penegakan hukum dan pertumbuhan ekonomi di asean …digilib.unila.ac.id/54921/3/skripsi tanpa bab...

85
PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN (SKRIPSI) OLEH DEBBY ANGGUN KENITA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN

(SKRIPSI)

OLEH

DEBBY ANGGUN KENITA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

ABSTRACT

LAW ENFORCEMENT AND ECONOMICS GROWTH IN ASEAN

By

DEBBY ANGGUN KENITA

Economic growth is one indicator of the success of the country's economicperformance. Government Role in the law enforcement process are expected toencourage any achievement by increasing economic growth. This research aimsto analyze the effect of law enforcement on economic growth in ASEAN. The dataused are panel data for ten ASEAN member countries in 2007-2016 using theFixed Effect Model regression model. Using data on economic growth as thedependent variable and law enforcement variables, foreign direct investment,labor force, voice and accountability and initial growth as independent variables.The results of the research show that law enforcement variables and initialgrowth have no significant effect on economic growth. Foreign direct investmentand labor force variables have a significantly positive effect. voice andaccountability has a negative effect on economic growth in ASEAN.

Keyword : economics growth, law enforcement, rule of law,

Page 3: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

ABSTRAK

Penegakan Hukum Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Asean

Oleh

DEBBY ANGGUN KENITA

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan kinerjaperekonomian negara. Perananan pemerintah dalam proses penegakan hukumdiharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuanuntuk melihat pengaruh penegakan hukum terhadap pertumbuhan ekonomi diASEAN. Data yang digunakan adalah data panel untuk sepuluh negara anggotaASEAN pada tahun 2007-2016 dengan menggunakan model regresi Fixed EffectModel. Menggunakan data pertumbuhan ekonomi sebagai variabel dependent danvariabel penegakan hukum, foreign direct investment, labor force, voice andaccountability dan initial growth sebagai variabel independent. Hasil penelitianmenunjukan variabel penegakan hukum dan initial growth tidak berpengaruhsignifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel foreign direct investment danlabor force berpengaruh secara positif signifikan. voice and accountabilityberpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

Kata kunci : penegakan hukum, pertumbuhan ekonomi, rule of law

Page 4: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN

OLEH

DEBBY ANGGUN KENITA

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 5: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,
Page 6: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,
Page 7: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,
Page 8: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Gunung Madu Plantation (GMP), Lampung Tengah, pada

tanggal 29 Agustus 1995. Peneliti merupakan anak dari pasangan Ketut Suwido

dan Neni Rosita.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-Kanak Satya Dharma

Soedjana, GMP(2001), Sekolah Dasar Negeri 02 Bumi Hantatai, Lampung Barat

(2002-2006), Sekolah Dasar 02 Yayasan Pendidikan Indolampung (YAPINDO),

PT SIL (2006-2008), Sekolah Menengah Pertama Yayasan Pendidikan

Indolampung (YAPINDO), PT SIL (2008-2011), dan Sekolah Menengah

Kejuruan Negeri 1 Terbanggi Besar (2011-2014).

Pasca menyelesaikan pendidikan pada tingkat SMK, penulis meneruskan

pendidikan dan menjadi mahasiswa Universitas Lampung pada tahun 2014.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Lampung jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan dan berkonsentrasi pada

Ekonomi Publik dan Fiskal.

Penulis aktif berbagai kegiatan organisasi sejak duduk di bangku Sekolah Dasar

(SD) hingga Universitas. Pada tahun 2004-2006 penulis tercatat sebagai anggota

siaga dan penggalang tingkat SD Pramuka. Ketika duduk dibangku SMP penulis

menjadi anggota Pramuka tingkat penggalang SMP, anggota paduan suara di SMP

Page 9: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

YAPINDO. Saat duduk di bangku SMK, penulis menjadi pengurus sekaligus

anggota Ambalan Bung Hatta-R.A. Kartini, English Club Victor Cherry, Rohis

Ahlul Jannah, PIK-KRR di SMKN 1 Terbanggi Besar (2011-2014).

Ketika menempuh pendidikan di Universitas Lampung penulis juga tercatat

menjadi pengurus sekaligus Anggota Muda (Kahfi 2014) dan anggota bidang

Kaderisasi ROIS FEB Unila (2015). Sekertris Departemen Humas (2016).

Penulis juga tercatat sebagai pengurus sekaligus anggota di UKM tingkat

Universitas pada UKM-I BIROHMAH Unila sebagai anggota muda (2014,

anggota Badan Khusus Pemberdayaan Muslimah (2015) dan pada UKM-PS

MERPATI PUTIH Unila sebagai pengurus sekaligus anggota (2014) , Kepala

Bidang Humas dan Kominfo (2015-2016). Penulis juga telah mengikuti Kuiah

Kerja Nyata di Desa Sri Agung, Kec. Padang Ratu, Lampung Tengah selama 40

hari pada tahun 2017. Tahun 2017 penulis tercatat sebagai anggota Divisi

Lingkungan Hidup GenBI Komisariat Unila dan Wilayah Lampung.

Page 10: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

PERSEMBAHAN

Dengan rahmat dan kasih sayang Allah yang tiada pernah berkurang sedikit pun

kepada hamba-hambanya kupersembahkan karya sederhana ini untuk:

Kedua orang tuaku,

Ibuku Neni Rosita dan Ayahku Ketut Suwido,

Terima kasih atas segala karunia, doa, motivasi, dan kasih sayang yang telah

kalian berikan kepadaku sejak aku masih di dalam kandungan hingga saat ini.

Terima kasih telah mengajarkan aku tentang menghargai kesungguhan dengan

tulus dan kesederhanaan. Selalu mengajarkanku untuk menjadi insan yang

tangguh dan berani dan selalu bersyukur melawan arus yang deras.Kalian adalah

insan yang Allah berikan untukku sebagai muara kasih sayang dalam mengarungi

samudra kehidupan, dari kalian lah aku belajar tentang perjuangan, keikhlasan dan

qana'ah.

Nenekku Among Salma Dewi dan Semua Anak Cucu Muhtar

Terima kasih atas doa motivasi dan kasih sayang yang telah kalian berikan

kepadaku selama ini. Terima kasih telah menjadi penghibur ku ketika rasa panas

dan lelah menerpaku. Kalian adalah semangat yang terus membakarku agar aku

terus berlari, semoga Allah teguhkan hati dan ketaqwaan kita sampai ke jannah-

Nya.

Page 11: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

MOTTO

Laa Tahzan! Innalloha ma ana!

Mersudi Patitising Tindak Pusakaning Titising Hening

(Merpati Putih)

Love life like a bee

(Debby Anggun K.)

Page 12: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

SANWACANA

Alhamdulilahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini dengan judul “Penegakan Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi di

ASEAN” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu

(S1) Ekonomi Pembangunan di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan dalam proses

penyelesaian skripsi, penulis mendapat bimbingan, arahan, bantuan, saran, dan

motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Nairobi, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan

banyak pelajaran, sumbangan pemikiran, motivasi, kritik, dan saran yang

sangat berharga bagi penulis dan selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Emi Maimunah, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Kedua orang tuaku mamahku Neni Rosita dan papahku Ketut Suwido yang

selalu mendoakan dan menyemangatiku.

Page 13: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

5. Keluargaku tercinta, Among Ma, Ngah Jijin,adiku Cindy Nitaloka, ayah

Kabul, Unik Elly, Unik Bakir, Minan Vera, om Irul, mamak Yudi, dan Hafidh

yang senantiasa menghibur dan menyemangati.

6. Ibu Dr. Ida Budiarty, S.E.,M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang

membantu selama proses perkuliahan sampai dengan skripsi.

7. Bapak Dr. Ambya, S.E.,M.Si., Ibu Dr. Marselina, S.E.,M.PM, Bapak Dr.

Heru Wahyudi, S.E., M.Si., dan Bapak Prayudha Ananta, S.E.,M.Si., selaku

dosen pembahas dalam seminar proposal dan seminar hasil peneliti yang

senantiasa memberi masukan dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi.

8. Mas Dwi Harso, yang senantiasa menemani, memberi masukan dan

membantu proses skripsi ini.

9. Sahabat Putih Abu-Abuku, Resma, Ningty, Atika, Okta yang selalu

menyemangati untuk bertahan.

10. Sahabat Merah Putihku Refiyana yang menemani proses skripsi ini

11. Kawan-kawan Melancong Squad Budi, Indri, Cucu,Aminaturohmah, Indah,

Rachma, Ratna, Nanang, Lutfi, Putri, Beni, Siroja, Dawami, Ela, Murni,

Febri, Regis, Kesuma, Wisnu, Ihsan, dan Laila.

12. Teman-teman EP Brother’14 Rahayu, Aulia, Hendi, Agus, Udin, dan teman-

teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati, Nia,dan

Hani yang terus mengingatkan akan amanah orang tua.

14. Teman- teman seperjuangan Esa, Nur amalia, Ismaya, Dinda, Dwi, Eva

,Deshinta, Syafa, dan teman-teman konsentrasi Ekonomi Publik dan Fiskal

yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Page 14: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

15. Sohibul Kahfi’14, Zahra, Sadikin, Yasir, Shiro, Danta, Bagus, Indra, Thaipan,

Meli, Shinta, Nanda, dan yang lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-

persatu

16. Teman – teman, adik-adik, mas dan mbak serta pelatih UKM Merpati Putih

Unila, Mas Ipin, Mas Ben, Mas Rizky, Mas Nopan, Tangkas, Raras, Yani,

Mulyani, Oftika, Enang, Anwar, Sandi, dan dan yang lain yang tidak bisa

penulis sebutkan satu-persatu.

17. Teman-teman Asrama Shizuka, Mbak Ela, Mbak Rekas, Mbak Isma, Shintia,

Usi, Raya, Maryani, Riki, dll

18. My Partner In Crime Sarianik

19. Teman-teman KKN Sri Agung Mora, Ayi, Mbak Evy, Mang Devanda, Lukas,

Kordes Agung yang telah menemani selama 40 hari berbakti.

20. Adik –adik Rois FEB Unila

21. Teman –teman DPM U KBM Unila, Komisi 3, Komisi 1, Komisi 2

22. Teman dan Kakak-kakak GenBI Kom. Unila dan Wilayah Lampung

Page 15: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

i

DAFTAR ISIHalaman

HALAMAN JUDULLEMBAR PENGESAHANDAFTAR ISI ................................................................................................. iDAFTAR TABEL ....................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR..................................................................................... v

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ............................................................................ 1B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 10

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESISA. Kajian Pustaka .......................................................................... 111. Teori Ekonomi Kelembagaan.................................................... 11

1.1 Pemaknaan Ekonomi Kelembagaan.................................... 111.2 Jenis-Jenis Ekonomi Kelembagaan ..................................... 14

1.2.1 Teori Ekonomi Biaya Transaksi .............................. 141.2.2 Teori Kontrak dan Tidakan Kolektif ....................... 151.2.3 Teori Hak Kepemilikan .......................................... 16

2. Teori Penegakan Hukum........................................................... 173. Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................. 21

3.1 Teori Ekonomi Klasik ........................................................ 263.2 Teori Keynesian dalam Sistem Regional ........................... 263.3 Teori Pertumbuhan Neoklasik ............................................ 273.4 Teori Pertumbuhan Endogen ............................................. 283.5 Pertumbuhan ekonomi dalam perspektif kelembagaan ..... 29

3.5.1 Pendekatan Statis: Spesialisasi .............................. 313.5.2 Pendekatan Dinamis: Perubahan Tekhnologi......... 32

4. Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi .......................................... 344.1 Peran Penegakan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi ... 344.2 Hubungan Antara Penegakan Hukum dan Pembangunan

Ekonomi.............................................................................. 354.3 Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Pembangunan

Ekonomi.............................................................................. 38B. Studi Empiris ................................................................................. 38C. Rerangka Pikir ............................................................................... 41D. Hipotesis ......................................................................................... 44

Page 16: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

ii

III. METODE PENELITIANA. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 45B. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 45C. Metode Analisis Data ..................................................................... 46D. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 46

1. Variabel Dependen (Y) .......................................................... 471.1 Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 47

2. Variabel Independen .............................................................. 472.1 Rule of Law Indeks ........................................................... 472.2 Foreign direct Investment ................................................ 472.3 Labor Force ................................................................... 472.4 Voice and Accountability ................................................ 482.5 Initial Growth .................................................................. 48

E. Pengukuran Variabel ...................................................................... 48F. Model Penelitian ............................................................................ 49G. Populasi dan Sampel....................................................................... 50H. Uji Hipotesis ................................................................................... 51

1. Analisis Regresi Data Panel .................................................... 511.1 Common Effect Model....................................................... 511.2 Fixed Effect Model ........................................................... 521.3 Random Effect Model ....................................................... 52

2. Langkah Menentukan Model Panel ....................................... 532.1 Uji Chow .......................................................................... 532.2 Uji Hausman ..................................................................... 532.3 Uji L-M ............................................................................. 54

3. Pengujian Statistik .................................................................. 543.1 Uji Parameter individual (Uji T) ...................................... 553.2 Uji Simultan (Uji F) ......................................................... 563.3 Koefisien Determinasi R2.................................................. 57

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Uji Regresi Pemilihan Model Penelitian ............................ 58

1. Uji kriteria pemilihan model penelitian ................................. 581.1 Uji Signifikansi Fixed Effect (Uji Chow) ........................ 581.2 Uji Signifikansi Random Effect (Uji Hausman ) ............. 59

2. Hasil Estimasi Regresi ........................................................... 603. Uji Hipotesis........................................................................... 61

3.1 Uji T-Statistik................................................................... 613.2 Uji F-Statistik ................................................................... 64

4. Hasil Koefisien Determinasi R2 ............................................. 65B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 65

1. Interpretasi Hasil .................................................................... 651.1 Tingkat Penegakan Hukum Melalui Indeks Rule Of Law

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi..................................... 661.2 Tingkat Investasi Asing Langsung Dan Pengaruhnya Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Sepuluh Negara ASEAN....... 671.3 Labor Force dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Sepuluh Negara ASEAN ............................. 68

Page 17: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

iii

1.4 Voice And Accountability dan Pengaruhnya TerhadapPertumbuhan Ekonomi Di Sepuluh Negara ASEAN....... 69

1.5 Initial Growth Dan Pengaruhnya Terhadap PertumbuhanEkonomi Di Sepuluh Negara ASEAN ............................. 71

2. Analisis Intersept Model Regresi Fixed Effect ...................... 72

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan .................................................................................................. 74B. Saran ........................................................................................................ 76

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 18: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

iv

DAFTAR TABELTabel Halaman3.1 Pengukuran Variabel ............................................................................. 48

1.1 Hasil Uji Chow ....................................................................................... 59

1.2 Hasil Uji Hausman .................................................................................... 60

1.3 Hasil Estimasi Data Panel dengan Pendekatan Fixed Effect Model......... 60

3.1.1 Hasil Uji Parameter Individual Penegakan Hukum ................................ 62

3.1.2 Hasil Uji Parameter Individual Foreign Direct Invesment...................... 62

3.1.3 Hasil Uji Parameter Individual Labor Force ........................ ............... 63

3.1.4 Hasil Uji Parameter Individual Suara dan Akuntabilitas ....................... 63

3.1.5 Hasil Uji Parameter Individual Initial Growth....................................... 63

3.1.1 Hasil Uji Simultan ................................................................ ................ 64

Tabel 2.1 Nilai Koefisien Regresi Fixed Effect.............................................. 72

Page 19: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

v

DAFTAR GAMBARGambar Halaman1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN 2007-2016 .............................. 31.2 Indeks Rule of Law di ASEAN 2007-2016 ............................................. 83.1 Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Statis ..................................................... 323.2 Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Dinamis ................................................. 333.3 Rerangka Pikir ......................................................................................... 42

Page 20: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan kondisi

perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih

baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan sebagai

proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam

bentuk kenaikan pendapatan nasional. Kinerja perekonomian negara yang baik

ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi

biasa digunakan sebagai indikator atas keberhasilan suatu negara dalam

memenuhi kebutuhan masyarakatnya terhadap barang dan jasa.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi bukanlah perkara yang dapat dilaksanakan

dengan mudah bagi sebagian negara di dunia. Permasalahan yang biasa dialami

seperti rendahnya kualitas kesehatan, tingginya tingkat kemiskinan, rendahnya

angka harapan hidup, dan kesenjangan pendapatan sering terjadi di negara-negara

berkembang dan negara terbelakang/miskin, dimana hal itu juga akan berdampak

pada pertumbuhan ekonomi setiap negara tersebut (Wibowo, 2013).

Berhasilnya suatu pembangunan oleh suatu negara atau wilayah dapat dilihat dari

perkembangan indikator-indikator perekonomian yang ada, apakah mengalami

peningkatan atau penurunan. Salah satu model perumbuhan ekonomi yang

populer adalah fungsi produksi yang dikenalkan oleh Harrod-Domar dan Solow,

Page 21: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

2

yakni model pertumbuhan ekonomi yang utamanya difokuskan pada faktor-faktor

produksi seperti stok modal, dan tenaga kerja. Sumber daya alam termasuk tanah

terkadang dimasukan kedalam faktor produksi ketiga tapi seringkali dimasukan

dalam stok modal. Pada level makro, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh tiga

variabel yakni tabungan (saving), investasi (Investment),dan populasi. Tingkat

tabungan yang tinggi akan memacu investasi, kemudian investasi tersebut akan

menyerap tenaga kerja selanjutnya tenaga kerja akan menghasilkan output.

Pertambahan output inilah yang, menjadi sumber pertumbuhan ekonomi

(Yustika, 2008).

Negara-negara di Asia Tenggara memiliki perekonomian yang stabil dan memiliki

ketahanan ekonomi dalam menghadapi tantangan dari lingkungan global (Gaol,

2016). Guna mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan taraf hidup masyarakat juga dijalankan oleh negara-negara Asia

Tenggara yang tergabung dalam organisasi Association of South East Asian

Nation (ASEAN). Visi ASEAN sampai tahun 2020 adalah memperkuat

perekonomian melalui strategi-strategi perekonomian yang mendorong

pertumbuhan berkelanjutan di antara negara-negara dalam satu regional.

Tahun 2015 menjadi tahun direalisasikanya MEA (Masyarakat Ekonomi

ASEAN) atau biasa disebut AEC (ASEAN Economics Community) yang

merupakan wujud kerjasama anatar negara-negara anggota ASEAN melalui

integrasi sektor ekonomi dalam suatu pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara.

Hal ini juga menjadi jawaban atas pertanyaan investor tentang aksesibititas negara

tujuan investasi termasuk salah satu yang dimaksud ialah kepastian hukum.

Page 22: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

3

Sumber Data : World Development Indicators (Worldbank.org)

Gambar 1.1 menunjukan fluktuasi perekonomian negara-negara ASEAN yaitu

Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, Philipina, Thailand, Laos,

Kamboja, Vietnam dan Myanmar berdasarkan pertumbuhan ekonomi selama

tahun 2007 - 2016. Pertumbuhan ekonomi negara ASEAN dari tahun 2007 – 2016

memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun.Tahun 2009 negara-negara di

ASEAN mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan

seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Thailand akibat lanjutan dari

krisis finansial tahun 2008. Krisis ekonomi global tahun 2008 bermula pada

subprime mortage atau kredit macet sektor perumahan di Amerika Serikat. Hal ini

menyebabkan menurunnya permintaan impor di negara maju, sehingga

pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Timur sebagai

pengekspor mengalami kemerosotan terhadap kinerja perekonomian. Krisis yang

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

PHL BRN KHM IDN LAO MYS THA SGP VNM MMR

% G

DP

NEGARA

Gambar 1.1Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN 2007-2016

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Page 23: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

4

terjadi sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara

ASEAN yang bergantung pada ekspor (Asian Development Bank, 2009). Kondisi

pertumbuhan ekonomi yang bergerak dinamis di ASEAN ini, mengharuskan

pemerintah selaku pihak yang mempunyai kewajiban untuk menjaga kestabilan

ekonomi memiliki wewenang untuk menerapkan kebijakan yang dapat

mendorong perekonomian.

Banyak penelitian yang dikhususkan untuk meneliti mengenai faktor-faktor

penentu pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor ekonomi seperti investasi dan

produktivitas tenaga kerja jelas sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi, begitu

pula dengan faktor non ekonomi seperti hukum. Cross (2002) berpendapat bahwa,

di bawah model ekonomi neoklasik, lembaga hukum seharusnya tidak ada

masalah. Model tersebut menjelaskan bagaimana, independensi hukum, tingkat

perkembangan ekonomi harus terus berkumpul di antara negara-negara, yang

akhirnya menyamakan kekayaan, sedangkan hal ini belum terjadi.

Cross (2002) juga menambahkan bahwa prediksi konkrit neoklasik tentang

konvergensi tidak memperhitungkan kerangka hukum dan kelembagaan nasional

yang berbeda, dimana perkembangan terjadi. Ekonomi kelembagaan baru

dikembangkan untuk mengatasi prediksi model neoklasik yang gagal ini, dengan

menekankan pentingnya institusi pemerintah dan kebijakan terhadap pertumbuhan

ekonomi dan menjelaskan perbedaan dengan adanya berbagai kualitas institusi

nasional di seluruh dunia. Pertumbuhan nasional akan terganggu, bila institusi

semacam itu tidak muncul, karena kapitalisme bukanlah sistem yang terjadi secara

alami.

Page 24: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

5

Teori fundamental ekonomi institusional sangat sederhana, ini dimulai dengan

anggapan bahwa individu akan berinvestasi untuk pertumbuhan ekonomi ketika

mereka dapat memperoleh keuntungan dari investasi mereka. Modal sumber daya

manusia (human capital) dianggap sebagai stok kekayaan pengetahuan yang

sangat berharga, sehingga setiap negara yang memilikinya dapat memajukan

kegiatan ekonomi melalui pencapaian tenaga kerja yang produktif (Yustika,

2008). Ekonomi kelembagaan yang baru juga berpandangan bahwa, modal

kelembagaan dapat menjadi penentu yang lebih penting dalam pembangunan

ekonomi daripada modal finansial, modal fisik, modal manusia, atau modal

teknologi (Cross, 2002).

Menurut pandangan ekonomi kelembagaan, kesejahteraan ekonomi tidak hanya

dapat dilihat melalui pendekatan kuantitatif semata, akan tetapi ekonomi

mencakup semua aspek dalam kehidupan, termasuk didalamnya tata perilaku,

norma, adat, dan pendekatan kualitatif lain. Ekonomi kelembagaan lebih

memfokuskan analisisnya pada transaksi yang terjadi antara dua atau lebih pelaku

ekonomi. Menurut pandangan teori ekonomi klasik, pada prinsip dasarnya prinsip

ekonomi merupakan bidang yang terpisah dan tidak dapat digabungkan dengan

prinsip hukum. Alasan utama pendapat tersebut bahwa perhatian atau motif suatu

kegiatan ekonomi identik dengan profit (laba). Kegiatan di bidang ekonomi

menghendaki adanya suatu kebebasan dalam melakukan aktivitasnya, kebebasan

berkreasi dan mengembangkan diri sesuai dengan pengetahuan dan kehendaknya

yang dinamis, sehingga upaya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-

besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya dapat tercapai dengan mudah, akan

tetapi, hukum mempunyai sifat yang membatasi perilaku manusia untuk

Page 25: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

6

melakukan tindakan berlebihan yang akan berdampak buruk terhadap

perekonomian. Para ahli teori tradisional sepakat bahwa sistem hukum yang baik

telah dikaitkan dengan hak kepemilikan yang terdefinisi dengan baik,

pengurangan biaya transaksi, peningkatan investasi, dan pertumbuhan ekonomi

(Man Li dan Lut Li, 2013).

Tidak ada manusia yang hidup didunia ini yang hidup sendiri, sebagai mahluk

sosial tentu manusia akan berinteraksi dengan mahluk lainya. Seseorang yang

ingin mendapatkan keuntungan yang besar cenderung memberikan dampak

kepada orang lain, dampak negatif ini biasa dikenal dengan eksternalitas negatif,

yang amat disayangkan adalah kebanyakan individu tersebut enggan menanggung

konsekuensi atas tindakannya, sehingga di sinilah peran aturan hukum ditegakan

sebagai insentif atas tindakan yang dilakukan. Penegakan hukum diharapkan

mampu menepati janji-janji hukum, sebagaimana falsafahnya, hukum harus adil

bagi semua kalangan dan tidak seperti pisau dapur. Pada kenyataanya, seringkali

pelaku ekonomi mendapatkan insentif yang tidak seberapa dibanding resiko

eksternalitas yang mereka lakukan dan kerapkali pihak yang terkena dampak

negatif atas tindakan ekonomi tidak mendapat kompensasi yang sesuai dengan

eksternalitas yang mereka rasakan. Hal ini lah yang menimbulkan ketidak

seimbangan dalam keadilan, maka disinilah peran pemerintah untuk menjaga

keseimbangan keadilan (Stiglitz, 2012).

Dibutuhkan aturan penegakan hukum yang kuat untuk menjaga keseimbangan

keadilan bagi para pelaku ekonomi. Namun, menurut Rustanto (2016) dalam

legalera.com, ASEAN sendiri tidak mempunyai organ kuat yang dapat

Page 26: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

7

mengeluarkan produk hukum yang “legally binding” bagi anggota-anggotanya.

Hal ini sejalan dengan Piagam ASEAN yang menekankan pada prinsip utama

berupa penghormatan terhadap kemerdekaan dan kedaulatan serta menghindari

campur tangan terhadap urusan dalam negeri anggota-anggotanya, dan juga

mendorong ketaatan terhadap hukum (rule of law), tata kelola yang baik (good

governance), prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan konstitusional. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa ASEAN lebih merupakan organisasi pemerintah-

pemerintah negara di Asia Tenggara daripada organisasi bangsa-bangsa Asia

Tenggara seperti terkandung di dalam namanya. Institusi tertinggi dalam

organisasi ASEAN adalah ASEAN Summit yang merupakan forum pertemuan

para kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggota yang diberi atribut

sebagai supreme policy-making body.

Kemajemukan negara-negara anggota ASEAN tercermin pula dalam sistem

hukum negara yang berbeda sebagai dampak sejarah kolonialisasi di masa lalu,

sehingga di kawasan ini terdapat dua sistem hukum yakni sistem hukum

Continental dan Common Law. Sistem hukum merupakan refleksi ideologi, sistem

sosial-politik dan ekonomi yang dianut suatu negara, oleh sebab itu sistem hukum

memegang peranan penting bagi kemajuan ekonomi negara yang bersangkutan,

sedangkan aturan hukum adalah prinsip pemerintahan yang juga merupakan aspek

fundamental dari upaya membangun perdamaian dan upaya untuk membangun

lembaga peradilan pidana yang efektif dan kredibel.

Berikut adalah grafik indeks rule of law di negara ASEAN tahun 2007-2016:

Page 27: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

8

Sumber Data : Worldwide Governance Indicators (Worldbank.org)

Berdasarkan Gambar 1.2 bahwa indeks rule of law dari ke sepuluh negara

ASEAN cukup fluktuatif dari tahun 2007 – 2016. Singapura menduduki prestasi

rule of law terbaik yang diikuti oleh Brunei Darussalam dan Malaysia. Sementara

Myanmar menduduki prestasi rule of law terburuk diantara ke-10 negara ASEAN

dan Kamboja ada diperingkat 9. Data pertumbuhan ekonomi dan Indeks rule of

law menunjukan dibeberapa negara di ASEAN terdapat kesesuaian teori bahwa

rule of law berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, namun hal ini tidak

terlihat pada negara Brunei Darussalam. Grafik indeks rule of law untuk negara

Brunei Darussalam menunjukan tingkat kepatuhan dan penegakan hukum yang

cukup tinggi dan berada di urutan kedua setelah singapura, akan tetapi data

pertumbuhan ekonominya menunjukan laju pertumbuhan ekonomi yang rendah.

-2

-1.5

-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

PHL IDN MYS SGP THA BRN VNM LAO MMR KHM

INDE

KSRu

le o

f Law

NEGARA

Gambar 1.2Rule of Law di ASEAN Tahun 2007-2016

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Page 28: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

9

Beberapa penelitian mengenai rule of law dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN

juga mengungkapkan hasil yang berbeda pada setiap penelitianya, seperti Fathia

(2018), Syadullah dan Wibowo (2015), Wibowo (2016). Stiglitz (2012)

mengungkapkan, untuk mengukur kesejahteraan suatu negara tidak hanya dilihat

dari GDP melainkan juga melalui aspek penegakan hukum dan juga demokrasi.

Menurut Fickar (2015), ada korelasi yang erat antara penegakan hukum dan

pertumbuhan ekonomi, transaksi yang efisien di pasar ideal akan terjadi manakala

didukung oleh rule of law yang dilakasanakan oleh sebuah pemerintahan dengan

tata kelola yang baik. Sementara Haggard (2010) mengemukakan, hadirnya

lembaga politik dan hukum yang menjalankan fungsi pengawasan dan

keseimbangan (Checks on Goverment) seperti pemerintah, parlemen dan

pengadilan yang independen memungkinkan pengendalian dan pencegahan

berbagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan , baik dari institusi politik maupun

hukum penghambat pertumbuhan ekonomi.

B. Rumusan Masalah

Para ahli teori tradisional sepakat bahwa sistem hukum yang baik telah dikaitkan

dengan hak kepemilikan yang terdefinisi dengan baik, pengurangan biaya

transaksi, peningkatan investasi, dan pertumbuhan ekonomi (Man Li dan Lut Li,

2013), akan tetapi berdasarkan data pertumbuhan ekonomi dan penegakan hukum

di ASEAN pada tahun 2007-2016 terdapat gap antara teori dan data yang ada,

dimana beberapa negara dengan tingkat penegakan hukum yang tinggi, justru

menunjukan tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah. Hal ini yang

memunculkan pertanyaan “apakah pada periode 2007-2016 masih terdapat

pengaruh antara penegakan hukum terhadap pertumbuhan ekonomi di 10 negara

Page 29: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

10

ASEAN?”. Menggunakan model pertumbuhan Levine dan Renelt (1992), secara

bersama-sama adakah rule of law, FDI, labor force, Voice and accountability dan

initial growth berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN?

C. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh antara penegakan hukum (rule of law)

terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN

2. Untuk menganalisis pengaruh antara penegakan hukum (rule of law)

FDI, labor force, Voice and accountability dan initial growth secara

bersama-sama berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

ASEAN?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, akan membantu memenuhi syarat kelulusan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan informasi

kepada pembaca mengenai keterkaitan antara penegakan hukum dan

pertumbuhan ekonomi, peran serta pengaruh penegakan hukum

terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan menjadi bahan

pertimbangan atau salah satu bahan koreksi atas kinerja pemerintahan.

Page 30: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

11

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Teori Ekonomi Kelembagaan

1.1 Pemaknaan Ekonomi Kelembagaan

Adam smith menyatakan bahwa kesejahteraan dapat dicapai dengan kebebasan

yang diberikan dengan syarat setiap orang mengikuti aturan yang ada. Namun,

terdapat berbagai kekurangan pada teori pemikiran ekonomi klasik yang

merangsang lahirnya ekonomi kelembagaan dalam mengkritisi kelemahan-

kelemahan ekonomi klasik maupun neoklasik. Kemudian, ekonomi kelembagaan

pun terbagi menjadi dua berdasarkan tradisi berpikir dan konsentrasi isunya, yaitu

ekonomi kelembagaan lama dan ekonomi kelembagaan baru yang biasa juga

disebut dengan mathematical/theoritical institutional economics. Ekonomi

kelembagaan lama sebagian besar bersumber dari penelitian Veblen dan

Commons. Veblen lebih berfokus pada dikotomi antara bisnis dan aspek industrial,

sedangkan Commons, lebih memerhatikan sudut pandang hukum dari hak

kepemilikan dan organisasi yang memiliki pengaruh pada kegiatan ekonomi.

Kelembagaan dimaknai sebagai kritik pada ekonomi klasik atau hedonik dan juga

apapun yang berhubungan dengan perilaku ekonomi.

Page 31: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

12

North sendiri memaknai kelembagaan sebagai aturan yang membatasi perilaku

menyimpang untuk membangun struktur politik, ekonomi, dan sosial.

Kelembagaan memiliki tiga komponen, yaitu aturan formal, aturan informal, dan

mekanisme penegakan. Aturan formal membentuk sistem politik, sistem ekonomi,

dan sistem keamanan, sedang aturan informal meliputi pengalaman, nilai-nilai

tradisional, agama, dan seluruh faktor yang memengaruhi persepsi subyektif

individu. Terakhir, penegakan karena kelembagaan tidak efektif dengan

mekanisme penegakan. Undang-undang antitrust mencegah monopoli dan

persaingan tidak sehat, misalnya. Terdapat juga efektifitas penegakan hak

kepemilikan, kontrak dan jaminan formal, trademarks, limited liability, regulasi

kebangkrutan, organisasi korporasi.

Definisi kelembagaan pun dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu dalam prosesnya

kelembagaan adalah upaya merancang pola interaksi antarpelaku ekonomi

sehingga terjadi kegiatan transaksi dan berdasarkan tujuannya kelembagaan

berfokus menciptakan efisiensi ekonomi dengan struktur yang ada. Ekonomi

konvensional berfokus menyelesaikan persoalan praktis. Ekonomi kelembagaan

hanya berfokus pada penyelesaian persoalan ekonomi spesifik sehingga terjadi

perbaikan yang signifikan. Terdapat dua arus hubungan antara ekonomi dengan

kelembagaan. Terdapat keinginan untuk mengubah kelembagaan tersebut jika

terdapat inefisiensi dalam kelembagaaan untuk mencapai kesejahteraan

antarpelakunya. Pengubahan kelembagaan dapat melalui dua cara, yaitu

peningkatan kesejahteraan akibat pertumbuhan ekonomi yang kemudian

menciptakan permintaan kelembagaan yang lebih bermutu. Kesejahteraan yang

Page 32: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

13

lebih baik juga mendorong terwujudnya kelembagaan yang lebih terjangkau. Ciri

ekonomi kelembagaan memiliki tiga karakteristik, yakni adanya kritik umum

terhadap anggapan awal (preconceptions) dan elemen normatif tersembunyi dari

analisis ekonomi tradisional, pandangan umum proses ekonomi sebagai sistem

terbuka dan bagian dari jaringan sosio kultural sebuah hubungan, dan penerimaan

umum atas prinsip aliran sebab akibat sebagai hipotesis utama untuk menjelaskan

dinamika proses ekonomi (Khotimah, 2016).

Yustika (2008) mengemukakan bahwa terdapat dua cabang ekonomi kelembagaan

yakni ekonomi kelembagaan lama dan ekonomi kelembagaan baru. Ekonomi

kelembagan lama biasa disebut dengan Old Institutions Economics (OIE) dan

ekonomi kelembagaan baru disebut dengan New Institutions Economics (NIE).

Perbedaan OIE dan NIE adalah konsentrasi masalahnya. OIE berfokus mengkaji

kebiasaan sebagai faktor yang menentukan formasi kelembagannya. Sedangkan,

NIE memerhatikan kendala yang menghalangi proses penciptaan pengkondisian

kelembagaaan sebagai kerangka interaksi antarindividu. NIE dengan ekonomi

biaya transasi membangun gagasan bahwa kelembagaan berupaya mencapai

efisiensi dengan meminimalisakan biaya secara menyeluruh, bukan hanya biaya

produksinya.

NIE sendiri dapat bekerja pada level makro dan mikro. Lingkungan kelembagaan

(institutional environment) pada level makro sebagai seperangkat struktur aturan

politik, sosial, dan ekonomi, sedangkan, kesepakatan kelembagaan (institutional

arrangement) bekerja pada level mikro yang membahas kesepakatan antara unit

ekonomi untuk mengelola dan mencari jalan agar hubungan antarunit tersebut bisa

Page 33: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

14

berlangsung, baik lewat kerjasama maupun kompetisi. NIE sendiri terbagi menjadi

dua mazhab utama yaitu aliran biaya transaksi dan aliran tindakan kolektif. Aliran

tindakan kolektif ini memperlihatkan keberhasilan ekonomi jika dilakukan dengan

kerjasama. Aliran ini tetap terdapat unsur mazhab biaya transaksi yang

memperlihatkan sifat individu pelaku ekonomi kecil. Kesimpulannya, ekonomi

kelembagaan ingin memperlihatkan fenomena ekonomi dapat dilihat dengan

perspektif lain (Yustika, 2008).

1.2 Jenis-Jenis Ekonomi Kelembagaan

1.2.1 Teori Ekonomi Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur efisiensi

kelembagaan. Semakin tinggi biaya transaksi maka semakin tidak efisien pula

kelembagaan tersebut. Ekonomi kelembagaan adalah pemekaran dari teori biaya

transaksi. Pandangan neoklasik menganggap pasar berjalan sempurna tanpa biaya

karena pembeli memiliki informasi yang sempurna dan penjual saling

berkompetisi menghasilkan harga yang rendah nyatanya tidak terjadi demikian.

Menurut teori Coase, Inefisiensi pemikiran neoklasik sendiri terjadi bukan hanya

struktur pasar yang tidak sempurna tetapi hadirnya biaya transaksi secara implisit.

Eksternalitas terjadi karena biaya sosial produksi melebihi biaya privat produksi

sehingga perusahaan tidak mampu memberi kompensasi dari biaya tambahan

tersebut. Cukup sulit mendefinisikan biaya transaksi itu sendiri. Bahkan,

membedakannya dengan biaya produksi pun cukup rumit.

Perilaku oportunistik merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui

praktik yang tidak jujur dalam kegiatan transaksi. Setiap orang akan

Page 34: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

15

menghadapi trade off. Trade off ini bergantung pada besarnya biaya transaksi dari

pembuatan kontrak. Bentuk-bentuk kontrak ini pun ditentukan oleh tingkat dan

sifat biaya transaksi akibat adanya informasi yang tidak sempurna.

Secara spesifik, Yustika (2008) mengelompokan dengan lebih rinci mengenai

biaya transaksi pasar (market transactions cost) yakni :

a) Biaya untuk menyiapkan kontrak (secara lebih sempit dapat diartikan

sebagai biaya untuk mencari informasi).

b) Biaya untuk mengeksekusi kontrak (biaya negoisasi dan pengambilan

keptusan).

c) Biaya pengawasan (monitoring) dan pemaksaan kewajiban yang tertuang

dalam kontak (enforcing the contractual obligations).

1.2.2 Teori Kontrak Dan Tindakan Kolektif

Yustika (2008) mengungkapkan bahwa problem dalam kegiatan (transaksi) adalah

ketiadaan kesetaraan antar pelaku. Ketidaksetaraan yang dimaksud ialah posisi

tawar-menawar (Bargaining Position) dan kepemilikan informasi yang tidak

setara. Akibatnya, keuntungan dan kerugian pada pelaku aktivitas ekonominya

tidak sama. Teori kontrak dan tindakan kolektif berperan membantu membuat

aturan main tersebut.

Biaya transaksi adalah basis unit analisis kontrak atau transaksti tunggal antara dua

pihak dalam hubungan ekonomi. Umumnya, kontrak menggambarkan kesepakatan

antara kedua pihak pelaku dalam melakukan tindakan yang memiliki nilai ekonomi

dengan tindakan balasan atau pembayaran. Terdapat lembaga hukum yang

Page 35: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

16

berperan sebagai agen penegakan kontrak dari luar yang mengatur kontrak,

walaupun kinerja lembaga hukum seringkali mendapatkan hambatan. Konsep

kontrak pada NIE berbasis pada hak kepemilikan. Sedangkan, teori neoklasik

mengasumsikan kondisi lengkap dapat dibuat tanpa biaya.

1.2.3 Teori Hak Kepemilikan

Permasalahan hak kepemilikan (property rights) masih mendapat perhatian yang

terbatas dari para pengambul kebijakan. Hak kepemilikan sendiri dapat

didefinisikan sebagai hak-hak untuk memiliki, menggunakan, menjual, dan

mengakses kesejahteraan. Caporaso dan Levine (1992, dalam Yustika, 2008)

mencoba menjelaskan dua teori mengenai hak kepemilikan melalui persepsi yang

lain, yaitu aliran positivis (yang berargumentasi bahwa hak-hak tercipta melalui

sistem politik) dan aliran hak alamiah (yang berargumentasi bahwa sejatinya setiap

orang telah memiliki haknya sejak lahir).

Menurut Tietenberg (1992, dalam Yustika 2008), hak kepemilikan dapat

diidentifikasikan ke dalam empat macam karakteristik, yang merupakan:

a) Universalitas : Seluruh sumber daya dimiliki secara privat dan seluruh jatah

dispesifikasi secara lengkap.

b) Eksklusivitas : Hasil dari kepemilikan berupa seluruh keuntungan dan

biaya. Pemanfaatan sumber daya harusnya jatuh ke tangan pemilik.

c) Transferabilitas : Seluruh hak kepemilikan harusnya dapat dipindahkan dari

satu pemilik ke pemilik lain melalui pertukaran sukarela.

d) Enforsibilitas : Hak kepemilikan harusnya dijamin dari segala bentuk

pelanggaran.

Page 36: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

17

Eksternalitas telah menjadi masalah umum yang kerap diperdebatkan. Keberadaan

eksternalitas juga kerap diabaikan dalam ekonomi neoklasik, yang justru

sebenarnya berpendapat bahwa pasar tidak dapat memecahkan masalah

eksternalitas. Coase (2001 dalam Yustika, 2008) berpendapat pula bahwa

eksternalitas dapat dieksternalisasikan dalam kegiatan ekonomi jika hak

kepemilikan dapat diatur dengan baik.

2. Teori Penegakan Hukum

Penegakan hukum menurut Rahardjo (1983 dalam Akhmadian, 2016), merupakan

suatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan hukum menjadi kenyataan.

Keinginan-keinginan hukum yang dimaksudkan di sini yaitu yang merupakan

pikiran-pikiran badan pembentuk undang-undang yang dirumuskan dalam

peraturan-peraturan hukum itu. Perumusan pikiran pembuat hukum yang

dituangkan dalam peraturan hukum, turut menentukan bagaimana penegakan

hukum itu dijalankan. Dengan demikian pada gilirannya, proses penegakan

hukum itu memuncak pada pelaksanaannya oleh para pejabat penegak hukum itu

sendiri. Dari keadaan ini, dengan nada ekstrim dapat dikatakan bahwa

keberhasilan ataupun kegagalan para penegak hukum dalam melaksanakan

tugasnya sebetulnya sudah dimulai sejak peraturan hukum yang harus dijalankan

itu dibuat.

Proses penegakan hukum, dalam pandangan Soekanto (1983 dalam Akhmadian,

2016) , dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor. Pertama, faktor hukum atau peraturan

perundangundangan. Kedua, faktor aparat penegak hukumnya, yakni pihak-pihak

yang terlibat dalam proses pembuatan dan penerapan hukumnya, yang berkaitan

Page 37: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

18

dengan masalah mentalitas. Ketiga, faktor sarana atau fasilitas yang mendukung

proses penegakan hukum. Keempat, faktor masyara-kat, yakni lingkungan sosial

di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan; berhubungan dengan kesadaran

dan kepatuhan hukum yang merefleksi dalam perilaku masyarakat. Kelima, faktor

kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia

di dalam pergaulan hidup.

Penegakan hukum merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide dan konsep-

konsep hukum yang diharapakan rakyat menjadi kenyataan. Penegakan hukum

merupakan suatu proses yang melibatkan banyak hal. Aturan hukum adalah

prinsip pemerintahan yang juga merupakan aspek fundamental dari upaya

membangun perdamaian dan upaya untuk membangun lembaga peradilan pidana

yang efektif dan kredibel. Meskipun istilah "rule of law" banyak digunakan dan

sering dikaitkan dengan upaya pembangunan negara, tidak ada definisi yang

disepakati.

Mengacu pada prinsip pemerintahan di mana semua orang, institusi dan entitas,

publik dan swasta, termasuk negara itu sendiri, bertanggung jawab terhadap

undang-undang yang diumumkan secara terbuka, dipaksakan dan diadili secara

independent, dan konsisten dengan norma hak asasi manusia internasional .

Diperlukan langkah-langkah untuk memastikan kepatuhan terhadap prinsip

supremasi hukum, persamaan di hadapan hukum, pertanggungjawaban hukum,

keadilan dalam penerapan hukum, pemisahan kekuasaan, partisipasi dalam

pengambilan keputusan, kepastian hukum, penghindaran kesewenang-wenangan

dan transparansi prosedural dan legal (The United Nation, 2011) . Penegakan

Page 38: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

19

hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-ide keadilan, kepastian

hukum dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan. Penegakan hukum pada

hakikatnya adalah proses perwujudan ide-ide. Penegakan hukum adalah proses

dilakukannya upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara

nyata sebagai pedoman pelaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Istilah rule of law banyak digunakan dan sering dikaitkan dengan upaya

pembangunan negara. Tidak ada kesepakatan definisi yang disepakati. Definisi di

bawah ini, yang diartikulasikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-

Bangsa dalam sebuah laporan kepada Dewan Keamanan pada tahun 2004,

memberikan dasar bagi rule of law indicators. The United Nations menyebutkan

bahwa rule of law sendiri merupakan ukuran sejauh mana seseorang mematuhi

aturan masyarakat dan menegakkan hukum. Rule of law mampu menjamin

pemerintahan berjalan dengan bersih dan baik, sehingga pada akhirnya diharapkan

dapat membawa dampak yang luas bagi kemajuan perekonomian serta

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

Rule of law juga penting untuk meningkatkan kesejahteraan suatu negara karena

rule of law tidak hanya menjamin dan melindungi hak rakyat atas pekerjaan, hak

untuk mendirikan usaha, dan hak untuk hidup layak. Rule of law juga menjamin

perlindungan hukum atas properti, modal usaha dan kepastian hukum dalam

melakukan investasi. Namun pada intinya, rule of law lebih bertujuan untuk

menghasilkan pilar-pilar dasar perekonomian yang tahan terhadap krisis dan

mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (The United Nations, 2011).

Page 39: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

20

Rule of Law Indeks juga merupakan indeks penegakan hukum juga dikembangkan

oleh The United Nations sebagai ukuran rule of law Indikator. Rule of law sering

memiliki peran ganda untuk memacu reformasi dan lembaga penahanan dan

individu yang bertanggung jawab atas kinerja masa lalu . Penggunaan indikator

rule of law ini menjadi semakin populer pada banyak bidang kebijakan publik,

sains dan bisnis sebagai mekanisme akuntabilitas untuk institusi publik dan

perusahaan swasta, dan sebagai tanda peringatan dini penyakit, kelaparan, krisis

ekonomi dan masalah lainnya yang berdampak luas. Misalnya, indikator yang

umum digunakan mencakup harga saham gabungan, produk domestik bruto

negara atau wilayah dan perubahan tingkat penyakit menular.

Indikator rule of law memungkinkan sintesis informasi kompleks untuk

menghasilkan ukuran yang diinterpretasikan dengan mudah yang sesuai untuk

melacak perubahan dari waktu ke waktu dan membandingkan perbandingan antar

tempat. Indikator Peraturan Hukum Perserikatan Bangsa-Bangsa mewujudkan

banyak kualitas yang membuat instrumen ini bermanfaat. Cukup sederhana untuk

diinterpretasikan oleh anggota masyarakat umum, namun cukup tepat untuk

memberi para ahli dan pejabat informasi yang mereka perlukan untuk menentukan

area di mana kinerja polisi, sistem peradilan dan perbaikan layanan membaik,

memburuk atau tetap dasarnya tidak berubah (The United Nations, 2011).

Indikator RL dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh Standard and Poor's

DRI (DRI), The Economist Intelegent Unit (EIU), Heritage Foundation/Wall

Street Journal (HFWSJ), Political Risk Services (PRS), World Development

Report (WDR), Business Environment Risk Intellegence (BERI), The Wall Street

Page 40: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

21

Journal Central European Economic Review (CEER), Freedom House (FH),

Global Competitiveness Survey (GCS), Global Competitiveness Survey Africa

(GCSA), dan The World Competitiveness Yearbook (WCY).

3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting untuk menilai

kinerja suatu perekeonomian terutama untuk menganalisis hasil dari proses

pembangunan ekonomi di suatu negara ataupun wilayah. Perekonomian dikatakan

mengalami pertumbuhan apabila produksi barang dan jasa meningkat dari tahun

sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat

menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat dalam periode

tertentu yang bisa menggambarkan bahwa perekonomian negara atau wilayah

tersebut berkembang dengan baik. Setiap negara berkembang pasti ingin

melakukan pembangunan di segala bidang dan diharapkan dapat mencapai

pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dapat menjadi negara maju, serta dapat

mewujudkan tujuan untuk memakmurkan masyarakat dan meratakan pembagian

pendapatan dalam rangka mewujudkan keadilan.

Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua macam

faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi suatu

negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia, kapital,

usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor ekonomi.

Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama lembaga sosial

dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral dalam suatu

Page 41: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

22

bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan faktor-faktor

non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi kemungkinan

tidak terwujud. Berikut faktor ekonomi dan non ekonomi yang digunakan dalam

penelitian ini:

a. Investasi

Salah satu variabel penting yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah

investasi. Menurut Harrod-Domar, untuk bisa tumbuh diperlukan adanya investasi

yang merupakan tambahan neto ke dalam persediaan modal (Todaro dan Smith,

2011). Fauzan (2015) menuliskan bahwa investasi disepakati menjadi salah satu

kata kunci dalam setiap pembicaraan tentang konsep ekonomi. Wacana

pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, serta penanggulangan

kemiskinan pada akhirnya menempatkan investasi sebagai pendorong utama

mengingat perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi diakui amat rapuh.

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanam

penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi

barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi tidak

hanya untuk memaksimalkan output, tetapi untuk menentukan distribusi tenaga

kerja dan distribusi pendapatan, pertumbuhan dan kualitas penduduk serta

teknologi (Sukirno, 2005). Berdasarkan dari sumber kepemilikan modal, maka

investasi swasta dapat di bagi menjadi penanaman modal asing (PMA) dan

penanaman modal dalam negeri (PMDN). Investasi atau pengeluaran-pengeluaran

untuk membeli barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

Page 42: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

23

mengganti dan untuk menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang

akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Investasi

atau pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan produksi

dibedakan menjadi investasi perusahaan swasta, perubahan inventaris perusahaan,

dan investasi yang dilakukan oleh pemerintah. Investasi perusahaan merupakan

komponen yang terbesar dari investasi dalam suatu negara. Pengeluaran investasi

tersebut terutama meliputi mendirikan bangunan industri, membeli mesin-mesin

dan peralatan produksi lain dan pengeluaran untuk menyediakan bahan mentah.

Investasi yang dilakukan di masa kini sangat erat hubungannya dengan prospek

memperoleh keuntungan di masa depan.

b. Tenaga Kerja

Disamping Investasi, salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan

ekonomi adalah sumber daya manusia. Penduduk yang bertambah dari waktu ke

waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat dalam pertumbuhan

ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja dan

penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah untuk menambah produksi.

Tenaga kerja terdiri atas 2 kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja. Worldbank menjelaskan bahwa angkatan kerja (labour force) adalah

penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang bekerja dan tidak bekerja tetapi siap

untuk mencari pekerjaan. Sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah tenaga kerja

atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan

dan sedang tidak mencari pekerjaan, yaitu orang-orang yang kegiatannya sekolah

Page 43: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

24

menerima pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjaanya

(Dumairy, 1996 dalam Fauzan , 2015).

Penduduk yang bekerja yang digolongkan bekerja adalah mereka yang selama

seminggu sebelum pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja dengan maksud

memperoleh upah atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan

selama paling sedikit 1 jam dalam seminggu yang lalu atau tidak boleh putus.

Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan

atau bekerja kurang dari 1 jam, tapi merka adalah : Pekerja tetap, pegawai-

pegawai pemerintah dan swasta yang tidak masuk bekerja karena cuti, mogok,

sakit, mangkir, perusahaan yang mengehntikan sementara kegiatan dan

sebagainya. Petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena

menunggu panen atau menunggu hujan untuk menggarap sawah dan sebagainya

(Manajang, 2010). Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran

kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan

kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatnya total

produksi di suatu negara.

Kualitas input tenaga kerja, atau sumber daya manusia merupakan faktor

terpenting bagi keberhasilan ekonomi. Hal ini dikarenakan dalam suatu proses

produksi, peran sumber daya manusia sangat vital yaitu sebagai tenaga kerja yang

bertugas mengombinasikan atau mengolah beberapa faktor produksi dalam

kegiatan menghasilkan barang dan jasa.

Page 44: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

25

c. Suara dan Akuntabilitas

Dari segi kelembagaan, ada faktor lain dalam pemerintahan yang juga berkaitan

dengan pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan kesejahteraan dan

kemakmuran suatu negara. Stiglitz (2012) mengemukakan bahwa partisipasi

pendapat masyarakat tentang keputusan pemerintah dalam mengambil kebijakan,

namun jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa ada perbedaan besar

antara apa yang diinginkan oleh kebanyakan pemilih dan apa yang diberikan oleh

sistem politik. Suara dan berpartisipasi dalam memilih keputusan pemerintah,

serta kebebasan berekspresi, kebebasan berserikat akuntabilitas menangkap

persepsi tentang sejauh mana warga negara dapat, dan media gratis. Maune (2017)

mengatakan bahwa voice and accountability memiliki dampak positif terhadap

PDB.

Berbagai Indikator yang dapat mengukur beragam aspek proses politik, kebebasan

sipil dalam berekspresi dan berkumpul, serta transparansi dalam proses

pemerintahan dapat diagregasikan dengan Indikator VA. Pemilihan aparatur

pemerintahan atas partisipasi yang dilakukan oleh sejumlah warga negara dapat di

ukur dengan indikator-indikator ini. Selain itu, Indikator VA juga

mengagregasikan tiga indikator yang mengukur independensi pers. Kebebasan

pers penting untuk diukur karena peran pentingnya dalam memantau jalannya

pemerintahan dan menjaga akuntabilitas pemerintahan.

Indikator VA dibangun berdasarkan data yang dirilis oleh The Economist

Intelegent Unit (EIU), Freedom House (FH), Political Risk Services (PRS), World

Page 45: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

26

Development Report (WDR), Political Economic Risk Consultancy (PERC), dan

The World Competitiveness Yearbook (WCY).

3.1 Teori Ekonomi Klasik

Adam smith mengemukakan kritik kepada madzhab merkantilis dimana kekayaan

akan emas dan perak bukan merupakan ukuran kekayaan nasional suatu negara.

Menurut Smith, pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor yakni

pertumbuhan output (GDP) total dan pertumbuhan penduduk. Ia juga

mengungkapkan ada tiga unsur produksi dalam suatu negara yakni

a. Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari

kegiatan produksi suatu masyarakat sumber daya alam yang tersedia memiliki

batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian terutama jika

digunakan secara maksimal.

b. Sumber daya manusia memegang peranan yang pasif dalam proses

pertumbuhan output. Smith memandang tenaga kerja sebagai salah satu input

dalam proses produksi, pembagian kerja dan spesialisasi merupakan salah satu

faktor kunci bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja.

c. Akumulasi modal yang dimiliki, stok modal memegang peranan paling

penting dalam pembangunan ekonomi peranan stok modal sangat sentral

dalam proses pertumbuhan output.

3.2 Teori Keynesian dalam Sistem Regional

Harrod- Dhomar memberikan penjelasan tentang pertumbuhan dalam jangka

panjang, dimana seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar. Hal ini

hanya bisa tercapai apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan yaitu tingkat

Page 46: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

27

pertumbuhan output, tingkat pertumbuhan modal, dan tingkat pertumbuhan tenaga

kerja. Pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan

pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan output dapat meningkat apabila

kemampuan masyarakat dalam menghasilkan output meningkat menentukan

model dianggap sebagai faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja

sebagai faktor produksi pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan output bila

kemampuannya juga meningkat.

3.3 Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori yang dikembangkan oleh Robert M. Solow dan Swan ini menggunakan

unsur pertumbuhan penduduk, tenaga kerja, akumulasi kapital, kemajuan

teknologi dan besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan dari teori

sebelumnya adalah adanya kemajuan teknologi. Teori pertumbuhan neoklasik

melihat pertumbuhan ekonomi dari segi penawaran. Teori ini menjelaskan

pertumbuhan ekonomi tergantung pada perkembangan faktor-faktor produksi

yang dinyatakan dalam persamaan berikut:

∆Y =f (∆K, ∆L, ∆T)

Dimana:∆Y : tingkat pertumbuhan ekonomi∆K : tingkat modal∆L : tingkat pertumbuhan penduduk∆T : tingkat perkembangan teknologi

Tingkat pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan apabila terjadi kenaikan pada

tingkat pertumbuhan modal, tingkat pertumbuhan penduduk maupun tingkat

perkembangan teknologi. Interaksi terhadap pertumbuhan output akan

mempengaruhi besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi

Page 47: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

28

3.4 Teori Pertumbuhan Endogen

Teori endogen mencoba mengidentifikasi menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi yang berasal dari dalam sistem

ekonomi. Kemajuan teknologi dianggap sebagai hal yang bersifat endogen di

mana pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari keputusan para pelaku ekonomi

dalam berinvestasi di bidang ilmu pengetahuan. Teori endogen mengartikan

bahwa dalam arti luas yaitu modal bukan sekedar sebagai modal fisik melainkan

juga sebagai modal manusia.

Menurut Rober (1994) teori pertumbuhan endogen mempunyai tiga elemen dasar

yaitu:

a. Adanya perubahan teknologi yang bersifat endogen melalui sebuah proses

akumulasi ilmu pengetahuan.

b. Adanya penciptaan ide-ide baru oleh perusahaan sebagai akibat dari

mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover)

c. Produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu

pengetahuan akan tumbuh tanpa batas

Fungsi produksi dalam model pertumbuhan endogen ditunjukkan oleh formula

berikut:

Y = f ( R, K, H)Dimana:Y : Total outputR : Penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh setiap perusahaan dalam

perekonomianK : Akumulasi modal fisikH : Akumulasi modal manusia

Page 48: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

29

Output dalam pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari perkembangan ilmu

pengetahuan yang terus dikembangkan oleh perusahaan, penanaman modal fisik

yang berkontribusi secara cepat serta modal manusia sebagai tenaga kerja

merupakan modal utama. Dalam praktiknya formula fungsi produksi tersebut

digambarkan oleh fungsi produksi “AK” yang ditunjukkan oleh persamaan:

Y = A K

Dimana Y adalah output total, K adalah persediaan modal baik modal fisik

maupun manusia dan A adalah faktor teknologi. Investasi pada modal fisik dan

modal manusia akan meningkatkan produktivitas dari modal.

3.5 Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Ekonomi Kelembagaan

Kesejahteraan ekonomi tidak hanya dapat dilihat melalui pendekatan kuantitatif

semata, akan tetapi ekonomi mencakup semua aspek dalam kehidupan, termasuk

didalamnya tata perilaku, norma,adat, dan pendekatan kualitatif lain. Ekonomi

neoklasik jelas sangat peduli terhadap perubahan atau konsekuendi yang terjadi

akibat kegunaan kepuasan individu, sedangkan ekonomi kelembagaan lebih

memfokuskan analisisnya pada transaksi yang terjadi antara dua atau lebih pelaku

ekonomi. Ekonom kelembagaan secara umum memilih pendekatan induktif

daripada deduktif dalam mengambil kesimpulan. Modal sumber daya manusia

(human capital dianggap merupakan stok kekayaan pengetahuan yang sangat

berharga, sehingga setiap negara yang memilikinya dapat memajukan kegiatan

ekonomi melalui pencapaian tenaga kerja yang produktif. Samuels berpandangan

bahwa ahli ekonomi kelembagaan lebih ‘pluralistik’ atau demokratis dalam

orientasinya. Kultur dan kekuasaan menentukan bagaimana individu berperilaku.

Akhirnya, ekonom kelembagaan melihat ekonomi merupakan cara pandang yang

Page 49: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

30

menyeluruh dan mencoba untuk menjelaskan aktivitas ekonomi dalam perspektif

multididipliner (Yustika, 2008).

Menurut teori pertumbuhan endogen, intervensi publik mengambil beberapa

bentuk. Peran baru yang diprakarsai oleh teori ini memberi Negara kesempatan

untuk bertindak pada jalur pertumbuhan dan akumulasi modal pada

umumnya. Teori-teori baru ini memberi negara peran secara normatif dan positif

jauh lebih penting dalam mendorong kebijakan promosi pertumbuhan yang

biasanya dilakukan teori neoklasik terhadap Solow. Gagasan utamanya adalah

bahwa pertumbuhan ekonomi dimaksimalkan saat insentif untuk investasi modal

fisik dan manusia serta perkembangan teknologi ditentukan oleh kekuatan pasar

bebas. Pemerintah harus mendukung upaya ini dengan mempromosikan

regenerasi komunitas bisnis dan pembentukan lingkungan stabilitas

makroekonomi, iklim persaingan yang mendorong kewirausahaan dan sumber

daya manusia yang kuat, dan infrastruktur publik yang memadai, jadi ini bukan

pengeluaran publik secara keseluruhan yang berpengaruh pada pertumbuhan,

namun struktur pengeluaran ini sangat penting. Peran penataan negara harus

dilihat dari mekanisme yang berbeda, dimana badan publik dapat meningkatkan

tindakannya terhadap pertumbuhan jangka panjang terutama karena tindakannya

atas tawaran atau komitmen dari belanja publik yang produktif ( Bardi, et al,

2016).

Ada banyak spesifikasi ekonometrik kebijakan yang berkorelasi dengan tingkat

pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Hubungan statistik lintas negara antara

tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang dan hampir setiap indikator

kebijakan tertentu dipertimbangkan. Perubahan kecil dalam penawaran variabel

Page 50: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

31

penjelas lainya mengubah hasil di masa lalu (Levine dan Renelt, 1992). Yustika

(2008) mengungkapkan beberapa model pendekatan pertumbuhan ekonomi

dalam perspektik kelembagaan. Berikut beberapa model pendekatan

pertumbuhan ekonomi dari model ekonomi kelembagaan:

3.5.1 Pendekatan Statis : Spesialisasi

Salah satu model pertumbuhan ekonomi yang paling popular adalah fungsi

produksi, seperti yang dikenalkan oleh Harrod-Domar dan Solow. Model ini

menunjukan bahwa, pertumbuhan ekonomi utamanya difokuskan kepada faktor-

faktor produksi, yakni stok modal (capital stock) dan tenaga kerja (labor force).

Pada level nasional, fungsi produksi mendeksripsikan hubungan ukuran dari

tenaga kerja dan stok modal suatu negara,yang biasanya terukur dalam Produk

Nasional Bruto (PNB). Pada level perusahaan atau ekonomi mikro, fungsi

produksi tersebut mengabstraksikan seberapa banyak peningkatan output yang

dihasilkan suatu perusahaan bila jumlah tenaga kerja atau stok modal meningkat,

dengan faktor produksi yang lain dianggap tetap. Pada level makro, pertumbuhan

ekonomi ditentukan oleh tiga variabel, yakni tabungan, investasi dan penduduk.

Tingkat tabungan yang tinggi akan memacu investasi, kemudian investasi tersebut

akan menyerap tenaga kerja, selanjutnya tenaga kerja akan menghasilkan output.

Pada tahap ini pertumbuhan ekonomi dilakukan tanpa adanya perubahan atau

peningkatan teknologi, hal inilah yang disebut sebagai pertumbuhan kasus statis

(Yeager, 1998). Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi atau sebagai sumber

pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan produktivitas tenaga kerja

dan pembagian tenaga kerja. Efisiensi dan produktivitas tidak harus dilakukan

Page 51: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

32

dengan menambah sumber daya maupun mengubah teknologi tetapi cukup

dengan pembagian kerja atau spesialisasi. Dengan landasan pemikiran tersebut,

tugas terpenting yang harus dikerjakan agar muncul spesialisasi adalah

menciptakan kelembagaan yang efisien, seperti yang terlihat pada bagan 3.1. Hal

tersebut juga menjelaskan bahwa indikator efisien kelembagaan bisa dilihat dari

tinggi atau rendahnya biaya transaksi.

Bagan 3.1 (Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Statis)

Ada dua jalur yang bisa dilakukan untuk mendesain kelembagaan ekonomi yang

memunculkan biaya transaksi rendah. Pertama, membuat regulasi yang menjamin

kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi atau pertukaran. Kedua,

memperkuat sistem penegakan apabila terjadi masalah dalam proses transaksi.

Kelembagaan informal yang kuat dan baik, seperti menghargai waktu, disiplin,

kerja keras dan jujur diyakini akan mempengaruhi tingkat produktivitas.

3.5.2 Pendekatan Dinamis : Perubahan Teknologi

Sebagian besar masivitas produksi barang dan jasa sekaligus sebagai indicator

pertumbuhan ekonomi justru dipicu oleh inovasi dan perubahan teknologi. Proses

pertumbuhan ekonomi dalam penegrtian dinamika endogen, yakni dengan

memasukkan inovasi dan perubahan teknologi sebagai variabel endogen yang

Kelembagaan Biaya Transaksi Penciptaan Pasar Spesialisasi dan

Pembagian Kerja Produktivitas Kinerja Ekonomi

Sumber: Yeager, 1999 : 36

Page 52: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

33

berkembang dinamis. Hal itulah yang kemudian disebut sebagai teori

pertumbuhan baru (Jaffee, 1998 dalam Yustika, 2008).

Menurut Yeager, (1999 ) ada tiga upaya untuk meningkatkan teknologi dari

waktu ke waktu. Pertama, sebuah negara harus mempercepat dan memperkuat

kreativitas manusia. Kedua, mengupayakan agar pasar modal berfungsi dengan

baik. Disini, pemerintah dapat membantu dengan cara menciptakan kelembagaan

yang memungkinkan pasar modal berfungsi dengan baik, misalnya melalui

deposit insurance dan legalisasi pengungkapan informasi. Ketiga, menciptakan

lingkungan yang kompetitif sehingga bisa menekan korporasi untuk secara terus

menerus memperbaiki produk-produknya atau sanggup mengambil resiko.

Schumpeter (1947 dalam Yustika, 2008) memperkenalkan konsep creative

destructive yaitu keberanian untuk merusak konsep lama untuk digantikan dengan

konsep baru, khususnya yang bertujuan menangkap peluang barang baru yang

dibutuhkan konsumen, metode produksi dan transportasi baru, pasar baru, dan

bentuk baru dari organisasi industrial. Perusahaan dapat memperoleh laba dengan

cara melalui perubahan dan peningkatan teknologi sehingga produk yang

dihasilkan kompetitif di pasar. Cara ini dapat bertahan karena kemampuannya

untuk terus melakukan pembaruan produk lewat perubahan dan adaptasi teknologi

baru dalam jangka panjang seperti yang terlihat pada bagan 3.2.

Bagan 3.2 (Pertumbuhan Ekonomi : Kasus Dinamis)

Kelembagaan Perilaklu Organisasi Proses Creative DestructionPerbaikan Teknologi Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Yeager, 1999 : 36

Page 53: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

34

Peran terpenting dari kelembagaan adalah mendesain aturan yang membuat

perusahaan mempunyai insentif untuk melakukan proses perusakan kreatif yang

pada akhirnya berimplikasi kepada penemuan teknologi baru dan memicu

pertumbuhan ekonomi. Namun di negara berkembang kesadaran meletakkan

aspek penelitian dan pengembangan masih sangat rendah, sehingga pada level

perusahaan komitmen untuk mengerjakan itu hampir tidak terlihat. Hal tersebut

dapat dilihat dari struktur pembiayaan R&D yang masih bertumpu pada

pemerintah. Padahal semestinya sektor swasta harus melakukan hal itu karena

kemampuan pemerintah untuk membiayai R&D sangat terbatas.

Kunci bagi negara berkembang untuk bersaing dengan negara maju adalah dengan

meningkatkan anggaran R&D sehingga potensi penemuan teknologi baru

dimungkinkan terjadi. Hal lain yang bisa dilakukan oleh negara berkembang

adalah membenahi sektor pendidikan. Ada dua aspek yang bisa dikerjakan

pemerintah pada sektor pendidikan. Akhirnya, dengan peningkatan kemampuan

dan pendidikan diharapkan menjadi elemen penting bagi proses creative

destruction sehingga sasaran pertumbuhan ekonomi lebih mungkin dicapai.

4. Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi

4.1 Peran Penegakan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan di bidang hukum dalam era reformasi adalah upaya untuk

mewujudkan supremasi hukum dengan melakukan berbagai perubahan baik

substansi hukum, struktur hukum maupun kultur hukum.Pembangunan ekonomi

haruslah dilakukan melalui landasan hukum yang kuat.Ekonomi adalah tulang

punggung kesejahteraan rakyat, dan ilmu pengetahuan merupakan pilar

Page 54: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

35

pendukung kemajuan bangsa, tetapi hukum adalah lembaga yang pada akhirnya

menentukan bagaimana kesejahteraan masyarakat dapat dinikmati secara merata,

serta bagaimana keadilan sosial dapat diwujudkan dalam kehidupan masyarakat,

dan bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membawa

kemajuan bagi masyarakat.

Pada dasarnya aturan hukum untuk mendukung transformasi BUMN (Badan

Usaha Milik Negara) sebagai sopir lokomotif perekonomian nasional, terutama

dalam perannya menjaga seluruh proses manajemen keuangan publik dan daerah

bersih dan bertanggung jawab, dan mencegah dan menindak kebocoran dan

penyimpangan keuangan negara dalam bentuk korupsi dan pencucian uang, yang

akhirnya bermuara pada terwujudnya kesejahteraan yang berkeadilan sosial bagi

seluruh rakyat (Sukardi, 2016). Fungsi dan peran hukum sangat strategis dalam

pembangunan ekonomi. Hukum yang berwujud peraturan berfungsi untuk

membimbing, memberikan pedoman rambu-rambu serta sebagai alat untuk

mencapai tujuan pembangunan ekonomi yang dicita-citakan ( Ayu dan Ngurah,

2016)

4.2 Hubungan Antara Penegakan Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi

Ada korelasi yang erat antara sistem penegakan hukum dengan pertumbuhan

ekonomi, transaksi yang efisien di pasar ideal akan terjadi manakala didukung

oleh rule of law yang dilaksanakan oleh sebuah pemerintahan dengan tata kelola

yang baik (Fickar , 2015). Stephan Hagggard mengemukakan empat komponen

rule of law yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi (2010), antara lain:

Page 55: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

36

Pertama, keamanan individu (Security of Person), yang bermakna para pelaku

ekonomi harus bebas dari segala bentuk hambatan, gangguan, dan ancaman, baik

yang bersifat fisik dan atau kejiwaan dari pihak mana pun dalam melakukan

transaksi. Kedua, pengakuan dan penghargaan hak atas kekayaan dan hak atas

kebebasan berkontrak (Property and Contracting Rights). Dua hak ini dapat

memberi insentif bagi orang-orang berinvestasi dan berniaga. Dengan begitu ia

akan mendorong pertumbuhan ekonomi asalkan negara melalui institusi

hukumnya mampu menghormati dan menegakkan hak-hak perdata tersebut. Hak

atas kekayaan dan hak atas kebebasan berkontrak adalah HAM. Namun,

perlindungan dan pemajuannya oleh negara tampaknya belum cukup meyakinkan

pasar.

Ketiga, hadirnya lembaga politik dan hukum yang menjalankan fungsi

pengawasan dan keseimbangan (Checks on Government), seperti pemerintah,

parlemen, dan pengadilan yang independen. Fungsi check and balance ini

memungkinkan pencegahan dan pengendalian berbagai bentuk penyalahgunaan

kekuasaan, baik dari institusi politik maupun hukum penghambat pertumbuhan

ekonomi. Keempat, konsistensi tindakan pencegahan dan pemberantasan korupsi

(Corruption and the Rule of Law).

Empat komponen yang diuraikan Haggard tersebut saling bergantung dan

melengkapi satu sama lain membentuk sistem kompleks rule of law sebagai salah

satu penentu (determinan) pertumbuhan ekonomi nasional. Kita menjumpai empat

komponen tersebut, tetapi belum membentuk kompleks rule of law yang bagian-

bagiannya menyadari sifat komplementer dan saling bergantung satu sama lain

Page 56: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

37

dalam koordinasi demi pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan. Semua

bertanggung jawab mewujudkan itu, karena keberhasilan mengelola dan

mengendalikan empat komponen tersebut akan melahirkan iklim yang kondusif

bagi pertumbuhan ekonomi nasional sebagai prasyarat pemerataan kesejarteraan

bangsa.

4.3 Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Rule of Law memiliki pengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen

yaitu pertumbuhan ekonomi. Hasil tersebut berarti apabila terjadi peningkatan

pada kepatuhan masyarakat dalam menaati peraturan dan menegakkan hukum

maka akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi ( Wibowo, 2013).

Steppen Haggard (2010) juga mengemukakan bahwa rule of law mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara maju. Rule of

law merupakan satu indikator penting dalam menciptakan suatu tata kelola

pemerintahan yang baik, sebab rule of law mampu membatasi kewenangan

pemerintah agar tidak menjadi pemerintahan yang korup.

Pemerintah yang patuh pada hukum dapat menjalankan tupoksi, kewenangan dan

tanggung jawabnya. Rule of law mampu menjamin pemerintahan berjalan dengan

bersih dan baik, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat membawa dampak

yang luas bagi kemajuan perekonomian serta meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi. Selain itu, rule of law juga penting untuk meningkatkan kesejahteraan

suatu negara karena rule of law tidak hanya menjamin dan melindungi hak rakyat

atas pekerjaan, hak untuk mendirikan usaha, dan hak untuk hidup layak. Rule of

law juga menjamin perlindungan hukum atas properti, modal usaha dan kepastian

hukum dalam melakukan investasi. Namun pada intinya, rule of law lebih

Page 57: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

38

bertujuan untuk menghasilkan pilar-pilar dasar perekonomian yang tahan terhadap

krisis dan mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

B. Studi Empiris

Di dalam kajian ekonomi neoklasik, penegakan hukum bukan menjadi

permasalahan seta fokus yang menonjol, akan tetapi aspek hukum ternyata

merupakan hal penting dalam menjalankan suatu negara. Beberapa peneliti seperti

Haggard (2010) juga memberikan perhatian pada keberadaan hukum dalam

pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, hukum, independensi peradilan atau korupsi

merupakan penghalang fundamental bagi pertumbuhan ekonomi. Dalam

menghadapi hancurnya ketertiban dan kekerasan yang meluas , kegagalan dari

institusi sendiri hampir dipastikan merupakan hasil kegagalan negara dan restorasi

ketertiban atas aturan utama berupa penegakan hukum. Hasilnya, indeks rule of

law berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Faktor penting lain yang diteliti dalam penelitian hukum oleh Cross (2002) adalah

aturan hukum (Rule of Law). Faktor ini bersifat prosedural, terlepas dari isi

substantif hukum, hal ini juga sangat sulit untuk dioperasionalkan untuk penelitian

empiris, meskipun diperkirakan di beberapa panduan investor. Peneliti semakin

mempelajari efek peraturan pemerintah terhadap pembangunan ekonomi.

Ekonomi institusional yang baru mungkin gambaran seperti mengemukakan

ideologi Laissez Faire, di mana peran utama pemerintah adalah menciptakan hak

kepemilikan dan menegakkan kontrak dan kemudian keluar dari jalan pasar. Teori

Coasean menyerukan intervensi pemerintah di manapun intervensi tersebut

mengurangi biaya transaksi di bawah tindakan yang tidak ada intervensi

Page 58: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

39

pemerintah. Pasar bebas mungkin tidak mempromosikan efisiensi pembangunan

karena berbagai alasan, termasuk asimetri informasi. Analisis empiris diperlukan

untuk memahami dampak peraturan pemerintah. Bidang peraturan publik yang

paling banyak dipelajari adalah hukum sekuritas. Pasar sekuritas yang lebih besar

dan lebih likuid terbukti berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ozpolat, et al (2016) menyatakan dalam penelitian mereka bahwa rule of law

indeks, indeks kontrol korupsi dan indeks suara dan akuntabilitas berkorelasi

positif dengan PDB yang tinggi negara berpenghasilan. Penelitian lain, Wibowo

(2013), Roxas, et al (2012), Sihag (2007), juga menyampaikan hal yang sama,

dimana menurutnya indeks rule of law memiliki pengaruh yang signifikan positif

terhadap pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kepatuhan masyarakat dalam

menaati peraturan dan menegakkan hukum akan meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi. Pemerintah yang patuh pada hukum dapat menjalankan tupoksi,

kewenangan dan tanggung jawabnya. Rule of law mampu menjamin pemerintahan

berjalan dengan bersih dan baik, sehingga pada akhirnya diharapkan dapat

membawa dampak yang luas bagi kemajuan perekonomian serta meningkatkan

laju pertumbuhan ekonomi.

Para ahli teori tradisional sepakat bahwa sistem hukum yang baik telah dikaitkan

dengan hak kepemilikan yang terdefinisi dengan baik, pengurangan biaya

transaksi, peningkatan investasi, dan pertumbuhan ekonomi. Namun demikian,

dalam penelitianya, Man Li dan Lut Li (2013) mengemukakan bahwa China

mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat meski memiliki sistem hukum yang

buruk. Nilai-nilai tradisional menjelaskan mengapa China adalah pengecualian

terhadap prinsip bahwa pembangunan ekonomi harus merupakan hasil dari sistem

Page 59: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

40

hukum yang baik. Meskipun demikian, karena meningkatnya kompleksitas

masyarakat dan dunia bisnis China dan karena cacat mendasar, nilai tradisional

sebagai sistem perundang-undangan informal, menyempurnakan sistem hukum

adalah satu-satunya cara untuk menjamin pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan bagi China.

Resnick dan Birner (2006) mengungkapkan indikator governance (political

stability dan rule of law) mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan

ekonomi,namun memberikan hasil yang beragam dalam hal pengentasan

kemiskinan. Huynh dan Chavez (2009) menyatakan indikator voice and

accountability, political stability, dan rule of law secara signifikan berpengaruh

terhadap pertumbuhan ekonomi. Tiede (2011) juga menyatakan rule of law

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di negara

maju.

Syadullah dan Wibowo (2015) menambahkan variabel voice and accountability,

political stability and absence of violence, dan control of corruption memberikan

efek negatif terhadap penerimaan pajak. Variabel regulatory quality dan rule of

law berdampak positif terhadap penerimaan pajak. Sedangkan variabel

government effectiveness tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak pada

negara-negara ASEAN.

Berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi, kita tak bisa lepas dari faktor lain

yang juga berpengaruh dan tak dapat ditinggalkan dari masalah pertumbuhan

ekonomi dan dalam penelitian ini variabel tersebut ialah variabel FDI, labor force,

dan initial growth. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa investasi asing

Page 60: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

41

langsung (FDI) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi seperti yang disebutkan oleh Putri (2014), Febryani dan

Kusreni (2017), Widiastuti (2014), Wibisono (2005).

Penelitian terdahulu juga membahas mengenai pengaruh labor force yang juga

mengatakan bahwa angkatan kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

seperti yang dilakuan oleh Yuniasih (2011), Wicaksono (2014), Priyanto (2009),

Febriyani dan Kusreni (2017) menyebutkan bahwa angkatan kerja memiliki

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, Sari (2017)

menunjukan bahwa angkatan kerja tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Kuncoro (2004) menyebutkan kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi negara-

negara ASEAN masih didominasi oleh konsumsi masyarakat. Secara teoritis,

pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh konsumsi tidak akan menjadikan

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sedang pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan ditopang oleh investasi. Hal ini karena investasi dianggap sebagai

faktor yang akan meningkatkan produktivitas suatu negara dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara.

C. Rerangka Pikir

Menurut Sugiyono (2012: 89) Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskrpsikan. Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen atau

variable bebas (X) dan variable dependen atau variabel terikat (Y). Variabel

Page 61: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

42

dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 59).

Secara skematis, kerangka pikir yang akan menjadi pedoman dalam penelitian ini

akan dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Gambar 3.3 Bagan Alur Pemikiran

Berdasarkan landasan teoritis yang telah dipaparkan, maka tergambar beberapa

konsep yanga akan dijadikan pendekatan sebagai acuan penelitian, kemudian

Pertumbuhan Ekonomi

M : variabel yangdigunakan sesuai dengankepentingan penelitian Rule of Law

Z: variabel penjelas lainyayang digunakan dalamfungsi pertumbuhan Voice and

Accountability

I: variabel yang harusdimasukan dalam fungsipertumbuhan FDI Labor Force Initial Growth

Masalah Perilaku Antar Individu Dipasar Ekonomi

10 Negara di ASEAN

Model Penelitian Berkaitan denganPertumbuhan Ekonomi

Levine dan Renelt (1992)

Aturan Penegakan Hukum

Page 62: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

43

penulis mencoba menjelaskan dan mengaplikasian dalam pokok masalah

penelitian.

Di pasar ekonomi muncul masalah masalah yang tidak diprediksi oleh teori

ekonomi klasik dimana terdapat pelaku ekonom mengedepankan perilaku individu

sehingga yang terjadi adalah adanya moral hazard dan juga perilaku free rider

yang disebabkan oleh keinginan individu untuk memaksimumkan laba dan tidak

memikirkan dampak yang dialami oleh pelaku ekonomi lainya. Untuk mengurangi

resiko adanya free rider dan juga terjadinya moral hazard dan assymetrics

information, maka perlu adanya aturan main (rule of game) yang kuat dan tegas

yang mengatur perilaku individu dalam transaksi ekonomi yakni berupa aturan

peegakan hukum (rule of law).

Menggunakan model yang dikemukakan oleh Levine dan Renelt (1992), dimana I

dipilih berdasarkan teori pertumbuhan ekonomi, yakni variabel Foreign Direct

Investment atau biasa disebut investasi langsung sebagai inisial modal dan juga

variabel labor force serta variabel initial growth. M adalah variabel fokus dalam

penelitian ini yakni penegakan hukum (rule of law), sedangkan Z merupakan

variabel lain dalam penelitian yang berkaitan dengan pertumbuhan yang juga

dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi yakni variabel voice and accountability

sebagai ukuran suara dan akuntabilitas (voice and accountability) . Variabel yang

disebutkan dalam pernyataan sebelumnya dipilih berdasarkan studi empiris yang

berkaitan degan penelitian ini.

Faktor ekonomi dalam penelitian seperti FDI, labor force, voice and

accountability dan variabel initial growth dimasukkan sebagai variabel pada

Page 63: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

44

penelitian ini yang mewakili semua kondisi penelitian dalam pertumbuhan

ekonomi, yakni dari segi stok modal berupa foreign direct investment sebagai

investasi langsung yang menjurus kepada akumulasi stok modal, tenaga kerja.

Variabel voice and accountability digunakan sebagai variabel untuk mengukur

demokrasi, tingkat partisipasi dan kebebasan masyarakat dalam membuat

keputusan kebijakan yang akan dibuat suatu negara, karena menurut Stiglizt

(2012), mengukur kesejahteraan juga dapat dilakukan dengan indikator demokrasi

sebagai instrument lingkungan. Voice and accountability juga digunakan

berdasarkan studi empiris yang dilakukan oleh Ozlopat, et al (2016).

D. Hipotesis

Berdasarkan studi empiris dari beberapa peneliti, penulis membuat hipotesis

sementara seagai berikut:

1. Rule of law berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN

2. Foreign direct investment berpengaruh Positif signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di ASEAN

3. Labor Force berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN

4. Voice and aaccountability berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di

ASEAN

5. Initial growth berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi di ASEAN

6. Secara bersama-sama, FDI, Labor Force, Rule of law, Voice andaaccountability, dan Initial growth berpengaruh terhadap pertumbuhanekonomi di ASEAN

Page 64: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

45

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian

Deskriptif kuantitatif merupakan penelitan yang berlandaskan pada filsafat

positivisme, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan

analisis datanya bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yang

mengombinasikan antara data time series dan cross section (data panel). Data time

series digunakan dengan kurun waktu sepuluh tahun, yang dimulai dari tahun

2007-2016 untuk melihat pengaruh keseluruhan, baik pada saat krisis maupun

pasca krisis, sedangkan data cross section dipakai untuk mengamati kesepuluh

negara ASEAN.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka

dan dokumentasi. Studi pustaka yakni teknik pengumpulan data dengan

menggunakan media cetak atau berbagai sumber lainnya yang bersifat tertulis atau

dapat dikatakan bahwa, studi pustaka menggunakan berbagai literatur seperti

Page 65: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

46

jurnal, buku, artikel, skripsi, dan literatur lain yang berkaitan. Dokumentasi

dilakukan dengan mengumpulkan sumber data yang didokumentasikan badan/

instansi terkait yang diperoleh dari sumber data sekunder. Data sekunder dalam

penelitian ini diperoleh dari publikasi oleh Worldbank (World Development

Indicators dan Worldwide Governance Indicators).

C. Metode Analisis Data

Menurut Widarjono (2007) statisktik deskriptif kuantitatif memberikan gambaran

yang berkaitan dengan suatu variabel yang dilihat dari mean, standar deviasi, nilai

maksimum dan nilai minimum.Standar deviasi, nilai minimum dan nilai

maksimum yang menggambarkan persebaran data.penelitian ini menggunakan

data panel. Widarjono (2007) menyatakan bahwa penggunaan data panel

memiliki beberapa keuntungan yakni, data panel mampu menyediakan data yang

lebih banyak sehingga menghasilkan degree of freedom yang lebih besar, dapat

mengatasi masalah yang timbul akibat penghilangan variabel (Ommited variabel).

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menimbulkan keterikatan dalam penelitian, dibutuhkan suatu alat ukur

yang biasa dikenal dengan isitilah variabel. Variabel inilah yang saling

memengaruhi satu dengan lainnya. Menurut Arikunto (2010) variabel adalah

obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian atau penelitian. Berikut ini

adalah penjelasan lebih rinci mengenai masing-masing variabel opersional.

Page 66: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

47

1. Variabel Dependen

1.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi sebagai variabel terikat yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pertumbuhan ekonomi yang merupakan data cross section dengan 10

negara di ASEAN dan data time series dengan kurun waktu 2007-2016 dalam

satuan persen (%).

2. Variabel Independen

2.1 Rule of Law Indeks

Rule of Law merupakan indeks persepsi tentang sejauh mana agen memiliki

kepercayaan diri dan mematuhi peraturan masyarakat, dan khususnya kualitas

penegakan kontrak, hak kepemilikan, polisi, dan pengadilan, serta kemungkinan

kejahatan dan kekerasan. Merupakan skor negara pada indikator agregat, dalam

unit distribusi normal standar, yaitu mulai dari sekitar -2,5 hingga 2,5.

2.2 Foreign Direct Investment

Variabel investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah realisasi

penanaman modal asing (PMA) yang didapat dari Worldbank pada periode 2007–

2016. Satuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah persen (%) dengan

rumusan : × 100% , sehingga diperoleh hasil satuan dalam bentuk persen

(%) hal tersebut dikarenakan oleh endowment factor yang berbeda disetiap negara.

2.3 Labor Force

Tenaga kerja terdiri dari orang-orang berusia 15 tahun lebih yang memasok tenaga

kerja untuk produksi barang dan jasa selama periode tertentu. Data labor force

Page 67: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

48

berasal dari Worldbank yang menggunakan data dari Organisasi Perburuhan

Internasional, database ILOSTAT dan perkiraan populasi Bank Dunia. Satuan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah persen (%) dengan rumusan :× 100% , sehingga diperoleh hasil satuan dalam bentuk persen (%)

yang merupakan nilai rasio partisipasi angkatan kerja terhadap populasi.

2.4 Voice and Accountability Indeks

Merupakan indeks persepsi tentang sejauh mana warga negara dapat berpartisipasi

dalam memilih pemerintahan mereka, serta kebebasan berekspresi, kebebasan

berserikat, dan bebas bermedia. Tabel ini mencantumkan variabel individual dari

setiap sumber data yang digunakan untuk menyusun ukuran ini di Indikator Tata

Kelola Dunia. Merupakan skor negara pada indikator agregat, dalam unit

distribusi normal standar, yaitu mulai dari sekitar -2,5 hingga 2,5.

2.5 Initial Growth

Initial Growth merupakan data pertumbuhan ekonomi yang diambil dari satu

tahun sebelum penelitian. Satuan yang digunakan adalah %. Data diperoleh dari

worldbank untuk 10 negara ASEAN .

E. Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel

Variabel Simbol Satuan Sumber dataPertumbuhan ekonomi perkapita EG Persen World Development IndicatorsForeign Direct Investment FDI Persen World Development IndicatorsLabor force LF Persen World Development IndicatorsRule of Law RL Indeks Worldwide Governance IndicatorsVoice and Accountaility VA Indeks Worldwide Governance IndicatorsInitial Growth IG Persen World Development Indicators

Page 68: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

49

F. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang

dikembangkan oleh Ozlopat,et al (2016), Wibowo (2013).

Variabel Pertumbuhan Ekonomii = f {Variabel Penegakan Hukumit, Variabel FDIit

,Variabel Labor Forceit, Variabel Voice andAccountabilityit, Variabel Initial Growthit}... (1)

Model tersebut juga sejalan dengan model pertumbuhan ekonomi yang

dikemukakan oleh Levine dan Renelt (1992), dengan model persamaan sebagai

berikut:

Y= βiI + βmM + βzZ + u ..................................................................................... (2)

Keterangan :

Y = Pertumbuhan Ekonomi,I = variabel yang harus dimasukan dalam fungsi pertumbuhanM = variabel yang digunakan sesuai dengan kepentingan penelitianZ = variabel penjelas lainya yang digunakan dalam fungsi pertumbuhan

= Error termβi,βm, βz = Koefisien regresi dari masing-masing variabel yang mempengaruhi.

Berikut adalah aplikasi persamaan model dalam penelitian ini:

EGit = β0 + β1 RLit + β2 FDIit + β3 LFit + β4 VAit + β5 IGit +ε; .........................(3)

Keterangan :

EGit = Pertumbuhan ekonomi per kapita untuk negara i pada tahun tRLit = indeks Rule of Law negara i pada tahun tFDIit = Investasi asing langsung untuk negara i pada tahun tLFit = Labor Force untuk negara i pada tahun tVAit = Indeks suara dan akuntabilitas untuk negara i pada tahun tIGit = Pertumbuhan ekonomi per kapita tahun sebelumnya untuk negara i

Page 69: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

50

β0 = Konstantaβ1, 2, 3, 4, 5,6 = Koefisieni =1, 2, . . .n, menunjukkan jumlah lintas individu (cross section)t =1, 2, . . .t, menunjukkan runtut waktu (time series)ε = Residual (error term)

G. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2009 dalam Jannah (2016) mengemukakan bahwa populasi

menurut wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi dalam penelitian ini merupakan negara-

negara di ASEAN, yaitu sebanyak 10 negara.

Berikut negara-negara yang menjadi populasi penelitian ini :

1. Brunei Darussalam2. Kamboja3. Indonesia4. Laos5. Malaysia6. Myanmar7. Filipina8. Singapura9. Thailand10. Vietnam

Pemilihin kurun waktu penelitian (time series) dilakukan dengan metode sampling

purposive, dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sehingga ditentukan

kurun waktu 10 tahun untuk memperpanjang waktu penelitian agar lebih akurat

hasilnya dan mewakili beberapa kondisi perekonomian yang berbeda, maka

peneliti memilih kurun waktu (time series) tahun 2007-2016.

Page 70: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

51

H. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menghasilkan keputusan apakah hipotesis diterima

atau ditolak. Uji hipotesis dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen yang diajukan pada hipotesis

penelitian.

1. Analisis Regresi Data Panel

Penelitian ini menggunakan metode analisis data panel atau pooled data. Proses

estimasi variabel dari model persamaan yang telah ditetapkan menggunakan

program aplikasi Eviews 9. Tidak diperlukan pengujian asumsi klasik dalam

metode analisis data panel (Gujarati, 2003),untuk menentukan pendekatan apa

yang dilakukan dalam menggunakan data panel, diperlukan beberapa pengujian.

Pengujian tersebut diantaranya sebagai berikut:

1.1 Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS)

Common effect model merupakan pendekatan model data panel yang paling

sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section.

Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga

diasumsikan bahwa perilaku data wilayah sama dalam berbagai kurun waktu.

Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau

teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. Model persamaan

regresinya adalah sebagai berikut :

Yit = β0 + β1X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4X4it + β5X5it + εit; ........…………....... (4)

Keterangan :Yit = Variabel terikat untuk unit i daam kurun waktu t

Page 71: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

52

X1it,X2it, X3it,X4it,X5it = Variabel bebas untuk unit i dalam kurun waktu tβ0 = Intersepβ1,2,3,4,5 = Koefisien slopeεit = Residual (error term)

1.2 Fixed Effect Model (FE)

Fixed effect model mengasumsikan bahwa perbedaan antar individu dapat

diakomodasi dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel model

Fixed Effects menggunakan teknik variable dummy untuk menangkap perbedaan

intersep antar wilayah. Namun demikian slopnya sama antar wilayah. Model

estimasi ini sering juga disebut dengan teknik Least Squares Dummy Variabe

(LSDV).

= + + + + + + εit.........................(5)

Keterangan :

Yit = Variabel terikat untuk unit i daam kurun waktu tX1it,X2it = Variabel bebas untuk unit i daam kurun waktu tβ0 = Intersepβ1,2,3,4,5 ,6 = Koefisien slopeD1,2,..n =Variable Dummyεit = Residual (error term)

1.3 Random Effect Model (REM)

Random effect model akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. Pada model Random

Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error terms masing-masing

perusahaan. Keuntungan menggunkan model Random Effect yakni

menghilangkan heteroskedastisitas. Model ini juga disebut dengan Error

Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square (GLS) .

Page 72: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

53

Yit = β0+ β1X1it+ β2X2it+ vit............................................................................ (6)

Keterangan :Yit = Variabel terikat untuk unit i daam kurun waktu tX1it,X2it = Variabel bebas untuk unit i daam kurun waktu tβ0 = Intersepβ1,2,3,4,5,6 = Koefisien slopevit = εit + µ i

2. Langkah Menentukan Model Panel

2.1 Uji Chow

Uji chow dilakukan untuk memilih antara Pooled Least Square atau Fixed effect.

dari hasil uji yang dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut.

Hipotesis:

H0: menerima Common EffectModel, jika nilai Uji Chow < F-Tabel

Ha: menerimaFixed effect Model, jika nilai Uji Chow > F-Tabel

2.2 Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model Fixed Effect

atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Uji Hausman didasarkan pada

heeterogenitas antar individu dan korelasinya dengan variabel bebas. Statistik uji

Hausman mengikuti distribusi statistik Chi Square dengan degree of freedom

sebanyak k, dimana k adalah jumlah variabel bebas.

Hipotesis :

H0: Pilih Random Effect, jika nilai Hausman <Chi Square

Ha: Pilih Fixed Effect, jika nilai Hausman <Chi Square

Page 73: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

54

2.3 Uji Lagrange Multiplier (L-M)

Uji Lagrange Multiplier (LM) adalah suatu uji yang bertujuan untuk mengetahui

apakah Random Effect Model (REM) lebih baik daripada common effect melalui

metode pooled least square (PLS), dengan menguji metode random effect (REM)

yang didasarkan pada nilai residual dari metode PLS.

Uji Lagrange Multiplier (LM) didasarkan pada distribusi chi-squares dengan

derajat kebebasan (degree of freedom) sebesar jumlah variabel bebas. Jika nilai

LM statistik lebih besar daripada nilai kritis statistik chi-squares maka peneliti

menolak hipotesis nul, artinya estimasi yang tepat untuk model regresi data panel

adalah metode random effect (REM) dari metode PLS. Sebaliknya, jika nilai LM

statistik lebih kecil daripada nilai kritis statistik chi-squares maka hipotesis nul

diterima, artinya estimasi random effect (REM) tidak dapat digunakan untuk

regresi panel sehingga digunakan metode PLS.

Hipotesis :

H0: Pilih PLS , jika nilai Hausman LM <Chi Square

Ha: Pilih Random Effect, jika nilai LM >Chi Square

3. Pengujian Statistik

Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui signifikansi koefisien dari

variabel bebas secara parsial maupun secara bersama terhadap variabel terikat

selain itu uji hipotesis digunakan untuk mengetahui keakuratan data yaitu dengan

menggunakan pengujian parsial (uji-t), uji secara bersama (uji-F), dan koefisien

determinasi berganda (R2)

Page 74: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

55

3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (uji T)

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial dari variabel independen

terhadap variabel dependenya..

3.1.1 Pengaruh tingkat penegakan hukum terhadap pertumbuhan ekonomi

H0 : = 0, yang berarti tidak terdapat pengaruh tingkat penegakan hukum

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Ha : > atau < 0, yang berarti terdapat pengaruh tingkat penegakan hukum

terhadap pertumbuhan ekonomi

3.1.2 Pengaruh tingkat investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi

H0 : = 0, yang berarti tidak terdapat pengaruh tingkat investasi asing terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Ha : > 0, yang berarti terdapat pengaruh tingkat investasi asing terhadap

pertumbuhan ekonomi.

3.1.3 Pengaruh labor force terhadap pertumbuhan ekonomi

H0 : = 0, yang berarti tidak terdapat pengaruh labor force terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Ha : > 0, yang berarti terdapat pengaruh labor force terhadap pertumbuhan

ekonomi.

3.1.4 Pengaruh tingkat demokrasi terhadap pertumbuhan ekonomi

H0 : = 0, yang berarti tidak terdapat pengaruh tingkat demokrasi terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Page 75: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

56

Ha : > atau < 0, yang berarti terdapat pengaruh tingkat demokrasi terhadap

pertumbuhan ekonomi.

3.1.5 Pengaruh initial growth terhadap pertumbuhan ekonomi

H0 : = 0, yang berarti tidak terdapat pengaruh initial growth terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Ha : > 0, yang berarti terdapat pengaruh initial growth terhadap pertumbuhan

ekonomi.

Membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Keputusan menolak atau diterima

Ho adalah sebagai berikut :

Jika nilai t hitung ≥ t tabel, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa variabel

independen secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen.

Jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima, berarti bahwa variabel

independen secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

Jika H0 ditolak, artinya variabel bebas yang diuji memiliki pengaruh nyata

terhadap variabel terikat. Jika H0 diterima berarti variabel bebas yang diuji tidak

memiliki pengaruh nyata terhadap variabel terikat.

3.2 Uji Simultan (uji F)

Uji F-statistik digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari semua variabel

independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

H0 : β1=β2 =β3=β4=β5

Ha : Paling tidak β1=β2 =β3=β4=β5 ≠ 0

Page 76: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

57

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Keputusan menolak atau diterima

Ho adalah sebagai berikut:

Jika nilai F hitung ≥ F tabel, maka Ho ditolak, yang berarti variabel

independen secara simultan atau secara bersama – sama berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel dependen.

Jika nilai F hitung < F tabel maka Ho diterima, berarti variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

3.3 Koefisien Determinasi (R2)

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (bebas) dalam

menjelaskan secara keseluruhan terhadap variabel dependen (terikat) serta

pengaruhnya secara potensial dapat dilihat dari besarnya nilai koefisien

determinasi (R2) yang dirumuskan dengan :

= − ∑( − )∑( − )Nilai R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas yang

diteliti terhadap variabel terikat.

Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat semakin besar.

Sebaliknya apabila R2 semakin kecil (mendekati nol), maka besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil. Jadi

besarnya R2 berada diantara 0 – 1 atau 0 < R2< 1.

Page 77: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

74

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengetahui dan menguji pengaruh

penegakan hukum yang diukur melalui indeks rule of law , investasi asing

langsung, labor force, suara dan akuntabilitas yang diukur melalui indek voice

and accountability, initial growth terhadap pertumbuhan ekonomi di sepuluh

negara ASEAN pada periode 2007-2016. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indeks rule of law tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di 10 negara ASEAN, dengan

koefisien regresi sebesar 0,613282 dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil ini tidak menunjukan bahwa hipotesis penelitian tidak terbukti namun

menjawab masalah dalam penelitian. Hasil ini juga didukung dengan teori

klasik dan penelitian terdahulu oleh Ozpolat, et al (2016), Man Li dan Lut Li

(2013).

2. Rasio investasi asing langsung terhadap GDP per capita tahun (Endowment

Factors.) Dari hasil analisis regresi diperoleh hasil koefisien untuk variabel

FDI sebesar 0,273836. Ini berarti bahwa FDI berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi sepuluh negara ASEAN, peningkatan persentase FDI

Page 78: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

75

Inflow terhadap GDP sebesar satu persen, akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi sebesar 0,273836 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini

menjawab hipotesis penelitian yang juga didukung dengan teori –teori

pertumbuhan dan penelitian terdahulu oleh Balamurali dan Bogahawatte

(2004), Xiaohong ( 2009), Adegbite dan Ayadi (2010), Tiwari dan Mutascu

(2011), Putri (2014), dan Adhikary (2011)

3. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rasio labor force terhadap populasi

(Endowment factor) berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di sepuluh negara ASEAN, dengan koefisien regresi sebesar

0,299989 dengan tingkat kepercayaan 90 persen. peningkatan persentase

labor force sebesar satu persen, akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 0,299989 persen dengan asumsi ceteris paribus. Hal ini membuktikan

hipotesis penelitian yang juga didukung dengan teori –teori pertumbuhan dan

penelitian terdahulu oleh Yuniasih (2011), Wicaksono (2014), Priyanto

(2009), Febriyani dan Kusreni (2017).

4. Dari hasil analisis regresi diperoleh hasil koefisien voice and accountability

sebesar -2.753067. Ini berarti bahwa voice and accountability berpengaruh

negatif terhadap pertumbuhan ekonomi sepuluh negara ASEAN. Peningkatan

indeks suara dan akuntabilitas sebesar satu persen, akan berdampak pada

penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar -2,753067 persen dengan asumsi

ceteris paribus. Negara dengan indeks voice and accountability yang tinggi

cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah

dibandingkan dengan negara yang memiliki indeks voice and accountability

lebih rendah. Hal ini membuktikan hipotesis penelitian yang juga didukung

Page 79: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

76

oleh penelitian terdahulu oleh Ozpolat, et al (2016), Fathia (2018), Syadullah

dan Wibowo (2015), Dutta dan Roy (2009), dan Coyne dan Leeson (2005).

5. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indeks initial growth tidak

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di sepuluh negara

ASEAN, dengan koefisien regresi sebesar 0,012867 dengan tingkat

kepercayaan 95 persen. Hal ini tidak sesuai dengan dengan hipotesis

penelitian bahwa tidak terdapat pengaruh initial growth terhadap pertumbuhan

ekonomi di sepuluh negara ASEAN. Initial growth menunjukan nilai yang

positif yang artinya terjadi konvergensi pertumbuhan ekonomi di sepuluh

negara ASEAN pada periode 2007-2016.

6. Secara bersama-sama penegakan hukum, FDI, labor force, Voice and

accountability dan initial growth berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di sepuluh negara ASEAN pada tahun 2007-2016 dengan hasil uji F-

statistik diperoleh F-hitung sebesar 13,37824.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan terkaitan keterbatasan penelitian ini, selanjutnya

dapat diusulkan saran yang diharappkan dapat bermanfaat, yakni sebagai berikut:

1. Peningkatan pada kepatuhan masyarakat dalam menaati peraturan dan

menegakkan hukum tidak meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi secara

signifikan, sehingga disarankan pemerintah lebih meningatkan dan mewujudkan

proses penegakan hukum yang efisien demi terwujudnya keselarasan dan

keseimbangan dalam perekonomian masyarakat yang kemudian merasa aman,

Page 80: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

77

terlindungi haknya, memerbaiki kualitas institusi pemerintahannya dengan

meningkatkan aspek penegakan hukum yang efisien, kebebasan berpendapat yang

efektif sehingga dapat berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi . Kemudian

rule of law mampu membatasi kewenangan pemerintah agar tidak menjadi

pemerintahan yang kotor dengan kata lain bebas dari korupsi serta

penyalahgunaan wewenang pemerintah yang patuh pada hukum dapat

menjalankan hak maupun kewajibannya dengan baik. Rule of law mampu

menjamin pemerintahan berjalan dengan bersih dan baik, sehingga pada akhirnya

diharapkan dapat membawa dampak yang luas bagi kemajuan perekonomian serta

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi.

2. Penelitian ini menggunakan data panel dinamis dikarenakan memasukan

variabel initial growth dengan mealakukan regresi dengan menggunakan metode

regresi panel biasa sehingga kelemahanya adalah menghasilkan hasil peneitian

yang kurang tepat,hal ini dikarenakan keterbatasan dalam kemampuan

penggunaan metode panel dinamis yakni model GMM (Generalized Method of

Moments) yang biasa digunakan. Sebaiknya peneliti selanjutnya dapat memahami

dan menggunakan model GMM agar hasilnya lebih akurat.

Page 81: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadian, Suwari. 2016. Penegakan Hukum Lingkungan Dan PengaruhnyaTerhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia (Studi Kebakaran HutanTahun 2015). Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976 Vol. 03 Nomor 01, Januari2016

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta

Ayu, Dewa dan I Gusti Ngurah Parwata. 2014. Fungsi Hukum DalamPembangunan Ekonomi

Case, Karl E dan Fair Ray C. 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Jakarta : PTPrehalindo

Coyne, C.J. dan Peter T. Leeson. 2005. Media As Mechanism of InstitutionalChange and Reinforment. Kyklos, 62(1), 1-14

Cross, Frank B. 2002. Law And Economic Growth. Texas Law Review,Vol.80:1737

Dutta, Nabamita dan S. Roy. 2009. The Role of Foreign Direct Investment onPers Freedom. Kyklos, 2(2), 239-257

E. Junirda, Indah Kurnia. 2016. Pengaruh Financial Development, ForeignDirect Investment, Dan Trade Openness Terhadap Pertumbuhan EkonomiDi Asean5+3. Skripsi. IPB

Fauzan, Alfian Wahyu. 2015. Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, DanTingkat Pendidikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus:Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2013). Skripsi.Universitas Diponegoro

Fathia, Syahrani Noer. 2018. Analisis Tata Kelola Pemerintahan yang Baik( GoodGovernance) dan Tingkat Peerimaan Pajak Terhadap PertumbuhanEkonomi. Skripsi. Universitas Lampung

Kusreni, Sri dan Tafeta Febriyani. 2017. Determinan Pertumbuhan Ekonomi di4 Negara ASEAN. ISSN 2541-1470, Juni 2017; 02(1): 10-20

Fickar, Abdul. 2015. Hukum dan Pertumbuhan Ekonomi. Prioris Editorial. 24Desember 2015

Page 82: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

Gaol, Marlina Lumban. 2016. Pengaruh Good Governance TerhadapPertumbuhan Ekonomi Di ASEAN. Skripsi. Universitas Diponegoro

Gujarati, Damodar. 2004. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga

Haggard, Stephan. 2010. The Rule Of Law And Economic Growth: Where AreWe? . For Presentation At: The University Of Texas School Of LawConference On Measuring The Rule Of Law March 25-26, 2010

Haggard, Stephen , Lydia Basher Tiede, Stephen dan Andrew MacIntyre. 2007.The Rule of Law and Economic Development. Reviews in Advance (RA)ANRV344-PL11-10 26 December 2007 16:7.

Hasan, Efrizal Syamsul Amar, dan Ali Anis. 2010. Pengaruh Investasi, angkatanKerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi DiProvinsi Sumatera Barat

Hyunh, Kim P. dan David T. Jacho-Chávez. 2009. Growth and Governance: ANonparametric Analysis. Journal of Comparative Economics 37 ; 121–143.

Kaufmann, Daniel, Aart Kraay, dan Massimo Mastruzzi. 2010. The WorldwideGovernance Indicators: Methodology and Analytical Issues. PolicyResearch Working Paper 5430. WorldBank

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Ekonomi Pembangunan. LPP AMP YPKN.Yogyakarta

Levine, Rose And David Renelt. 1992.A Sensitivity Analisis Of Cross-CountryGrowth Regressions. The American Economic Review, Vol.82, Isue 4 (Sep1992) 942-963

Mankiw, N Gregory. 2003. Teori Ekonomi Makro: Edisi kelima. Terjemahan.Jakarta : Erlangga

Man Li, Rita Yi & Yi Lut Li . 2013.Is There A Positive Relationship BetweenLaw And Economic Growth?A Paradox In China. Asian Social Science;Vol. 9, No. 9; 2013 E-ISSN 1911-2025

Mangkoesobroto, Guritno. 1993. Ekonomi Publik: Edisi ketiga. Yogyakarta:BPFE

Maune, Alexander. 2017. The Strength of Sound Corporate Governance on

Economic Growth in an Emerging Market Context. International Journal of

Economics and Financial Issue Vol 7 (2017): ISSN : 2146-4138. CEMS,

University of South Africa

Matsuo, Hiroshi. 2002. The Rule of Law and Economic Development:A Cause ora Result?. Center for Asian Legal Exchange, Nagoya University

Page 83: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

Ozpolat, Asli, Gunbala Guven, Ferda Nakipoglu Ozsoy dan Ayse Bahar. 2016.Does Rule of Law Affect Economic Growth Positively?. Research in WorldEconomy, Vol. 7, No. 1; 2016

Putri, Phany Ineke. 2014. Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Belanja Modal, DanInfrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Pulau Jawa. Journal ofEconomics and Policy: Jejak 7 (2) (2014): 100-202. ISSN 1979-715X

Priyanto, Andri. 2009. Analisis Ketimpangan Dan Faktor - Faktor YangMempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten. Skripsi. IPB

Resnick, Danielle dan Regine Birner. 2006. Does Good Governance Contribute toPro-Poor Growth? A Review of Thevidence from Cross-Country Studies.DSGD Discussion Paper No. 30.

Roxas, Banjo, Doren Chadee, Ronel Erwee. 2012. Effects of rule of law on firmperformance in South Africa. Emerald Insight

Rustanto. 2016. Dalam https://legaleraindonesia.com/sistem-hukum-mea/.Diakses pada senin, 3 januari 2018 pukul 14.40 WIB.

Santi, Dewa Ayu Made Kresna Puspita dan I Gusti Ngurah Parwata.2012. FungsiHukum Dalam Pembangunan Ekonomi.

Sari, Agatha Christy Permata Dan David Kaluge. 2017. Analisis Faktor-Faktoryang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Asean Member Countries PadaTahun 2011-2016. Jibeka Volume 11 Nomor 1 Februari 2017 : 24 – 29.

Sihag, Balbir S. 2007. Empirical studies on institutions, governance andeconomic growth: a review. Jurnal Emeraldinsight Vol. 23 Issue: 4, pp.204-220. University of Massachusetts, Lowell, Massachusetts, USA

Stiglitz, Joseph E. 2016. The Price In Equality: How Today’s dividedsocietyendangers our future. London: W.W. Norton Company

Sukardi . 2016. Peran Penegakan Hukum Dalam Pembangunan Ekonomi .JurnalHukum & Pembangunan 46 No. 4 (2016): 434-453 E-ISSN: 2503-1465

Syadullah, Makmum Tri Wibwo. 2015. Governance and tax Revenue in ASEANCountries. Journal of social and development science : ISSN 2221-1152,Vol.6 No.2, PP 76-88. Juni 2015

The United Nations. 2011. Rule Of Law Indicators: Implementation Guide AndProject Tools . First Edition. United Nations Publication

Tiede, Lydia. 2011. The Rule of Law and Economic Growth: Where areWe.World Development Vol. 39, No. 5, pp.: 673–685.

Page 84: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

Waldron, Jeremy. 2008. The Concept And The Rule Of Law. Public Law & LegalTheory Research Paper Series Working Paper No. 08-50. New YorkUniversitySchool Of Law

Wicaksono, Muhammad Nur . 2014. Analisis Pengaruh Indeks PembangunanManusia, Angkatan Kerja, dan Belanja Modal Daerah terhadapPeningkatan PDRB Provinsi di Indonesia. Jurnal Ilmiah. UniversitasBrawijaya

Wibisono, Yusuf. 2005. Sumber-SumberP ertumbuhanE konomi Regional:StudiEmpiris Antar Propinsi Di Indonesia,1984-2000. Jurnal Ekonomi danPembangunan Indonesia (JEPI ) Vol.V No.02,2005J anuarih, al 91-I20.

Wibowo, Edy. 2013. Analisis Pengaruh Kualitas Pemerintahan TerhadapPertumbuhan Ekonomi Di ASEAN. Skripsi . Universitas Brawijaya

Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika:Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi danBisnis, Edisi kedua. Yogyakarta: Ekonisia Fe-UII

Widiastuti, Atik. 2014. Pengaruh Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomidi Provinsi Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana.

Yuniasih, Aisyah Fitri. 2011. Analisis Pengaruh Foreign Direct Investment (FDI)Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Negara Asean Tahun 1980-2009. Skripsi.IPB

Yustika, Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan: Definisi,Teori,dan Strategi. Jawatimur: Bayu Media Publishing

World Bank. 2017 . World Development Indicators : GDP Growth (annual %) ofFilipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC : World Bank

World Bank. 2017 . World Development Indicators : Foreign Direct Investment ofFilipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC : World Bank

World Bank. 2017 . World Development Indicators : Total Labor Forces ( Ages+15 of Labor Forces) of Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia,Laos, Malaysia, Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC :World Bank

World Bank. 2017 . WorldWide Governance Indicators : Rule of Law Index ofFilipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC : World Bank

World Bank. 2017 . WorldWide Governance Indicators : Rule of Law Index ofFilipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC : World Bank

Page 85: PENEGAKAN HUKUM DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN …digilib.unila.ac.id/54921/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHSAN.pdf · 13. Sahabat Saliha Pecinta Masjid Rachma, Annis, Muntama, Zahrati,

World Bank. 2017 . WorldWide Governance Indicators : Voice andAccountability Index of Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia,Laos, Malaysia, Thailand, Singapore,Vietnam, Myanmar. Washington DC :World Bank

Zaini, Zulfi Diane. 2012. Perspektif Hukum Sebagai Landasan PembangunanEkonomi Di Indonesia (Sebuah Pendekatan Filsafat). Jurnal Hukum, VolXxviiino. 2, Desember 2012

https://en.wikipedia.org/wiki/Human_Development_Index . Diakses pada Januari2018

https://www.kompasiana.com/brandolubis/peranan-tenaga-kerja-dalam-pertumbuhan-ekonomi-indonesia_54fec450a33311353a50f850. Diakses padaFebruari 2018