penelitian-nina tri lestari

98
 ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN SKRIPSI NINA TRI LESTARI F44080028 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 

Upload: rizki-suryo

Post on 10-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

this about riset

TRANSCRIPT

  • ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN

    SKRIPSI

    NINA TRI LESTARI F44080028

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR 2012

  • RISK MANAGEMENT ANALYSIS FOR MODERNIZATION OF THE CONTROL PROCESS PROJECT PHASE II

    AT PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRY, CILEGON, BANTEN

    Nina Tri Lestari1, Dedi Kusnadi Kalsim2, and Muhamad Budi Saputra3 Departement of Civil and Environmental Engineering, Faculty of Agricultural Technology,

    Bogor Agricultural University, IPB Darmaga Campus, PO Box 220, Bogor West Java, Indonesia. Email: [email protected], [email protected], [email protected]

    ABSTRACT

    Technology improvement has a positive impact to human life, but on the other hand there are also negative risks that may appear. Because of this, there should be a measurement or analysis of risk management so that the risks can be minimized. Risk management is a systematic way of looking at the risks and determining the proper handling of those risks. PT. KTI developed a process automation system, especially the integration into SIKTI or the entire process of reporting data and information at PT. Krakatau Tirta Industry on MCP II project. To support the project, then conduct a study to analyze the management and risk management to determine the response that may occur on the project MCP II. The method was based on the guidelines for Australian/New Zealand Standard 4360:2004 Risk Management. The main element of the risk management process, are following: communicate and consult, establish the context, identify risks, analyze risks, evaluate risks, treat risks, monitor and review. Establish the context are divided into five risk categories, they are technical risk, financial, work execution, field implementation, and the environment. Total numbers of risk identified are 58 risks, but risk can be analyzed only amounted to 55 risks because the 3 risks are intangible in terms of cost. Risk evaluation carried out by sorting the result cost of risk into the three conditions, they are the initiation, construction, and implementation. Based on the evaluation of risks there are six risk that requires risk control, such as the unable operator, loss due to damage or loss of data, damage to the instrument, the connection between PS1 Cidanau and WTP is unstable or disconnect, the connection problem with the streaming current monitor, and the last is the installation of equipment damage due to unsafe interference (lighting, theft, etc).

    Keywords: integration, modernization control process, risk, risk management, risk management standard.

  • Nina Tri Lestari. F44080028. Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten. Dibimbing oleh Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE dan Muhamad Budi Saputra, ST.MEng. 2012

    RINGKASAN

    Kemajuan teknologi memberikan dampak positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat risiko negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya. Karena hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengukuran atau analisis manajemen risiko sehingga risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan. Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. PT. KTI mengembangkan suatu sistem otomasi proses, khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri pada proyek MCP II.

    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen dan menentukan respon manajemen risiko yang mungkin terjadi pada proyek MCP II. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang Risk Management. Tahapan penelitian terdiri atas: komunikasi dan konsultasi, penentuan konteks, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, pengendalian risiko, pemantauan dan review. Konteks yang ditetapkan untuk menganalisis manajemen risiko proyek MCP II terbagi menjadi lima kategori risiko, yaitu risiko teknis, finansial, pelaksanaan pekerjaan, implementasi lapangan, dan lingkungan.

    Jumlah risiko yang diidentifikasi berjumlah 58 risiko, namun risiko yang dapat dianalisis hanya berjumlah 55 risiko dikarenakan 3 risiko memiliki sifat intangible atau tidak terukur. Analisis risiko yang dilakukan ditentukan berdasarkan konsekuensi, probabilitas, dan visibilitas dari setiap risiko serta risiko biaya. Confidence level yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 90%, yang menyatakan keandalan yang terjadi sebesar 90%.

    Pengujian instrument perlu dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas data. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan perangkat lunak statistik. Berdasarkan hasil yang didapat, 71% nilai validitas kurang dari 0.05 dan nilai cronbachs alpha adalah 0.642. Nilai validitas hitung adalah 0.05 dan nilai reliabilitas tabel sebesar 0.6. Nilai ini menyatakan bahwa hasil penelitian yang didapat valid dan reliabel karena telah memenuhi syarat dimana nilai validitas rhitung > rtabel dan nilai cronbachs alpha > rtabel. Nilai consistency indeks (CI) merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa skala perbandingan berpasangan untuk mengetahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesahihan hasil. Sedangkan consistency ratio (CR) digunakan untuk mengetahui hubungan antara CI dengan besaran tertentu cukup baik bila memiliki CR 10%. Nilai consistency ratio yang dihasilkan untuk setiap risiko kurang dari 10%, yaitu dengan rata - rata CR sebesar 4.90%, hasil ini menunjukkan data yang didapat memiliki konsistensi yang cukup tinggi dan kesahihan hasil.

    Evaluasi risiko dilakukan dengan mengurutkan risiko biaya yang dihasilkan kedalam tiga kondisi waktu, yaitu masa inisiasi, konstruksi, dan implementasi. Berdasarkan hasil evaluasi risiko terdapat enam risiko yang memerlukan pengendalian risiko, yaitu ketidakahlian operator, kerugian akibat kerusakan atau kehilangan data, kerusakan instrument, koneksi antara PS1 Cidanau dan WTP Krenceng yang tidak stabil atau terputus, masalah koneksi dengan streaming current monitor, dan yang terakhir adalah kerusakan peralatan akibat instalasi yang tidak aman (gangguan petir, pencurian, dan lainnya).

  • ANALISIS MANAJEMEN RISIKO PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II PT. KRAKATAU TIRTA INDUSTRI, CILEGON, BANTEN

    SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    SARJANA TEKNIK pada Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan,

    Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

    Oleh: NINA TRI LESTARI

    F44080028

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    BOGOR 2012

  • Judul Penelitian : Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten. Nama : Nina Tri Lestari

    NIM : F44080028

    Departemen : Teknik Sipil dan Lingkungan

    Menyetujui,

    Pembimbing I

    Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE NIP. 19490416 197603 1 002

    Pembimbing II

    Muhamad Budi Saputra, ST.MEng NIP. 00197

    Mengetahui, Ketua Departemen

    Teknik Sipil dan Lingkungan

    Prof. Dr. Ir. Asep Sapei, M.Sc NIP. 19561025 198003 1003

    Tanggal Ujian:6 Juli 2012 Tanggal Lulus:

  • PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

    Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten adalah hasil karya saya sendiri dengan arahan Dosen Pembimbing Akademik, dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

    Nina Tri Lestari F44080028

  • Hak cipta milik Nina Tri Lestari, tahun 2012 Hak cipta dilindungi

    Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun,

    baik cetak, fotocopy, microfilm, dan sebagainya.

  • BIODATA PENULIS

    Nina Tri Lestari. Lahir di Bogor pada 24 November 1989 dari ayah Suyono dan ibu Ngatiyem. Penulis merupakan putri ketiga dari lima bersaudara. Penulis memulai pendidikan di SD Negeri Kotabatu II Bogor (1997-2002), SMP Negeri 7 Bogor (2002-2005), dan lulus dari SMA Negeri 2 Bogor pada tahun 2008. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI di Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi seperti anggota Gentra Kaheman, pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan (HIMATESIL) periode

    2010/2011 sebagai sekretaris Divisi Komunikasi dan Informasi. Penulis juga aktif dalam kepanitian seperti menjadi Sekretaris umum PONDASI 2010. Selain kegiatan organisasi dan kepanitiaan di IPB, penulis juga aktif sebagai Asisten Praktikum Mata Kuliah Ilmu Ukur Tanah (2010/2011) dan Asisten Praktikum Mata Kuliah Bahan Konstruksi (2011/2012). Selain itu, penulis pernah melakukan magang dalam proyek pembangunan gedung tiga lantai Wings Fahutan di IPB (2010). Adapun prestasi yang pernah diraih penulis antara lain peringkat 17 dalam lomba Eco-House Design Competition yang diadakan oleh UGM (2010) dan masuk ke dalam 10 besar finalis lomba Spectaculer Bridge National Competition yang diadakan oleh ITS (2011). Penulis melaksanakan Praktik Lapangan pada tahun 2011 yang dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri dengan judul Aspek Teknik Sipil dan Lingkungan pada Analisis Optimalisasi dan Kelayakan Proyek Distribusi Jaringan Perpipaan PT. Krakatau Tirta Industri. Untuk menyelesaikan program sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten.

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya serta shalawat dan salam dihaturkan kepada Muhammad Rasulullah SAW sehingga skripsi ini berhasil

    diselesaikan. Penelitian dengan judul Analisis Manajemen Risiko Proyek Modernisasi Kontrol Proses Tahap II PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Banten dilaksanakan di PT. Krakatau Tirta Industri sejak bulan Maret hingga Juni 2012. Dengan telah selesainya penelitian hingga tersusunnya skripsi ini, penulis ingin

    menyampaikan pernghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu, ayah dan saudara atas kasih sayang, doa dan semua dukungan baik moril maupun materil.

    2. Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng.Dip.HE. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan

    bimbingan dan arahan selama pelaksanaan penelitian dan dalam penyusunan skripsi.

    3. M Budi Saputra, ST.MEng selaku Kepala Dinas Air Baku PT. Krakatau Tirta Industri yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi selama waktu pelaksanaan penelitian serta

    pada masukan dalam penyusunan skripsi.

    4. M. Nashir, ST atas bimbingannya selama melakukan penelitian.

    5. Indah Dwi Sukma, Amalia Prima Putri, Burhanudin Fallah, teman sebimbingan atas motivasi dan dukungannya.

    6. Maulana Ibrahim Rau, Yanuar Chandra, Amanda Desviani P, Haska A. Pradana, teman sepenelitian atas bantuan dan kerjasamanya selama ini, serta teman SIL 45 yang senantiasa memberikan semangat.

    7. Seluruh karyawan PT. Krakatau Tirta Industri yang membantu dalam pelaksanaan penelitian.

    Penulis berharap semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan kontribusi yang nyata

    terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Bogor. Juli 2012

    Nina Tri Lestari

  • vii

    DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................. vi DAFTAR ISI .......................................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ x

    I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1 1.2 Tujuan .............................................................................................................................. 1

    II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................... 2 2.1. Pengertian Risiko ............................................................................................................. 2 2.2. Macam-Macam Risiko ..................................................................................................... 2 2.3. Definisi Manajemen Risiko .............................................................................................. 3 2.4. Manfaat Manajemen Risiko ............................................................................................. 5 2.5. Proses Manajemen Risiko ................................................................................................ 6 2.6. Crystal Ball Professional Edition ..................................................................................... 8

    III. METODOLOGI ...................................................................................................................... 14 3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan .................................................................................... 14 3.2. Alat Dan Bahan .............................................................................................................. 14 3.3. Metode Penelitian ........................................................................................................... 14

    IV. PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II ............................................... 21 4.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 21 4.2. Manfaat Proyek Modernization Control Process ........................................................... 21 4.3. Sistem Configuration ..................................................................................................... 22 4.4. Ruang Lingkup ............................................................................................................... 25 4.5. Target ............................................................................................................................. 27

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 31 5.1. Analisa Stakeholders ...................................................................................................... 31 5.2. Jadwal Dan Biaya ........................................................................................................... 32 5.3. Penetapan Konteks ......................................................................................................... 32 5.4. Identifikasi Risiko .......................................................................................................... 32 5.5. Analisis Risiko ............................................................................................................... 35 5.6. Evaluasi Risiko ............................................................................................................... 39 5.7. Pengendalian Risiko ....................................................................................................... 42

    VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................................................... 43 6.1. Simpulan ........................................................................................................................ 43 6.2. Saran ............................................................................................................................... 43

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 44 LAMPIRAN .................................................................................................................................... 46

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 1. Potensi risiko ....................................................................................................................... 7 Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data ......................................... 11 Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1 .............................................................................. 14 Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan ........................................................... 15 Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan .............................................................. 15 Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2 .............................................................................. 15 Tabel 7. Index random ..................................................................................................................... 17 Tabel 8. Analisis stakeholders ......................................................................................................... 31 Tabel 9. Identitas karyawan PT. KTI............................................................................................... 35 Tabel 10. Kuesioner 1: Pertanyaan ini untuk menguji pengetahuan dan pemahaman mengenai

    proyek MCP II. .................................................................................................................. 36 Tabel 11. Contoh hasil rata-rata geometrik skala ordinal risiko lingkungan ..................................... 37 Tabel 12. Contoh rata-rata geometrik skala perbandingan berpasangan risiko lingkungan .............. 37 Tabel 13. Nilai concistency ratio ....................................................................................................... 37 Tabel 14. Contoh distribusi probabilitas Beta PERT untuk risiko lingkungan .................................. 38 Tabel 15. Contoh distribusi probabilitas seragam untuk risiko lingkungan ...................................... 38 Tabel 16. Pengendalian risiko ........................................................................................................... 42

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Hal

    Gambar 1. Types of risk ................................................................................................................... 3 Gambar 2. Contoh penyebab risiko risiko penting (AIRMIC 2002) ............................................ 4 Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi ....................................................................................... 8 Gambar 4. a. Skewness, dan b. Kurtosis .......................................................................................... 9 Gambar 5a. Korelasi negatif .............................................................................................................. 9 Gambar 5b. Korelasi nol .................................................................................................................... 9 Gambar 5c. Korelasi positif ............................................................................................................... 9 Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube ........................................................................................ 10 Gambar 7a. Variabel random diskrit ............................................................................................... 10 Gambar 7b. Variabel random kontinu ............................................................................................. 10 Gambar 8. Tahapan penelitian ....................................................................................................... 19 Gambar 9. Proses pengendalian risiko ........................................................................................... 20 Gambar 10. Sistem configuration Vijeo Citect Scada ..................................................................... 22 Gambar 11. Architectures type Vijeo Citect Scada ......................................................................... 23 Gambar 12. Diagram streaming current meter dalam WTP ........................................................... 25 Gambar 13a. UMC800 ...................................................................................................................... 26 Gambar 13b. HC900 .......................................................................................................................... 26 Gambar 13c. Horner ......................................................................................................................... 26 Gambar 13d. Streaming current monitor ........................................................................................... 26 Gambar 13e. ADAM-4572 dan f. EGX100 ....................................................................................... 26 Gambar 13f. EGX100 ....................................................................................................................... 26 Gambar 14. Communication link Krenceng Cidanau ................................................................... 29 Gambar 15. Struktur organisasi stakeholders .................................................................................. 31 Gambar 16. Tingkat nilai risiko lingkungan .................................................................................... 39 Gambar 17a. Inisiasi .......................................................................................................................... 40 Gambar 17b. Konstruksi .................................................................................................................... 40 Gambar 17c. Implementasi ................................................................................................................ 41 Gambar 18. Risiko keuntungan proyek MCP II .............................................................................. 42

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Hal

    Lampiran 1. Contoh kuesioner penelitian ........................................................................................ 47 Lampiran 2. Tabel hasil rata-rata geometrik ................................................................................... 65 Lampiran 3a. Distribusi probabilitas Beta PERT .............................................................................. 67 Lampiran 3b. Distribusi probabilitas seragam ................................................................................... 74 Lampiran 4. Analisis risiko dengan Confidence Level 50%, 80%, dan 90%. ................................... 77 Lampiran 5. Evaluasi risiko ............................................................................................................. 80 Lampiran 6. Pengendalian risiko ...................................................................................................... 84

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memaksa manusia untuk terus melakukan pembaharuan teknologi yang lebih canggih, terutama dalam aspek teknik sipil dan lingkungan yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Kemajuan teknologi akan membawa suatu risiko yang dapat memberikan pengaruh positif bagi kehidupan manusia, namun disisi lain juga terdapat pengaruh negatif yang mungkin timbul dalam penggunaanya.

    Risiko merupakan suatu kombinasi dari probability dan dampak suatu kegiatan yang akan menghasilkan respon secara langsung atau akan terjadi di masa depan. Pengaruh atau risiko positif dapat membawa suatu keuntungan dalam pelaksaan kemajuan teknologi, sedangkan risiko negatif yang ditimbulkan dapat memberikan kerugian biaya yang cukup besar sehingga membuat suatu perusahaan terhambat atau terhenti produksinya yang secara tidak langsung akan berdampak terhadap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu penanggulangan risiko yang dinamakan manajemen risiko.

    Manajemen risiko merupakan suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Identifikasi risiko dilakukan dengan bantuan pendapat dari para ahli. Strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.

    PT. Krakatau Tirta Industri (PT. KTI) merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel melakukan suatu perkembangan perusahaan dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk mendukung visi dan misi perusahaan. Visi PT. KTI adalah sebagai Perusahaan penyedia air kelas dunia. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu Modernization Control Process (MCP) sebagai salah satu pendukung pencapaian misi Menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan lingkungan.

    PT. Krakatau Tirta Industri pada project MCP I telah mengembangkan sistem control integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter-nya ke bagian controlling proses, khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses pengolahan air, pada tahap awal ini belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, dilakukan pengembangan MCP Tahap II Scada sistem otomatisasi proses, khususnya integrasi ke Sistem Informasi PT. KTI (SIKTI) atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. Krakatau Tirta Industri sekarang ini. Penentuan tahapan pengembangan dimulai dengan mengintegrasikan semua field instrument yang belum dikoneksikan ke Scada pada interface eksisting yang terpasang di area produksi Graha Krenceng dan Plant Cidanau.

    1.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

    1. Menganalisis manajemen risiko. 2. Menentukan respon manajemen risiko.

  • 2

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pengertian Risiko

    Risiko didefinisikan sebagai kombinasi kemungkinan dari suatu peristiwa dan konsekuensi (ISO/IEC Guide 73). Setiap kegiatan pasti memiliki ketidakpastian (uncertainty) yang berpotensi untuk kejadian dan konsekuensi yang merupakan peluang untuk manfaat atau ancaman terhadap kegagalan. Pertimbangan risiko dapat dilihat dari dua perspektif dengan semakin banyak mengetahui atau memahami dua aspek dalam risiko, yaitu positif dan negatif dari risiko (AIRMIC 2002). Menurut Regan (2003) risiko diartikan sebagai suatu kemungkinan yang menimbulkan atau mengesankan kerugian atau bahaya. Definisi lain risiko adalah suatu aktivitas yang rentan akan menimbulkan dampak negatif, dengan mempertimbangkan probabilitas dan dampak dari kemunculan risiko tersebut (Stoneburner 2001). Secara umum, risiko akan bertambah jika kemungkinan atau akibatnya bertambah. Kedua-duanya harus dipertimbangkan dalam manajemen risiko (Harold 2003).

    Risiko dalam setiap kejadian adalah fungsi dari kemungkinan (likelihood) dan akibat (impact), yaitu:

    Risiko = f (kemungkinan, akibat) (1)

    2.2 Macam-Macam Risiko

    Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu: 2.2.1 Risiko Berdasarkan Sifat 1. Risiko spekulatif (spekulatif risk). yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar

    dilain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh: risiko yang disebabkan hutang piutang, perjudian, menjual produk, dan sebagainya.

    2. Risiko murni (pure risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh: risiko kebakaran, perampokan, pencurian, dan sebagainya.

    2.2.2 Risiko Berdasarkan Dapat Tidaknya Dialihkan 1. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek

    yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi. Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.

    2. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.

    2.2.3 Risiko Berdasarkan Asal Timbulnya 1. Risiko internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, Misalnya

    risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.

  • 3

    2. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan sebagainya.

    Selain macam macam risiko diatas, Trieschmann, Gustavon, Hoyt (2001), juga mengemukakan beberapa macam risiko yang lain, diantaranya : 1. Risiko Statis dan dinamis (berdasarkan sejauh mana ketidakpastian berubah karena

    waktu) a. Risiko statis yaitu risiko yang asalnya dai masyarakat yang tidak berubah dan

    berada dalam keseimbangan stabil. Risiko statis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh risiko spekulasi statis: menjalankan bisnis ekonomi stabil. Contoh risiko murni statis: ketidakpastian dari terjadinya sambaran petir, angin topan, dan kematian secara acak (random).

    b. Risiko Dinamis yaitu risiko yang timbul karena terjadinya perubahan dalam masyarakat. Risiko dinamis dapat bersifat murni ataupun spekulatif. Contoh sumber risiko dinamis: urbanisasi, perkembangan teknologi, dan perubahan undang-undang atau perubahan peraturan pemerintah.

    2. Risiko Subyektif dan Obyektif a. Risko subyektif: risiko yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang

    mengalami keraguan atau cemas akan terjadinya kejadian tertentu. b. Risiko obyektif: probabiltas menyimpang aktual dari yang diharapkan sesuai

    pengalaman.

    Gambar 1. Types of risk (Triesmann 2001)

    2.3 Definisi Manajemen Risiko Untuk dapat menanggulangi semua risiko yang mungkin terjadi, diperlukan sebuah

    proses yang dinamakan sebagai manajemen risiko. Beberapa definisi manajemen risiko antara lain :

    Manajemen risiko merupakan suatu proses dalam mengidentifikasi risiko, penilaian risiko dan pengambilan langkah-langkah untuk mengurangi risiko sehingga risiko tersebut

    RISK

    PURE

    STATIC

    OBJECTIVE SUBJECTIVE

    DYNAMIC

    OBJECTIVE

    SPEKULATIVE

    STATIC

    SUBJECTIVE

    DYNAMIC

    OBJECTIVE SUBJECTIVE

  • 4

    berada pada tingkat yang dapat diterima. Kegiatan dalam manajemen adalah kegiatan memperbesar probabilitas dan dampak dari peristiwa-peristiwa positif dan meminimalisasi probabilitas dan dampak dari peristiwa-peritiwa yang tidak diinginkan dalam pencapaian suatu tujuan (Crouhy 2001). Clough and Sears (1994) menyatakan bahwa manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan kerugian. Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi (William 1995). Sedangkan menurut Dorfman (1998) manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam usahanya untuk memahami exposure terhadap suatu kerugian. Tindakan manajemen risiko diambil oleh para praktisi untuk merespon bermacam-macam risiko. Responden melakukan dua macam tindakan manajemen risiko yaitu mencegah dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi, menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek konstruksi, sedangkan tindakan memperbaiki adalah untuk mengurangi efek-efek ketika risiko terjadi atau ketika risiko harus diambil (Shen 1997).

    Manajemen risiko adalah sebuah cara yang sistematis dalam memandang sebuah risiko dan menentukan dengan tepat penanganan risiko tersebut. Ini merupakan sebuah sarana untuk mengidentifikasi sumber dari risiko dan ketidakpastian, dan memperkirakan dampak yang ditimbulkan dan mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi risiko (Uher 1996). Pendekatan sistematis mengenai manajemen risiko dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu (Soeharto 1999): 1. Identifikasi risiko 2. Analisa dan evaluasi risiko 3. Respon atau reaksi untuk menanggulangi risiko tersebut

    Gambar 2 . Contoh penyebab risiko risiko penting (AIRMIC 2002)

    FINANSIAL RISK

    Interest Rates Foreign Exchange Credit

    Contracts Natural Events

    Suppliers Environment

    HAZARD RISK

    Regulation Culture Board Composition

    OPERATIONAL RISK

    STRATEGIC RISK

    Competition Customer Changes Customer Demand Industry Changes

    Accounting Controls Information System

    Liquidity and Cash Flow

    Research and Development Intelectual Capital

    Recruitment Supply Chain

    Public Access Employess Properties Product & Services

    M & A Integration

    INTERNALLY DRIVEN

  • 5

    2.4 Manfaat Manajemen Risiko Manfaat yang ditawarkan oleh manajemen risiko adalah:

    1. Menghindarkan kemungkinan munculnya hasil-hasil yang tidak dapat diterima dan mengejutkan secara biaya.

    2. Pembuatan keputusan dari proses-proses manajemen yang sedang berlangsung dengan bersifat lebih terbuka dan transparansi.

    3. Sistematis dan tepat dimana prosesnya menyediakan pengertian yang lebih baik mengenai suatu masalah yang berhubungan dengan suatu aktivitas.

    4. Pelaporan yang lebih efektif dan terstruktur dalam memenuhi kebutuhan perusahaan 5. Keluaran atau outcome yang lebih baik, dalam bentuk efisiensi dan efektivitas dari

    aktivitas-aktivitas suatu departemen. 6. Penilaian yang tepat dari proses-proses inovatif untuk mengekspos risiko sebelum risiko

    tersebut benar-benar muncul dan mengizinkan keputusan berdasarkan informasi pada nilai keuntungan.

    Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam lima kategori utama yaitu : 1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan. 2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. 4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan

    terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. 5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur

    pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public image.

    Manfaat manajemen risiko dalam perusahaan sangat jelas, maka secara implisit sudah terkandung didalamnya satu atau lebih sasaran yang akan dicapai manajemen risiko antara lain sebagai berikut ini (Darmawi 2005): 1 Survival. 2. Kedamaian pikiran. 3. Memperkecil biaya. 4. Menstabilkan pendapatan perusahaan. 5. Memperkecil atau meniadakan gangguan operasi perusahaan. 6. Melanjutkan pertumbuhan perusahaan. 7. Merumuskan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dan masyarakat.

    Suatu kondisi ketidakpastian akan memunculkan risiko. Dalam konteks perusahaan atau organisasi, risiko merupakan ketidakmampuan potensial dalam pencapaian suatu tujuan. Salah satu contoh adalah ketidakmampuan dalam merealisasikan target produksi yang berakibat pada naik turunnya produksi. Ketidakmampuan ini terjadi akibat adanya hambatan teknis yang bersumber pada kondisi internal maupun eksternal perusahaan yang terdiri dari dua komponen yaitu probabilitas (kemungkinan) gagal dalam mencapai hasil dan konsekuensi (akibat) gagal dalam mencapai hasil tersebut.

  • 6

    Dua komponen diatas digunakan untuk menghindari ketidakjelasan atau ketidakpastian dalam penilaian suatu risiko. Komponen tersebut membuat analisa risiko lebih terukur dan jelas. Terdapat faktor lain yang mungkin secara signifikan membantu munculnya risiko, seperti frekuensi kejadian, sensitivitas waktu, dan ketergantungan antar risiko yang dapat pula dipakai secara langsung atau tidak dalam metodologi penetapan urutan risiko (US Dept of defence extension 2003).

    2.5 Proses Manajemen Risiko 2.5.1 Identifikasi Risiko

    Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat sangat penting dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain: 1. Brainstorming 2. Survei 3. Wawancara 4. Informasi historis 5. Kelompok kerja

    2.5.2 Analisa Risiko Tahap selanjutnya adalah pengukuran risiko dengan cara mengetahui potensial

    terjadinya severity (kerusakan) dan probabilitas terjadinya risiko tersebut. Analisis risiko adalah suatu pendekatan kearah pengembangan satu pemahaman serta kesadaran menyeluruh tentang risiko yang berhubungan dengan satu variabel tertentu. Masalah pokok dengan membuat keputusan tentang investasi dalam satu proyek adalah suatu proses yang meliputi ramalan yang ditandai ketidakpastian sehingga patut dipertimbangkan. Berdasarkan hal tersebut, dikembangkan suatu teknik Monte Carlo Simulation (MCS) yang merupakan pengembangan dari pemodelan unsur-unsur ketidakpastian (Xiofeng 2008). Untuk menghindari atau mengurangi kesalahan pada penilaian risiko, maka tiap-tiap level dampak dan probabilitas dapat didefinisikan dengan jelas dan dikonversikan ke dalam angka-angka tertentu. Pembangunan sebuah model yang bersifat global analisis maupun dinamis analisis diharapkan mampu menjawab semua permasalahan yang ditimbulkan (Elizabeth 2009). Penyusunan model yang terpenting adalah menggunakan data historical yang diolah secara statistik dan metode kuantitatif.

    Teknik-teknik kuantitatif tersebut menurut Norris (2000) adalah: 1. Analisis sensitivitas. Secara sederhana, analisis sensitivitas menentukan efek pada

    keseluruhan proyek dari perubahan salah satu variabel risiko seperti keterlambatan desain atau material.

    2. Analisis probabilistik. Analisis ini melakukan spesifikasi sebuah distribusi probabilitas untuk tiap risiko dan kemudian mempertimbangkan efek dari kombinasi risiko. Bentuk umum dari analisis probabilistik menggunakan teknik sampling yang dikenal dengan Simulasi Monte Carlo. Potensi suatu risiko dapat diketahui dari probabilitas dan dampak suatu risiko. untuk

    mengukur bobot risiko, dapat digunakan skala likert dari 1 5 seperti Tabel 1. yang disarankan oleh JISC InfoNet.

  • 7

    Tabel 1. Potensi risiko No Skala Probabilitas Dampak 1. Sangat rendah Hampir tidak mungkin terjadi Dampak kecil 2. Rendah Kadang terjadi Dampak kecil pada biaya, waktu,

    dan kualitas 3. Sedang Mungkin tidak terjadi Dampak sedang pada biaya, waktu,

    dan kualitas 4. Tinggi Sangat mungkin terjadi Dampak substansial pada biaya,

    waktu, dan kualitas 5. Sangat tinggi Hampir pasti terjadi Mengancam kesuksesan proyek

    Sumber : JISC InfoNet

    2.5.3 Evaluasi risiko Australian/New Zealand Standard Risk Management menerangkan bahwa evaluasi

    risiko dilakukan untuk memahami risiko yang diperoleh pada tahap analisis risiko untuk membuat keputusan mengenai langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dimana keputusan tersebut meliputi risiko yang membutuhkan pengelolaan risiko, aktivitas pengelolaan risiko mana yang harus dilakukan, dan risiko mana yang perlu diprioritaskan dalam pengelolaan risiko. Proses evaluasi risiko akan menentukan risiko yang membutuhkan mitigasi dan bagaimana prioritas mitigasi. Kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks internal, eksternal, dan manajemen risiko yang telah didefinisikan.

    2.5.4 Pengelolaan Risiko Menurut Australian/New Zealand Standard Risk Management terdapat beberapa jenis

    cara mengelola risiko: 1. Risk avoidance yaitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung

    risiko sama sekali. Proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.

    2. Risk reduction disebut juga risk mitigation yaitu merupakan metode untuk mengurangi kemungkinan terjadinya suatu risiko ataupun mengurangi dampak kerusakan yang dihasilkan oleh suatu risiko.

    3. Risk transfer yaitu memindahkan risiko kepada pihak lain, umumnya melalui suatu kontrak (asuransi) maupun hedging.

    4. Risk deferral merupakan dampak suatu risiko tidak selalu konstan. Risk deferral meliputi menunda aspek suatu proyek hingga saat dimana probabilitas terjadinya risiko tersebut kecil.

    5. Risk retention, walaupun risiko tertentu dapat dihilangkan dengan cara mengurangi maupun mentransfernya, namun beberapa risiko harus tetap diterima sebagai bagian penting dari aktivitas.

    2.5.5 Implementasi Manajemen Risiko Mengimplementasikan metode yang telah direncanakan sesuai dengan respon yang akan

    digunakan untuk menangani risiko. Terdapat dua cara implementasi respon risiko, yaitu respon langsung dan respon darurat. Respon langsung (immediate response) melakukan suatu modifikasi terhadap rencana awal (planning) sehingga risiko yang teridentifikasi berkurang atau hilang sama sekali. Respon darurat (contingency response) merupakan sebuah persiapan

  • 8

    dalam perencanaan langkah-langkah tindakan terhadap respon yang hanya akan diimplementasikan jika konsekuensi yang tidak diinginkaan dari risiko yang telah teridentifikasi muncul (Norris 2000).

    2.5.6 Monitoring Risiko Mengidentifikasi, menganalisa dan merencanakan suatu risiko merupakan bagian

    penting dalam perencanaan suatu proyek. Praktik, pengalaman, dan terjadinya kerugian akan membutuhkan suatu perubahan dalam rencana dan keputusan mengenai penanganan suatu risiko. Monitoring proses sangat penting dilakukan mulai dari identifikasi risiko dan pengukuran risiko untuk mengetahui keefektifan respon yang telah dipilih dan untuk mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah, sehingga ketika suatu risiko terjadi maka respon yang dipilih akan sesuai dan diimplementasikan secara efektif.

    2.6 Crystal Ball Professional Edition

    Crystal Ball Professional Edition adalah suatu perangkat lunak yang dilengkapi dengan spreadsheet berbasis analisis dengan tools Monte Carlo (Crystal Ball), time series forecasting (CB Predictor), dan optimization (OptQuest). Program ini juga mencakup Crystal Ball dan CB Predictor Developer Kit untuk membangun custom interface dan proses penggunaan Visual Basic untuk aplikasi.

    2.6.1 Statistik Statistik dasar yang digunakan dalam Crystal Ball adalah:

    1. Mengukur sentral tendensi, yaitu; mean, median, dan mode.

    Gambar 3. Grafik ukuran sentral tendensi (User Manual Crystal Ball)

    2. Mengukur variabel, yaitu mengukur variasi, standar deviasi, koefisien variabilitas, dan range.

    3. Mengukur data set, yaitu statistik yang menggambarkan data set berupa skewness, kurtosis, dan mean standard error.

    Skewness menyatakan suatu nilai kemiringan dari distribusi frekuensi yang tidak simetris. Kurva A menggambarkan skewness positif (kemiringan bergerak kearah kanan) sehingga sebagian besar nilai berada di dekat harga minimum. Kurva B menggambarkan skewness negatif (kemiringan kearah kiri), dimana sebagian besar nilai berada didekat nilai maksimum.

  • 9

    Kurtosis mengacu pada sifat puncak suatu distribusi. Misalkan Gambar 4. merupakan pembagian upah dalam sebuah perusahaan besar. Kurva A memiliki puncak yang cukup tinggi, karena sebagian besar karyawan menerima upah yang sama, dan hanya sebagian kecil yang menerima upah lebih tinggi atau kecil. Kurva B dengan puncak yang relatif datar menunjukkan penyebaran upah cukup merata. Berdasarkan kurva statistik, maka kurva A memiliki kurtosis yang lebih tinggi dibandingkan kurva B.

    (a)

    (b) Gambar 4. a. Skewness, dan b. Kurtosis (User Manual Crystal Ball)

    Terdapat beberapa statistik yang menggambarkan hubungan set data, yaitu koefisien korelasi dan peringkat korelasi. Pengukuran data lainnya yaitu, certainty, percentile, dan confidence interval. Grafik korelasi disajikan pada Gambar 5.

    (a) (b) (c) Gambar 5. a Korelasi negatif, b. Korelasi nol, dan c. Korelasi positif

    (User Manual Crystal Ball 2008)

    2.6.2 Metode simulasi sampel Crystal Ball adalah program untuk simulasi data yang menyediakan dua pilihan metode

    sampling, yaitu Monte Carlo dan latin Hypercube. Monte Carlo secara acak memilih setiap nilai yang valid dari setiap asumsi yang ada pada distribusi. Nilai yang dihasilkan pada simulasi Monte Carlo bersifat independen, artinya nilai acak yang dipilih pada satu percobaan tidak akan berpengaruh pada nilai acak berikutnya yang dihasilkan. Istilah Metode Monte Carlo diperkenalkan oleh S. Ulam dan Nicholas Metropolis (1949). Istilah ini merujuk pada kasino games of chance di Monte Carlo. Monaco. Kunci dari metode Monte Carlo adalah

  • 10

    penggunaan input acak dan distribusi probabilitas. Simulasi Monte Carlo adalah simulasi statistik yang khusus menggunakan bilangan acak (random) sebagai parameter masukan (input). Teknik Monte Carlo adalah skema model yang menghitung parameter-parameter stochastic atau deterministic dalam sampel acak (Hamdy 2007).

    Latin Hypercube memilih nilai-nilai secara acak, tetapi penyebaran nilai acak dilakukan merata pada masing-masing asumsi yang ada pada distribusi. Crystal Ball membagi probabilitas setiap asumsi distribusi ke segmen yang tidak tumpang tindih, masing-masing memiliki probabilitas yang sama seperti Gambar 6.

    Gambar 6. Probabilitas latin Hypercube (User Manual Crystal Ball 2008)

    2.6.3 Distribusi Crystal Ball Crystal Ball merupakan program user friendly atau mudah dioperasikan dan dipahami.

    di dalam Crystal Ball terdapat beberapa teorema yang dapat digunakan, yaitu Kolmograv-Sminov, Darling, dan Chi-Square.

    Program Crytal Ball memiliki tiga macam karakteristik, yaitu: 1. Assumption cell atau sel-sel asumsi. 2. Decision cell atau sel-sel keputusan. 3. Forecast cell atau sel-sel peramalan.

    Assumption cell adalah nilai atau variabel yang tidak diketahui pasti masalah yang akan diselesaikan. Sel ini harus berupa nilai numerik dan bukan formula atau teks dan didefinisikan sebuah distribusi probabilitas yang dapat dipilih, seperti; normal, uniform, exponential, geometric, weibull, beta, hyper geometric, gamma, logistic, pareto, extreme, value, negative, binomial, dan costum. Decision cell berisi nilai numerik atau angka bukan formula atau teks atau menjelaskan variabel yang memiliki interval nilai tetrtentu sehingga didapat nilai optimal. Sedangkan forecast cell merupakan sel formula dari assumption cell.

    Angka yang dihasilkan merupakan suatu variabel random. Variabel random merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh kesempatan atau peluang. Istilah random disebabkan tidak ada cara untuk memperkirakan angka yang akan muncul.

    (a)

    (b) Gambar 7. a. Variabel random diskrit dan b. Variabel random kontinu

    0 120

    Nilai variabel random kontinu dapat terjadi dalam interval ini

  • 11

    Terdapat dua macam variabel random, yaitu diskrit dan kontinu. Variabel random diskrit hanya mengisis nilai-nilai tertentu yang terpisah dalam suatu interval. Jika digambarkan di atas garis interval, variabel random diskrit akan berupa sederetan titik-titik yang terpisah. Variabel random kontinu akan berupa sederetan titik yang tersambung membentuk garis lurus (Mulyono 2007). Kemunculan nilai variabel random diasumsikan sebagai suatu probabilitas, sehingga kemungkinan kemunculan random variabel yang bersifat discrete dan continue diartikan sebagai discrete probability dan continues probability (Walpole 2007). Discrate probability distribution menggambarkan perbedaan, nilai tak hingga, dan nilai integer. Disribusi ini terlihat berbeda untuk setiap tinggi kolom. Continue probability distribution mengasumsikan semua nilai berada pada kisaran yang mungkin, termasuk range nilai yang tak hingga. Distribusi ini memiliki kurva yang solid dan halus.

    Langkah pertama dalam memilih distribusi probabilitas harus berdasarkan data yang ada, menggunakan pemahaman secara fisik mengenai kondisi-kondisi variabel data. Tabel 2. menjelaskan distribusi probabilitas berdasarkan Crystal Ball.

    Tabel 2. Distribusi probabilitas berdasarkan kegunaan dan bentuk data. Distribution Condition Application Examples

    Normal

    Mean value is most likely. It is symmetrical about the mean. More likely to be close to the mean than far away.

    Natural phenomena.

    Peoples heights, reproduction rates, inflation.

    Triangular

    Minimum and maximum are fixed. It has a most likely value in his range, which forms a triangle with the minimum and maximum.

    When you know the minimum, maximum, and most-likely value, useful with limited data.

    Sales estimates, number of cars sold in a week, inventory numbers, marketing cost.

    Lognormal

    Upper and lower limits are unlimited. Distribution is positively skewed, with most values near lower limit. Natural logarithm of the distribution is a normal distribution.

    Situations where values are positively skewed.

    Real estate prices, stock prices, pay scales, oil reservoir size.

    Uniform

    Discrete Uniform

    Minimum is fixed. Maximim is fixed. All values in range are equally likely to occur. Discrete uniform is the discrete equivalent of the uniform distribution.

    When you know the range and all possible values are equally likely.

    A real estate appraisal, leak on a pipeline.

    Less commonly used distribution are listed below and on the back side of the card

  • 12

    Tabel 2. Lanjutan Distribution Condition Application Examples

    Binomial

    Yes-No

    For each trial, only 2 outcomes are possible; usually, success or failure. Trials are independent. Probability is the same from trial to trial. The Yes-No distribution is equivalent to the Binomial distribution with one trial.

    Describes the number of times an event occur in a fixed number of trials, also used for Boolean logic (true/false or on/off)

    Number of head in 10 flips on a coin, likelihood of success or failure.

    Beta

    Minimum and maximum range is between 0 and a positive value. Shape can be specified with two positive values, alpha, and beta.

    Represents variability over a fixed range, describes empirical data.

    Representing the reliability of a company's devices.

    BetaPERT

    Minimum and maximum are fixed. It has a most likely value in this range, which forms a triangle with the minimum and maximum; betaPERT forms a smoothed curve on the underlying triangle.

    When you know the minimum, maximum, and most likely value, useful with limited data.

    Similar to Triangular, but especially for project management

    Exponential

    Distribution describes the time between occurrences. Distribution is not affected by previous events.

    Describes events that recur randomly.

    Time between incoming phone calls, time between customer arrivals.

    Gamma

    Possible occurrences in any unit of measurement is not limited. Occurrences are independent. Average number of occurrences is constant from unit to unit.

    Applied for physical quantities, such as the time between events when the event process is not completely random.

    Demand for expected number of units sold during lead time, meteorological processes (pollutant concentrations).

    Weibull

    This flexible distribution can assume the properties of other disributions. When shape parameters equal 1, it is identical to Exponential, when equal to 2, it is identical to Rayleigh.

    Fatique and failure tests or other physical quantities

    Failure time in a reliability study, breaking strength of a material in a control test

    Max Extreme

    Min Extreme

    Conditions and parameters are complex. See: Castilo, Enrique. Extreme Value Theory in Engineering. London; Academic Press, 1988.

    Describes largest value (Max Extreme) or smallest value (min Extereme) of a response over time or the breaking strength of materials.

    Largest or smallest flood flows, rainfall, and earthquakes, aircraft loads and tolerances.

  • 13

    Tabel 2. Lanjutan Distribution Condition Application Examples

    Logistic

    Conditions and parameters are complex. See: Fishman, G. Springer Series in Operation Research. NY: Springer-Verlag. 1996.

    Descibes growth. Growth of a population as a function of time, some chemical reactions.

    Students t

    Midpoint values is most-likely. It is symmetrical about the mean. Approximates the Normal distribution when degrees of freedom are equal to or greater than 30.

    Econometric data. Excange rates.

    Pareto

    Conditions and parameters are complex. See: Fishman, G. Springer Series in Operation Research. NY: Springer-Verlag. 1996.

    Analyzes other distributions associated with empirical phenomena.

    Investigating distributions associated with city population sizes, size of companies, stock prices fluctuations.

    Poisson

    Number of possible occurrences is not limited. Occurrences are independent. Average number of occurrences is the same from unit to unit.

    Describes the number of times an event occur in a given interval (usually time).

    Number of telephone calls per minute, number of defects per 100 square yards of material.

    Hypergeometric

    Total number of items (population) is fixed. Sample size (number of trials) is a portion of the population. Probability of success changes after each trials.

    Describes the number of times an event occurs in a fixed number of trials, but trials are dependent on previous results.

    Chance of a picked part being defective when selected from a box (without replacing picked parts to the box for the next trial).

    Neg Binomial

    Number of trials is not fixed. Trials continue to the th succes (trials never less than ). Probability of success is the same from trial to trial.

    Models the distribution of the number of trials or failures until the th successful occurrence

    Number of sales calls before you close 10 order.

    Geometric

    Number of trials is not fixed. Trials continue until the first success. Probability of success is the same from trial to trial.

    Describes the number of trials until the first successful occurrence.

    Number of times you spin a roulette wheel before you win, how many wells to drill before you hit oil.

    Custom

    Very flexible distribution, used to represent a situation you cannot describe with other distribution types. Can be either continuous or discrete or a combination of both. Used to input an entire set of data point from a range of cells.

    Sumber : User Manual (2008)

  • 14

    III. METODOLOGI

    3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

    Penelitian dilakukan mulai dari bulan Maret 2012 hingga juni 2012, bertempat di PT. Krakatau Tirta Industri, Cilegon, Provinsi Banten.

    3.2 Alat Dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer dengan program Microsoft Excel, Crystal Ball, dan perangkat lunak statistik. Bahan-bahan yang digunakan adalah serangkaian data primer dan sekunder untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan risiko biaya seperti: 1. Data primer berupa kuesioner dan wawancara 2. Data sekunder berupa rancangan anggaran biaya dan materi proyek modernisasi kontrol

    proses tahap II.

    3.3 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan pedoman Australia/New Zealand Standard 4360:2004 tentang Risk Management.

    Tahapan penelitian terdiri dari: 3.3.1 Penentuan Konteks Risiko

    Penentuan konteks dilakukan dengan melakukan konsultasi dan wawancara kepada para ahli di PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II. Teknik wawancara dilakukan untuk mengetahui materi dan rancangan anggaran biaya proyek MCP II (Modernization Control Process II). Penentuan konteks bertujuan untuk menentukan ruang lingkup manajemen risiko yang mungkin pada proyek MCP II yang telah dilakukan.

    3.3.2 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasi apa, mengapa, dan bagaimana

    faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko. Identifikasi risiko merupakan pengembangan dari konteks risiko. Hasil identifikasi risiko tersebut kemudian disusun dalam bentuk kuesioner (Lampiran 1) yang kemudian disebarkan kepada karyawan PT. KTI yang terkait dalam proyek MCP II.

    Tabel 3. Contoh skala ordinal pada kuesioner 1

    No. Kriteria 2 1 0 ya cukup tidak

    1 Apakah anda mengetahui tentang proyek modernisasi kontrol proses tahap II?

    Sumber : Data hasil

  • 15

    Skala pengukuran variabel dalam kuesioner penelitian ini menggunakan skala nominal, skala ordinal, dan skala perbandingan berpasangan. Skala nominal merupakan tingkat untuk mengkategorikan. Contoh pertanyaan untuk skala nominal adalah jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Skala ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang terendah hingga tertinggi atau sebaliknya. Contoh skala ordinal disajikan pada Tabel 3. dan Tabel 6. Skala perbandingan berpasangan (pairwaise comparison) digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari elemen-elemen dan kriteria-kriteria yang disajikan pada Tabel 4. dan 5.

    Tabel 4. Skala penilaian kriteria perbandingan berpasangan Nilai Keterangan

    1 Faktor vertikal sama penting dengan faktor horizontal 3 Faktor vertikal lebih penting dengan faktor horizontal 5 Faktor vertikal jelas lebih penting dengan faktor horizontal 7 Faktor vertikal sangat jelas lebih penting dengan faktor horizontal 9 Faktor vertikal mutlak lebih penting dengan faktor horizontal

    2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai elemen yang berdekatan 1/(2-9) Kebalikan dari keterangan nilai 2-9

    Sumber: Saaty (1983)

    Tabel 5. Contoh matriks skala perbandingan berpasangan

    Fakt

    or v

    ertik

    al

    Faktor horizontal A1 A2 A3 A4 A5

    A1 1 A2

    1 A3

    1 A4

    1 A5 1

    3.3.3 Analisis Risiko Analisis risiko dilakukan untuk menentukan tingkatan probabilitas, konsekuensi yang

    akan terjadi, dan visibilitas suatu risiko.

    Tabel 6. Contoh skala ordinal pada kuesioner 2 No.

    Risiko/Opportunity Konsekuensi Probabilitas Visibilitas Min Med Max Min Med Max Min Med Max

    1. Kerusakan instrumen 1 2 4 1 3 4 1 2 3 2. Lainnya

    Sumber: Data kuesioner

    Setiap parameter dibagi kedalam lima kriteria penilaian, yaitu: Kriteria penilaian konsekuensi risiko, yaitu:

    1 : Sangat rendah 2 : Rendah 3 : Sedang 4 : Tinggi 5 : Sangat tinggi

  • 16

    Kriteria penilaian probabilitas risiko, yaitu: 1 : Tidak pernah : 0 kali /tahun 2 : Jarang : < 2 kali/tahun 3 : Kadang-kadang : 2 5 kali/tahun 4 : Sering : 5 10 kali/tahun 5 : Sangat sering : > 10 kali/tahun

    Kriteria penilaian visibilitas risiko dibagi, yaitu: 1 : Sangat visibel 2 : Visibel 3 : Cukup visibel 4 : Tidak visibel 5 : Sangat tidak visibel

    Masing-masing nilai yang diberikan oleh responden pada setiap parameter tiap risiko digabungkan dengan menggunakan rata-rata geometrik pada persamaan 2.

    = =1 (2)

    Keterangan : rata rata geometrik n : jumlah responden : penilaian oleh responden ke-i : perkalian

    Dalam penggunaan kuesioner perlu dilakukan pengujian instrumen, yaitu uji validitas dan reliabilitas. Uji ini untuk menguji kebenaran dari data yang dihasilkan. Uji validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid bila alat ukur yang digunakan menunjukkan apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2004). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah pernyataaan-pernyataan pada kuesioner relevan atau tidak. Uji reliabilitas digunakan untuk menyatakan apakah alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang konsisten. Syarat valid adalah rhitung > rtabel, sedangkan syarat reliabilitas adalah r cronbachs alpha > rtabel.

    Pengujian reliabilitas dan validitas data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak statistik. Bahan yang diuji berupa skala ordinal mengenai pemahaman karyawan PT. KTI terhadap proyek MCP II. Pengujian instrumen consistency ratio untuk skala perbandingan berpasangan dilakukan secara manual dengan bantuan Microsoft Excel. Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan yang dilakukan konsisten atau tidak. Perhitungan consistency ratio dapat dihitung dengan rumus:

    CI =( n)(n 1) (3)

    CR =CI

    IR

    (4)

  • 17

    Keterangan: CI : consistency index CR : consistency ratio : nilai rata-rata dari consistency vector n : banyaknya alternatif IR : indeks random yang didapat dari tabel Oarkridge

    Syarat consistency ratio < 10%. Nilai Index random disajikan pada Tabel 7.

    Tabel 7. Index Random n RI 1 0.00 2 0.00 3 0.58 4 0.90 5 1.12 6 1.24 7 1.32 8 1.41 9 1.45 10 1.49 11 1.51 12 1.48 13 1.56 14 1.57 15 1.59

    Sumber : Saaty (1994)

    Rata-rata geometrik yang dihasilkan dari setiap probabilitas, konsekuensi, dan visibilitas risiko dianalisis dengan menggunakan software Crystal Ball dengan precision control on confidence level sebesar 95% dengan iterasi sebanyak 1000 kali. Distribusi probabilitas yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua, yaitu: 1. Distribusi Beta PERT (Beta PERT Distribution) Distribusi ini digunakan untuk mengukur setiap probabilitas, konsekuensi, dan

    visibilitas risiko. Distribusi Beta Pert merupakan distribusi yang menggambarkan situasi dimana nilai minimum, maksimum, dan nilai yang disukai diketahui. Distribusi ini hampir sama dengan distribusi segitiga (triangular distribution), namun distribusi ini memiliki nilai perbedaan yang lebih halus dibandingkan distribusi segitiga.

    2. Distribusi seragam (Uniform Distribution) Distribusi ini digunakan untuk mengukur risiko biaya yang mungkin terjadi. Distribusi

    seragam merupakan distribusi dengan kondisi nilai minimum dan maksimum telah ditetapkan. Distribusi ini mengasumsikan bahwa semua nilai merata disekitar nilai minimum dan nilai maksimum.

    Dari setiap distribusi probabilitas yang digunakan, kemudian dicari nilai keandalan sebesar; 50%, 80%, dan 90% dari masing-masing risiko. Selanjutnya, dilakukan pehitungan tingkatan risiko dari hasil yang didapat dengan keandalan 90%. Rumus tingkat risiko adalah:

    Tingkat Risiko = Konsekuensi x Probabilitas x Visibilitas (5)

  • 18

    3.3.4 Evaluasi Risiko Membandingkan tingkat risiko yang dihasilkan dengan kriteria Australian/New Zealand

    Standard Risk Management 4360:2004. Tingkat biaya risiko yang dihasilkan dari setiap risiko kemudian diurutkan berdasarkan waktu kejadian. Waktu kejadian risiko dibagi kedalam tiga kondisi, yaitu pada saat inisiasi, masa konstruksi, dan implementasi (masa setelah konstruksi). Selanjutnya, dilakukan pembagian evaluasi dari setiap kondisi, yaitu risiko diterima dan risiko prioritas pemantauan (monitoring). Jika tingkat risiko ditetapkan rendah, maka risiko tersebut masuk ke dalam kategori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendalian. Tetapi bila tingkat risiko ditetapkan tinggi maka perlu pengendalian terhadap risiko tersebut.

    Evaluasi data dilakukan dengan membagi tingkat risiko kedalam dua kategori, yaitu: 1. Risiko yang menjadi prioritas utama memiliki risiko > 50,000,000/bulan. Risiko yang

    masuk kedalam kategori ini akan diperlakukan suatu upaya dan pemantauan yang lebih tinggi, dengan harapan dampak dan kemungkinan risiko yang akan terjadi dapat berkurang.

    2. Risiko yang diterima memiliki tingkat risiko < Rp 50,000,000/bulan. Risiko yang masuk kedalam kategori ini dianggap sebagai risiko yang tidak memerlukan pemantauan atau upaya.

    3.3.5 Pengendalian Risiko Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada, serta

    meningkatakan visibilitas dengan menggunakan berbagai alternatif metode.

    3.3.6 Monitor dan Review Monitor dan review terhadap hasil sistem manajemen risiko yang dilakukan serta

    mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.

    3.3.7 Komuniksi dan Konsultasi Komunikasi dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal dan eksternal untuk

    tindak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

  • 19

    Gambar 8. Tahapan penelitian

    Penentuan konteks

    Identifikasi risiko

    Analisis risiko

    Evaluasi Risiko

    Pengendalian risiko

    Tingkat nilai risiko

    Tingkat Risiko biaya

    Software statistik Ms. Excel Crystal Ball +

    Kom

    unik

    asi d

    an k

    onsu

    ltasi Pem

    antauan

    dan

    review

    - Validitas - Reliabilitas

    Consistency Ratio

    - Probabilitas - Konsekuensi - Visibilitas

    +

    Risiko diterima

    Kuesioner

    Tidak

    Ya

  • 20

    Gambar 9. Proses pengendalian risiko (AS/NZS 4360:2004)

    K o

    m

    u

    n

    i k

    a

    s i

    d

    a n

    K

    o n

    s

    u l t

    a

    s i

    M o

    n

    i t

    o r

    d

    a n

    R

    e v

    i e

    w

    Risiko yang diterima

    Risiko yang diterima

    Peringkat dan evaluasi Risiko

    Diterima

    Pertimbangan biaya dan keuntungan yang ada

    Merekomendasikan strategi pengendalian

    Pemilihan strategi pengendalian

    Persiapan rencana pengendalian

    Mengurangi probabilitas

    Mengurangi konsekuensi

    Meningkatkan visibilitas Pencegahan

    Kembali

    Mengurangi probabilitas

    Mengurangi konsekuensi

    Meningkatkan visibilitas Mencegah

    Identifikasi alternatif

    pengendalian

    Menilai alternatif

    pengendalian

    Persiapan alternatif

    pengendalian

    Pelaksanaan pengendalian

    terpilih

    Ya

    Tdk

    Ya

    Tdk

  • 21

    IV. PROYEK MODERNISASI KONTROL PROSES TAHAP II

    4.1 Latar Belakang

    Untuk mendukung visi dan misi perusahaan PT. Krakatau Tirta Industri, maka Divisi Operasi menyelenggarakan suatu program pengembangan dengan melakukan suatu otomatisasi. PT. Krakatau Tirta Industri pada proyekt tahap I telah mengembangkan sistem kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converter ke bagian controlling proses khususnya pada existing motor-motor yang ada di lapangan dan beberapa parameter proses pengolahan air, pada tahap I belum seluruhnya terintegrasi ke dalam sistem aplikasi. Untuk membuat seluruhnya terintegrasi, maka dilakukan pengembangan Tahap II Scada sistem otomatisasi proses khususnya integrasi ke SIKTI atau seluruh proses pelaporan data dan informasi yang ada di PT. KTI sekarang ini, dimana field instrument yang belum dikoneksikan ke bagian converter automatic proses akan direalisasikan, sehingga tahapan development modernisasi automatisasi ini dapat sesuai dengan konsep arah dan tujuan manajemen khususnya di Direktorat Operasi dan pada proyek Scada tahap II, akan dioptimasikan sejauh mana modernisasi diintegrasikan sesuai dengan arah bisnis strategik PT. KTI sekarang dan akan datang.

    4.2 Manfaat Proyek Modernization Control Process

    4.2.1 Efektivitas Proses penjernihan air telah banyak mengalami kemajuan dari masa ke masa sejak

    didirikannya PT. Krakatau Tirta Industri. Peningkatan volume kebutuhan air pun menyebabkan bertambahnya aplikasi yang dibutuhkan untuk mendukung peningkatan tersebut. Pengembangan sistem kontrol integrasi sistem dengan Scada Vijeo Citect dan converternya ke bagian controlling proses dapat membantu proses penjernihan air untuk mengurangi human error, efisiensi waktu dan tenaga kerja.

    4.2.2 Easy Monitoring and Recording Integrasi hasil database Scada monitoring field instrument pada proses penjernihan air

    dengan SIKTI mempermudah monitoring pada proses penjernihan air. Aplikasi yang akan dipakai untuk mengintegrasikan software atau tools dalam sistem otomatisasi kontrol proses terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan Scada dengan Vijeo Citect. Vijeo Citect merupakan paket software Scada dari Schneider yang memiliki fleksibilitas, reliabilitas, integrasi, mudah digunakan, accessibility, architectures types, runtime application, dan keamanan.

    4.2.3 Mewujudkan Misi KTI PT. Krakatau Tirta Industri merupakan salah satu anak perusahaan PT. Krakatau Steel

    yang memiliki visi sebagai perusahaan penyedia air kelas dunia. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka dilakukan suatu modernisasi kontrol proses sebagai salah satu pendukung pencapaian misi menyediakan air dan solusinya bagi industri dan masyarakat dengan mengutamakan keharmonisan lingkungan. Modernisasi kontrol proses tahap II dilakukan

  • 22

    untuk menguasai teknologi air bersih, khususnya dibidang manajemen operasi, perawatan serta rekayasa teknologi air bersih sehingga mampu menjadi perusahaan yang handal.

    4.3 Sistem Configuration

    Secara hirarki operasional, topologi sistem kontrol proses terpasang menggunakan Vijeo Citect Scada untuk visualization control desk sebagai interface antara operator dengan field instruments. Pada sistem kontrol proses desain baru ini terdapat chart recorder/trending untuk merekam data atau kejadian selama operasional proses kontrol. Secara terpisah tetapi terintegrasi, data field instruments process di monitoring dan diakuisisi oleh PLC dan Horner melalui converter serial ke Internet Protocol (IP) Adam.

    Gambar 10. Sistem configuration Vijeo Citect Scada

    4.3.1 Vijeo Citect Scada (supervisor control and data acquisition) Vijeo Citect adalah paket software Scada dari Schneider yang sangat flexible, simple,

    dan terorganisir untuk menangani supervisi pada proses industrial plant. Software terintegrasi tools yang berbeda untuk mempermudah intuisi dan kreatifitas dalam membuat desain HMI. Vijeo Citect juga mendukung fasilitas multilanguages serta memiliki library driver protocol komunikasi untuk berbagai jenis device (PLCs, controller, motor drives, data acquisition module, dan lainnya). Mempunyai kemudahan dalam merekam data proses berupa trending dan data dapat di-export kedalam Microsoft Excel, Acces, dan lainnya sebagai report. Vijeo Citect memiliki beberapa fitur utama menarik antara lain : Flexibility dan reliability, artinya Vijeo Citect memiliki fleksiblitas dan reabilitas untuk

    membuat development dan desain HMI pada proses kontrol serta monitoring data proses di plant industrial.

  • 23

    Integration. Software Vijeo Citect memiliki project explorer dimana terintegrasi semua komponen yaitu: graphic builder dan project editor.

    Ease of use. Accessibility. Architectures type. Scada Winlog telah support berbagai protocol driver untuk

    mengakomodasi interconnect dengan berbagai macam device. Runtime applications. Mode runtime applications sangat membantu dalam otomatisasi

    running applications saat booting awal PC. Security : access groups authorized. Definisi Group akan menentukan level dan

    kapasitas dari pengguna dalam authorisasi akses aplikasi proyek.

    Gambar 11. Architectures type Vijeo Citect Scada

    Integrasi sistem HMI Scada Vijeo Citect yang dikoneksikan ke sistem atau realtime yang sudah berjalan di SIKTI menggunakan Vijeo Citect dari Schneider Electric adalah: 1. Komunikasi Scada dan SIKTI berbasis pada database, konsep database HMI Scada

    Vijeo Citect mengacu kepada konsep pengelolaan sisi data yang tersimpan dalam sebuah database. Konsep ini dikenal dengan Database Management System (DBMS). Salah satu dari sekian teknologi database yang menggunakan konsep SQL adalah MYSQL dan adopsi ini sudah diterapkan pada SIKTI.

    2. Scada hanya memberikan data realtime (sesaat) yang akan disimpan pada temporary server otomatisasi proses (sebagai data source otomatis) sehingga inisiasi data pemulihan Scada akan dilakukan oleh server SIKTI, disimpan dengan file extention Access database, sehingga source database ini dapat dijadikan master tragger interface Scada ke SIKTI dengan sistem yang telah digabungkan ke SIKTI realtime.

    3. Manipulasi data secara realtime langsung berhubungan dengan port I/O pada mesin proses produksi dengan data realtime dari Scada yang akan dibuatkan interface tragger ke SIKTI sehingga pembacaan sources database dapat langsung diakomodasi oleh SIKTI (Gate Interface Scada Data ke SIKTI).

    4. Entry manual yang selama ini dilakukan sudah tidak dipakai lagi jika menggunakan data akuisisi dari Scada otomatisasi.

    5. Security Scada sistem sudah dilengkapi dengan fitur login dengan level otorisasi yang dapat diset sesuai kebutuhannya, administrator dan engineer dengan otorisasi penuh sedang untuk level operator dengan otorisasi terbatas.

    4.3.2 Control Platform Horner merupakan Programmable Logic Controller (PLC), sistem yang terbuka. Selain

    itu mempunyai fasilitas untuk interface dengan sistem lain (non vendor) karena menggunakan protocol Modbus.

    Stand Alone Client Server Single server2 Client Web Server

    2 Server2 Client Web Server

  • 24

    Platform Kontrol dan IO sistem yang menjadi kelebihan Horner adalah : Open system dan flexibility. Lowers costs, more options, dan easy-to-use. Compact device : combining controller, operator interface, i/o, dan networking. Simply dan customizing design. Reliable as a traditional controller. Spare parts easily available.

    Horner memiliki fasilitas dalam mendesain aplikasi logika melalui builder terintegrasi yaitu Cscape. Cscape suatu free software yang mengkombinasikan graphical ladder diagram programming dengan operator interface development untuk mengintegrasi kontrol package secara lengkap. Cscape memiliki fitur yang powerful seperti IEC-1131 style free form, drag dan drop ladder editor, memiliki 100 functions block dalam form pilihan, seperti fungsi conversion, string handling, advanced math, flow control dan masih banyak lagi. Operator interface didesain sesederhana mungkin untuk membuat screen tampilan operator interface. Tampilan screen dapat dipanggil dari logic ladder atau operational tersendiri. I/O configuration merupakan tools untuk mengkonfigurasi I/O melalui Cscape secara manual maupun otomatis dengan support lebih 60 I/O modules dapat dipilih dari from, built-in expansion, dan remote I/O semua dapat ditangani dalam tools ini.

    4.3.3 Mesin HC900 Hybrid Controller HC900 hybrid controller memiliki proses yang canggih dan logic controller desain

    modular, scalable yang dibangun untuk bekerja diberbagai proses peralatan dengan biaya yang hemat. Logic controller (LC) dilengkapi dengan layar sentuh sehingga mudah dioperasikan bagi operator. Controller hybrid memiliki arsitektur fleksibel yang dapat mengakomodasi aplikasi bersyarat dan dengan fitur canggih serta konektivitas serbaguna mampu mengontrol penyesuaian pinpoint. HC900 hybrid controller juga mampu menyederhanakan poses dokumentasi dan menghilangkan filling errors. Modular dan scalable pada HC900 hybrid controller tersedia dalam tiga ukuran kisi dan tiga level performa CPU untuk menangani berbagai otomatisasi yang diminta, menyediakan fleksibilitas dengan memberikan kebutuhan bagi pengguna, yang dapat berkembang seperti yang diinginkan. Berbasis windows, perangkat lunak hybrid control designer mampu mengoperasikan lebih dari Ethernet, sehingga mudah untuk mengkonfigurasi logika kontrol dan interface operator. Layar sentuh interface operator dan pengguna mampu memberikan efisiensi, operasi intuitif, mengurangi atau menghilangkan kesalahan, memperbaiki kecepatan akses data, dan proses pengawasan. Logic controller (LC) termasuk modul pilihan dalam CPU controller, beberapa ukuran kisi I/O dan remote I/O per sistem kisi yang menyediakan fleksibilitas. LC juga menyediakan PID (proportional integral derivative) controller loop yang lebih unggul dan kuat dalam pengolahan analog dari banyak logika kontrol tanpa kompromi terhadap performa logika proses upgrade UMC800 ke Hybrid tersebut diharapkan seluruh controller engginee dapat sesuai dengan proses bisnis yang dibutuhkan oleh PT. KTI. dan sejalan dengan visi dan misi kedepannya.

    4.3.4 Streaming Current Monitor Latar Belakang reinfrastruktur ini sudah lama direncanakan oleh Divisi Operasi namun

    pada tahap dua proyek modernisasi kontrol proses ini akan disertakan streaming current monitor (SCM) sebagai upaya dalam mengoptimalkan teknologi proses koagulan dosis kontrol

  • 25

    dengan paten sensor desain yang didalamnya menggunakan extended live teknologi. Streaming current monitor adalah alat yang digunakan untuk mengukur muatan kecil, partikel suspensi dalam suatu cairan/air. SCM adalah satu-satunya instrument online yang dapat digunakan untuk mengontrol stabilitas partikel dalam air dengan cara menggumpalkan kemudian mendapat kontrol umpan balik dari dosis koagulan. Beberapa keunggulannya adalah dapat merekam chemical savings, memelihara kualitas air, memberikan proteksi terhadap gangguan ketidaknormalan dalam proses koagulasi kimia, feedback kontrol, mengoptimalkan treatment, dan teknologi. Kedepannya PT. KTI mempunyai patented design (keakuan desain yang dipatenkan), dapat memonitor dengan teknologi digital, modbus yang optional, low cost dalam mengganti elemen sensor dan replaceable electrodes. Fitur-fitur tersebut jika telah diadposi oleh PT. KTI diharapkan akan membawa dampak yang baik bagi bisnis khususnya dalam pengelolaan air bersih yang handal dan terpercaya.

    Gambar 12. Diagram streaming current meter dalam WTP

    Pembangunan Scada sistem dengan HMI Scada Vijeo Citect (proyek tahap I) telah membuat 9 konten gambar proses di layar, diantaranya adalah ; overall proses, area PS1, PS2, PS3, PS4, dan area PS5, accelerator, GLF dan Trending, yang secara keseluruhan dikoneksikan ke interface yang menghubungkan ke 30 unit motor di lapangan dengan menggunakan modul Horner sebagai interface ke Enginee UMC.

    4.4 Ruang Lingkup

    Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess produksi tahap I (MCP I), programmable logic controller (PLC) melakukan monitoring data proses penjernihan air yang akan dikumpulkan dalam database untuk interconnect dengan web service server PT. KTI (SIKTI) yang meliputi: Accelator Reuse backwash station Pump station I Cidanau Pump station II Krenceng reservoir Pump station III reservoir dan water tower

    Raw water Mixer

    Flocculator

    Clarifier Filter

    Dosing Pump ControllerStreaming

    Current Meter

    Coagulant (Alum)

  • 26

    Pump station IV reservoir Pump station V reservoir Dosing pump Chemical Station Run hour, kWh meter, amper motor.

    Ruang lingkup untuk pekerjaan Modernization Control Proscess Produksi tahap II (MCP II) ini meliputi inventarisasi instrument dan peralatan control eksisting di lapangan, wirring, installation dan integrasi instrument dan control kedalam Scada sistem sebagai berikut: Enginee UMC800 Upgradeable to Hybrid HC900 controller. Parameter-parameter yang akan dioptimalkan dan dikoneksikan ke Scada

    (koagulant,current streaming in technology), end point proses dari jartes dengan streaming current ke Scada, sebagai kontrol akuisisi data chemical savings, maintain water quality, overdose protection, feedback control, easily retrofitted optimize treatment. Migrasi data program ke hybrid controller dan integrasi field instrument baru, sehingga sistem kontrol proses menjadi lebih handal dan akurat. Pemasangan power meter untuk PS1. Wirring interface gate dari RTU motor PS1, dikoneksikan ke Scada sebagai fungsi monitoring status motor dari plant cidanau. Supervisi integrator dan tim MCP II produksi dalam pembangunan HMI Scada Vijeo Citec (jika dalam Script tahap I harus ada pengembangan atau pertambahan programmable) sesuai penambahan instruksi ke field instrumen yang akan di koneksikan ke Scada sistem. Penempatan server client di DTC Cidanau sebagai pusat repository data dan informasi link SCADA ke server pusat (Graha Krenceng).

    (a)

    (b)

    (c)

    (d)

    (e)

    (f) Gambar 13. a. UMC800, b. HC900, c. Horner, d Streaming current monitor, e. ADAM-4572 dan

    f. EGX100

  • 27

    4.4.1 Instalasi Proyek Tahap I yang Telah Terpasang Integrasi ke Scada dan SIKTI telah dilakukan pada tahap awal. Data dan informasi telah

    tersedia di Scada sistem dengan SQL databasenya yang di tragger-kan ke SIKTI, sehingga dapat dijadikan alat monitoring akuisisi data dan informasi yang secara langsung atau realonline di monitor, dikontrol dan dikoreksi secara langsung di SIKTI. Pengelompokan equipment, device atau field instrument (double link), yang mengkoneksikan seluruh motor-motor sebanyak 30 unit, 15 motor besar (soft staker interface), twido 13 pompa dosing dengan prioritas identifikasi motor yang dikoneksikan dengan memasang modul Horner ke lokasi yang ideal (diruang panel control room), untuk penggantian switch terdapat 5 motor pada (Pump Station) PS2, impelar alum, impelar kapur, 2 motor pompa kapur, 1 motor PS4 (61M1), 4 pompa booster, 6 motor accelator (impelar dan bridge). Parameter proses peralatan yang ada diproduksi antara lain; controller UMC Twido, memograph, power meter, dimana pada UMC800 AI Card yang terpasang terdiri atas 26 level Control IO yaitu greenleaf filter (20 level), tower (1 level), reservoir (2 level), waduk (1 level), bak kapur (1 level), dan bak alum (1 level). PH Control terdiri dari 6 I/O; accelator I, II, III (1 level), PH air bersih (1 level), PH air baku (1 level), dan PH depolec (1 level). Seluruh I/O tersebut telah wirring ke interface (otomatisasi proses). Parameter interface antara lain; ampere, Kwh, PH, debit, totalizer, level, preasure, flow airbaku, PS4-tower). Peralatan level kapur (2 buah) dan meter kecil-PDAM belum tersedia sehingga belum dapat dikoneksikan. Cara untuk menghubungkan ke interface mesin memograph UMC800 adalah dengan menggunakan converter ke Ethernet dengan ADAM 4570, modebus UMC Horner menggunakan ADAM 4572. Converter pada ADAM Etnernet menggunakan IP static address pada range class IP yang akan disesuaikan. interkoneksi wirring dari selector switch ke motor menggunakan relay Horner Smart Relay. Identifikasi (libraryan wirring cable), penamaan atau tagging ditentukan dengan menggunakan lokasi devices number PS1 MTR 001.

    4.2.2 Tahapan Proyek II Infrastruktur Jejaring Lan, Wirring Interface, dan Instalasi Software atau Toggle Client Scada ke Plant PS1 Tahapan ini menyiapkan konsep desain realonline dari PS1 ke Plant Krenceng atau di

    kantor pusat Graha Divisi Operasi, dimana telah disiapkan ruang DTC (Data centre) di ruang Control Room sebagai pusat data dan informasi akuisisi dan migrasi integrasi data Scada sistem dan SIKTI integrasi. Aplikasi yang akan dipakai untuk mengintegrasikan tools dalam sistem otomatisasi kontrol proses terhadap interface yang ada di mesin, dioptimalisasikan Scada dengan Vijeo Citect, dengan memodifikasi Script penambahan instruksi terhadap interface yang baru (proyek II) yang akan dikoneksikan ke sistem otomatisasi proses. Selanjutnya, mengidentifikasi kompatibelitas antara engginee UMC800 (obsolence) kedalam Mesin yang baru HC900 hibrid controller (honeywell process solution), interface, dan port-port yang akan dikoneksikan ke sistem dalam hal ini Scada dan desainnya dengan menggunakan aplikasi tools HMI Scada Vijeo Citect yang sudah di install pada server otomatisasi proses secara realonline dan realtime yang sudah kontinu dijalankan.

    4.5 Target

    4.5.1 Target End Point terhadap Proyek Modernisasi Kontrol Proses Otomatisasi Tahap II

    a. Pemasangan jaringan Networking/LAN area Cidanau:

  • 28

    Alternatif 1: Jaringan kabel telepon yang ada di reinfrastruktur yaitu dengan mengganti kabel dropt wire atau kabel telepon dengan yang baru (existing yang lama banyak terdapat sambungan akibat putus (tertimpa pohon) sehingga dampak dari terputus/sambungan tersebut akan menyebabkan jaringan drop (terputusnya networking atau koneksi ke server).

    Alternatif 2: Jaringan untuk koneksi ke Server pusat (DTC Graha Krenceng) di-upgrade dengan layanan servis;

    b. Lease Line Network Telephone dan layanan VSAT dari Indosat. c. Pemasangan power meter PS1 d. Pemasangan RTU motor PS1 e Optimalisasi parameter yang ada di PS1 yang memungkinkan untuk dikoneksikan ke

    sistem. f. Pemasangan CCTV di lokasi DAM dan plant motor di PS1

    4.5.2 Lokasi Plant Krenceng a. Upgrade UMC800 ke teknologi Hybrid HC900 compatible, termasuk panel dan

    marshaling atau cabinet antara panel HC900 dengan instrument, programing, installation, training, dan start up commissioning.

    b. Penambahan EGX100 untuk komunikasi ke interface power meter (jika sudah menggunakan TCPIP atau masih menggunakan modbus maka ditambahkan dengan konverter modbus ke TCP/IP).

    c. Interkoneksi inverter motor accelator dan motor dosing. d. Mengkoneksikan parameter koagulan dan jartest proses kedalam sistem streaming

    current berikut monitoring, akuisisi data dan informasinya ke Scada sistem. e. Merubah alamat totalizer flow meter PS IV pada sistem Scada. f. Mengoptimalkan parameter-parameter yang akan dikoneksikan ke sistem.

    4.5.3 Peralatan Penunjang IT Pemasangan UPS power dan battery Chargered APC Smart-UPS, 1980 Watts/2200 : VA, input 230V/output 230V, interface port DB-9 RS-232, smartslot, USB, Rack. Height 2 U Berikut stopkontak surge arrester socket power APC 8 port colokan.

    1. Pengadaan dan pemasangan managable switch AT-telesync 24 port. 2. Pengadaan dan pemasangan kable UTP cat5/cat6 100/1000 and connector cat6/cat5. 3. Router RB/493 mampu routing 16.250 pps (1500 byte paket) dapat seimbang pada 8

    ISP, Bandwith management, ether 1 support POE 12-24 Volt DC port ethernet 802.1q VLAN, protocol routing RIPv2 dan OSPF.

    4. RACK SERVER ABBA 19 C20-10900-GG/GB 20U, depth 900 mm untuk DTC controll room Cidanau 2 U pada server, monitor, router, UPS.

    5. Server Client untuk tongle Scada sistem di DTC PS1 spec; server HP Proliant DL120 G6 490931371 HP DL120G6 1 Xquad Core Intel Xeon X3430 (2.40Ghz, 95watt, 1333FSB, 8MB, Turbo 1/1/2/3), RAM 2GB dengan LCD-led 32 inch termasuk dudukan Kni/breaket LCD, mouse keyboard wireless fidelity

    6. CCTV monitor skup area DAM, motor PS1 dan data pusat Cidanau ; decoder, cable coax, cable cat multipair, camera comcoder 3 titik.

    7. Lain-lain

  • 29

    Selector Switch yang belum ada di PS1 atau plant Krenceng agar dilakukan penambahan fasilitas agar statusnya dapat segera di wirring ke Scada Perlu dicari solusi pada flicker untuk penunjukkan status on atau trip, pada saat ini kondisi perjalanan dengan flicker terlalu cepat belum dapat dipantau oleh Scada secara optimal. Untuk mengintegrasikan Scada Vijeo Citect ke console/client perlu diadakan pengadaan tongle ID Scada client agar dapat online sharing ke pengguna dan supervisory management khususnya di PS1 Cidanau.

    Disiapkan console berupa display yang besar atau wide screen minimum 50 inch agar dapat dioptimalkan view Scada prosessing di layar besar dan berkonsep touchscreen (layar sentuh) dengan link per page viewall per