pembuatan video clip dengan penggabungan … · skenario dalam materi perkuliahan (wibisono, 2011)...

17
PEMBUATAN VIDEO CLIP DENGAN PENGGABUNGAN TEKNIK REVERSE DAN ONE SHOT BERJUDUL “WILL WE MAKE IT THIS TIME” Oleh: Thomas Hanandry Dewanto 1 dan Medhy Ayunandya 1) Dosen Prodi DIV Komputer Multimedia Stikom Surabaya Abstract: Video clips can not be separated from the music and songs, because the video clip helping to visualize the intent of the song. Friday is one of the indie bands who prefer to perform visuals on their every appearance. One of the songs that made the video clip is a song titled "We Will Make It This Time". This song has a message to that what we get now is a result of what we did. One shot and Reverse techniques is used to create video clips to deliver messages as visual about flash back of our life flow.The making this video was to learn about how to incorporate One Shot and Reverse techniques in order to deliver the song as visual. One-shot technique is made by dividing the song based on it anatomy then reversed it. Scenes without cut can be created by setting each scene based on the anatomy of the song. Next on the editing, the song is run as normal, but the video runs reverse to show the reverse techniques. This method is able to integrate one shot and reverse techniques on the visual and the songs. By combining this technique is expected to provide an alternative new technique of visualizing a song. Keywords: Video clip, One Shot, Reverse, Natural and Clean. PENDAHULUAN Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati oleh masyarakat. Pesatnya perkembangan dunia musik saat ini, membuka kesempatan bagi musisi-musisi baru untuk mengekspresikan kreativitasnya dan semakin memperkaya khasanah musik Indonesia. Seiring pesatnya kemajuan industri musik, banyak bermunculan musisi baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan major label adalah dua jalur dalam dunia musik yang berbeda tetapi juga bisa saling mendukung. Indie label identik dengan band indie (Rez, 2008: 30). Musik indie, gerak mandiri, dan pergerakan-pergerakan musik yang dilakukan sendiri tanpa campur tangan perusahaan major. Sedangkan major label adalah label rekaman yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar, seperti Warner Musik Indonesia, Universal Musik Indonesia, dan BMG. Semua band terutama yang bergerak di jalur indie, akan selalu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas karya yang mereka buat. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para musisi tersebut agar dapat dikenal, tidak hanya penampilan keunikan dari jenis lagu yang mereka ciptakan, namun strategi promosi yang saat ini marak dilakukan di jalur multimedia dan internet, seperti membuat klip indie dan web atau blog yang menampung aktivitas serta jadwal band dalam berkarya.

Upload: truongnhan

Post on 24-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMBUATAN VIDEO CLIP DENGAN PENGGABUNGAN TEKNIK REVERSE

DAN ONE SHOT BERJUDUL “WILL WE MAKE IT THIS TIME”

Oleh:

Thomas Hanandry Dewanto1 dan Medhy Ayunandya

1) Dosen Prodi DIV Komputer Multimedia Stikom Surabaya

Abstract: Video clips can not be separated from the music and songs, because the

video clip helping to visualize the intent of the song. Friday is one of the indie bands

who prefer to perform visuals on their every appearance. One of the songs that made

the video clip is a song titled "We Will Make It This Time". This song has a message to

that what we get now is a result of what we did. One shot and Reverse techniques is

used to create video clips to deliver messages as visual about flash back of our life

flow.The making this video was to learn about how to incorporate One Shot and

Reverse techniques in order to deliver the song as visual. One-shot technique is made

by dividing the song based on it anatomy then reversed it. Scenes without cut can be

created by setting each scene based on the anatomy of the song. Next on the editing, the

song is run as normal, but the video runs reverse to show the reverse techniques. This

method is able to integrate one shot and reverse techniques on the visual and the songs.

By combining this technique is expected to provide an alternative new technique of

visualizing a song.

Keywords: Video clip, One Shot, Reverse, Natural and Clean.

PENDAHULUAN

Dunia hiburan saat ini berkembang sangat pesat. Industri musik merupakan

salah satu elemen dunia hiburan yang sifatnya menghibur dan sangat diminati

oleh masyarakat. Pesatnya perkembangan dunia musik saat ini, membuka

kesempatan bagi musisi-musisi baru untuk mengekspresikan kreativitasnya dan

semakin memperkaya khasanah musik Indonesia.

Seiring pesatnya kemajuan industri musik, banyak bermunculan musisi

baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan major label adalah dua jalur dalam dunia musik yang berbeda tetapi juga

bisa saling mendukung. Indie label identik dengan band indie (Rez, 2008: 30).

Musik indie, gerak mandiri, dan pergerakan-pergerakan musik yang dilakukan

sendiri tanpa campur tangan perusahaan major. Sedangkan major label adalah

label rekaman yang dimiliki perusahaan-perusahaan besar, seperti Warner

Musik Indonesia, Universal Musik Indonesia, dan BMG.

Semua band terutama yang bergerak di jalur indie, akan selalu berusaha

untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan atas karya yang mereka buat.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para musisi tersebut agar dapat dikenal,

tidak hanya penampilan keunikan dari jenis lagu yang mereka ciptakan, namun

strategi promosi yang saat ini marak dilakukan di jalur multimedia dan internet,

seperti membuat klip indie dan web atau blog yang menampung aktivitas serta

jadwal band dalam berkarya.

Perkembangan video klip pada saat ini sungguh sangat kreatif, para

pembuat video klip berlomba-lomba untuk membuat sebuah hasil karya video

klip yang baik agar diterima dan disukai oleh masyarakat luas, para pembuat

video klip menyajikan sebuah video yang di dalamnya terdapat animasi serta

teknik pengambilan gambar yang multi canggih dengan peralatan modern, agar

video klip yang disajikan tidak membosankan dan memberi kesan lebih hidup

(Huda, 2012: 4).

LANDASAN TEORI

Sinematografi

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography

yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu

terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap

gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi

rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni

menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka

peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar

tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian

ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi

memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara

fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut

montase (montage).

Film

Film merupakan hasil karya seni yang berasal dari perpaduan banyak unsur,

seperti suara, gambar, dan gerak, dll. Berdasarkan pada situs H. Sutadi (Sutadi,

20II) film pertamakali di Indonesia diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di

Batavia (Jakarta). Pada masa itu film disebut Gambar Idoep. Pertunjukkan film

pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah film dokumenter yang

menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukkan

pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal,

Sehingga pada I Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk

merangsang minat penonton.

Pemerintah sendiri mendefinisikan film sebagai berikut : “Film adalah

karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang

dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita

selluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan teknologi

lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau

proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan

dengan sistem proyek mekanik, elektronik dan atau lainnya (UU Perfilman th.

1992, Bab I, Pasal 1).”

Video Klip

Sebagaimana dijelaskan pada bab I sebelumnya bahwa video klip

merupakan sarana bagi para produsen musik untuk memasarkan produknya

lewat medium televisi (Wahana Komputer, 2008). Sedangkan Carlsson dalam

buku elektroniknya (Carlsson, 1999) dijelaskan bahwa video klip adalah bentuk

komunikasi audio visual yang maknanya diciptakan dengan membawa informasi

seperti musik, lirik dan gambar yang bergerak. Hal ini dipertegas dalam situs

rnilik F. Galeri (Galeri, 2011) video klip adalah kumpulan potongan-potongan

visual yang dirangkai dengan atau tanpa efek-efek tertentu dan disesuaikan

berdasarkan ketukan-ketukan pada irama lagu, nada, lirik, instrumeunya dan

penampilan band, kelompok musik untuk mengenalkan dan memasarkan produk

(lagu) agar masyarakat dapat mengenal yang selanjutnya membeli kaset, CD,

DVD.

Skenario

Dalam materi perkuliahan (Wibisono, 2011) dijelaskan pengertian

scenario adalah alat pertama yang dipakai sebagai dasar untuk merencanakan

segala macam produksi media audio visual, baik yang berformat talk show,

rality show, game, quiz, news, liputan, dokumenter, hingga film cerita.

Penjelasan ini dipertegas dalam buku (Widagdo & Gora, 2007) dijelaskan

bahwa dramatic sebuah cerita dipahami sebagai unsur karya film yang dapat

membuat penonton selalu merasa ingin mengikuti cerita film tersebut hingga

akhir.

Editing

Pengertian editing (Wibisono, 2011) yaitu Editing adalah sebuah proses

merakit/menyunting atau menyusun gambar secara utuh dan berkesinambungan.

Hal ini dipertegas oleh Dominikus Juju pada bukunya (Juju, 2006) dan Dan

Ablan (Ablan, 2003) diuraikan bahwa editing adalah proses merangkai atau

merekontruksi kembali scene (adegan) yang terpisah menjadi satu kesatuan

sehingga enak untuk ditonton.

METODE DAN PERANCANGAN KARYA

Dalam satu penelitian, agar masalah dapat berjalan sesuai dengan yang

digunakan, maka perlu didukung oleh suatu metode penelitian yang sesuai

dengan masalah yang akan dibahas.

Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif (descriptive research).

Motode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dimaksudkan untuk

memotret fenomena individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi

secara kekinian. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan

untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi, atau

kelompok tertentu secara akurat, dimana dalam penelitian ini lebih spesifik

dengan memusatkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan

hubungan antar variabel.

Pencarian konsep untuk perancangan video klip ini dimulai dari pemikiran

tentang band Friday, video klip yang akan dibuat dan tentang lagunya. Konsep

perancangan video klip ini seperti terjelaskan pada gambar 1.

Gambar 1 Bagan Perancangan Karya

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Teknik Video

Konsep dalam pembuatan video klip ini diambil dari milik band coldplay yang

menggunakan teknik reverse, dan band Big Bang yang menggunakan teknik one shot

dalam video klipnya. Dalam perancangan ini digunakan kedua teknik tersebut yaitu

reverse dan one shot. Teknik ini dipilih karena disesuaikan dengan ide cerita yang

dibuat oleh pengarang lagu yaitu apa yang kita capai sekarang adalah hasil dari apa

yang telah kita lakukan dulu, juga atas hasil pola pikir bahwa hidup dari dahulu hingga

sekarang tidak pernah terputus sama sekali, maka muncul pola pikir seperti

tergambarkan pada gambar 2.

Gambar 2 Teknik Video

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Ide Cerita

Ide cerita dalam perancangan video clip ini diambil dari pesan yang terdapat

dalam lagu dan pemikiran pencipta lagu. Pengarang lagu menceritakan bahwa

dalam lagu ini menceritakan tentang sebuah pencapaian.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan pengarang lagu dikatakan bahwa,

kita juga harus percaya pada diri kita sendiri. Untuk mengetahui peran kita di

bumi ini, kita harus melalui proses. Dan kita perlu tahu, untuk menuju

pencapaian kedepan ini, jalan yang kita lalui berat. Bisa saja kalau akhirnya kita

jatuh, kita akan terpuruk. Tetapi kalau kita sukses, akan beneran sukses.

Sinopsis

Di suatu rumah yang sangat nyaman, terlihat anak bayi yang sedang tertidur

di kasur kecil. Datang seorang ibu yang menggendong bayi tersebut. Digendong

dengan penuh kasih sayang sembari melihat foto-foto yang ada di dinding. Tak

lama ayah datang menghampiri ibu dan kemudian ibu mencium tangan sang

ayah. Ayah juga melihat foto-foto yang ada di dinding tersebut. Kemudian ayah

berjalan menaruh topi pilot yang dipakainya. Menaruhnya di meja belajar si

anak. Si anak datang dan melihat-lihat topi tersebut, kemudian dipakai. Anak

tersebut belajar karena sebentar lagi menempuh ujian. Dan ternyata si anak tidak

belajar melainkan membuat catetan untuk dipakai mencontek pada waktu ujian.

Dan ia taruh di saku baju. Sang ibu memeriksa baju tersebut dan mendapati

kertas contekan anaknya. Ibu mengelus dada dan bertanya dengan tegas si anak.

Kemudian ayah datang dan mengetahui hal tersebut. Ayah merasa sangat

dibohongi oleh si anak. Ayah sangat marah kemudian meninggalkan si anak,

diikuti oleh sang ibu. Si anak merasa bersalah dan sendiri. Tak lama datang

perempuan yang datang menghibur si anak. Si anak merasa senang dan terhibur.

Pada suatu hari mereka tumbuh bersama dan akhirnya mereka menjalin sebuah

hubungan. Perempuan itu memberitahukan bahwa ia terpilih sebagai calon

pramugari. Si anak yang merasa kaget, dan teringat keinginan sang ayah yang

menginginkan si anak untuk menjadi pilot. Kemudian si anak tergugah dan akan

mengikuti tes masuk menjadi pilot. Karena si anak menginginkan cara yang

cepat dan kepastian yang pasti, ia memutuskan untuk menelpon seseorang agar

cepat meluluskan ia menjadi pilot, tanpa mengikuti tes. Transaksi antara si anak

dan orang tersebut dimulai. Tanpa pikir panjang si anak telah berbuat curang

untuk kedua kalinya. Ternyata hal ini sangat membuat si anak bimbang. Ia ingin

sekali diterima menjadi pilot, karena ingin membanggakan kedua orang tuanya.

Disaat ia bimbang, ia teringat kata-kata ayah, ibu, dan kekasihnya. Akhirnya

diputuskan untuk tidak memakai keuntungan dari kecurangannya tersebut, dan

ia mengikuti tes masuk pilot dengan jujur. Pada akhirnya si anak telah sukses

menjadi pilot dan orang tuanya sangat bangga terhadap anaknya, begitupun

kekasihnya. Mereka foto bersama untuk mengenang moment tersebut. Dan si

anak merasa bangga pada dirinya sendiri karena ia sudah mengabulkan

keinginan orang tuanya dengan jujur.

Tokoh

Berdasarkan synopsis yang telah dipilih, jumlah tokoh yang digunakan

dalam video klip ini berjumlah empat orang, yaitu ayah, ibu, anak laki-laki, dan

anak perempuan. Keempat tokoh ini dalam penerapannya masih terbagi menjadi

tiga masa, yaitu masa ketika anak laki-laki masih bayi, kecil, remaja, dan

dewasa.

IMPLEMENTASI KARYA

Implementasi Teknik Video

Teknik yang dipakai pada video klip ini adalah One Shot dan Reverse, yang

mana masing-masing mempunyai tahapan pengerjaan sendiri. Teknik One Shot

dilakukan ketika proses produksi video, sedangkan teknik reverse dilakukan

pada bagian paska produksi. Walaupun kedua teknik ini terdapat pada bagian

yang terpisah, namun pengerjaannya harus saling berkaitan.

Gambar 3 Pembagian Lagu

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Implementasi Konsep Video

Konsep yang diambil dalam pengerjaan video klip “will we make it this

time” ini adalah clean natural. Konsep ini diambil dengan mempertimbangkan

arti dari lirik lagu, teknik yang digunakan, serta image band Friday seperti

gambar 4.

Gambar 4 Bagan Implementasi Konsep

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Implementasi Cerita

Ide cerita diambil dari pesan yang terkandung dalam lirik lagu dan hasil

wawancara dengan pengarang lagu, yaitu tentang setiap pencapaian selalu

didasari oleh apa yang kita lakukan sebelumnya. Dari ide cerita tersebut, maka

cerita yang diangkat dalam video klip ini bercerita tentang keberhasilan seorang

yang berhasil mengejar cita-citanya menjadi pilot tanpa berbuat curang, dan

perbuatan ini adalah hasil dari apa yang telah didikkan oleh kedua orang tua dan

orang-orang terdekatnya.

Gambar 5 Pemcarian Ide Cerita

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Tokoh

Pemilihan tokoh, dan lokasi didasari dari sinopsis yang ada, sedangkan

pesan yang dipakai dipilih berdasarkan pesan dari masing-masing adegan yang

divisualkan.

Gambar 6 Pembagian Tokoh

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Pemilihan tokoh didasari dari sinopsis yang ada. Tokoh yang muncul

berdasarkan sinopsis terdiri dari Ayah, Ibu, Adam, dan Nisa. Masing-masing

tokoh ini muncul beberapa kali dalam usia yang berbeda yang mewakili waktu

cerita.

Gambar 7 Tokoh Pemain

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Untuk menunjang visualisasi dari cerita ini, maka berdasarkan data

kemunculan tokoh dipilih 11 orang yang berbeda yang menggambarkan masing-

masing tokoh seperti pada gambar 7.

Lokasi

Gambar 8 Lokasi Yang Membutuhkan Setting

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Lokasi di yang digunakan untuk produksi video klip ini adalah tiga ruangan

yang masing-masing dihubungkan satu sama lain. Berdasarkan storyboard yang

dibuat maka dapat ditentukan banyaknya lokasi yang dibutuhkan setting seperti

pada gambar 8.

Gambar 9 Penataan Lokasi

(a) Kamar Dan Dinging (b) Meja Belajar (c) Pintu Besar (d) Taman

(e) Meja Topi (f) Meja Pesawat

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Setelah mendapatkan tempat yang membutuhkan setting, maka masing-

masing tempat dapat disetting sesuai dengan yang digambarkan pada

storyboard. Penataan masing-masing tempat seperti terlihat pada gambar 9.

Setelah pemeran dan lokasi dipilih, selanjutnya proses shooting dapat dilakukan.

Proses shooting dilakukan

Pengambilan Gambar

Teknik One Shot

Teknik yang dipakai pada video klip ini adalah One Shot dan Reverse, yang

mana masing-masing mempunyai tahapan pengerjaan sendiri. Teknik One Shot

dilakukan ketika proses produksi video, sedangkan teknik reverse dilakukan

pada bagian paska produksi. Walaupun kedua teknik ini terdapat pada bagian

yang terpisah, namun pengerjaannya harus saling berkaitan.

Gambar 10 Pembagian Lagu

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Pada video ini, pengambilan gambar yang diambil dengan teknik one shot

bergantung kepada cerita yang dihasilkan dari hasil teknik reverse. Hal ini

menyebabkan masalah cerita, klimaks, dan anti klimaks harus dibagi secara jelas

berdasarkan perhitungan waktu intro, verses, chorus, bridge hingga outro dari

lagu. Untuk itu lagu akan dibagi menjadi beberapa bagian seperti pada gambar

10.

Gambar 11 Sinkronisasi Audio dan Video

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Setelah lagu terbagi, maka tahap selanjutnya adalah membagi bagian

konflik pada masing masing bagian. Tahap ini berguna untuk menata cerita dan

pembagian waktu ketika melakukan proses shooting. Selanjutnya setelah

pembagian konflik selesai, dilakukan sinkonisasi timing cerita yang dibalik

dengan lagu secara utuh. Pembagian tersebut seperti tergambarkan pada bagan

dari gambar 11.

Shooting

Proses shooting dilakukan dengan menggunakan pedoman storyboard.

Teknik one shot dilakukan dengan menjalankan kamera secara mundur melewati

bagian-bagian yang disesuaikan dengan storyboard.

Gambar 12 Hasil Pengambilan Gambar

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Kamera tetap mengarah ke depan tanpa melakukan tilt up, tilt down, pan,

dan zoom, hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesan persepektif dari ruangan.

Pengambilan gambar dilakukan berkali-kali hingga mendekati storyboard.

Preview hasil pengambilan gambar yang dilakukan kamera ditunjukkan pada

gambar 12.

Hasil pengambilan gambar ini selanjutnya diproses di bagian pasca

produksi untuk disatukan dengan lagu dan diberi efek untuk menberikan kesan

dramatis pada video klip.

Pasca Produksi

Pasca produksi dilakukan untuk menggabungkan video dengan lagu dan

memberikan beberapa efek. Pemberian efek pada video ini berguna untuk

memberikan kesan dramatis pada video klip.

Teknik Reverse

Reverse adalah teknik utama dalam tahap editing yang berguna untuk

memberikan kesan berjalan mundur dalam video. Hasil dari proses pengambilan

gambar dengan teknik one shot selanjutnya diproses dengan menggunakan

software video editing untuk dilakukan pembalikan video (reverse), dan

berikutnya digabungkan dengan lagu.

Gambar 13 Perbedaan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Teknik Reverse

Video Normal (b) Video Dengan Reverse

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Teknik ini dilakukan dengan mengubah speed video pada software video

editing dari 100 menjadi -100. Cara ini berfungsi untuk memutar balik gerakan,

dari yang berjalan maju menjadi berjalan mundur seperti pada gambar 13.

Editing

Edit yang dilakukan pada sub bab ini adalah pemberian beberapa efek yang

berguna untuk memberikan kesan dramatis pada video klip. Teknik-teknik

tersebut adalah slow motion, twitch, dan vignette, yang masing akan dijelaskan

pada sub bab berikut.

Slow Motion

Slow motion diberikan pada video untuk memberikan kesan gerakan yang

sedikit lambat, selain itu berguna juga untuk menyamakan durasi video dengan

lagu.

Gambar 14 Pengurangan Speed Pada Video

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Pemberian efek slow motion ini dilakukan pada software video editing

dengan cara mengurangi speed sebanyak 93% (gambar 14). Hal ini berguna

untuk mengubah durasi video yang awalnya adalah 02:34:05 menjadi 02:45:00,

penambahan frame ini akan memberika kesan slow motion pada keseluruhan

video.

Twitch

Efek yang ditimbuilkan oleh twitch adalah gerakan ke arah random pada

video yang memberikan kesan video berguncang sesuai dengan besaran yang

diinginkan. Kesan berguncang ini diberikan pada bagian chorus (gambar 15)

lagu untuk menekankan bagian klimaks.

Gambar 15 Penempatan Efek Twitch Pada Bagian Lagu

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Pemberian Efek twitch ini ditempatkan di dua bagian seperti tampak pada

gambar 16 dengan intensitas guncangan yang berbeda. Pada bagian awal, twitch

diberikan dengan intesitas kecil untuk menunjukkan bagian pengantar klimaks

video. Pada bagian akhir efek twitch yang diberikan intensitasnya lebih besar

dari bagian awal dan durasi waktunya lebih pendek, hal ini berguna untuk

menunjukkan bagian klimaks video yang berikutnya akan ditutup dengan anti

klimaks.

Gambar 16 Hasil Pemberian Efek Twitch

(a) Bagian Awal (b) Bagian Akhir

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Pada bagian awal, twitch yang diberikan memiliki intensitas berbentuk

gradasi dengan intensitas puncak sebesar 2.5 point. Intensitas ini memberikan

guncangan seperti ditunjukkan pada gambar 4.12a. Sedangkam pada bagian

akhir, efek twitch dibegikan secara gradasi dengan intensitas sebesar 6 point

untuk memberikan kesan guncangan yang lebih hebat dari bagian awal video.

Guncangan yang diberikan oleh intensitas ini tampak seperti pada gambar 4.12b.

Vignette

Vignette merupakan efek dalam pendeditan video yang berupa pemberian

tepian berwana gelap maupun terang. Biasa digunakan untuk memberi kesan

fokus pada gambar. Dalam pembuatan video klip ini, vignete digunakan selain

untuk memberikan kesan focus pada bagian tengah, tetapi juga untuk

memberikan kesan kebersihan hati.

Gambar 17 Penempatan Efek Vignette Pada Bagian Lagu

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Vigenette diberikan pada masing-masing bagian video klip seperti

ditunjukkan pada gambah 17. Pada bagian awal video diberikan sedikit vignette

yang menandakan hasil dari kesalahan yang telah dibuatnya. Pada bagian chorus

lagu vignette diberikan lebih pekat yang menandakan kebersihan hati dari tokoh

semakin berkurang. Hingga pada bagian akhir vignete memudar untuk

menggambarkan kebersihan hati bayi.

Gambar 18 Hasil Pemberian Efek Vignette

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Untuk menimbulkan kepekatan yang berbeda maka intensitas vignette juga

dibuat berbeda pada masing-masing bagian. Pembedaan vignette dilakukan

dengan cara mengurangi opacity pada layer vignette seperti pada gambar 18.

Hasil

Setelah proses produksi digabungkan dengan lagu dan diberikan beberapa

efek pada bagian pasca produksi, maka langkah terakhir yang dilakukan adalah

melakukan proses rendering pada video. Rendering ini berguna untuk

menghasilkan video klip secara utuh dengan hasil seperti pada gambar 19.

Gambar 19 Hasil Video Klip

Sumber: Hasil Oleh Peneliti

Video klip ini merupakan hasil dari pembuatan video klip band Friday

berjudul “will we make it this time” dengan durasi 2 menit 45 detik. Selanjutnya

video klip ini siap untuk ditayangkan di berbagai media.

KESIMPULAN

1. Pesan lagu dapat disampaikan dengan memadukan ide cerita yang berasal

dari pengarang lagu, kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita utuh.

Selanjutnya dipadukan dengan cita-cita tinggi seorang anak kecil yang

memungkinkan untuk direalisasi. Dari pertimbangan ini terpilih cerita

tentang cita-cita seorang anak yang mampu diraihnya, yang didasari oleh

didikan ayah ibunya dari kecil yang selalu menjaga sang anak dari perbuatan

curang.

2. Teknik one shot dan reverse diimplementasikan dengan membagi lagu

berdasarkan anatominya terlebih dahulu untuk menentukan timing cerita dan

konflik. Selanjutnya lagu diputar terbalik (reverse) agar dapat dibuat cerita

dari awal hingga akhir.

3. Teknik one shot dan teknik reverse dapat digabungkan pada bagian editing.

Hasil pengambilan gambar dijalankan secara terbalik (reverse) dengan

menggunakan software video editing, dan berikutnya digabungkan dengan

lagu sambil diberikan beberapa efek untuk dramatisasi cerita, seperti efek

twitch, vignette, dan, permainan brightness video.

SARAN

Berdasarkan pengalaman yang didapat dalam pembuatan video dengan

teknik one shot dan reverse maka dapat diberikan saran bagi yang akan

membuat video dengan menggunakan terknik serupa. Beberapa saran tersebut

adalah:

1. Untuk menggunakan teknik one shot, sebaiknya digunakan talent dari teater.

2. Latihan, gladi kotor dan gladi bersih sebaiknya dilakukan untuk mengurangi

kesalahan yang dilakukan pada waktu proses pengambilan gambar.

3. Menentukan timing lagu dengan adegan yang dilakukan talent harus dibuat

secara matang untuk mempermudah proses editing.

4. Penggunaan steady cam sebaiknya digunakan saat pengambilan gambar yang

berguna untuk mengurangi tilting dan panning yang berlebihan dalam video.

5. Pemberian efek twitch dapat membantu memberikan dramatisasi dan efektif

untuk mengurangi kamera tilt dan pan yang berlebihan.

DAFTAR PUSTAKA

Carlson's, S. E. (1999). Audiovisual Poetry or Commercial Salad of Images?

Swedia: Scarecrow Press Inc.

Huda, D. K. (2012). Pembuatan Video Klip 2D Sepatu Cats "Luka Di Hati"

Band Indie Bekasi. Naskah Publikasi: AMIKOM Yogyakarta.

Mahardika, T. F. (2010). Representasi Kekerasan Terhadap Laki-laki Dalam

Video Klip Lagu "Janji-janji". Naskah Skripsi: UPN Veteran Jawa Timur,

8.

Mintocaroko. (2010). Fotografi dan Presentasi PR. Yogyakarta

Rez, I. (2008). Music Records Indie Lebel. Jln. Cinambo No. 146 Ujungberung,

Bandung: Mizan.

Septio, D. (2010). Perancangan Media Promosi Band Independent Mess

Miscellaneous. 2. Jakarta

University, R. (2005). Scriptwriting. New Delhi: Rai University.