pendampingan legalitas usaha dan tehnik pemasaran …

9
\ 34 Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020 Homepage: http://journal.stie-yppi.ac.id/index.php/bam ISSN (Cetak) : 2746-3354 ISSN (Online) : 2774-9908 PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN PADA USAHA KERIPIK TEMPE SUMBER REJEKI DESA GAMBIRAN KECAMATAN PAMOTAN Anik Nurhidayati 1) , Maslichan 2) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang 1), 2) [email protected] 1) Abstract In the Ibm program with the theme of poverty alleviation in Gambiran Pamotan Village with assistance in the tempe chips processing business. This business is managed by the UMME group of tempe chip processing in Gambiran Village, Pamotan Subdistrict, Rembang Regency, which has not developed rapidly because one of the factors is the low level of human resource knowledge about business management and bookkeeping so that this program will conduct training on MSME tempe chip processing good about marketing strategies and the legality of the business, so hopefully the tempe chips business will be known by the public. Keywords: marketing techniques and business legality A. PENDAHULUAN Kabupaten Rembang adalah salah satu dari Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 101.408 Ha, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban (Propinsi Jawa Timur), dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati. Kabupaten Rembang terdiri dari 14 kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pamotan yang terletak dipusat pemerintahan daerah Kabupaten Rembang terdiri dari 34 desa.Pengembangan ekonomi lokal adalah proses dimana pemerintah lokal dan masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Masyarakat di wilayah Kecamatan Pamotan terutama di Desa Gambiran pada umumnya bergerak dibidang pertanian untuk menjadi tumpuan hidup. Konsep pengembangan ekonomi lokal di wilayah erat dengan sumberdaya alam, manusia, lembaga dan lingkungan sekitarnya. Kabupaten Rembang merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya adalah yang mana banyak sekali masyarakatnya bertumpu hidup dari laut di pesisir sedangkan didaerah perbukitan lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di Kabupaten Rembang dalam pengelolaan pertanian masih belum optimal dalam koordinasi antar lembaga, hal ini tentunya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah dibidang lokal. Pengelolaan home industry baik dibidang pengolahan makanan maupun dibidang yang lain 80% dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga, dimana usaha ini mampu meningkatkan perekonomian keluarga.

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

\

34

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

Homepage: http://journal.stie-yppi.ac.id/index.php/bam

ISSN (Cetak) : 2746-3354 ISSN (Online) : 2774-9908

PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN PADA USAHA KERIPIK TEMPE

SUMBER REJEKI DESA GAMBIRAN KECAMATAN PAMOTAN

Anik Nurhidayati1), Maslichan2)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPPI Rembang1), 2) [email protected])

Abstract

In the Ibm program with the theme of poverty alleviation in Gambiran Pamotan Village with assistance in the tempe chips processing business. This business is managed by the UMME group of tempe chip processing in Gambiran Village, Pamotan Subdistrict, Rembang Regency, which has not developed rapidly because one of the factors is the low level of human resource knowledge about business management and bookkeeping so that this program will conduct training on MSME tempe chip processing good about marketing strategies and the legality of the business, so hopefully the tempe chips business will be known by the public.

Keywords: marketing techniques and business legality

A. PENDAHULUAN

Kabupaten Rembang adalah salah satu dari Propinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah

101.408 Ha, sebelah utara berbatasan dengan laut jawa, sebelah selatan berbatasan dengan

Kabupaten Blora, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban (Propinsi Jawa Timur),

dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pati. Kabupaten Rembang terdiri dari 14

kecamatan, salah satunya adalah Kecamatan Pamotan yang terletak dipusat pemerintahan

daerah Kabupaten Rembang terdiri dari 34 desa.Pengembangan ekonomi lokal adalah proses

dimana pemerintah lokal dan masyarakat terlibat untuk mendorong, merangsang,

memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Masyarakat di wilayah

Kecamatan Pamotan terutama di Desa Gambiran pada umumnya bergerak dibidang pertanian

untuk menjadi tumpuan hidup.

Konsep pengembangan ekonomi lokal di wilayah erat dengan sumberdaya alam,

manusia, lembaga dan lingkungan sekitarnya. Kabupaten Rembang merupakan salah satu

kabupaten yang wilayahnya adalah yang mana banyak sekali masyarakatnya bertumpu hidup

dari laut di pesisir sedangkan didaerah perbukitan lebih banyak bertumpu pada sektor

pertanian. Di Kabupaten Rembang dalam pengelolaan pertanian masih belum optimal dalam

koordinasi antar lembaga, hal ini tentunya tidak terlepas dari campur tangan pemerintah

dibidang lokal. Pengelolaan home industry baik dibidang pengolahan makanan maupun

dibidang yang lain 80% dikelola oleh ibu-ibu rumah tangga, dimana usaha ini mampu

meningkatkan perekonomian keluarga.

Page 2: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

35

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

Program lokal merupakan salah satu upaya pengembangan UMKM dengan

melibatkan usaha menengah atau usaha besar sebagai mitra untuk saling bekerjasama.

Kemitraan didefinisikan sebagai kerjasama yang saling menguntungkan yang didasarkan suatu

kontrak atau perjanjian tertulis maupun tidak, disertai dengan upaya pembinaan dan

pengembangan oleh mitra dengan memperhatikan prinsip saling membutuhkan, memperkuat

dan saling menguntungkan. Dalam perkembangannya terdapat beberapa hambatan yang

dihadapi para pengusaha kecilyaitu keahlian yang kurang dan kemampuan manajerial yang

rendah sehingga tidak mampu melakukan pengelolaan usaha dengan baik, terutama dalam

bidang pengelolaan manajeman keuangan dan manajemen kewirausahaan. Permasalahan

yang ada pada Kelompok belajar usaha pengolahan tempe yaitu terkendala dengan

ketrampilan dalam menyusun administrasi keuangan dan manajemen usaha. Keterbatasan

sumberdaya manusia menjadi kendala utama selain cuaca.

Adapun kelemahan UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dari kelompok Ibu rumah

tangga di Desa Gambiran ini yaitu dalam proses produksi masih manual yaitu tempe dipotong

dengan menggunakan pisau tanpa alat khusus sehingga potongan tempe tersebut masih

kurang rapi, minimnya sarana promosi, kemasan yang belum menarik, belum memiliki izin

usaha atau IUM & P-IRT dan juga pemasarannya yang belum cukup luas. Peluang dari UMKM

Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah pangsa pasar untuk produk keripik tempe khususnya

di daerah Rembang masih sangat luas sehingga tidak begitu sulit untuk memasarkan produk

ini. Dan juga produk ini tidak bersifat musiman sehingga produk ini mudah dibuat dan

diproduksi sesuai dengan keinginan pasar.

Ancaman yang dihadapi dari UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah

banyaknya pengusaha keripik tempe sejenis dan adanya perubahan selera konsumen dari

waktu ke waktu sehingga produksi menyesuaikan permintaan konsumen yang tidak menetap

jumlahnya. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka sangat potensial untuk diadakan

pendampingan dan pelatihan sehingga segala permasalahan yang muncul bisa diselesaikan

secara baik guna meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dalam rangka ikut serta

memberdayakan ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Sebagai

bentuk pengabdian pada masyarakat STIE YPPI Rembang berkeinginan untuk melakukan

pendampingan dan fasilitasi dalam hal pelatihan dan pembinaan kepada para wirausaha

pengolah ikan kering yang berada dipedesaan Rembang tepatnya di Desa Gambiran. Dengan

bersinergi bersama kami mengharapkan mampu membantu menyelesaikan masalah yang ada

di masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada.

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Keripik Tempe ”Sumber Rezeki”

diantaranya sebagai berikut:

a. Pemasaran masih belum cukup luas, dalam hal ini pemilik hanya memasarkan produknya

Page 3: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

36

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

dilingkup Desa Gambiran.

b. Belum memiliki Izin Usaha (IUM) dan P-IRT sehingga UMKM belum bisa memasarkan

produknya secara maksimal.

c. Bentuk kemasan yang belum menarik dan ukuran kemasan masih belum bervariasi.

B. METODE PELAKSANAAN

Target yang dilaksanakan dalam program ini meliputi dua tahapan, yaitu jangka

pendek (tahun pertama), yaitu memberikan pengetahuan kepada pemilik dan para karyawan

tentang pengelolaan usaha, diantaranya pengetahuan mengenai manajerial yang terkait

manajemen usaha dan pembukuan keuangan.Sedangkan target untuk jangka panjang (tahun

kedua) yaitu memberikan pendampingan pengetahuan tentang manajemen produksi tentang

kualitas produk. Luaran pada program pengabdian masyarakat iniantara lain:Kelompok

usahapengolah keripik tempe yang telah mendapatkan pelatihan yaitu tentang manajemen

skill baik pengetahuan tentang manajemen usaha, manajemen motivasi maupun

pengetahuan tentang manajemen keuanganyang baik sehingga bisa meningkatkan

produktivitas dan profit UMKM. Pada tahap ini yaitu pengembangan pemasaran dan tehnik-

tehnik pemasaran yang lebih luas. Pemasaran ke daerah lebih luas baik pasar tradisional

maupun pemasaran berbasis tehnologi. Dan Setelah kelompok usahapengolah keripik tempe

mendapatkan pendampingan mengelola keuangan kemudian dikembangkan ke pembuatan

legalitas usaha.

1. Kegiatan dan Pelakasanaan

Metode yang digunakan adalah: pendampingan, pelatihan dan fasilitasi. Strategi yang

diterapkan prinsip partisipatif, yang mana prinsip ini dilaksanakan dengan memanfaatkan

komunikasi yang positif dan intensif dengan pihak-pihak yang terkait terkaitpelaksanaan

program. Solusi yang ditawarkan dalam program pengabdian masyarakat ini sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator keberhasilan program.

No. Program Solusi yang ditawarkan

1. Pelatihan tehnik-tehnik pemasaran dan legalitas usaha

Kelompok usaha ini diberikan pelatihan satu hari dengan materi tentang tehnik pemasaran dan dibuka kan link untuk akses ke media sosial. Dan langsung mencari pemasaran di pasar tradisonal. Serta dilakukan proses legalitas usaha mikro dan kecil.

2.

Pendampingan Setelah mendapatkan pelatihan usaha pengolah keripik tempe mendapat pendampingan dalam mengaplikasikan pengetahuan dari pelatihan sebelumnya.

Berdasarkan permasalahan yang ada dalam Kelompok belajar usaha pengolahan

tempemaka tahapan dalam rencana program ini sebagaiberikut:

Page 4: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

37

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

Gambar 1. Rencana Kerja

Pelatihan dan pendampingan dilakukan oleh tenaga ahli dibidangnya dan mahasiswa

yang sedang Kuliah Kerja Usaha (KKU) yang mempunyai kompetensi keilmuan manajemen,

sumberdaya manusia, keuangan dan pemasaran. Pelatihan dan pendampingan dilakukan

dengan memberikan masukan dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi

dalampengembangan Kelompok belajar usaha pengolahan tempe di Desa Gambiran yang

meningkatkan produktivitas. Indikator hasil secara umum yang dijadikan tolok ukur

keberhasilan program adalah sebagai berikut:

a. Kelompok usaha keripik tempe diharapkan bisa 80% mampu menguasai teori dan praktik

yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik.

b. Kelompok usaha keripik tempe diharapkan dapat meningkat ketrampilan manajerial,

peningkatan kinerja karyawan, menyusun laporan keuangan dengan baik dan benar dan

bertambah pangsa pasar

2. Hasil Pelaksanaan Kegiataan

Terbentuknya UMKM ini yaitu bermula dari pihak Pemerintahan Desa Gambiran yang

melakukan pelatihan pembuatan makanan ringan bagi Ibu-ibu rumah tangga yang tidak

memiliki aktivitas dalam kesehariaan selain sebagai ibu rumah tangga. Adanya pelatihan ini

disambut antusias oleh para Ibu rumah tangga di Desa Gambiran. Oleh karena itu, dibuatlah

lima kelompok usaha pembuatan keripik tempe. Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu

dari ke lima kelompok tersebut vakum dan tidak beroperasi lagi. Dan pada akhirnya munculah

penggerak yaitu Ibu Siti Buroikah yang mengajak para ibu-ibu lainnya untuk berproduksi lagi.

Pada pertengahan tahun 2016 terbentuklah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” yang

diketuai oleh Ibu Siti Buroikah dengan 10 orang anggotanya tetapi pada awal tahun 2017

UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” hanya tersisa lima orang anggota saja. UMKM Keripik

Tempe “Sumber Rezeki” ini berproduksi di rumah Ibu Siti Buroikah tepatnya di Desa Gambira

Page 5: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

38

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

Rt.03 Rw.01 Kecamatan Pamotan. Sejak tahun 2016 sampai dengan 2019 UMKM Keripik

Tempe “Sumber Rezeki” ini belum memiliki legalitas atas usaha.UMKM Keripik Tempe

“Sumber Rezeki” merupakan usaha mikro yang berfokus pada produksi keripik tempe yang

dikemas dengan harga Rp 1.000,00 dan Rp. 5.000,00 dengan berbagai varian rasa yaitu

original, bbq, sapi panggang, balado, daun jeruk dan jagung manis.

Awal mula berdirinya UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” beranggotakan 10 orang,

tetapi sejak awal tahun 2017 hingga saat ini, UMKM ini hanya beranggotakan lima orang

dengan diketuai oleh Ibu Siti Buroikah. Adapun jumlah dan keahlian tenaga kerja UMKM

Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai berikut:

Tabel 2 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”

No. Nama Jenis Kelamin Keahlian Pendidikan

Terakhir

1. Ibu Siti Buroikah Perempuan Membungkus keripik tempe dan pembukuan

SMA

2. Ibu Sulis Perempuan Belanja bahan adonan SMP

3. Ibu Niswa Perempuan Memilah keripik tempe SMA

4. Ibu Purwanti Perempuan Menggoreng keripik tempe

SMP

5. Ibu Ni’amatur Nur

Perempuan Memotong tempe dan perlengkapan

SMP

Jumlah 5 Orang

Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019

Dalam menjalankan usahanya aset yang dimiliki UMKM Keripik Tempe “Sumber

Rezeki” sebagai berikut:

Tabel 3 Aset UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”

No Peralatan/Aset Unit Harga (Rp) 1. Wajan 1 95.000,-

2. Kompor 1 230.000,-

3. Gas 1 155.000,-

4. Spiner 1 1.400.000

5. Sealer 2 194.000,-

6. Spatula 2 53.000,-

7. Keranjang 2 45.000,-

8. Erok 2 26.000,-

9. Plastik 5 127.000,-

10. Lebel Kertas 3 5.000,-

Total 2.330.000 Sumber : UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”, 2019

Page 6: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

39

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

Omset penjualan yang diperoleh UMKMKeripik Tempe “Sumber Rezeki” adalah

sebesar Rp 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah) per minggu. Yakni penjualan produk sebanyak

60 bungkus per minggu dengan harga Rp 10.000,- (Sepuluh Ribu Rupiah) perpack yang berisi

12 bungkus kecil.Dengan rincian sekali produksi bermodalkan Rp 120.000,- dan mendapat

keuntungan bersih sebesar Rp 80.000,- per sekali produksi.

Keuntungan satu bulan = Keuntungan satu minggu x 4 minggu

= (Rp 80.000,- x 3) x 4 minggu

= Rp 240.000,- x 4 minggu

= Rp 960.000,-

Omset penjualan satu bulan = Rp 600.000,- x 4 minggu= Rp

2.400.000,- Persentase keuntungan satu bulan dari omset penjualan

= Keuntungan satu bulan x 100 %

Omset penjualan satu bulan = Rp 960.000,- x 100%

Rp 2.400.000,-

= 40% Target pasar yang ditunjukan untuk produknya, terbagi beberapa target pasar yang

dituju dari segi demografi yaitu, laki-laki dan perempuan, dari segi geografi meliputi Desa

Gambiran, Pamotan dan sekitarnya. Dan yang terakhir dari segi psikografi, ditujukan untuk

masyarakat menengah ke bawah dan produk bisa dikonsumsi untuk usia anak-anak sampai

orang tua.Wilayah pemasaran UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” ini hanya berada di

Desa Gambiran. Ibu Siti Buroikah hanya menitipkan di warung-warung kecil sekitar tempat

usahanya. Sedangkan untuk wilayah yang lebih luas seperti di Pamotan dan

sekitarnya,masyarakat belum mengenal produk Keripik Tempe “Sumber Rezeki” karena

kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemilik UMKM, sehingga produk UMKM Keripik

Tempe “Sumber Rezeki” hanya dikenal oleh masyarakat Desa Gambiran saja.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dilakukan pelatihan bagi semua

peserta dengan dua materi utama. Pendampingan dilakukan oleh pengajar di STIE YPPI

Rembang yang mempunyai kompetensi keilmuan pemasaran. Sedangkan pelatihan akan

dilaksanakan di kelompok pembuatan kripik tempe yang telah berkembang sangat pesat di

Rembang. Dan juga pembinaan dan pendampingan dilakukan dengan memberikan masukan

dan solusi seputar permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan produk dengan

berbagai rasa kripik tempe yang meningkatkan produktivitas. Indikator hasil secara umum

yang dijadikan tolok ukur keberhasilan program adalah sebagai berikut:

1. Para karyawan dan pemilik diharapkan bisa 100 % mampu menguasai teori dan praktik

Page 7: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

40

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

yang dibuktikan melalui test uji kemampuan teori dan praktik.

2. Para karyawan dan pemilik diharapkan dapat meningkat ketrampilan dalam pembuatan

kripik tempe berbagai rasa dan pemasaran, pengetahuan tentang manajemen keuangan

dan pemasaran.

Berikut ini pencapaian kegiatan dalam pelaksanakan pengabdian masyarakat sebagai

berikut:

1. Pelatihan diberikan dengan dua materi utama yaitu strategi pemasaran dan legalitas

usaha yang dilakasanakan pada tanggal 4 September 2019. Pemateri strategi pemasaran

disampaikan bapak Maslichan, SE., MM. dan pemateri legalitas usaha disampaikan ibu

Anik Nurhidayati, SE., MM.

Gambar 2. Pelatihan strategi pemasaran dan legalitas usaha

2. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe “Sumber Rezeki” dan sarana

promosi agar UMKM ini lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Gambar 3. Pemasangan banner sebagai identitas Keripik Tempe 3. Pemasangan papan petunjuk arah UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki” sebagai sarana

promosi produk UMKM agar dikenal oleh masyarakat luas dan memudahkan konsumen

untuk menuju lokasi UMKM.

Page 8: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

41

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

3. Memasang stiker/label kemasan pada produk baik kemasan kecil maupun sedang agar

kemasan produk lebih menarik.

Gambar 5. Pemasangan stiker/label kemasan pada produk

4. Publikasi akun media social (Facebook) dengan tujuan agar produk UMKM Keripik Tempe

“Sumber Rezeki” dapat dikenal oleh masyarakat luas sehingga akan menambah pangsa

pasar dan relasi di media sosial.

Gambar 7. Publikasi akun media social (Facebook)

5. Pembuatan Izin Usaha Mikro (IUM), dengan adanya IUM diharapkan UMKM Keripik

Tempe “Sumber Rezeki” memiliki legalitas usaha dan brand nya lebih kuat, kedepannya

diharapkan PIRT nya juga akan segera diselesaikan dan mendapatkan nomor registrasi

PIRT.

Gambar 8. Izin Usaha Mikro (IUM)

\

Page 9: PENDAMPINGAN LEGALITAS USAHA DAN TEHNIK PEMASARAN …

42

Buletin Abdi Masyarakat Vol. 1 No. 1, Agustus 2020

D. SIMPULAN

Kelompok usaha keripik tempe di Desa Gambiran Kecamatan Pamotan, masih belum

berkembang dari pendampingan di tahap pertama. Kelompok usaha keripik tempe ini masih

banyak masyarakat yang belum berpendidikan tinggi namun hal ini tidak menjamin bahwa

kualitas sumber daya tinggi, ini tampak pada rendahnya pendidikan warga masyarakat. Meski

pendidikan di Desa Gambiran dikategorikan rendah, tetapi hal itu tidak menghalangi untuk

berperan secara aktif dalam wilayah publik.Dengan terpasangnya banner di depan rumah

bertujuan agar produk UMKM dapat dilihat oleh masyarakat setempat dan juga masyarakat

luas. Tujuan dipasangnya papan petunjuk arah untuk mempermudah konsumen dalam

menemukan lokasi UMKM sekaligus sebagai sarana promosi. Dengan adanya stiker/lebel pada

kemasan maka akan menambah daya tarik konsumen. UMKM Keripik Tempe “Sumber Rezeki”

sudah memiliki akun media sosial berupa Facebook, sehingga dapat merambahpasar tidak

hanya di wilayah Rembang saja, melainkan di luar kota Rembang.UMKM Keripik Tempe

“Sumber Rezeki” sudah memiliki Izin Usaha Mikro sehingga UMKM ini sudah legal.

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber

Rezeki” yaitu:

1. Tetap giat dalam melakukan kegiatan promosi dalam memperluas area pemasaran.

2. Menambah aset yang kurang dan menambah jenis produk agar produk yang dihasilkan

lebih beragam.

Berdasarkan saran diatas maka rekomendasi untuk UMKM Keripik Tempe “Sumber

Rezeki” yaitu tetap aktif dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak

pemerintahan desa maupun Dinas yang ada di Rembang.

E. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), 2018, Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenis Industri di Kabupaten Rembang 2010-2018, https://rembangkab.bps.go.id. didownload tanggal 7 Desember 2019. 07.19.

LPPM, 2019, Pedoman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Internal, Edisi Revisi 2019, tidak dipublikasikan, STIE YPPI Rembang, Rembang.

Monografi Desa Gambiran Tahun 2018, Tidak dipublikasikan