaman eksistensi dan kinerja
kelompok tani ini mengindikasikan bahwa pembinaan kelompok tani masih
diperlukan dalam kelompok tani masih diperlukan dalam rangka mendukung
pengembangan sistem usaha agribisnis di pedesaan( Hermanto,2007).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan kumpulan beberapa kelompok
tani yang terdiri dari 20 hingga 25 kelompok tani dalam satu desa. Gapoktan
adalah lembaga yang menjadi penghubung petani satu desa dengan lembaga-
lembaga lain di luarnya. Pemberdayaan petani dan usaha kecil perdesaan selalu
menggunakan pendekatan kelompok. Fungsi dan Peran Gapoktan adalah
24
memfasilitasi pemecahan kendala/masalah yang dihadapi petani dari berbagai
kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan ( Syahyuti, 2007).
Menurut Wahyuni ( 2009), terdapat tiga peran pokok yang diharapkan dapat
dijalankan oleh Gapoktan yaitu sebagai berikut:
1. Gapoktan berperan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang
terbangun, misalnya terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi yaitu
bertugas merekap daftar permintaan benih dan nama anggotanya.
Demikian pula dalam pencairan anggaran subsidi benih dengan
menerima voucher dari Dinas Pertanian setempat. Gapoktan merupakan
lembaga strategis yang akan merangkum seluruh aktifitas kelembagaan
petani di wilayah tersebut. Gapoktan dijadikan sebagai basis usaha petani
di setiap pedesaan.
2. Gapoktan berperan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal.
Mulai tahun 2006 melalui Badan Ketahanan Pangan telah dilaksanakan “
Program Desa Mandiri Pangan” dalam rangka mengatasi kerawanan dan
kemiskinan di pedesaan. Pengentasan kemiskinan dan kerawanan pangan
dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat secara
partisipatif. Masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok tani
dibimbing agar mampu menemukan dan mengenali permasalahan yang
dihadapi dan potensi yang mereka miliki, serta mampu secara mandiri
membuat rencana kerja untuk meningkatkan pendapatannya melalui
usahatani dan usaha agribisnis berbasis pedesaan.
3. Gapoktan dianggap sebagai Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP)
Gapoktan dapat menerima Dana Penguatan Modal (DPM), yaitu dana
25
pinjaman yang dapat digunakan untuk membeli gabah petani pada saat
panen raya, sehingga harga tidak terlalu jauh. Kegiatan DPM-LUEP telah
dimulai semenjak tahun 2003, namun baru mulai tahun 2007 Gapoktan
dapat sebagi penerima
2.6. Metode Simpleks
Metode simpleks merupakan teknik yang paling baik untuk menyelesaikan
masalah pemograman linear yang tidak mempunyai keterbatasan dalam jumlah
variabel keputusan dan fungsi kendalanya. Alogaritma simpleks ini dijelaskan
dengan menggunakan logika secara aljabar matriks sedemikian rupa sehingga
perhitungannya dapat dibuat dengan lebih mudah (Puryani dan Ristono, 2012).
Metode simpleks merupakan sebuah metode lanjutan dari metode grafik. Metode
grafik tidak dapat menyelesaikan persoalan manajemen yang memiliki variabel
keputusan yang cukup besar, sehingga untuk menyelesaikannya dibutukan sebuah
metode yang lebih kompleks yaitu dengan menggunakan komputer QSB
(Quantitative System For Business) atau menggunakan metode simplex. Dalam
kenyataannya penggunaan komputer lebih efisien, akan tetapi metode dasar yang
digunakan dalam pengoperasian komputer tetap metode simplex (Ernestine,
2013).
Metode simpleks merupakan prosedur alogaritma yang digunakan untuk
menghitung dan menyimpan banyak angka pada iterasi-iterasi yang sekarang dan
untuk pengambilan keputusan pada iterasi berikutnya. Metode simpleks
merupakan suatu metode untuk menyelesaikan masalah-maslah program linear
yang meliputi banyak pertidaksamaan dan banyak variabel. Dalam menggunakan
26
metode simpleks untuk menyelsaikan masalah-masalah program linear, model
program linear harus diubah ke dalam suatu bentuk baku model program linear
adalah semua kendala berupa persamaan dengan sisi kanan nonnegatif, fungsi
tujuan dapat memaksimumkan atau meminimumkan (Wibowo, 2018).
Metode simpleks adalah salah satu prosedur yang paling luas penggunaannya
untuk pemecahan persoalan pemograman linier, bahkan digunakan untuk
penyelesaian dari program-program komputer. Software QM for Windows adalah
paket yang diperlukan untuk metode kuantitatif untuk bisnis dan DS for Windows
berisi gabungan dari kedua paket sebelumnya ( Harsanto, 2011).
2.6.1. Istilah-istilah dalam Metode Simpleks
Istilah yang sering digunakan dalam metode simpleks, diantaranya :
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu
tergantung dari nilai tabel sebelumnya.
2. Variabel basis merupakan variabel yang nilainya bukan nol pada
sembarang iterasi.
3. Variabel non basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada
sembarang iterasi.
4. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan ke model matematika
kendala untuk mengkonversi pertidaksamaan ≤ menjadi =.
5. Solusi atau Nilai Kanan (NK) merupakan nilai sumber daya pembatas
yang masih tersedia.
27
6. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan dari model matematika
untuk mengkonversikan pertidaksamaan ≥ menjadi persamaan = .
7. Variabel buatan merupakan variabel yang ditambahkan ke dalam model
matematika kendala dengan bentuk ≥ atau = untuk difungsikan sebagai
variabel basis awal.
8. Kolom Pivot (kolom kerja ) adalah yang memuat variabel masuk.
9. Baris Pivot ( Baris Kerja ) adalah salah satu baris dari anatara variabel
yang memuat variabel keluar.
10. Elemen Pivot adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan
baris pivot.
11. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi
berikutnya dan digantikan dengan varaibel masuk.
12. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk menjadi variabel basis
pada iterasi berikutnya.
2.6.2. Bentuk Baku dan Bentuk Tabel Metode Simpleks
Untuk menentukan solusi optimum hal pertama kali harus dilakukan adalah
bentuk umum pemograman linear diubah ke dalam bentuk baku terlebih dahulu.
Bentuk bsku dalam metode simpleks tidak hanya mengubah persamaan kendala
ke dalam bentuk sama dengan, tetapi juga setiap fungsi kendala harus diwakili
pada kondisi sebelum ada aktivitas yang dilakukan. Dengan kata lain, variabel
keputusan semuanya masih umum pemograman linier sudah dalam bentuk
persamaan (Wibowo,2018).
28
Bentuk umum standar formulasi Linear Programing adalah sebagai berikut
(Yamit, 2012):
Zmaks = C1X1 +C2X2 +C3X3+... CnXn
d.k [1] a11x1 + a12x2 + a13x3 + ... + a1jxj+ S1 =b1
[2] a21x1 + a22x2 + a23x3 + ... + a2jxj+ S2 = b2
[3] a31x1 + a32x2 + a33x3 + ... + a3jxj+ S3 = b3
. . . . . .
[i] ai1x1 + a12x2 + a13x3 + ... + a1jxj + Si = bi
Apabila bentuk diatas dimasukan kedalam tabel akan di tunjukan seperti tabel 3.
Tabel 3. Bentuk Umum Tabel Simpleks
Ca Vrb Cj C1 C2 C3 ... Cj
Basis Bi a1 a2 a3 ... Aj
CB1 S1 b1 a11 a12 a13
a1j
CB2 S2 b2 a21 a22 a23 ... a2j
CB3 S3 b3 a31 a32 a33 ... a3j
: : : : : : : :
Cbi Si Bi ai1 ai2 ai3 ... Aij
Z Z1-C1 Z2-C2 Z3-C3 ... Zj-Cj
2.6.3. Tahap- Tahap Metode Simpleks
Langkah-langkah penggunaan metode simpleks menurut Yamit (2012) adalah
sebagai berikut:
1. Ubah masalah linear programming ke dalam bentuk standar.
29
2. Periksa apakah setiap kendala memiliki “variabel basis”. Jika tidak
tambahkan satu variabel buatan (semu) yang bertindak sebagai variabel
basis, misalnya Q1 atau Q2 yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
3. Masukan semua nilai fungsi kendala ke dalam tabel simpleks.
4. Masukan nilai koefisien fungsi tujuan pada baris Zj-Cj dengan rumus:
Zj-Cj = CByj-Cj.
5. Tentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki nilai negatif terbesar
pada garis Zj-Cj. Jika terdapat dua nilai terbesar yang sama, dapat dipilih
salah satu.
6. Tentukan baris kunci, yaitu nilai yang memiliki angka indeks terkecil dan
bukan negatif.
7. Cari angka baru yang terdapat pada baris kunci dengan cara membagi
semua angka yang terdapat pada baris kunci dengan angka kunci. Angka
kunci adalah angka yang terdapat pada persilangan baris kunci dengan
kolom kunci.
8. Mencari angka baru pada baris yang lain dengan rumus:
Angka baru= Nilai pada baris lama dikurangi dengan perkalian koefisien
pada kolom kunci dengan angka baris kunci.
9. Apabila solusi optimal belum ditentukan, kembali ke langkah kelima
diatas, sehingga nilai yang terdapat pada baris Zj-Cj =≥ 0
Tahapan dalam menyelesaikan program linear dengan metode simpleks menurut
Sriwidadi (2013) adalah sebagai berikut:
1. Tahap pertama yaitu memeriksa tabel layak atau tidak. Kelayakan tabel
simpleks dapat dilihat dari solusi (nilai kanan). Jika solusi ada yang
30
bernilai negatif, tabel tidak layak. Tabel yang tidak layak dapat diteruskan
untuk dioptimalkan.
2. Tahap kedua adalah menentukan kolom pivot. Penentuan kolom pivot
dilihat dari koefisien fungsi tujuan ( nilai di sebelah kanan baris z) dan
tergantung dari bentuk tujuan. Jika tujuan maksimasi, maka kolom pivot
adalah kolom dengan koefisien paling negatif. Jika tujuan minimalisasi,
kolom pivot adalah kolomdengan koefisien positif terbesar. Jika kolom
pivot ditandai dan ditarik ke atas, variabel keluar akan diperoleh. Jika nilai
paling negatif (untuk tujuan maksimisasi) atau positif terbesar ( untuk
tujuan minimisasi) lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
3. Tahap ketiga adalah menentukan baris pivot, baris pivot ditentukan setelah
membagi nilai solusi dengan nilai kolom pivot yang bersesuaian ( nilai
yang terletak dalam satu baris). Dalam hal ini, nilai negatif dan 0 pada
kolom pivot tidak diperhatikan, artinya tidak ikut menjadi pembagi. Baris
pivot adalah baris baris dengan rasio pembagian terkecil. Jika baris pivot
ditandai dan ditarik ke kiri, variabel keluar akan diperoleh. Jika rasio
pembagian terkecil lebih dari satu, pilih salah satu secara sembarang.
4. Tahap keempat yaitu menentukan elemen pivot, elemen pivot adalah nilai
yang terletak pada perpotongan kolom dan baris pivot.
5. Tahap kelima adalah membentuk tabel simpleks baru, tabel simpleks baru
dibentuk dengan pertama sekali menghitung nilai baris pivot baru. Baris
pivot baru adalah baris pivot lama dibagi dengan elemen pivot. Baris baru
lainnya merupakan pengurangan nilai kolom pivot baris yang
31
bersangkutan dikali baris pivot baru dalam satu kolom terhadap baris
lamanya yang terletak pada kolom tersebut.
6. Tahap keenam adalah memeriksa jika tabel sudah optimal, keoptimalan
tabel dilihat dari koefisien fungsi tujuan ( nilai pada baris z) dan
tergantung dari bentuk tujuan. Untuk tujuan masksimisasi, tabel sudah
optimal jika semua nilai pada baris z sudah positif atau 0. Pada tujuan
minimisai, tabel sudah optimal jika semua jilai pada baris z sudah negatif
atau 0. Jika belum, kembali ke langkah kedua, jika sudah optimal, baca
solusi optimal.
2.7. Metode Delphi
Metode Delphi merupakan sistematis dalam mengumpulkan pendapatan dari
sekelompok pakar melalui serangkaian kuesioner, dimana ada mekanisme
feedback melalui putaran (round) pertanyaan yang diadakan sambil menjaga
anonimitas tanggapanresponden (para ahli). Metode Delphi adalah modifikasi dari
teknik brainwriting dan survei. Dalam metode ini, panel digunakan dalam
pergerakan komunikasi melalui beberapa kuesioner yang tertuang dalam tulisan
(Norfriandi, 2013).
Dalam penelitian ini , metode delphi merupakan alat verifikasi terhadap hasil
analisis yang telah dilakukan peneliti, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat
para ahli, dalam hal ini orang-orang yang mengetahui kondisi isu dan
permasalahan serta kondisi di lapangan yang sebenarnya (Norfriandi, 2013).
32
2.8.Linear Programming
Linear programming adalah metode atau teknis matematis yang digunakan untuk
membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Ciri khusus penggunaan
metode matematis ini adalah berusaha mendapatkan maksimisasi dan minimisasi.
Maksimisasi dapat berupa memaksimumkan keuntungan. Minimisasi dapat
berupa meminimumkan biaya. Aplikasi metode linear programing dapat
digunakan dalam berbagai jenis masalah, misalnya perencanaan inventasi, rencana
produksi dan persediaan, masalah distribusi, masalah perencanaan lokasi, skedul
tenaga kerja, pemanfaatan lahan pertanian, peraturan pemerintah, dan lain
sebagainya (Yamit, 2012).
Model pemograman linear mempunyai tiga unsur utama yaitu:
1. Variabel keputusan, adalah variabel persoalan yang mempengaruhi
nilai tujuan yang dicapai. Didalam proses pemodelan, penemuan
variabel keputusan tersebut harus dilakukan terlebih dahulusebelum
merumuskan fungsi tujuan dan kendala-kendalanya.
2. Fungsi tujuan, dalam model pemograman linear tujuan yang hendak
dicapi harus diwujudkan kedalam sebuah fungsi matematika linear.
Selanjutnya, fungsi ini dimaksimumkan atau diminimumkan terhadap
kendala-kendala yang ada. Beberapa contoh tujuan yang hendak
dicapai oleh perusahaan, minimasi biaya distribusi, dan sebagainya.
3. Kendala fungsional, berbagai kendala yang dihadapi untuk mencapai
tujuan-tujuannya ( Ibnas, 2014).
33
Linear programming memakai suatu model sistematis untuk menggambarkan
masalah yang dihadapi. Kata sifat linear berarti bahwa semua fungsi matematis
dalam model ini harus merupakan fungsi-fungsi linear. Kata programing disini
merupakan sinonim untuk kata perencanaan. Maka, membuat linear programming
adalah membuat rencana kegiatan untuk memperoleh hasil yang optimal, ialah
suatu hasil yang mencapai tujuan yang ditentukan dengan cara yang paling baik
(sesuai model matematis) di antara semua alternatif yang mungkin. Sebenarnya
setiap masalah yang model matematisnya sesuai dengan format linear
programming (Sartin, 2008).
Kelebihan dari linear programming adalah dapat menggunakan banyak variabel
sehingga berbagai kemungkinan untuk memperoleh pemanfaatan sumber daya
yang optimal dapat tercapai dan fungsi tujuan dapat difleksibelkan sesuai dengan
tujuan penelitian atau terdiri dari data yang tersedia, selain itu linear programing
dapat meminimalisasi penyimpangan antara tuntutan yang diharapkan dan aktual,
yang sesuai dengan aplikasi kuasi real time karena biaya komputasi yang rendah
(Sartin, 2008).
2.9.Tools Pencarian Solusi ( POM QM For Windows)
POM QM for Windows merupakan perangkat lunak yang dikembangkan dan
menyertai buku-buku teks seputar manajemen operasi yang diterbitkan oleh
Prentice-Hall’s. Terdapat tiga perangkat lunak yang sejenis yang diterbitkan yakni
DS for Windows, POM for Windows dan QM for Windows. Perangkat lunak ini
user friendly dalam penggunaannya untuk membantu proses hitung secara teknis
pengambilan keputusan secara kuantitatif. POM for Windows adalah paket yang
34
diperuntukan untuk manajemen operasi; QM for Windows adalah paket yang
diperuntukan untuk metode kuantitatif untuk bisnis, manajemen sains atau riset
operasional dan DS for Windows berisi gabungan dari kedua paket sebelumnya
(Harsono, 2011).
Bentuk Output dari Analisis Linear Programming adalah sebagai berikut:
1. Linear Programming Result
Linear Programming Result adalah tampilan awal setelah software QM for
Windows di solve. Data hasil analisis dari data awal yang dimasukan ke dalam
tools.
2. Solution List
Solution list adalah tampilan hasil dari status setiap variabel dan fungsi
kendala yang sudah diubah menjadi slack-slack variabel.
3. Ranging
Ranging merupakan tampilan perhitungan lanjutan dari nilali solution list
yang sudah didapatkan.
4. Iterations
Iterations atau biasa disebut iterasi adalah tahapan dari perhitungan, seperti
perhitungan manual yang dilalui sehingga diperoleh solusi optimal.
5. Dual
Dual adalah tampilan kedua nilai masalah dimana terdapat nilai yaitu
maximize dan minimize
35
2.10. Analisis Sensivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis untuk melihat seberapa besar perubahan
dapat ditolerir sebelum solusi optimal kehilangan optimalitasnya. Perubahan
tersebut adalah sebagai beriuktnya:
1. Perubahan koefisien fungsi tujuan (Cj)
2. Perubahan nilai kanan (bj)
3. Perubahan kendala, seperti penambahan variabel baru, perubahan
keperluaan terhadap sumber daya, maupun penambahan kendala baru.
Sensitivitas selain digunakan untuk pengujian/ pengecekan, analisis sensitivitas
lebih bermanfaat untuk menghindari pengulanan dari awal, apabila terjadi
perubahan-perubahan pada masalah linear programming simpleks. Analisis
sensitivitas dilakukan jika fungsi tujuan dan batasan akan berubah, dan apabila
dilakukan perhitungan lagi dari awal tentunya akan memakan waktu yang cukup
lama, disamping resiko kesalahan hitug yang mungkin muncul. Oleh karena itu
analisis sensitivitas diperlukan.
2.11. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang optimasi menggunakan metode linear programming ini sudah
banyak dilakukan. Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang
diijadikan rujukan oleh penulis untuk menyelesaikan tulisan:
1. Aprilia Mulyani (2018), meneliti tentang optimasi produksi industri roti
dengan judul Analisis Optimasi Produksi Industri Roti pada UKM Roti
Tugu Menggunakan Metode Linear Programming. Tujuan dari penelitian
Aprilia Mulyani adalah untuk menganalisa produksi optimum masing-
36
masing roti agar diperoleh kekuntungan maksimum, dengan kendala yang
dihadapi adalah antisipasi terhadap perubahan penambahan, penyedia
bahan baku, penentuan keuntungan yang maksimum. Dari hasil
pengolahan data menggunakan analisis sensitivitas dengan metode linear
programming bahwa untuk mencapai kekuntungan maksimum maka
dalam setiap harinya UKM Roti Tugu disarankan untuk memproduksi roti
isi sebanyak 4,856 unit, roti tawar putih sebanyak 16 unit, roti tawar manis
sebanyak 304 unit, dan cheese cake sebanyak 35 unit. Keuntungan yang
akakn diperoleh UKM Roti Tugu pada kondisi optimum adalah sebesar
Rp. 5.343.024, dengan kondisi dan batasan sesuai dengan perhitungan.
Berdasarkan analisis sensitivitas, roti isi dapat dijual dengan harga Rp.
2.345 sampai Rp. 2.607, roti tawar putih dapat dijual dengan harga Rp.
3.622 sampai Rp. 12.895, dan cheese cake dapat dijual dari harga Rp.
78.382 sampai Rp. 87.261.
2. Penelitian dari Sasongko Aji Wibowo (2018) yang berjudul Optimalisasi
Pendapatan UPJA (Usaha Penyedia Jasa Alsintan) Budidaya Padi
Menggunakan Analisis Linear Programming di Kecamatan Seputih
Raman, Lampung Tengah. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk
memaksimalkan keuntungan UPJA dengan metode kuantitatif
menggunakan metode analisis Linear Programming dan diperoleh fungsi
linear untuk fungsi tujuan X1, X2, X3, dan X4 berturut adalah Traktor,
Hand Traktor, Transplanter, dan Combine Harvester. Dengan fungsi
kendala luas lahan, waktu sewa, jam kerja alat, jumlah operator, dan biaya
peremajaan alat. Di dapat data optimasi nilai solutions X1,X2,X3, dan X4
37
masing-masing adalah 4.71,0,0 dan 1.32 Total keuntungan keseluruhan
yang didapat Gapoktan Rejo Asri dari UPJA nya adalah Rp. 42.494.670,-
untuk satu musim tanam (MT) dan untuk Indeks Pertanaman di Kecamatan
Seputih Raman adalah 2 jadi dalam satu tahun adalah Rp. 84.989.340l,-
dengan asumsi perolehan keuntungan sesuai dengan fungsi tujuan dan
fungsi kendala sama.
3. Sri Desiana Shintya Dewi, Ni Ketut Tari Tastra, Kartika Sari (2014)
dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Sensitivitas dalam Optimasi
Keuntungan Busana dengan metode Simpleks, meneliti tentang
optimalisasi keuntungan produksi busana di Germen Ls. Penelitian ini
menggunakan 6 variabel keputusan dan 5 fungsi kendala, yaitu kendala
bahan baku, kendala waktu, kendala produksi, kendala produksi maksimal
dan kendala upah tenaga kerja. Setelah dilakukan penerapan metode
simpleks, keuntungan maksimal yang diperoleh Germen Ls dalam sehari
meningkat sebesar RP. 865.264,00 dari Rp. 1.027.920 menjadi Rp.
1.893.184.
4. Penelitian oleh Teguh Sriwidadi dan Erni Agusutina pada tahun 2013
berjudul Optimalisasi Produksi dengan Menggunakan Linear
Programming Melalui Metode Simpleks. Di dalam penelitiannya Teguh
dan Erni melakukan studi kasus di PD Utama Jaya, yang merupakan
perusahaan yang bergerak dalam pengelolaan biji plastik. Penelitian ini
menggunakan 4 variabel keputusan dan 7 fungsi kendala bahan baku,
kendala jam kerja mesin, kendala jam tenaga kerja, kendala permintaan,
kendala GRX 25 M.
38
Penelitian ini menarik untuk dilakukan karena masih sedikit peneliti yang meneliti
mengenai penerapan analisis linear programming untuk optimalisasi pendapatan
usaha penyedia jasa alsintan. Selain itu jika dibandingkan dengan penelitian-
penelitian terdahulu yang relevan maka penelitian ini memiliki beberapa
persamaan dan perbedaan. Secara mendasar perbedaan penelitian ini dengan
penelitian terdahulu yaitu adanya perbedaan antara analisis yang dilakukan, latar
belakang, mesin pertanian, dan tujuan penelitian. Secara lebih terperinci, berikut
ini merupakan persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan pebelitian-
penelitian terdahulu :
1. Kajian utama yang digunakan pada penelitian terfokus pada mesin
pengolah tanah (Hand traktor) dan pemanen padi (Combine Harvester),
sedanngkan di penelitian terdahulu tidak hanya meneliti kedua alat
tersebut tetapi juga diteliti penggunaan mesin pertanian lainnya seperti
mesin traktor, alat penanam padi (tranplanter) dan alat penyiang (power
weeder).
2. Ada beberapa persamaan antara peneliti ini dengan penelitian terdahulu
antara lain alat analisis dan beberapa variabel yang digunakan tetapi lokasi
yang tempat penelitian yang berbeda sehingga data yang dihasilkan tidak
sama.
39
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2019. Lokasi
pengambilan data yaitu di Gapoktan Agrotama Jaya Kecamatan Gadingrejo
Kabupaten Pringsewu.
3.2.Alat dan Bahan
Peralatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kamera,
perekam suara, leptop, software QM For Windows. Sedangkan bahan yang akan
digunakan adalah data Gapoktan Agrotama Jaya, pendapatan UPJA, data luas
lahan pertanian, jam kerja alat, waktu sewa, jumlah tenaga kerja, biaya
operasional, biaya peremajaan alat.
3.3.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam
yaitu metode analisis data kualitatif dan metode analisis data kuantitatif. Metode
kualitatif ini diperoleh dengan cara survei langsung kelokasi penelitian kemudian
dilakukan wawancara langsung kepada bagian ketua dan anggota Gapoktan
Agrotama Jaya. Sedangkan metode kuantitatif ini diperoleh dengan analisis data
40
tertulis dari hasil pendapatan dalam pengelolaan UPJA Gapoktan Agrotama Jaya.
Tahap-tahap proses penelitian disajikan pada gambar 3.
Gambar 3. Tahapan Proses Analisis Penelitian
Mulai
Persiapan
Pengumpulan data
Menentukan variabel keputusan
Menentukan fungsi tujuan
Menentukan fungsi kendala
Formulasi model linear Programing
Optimalisasi menggunakan POM QM
for Windows
Hasil
Selesai
41
3.3.1. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Pada tahapan ini meruapakan tahap persiapan awal dari penelitian, yaitu
mencakup identifikasi masalah dan pengumpulan informasi awal yang berguna
bagi penelitian. Tahap persiapan awal terdiri dari :
1. Studi pendahuluan ( survei lokasi), yaitu melakukan pengamatan awal
pada lokasi yang akan dijadikan objek penelitian, tujuannya untuk
mengetahui keadaan lokasi yang sesungguhnya, sehingga penelitian yang
dilakukan tidak akan menyimpang dari tujuan penelitiannya.
2. Menyiapkan borang wawancara, yaitu menyiapkan lembaran yang berisi
daftar pertanyaan untuk responden sebagai sarana mengumpulkan data
informasi yang dibutuhkan.
3.3.2. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan berbagai data dan informasi
yang berguna bagi penelitian untuk kemudian diolah dan dianalisis sesuai dengan
metode penelitian. Pada penelitian ini menggunakan data sebagai berikut:
1. Data primer, yaitu data berupa teks atau rekaman hasil wawancara. Data
primer diperoleh dari survei dan wawancara langsung ke Gapoktan
Agrotama Jaya Kecamatan Gading Rejo Kabupaten Pringsewu, data
primer digunakan sebagai data pendukung atau pelengkap data sekunder.
2. Data sekunder, berupa pendapatan, tenaga kerja, dan data pengelolaan
yang sudah tercatat di Gapoktan Agrotama Jaya. Pada prinsipnya data
yang paling dibutuhkan dan dianalisis pada penelitian ini bersumber dari
data sekunder.
42
Tahap pengumpulan data ini didukung Metode Delphi dimana metode ini
digunakan sebagai penjaring opini kelompok yang partisipasinya terdiri atas para
pakar yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Metode Delphi dianggap tepat
untuk menjaring opini untuk perumusan visi secara obyektif dengan pertimbangan
ketika faktor subyektif diharapkan sangat penting atau ketika data kuantitatif yang
akurat sulit didapatkan.Tujuannya adalah mengurangi efek negatif dari kelompok
interaksi dan untuk mendapatkan konsensus yang paling dapat diandalkan
pendapat sekelompok ahli (Ciptomulyo, 2001).
Metode Delphi dipilih karena (1) kemudahan dalam mendapatkan informasi dan
kebebasan berpendapat dari pakar, serta tidak mengganggu aktivitasnya, (2) cepat,
(3) peserta dapat berada dimapun di dunia, (4) Jangkauan berbagai keahlian, (5)
menghindari groupthink, dan (6) peramalan yang spesifik, satu-dimensi
pertanyaan, (7) dapat menggambarkan keadaan dimasa datang yang lebih akurat
dan profesional sehingga diharapkan dapat mendekati aktual.
Prosedur metode Delphi adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan pertanyaan Delphi
Langkah ini merupakan kunci proses Delphi dimulai dengan memformulasikan
garis besar pertanyaan oleh pembuat keputusan. Jika responden tidak mengerti
garis besar pertanyaan maka masukan proses adalah sia-sia.Elemen kunci dari
langkah ini adalah mengembangkan pertanyaan yanng mudah dimengerti oleh
responden.
2. Memilih dan kontak dengan responden
43
Partisipan sebaiknya diselksi dengan dasar secara profesional dimana responden
mengetahui permasalahan, memiliki informasi yang tepat.
3. Mengembangkan dan analisis kuesioner
Kuesioner didorong untuk memberi masukan metode delphi
4. Menyiapkan data yang didapatkan.
3.3.3. Tahap Pengolahan Data
Pada tahap ini berisi tentang analisis terhadap data-data yang terkumpul dari
wawancara kemudian diolah untuk menentukan nilai optimalisasi pengelolaan
serta pendapatan maksimumnya dengan model matematika linear programming
dengan software POM QM for Windows (Wibowo, 2018).
1. Variabel Keputusan
Tahap dalam penelitian ini yaitu menentukan variabel keputusan, yaitu :
X1 ~ Hand traktor
X2 ~ Combine Harvester
2. Fungsi Tujuan
Tahap ini yaitu menetapkan fungsi tujuan yang hendak dicapai memaksimumkan
keuntungan dengan pengelolaan UPJA yang optimal. Fungsi tujuan (objective
function) adalah fungsi yang akan dicapai untuk mendapatkan nilai maksimum
atau minimum dalam suatu persoalan linear. Nilai yang akan dioptimalkan
dinyatakan sebagai Zmax.
Z maks = X1Y1 + X2Y2
Dengan syarat :Y1, Y2 ≥ 0
44
Keterangan :
X = Nilai Max Luaran Optimalisasi Setiap Alat
Y= Pendapatan Bersih Setiap Alat
1=Handtraktor
2= Combine Hrvester
3. Fungsi Kendala (FK)
Tahap ini yaitu menentukan fungsi kendala/batasan. Perumusan fungsi kendala
diturunkan dari faktor-faktor yang menjadi faktor batasan. Selain itu juga terdapat
constraint teknis dan mutlak dipenuhi yakni berupa ketentuan untuk hasil
keputusan non negatif atau memiliki nilai ≥ 0 (Muhaimin, dan Pamungkas, 2014).
Fungsi kendala (FK) :
a. FK 1 (Waktu Sewa) :nX1 + nX2 <= NK
b. FK 2 (Luas Sewa) :nX1 + nX2 <= NK
c. FK 3 (Jam Kerja Alat) : nX1 + nX2 <= NK
d. FK 4 (Jumlah Tenaga Kerja) : nX1 + nX2 <= NK
e. FK 5 (Biaya Operasional ) : nX1 + nX2 <= NK
f. FK 6 (Biaya Perbaikan Alat) : nX1 + nX2 <= NK
Keterangan :
X1 = Hand Traktor
X2 = Combain Harvester
NK = Nilai Kanan atau nilai Maksimum yang tersedia untuk setiap FK
n = Nilai koefisiensi dari FK.
45
Sedangkan langkah-langkah dalam menjalankan program software POM QM for
Windows pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Alir Langkah Optimasi Menggunakan Linear Programming
Input data : Tittle, Number of
Coinstraint, Number of Variabel,
Objective, Raw name.
Input data : objective
(Maximize/minimize), fungsi batasan,
fungsi tujuan dan raws name options
Cetak nilai: grab, solution list, rangking,
iteration dan linear programming result.
Selesai
Mulai
Pilih Linear
programing
Pilih Oke
Pilih Solve
46
1. Tahap pertama yaitu buka program POM QM for Windows, akan terlihat
tampilan ikon seperti gambar 5 dan 6.
Gambar 5. Tampilan ikon POM QM for Windows
Gambar 6. Tampilan jendela utama software POM QM for Windows
2. Tahap kedua, yaitu pilih module tree yang akan digunakan >> Linear
Programming
3. Pada menu bar klik File >> New, kemudian akan muncul kotak perintah
seperti gambar 7.
47
Gambar 7. Tampilan awal pengerjaan linear programming
4. Isi kotak tersebut dengan data yang ada:
Title : Judul permasalahan
Number of coinstraint : Jumlah fungsi batasan
Number of variabel : Jumlah variabel
Objective : Fungsi tujuan
Raw name options : Bataan yang diinginkan
5. Apabila semua sudah terisi klik oke, akan muncul tabel. Isi tabel dengan
koefisien fungsi batasan dan fungsi tujuan serta kapasitas maksimum
batasan pada kolom right hand side.
6. Klik solve untuk melihat hasilnya. Kemudian akan terdapat 5 hasil berupa
graph, solution, ranging, iteration, dan linear programming result.
7. Untuk melakukan perubahan data klik tombol edit data.
8. Simpan file, file secara otomatis tersimpan dengan ekstensi LIN.
48
3.4.Parameter Penelitian
Parameter penellitian ini adalah sebagai berikut (Wibowo, 2018):
Pendapatan dari pengoprasian masing-masing alat per hekta, jam kerja alat, waktu
sewa, jumlah operator, biaya operasional, dan biaya peremajaan alat.
1. Waktu sewa setiap alat
FK2Xn= Waktu sewa (hari) x T(jam)..............................................(1)
MaxFK3= Jumlah hari dalam satu MT x T......................................(2)
2. a. Kapasitas kerja setiap alat
𝑛 = 1
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 x A.....................................................................(3)
Keterangan :
A= Luas garapan alat dalam satu MT (Ha)
n= Luas garapan lahan dinyatakan dalam satuan waktu (jam)
b. Luas lahan yang dikerjakan
Max FK2 =L
FK1X1+FK1X2 𝑥 ∑ (FK2X1 + FK2X2).......................(4)
Keterangan:
L= Luas lahan yang tersedia di gapoktan (Ha)
FK1= Luas lahan (Ha)
FK2= Waktu sewa setiap alat(Jam)
3. Jam kerja setiap alat
FK3= 𝐴
𝑎 x T.......................................................................................(5)
49
4. Biaya Operasional
Xn = Biaya bahan bakar/ha + upah operator/ha............................(6)
5.Biaya Perbaikan Alat
Xn= Biaya Sewa – Biaya Operasional) x 30%....................................(7)
76
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penerapan analisis linear programming dalam
optimalisasi pendapatan UPJA Gapoktan Agrotama Jaya dengan bantuan software
POM QM for Windows adalah sebagai berikut :
1. Fungsi tujuan dari keuntungan maksimum dari kegiatan UPJA diperoleh
dengan persamaan Zmax =Rp 7.287.000X1 + Rp 9.187.500X2.
2. Nilai hasil solution untuk fungsi tujuan adalah X1 sebesar 3 dan X2
sebesar 0, nilai solution tersebut berlaku untuk fungsi tujuan dan setiap
fungsi kendala pada FK1, FK2, FK3, FK4, FK5,dan FK6.
3. Nilai optimum luas garapan permusim tanam yang diperoleh Hand traktor
yaitu 45 Ha, Combine Harvester 0 atau tidak disewakan.
4. Berdasarkan analisis sensitivitas, keuntungan yang didapat oleh UPJA
Gapoktan Agrotama Jaya Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu,
Lampung selama satu musim tanam adalah Rp 21.861.000,00.
5.2. Saran
1. Kepada Pengelola UPJA
Keterampilan pengelola UPJA dalam hal managemen keuangan dan
keahlian perawatan alsintan perlu ditingkatkan selain itu, perlu adanya
77
kerjasama kemitraan dengan gapoktan di kecamatan lain untuk meluaskan
wilayah garapan 45 Ha agar peningkatan jumlah pelanggan jasa bisa
dilakukan, selain itu petani harus relevan dengan kondisi real dilapangan
karena dengan harga sewa awal Rp 1.000.000,- maka combine tidak layak
disewakan. Agar mendapatkakn hasil yang optimal untuk combine
harvester perlu meningkatakan harga sewa dari Rp 1.000.000,- menjadi Rp
1.500.000,-.
2. Kepada Pemerintah
Permerintah perlu memberikan pengawasan terhadap alsintan yang telah
diberikan serta memberikan pelatihan tentang penggunaan alsintan kepada
anggota Gapoktan Agrotama Jaya sehingga keterampilan operator alsintan
semakin meningkat.
3. Kepada peneliti selanjutnya,
Melakukan penelitian tentang sistem optimalisasi keuntungan UPJA
dengan analisis linear programming diberbagai daerah lainnya, karena
setiap daerah memiliki kondisi alam, harga sewa, serta penentuan 30% dari
biaya biaya perbaikan alat.
78
DAFTAR PUSTAKA
Afriyati., dan Fuad, Y. 2014. Optimalisasi Produksi pada Industri Pembuatan
Kemasan Gelas dengan Metode Goal Programming. Jurnal Mathunesa.
3(3):72-81.
Anjar, S. 2011. Peran Penting Mekanisasi Pertanian dalam Meningkatkan
Produktivitas Pertanian. Makalah Seminar Mekanisasi Pertanian.
Karawang.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2013. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Bidang dan Pertanian Pangan Pertanian
2015-2019. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2013. Populasi Traktor Tangan Indonesia. www.bps.go.id.
[5 November, 2013]. Diakses tanggal 23 Desember 2018.
Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2013. Lampung dalam Angka 2013.
BPS Lampung, Bandar Lampung.
BPS Kabupaten Pringsewu. 2013. Pringsewu dalam Angka 2013. Badan Pusat
Statistik Kabupaten Pringsewu, Pringsewu.
BP3K Kecamatan Gadingrejo. 2015. Data Kelompok Tani Menurut Desa di
Kecamatan Gadingrejo. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan
Kehutanan. Gadingrejo.
Ciptomulyo, U. 2001. Integrasi metode Delphi dan Prosedur Analisis Herarkhis
(AHP) untuk Identifikasi dan Penetapan Prioritas Objektif/kriteria
keputusan. Jurnal IPTEK.
Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2011. Data Kelembagaan Alsintan.
Jakarta.
79
Dewi. S.D.S., Tastrawati, N.K. T., dan Sari, K. 2014. Analisis Senstivitas dalam
Optimallisasi Keuntungan Produksi Busana dengan Metode Simpleks.
Jurnal Matematika. 4(2) : 90-101.
Direktorat Alat dan Mesin Pertanian. 2011. Penguatan Usaha Pelayanan Jasa
Alsintan Pertanian (UPJA) Pemula, Berkembang dan Profesional.
Pedoman Teknis. Ditjen Prasaranan dan Sarana Pertanian. Kementrian
Pertanian. Jakarta.
Dirjen Jendral Tanaman Pangan Kemnterian Pertanian. 2010. Pengembangan
Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Jakarta
Ernestine, M. 2013. Program Linear dengan Metode Simplex Materi dan
Pemahaman Pribadi.
https:/www.academia.edu/3449276/Program_Linear_dengan
Metode_Simplex. Diakses tanggal 21 Desember 2018
Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Harsanto .2011. Naskah Tutorial QM For Windows. Unpad. Bandung.
Herawati, W.D. 2012. Budidaya Padi. Javalitera. Yogyakarta.
Hermanto. 2007. Rancangan Kelembagaan Tani dalam Implementasi Prima Tani
di Sumatera Selatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian. Bogor.
Ibnas, R. 2014. Optimalisasi Kasus Pemrogaman Linear dengan Metode Grafik
dan Simpleks, Jurnal MSA, 2 (1) : 1-8
Iswari, K. 2012. Kesiapan Teknologi Pemanen dan Pascapanen Padi dalam
Menekan Kehilangan Hasil dan Meningkatkan Mutu Beras. Jurnal Litbang
Pertanian. 31(2): 58-67.
Makarim, M., dan Suhartatik, E. 2009. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Sukabumi.
80
Maslaita, M., A. Rauh dan E. Purba. 2017. Respon Pertumbuhan dan Produksi
Bebrapa Varietas Padi Gogo (Oriza Sativa L.) dengan Ketebalan Tanah
Mineral pada Lahan Gabut. Jurnal Pertanian Tropik. 4(1):40-46.
Muhaimin, M. dan Pamungkas, A.2014. Optimalisasi Penggunaan Lahan Untuk
Memaksimalkan Pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
(Studi Kasus: Kecamatan Waru). Jurnal Teknik Pomits, 3 (2): 87-91.
Mulyani. A. 2018. Analisis Optimasi Industri Roti Pada UKM Roti Tugu
Menggunakan Metode Linear Programming.(Skripsi). Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Murti, H. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Unit Usaha Mesin Pemanen Padi
(Combine Harvester) di Kecamatan Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Nofriandi. 2013. Analisa Metode Delphi, Metode Quisioner, Metode Krikpatrik
dan Istilah Staistik. http://mansteven.blogspot.com/ Diakses pada tanggal
14 Maret 2019.
Noorjenah. 2015. Produksi Tanaman Pangan 2014 . Jakarta: Badan Pusat
Statistik.
Peraturan Menteri Pertanian, 2008. Pedoman Pertumbuhan dan Pengembangan
Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian,
http://perundangan.pertanian.go.id/admin/file/Permentan-25-
08.pdf.diakses tanggal 14 Desember 2018.
Purwono dan H. Purnawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Puryani., dan Ristono, A. 2012. Penelitian Operasional. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Pustaka. Litbang. 2014. Indo Combain Harvester,http://pustaka.litbang.
pertanian.go.id/berita.php?newsID=b20140218#.WjKYh9LibIU, Di akses
tanggal 20 Desember 2018.
Rahim, A. dan Diah, R. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, teori dan kasus).
Jakarta. Penebar Swadaya.
81
Sartin. 2008. Analisis Perencanaan Tenaga Kerja di Perusahaan Redrying
Tembakau dengan Pendekatan Linear Programming, Fakultas Teknologi
Industri. Universitas Pembangunan Nasional. Veteran. Jawa Timur.
Sudarsana, D. K. 2009. Optimalisasi Jumlah Tipe Rumah yang Akan Dibangun
dengan Metode Simpleks. Jurnal Binus Business Review. 4 (2) : 725-741.
Sutisna E, dan Motulo HFJ. 2016. Analisis Dampak Kinerja Kelompok Tani
terhadap Pendapatan Usaha Tani Padi di Kabupaten Manokwari
Selatan, Provinsi Papua Barat.
Sriwidadi, T. dan Agustina, E. 2013. Analisis Optimalisasi Produksi Dengan
Linear Programing Melalui Metode Simpleks. BINUS University.
Jakarta.
Syahri dan R.U. Soemantri. 2016. Penggunaan varietas unggul tahan hama dan
penyakit mendukung peningkatan produksi padi nasional. Jurnal Litbang
Pertanian. 35(1): 25-56.
Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani( Gapoktan)
sebagai Kelembagaan Ekonomi di Pedesaan. Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor .
Wahyuni, Sri. 2009. Integrasi Kelembagaan di Tingkat Petani Optimalisasi
Kinerja Pembangunan Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian. Bogor.
Wibowo, S. A. 2018. Optimalisasi Pendapatan UPJA (Usaha Penyedia Jasa
Alsintan) Budidaya Padi Menggunakan Analisis Linear Programing di
Kecamatan Seputih Raman. Lampung. Fakultas Pertanian. Universitas
Lampung. Bandar Lampung.
Yamit, Z. 2012. Manajemen Kuantitatif untuk Bisnis ( Operation Research).
BPFE. Yogyakarta.